5 SIMULASI DAN UJI COBA SISTIM DETEKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "5 SIMULASI DAN UJI COBA SISTIM DETEKSI"

Transkripsi

1 98 5 SIMULASI DAN UJI COBA SISTIM DETEKSI 5.1 Simulasi Perubahan Fase Konfigurasi uji coba Simulasi dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan fase yang diterima dari gelombang pantul berbagai kondisi gerakan berbagai jenis kawanan ikan. Kawanan ikan tersebut di simulasikan dalam bentuk ikan-ikanan dari tripleks, karet dan kayu cembung. Demikian pula simulasi tersebut dilakukan untuk berbagai posisi ikan-ikanan dengan susunan vertikal maupun jumlah dan jarak lapisan horisontal, kecepatan, arah transducer terhadap arah gerakan ikan-ikanan, yaitu 45 0 dan ( hanya untuk satu jenis ikan-ikanan saja). Pada semua uji coba, dilakukan dengan posisi transducer di arahkan tegak lurus arah gerakan ikan-ikanan. Uji coba dilakukan sebanyak 5 kali untuk setiap satu macam percobaan. Uji coba dilakukan di kolam laboratorium Akustik ITK, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Bogor dengan diameter 6 m dan kedalaman 3 m dari permukaan lantai. Konfigurasi uji coba dapat dilihat pada Gambar 73 dan bagian pengendali pada Gambar 74. Pada gambar unit penggerak berada di sebelah kiri pengamatan, unit pengendali, perangkat pendeteksi jenis ikan dan komputer dan posisi transducer berada tegak lurus arah gerakan. Untuk kondisi default uji coba dilakukan untuk kecepatan 1.5 m/detik Uji coba yang dilakukan meliputi : 1. Uji coba ikan-ikanan berukuran 20 x 25 cm dari tripleks 2. Uji coba ikan-ikanan berukuran 20 x 25 cm dari karet 3. Uji coba ikan-ikanan berukuran 30 cm dari tripleks 4. Uji coba ikan-ikanan berukuran 30 cm 2 (dua ) lapis dengan jarak 5 cm 5. Uji coba ikan-ikanan berukuran 30 cm 2 (dua ) lapis dengan jarak 10 cm 6. Uji coba ikan-ikanan berukuran 10 cm permukaan rata dari tripleks 7. Uji coba ikan-ikanan berukuran 10 cm permukaan cembung dari kayu 8. Uji coba untuk kecepatan 1 m/det

2 99 9. Uji coba untuk posisi transducer 45 0 dan terhadap arah gerakan ikan-ikanan (lihat Gambar 73). Arah gerakan ikan-ikanan Posisi Posisi Pengendali jarak jauh Posisi Tegak lurus (90 0 ) Gambar 73. Konfigurasi uji coba simulasi perubahan fase. Gambar 74. Tampak muka tampilan pengendali.. Uji coba dilakukan dengan memancarkan gelombang akustik 200 khz ke arah gerakan ikan-ikanan melalui transducer pemancar. Oleh ikan-ikanan tersebut gelombang yang dipancarkan dipantulkan ke rangkaian penguat penerima melalui transducer penerima. Oleh rangkaian penguat penerima gelombang yang

3 100 keluar dari transducer diperkuat yang kemudian perubahan fasenya dideteksi oleh rangkaian pendeteksi fase. Gelombang dengan frekuensi 200 khz dan frekuensi diatasnya ditapis oleh rangkaian LPF sehingga yang keluar hanya gelombang perubahan fasenya. Selanjutnya gelombang perubahan fase tersebut di salurkan ke komputer dengan bantuan perangkat lunak Cool edit Pro yang kemudian disimpan dalam file dengan nama *. wav. Untuk menampilkan spektrum frekuensi dari gelombang perubahan fase setiap hasil uji coba dalam file *.wav tersebut, dilakukan dengan menggunakan teknik Fast Fourier Tranform (FFT) yang terdapat pada perangkat lunak Wavelab. Besaran FFT yang digunakan, yaitu jumlah sampling 512 dan teknik penghalusan menggunakan Hamming Window. Selanjutnya data spektrum yang diperoleh disimpan dalam file MS Excell untuk proses analisis Uji coba simulasi gerakan unit pembawa ikan-ikanan dalam keadaan kosong. Bentuk gelombang keluaran dari phase detector masih mengadung noise. Noise tersebut diperoleh dari gerakan unit pembawa ikan-ikanan itu sendiri. Untuk menghilangkan noise tersebut, gelombang keluaran dari rangkaian pendeteksi fase dari gerakan ikan-ikanan yang diamati direduksi terlebih dahulu dengan noise dari unit pembawa ikan-ikanan. Untuk itu perlu dilakukan uji coba untuk mendeteksi perubahan fase unit pembawa ikan-ikanan yang bergerak dalam keadaan kosong. Pada Gambar 75 dapat dilihat foto uji coba simulasi gerakan unit pembawa dalam keadaan kosong. Gambar 76 (a) memperlihatkan bentuk gelombang perubahan fase gerakan unit pembawa ikan-ikanan dalam keadaan kosong, sedangkan Gambar 76 (b) adalah spektrum frekuensi dari gelombang tersebut. Selanjutnya gelombang tersebut akan digunakan untuk mereduksi gelombang keluaran dari hasil uji coba simulasi untuk semua ikan-ikanan sehingga diperoleh hasil simulasi yang bersih dari noise akibat adanya gelombang gerakan unit pembawa ikan-ikanan tersebut. Untuk mereduksi gelombang keluaran dari setiap hasil uji coba dilakukan dengan cara mengurangi spektrum frekuensi keluaran dari setiap hasil uji coba dengan spektrum frekuensi dari noise dengan menggunakan fasilitas cool edit pro.

4 Gambar 75. Foto uji coba simulasi unit pembawa dalam keadaan kosong. 101

5 102 (a) (b) Gambar 76. Hasil uji coba simulasi gerakan unit pembawa dalam keadaan kosong (a) bentuk gelombang b) spektrum frekuensi Uji coba simulasi ikan-ikanan berukuran 20 x 25 cm dari tripleks Uji coba dilakukan dengan menggunakan ikan-ikanan berukuran 20 x 25 cm dari tripleks dan ikan-ikanan berukuran 20 x 25 cm dari karet seperti yang diperlihatkan pada Gambar 77. Hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 78.

6 103 Dari Gambar 78 (a) tersebut dapat dilihat salah satu bentuk gelombang dari 5 (lima) hasil uji coba keluaran dari perangkat pendeteksi jenis kawanan ikan yang masih mengandung noise dari gerakan unit pembawa ikan-ikanan. Untuk menghilangkan noise tersebut gelombang keluaran yang diperoleh direduksi terlebih dahulu dengan noise tersebut setelah dikurangi dengan noise dari gerakan unit pembawa ikan-ikanan dengan cara seperti yang telah dijelaskan pada subbab Bentuk gelombang perubahan fase untuk ikan-ikanan berukuran 20 x 25 cm dari tripleks setelah direduksi dari noise dapat dilihat pada Gambar 78 (b). Gambar 77. Uji coba simulasi ikan-ikanan berukuran 20 x 25 cm.

7 104 (a) 0.01 ms (b). Gambar 78. Bentuk gelombang perubahan fase gerakan ikan-ikanan berukuran 20 x 25 cm dari tripleks (a) masih mengandung noise (b) tanpa noise Uji coba simulasi ikan-ikanan dengan permukaan karet Uji coba dilakukan dengan menggunakan ikan-ikanan berukuran 20 x 25 cm dengan bahan dari karet yang diperlihatkan pada Gambar 79, sedangkan gelombang output dari penggeseran fase akibat adanya pantulan dari gerakan ikan-

8 105 ikanan berukuran 20 x 25 cm dengan permukaan dari karet yang bebas dari noise akibat gerakan unit pembawa ikan-ikanan dapat dilihat pada Gambar 80. Gambar 79. Uji coba simulasi ikan-ikanan berukuran 20 x 25 cm dari karet ms Gambar 80. Tampilan gelombang perubahan fase akibat pantulan gerakan ikan- ikanan berukuran 20 x 25 cm dengan permukaan dari karet setelah dibebaskan dari noise gerakan unit pembawa ikanikanan.

9 Uji coba simulasi ikan-ikanan berukuran 30 cm Uji coba dilakukan dengan menggunakan ikan-ikanan berukuran 30 cm dari tripleks dengan susunan belah ketupat dan acak seperti yang diperlihatkan masing-masing pada pada Gambar 81 (a) dan Gambar 81 (b). (a) Susunan tidak beraturan Gambar 81. Uji coba simulasi ikan-ikanan berukuran 30 cm (a) susunan belah ketupat (b) dengan susunan tidak teratur. (b)

10 107 Bentuk gelombang hasil uji cobanya dapat dilihat pada Gambar ms (a) 0.01 ms (b) Gambar 82. Tampilan gelombang perubahan fase akibat pantulan gerakan ikan-ikanan berukuran 30 cm tanpa noise unit pembawa ikan-ikanan (a) susunan belah ketupat (b) susunan tidak teratur.

11 Uji coba simulasi ikan-ikanan berukuran 30 cm 2 lapis Uji coba dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) lapis ikan-ikanan berukuran 30 cm dari tripleks yang diperlihatkan pada Gambar 83 dan pada Gambar 84 diperlihatkan bentuk gelombang gerakan ikan-ikanan berukuran 30 cm dari tripleks tanpa noise. 2 (dua) lapis Gambar 83. Uji coba simulasi ikan-ikanan berukuran 30 cm 2 (dua) lapis. Pada Gambar 84 dapat dilihat bentuk gelombang yang dihasilkan mendekati bentuk sinusoida dengan panjang gelombang 0.01 ms atau frekuensi sekitar 1 khz.

12 ms Gambar 84. Tampilan bentuk gelombang perubahan fase akibat pantulan 2 lapis kawanan ikan-ikanan berukuran 30 cm tanpa noise Uji coba simulasi ikan-ikanan berukuran 10 cm Uji coba simulasi ikan-ikanan berukuran 10 cm dilakukan dengan menggunakan ikan-ikanan dengan panjang 10 (sepuluh) cm yang terbuat dari tripleks seperti yang diperlihatkan pada Gambar 85, sedangkan Gambar 86 memperlihatkan spektrum frekuensi dari gelombang perubahan fase gerakan ikanikanan berukuran 10 cm dengan permukan rata dari tripleks.

13 110 Gambar 85. Uji coba simulasi ikan-ikanan berukuran 10 cm dengan permukaan rata dari tripleks ms Gambar 86. Bentuk gelombang perubahan fase gerakan ikan-ikanan berukuran 10 cm dengan permukaan rata dari tripleks tanpa noise.

14 Uji coba simulasi ikan-ikanan berukuran 10 cm dengan permukaan cembung Uji coba dilakukan dengan menggunakan ikan-ikanan berukuran 10 cm dengan permukaan cembung dari kayu, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 87, sedangkan Gambar 88 adalah gambar bentuk gelombang perubahan fase gerakan ikan-ikanan berukuran 10 cm dengan permukaan cembung dari kayu tanpa noise. Gambar 87. Uji coba simulasi ikan-ikanan berukuran 10 cm dari kayu cembung.

15 112 Amplitude ( db) 0.01 ms Gambar 88. Tampilan bentuk gelombang perubahan fase akibat pantulan gerakan ikan-ikanan dengan permukaan cembung dari kayu tanpa noise Uji coba simulasi ikan-ikanan berukuran 30 cm dengan kecepatan lambat Uji coba dilakukan dengan menggunakan ikan-ikanan berukuran 30 cm dengan kecepatan 3/4 dari kecepatan biasanya (default) yaitu 1 m/det, dengan transducer diarahkan tegak lurus arah gerakan ikan-ikanan seperti yang dilakukan pada uji coba ikan-ikanan berukuran 30 cm hanya bedanya kecepatan yang digunakan lebih lambat. Bentuk gelombang perubahan fase gerakan ikanikanan berukuran 30 cm dengan kecepatan 1 m/det dapat dilihat pada Gambar 89.

16 ms Gambar 89. Tampilan bentuk gelombang perubahan fase akibat pantulan gerakan ikan-ikanan berukuran 30 cm dengan kecepatan 1 m/det Uji coba simulasi dengan posisi transducer 30 0 dan dari arah gerakan ikan-ikanan Uji coba tersebut dilakukan dengan menggunakan ikan-ikanan berukuran 30 cm dengan transducer diarahkan 30 0 dan dari arah gerakan ikan-ikanan dengan kecepatan 1.5 m/det (default). Posisi transducer dapat dilihat pada Gambar 90 (a) dan 90 (b)., sedangkan Gambar 91 (a). adalah gambar bentuk gelombang perubahan fase gerakan ikan-ikanan berukuran 30 cm untuk posisi tansducer yang diarahkan ke gerakan ikan-ikanan dengan sudut 30 0 dan Gambar 91 (b) untuk posisi transducer ke arah gerakan ikan-ikanan.

17 114 Transducer ± 30 0 (a) ± Transducer (b) Gambar 90. (a) Uji coba simulasi dengan posisi transducer 30 0 dari arah gerakan ikan-ikanan dan (b) Uji coba simulasi dengan posisi tarnsducer

18 ms (a) 0.01 ms (b) Gambar 91. Tampilan bentuk gelombang perubahan fase akibat pantulan gerakan ikan-ikanan berukuran 30 cm (a) dengan posisi transducer 30 0 dan (b) dari gerakan ikan-ikanan.

19 Uji Coba Simulasi Pengaruh Gangguan Uji coba tersebut untuk menguji pengaruh gangguan atau gangguan yang diterima secara bersamaan dengan gelombang pantul gerakan kawanan ikan yang diamati. Ada pun jenis gangguan yang di amati adalah : 1. Gangguan yang mewakili pantulan gelombang yang dipancarkan alat itu sendiri pada frekuensi 200 khz 2. Gangguan dengan frekuensi 50 khz, dan 250 khz 3. Gangguan frekuensi yang sama dengan frekuensi alat 200 khz untuk fase yang sama dan berbeda yang mewakili gangguan dari perangkat fish finder atau echo sounder yang beroperasi disekitarnya pada frekuensi yang sama. 4. Gangguan dari suara mesin 5. Gangguan yang mewakili pantulan dari gelombang pantul gerakan kawanan ikan yang diterima bersamaan dengan gelombang pantul dari gerakan kawanan ikan itu sendiri Uji coba simulasi pengaruh pantulan gelombang pembawa Konfigurasi uji coba simulasi pengaruh gelombang pantul yang diterima dapat dilihat pada Gambar 92. Untuk melakukan uji coba pengaruh pantulan dari gelombang pembawa 200 khz, diperlukan 1. Sebuah rangkaian simulasi pembangkit gelombang yang dipantulkan kawanan ikan yang diwakili oleh rangkaian phase modulator yang dihubungkan dengan alat pembangkit function generator dan pembangkit gelombang 200 khz. 2. Sebuah rangkaian simulasi pantulan gelombang pembawa yang diwakili oleh rangkaian penggeser fase. 3. Sebuah rangkaian penyampur yang menggabungkan output dari phase modulator dan penggeser fase yang kemudian dihubungkan ke input rangkaian pendeteksi fase. 4. Rangkaian pendeteksi fase yang outputnya dihubungkan ke rangkaian LPF. Keluaran dari LPF adalah merupakan gelombang gerakan kawanan ikan yang diamati.

20 117 RF Generator phase modulator MIXER Pembangkit gelombang pembawa 200 khz Batere 3 VDC catu perubahan fase Function Gen Sebagai pembangkit gelombang gerakan kawanan ikan Ch 1 Ch 2 LPF phase detector Gambar 92. Konfigurasi uji coba simulasi gangguan pantulan gelombang-gelombang yang dipancarkan. Dalam simulasi gelombang yang keluar dari phase detector diharapkan sama dengan gelombang input modulasi phase modulator atau output dari function generator. Hasil uji coba untuk adanya gangguan (interference) dari pantulan gelombang-gelombang yang dipancarkan (gelombang pembawa) dapat dilihat pada Gambar 93 (a) dan Gambar 93 (b).

21 118 Tegangan (mv) gelombang pantul oleh gerakan kawanan ikan Pantulan gelombang yang dipancarkan Delay akibat pantulan Tegangan (mv) φ Waktu (detik) (a) Output dari rangkaian phase detector Output dari Function Generator mewakili gerakan ikan Waktu (detik) Gambar 93. Hasil uji coba dari pantulan gelombang yang dipancarkan (a) input ke mixer (b). Gelombang yang keluar rangkaian phase detector setelah melewati rangkaian LPF. (b)

22 Uji coba simulasi pengaruh adanya gangguan dari pantulan gelombang pantul gerakan kawanan ikan itu sendiri Disamping gelombang yang dipantulkan oleh gerakan kawanan ikan diterima langsung oleh penerima, gelombang-gelombang tersebut juga mengalami pantulan dari obyek sekitarnya dan ikut diterima bersama-sama gelombang pantul gerakan kawanan ikan itu sendiri. Pantulan pada uji coba ini khusus pantulan dari obyek yang tidak bergerak. Konfigurasi uji coba dapat dilihat pada Gambar 94. Gelombang pantulan oleh gerakan kawanan ikan yang mengalami pantulan obyek sekitarnya, diwakili oleh rangkaian phase modulator yang frekuensi 200 khz nya digeser terlebih dahulu oleh rangkaian penggeser fase. Penggeser fase Pembangkit gelombang pembawa 200 khz Batere 3 VDC catu perubahan fase Function generator MIXER Sebagai pembangkit gelombang gerakan kawanan ikan Ch 1 Ch 2 LPF Phase detector Gambar 94. Konfigurasi rangkaian simulasi pantulan gelombang pantul obyek bergerak seperti gerakan ikan.

23 120 Hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 95 (a) dan 95 (b). masing-masing menunjukkan foto dari gelombang yang masuk ke rangkaian mixer dan gelombang yang keluar LPF dari rangkaian phase detector. Tegangan (mv) Pantulan gelombang pantul oleh gerakan kawanan ikan Delay akibat pantulan Tegangan (mv) φ Waktu (detik) (a) gelombang pantul oleh gerakan kawanan ikan Output dari LPF Bentuknya berbeda Gambar 95. Waktu (detik) (b) Output dari Function Generator mewakili gerakan ikan Hasil uji coba gangguan dari pantulan gelombang pantul gerakan kawanan ikan itu sendiri.(a) input ke mixer (b) perbandingan gelombang mewakili gerakan ikan dan output dari phase detector setelah LPF.

24 121 Pada gambar dapat dilihat bentuk gelombang yang keluar dari phase detector setelah melewati LPF berbeda bentuk dengan gelombang yang mewakili gerakan ikan. Hal tersebut akan dibahas dalam Bab analisis Uji coba simulasi pengaruh gangguan dari suara motor. Uji coba ini dilakukan untuk melihat pengaruh adanya gangguan dari suara motor terhadap gelombang perubahan fase akibat adanya gerakan kawanan ikan. Gangguan suara motor diperoleh dari cassette recorder yang digabungkan dengan gelombang pantulan akibat adanya gerakan kawanan ikan. Konfigurasi uji coba dapat dilihat pada Gambar 96. Hasil uji coba RF Generator Phase modulator MIXER Function generator Pembangkit gelombang gerakan kawanan ikan CASETTE Pembangkit suara mesin dan suara gangguan Ch 1 Ch 2 LPF Phase detector Gambar 96. Konfigurasi uji coba simulasi pengaruh gangguan suara motor.

25 122 dapat dilihat pada Gambar 97 (a). dan 97 (b). Gambar 97 (a) gelombang yang masuk ke rangkaian. memperlihatkan Tegangan (mv) Tegangan (mv) Waktu (detik) (a) Output dari LPF Bentuknya mirip Waktu (detik) (b) Output dari Function Generator mewakili gerakan ikan Gambar 97. Hasil uji coba gangguan suara motor a). gelombang yang masuk ke rangkaian mixer b) perbandingan keluaran LPF dengan gelombang yang mewakili gerakan kawanan ikan.

26 123 mixer, sedangkan Gambar 97 (b). memperlihatkan foto dari keluaran rangkaian phase detector setelah melewati rangkaian LPF dan gelombang yang mewakili gerakan ikan. Pada gambar dapat dilihat kedua gelombang mempunyai bentuk mirip. Hal ini berarti gangguan suara mesin tidak berpengaruh Uji coba simulasi pengaruh gelombang yang frekuensinya sama dengan frekuensi pembawa (200 khz) Uji coba ini dilakukan untuk melihat pengaruh gangguan dari peralatan atau instrumen akustik lainnya seperti perangkat fish finder lainnya yang digunakan pada frekuensi yang sama dengan frekuensi kerja alat. (200 khz). Konfigurasi uji coba simulasi pengaruh gangguan pada frekuensi sama dengan fase sama atau berbeda dapat dilihat pada Gambar 98. RF Generator Penggeser fase Pembangkit gelombang pembawa 200 khz MIXER Function generator Pembangkit gelombang gerakan kawanan ikan Phase modulator Gambar 98. Ch 1 Ch 2 LPF Phase detector Konfigurasi uji coba simulasi pengaruh gangguan pada frekuensi yang sama.

27 124 Pada uji coba tersebut dilakukan pengamatan untuk frekuensi dengan fase sama dan fase berbeda dengan gelombang pembawa. Rangkaian penggeser fase digunakan untuk menggeser fase gelombang pembawa 200 khz, yang mewakili gangguan dari fase 0 0 sampai fase Hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 99 yang menunjukkan perbandingan gelombang yang keluar phase detector sesudah melewati rangkaian LPF dan gelombang yang mewakili gerakan sekelompok ikan. Dari hasil uji coba dapat dilihat bahwa bentuk gelombang yang keluar dari rangkaian pendeteksi fase setelah melewati rangkaian LPF mirip dengan gelombang gerakan kawanan ikan yang diwakili oleh output dari function generator. Tegangan (mv) Output dari LPF Bentuknya sama Waktu (detik) Output dari Function Generator mewakili gerakan ikan Gambar 99. Hasil uji coba gangguan dengan frekuensi yang sama.

28 Uji Coba di Kolam Konfigurasi uji coba Uji coba di kolam dilakukan dengan menggunakan fasilitas unit Karantina ikan air laut dari Seaworld. Dengan memanfaatkan kolam berbentuk angka delapan yang terbuat dari fiber (Gambar 100). Bagian muka dari kolam digunakan untuk ikan yang akan diuji. Agar ikan-ikan tersebut tidak keluar dari kolam bagian muka, kolam bagian belakang dengan kolam bagian belakang dibatasi oleh jaring. Perangkat transducer diletakkan di ujung kolam bagian belakang. Agar ikan-ikan tersebut diupayakan berenang mengelilingi kolam bagian muka, dipasang pagar penggiring ditengah-tengah kolam tersebut dengan ukuran diameter 2 m dan tinggi 2 m. Pagar penggiring tersebut terbuat dari lembaran pastik yang terpasang pada 8 (delapan) pipa paralon yang bagian bawahnya disanggah dengan masing-masing oleh sebuah coran batako yang berfungsi sebagai pemberat. PVC 1 Lembaran plastik 1 mm, keliling : 6 m Tinggi : 2 m 2 m Jaring dengan bahan polyethylene φ = 1 cm, 8 m batako Transducer Gambar 100. Konfigurasi proses uji coba sinyal yang diterima dari sinyal pantulan yang dipancarkan transducer pemancar.

29 Pelaksamaan Uji coba Uji coba yang dilakukan di kolam terdiri dari : 1. Uji coba deteksi perubahan fase akibat pantulan 2 jenis kawanan ikan yaitu bandeng, dan hiubambu dimana setiap jenis ikan dilakukan sebanyak 5 (lima) kali percobaan pada jarak 4 m dengan transducer. 2. Uji coba untuk bandeng dilakukan untuk beberapa posisi transducer yaitu 30 0, dan 90 0 pada jarak 1 m terhadap arah gerakan kawanan ikan serta uji coba pada kondisi adanya gangguan dari suara motor. Spesifikasi jenis ikan yang digunakan dalam uji coba di kolam Seaworld dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Spesifikasi jenis ikan yang digunakan uji coba di kolam Seaworld No Nama ikan Species Kawanan Panjang Jumlah (cm) 1 Bandeng Elops hawaiensis schooling Hiubambu Chioscyllium punctatum shoaling Bandeng diperoleh dari tambak dipantai Bekasi Utara. Pada awal kedatangan di Seaworld bandeng tersebut diletakkan dalam kolam khusus untuk dapat beradaptasi di air laut dengan tingkat salinitas sesuai yang digunakan di karantina Seaworld dengan cara mengganti air dengan air laut secara bertahap (aklimatisasi). Untuk semua jenis ikan (bandeng dan hiubambu) uji coba dilakukan sebanyak 5 kali percobaan dengan transducer berada pada posisi 90 o dengan jarak 4 m yang konfigurasinya dapat dilihat pada Gambar 101. Uji coba juga dilakukan untuk posisi transducer 30 0, dan 90 0 dengan jarak 1 m hanya untuk bandeng dan konfigurasinya dapat dilihat pada Gambar 102. Untuk uji coba hiubambu dilakukan dalam kolam terpisah, karena hiubambu masih dalam kondisi karantina sehingga tidak dapat dipindahkan ke kolam percobaan seperti pada Gambar 100 yang dilakukan untuk uji coba bandeng. Jarak antara kawanan hiubambu hanya 3 (tiga) m, dan hiubambu bergerak di dalam kolam seluas 2 x 2 m yang dibatasi dengan jaring ke arah posisi transducer.

30 127 4 m Gambar 101. Posisi transducer tegak lurus pada jarak 4 m dari gerakan kawanan ikan untuk semua.jenis ikan yang diuji.

31 (a) (b) 1 m (c) Gambar 102. Posisi transducer khusus untuk bandeng (a) posisi 30 0 (b) posisi (c) jarak 1 m.

32 Hasil uji coba 1) Bandeng dengan posisi transducer 90 o gerakan pada jarak 4 m Gambar 103 memperlihatkan 3 (tiga) bentuk gelombang hasil uji coba gerakan kawanan bandeng dari 5 (lima) kali percobaan dengan skala waktu 0.01 sampai dengan 0.19 ms dan skala amplitudo ± 34.6 db. (a) (b) (c) Gambar 103. Hasil uji coba bandeng (a) percobaan pertama (b) percobaan kedua (c) percobaan ketiga.

33 130 2) Bandeng dengan transducer pada posisi 30 0 Gambar 104. memperlihatkan 3 (tiga) bentuk gelombang hasil uji coba bandeng dari 5 (lima) kali percobaan. (a) (b) (c) Gambar 104. Hasil uji coba gerakan kawanan bandeng dengan transducer pada posisi 30 o (a) percobaan pertama (b) percobaan kedua (c) percobaan ketiga.

34 131 3) Bandeng dengan transducer pada posisi Gambar 105 memperlihatkan 3 (tiga) bentuk gelombang hasil uji coba gerakan kawanan bandeng dengan transducer pada posisi 150 o dari 5 (lima) kali percobaan. (a) (b) (c) Gambar 105. Hasil uji coba gerakan kawanan bandeng dengan transducer pada posisi 150 o (a) percobaan pertama (b) percobaan kedua (c) percobaan ketiga.

35 132 4) Bandeng dengan transducer pada posisi 90 0 dan jarak 1 m Gambar 106 memperlihatkan 3 (tiga) bentuk gelombang hasil uji coba gerakan kawanan bandeng dengan transducer pada posisi 90 o dengan jarak 1 m, dari 5 (lima) kali percobaan. (a) (b) (c) Gambar 106. Hasil uji coba gerakan kawanan bandeng dengan transducer pada posisi 90 o dengan jarak 1 m (a) percobaan pertama (b) percobaan kedua (c) percobaan ketiga.

36 133 5) Hiubambu pada posisi transducer 90 o jarak 4 m Gambar 107 memperlihatkan 3 (tiga) bentuk gelombang hasil uji coba gerakan kawanan hiubambu dengan transducer pada posisi 90 o dengan jarak 4 m, dari 5 (lima) kali percobaan. (a) (b) (c) Gambar 107. Hasil uji coba gerakan kawanan hiubambu dengan transducer pada posisi 90 o dengan jarak 4 m (a) percobaan pertama (b) percobaan kedua (c) percobaan ketiga.

37 Uji Coba di Laut Konfigurasi Konfigurasi uji coba di laut dapat dilihat pada Gambar 108., sedangkan pada Gambar 109 memperlihatkan konstruksi dari keramba uji coba. Keramba uji coba terdiri dari 2 (dua) jaring, yaitu jaring utama dan jaring dalam. Jaring dalam berfungsi sebagai jaring penggiring agar kawanan ikan yang diuji bergerak mengelilingi bagian dalam jaring utama. Ukuran keramba 4 x 4 m dengan tinggi 1.5 m, sedangkan ukuran jaring dalam adalah 2 x 2 m. Jaring utama Jaring dalam 4m 4 m DERMAGA / JETI Gambar 108. Konfigurasi uji coba di laut.

38 135 Jarak antara keramba uji coba dengan transducer sejauh 4 m. Perangkat uji coba terletak di dermaga. Kedalaman air laut di bawah keramba sekitar 6 m. Perangkat yang digunakan disamping transducer adalah perangkat pendeteksi fase pantulan gerakan kawanan ikan, komputer laptop dan osiloskop sebagai alat penguji operasi perangkat pendeteksi fase pantulan gerakan kawanan ikan. Gentong Minyak Bambu Pelam pung Jaring dalam 4 m 2 m (a) Permukaan air 1.5 Batu Pemberat (b) Gambar 109. Konstruksi Keramba jaring untuk uji coba. (a) tampak atas (b) tampak samping.

39 Pelaksanaan uji coba.jenis ikan yang digunakan pada uji coba tersebut adalah kerong, bendera yang keduanya mudah diperoleh di perairan sekitarnya, sedangkan kakap merah diperoleh dari hasil tangkap dengan menggunakan bubu. Kerong yang diperoleh di perairan P. Genteng Besar mengalami strees akibat cara pembawaannya sehingga pada saat sampai di tempat uji coba, kerong tersebut dalam jangka waktu 3 (tiga) hari yang hidup hanya sekitar 10 dari 40 ekor kerong yang hidup dan sebagian masih.dapat bergerak secara acak. Spesifikasi jenis ikan yang digunakan pada uji coba tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Spesifikasi jenis ikan yang digunakan uji coba di laut No Nama ikan Species Famili Panjang Qty (ekor) kawanan 1 kerong Therapon Theraphonidae 15 cm 40 Schooling theraps 2 bendera Heniochus chaetodontidae 10 cm 10 Shoaling acumeratus 3 kakap merah Lutjanus Lutjanidae 40 cm 3 Soliter Uji coba dilakukan pada malam hari untuk menghindari gangguan dari gerakan ikan lainnya yang melintas sepanjang areal uji coba. Setiap jenis ikan uji coba dilakukan sebanyak 5 (lima) kali. Jumlah ikan yang digunakan tidak mempengaruhi hasil uji coba karena jumlah ikan yang dideteksi hanya sekitar 5 (lima) ekor dari sejumlah ikan yang digunakan. Makin banyak jumlah ikan yang digunakan makin sempurna gerakan schooling atau shoaling nya. Jadi jumlah ikan hanya menentukan kesempurnaan dari schooling atau shoaling yang diperoleh kecuali untuk ikan soliter seperti kakap merah Hasil uji coba Bentuk gelombang hasil uji coba ditampilkan pada skala waktu 0.01 ms per grid yaitu dari 0.01 ms sampai dengan 0.19 ms, sedangkan amplitude pada skala db dan db.

40 137 1) Kerong Bentuk gelombang hasil uji coba pendeteksian perubahan fase gelombang pantul gerakan kawanan kerong dari 5 (lima) percobaan dapat dilihat pada Gambar 110. (a) (b) (c) Gambar 110. Hasil uji coba gerakan kawanan kerong (a) percobaan pertama (b) percobaan kedua (c) percobaan ketiga.

41 138 2) Bendera Gambar 111 memperlihatkan 3 (tiga) bentuk gelombang hasil uji coba pendeteksian perubahan fase gelombang pantul gerakan kawanan bendera. (a) (b) (c) Gambar 111. Bentuk gelombang bendera (a) percobaan pertama (b) percobaan kedua (c) percobaan ketiga.

42 139 3) Kakap merah Terdapat 3 (tiga) bentuk gelombang hasil uji coba kakap merah untuk berbagai jumlah ikan yang dapat dilihat pada Gambar 112, yaitu 1 (satu) ekor, 2 (dua) ekor dan 3 (tiga) ekor. (a) (b) (c) (d) Gambar 112. Bentuk gelombang kakap merah (a) percobaan pertama untuk satu ekor (b) percobaan kedua satu ekor (c) percobaan ketiga untuk 2 (dua) ekor (d) percobaan keempat untuk 3 (tiga) ekor.

43 Proses Pengenalan (Recognition) Pelaksanaan uji coba Dalam penelitian ini uji coba pengenalan (recognition) dilakukan secara tidak langsung yaitu dilakukan dengan menerima gelombang perubahan fase yang terlebih dahulu disimpan dalam file di komputer. Untuk melakukan uji coba secara langsung memerlukan waktu dan biaya seperti pada saat melakukan uji coba sebelumnya dimana gelombang perubahan fase dideteksi langsung di lapangan melalui perangkat pendeteksi perubahan fase. Konfigurasi uji coba dapat dilihat pada Gambar 113. Proses pengenalan dilakukan dengan menggunakan teknik Hidden Markov Model (HMM) yaitu dengan menghitung nilai log of probability (LoP) dari setiap pembelajaran. Dengan menggunakan teknik HMM, gelombang perubahan fase dari jenis ikan yang dideteksi dapat dikenal secara akurat dengan melakukan beberapa uji coba untuk berbagai besaran dari beberapa faktor variable HMM dan gelombang yang diamati. Adapun faktor variable tersebut adalah : 1. Waktu durasi pencuplikan dari gelombang yang diamati untuk 2 (dua) proses waktu periode yaitu proses dengan waktu periode pendek dan proses dengan waktu periode panjang 2. Penerapan waktu periode : dengan waktu periode pendek 0.2 detik, dengan waktu periode panjang 1 detik dan gabungan kedua waktu periode. 3. Jumlah repetisi (proses pengulangan) pada proses pembelajaran 5, 10 dan Ukuran Codebook 32, 64 dan 128 bit Untuk memperoleh tingkat pengenalan yang optimum (jumlah kegagalan rendah) perlu dilakukan perhitungan nilai LoP untuk setiap variable diatas. Dari setiap perhitungan lop tersebut, dilakukan proses pengenalan untuk setiap jenis ikan yang diamati dan dari hasil proses pengenalan tersebut (untuk setiap variable) dapat dicari berapa besar ukuran variable yang paling akurat pengenalannya. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan beberapa uji coba untuk beberapa kondisi ukuran variable yaitu : 1. Uji coba untuk ukuran codebook 32 dan durasi sinyal 0.2 detik 2. Uji coba untuk ukuran codebook 64 dan durasi sinyal 0.2 detik

44 Uji coba untuk ukuran codebook 128 dan durasi sinyal 0.2 detik 4. Uji coba untuk ukuran codebook 32 dan durasi sinyal 1 detik 5. Uji coba untuk ukuran codebook 64 dan durasi sinyal 1 detik 6. Uji coba untuk ukuran codebook 128 dan durasi sinyal 1 detik dan masing-masing uji coba dilakukan perhitungan untuk 3 (tiga) jumlah repetisi Komputer pengirim Komputer penerima Data gerakan ikan yang akan diamati 1. basis data 2. proses recognition Gambar 113. Konfigurasi proses pengenalan. Proses pengenalan untuk semua jenis kawanan ikan dan untuk semua variable dilakukan seperti contoh tampilan pengujian hiubambu di bawah ini :» Voice labels: names = '1: Bandeng' '2: bendera' '3: Hiubambu' '4: Kreong' '5: kakap' Press any key to start recording! Recording...Finished! Extracting Features Done! Label Log of Probability The voice is 3: Hiubambu Untuk semua hasil uji coba untuk setiap variable hasilnya dikumpul masingmasing dalam sebuah tabel

45 142 1) Hasil uji coba untuk ukuran Codebook 32 dan waktu durasi sinyal 0.2 detik Kumpulan hasil uji coba proses pengenalan untuk ukuran codebook 32 dan durasi 0,2 detik. dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kumpulan hasil uji coba untuk ukuran codebook 32, durasi 0,2 detik No Repetisi Teridentifikasi Nama File bandeng1a bandeng bandeng bandeng 2 bandeng2a bandeng bandeng bandeng 3 bandeng3a bandeng bandeng bandeng 4 bandeng4a bandeng bandeng bandeng 5 bandeng5a bandeng bandeng bandeng 6 bandeng6a bendera bandeng bandeng 7 bandeng7a bendera bandeng bandeng 8 bandeng8a bandeng bandeng bandeng 9 bandeng9a bandeng bandeng bandeng 10 bandeng10a bandeng bandeng bandeng 11 bandeng11a Bendera bandeng bandeng 12 bandeng12a bendera bandeng bandeng 13 bandeng13a bandeng bendera bandeng 14 bandeng14a Kakap kakap bandeng 15 bandeng15a bandeng bandeng bandeng 16 bandeng16a hiubambu bandeng Hiubambu 17 bandeng17a bandeng bandeng Hiubambu 18 bandeng18a bandeng bandeng Hiubambu 19 bandeng19a bandeng bandeng bandeng 20 bandeng20a bandeng bandeng bandeng 21 bendera1a bendera bendera bendera 22 bendera2a bendera bendera bendera 23 bendera3a bendera bendera bendera 24 bendera4a bendera bendera bendera 25 bendera5a bendera bendera bendera 26 bendera6a kerong bendera bendera 27 bendera7a Bandeng bendera bandeng 28 bendera8a bandeng bendera bendera 29 bendera9a bendera bendera bendera 30 bendera10a bendera bendera bendera 31 bendera11a bendera bendera bendera 32 bendera12a kerong bendera bendera 33 bendera13a kerong kerong bendera 34 bendera14a kakap kakap kerong 35 bendera15a kerong kerong bendera 36 bendera16a kakap kakap kerong 37 bendera17a kakap kakap kakap 38 bendera18a kerong kerong bendera 39 bendera19a bendera bendera bandeng 40 bendera20a bendera bendera kakap 41 kakap1a kakap kakap kakap 42 kakap2a kakap kakap kakap 43 kakap3a kakap kakap kakap 44 kakap4a kakap kakap kakap

46 45 kakap5a kakap kakap kakap 46 kakap6a hiubambu kakap kakap 47 kakap7a kakap kakap kakap 48 kakap8a bendera kakap kakap 49 kakap9a kakap kakap kakap 50 kakap10a kerong kakap kakap 51 kakap11a kerong kakap kakap 52 kakap12a kakap kakap kakap 53 kakap13a kakap kerong kakap 54 kakap14a bendera kakap kakap 55 kakap15a bendera kakap kakap 56 kakap16a kakap bendera Kerong 57 kakap17a bandeng kakap Kerong 58 kakap18a kakap kakap kakap 59 kakap19a kakap kakap kakap 60 kakap20a kakap kerong kakap 61 kerong1a kerong kerong kerong 62 kerong2a kerong kerong bendera 63 kerong3a kerong kerong kerong 64 kerong4a kerong kerong kerong 65 kerong5a kerong kerong kerong 66 kerong6a bandeng kerong kerong 67 kerong7a kakap kerong kerong 68 kerong8a kerong kerong kerong 69 kerong9a kerong kerong kerong 70 kerong10a bendera kerong kerong 71 kerong11a kerong kerong kerong 72 kerong12a kerong kerong kerong 73 kerong13a kerong kakap kerong 74 kerong14a bendera kerong kerong 75 kerong15a kakap kakap kakap 76 kerong16a kerong kakap kakap 77 kerong17a kerong kerong kerong 78 kerong18a kerong kakap bendera 79 kerong19a kerong kakap kerong 80 kerong20a kakap kerong kerong 81 hiubambu1a hiubambu hiubambu hiubambu 82 hiubambu2a hiubambu hiubambu hiubambu 83 hiubambu3a hiubambu hiubambu hiubambu 84 hiubambu4a hiubambu hiubambu hiubambu 85 hiubambu5a hiubambu hiubambu hiubambu 86 hiubambu6a hiubambu hiubambu hiubambu 87 hiubambu7a hiubambu hiubambu hiubambu 88 hiubambu8a bendera hiubambu hiubambu 89 hiubambu9a hiubambu hiubambu hiubambu 90 hiubambu10a kakap hiubambu hiubambu 91 hiubambu11a hiubambu hiubambu hiubambu 92 hiubambu12a hiubambu hiubambu hiubambu 93 hiubambu13a hiubambu hiubambu hiubambu 94 hiubambu14a bendera bandeng hiubambu 95 hiubambu15a hiubambu hiubambu hiubambu 96 hiubambu16a hiubambu hiubambu hiubambu 97 hiubambu17a hiubambu hiubambu hiubambu 98 hiubambu18a hiubambu hiubambu hiubambu 99 hiubambu19a hiubambu hiubambu hiubambu 100 hiubambu20a hiubambu hiubambu hiubambu 143

47 144 2) Hasil uji coba untuk ukuran codebook 64 dan durasi sinyal 0.2 detik Kumpulan hasil uji coba proses pengenalan untuk ukuran codebook 64 dan durasi 0,2 detik dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kumpulan hasil uji coba untuk ukuran codebook 64, durasi 0,2 detik No Repetisi Teridentifikasi Nama File bandeng1a bandeng bandeng bandeng 2 bandeng2a bandeng bandeng bandeng 3 bandeng3a bandeng bandeng bandeng 4 bandeng4a bandeng bandeng bandeng 5 bandeng5a bandeng bandeng bandeng 6 bandeng6a kerong bandeng bandeng 7 bandeng7a bandeng bandeng bandeng 8 bandeng8a bandeng bandeng bandeng 9 bandeng9a bandeng bandeng bandeng 10 bandeng10a bandeng bandeng bandeng 11 bandeng11a kerong bendera bandeng 12 bandeng12a bandeng bandeng bandeng 13 bandeng13a bandeng bandeng bandeng 14 bandeng14a bendera bendera bandeng 15 bandeng15a bandeng bandeng bandeng 16 bandeng16a hiubambu hiubambu Bendera 17 bandeng17a bandeng bendera Bendera 18 bandeng18a bandeng bandeng Bendera 19 bandeng19a bandeng bandeng bandeng 20 bandeng20a bandeng bandeng bandeng 21 bendera1a bendera bendera Bendera 22 bendera2a bendera bendera bandeng 23 bendera3a bendera bendera Bendera 24 bendera4a bendera bendera Bendera 25 bendera5a bendera bendera Bendera 26 bendera6a Kerong bendera Bendera 27 bendera7a bendera bendera Bendera 28 bendera8a kerong bendera Bendera 29 bendera9a bendera bendera Bendera 30 bendera10a Bandeng bendera bendera 31 bendera11a Bendera bendera bendera 32 bendera12a kerong Kerong bendera 33 bendera13a kerong kerong bendera 34 bendera14a kerong kakap bendera 35 bendera15a kerong kerong bendera 36 bendera16a kerong kakap kerong 37 bendera17a kakap kakap kerong 38 bendera18a kerong bendera kerong 39 bendera19a bendera bendera bendera 40 bendera20a bendera kakap bendera 41 kakap1a kakap Kakap kakap 42 kakap2a kakap Kakap kakap 43 kakap3a kakap Kakap kakap 44 kakap4a kakap Kakap kakap 45 kakap5a kakap Kakap kakap

48 46 kakap6a hiubambu Kakap kakap 47 kakap7a kerong Kakap kakap 48 kakap8a bendera Kakap kakap 49 kakap9a kerong Kakap kakap 50 kakap10a kerong Kakap kakap 51 kakap11a kerong kerong kakap 52 kakap12a hiubambu kakap kakap 53 kakap13a kerong kakap kakap 54 kakap14a bendera kakap kakap 55 kakap15a kakap kakap kakap 56 kakap16a bendera kakap Bandeng 57 kakap17a bandeng kakap bandeng 58 kakap18a kakap kakap kakap 59 kakap19a kakap kakap kakap 60 kakap20a kerong kerong kerong 61 kerong1a kerong kerong kerong 62 kerong2a kerong kerong kerong 63 kerong3a kerong kerong kerong 64 kerong4a kerong kerong kerong 65 kerong5a kerong kerong kerong 66 kerong6a kerong kerong kerong 67 kerong7a bandeng kerong kerong 68 kerong8a kerong kerong kerong 69 kerong9a kerong kerong kerong 70 kerong10a bendera kerong kerong 71 kerong11a kerong kerong kerong 72 kerong12a kerong kerong kerong 73 kerong13a kerong kerong kerong 74 kerong14a kerong Kakap kerong 75 kerong15a bandeng kakap kerong 76 kerong16a kerong kerong kerong 77 kerong17a kerong kerong kerong 78 kerong18a kerong kerong kerong 79 kerong19a kerong kakap bendera 80 kerong20a kerong kerong kerong 81 hiubambu1a hiubambu hiubambu hiubambu 82 hiubambu2a hiubambu hiubambu hiubambu 83 hiubambu3a hiubambu hiubambu hiubambu 84 hiubambu4a hiubambu hiubambu hiubambu 85 hiubambu5a hiubambu hiubambu hiubambu 86 hiubambu6a hiubambu hiubambu hiubambu 87 hiubambu7a hiubambu hiubambu hiubambu 88 hiubambu8a bandeng hiubambu hiubambu 89 hiubambu9a hiubambu hiubambu hiubambu 90 hiubambu10a bendera hiubambu hiubambu 91 hiubambu11a hiubambu hiubambu hiubambu 92 hiubambu12a hiubambu hiubambu hiubambu 93 hiubambu13a hiubambu hiubambu hiubambu 94 hiubambu14a bendera bendera hiubambu 95 hiubambu15a hiubambu hiubambu hiubambu 96 hiubambu16a hiubambu hiubambu hiubambu 97 hiubambu17a hiubambu hiubambu hiubambu 98 hiubambu18a hiubambu hiubambu hiubambu 99 hiubambu19a hiubambu hiubambu hiubambu 100 hiubambu20a hiubambu hiubambu hiubambu 145

49 146 3) Hasil uji coba untuk ukuran codebook 128 dan durasi sinyal 0.2 detik Kumpulan hasil uji coba proses pengenalan untuk ukuran codebook 128 dan durasi 0,2 detik dapat dilihat Tabel 7. Tabel 7 Kumpulan hasil uji coba untuk ukuran codebook 128, durasi 0,2 detik No Repetisi Teridentifikasi Nama File bandeng1a bandeng bandeng bandeng 2 bandeng2a bandeng bandeng bandeng 3 bandeng3a bandeng bandeng bandeng 4 bandeng4a bandeng bandeng bandeng 5 bandeng5a bandeng bandeng bandeng 6 bandeng6a kerong bandeng bandeng 7 bandeng7a bandeng bandeng bandeng 8 bandeng8a bandeng bandeng bandeng 9 bandeng9a bandeng bandeng bandeng 10 bandeng10a bandeng bandeng bandeng 11 bandeng11a bandeng bandeng bandeng 12 bandeng12a bandeng bandeng bandeng 13 bandeng13a bandeng bandeng bandeng 14 bandeng14a bandeng bendera bandeng 15 bandeng15a bandeng bandeng bandeng 16 bandeng16a bandeng bandeng bandeng 17 bandeng17a bandeng bandeng bandeng 18 bandeng18a bendera bandeng bandeng 19 bandeng19a bandeng bandeng bandeng 20 bandeng20a bandeng bandeng bandeng 21 bendera1a bendera bendera bendera 22 bendera2a bendera bendera bendera 23 bendera3a bendera bendera bendera 24 bendera4a bendera bendera bendera 25 bendera5a bendera bendera bendera 26 bendera6a kerong bendera bendera 27 bendera7a bendera bendera bendera 28 bendera8a kerong bendera bendera 29 bendera9a bendera bendera bendera 30 bendera10a bandeng bendera bendera 31 bendera11a bendera kerong bendera 32 bendera12a kerong kerong bendera 33 bendera13a kerong kerong bendera 34 bendera14a kerong kerong bendera 35 bendera15a kerong kerong bendera 36 bendera16a kakap kerong bendera 37 bendera17a kerong kerong bendera 38 bendera18a kerong kerong bendera 39 bendera19a bandeng bendera bandeng 40 bendera20a bendera bendera bendera 41 kakap1a kakap kakap kakap 42 kakap2a kakap kakap kakap 43 kakap3a kakap kakap kakap 44 kakap4a kakap kakap kakap 45 kakap5a kakap kakap kakap

50 46 kakap6a kakap kakap kakap 47 kakap7a Kerong kakap kakap 48 kakap8a Kakap kakap kakap 49 kakap9a Kakap kakap kakap 50 kakap10a Kerong kakap kakap 51 kakap11a kerong kerong kakap 52 kakap12a kakap hiubambu kakap 53 kakap13a kakap kakap kakap 54 kakap14a kerong bendera kakap 55 kakap15a kakap kakap kakap 56 kakap16a bendera kakap kakap 57 kakap17a kakap kerong kerong 58 kakap18a kakap kakap bendera 59 kakap19a kakap kakap kakap 60 kakap20a kakap kakap kerong 61 kerong1a kerong kerong kerong 62 kerong2a kerong kerong kerong 63 kerong3a kerong kerong kerong 64 kerong4a kerong kerong kerong 65 kerong5a kerong kerong kerong 66 kerong6a kerong kerong kerong 67 kerong7a bandeng kerong kerong 68 kerong8a kerong kerong kerong 69 kerong9a kerong kerong kerong 70 kerong10a bendera kerong kerong 71 kerong11a kerong kerong kerong 72 kerong12a kerong kerong kerong 73 kerong13a kerong kerong kerong 74 kerong14a bendera bandeng kerong 75 kerong15a kakap kakap kerong 76 kerong16a kakap kerong Bendera 77 kerong17a kerong kerong Kerong 78 kerong18a kerong kerong Kerong 79 kerong19a bendera kerong kakap 80 kerong20a kerong kerong kerong 81 hiubambu1a hiubambu hiubambu hiubambu 82 hiubambu2a hiubambu hiubambu hiubambu 83 hiubambu3a hiubambu hiubambu hiubambu 84 hiubambu4a hiubambu hiubambu hiubambu 85 hiubambu5a hiubambu hiubambu hiubambu 86 hiubambu6a hiubambu hiubambu hiubambu 87 hiubambu7a hiubambu hiubambu hiubambu 88 hiubambu8a Bendera hiubambu hiubambu 89 hiubambu9a hiubambu hiubambu hiubambu 90 hiubambu10a hiubambu hiubambu hiubambu 91 hiubambu11a hiubambu hiubambu hiubambu 92 hiubambu12a hiubambu hiubambu hiubambu 93 hiubambu13a hiubambu hiubambu hiubambu 94 hiubambu14a bendera bandeng hiubambu 95 hiubambu15a hiubambu hiubambu hiubambu 96 hiubambu16a hiubambu hiubambu hiubambu 97 hiubambu17a hiubambu hiubambu hiubambu 98 hiubambu18a hiubambu hiubambu hiubambu 99 hiubambu19a hiubambu hiubambu hiubambu 100 hiubambu20a hiubambu hiubambu hiubambu 147

51 148 4) Hasil uji coba untuk ukuran codebook 32 dan durasi sinyal 1 detik Kumpulan hasil uji coba proses pengenalan untuk ukuran codebook 32 dan durasi 1 detik dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kumpulan hasil uji coba untuk ukuran codebook 32, durasi 1 detik No Repetisi Teridentifikasi Nama File bandeng1a bandeng bandeng bandeng 2 bandeng2a bandeng bandeng bandeng 3 bandeng3a bandeng bandeng bandeng 4 bandeng4a bandeng bandeng bandeng 5 bandeng5a bandeng bandeng bandeng 6 bandeng6a bandeng bandeng bandeng 7 bandeng7a bendera bandeng bandeng 8 bandeng8a bandeng bandeng bandeng 9 bandeng9a bandeng bandeng bandeng 10 bandeng10a Bendera bandeng bandeng 11 bandeng11a bandeng bandeng bandeng 12 bandeng12a bandeng bandeng bandeng 13 bandeng13a bandeng bandeng bandeng 14 bandeng14a bandeng bandeng bandeng 15 bandeng15a bandeng bandeng bandeng 16 bandeng16a bandeng bandeng bandeng 17 bandeng17a bandeng bandeng bandeng 18 bandeng18a bandeng bandeng bandeng 19 bandeng19a bandeng bandeng bandeng 20 bandeng20a bandeng bandeng bandeng 21 bendera1a Bendera bendera bendera 22 bendera2a Bendera bendera bendera 23 bendera3a Bendera bendera bendera 24 bendera4a Bendera bendera bendera 25 bendera5a Bendera bendera bendera 26 bendera6a kakap bendera bendera 27 bendera7a kakap bendera bendera 28 bendera8a bandeng bendera bendera 29 bendera9a Bendera bendera bendera 30 bendera10a Kakap bendera bendera 31 bendera11a bendera bendera bendera 32 bendera12a kerong kerong bendera 33 bendera13a kerong kerong kerong 34 bendera14a bendera kerong bendera 35 bendera15a kakap kerong bendera 36 bendera16a kerong kerong bendera 37 bendera17a kakap kakap kerong 38 bendera18a kakap kakap kerong 39 bendera19a bendera bendera bendera 40 bendera20a bendera bendera bendera 41 kakap1a Kakap kakap kakap 42 kakap2a Kakap kakap kakap 43 kakap3a Kakap kakap kakap 44 kakap4a Kakap kakap kakap

52 45 kakap5a Kakap kakap kakap 46 kakap6a kakap kakap kakap 47 kakap7a kakap bendera kakap 48 kakap8a kakap kakap kakap 49 kakap9a kakap kakap kakap 50 kakap10a kakap kakap kakap 51 kakap11a kakap bendera kakap 52 kakap12a kakap bendera kakap 53 kakap13a kerong kakap kakap 54 kakap14a bendera bendera kakap 55 kakap15a kakap kakap kakap 56 kakap16a kakap kakap kakap 57 kakap17a kakap kakap kakap 58 kakap18a bendera kakap kakap 59 kakap19a kakap kakap kakap 60 kakap20a kerong kakap bendera 61 kerong1a kerong kerong kerong 62 kerong2a kerong kerong kerong 63 kerong3a kerong kerong kerong 64 kerong4a kerong kerong kerong 65 kerong5a kerong kerong kerong 66 kerong6a kerong kerong kerong 67 kerong7a kerong kerong kerong 68 kerong8a kerong kerong kerong 69 kerong9a kerong kerong kerong 70 kerong10a kakap bendera kerong 71 kerong11a bendera bendera bendera 72 kerong12a kerong kerong kerong 73 kerong13a kerong kerong kerong 74 kerong14a kerong kerong kerong 75 kerong15a kerong kerong kerong 76 kerong16a kerong kerong kerong 77 kerong17a kerong kerong kerong 78 kerong18a kerong kerong kerong 79 kerong19a kerong kerong kerong 80 kerong20a kerong kerong kerong 81 hiubambu1a hiubambu hiubambu hiubambu 82 hiubambu2a hiubambu hiubambu hiubambu 83 hiubambu3a hiubambu hiubambu hiubambu 84 hiubambu4a hiubambu hiubambu hiubambu 85 hiubambu5a hiubambu hiubambu hiubambu 86 hiubambu6a hiubambu hiubambu hiubambu 87 hiubambu7a hiubambu hiubambu hiubambu 88 hiubambu8a bendera hiubambu hiubambu 89 hiubambu9a hiubambu hiubambu hiubambu 90 hiubambu10a bendera hiubambu hiubambu 91 hiubambu11a hiubambu hiubambu hiubambu 92 hiubambu12a hiubambu hiubambu hiubambu 93 hiubambu13a hiubambu hiubambu hiubambu 94 hiubambu14a bendera hiubambu hiubambu 95 hiubambu15a bendera hiubambu hiubambu 96 hiubambu16a hiubambu hiubambu hiubambu 97 hiubambu17a hiubambu hiubambu hiubambu 98 hiubambu18a hiubambu hiubambu hiubambu 99 hiubambu19a bendera bendera bendera 100 hiubambu20a hiubambu hiubambu hiubambu 149

53 150 5) Hasil uji coba untuk ukuran codebook 64 dan durasi sinyal 1 detik Kumpulan hasil uji coba proses pengenalan untuk ukuran codebook 64 dan durasi 1 detik dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Kumpulan hasil uji coba untuk ukuran codebook 64, durasi 1 detik No Repetisi Terindetifikasi Nama File bandeng1a bandeng bandeng bandeng 2 bandeng2a bandeng bandeng bandeng 3 bandeng3a bandeng bandeng bandeng 4 bandeng4a bandeng bandeng bandeng 5 bandeng5a bandeng bandeng bandeng 6 bandeng6a bandeng bandeng bandeng 7 bandeng7a bandeng bandeng bandeng 8 bandeng8a bandeng bandeng bandeng 9 bandeng9a bandeng bandeng bandeng 10 bandeng10a bandeng bandeng bandeng 11 bandeng11a bandeng bandeng bandeng 12 bandeng12a bandeng bandeng bandeng 13 bandeng13a bandeng bandeng bandeng 14 bandeng14a bandeng bandeng bandeng 15 bandeng15a bandeng bandeng bandeng 16 bandeng16a bandeng bandeng bandeng 17 bandeng17a bandeng bandeng bandeng 18 bandeng18a bandeng bandeng bandeng 19 bandeng19a bandeng bandeng bandeng 20 bandeng20a bandeng bandeng bandeng 21 bendera1a bendera bendera bendera 22 bendera2a bendera bendera bendera 23 bendera3a bendera bendera bendera 24 bendera4a bendera bendera bendera 25 bendera5a bendera bendera bendera 26 bendera6a kakap bendera bendera 27 bendera7a kerong bendera bendera 28 bendera8a bandeng bendera bendera 29 bendera9a bendera bendera bendera 30 bendera10a kakap bendera bendera 31 bendera11a bendera kakap bendera 32 bendera12a kerong kerong kerong 33 bendera13a kerong kerong bendera 34 bendera14a kakap kerong bendera 35 bendera15a kakap kerong bendera 36 bendera16a kerong kerong bendera 37 bendera17a kakap kakap kakap 38 bendera18a kakap kakap kakap 39 bendera19a bendera bendera bendera 40 bendera20a bendera hiubambu bendera 41 kakap1a kakap kakap kakap 42 kakap2a kakap kakap kakap 43 kakap3a kakap kakap kakap 44 kakap4a kakap kakap kakap 45 kakap5a kakap kakap kakap

54 46 kakap6a kakap kakap kakap 47 kakap7a kakap kakap kakap 48 kakap8a kakap kakap kakap 49 kakap9a kakap kakap kakap 50 kakap10a kakap kakap kakap 51 kakap11a kakap bendera kakap 52 kakap12a kerong kakap kakap 53 kakap13a kerong kakap kakap 54 kakap14a kerong kakap kakap 55 kakap15a kakap kakap kakap 56 kakap16a kakap kakap kakap 57 kakap17a kakap kakap kakap 58 kakap18a kakap kakap kakap 59 kakap19a kakap kakap kakap 60 kakap20a kerong kerong bendera 61 kerong1a kerong kerong kerong 62 kerong2a kerong kerong kerong 63 kerong3a kerong kerong kerong 64 kerong4a kerong kerong kerong 65 kerong5a kerong kerong kerong 66 kerong6a kerong kerong kerong 67 kerong7a kerong kerong kerong 68 kerong8a kerong kerong kerong 69 kerong9a kerong kerong kerong 70 kerong10a kakap kerong kerong 71 kerong11a bendera bendera bendera 72 kerong12a kerong kerong kerong 73 kerong13a kerong kerong kerong 74 kerong14a kerong kerong kerong 75 kerong15a kerong kerong kerong 76 kerong16a kerong kerong kerong 77 kerong17a kerong kerong kerong 78 kerong18a kerong kerong kerong 79 kerong19a kerong kerong kerong 80 kerong20a kerong kerong kerong 81 hiubambu1a hiubambu hiubambu hiubambu 82 hiubambu2a hiubambu hiubambu hiubambu 83 hiubambu3a hiubambu hiubambu hiubambu 84 hiubambu4a hiubambu hiubambu hiubambu 85 hiubambu5a hiubambu hiubambu hiubambu 86 hiubambu6a hiubambu hiubambu hiubambu 87 hiubambu7a hiubambu hiubambu hiubambu 88 hiubambu8a bendera hiubambu bendera 89 hiubambu9a hiubambu hiubambu hiubambu 90 hiubambu10a bendera hiubambu hiubambu 91 hiubambu11a hiubambu hiubambu hiubambu 92 hiubambu12a hiubambu hiubambu hiubambu 93 hiubambu13a hiubambu hiubambu hiubambu 94 hiubambu14a bendera hiubambu hiubambu 95 hiubambu15a bendera hiubambu hiubambu 96 hiubambu16a hiubambu hiubambu hiubambu 97 hiubambu17a hiubambu hiubambu hiubambu 98 hiubambu18a hiubambu hiubambu hiubambu 99 hiubambu19a bendera hiubambu hiubambu 100 hiubambu20a hiubambu hiubambu hiubambu 151

55 152 6) Hasil uji coba untuk ukuran codebook 128 dan durasi sinyal 1 detik Kumpulan hasil uji coba proses pengenalan untuk ukuran codebook 128 dan durasi 1 detik dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Kumpulan hasil uji coba untuk ukuran codebook 128, durasi 1 detik No Repetisi Teridentifikasi Nama File bandeng1a bandeng bandeng bandeng 2 bandeng2a bandeng bandeng bandeng 3 bandeng3a bandeng bandeng bandeng 4 bandeng4a bandeng bandeng bandeng 5 bandeng5a bandeng bandeng bandeng 6 bandeng6a bandeng bandeng bandeng 7 bandeng7a bandeng bandeng bandeng 8 bandeng8a bandeng bandeng bandeng 9 bandeng9a bandeng bandeng bandeng 10 bandeng10a bandeng bandeng bandeng 11 bandeng11a bandeng bandeng bandeng 12 bandeng12a bandeng bandeng bandeng 13 bandeng13a bandeng bandeng bandeng 14 bandeng14a bandeng bandeng bandeng 15 bandeng15a bandeng bandeng bandeng 16 bandeng16a bandeng bandeng bandeng 17 bandeng17a bandeng bandeng bandeng 18 bandeng18a bandeng bandeng bandeng 19 bandeng19a bandeng bandeng bandeng 20 bandeng20a bandeng bandeng bandeng 21 bendera1a bendera bendera bendera 22 bendera2a bendera bendera bendera 23 bendera3a bendera bendera bendera 24 bendera4a bendera bendera bendera 25 bendera5a bendera bendera bendera 26 bendera6a bandeng bendera bendera 27 bendera7a kerong bendera bendera 28 bendera8a kakap bendera bendera 29 bendera9a bendera bendera bendera 30 bendera10a bendera bendera bendera 31 bendera11a bendera bendera bendera 32 bendera12a kerong kerong bendera 33 bendera13a kerong kerong bendera 34 bendera14a kakap kerong bendera 35 bendera15a kakap kakap bendera 36 bendera16a kakap kerong bendera 37 bendera17a kakap kakap kakap 38 bendera18a kakap kakap kakap 39 bendera19a bendera bendera bendera 40 bendera20a bendera bendera bendera 41 kakap1a kakap kakap kakap 42 kakap2a kakap kakap kakap 43 kakap3a kakap kakap kakap 44 kakap4a kakap kakap kakap 45 kakap5a kakap kakap kakap

6 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 155 6 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Simulasi Perubahan Fase 6.1.1 Spektrum gerakan ikan-ikanan berukuran 20 x 25 cm Untuk memperoleh spektrum frekuensi dari gelombang ikan-ikanan berukuran 20 x

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Deteksi Perubahan Fase

3 METODOLOGI. 3.1 Deteksi Perubahan Fase 41 3 METODOLOGI 3.1 Deteksi Perubahan Fase Dalam penelitian ini deteksi perubahan fase dari gerakan suatu target atau gerakan kawanan ikan dilakukan dengan menggunakan perangkat dengan diagram blok seperti

Lebih terperinci

BAB IV UJI COBA DAN ANALISA

BAB IV UJI COBA DAN ANALISA xlix BAB IV UJI COBA DAN ANALISA 4.1. PENGENALAN JENIS IKAN Uji coba pengenalan (Recognition) dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: secara langsung dan secara tidak langsung. Secara tidak langsung, uji

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN JENIS KAWANAN IKAN BERDASARKAN DETEKSI FASA PANTULAN GELOMBANG AKUSTIK DAN PENERAPAN HIDDEN MARKOV MODEL ARMAN DJOHAN DIPONEGORO

ANALISIS PENENTUAN JENIS KAWANAN IKAN BERDASARKAN DETEKSI FASA PANTULAN GELOMBANG AKUSTIK DAN PENERAPAN HIDDEN MARKOV MODEL ARMAN DJOHAN DIPONEGORO ANALISIS PENENTUAN JENIS KAWANAN IKAN BERDASARKAN DETEKSI FASA PANTULAN GELOMBANG AKUSTIK DAN PENERAPAN HIDDEN MARKOV MODEL ARMAN DJOHAN DIPONEGORO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN JENIS KAWANAN IKAN BERDASARKAN DETEKSI FASA PANTULAN GELOMBANG AKUSTIK DAN PENERAPAN HIDDEN MARKOV MODEL ARMAN DJOHAN DIPONEGORO

ANALISIS PENENTUAN JENIS KAWANAN IKAN BERDASARKAN DETEKSI FASA PANTULAN GELOMBANG AKUSTIK DAN PENERAPAN HIDDEN MARKOV MODEL ARMAN DJOHAN DIPONEGORO ANALISIS PENENTUAN JENIS KAWANAN IKAN BERDASARKAN DETEKSI FASA PANTULAN GELOMBANG AKUSTIK DAN PENERAPAN HIDDEN MARKOV MODEL ARMAN DJOHAN DIPONEGORO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi hidroakustik atau perangkat lunak pengolah sinyal akustik masih sulit untuk dapat mengetahui jenis dan panjang ikan secara langsung dan akurat. Selama

Lebih terperinci

4 HASIL RANCANG BANGUN SISTIM DETEKSI KAWANAN IKAN

4 HASIL RANCANG BANGUN SISTIM DETEKSI KAWANAN IKAN 60 4 HASIL RANCANG BANGUN SISTIM DETEKSI KAWANAN IKAN 4.1 Rancang Bangun Perangkat Pendeteksi Kawanan Ikan 4.1.1 Diagram blok Diagram blok dari perangkat pendeteksi jenis kawanan ikan dapat dilihat pada

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENENTUKAN JENIS IKAN SECARA REAL-TIME DENGAN MENGGUNAKAN METODA HIDDEN MARKOV

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENENTUKAN JENIS IKAN SECARA REAL-TIME DENGAN MENGGUNAKAN METODA HIDDEN MARKOV UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENENTUKAN JENIS IKAN SECARA REAL-TIME DENGAN MENGGUNAKAN METODA HIDDEN MARKOV SKRIPSI YUNANTO WIDYATMAJI 0404030881 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK MENENTUKAN JENIS KAWANAN IKAN, JARAK KAWANAN IKAN, DAN POSISI KAPAL

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK MENENTUKAN JENIS KAWANAN IKAN, JARAK KAWANAN IKAN, DAN POSISI KAPAL xxxi BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK MENENTUKAN JENIS KAWANAN IKAN, JARAK KAWANAN IKAN, DAN POSISI KAPAL Perangkat lunak pengenal gelombang perubahan fasa ini dilakukan dengan menggunakan komputer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada : Waktu : Juni 2014 Maret 2015 Tempat : Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung

Lebih terperinci

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02.

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. t = 0.4s Amplituda dari gelombang pada gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 52 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini membahas pengujian alat yang dibuat, kemudian hasil pengujian tersebut dianalisa. 4.1 Pengujian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengukuran Catu Daya Pada pengujian catu daya dilakukan beberapa pengukuran terhadap IC regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L78012. Maka untuk regulator

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Gelombang Mekanik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0198 Version: 2012-09 halaman 1 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D)

Lebih terperinci

BAB IV. PEMBAHASAN dan Pengujian

BAB IV. PEMBAHASAN dan Pengujian BAB IV PEMBAHASAN dan Pengujian Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan dan pengujian dari alat yang dibuat secara keseluruhan. Seperti halnya perancangan maka pada tahapan pengujian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN Pada bab IV pengujian alat dan pembahasan akan mengulas hasil pengamatan serta analisis untuk mengetahui kinerja dari rangkaian dan alat. Rangkaian di analisis untuk

Lebih terperinci

PENGENALAN JENIS IKAN DENGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 SKRIPSI

PENGENALAN JENIS IKAN DENGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 SKRIPSI PENGENALAN JENIS IKAN DENGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 SKRIPSI Oleh ARIO MUHAMAD FANIE 0403030195 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GANJIL 2007/2008

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian dan di Laboratorium

Lebih terperinci

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Tjong Wan Sen #1 # Fakultas Komputer, Universitas Presiden Jln. Ki Hajar Dewantara, Jababeka, Cikarang 1 wansen@president.ac.id Abstract Pengenalan ucapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Jarak Near Field (R nf ) yang diperoleh pada penelitian ini dengan menggunakan formula (1) adalah 0.2691 m dengan lebar transducer 4.5 cm, kecepatan suara 1505.06

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran. BAB II DASAR TEORI Dalam bab dua ini penulis akan menjelaskan teori teori penunjang utama dalam merancang penguat audio kelas D tanpa tapis LC pada bagian keluaran menerapkan modulasi dengan tiga aras

Lebih terperinci

Scientific Echosounders

Scientific Echosounders Scientific Echosounders Namun secara secara elektronik didesain dengan amplitudo pancaran gelombang yang stabil, perhitungan waktu yang lebih akuran dan berbagai menu dan software tambahan. Contoh scientific

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi tentang pemasangan iklan di suatu radio (antara lain mengenai, jam berapa suatu iklan ditayangkan, dalam sehari berapa kali suatu iklan ditayangkan dan berapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari voice recognition. Voice recognition dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan

Lebih terperinci

Gambar 8. Lokasi penelitian

Gambar 8. Lokasi penelitian 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Januari-3 Februari 2011 yang di perairan Pulau Gosong, Pulau Semak Daun dan Pulau Panggang, Kabupaten

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel hasil pengukuran amplitudo gelombang frekuensi 10 khz (Deni, 2007)

Lampiran 1. Tabel hasil pengukuran amplitudo gelombang frekuensi 10 khz (Deni, 2007) LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel hasil pengukuran amplitudo gelombang frekuensi 10 khz (Deni, 2007) Perlakuan Horizontal Kadar air 30% Jarak 9 cm Jarak 18 cm Jarak 27 cm 1.0 51 34 27 1.2 34 29 27 1.4 28 24 24

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana besar nilainya bisa sama panjang dengan panjang keseluruhan atau

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana besar nilainya bisa sama panjang dengan panjang keseluruhan atau 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabel Ukuran Tubuh Ikan Acoustical length adalah panjang target dalam akustik pada sebuah target, dimana besar nilainya bisa sama panjang dengan panjang keseluruhan atau panjang

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengambilan Contoh Dasar Gambar 16 merupakan hasil dari plot bottom sampling dari beberapa titik yang dilakukan secara acak untuk mengetahui dimana posisi target yang

Lebih terperinci

DENI ACHMAD SOEBOER, S.Pi, M.Si

DENI ACHMAD SOEBOER, S.Pi, M.Si DENI ACHMAD SOEBOER, S.Pi, M.Si 08121104059 soeboer@yahoo.com TIM PENGAJAR EKSPLORATORI PENANGKAPAN IKAN DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FPIK-INSTITUT PERTANIAN BOGOR Echo-sounder + alat yang

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

BAB II SISTEM KOMUNIKASI BAB II SISTEM KOMUNIKASI 2.1 Sistem Komunikasi Digital Dalam mentransmisikan data dari sumber ke tujuan, satu hal yang harus dihubungkan dengan sifat data, arti fisik yang hakiki di pergunakan untuk menyebarkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS 4.1. Perangkat keras Perangkat keras yang digunakan dalam sistem monitoring pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua bagian yang saling berhubungan,

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia BAB 5 PEMBAHASAN Dua metode penelitian yaitu simulasi dan eksperimen telah dilakukan sebagaimana telah diuraikan pada dua bab sebelumnya. Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisa dan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

OSILOSKOP (CRO : CATHODE-RAY OSCILLOSCOPES)

OSILOSKOP (CRO : CATHODE-RAY OSCILLOSCOPES) Pengukuran Besaran Listrik (TC22082) Pertemuan 12 OSILOSKOP (CRO : CATHODE-RAY OSCILLOSCOPES) Osiloskop mrpk instrumen dasar utk mempelajari semua tipe bentuk gelombang (waveform). Osiloskop dapat digunakan

Lebih terperinci

Sonar merupakan singkatan dari Sound, Navigation, and Ranging. Sonar digunakan untuk mengetahui penjalaran suara di dalam air.

Sonar merupakan singkatan dari Sound, Navigation, and Ranging. Sonar digunakan untuk mengetahui penjalaran suara di dalam air. SONAR Sonar merupakan singkatan dari Sound, Navigation, and Ranging. Sonar digunakan untuk mengetahui penjalaran suara di dalam air. Cara Kerja Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, terutama dalam bidang komunikasi data. Komunikasi berarti pengiriman informasi dari pengirim ke penerima

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Metode hidroakustik adalah suatu metode yang digunakan dalam. pendeteksian bawah air yang menggunakan perangkat akustik (acoustic

2. TINJAUAN PUSTAKA. Metode hidroakustik adalah suatu metode yang digunakan dalam. pendeteksian bawah air yang menggunakan perangkat akustik (acoustic 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode hidroakustik Metode hidroakustik adalah suatu metode yang digunakan dalam pendeteksian bawah air yang menggunakan perangkat akustik (acoustic instrumen), antara lain: echosounder,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Gangguan Pada Audio Generator Terhadap Amplitudo Gelombang Audio Yang Dipancarkan Pengukuran amplitudo gelombang audio yang dipancarkan pada berbagai tingkat audio generator

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DATA SINGLE BEAM ECHOSOUNDER. Septian Nanda dan Aprillina Idha Geomatics Engineering

PENGOLAHAN DATA SINGLE BEAM ECHOSOUNDER. Septian Nanda dan Aprillina Idha Geomatics Engineering PENGOLAHAN DATA SINGLE BEAM ECHOSOUNDER Septian Nanda - 3311401055 dan Aprillina Idha - 3311401056 Geomatics Engineering Marine Acoustic, Batam State Politechnic Email : prillyaprillina@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi wajah animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

BAB. IV SIMULASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENCITRAAN ULTRASONIK

BAB. IV SIMULASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENCITRAAN ULTRASONIK BAB. IV SIMULASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENCITRAAN ULTRASONIK 4.1 Simulasi Simulasi merupakan penggambaran suatu sistem atau proses dengan memperagakan atau menirukan (menyerupai) sesuatu yg besar dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Modulasi Modulasi (mapping) adalah proses perubahan karakteristik dari sebuah gelombang carrier atau pembawa aliran bit informasi menjadi simbol-simbol. Proses

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot ACTION TOOLS OUTPUT INFORMATION MEKANIK MOTOR MOTOR DRIVER CPU SISTEM KENDALI SENSOR Gambar 1 Bagian-bagian Robot Gambar 1 menunjukkan bagian-bagian robot secara garis besar. Tidak seluruh bagian ada pada

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI ABSTRAK Transceiver (transmitter receiver) tidak hanya digunakan untuk komunikasi suara saja tetapi dapat digunakan untuk komunikasi data dengan menggunakan sebuah modem. Untuk komunikasi jarak jauh biasa

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini dunia telekomunikasi berkembang sangat pesat. Banyak transmisi yang sebelumnya menggunakan analog kini beralih ke digital. Salah satu alasan bahwa sistem

Lebih terperinci

LAPORAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

LAPORAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN LAPORAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN PENGUKURAN BEDA FASA DENGAN OSILOSKOP Tanggal Percobaan : 13 Desember 2012 Nama : TaufanIrawan (121331061) Partner : Ramdhan Sumitro (121331059) Ulfah Khaerani (121331063)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan 34 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan April 2015. Perancangan sistem, identifikasi kadar air pada kayu jati dan akasia daun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan data batimetri semakin meningkat seiring dengan kegunaan data tersebut untuk berbagai aplikasi, seperti perencanaan konstruksi lepas pantai, aplikasi

Lebih terperinci

SINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com

SINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com SINYAL Adri Priadana ilkomadri.com Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitude dari tegangan atau arus terhadap waktu (time). Data yang dikirimkan dalam bentuk analog ataupun digital. Sinyal

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

STUDI KARAKTER SUARA BEBERAPA SPESIES ODONTOCETI DI PERAIRAN LAUT SAWU, NUSA TENGGARA TIMUR

STUDI KARAKTER SUARA BEBERAPA SPESIES ODONTOCETI DI PERAIRAN LAUT SAWU, NUSA TENGGARA TIMUR STUDI KARAKTER SUARA BEBERAPA SPESIES ODONTOCETI DI PERAIRAN LAUT SAWU, NUSA TENGGARA TIMUR Oleh: Ayu Destari C64102022 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2012/2013 JUDUL ( FSK) FREQUENCY SHIFT KEYING GRUP 1 TELKOM 3D PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 206/207 JUDUL SINGLE SIDEBANDD-DOUBLE SIDEBAND (SSB-DSB) GRUP 2 3C PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan pengujian tersebut adalah untuk mengetahui apakah alat yang telah dirancang berfungsi dan mengahasilkan keluaran

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA Pengukuran terhadap antena dilakukan setelah antena dirancang. Pengukuran dilakukan untuk dua buah antena yaitu antena mikrostrip array elemen dan antena mikrostrip

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Rancang bangun alat akan dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

BAB. Kinerja Pengujian

BAB. Kinerja Pengujian BAB IV PENGUJIAN PENGUAT KELAS D TANPA TAPIS LC Bab ini akan menjelaskan pengujian dari penguat kelas D tanpa tapis LC yang dibuat.pengujian ini terdiri dari dua utama yaitupengujian untuk mengetahui kinerja

Lebih terperinci

UJICOBA PENGGUNAAN GELOMBANG AUDIO FREKUENSI 10 khz UNTUK MENENTUKAN BULK DENSITY TANAH

UJICOBA PENGGUNAAN GELOMBANG AUDIO FREKUENSI 10 khz UNTUK MENENTUKAN BULK DENSITY TANAH UJICOBA PENGGUNAAN GELOMBANG AUDIO FREKUENSI 10 khz UNTUK MENENTUKAN BULK DENSITY TANAH Oleh: DENI F14103048 2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR UJICOBA PENGGUNAAN GELOMBANG

Lebih terperinci

Bab IV. Pengujian dan Analisis

Bab IV. Pengujian dan Analisis Bab IV. Pengujian dan Analisis IV.1. Jangkauan Telemetri dan Kalibrasi Kamera a. Jangkauan Telemetri Pengukuran jangkauan telemetri di ruang terbuka dilakukan dengan menempatkan pemancar RF di jendela

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan sensor putaran berbasis serat optik dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik serta Laboratorium Bengkel Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k 1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k adalah... k A. 1 getaran l n B. ¾ getaran C. ½ getaran D. ¼ getaran 2. Perhatikan gambar soal nomor 1.Jika bandul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan 23 BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini ingin membangun sistem yang dapat melakukan langkah dasar identifikasi, yaitu melakukan ektraksi suara Gamelan Bonang, dengan ekstrasi ini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium Pemodelan Fisika untuk perancangan perangkat lunak (software) program analisis

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC A. TUJUAN 1) Mempelajari prinsip kerja dari ultrasonic ranging module HC-SR04. 2) Menguji ultrasonic ranging module HC-SR04 terhadap besaran fisis. 3) Menganalisis susunan rangkaian

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Nilai Target Strength (TS) Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) Nilai target strength (TS) merupakan parameter utama pada aplikasi metode akustik dalam menduga kelimpahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita dapat menemukan benda-benda di dunia ini seperti kayu, beton, air, udara, pensil, susu, kecap, balon dan yang lainnya. Dari bentuk wujudnya benda dapat dibedakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian hardware sistem absensi RFID dengan custom RFID reader mencakup

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian hardware sistem absensi RFID dengan custom RFID reader mencakup BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Hardware Pengujian hardware sistem absensi RFID dengan custom RFID reader mencakup pengujian terhadap custom RFID reader dan pengujian tag. Pengujian custom RFID

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan

Lebih terperinci

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL 33 4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL Perancangan simulator getaran ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : pengumpulan konsep rancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian diawali dengan pembuatan sampel untuk uji serapan panjang gelombang sampel. Sampel yang digunakan pada uji serapan panjang gelombang sampel adalah

Lebih terperinci

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN 7.1. TUJUAN PENGUKURAN Ada banyak alasan untuk membuat pengukuran kebisingan. Data kebisingan berisi amplitudo, frekuensi, waktu atau fase informasi, yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG LISA SAKINAH (07 00 70) Dosen Pembimbing: Dr. Melania Suweni Muntini,

Lebih terperinci

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Fandhi Nugraha K D411 13 313 Teknik Elektro Makalah Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Universitas Hasanuddin Makassar 2015/2016 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan teknologi saat ini sangat

Lebih terperinci

PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO MOD. f c AUDIO AMPL. f LO MOD FREK LOCAL OSCIL

PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO MOD. f c AUDIO AMPL. f LO MOD FREK LOCAL OSCIL VII. PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO VII.1. BLOK DIAGRAM PEMANCAR AM / FM a. MOD Sinyal AM / FM / SSB Antena b. MOD AMP POWER Mikr s.akustik s. Listrik f LO LOCAL OSCIL Antena c. MOD FREK FREQ. MULTI PLIER

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK Ade Oktavia, Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis,

Lebih terperinci

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com MODULASI Adri Priadana ilkomadri.com Pengertian Modulasi Merupakan suatu proses penumpangan atau penggabungan sinyal informasi (pemodulasi) kepada gelombang pembawa (carrier), sehingga memungkinkan sinyal

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL DIBUAT OLEH: WAHYU PAMUNGKAS, ST LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI AKATEL SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2006 1 MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL SIFAT-SIFAT

Lebih terperinci

2. Dasar Teori 2.1 Pengertian Bunyi 2.2 Sumber bunyi garis yang tidak terbatas ( line source of infinite length

2. Dasar Teori 2.1 Pengertian Bunyi 2.2 Sumber bunyi garis yang tidak terbatas ( line source of infinite length dilakukan penggandaan jarak antara pendengar dengan sumber bunyi [4]. Dalam kehidupan sehari-hari sumber bunyi garis menjadi tidak menguntungkan karena hanya mengalami penurunan sebesar 3 db saat penggandaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Simulasi dan Analisa Pola aliran yang direncanakan untuk terbentuk pada semua variasi kecepatan untuk air maupun udara adalah pola aliran strata licin (stratified).

Lebih terperinci

Bab 3 DESKRIPSI PEKERJAAN. 3.1 Gambaran Umum Pekerjaan Lokasi dan Alat

Bab 3 DESKRIPSI PEKERJAAN. 3.1 Gambaran Umum Pekerjaan Lokasi dan Alat Bab 3 DESKRIPSI PEKERJAAN Uji Model Fisik Pemecah Gelombang Tipe Tiang Pancang Bertirai 3.1 Gambaran Umum Pekerjaan 3.1.1 Lokasi dan Alat Pekerjaan uji fisik yang dilakukan di Laboratorium Gelombang Teknik

Lebih terperinci

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK) BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK) Sigit Kusmaryanto http://sigitkus@ub.ac.id I Pendahuluan Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi pada sinyal pembawa sehingga menghasilkan sinyal termodulasi.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL UJI COBA DAN ANALISIS

BAB 4 HASIL UJI COBA DAN ANALISIS 38 BAB 4 HASIL UJI COBA DAN ANALISIS Uji coba dilakukan terhadap 5 buah citra tanda tangan. Dari tiap citra kemudian diujicobakan dengan ditransmisikan sebanyak 1 kali yang akan menghasilkan 1 variasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM 3.1. Perancangan Pedoman Praktikum Pada perancangan pedoman praktikum untuk mata kuliah Elektronika Telekomunikasi Analog terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Tujuan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan pengujian dan beberapa pengukuran pada beberapa test point

Lebih terperinci

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan SRI SUPATMI,S.KOM 1. OSILOSKOP Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Sebuah graticule

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 21 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Sebelum citra tanda tangan dikenali dengan menggunakan Hidden Markov Model (HMM) citra tanda tangan tersebut ditransmisikan dengan dikompresi menggunakan Run Length Encoding

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Nila Feby Puspitasari Data digital, sinyal digital - Merupakan bentuk paling sederhana dari pengkodean digital - Data digital ditetapkan satu level tegangan untuk biner satu

Lebih terperinci

Oleh : Dalmasius N A P.

Oleh : Dalmasius N A P. PENGGUNAAN SCA PADA SISTEM PENYIARAN RADIO FM UNTUK PENGIRIMAN DATA TEKS Oleh : Dalmasius N A P. Nama : M. Khoirudin NPM : 1211050051 Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi Informatics And

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO KAMERA VIDEO KELOMPOK : 6 ISA MAHFUDI NIM KELAS / Abs : JTD-2A / 13

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO KAMERA VIDEO KELOMPOK : 6 ISA MAHFUDI NIM KELAS / Abs : JTD-2A / 13 LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO KAMERA VIDEO KELOMPOK Oleh : 3 ISA MAHFUDI NAMA ISA MAHFUDI : ISA MAHFUDI NIM. 1141160018 NIM (NIM. 1141160018) : 1141160018 KELAS / Abs : JTD-2A / 13 KELOMPOK : 6 Kelompok

Lebih terperinci