MAINTENANCE MOTOR LISTRIK PADA SISTEM FLUE GAS DESULFURIZATION PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3&4 PT. KOMIPO PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT.
|
|
- Yulia Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Makalah Seminar Kerja Praktek MAINTENANCE MOTOR LISTRIK PADA SISTEM FLUE GAS DESULFURIZATION PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3&4 PT. KOMIPO PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT. KPJB) JEPARA Heru Pujiyatmoko 1, Dr. Ir. Hermawan, DEA 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos Telp. (024) , Fax. (024) Pujiyatmoko_h@rocketmail.com Abstrak Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia dewasa ini. Kebutuhan akan energi listrik cenderung meningkat setiap tahunnya. PLTU Tanjung Jati B merupakan salah satu penyuplai energi listrik yang terbesar di Pulau Jawa. PLTU Tanjung Jati B ini menggunakan suatu teknologi untuk mengurangi pencemaran udara seperti gas SOx yang bernama Flue Gas Desulfurization (FGD). Proses kinerja dalam FGD pada tiap tiap bagiannya atau sub sistem dibantu (support) oleh motor listrik yang terdiri dari LV motor dan MV motor. Oleh karena itu, pada motor listrik ini harus dilakukan perawatan atau maintenance agar motor listrik dapat beroperasi dengan baik dan dapat mencegah kegagalan operasi pada sistem FGD. Dalam melakukan maintenance terhadap motor listrik, sebelumnya dilakukan pengujian terlebih dahulu pada motor tersebut seperti on line inspection dan off line inspection. Motor listrik jenis LV motor dalam perawatan atau maintenancenya perlu diperhatikan beberapa item seperti tegangan, arus, temperatur bearing, abnormal sound, korosi motor dan kondisi supply sedangkan untuk MV motor harus diperhatikan beberapa item seperti vibrasi, temperatur belitan, filter udara, tegangan, arus, temperatur bearing, abnormal sound, korosi motor dan kondisi supply motor listrik. Kata kunci: Flue Gas Desulfurization (FGD), motor listrik, maintenance I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia dewasa ini. Kebutuhan akan energi listrik cenderung meningkat setiap tahunnya. PLTU Tanjung Jati B merupakan salah satu penyuplai energi listrik yang terbesar di Pulau Jawa. Sebagai pembangkit listrik modern PLTU Tanjung Jati B dilengkapi instalasi pengendali dampak lingkungan yang lengkap termasuk peralatan pemantau dan pengendali kandungan SOx serta pengendali polusi untuk mengurangi debu demi memelihara lingkungan. Flue Gas Desulfurization (FGD) merupakan salah satu bagian penting dari sistem PLTU Tanjung Jati B Unit 3&4 yang berfungsi untuk menghilangkan gas SOx dan mengolahnya menjadi gipsum sehingga aman bagi lingkungan. Dalam proses penghilangan SOx ini FGD menggunakan bahan utama berupa limestone slurry yang disemprotkan di bagian absorber. Proses kinerja dalam Flue Gas Desulfurization (FGD) pada tiap tiap bagiannya atau sub sistem dibantu (support) oleh motor listrik. Meskipun motor listrik disini terlihat sebagai pendukung saja akan tetapi memiliki peran yang sangat vital dalam membantu proses terjadinya penghilangan gas SOx pada sistem Flue Gas Desulfurization (FGD). Oleh karena itu, pada motor listrik harus dilakukan perawatan atau maintenance agar motor listrik dapat beroperasi dengan baik dan dapat mencegah kegagalan operasi pada sistem Flue Gas Desulfurization (FGD) Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui sistem maintenace atau perawatan motor listrik pada sistem Flue Gas Desulfurization (FGD) pada PLTU Tanjung Jati B unit 3&4. 2. Mengetahui tindakan preventif atau pencegahan yang harus dilakukan dalam menjaga kinerja motor listrik. 1
2 3. Memahami pentingnya peranan motor listrik dalam proses kinerja Flue Gas Desulfurization (FGD). 4. Mengetahui penyebab buruknya kinerja motor 5. Mengetahui cara untuk mengatasi buruknya kinerja motor listrik. 1.3 Batasan Masalah Dalam penulisan makalah ini, penulis hanya menjelaskan tentang maintenance atau perawatan motor listrik pada sistem Flue Gas Desulfurization (FGD) yang dimiliki PLTU Tanjung Jati B unit 3&4. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Flue Gas Desulfurization (FGD) Flue Gas Desulfurization (FGD) adalah suatu system yang didesain untuk mengurangi emisi oksidasi belerang (SOx) agar aman bagi lingkungan sehingga mematuhi Regulasi Emisi Menteri Lingkungan Hidup. pemisahan berupa gipsum. Gas yang kemudian dibuang kini tinggal uap air tanpa ada kandungan oksida sulfur. Berikut ini reaksi kimianya. SO 2 (gas) + O (gas) SO 3 (gas) SO 3 (gas) + H 2 O (liquid) H 2 SO 4 (liquid) H 2 SO 4 + Ca(OH) 2 CaSO 4. 2H 2 O Jika dilepaskan ke atmosfer, kombinasi SO2 dengan oksigen dan air akan membentuk asam sulfat (H2SO4) yang berpotensi berbahaya bagi lingkungan dan salah satu komponen dari apa yang dikenal sebagai hujan asam. 2.2 Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik kadangkala disebut kuda kerja nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kilowatt (kw). Gambar 1. Flue Gas Desulfurization (FGD) Sistem FGD menghilangkan gas buang SO 2 dengan menyemprotkan batu kapur ke dalam aliran gas. Gas buang dari proses pembakaran sebelum dibuang melalui cerobong, dimasukkan ke mesin FGD dan disemprotkan udara hingga teroksidasi menjadi S0 3. Kemudian didinginkan dengan menggunakan air (H 2 0) agar bereaksi menjadi asam sulfat (H 2 S0 4 ). Asam sulfat kemudian direaksikan dengan batu kapur hingga diperoleh hasil 2 Gambar 2. Konstruksi motor induksi Prinsip kerja motor listrik adalah berdasarkan hukum gaya lorentz dan kaidah tangan kiri fleming. Untuk motor induksi prinsip kerjanya adalah
3 sebagai berikut. Apabila sumber tegangan tiga phasa dihubungkan pada kumparan stator, maka akan timbul medan putar dengan kecepatan ns = 120 f / p dimana. ns = kecepatan sinkron (rpm) f = frekuensi sumber (Hz) p = jumlah kutub kemudian medan putar tersebut memotong batang konduktor (rotor) akibatnya timbul ggl induksi sebesar E = 44,4f N Ø dimana. E = tegangan induksi (volt) f = frekuensi (Hz) N = banyak lilitan Ø = fluks magnetic (Weber) karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl (E) akan menghasilkan arus (I), adanya arus didalam medan magnet akan menimbulkan gaya ( F ) pada rotor. Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya pada rotor cukup besar untuk memikul torsi beban, maka rotor akan berputar searah dengan arah medan putar stator. 2.3 Megger Megger atau insulation resistant test merupakan suatu alat ukur (test) yang digunakan untuk mengetahui besarnya tahanan isolasi suatu winding pada mesin listrik. Berikut ini merupakan fungsi dari megger. 1. Megger dilakukan untuk mengetahui kondisi suatu mesin agar dapat diposisikan standby (siap operasi). Jika nilainya megger lebih rendah dari nilai minimum yang diijinkan maka mesin tidak boleh dioperasikan 2. Jika pada winding akan dilakukan High Voltage Test maka perlu dilakukan megger, jika nilainya rendah maka High Voltage Test tidak dapat dilakukan sampai diperoleh nilai megger yang besar. 3. Untuk mengetahui short atau tidaknya suatu line cable. III. PEMBAHASAN 3.1 Jenis Jenis Motor Listrik Pada Sistem Flue Gas Desulfurization (FGD) Motor listrik yang digunakan pada sistem Flue Gas Desulfurization (FGD) ini adalah jenis motor induksi tiga fasa. Motor ini terdiri dari LV motor (motor yang bekerja pada tegangan 220 V) dan MV motor (motor yang bekerja pada tegangan 3 kv). Motor listrik yang digunakan pada sistem Flue Gas Desulfurization (FGD) ada beberapa jenis di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Absorber Recirculation Pump Motor 2. Cooling Fan Motor 3. Limestone Slurry Feed Tank Pump Motor 4. Emergency Slurry Tank Pump Motor 5. Reclame Water Tank Pump Motor 6. Chloride Purge Tank Pump Motor 7. Process Water Pump Motor 8. Mist Eliminator Wash Water Pump Motor 9. Gypsum Slurry Pump Motor 3.2 Pengujian Motor Listrik Dalam melakukan maintenance terhadap motor listrik, sebelumnya harus dilakukan pengujian terlebih dahulu pada motor tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya motor tersebut dapat bekerja. Pengujian atau inspeksi pada motor listrik dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1. Off Line Inspection 2. On Line Inspection Gambar 3. Megger Sonel MIC Off Line Inspection Off Line Inspection adalah suatu cara pemeriksaan pada mesin listrik yang dilakukan dalam kondisi mesin tidak beroperasi. Parameter pengukuran off line inspection ini meliputi:
4 Pengukuran tahanan isolasi Pengukuran tahanan belitan Pengujian Polarisation Index (PI) On Line Inspection On Line Inspection adalah suatu cara pemeriksaan pada mesin listrik yang dilakukan dimana kondisi mesin beroperasi. Parameter pengukuran on line inspection ini meliputi: Pengukuran tegangan Pengukuran arus Pengukuran temperature Pengukuran getaran (vibration) Pengukuran noise (kebisingan) 3.3 Maintenance Motor Listrik Maintenance atau perawatan pada motor listrik pada sistem Flue Gas Desulfurization (FGD) dibagi dalam dua jenis motor berikut ini. Low Voltage Motor (LV Motor) Medium Voltage Motor (MV Motor) LV Motor (Low Voltage Motor) Motor tegangan rendah yang bekerja pada tegangan 380 Volt. Maintenance pada LV motor harus dilakukan tiap bulan (monthly) dengan mengecek beberapa item berikut ini. Tegangan Arus running motor Temperatur Bearing Kualitas supply Abnormal sound Korosi / polusi Item - item tersebut harus memenuhi standar yang telah ditetapkan dan jika pada saat pengecekan item-item diatas telah memenuhi standar maka motor telah beroperasi dengan baik MV Motor (Medium Voltage Motor) Motor tegangan menengah (MV motor) bekerja pada tegangan sekitar 3 kv. Maintenance MV motor ini harus dilakukan tiap bulan (monthly) dengan mengecek beberapa item berikut ini. Tegangan Filter Udara Arus running motor Kualitas supply Vibrasi atau getaran Abnormal sound Temperatur Belitan Korosi / polusi 4 Temperatur Bearing Item - item tersebut harus memenuhi standar yang telah ditetapkan dan jika pada saat pengecekan item-item diatas telah memenuhi standar maka motor telah beroperasi dengan baik Ulasan Pengujian Pengukuran Tahanan Isolasi Pengukuran tahanan isolasi pada motor listrik dapat dilakukan dengan menggunakan megger. Untuk mengetahui bagus atau tidaknya tahanan isolasi pada motor listrik harus memenuhi resistansi insulasi minimum berikut ini: Dimana: IR min UN IR min = ( UN + 1) MΩ = Insulation Resistance (tahanan isolasi) minimum (MΩ) = Tegangan kerja mesin fasa fasa (kv) Jika nilai tahanan isolasi yang di ukur (megger) lebih rendah dari nilai minimum yang diijinkan maka mesin tidak boleh dioperasikan. Berikut ini cara mengukur tahanan isolasi dengan menggunakan megger. Gambar 4. Rangkaian megger fasa - ground Pengukuran Tahanan Belitan Pengukuran tahanan belitan (winding) pada motor listrik dapat dilakukan dengan menggunakan megger. Pengukuran tahanan belitan motor yang terukur biasanya sekitar 0.3 Ω 0.6 Ω. Tahanan belitan (winding) pada motor harus seimbang antar fasanya. Jika tahanan belitan (winding) tidak seimbang maka kualitas belitan (winding) motor kurang baik sehingga motor tidak boleh beroperasi. Berikut ini cara mengukur tahanan belitan (winding) dengan menggunakan megger. Gambar 5. Rangkaian megger fasa - fasa
5 Pengujian Polarisation Index (PI) Polarisation Index (PI) adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui kualitas belitan (winding) akibat pengaruh lingkungan, seperti penyerapan air, pengotoran debu, dll. Nilai PI dapat dihitung secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut : Berikut ini adalah nilai parameter PI Ref. IEEE Stds. 43, 9.2. Tabel 1. Parameter PI Ref. IEEE Stds. 43, Pengukuran Tegangan Dalam pengukuran tegangan pada motor listrik biasanya diperhatikan besarnya tegangan operasi motor apakah sesuai tegangan kerjanya atau tidak serta diperhatikan juga besarnya tegangan antar fasanya apakah seimbang atau tidak seimbang. Jika kriteria - kriteria tersebut telah sesuai maka motor dalam kondisi normal. Biasanya masalah yang ditemui pada pengukuran tegangan pada motor ini adalah adanya perbedaan tegangan antar fasanya (unbalanced voltage). NEMA (National Electrical Manufacturers Association) memberikan rekomendasi : motor dapat dioperasikan secara normal pada kapasitas rated jika unbalance voltage tidak lebih dari 1%. NEMA memberikan cara menghitung unbalance voltage. V % Unbalance = 100% x Vmax Vrata-rata Vrata-rata dimana : V % Unbalance = Tegangan unbalanced (%) Vmax = Tegangan maksimum antar fasa (volt) Vrata-rata = Tegangan rata-rata antar fasa (volt) Pengukuran Arus Pengukuran arus pada motor listrik dapat dilakukan dengan menggunakan amperemeter atau clamp meter untuk arus running di bawah 50 A sedangkan untuk arus yang diatas 50 A harus menggunakan trafo arus (Current Transformator/CT). Jika arus running motor listrik tidak sesuai dengan range spesifikasi arus running motor maka motor dalam keadaan bermasalah. Biasanya masalah yang ditemukan dalam pengukuran arus adalah adanya arus berlebih (overcurrent). Arus berlebih seringkali terjadi karena kondisi operasi yang mengakibatkan motor menarik arus lebih besar dari kemampuannya (rated capacity). Biasanya terjadi tiba-tiba dan sulit diprediksi kapan akan terjadi. Hal ini bisa disebabkan karena adanya isolasi yang bocor (tahanan isolasi kurang baik), panas berlebih maupun adanya beban berlebih Pengukuran Temperatur Pengukuran temperatur pada motor listrik dapat dilakukan dengan menggunakan thermometer. Pengukuran temperatur pada motor listrik meliputi temperature bearing dan temperature belitan. Temperatur yang tinggi pada motor listrik dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti beban berlebih, kondisi power supply tidak normal, terlalu sering di-start dan di-stop dan kondisi lingkungan / ruang Temperatur Bearing Pengukuran temperatur bearing pada motor listrik dapat dilakukan dengan menggunakan thermometer. Jika temperatur pada motor tidak melebihi suhu 50 0 C untuk Low Voltage Motor (LV Motor) dan 90 0 C untuk Medium Voltage Motor (MV Motor) maka motor dalam kondisi normal. Bila temperatur motor listrik melebihi dari batas yang diijinkan maka motor tersebut mengalami masalah Temperatur Belitan Temperatur belitan (winding) pada motor listrik dapat mempengaruhi nilai megger. Jika temperatur naik maka nilai megger akan rendah. Temperatur belitan yang tinggi bisa disebabkan karena akibat pengaruh lingkungan, seperti penyerapan air, pengotoran debu, dll. Temperatur belitan dapat diklasifikasikan sebagai berikut
6 Gambar 6. Klasifikasi isolasi mesin listrik Apabila temperatur belitan (winding) melebihi suhu maksimal yang diijinkan yang sesuai dengan kelasnya maka belitan tersebut dalam kondisi abnormal Pengukuran Getaran (vibration) Pengukuran getaran pada motor listrik dapat dilakukan secara horizontal, vertikal dan axial. Ada beberapa alat standard yang biasanya digunakan dalam suatu pengukuran getaran antara lain vibration meter, vibration analyzer, Shock Pulse Meter dan Osiloskop. Dalam pengukuran yang saya lakukan di PLTU Tanjung Jati B unit 3&4 menggunakan vibration meter untuk mengukur getaran pada motor listrik. Batasan batasan level getaran menunjukkan kondisi suatu motor, apakah motor tersebut masih baik (layak beroperasi) ataukah motor tersebut mengalami suatu masalah sehingga memerlukan perbaikan. Besarnya getaran yang melebihi harga yang diijinkan (standard) dapat mengurangi efisiensi motor listrik bahkan dapat merusak motor listrik. Getaran (vibration) ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut: 1. Ikatan bagian-bagian mesin yang mengendor 2. Bagian-bagian mesin yang tidak sesuai 3. Bearing aus atau rusak, meyebabkan poros berputar tidak sentries 4. Adanya kotoran pada komponen putar (rotor) 5. Kurangnya pelumas atau sudah kotornya pelumas pada motor Pengukuran Noise (kebisingan) Pengukuran noise pada motor listrik dapat dilakukan dengan menggunakan sound level meter. Biasanya noise atau kebisingan motor yang standar sekitar 90 db. Apabila noise atau kebisingan motor 6 melebihi standar lebih dari 100 db maka motor tersebut mengalami masalah. Masalah yang terjadi pada motor listrik dapat berupa misalignment antara rotor dan bearing, mechanical looseness, kerusakan bearing kurangnya pelumas (grease) dan lain-lain. Masalah pada motor listrik ini dapat meningkatkan suara bising yang dihasilkan oleh motor listrik tersebut. IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Kinerja atau performa motor listrik pada sistem Flue Gas Desulfurization (FGD) mempengaruhi beroperasinya sistem FGD dengan baik. 2. Jenis motor listrik yang digunakan pada sistem Flue Gas Desulfurization (FGD) adalah motor induksi 3 fasa. 3. Motor pada sistem Flue Gas Desulfurization (FGD) terdiri dari LV motor (motor yang bekerja pada tegangan 220 V) dan MV motor (motor yang bekerja pada tegangan 3 kv). 4. Dalam melakukan maintenance atau perawatan pada motor listrik digunakan dua cara pemeriksaan yaitu offline inspection dan online inspection. 5. Maintenance atau perawatan pada LV motor dan MV motor harus dilakukan tiap bulan (monthly) 4.2 Saran 1. Untuk mencegah kegagalan operasi pada sistem FGD sebaiknya dilakukan pemeliharaan secara berkala terhadap semua komponen termasuk kinerja dari motor listrik sehingga kita dapat mencegah kegagalan tersebut sebelum terjadi. 2. Sebelum melakukan maintenance atau perbaikan sebaiknya semua peralatan yang ingin diperbaiki telah terisolasi dan ditandai secara benar. DAFTAR PUSTAKA [1] O & M Report PT.KPJB PLTU Tanjung Jati B unit 3&4 [2] B&W Technical Training Services Tanjung Jati B Power Station FGD Systems Training Manual. [3]
7 [4] Lembaga Diklat dan Rekrutmen. Pemeliharaan Motor ListrikEdisi 2011 [5] Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia [6] Jati Nugroho, Muchamad Inspection Pada mesin Listrik. Gresik. [7] Pratama, Muhammad Affan, Pengujian Getaran Pada Motor Listrik. Tugas Perawatan M&R Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya, 2010 [8] Wildi, Theodore Electrical Machines, Drives, and Power Sstems 3rd, Prentice-Hall International, Inc. New Jersey. [9] Theraja, BL dan AK A Text Book of Technology Volume II, Nirja Construction and Development co.(p) LTD. New Delhi. BIODATA PENULIS Heru Pujiyatmoko lahir di Demak, 22 Agustus Telah menempuh studi mulai dari Taman Kanakkanak Mekar Sari Demak, Sekolah Dasar Negeri 01 pagi Jakarta Timur, SMP Negeri 27 Jakarta Timur, SMA Negeri 12 Jakarta Timur dan sekarang sedang melanjutkan studi S-1 di Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang Semarang, November 2012 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Hermawan, DEA NIP
Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN
Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 62-68 ISSN 0216-7395 PERANCANGAN PARAMETER PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA TIPE ROTOR BELITAN UNTUK PENINGKATAN UNJUK KERJA Tejo Sukmadi Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciPERAWATAN MOTOR LISTRIK PADA MESIN PENGGERAK SISTEM CRANE DI PT KRAKATAU BANDAR SAMUDERA
PERAWATAN MOTOR LISTRIK PADA MESIN PENGGERAK SISTEM CRANE DI PT KRAKATAU BANDAR SAMUDERA Siswanto, Karnoto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jalan Prof. H. Soedarto, S.H,
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA
PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Wendy Tambun, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,
Lebih terperinciDampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar
Jurnal Kompetensi Teknik Vol.1, No. 2, Mei 2010 57 Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar Isdiyarto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciMESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.
MESIN ASINKRON A. MOTOR LISTRIK Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter),
Lebih terperinciPENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT
PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT Jesayas Sihombing Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciPEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA Herda Dwi Cahyanova (L2F 008 132) Email: cahyanovaht@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON
ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON Irpan Rosidi Tanjung, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di PT. INDORAMA SYNTHETICS, Tbk Jatiluhur Purwakarta. Yang akan dijadikan subjek skripsi adalah motor induksi 3 fasa yang
Lebih terperinciBAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR
BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR UBOH Banten 3 Lontar merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang memiliki kapasitas daya mampu 315 MW sebanyak 3 unit jadi total daya mampu PLTU Lontar 945 MW. PLTU secara
Lebih terperinciBAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa
BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian
Lebih terperinciPEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG
PEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG Dwi Harjanto. 1, Dr. Ir. Joko Windarto, MT 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciPRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik
Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA
BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA 2.1 Umum Motor listrik merupakan beban listrik yang paling banyak digunakan di dunia, motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA KERUSAKAN MOTOR LP DRAIN PUMP
BAB IV ANALISA KERUSAKAN MOTOR LP DRAIN PUMP 4.1 Gangguan LP Drain Pump PLTU Suralaya unit 1 pernah mengalami kegagalan motor induksi 3 phasa pada sistem LP drain pump seperti yang diperlihatkan pada gambar
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU
Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
Lebih terperinciBAB II GENERATOR SINKRON
BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Umum Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Generator Generator merupakan mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik, Tenaga kinetik bisa berasal dari panas, air, uap, dll, Prinsip kerja generator tersebut
Lebih terperinciPENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON
PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON Bambang Hidayat, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciMAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI
MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives Oleh PUSPITA AYU ARMI 1304432 PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 SYNCHRONOUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) mempunyai sistem transmisi listrik di Pulau Jawa yang terhubung dengan Pulau Bali dan Pulau Madura yang disebut dengan sistem interkoneksi
Lebih terperinciPENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK
PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan
Lebih terperinciMOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA
MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA I. MOTOR LISTRIK 1 FASA Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya.
Lebih terperinciPemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil
Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil Nyein Nyein Soe*, Thet Thet Han Yee*, Soe Sandar Aung* *Electrical Power Engineering Department, Mandalay Technological University,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Untuk menikmati listrik yang kita gunakan sekarang ini semuanya dimulai dari pembangkit listrik. Pembangkit pada dasarnya adalah generator,
Lebih terperinciPENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA
Pengereman Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa (A. Warsito, M. Facta, M Anantha BP) PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA Agung Warsito, Mochammad Facta, M Anantha B P a.warsito@elektro.ft.undip.ac.id,
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI
ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI Jean Jhenesly F Tumanggor, Ir. Riswan Dinzi, MT Konsentrasi Teknik Energi
Lebih terperinciMODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)
MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui
Lebih terperinciStudi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf
Studi Komparatif Arus Asut Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf Iwan Setiawan Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )
STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) Makruf Abdul Hamid,Panusur S M L Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab
Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab Fitrizawati 1, Utis Sutisna 2 Miliono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik
Lebih terperinciPERBAIKAN MOTOR INDUKSI 2380 kw DI PT.PINDAD (PERSERO)
PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 2380 kw DI PT.PINDAD (PERSERO) Nanda Tri Amalia (1), Drs. Teguh Harijono Mulud, M.T. (2), Budhi Prasetiyo, S.T., M.T. (3) 1,2,3,4) Mahasiswa dan 5,6) Dosen Program Studi Teknik
Lebih terperinciKerja Praktek PT.Petrokimia Gresik 1
Makalah seminar kerja praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA GARDU INDUK 150 KV PT.PETROKIMIA GRESIK Joko Susilo, Abdul Syakur Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pembangkit Listrik Tenaga Uap merupakan pembangkit yang memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. Pembangkit
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah
Lebih terperinciJurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 22-26
Analisa Perbandingan Efisiensi Energi Dari Penempatan Rangkaian Pengontrol Kecepatan Motor Induksi Kapasitor Running Satu Fasa, 220 Volt, 30 Watt, 1370 RPM, Yang Terhubung Pada Suplai Dengan Yang Terhubung
Lebih terperinciMakalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik
Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik KARAKTERISTIK MOTOR UNIVERSAL DAN MOTOR COMPOUND Tatas Ardhy Prihanto (21060110120039) Tatas_ap@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasokan energi listrik yang cukup merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di dalam suatu negara, sehingga penyedia energi
Lebih terperinciBAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi
BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak
Lebih terperinciElektronika Lanjut. Motor Listrik. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1
Motor Listrik Missa Lamsani Hal 1 Motor Listrik Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
Lebih terperinciBAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP
BAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP 3.1 Pengaruh LP drain pump terhadap effisiensi thermal Low Pressure drain pump (LP drain pump) merupakan jenis pompa sentrifugal yang digunakan untuk memindahkan fluida
Lebih terperinciREWINDING MOTOR INDUKSI 3 FASA JENIS IMC (INDUCTION MOTOR CAGE) DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP PLANT
REWINDING MOTOR INDUKSI 3 FASA JENIS IMC (INDUCTION MOTOR CAGE) DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP PLANT Nama : Arif Andriansyah NPM : 11410068 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri : Teknik
Lebih terperinciPENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS
PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS Samson M. Tambunsaribu, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciStandby Power System (GENSET- Generating Set)
DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage
Lebih terperinciBACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V
BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V Alga Bagas Setiawan 1, Ir. Agung Nugroho, Mkom 2. 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR
ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah sebuah generator magnet permanen fluks axial yang dirangkai dengan keluaran 1 fase. Cara kerja dari generator axial ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya yang optimum, konsekuensinya suatu power plant harus memiliki Program peningkatan kehandalan
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 UMUM Faraday menemukan hukum induksi elektromagnetik pada tahun 1831 dan Maxwell memformulasikannya ke hukum listrik (persamaan Maxwell) sekitar tahun 1860. Pengetahuan
Lebih terperinciEfisiensi PLTU batubara
Efisiensi PLTU batubara Ariesma Julianto 105100200111051 Vagga Satria Rizky 105100207111003 Sumber energi di Indonesia ditandai dengan keterbatasan cadangan minyak bumi, cadangan gas alam yang mencukupi
Lebih terperinciSISTEM TENAGA LISTRIK
Modul ke: SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK Fakultas TEKNIK IMELDA ULI VISTALINA SIMANJUNTAK,S.T.,M.T. Program Studi TEKNIK ELEKTRO www.mercubuana.ac.id LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRAK... i ii iii iv v vii ix x I. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan dilaboratorium konversi energi listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik. Penelitian akan dilaksanakan setelah proposal
Lebih terperinciGerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar
Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan
Lebih terperinciBAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip
BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)
ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) M. Arfan Saputra, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi
Lebih terperinciSTUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK
STUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK Tantri Wahyuni Fakultas Teknik Universitas Majalengka Tantri_wahyuni80@yahoo.co.id Abstrak Pada suhu kritis tertentu, nilai resistansi dari
Lebih terperinciBAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA
BAB III 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan
Lebih terperinciHubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik
1 Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik Pada motor DC berlaku persamaan-persamaan berikut : V = E+I a Ra, E = C n Ф, n =E/C.Ф Dari persamaan-persamaan diatas didapat : n = (V-Ra.Ra) / C.Ф
Lebih terperinciKata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK
PENGARUH PENAMBAHAN KUTUB BANTU PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SERI DAN SHUNT UNTUK MEMPERKECIL RUGIRUGI (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FTUSU) Al Magrizi Fahni, Syamsul Amien Konsentrasi
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir PENENTUAN KAPASITAS GENSET CONTAINER CRANE STUDI KASUS TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG
Makalah Seminar Tugas Akhir PENENTUAN KAPASITAS GENSET CONTAINER CRANE STUDI KASUS TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG Bayu Anggoro- L2F 003 489 1, Dr. Ir. Hermawan, DEA 2, Ir. Agung Warsito, DHET 2. Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON
PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON (Aplikasi pada Laboratorium Departemen Listrik P4TK, Medan) Andri Sitorus,Syamsul Amien Konsentrasi Teknik
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 DOSEN PEMBIMBING : Bp. DJODI ANTONO, B.Tech. Oleh: Hanif Khorul Fahmy LT-2D 3.39.13.3.09 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi 3 fasa merupakan salah satu cabang dari jenis motor listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak berupa putaran yang mempunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan oleh mesin pendingin ( mesin Chiller ) untuk didistribusikan ke unit unit mesin pendingin
Lebih terperinciM O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan
M O T O R D C Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang disebut Ac Shunt Motor. Motor
Lebih terperinciBAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.
BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum (8,9) Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. Ditinjau
Lebih terperinciBAB II MOTOR ARUS SEARAH
BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik
Lebih terperinciPENGARUH ANGULAR DAN PARALLEL MISALIGNMENT TERHADAP KONSUMSI ENERGI PADA MOTOR LISTRIK
PENGARUH ANGULAR DAN PARALLEL MISALIGNMENT TERHADAP KONSUMSI ENERGI PADA MOTOR LISTRIK Satworo Adiwidodo JurusanTeknik Mesin, Politeknik Negeri Malang satworo.adiwidodo@polinema.ac.id, Abstrak Misalignment
Lebih terperinciSTUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)
STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Dimas Harind Yudha Putra,Riswan Dinzi Konsentrasi Teknik Energi Listrik,
Lebih terperinciStarter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)
Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah (Separate Winding) 1. Tujuan 1.1 Mengidentifikasi terminal motor dua kecepatan dua lilitan terpisah (separate winding) 1.2 Menjelaskan tujuan dan fungsi
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Selatan Sektor Pembangkitan Sumatera bagian Selatan merupakan bagian dari unit kerja yang mengemban tugas melaksanakan
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA.1 UMUM Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi
Lebih terperinciSISTEM OPERASI CONTAINER CRANE (CC) DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG
Makalah Kerja Praktek di Terminal Peti Kemas Semarang(TPKS) SISTEM OPERASI CONTAINER CRANE (CC) DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG Hadi Sutanto Saragi 1, Ir.Yuningtyastuti, MT 2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang
7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga
Lebih terperinciPEMELIHARAAN MOTOR LISTRIK
MEDIA PUSTAKA 2008 PEMELIHARAAN MOTOR LISTRIK I G. PUTU YUDIASTAWAN MOTOR DC EMERGENCY OIL PUMP EMERGENCY SEAL OIL PUMP DC MOTOR SHUT OFF VALVE MOTOR INDUKSI DAYA OUTPUT >75KW BOILER FEED PUMP CONDENSATE
Lebih terperinciTUGAS PERTANYAAN SOAL
Nama: Soni Kurniawan Kelas : LT-2B No : 19 TUGAS PERTANYAAN SOAL 1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal. a.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SEA WATER BOOSTER PUMP Sea Water Booster Pump adalah suatu pompa sentrifugal yang berfungsi untuk menambah tekanan air laut yang berasal dari Circulating Water
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek
Makalah Seminar Kerja Praktek OPERASI HMXT-200 GENERATOR SEBAGAI PENGHASIL HIDROGEN PADA H 2 PLANT PLTGU PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG Adista Ayu Widiasanti (L2F009074), Dr. Ir. Hermawan, DEA. (196002231986021001)
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja
BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin arus searah 2.1.1. Prinsip kerja Motor listrik arus searah merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah daya listrik arus searah menjadi daya mekanik. Motor listrik arus searah
Lebih terperinciMOTOR INDUKSI 1. PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 2. JENIS JENIS MOTOR LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1. PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK Dimana motor digunakan..?. Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan
Lebih terperinciJOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran
JOB SHEET MESIN LISTRIK Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO JOB SHEET PRAKTIKUM MESIN LISTRIK Materi Judul Percobaan Waktu : Motor Induksi
Lebih terperinciMODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi
MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK Motor induksi Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah
Lebih terperinciUNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG
UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG I. TUJUAN 1. Praktikan dapat melakukan pengasutan serta membalik putaran motor tiga fase
Lebih terperinciEVALUASI PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI PADA SISI OUTPUT GENERATOR WESCAN UNIT 1 DI PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMBAGSEL SEKTOR PEMBANGKITAN KERAMASAN
EVALUASI PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI PADA SISI OUTPUT GENERATOR WESCAN UNIT 1 DI PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMBAGSEL SEKTOR PEMBANGKITAN KERAMASAN LAPORAN AKHIR Dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan
Lebih terperinciUNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k
UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k I-2. MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan besar kecepatan putar motor
Lebih terperinciPEMODELAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA KONDISI UNDER VOLTAGE TIDAK SEIMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK
E.9 PEMODELAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA KONDISI UNDER VOLTAGE TIDAK SEIMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK Nasrullah 1,2, Muhamad Haddin 1, Supari 1 1 Magister Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV. Sistem Perbaikan dan Perawatan. Motor Hoist Crane
BAB IV Sistem Perbaikan dan Perawatan Motor Hoist Crane 4.1 Penjelasan Umum Penyebab terbesar terjadinya kerusakan pada motor adalah karena kurangnya tindakan preventive, di mana seharusnya dilakukan pengecekan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengukuran Setelah melakukan pengujian di PT. Emblem Asia dengan menggunakan peralatan penguji seperti dijelaskan pada bab 3 didapatkan sekumpulan data berupa
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN TORSI START
ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START DAN ARUS START,DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGASUTAN AUTOTRAFO, STAR DELTA DAN DOL (DIRECT ON LINE) PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA 2.1 UMUM Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling banyak dipakai dalam industri dan rumah tangga. Dikatakan motor induksi karena arus rotor motor ini merupakan
Lebih terperinciMekatronika Modul 7 Aktuator
Mekatronika Modul 7 Aktuator Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Aktuator Listrik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penerapan
Lebih terperinciDasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah
Modul 3 Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah 3.1 Definisi Motor Arus Searah Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga listrik arus
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Umum Untuk menganalisa kegagalan pengasutan pada motor induksi 3 fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung ( visual ) terhadap motor induksi
Lebih terperinci