BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Ida Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program-program kesehatan oleh pemerintah tidak hanya dilakukan melalui unit-unit pelayanan kesehatan, namun juga dikembangkan secara lintas sektoral. Salah satu program secara lintas sektoral adalah usaha kesehatan sekolah (UKS). UKS secara umum bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik melalui peningkatan kesehatan peserta didik dan secara khusus, UKS bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan hidup bersih dan sehat (Kemendiknas, 2011). Kesehatan dan pendidikan merupakan 2 hal yang saling mempengaruhi dikarenakan siswa tidak dapat belajar dengan baik dan kadang-kadang tidak dapat datang ke sekolah karena sakit. Sementara, perhatian dan kemampuan siswa untuk belajar dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, gizi, dan kesehatan mental di samping faktor-faktor lainnya (Edberg, 2010). McKenzie, Pinger dan Kotecki. (2007) menyampaikan bahwa program kesehatan sekolah memiliki daya tarik yang kuat dalam mempengaruhi kesehatan banyak orang. Pengetahuan, sikap, perilaku, dan keahlian dapat terbentuk dari program kesehatan sekolah yang efektif yang memungkinkan individu untuk menetapkan pilihan yang tepat dalam berperilaku serta mempengaruhi kesehatan mereka sendiri selama kehidupannya, sekaligus kesehatan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya, dan kesehatan komunitas tempat mereka tinggal. Upaya promosi kesehatan sekolah yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit serta berbagai masalah kesehatan seperti kesehatan mental dan gizi (World Health Oganization, 2012). Promosi kesehatan di sekolah membantu untuk meningkatkan kesehatan siswa, guru dan karyawan, orangtua serta masyarakat sekitar lingkungan sekolah, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif (Departemen Kesehatan R.I, 2008). Penelitian Lee, Wong, Keung, Yuen, Cheng, dan Mok (2008) menyatakan bahwa siswa di sekolah yang telah menerapkan kerangka health promoting school memiliki 1
2 2 perilaku kesehatan dan hasil pendidikan yang lebih positif dibandingkan dengan siswa sekolah yang tidak melaksanakan health promoting school. Sekolah menempati kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan, karena sebagian besar anak-anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu yang cukup lama dimulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah lanjutan atas serta sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah dari seorang anak (Departemen Kesehatan R.I, 2008). Lebih lanjut, data Pendidikan Nasional tahun 2009/2010 memperlihatkan bahwa persentase jumlah penduduk Indonesia pada usia wajib belajar (7-15 tahun) yang mengikuti pendidikan cukup tinggi. Persentase anak usia 7-12 tahun yang sekolah di jenjang SD/MI mencapai 98,3%. Adapun persentase anak usia lainnya lebih kecil yaitu anak usia 0-6 tahun mencapai 53,6%, usia tahun mencapai 86,9%, usia tahun mencapai 65,4% dan usia tahun mencapai 17,9%. Dengan demikian, anak yang bersekolah SD/MI merupakan kelompok populasi penduduk yang sangat potensial untuk melakukan upaya promosi kesehatan. Besarnya proporsi penduduk usia sekolah ini menjadi potensi yang besar dalam mempengaruhi kesehatan banyak orang. Peserta didik yang jumlahnya besar tersebut dapat menjadikan sekolah sebagai kekuatan kunci untuk menumbuhkan kesadaran hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik (Menteri Kesehatan, 2011). Di sisi lain, masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak usia sekolah dan remaja memang sangat kompleks yaitu masalah kesehatan anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan sementara untuk usia remaja (SMP dan SMU) masalah kesehatan yang dihadapi berkaitan dengan perilaku yang berisiko (Kurniawati, 2006).. Pengembangan UKS melalui kerja sama antara Kementerian Kesehatan dan Pendidikan telah berjalan cukup lama. Program UKS dinilai cukup strategis dan pada awal pengembangannya dikembangkan secara intensif oleh pemerintah. Namun, di sisi lain ternyata banyak sekolah yang masih kekurangan tenaga, serta sarana dan prasarana penunjang (Depkes, 2009). Beberapa daerah telah mampu mengembangkan aktivitas UKS dengan cukup baik, namun lebih banyak yang
3 3 belum berhasil dalam mengembangkan potensi sekolah dalam peningkatan kesehatan anak usia sekolah. Arifin (2005) menyampaikan, banyak terdapat warung sekolah yang kurang memenuhi syarat, akibatnya siswa memakan makanan yang kurang mengandung nilai gizi baik berupa snack, mie kering, es, nasi bungkus, dan minuman berwarna. Pemeriksaan kesehatan gigi hanya dari petugas puskesmas dengan frekuensi kunjungan yang rendah. Sanitasi lingkungan sekolah seperti kamar kecil dan ketersediaan air bersih yang tidak memadai juga menjadi masalah penting dalam membudayakan pola hidup bersih dan sehat. Hasil penelitian Yudho (2011) di Mentawa Baru menemukan bahwa, pelaksanaan UKS dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan keberadaan sumber daya dan motivasi, sedangkan eksternal dikaitkan dengan pembinaan dan kebijakan pendukung. Lebih lanjut disampaikan bahwa, kerja sama lintas sektor belum optimal dan masih bersifat sektoral serta kepemimpinan Tim Pembina belum dapat memberikan motivasi dan inspirasi dalam pelaksanaan UKS. Kegiatan UKS di sekolah masih bersifat pasif, hanya sebatas pelayanan kesehatan. Guru di sekolah yang sudah pernah dilatihpun belum memperlihatkan partisipasinya secara aktif terhadap program UKS, seperti penyuluhan kesehatan, dan pemeriksaan kebersihan/kesehatan siswa. Sekolah yang melakukan kegiatan penimbangan, pemeriksaan kebersihan siswa secara rutin, hanya beberapa SD. Data kunjungan siswa ke puskesmas, menunjukkan sebagian besar siswa menderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), diare, penyakit kulit, dan radang pada gigi. Dari data hasil penjaringan siswa kelas I tahun 2006 banyak ditemukan masalah kebersihan siswa (kuku, kulit, telinga, gigi) (Sidharahardja, 2008). Ambarwati (2010) menyatakan bahwa pelaksanaan program kerja UKS sudah baik karena kegiatan sesuai dengan perencanaan yang mengacu pada TRIAS UKS. Struktur organisasi yang dimiliki merupakan struktur organisasi formal. Pelaksanaan UKS sudah baik karena sesuai dengan perencanaan. Pengawasan UKS dilakukan dengan rapat rutin, sering koordinasi, mengevaluasi kegiatan, dan
4 4 melaporkan ke tim pembina UKS. Namun beberapa kegiatan tidak memiliki memorandum of understanding. Supriadi (2009) menunjukkan bahwa jika sikap kepala sekolah, guru UKS dan pengelola kantin baik maka kondisi sanitasi kantin juga baik, begitu pula sebaliknya. Lebih lanjut hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik tidak selamanya mempengaruhi sikap yang baik dalam mempengaruhi kondisi sanitasi pada kantin sekolah. Menurut Ananto (2004), untuk meningkatkan dan mengembangkan program UKS, perlu dilakukan peningkatan kualitas dan memperluas jangkauan kegiatan UKS. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pelaksanaan program-program pengembangan seperti program dokter kecil, progam sekolah sehat (health promoting school), dan pendidikan keterampilan hidup sehat (life skill education). Untuk memacu perkembangan UKS di sekolah-sekolah, saat ini berbagai alternatif kegiatan telah dikembangkan di berbagai wilayah di tingkat daerah dan nasional seperti penyelenggaraan lomba UKS, supervisi rutin oleh puskesmas, pengembangan dokter kecil dan lain sebagainya. Kota Yogyakarta sebagai ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta juga telah mengembangkan program UKS. Salah satu program yang dirancang untuk mengembangkan UKS adalah dengan lomba sekolah sehat (LSS). Beberapa sekolah telah diberikan penghargaan atas prestasinya dalam penyelenggaraan lomba tersebut. Prestasi yang diraih, menarik perhatian peneliti mengingat kompetisi tersebut melibatkan cukup banyak sekolah. Mengingat beberapa kenyataan, secara prinsip pembinaan yang dilakukan oleh petugas puskesmas, dinas kesehatan dan dinas pendidikan adalah memberikan perhatian yang sama untuk semua sekolah. Tidak ditemukan adanya kegiatan yang mengistimewakan sekolah tertentu (percontohan dan lain sebagainya). Hal ini memberikan indikasi kepada kekuatan internal yang ada di sekolah dalam upaya mengoptimalisasikan program UKS. Beberapa sekolah di Kota Yogyakarta telah menerapkan model pengembangan UKS-nya dan telah berhasil mencapai prestasi tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya
5 5 membutuhkan kerja tim yang sangat baik antara yayasan, pimpinan, guru, guru UKS dan peserta didik. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan April 2012 terhadap pengelola program UKS di beberapa instansi memperoleh hasil bahwa: pelaksanaan UKS lebih difokuskan pada kegiatan perlombaan sekolah sehat dan ada juga sekolah yang hanya melaksanakan UKS untuk syarat akreditasi. Hal ini tentu sangat berbeda dengan tujuan utama promosi kesehatan sekolah atau UKS. Pengembangan UKS bisa menjadi bias oleh karena motif dan motivasi para stakeholder di sekolah. Gomes (2003) mengatakan motivasi merupakan faktor penting yang mendukung prestasi kerja, di samping faktor lain seperti kemampuan seorang karyawan untuk bekerja. Motivasi ditunjukkan oleh aktivitas yang terus menerus dan berorientasikan tujuan. Luthans (2011) menyampaikan bahwa motivasi dipengaruhi oleh unsur needs, drives dan incentives. Kebutuhan diciptakan setiap kali adanya ketidakseimbangan fisiologis dan psikologis. Drives adalah tindakan yang berorientasi dan memberikan dorongan energi ke arah tujuan, dan ini merupakan jantung dari proses motivasi. Insentif didefinisikan sebagai sesuatu yang akan meringankan kebutuhan dan mengurangi drives. Menyikapi beberapa permasalahan UKS perlu juga diketahui kebutuhan yang diperlukan dalam penyelenggaraan dan pengembangan UKS sehingga dapat membantu dalam pengembangan program promosi kesehatan yang komprehensif, unik, cocok dengan kebutuhan dan kemampuan sekolah (Mcbride et all, 1999). Penilain kebutuhan penting dalam mensukseskan program sehingga perlu dikaji lebih lanjut. Kebutuhan merupakan suatu situasi, keadaan, kondisi dalam masyarakat yang menunjukkan ada atau tidak adanya kekurangan, keterbatasan atau tercegah dari fungsi normatif (Dageling & Hall, 1998). Lebih lanjut penilaian kebutuhan dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang masalah kesehatan di masyarakat, sehingga dapat membimbing untuk memilih jenis-jenis intervensi kesehatan yang harus direncanakan. Penilaian kebutuhan dalam penyelenggaraan dan pengembangan UKS sebagai sebagai dasar dalam
6 6 perencanaan UKS yang baik sehingga diharapkan dapat efektif, efisien dan rasional. Timbul pertanyaan: bagaimanakah gambaran motivasi dari para pengelola sekolah dalam pengembangan UKS? Bagaimanakah motivasi dan motif yang berkembang di sekolah-sekolah yang memiliki prestasi dan yang belum memiliki prestasi dalam pengembangan UKS? Bagaimana motivasi, kemampuan, dan penilaian kebutuhan para pengelola di sekolah dikaitkan dengan filosofi UKS itu sendiri?. Penelitian Muhammadi, Rowling dan Nutbeam (2010) menyatakan bahwa pemahaman penyelenggara upaya kesehatan di sekolah merupakan sebagai dasar dari keberhasilan program upaya kesehatan di sekolah yang efektif. Pemahaman dapat meningkatkan partisipasi yang baik oleh sekolah penyelenggara dalam program upaya kesehatan di sekolah. Penelitian Tjomsland, Iversen, dan Wold (2009) menyatakan bahwa dalam mengembangkan upaya kesehatan di sekolah yang berkesinambungan harus ditunjang oleh stakeholder yang berkepentingan, di antaranya guru. Para guru yang memiliki motivasi baik, akan cenderung berpartisipsi dalam program pengembangan sekolah jika mereka percaya bahwa program tersebut akan menghasilkan hasil yang baik untuk prestasi anak didiknya. Staff sekolah merupakan sebagai agen kunci dalam keberhasilan program UKS di sekolah (Muhammadi, Rowling dan Nutbeam, 2010). Motivasi, kemampuan, dan penilaian kebutuhan para stakeholder akan berpengaruh terhadap baik buruknya penyelenggaraan dan pengembangan UKS di sekolah. Motivasi yang baik didukung dengan kemampuan serta penilaian kebutuhan dalam penyelenggaraan dan pengembangan UKS di sekolah akan memberikan kemungkinan yang lebih baik bagi perkembangan UKS. Kemampuan dikaitkan dengan tujuan mendasar pengembangan program, tugas fungsi yang diberikan dan penilaian kemampuan diri dalam penyelenggaraan dan pengembangan UKS. Penilaian terhadap tujuan dikaitkan pula dengan persepsi para stakeholder terhadap manfaat atau kerugian dari sudut pandang selaku anggota organisasi maupun personal.
7 7 Motivasi dipengaruhi faktor penilaian kebutuhan oleh masing-masing stakeholder baik secara personal maupun institusi. Penilaian kebutuhan bersama pemahaman dan kemampuan akan berpengaruh terhadap tindakan-tindakan untuk mensukseskan program UKS di sekolah. Tindakan tersebut akan semakin terdorong dengan adanya insentif yang diberikan atas keberhasilan dari akibat tindakan yang dilakukan (Luthans, 2011). B. Rumusan Masalah Berdasarkan kajian dalam latar belakang, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana gambaran motivasi, penilaian kemampuan dan penilaian kebutuhan dalam penyelenggaraan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah di Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta (studi kasus pada sekolah dasar berprestasi) C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Memperoleh gambaran motivasi, penilaian kemampuan dan penilaiaian kebutuhan dalam penyelenggaraan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah di sekolah-sekolah dasar di Kota Yogyakarta dari sudut pandang para penyelenggara UKS. 2. Tujuan khusus a. Mengkaji secara mendalam penilaian motivasi dari sudut pandang stakeholder dalam penyelenggaraan dan pengembangan UKS di sekolah dasar (studi kasus pada sekolah dasar berprestasi). b. Mengkaji secara mendalam penilaian kemampuan stakeholder penyelenggaraan dan pengembangan UKS di sekolah dasar (studi kasus pada sekolah dasar berprestasi) c. Mengkaji secara mendalam penilaian kebutuhan dari sudut pandang stakeholder terhadap penyelenggaraan dan pengembangan UKS di sekolah dasar (studi kasus pada sekolah dasar berprestasi).
8 8 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi sekolah, sebagai bahan informasi dan masukan dalam penyelenggaraan dan pengembangan UKS. 2. Bagi Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, sebagai masukan dalam memberikan dukungan kebijakan terhadap penyelenggaraan dan pengembangan UKS. 3. Bagi peneliti lain, sebagai dasar penelitian lebih lanjut terkait dengan Motivasi, pemahaman dan kemampuan. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan dari beberapa literatur yang telah didapatkan, ada banyak yang telah melakukan penelitian tentang promosi kesehatan sekolah, namun dengan judul, lingkup, aspek, seting, sasaran dan metode yang berbeda-beda, seperti : 1. Ambarwati (2010) melakukan penelitian tentang manajemen pelaksanaan pengembangan usaha kesehatan sekolah studi kasus Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran Bantul Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa manajemen pelaksanaan UKS secara umum berkembang dengan baik. Namun dalam beberapa kegiatan masih ada yang belum mengunakan memorandum of understanding. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Perbedaaannya pada jenis dan rancangan penelitian, tujuan dan lokasi penelitian. 2. Supriadi (2009) melakukan penelitian tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap kepala sekolah, guru UKS, dan pengelola kantin sekolah dengan kondisi sanitasi kantin sekolah dasar di Kota Jambi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif antara pengetahuan dan sikap kepala sekolah, guru UKS, dan pengelola kantin sekolah dengan kondisi sanitasi kantin sekolah dasar di Kota Jambi. Perbedaaannya pada jenis penelitian, yaitu observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian tersebut lebih menekankan pada pengetahuan dan sikap kepala sekolah dan pengelola kantin
9 9 sekolah, sedangkan penelitian ini lebih pada motif guru, peserta dan pengelola UKS. Perbedaan lainnya pada jenis dan rancangan penelitian, tujuan dan lokasi penelitian. 3. Yudho (2011) melakukan penelitian tentang kemitraan dan kepemimpinan dalam implementasi usaha kesehatan sekolah (UKS) di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kota Waringin Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : a) Pelaksanaan UKS di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dipengaruhi oleh 2 faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal, b) Kebijakan dan program lintas sektor meliputi pembinaan dan pelaksanaan lomba sekolah sehat c) Upaya lintas sektor di tingkat kecamatan dalam pembinaan dan pengembangan program UKS di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang belum optimal dan masih bersifat sektoral, d) Tim pelaksana UKS di tingkat sekolah menengah telah memiliki kerja sama dengan PMI dan telah berpola kemitraan saling menguntungkan (partnership mutualism) dan e) Kepemimpinan Tim Pembina UKS Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang belum mempunyai visi dan misi yang jelas, komunikasi belum berjalan optimal dan belum memberikan motivasi dan inspirasi dalam pelaksanaan UKS. Persamaannya pada sebagian sampel dan jenis serta rancangan penelitian, sedangkan perbedaanya pada lokasi dan tujuan. 4. Arifin (2005) melakukan penelitian tentang pengembangan model sekolah sehat (health promoting school) di daerah miskin perkotaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan sekolah sehat health promoting school memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan asupan gizi siswa sekolah dasar. Serta telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan perhatian dan komitmen guru untuk berupaya mempromosikan kesehatan di sekolahnya. Persamaan pada penelitian ini adalah pada fokus penelitian yaitu kesehatan sekolah, namun berbeda pada rancangan, subjek serta lokasi penelitian. 5. Sidharahardja (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh pelatihan model sekolah sehat pada guru sekolah dasar terhadap peningkatan pengetahuan dan
10 10 perilaku sehat siswa sekolah dasar di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi melalui pelatihan sekolah sehat pada guru sekolah dasar berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan dan perilaku sehat siswa sekolah dasar. Persamaan pada penelitian ini adalah pada fokus penelitian yaitu kesehatan sekolah, namun berbeda pada rancangan, subjek serta lokasi penelitian. 6. Reutersward dan Lagerstrom (2009) melakukan penelitian tentang the aspects school health nurses find important for successful health promotion. Hasil penelitian menemukan bahwa ada tiga aspek penting untuk mengaktifkan kerja promosi kesehatan di sekolah yaitu organisasi, dukungan, dan pengetahuan. Persamaan pada penelitian ini adalah pada fokus penelitian yaitu kesehatan sekolah, namun berbeda pada rancangan, subjek serta lokasi penelitian. 7. Keshavarz, Nutbeam, Rowling, dan Khavarpour (2010) melakukan penelitian tentang school as social complex adaptive systems: a new way to understand the challenges of introducing the health promoting schools concept. Hasil penelitian menemukan bahwa setelah dapat memahami sekolah sebagai sistem adaptif kompleks maka pemahaman ini akan memudahkan dalam merumuskan program-program baru promosi kesehatan yang dapat diterima sekolah dengan sistem adaptif kompleks. Persamaan pada penelitian ini adalah pada fokus penelitian yaitu kesehatan sekolah, namun berbeda pada rancangan, subjek serta lokasi penelitian.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 0,629. Kesehatan, pendidikan dan pendapatan ekonomi menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah negara melaksanakan program pemerintah bisa diukur dengan melihat angka Human Development Index (HDI). Pada tahun 2010 2012, secara terus-menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Promosi Kesehatan di institusi pendidikan (Health Promoting School) yang dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2005) menggunakan model holistik
Lebih terperincisekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945 diselenggarakan menurut GBHN 1993 menekankan bahwa tujuan pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB II KEBIJAKAN. Untuk mencapai visi tersebut, maka telah disepakati misi yang akan dijalankan, yaitu :
8 BAB II KEBIJAKAN 1. VISI DAN MISI Berdasarkan Visi, Misi Menuju Bandung Juara yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Bandung dan Tugas Pokok dan Fungsi TP. UKS Kecamatan Arcamanik maka Tim Pembina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjaga tetap hidup sehat dan produktif secara sosial, ekonomi dan bermartabat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan penyandang cacat harus ditujukan untuk menjaga tetap hidup
Lebih terperinciPembinaan dan Pengembangan UKS
Pembinaan dan Pengembangan UKS Disampaikan oleh : Kepala Puskesmas Cibadak Cibadak, 5 April 2010 Pendahuluan Salah satu upaya yg strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah upaya pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan menjadi bagian yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang agar dapat melakukan aktifitas. Kesehatan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan
BAB I PENDAHULAUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan bersifat dinamis (berubah setiap saat), dan dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Maka untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan
Lebih terperinciTujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga
1.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan
Lebih terperinciPROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR
PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ni Putu Dewi Sri Wahyuni Fakultas Olahraga dan Kean, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja Email
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Motivasi stakeholder pelaksana UKS dalam penyelenggaraan UKS karena adanya kebutuhan keamanan dan berprestasi disertai motif tanggung jawab dan ibadah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kesehatan berupaya membangun perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat diharapkan mampu melakukan upaya pencegahan secara lebih efisein dan efektif.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian UKS Usaha kesehatan sekolah atau yang disingkat dengan UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Populasi anak usia sekolah merupakan elemen yang cukup penting karena proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia (Reksoprodjo,
Lebih terperinciSuplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011
sisipan:layout 1 7/25/09 2:05 AM Page 1 Suplemen PHBS di Sekolah 1 Pengantar Kementerian Kesehatan memberikan perhatian lebih pada kesehatan anak. Bukan karena tahun ini Kemenkes menjadi penanggungjawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan. Undang-undang RI No. 23 tahun 1992 Bab I Pasal 1 menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah generasi masa depan suatu bangsa. Pembentukan generasi masa depan bangsa yang kuat, cerdas, kreatif, dan produktif, merupakan tanggungjawab semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM berkualitas, faktor gizi memegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah
Lebih terperinciABSTRACT
PERAN SERTA SISWA DALAM PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SDN NGRINGIN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA Patria Asda asdapaty@gmail.com ABSTRACT Every school has an important role to create and improve
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah telah mencanangkan Indonesia Sehat 2015 sebagai paradigma baru, yaitu paradigma sehat melalui pendekatan promotif dan preventif dalam mengatasi permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai arti yang sangat luas, yang pada
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut: A. Latar Belakang Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. secara langsung sehingga anak-anak sering mengabaikan kebersihan yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak dengan usia sekolah dasar adalah kelompok masyarakat yang berusia antara 7 tahun sampai dengan 12 tahun dan merupakan kelompok rawan karena masih dalam proses pertumbuhan.
Lebih terperinciJurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
Jurnal CARE, Vol. 3, No., 05 5 PELAKSANAAN PROGRAM UKS DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG KOTA MALANG Erlisa Candrawati ) ; Esti Widiani ) ),
Lebih terperinciBAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016
RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua kelompok usia dan kelas sosial, termasuk anak usia sekolah dan golongan remaja (Titi S, 2004 dalam Qonita, 2010).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Lebih terperinciDAFTAR TILIK SUPERVISI AKSELERASI PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN UKS TIM PELAKSANA UKS SEKOLAH/MADRASAH
LAMPIRAN 2 DAFTAR TILIK SUPERVISI AKSELERASI PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN UKS TIM PELAKSANA UKS SEKOLAH/MADRASAH Tanggal Nama Sekolah/Madrasah Alamat Sekolah/Madrasah Kecamatan/Kabupaten/Kota Provinsi No.
Lebih terperinci1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah
PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH A. PENDAHULUAN Di Indonesia, bentuk promosi kesehatan di sekolah adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan sekaligus UKS merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat disekolah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Landasan teori Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa anak ketika berusia 5 10 tahun, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (www.datastatistik-indonesia.com)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan tumpuan bagi masa depan bangsa. Mereka merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN JALAN PULAU MOYO NO 63A PEDUNGAN
PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN JALAN PULAU MOYO NO 63A PEDUNGAN NO TELP. (0361) 722475 EMAIL :puskesmasivdensel@gmail.com KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama dalam membantu siswa untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit (Maryunani, 2013). Oleh karena itu, pada masa ini anak usia sekolah dasar
Lebih terperinciTerciptanya kondisi lingkungan yang kondusif yang terbebas dari : Pengertian UKS
Misi Visi Visi : Sekolah sehat, aman, dan bersih Indikator : Terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif yang terbebas dari : 1. Bebas polusi 2. Bebas rokok 3. Tersedia air bersih 4. Sarana sanitasi yang
Lebih terperinciOleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta
Pelaksanaan Program Usaha (Erlanda Bayu Pratama) 1 PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2017 SCHOOL HEALTH PROGRAM
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan yang baru dimekarkan dari kecamatan induknya yaitu Kecamatan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Pulau Pisang terdiri atas 6 pekon yakni Pekon Pasar, Labuhan, Sukadana, Pekon Lok,Bandar Dalam dan Sukamarga. Pulau Pisang merupakan kecamatan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kesehatan di Indonesia dilaksanakan dengan pembangunan kesehatan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Upaya peningkatan kesehatan di Indonesia dilaksanakan dengan pembangunan kesehatan yang bersifat menyeluruh (holistik), yang melihat masalah kesehatan dipengaruhi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan sebuah bangsa dalam memajukan pembangunan di segala bidang adalah salah satu wujud dari tercapainya bangsa yang maju dan mandiri. Salah satu faktor yang
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan dalam visi dan misi Indonesia Sehat 2010. Usaha mewujudkan pembangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 1. Defenisi Usaha Kesehatan Sekolah dirintis sejak tahun 1956 melalui pilot project di Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal dasar dalam pembangunan bangsa. 1 Untuk memperoleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas telah dikembangkan
Lebih terperinciRENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH
Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku
Lebih terperinciProgram Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 Suryani 1, Nurmaini 2, Surya Dharma 2 1 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh Badan Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan,
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3
31 STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3 Annida Aulia Fauziah 1, Ellis Endang Nikmawati 2, Rita Patriasih 2 Abstrak : Anak usia sekolah rawan akan masalah kesehatan, seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam siklus hidup manusia gizi memegang peranan penting. Kekurangan gizi pada anak balita akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak
Lebih terperinciPEDOMAN PELATIHAN DOKTER KECIL PUSKESMAS TAMAN BACAAN KEC. SEBERANG ULU II
PEDOMAN PELATIHAN DOKTER KECIL PUSKESMAS TAMAN BACAAN KEC. SEBERANG ULU II Tujuan Pembangunan Nasional : Meningkatkan sumber daya manusia. Siswa sekolah tidak hanya berperan sebagai obyek penerima layanan
Lebih terperinciUSULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA
Kode/Rumpun Ilmu : 371/Ilmu Keperawatan USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM UKS DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG KOTA MALANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I
BAB I BAB I 1 A Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan Kota Bandung termasuk salah satu bagian lembaga pemerintahan karena institusi tersebut di bawah Pemda Kota Bandung.
Lebih terperinci2 pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah/madrasah di setiap sekolah/madrasah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1717, 2014 PERATURAN BERSAMA. Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah. Pengembangan. Pembinaan. Pencabutan. PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
Lebih terperinciHIV/AIDS dan PMTCT, 4 orang mengatakan kadang-kadang memberikan. informasi HIV/AIDS dan PMTCT, dan 1 orang mengatakan tidak pernah
1 Sebanyak 3 orang mengatakan selalu memberikan informasi HIV/AIDS dan PMTCT, 4 orang mengatakan kadang-kadang memberikan informasi HIV/AIDS dan PMTCT, dan 1 orang mengatakan tidak pernah memberikan informasi
Lebih terperinciDaftar Isi. Bab 1 : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan
Daftar Isi Bab 1 : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan Bab 2 : Gambaran Pelayanan Puskesmas Kabupaten Probolinggo 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin (Adisasmito,
Lebih terperinciV. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN 5.1 Sejarah Perkembangan Promosi Kesehatan Pada jaman awal kemerdekaan, upaya untuk mempromosikan produk atau jasa (jaman kemerdekaan istilahnya propaganda) di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDGs) 4 menargetkan penurunan angka kematian balita (AKBa) hingga dua per tiganya di tahun 2015. Berdasarkan laporan terdapat penurunan
Lebih terperinciRENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017
RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah
Lebih terperinciPESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL
POLICY BRIEF 03 PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL Layanan HIV dan AIDS yang Komprehensif dan Berkesinambungan (LKB)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah tunas bangsa, generasi penerus bangsa, dan tumpuan harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia yang bermartabat (Din
Lebih terperinci2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.
A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional
Lebih terperinciKerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan
Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil Puskesmas Kijang Tahun Anggaran 2014 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan SKPD Program Kegiatan Capaian Program Input (Masukan) Output Outcome (Hasil) : Dinas
Lebih terperinciTabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data
Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. School, yaitu Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak, dan juga Sekolah Dasar
BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sayang School adalah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berdiri sejak tanggal 12 April 2013 dibawah naungan Yayasan Dharma Mulia. Sejak awal didirikan,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN
Lebih terperinciDalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk
BENTUK BENTUK PENDEKATAN DAN PARTISIPASI / PERAN SERTA MASYARAKAT T SERTA PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di negara berkembang dan negara maju. Hal ini disebabkan karena masih tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut juga sebagai
Lebih terperinciBUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT
BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,
Lebih terperinciPEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUL INSAN KOTA PALANGKA RAYA
Nurhalina, Suratno dan Jarot Marchel : Pembinaan dan Pendampingan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUL
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA
PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA INDA AINI NOOR FADILAH MA 0712072 INTISARI Perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilakukan
Lebih terperinciKETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
Keterlaksanaan Usaha Kesehatan...(Rizky Mahardhani) 1 KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 The Implementation of School Health (Usaha Kesehatan
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)
4.1 Sasaran dan Arahan Tahapan Pencapaian. Bab empat (IV) ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman tahun 2012-2016 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Sebagai
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam GBHN 1993 disebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas hidupnya. Pada Repelita VI
Lebih terperinciTENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Peran LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan Sistem Penjaminan mutu pendidikan LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan tupoksinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dermawan (2012) dan Mubarak, Chayatin, Santoso (2012) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dermawan (2012) dan Mubarak, Chayatin, Santoso (2012) menyatakan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PERKESMAS PADA TAHUN Subdit Bina Pelayanan Dasar, DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN TAHUN 2010
PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PERKESMAS PADA TAHUN 2010 Subdit Bina Pelayanan Dasar, DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN TAHUN 2010 I. PENDAHULUAN Visi dan Misi Depkes RI Utk mencapai Visi tersebut dibuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sektor pembangunan nasional adalah pembangunan di bidang kesehatan. Adapun tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, apabila ditinjau dari angka kesakitan dan kematian. Dimana dari data berdasarkan kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era sekarang ini pendidikan sangatlah penting guna mengimbangi perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa kurang lengkap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan kesehatan
Lebih terperinciOleh : Merlly Amalia ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DALAM EVALUASI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU DESA CIDENOK WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan visi pembagunan Indonesia tahun 2025 yaitu Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang sosial kemanusiaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kabupaten Karawang yang sejahtera, tertib, aman dan bersih yang menjadi
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan Kabupaten Karawang hakekatnya adalah ingin mewujudkan Kabupaten Karawang yang sejahtera, tertib, aman dan bersih yang menjadi landasan dalam proses pencapaian
Lebih terperinci