PENINGKATAN KADAR ZIRKON UNTUK UMPAN PROSES PELEBURAN PADA PEMBUATAN NATRIUM ZIRKONAT
|
|
- Suhendra Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Sajima, dkk. ISSN PENINGKATAN KADAR ZIRKON UNTUK UMPAN PROSES PELEBURAN PADA PEMBUATAN NATRIUM ZIRKONAT Sajima, Sunardjo, Harry Supriyadi Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari PO BOX 6101 ykbb Yogyakarta ABSTRAK: PENINGKATAN KADAR ZIRKON UNTUK UMPAN PROSES PELEBURAN PADA PEMBUATAN NATRIUM ZIRKONAT. Telah dilakukan peningkatan kadar zirkon dari pasir zirkon menggunakan Dry Magnetic Separator dan High Gradient Magnetik Separator. Bahan baku yang digunakan adalah pasir zirkon. Pasir zirkon dengan kadar ZrO 2 sebesar 54,1 % dialirkan pada kecepatan 17 kg per jam ke meja goyang yang telah dialiri air pada kecepatan 15 liter per menit. Konsentrat, middling dan tailing dikeringkan menggunakan oven pada suhu 105 o C selama 5 jam, kemudian didinginkan. Pemisahan konsentrat dilakukan menggunakan magnetic Separator dengan Kekuatan gauss dilanjutkan pemisahan dengan High Gradient Magnetic Separator pada kekuatan magnet gauss. Hasil proses pemisahan dianalisis menggunakan XRF. Kondisi operasi terbaik diperoleh pada ukuran butir µm dan kecepatan aliran umpan 5 kg per jam. Konsentrat yang diperoleh pada kondisi ini mempunyai kadar kadar ZrO 2 sebesar 71,2 % Kata kunci : konsentrat, pasir zirkon, peleburan, butir,. ABSTRACT BENEFICATION OF ZIRCON FOR A FUSION PROCESS FEED ON PRODUCTION SODIUM ZIRKONAT. The benefication of Zircon using a shaking table, Dry Magnetic Separator and High Gradient Magnetik Separator has been done. Zircon sand used as raw materials. Zircon sand by concentration of zirconium 54,1 % was flowed at 17 kg per hour rate to Shaking table which has been flowed by water at 15 liters per minutes rate. Concentrate, middling and tailings dried using oven at 105 o C for 5 hours, then cooled. The Concentrate separated by magnetic separator with a strength of 10,000 gauss then separation followed by High Gradient Magnetic Separator at gauss magnetic strength. The result of the separation process was analyzed using XRF. The optimum process condition was yielded at the grain size of µm and the feed rate of flow of 5 kg per hours. The concentration of ZrO 2 in concentrate was 71.2%. Key notes : Concentration, zircon sand, melting, grain. PENDAHULUAN N atrium zirkonat merupakan produk antara pada pengolahan pasir zirkon secara kimia menggunakan metode proses basah. Pengolahan pasir zirkon secara kimia menggunakan metode proses basah diawali dengan peleburan pasir zirkon. Reaksi yang terjadi pada proses peleburan adalah [1] ZrSiO 4 + 4NaOH Na 2 ZrO 3 + Na 2 SiO 3 + 2H 2 O (1) Leburan berwarna putih kecoklatan bersifat amorf yang berisi natrium zirkonat (Na 2 ZrO 3 ) dan natrium silikat (Na 2 SiO 3 ). Natrium zirkonat (Na 2 ZrO 3 ) bersifat tidak larut dalam air sedangkan natrium silikat (Na 2 SiO 3 ) mudah larut dalam air. Perbedaan kedua sifat tersebut menjadi dasar untuk proses pemurnian zirkonium dari pengotor silikat. Proses pemurnian dilakukan dengan melindi leburan menggunakan air. Reaksi yang terjadi dalam proses pelindian menggunakan air diduga sebagai berikut [2] : Na 2 ZrO 3 + Na 2 ZrO 3 + 8H 2 O Na 2 ZrO 3 + Na 2 ZrO 3 8H 2 O (2) Hasil proses pelindian dipisahkan dengan cara dekantir dan penyaringan sehingga diperoleh padatan natrium zirkonat dan beningan atau filtrat yang berisi natrium silikat. Bahan baku untuk mendapatkan natrium zirkonat adalah mineral zirkon [1]. Bahan ini merupakan mineral ikutan dari bijih timah atau emas dan sebagai bahan tambang yang masuk klasifikasi bahan galian golongan B karena zirkon merupakan salah bahan galian yang vital [3]. Kadar zirkon yang terkandung dalam pasir ini rendah (marginal) antara % sehingga perlu dilakukan peningkatan kadar (benefication) dengan proses fisis. Proses untuk memisahkan antara
2 116 ISSN Sajima, dkk. mineral yang mempunyai berat jenis berat jenis berbeda digunakan meja goyang melalui aliran fluida yang tipis. Prinsip kerja perangkat ini adalah dengan adanya gerakan maju mundur dari head motion sehingga partikel yang berat akan melaju lebih jauh dari partikel yang ringan sampai akhirnya partikel-partikel tersebut masuk ke tempat penampungan {4}. Tabel 1. Kandungan mineral utama timah dan ikutannya [4] No Nama mineral Rumus kimia Massa Jenis g/cm 3 Kemagnetan Kelistrikan 1 Zirkon ZrSiO 4 4,6-4,7 Non magnetis Non Konduktor 2 Kasiterit SnO 2 6,8 7,1 Non magnetis Konduktor 3 Kwarsa SiO 2 2,6-2,7 Non magnetis Non Konduktor 4 Pirit FeS 2 4,8 5,1 Non magnetis Konduktor 5 Ilmenit FeTiO 2 4,5 5,0 Magnetis Konduktor 6 Rutil TiO 2 4,1 4,3 Non magnetis Konduktor 7 Hematit Fe 2 O 3 4,9 5,3 Non magnetis Konduktor 8 Monasit (Ce,La,Y,Th)PO 4 4,9 5,3 Non magnetis Non Konduktor 9 Xenotim YPO 4 4,5 4,6 Magnetis Non Konduktor 10 Tourmalin Na(Mg,Fe)Al 6 (BO 3 )(Si 6 ) 18 (OH) 14 3,0 3,2 Non magnetis Non konduktor 11 Galena PbS 7,5 Non magnetis Konduktor 12 Topaz Al 2 SiO 4 (OH,F) 2 3,4-3,6 Non magnetis Magnetic Separation adalah adalah suatu cara pemisahan mineral atau bijih yang mendasarkan pada sifat kemagnetannya [5]. Hal ini dapat dilakukan karena bijih yang terdapat di alam mempunyai sifat kemagnetan yang berbeda-beda antara bijih yang satu dengan yang lain. Ada yang sifat kemagnetannya non magnetik (diamagnetic). lemah (paramagnetic) dan tinggi (ferromagnetic). Diamagnetic atau non magnetik merupakan sifat mineral yang ditolak sepanjang garis gaya magnet apabila mineral tersebut berada dalam medan magnet. Hal ini disebabkan mineral tersebut sukar menyesuaikan medan magnet sekitarnya, karena sifat kemagnetanya berubah-ubah contohnya garnet, pyrit, kuarsa, kalsit, cassiterite. Paramagnetic (weakly magnetic) merupakan sifat mineral yang tertarik sepanjang garis gaya magnet, jika mineral tersebut berada dalam medan magnet. Hal ini disebabkan karena sifat kemagnetannya mudah menyesuaikan dengan keadaan medan magnet sekitarnya, contohnya siderit, hematit, pyrhotit, limonit. Ferromagnetic (strongly magnetic).mirip dengan paramagnetic namun lebih kuat bila dibandingkan dengan paramagnetic contohnya magnetit, ilmenit, franklinite [6]. Medan magnet suatu magnet merupakan suatu ruangan yang mengitari magnet yang masih dipengaruhi oleh magnet itu sendiri. Medan magnet digambarkan oleh garis gaya magnet, sedangkan besarnya gaya tarik menarik maupun gaya tolak menolak yang ditimbulkan oleh kutub-kutubnya, menurut hokum coulomb sebesar : ( q1 q2 ) F k (3) 2 r Dengan F adalah gaya tolak menolak atau gaya tarik menarik (satuannya Newton). Gaya F dialami muatan q1 atau q2, karena gaya yang dialami mutan q1 sama dengan gaya yang dialami muatan q2. Muatan q1 dan q2 (satuannya coulomb=c), merupakan muatan-muatan yang saling berinteraksi yang dipisahkan oleh jarak r (dalam meter). konstanta k merupakan sebuah konstanta kesebandingan Apabila suatu mineral diletakkan dalam medan magnet (H), maka benda tersebut akan menjalani induksi magnet (B) sebesar :
3 Sajima, dkk. ISSN B = H + M (4) dimana M adalah magnetisasi suatu bahan yang dinyatakan dalam satuan Tesla (besarnya dalam ruang hampa = 0). Suatu medan magnet dapat dinyatakan dalam Magnetic Flux Density dengan satuan tesla, dimana 1 tesla = 104 gauss. Perbandingan antara magnetisasi suatu bahan (M) dengan intensitas medan magnet (H) disebut Manetic Susceptibility (K). Mineral magnetik dapat tertarik oleh salah satu kutub magnet yang bekerja pada mineral tersebut. Gaya magnet tersebut tergantung dari besarnya intensitas medan magnet dan gradient medan magnetnya. Untuk membangkitkan intensitas medan magnet dan gradien medan magnet dalam alat magnetic separator digunakan berbagai macam cara. Mekanisme pemisahan menggunakan magnetic separator, yaitu [6] : 1. Horisontal Pada sistem ini letak kutub magnet dibuat mendatar, sedang umpan dijatuhkan melalui garisgaris gaya medan magnet yang posisinya horisontal. Maka mineral yang bersifat magnetik akan tertarik ke arah kutub positif (yang dibuat runcing agar lebih memusat dan kuat), sedangkan mineral non magnetik akan jatuh lurus ke bawah. 2. Vertikal Umpan diletakkan pada belt bagian bawah, ketika melalui medan magnet akan terjadi pemisahan antara mineral magnetik dan non magnetik. Mineral magnetik akan menuju belt conveyor atas dan setelah keluar dari pengaruh medan magnet akan dilepas dan ditampung dalam bak mineral magnetik. Sedangkan mineral non magnetik akan ikut terus dengan belt conveyor bawah dan ditampung dalam bak mineral non magnetik. 3. Drum Magnetic Pemisahan cara ini digunakan untuk material yang mempunyai sifat kemagnetan tinggi. Ada beberapa tipe pemisahan, diantaranya : a. Belt conveyor dengan pulley yang diberi magnet, sehingga apabila ada material yang mengandung magnet akan tertarik kearah pulley (menempel pada belt conveyor) dan akan terlepas setelah pengaruh kemagnetan tidak ada. Sedangkan mineral non magnetik akan terlempar dari belt conveyor karena gaya sentrifugal dan ditampung sebagai mineral non magnetik. b. Suatu drum yang diputar pada porosnya, biasanya terbuat dari alumunium, bagian dalamnya dipasang medan magnet tetap menyudut 120 o. Magnet ini tidak ikut berputar, maka antara mineral magnetik dan non magnetik dapat dipisahkan. 4. Roll Induksi Perangkat ini terdiri atas suatu roll yang berputar terletak antara dua kutub positif dan negative dari primary electromagnet, sehingga roll tersebut dipengaruhi oleh medan magnet. Apabila mineral dimasukkan di antara roll dengan kutub positif maka mineral magnetic akan dapat dipisahkan dengan non magnetic. Secara umum magnetic separator dibedakan menjadi dua tipe, yaitu : 1. Primary Magnet Type Perangkat ini menggunakan magnet langsung yang dipasang pada alat tersebut, contohnya Magnetic Pulleys, Drum magnetic separator dan Belt Magnetic Separator. a. Magnetic Pulleys Gambar 1. Magnetic pulleys. Mineral non magnetic akan terjatuh karena tidak tertarik oleh magnet pada separator dan karena gaya gravitasinya sendiri. Sementara mineral magnetic akan terus menempel pada belt conveyor sampai pada suatu titik saat gaya magnet sudah tidak menjangkau lagi dan akhirnya akan jatuh ditempat yang sudah tersedia. b. Drum Type Magnetic Separator Alat ini dipergunakan untuk mineral yang mempunyai sifat kemagnetan yang kuat. Terdiri dari drum yang pada bagian dalamnya ditempatkan magnet tetap (stasioner), luas magnet pada drum ini lebih kurang sepertiga bagian dari kelilingnya. Gambar 2. Drum Type Magnetic Separator Material yang menempel adalah yang bersifat magnetik kuat dan yang non magnetik akan
4 118 ISSN Sajima, dkk. jatuh karena gaya gravitasinya. Drum yang digunakan tidak hanya satu saja, jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Drum-drum tersebut diberi magnet dengan kekuatan yang tidak sama besar, dari yang kekuatan besar terus mengecil. Hal ini dimaksudkan agar material yang tertarik benarbenar mineral magnetic. c. Belt Magnetic Separator Alat ini dipergunakan untuk material yang mempunyai gaya magnetnya lemah dengan proses kering sedangkan yang gaya kemagnetannya kuat dengan proses basah. Contoh dari alat ini adalah Wetherill Rowans Cross-Belt. 2. Secondary/Induksi Magnet Type Alat ini terdiri dari kumparan kawat (coil) yang diberi arus listrik sehingga menimbulkan gayagaya magnet, yang selanjutnya menimbulkan juga medan magnet. Medan magnet ini yang menginduksi rotor sehingga rotor tersebut bersifat magnetik. Alat ini digolongkan dalam induksi magnet separator/secondary magnet separator type. Contohnya Dings Incuded-roll Separator. Penelitian ini mempelajari pengaruh ukuran butir dan kecepatan aliran umpan terhadap hasil proses pemisahan. TATA KERJA Bahan yang digunakan: Pasir zirkon dari hasil samping pertambangan emas dari Kalimantan.dengan kadar ZrO 2 sebesar 54,1% digunakan sebagai bahan baku. Air digunakan sebagai media pemisahan menggunakan meja goyang. Alat yang digunakan Satu set meja goyang sebagai perangkat pemisahan mineral berdasarkan perbedaan massa jenis. Satu set magnetic separator sebagai perangkat pemisahan mineral berdasarkan perbedaan sifat kemagnetannya. Timbangan digunakan menimbang umpan maupun hasil pemisahan. XRF digunakan untuk analisis umpan maupun hasil proses Langkah Kerja Meja goyang disiapkan dengan cara motor penggerak meja dan motor pengatur umpan dihidupkan. Air sebagai media dialirkan dan diatur kecepatannya pada 15 liter permenit. Ditimbang pasir zirkon seberat 50 kg dan dimasukkan ke dalam tangki pengumpan (feeder). Pasir dialirkan dan diatur kecepatannya pada 17 kg per jam. Diambil hasil proses pemisahan (konsentrat, medling maupun tailing). Konsentrat yang diperoleh dikeringkan menggunakan oven pada suhu 105 o C selama 5 jam. Apabila konsentrat sudah dingin dilakukan pemisahan menggunakan magnetic Separator dengan kekuatan gauss dilanjutkan pemisahan dengan High Gradient Magnetic Separator pada kekuatan magnet gauss. Hasil proses pemisahan (non magnetic, meddling maupun magnetic) diambil dan dilakukan penimbangan dilanjutkan analisis menggunakan XRF. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasi ukuran butir dan kecepatan aliran umpan. HASIL DAN PEMBAHASAN: Telah dilakukan peningkatan kadar zirkon menggunakan perangkat meja goyang, dry magnetic separator dan High Gradient Magnetc Separator dengan hasil proses seperti Tabel berikut. Pada Tabel 1. tampak kadar zirkon dalam hasil proses lebih besar dibanding kadar zirkon dalam pasir zirkon (umpan), hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi adanya pemisahan antar mineral. Semakin kecil ukuran butir akan menyebabkan kadar zirkon dalam hasil semakin tinggi, hal ini menunjukkan bahwa ukuran butir semakin kecil berarti luas muka bidang kontak semakin besar. Mineral zirkon (ZrO 2.SiO 2 ) merupakan mineral yang mempunyai sifat diamagnetis (non magnetic) sedangkan sebagian pengotor bersifat paramagnetis misalnya sebagai hematite (Fe 2 O 3 ) maupun ferromagnetis misalnya Elmenit (FeTiO 2 ). Selain itu, kenaikan kadar zirkon diakibatkan sebagian silikat yang berada pada permukaan atau yang terikat sebagai mineral Tourmalin, Topas maupun kwarsa dapat terpisahkan dengan menggunakan meja goyang. Mineral ini termasuk kategori mineral ringan karena mineral Tourmalin [Na(Mg,Fe)Al 6 ](BO 3 )(Si 6 ) 18 (OH) 14 mempunyai massa jenis 3,0 3,2 g/cm 3 dan mineral kwarsa dengan massa jenis 2,33 g/cm 3 serta mineral Topaz [Al 2 SiO 4 (OH,F) 2 ] dengan massa jenis 3,4-3,6 g/cm 3 lebih rendah dibandingkan dengan mineral zirkon (6,51g/cm 3 ) sehingga mudah terdorong atau terbawa lebih cepat searah aliran dibanding mineral zirkon. Hasil pemisahan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa ukuran butir merupakan ukuran butir optimum. Hasil proses pemisahan dengan variabel kecepatan aliran umpan disajikan pada Tabel 2. Pada Tabel 2 tampak bahwa ketika kecepatan umpan dinaikkan dari 3 kg per jam menjadi 5 kg per jam kadar zirkon dalam hasil (konsentrat) tidak mengalami perubahan yang signifikan, namun ketika dinaikkan terus dari 5 kg per jam hingga 8 kg per jam terjadi penurunan kadar zirkon dalam hasil proses. Hal ini menunjukkan bahwa semakin cepat aliran umpan akan mengakibatkan penurunan kadar zirkon dalam hasil pemisahan. Penurunan ini disebabkan karena semakin besar kecepatan aliran umpan
5 Sajima, dkk. ISSN mengakibatkan kesempatan kontak antara magnet dengan umpan semakin berkurang, sehingga sebagian pengotor yang bersifat kemaknetannya rendah belum sempat terpisahkan. Pada hasil pemisahan menunjukkan kecepatan aliran umpan 5 kg per jam merupakan kecepatan aliran yang optimum. Tabel 1. Pengaruh ukuran butiran terhadap hasil poses pemisahan Ukuran butir Kadar ZrO 2 sebelum ( µm ) diproses (%) Tabel 2. Pengaruh kecepatan aliran umpan terhadap hasil proses pemisahan KESIMPULAN Peningkatan kadar zirkon dari pasir zirkon yang berasal dari hasil samping pertambangan timah atau emas dapat dilakukan menggunakan meja goyang (shaking table), Dry Magnetic Separator dan High Gradient Magnetik Separator. Pasir zirkon hasil samping proses penambangan dengan kadar ZrO 2 sebesar 54,1 % dapat ditingkatkan kadarnya menjadi 71,2%. Kondisi optimum proses pemisahan diperoleh pada ukuran butir pada µm dan kecepatan aliran umpan 5 kg per jam. DAFTAR PUSTAKA Kadar ZrO 2 sesudah diproses (%) ,1 65, ,1 68, ,1 71, ,1 71,1 Undersize 54,1 71,1 Kecepatan aliran (kg/jam) Kadar ZrO 2 sebelum diproses (%) Kadar ZrO 2 sesudah diproses (%) 3 54,1 71,2 4 54,1 71,3 5 54,1 71,3 6 54,1 70,1 7 54,1 68,3 8 54,1 67,0 1. LUTZMAN B., The Metallurgy of Zirconium., Mc Graw Hill Book Company Inc., New York. 2. ANWAR MUZAFFAR NA CMUGMTA., Production of Hafnium Free Zirconium Tetra Chloride., Fuel Materials group, Nuclear Materials Division, Pakistan Institute of Nuclear Science and Technology, Nilore, Rawalpindhi, November SUDARTO, DYAH KALLISTA, DEDI HERMAWAN., Kajian Teknis Aspek Pengawasan Bahan Nuklir Dalam Pasir Zirkon., Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi II, Universitas Lampung November FAHRIZAL ABUBAKAR., Pengelolaan Zirkon di PT Timah Tbk., Workshop Keselamatan dan Keamanan Pertambangan Zirkon Bagi Pekerja, Masyarakat dan Lingkungan., Yogyakarta, 24 Juni NURHAKIM., Dasar-Dasar Pengolahan Bahan Galian., Teknik Kimia diakses tanggal 3 April RIZKY., Peningkatan Kadar atau Konsentrasi., Materi kuliah pertambangan dan Geologi, diakses tanggal 02 Maret YUSTINA, NOGUCHI., Application of Nuclear Technique in Industry & Environment (XRF Analysis and NAA)., Joint Training Course on Application of Nuclear Technique in Industry and Environment Available for the Safety of Nuclear Facility, June 29 - July 10, 2009 TANYA JAWAB Sriyono - PRR Apa fungsi atau kegunaan dari sodium zirkonat? Apakah dipasaran belum ada sehingga harus dibuat sendiri? Sajima Peran sodium zirkonat adalah sebagai bahan aditif, sehingga didalam proses peleburan sangat mempermudah dalam pengambilan hasil lebur, selain itu dapat meningkatkan recovery hasil proses. Penelitian ini dalam rangka peningkatan nilai jual SDA (Sumber Daya Alam) yang kita miliki karena dipasaran sangat mahal harganya
6 120 ISSN Sajima, dkk. Aryadi - PTAPB Mengapa harus ditingkatkan kadar zirkonnya? Sajima Kadar zircon perlu ditingkatkan kadarnya, karena hemat biaya proses(pengolahan kimia) pengolahan secara fisika lebih murah biayanya
PEMBUATAN KONSENTRAT ZIRKON SEBAGAI UMPAN PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN SHAKING TABLE (MEJA GOYANG)
PEMBUATAN KONSENTRAT ZIRKON SEBAGAI UMPAN PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN SHAKING TABLE (MEJA GOYANG) Sajima, Sunardjo, Harry Supriyadi BATAN, Babarsari Yogyakarta, 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciPEMBUATAN KONSENTRAT ZIRKON DARI PASIR ZIRKON KALIMANTAN BARAT
PEMBUATAN KONSENTRAT ZIRKON DARI PASIR ZIRKON KALIMANTAN BARAT Sajima, Sunardjo, Mulyono -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 6101 Ykbb 55281 e-mail : ptapb@batan.go.id Abstrak PEMBUATAN
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KUAT ARUS PADA INDUCED ROLL MAGNETIC SEPARATOR
STUDI PENGARUH KUAT ARUS PADA INDUCED ROLL MAGNETIC SEPARATOR (IRMS) UNTUK MENINGKATKAN PEROLEHAN MINERAL ILMENIT DI AMANG PLANT, BIDANG PENGOLAHAN MINERAL (BPM), UNIT METALURGI, PT. TIMAH (PERSERO), TBK
Lebih terperinciMAGNETIC SEPARATION DISUSUN OLEH : AVITA AVIONITA DEBORA PASARIBU ESTELA BR GINTING GIKA ARIANI PUTRI M. HAFIDZ FANSHURI SHELMA K.
MAGNETIC SEPARATION DISUSUN OLEH : AVITA AVIONITA DEBORA PASARIBU ESTELA BR GINTING GIKA ARIANI PUTRI M. HAFIDZ FANSHURI SHELMA K. SEJARAH Pada pertengahan tahun 1800, Faraday mendemonstrasikan serangkaian
Lebih terperinciOPTIMASI KONDISI OPERASI PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON MENGGUNAKAN ROTARY KILN
8 ISSN 026-328 Sunardjo, dkk. OPTIMASI KONDISI OPERASI PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON MENGGUNAKAN ROTARY KILN Sunardjo, Sajima Jl. Babarsari Kotak Pos 60 YKBB Yogyakarta Email :ptapb@batan.go.id ABSTRAK :
Lebih terperinciVERIFIKASI KOEFISIEN TRANSFER MASSA UNTUK UJI FUNGSI UNIT PELINDIAN AIR SECARA KONTINYU
110 ISSN 0216-3128 Harry Supriadi, dkk. VERIFIKASI KOEFISIEN TRANSFER MASSA UNTUK UJI FUNGSI UNIT PELINDIAN AIR SECARA KONTINYU Harry Supriadi dan Sajima Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses Bahan Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Menjelaskan prinsip dasar pemisahan mineral secara magnetis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan Bahan Galian merupakan metode yang dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas bahan galian Proses pemisahan mineral secara magnetis masih tetap digunakan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Mineragrafi
BAB IV PEMBAHASAN Metode tabling adalah metode konsentrasi gravitasi yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dari mineral berharga dan pengotornya. Kriteria
Lebih terperinciBAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN 5.1. Pengolahan Bahan Galian Pengolahan Bahan Galian (Mineral dressing) adalah pengolahan mineral dengan tujuan untuk memisahkan mineral berharga dan gangue-nya
Lebih terperinciPENENTUAN TINGKAT KEMAGNETAN DAN INDUKSI MAGNETIK TOTAL ENDAPAN PASIR LAUT PANTAI PADANG SEBAGAI FUNGSI KEDALAMAN
Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 217. p-issn.1412-296.; e-2579-521x
Lebih terperinciPRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3.4. Shaking Table 3.4.1. Tujuan Tujuan dari praktikum ini, yaitu: a. Memahami mekanisme dan prosedur kerja alat. b. Menghitung kadar dan recovery. 3.4.2. Dasar Teori Konsentrasi gravitasi adalah proses
Lebih terperinciPROSEDUR DAN PERCOBAAN
BAB III PROSEDUR DAN PERCOBAAN 3.1 Prosedur Percobaan Prosedur percobaan yang dilakukan selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Flow chart prosedur percobaan 24 25 3.1.1 Persiapan Red
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Hubungan Pengaturan Laju Umpan, Selang Ukur Hopper dan Splitter pada Air Table Guna Memperoleh Cassiterite dengan Kadar (Sn) 70% di Pusat Pengolahan Bijih
Lebih terperinciPemurnian Serbuk Zirkonia dari Zirkon
TELAAH Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Volume 30 (1) 2012: 1-6 ISSN : 0125-9121 Pemurnian Serbuk Zirkonia dari Zirkon SLAMET PRIYONO DAN ERFIN Y FEBRIANTO Pusat penelitian Fisika LIPI, Komp Puspiptek
Lebih terperinciEVALUASI PEMANTAUAN TENORM PADA PEMBUATAN NATRIUM ZIRKONAT. Sajima dan Sunardjo Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTARK ABSTRACT
EVALUASI PEMANTAUAN TENORM PADA PEMBUATAN NATRIUM ZIRKONAT Sajima dan Sunardjo Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTARK EVALUASI PEMANTAUAN TENORM PADA PEMBUATAN NATRIUM ZIRKONAT. Telah
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PEMANASAN DAN W AKTU DALAM PELEBURAN PASIR ZIRKON
Pusat Teknologi Akslerator don Proses Bahan PENGARUH KECEPATAN PEMANASAN DAN W AKTU DALAM PELEBURAN PASIR ZIRKON Sajima, Tunjung Indrati, MuIyono PTAPB - BATAN, Yogyakarta Abstrak: PENGARUH KECEPA TAN
Lebih terperinciMODIFIKASI HOPER PENGUMPAN PADA UNIT PELINDIAN AIR
MODIFIKASI HOPER PENGUMPAN PADA UNIT PELINDIAN AIR Sudaryadi, Sajima dan Dedy Husnurrofiq -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 101 Ykbb 55281 e-mail : ptapb@batan.go.id ABSTRAK MODIFIKASI
Lebih terperinciBAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN
BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Percobaan Percobaan tabling merupakan percobaan konsentrasi gravitasi berdasarkan perbedaan berat jenis dari mineral berharga dan pengotornya. Sampel bijih dipersiapkan
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS ZIRKONIA HASIL OLAH PASIR ZIRKON
ISSN 1410-6957 PENINGKATAN KUALITAS ZIRKONIA HASIL OLAH PASIR ZIRKON Dwiretnani Sudjoko, Triyono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Yogyakarta55281 ABSTRAK PENINGKATAN KUALITAS ZIRKONIA
Lebih terperinciPELINDIAN LEBURAN PASIR ZIRKON KALIMANTAN MENGGUNAKAN AIR PANAS BENCH SCALE. Sajima, Triyono
Jurnal Forum Nuklir (JFN) Volume 11, Nomor 1, Mei 2017 PELINDIAN LEBURAN PASIR ZIRKON KALIMANTAN MENGGUNAKAN AIR PANAS BENCH SCALE Sajima, Triyono Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BATAN Jln. Babarsari,
Lebih terperinciLenny Marcillina, Erwin, dan Tengku Emrinaldi
PENENTUAN NILAI TINGKAT KEMAGNETAN DAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK ENDAPAN PASIR BESI SEBAGAI FUNGSI KEDALAMAN DI PANTAI ARTA DAN PANTAI KATA PARIAMAN SUMATERA BARAT Lenny Marcillina, Erwin, dan Tengku Emrinaldi
Lebih terperinciDESAIN PROSES PENINGKATAN KADAR BIJIH BESI KALIMANTAN SELATAN
DESAIN PROSES PENINGKATAN KADAR BIJIH BESI KALIMANTAN SELATAN Nuryadi Saleh, Pramusanto, Yuhelda Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara tekmira nuryadi@tekmira.esdm.go.id S A
Lebih terperinciBandung-Sumedang KM 21, Sumedang 45363, Indonesia Kata Kunci : magnetite, hematite, Rietveld refinement
Eksakta Vol.18 No.2 Oktober 2017 http://eksakta.ppj.unp.ac.id E-ISSN : 2549-7464 P-ISSN : 1411-3724 ANALISA KUANTITATIF CAMPURAN SENYAWA OKSIDA SEBAGAI DASAR IDENTIFIKASI KANDUNGAN BAHAN SUMBER DAYA ALAM
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS PENGARUH KETEBALAN LAPISAN BED PADA PAN AMERICAN JIG TERHADAP RECOVERY TIMAH DI TB 1.42 PEMALI PT TIMAH (PERSERO) TBK, BANGKA BELITUNG
KAJIAN TEKNIS PENGARUH KETEBALAN LAPISAN BED PADA PAN AMERICAN JIG TERHADAP RECOVERY TIMAH DI TB 1.42 PEMALI PT TIMAH (PERSERO) TBK, BANGKA BELITUNG TECHNICAL STUDY ON THE INFLUENCE OF THE BED LAYER THICKNESS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauksit Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mengandung mineral dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al 2 O 3.H 2 O) dan mineral gibsit (Al 2 O 3.3H 2
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS KASONGAN UNTUK MENGHASILKAN TITANIUM DIOKSIDA
PEMANFAATAN LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS KASONGAN UNTUK MENGHASILKAN TITANIUM DIOKSIDA AHMAD FUAD AZMI TANJUNG Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Jalan Jenderal Sudirman No 6
Lebih terperinciJurusan Teknik Pertambangan Universitas Vetran Republik Indonesia
Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Vetran Republik Indonesia Sub Pokok Bahasan : Magnet Bumi Medan Magnet Luar Akuisisi dan Reduksi Data Pengolahan Data MetodaInterpretasi Metode Geomagnetik didasarkan
Lebih terperinciKUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5 UJI COBA PENGOLAHAN BIJIH U RIRANG DENGAN KAPASITAS 0,75 KG: PELARUTAN TOTAL (P2BGGN/PGN- TPBGN/K/O 12/2005 Oleh : Sumarni, Hafni Lissa
Lebih terperinciPengaruh Temperatur, Waktu, dan Aditif Dalam Pembuatan Zircon Micronized. Temperature, Time, and Additives Effects On Zircon Micronized Production
Eksplorium p-issn 0854-1418 Volume 38 No. 1, Mei 2017: 63 70 e-issn 2503-426X Pengaruh Temperatur, Waktu, dan Aditif Dalam Pembuatan Zircon Micronized Temperature, Time, and Additives Effects On Zircon
Lebih terperinciHubungan Ukuran Butir Terhadap Suseptibilitas Magnetik dan Kandungan Unsur Mineral Magnetik Pasir Besi Pantai Sunur Kabupaten Padang Pariaman
ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 3, Juli 2016 238 Hubungan Ukuran Butir Terhadap Suseptibilitas Magnetik dan Kandungan Unsur Mineral Magnetik Pasir Besi Pantai Sunur Kabupaten Padang Pariaman
Lebih terperinciPENGUKURAN INDUKSI MAGNETIK TOTAL DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN ELEMEN ENDAPAN PASIR BESI DI PANTAI BAGIAN SELATAN KOTA PADANG SUMATERA BARAT
Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 2017. p-issn.112-2960.; e-2579-521x
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2014 KEMENESDM. Peningkatan. Nilai Tambah. Mineral. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENINGKATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2005 menurut penelitian South East Asia Iron and Steel Institute, tingkat konsumsi baja per kapita di Indonesia sebesar 26,2 kg yang lebih rendah dibandingkan
Lebih terperinciKONSENTRASI PASIR BESI TITAN DARI PENGOTORNYA DENGAN CARA MAGNETIK
KONSENTRASI PASIR BESI TITAN DARI PENGOTORNYA DENGAN CARA MAGNETIK Deddy Sufiandi Pusat Penelitian Metalurgi LIPI Kawasan PUSPIPTEK Serpong-Tangerang 15314 E-mail : deddy.sufiandi@lipi.go.id Intisari Pasir
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara
Lebih terperinciGaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi
ruang / daerah di sekitar magnet dimana benda-benda magnetik yang diletakkan di daerah ini masih dipengaruhi oleh magnet tersebut medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus listrik medan magnetik di
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN ZIRKONIA
Puslitbang tekmira Jl. Jend. Sudirman No. 623 Bandung 40211 Telp : 022-6030483 Fax : 022-6003373 E-mail :Info@tekmira.esdm.go.id Draf Laporan Akhir 2015 Kelompok Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral
Lebih terperinciEksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011:
Eksplorium ISSN 0854 1418 Volume 32 No. 2, November 2011: 115-124 PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA Sumarni *), Riesna Prassanti *), Kurnia Trinopiawan *),
Lebih terperinciRANCANG BANGUN HOPER PENGUMPAN PADA PELEBURAN PASIR ZIRKON
RANCANG BANGUN HOPER PENGUMPAN PADA PELEBURAN PASIR ZIRKON Sudaryadi, Wuntat Oktawijaya, Moch. Rosyid BATAN, Babarsari Yogyakarta, 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK RANCANG BANGUN HOPER PENGUMPAN
Lebih terperinciPELARUTAN TERAK TIMAH BANGKA MENGGUNAKAN
PELARUTAN TERAK TIMAH BANGKA MENGGUNAKAN LARUTAN NaOH Ariyo Suharyanto*, Eko Sulistiyono dan F.Firdiyono Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.1 Latar Belakang Pasir besi merupakan salah satu sumber besi yang dalam
Lebih terperinci- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM
- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994
ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Dua buah bola A dan B dengan massa m A = 3 kg;
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2017 KEMEN-ESDM. Nilai Tambah Mineral. Peningkatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN
Lebih terperinciSTUDI KONSENTRASI BIJIH BESI LATERITIK KADAR RENDAH DENGAN METODE TABLING TUGAS AKHIR
STUDI KONSENTRASI BIJIH BESI LATERITIK KADAR RENDAH DENGAN METODE TABLING TUGAS AKHIR Dibuat untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Teknik Metalurgi pada Program Studi Teknik Metalurgi Institut
Lebih terperinciMAGNET. Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang, magnet ladam, magnet jarum
MAGNET Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang, magnet ladam, magnet jarum MAGNET Magnet dapat diperoleh dengan cara buatan. Jika baja di gosok
Lebih terperinciBAHAN AJAR 1 MEDAN MAGNET MATERI FISIKA SMA KELAS XII
BAHAN AJAR 1 MEDAN MAGNET MATERI FISIKA SMA KELAS XII MEDAN MAGNET 1. Kemagnetan ( Magnetostatika ) Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang
Lebih terperinciPROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH
PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH Eko Sulistiyono*, F.Firdiyono dan Ariyo Suharyanto Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470, Kawasan Puspiptek
Lebih terperinciTOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.
TOPIK 8 Medan Magnetik Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id Pencetak sidik jari magnetik. Medan Magnetik Medan dan Gaya Megnetik Gaya Magnetik pada Konduktor Berarus
Lebih terperinciPEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SECARA MAKSIMAL DENGAN CAMPURAN FLY ASH DALAM PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER
PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SECARA MAKSIMAL DENGAN CAMPURAN FLY ASH DALAM PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER Andi Widjaya 1, Chrysilla Natallia 2, Antoni 3, Djwantoro Hardjito 4 ABSTRAK : Penelitian terhadap
Lebih terperinciUJI FUNGSI REAKTOR PELINDIAN NATRIUM ZIRKONAT SECARA SINAMBUNG
6 ISSN 0216-3128 Budi Sulistyo, dkk. UJI FUNGSI REAKTOR PELINDIAN NATRIUM ZIRKONAT SECARA SINAMBUNG Budi Sulistyo, Sunardjo Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan ABSTRAK Uji fungsi reaktor pelindian
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika
K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Medan Magnet - Latihan Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0301 Version: 2016-10 halaman 1 01. Medan magnet dapat ditimbulkan oleh: (1) muatan listrik yang bergerak (2) konduktor
Lebih terperinciBAB II TAHAPAN UMUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
BAB II TAHAPAN UMUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN Pengolahan Bahan Galian (Ore Dressing) pada umumnya dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu : preparasi, konsentrasi, dan dewatering. 2.1. PREPARASI Preparasi
Lebih terperinciSEPARATION. (Pengolahan Mineral) RIRINA DARA OLEH : JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM - BANDA ACEH 2015
SEPARATION (Pengolahan Mineral) OLEH : RIRINA DARA 1204108010061 JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM - BANDA ACEH 2015 Separation Merupakan proses pemisahan mineral.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI AWAL ZIRKONIUM KARBIDA PADA PEMANASAN PASIR ZIRKON DENGAN SUHU TINGGI
Pristi Hartati, dkk. ISSN 016-318 155 IDENTIFIKASI AWAL ZIRKONIUM KARBIDA PADA PEMANASAN PASIR ZIRKON DENGAN SUHU TINGGI Pristi Hartati, Budi Sulistyo, Tunjung Indrati, Sunardjo Pusat Teknologi Akselerator
Lebih terperinciUNJUK KERJA METODE AANC PADA ANALISIS UNSUR Fe, Al, Zr DAN Si DALAM CUPLIKAN ZrOCl 2 HASIL OLAH PASIR ZIRKON
Sunardi, dkk. ISSN 0216-3128 183 UNJUK KERJA METODE AANC PADA ANALISIS UNSUR Fe, Al, Zr DAN Si DALAM CUPLIKAN ZrOCl 2 HASIL OLAH PASIR ZIRKON Sunardi, Susanna TS. Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Lanthanum Oxide dari Tin Sand Kapasitas ton/tahun
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Volume ekspor timah Indonesia saat ini merupakan terbesar di dunia yaitu mencapai 80 ribu ton pada tahun 2014 sehingga dapat menguasai 30% kebutuhan timah global dan ikut
Lebih terperinciFisika EBTANAS Tahun 1994
Fisika EBTANAS Tahun 1994 EBTANAS-94-01 Diantara kelompok besaran di bawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah A. kuat arus, massa, gaya B. suhu, massa, volume C. waktu, momentum, percepatan
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :
PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (04), Hal. 74 78 ISSN : 337-804 Pendugaan Potensi Bijih Besi di Dusun Sepoteng Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang Dengan Metode Geomagnet Apriyanto Ramadhan * ),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Zirkonium (Zr) merupakan unsur golongan IVB bersama-sama dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Zirkonium (Zr) merupakan unsur golongan IVB bersama-sama dengan titanium (Ti) dan Hafnium (Hf). Zirkonium memiliki nomor atom 40 dengan berat atom 91,22 g/mol dan konfigurasi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO
KARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO Permana Putra Prasetio 1, Gary Kartadinata 2, Djwantoro Hardjito 3, dan Antoni 4 ABSTRAK : Penelitian ini membahas pengaruh ukuran
Lebih terperinci1 Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga
Ekstraksi Titanium Dioksida (TiO 2 ) Berbahan Baku Pasir Besi dengan Metode Hidrometalurgi Luthfiana Dysi Setiawati 1, Drs. Siswanto, M.Si 1, DR. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng 2 1 Departemen Fisika, Fakultas
Lebih terperinciPENYEBARAN DAN KETERDAPATAN MINERAL BERAT DI PERAIRAN KALIMANTAN BARAT. Noor Cahyo D. Aryanto
PENYEBARAN DAN KETERDAPATAN MINERAL BERAT DI PERAIRAN KALIMANTAN BARAT Noor Cahyo D. Aryanto Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan noor_aryanto@yahoo.com S A R I Berdasarkan pengambilan 45
Lebih terperinciPENGERINGAN GABAH DENGAN PENERAPAN DCS PADA ROTARY DRYER
LAPORAN TUGAS AKHIR PENGERINGAN GABAH DENGAN PENERAPAN DCS PADA ROTARY DRYER (GRAIN DRYING WITH THE IMPLEMENTATION OF DCS IN THE ROTARY DRYER) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
Lebih terperinciBab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Fluks medan magnet dari partikel yang bergerak.
Bab II Teori Dasar Salah satu hal utama dalam penelitian tugas akhir ini adalah magnet induksi yang digunakan sebagai aktuator pada sistem steel ball magnetic levitation. Dalam bab ini akan dibahas mengenai
Lebih terperinciGAYA LORENTZ Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus di dalam Medan Magnet
GAYA LORENTZ A. Tujuan Percobaan 1 Mengamati adanya gaya Lorentz penghantar kawat lurus disekitar medan magnet 2 Menentukan arah gaya Lorentz dengan kaidah tangan kanan 3 Menghitung besarnya gaya Lorentz
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Mengenai Peningkatan Kadar Fe Total pada Bijih Besi Laterit Menggunakan Magnetic Separator di PT Aikona Bima Amarta Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah
Lebih terperinciBAB III MAGNETISME. Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya.
BAB III MAGNETISME Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya. Magnetisme (kemagnetan) tercakup dalam sejumlah besar operasi alat listrik, seperti
Lebih terperinciRECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)
RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC) Ninik Lintang Edi Wahyuni Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir Ds Ciwaruga, Bandung 40012
Lebih terperinciAfdal, Elio Nora Islami. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang
KARAKTERISASI MAGNETIK BATUAN BESI DARI BUKIT BARAMPUANG, NAGARI LOLO, KECAMATAN PANTAI CERMIN, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT (MAGNETIC CHARACTERIZATION OF IRON STONE OF BARAMPUANG HILL, NAGARI LOLO,
Lebih terperinciKAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RETNO SUSETYANINGSIH *, ENDRO KISMOLO **, PRAYITNO ** *Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan, YLH - Yogyakarta ** Pusat Teknologi Akselerator dan
Lebih terperinciSANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R
DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1
SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Aneka Tambang (Antam), Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor adalah salah satu industri penambangan dan pengolahan bijih emas. Lingkup kegiatannya adalah
Lebih terperinciSUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak
PENGARUH TEGANGAN LISTRIK DAN KECEPATAN ALIR TERHADAP HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM Pb,Cd DAN TSS MENGGUNAKAN ALAT ELEKTROKOAGULASI SUNARDI ** Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN
Lebih terperinciDIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT
DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT Riesna Prassanti Pusat Pengembangan Geologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jalan Lebak Bulus Raya No. 9 Jakarta Selatan, Indonesia Email : riesna@batan.go.id
Lebih terperinciMata Pelajaran : FISIKA
Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan
Lebih terperinciKLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA
Yogyakarta, 3 November 212 KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA Ir. Adullah Kuntaarsa, MT, Ir. Drs. Priyo Waspodo US, MSc, Christine Charismawaty Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC. Sri Wahyuni *, Erwin, Salomo
ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC Sri Wahyuni *, Erwin, Salomo Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciPABRIK WATER GLASS DARI SODIUM CARBONATE DAN PASIR SILICA DENGAN ALKALI CARBONATE PRA RENCANA PABRIK
PABRIK WATER GLASS DARI SODIUM CARBONATE DAN PASIR SILICA DENGAN ALKALI CARBONATE PRA RENCANA PABRIK OLEH : RATNA JUWITA FEBRIANA NAIBAHO 0931010058 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII
BAHAN AJAR 4 Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII GAYA LORENTZ Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik
Lebih terperinciPR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)
PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18
Lebih terperinciPEMBUATAN ZIRKON TETRAKLORIDA DARI PASIR ZIRKON DENGAN PROSES KERING SECARA LANGSUNG
ISSN 1410-6957 PEMBUATAN ZIRKON TETRAKLORIDA DARI PASIR ZIRKON DENGAN PROSES KERING SECARA LANGSUNG Budi Sulistyo Bidang Kimia dan Proses Bahan, PTAPB, BATAN, YOGYAKARTA ABSTRAK PEMBUATAN ZIRKON TETRAKLORIDA
Lebih terperinciPengaruh Laju Alir Dan Tegangan Listrik Terhadap Proses Pengayaan Oksigen Dari Udara Menggunakan Medan Elektromagnet
Pengaruh Laju Alir Dan Tegangan Listrik Terhadap Proses Pengayaan Oksigen Dari Udara Menggunakan Medan Elektromagnet Nelson Saksono, Setijo Bismo, Danu Febiyanto Departemen Teknik Gas dan Petrokimia, Fakultas
Lebih terperinciPEMBUATAN ZIRKONIL NITRAT DARI ZIRKON OKSIKLORID UNTUK UMPAN EKSTRAKSI ZR-HF DENGAN MIXER-SETTLER (MS)
PEMBUATAN ZIRKONIL NITRAT DARI ZIRKON OKSIKLORID UNTUK UMPAN EKSTRAKSI ZR-HF DENGAN MIXER-SETTLER (MS) Tri Handini, Suprihati, Sri Sukmajaya BATAN Yogyakarta handini@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN ZIRKONIL
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3 Sri Handani 1, Sisri Mairoza 1 dan Muljadi 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas 2 Lembaga Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENENTUAN DIFUSIFITAS AKSIAL ZIRKONIUM PADA PROSES PERTUKARAN ION DENGAN RESIN DOWEX 50W-X8
PROSIDING SEMINAR Yogyakarta, 26 September 212 PENENTUAN DIFUSIFITAS AKSIAL ZIRKONIUM PADA PROSES PERTUKARAN ION DENGAN RESIN DOWEX 5W-X8 Tri Handini, Suprihati, Sri Sukmajaya, BATAN Yogyakarta handini@batan.go.id
Lebih terperinciUJI COBA PENGOLAHAN BIJIH URANIUM RlRANG DENGAN KAPASITAS 0,75 KG: PEMURNIAN FOSFAT (P2BGGN/PGN- TPBGN/KJO 16/2005)
KUMPULAN LAPORAN HASlL PENEL/T/AN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5 UJI COBA PENGOLAHAN BIJIH URANIUM RlRANG DENGAN KAPASITAS 0,75 KG: PEMURNIAN FOSFAT (P2BGGN/PGN- TPBGN/KJO 16/2005) Oleh : Mukhlis; Hafni
Lebih terperinciPENGARUH JENIS KARBON DAN TEBAL LAPISAN PADA PROSES PEMBUATAN ZIRKON KARBIDA
115 PENGARUH JENIS KARBON DAN TEBAL LAPISAN PADA PROSES PEMBUATAN ZIRKON KARBIDA Budi Sulistyo, Sunardjo, Dwiretnan dan Pristi Hartati P3TM BATAN ABSTRAK PENGARUH JENIS KARBON DAN TEBAL LAPISAN PADA PROSES
Lebih terperinciUN SMA IPA Fisika 2015
UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan
Lebih terperinciREVIEW KLORINASI ZIRKON DIOKSIDA
ISSN 1410-6957 Akreditasi No. 129/Akred-LIPI/P2MBI/06/2008 REVIEW KLORINASI ZIRKON DIOKSIDA Dwiretnani Sudjoko PTAPB batan Yogyakarta ABSTRAK REVIEW KLORINASI ZIRKON DIOKSIDA. Telah dilakukan review klorinasi
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI RDF
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI RDF Emenda Sembiring, ST,MT,MEngSc, PhD Disampaikan pada Training Pengelolaan Sampah: Admire Cement NAMAs 28 Juli 2016 PENGINGAT Properti/Karakteristik yang mudah terbakar
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama
Lebih terperinci1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas
1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : jenis gas suhu gas tekanan gas D. volume gas E. banyak partikel 2. Seorang anak duduk di atas kursi pada roda yang berputar
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori - teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori - teori yang digunakan adalah gaya gravitasi,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIK PELLET DAN SPONGE IRON PADA BAHANBAKU LIMBAH KARAT DENGAN PASIR BESI SEBAGAI PEMBANDING
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 KARAKTERISTIK FISIK PELLET DAN SPONGE IRON PADA BAHANBAKU LIMBAH KARAT DENGAN PASIR BESI SEBAGAI PEMBANDING Muhammad Amin*, Suharto*, Reni**, Dini** *UPT.Balai
Lebih terperinciMEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA )
MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA ) Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang magnet ladam magnet jarum Magnet dapat diperoleh dengan cara
Lebih terperinciPENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA
PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA Sumarni, Riesna Prassanti, Kurnia Trinopiawan, Sumiarti dan Hafni Lissa. N Pusat Pengembangan Geologi Nuklir - BATAN Jl. Lebak
Lebih terperinciD. 0,87 A E. l A. Bila Y merupakan simpangan vertikal dari sebuah benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dengan amplitudo A, maka :
1. Apabila sebuah benda bergerak dalam bidang datar yang kasar, maka selama gerakannya... A. gaya normal tetap, gaya gesekan berubah B. gaya normal berubah, gaya gesekan tetap C. gaya normal dan gaya gesekan
Lebih terperinci