Upaya penerapan PHBS di Sekolah
|
|
- Bambang Suparman Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Kualitas sumber daya manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang. Oleh karena itu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat pada upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas, menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School ( Sekolah yang mempromosikan kesehatan ). Health Promoting School adalah sekolah yang telah melaksanakan UKS dengan ciri-ciri melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman, memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan dan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak usia sekolah dan remaja sangat kompleks dan bervariasi. Pada anak usia TK/RA dan SD/MI biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, serta membersihkan kuku dan rambut. Pada anak usia SMP/MT dan SMU/MA (remaja), masalah
2 kesehatan yang dihadapi biasanya berkaitan dengan perilaku berisiko seperti perilaku merokok, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan yang tak diinginkan (KTD), abortus yang tidak aman, Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, stress dan trauma. Berkaitan dengan hal itu, pelaksanaan UKS di tingkat TK/RA dan SD/MI berbeda dengan tingkat SMP/MT dan SMU/MA. Pelaksanaan UKS di SMP/MT dan SMU/MA lebih difokuskan pada pencegahan perilaku berisiko yang biasanya sering dilakukan remaja sesuai dengan ciri dan karakteristiknya yang selalu ingin tahu, suka tantangan dan ingin coba-coba sesuatu hal yang baru serta penanganan akibatnya. Murid usia SMP/MT dan SMU/MA (remaja) perlu dibina agar menjalankan hidup sehat lewat keterapilan hidup sehari-hari (life skill education). Sementara untuk anak usia TK/RA dan SD/MI, memupuk kebiasaan PHBS sedini mungkin dengan membentuk kebiasaan menggosok gigi dengan benar, mencuci tangan, serta membersihkan kuku dan rambut. Upaya penerapan PHBS di Sekolah Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Jumlah usia sekolah yang cukup besar yaitu 30 % dari jumlah penduduk Indonesia merupakan masa keemasan untuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga anak sekolah berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Beberapa kegiatan peserta didik dalam menerapkan PHBS di sekolah antara lain jajan di warung/kantin sekolah karena lebih terjamin kebersihannya; mencuci tangan dengan air bersih dan sabun; menggunakan jamban di sekolah serta menjaga kebersihan jamban; mengikuti kegiatan olah raga dan aktifitas fisik sehingga meningkatkan kebugaran dan kesehatan peserta didik; memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin; tidak merokok, memantau pertumbuhan peserta didik melalui pengukuran BB dan TB; serta membuang sampah pada tempatnya. Dengan menerapkan PHBS di sekolah oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah, maka akan membentuk mereka untuk memiliki kemampuan dan kemandirian dalam mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat. A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Perubahan tersebut akan nampak dalam penguasaan pola-pola respons yang baru terhadap lingkungan, yang berupa keterampilan, kebiasaan, sikap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman
3 apresiasi dan sebagainya. Dengan demikian hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan seluruh aspek tingkah laku (Mohammad Surya, 1992 : 23-25). Masalah kependudukan dan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah masalah kemanusiaan yang erat hubungannya dengan sistem nilai, adat istiadat, dan agama dalam mengendalikan eksistensi sebagai penduduk dan pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu cara mengatasinya tidak dapat hanya dengan melakukan usaha-usaha yang bersifat teknis semata-mata, melainkan haruslah ada usaha yang bersifat edukatif dan persuasif. Dengan demikian akan dapat dilakukan usaha ke arah perubahan sikap dan perilaku yang sudah lama melekat dalam masyarakat. Kegiatan yang dimaksudkan adalah pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH), yaitu program pendidikan untuk membina anak didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap dan tingkah lakukependudukan dan lingkungan hidup secara rasional dan bertanggung jawab dari segi sosial, politik, ekonomi, dan kesejahteraan keluarga, masyarakat, lingkungan hidup negaranya, dan manusia pada umumnya (Nana Sudjana dan Dendasurono Prawiroatmodjo (1989 : 9). Sikap memiliki tiga komponen sikap, yaitu : 1) komponen kognisi yang hubungannya dengan beliefs, ide dan konsep, 2) komponen afeksi yang menyangkut kehidupan emosional seseorang, dan 3) komponen konasi yang merupakan kecenderungan bertingkah laku. Untuk lebih menjelaskan konteks sikap, perlu dibedakan terlebih dahulu fungsi sikap dan kejadian. Karakteristik dari sikap senantiasa mengikutsertakan segi evaluasi yang berasal dari komponen afeksi (Mar at, 1981 : 13). Sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan akan melahirkan tindakan atau perilaku siswa, apakah ia akan peduli atau tidak peduli terhadap masalah kesehatan lingkungan. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu usaha dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Enam usaha dasar kesehatan masyarakat tersebut, yaitu : 1) pemeliharaan dokumen kesehatan, 2) pendidikan kesehatan, 3) kesehatan lingkungan, 4) pemberantasan penyakit menular, 5) kesejahteraan ibu dan anak, dan 6) pelayanan medis dan perawatan kesehatan. Di antara sekian banyak kegiatan kesehatan lingkungan, dapat disebutkan program atau kegiatan penyediaan air minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air,
4 udara, makanan, dan vektor, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya (Juli Soemirat Slamet, 1994 : 6-7). Kesehatan lingkungan sekolah di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia, pada umumnya masih rendah. Sebagai contoh, penyediaan fasilitas toilet yang tidak memadai dengan jumlah warga sekolah, ruangan belajar yang berdempetan karena lahan sempit sementara jumlah ruangan banyak, saluran pembuangan limbah yang tidak lancar, persediaan air bersih yang tidak memadai, dan lain sebagainya. Kesehatan lingkungan sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi atau hasil belajar siswa. Kesehatan lingkungan juga mempengaruhi pembentukan sikap siswa terhadap lingkungannya, sehingga pada akhirnya juga akan sangat menentukan partisipasi siswa dalam kegiatan kesehatan lingkungan, khususnya di lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah yang sehat antara lain adalah dengan tersedianya fasilitas toilet yang memadai dengan jumlah siswa dan warga sekolah lainnya, persediaan air bersih yang cukup, terdapatnya tanaman penghijauan yang menambah kadar oksigen dan keteduhan, saluran air limbah yang baik, lingkungan yang tidak terlalu bising, disamping keharusan adanya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Dalam hal ini, kesehatan lingkungan di SMU Negeri 1 Tasikmalaya masih kurang memadai, terutama misalnya dalam penyediaan fasilitas toilet yang tidak seimbang dengan jumlah siswa dan warga sekolah lainnya, penyediaan air bersih yang kurang mencukupi, ruangan istirahat yang tidak memadai, kurangnya tanaman penghijauan di halaman sekolah, dan lain sebagainya. Dalam usaha memelihara dan meningkatkan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat, maka sebaiknya ditingkatkan partisipasi siswa dalam usaha kesehatan lingkungan sekolah. Partisipasi siswa dapat dalam bentuk partisipasi tenaga, partisipasi buah pikiran, atau pun partisipasi harta-benda. Partisipasi tenaga dapat dalam bentuk terjun langsung secara fisik seperti menyapu halaman, membersihkan selokan, dan lainnya. Partisipasi buah pikiran dapat berbentuk ide untuk menyediakan tempat sampah dengan bentuk yang indah dan menarik. Sedangkan partisipasi harta benda dapat dalam bentuk menyumbangkan alat-alat kebersihan seperti sapu ijuk dan sapu lidi. B. Kerangka Pemikiran Setiap individu memiliki hasil belajar kognitif PKLH yang berbeda. Individu yang memiliki hasil belajar kognitif PKLH yang
5 tinggi cenderung untuk memiliki partisipasi yang tinggi dalam kesehatan lingkungan. Agar diperoleh partisipasi siswa yang tinggi dalam kegiatan kesehatan lingkungan, maka diperlukan peningkatan proses belajar mengajar tentang PKLH yang lebih efektif dan efisien bagi para siswa. Edi Hernawan (1999) mengemukakan hasil penelitiannya tentang Perbedaan Hasil Belajar Kognitif PKLH dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Terhadap Lingkungan Hidup Antara Siswa SD Negeri di Kota dan di Luar Kota Tasikmalaya, bahwa hasil belajar kognitif PKLH dan sikap terhadap lingkungan hidup siswa yang berasal dari SD Negeri di kota Tasikmalaya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang berasal dari SD Negeri di luar kota Tasikmalaya. Hal ini disebabkan siswa di kota memiliki fasilitas belajar dan bahan bacaan, khususnya bahan bacaan tentang lingkungan hidup, yang lebih lengkap. Selain itu, pembinaan terhadap siswa oleh guru-guru di SD Negeri kota Tasikmalaya lebih terarah, karena guru-guru di kota juga memiliki bahan-bahan bacaan, khususnya bahan bacaan tentang lingkungan hidup, yang lebih lengkap dibandingkan dengan guru-guru di luar kota. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada perbedaan yang nyata antara hasil belajar kognitif PKLH siswa yang berasal dari SD kota dengan siswa yang berasal dari SD luar kota. Setiap individu memiliki sikap yang berbeda terhadap kesehatan lingkungan. Individu yang memiliki sikap yang lebih baik terhadap kesehatan lingkungan cenderung untuk memiliki partisipasi yang tinggi dalam kegiatan kesehatan lingkungan. Agar diperoleh partisipasi yang tinggi dalam kegiatan kesehatan lingkungan, maka diperlukan pembinaan sikap siswa yang lebih baik dan positip dalam kegiatan kesehatan lingkungan. Tarjuki (2000) mengemukakan hasil penelitiannya tentang Hubungan Antara Pengetahuan Lingkungan dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Partisipasi Siswa Dalam Pemeliharaan Lingkungan Sekolah di SLTP Negeri 1 Gandrungmangu Kabupaten Cilacap, bahwa terdapat hubungan positip antara pengetahuan lingkungan dan prestasi belajar siswa dengan partisipasi siswa dalam pemeliharaan lingkungan sekolah, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Hal ini berarti makin luas pengetahuan siswa tentang lingkungan, makin tinggi pula tingkat partisipasi siswa dalam pemeliharaan lingkungan sekolah. Demikian juga,
6 makin tinggi prestasi belajar siswa, makin tinggi pula partisipasi siswa dalam pemeliharaan lingkungan sekolah. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa pengetahuan siswa tentang lingkungan dan prestasi belajar siswa memberikan kontribusi yang nyata terhadap tingkat partisipasi siswa dalam pemeliharaan lingkungan sekolah. Hasil belajar kognitif PKLH yang tinggi dan sikap siswa yang lebih baik terhadap kesehatan lingkungan akan menghasilkan partisipasi siswa yang tinggi dalam kegiatan kesehatan lingkungan. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan kesehatan lingkungan sekolah, maka diperlukan adanya peningkatan hasil belajar kognitif PKLH dan pembinaan sikap siswa dalam kegiatan kesehatan lingkungan sekolah. Lili Sutji (2000) mengemukakan hasil penelitiannya tentang Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Tingkat Ekonomi Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Kesehatan Lingkungan di Desa Cijulang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi, secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan kesehatan lingkungan. Hal ini berarti makin tinggi tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi, makin tinggi pula tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan kesehatan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian Lili Sutji tersebut di atas, diharapkan akan diperoleh hasil yang senada dengan penelitian ini, dimana makin tinggi hasil belajar kognitif PKLH dan sikap terhadap lingkungan, akan diperoleh tingkat partisipasi siswa dalam kesehatan lingkungan sekolah. Aning Effendi (2000) mengemukakan hasil penelitiannya tentang Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kebersihan Lingkungan dan Sikap Terhadap Kebersihan Lingkungan Dengan Partisipasi Pedagang Dalam Kebersihan Lingkungan di Obyek Wisata Situs karangkamulyan, Kabupaten Ciamis, bahwa terdapat hubungan positif antara pengetahuan tentang kebersihan lingkungan dan sikap terhadap kebersihan lingkungan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, dengan
7 partisipasi pedagang dalam kebersihan lingkungan. Hal ini berarti makin tinggi pengetahuan tentang lingkungan dan sikap terhadap kebersihan lingkungan, makin tinggi pula tingkat partisipasi pedagang dalam kebersihan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian Aning Effendi tersebut di atas, diharapkan akan diperoleh hasil yang senada dengan penelitian ini, dimana makin tinggi hasil belajar kognitif PKLH dan sikap terhadap lingkungan, akan diperoleh tingkat partisipasi siswa dalam kesehatan lingkungan sekolah. Dari hasil penelitian Edi Hernawan (1999), Tarjuki (2000), Lili Sutji (2000), dan Aning Effendi (2000) tersebut di atas, terdapat perbedaan hasil belajar kognitif siswa tentang PKLH dan sikap siswa terhadap lingkungan hidup antara siswa dari SD Negeri kota dan siswa dari SD Negeri luar kota, terdapat hubungan positip antara pengetahuan siswa tentang lingkungan dan prestasi belajar siswa dengan partisipasi siswa dalam pemeliharaan lingkungan sekolah, terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan kesehatan lingkungan, dan terdapatnya hubungan positif antara pengetahuan kebersihan lingkungan dan sikap terhadap kebersihan lingkungan dengan partisipasi pedagang dalam kebersihan lingkungan. Mengacu pada hasil penelitian tersebut, diharapkan dalam penelitian ini juga terdapat hubungan positip antara hasil belajar kognitif siswa tentang PKLH dan sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan partisipasi siswa dalam kegiatan kesehatan lingkungan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Tasikmalaya, Juli 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 1. Defenisi Usaha Kesehatan Sekolah dirintis sejak tahun 1956 melalui pilot project di Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Populasi anak usia sekolah merupakan elemen yang cukup penting karena proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia (Reksoprodjo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan menjadi bagian yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang agar dapat melakukan aktifitas. Kesehatan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3
31 STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3 Annida Aulia Fauziah 1, Ellis Endang Nikmawati 2, Rita Patriasih 2 Abstrak : Anak usia sekolah rawan akan masalah kesehatan, seperti
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Promosi Kesehatan di institusi pendidikan (Health Promoting School) yang dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2005) menggunakan model holistik
Lebih terperinciPEMBINAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 22 PADANG TAHUN 2009
PEMBINAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 22 PADANG TAHUN 2009 oleh : Azrimaidaliza, Nizwardi Azkha, Defriman Djafri, Masrizal Dt. Mangguang Fak. Kedokteran Universitas Andalas Abstrak Masalah kesehatan
Lebih terperinciSuplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011
sisipan:layout 1 7/25/09 2:05 AM Page 1 Suplemen PHBS di Sekolah 1 Pengantar Kementerian Kesehatan memberikan perhatian lebih pada kesehatan anak. Bukan karena tahun ini Kemenkes menjadi penanggungjawab
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit (Maryunani, 2013). Oleh karena itu, pada masa ini anak usia sekolah dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah generasi masa depan suatu bangsa. Pembentukan generasi masa depan bangsa yang kuat, cerdas, kreatif, dan produktif, merupakan tanggungjawab semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian penting terhadap pencapaian tumbuh kembang anak yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama dari berbagai tingkatan. Dimana jumlah anak sekolah diperkirakan
Lebih terperinci1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah
PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH A. PENDAHULUAN Di Indonesia, bentuk promosi kesehatan di sekolah adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan sekaligus UKS merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat disekolah.
Lebih terperinciPELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA
Pelaksanaan Usaha... (Ridho Nugroho) 1 PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA IMPLEMENTATION OF HEALTH BUSINESS SCHOOL IN THE STATE HIGH SCHOOL SE- YOGYAKARTA
Lebih terperinciPROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR
PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ni Putu Dewi Sri Wahyuni Fakultas Olahraga dan Kean, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara berkembang
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 2.1.1 Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960 tentang pasal-pasal
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah tunas bangsa, generasi penerus bangsa, dan tumpuan harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia yang bermartabat (Din
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekolah dasar merupakan tempat belajar anak usia antara 7-12 tahun, kelompok tingkat kerawanan tinggi karena dalam proses pertumbuhan. Karakteristik anak sekolah dasar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad
A. Deskripsi Teori BAB II KAJIAN TEORI 1. Hakikat UKS Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku sehat. Program PHBS
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian UKS Usaha kesehatan sekolah atau yang disingkat dengan UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia
Lebih terperinciJurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
Jurnal CARE, Vol. 3, No., 05 5 PELAKSANAAN PROGRAM UKS DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG KOTA MALANG Erlisa Candrawati ) ; Esti Widiani ) ),
Lebih terperinciTujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga
1.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut seorang anak rentan terhadap masalah kesehatan. Menurut Mikail (2011, dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indikator perilaku hidup bersih dan sehat terdiri dari indikator perilaku dan indikator lingkungan dilima tatanan yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat
Lebih terperincisekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945 diselenggarakan menurut GBHN 1993 menekankan bahwa tujuan pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kesehatan berupaya membangun perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat diharapkan mampu melakukan upaya pencegahan secara lebih efisein dan efektif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu misi pembangunan kesehatan di Indonesia adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti yang rutin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat setiap orang sehingga mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Lebih terperinciUNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta indah_prasty@uny.ac.id 2013 DEFINISI UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Sementara itu, derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas hidup sehari-hari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan
Lebih terperinciPELAKSANAAN TRIAS USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI WILAYAH KECAMATAN PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS
PELAKSANAAN TRIAS USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI WILAYAH KECAMATAN PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS Saryono 1, Dian Rahmawati 1, Iwan Purnama 1 1 2 3 Program Sarjana Keperawatan Universitas
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA
PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA INDA AINI NOOR FADILAH MA 0712072 INTISARI Perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan
BAB I PENDAHULAUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan bersifat dinamis (berubah setiap saat), dan dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Maka untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan
Lebih terperinciPemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk
Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk Rossalina Adi Wijayanti #1, Novita Nuraini #2, Arisanty Nur Setia R #3 # Jurusan Kesehatan, Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan Indonesia Sehat 2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Untuk mendukung pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tarnawan (2007, dalam Martunus, 2013) usaha Kesehatan Sekolah adalah bentuk dari usaha kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di sekolah. Ananto (2009, dalam Efendi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian intergral dari pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan keberhasilan pencapaian tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan visi pembagunan Indonesia tahun 2025 yaitu Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang sosial kemanusiaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:
LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a : U s i a : Alamat : Pekerjaan : No. KTP/lainnya : Dengan sesungguhnya
Lebih terperinciGERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR Saat ini Kota Bogor merupakan salah satu kota di Indonesia yang turut menghadapi masalah kesehatan triple burden, yaitu masih adanya penyakit infeksi, meningkatnya
Lebih terperinciPembinaan dan Pengembangan UKS
Pembinaan dan Pengembangan UKS Disampaikan oleh : Kepala Puskesmas Cibadak Cibadak, 5 April 2010 Pendahuluan Salah satu upaya yg strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah upaya pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era sekarang ini pendidikan sangatlah penting guna mengimbangi perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa kurang lengkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Lebih terperinciO. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3
O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pelayanan Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Pelaksanaan Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Nuraida dkk, 2014). Sedangkan pada kenyataannya masih banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan yang sehat sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Makanan jajanan sehat adalah makanan jajanan yang mengandung zat gizi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi kesehatan sedunia World Health Oganization (WHO) tahun 1948 dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia yang sangat fundamental bagi setiap penduduk. Selain sebagai hak asasi, kesehatan juga merupakan investasi, untuk itu
Lebih terperinci1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi
O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN UKS DALAM PROGRAM PHBS SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 KOTA YOGYAKARTA 2013
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN UKS DALAM PROGRAM PHBS SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 KOTA YOGYAKARTA 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : NENI RIANA 201210104309 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Landasan teori Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa anak ketika berusia 5 10 tahun, sedangkan
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan nasional 2010 yang menggambarkan masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN TEORITIS
II. TINJAUAN TEORITIS 2.1 Promosi Kesehatan (Health Promotion) Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok dan masyarakat (Blum, dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Posyandu Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian dari kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Departemen Kesehatan pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. diaplikasikan pada bidang kesehatan (Azmi, 2013). Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kasehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 10. PT Rineka Cipta, 2008), hlm Sinar Grafis, 2009) hlm.3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Lebih terperinciABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 596/ILMU HUKUM ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY J E M B E R PANDANGAN REMAJA TENTANG HUKUM DAN HAK KESEHATAN REPRODUKSI DIKAITKAN DENGAN UPAYA PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMU/SMK/MA (Tim Pembina
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan kelompok yang unik dengan kebutuhan yang khas, yaitu kebutuhan untuk mengenal identitas/ jati dirinya. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) adalah delapan tujuan pembangunan sebagai respons atas permasalahan global yang akan dicapai pada 2015. Delapan tujuan tersebut antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perumahan dan permukiman yang dikelola dengan baik merupakan sebuah indikator kesejahteraan dan target intervensi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat (Thomson, 2001).
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul. Saat ini saya sedang melakukan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU UKS TERHADAP PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN SEKOLAH DASAR (SD)
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU UKS TERHADAP PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN SEKOLAH DASAR (SD) (Studi Di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Tahun 2014) Dina Permatasari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (www.datastatistik-indonesia.com)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan tumpuan bagi masa depan bangsa. Mereka merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kesehatan di Indonesia dilaksanakan dengan pembangunan kesehatan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Upaya peningkatan kesehatan di Indonesia dilaksanakan dengan pembangunan kesehatan yang bersifat menyeluruh (holistik), yang melihat masalah kesehatan dipengaruhi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Departemen Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Tolokan adalah salah satu wilayah di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang memiliki angka kasus diare tertinggi. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena Indonesia beriklim tropis. Iklim tersebut yang mempermudah perkembangan bakteri, parasit maupun
Lebih terperinciDisampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat. Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.
KESEHATAN LINGKUNGAN Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.Hum Yogyakarta, 21 Maret 2016 Kebijakan terkait Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah antara lain cuci tangan dengan air bersih dan sabun, jajan di kantin sekolah, Buang Air Besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian. A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam
Lebih terperinciGAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA
GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA Riana Bintang Rozaaqi Universitas Airlangga: Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat, Surabaya
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI JANTEN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI JANTEN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO LEVEL OF STUDENTS KNOWLEDGE ABOUT HEALTHY LIFESTYLE OD FIFTH AND SIXTH
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandari*) Abstrak Perilaku Hidup bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku
Lebih terperinciKONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN Nama kelompok : 1. Arif Rahmahabimantara 2. Anindya Hidayaturrohma 3. Qonita 4. Arum Wibisono 5. Fitrah Nurani E.P 6. Sinta Diani Rohma PENGERTIAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciPENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH
PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH M.Adam MT, Nurhidayati, Ade Suhendra dan Robi Putra Mahasiswa Universitas Muara Bungo Abstrak
Lebih terperinciKerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan
Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil Puskesmas Kijang Tahun Anggaran 2014 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan SKPD Program Kegiatan Capaian Program Input (Masukan) Output Outcome (Hasil) : Dinas
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, Menimbang : a. Bahwa
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH DI SMA KATOLIK ST.THOMAS AQUINO MANADO
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH DI SMA KATOLIK ST.THOMAS AQUINO MANADO Abraham Uamang*, Ardiansa. A. T. Tucunan*, Adisti, A. Rumayar*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. M. Federspiel, salah seorang pengkaji ke-islaman di Indonesia, menjelang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pondok pesantren di Indonesia memiliki tugas yang sangat besar, baik bagi kemajuan pendidikan Islam maupun bagi bangsa Indonesia keseluruhan. Tujuan pesantren adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan sumber daya manusia (SDM) pada masa yang akan datang (Kemenkes RI, 2013). Anak usia sekolah merupakan kelompok
Lebih terperinciMenjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik
1 Hidup Sehat untuk Jadi Anak Hebat Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Kesehatan juga merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada makhluknya. Dengan
Lebih terperinciDUKUNGAN PKK DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DENGAN BER PHBS TP PKK PUSAT
DUKUNGAN PKK DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DENGAN BER PHBS TP PKK PUSAT TP PKK sebagai gerakan nasional dalam pembangunan yang tumbuh dan berkembang dari bawah dengan pengelolaan dari, oleh, dan untuk masyarakat
Lebih terperinciPENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT
Seri Pengabdian Masyarakat 2013 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1, Januari 2013 Halaman 45-50 PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT
Lebih terperinci