Oleh : Eny Retna Ambarwati S

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh : Eny Retna Ambarwati S"

Transkripsi

1 MANAJEMEN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH STUDI KASUS MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI JEJERAN BANTUL YOGYAKARTA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh : Eny Retna Ambarwati S PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 i

2 MANAJEMEN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH STUDI KASUS MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI JEJERAN BANTUL YOGYAKARTA Disusun Oleh : Eny Retna Ambarwati S Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Pembimbing 1 Prof. Samsi Haryanto, M.Pd NIP : Pembimbing 2 Pancrasia Murdani, K, dr, MHPEd NIP : Mengetahui Ketua Program Kedokteran Keluarga Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK NIP : ii

3 MANAJEMEN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH STUDI KASUS MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI JEJERAN BANTUL YOGYAKARTA Disusun Oleh : Eny Retna Ambarwati S Telah Disetujui Oleh Tim Penguji Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Penguji Prof. DR. dr. Ambar Mudigdo, Sp.PA NIP : Tanggal Sekretaris Anggota Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP : Prof. Samsi Haryanto, M.Pd NIP : Pancrasia Murdani, K, dr, MHPEd NIP : Mengetahui Ketua Program Studi MKK Direktur Program Pascasarjana Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK NIP : Prof. Dr. Suranto, M.Sc, Ph.D NIP : iii

4 PERNYATAAN Nama NIM : Eny Retna Ambarwati : S Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Manajemen Pelaksanaan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah : Studi Kasus Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran Bantul Yogyakarta adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut. Yogyakarta, 11 Januari 2010 Yang membuat pernyataan, Eny Retna Ambarwati iv

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan thesis dengan judul Manajemen Pelaksanaan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah Studi Kasus Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran Bantul Yogyakarta. Tesis ini adalah sebagai salah satu persyaratan mencapai gelar magister program studi kedokteran keluarga minat utama pendidikan profesi kesehatan. Dalam penulisan thesis ini, penulis telah mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. DR. Dr. Syamsul Hadi, Sp.KJ selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan selama mengikuti pendidikan. 2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pasca Sarjana yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan selama mengikuti pendidikan. 3. Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK selaku ketua Program Studi yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan selama mengikuti pendidikan. 4. Dr. Nunuk Suryani, MHPEd selaku sekretaris Program Studi yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan selama mengikuti pendidikan.. 5. Prof. DR. Dr. Ambar Mudigdo, Sp.PA selaku ketua penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian tesis ini. 6. Prof. Samsi Haryanto, M.Pd selaku pembimbing utama yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan bantuan dari awal sampai akhir penulisan tesis. 7. Pancrasia Murdani, K, dr, MHPEd selaku pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan bantuan dari awal sampai akhir penulisan tesis. v

6 8. Drs. Abdul Haris N, M.Pd, selaku kepala MIN Jejeran Bantul Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan bantuan fasilitas selama penulis mengadakan penelitian. 9. Seluruh sekretariat MKK dan dosen pengajar atas bantuan dan bekal ilmu pengetahuan. 10. Keluarga penulis yang telah memberikan dorongan dan doa restu dalam mengikuti pendidikan sampai terselesaikannya tesis ini. 11. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas dukungan baik moril maupun materil. Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan dan semoga tesis ini berguna baik bagi penulis maupun pihak lain yang memanfaatkannya. Amin. Yogyakarta, Januari Penulis vi

7 INTISARI Eny Retna Ambarwati, S Manajemen Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah : Studi Kasus Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran Bantul Yogyakarta. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan pada manajemen pengembangan program usaha kesehatan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan rancangan studi kasus yang bersifat diskriptif. Unit analisis adalah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran Yogyakarta. Data diambil secara purposive sampling melalui wawancara mendalam dengan cheklist observasi. Analisis data dengan explanation building yaitu tehnik penjelasan hasil wawancara dan analisis cheklist hasil observasi serta penelusuran dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanan kegiatan usaha kesehatan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran sudah tersusun dengan baik, mengikuti aturan perencanaan, melibatkan seluruh komponen dan menghasilkan dokumen perencanaan. Struktur organisasi pelaksana usaha kesehatan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran merupakan organisasi formal karena terdapat struktur organisasi yang jelas dan diakui secara resmi di sekolah/madrasah, adanya unit pelaksanaan usaha kesehatan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran melibatkan guru dan siswa, petugas puskesmas, orang tua, murid dan masyarakat dalam organisasi. Pelaksanaan program kerja usaha kesehatan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran sudah baik dengan dilaksanakannya kegiatan sesuai dengan perencanaan yang mengacu pada trias usaha kesehatan sekolah meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Bentuk pengawasan usaha kesehatan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran dilakukan dengan rapat rutin, sering koordinasi, mengevaluasi kegiatan dan melaporkan ke tim pembina usaha kesehatan sekolah kabupaten secara berkala setiap satu periode selama satu tahun. Kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut : manajemen pelaksanaan usaha kesehatan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran secara umum berkembang dengan baik, namun dalam kegiatan usaha kesehatan sekolah masih ada beberapa kegiatan tidak memiliki Memorandun of understanding padahal dalam suatu kerjasama, Memorandun of understanding masih memegang peranan yang penting disamping penggunaan sarana komunikasi lainnya dan juga untuk ketertiban administrasi. Kata kunci : manajemen, usaha kesehatan sekolah vii

8 ABSTRACT Eny Retna Ambarwati, S The managements of the development of School Public Health : the case study Madrassa Elementary State Jejeran Bantul Yogyakarta, thesis, the postgraduate program the University of Sebelas Maret. The purpose of this research is to know planning, the organising, the implementation, the supervision in the management of the development of the School Public Health program in Madrassa Elementary State Jejeran Bantul Yogyakarta. Applied research method is the qualitative method with the case study design is diskriptif, the analysis unit is Madrassa Elementary State Jejeran Bantul Yogyakarta, the data is taken in a purposive sampling through the deep interview with cheklist observation, the analysis of the data with explanation building that is the explanation technique produce by the interview and the analysis cheklist results of observation as well as document investigation. Research results indicate that planning the activity of School Public Health program in Madrassa Elementary State Jejeran Bantul Yogyakarta has been compile well, follow the planning rule, involve all the component and produce the planning document, the structure of the organisation of the executive of the School Public Health program in Madrassa Elementary State Jejeran Bantul Yogyakarta involve the teacher and the student, the official of the community health centre, parents of the pupil and the community in the organisation. The implementation of the work program of School Public Health in Madrassa Elementary State Jejeran Bantul Yogyakarta has been good with is carry out the activity in accordance with planning that referr in triad of School Public Health cover health education, the health service and the management of the healthy school environment, the form of the supervision of School Public Health program in Madrassa Elementary State Jejeran carry out closely the routine, often the coordination, evaluate the activity and report to the adviser team of School Public Health periodically. Conclusions of this study are as follows: the management of the implementation of School Public Health program in Madrassa Elementary State Jejeran generally well developed, but in the activity of School Public Health still had several activities did not have the memorandum of understanding in fact in a cooperation, the memorandum of understanding still held the role that is important beside the use of other communication facilities but also for the administrative order. The key word: the management, School Public Health viii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... INTISARI... ABSTRAC.... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.... i ii iii iii iv vii viii ix xii xiii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 8 BAB II : KAJIAN TEORI A. Teori Manajemen Definisi Prinsip prinsip manajemen Fungsi Manajemen B. Kerangka Konsep Pengertian Tujuan UKS Tujuan Pembinaan dan Pengembangan UKS Sasaran UKS ix

10 5. Ruang Lingkup Program Pembinaan dan Pengembangan UKS Arti Lambang UKS Goal UKS Ciri ciri sekolah sehat C. Penelitian Yang Relevan D. Kerangka Pikir Penelitian BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Lokasi Penelitian C. Waktu Penelitian D. Subyek Penelitian E. Tehnik Sampling F. Alat dan Bahan Penelitian G. Sumber Data Dan Tehnik Pengumpulan Data H. Cara Dan Tehnik Analisa Data I. Proses Analisis J. Uji Kredibilitas K. Etika Penelitian L. Jalannya Penelitian BAB IV : TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Lokasi Penelitian B. Temuan Penelitian Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pengawasan C. Pembahasan Perencanaan x

11 2. Pengorganisasian Pelaksanaan Pengawasan BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 1. Rencana Kegiatan UKS MIN Jejeran Tabel 2. Anggaran Pendapatan Dan Belanja UKS MIN Jejeran Tabel 3. Jadwal Menggosok Gigi UKS MIN Jejeran Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Golongan Darah UKS MIN Jejeran Tabel 5. Penjaringan Status Gizi Siswa UKS MIN Jejeran Tabel 6. Jadwal Mencabut Rumput UKS MIN Jejeran Tabel 7. Jadwal Memupuk Dan Menyiram Tanaman UKS MIN Jejeran Tabel 8. Hasil Pengecekan Lingkungan Sekolah UKS MIN Jejeran xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian Gambar 2 Struktur Organisasi Pelaksana UKS di MIN Jejeran Gambar 3 Struktur Organisasi Kesehatan di MIN Jejeran Gambar 4 Struktur Organisasi Jumantik di MIN jejeran xiii

14 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kualitas sumber daya manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang. Pendidikan dan kesehatan adalah dua hal yang penting dan tidak bisa terpisahkan karena merupakan bagian dari indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau yang secara internasional disebut Human Development Index (HDI). Indikator ini memperlihatkan seberapa baik mutu sumberdaya manusia di suatu negara. Bahkan, secara hukum kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan kesehatan adalah hak anak, dan wajib dipenuhi oleh masyarakat dan negara. Jumlah peserta didik di Indonesia mencapai lebih dari 60 juta orang, hal ini menjadikan sekolah sebagai kekuatan kunci untuk memenuhi hak dan kebutuhan generasi muda Indonesia. Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan yang dijalankan dan dikembangkan di sekolah-sekolah untuk meningkatkan kualitas kesehatan siswa, guru dan karyawan. Pemerintah merintis usaha kesehatan sekolah

15 2 (UKS) pada tahun 1956 melalui pilot project di Jakarta dan Bekasi. Proyek ini merupakan kerjasama antara Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Departemen Dalam Negeri. Pemerintah kemudian meningkatkan program ini menjadi Keputusan Bersama antara Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tentang kelompok kerja usaha kesehatan sekolah. Kemudian pada 3 September 1980 ditetapkan Surat Keputusan Bersama 4 menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Kesehatan No. 408a/U/1984. Program UKS mempunyai dasar hukum yaitu undang-undang nomor 4 tahun 1979 tentang pembinaan anak sekolah. Terakhir Menteri Kesehatan mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1429/MENKES/SK/XH/2006 tentang pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah. UKS adalah bentuk kegiatan yang holistik. Program ini tidak menekankan pada permasalahan kuratif saja tetapi meliputi 3 aspek pembinaan yaitu pendidikan, pelayanan dan lingkungan. Ketiga aspek pembinaan ini disebut dengan Trias UKS. Sekolah melakukan pembinaan melalui pendidikan dengan cara kegiatan intrakulikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler dilakukan dengan memberikan pemahaman kesehatan kepada siswa pada jam pelajaran. Sedangkan kegiatan ektrakulikuler dilakukan di luar jam pelajaran dan dapat berupa bentuk kegiatan seperti palang merah remaja (PMR), kerja bakti sekolah dan praktik-praktik menanam pohon. Sekolah memberikan pembinaan kesehatan melalui pelayanan kesehatan. Kegiatannya berupa preventif, kuratif dan promotif seperti kartu menuju

16 3 sehat (KMS), ruang UKS, poster promosi kesehatan dan imunisasi. Pembinaan melalui lingkungan yaitu dengan membuat lingkungan sekolah yang bersih dan sehat seperti pemilahan sampah, pembuatan kompos dan kebun sekolah. Pelaksanaan program UKS mengacu pada undang - undang No.23 tahun 1992, undang - undang No.20 tahun 2003 serta surat keputusan bersama empat menteri yaitu menteri agama, menteri pendidikan nasional, menteri kesehatan, menteri dalam negeri. Usaha kesehatan sekolah adalah bentuk dari usaha kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat dan derajat kesehatan peserta didik maupun warga belajar serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya (TP UKS, 2007). Usaha kesehatan sekolah memiliki daya ungkit yang tinggi untuk menumbuhkan kesadaran hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik. Usaha kesehatan sekolah dapat pula dimanfaatkan untuk menjadi perpanjangan tangan bagi program-program kesehatan ibu dan anak (KIA), gizi, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan (PP dan PL), pengobatan, promosi kesehatan, dan berbagai upaya kesehatan lain. Usaha kesehatan sekolah bukan hanya dilaksanakan di Indonesia, tetapi juga dilaksanakan di seluruh dunia. Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau health promoting school yaitu sekolah yang telah melaksanakan UKS dengan ciri-ciri melibatkan semua pihak yang berkaitan

17 4 dengan masalah kesehatan sekolah. Sekolah diharapkan mampu menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, adanya pendidikan kesehatan di sekolah, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan adanya kebijakan serta upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan (Depkes, 2004). Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah umum (SMU) adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Penelitian di beberapa kota besar di Indonesia menunjukkan, kasus infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) sekitar persen dan cacing cambuk (Trichuris trichiura) persen. Resiko tertinggi terutama kelompok anak yang mempunyai kebiasaan defekasi di saluran air terbuka dan sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan, dan bermain-main di tanah yang tercemar telur cacing tanpa alas kaki. Secara epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi seperti demam berdarah dengue, diare, cacingan, infeksi saluran pernapasan akut, serta reaksi simpang terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan pangan. Selain itu risiko gangguan kesehatan pada anak akibat pencemaran lingkungan dari berbagai proses kegiatan pembangunan semakin meningkat. Selain lingkungan, masalah yang harus diperhatikan adalah membentuk perilaku sehat pada anak sekolah.

18 5 Permasalahan perilaku kesehatan pada anak TK dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan mencuci tangan pakai sabun dan kebersihan diri. Pada anak SMP dan SMU, masalah kesehatan yang dihadapi biasanya berkaitan dengan perilaku berisiko seperti merokok, perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan yang tak diinginkan, abortus yang tidak aman dan infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS. Permasalahan lain yang belum begitu diperhatikan adalah masalah gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah. Gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah sangat bervariatif. Sekolah adalah merupakan tempat yang paling penting sebagai sumber penularan penyakit infeksi pada anak sekolah. Penyakit yang cukup mengganggu dan berpotensi mengakibatkan keadaan bahaya hingga mengancam jiwa adalah penyakit menular pada anak sekolah. Infeksi menular yang dapat menular di lingkungan sekolah meliputi demam berdarah dengue, infeksi tangan mulut, campak, rubela (campak jerman), cacar air, gondong dan infeksi mata (conjungtivitis virus). Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Sayangnya permasalahan tersebut kurang begitu mendapat perhatian baik oleh orang tua atau para klinisi serta profesional kesehatan lainnya. Pada umumnya mereka masih banyak memprioritaskan kesehatan anak balita.

19 6 Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas kehidupannya setiap hari. Peranan mereka sangat dominan dan sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari. Sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan gangguan kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup luas dan kompleks. Deteksi dini gangguan kesehatan anak usia sekolah dapat mencegah atau mengurangi komplikasi dan permasalahan yang diakibatkan menjadi lebih berat lagi. Peningkatan perhatian terhadap kesehatan anak usia sekolah tersebut, diharapkan dapat tercipta anak usia sekolah Indonesia yang cerdas, sehat dan berprestasi. Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jejeran mewakili SD/MI adalah sekolah yang telah memenangkan lomba sekolah sehat berwawasan lingkungan tingkat nasional. Sekolah tersebut telah menerapkan tiga program pokok UKS yakni melaksanakan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Keberhasilan UKS pada sekolah ini dapat terlihat pada kondisi kesehatan peserta didik, perilaku peserta didik yang antara lain tercermin dengan tidak adanya sampah yang berserakan, perilaku guru/kepala sekolah yang tercermin dengan tidak adanya guru/kepala sekolah yang merokok di sekolah, dan sekolah/madrasah tersebut telah menerapkan kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR) di sekolah/madrasah. Sekolah sehat merupakan pioner pemenuhan sehat sebagai kebutuhan dasar hidup. Dengan sekolah yang sehat, memberikan korelasi yang positif terhadap prestasi belajar siswa.

20 7 Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang manajemen pelaksanaan pengembangan usaha kesehatan sekolah di MIN Jejeran Bantul Yogyakarta. B. PERUMUSAN MASALAH Sesuai dengan fenomena yang diuraikan dalam pendahuluan diatas, peneliti merumuskan masalah penelitian : 1. Bagaimanakah bentuk perencanaan pada sistem manajemen pengembangan program usaha kesehatan sekolah di MIN Jejeran Bantul Yogyakarta? 2. Bagaimanakah pengorganisasian pada sistem manajemen pengembangan program usaha kesehatan sekolah di MIN Jejeran Bantul Yogyakarta? 3. Bagaimanakah bentuk pelaksanaan pada sistem manajemen pengembangan program usaha kesehatan sekolah di MIN Jejeran Bantul Yogyakarta? 4. Bagaimanakan bentuk pengawasan pada sistem manajemen pengembangan program usaha kesehatan sekolah di MIN Jejeran Bantul Yogyakarta? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Dapat mengetahui manajemen pelaksanaan pengembangan UKS di MIN Jejeran Bantul Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Dapat mengetahui perencanaan UKS di MIN Jejeran Bantul Yogyakarta.

21 8 b. Dapat mengetahui pengorganisasian UKS di MIN Jejeran Bantul Yogyakarta. c. Dapat mengetahui pelaksanaan UKS di MIN Jejeran Bantul Yogyakarta. d. Dapat mengetahui pengawasan UKS di MIN Jejeran Bantul Yogyakarta. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapan dapat menambah pengetahuan dan masukan tentang UKS. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca serta menambah wawasan serta memberikan masukan tentang UKS. b. Bagi Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk merumuskan kebijakan UKS. c. Bagi peneliti Dapat dijadikan pengalaman dan menambah pengetahuan bagi penulis serta dapat dijadikan acuan untuk mendapatkan teori-teori baru sehingga dapat diaplikasikan untuk pengembangan UKS selanjutnya.

22 9 BAB II LANDASAN TEORI A. TEORI MANAJEMEN 1. Definisi Istilah manajemen berasal dari kata management (Bahasa Inggris), berasal dari kata to manage yang artinya mengurus atau tata laksana. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi bawahannya agar usaha yang sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen, diantaranya: a. Manajemen menurut Mary porter Tollet (dikutip dari Hellriegel) dan Slocum, 1992 : Koontz dan Weiric, 1992 : Winardi : 1992) bahwa manajemen terdiri dari planning (perencanaan), organising (pengorganisasian). actuating (pelaksanaan) dan controlling (pengawasan) (Tjandra Yoga Aditama, 2006). b. Harold Koontz dan O Donnel dalam bukunya yang berjudul Principles of Management mengemukakan, Manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain.

23 10 c. George R. Terry dalam buku dengan judul Principles of Management memberikan definisi: Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Handoko (2003), mengatakan tiga alasan mengapa manajemen dibutuhkan : 1) Untuk mencapai tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi 2) Untuk menjaga keseimbangan antara tujuan yang saling bertentangan dari semua pihak yang berkepentingan dalam organisasi tersebut. 3) Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas yang merupakan salah satu cara umum menilai organisasi. 2. Prinsip Manajemen Prinsip-prinsip manajemen terdiri atas : a. Pembagian kerja yang berimbang. Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja, seorang manajer hendaknya bersifat adil, yaitu harus bersikap sama baik dan memberikan beban kerja yang berimbang. b. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas. Setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan mempertanggung jawabkannya kepada atasan secara langsung.

24 11 c. Disiplin Disiplin adalah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan rencana, peraturan dan waktu (waktu kerja) yang telah ditetapkan. d. Kesatuan perintah. Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari seorang atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala bagian), bukan dari beberapa orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para karyawan/kerabat kerja tersebut. e. Kesatuan arah. Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu tujuan, satu rencana, dan satu pimpinan). 3. Fungsi-fungsi manajemen. a. Perencanaan Perencanaan yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dalam suatu manajemen, perencanaan adalah penetapan tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan (Handoko, 2003). Selain itu perencanaan merupakan suatu proses yang melahirkan tuntunan secara intelektual dimana arah

25 12 tindakan perlu ditentukan secara sadar, dan keputusan didasarkan pada tujuan, pegetahuan, dan pada strategi, kebijaksanaan, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan (Handoko, 2003). Selain itu perencanaan merupakan suatu proses yang melahirkan tuntunan secara intelektual dimana arah tindakan perlu ditentukan secara sadar, dan keputusan didasarkan pada tujuan, pegetahuan, dan pada kalkulasi yang dipertimbangkan masak-masak (Koontz, 1995). b. Pengorganisasian Pengorganisasian yaitu pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, temasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya. Menurut Winardi (2006), pengorganisasian adalah proses dimana ditetapkan penggunaan teratur, semua sumber-sumber daya di dalam sistem manajemen yang ada. Penggunaan tersebut menekankan pencapaian sasaran-sararan sistem manajemen yang bersangkutan, dan ia bukan saja membantu membuat sasaran-sasaran menjadi jelas, tetapi ia menjelaskan pula sumbersumber daya macam apa akan digunakan untuk mencapainya. Winardi (2006) mengungkapkan bahwa ada istilah organisasi formal dan organisasi informal. Istilah organisasi formal dapat kita gunakan dalam arti bahwa polapola kerja dan hubungan-hubungan pribadi disusun secara sadar dan diakui secara resmi. Melalui manajer berupaya merumuskan pekerjaan orang-orang yang berbeda. Hal itu dalam upaya mencapai tingkat keteraturan tertentu dan pengorganisasian kegiatan pencapaian tujuan - tujuan.

26 13 Pada saat yang bersamaan para individu lebih mampu berkomunikasi dan bekerja secara efisien. Ini karena mereka memahami di tempat mereka dalam organisasi, terhadap siapa mereka bertanggungjawab, dan tugas-tugas apa yang harus mereka lakukan. Sedangkan istilah organisasi informal adalah hubungan dan aktivitas-aktivitas yang tidak direncanakan diantara orangorang di dalam suatu organisasi guna melancarkan organisasi yang bersangkutan. c. Pelaksanaan Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti apabila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. d. Pengawasan Pengawasan yaitu penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan. Menurut Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasi dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif

27 14 dan efisien. Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. B. TEORI UKS 1. Pengertian UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk perilaku hidup sehat dan bersih baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat. 2. Tujuan a. Tujuan umum Meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. b. Tujuan Khusus: Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang didalamnya mencakup : 1) Peningkatan dan pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik dalam menjalankan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi

28 15 aktif di dalam upaya meningkatkan kesehatan di sekolah, di perguruan agama, di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat. 2) Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan 3) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya. 3. Tujuan pembinaan dan pengembangan UKS Tujuan pembinaan dan pengembangan UKS adalah agar pengelolaan UKS mulai dari pusat sampai ke daerah dan sekolah/madrasah dilaksanakan secara terpadu, terarah, intensif, berkesinambungan sehingga diperoleh hasil yang optimal. 4. Sasaran UKS Sasaran pembinaan UKS meliputi : a. Peserta didik b. Pembina tehnis (guru dan petugas kesehatan) c. Pembina non tehnis (pengelola pendidikan, karyawan sekolah) d. Sarana dan prasarana pendidikan serta pelayanan kesehatan. e. Lingkungan (lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat sekitar sekolah) 5. Ruang lingkup UKS a. Ruang lingkup program UKS Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam tiga program pokok usaha kesehatan sekolah (Trias UKS) meliputi;

29 16 1) Melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah (health education in school) yang meliputi aspek : a) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk senantiasa berperilaku hidup sehat. b) Penanaman perilaku/kebiasaan hidup sehat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar. c) Pelatihan dan penanaman pola hidup sehat agar dapat diimlementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan di sekolah (health service in school) antara lain dalam bentuk : a) Pelayanan kesehatan : termasuk pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR). b) Pemeriksaan penjaringan kesehatan peserta didik c) Pemeriksaan berkala d) Pengobatan ringan dan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) e) Pencegahan penyakit (imunisasi, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pendidikan kecakapan hidup sehat (PKHS) atau life skill education. f) Penyuluhan kesehatan dan konseling g) Pengawasan warung sekolah h) Usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS)

30 17 i) Pencatatan dan pelaporan tentang keadaan penyakit dan status gisi dan hal lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan. j) Rujukan kesehatan ke puskesmas. k) Pengukuran tingkat kesegaran jasmani. 3) Menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat baik fisik mental dan sosial (healthful school living) yang meliputi : a) Pelaksanaan kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan, kerindangan, kekeluargaan, (7K). b) Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan termasuk bebas asap rokok. c) Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, murid, pegawai sekolah, orangtua murid dan masyarakat sekitar) b. Ruang lingkup pembinaan dan pengembangan UKS Ruang lingkup pembinaan UKS meliputi : 1) Pendidikan kesehatan 2) Pelayanan kesehatan 3) Penyelenggaraan lingkungan kehidupan sekolah sehat 4) Ketenagaan 5) Sarana prasarana 6) Penelitian dan pengembangan 7) Manajemen/organisasi 8) Monitoring dan evaluasi

31 18 6. Arti Lambang UKS SEGITIGA artinya Trias UKS adalah pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Lingkaran artinya dilakukan terus menerus.tulisan UKS adalah pelaksanaannya harus didukung secara vertikal dan horizontal (pembina maupun pelaksana). 7. Goal UKS Generasi muda terbebas dari; a. Kenakalan remaja b. Bahaya Rokok c. Narkoba d. Kehamilan pranikah/pergaulan bebas e. Cacingan f. Anemia g. Hepatitis B 8. Ciri utama sekolah sehat yang mempromosikan dan meningkatkan kesehatan, yaitu: a. Melibatkan semua pihak melaksanakan UKS (peserta didik, komite sekolah, tokoh masyarakat, dan organisasi di masyarakat). b. Menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, meliputi: Sanitasi dan air yang yang cukup. 1) Bebas dari segala bentuk kekerasan. 2) Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan obat berbahaya.

32 19 3) Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan percaya diri. 4) Pekarangan yang aman. 5) Dukungan masyarakat sepenuhnya. c. Memberikan pendidikan kesehatan dengan: 1) Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap kesehatan, serta dapat mengembangkan fisik, mental dan sosial. 2) Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua. d. Memberikan kesempatan untuk dilaksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah: 1) Penjaringan, diagnose dini, pemantauan, imunisasi, pengobatan sederhana. 2) Kerjasama dengan puskemas. 3) Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan keamanan makanan. e. Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya di sekolah untuk mempromosikan /meningkatkan kesehatan, yaitu: 1) Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk seluruh siswa.

33 20 2) Kebijakan dalam masalah rokok, penyalahgunaan narkoba, obat berbahaya, alkohol, serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan. f. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat dengan memperhatikan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi. g. Tersedianya warung/kantin sekolah yang memenuhi persyaratan kesehatan, antara lain: 1) Warung/kantin sekolah yang selalu dalam kondisi bersih (hygienis). 2) Letaknya minimal 10 m dari kamar mandi dan tempat pembuangan sampah. 3) Tersedianya tempat cuci tangan dengan air mengalir dilengkapi sabun dan handuk. 4) Peran serta aktif dari kader, guru, petugas kesehatan, dan organisasi masyarakat. 5) Pusat penyuluhan. 6) Tersedianya poster dan leaflet tentang makanan sehat. 7) Pusat penelitian. (TP UKS, 2007).

34 21 C. PENELITIAN YANG RELEVAN Beberapa penelitian yang berkaitan dengan kesehatan sekolah yaitu : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Jeanine Pommier1, Didier Jourdan2, Dominique Berger2, Chantal Vandoorne3, Beata Piorecka4 dan Graça Simões De Carvalho5 (2009) tentang promosi kesehatan sekolah, jasa organisasi dan peran profesional kesehatan di tujuh negara Eropa. Penelitian ini didasarkan pada analisis kebijakan kesehatan sekolah dan organisasi sekolah pelayanan kesehatan dan juga wawancara dengan pendidikan kesehatan profesional. Hasil penelitian ini meskipun penyediaan layanan kesehatan bagi anak-anak dan remaja bervariasi, layanan kesehatan yang tersedia sangat mirip di masingmasing negara. Penekanan diletakkan pada aspek-aspek tertentu dari layanan ini bervariasi tergantung pada institusi politik dan budaya di setiap negara. Tiga jenis penyediaan layanan kesehatan sekolah yang diidentifikasi: berbasis masyarakat, berbasis sekolah atau yang berfokus pada kebutuhan kesehatan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Zivković M, Bjegović V, Vuković D, Marinković J. tentang evaluasi efek dari intervensi pendidikan kesehatan proyek "Sekolah Sehat tentang kesehatan kontemporer program intervensi pendidikan semakin digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kesehatan anak-anak sekolah. Penelitian ini dilakukan sebelum dan setelah intervensi. Tripendekatan sudut termasuk (1) murid, (2) sekolah (guru, lingkungan sekolah), dan (3) orang tua. Data dianalisis dengan deskriptif dan inferensial statistik

35 22 dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sekolah jauh lebih bersih dan lebih baik dipertahankan setelah empat tahun intervensi. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Heri Koestiono (2005) tentang pelaksanaan usaha kesehatan sekolah di sekolah dasar negeri se kota pekalongan tahun Populasi adalah seluruh sekolah dasar negeri yang ada di kota Pekalongan sejumah 114 sekolah. Sampel menggunakan teknik rendom sampling Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif persentase. Hasil Penelitian menunjukan bahwa mekanisme organisasi UKS di SD Negeri se-kota Pekolangan termasuk kategori cukup dengan persentase 78,33%, termasuk kategori cukup. Pelaksanaan program kerja UKS di SD Negeri se-kota termasuk kategori baik dengan persentase 83,49%, termasuk kategori baik.ketersediaan sarana dan prasarana IKS di SD Negeri se-kota Pekolangan termasuk kategori baik dengan persentase 86.33%, termasuk kategori baik. 4. Penelitian yang dilakukan oleh wahyu pujianto (2009) tentang pelaksanaan program kerja UKS di SDN Panggungrejo 04 Kepanjen Sebagai Juara Harapan 1 Lomba UKS Tingkat propinsi. Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriftif kuantitatif karena hasilnya berupa angka-angka yang menggambarkan terlaksananya program kerja UKS ataukah tidak. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Panggungrejo 04 Kepanjen pada bulan Juni 2009, dengan responden: 8 pembina UKS, 50 anggota Kader Tiwisada dan 38 siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen dalam bentuk angket. Data yang telah terkumpul

36 23 dianalisis dengan menggunakan teknik analisis persentase. Hasil penelitian didapatkan bahwa pelaksanaan program UKS di SDN Panggungrejo 04 Kepanjen secara umum termasuk kategori baik, sedangkan pelaksanaan program UKS di SDN Panggungrejo 04 Kepanjen secara khusus yaitu pendidikan kesehatan termasuk kategori baik, pelayanan kesehatan termasuk kategori baik dan pembinaan lingkungan sekolah sehat termasuk dalam kategori baik. D. KERANGKA PIKIR PENELITIAN Zuckerman (2006) menyebutkan bahwa kunci utama dari manajemen adalah POAC (planning, organizing, actuating, controlling). Dalam suatu manajemen, perencanaan adalah penetapan tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan (Handoko, 2003). Pengorganisasian yaitu pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, temasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti apabila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Pengawasan yaitu penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan. Adanya fungsi manajemen perencanan, organisasi, pelaksanaan dan pengawasan sehingga dapat menjelaskan sasaran dari manajemen yang bersangkutan

37 24 dan menunjukkan sumberdaya macam apa yang akan digunakan untuk mencapainya. Adapun kerangka pikir penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : Manajemen pelaksanaan pengembangan usaha kesehatan sekolah -Perencanaan -Pengorganisasian -Pelaksanaan -Pengawasan Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Pelaksanaan usaha kesehatan sekolah

38 25 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan rancangan studi kasus dan bersifat deskriptif, yaitu menyajikan deskripsi lengkap dari suatu fenomena yang diamati dalam konteks yang nyata. Studi kasus merupakan salah satu metode penelitian ilmu-lmu sosial. Secara umum studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how dan why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwaperistiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata (Yin, 2006). B. LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian adalah di MIN Jejeran Bantul Yogyakarta karena MIN Jejeran adalah sekolah/madrasah yang telah melakukan trias UKS dan terdapat kegiatan yang menonjol yaitu pernah juara lomba tingkat nasional. C. WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan bulan Januari 2010.

39 26 D. SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada berbagai pihak yang terkait dalam program UKS dengan wawancara mendalam terhadap lurah, kepala sekolah, guru yang terlibat di UKS, siswa yang terlibat di UKS, dan stakeholder (wali murid, warga sekitar, puskesmas) serta tim pembina UKS (Dinas kesehatan bantul, Dinas pendidikan bantul). E. TEHNIK SAMPLING Tehnik sampling adalah tehnik dalam pengambilan sampel (Sugiyono, 2006). Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dipilih orang orang yang dianggap mengetahui tentang hal hal yang berkaitan dengan usaha kesehatan sekolah. F. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Panduan wawancara mendalam (indepth interview) 2. Alat perekam elektronik 3. Kamera 4. Lembar hasil kerja wawancara mendalam 5. Cheklist observasi

40 27 G. SUMBER DATA DAN T EKNIK PENGUMPULAN DATA Menurut Yin (2006), prinsip studi kasus yaitu menghubungkan berbagai bukti. baik itu merupakan hasil dari wawancara, observasi, dan penelusuran dokumen. Sumber data dan tehnik penelusuran data dalam penelitian ini adalah 1. Narasumber Dilakukan dengan wawancara mendalam. Wawancara mendalam kepada subjek penelitian tentang UKS. Wawancara pada kepala sekolah untuk mengetahui perencanaan UKS, kebijakan kebijakan UKS dan program UKS. Wawancara pada siswa untuk mengetahui tentang apa saja yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan UKS. Wawancara pada guru yang terlibat dalam UKS untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan UKS. Wawancara pada stakeholder untuk mengetahui sejauhmana keterlibatannya dalam pelaksanaan kegiatan UKS. Wawancara pada tim pembina UKS untuk mengetahui bagaimana evaluasi ekternal pada pelaksanaan UKS. 2. Dokumen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Penelusuran dokumen dan kepustakaan, untuk mengecek dokumen dan arsip yang ada di sekolah berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan UKS. 3. Aktifitas atau perilaku dan lokasi atau tempat. Dilakukan dengan observasi. Menurut Nasution, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Observasi dilakukan untuk mencocokkan data yang diperoleh dari wawancara untuk menemukan data yang tidak terungkap oleh responden.

41 28 H. CARA DAN TEHNIK ANALISIS DATA Analisis data dilakukan dengan teknik penjelasan (explanationbuilding). Teknik ini menjelaskan suatu fenomena berarti menetapkan serangkaian keterkaitan timbal balik mengenai fenomena tersebut. Keterkaitan timbal balik tersebut misalnya, merefleksikan pemahaman-pemahaman penting dalam proses kebijakan umum, dan jika benar demikian maka dapat menuntun ke arah rekomendasi tertentu bagi kebijakan-kebijakan yang akan datang (Yin, 2006). Analisis data dilakukan dengan analisis transkrip wawancara (Blaxter et al., 2001) dan merumuskan hasil wawancara untuk mendapatkan gambaran bentuk perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan usaha kesehatan sekolah. Setelah didapat gambaran tentang pelaksanaan usaha kesehatan sekolah, kemudian hasil wawancara yang sama dikelompokkan kembali untuk menemukan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan usaha kesehatan sekolah. Hasil yang didapat dipertajam kembali dengan temuan-temuan ketika observasi ataupun studi data sekunder. Hasil observasi dan dokumen yang ada dianalisis dengan analisis observasi dan analisis dokumen (Blaxter et al., 2001). Penelitian ini menggunakan tehnik analisis komparasi atau kategorisasi dan kausalisasi. I. PROSES ANALISIS Proses analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif yaitu dengan mengumpulkan data, menyajikan data kemudian membuat kesimpulan.

42 29 K. UJI KREDIBILITAS Uji kredibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi yaitu teknik mengumpulkan data yang bersifat mengkroscek berbagai teknik pengumpulan data yang telah ada (Sugiyono, 2006). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi tehnik dan triangulasi sumber. Pada triangulasi tehnik peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi, wawancara mendalam dan penelusuran dokumen. Pada triangulasi sumber peneliti mendapatkan data dari dari sumber yang berbeda-beda dengan tehnik yang sama. L. ETIKA PENELITIAN Etika penelitian dengan pemberian informed consent yaitu mengutarakan hak dan kewajiban subjek penelitian dan menjamin kerahasiaan serta dengan persetujuan yang diwujudkan dalam bentuk tanda tangan. Peneliti juga menyampaikan bahwa penelitian ini merupakan penelitian ilmiah untuk kepentingan studi. M. JALANNYA PENELITIAN 1. Tahap persiapan Tahap ini diawali dengan studi pendahuluan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran Bantul Yogyakarta, untuk mendapatkan data awal sebagai masukan latar belakang penelitian dan penetapan sampel. Kemudian dilakukan penyusunan proposal penelitian dan panduan wawancara, selanjutnya dilakukan konsultasi

43 30 dengan dosen pembimbing. Tahap berikutnya adalah mengurus ijin penelitian dan meminta kesediaan para responden untuk ikut serta dalam penelitian yang akan dilaksanakan. 2. Tahap pelaksanaan Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan terlebih dahulu dengan mengirimkan surat permohonan kesediaan. Pelaksanaan wawancara mendalam dilakukan kepada subjek penelitian. Semua dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara mendalam agar lebih terarah dan sistematis. Pada saat dilakukan wawancara digunakan alat perekam suara agar hasil yang didapat lebih obyektif dan lebih valid. Hasil rekaman dibuat dalam bentuk transkrip untuk selanjutnya dilakukan identifikasi hal-hal atau temuan-temuan baik yang mendukung maupun yang menghambat program. Data sekunder berupa dokumen-dokumen berasal dari hasil pemantauan kegiatan program UKS di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran Bantul Yogyakarta. Dalam tahap pelaksanaan, pengolahan data dilanjutkan dengan penyajian data dan analisa data. 3. Analisis Data Analisis wawancara dilaksanakan dengan pemeriksaan terhadap transkrip wawancara, berupa catatan yang dicocokkan dengan rekaman kaset. Kemudian dibaca setiap pertanyaan dan mencatat kemiripan dan ketidakmiripan yang ada. Dimulai dengan melihat jawaban sesuai urutan pertanyaan penelitian (Blaxter et al, 2001) sehingga diperoleh hasil tentang bentuk perencanaan, pengorganisasian,

44 31 pelaksanaan dan pengawasan UKS. Data sekunder diperoleh dari analisis dokumenter dan dengan mengisi checklist observasi. 4. Tahap penyelesaian Tahap penyusunan hasil terdiri dari pembuatan laporan, dan seminar hasil penelitian.

45 32 BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jejeran terletak di lingkungan masyarakat yang berbasis pondok pesantren dengan kultur religiusitas yang cukup tinggi yaitu di Desa Wonokromo Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. MIN Jejeran didirikan pada tahun 1928 oleh para Kyai dan ulama yang pada awal mulanya bernama Madrasah Diniyah Salafiyah. Dalam merespon kemajuan zaman, maka pada tahun 1950 Madrasah Diniyah Salafiyah yang menjadi cikal-bakal MIN Jejeran mulai memperbaharui kurikulumnya. Langkah pertama dengan memasukkan pelajaran umum seperti berhitung, olahraga, kesenian sebagaimana yang ada pada madrasah umum pada saat itu. Langkah kedua pada tahun itu juga dengan merubah nama Madrasah Diniyah Salafiyah menjadi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah. Di bawah pengelolaan Dewan Penyantun madrasah ini terus mengayuh perjalanan juangnya dengan menyantuni siswa yang kebanyakan dari keluarga kurang dan tidak mampu. Selanjutnya dalam upaya memperkuat eksistensi madrasah, atas ketulusan pengelola dan didukung oleh Dewan Penyantun, maka pada tahun 1963 Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Jejeran diusulkan menjadi madrasah negeri. Sejak saat itu diberlakukanlah uji kelayakan untuk menjadi madrasah negeri.

46 33 Sumber daya manusia di MIN Jejeran terdiri dari 31 orang meliputi 1 orang Kepala Madrasah, 20 orang guru yang 8 orang diantaranya telah tersertifikasi, 2 kandidat sertifikasi, 3 orang sarjana, dan 6 orang dalam pendidikan S1. Di samping itu MIN Jejeran juga memiliki 1 orang bendahara rutin, 2 orang staf Tata Usaha, 1 orang pegawai perpustakaan, 3 orang guru pendampingan, 1 orang cleaning servise, 1 orang penjaga malam dan 1 orang satpam. Siswa di MIN Jejeran pada tahun ajaran 2008/2009 sejumlah 269 siswa terdiri dari 140 siswa laki-laki dan 129 siswa perempuan. Fasilitas sarana dan prasarana di MIN Jejeran terdiri dari 20 ruang meliputi 12 ruang untuk kelas, 1 ruang Kepala Madrasah, 1 ruang guru, 1 ruang TU, 1 ruang UKS, 1 ruang mushalla, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang Lab. komputer, dan 1 ruang kantin, 1 ruang ketrampilan, 1 ruang tamu, 1 ruang tunggu, 3 ruang gudang. MIN Jejeran juga memiliki halaman yang luas dan hijau, taman yang indah, tempat parkir yang nyaman, taman baca, greenhouse, tempat mengolah sampah, 16 kamar mandi/wc dengan rasio penggunaan 1 : 18,5 dan kolam ikan. B. TEMUAN PENELITIAN 1. Perencanaan Latar belakang terbentuknya usaha kesehatan sekolah di MIN Jejeran adalah karena adanya kebutuhan kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu hal sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, sehat merupakan modal utama

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Populasi anak usia sekolah merupakan elemen yang cukup penting karena proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia (Reksoprodjo,

Lebih terperinci

Terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif yang terbebas dari : Pengertian UKS

Terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif yang terbebas dari : Pengertian UKS Misi Visi Visi : Sekolah sehat, aman, dan bersih Indikator : Terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif yang terbebas dari : 1. Bebas polusi 2. Bebas rokok 3. Tersedia air bersih 4. Sarana sanitasi yang

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil Puskesmas Kijang Tahun Anggaran 2014 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan SKPD Program Kegiatan Capaian Program Input (Masukan) Output Outcome (Hasil) : Dinas

Lebih terperinci

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ni Putu Dewi Sri Wahyuni Fakultas Olahraga dan Kean, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja Email

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 1. Defenisi Usaha Kesehatan Sekolah dirintis sejak tahun 1956 melalui pilot project di Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen

Lebih terperinci

Pembinaan dan Pengembangan UKS

Pembinaan dan Pengembangan UKS Pembinaan dan Pengembangan UKS Disampaikan oleh : Kepala Puskesmas Cibadak Cibadak, 5 April 2010 Pendahuluan Salah satu upaya yg strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah upaya pendidikan

Lebih terperinci

2 pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah/madrasah di setiap sekolah/madrasah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

2 pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah/madrasah di setiap sekolah/madrasah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1717, 2014 PERATURAN BERSAMA. Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah. Pengembangan. Pembinaan. Pencabutan. PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011 sisipan:layout 1 7/25/09 2:05 AM Page 1 Suplemen PHBS di Sekolah 1 Pengantar Kementerian Kesehatan memberikan perhatian lebih pada kesehatan anak. Bukan karena tahun ini Kemenkes menjadi penanggungjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia

Lebih terperinci

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga 1.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Promosi Kesehatan di institusi pendidikan (Health Promoting School) yang dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2005) menggunakan model holistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh Badan Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad A. Deskripsi Teori BAB II KAJIAN TEORI 1. Hakikat UKS Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian UKS Usaha kesehatan sekolah atau yang disingkat dengan UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 2.1.1 Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960 tentang pasal-pasal

Lebih terperinci

USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI KABUPATEN WONOSOBO

USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 27 TAHUN 2002 T E N T A N G USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang : a. bahwa Usaha

Lebih terperinci

Upaya penerapan PHBS di Sekolah

Upaya penerapan PHBS di Sekolah BAB I PENDAHULUAN Kualitas sumber daya manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMU/SMK/MA (Tim Pembina

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMU/SMK/MA (Tim Pembina BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah generasi masa depan suatu bangsa. Pembentukan generasi masa depan bangsa yang kuat, cerdas, kreatif, dan produktif, merupakan tanggungjawab semua

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SEKS PRANIKAH REMAJA (PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK) STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA) DI KABUPATEN KEBUMEN

SEKS PRANIKAH REMAJA (PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK) STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA) DI KABUPATEN KEBUMEN SEKS PRANIKAH REMAJA (PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK) STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA) DI KABUPATEN KEBUMEN TESIS Diajukan Guna Mendapat Gelar Magister Pada Program Studi Magister Kedokteran

Lebih terperinci

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945 diselenggarakan menurut GBHN 1993 menekankan bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan menjadi bagian yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang agar dapat melakukan aktifitas. Kesehatan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam

Lebih terperinci

UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH)

UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH) UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH) DEFINISI Menurut depdikbud Upaya membina dan mngembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan disekolah,

Lebih terperinci

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal. PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN 3.1. Visi Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 3.2. Misi 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat belajar. 2. Mewujudkan

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PENERAPAN 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PLUS di SEKOLAH DASAR NEGERI 03 JATEN KARANGANYAR TAHUN 2012-2013 TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TRIAS USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI WILAYAH KECAMATAN PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS

PELAKSANAAN TRIAS USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI WILAYAH KECAMATAN PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS PELAKSANAAN TRIAS USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI WILAYAH KECAMATAN PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS Saryono 1, Dian Rahmawati 1, Iwan Purnama 1 1 2 3 Program Sarjana Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

PEMBINAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 22 PADANG TAHUN 2009

PEMBINAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 22 PADANG TAHUN 2009 PEMBINAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 22 PADANG TAHUN 2009 oleh : Azrimaidaliza, Nizwardi Azkha, Defriman Djafri, Masrizal Dt. Mangguang Fak. Kedokteran Universitas Andalas Abstrak Masalah kesehatan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SD NEGERI 1 PURWOSARI KECAMATAN PATEBON

EVALUASI PROGRAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SD NEGERI 1 PURWOSARI KECAMATAN PATEBON EVALUASI PROGRAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SD NEGERI 1 PURWOSARI KECAMATAN PATEBON TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Landasan teori Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa anak ketika berusia 5 10 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan BAB I PENDAHULAUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan bersifat dinamis (berubah setiap saat), dan dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Maka untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES. Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) Brebes 52212

KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES. Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) Brebes 52212 KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) 371523 Brebes 52212 PEMERINTAH KABUPATEN BREBES DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BREBES Jl. Tritura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program-program kesehatan oleh pemerintah tidak hanya dilakukan melalui unit-unit pelayanan kesehatan, namun juga dikembangkan secara lintas sektoral. Salah satu program

Lebih terperinci

UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta indah_prasty@uny.ac.id 2013 DEFINISI UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada. Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru.

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada. Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru. BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual Penelitian ini menggambarkan tentang dukungan yang diberikan petugas kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah

Lebih terperinci

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG { PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BALIKPAPAN, Menimbang

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah tunas bangsa, generasi penerus bangsa, dan tumpuan harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia yang bermartabat (Din

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK SALINAN BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambah Lembaran Negara Nomor 3445 );

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambah Lembaran Negara Nomor 3445 ); PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS KEBIJAKAN KAMPUNG KELUARGA BERENCANA TERHADAP PENERIMAAN KONSEP KELUARGA BERENCANA

EFEKTIFITAS KEBIJAKAN KAMPUNG KELUARGA BERENCANA TERHADAP PENERIMAAN KONSEP KELUARGA BERENCANA EFEKTIFITAS KEBIJAKAN KAMPUNG KELUARGA BERENCANA TERHADAP PENERIMAAN KONSEP KELUARGA BERENCANA (Studi Kasus Faktor Institusional dan Faktor Sosial di Kecamatan Jeruklegi Kabupaten Cilacap) TESIS Untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dermawan (2012) dan Mubarak, Chayatin, Santoso (2012) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dermawan (2012) dan Mubarak, Chayatin, Santoso (2012) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dermawan (2012) dan Mubarak, Chayatin, Santoso (2012) menyatakan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERBASIS SOSIAL

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERBASIS SOSIAL PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERBASIS SOSIAL (Studi Situs di TK PG. Colomadu Kabupaten Karanganyar) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magistern Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 0,629. Kesehatan, pendidikan dan pendapatan ekonomi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 0,629. Kesehatan, pendidikan dan pendapatan ekonomi menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah negara melaksanakan program pemerintah bisa diukur dengan melihat angka Human Development Index (HDI). Pada tahun 2010 2012, secara terus-menerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Nuraida dkk, 2014). Sedangkan pada kenyataannya masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Nuraida dkk, 2014). Sedangkan pada kenyataannya masih banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan yang sehat sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Makanan jajanan sehat adalah makanan jajanan yang mengandung zat gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANTUL. 1. Sejarah Perkembangan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul

BAB II DESKRIPSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANTUL. 1. Sejarah Perkembangan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul BAB II DESKRIPSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANTUL A. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul 1. Sejarah Perkembangan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul terletak di Jalan Lingkar

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Pada Program Studi Magister Kedokteran

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN. Untuk mencapai visi tersebut, maka telah disepakati misi yang akan dijalankan, yaitu :

BAB II KEBIJAKAN. Untuk mencapai visi tersebut, maka telah disepakati misi yang akan dijalankan, yaitu : 8 BAB II KEBIJAKAN 1. VISI DAN MISI Berdasarkan Visi, Misi Menuju Bandung Juara yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Bandung dan Tugas Pokok dan Fungsi TP. UKS Kecamatan Arcamanik maka Tim Pembina

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3 31 STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3 Annida Aulia Fauziah 1, Ellis Endang Nikmawati 2, Rita Patriasih 2 Abstrak : Anak usia sekolah rawan akan masalah kesehatan, seperti

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN BUPATI KABUPATEN JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA Pelaksanaan Usaha... (Ridho Nugroho) 1 PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA IMPLEMENTATION OF HEALTH BUSINESS SCHOOL IN THE STATE HIGH SCHOOL SE- YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAMUJU UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKN DENGAN CTL DI SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKN DENGAN CTL DI SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKN DENGAN CTL DI SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN TEORITIS

II. TINJAUAN TEORITIS II. TINJAUAN TEORITIS 2.1 Promosi Kesehatan (Health Promotion) Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok dan masyarakat (Blum, dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DONGI Alamat : Jl. Lattabe No 4 Dongi, Kec. Pitu Riawa.

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DONGI Alamat : Jl. Lattabe No 4 Dongi, Kec. Pitu Riawa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia (SDM) ditentukan oleh dua faktor yang saling berhubungan yakni pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 HUBUNGAN USIA DAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RESPON PRE MENSTRUAL SYNDROME (REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH ALI MAKSUM KRAPYAK YOGYAKARTA) TESIS Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2017 KEMENKES. Penanggulangan Cacingan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAPAT MENINGKATKAN KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI 1 TEGOREJO KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

EVALUASI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAPAT MENINGKATKAN KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI 1 TEGOREJO KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL EVALUASI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAPAT MENINGKATKAN KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI 1 TEGOREJO KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan kelompok yang unik dengan kebutuhan yang khas, yaitu kebutuhan untuk mengenal identitas/ jati dirinya. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, remaja

Lebih terperinci

MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN ORANG TUA MURID DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDITAR RAIHAN BANTUL)

MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN ORANG TUA MURID DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDITAR RAIHAN BANTUL) MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN ORANG TUA MURID DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDITAR RAIHAN BANTUL) AGUS FUADI NIM 01735149 Tesis Ditulis Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG PEMENUHAN HAK KESEHATAN REPRODUKSI DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit (Maryunani, 2013). Oleh karena itu, pada masa ini anak usia sekolah dasar

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH ( Studi pada SD Negeri Sobokerto 1 dan MI Al-Islam Ngesrep 1 ) TESIS Oleh : Nama : Retnaning Winastuti NIM : Q.100030109 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi

Lebih terperinci

PELATIHAN DOKTER KECIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA DI SDN 2 LABUAPI

PELATIHAN DOKTER KECIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA DI SDN 2 LABUAPI PELATIHAN DOKTER KECIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA DI SDN 2 LABUAPI ABSTRAK NOVA BUDIHARJO Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram e-mail : akg.mataram@yahoo.co.id

Lebih terperinci

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen 44 B A B III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PROFIL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BERBASIS PENILAIAN KINERJA (Studi Situs SMP Negeri 1 Cawas Klaten) TESIS

PROFIL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BERBASIS PENILAIAN KINERJA (Studi Situs SMP Negeri 1 Cawas Klaten) TESIS PROFIL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BERBASIS PENILAIAN KINERJA (Studi Situs SMP Negeri 1 Cawas Klaten) TESIS Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Pendidikan Program

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MANAJEMEN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA MI NEGERI AMBARAWA

MANAJEMEN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA MI NEGERI AMBARAWA MANAJEMEN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA MI NEGERI AMBARAWA Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Oleh:

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA BALIKPAPAN WALIKOTA BALIKPAPAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 60 ayat (6),

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci