PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS AIR SEBAGAI SUMBER ENERGI HYDROGEN PRODUCTION BY ELECTROLYSIS PROCESS AS AN ENERGY SOURCE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS AIR SEBAGAI SUMBER ENERGI HYDROGEN PRODUCTION BY ELECTROLYSIS PROCESS AS AN ENERGY SOURCE"

Transkripsi

1 PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS AIR SEBAGAI SUMBER ENERGI HYDROGEN PRODUCTION BY ELECTROLYSIS PROCESS AS AN ENERGY SOURCE Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 1 dan Wahyono Hadi 2 Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS 1 : ayuyasmithaandewi@rocketmail.com dan 2 : wahyonohadi@yahoo.com Abstrak Pada penelitian ini dilakukan proses elektrolisis dengan variasi tegangan dan variasi kadar salinitas. Elektrolit yang digunakan adalah NaCl (natrium chlorida) dengan variasi tegangan (2,1V;6V;12V) dan variasi kadar salinitas (0,5 ;15 ;35 ). Elektroda yang digunakan adalah platina sebagai anoda dan stainless steel sebagai katoda akan dialiri arus bermuatan positif pada anoda dan bermuatan negatif pada katoda. Penelitian dilakukan selama 180 menit. Hasil penelitian terlihat bahwa salinitas dan tegangan mempengaruhi produksi gas hidrogen. Semakin besar salinitas yang digunakan maka produksi gas hidrogen semakin banyak. Begitu juga dengan tegangan, semakin besar tegangan yang diberikan semakin banyak produksi gas hidrogen. Produksi optimum sebesar 98mL didapatkan pada salinitas 35 dan tegangan 12 volt. Kata kunci: Elektrolisis, Gas Hidrogen, NaCl Abstract This research uses the process of electrolysis with variations in voltage and salinity levels. The electrolyte used is NaCl (sodium chloride) with voltage variation (2.1 V; 6V; 12V) and salinity level variation (0.5, 15 ; 35 ). The electrodes used are Platinum as anode and stainless steel as the cathode which are then energized on the positively charged anode and the negatively charged cathode. The study is conducted for 180 minutes. The result shows that the salinity and the voltage affects the production of hydrogen gas. The greater the salinity and the voltage applied, the more hydrogen gas it was produced. The optimum production of 98 ml is obtained at salinity 35 % and voltage 12 volts. Keywords: Electrolysis, Hydrogen Gas, NaCl 1

2 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kebutuhan energi di Indonesia merupakan masalah yang serius dalam kehidupan manusia. Energi merupakan komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung terhadap ketersediaan energi. Kebutuhan energi nasional masih dipenuhi minyak bumi sekitar 53%. Cadangan minyak bumi di Indonesia diprediksi tersisa sekitar 3,9 miliar barel. Cadangan tersebut diperkirakan akan habis dalam 11 tahun ke depan. Penyebab masalah tersebut dikarenakan minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga untuk mendapatkan kembali memerlukan waktu ratusan juta tahun lamanya. Terbentuknya minyak bumi sangat lambat, oleh karena itu diperlukan penelitian untuk menghasilkan sumber energi alternatif. Hasil penelitian tersebut diharapkan mampu mengatasi beberapa permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan minyak bumi. Salah satu bentuk energi alternatif untuk mengatasi permasalahan yang terjadi adalah gas hidrogen. Gas hidrogen tidak dapat ditambang melainkan harus diproduksi. Alternatif tersebut dapat dilakukan dengan melakukan proses elektrolisis menggunakan air khususnya air laut. Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan. Air memiliki jumlah yang sangat melimpah khususnya air asin di laut sekitar juta km 3 (Kodoatie, 2010). Apabila air dikelola dengan baik maka air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui tetapi belum ada kesadaran dalam mengelola sumber daya air. Produksi gas hidrogen dari NaCl merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan gas hidrogen. Gas hidrogen yang tinggi memberikan tingkat emisi yang mendekati zero emission (Alimah et.al., 2008) 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang, dapat dirumuskan beberapa permasalahan antara lain: 1. Bagaimana produksi gas hidrogen terhadap proses elektrolisis menggunakan jenis elektroda (stainless steel) pada katoda? 2. Bagaimana pengaruh variasi tegangan proses elektrolisis terhadap gas yang dihasilkan? 3. Bagaimana pengaruh variasi kadar salinitas proses elektrolisis terhadap gas yang dihasilkan? 2

3 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penilitian dalam tugas akhir ini antara lain: 1. Menganalisis volume (ml) gas hidrogen menggunakan elektroda (stainless steel) pada katoda. 2. Menganalisis variasi tegangan yang mempunyai volume (ml) gas optimum pada proses elektrolisis untuk produksi gas hidrogen. 3. Menganalisis variasi salinitas yang mempunyai volume (ml) gas optimum pada proses elektrolisis untuk produksi gas hidrogen. 1.4 Dasar Teori Elektrolit adalah suatu zat terlarut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik. Umumnya, air adalah pelarut (solven) yang baik untuk senyawa ion dan mempunyai sifat menghantarkan arus listrik. Contohnya apabila elektroda dicelupkan ke dalam air murni, bola lampu tidak akan menyala karena air tersebut merupakan konduktor listrik yang sangat jelek. Apabila suatu senyawa ion yang larut seperti NaCl ditambahkan pada air, maka solutnya akan larut sehingga bola lampu mulai menyala dengan terang. Senyawa seperti NaCl yang membuat larutan menjadi konduktor listrik (Brady, 1999). Proses oksidasi dan reduksi sebagai reaksi pelepasan dan penangkapan oleh suatu zat. Oksidasi adalah proses pelepasan elektron dari suatu zat sedangkan reduksi adalah proses penangkapan elektron oleh suatu zat. Bentuk teroksidasi sering ditandai dengan ox dan bentuk tereduksi ditandai dengan red. Kesetimbangan reaksinya ditulis sebagai berikut: ox + ne = red (proses reduksi) ; red = ox + ne (proses oksidasi) Disini ne adalah jumlah elektron yang dilepaskan atau diterima (Rivai, 1995). Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang bereaksi secara tidak spontan (E o sel (-) atau G>0), karena energi listrik disuplai dari sumber luar dan dialirkan melalui sebuah sel. Elektrolisis diartikan juga sebagai peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus listrik searah, melainkan juga mengalami perubahan-perubahan kimia. Perubahan kimia yang terjadi selama elektrolisis dapat dilihat sekitar elektroda. Elektroda adalah suatu sistem dua fase yang terdiri dari sebuah penghantar elektrolit (misalnya logam) dan sebuah penghantar ionik (larutan) (Rivai,1995). Elektroda positif (+) disebut anoda sedangkan elektroda negatif (-) adalah katoda (Svehla,1985). Reaksi kimia yang terjadi pada 3

4 elektroda selama terjadinya konduksi listrik disebut elektrolisis dan alat yang digunakan untuk reaksi ini disebut sel elektrolisis. Sel elektrolisis memerlukan energi untuk memompa elektron. (Brady, 1999). Proses elektrolisis terhadap NaCl serta reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda dapat dilihat pada Gambar 2.1 Gambar 1.1 Sel Elektrolisis Reaksi yang terjadi terhadap elektrolisis NaCl sebagai berikut: Pada anoda (+): 2H 2 O (l) 4H + (aq) + O 2(g) + 4e - 2NaCl Cl 2(g) + H 2 O (l) Pada katoda (-) : 2H 2 O (l) + 2e - Cl 2(g) + 2e - + 2Na + (aq) HCl + HOCl 2OH - (aq) + H 2(g) 2NaCl+2OH - (aq) 2 NaOH + Cl - (l) Sumber: Huang et al., 2008 Potensial reduksi standar menyatakan bahwa ion mana yang akan mengoksidasi atau mereduksi ion lain. Bentuk teroksidasi dan tereduksi suatu zat dikenal sebagai pasangan redoks (Hadyana,1994). Potensial reduksi standar untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.1 Setengah Reaksi Tabel 2.1 Potensial Reduksi Standar 4 E o (V) F 2(g) + 2e - F - (aq) +2,87 S 2O 4 2- (aq)+2e - 2SO 4 2- (aq) +2,01 PbO 2(s)+HSO 4 - (aq)+3h + (aq)+2e - PbSO 4(s)+2H 2O (l) +1,69 2HOCl (aq)+2h + (aq) +2e - Cl 2(g) + 2H 2O (l) +1,63 MnO4 - (aq) + 8H + (aq) + 8e - Mn 2+ (aq) + 4H 2O (l) +1,51 BrO 3 - (aq) + 6H + (aq)+ 6e - Br (aq) +3H 2O (l) +1,46 Au 3+ (aq) + 3e - Au (s) +1,42 Cl 2(g) + 2e - 2Cl - (aq) +1,36

5 Lanjutan Tabel 2.1 Potensial Reduksi Standar O 2(g) + 4H + (aq)+4e - 2H 2O (l) +1,23 Br 2(aq) + 2e - 2Br - (aq) +1,07 - NO 3 (aq) + 4H + (aq) + 3e - NO (g) +2H 2O (l) +0,96 Ag + (aq) + e - Ag (s) +0,80 Fe 3+ (aq) + e - Fe 2+ (aq) +0,77 I 2(s) + 2e - 2I - (aq) +0,54 NiO 2(s) + 2H 2O +2e - Ni(OH) 2(s) + 2OH - (aq) +0,49 Cu 2+ (aq) + 2e - Cu (s) +0,34 2- SO 4 (aq) + 4H + (aq) + 2e - SO 2(g) + 2H 2O (l) +0,17 AgBr (s) + e - Ag (s) + Br (aq) +0,07 2H + (aq) + 2e - H 2(g) 0 Sn 2+ (aq) + 2e - Sn (s) -0,14 Ni 2+ (aq) + 2e - Ni (s) -0,25 Cn 2+ (aq) + 2e - Cn (s) -0,28 PbSO 4(s) + H + (aq) +2e - Pb (s) + HSO 4(aq) -0,36 Cd 2+ (aq) + 2e - Cd (s) -0,40 Fe 2+ (aq) + 2e - Fe (s) -0,44 Cr 3+ (aq)+ 3e - Cr (s) -0,74 Zn 2+ (aq) + 2e - Zn (s) -0,76 2H 2O (l) + 2e - H 2(g) + 2OH - (aq) -0,83 Al 3+ (aq) + 3e - Al (s) -1,66 Mg 2+ (aq) +2e - Mg (s) -2,37 Na + (aq) + e - Na (s) -2,71 Ca 2+ (aq) + 2e - Ca (s) -2,76 K + (aq) + e - K (s) -2,92 Li + (aq) + e - Li (s) -3,05 Sumber : Murry,2001 Electromotive Force (emf) atau gaya gerak listrik (GGL) atau disebut driving force biasanya dinyatakan dalam volt (V). Emf sel dapat diukur hanya dengan mengetahui voltmeter pada dua elektroda. Emf sel hanya terjadi pada perbedaan antara dua elektroda potensial (Yoder et.al., 1975). Adapun ketentuan-ketentuan dalam menghitung e.m.f (electromotive force) dalam sel elektrokimia antara lain: a. Reaksi yang terjadi pada elektroda anoda terjadi reaksi oksidasi sedangkan reaksi reduksi terjadi pada elektroda reduksi. b. E.m.f standar sel dinyatakan sebagai potensial standar elektroda yang dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Emf = E katoda - E anoda 5

6 c. Apabila Emf dihitung dengan menggunakan persamaan (b) didapatkan nilai positif yang berarti spontan maka reaksi yang terjadi pada sel galvanik sebaliknya nilai negatif yang berarti tidak spontan maka reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis. (Dogra, 1990) 2. METODOLOGI Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap kemampuan elektroda platina sebagai anoda dan stainless steel sebagai katoda dalam produksi gas hidrogen melalui elektrolisis. Penelitian ini dilakukan terhadap variasi tegangan dan kadar salinitas yang digunakan secara batch, dimaksudkan bahwa perlakuan terhadap sampel tanpa dilakukan penambahan maupun proses pergantian sampel secara terus menerus. Penelitian ini digunakan variasi tegangan (2,1V; 6V; 12V) dan variasi kadar salinitas (0,5, 15, 35 ). Elektroda yang digunakan adalah platina sebagai anoda dan stainless steel sebagai katoda. 2.1 Komponen Elektrolisis Komponen penting yang menunjang proses elektrolisis untuk menghasilkan gas hidrogen adalah reaktor elektrolisis, elektroda (katoda dan anoda), dan larutan elektrolit. a. Reaktor elektrolisis Rancangan reaktor penelitian ini mengacu kepada penelitian sebelumnya yang dirancang sesuai dengan pelaksanaan produksi gas. Reaktor merupakan tempat larutan elektrolit, sekaligus tempat berlangsungnya proses elektrolisis untuk menghasilkan gas hidrogen (H 2 ). Reaktor berbentuk seperti trisula dimaksudkan agar gas yang terbentuk pada tiap-tiap elektroda tidak tercampur serta dapat diukur volumenya. Reaktor ini terbuat dari gelas dan bagian katup terbuat dari bahan teflon. Pada bagian atas, terdapat katup bertujuan untuk menahan gas yang terbentuk agar tidak keluar melebihi dari batas reaktor dan sebagai tempat mengeluarkan gas saat pengamatan telah selesai. Bagian bawah reaktor digunakan karet bertujuan sebagai tutup reaktor sekaligus menahan masing-masing elektroda (anoda dan katoda). Sekeliling karet diperlukan isolasi pipa bertujuan untuk menghindari terjadinya kebocoran. Pengukuran gas dilakukan dengan melihat angka volume pada reaktor setiap 10 menit selama 180 menit. b. Elektroda Elektroda berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari adaptor menuju larutan elektrolit, sehingga terjadi proses elektrolisis. Elektroda ini akan dipasang bagian bawah reaktor, yaitu platina 6

7 sebagai anoda dan stainless steel sebagai katoda. Alat ini terdiri dari dua macam elektroda serta masing-masing mempunyai ukuran antara lain anoda merupakan elektroda berukuran (diameter 0,5cm dan tinggi 4cm) dan katoda merupakan elektroda berukuran (2,5cm x 1cm) diberi arus listrik atau tegangan bermuatan negatif oleh adaptor. Elektroda tersebut dimasukkan ke dalam reaktor melalui bagian bawah reaktor dibantu dengan karet sumbat serta diberikan isolasi. Pemasangan elektroda dipasang pada kutub positif sebagai anoda dan kutub negatif sebagai katoda. c. Larutan elektrolit Larutan elektrolit terbuat dari kristal NaCl dilarutkan dengan aquadest. Berdasarkan hasil perhitungan massa NaCl, maka nilai tersebut digunakan untuk menimbang garam NaCl sebagai variasi salinitas. Kristal NaCl akan ditimbang menggunakan neraca analitik dan dilarutkan dengan aquades pada labu ukur (1000mL) sampai batas leher labu ukur. Larutan elektrolit (NaCl) sesuai variasi salinitas dimasukkan ke dalam reaktor melalui bagian tengah reaktor sebagai inlet hingga batas yang ditentukan kemudian katup reaktor di tutup agar elektrolit tersebut tidak keluar. 2.2 Cara Kerja Elektrolisis Penelitian terhadap produksi gas hidrogen menggunakan elektrolit NaCl. Proses penguraian pada elektrolisis larutan NaCl dapat dilihat pada reaksi sebagai berikut: 2NaCl (aq) + 2H 2 O (l) 2Na + + 2OH - (aq) + H 2(g) + Cl 2(g) Pada proses elektrolisis, elektroda dialiri arus listrik (DC) sehingga senyawa pada elektrolit terurai membentuk ion-ion dan terjadi proses reduksi oksidasi sehingga menghasilkan gas. Proses elektrolisis diperlukan arus listrik yang tinggi agar proses reaksi kimia menjadi efektif dan efisien. Apabila kedua kutub elektroda (katoda dan anoda) diberi arus listrik, elektroda tersebut akan saling berhubungan karena adanya larutan elektrolit sebagai penghantar listrik menyebabkan elektroda timbul gelembung gas. Proses elektrolisis dinyatakan bahwa atom oksigen membentuk sebuah ion bermuatan negatif(oh - ) dan atom hidrogen membentuk sebuah ion bermuatan positif (H + ). Pada kutub positif menyebabkan ion H + tertarik ke kutub katoda yang bermuatan negatif sehingga ion H + menyatu pada katoda. Atomatom hidrogen akan membentuk gas hidrogen dalam bentuk gelembung gas pada katoda yang melayang ke atas. Hal serupa terjadi pada ion OH - yang menyatu pada anoda kemudian membentuk gas oksigen dalam bentuk gelembung gas. 7

8 3. PEMBAHASAN 3.1 Produksi Gas Hidrogen Berdasarkan Variasi Tegangan dan Salinitas Penelitian dilakukan selama 180 menit menggunakan elektroda stainless steel pada katoda. Pengamatan yang diperoleh pada produksi gas adalah elektroda positif (anoda) terbentuk gas oksigen (O 2 ), hal ini terjadi dikarenakan berdasarkan Tabel 2.1 (Potensial Reduksi) menyatakan bahwa air lebih mudah dioksidasi daripada Cl 2 (E 0 = -1,36V) karena E o dari kedua reaksi menyatakan O 2 (E 0 = - 1,23V) mendekati nilai positif sehingga lebih mudah teroksidasi (Sunarya, 2007). Pada elektroda negatif (katoda) terbentuk gas hidrogen (H 2 ), hal ini terjadi berdasarkan Tabel 2.4 (Potensial Reduksi) menyatakan bahwa air lebih mudah direduksi daripada ion Na (E 0 = -2,71V) karena E o dari kedua reaksi menyatakan H 2 (E 0 = -0,83V) mendekati nilai negatif sehingga lebih mudah tereduksi (Sunarya, 2007) dan terjadi pembentukan gas hidrogen (H 2 ) pada katoda. Langkah akhir dari penelitian dilakukan pengamatan ph dan salinitas pada masing-masing elektroda. ph didapatkan dari masing-masing elektroda antara lain asam pada anoda dan basa pada katoda. Ion yang menyebabkan menyebabkan sifat asam itu adalah proton (H + ) sedangkan ion hidroksida (OH - ) menyebabkan sifat basa. Pada penelitian ini didapatkan bahwa ph pada anoda yang bersifat asam disebabkan karena terjadi persaingan dengan OH- sehingga ion Cl - bereaksi dengan air sedangkan katoda bersifat basa karena ion Na + mengalami persaingan dengan ion H + sehingga ion Na + bereaksi dengan OH - yang mengalami oksidasi membentuk natrium hidroksida (NaOH). Penelitian ini juga mengamati salinitas kondisi sebelum dan sesudah proses elektrolisis, terjadi perbedaan antara sebelum dan sesudah. Kondisi sesudah proses elektrolisis, salinitas pada anoda lebih besar daripada salinitas pada katoda. Hal ini terjadi dikarenakan muatan positif yang mengalir pada permukaan anoda telah menarik ion klor selama proses elektrolisis. Hasil produksi gas dari masing-masing variasi tegangan dan konsentrasi sebagai berikut: Produksi Gas Hidrogen dengan Variasi Tegangan pada Salinitas 0,5 Hasil penelitian menyatakan bahwa reaksi kimia telah berlangsung dan membentuk gelembung gas. Penelitian pada tegangan 2,1 volt terbentuk gelembung gas tetapi hanya menempel pada dinding reaktor, peristiwa ini dikatakan bahwa reaksi dapat berlangsung ketika diperlukan potensial reaksi dengan jumlah besar dari potensial teoritis atau disebut overpotensial. Overpotensial menyebabkan 8

9 tegangan kerja jauh lebih besar daripada tegangan kesetimbangan. Pada proses elektrolisis terjadi pembentukan terjadi perubahan kuat arus selama produksi gas hidrogen, dapat dilihat pada Gambar 4.1 Gambar 1.2 Grafik Kuat Arus Tegangan 2,1 Volt Grafik arus pada Gambar 4.1 menandakan bahwa terjadi difusi ion-ion dari larutan ke elektroda yang lambat dan terjadi kerapatan arus sehingga arus yang diukur sangat kecil. Produksi gas hidrogen selama proses elektrolisis pada tegangan 6 volt, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2 Gambar 1.3 Grafik Produksi Gas Tegangan 6Volt Gambar 1.4 Grafik Kuat Arus Tegangan 6 Volt Berdasarkan Gambar 4.2 ditunjukkan bahwa volume gas hidrogen dari menit ke 0 sampai menit ke 180 menandakan bahwa terjadi kenaikan potensial yang mengakibatkan kenaikan terhadap arus karena bertambahnya jumlah ion yang mencapai elektroda sebagai akibat migrasi dan difusi dari elektrolit. Grafik arus pada Gambar 4.3 dihasilkan kuat arus yang tidak linier karena dipengaruhi oleh difusi ionion dari larutan ke permukaan elektroda dan terjadi kekuatan tarik menarik antara ion-ion muatan berlawanan sehingga kuat arus yang terjadi mula-mula rendah dan secara perlahan meningkat. Penelitian tahap ketiga pada salinitas 0,5 yaitu menggunakan tegangan 12 volt. Produksi gas 9

10 hidrogen selama proses elektrolisis, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.4. Pada proses elektrolisis terjadi perubahan kuat arus selama produksi gas hidrogen dapat dilihat pada Gambar 4.5 Gambar 1.5 Grafik Produksi Gas Tegangan 12 Volt Gambar 1.6 Grafik Kuat Arus Tegangan 12 Volt Pada Gambar 4.4 bentuk kurva tidak linier diperkirakan pada menit ke 0 sampai menit ke 100 terjadi peningkatan produksi gas yang tajam karena bertambahnya jumlah ion yang mencapai elektroda sedangkan menit ke 110 sampai menit ke 180 terjadi penurunan karena kecepatan ionisasi dalam elektrolit jauh lebih cepat daripada kecepatan transfer elektron ke elektroda. Pada proses elektrolisis terjadi perubahan kuat arus selama produksi gas hidrogen, hasil yang didapatkan tidak linier karena dipengaruhi oleh difusi ion-ion dari larutan ke permukaan elektroda dan terjadi kekuatan tarik menarik antara ion-ion muatan berlawanan sehingga kuat arus yang terjadi mula-mula rendah dan secara perlahan meningkat, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar Produksi Gas Hidrogen dengan Variasi Tegangan pada Salinitas 15 Penelitian ini menggunakan salinitas 15 dengan variasi tegangan 2,1 volt; 6 volt dan 12 volt. Penelitian dilakukan sebanyak 3 kali untuk produksi gas hidrogen (H 2 ) dengan membentuk gelembung gas pada anoda dan katoda. Katoda lebih cepat menghasilkan gelembung berukuran besar dibandingkan anoda, karena katoda mengalami reduksi dan anoda mengalami oksidasi sehingga anoda menghasilkan gelembung berukuran kecil. Pada tegangan 2,1 volt terhadap salinitas 15 dapat produksi gas hidrogen, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

11 Gambar 1.7 Grafik Produksi Tegangan 2,1 Volt Gambar 1.8 Grafik Kuat Arus Tegangan 2,1 Volt Berdasarkan Gambar 4.6 ditunjukkan bahwa terjadi bertambahnya jumlah ion yang mencapai elektroda sebagai akibat migrasi dan difusi dari elektrolit. Terhadap grafik arus pada Gambar 4.7 menandakan bahwa terjadi difusi ion-ion dari larutan ke elektroda yang lambat dan terjadi kerapatan arus sehingga arus yang diukur sangat kecil. Produksi gas hidrogen selama proses elektrolisis terhadap tegangan 6volt, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.8 Gambar 1.9 Grafik Produksi Gas Tegangan 6 Volt Gambar 1.10 Grafik Kuat Arus Tegangan 6 Volt Berdasarkan Gambar 4.8 ditunjukkan bahwa terjadi kenaikan potensial yang mengakibatkan kenaikan terhadap arus karena bertambahnya jumlah ion yang mencapai elektroda sebagai akibat migrasi dan difusi dari elektrolit. Grafik arus pada Gambar 4.9 dihasilkan kuat arus yang tidak linier dipengaruhi oleh difusi ion-ion dari larutan ke permukaan elektroda dan terjadi kekuatan tarik menarik antara ionion muatan berlawanan sehingga kuat arus yang terjadi mula-mula rendah dan secara perlahan 11

12 meningkat. Produksi gas hidrogen selama proses elektrolisis terhadap tegangan 12 volt, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.10 Gambar 1.11 Grafik Produksi Gas Tegangan 12 Volt Gambar 1.12 Grafik Kuat Arus Tegangan 12 Volt Pada Gambar 4.10 ditunjukkan bahwa kenaikan potensial yang mengakibatkan kenaikan terhadap arus karena bertambahnya jumlah ion yang mencapai elektroda sebagai akibat migrasi dan difusi dari elektrolit. Pada proses elektrolisis terjadi perubahan kuat arus selama produksi gas hidrogen, hasil yang didapatkan pada Gambar 4.11 tidak linier karena dipengaruhi oleh difusi ion-ion dari larutan ke permukaan elektroda dan terjadi kekuatan tarik menarik antara ion-ion muatan berlawanan sehingga kuat arus yang terjadi mula-mula rendah dan secara perlahan meningkat Produksi Gas Hidrogen dengan Variasi Tegangan pada Konsentrasi 35 Produksi gas hidrogen selama proses elektrolisis terhadap tegangan 2,1 volt lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.12 Gambar 1.13 Grafik Produksi Gas Tegangan 2,1 Volt 12 Gambar 1.14 Grafik Kuat Arus Tegangan 2,1 Volt

13 Pada Gambar 4.12 bentuk kurva tidak linier dikarenakan pada menit ke 0 sampai menit ke 50 menunjukkan bahwa terjadi penstabilan arus sehingga produksi gas hidrogen tidak terlalu banyak, menit ke 60 sampai menit ke 110 terjadi peningkatan karena bertambahnya jumlah ion yang mencapai elektroda. Pada menit ke 120 sampai ke 180 terjadi penurunan disebabkan oleh kecepatan ionisasi dalam elektrolit jauh lebih cepat daripada kecepatan transfer elektron ke elektroda. Grafik arus pada Gambar 4.13 menandakan bahwa terjadi difusi ion-ion dari larutan ke elektroda yang lambat dan terjadi kerapatan arus sehingga arus yang diukur sangat kecil. Produksi gas hidrogen selama proses elektrolisis terhadap 6 volt, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.14 Gambar 4.14 Grafik Produksi Gas Tegangan 6 Volt Gambar 1.15 Grafik Kuat Arus Tegangan 6 Volt Penelitian dengan tegangan 6 volt berdasarkan Gambar 4.14 ditunjukkan bahwa volume gas hidrogen dari menit ke 0 sampai menit ke 180 menandakan bahwa kenaikan potensial yang mengakibatkan kenaikan terhadap arus karena bertambahnya jumlah ion yang mencapai elektroda sebagai akibat migrasi dan difusi dari elektrolit. Hasil yang didapatkan pada Gambar 4.15 tidak linier karena dipengaruhi oleh difusi ion-ion dari larutan ke permukaan elektroda dan terjadi kekuatan tarik menarik antara ion-ion muatan berlawanan sehingga kuat arus yang terjadi mula-mula rendah dan secara perlahan meningkat. Produksi gas hidrogen selama proses elektrolisis terhadap 12 volt, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

14 Gambar 1.16 Grafik Produksi Gas Tegangan 12 Volt Gambar 1.17 Grafik Kuat Arus Tegangan 12 Volt Berdasarkan Gambar 4.16 ditunjukkan bahwa volume gas hidrogen dari menit ke 0 sampai menit ke 180 menandakan bahwa kenaikan potensial yang mengakibatkan kenaikan terhadap arus karena bertambahnya jumlah ion yang mencapai elektroda sebagai akibat migrasi dan difusi dari elektrolit. Hasil yang didapatkan pada Gambar 4.17 tidak linier karena dipengaruhi oleh difusi ion-ion dari larutan ke permukaan elektroda dan terjadi kekuatan tarik menarik antara ion-ion muatan berlawanan sehingga kuat arus yang terjadi mula-mula rendah dan secara perlahan meningkat. Dilihat dari ketiga penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbandingan yang diperoleh terhadap salinitas 0,5, 15 dan 35 dalam produksi gas hidrogen, ditunjukkan bahwa gas hidrogen yang paling banyak terbentuk adalah 35. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar salinitas maka produksi gas hidrogen yang terbentuk semakin banyak, dikatakan demikian karena salinitas besar menyebabkan daya hantar larutan cepat sehingga kekuatan untuk menarik ion dengan muatan berlawanan semakin besar. Hal serupa juga terjadi pada variasi tegangan yang menyatakan bahwa semakin besar tegangan maka produksi gas hidrogen yang terbentuk semakin banyak. 3.2 Pengaruh Variasi Tegangan Terhadap Produksi Gas Hidrogen Pada penelitian ini, peneliti menetapkan variasi tegangan sebesar 2,1 volt, 6 volt dan 12 volt dengan anggapan bahwa variasi tegangan diasumsikan telah melewati batas minimum nilai tegangan sesuai persamaan 4.1 untuk proses elektrolisis. Variasi tegangan pada proses elektrolisis berpengaruh pada kemampuan proses elektrolisis dalam produksi gas hidrogen. Berdasarkan ketiga variasi tegangan yang digunakan produksi gas hidrogen terbesar terjadi pada tegangan 12V, produksi gas hidrogen lebih kecil terjadi pada tegangan 6V dan produksi gas hidrogen terkecil terjadi pada tegangan 2,1V. Suplai 14

15 tegangan yang semakin besar akan mempercepat terjadinya reaksi penguraian larutan sampel NaCl. Reaksi penguraian yang semakin cepat akan semakin besar pembentukan gas hidrogen pada katoda. Variasi tegangan juga berpengaruh terhadap perubahan kuat arus selama proses elektrolisis. Perubahan kuat arus yang diukur adalah kuat arus yang terjadi selama proses elektrolisis. 3.3 Pengaruh Salinitas Terhadap Produksi Gas Hidrogen Berdasarkan hasil penelitian salinitas optimum dalam produksi gas hidrogen adalah 35. Hal ini disebabkan karena terjadi proses pertukaran ion-ion dalam larutan yang memiliki kekuatan besar untuk menarik ion muatan yang berlawanan sehingga semakin banyak produksi gas hidrogen yang diperoleh. Pada akhir penelitian, salinitas pada anoda memiliki nilai lebih besar dibandingkan katoda karena terjadi gaya tarik menarik ion klor menuju anoda karena ion klor merupakan ion negatif berlawanan dengan kutub positif (Brady, 1999). 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Penelitian mengenai Produksi Gas Hidrogen Melalui Elektrolisis sebagai sumber energi dengan elektrolit NaCl dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Proses elektrolisis dapat dilakukan untuk produksi gas hidrogen (H 2 ) didapatkan hasil optimum yaitu sebesar 98mL dalam waktu 3jam (180menit). b. Produksi gas hidrogen hingga 98 ml pada penggunaan alat elektrolisis variasi tegangan sebesar 12 volt. c. Produksi gas hidrogen hingga 98 ml pada penggunaan alat elektrolisis variasi salinitas sebesar Saran Beberapa saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Pada penelitian berikutnya diperlukan jarak elektroda lebih dekat untuk mendapatkan kuat arus yang besar. b. Pada penelitian berikutnya perlu dilakukan penelitian yang sama dengan menggunakan elektroda dengan ukuran yang bervariasi. c. Pada penelitian berikutnya, dilakukan penelitian terhadap oksigen terlarut pada anoda. 15

16 5. DAFTAR PUSTAKA Alimah, S., dan Dewita, E Pemilihan Teknologi Produksi Hidrogen Dengan Memanfaatkan Energi Nuklir. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir 10, 2: Bird, Tony Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga Brady, J.E General Chemistry Principles And Structure. Jakarta: Binarupa Aksara. Brady, J.E Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara. Chang, R Kimia Dasar Jilid 2. 3ed. Jakarta: Erlangga Dogra Kimia Fisika. Jakarta: UI-Press Huang, Yu-Ru., Yen-Con Hung., Shun Yao Hsu., Yao-Wen Huang., Deng-Fwu Hwang Application Of Electrolyzed Water In The Foo Industry. Food Control Irawulan Cadangan Minyak Bumi di Indonesia Menipis. Detik Surabaya (Surabaya), 12 Februari. Jamal Pembuatan Membran Fuel Cell Dari Limbah Plastik LDPE. Bandung: ITB-Press. Kodoatie, J.R., dan Roeslam S Tata Ruang Air. Yogyakarta: Andi. Murry, Mc., John, dan Robert, C.F Chemistry. New Jersey: Prentice Hall Rivai, Harrizul Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI-Press Sunarya, Y., dan Agus, S Kimia. Bandung: PT. Setia Inves. Svehla, G Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka. Yoder, Claude H., Fred H. Suydam, Fred A. Snavely Chemistry. United States of America: Harcout Brace Jovanoich Inc. 16

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PENYETARAN REAKSI REDOKS Dalam menyetarakan reaksi redoks JUMLAH ATOM dan MUATAN harus sama Metode ½ Reaksi Langkah-langkah:

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Elektrolisis BAB II TINJAUAN PUSTAKA Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel elektrolisis oleh arus listrik. Dalam sel volta/galvani, reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS KLORIN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI DESINFEKTAN THE PRODUCTION OF CHLORINE GAS AS DISINFECTANTS THROUGH ELECTROLYSIS PROCESS

PRODUKSI GAS KLORIN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI DESINFEKTAN THE PRODUCTION OF CHLORINE GAS AS DISINFECTANTS THROUGH ELECTROLYSIS PROCESS PRODUKSI GAS KLORIN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI DESINFEKTAN THE PRODUCTION OF CHLORINE GAS AS DISINFECTANTS THROUGH ELECTROLYSIS PROCESS Erica Nadia Roseno* Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS *email:

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

1. Bilangan Oksidasi (b.o)

1. Bilangan Oksidasi (b.o) Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan Oleh: Anindita Hardianti (3307100015) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wahyono Hadi, MSc Ruang lingkup

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA Disusun oleh : Faiz Afnan N 07 / XII IPA 4 SMA NEGERI 1 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I. Praktikum ke : II ( Kedua ) II. Judul Praktikum : Beda

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20

Lebih terperinci

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Pembuatan Larutan CuSO 4 Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA Disusun Oleh : Kelompok 3 Kelas C Affananda Taufik (1307122779) Yunus Olivia Novanto (1307113226) Adela Shofia Addabsi (1307114569) PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA REDOKS DAN ELEKTROKIMIA 1. Bilangan oksidasi dari unsur Mn pada senyawa KMnO4 adalah... A. +7 B. +6 C. +3 D. +2 E. +1 Jumlah bilangan oksidasi senyawa adalah nol, Kalium (K) mempunyai biloks +1 karena

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A Selesaikan dengan cara!!! 1. Reduksi 1 mol ion SO 4 2- menjadi H 2S, memerlukan muatan listrik sebanyak A. 4 F D. 6 F B. 8F E. 16 F C. 20 F 2. Proses elektrolisis

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN Review II A. ELEKTROLISIS 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 O 4H + + O 2

Lebih terperinci

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS A. Pililah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Reduksi 1 mol ion MnO 4 - menjadi ion Mn 2+, memerlukan muatan listrik sebanyak. A. 1 F D. 2 F B. 3 F E. 4 F C. 5 F 2. Reaksi

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. SE L EL EK TR O LI SI S Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. Email enni_p3gipa@yahoo.co.id A. Pendahuluan 1. Pengantar Beberapa reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi reduksi-oksidasi

Lebih terperinci

ELEKTROLISIS AIR (ELS)

ELEKTROLISIS AIR (ELS) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ELEKTROLISIS AIR (ELS) Koordinator LabTK Dr. Dianika Lestari / Dr. Pramujo Widiatmoko PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Laporan Praktikum Kimia Dasar II Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Oleh: Kelompok : I (satu) Nama Nim Prodi : Ardinal : F1D113002 : Teknik Pertambangan FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT STANDAR KOMPETENSI 3 : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. KOMPETENSI DASAR 3.1 : Menyelidiki daya hantar listrik berbagai

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Retno Kusumawati Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan prinsip kerja elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH Soemargono, Endang ismiati, dan Lazuardi *) Jurusan Teknik Kimia, UPN Veteran Jatim ABSTRACT The principle of process electro-flocculator

Lebih terperinci

II Reaksi Redoks dan Elektrokimia

II Reaksi Redoks dan Elektrokimia Bab II Reaksi Redoks dan Elektrokimia Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini Anda dapat menyetarakan reaksi redoks, menyusun dan menerapkan sel volta dan sel elektrolisis, serta memahami dan mencegah

Lebih terperinci

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan: KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 06 Sesi NGAN Review I Kita telah mempelajari sifat koligatif, reaksi redoks, dan sel volta pada sesi 5. Pada sesi keenam ini, kita akan mereview kelima sesi yang

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat digolongkan

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa

Lebih terperinci

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA 1. Tulis persamaan molekul yang seimbang untuk reaksi antara KMnO 4 dan KI dalam larutan basa. Kerangka reaksi ionnya adalah MnO 4 (aq) + I 2 (aq) MnO 4 2 (aq)

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN Dari Asam Buah Menjadi Listrik Hasil teknologi ini merupakan pengembangan hasil penelitian dari Alexander Volta. Dari penelitian volta disebutkan bahwa jika suatu deretan

Lebih terperinci

REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA 2 REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA A. PENYETARAAN REAKSI REDOKS B. REAKSI REDOKS DALAM SEL ELEKTROKIMIA C. POTENSIAL ELEKTRODA POTENSIAL SEL DAN SEL VOLTA DALAM KEHIDUPAN D. REAKSI REDOKS DITINJAU DARI HARGA

Lebih terperinci

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Soal No.1 Diketahui potensial elektrode perak dan tembaga sebagai berikut Ag + + e Ag E o = +0.80 V a. Tulislah diagram sel volta yang dapat disusun dari kedua

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan E.Coli dalam air dengan menggunakan elektroda platina-platina (Pt/Pt) dilakukan di Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

D. 3 dan 4 E. 1 dan 5

D. 3 dan 4 E. 1 dan 5 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20 elektron dan 20 netron 2. 10 elektron dan 12 netron 3. 15 proton dan 16 netron 4. 20 netron dan 19 proton 5. 12 proton dan 12 netron Yang memiliki

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

4. Sebanyak 3 gram glukosa dimasukkan ke dalam 36 gram air akan diperoleh fraksi mol urea sebesar.

4. Sebanyak 3 gram glukosa dimasukkan ke dalam 36 gram air akan diperoleh fraksi mol urea sebesar. LATIHAN ULUM 1. Sebutkan kegunaan dari sifat koligarif larutan. 2. Sebanyak 27 gram urea ditimbang dan dimasukkan ke dalam 500 gram. Berapakah molalitas larutan yang terjadi?. 3. Apa definisi dari 4. Sebanyak

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan LARUTAN ELEKTROLIT DAN BUKAN ELEKTROLIT Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokan senyawa yakni didasarkan pada daya hantar listrik. Jika suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan

Lebih terperinci

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik K-13 Kelas X kimia LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perbedaan antara larutan elektrolit dan

Lebih terperinci

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi modif oleh Dr I Kartini Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan komponen yang selalu dibutuhkan manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya karena hampir semua kegiatan manusia bergantung pada ketersediaan energi.

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROKIMIA

MODUL SEL ELEKTROKIMIA MODUL SEL ELEKTROKIMIA ( Sel Volta dan Sel Galvani ) Standar Kompetensi: 2.Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.1.

Lebih terperinci

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na.

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na. 20 Soal + pembahasan. 1. Unsur-unsur golongan alkali disusun dengan meningkatnya nomor atom, yaitu : Li, Na, K, Rb dan Cs. Sifat-sifat golongan alkali yang betul adalah. A. sifat reduktor Na lebih kuat

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER *Bambang Yunianto, Dwi Septiani Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Soal-soal Redoks dan elektrokimia 1. Reaksi redoks : MnO 4 (aq) + C 2 O 4 2- (aq) Mn 2+ (aq) + CO 2 (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap mol MnO 4 memerlukan H + sebanyak A. 4 mol B. 6 mol D. 10 mol C. 8 mol E. 12 mol 2. Reaksi

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA LEMBAR AKTIVITAS SISWA No SOAL & PENYELESAIAN 1 Pada elektrolisis leburan kalsium klorida dengan elektroda karbon, digunakan muatan listrik sebanyak 0,02 F. Volume gas klorin yg dihasilkan di anode, jika

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh: JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh: 1. Rahma Tia (1113016200044) 2. Diana Rafita. S (1113016200051) 3. Agus Sulistiono (1113016200052) 4. Siti Fazriah (1113016200062) Kelompok 4

Lebih terperinci

Recovery logam dengan elektrolisis

Recovery logam dengan elektrolisis Recovery logam dengan elektrolisis Electrolysis Elektrolisis adalah proses dengan penggunaan arus listrik untuk memisahkan unsur unsur dari senyawanya. Elektrolisis membutuhkan biaya tinggi, dan karenanya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI Tanggal : 06 April 2014 Oleh : Kelompok 3 Kloter 1 1. Mirrah Aghnia N. (1113016200055) 2. Fitria Kusuma Wardani (1113016200060) 3. Intan Muthiah Afifah (1113016200061)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Pada air terdapat ikatan tiga molekul berbeda muatan yang saling tarikmenarik dan juga tolak-menolak sekaligus, yakni muatan positif yang dimiliki oleh 2 molekul H dan

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo dan Lina Yuanita Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik Hasil pengujian berikut dilakukan sebagai pembanding bagaimana nilai pengembangan

Lebih terperinci

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 26. Diketahui lambing unsur Fe, maka jumlah p +, e - dan n o dalam ion Fe 3+ adalah.... Jawab :, Fe 3+ + 3e - Fe [ 18 Ar] 4s 2 3d 6 [

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sel Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel elektrolisis oleh arus listrik. Dalam sel volta/galvani, reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan

Lebih terperinci

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Hukum Faraday : The amount of a substance produced or consumed in an electrolysis reaction is directly proportional to the quantity of electricity that flows through the circuit.

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, buku teks pelajaran yang dianalisis adalah buku teks pelajaran Kimia untuk SMA/MA kelas XII penulis A, penerbit B. Buku ini merupakan buku teks yang digunakan

Lebih terperinci

REAKSI REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REAKSI REDOKS dan ELEKTROKIMIA REAKSI REDOKS dan ELEKTROKIMIA 1. Konsep Reduksi Oksidasi (Redoks) No Reaksi Oksidasi Reaksi Reduksi 1 reaksi penambahan oksigen reaksi pengurangan oksigen 2 peristiwa pelepasan elektron Contoh : Cu Cu

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL KIMIA KELAS XII

LATIHAN SOAL KIMIA KELAS XII LATIHAN SOAL KIMIA KELAS XII 1. Suatu larutan diperoleh dari melarutkan 6 gram urea (Mr= 60) dalam 1 liter air. Larutan yang lain diperoleh dari melarutkan 18 gram glukosa (Mr = 180) dalam 1 liter air.

Lebih terperinci

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION HERMAN, S.Pd., M.Si FARMASI UNMUL TITRASI REDUKSI OKSIDASI TITRASI REDUKSI OKSIDASI DEFINISI analisis titrimetri yang didasarkan pada reaksi reduksi

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

BAB II ISI. Sumber gambar: (salirawati, 2008)

BAB II ISI. Sumber gambar: (salirawati, 2008) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya hantar listrik adalah parameter yang dipengaruhi oleh salinitas tinggi rendahnya berkaitan erat dengan nilai salinitas. Konduktivitas (Daya Hantar Listrik / DHL)

Lebih terperinci

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2 Bab IV Pembahasan Atom seng (Zn) memiliki kemampuan memberi elektron lebih besar dibandingkan atom tembaga (Cu). Jika menempatkan lempeng tembaga dan lempeng seng pada larutan elektrolit kemudian dihubungkan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Elektrolisis Elektrolisis adalah proses yang menggunakan energi listrik, agar reaksi kimia yang tidak berlansung secara remodinamika, dapat dibuat berlangsung. Sedangkan sel

Lebih terperinci

Potensiometri. Bab 1. Prinsip-Prinsip Dasar Elektrokimia

Potensiometri. Bab 1. Prinsip-Prinsip Dasar Elektrokimia 1 2 1. PRINSIP-PRINSIP DASAR ELEKTROKIMIA Pada bagian pertama dari topik tentang potensiometri ini akan dijelaskan tentang prinsip-prinsip dasar tentang elektrokimia yang akan memberikan pengetahuan dasar

Lebih terperinci

YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMA LABSCHOOL KEBAYORAN

YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMA LABSCHOOL KEBAYORAN YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMA LABSCHOOL KEBAYORAN ULANGAN HARIAN TERPROGRAM ( UHT ) Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Program : XII IPA / Reguler Hari,Tanggal : Kamis, 2 Oktober 2014 Waktu

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA I. Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si

KIMIA FISIKA I. Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si Isana_supiah@uny.ac.id LABORATORIUM KIMIA FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2002 TERMODINAMIKA

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* ( ), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA

Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* ( ), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* (1112016200018), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH

Lebih terperinci

Pengaruh Konsentrasi Larutan Katalis dan Bentuk Elektroda dalam Proses Elektrolisis untuk Menghasilkan Gas Brown

Pengaruh Konsentrasi Larutan Katalis dan Bentuk Elektroda dalam Proses Elektrolisis untuk Menghasilkan Gas Brown Pengaruh Konsentrasi Larutan Katalis dan Bentuk Elektroda dalam Proses Elektrolisis untuk Menghasilkan Gas Brown Jumiati 1), Joko Sampurno 1), Irfana Diah Faryuni 1) 1)Program Studi Fisika 1) Fakultas

Lebih terperinci

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2) 15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,

Lebih terperinci

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2013 Page 1 1. 2. MATERI: HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA Di soal diketahui dan ditanya: m (NH 2 ) 2 CO = 12.000 ton/tahun (pabrik) m N 2 = ton/tahun?

Lebih terperinci

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2013 Page 1 1. 2. MATERI: TERMOKIMIA Pada soal diketahui dan ditanya: ΔH c C 2 H 5 OH = -1380 kj/mol ΔH d C 6 H 12 O 6 = -60 kj/mol ΔH c C

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik sludge 4.1.1. Sludge TPA Bantar Gebang Sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar C yang cukup tinggi yaitu sebesar 10.92% dengan kadar abu sebesar 61.5%.

Lebih terperinci