SKRIPSI OLEH LINCE MARIANA RINU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI OLEH LINCE MARIANA RINU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN"

Transkripsi

1 PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MATERI POKOK IKATAN KIMIA PADA SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI OLEH LINCE MARIANA RINU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG

2 PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MATERI POKOK IKATAN KIMIA PADA SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan Kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH LINCE MARIANA RINU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG 2015 i

3 ii

4 iii

5 Tak akan ada kesempatan untuk mengubah masa lalu, tapi akan selalu ada kesempatan dimana aku dapat mengubah masa depan Skripsi ini Ku persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus, Bunda Maria dan St.Yosep 2. Orang tuaku tercinta Bapak Yohanes Rinu dan Mama Anastasia Gisi 3. Saudara/saudariku tersayang kakak Ani Rinu berserta suami tercinta kakak Lexi Lena dan Anjel Rinu, Adik Ningsih Rinu, Haris Nge a, serta Keponakan tercinta Alexa Rinu. 4. Teman-teman mahasiswa program studi kimia angkatan tahun Keluarga Besar HISKIWIRA 6. Almamater Tercinta UNWIRA iv

6 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala berkat dan penyertaannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Kepercayaan Diri Siswa Terhadap Hasil Belajar Kimia Dengan Menerapkan Pendekatan Scientific Materi Pokok Ikatan Kimia Pada Siswa Kelas X Mia 2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015. Penulis menyadari bahwa untuk membangun nalar serta inspirasi, dalam proposal ini terdapat banyak pihak yang membantu menyumbang waktu, tenaga, serta ide dan tindakan nyata yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam dengan kerendahan hati yang tulus dan ikhlas penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada: 1. P. Yulius Yasinto, SVD, M.Sc. Selaku Rektor Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. 2. Bapak Dr. Damianus Talok, MA, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pedidikan UNWIRA Kupang. 3. Ibu Vinsensia H. B. Hayon, S.Pd, M.Pd.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia, Pembimbing I, sekaligus sebagai Pembimbing Akademik yang dengan usaha dan kesabarannya membantu, membimbing, dan memberikan masukan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Ibu Yanti Rosinda Tinenti, S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing II yang dengan usaha dan kesabarannya membantu, membimbing, dan memberikan masukkan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik v

7 5. Para dosen program studi pendidikan kimia, Bapak Drs. Aloysius M. Kopon, M.Si, Bapak Hironimus Tangi, M.Pd, Ibu Dra. Theresia Wariani, M.Pd, Ibu Faderina Komisia, M.Pd, Ibu Maria A.U.Leba, S.Pd, Ibu Maria Tukan, S.Pd, M.Pd, Ibu Yustina D.S. Lawung, S.Pd, M.Pd yang telah mendidik dan membimbing penulis. 6. Para pegawai Tata Usaha (TU) khususnya pada program studi pendidikan kimia; Bapak Leonardus Arong yang telah banyak membantu demi kelancaran proses administrasi. 7. Kepala SMA Negeri 5 Kupang, Drs. Ruben Kalli, Bapak Drs.Aloysius Muda, Ibu Genoveva Wunga, S.Pd dan semua Bapak/Ibu guru dan staf SMA Negeri 5 Kupang yang sudah menerima dan membantu penulis selama melakukan penelitian. 8. Seluruh siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang yang telah membantu penulis selama penelitian. 9. Orang tua tercinta, Bapak Yohanes Rinu dan Ibu Anastasia Gisi yang senantiasa mencintai dan menyanyangi serta memberi motivasi dan dukungan kepada penulis dalam studi hingga penulisan skripsi ini. 10. Kakak tercinta Ani Rinu, Lexi Lena, Anjel Rinu, Nong Ulu, yang selalu menyayangi dan mencintai serta memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam studi hingga penulisan skripsi ini. 11. Adik tersayang Ningsih Rinu, adik Haris Ngea, ponakan tercinta Alexa Rinu serta semua keluarga yang selalu menyayangi dan mencintai penulis dalam studi hingga penulisan skripsi ini. vi

8 12. Opa Petrus Siga (Alm), Opa Yoseph Nge a (Alm), Opa Benediktus Lena, Oma Maria Seo, Oma Katarina Wawo, Mama Lina, Mama welu, Bapak Polus Waghe, yang selalu menyayangi dan mencintai serta memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam studi hingga penulisan skripsi ini. 13. Sahabat-sahabat tercinta; Yola Lawi, Nia Genoveva, Anitha Siga, Rince Tosi, Meylen Amtiran, Vensy Jenian, Serli Uba Ola, Ayu Sola, Nita Wora, Dira R. Niwa, Rati Wuwur, Ita Ola, Jela Thal, Erna Malo, Sani Bili, Ina Rina, Frans Mala, Us Jata, Aljauzi Kamarul, Heri Darsin, Hans De e, Wilhelmus Wae yang senantiasa membantu mengatasi kesulitan selama mengikuti proses perkuliahan dan menyusun skripsi ini. 14. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Kimia yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi selama menyusun skripsi ini. 15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung bagi kelancaran penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis melimpahkan banyak terima kasih. Semoga tulisan ini dapat menjadi sumbangan yang bermanfaat bagi para pembaca Kupang Penulis vii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... ii iii iv v vii x xi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 8 E. Batasan Istilah... 9 F. Batasan Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri B. Belajar dan Hasil Belajar C. Hubungan Kepercayaan Diri dengan Hasil Belajar Siswa D. Pengaruh Kepercayaan Diri dengan Hasil Belajar Siswa E. Pendekatan Pembelajaran Scientific F. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran G. Karakteristik Pembelajaran Kimia H. Penelitian yang Relevan viii

10 I. Kerangka Berpikir J. Hipotesis Penelitian BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Subjek Penelitian C. Populasi dan Sampel Penelitian D. Desain Penelitian E. Variabel penelitian F. Defenisi Operasional Karakteristik yang Diamati G. Perangkat yang Digunakan H. Instrumen Pembelajaran I. Teknik Pengumpulan Data J. Teknik Analisis Data K. Matriks Metode Penelitian BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Data B. Pembahasan BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Data Nilai rata-rata Kimia Materi Pokok Ikatan Kimia SMA Negeri 5 Kupang... 3 Tabel 2.1 Langkah-langkah Pendekatan Scientific Tabel 2.2 Konfigurasi Elektron Dari Setiap Unsur Gas Mulia Tabel 2.3 Lambang Struktur Lewis Tabel 3.1 Waktu Penelitian Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Terhadap Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Tabel 3.3 Konversi Kompetensi Aspek Sikap Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Kepercayaan Diri Tabel 3.5 Skala Penilaian Angket Kepercayaan Diri Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Korelasi Tabel 3.7 Matriks Metode Penelitian Tabel 4.1 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran terhadap Pendekatan Scientific Tabel 4.2 Indikator observasi Aspek Spiritual (KI-1) Tabel 4.3 Indikator Angket Spiritual (KI-1) Tabel 4.4 Indikator Observasi Aspek Sosial (KI-2) Tabel 4.5 Indikator Angket Aspek Sosial (KI-2) Tabel 4.6 Ketuntasan Indikator Diskusi (KI-3) Tabel 4.7 Ketuntasan Indikator Kuis (KI-3) x

12 Tabel 4.8 Ketuntasan Indikator Tugas Rumah (KI-3) Tabel 4.9 Ketuntasan Indikator Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda (KI-3) Tabel 4.10 Ketuntasan Indikator Tes Hasil Belajar Essay (KI-3) Tabel 4.11 Ketuntasan Indikator Aspek Psikomotor(KI-4) Tabel 4.12 Indikator Keterampilan Aspek Portofolio (KI-4) Tabel 4.13 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Spiritual (KI-1) Tabel 4.14 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Sosial (KI-2) Tabel 4.15 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-3) Tabel 4.16 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Psikomotor (KI-4) Tabel 4.17 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Portofolio (KI-4) Tabel 4.18 Ketuntasan Hasil Belajar KI-4 Secara keseluruhan Tabel 4.19 Ketuntasan Hasil Belajar Keseluruhan Tabel 4.20 Analisis Kepercayaan Diri Siswa terhadap Pembelajaran Tabel 4.21 Kepercayaan Diri dan Hasil Belajar Siswa Tabel 4.22 Kepercayaan Diri Siswa dan Hasil Belajar Siswa xi

13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 01 Silabus Lampiran 02 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 03 Bahan Ajar Siswa (BAS) Lampiran 04 Lembar Diskusi Siswa (LDS) Lampiran 05 Lembar Kerja Siswa (LKS) Lampiran 06 Kuis Lampiran 07 Tugas Rumah Lampiran 08 Kunci Jawaban Lembar Diskusi Siswa (LDS) Lampiran 09 Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Lampiran 10 Kunci Jawaban Kuis Lampiran 11 Kunci Jawaban Tugas Rumah Lampiran 12 Lembar Kisi-Kisi Diskusi Lampiran 13 Lembar Kisi-Kisi Kuis Lampiran 14 Lembar Kisi-Kisi Tugas Rumah Lampiran 15 Lembar Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Lampiran 16 Lembar Pengamatan dan Angket Spritual (KI-1) Siswa Lampiran 17 Lembar Pengamatan dan Angket Aspek Sosial (KI-2) Siswa Lampiran 18 Lembar Pengamatan Aspek Keterampilan (KI-4) Siswa Lampiran 19 Lembar Validasi Angket Kepercayaan Diri Siswa Lampiran 20 Lembar Pengamatan Kemampuan Guru xii

14 Terhadap Pengelolaan Pembelajaran Scientific Lampiran 21 Hasil Perhitungan dan Pengamatan Terhadap Pengelolaan Pembelajaran Yang Menerapkan Pendekatan Pembelajaran Scientific Lampiran 22 Matriks Hasil Pengamatan Afektif Observasi (KI-1) Siswa Kelas X Mia 2 SMA Negeri 5 Kupang Lampiran 23 Lembar Angket Aspek Spritual (KI-1) Siswa Kelas X Mia 2 SMA Negeri 5 Kupang Lampiran 24 Matriks Observasi Sikap KI-2 Siswa Kelas X Mia 2 SMA Negeri 5 Kupang Lampiran 25 Matriks Hasil Angket Sikap Sosial ( KI-2 ) Siswa Kelas X Mia 2 SMA Negeri 5 Kupang Lampiran 26 Matriks Data Rekapan Hasil Nilai Diskusi Siswa Secara Keseluruhan Kelas X Mia 2 SMA Negeri Kupang Lampiran 27 Matriks Data Rekapan Nilai Kuis Siswa Secara Keseluruhan Kelas X Mia 2 SMA Negeri 5 Kupang Lampiran 28 Matriks Data Rekapan Nilai Tugas Siswa Secara Keseluruhan Kelas X Mia 2 SMA Negeri 5 Kupang Lampiran 29 Matriks Data Rekapan Penilaian Pengetahuan (KI- 3) Siswa Kelas X Mia 2 SMA Negeri 5 Kupang Lampiran 30 Data Rekapan Hasil Nilai Aspek Psikomotor Siswa Kelas X Mia 2 SMA Negeri 5 Kupang xiii

15 Lampiran 31 Data Rekapan Penilaian Portofolio Pada Siswa Kelas X Mia 2 SMA Negeri 5 Kupang Lampiran 32 Data Rekapan Kepercayaan Diri dan Hasil Belajar Siswa Lampiran 33 Perhitungan Statistik xiv

16 ABSTRAK PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK IKATAN KIMIA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC PADA SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh Lince Mariana Rinu, Vinsensia H.B.Hayon, S.Pd, M.PdSi, Yanti Rosinda Tinenti, M.Pd Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai target tertentu. Pendekatan pembelajaran scientific merupakan suatu pendekatan dimana siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, mengkomunikasikan, dan menilai, dengan maksud agar menyusun pengetahuan mereka sendiri. Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana efektifitas penerapan pendekatan scientific terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok ikatan kimia pada siswa kelas X MIA 2 semester ganjil SMA Negeri 5 Kupang? (2) Bagaimana kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar pada siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015? (3) Adakah hubungan kepercayaan diri dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific terhadap hasil belajar kimia materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015? (4) Adakah pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar kimia melalui penerapan pendekatan scientific pada materi ikatan kimia pada siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015? Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1) mengetahui efektivitas penerapan pendekatan pembelajaran scientific terhadap hasil belajar pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 kupang tahun pelajaran 2014/2015, (2) mengetahui kepercayaan diri siswa melalui pendekatan scientific kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015, (3) mengetahui hubungan kepercayaan diri dalam proses pembelajaran melalui pendekatan scientific terhadap hasil belajar siswa materi ikatan kimia pada siswa kelas X MIA 2 semester ganjil SMA Negeri 5 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015, (4) mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar kimia melalui penerapan pendekatan scientific materi ikatan kimia pada siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif - asosiatif dengan sampel penelitian siswa/i kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang yang berjumlah 25 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, lembar observasi dan lembar angket aspek spiritual (KI-1), lembar observasi dan lembar angket aspek sosial (KI-2), lembar kisi-kisi diskusi, kuis, tugas rumah, dan lembar kisi-kisi tes hasil belajar pilihan ganda dan tes hasil belajar essay (aspek pengetahuan atau KI-3), lembar penilaian praktek, lembar penilaian portofolio (aspek keterampilan atau KI-4) dan lembar angket kepercayaan diri siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa: Efektifitas penerapan pendekatan scientific materi pokok ikatan kimia pada siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 kupang tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu: (1) Kemampuan guru dalam mengelola pelaksanaan pembelajaran termasuk kategori baik dengan skor sebesar 3,50. (2) Ketuntasan IHB (Indikator Hasil Belajar) obsevasi aspek spiritual (KI-1) sebesar 0,83 dan angket aspek spiritual sebesar 0,82. Ketuntasan IHB observasi aspek sosial (KI-2) sebesar 0,82 dan ketuntasan IHB angket aspek sosial sebesar 0,80. Sedangkan ketuntasan IHB aspek pengetahuan (KI-3) yang meliputi ketuntasan indikator diskusi sebesar 0,79, ketuntasan indikator kuis sebesar 0,89, ketuntasan indikator tugas rumah sebesar 0,80, ketuntasan IHB pilihan ganda sebesar 0,80 dan ketuntasan IHB essay 0,87. Ketuntasan indikator aspek keterampilan (KI-4) yang meliputi indikator praktek sebesar 0,78 dan indikator portofolio sebesar 0,88. Ketuntasan hasil belajar meliputi: (1) ketuntasan hasil belajar aspek spiritual (KI-1) sebesar 83,72, (2) Ketuntasan hasil belajar aspek sosial (KI-2) sebesar 78,48, (3) Ketuntasan hasil belajar pengetahuan (KI-3) sebesar 79, (4) Ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan (KI-4) sebesar 78,28 dan (5) Rata-rata ketuntasan hasil belajar secara keseluruhan sebesar 81,24. Ratarata kepercayaan diri siswa adalah 85,08 berada pada klasifikasi rata-rata (normal), sedangkan kriteria interpretasi kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar berada pada taraf kuat sebesar 4,08 dengan kategori baik. Terdapat hubungan yang cukup kuat antara kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar siswa dimana t hitung t tabel dengan t hitung = 4,146 dan t tabel = 0,413, maka Ha diterima dan H 0 ditolak. (8) Terdapat pengaruh antara kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar siswa dimana nilai F hitung F tabel atau 5,439 4,26. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan scientific baik untuk diterapkan pada siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang materi pokok ikatan kimia. xv

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan askes masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan Negara Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945). Sejalan dengan itu, pasal 28 ayat (1) UUD 1945 mengatakan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya. Amanat tersebut dipertegas oleh pasal 31 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap warga berhak mendapatkan pendidikan, (Fadjar, 2007:1). Pendidikan bukan sekedar mengajar atau mentransfer pengetahuan, atau semata mengembangkan aspek intelektual, melainkan untuk mengembangkan karakter, moral, nilai-nilai, dan budaya siswa. Oleh karena itu, untuk meningkatkan harkat dan martabat sebuah bangsa pada era global ini, tidak ada jalan lain kecuali dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali dilakukan perubahan dan perbaikan kurikulum. Perubahan kurikulum tersebut didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termaksud penyempurnaan kurikulum dari kurikulum 2006 KTSP menjadi kurikulum Nuh, (Kurniasih dan Sani, 2013:3) menegaskan bahwa kurikulum 2013 lebih 1

18 ditekankan pada kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan, (Kurinasih & Sani, 2013:3). Pembaharuan kurikulum bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Meningkatnya kualitas pendidikan dilihat dari hasil belajar yang baik, (Fadjar, 2007:15). Menurut Baharuddin & Wahyuni (2010: 14) belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai hasil latihan atau pengalaman. Morgan, dkk (Baharuddin & Wahyuni, 2010: 14) menyatakan bahwa belajar merupakan proses internal yang terjadi di dalam diri seseorang. Perubahan ini tidak terjadi karena adanya warisan genetik atau respon secara alamiah, kedewasaan, atau keadaan organisme yang bersifat temporer, seperti kelelahan, pengaruh obat-obatan, rasa takut, melainkan perubahan dalam pemahaman, perilaku, motivasi dan kepercayaan diri, (Soekamto & Winataputra dalam Baharuddin & Wahyuni, 2012:14). Menurut Pearce dalam Rahayu (2013:63) kepercayaan diri berasal dari tindakan, kegiatan, dan usaha untuk bertindak, bukannya menghindari keadaan dan bersifat pasif. Menurut Hakim dalam Rahayu (2013:63) kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap kelebihan yang dimilikinya dan membuat kemampuan untuk mencapai tujuan hidup. Kepercayaan diri pada umumnya berhubungan dengan efek trauma. Setelah mengalami trauma, anak kadang mengganggap bahwa telah terjadi perubahan negatif yang tidak bisa diperbaiki yang membuat hidup tidak bisa normal lagi, (Geldard & Geldard, 2012:170). Kepercayaan diri yang tinggi 2

19 penting dimiliki oleh setiap siswa karena akan memudahkan siswa belajar dengan penuh keyakinan dan bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia (Genoveva Wunga, S.Pd) SMA Negeri 5 Kupang, mengatakan bahwa masih banyak siswa yang kurang percaya diri dalam diri mereka menyebabkan hasil belajarnya kurang baik. Sebagai contohnya siswa sering merasa kurangnya rasa percaya diri untuk mengerjakan soal di depan kelas, kurangnya rasa percaya diri untuk menjawab soal lisan yang diberikan oleh guru, merasa orang lain lebih mampu dari pada dirinya, kurangnya rasa percaya diri untuk mempresentasikan hasil belajar, kurangnya rasa percaya diri dalam penampilan, perilaku yang kurang mampu ini mengekspresikan pendapat para siswa sehingga siswa menganggap pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat menakutkan, dan menyebabkan hasil belajar kimia siswa menjadi rendah yang ditandai dengan nilai rata-rata ulangan harian pada kelas X tahun ajaran 2012/2013 dan 2013/2014 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan nilai KKM sekolah yaitu 76 (sumber: SMA Negeri 5 Kupang). Rendahnya hasil belajar siswa terhadap materi pokok ikatan kimia dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata ulangan siswa kelas X SMA Negeri 5 Kupang tahun ini berada dibawah KKM, yang ditunjukan melalui tabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Data Nilai rata-rata Kimia Materi Pokok Ikatan Kimia Nilai Tahun 2012 Tahun 2013 Terendah 64,00 68,00 Tertinggi 70,00 73,00 Rata-rata 67,00 70,5 (sumber : Hasil observasi di SMA Negeri 5 Kupang) 3

20 Dari data tabel 1.1, menunjukan bahwa hasil belajar siswa sangat rendah, oleh karena itu, perlu diterapkan pendekatan pembelajaran atau model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya melalui pendekatan Scientific. Pendekatan-pendekatan yang diterapkan guru SMA Negeri 5 Kupang adalah metode konvesional (ceramah), siswa ditempatkan tetap sebagai objek dari transfer ilmu guru, (Kurinasih & Sani, 2014:16). Mengingat bahwa siswa merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan maka diupayakan adanya pembenahan terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan optimalisasi hasil belajar siswa. Pendekatan scientific merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari adalah ilmu kimia. Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan alam dan sebagian besar pengetahuannya diperoleh dari penelitian dilaboratorium. Tetapi, saat ini kimiawan dapat menggunakan komputer untuk mengkaji struktur mikroskopik dan sifat-sifat kimia zat atau menggunakan peralatan elektronik yang canggih untuk menganalisis zat-zat polutan hasil buangan kendaraan atau untuk menganalisis zat-zat beracun yang terkandung di dalam 4

21 tanah. Pada awalnya, mempelajari kimia sama seperti mempelajari bahasa yang baru. Selain itu, beberapa konsepnya bersifat abstrak. Tetapi dengan ketekunan siswa dapat menyelesaikan pelajaran ini dengan berhasil dan menyenangkan (Chang,2004:4). Salah satu materi pokok dalam pelajaran kimia di SMA khususnya kelas X adalah ikatan kimia. Teori ikatan kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat maskrokopis. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antar atom dan ikatan kimia. Senyawa ikatan kimia banyak sekali manfaatnya dalam kehidupan bermasyarakat, untuk itu dalam pembelajaran guru diharapkan dapat menciptakan kondisi kelas yang kondusif yang dapat melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi serta memelihara perhatian dan semangat siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat memahami materi dengan baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan bermayarakat sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan diri dalam belajar kimia. Oleh karena itu, melalui pendekatan Scientific diharapkan dapat membuka wawasan siswa tentang manfaat dari senyawa ikatan kimia itu sendiri. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis berkeinginan melakukan penelitian dengan judul PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA SISWA 5

22 KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi masalah adalah 1. Bagaimana efektivitas penerapan pendekatan scientific terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 kupang tahun Pelajaran 2014/2015? a. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015? b. Bagaimana ketuntasan indikator hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015? c. Bagaimana ketuntasan hasil belajar kimia dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific materi pokok ikatan kimia pada siswa kelas X MIA 2 Semester Ganjil SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015? 6

23 3. Adakah hubungan kepercayaan diri dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific terhadap hasil belajar kimia pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015? 4. Adakah pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar kimia pada materi ikatan kimia siswa kelas X MIA 2 Semester Ganjil SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui efektivitas penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 kupang tahun pelajaran 2014/2015. a. Mengetahui kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia reaksi siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015. b. Mengetahui ketuntasan indikator hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi ikatan kimia pada siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015. c. Mengetahui ketuntasan hasil belajar kimia dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi ikatan kimia 7

24 siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/ Mengetahui kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/ Mengetahui hubungan kepercayaan diri terhadap pembelajaran pada materi ikatan kimia siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/ Mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar kimia dengan menerapkan pendekatan scientific pada materi ikatan kimia siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain: 1. Bagi sekolah Sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. 2. Bagi guru-guru selaku pendidik Sebagai strategi pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, serta membantu guru menciptakan kegiatan belajar yang menarik. 3. Bagi siswa Dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam belajar sainssehingga siswa lebih mendalami konsep yang sedang dipelajari dan mampu mengaitkan 8

25 materi yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari, serta aktif mengajukan pendapat, bertanya, menyanggah pendapat, dan menjawab pertanyaan selama pembelajaran berlangsung. 4. Bagi peneliti Digunakan untuk menambah pengetahuan dalam membekali diri, sebagai calon guru kimia yang memperoleh pengalaman penelitian secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan model sebagai guru dalam mengajar. E. Batasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah yang digunakan antara lain: 1. Pengaruh adalah efek atau akibat yang diberikan variabel bebas yakni kepercayaan diri kepada variabel terikat yakni hasil belajar, (Sudjana, 2011:78). 2. Scientific merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hokum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan, mengajukan atau merumuska hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Kurinasih & Sani, 2013:3). 3. Kepercayaan Diri adalah keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan membuat kemampuan untuk mencapai berbagai tujuan hidup, (Rahayu, 2013:63). 9

26 4. Hasil belajar adalah keberhasilan yang diperoleh siswa dalam materi pembelajaran disekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes. Hasil belajar tersebut mencakup tiga aspek yaitu, aspek kognitif, aspek sikap, dan aspek keterampilan (Slameto, 2012). F. Batasan Penelitian Mengingat luasnya permasalahan yang akan diteliti dan juga adanya keterbatasan waktu maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut. 1. Dalam penelitian ini di terapkan pokok bahasan ikatan kimia. 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas X Mia 2 SMA Negeri 5 Kupang 2014/ Dalam penelitian ini, kepercayaan diri siswa mencakup kepercayaan diri dalam lingkungan sekolah. 10

27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri Belajar Kimia 1. Pengertian Kepercayaan Diri Hampir setiap orang mengalami krisis kepercayaan diri dalam kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Padahal kepercayaan diri merupakan modal dasar keberhasilan di segala bidang. Krisis kepercayaan dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah rasa percaya diri yang tidak dipupuk sejak dini. Hilangnya rasa kepercayaan diri menjadi sesuatu yang amat mengganggu terlebih ketika dihadapkan pada tantangan atau situasi baru, (Rahayu, 2013:61). Rasa percaya diri merupakan keyakinan seseorang kemampuan yang dimiliki untuk menampilkan perlaku tertentu atau untuk mencapai target tertentu, (Adywibowo Inge, 2010:40). Menurut Hakim dalam jurnal Studi Pre-Ekperimental, yaitu percaya diri setiap orang merupakan salah satu kekuatan jiwa yang sangat menentukan berhasil tidaknya orang tersebut dalam mencapai berbagai tujuan hidupnya. Secara khusus, Pearce (2005:110) mengemukakan bahwa kepercayaan diri berasal dari tindakan, kegiatan, dan usaha untuk bertindak bukannya menghindari keadaan dan bersifat pasif. Pernyataan tersebut kemudian di perkuat oleh Hakim dalam Rahayu (2012:70) yang menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan 11

28 keyakinan seorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan membuat kemampuan untuk mencapai berbagai tujuan hidup. Menurut Sartika Pradipta (2014:47) percaya diri merupakan keyakinan pada kemampuan dan penilaian sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. Kepercayaan diri merupakan kemampuan mengambil tindakan yang tepat dan efisien, walaupun akan terlihat sulit pada saat tertentu, (Yeung Rob, 2014:21). Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah evaluasi diri seseorang sehingga dapat meyakini kemampuannya dalam melakukan tindakan untuk mencapai kebahagiaan dirinya. Kepercayaan diri merupakan dasar dari motivasi untuk berhasil. 2. Ciri-ciri Kepercayaan Diri Menurut Adywibowo Inge, (2010:40) setiap insan memiliki rasa kepercayaan diri yang berbeda. Ada yang tinggi rasa kepercayaan dirinya, ada pula yang rendah. Ada ciri-ciri yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, yaitu:. a) Lebih independen, b) Tidak bergantung pada orang lain c) Mampu memikul tanggung jawab yang diberikan d) Bisa menghargai diri dan usahanya sendiri e) Tidak mudah mengalami rasa frustrasi 12

29 f) Mampu menerima tantangan atau tugas baru g) Memiliki emosi yang lebih hidup tetapi tetap stabil h) Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain 3. Jenis-Jenis Kepercayaan Diri Menurut Sartika Pradipta (2014:47) didalam kepercayaan diri terdapat 2 jenis kepercayaan diri, yaitu: a. Percaya Diri Lahir Percaya diri lahir membuat individu harus dapat memberikan pada dunia luar bahwa ia akan dirinya sendiri yaitu melalui pengembangan keterampilan dalam bidang-bidang tertentu. Keterampilanketerampilan tersebut diantaranya sebagai berikut: 1) Komunikasi Keterampilan komunikasi menjadi dasar yang baik bagi pembentukan sikap percaya diri, menghargai pembicaraan orang lain, berani berbicara didepan umum, dan mahir dalam berdiskusi. 2) Ketegasan Sikap tegas dalam melakukan suatu tindakan juga diperlukan, agar kita terbiasa untuk menyampaikan aspirasi, keinginan serta membela hak kita dan menghindari terbentuknya perilaku agresif dan pasif dalam diri. 3) Penampilan Diri Seseorang yang percaya diri selalu memperhatikan penampilan dirinya, baik dari gaya pakaian, aksesoris dan gaya hidupnya tanpa 13

30 terbatas pada keinginan untuk selalu ingin menyenangkan orang lain. 4) Pengendalian Diri Pengendalian perasaan juga diperlukan dalam kehidupn kita sehari-hari. Dengan mengelola perasaan dengan baik, maka kita akan membentuk suatu kekuatan besar yang pastinya menguntungkan individu tersebut. b. Percaya Diri Batin Kepercayaan diri dapat dketahui melalui cirri-ciri utamanya, antara lain: 1) Cinta Diri Orang yang cinta diri merupakan orang yang bisa mencintai, menghargai diri sendiri dan orang lain. Mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan secara wajar dan selalu menjaga kesehatan diri. Mereka juga ahli dalam bidang tertentu, sehingga kelebihan yang dimiliki dapat dibanggakan. hal ini yang menyebabkan individu tersebut menjadi percaya. 2) Pemahaman Diri Orang yang percaya diri batin sangat sadar diri, mereka selalu introspeksi diri agar setiap tindakan yang dilakukan tidak merugikan orang lain. 14

31 3) Tujuan yang Jelas Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya, maka dari itu mereka mempunyai alasan dan pemikiran yang jelas dari tindakan yang mereka lakukan serta hasil apa yang mereka dapatkan. 4) Pemikiran yang Positif Orang yang percaya biasanya merupakan teman yang menyenagkan, salah satu penyebabnya adalah mereka terbisa melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan mereka yang mengharapkan serta mencari pengalaman dan hasil yang bags. 4. Aspek-aspek Kepercayaan Diri Orang yang memiliki rasa percaya diri akan merasa yakin dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga bias menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Individu yang memiliki rasa percaya diri akan senantiasa bertanggung jawab atas setiap keputusan yang diambilnya (Sarastika Pradipta, 2014:49-50). Berikut ini adalah beberapa aspek yang terkaut dengan rasa percaya diri, yaitu: a. Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap positif mengenai dirinya bahwa ia paham dengan apa yang dilakukannya. b. Optimis, yaitu selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan, dan kemampuannya. c. Bertanggung jawab, yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. 15

32 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri Menurut Sarastika Pradipta (2014:51) kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: a. Faktor internal, meliputi: 1) Konsep Diri Terbentuknya kepercayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. 2) Harga Diri Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. 3) Kondisi Fisik Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. 4) Pengalaman Hidup Kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman. Pengalaman hidup yang mengecewakan adlah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. b. Faktor eksternal 1) Pendidikan Tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. 16

33 2) Pekerjaan Bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta kepercayaan diri seseorang. 3) Lingkungan dan Pengalaman hidup Dukungan yang baik diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota keluarga yang seling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan kepercayaan diri yang tinggi. Pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman pribadi yang dialami seeseorang dalam perjalanan hidupnya. Sebaliknya pemenuhan kebutuhan psikologis yang dialami seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak-kanan akan menyebabkan individu kurang percaya diri. 6. Karakteristik Kepercayaan Diri Menurut Rahayu (2013:77-78) siswa selalu menemukan hal baru yang sulit dipahaminya. Siswa terkadang mengalami hambatan aktivitas karena ketidaksiapan dalam menghadapi kejadian atau situasi baru. Pergaulan dengan teman-teman atau guru di sekolah dapat menimbulkan masalah bagi siswa yang disebabkan oleh hambatan psikis dalam dirinya. Berbagi masalah yang dihadapi siswa erat kaitannya dengan berlangsungnya proses penyesuaian sosial yang berkelanjutan. Siswa pun dilatih dalam mengembangkan sikap, mengenali dan mengatasi berbagai masalah, serta diberi pengertian bahwa sebagian masalah dapat dipecahkan guna kepentingan yang baik. Kepercayaan diri siswa dapat 17

34 diamati dalam berbagai kegiatan siswa, baik secara individual maupun kelompok. Adanya kepercayaan diri pada diri setiap siswa dapat dilihat dari berkurangnya ketergantungan siswa pada orang lain. Jika siswa diberikan instruksi oleh guru, siswa dapat melakukannya dengan baik tanpa meminta bantuan dari orang lain. B. Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Menurut Baharuddin & Wahyuni (2012:1) belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai lahir sampai akhir hayat. Menurut Gallowing dalam Ekawarna (2010:43) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan faktor-faktor lain. Slameto, (2013:2) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar suatu proses manusia untuk memperoleh tingkah laku yang relatif tetap. 2. Ciri-ciri Belajar Dari beberapa definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu: 18

35 (a) Perubahan tingkah laku, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. (b) Perubahan perilaku, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah ubah. (c) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial. (d) Perubahaan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. (e) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku. 3. Prinsip prinsip belajar Didalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut, (Soekamto & Winataputra dalam Baharuddin & Wahyuni, 2012:14). (a) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif. (b) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. (c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar. 19

36 (d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti. (e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tangung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya. 4. Hasil Belajar Menurut Gagne dan Drisclool dalam Ekawarna (2010:40) hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat di amati melalui penampilan siswa. Menurut Dick dan Reiser dalam Ekawarna (2010) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatab pembelajaran, yang terdiri atas empat macam, yaitu: a) Pengetahuan b) Keterampilan c) Intelektual d) Keterampilan motorik dan sikap Berdasarkan definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar a. Faktor Internal Menurut Baharuddin & Wahyuni (2012:19) faktor-fakor yang mempengaruhi hasil belajar terbagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan. 20

37 1) Faktor Jasmaniah a) Faktor kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit, kesehatan adalah keadaan atau hal sehat, kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. b) Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki dan patah tangan, lumpuh dan lain-lain. b. Faktor Psikologis 1) Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. 2) Perhatian Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang 21

38 dipelajari jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga siswa tidak lagi suka belajar. 3) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh keputusan. 4) Bakat Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik, akan lebih cepat mengetik dibanding dengan orang lain yang kurang/tidak barbakat. 5) Motif Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya. 22

39 6) Kematangan Kematangan adalah satu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus. Untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. 7) Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. c. Faktor Kelelahan Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dari lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanana sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. d. Faktor Eksternal Terbagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. 23

40 1. Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan, dan lain-lain. 2. Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah, dan lain-lain. 3. Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Adapun yang mempengaruhi belajar anak terkait dengan masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan atau strategi kognitif yang baru dan di peroleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran. 24

41 C. Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Hasil Belajar Dalam perkembangan pendidikan akhir-akhir ini dapat dilihat bahwa peranan faktor psikologis dalam mencapai hasil belajar begitu besar. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa hasil belajar seorang siswa juga dipengaruhi oleh kepercayaan diri siswa itu sendiri. Ada banyak aspek-aspek dari kepribadian yang memang sangat mempengaruhi sikap siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik adalah kepercayaan diri. Bila seorang siswa memiliki kepercayaan diri yang kuat maka dia akan memiliki pikiran yang positif terhadap hasil belajar, tidak takut pada kekalahan, memiliki dorongan yang kuat untuk berbuat lebih baik dari sebelumnya, dan percaya pada potensi yang dimiliki, sehingga siswa tersebut tidak mengalami kecemasan-kecemasan yang dapat mengganggunya dalam belajar. Tingkat kepercayaan diri yang dimiliki siswa inilah yang merupakan aspek psikologis lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Setiap kali seorang siswa akan ditantang untuk dapat menjadi yang terbaik di sekolahnya baik dari sisi akademik maupun prestasi yang lain. Untuk itu mutlak bagi seorang siswa memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Kepercayaan diri merupakan modal utama seorang siswa untuk dapat maju, karena pencapaian hasil yang tinggi itu sendiri harus dimulai dengan percaya bahwa ia dapat dan sanggup melampaui hasil yang pernah dicapainya. Tanpa memiliki kepercayaan diri yang penuh, seorang siswa 25

42 tidak akan dapat mencapi prestasi yang tinggi. Kemampuan menyelesaikan tugas pada siswa, dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan dirinya yang merupakan salah satu dari sifat kepribadian seseorang. Sifat kepribadian ini bukan faktor bawaan, tetapi diperoleh dari pengalaman hidup, diajarkan dan ditanamkan orang lain yang terdekat atau dari lingkungan sekitarnya. Tingkah laku manusia banyak dikendalikan oleh sikap, pendapat dan orang yang hidup di dalam masyarakat, ditambah dengan pengalaman yang diperoleh bertahun-tahun. Semua ini membentuk sifat-sifat pribadi serta mempengaruhi pikiran dan tingkah laku seseorang. D. Pengaruh Kepercayaan Diri Dengan Hasil Belajar Salah satu aspek pembelajaran yang menunjukkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah tingkat kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan diri secara umum merupakan bagian penting dan karakteristik kepribadian seseorang yang dapat memfasilitasi kehidupan seseorang. Kepercayaan diri dapat dibentuk melalui interaksi individu dengan lingkungan atau aktifitas dengan orang lain. Kepercayaan diri berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki oleh seseorang. Kurangnya kepercayaan diri siswa terahadap kemampuan dirinya dapat berpengaruh terhadap hasil yang diperolehnya, karena siswa banyak menggantungkan pencapaian hasil belajarnya pada orang lain atau sarana tertentu dan bukan kemampuan dirinya sendiri. 26

43 Hasil belajar siswa merupakan hasil belajar yang dapat dicapai pada saat melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan siswa atas berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatihkan sehingga dapat diperoleh gambaran tentang pencapaian program pendidikan secara menyeluruh (Soedarto dalam Wicaksono, 2009: 23). Pengaruh kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran terhadap hasil belajar siswa merupakan pengaruh kepercayaan diri siswa akan kemampuan yang dimilikinya dalam proses pembelajaran kimia terhadap hasil belajar yang baik. E. Pendekatan Scientific 1. Pengertian Pendekatan Scientific Pendekatan scientific merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Kurniasih & Sani, 2014:29). Upaya penerapan pendekatan scientific atau ilmiah dalam proses pembelajaran sering disebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dan keberadaan kurikulum 2013, yang tentunya menarik untuk dipelajari. Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya 27

44 proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan Scientific atau ilmiah dalam proses pembelajaran sering disebut sebagai cirri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan kurikulum 2013, (Kurniasih & Sani, 2014:29). 2. Karakteristik Pendekatan Scientific Pembelajaran dengan pendekatan scientific memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Berpusat pada siswa. b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum, atau prinsip. c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. d. Dapat mengembangkan karakter siswa. 3. Tujuan Pendekatan Scientific Tujuan pembelajaran dengan pendekatan scientific didasarkan pada keunggulan pendekatan. Beberapa tujuan pembelajaran dengan melalui pendekatan scientific adalah: a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tinggi siswa. b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. 28

45 c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan. d. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide khususnya dalam menulis artikel ilmiah. e. Untuk mengembangkan karaktek siswa. 4. Prinsip-prinsip Pendekatan Scientific Beberapa prinsip pendekatan scientific dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran berpusat pada siswa. b. Pembelajaran terhindar dari verbalisme. c. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. d. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa. e. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru. f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi. 29

46 5. Langkah-langkah Pendekatan Scientific Tabel 2.1 Langkah-langkah pendekatan Scientific No Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Belajar Dengan Pendekatan Scientific 1 Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) 2 Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati untuk atau pertanyaan mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. 3 Mengumpulkan Data Melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek atau kejadian, aktivitas, wawancara dengan nara sumber. 4 Mengasosiasi a. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan data atau eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambahkan keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai Kompetensi Yang Dikembangkan Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi, Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. 30

47 sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. 5 Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. (Sumber: Kurinasih & Sani, 2013: 32) 6. Teori Belajar Pendukung Pendekatan Scientific Pendekatan scientific sangat relevan dengan tiga teori belajar, yaitu: a. Teori Belajar Bruner Teori belajar bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar bruner. Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknikteknik dalam melakukan penemuan adalah ia memberi kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. b. Teori Belajar Piaget Teori belajar piaget berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema. Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual 31

48 beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skema tidak pernah berhenti berubah, skema seorang anak akan berkembang menjadi skema orang dewasa. Piaget (dalam Carin & Sun, 1975) mengemukakan bahwa pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi kecuali siswa dapat beraksi secara mental dalam bentuk asimilasi dan akomodasi terhadap informasi atau stimulus yang ada disekitarnya. c. Teori Belajar Vygotsky Vygotsky mengemukakan bahwa pembelajaran terjadi apabila siswa belajar atau bekerja menangani tugas tugas yang belum dipelajari. Teori Vygotsky dalam kegiatan pembelajaran disebut juga perancahan, dimana perancahan mengacu kepada bantuan yang akan diberikan teman sebaya atau orang dewasa yang lebih kompeten, yang berarti memberikan sejumlah besar dukungan kepada anak selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan kepada anak itu untuk mengambil tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu melakukannya sendiri. F. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Kompetensi guru yang dimaksud dalam pasal 8 UU Guru meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dankompetensi professional yang dimiliki melalui pendidikan profesi; yang dijabarkan sebagai berikut (Wahidmurni dalam sare 2013 : 32 ): 32

49 1. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik guru berkaitan dengan kemampuan guru untuk mengelolah program pembelajaran didalamnya mencakup kemampuan untuk mengelaborasi kemampuan siswa, merencanakan program pembelajaran, melaksanakan program pembelajaran, dan mengevaluasi program pembelajaran. Dalam mengelola pembelajaran di kelas seorang guru harus mampu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran (Depdiknas, 2008: 3). 1) Perencanaan Pembelajaran Dalam suatu pembelajaran tentunya seorang guru melakukan suatu perencanaan pembelajaran sebagai berikut: a. Silabus Silabus sebagai acuan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, KI, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi dasar. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam aktivitas pembelajaran. 33

50 Komponen RPP antara lain: identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. c. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja siswa akan memuat: judul, KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian, indikator, tujuan, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan hasil. d. Bahan Ajar Siswa (BAS) Bahan Ajar Siswa adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 2) Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses pembelajaran, dimana guru menggunakan rencana pembelajaran yang telah disusunnya. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ini terdapat tiga kegiatan yang harus dilakukan yakni: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 34

51 a. Kegiatan pendahuluan 1. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran 2. Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah dipelajari oleh siswa yang berhubungan dengan materi baru yang akan dibelajarkan. 3. Menyampaikan topik, sub topik dan tujuan pembelajaran b. Kegiatan inti 1. Mengamati a) Guru meminta siswa untuk mengamati suatu fenomena. b) Memfasilitas terjadinya interaksi siswa antar siswa dengan guru berinteraksi sehingga siswa aktif, dengan menyiapkan informasi yang diperlukan kemudian di tanyakan kepada siswa. c) Membiasakan siswa membaca, menulis yang beragam. 2. Menanya a) Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir, menganalisis, dan bertindak tanpa rasa takut. 35

52 3. Mengumpulkan data a) Memfasilitasi siswa membuat laporan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupuun kelompok. b) Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; c) Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; d) Melakukan dan mengamati percobaan; 4. Mengasosiasi a) Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, data; 5. Mengkomunikasikan a. Menyajikan hasil analisis. b. Menyimpulkan hasil percobaan dan mempresentasikan dengan menggunakan bahasa yang benar. c. Kegiatan Penutup 1. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan, member tugas baik individual maupun kelompok. 3) Evaluasi Pembelajaran Evaluasi merupakan bagian dari proses pembelajaran yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran memiliki beberapa fungsi penting yaitu: 36

53 a. Sebagai alat guna mengetahui apakah siswa telah menguasai pengetahuan atau keterampilan yang telah diberikan oleh guru, b. Untuk mengetahui kelemahan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran, c. Mengetahui tingkat ketercapaian dalam kegiatan pembelajaran, d. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa, e. Sebagai sarana umpan balik bagi guru yang bersumber dari siswa. Alat yang digunakan dalam mengevaluasi siswa untuk mengetahui pengetahuan, kelemahan dan ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar perkembangan belajar siswa serta sebagai sarana umpan balik bagi guru yang bersumber dari siswa adalah sebagai berikut: a. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Kisi-kisi tes hasil belajar merupakan sinkronisasi antara indikator dan butir soal dan mengukur ketuntasan belajar siswa. b. Tes Hasil Belajar Tes Hasil Belajar (THB) merupakan salah satu alat untuk mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada siswa setelah berlangsung serangkaian proses pembelajaran. Selain itu tes hasil belajar dapat juga berupa soal-soal yang digunakan untuk mengevaluasi siswa setelah mempelajari suatu materi pokok tertentu. Tes hasil belajar ini disusun berdasarkan pada hasil perumusan tujuan pembelajaran. 37

54 2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian guru berkaitan dengan perilaku guru dalam kehidupannya. Guru dituntut memiliki perilaku mulia, sebab guru merupakan teladan bagi siswanya, atau bahkan masyarakat disekitarnya. Beberapa kemampuan kepribadian yang dimaksudkan adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi siswa. 3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial berkaitan dengan perilaku guru berinteraksi dengan lingkungan sosisalnya (siswa, teman sejawat, atasan, orang tua siswa, dan bahkan warga masyarakat dimana guru tinggal). Kemampuan sosial yang dituntut adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi, berinteraksi secara efektif dan efisisen dengan siswa, sesama guru, orang tua atau wali siswa, dan warga sekitar. 4. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional berkaitan dengan kemampuan guru akan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kemampuan ini diperoleh melalui jalur pendididkan sesuai dengan program yang ditempuhnya. Berkenaan dengan hal tersebut sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses meliput perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan 38

55 pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. G. Karakteristik Pembelajaran Kimia Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang erat kaitannya dengan bidang ilmu lain. Dalam kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan kimia. Berbagai produk diciptakan dari bahan-bahan yang mengandung komponen kimia yang dapat menjadi alat pemuas kebutuhan manusia itu sendiri. Sebagai salah satu bagian dari sains, pembelajaran kimia dapat menggunakan suatu pendekatan yang empiris untuk mencari kejelasan dari suatu fenomena yang harus dipelajari sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan. Materi dalam sains kimia SMA kelas X merupakan salah satu dari fenomena yang telah diketahui dan dipelajari oleh manusia, termasuk materi tentang ikatan kimia. Pemaparan materi ikatan kimia secara garis besar sebagai berikut: 1. Ikatan Kimia a. Kestabilan Unsur Di antara atom-atom di alam, hanya atom gas mulia yang stabil, sedangkan atom lain tidak. Atom-atom yang tidak stabil itu cenderung bergabung dengan atom lain untuk mendapatkan kestabilan. Pada dasarnya sifat unsur ditentukan oleh konfigurasi elektron. 39

56 Unsur Tabel 2.2 Konfigurasi Elektron dari Unsur-unsur Gas Mulia Nomor atom Kulit elektron K L M N O P Elektron valensi He Ne Ar Kr Xr Rn Dari konfigurasi elektron tersebut, Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa konfigurasi elektron atom-atom akan stabil bila jumlah elektron terluarnya dua ( duplet ) atau 8 (Oktet). Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia b. Kaidah Oktet dan Duplet Di alam materi umumnya terdapat dalam bentuk molekul, hanya sedikit saja yang berada dalam bentuk atom bebas. Ada yang terbentuk dari atom-atom sejuenis dan ada pula yang terbentuk dari atom-atom yang berbeda. Menurut G.N.Lewis dan W.Kossel unsurunsur gas mulia sukar bereaksi karena unsur-unsur tersebut sudah mencapai kestabilan, hal ini dikaitkan dengan konfigurasi nya. Gas mulia mempunyai konfigurasi penuh yang disebut konfigurasi oktet (mempunyai 8 valensi pada kulit terluar), kecuali helium dengan konfigurasi duplet (mempunyai 2 valensi pada kulit terluar). 40

57 Perhatikan konfigurasi elektron berikut : He = 2 Ne = 2 8 Ar = Kr = Xe = Rn = Oleh karena itu menurut mereka setiap atom dalam pembentukan senyawa membentuk konfigurasi yang stabil berdasarkan aturan duplet dan oktet, artinya untuk mencapai kestabilan maka atom-atom harus berikatan atau bergabung dengan atom-atom lainnya baik sejenis maupun tidak sejenis dalam satu ikatan kimia. Menurut Gilbert Lewis dan W.Kossel serta Albert Kossel mengungkapkan bahwa kestabilan unsur-unsur gas mulia disebabkan karena atom-atom gas mulia mempunyai konfigurasi elektron yang unik. 1. Unsur-unsur yang cenderung melepaskan Atom-atom unsur yang memiliki electron valensi dalam jumlah sedikit misalnya unsur golongan IA (kecuali), IIA dan IIIA memiliki kecenderungan mengikuti kaidah oktet dengan cara unsur-unsur tersebut melepaskan elektron valensi untuk membentuk ion positif. Unsur-unsur yang demikian disebut unsur elektropositif. 41

58 2. Unsur-unsur yang cenderung menerima Atom-atom yang memiliki valensi dalam jumlah banyak misalkan unsur golongan IVA, VA, VIA dan VIIA memiliki kecenderungan mengikuti kaidah oktet dengan cara, unsur-unsur tersebut menerima untuk membentuk ion negatif. Unsur-unsur demikian disebut unsur negatif. c. Struktur Lewis Struktur lewis adalah lambang atom disertai electron valensinya.lambang lewis biasanya diberi tanda titik atau silang. Lambang lewis untuk unsur-unsur periode kedua dan ketiga sebagai berikut: Tabel 2.3 Lambang Struktur Lewis Lambang Lewis unsur gas mulia menunjukan 8 elektron valensi yang terbagi dalam 4 pasangan. Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukan adanya elektron tunggal (elektron yang belum berpasangan). Struktur Lewis berguna untuk memahami penggunaan elektron bersama pada ikatan kovalen. 42

59 1. Pembentukan Ikatan Ion Pembentukan ikatan ion terjadi karena serah terima elektron dari suatu atom ke atom yang memiliki muatan berbeda sehingga terjadi gaya tarik menarik elektron. Ikatan ion terjadi antara atom yang mudah melepaskan elektron dengan atom yang mudah menangkap. Contoh: Na dan F membentuk NaF Na (2 8 1) Na + (2 8) + e F (2 7) + e F - (2 8) Na x F x Na F NaF Pembentukkan MgS 12Mg (2 8 2) Mg 2+ (2 8) + 2e 16S (2 8 6) + 2e S 2- (2 8 8) x Mg x S 2 2 x x Mg S MgS Pada ikatan ion antara golongan IIA dengan golongan VIIA, golongan IIA melepaskan 2 elektron sedangkan golongan VIIA menerima 1 elektron. Padahal jumlah elektron yang dilepaskan harus sama dengan jumlah elektron yang diterima, sehingga golongan VIIA harus dikalikan 2. 43

60 2. Ikatan Kovalen Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena penggunaan bersama pasangan oleh dua atau lebih atom yang berikatan sehingga memenuhi aturan oktet maupun duplet.atomatom yang berikatan kovalen adalah atom-atom nonlogam.ikatan kovalen terdiri dari kovalen tunggal, kovalen rangkap dua, dan kovalen rangkap tiga. a. Ikatan Kovalen Tunggal Adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama satu pasang. Contoh: Ikatan antara C dan H dalam molekul CH 4 6C, struktur Lewisnya C 1H, struktur lewisnya H x Ikatan kovalen tunggal H x H x C x H x H b. Ikatan Kovalen Rangkap Dua Adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama dua pasang. Ikatan ini digambarkan dengan dua garis lurus yang terjadi pada atom O 2, C 2 H 4, dan lain-lain. 44

61 Contoh: Ikatan antara atom O dengan atom O yang lain dalam molekul O 2 PEB O O xx xx O xx x x O atau O O c. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga PEI Ikatan kovalen rangkap 2 Adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama tiga pasang. Ikatan ini terjadi pada N 2, C 2 H 2 dan lain-lain. Contoh: N 2 mempunyai konfigurasi elektron untuk atom 5 N = 2 3, dan elektron valensinya = 3. dalam struktur lewis molekul N 2, atom N memiliki 3 elektron tidak berpasangan. Jika dua atom nitrogen berikatan, setiap elektron yang tidak berpasangan saling berikatan dan membentuk struktur lewis sebagai berikut: x N N N x N atau N N x xx PEI Ikatan kovalen rangkap 3 45

62 xx d. Penyimpangan Kaidah Oktet Penyimpangan ini dapat terjadi pada senyawa kovalen yang struktur Lewis tidak oktet. Misalnya pada senyawa BeH 2, BF 3, BCl 3, BH 3, NO dan NO 2, dimana atom Be, B dan N memiliki elektron kurang dari 8 serta molekul PF 5, PCl 5 dan SF 6 dimana atom P dan S memiliki elektron lebih dari 8. Contoh: Pembentukan molekul BCl 3. 5 Bdengan konfigurasi elektrron : 2 3 digambarkan B 17 Cl dengan konfigurasi elektron di gambarkan xx Cl x Penggambaran elektron untuk molekul BCl 3 adalah sebagai berikut : xx Cl xxxx xx x Cl xx xx Cl xx x B x xx Cl atau Cl B Cl xx xx 3. Ikatan kovalen koordinasi Ikatan kovalen koordinasi merupakan ikatan yang terbentuk antara ikatan atom logam dengan atom nonlogam.dalam ikatan ini terjadi pemakaian bersama dari salah satu unsur. Ikatan kovalen koordinasi dapat dicontohkan seperti di bawah ini. Amonia (NH 3 ) dapat bereaksi dengan boron triklorida (BCl 3 ) membentuk senyawa NH 3.BCl 3, bagaimanakah bentuk 46

63 ikatan antara dua molekul tersebut? Perhatikan rumus elektron dari NH 3 dan BCl 3 berikut ini. Pasangan elektron bebas belum oktet Atom N dalam NH 3 sudah oktet dan mempunyai sepasang elektron bebas. Di pihak lain, atom B dalam BCl 3 sudah memasangkan semua elektron valensinya, namun balum oktet. Seperti yang diketahui, atom N (dari NH 3 ) dan atom B (dari BCl 3 ) dapat berkaitan dengan menggunakan bersama pasangan elektron bebas dari atom N. Ikatan seperti itu kita sebut ikatan kovalen koordinasi atau ikatan semipolar. Dalam menggambarkan strukutr molekul, ikatan kovalen koordinat dinyatakan dengan garis berpanah dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron. Rumus elektron dan rumus struktur NH 3.BCl 3 sebagai berikut. Gambar. Pembentukan ikatan kovalen kordinasi dalam NH 3.BCl 3 H H H Cl.... N... + B..Cl Cl H H H. Cl... N... B..Cl Cl H atau H H N B Cl Cl.....Cl 47

64 4. Kepolaran Ikatan Kovalen a. Ikatan Kovalen Polar Kovalen Nonpolar Di atas, telah dijelaskan pengertian ikatan kovalen, yaitu ikatan yang terbentuk karena menggunakan sepasang bersama. Namun demikian, kedudukan pasangan milik bersama itu selalu simetris terhadap kedua atom yang berikatan. Pasangan akan lebih dekat kearah yang mempunyai keelektronegatifan lebih besar. Hal ini mengakibatkan polarisasi atau pengutupan ikatan. Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan yang memiliki kedudukan pasangan ikatan yang simetris dan terbentuk dari unsur yang memiliki muatan negatif secara homogeny. Ikatan kovalen polar adalah ikatan yang memiliki kedudukan pasangan ikatan yang tidak simetris dan terbentuk dari unsur yang memiliki muatan secara heterogen. b. Sifat-sifat Jenis Ikatan 1. Sifat senyawa ion dan kovalen a) Titik didih Titik didih senyawa kovalen relatif rendah sedangkan senyawa ion relatif tinggi. pada suhu kamar semua senyawa ion berupa zat padat, keras tidak rapuh. Senyawa kovalen, pada suhu kamar ada yang berupa 48

65 padatan dengan titik leleh yang relatif rendah, dan ada yang berupa larutan dan yang berupa gas. b) Kemudahan menguap Senyawa kovalen merupakan zat-zat volatil atau yang memiliki titik didih rendah, sehingga pada suhu kamar sudah cukup banyak yang menguap.sedangkan pada senyawa ionik tidak ada zat volatile. c) Kelarutan Senyawa ion cenderung larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut organik. Sedangkan kebanyakan senyawa kovalen tidak larut dalam air, mereka lebih mudah larut dalam pelarut organik. d) Daya hantar listrik Senyawa ion padat tidak menghantarkan listrik, akan tetapi, jika senyawa ion dipanaskan hingga meleleh, maka dalam bentuk lelehan senyawa itu merupakan penghantar arus listrik. Sedangkan senyawa ion yang juga dapat menghantarkan listrik jika dilarutkan dalam air dan senyawa kovalen tidak dapat menghantarkan listrik baik dalam bentuk padatan maupun lelehan.beberapa senyawa kovalen dapat menghantarkan listrik jika dilarutkan dalam air. 49

66 5. Bentuk Molekul Bentuk molekul yaitu kedudukan atom-atom dalam molekul. Geometri molekul dapat diramalkan berdasarkan gaya elektrostatis antara yang terlibat dalam pembentukan ikatan, geometri molekul ini dapat dijelaskan dengan menggunakan beberapa pendekatan yaitu: 1) Teori Tolakan Pasangan untuk menentukan bentuk molekul, teori ini menggunakan pasangan elektron disekitar atom pusat, pasangan electron yang ada disekitar atom pusat dapat berupa pasangan ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB). Pasangan bebas menempati ruangan yang lebih luas dari pada pasangan terikat. Struktur lewis sangat mendukung teori domain untuk menentukan banyaknya pasangan ikatan dan pasangan bebas dalam molekul senyawa kovalen. Cara-cara merumuskan tipe molekul, antara lain: 1. Menentukan struktur lewis. 2. Menentukan atom pusat. 3. Atom pusat diberi lambang A. 4. Menentukan jumlah pasangan elektron terikat. Pasangan elektron terikat diberi lambang X. 5. Menentukan jumlah pasangan elektron bebas. Pasangan elektron bebas diberi lambang E. 50

67 6. Rumus tipe: AXE Contohnya: H 2 O Nomor atom H = 1 Elektron valensi = 1 Nomor atom O = 8 Elektron valensi = 6 Struktur lewis = Rumus tipe molekul = AX 2 E 2 Bentuk molekul = Planar bentuk V Berdasarkan teori domain terdapat 5 macam bentuk dasar molekul adalah sebagai berikut: a) Linear b) Segitiga Datar c) Tetrahedron d) Segitiga Bipiramida e) Oktahedron 51

68 H. Penelitian yang Relevan Hasil penelitan yang relevan dirujuk berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh: 1. Hasil Penelitian Azizah (2014), dengan judul penelitian Pendekatan Scientific Bermuatan Karakter Siap Siaga Untuk Meningkatkan Keterampilan Mitigasi menyimpulkan bahwa Hasil penelitian keterampilan mitigasi pada siklus I mencapai 62,84, siklus II 71,51, dan siklus III 81,29. Begitu pula sikap sosial pada siklus I baik, siklus II baik, dan siklus III sangat baik, Dan Penerapan pendekatan scientific bermuatan karakter siap siaga dapat meningkatkan sikap sosial siswa. Pada siklus I rata-rata nilai sikap sosial sebesar 71,26 dengan kategori baik, siklus II mencapai 79,30 dengan kategori baik, dan siklus III mencapai 86,05 dengan kategori sangat baik. 2. Hasil penelitian Adywibowo Inge (2010), dengan judul penelitian Memperkuat Kepercayaan Diri Anak melalui Percakapan Referensial menyimpulkan bahwa pertama, percakapan referensial dapat meningkatkan kepercayaan diri anak. Kedua, percakapan referensial akan efektif bila dilakukan dalam situasi yang santai dan anak dalam kondisi yang nyaman. Ketiga, percakapan referensial akan efektif bila kata-kata yang digunakan bersifat personal. 3. Warman (2013) dengan judul Hubungan Percaya Diri Siswa Dengan Hasil Belajar geografi Kelas Xi IPS Di SMA Negeri 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa r hitung 52

69 dari indikator optimis adalah 0,322, r hitung dari indikator berpikir positif adalah 0,312, r hitung dari indikator mandiri adalah 0,308, r hitung dari indikator bersikap tenang adalah 0,337, kemudian r tabel dari indikator optimis adalah 0,220, r tabel dari indikator berpikir positif adalah 0,220, r tabel dari indikator mandiri adalah 0,220, r tabel dari indikator bersikap tenang adalah 0,220, sedangkan koefisien determinasi dari indikator optimis adalah 0,37%, koefisien determinasi dari indikator berpikir positif adalah 9,73%, koefisien determinasi dari indikator mandiri adalah 9,49% dan koefisien determinasi dari indikator bersikap tenang adalah 11,36%. I. Kerangka Berpikir Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali dilakukan perubahan kurikulum. Pembaharuan kurikulum bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan, yang berdampak pada hasil belajar yang baik. Mengingat bahwa siswa merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan maka diupayakan adanya pembenahan terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan optimalisasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran kimia SMA kelas X. Salah satu dari fenomena yang telah diketahui dan dipelajari oleh manusia adalah materi tentang ikatan kimia yang cukup sulit dimengerti oleh siswa. Kesulitan siswa dalam pembelajaran dapat diatasi jika guru dengan menggunakan pendekatan yang efektif. Salah satu yang pendekatan yang efektif dalam pembelajaran adalah pendekatan scientific, dimana lebih menekankan partisipasi siswa, melalui langkah-langkah belajar yaitu 53

70 mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan pengetahuan kepada orang lain dengan menggunakan sikap ilmiah. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah adanya rasa percaya diri. Kepercayaan diri tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa, tetapi anak-anak juga memerlukannya dalam perkembangan menjadi dewasa. Orang yang memiliki kepercayaan diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik atau setidaknya memiliki kemampuan untuk belajar cara-cara menyelesaikan tugas tersebut, sehingga dapat menimbulkan keberanian dan kemampuan untuk meningkatkan hasil belajarnya sendiri. Walaupun mungkin ada anggapan lain bahwa hal tersebut tidak dapat serta merta demikian, karena banyak hal lain yang mempengaruhi hasil belajar seperti pekerjaan, lingkungan dan pengalaman hidup, kondisi fisik dan harga diri siswa itu sendiri. Kondisi yang ditemukan di SMA Negeri 5 Kupang pada saat ini dapat dilihat bahwa ada banyak siswa yang memiliki rasa percaya diri yang rendah baik itu kepercayaan diri di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X pada SMA Negeri 5 Kupang menjadi rendah. Hal ini diperkuat oleh penelitian-penelitian yang telah dilakukan, yang menyatakan bahwa kepercayaan diri siswa akan mengakibatkan siswa mampu menguasai bidang tertentu dan lebih mudah menyerap hal yang 54

71 diinformasikan padanya di kemudian hari dan secara signifikan dapat meningkatkan kemandirian mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir. J. Hipotesis Berdasarkan uraian pada latar belakang, tinjauan pustaka, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian sebagai berikut: a. Ada hubungan kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar kimia melaui pendekatan Scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X SMAN 5 Kupang tahun pelajaran 2014/2015. b. Ada pengaruh kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar kimia melaui pendekatan Scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X SMAN 5 Kupang tahun pelajaran 2014/

72 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-asosiatif. B. Tempat dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian : SMA Negeri 5 Kupang 2. Waktu Penelitian Tabel 3.1 Waktu Penelitian Kegiatan Waktu Observasi awal Februari 2014 Membuat proposal 3 Maret Maret 2014 Membuat perangkat 22 Maret April 2014 Validasi isi di validator 8 April 2014 Validasi teori di tiga sekolah 20 April April 2014 Seminar proposal 04 Oktober 2014 Pelaksanaan RPP Oktober 2014 RPP 02 4 November 2014 RPP 03 6 November 2014 RPP November 2014 Pemberian tes hasil belajar, angket 20 November 2014 kepercayaan diri dan angket afektif siswa Analisis data 25 November Januari Subyek Penelitian: Subyek Penelitian adalah siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang 56

73 ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008 : 117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2014/ Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2008 : 118). Sampel yang digunakan adalah sampel purposive sampling. D. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen one-shot case study yang artinya terdapat suatu kelompok diberi perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya (Sugiyono, 2008:110). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut : X O Gambar: Desain Penelitian Keterangan: X = Proses pembelajaran O = Hasil E. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (Variabel independen) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri. 57

74 2. Variabel terikat (Variabel dependen) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil belajar siswa F. Defenisi Operasional Karakteristik yang Diamati Menyusun defenisi operasional karakteristik yang diamati bertujuan untuk menentukan alat pengambilan data (instrumen) yang cocok. Dalam penelitian ini terdapat beberapa defenisi operasional karakteristik yang diamati yaitu : 1. Efektivitas penerapan pendekatan scientific terhadap hasil belajar siswa a. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah skor yang diperoleh guru dalam mengelola kegiatan belajar yang diukur dengan menggunakan Lembar Pengamatan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific dikatakan baik apabila skor yang diperoleh yaitu 3,50-4,00. b. Ketuntasan indikator hasil belajar merupakan proporsi perbandingan antara jumlah siswa yang akan mencapai indikator dengan jumlah keseluruhan siswa yang diukur dengan Lembar Observasi Spiritual (KI-1), Lembar Angket Spiritual (KI-1), Lembar Observasi Sosial (KI-2), Lembar Angket Sosial (KI-2), Lembar Diskusi Siswa, Lembar Kerja Siswa, Lembar Kuis Siswa, Lembar Tugas Rumah, Lembar Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda, Lembar Tes Hasil Belajar Essay Sikap Pengetahuan (KI-3), Lembar Penilaian Praktek Sikap Keterampilan (KI-4), Lembar Penilaian Portofolio Sikap Keterampilan (KI-4). Suatu indikator dikatakan tuntas apabila persentase indikator 75%. 58

75 c. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ketuntasan hasil belajar siswa yang dilihat dalam penelitian ini meliputi tiga jenis, yaitu: a) Hasil Belajar Aspek Spiritual Dan Aspek Sosial (KI-1 dan KI-2) Merupakan skor yang diperoleh dari jumlah skor observasi dan skor angket, di bagikan nilai maksimum. Diukur dengan Lembar Observasi dan Lembar Angket Spritual Dan Sosial. Hasil belajar afektif dikatakan baik apabila skor yang diperoleh 75. b) Hasil Belajar Hasil Aspek Pengetahuan (KI-3) Merupakan skor yang diperoleh dari perbandingan antara jumlah rata-rata nilai diskusi, nilai kuis, rata-rata nilai tugas rumah dan nilai tes hasil belajar pilihan ganda dan tes hasil belajar essay dengan jumlah maksimum, diukur dengan Lembar Kisi-kisi Diskusi, Lembar Kisi-kisi kuis, Lembar Kisi-kisi Tugas Rumah dan Lembar Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda dan Lembar Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Essay. Hasil belajar sikap pengetahuan (KI-3) dikatakan baik apabila skor yang diperoleh 75. c) Hasil Belajar Aspek Keterampilan (KI-4) Merupakan skor yang diperoleh dari perbandingan jumlah ratarata psikomotor dan jumlah rata-rata portofolio siswa dengan nilai maksimum. Diukur dengan Lembar Penilaian Psikomotor 59

76 dan Lembar Penilaian Portofolio. Hasil belajar psikomotor atau keterampilan dikatakan baik apabila skor yang diperoleh 75. d) Ketuntasan hasil belajar secara keseluruhan merupakan perbandingan dari jumlah nilai aspek spiritual (KI-1), jumlah nilai aspek sosial (KI-2), jumlah nilai sikap pengetahuan (KI-3) dan jumlah nilai aspek keterampilan (KI-4) dengan nilai maksimum Kepercayaan diri terhadap hasil belajar Kepercayaan diri terhadap hasil belajar merupakan proporsi yang merupakan perbandingan dari total setiap skala jawaban angket kepercayaan diri dengan bobot ideal. Kepercayaan diri siswa diukur dengan menggunakan Lembar Angket Kepercayaan Diri dan dikatakan baik apabila skor yang diperoleh Hubungan kepercayaan diri dengan hasil belajar adalah derajat hubungan yang dinyatakan dengan koefisien korelasi ( r). Hubungan kepercayaan diri dengan hasil belajar di ukur dengan menggunakan Lembar Angket Kepercayaan Diri dan Tes Hasil Belajar siswa. Dikatakan baik apabila interval koefisien korelasi nilai r 0, Pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar adalah besar pengaruh yang dinyatakan dengan persamaan regresi linear sederhana. Pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar di ukur menggunakan Lembar Angket Kepercayaan Diri dan Tes Hasil Belajar. Pengaruh 60

77 kepercayaan diri terhadap hasil belajar, dikatakan signifikan apabila nilai F hitung F tabel. G. Perangkat yang digunakan Dalam proses penelitian beberapa perangkat pembelajaran sebagai berikut: 1. Bahan Ajar Siswa (BAS) 2. Silabus 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4. Lembar penilaian hasil pengamatan observasi KI-1 5. Lembar penilaian hasil pengamatan observasi KI-2 6. Lembar penilaian hasil pengamatan angket KI-1 7. Lembar penilaian hasil pengamatan angket KI-2 8. Lembar Diskusi Siswa (LDS) 9. Lembar Kerja Siswa (LKS) 10. Lembar Soal Kuis Siswa 11. Lembar Soal Tugas Rumah 12. Kisi-kisi dan Tes Hasil Belajar 13. Lembar Pengamatan Praktek 14. Lembar Penilaian Portofolio 15. Lembar Angket Kepercayaan Diri Siswa H. Instrumen yang digunakan Dalam penelitian ini diperlukan instrument yang disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 61

78 1) Lembar kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran 2) Tes Hasil Belajar 3) Kisi kisi THB dan Tes Hasil Belajar 4) Kisi-Kisi dan Lembar Observasi Aspek Spiritual (KI-1) 5) Kisi-Kisi dan Lembar Penilaian Angket Aspek Spritual (KI-1) 6) Kisi-Kisi dan Lembar Observasi Aspek Sosial (KI-2) 7) Kisi-Kisi dan Lembar Penilaian Angket Aspek Sosial (KI-2) 8) Lembar Soal Diskusi Siswa 9) Lembar Soal Kuis Siswa 10) Lembar Soal Tugas Rumah 11) Lembar Observasi Praktek 12) Lembar Penilaian Laporan Portofolio 13) Lembar Angket Kepercayaan Diri Siswa I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi Bertujuan untuk menjaring data mengenai kemampuan guru dalam mengelola pendekatan Scientific dan juga untuk mengetahui kemampuan psikomotor dan afektif siswa selama melakukan eksperimen, dengan menggunakan Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran, Lembar Observasi Kemampuan Psikomotor Siswa dan Lembar Observasi Kemampuan Afektif Siswa. 62

79 b. Angket Bertujuan untuk menjaring data mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Scientific dan juga untuk mengetahui kemampuan psikomotor dan afektif siswa selama melakukan eksperimen, dengan menggunakan Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran, Lembar Observasi Kemampuan Psikomotor Siswa dan Lembar Observasi Kemampuan Afektif Siswa. c. Tes hasil belajar Teknik tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan indikator dan ketuntasan hasil belajar siswa yang menerapkan pendekatan Scientific dengan menggunakan kisi-kisi tes hasil belajar. Dalam pengukuran hasil belajar ranah kognitif menggunakan tes tertulis. Adapun bentuk tes yang akan digunakan yaitu tes objektif pilihan ganda dan essay. J. Teknis Analisis Data 1. Analisis deskriptif (Efektifitas penerapan pendekatan pembelajaran scientific) a. Analisis kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Analisis hasil pengamatan proses belajar mengajar dilakukan sesudah pengamat memberikan penilaian atas pengelolaan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamat yang dilibatkan dalam penelitian ini 2 orang. Hasil pengamatan yang diberikan merupakan ukuran kuantitatif terhadap kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific pada 63

80 materi pokok ikatan kimia. Selanjutnya, hasil pengamatan berupa skor dihitung rata rata penilaian pengamat 1 dan 2 dengan menggunakan rumus sebagai berikut: X = dengan; X = rata rata P1 = Skor yang diberikan pengamat 1 P2 = Skor yang diberikan pengamat 2 Untuk menganalisis hasil penilaian yang diberikan oleh pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran dengan pendekatan scientific, digunakan ketentuan-ketentuan pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Ukuran Kuantitatif Penilaian Guru Yang Diberikan Oleh Pengamat Terhadap Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Rentang skor Keterangan 1,00-1,99 Tidak baik, jika aspek yang diamati semuanya tidak sesuai dengan yang diharapkan. 2,00-2,99 Kurang baik, jika aspek yang diamati sebagian besar tidak sesuai dengan yang diharapkan tetapi masih dapat diterima 3,00-3,49 Cukup baik, jika aspek yang diamati sebagian besar sesuai dengan yang diharapkan 3,50-4,00 Baik, jika aspek yang diamati semuanya sesuai dengan yang diharapkan Sumber: (Trianto,2009:45) Analisis keterlaksanaan RPP ini dihitung dengan teknik reliabilitas instrumen pengamat dengan teknik interobserver 64

81 agreement. Pada saat proses pembelajaran ada dua pengamat menggunakan instrumen yang sama untuk mengamati variabel yang sama. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas adalah: A B Percentage of agreement = 1 x100% A B (Trianto, 2009: 240) Keterangan: A = Frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat yang memberikan frekuensi tertinggi. B = Frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat yang memberi frekuensi rendah. Menurut Trianto (2009: 240) Suatu instrumen dikatakan baik, jika mempunyai reliabilitas 0,75 atau 75%. b. Analisis Ketuntasan Indikator Indikator yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari empat jenis yakni indikator aspek spiritual (KI-1), aspek sosial (KI-2), indikator aspek pengetahuan (KI-3) dan indikator aspek keterampilan (KI-4). Secara terpirinci di jelaskan empat jenis indikator aspek, antara lain: a) Aspek spiritual (KI-1), menggunakan 2 macam instrumen yaitu Lembar Observasi dan Lembar Angket. b) Aspek sosial (KI-2), menggunakan 2 macam instrumen yaitu Lembar Observasi dan Lembar Angket. 65

82 c) Aspek pengetahuan (KI-3), menggunakan Lembar Kisi-Kisi Diskusi, Lembar Kisi-Kisi Kuis, Lembar Kisi-Kisi Tugas Rumah dan Lembar Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda dan Lembar Tes Hasil Belajar Essay. d) Aspek keterampilan (KI-4), menggunakan Lembar Praktek dan Lembar Penilaian Portofolio. Data yang diperoleh berdasarkan proses yang diuraikan di atas, kemudian dianalisis untuk memperoleh ketuntasan indikator dengan persamaan sebagai berikut: P = Diadaptasi oleh peneliti dari Mumung dalam Frans, Keterangan : P = persentase indikator * = KI 1,KI 2, KI 3 dan KI 4 yang dianalisis secara terpisah Diadaptasi oleh peneliti dari Mumung dalam Frans, c. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Analisis ketuntasan hasil belajar dapat dihitung dengan persamaan: Ketuntasan hasil belajar terdiri dari empat aspek yaitu: 1. Aspek spiritual (KI-1) menggunakan 2 macam instrumen yaitu Lembar Observasi dan Lembar Angket. Data yang diperoleh, kemudian dianalisis untuk memperoleh ketuntasan hasil belajar KI-1 dengan persamaan berikut: 66

83 Untuk penilaian aspek spiritual (KI-1) menggunakan nilai kualitatif sebagai berikut: 1) SB = Sangat Baik = ) B = Baik = ) C = Cukup = ) K = Kurang = < Aspek sosial (KI-2) menggunakan 2 macam instrumen yaitu Lembar Observasi dan Lembar Angket. Data yang diperoleh, kemudian dianalisis untuk memperoleh ketuntasan hasil belajar KI-2 dengan persamaan berikut: Untuk penilaian aspek sosial (KI 2) menggunakan nilai kualitatif sebagai berikut: 1) SB = Sangat Baik = ) B = Baik = ) C = Cukup = ) K = Kurang = < 60 Tabel 3.3 Konversi Kompetensi Sikap Predikat Nilai Kompetensi Sikap Sangat Baik Baik Cukup Kurang < 60 67

84 3. Aspek pengetahuan (KI-3), menggunakan 4 macam instrument yaitu Lembar Kisi-Kisi Diskusi, Lembar Kisi-Kisi Kuis, Lembar Kisi-Kisi Tugas Rumah, Lembar Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda dan Tes Hasil Belajar Essay kepada siswa setelah mengikuti rangkaian kegiatan belajar mengajar. Data yang diperoleh, kemudian dianalisis untuk memperoleh ketuntasan hasil belajar KI-3 dengan persamaan berikut: Keterangan: NR = Nilai Rata-rata 4. Aspek keterampilan (K1-4), menggunakan Lembar Psikomotor Dan Lembar Portofolio. Data yang diperoleh diperoleh berdasarkan proses yang diuraikan diatas, kemudian dianalisis untuk memperoleh ketuntasan hasil belajar dengan persamaan sebagai berikut: Keterangan: NR = Nilai Rata-rata d. Analisis ketuntasan hasil belajar secara keseluruhan Hasil belajar keseluruhan siswa diperoleh dari nilai pengetahuan (KI- 3), yang meliputi nilai diskusi, nilai kuis, nilai tugas dan nilai ulangan, nilai keterampilan (KI-4), yang meliputi nilai praktek dan nilai portofolio, dan nilai afektif (KI-1 dan KI-2), yang meliputi nilai angket dan nilai observasi. 68

85 Untuk menghitung nilai secara keseluruhan digunakan rumus : Nilai e. Analisis Angket Kepercayaan Diri Siswa. Dalam menganalisis data angket kepercayaan ini penulis menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi kelompok tentang suatu gejala fenomena pendidikan ( Sugiyono, 2008: 134), dalam penelitian ini, fenomena pendidikan yang menjadi variabel adalah kepercayaan diri siswa. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2008: 134). Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Kepercayaan Diri Variabel Sub. Variabel Indikator Jumlah item No. Item Percaya Keyakinan akan Kemauan dari dalam diri diri kemampuan diri untuk berusaha 4 1, 5, 18, 19 Mudah menyesuaikan diri 4 2, 4, 6, 11 Memiliki kelebihan 4 7, 15, 16, 20 Bertanggung Kemandirian Jawab 5 3, 8, 9, 12, 17 Optimis Tidak mudah menyerah 2 10, 13 Memiliki fisik yang menunjang 1 14 Jumlah (Diadaptasi dari Jurnal skripsi Yenny Qomarih Istiqomah) dan validator Ibu Margaretha Dhiu. 69

86 Tabel 3.5 Skala Penilaian Angket Kepercayaan Diri Skor Alternatif jawaban 1 Tidak Baik 2 Kurang Baik 3 Cukup Baik 4 Baik 5 Sangat Baik Sumber: Riduwan (2011:41) Rumus yang digunakan untuk menghitung skor angket kepercayaaan diri sebagai berikut: X = X 100 Kriteria skor kepercayaan diri siswa: 1. 0% - 20% = Kepercayaan Diri Tidak Baik 2. 21% - 40% = Kepercayaan Diri Kurang Baik 3. 41% - 60% = Kepercayaan Diri Cukup Baik 4. 61% - 80% = Kepercayaan Diri Baik 5. 81% - 100% = Kepercayaan Diri Sangat Baik Bobot dalam persentase indikator angket kepercayaan diri siswa dapat di hitung dengan menggunakan rumus: Persentase = X 100% 4. Analisis Asosiatif Kepercayaan Diri Siswa Dengan Hasil Belajar Setelah memperoleh data dalam penelitian ini selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik statistik. Analisis yang dipakai dalam menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi sederhana. 70

87 Dalam analisis statistik ini sebelum dilakukan analisis pengaruh kepercayaan terhadap hasil belajar siswa, maka terlebih dahulu dilakukan beberapa uji persyaratan sebagai berikut: a. Analisis Hubungan Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar a) Uji Persyaratan Analisis 1) Uji Normalitas Data Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan peneliti yaitu dengan metode Chi-Kuadrat. Untuk mencari chi-kuadrat hitung ( hitung) digunakan rumus : (Riduwan, 2003:190) Keterangan: = Chi-kuadrat frekuensi yang diobsevasi (frekuensi empiris) frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis) Untuk mencari frekuensi teoritis ( ) digunakan rumus: ; dengan n = jumlah sampel Sedangkan dihitung dengan rumus: ; dengan dk = derajad kebebasan. Setelah memperoleh nilai dk, maka lihat tabel Chikuadrat dengan membandingkan dengan dengan 71

88 taraf kepercayaan 0,05 maka diperoleh kriteria pengujian sebagai berikut : a) Jika, artinya data berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan analisis korelasi dan regresi sederhana, sedangkan b) Jika, artinya distribusi data tidak normal. 2) Uji Linearitas Uji persyaratan yang kedua adalah uji linearitas. Dalam analisis statistik uji linearitas digunakan untuk menguji apakah apakah data berpola linear atau tidak. Untuk menguji kelinearan maka langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut: a) Mencari nilai statistik menggunakan tabel penolong b) Mencari jumlah kuadrat regresi (JK Reg[a] ) JK Reg[a] = c) Mencari jumlah kuadrat regresi (JK Reg[b a] ) JK Reg[b a] = b d) Mencari jumlah kuadrat residu (JK Res ) JK Res = JK Reg[b a] JK Reg[a] e) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK Reg[a] ) RJK Reg[a] = JK Reg[a] 72

89 f) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK Reg[b a] ) RJK Reg[b a] = JK Reg[b a] g) Mencari rat-rat jumlah kuadrat residu (RJK Res ) RJK Res = h) Mencari jumlah kuadrat error (JK E ) JK E = i) Mencari jumlah kuadrat tuna cocok (JK TC ) JK TC = JKRes JKE j) Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK TC ) RJK TC = k) Mencari rata-rata jumlah kuadrat error (RJK E ) RJK E = 3) Mencari nilai F hitung (Riduwan, 2003: 221) Dengan α= 0,05, dk pembilang = k-2, dk penyebut = n-k maka dapat disimpulkan: a) Jika artinya data berpola linear, maka akan dilanjutkan dengan analisis korelasi dan regresi sederhana, sedangkan b) Jika, artinya data tidak berpola linear. 73

90 4) Korelasi Pearson Product Moment (PPM) Korelasi ini digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen). (Riduwan, 2003 : 98) Keterangan : Koefisien korelasi = Jumlah skor item = Jumlah skor total ( seluruh item ) n = Jumlah responden Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan dengan r dengan ketentuan nilai r (-1 r 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Untuk menghitung koefisien determinasi digunakan rumus: Kp = r 2 x 100% Dengan: Kp = koefisien determinasi r = koefisien korelasi 74

91 Rentang Skor Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Korelasi Kategori 0,0 0,199 Sangat Rendah 0,2 0,399 Rendah 0,4 0,599 Cukup kuat 0,6 0,799 Kuat 0,8 1,00 Sangat kuat (Sumber : Riduwan, 2010:138 ) Setelah mendapatkan koefisien korelasi, kemudian dilanjutkan uji dengan rumus: Keterangan: t = nilai r = koefisien korelasi hasil n = jumlah responden 1) Jika berarti signifikan sedangkan 2) Jika berarti tidak signifikan. Ketentapan tingkat kesalahan α = 0,05 atau 5% dengan rumus derajat bebas (db) = n-2. Dengan demikian pengujian hipotesisnya: H a : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar pada materi pokok ikatan kimia ada pada SMAN 5 Kupang. 75

92 H a : r 0 H 0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar pada materi pokok ikatan kimia ada pada SMA Negeri 5 Kupang. H 0 : r = 0 b. Analisis Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar 5) Regresi Sederhana Analisis regresi ini dipakai untuk menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus persamaan regresi sederhana sebagai berikut : = + bx Untuk menguji kelinearan maka langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut: 1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat 2. Membuat Ha dan Ho dalam benntuk statistik 3. Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik 4. Memasukan angka-angka statistik dari tabel penolong 5. Menghitung jumlah kuadrat regresi JK reg a = Y 2 n 76

93 6. Mencari jumlah kuadrat regresi dengan rumus: JK reg b a =b. Y n Y 7. Menentukan jumlah kuadrat residu (Jkres) dengan rumus: JK res = Y 2 JK reg b a JK reg a 8. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg[a]) dengan rumus: RJK reg b a = JKreg[a] 9. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg[b a] dengan rumus: RJK reg b a = JK reg b a 10. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) RJK res = JK res n 2 ; n = jumlah responden 11. Menguji Signifikasi dengan rumus: = 6) Pengujian Hipotesis a) H a : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa melalui pendekatan Scientific, H a : r 0 b) : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa melalui pendekatan Scientific, H 0 : r = 0 77

94 7) Kriteria penolakan atau penerimaan hipotesis a) Jika, maka ditolak dan diterima sehingga pengaruh. b) Jika, maka diterima dan ditolak sehingga tidak terdapat pengaruh. 78

95 K. Matriks Metode Penelitian Tabel 3.7 Matriks Metode Penelitian No Tujuan Karakteristik Yang Diamati 1 Untuk mengetahui kemampuan Kemampuan guru guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2014/ Untuk mengetahui ketuntasan indikator hasil belajar siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2014/2015. Ketuntasan indikator hasil belajar aspek spritual (KI-1), aspek sosial (KI-2), aspek pengetahuan (KI-3), aspek keterampilan (KI- 4). Definisi Karakteristik Operasional Yang Diamati Skor yang diperoleh guru dalam mengelola pembelajaran terhadap pendekatan scientific. Kemampuan guru dikatakan baik apabila skor yang diperoleh adalah 3,50-4,00. Persentase yang merupakan perbandingan antara jumlah siswa yang mencapai IHB dengan jumlah keseluruhan siswa. Suatu indikator dikatakan tuntas bila proporsi P Instrumen Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran a. Lembar Observasi aspek sukap spiritual (KI-1) dan aspek sosial (KI-2). b. Lembar Angket aspek sikap spritual (KI-1) dan aspek sikap sosial (KI-2). c. Lembar penilaian praktek, lembar Sumber Data Pengambilan Data Analisis Guru Observasi Deskriptif Siswa Deskriptif 79

96 3 Untuk mengetahui hasil belajar siswa pembelajaran siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 kupang tahun pelajaran 2014/2015. Hasil Belajar Siswa aspek spritual (KI- 1), aspek sosial (KI-2), aspek pengetahuan (KI- 3), aspek keterampilan (KI- 4). Proporsi yang merupakan perbandingan dari skor THB yang diperoleh tiap siswa dengan skor maksimum. Hasil belajar dikatakan tuntas apabila proporsinya memenuhi P penilaian portofolio aspek sikap keterampilan (KI-4). d. Lembar diskusi siswa, lembar kerja siswa, lembar kuis siswa, lembar tugas rumah, lembar tes hasil belajar pilihan ganda, lembar tes hasil belajar essay aspek sikap pengetahuan (KI-3) Lembar Observasi KI-1 dan KI-2 Lembar angket KI-1 dan KI-2 tes hasil belajar (THB) KI-3 Lembar Obsevasi KI-4 Siswa Deskriptif 80

97 4 Untuk mengetahui kepercayaan diri siswa baik dengan hasil belajar siswa pada materi ikatan kimia siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2014/ Untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri dalam proses pembelajaran melalui pendekatan scientific terhadap hasil belajar siswa materi ikatan kimia pada siswa kelas X MIA 2 semester ganjil SMA Negeri 5 Kupang Tahun Ajaran 2014/ Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar siswa pada materi ikatan kimia siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2014/2015. Kepercayaan Diri kepercayaan diri siswa terbagi atas 2 faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Kepercayaan diri baik siswa dikatakan baik ika rata-rata dari setiap aspek penilaian lebih dari 80% berada dalam kategori positif. Hubungan Persentase yang merupakan kepercayaan terhadap belajar Pengaruh kepercayaan terhadap belajar siswa diri hasil diri hasil perbandingan antara hubungan kepercayaan diri siswa dengan hasil belajar siswa. Hubungan antara kepercayaan diri siswa dan hasil belajar siswa, dikatakan baik apabila interval koefisien kolerasi nilai r 0,60. Proporsi yang merupakan pengaruh kepercayaan diri siswa dengan hasil belajar siswa. Apabila kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa terdapat pengaruh, maka uji kepercayaan diri terhadap hasil belajar dapat dilanjutkan. Angket kepercayaan diri Siswa Lembar kepercayaan diri dan tes hasil belajar Lembar kepercayaan diri dan tes hasil belajar Guru Observasi Deskriptif Siswa Siswa Angket dan tes Statistik inferensial Angket dan tes Statistik inferensial 81

98 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL ANALISIS DATA 1. Efektifitas Penerapan Pendekatan Pembelajaran Scientific Analisis hasil penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Berikut ini diuraikan hasil analisis data penelitian terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, ketuntasan indikator hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar. a. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas dengan menerapkan pendekatan Scientific diamati oleh dua orang pengamat yaitu Bapak Drs. Aloysius Muda dan Ibu Genoveva Wunga, S.Pd yang mana keduanya merupakan guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 5 Kupang. Kedua pengamat melakukan penilaian berdasarkan pedoman penilaian yang disebut lembar pengamatan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan Scientific. Hasil pengamatan ini juga digunakan untuk menghitung Reliabilitas instrumen. secara terperinci terlampir pada (lampiran 20 halaman 240) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: 81

99 N o Tabel 4.1 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Skor Setiap RPP RPP 01 RPP 02 RPP 03 RPP 04 P 1 P2 P 1 P2 P 1 P2 P 1 P2 Skor Rata rata Kategori 1 Pendahuluan BAIK 2 Kegiatan Inti 1. Mengamati BAIK 2. Menanya BAIK 3.Mengumpul kan data BAIK 4.Mengasosiasi BAIK 5.Mengkomunik asikan BAIK 6. Menilai BAIK Jumlah Rata-rata Kegiatan Inti 3,43 BAIK 3 Kegiatan Penutup BAIK 4 Pegelolaan waktu BAIK 5 Suasana Kelas BAIK Rata-rata BAIK Reliabilitas 99% 78% 96% 99% 93% BAIK (Sumber olahan data peneliti) Dari tabel 4.1 menunjukan skor rata-rata penilaian pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada setiap aspek untuk RPP 1, RPP 2, RPP 3, dan RPP 4 adalah 3,50 (kategori tuntas). Hal ini terlihat dari skor rata-rata untuk setiap aspek yang di amati selama kegiatan pembelajaran oleh dua orang pengamat yang meliputi: pendahuluan dengan skor rata-rata 3,52 termasuk dalam kategori baik, kegiataan inti dengan skor rata-rata 3,43 termasuk dalam kategori baik, kegiatan penutup dengan skor rata-rata 3,32 termasuk kategori baik, pengeloloaan waktu dengan skor rata-rata 3,50 termasuk kategori baik dan suasana kelas dengan skor rata-rata 3,75 termasuk kategori baik. Tabel 4.1 juga menunjukan reliabilitas instrumen pengelolaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific, dimana jika nilai reliabilitas 75% maka instrumen tersebut termasuk dalam kategori 82

100 tuntas. Dari tabel 4.1 terlihat bahwa reliabiltas instrumen pengelolaan pembelajaran untuk reliabilitas untuk keterlaksanaan RPP01 adalah 99%, RPP 02 adalah 78%, RPP 03 adalah 96%, dan RPP 04 adalah 99% sehingga nilai rata-rata adalah 93% termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai dengan Trianto (2009 :240) yang menyatakan bahwa suatu instrument dikatakan tuntas, jika mempunyai reabilitas 75 %. b. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) 1) Indikator Hasil Belajar Aspek Sikap Spritual (KI-1) Ketuntasan indikator aspek spritual (KI-1), dapat diukur dengan menggunakan lembar penilaian angket aspek spritual dan lembar penilaian hasil pengamatan observasi aspek spiritual (KI-1) yang masing-masing terdiri dari 2 indikator hasil indikator observasi dan 3 indikator angket aspek spiritual (KI-1 ) secara terperinci terlampir pada (lampiran halaman ) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut: a) Observasi Tabel 4.2 Indikator Observasi Aspek Spiritual (KI-1) No 1 2 Indikator Aspek Spritual Persentase Indikator (%) Keterangan Mengagungkan kebesaran TYME 79 Tuntas Bersyukur atas rahmat TYME 87 Tuntas Rata-Rata 83 Tuntas (Sumber: Olahan data peneliti) 83

101 b) Angket Tabel 4.3 Ketuntasan Indikator Angket Aspek Spiritual (KI-1) No. Indikator Aspek Sosial 1. Mengagungkan kebesaran TYME dengan berdoa sebelum menjalankan proses pembelajaran 2. Mengagungkan kebesaran TYME dengan berdoa setelah menjalankan proses pembelajaran 3. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi yang terjadi disekitar kita sebagai kebesaran TYME dengan membuat kesimpulan disetiap akhir pembelajaran Persentase Indikator Keterangan (%) 91 Tuntas 78 Tuntas 77 Tuntas Rata-Rata 82 Tuntas (sumber : Olahan data peneliti) 2) Ketuntasan Indikator Aspek Sosial (KI-2) Ketuntasan indikator aspek Sosial (KI-2), dapat diukur dengan menggunakan lembar penilaian angket aspek sosial dan lembar penilaian hasil pengamatan observasi aspek sosial (KI-2) yang masing-masing terdiri dari 7 indikator observasi dan 7 indikator angket aspek sosial (KI-2) secara terperinci terlampir pada (Lampiran halaman ) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut: a) Observasi Tabel 4.4 Ketuntasan Indikator Observasi Aspek Sosial (KI-2) No Indikator Aspek Persentase Indikator (%) Keterangan 1 Rasa Ingin Tahu 76 Tuntas 2 Jujur 77 Tuntas 3 Santun 78 Tuntas 4 Tanggung Jawab 76 Tuntas 5 Disiplin 80 Tuntas 6 Gotong Royong 78 Tuntas 7 Toleransi 75 Tuntas Rata-rata 80 Tuntas (Sumber: Olahan data peneliti) 84

102 b) Angket Tabel 4.5 Ketuntasan Indikator Angket Aspek Sosial (KI-2) No Aspek Yang Diamati 1 Jujur 2 Rasa ingin tahu 3 Tanggung Jawab 4 Toleransi 5 Santun 6 Gotong Royong 7 Disiplin Indikator Aspek Sosial Saya jujur dalam memperoleh, menganalisis dan menyimpulkan hasil dalam berdiskusi Saya menunjukkan rasa ingin tahu dalam mencari informasi dalam bahan ajar yang berkaitan dengan materi ikatan kimia Saya bertanya apabila menemukan kesulitan dalam bahan ajar yang berkaitan dengan materi ikatan kimia Saya malas untuk mencari informasi dalam bahan ajar yang berkaitan dengan materi ikatan kimia. Saya bertanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal diskusi dalam kelompok Saya bertanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal pekerjaan rumah yang diberikan guru Saya bersikap toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain Saya santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi Saya bergotong royong dengan teman kelompok saat mengerjakan soal-soal yang ada dalam LDS dan atau LKS. Saya bergotong royong dengan teman kelompok saat mengerjakan tugas atau PR. Saya bergotong royong dengan petugas piket harian dikelas untuk membersihkan kelas. saya disiplin dalam mengikuti pembelajaran masuk kelas tepat waktu Saya berada ditempat duduk selama proses pembelajaran berlangsung Saya mengikuti instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias Persentase Indikator (%) Keterangan 80 Tuntas 80 Tuntas 80 Tuntas 76 Tuntas 79 Tuntas 83 Tuntas 76 Tuntas 83 Tuntas 83 Tuntas 79 Tuntas 80 Tuntas 83 Tuntas 81 Tuntas 77 Tuntas Jumlah 1120 Rata-rata 80 Tuntas (Sumber: Data Olahan Peneliti ) 85

103 3) Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-3) a. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Diskusi Ketuntasan Indikator hasil belajar Diskusi materi ikatan kimia berjumlah 6 indikator diperoleh melalui hasil analisis dari skor diskusi yang digunakan. Secara terperinci terlampir pada (Lampiran 26 dan halaman 276) dan secara ringkas disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.6 Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Diskusi (KI-3) No Diskusi Indikator No. Soal Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion 2 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen 3 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam 2 Persentase Tiap Soal (%) Ketuntasan 1 80 Tuntas Tuntas Tuntas 1 79 Tuntas 82 Tuntas Jumlah 394 Rata-Rata Proporsi Indikator 79 Tuntas (Sumber: Data Olahan Peneliti) Tabel 4.6 menunjukan bahwa pencapaian IHB diskusi semuanya tuntas dengan nilai rata-rata IHB 79%. b. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Kuis Ketuntasan Indikator hasil belajar Kuis materi ikatan kimia berjumlah 6 indikator diperoleh melalui hasil analisis dari skor diskusi yang digunakan. Secara terperinci terlampir pada 86

104 (Lampiran 27 halaman 279) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.7 Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Kuis (KI-3) No Kuis Indikator No. Soal Persentase Tiap Soal (%) Ketuntasan Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya 1 81 Tuntas Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion 2 76 Tuntas Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen 3 81 Tuntas Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa 1 78 Tuntas senyawa. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam 2 80 Tuntas 1 78 Tuntas 2 80 Tuntas 6 3 Menjelaskan kepolaran senyawa Menjelaskan pengertian gaya van der waals 1 78 Tuntas Menganalisis bentuk molekul melalui jumlah pasangan 2 81 Tuntas elektron di sekitar inti atom Jumlah 713 Rata-Rata Proporsi Indikator 89 Tuntas (Sumber: Data Olahan Peneliti) Tabel 4.7 menunjukan bahwa pencapaian IHB diskusi semuanya tuntas dengan nilai rata-rata IHB 89%. c. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Tugas Rumah Ketuntasan Indikator hasil belajar tugas rumah materi ikatan kimia berjumlah 6 indikator diperoleh melalui hasil analisis dari skor kuis yang digunakan. Secara terperinci terampir pada (lampiran 28 halaman 284) dan secara ringkas disajikan dalam tabel berikut: 87

105 No Tugas Rumah Tabel 4.8 Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Tugas Rumah (KI-3) Indikator No. Soal Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas 1 mulia (duplet dan okted) dan elektron valensi 1 bukan gas mulia (struktur Lewis) 2 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan 3 kovalen. 3 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan 4 kovalen koordinasi 2 pada beberapa senyawa. Menjelaskan proses 5 terbentuknya ikatan logam. 3 Menjelaskan kepolaran 6 senyawa 1 Persentase Tiap Soal (%) Ketuntasan 1 77 Tuntas 2 79 Tuntas 81 Tuntas 1 86 Tuntas 2 78 Tuntas 78 Tuntas Jumlah 479 Rata-Rata Proporsi Indikator 80 Tuntas (Sumber: Data Olahan Peneliti) Tabel 4.8 menunjukan bahwa pencapaian IHB diskusi semuanya tuntas dengan nilai rata-rata IHB 80%. d. Ketuntasan Indikator Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) materi ikatan kimia berjumlah 12 indikator diperoleh melalui hasil analisis dari skor Tes Hasil Belajar, (THB) yang digunakan. Secara terperinci 88

106 terlampir pada (lampiran 29.a halaman 288) dan secara ringkas dilihat dalam tabel berikut. No Tabel 4.9 Ketuntasan Indikator Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda (KI-3) Indikator 1 Mengidentifikasi kecenderungan suatu unsur mencapai kestabilan 2 Menjelaskan pengertian jenis ikatan 3 Membedakan jenis-jenis ikatan kimia 4 Menentukan ikatan ion dalam suatu senyawa 5 6 Mengelompokkan senyawa ion Menentukan jenis-jenis ikatan kovalen 7 Menentukan ikatan kovalen koordinasi dalam suatu senyawa 8 Menghubungkan antara keelektronegatifan dengan kepolaran suatu senyawa 9 Menentukan PEI dan PEB dari suatu senyawa 10 Menentukan bentuk molekul dari suatu senyawa 11 Menjelaskan kepolaran senyawa kovalen 12 Menjelaskan bentuk gaya wan der waals Butir Soal Persentase Butir Soal (%) Persentase Indikator Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Rata-rata 80 (Sumber: Data Olahan Penelitian) Tabel 4.9 menunjukan bahwa pencapaian IHB proses semuanya tuntas dengan nilai rata-rata IHB 80%. 89

107 e. Ketuntasan Indikator Tes Hasil Belajar Essay Ketuntasan Indikator tes hasil belajar essay materi ikatan kimia berjumlah 4 indikator diperoleh melalui tes hasil belajar essay hasil analisis dari skor yang digunakan. Secara terperinci terlampir pada (lampiran 29.b halaman 289) dan secara ringkas disajikan dalam tabel berikut: No Tabel 4.10 Ketuntasan Indikator Tes Hasil Belajar Essay Indikator Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilan Menjelaskan proses No. Soal Persentase Tiap Soal (%) Ketuntasan 1 75 Tuntas 2 86 Tuntas terbentuknya ikatan ion Tuntas Menjelaskan sifat fisik dari 4 jenis-jenis ikatan kimia. 99 Tuntas Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron terikat 5 88 dan pasangan elektron bebas. Tuntas Jumlah 435 Rata-rata proporsi indikator 87 Tuntas (Sumber: Data Olahan Penelti) Tabel 4.10 menunjukan bahwa pencapaian IHB tes hasil belajar essay semuanya tuntas dengan nilai rata-rata IHB 87%. 4) Ketuntasan Indikator Aspek Keterampilan (KI-4) Ketuntasan Indikator aspek keterampilan KI-4 siswa dikatakan tuntas apabila aspek KI-4 siswa yang dinilai mencapai P 75%. Ketuntasan indikator aspek keterampilan (KI-4) dapat diukur dengan 90

108 menggunakan Lembar Penilaian Praktek dan Lembar Penilaian Laporan Portofolio. Secara terperinci terlampir pada (lampiran halaman ) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Praktek No. Percobaan Persentase (%) Ketuntasan I: KEPOLARAN SENYAWA KOVALEN 1. Menyiapkan alat dan bahan 80 Tuntas Merangkai alat dengan benar 75 Tuntas ketepatan menggosok mistar pada kain wol sampai mistar terasa panas 75 Tuntas ketepatan mendekatkan mistar pada cucuran larutan (air dan minyak bimoli) 85 Tuntas Rata-rata 78 Tuntas II: BENTUK MOLEKUL 2. Menyiapkan alat dan bahan 75 Tuntas Ketepatan dalam menentukan elektron valensi dari suatu atom 75 Tuntas merangkai bola-bola plastisin menjadi beberapa bentuk molekul sederhana 85 Tuntas Rata-rata 78 TUNTAS (Sumber: Data Olahan Penelitian) Tabel 4.11 menunjukkan bahwa tidak 100% aspek Psikomotor dapat dilakukan oleh semua siswa dengan benar, sebagian besar aspek psikomotor dapat dilakukan tetapi belum sempurna dan masih membutuhkan bantuan dari guru. Dari tes hasil belajar praktek yang diberikan, semua indikatornya tuntas dengan persentase jawaban benar siswa P 75% yakni pada percobaan I sebesar 78% dan pada percobaan II sebesar 78%. 91

109 Tabel 4.12 Ketuntasan Indikator Portofolio No Indikator Pernilaian Perentase Indikator Portofolio (%) Ketuntasan 1 Kajian Teori / dasar teori 83 Tuntas 2 Prosedur eksperimen 93 Tuntas 3 Hasil dan pembahasan 90 Tuntas 4 Simpulan dan Saran 88 Tuntas 5 Daftar Pustaka 90 Tuntas 6 Lampiran 88 Tuntas RATA-RATA 88 Tuntas (Sumber: Data Olahan Peneliti) Tabel 4.12 menunjukkan bahwa tidak 100% aspek dalam penilaian portofolio dilaksanakan dengan sempurna oleh semua siswa. Dari penilaian portofolio yang didapat, semua indikatornya tuntas dengan persentase jawaban benar siswa P 75% yakni sebesar 88%. c. Ketuntasan Hasil Belajar Hasil belajar siswa diperoleh dari data tes hasil belajar (THB). 1) Ketuntasan hasil belajar Aspek Spiritual (KI-1) Ketuntasan hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan lembar penilaian angket dan lembar penilaian pengamatan observasi aspek spiritual (KI-1). Hasil belajar aspek spritual (KI-1) dikatakan tuntas apabila mencapai P 75. Secara terperinci terlampir pada (lampiran halaman ) dan ringkas dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut: 92

110 Tabel 4.13 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Spiritual (KI-1) No Kode Siswa Nilai Observasi Nilai Angket Nilai Akhir Keterangan 1 AMG 83 77,78 81 Sangat Baik 2 AHW 92 88,89 91 Sangat Baik 3 ACT 92 88,89 91 Sangat Baik 4 AFA 88 77,78 85 Sangat Baik 5 AW 79 88,89 82 Sangat Baik 6 BB Sangat Baik 7 CTIP 83 77,78 81 Sangat Baik 8 CVYS 83 88,89 85 Sangat Baik 9 DAS 79 77,78 79 Sangat Baik 10 EYA Sangat Baik 11 FE 75 88,89 80 Sangat Baik 12 FG 83 88,89 85 Sangat Baik 13 KRN 75 88,89 80 Sangat Baik 14 KL 79 88,89 82 Sangat Baik 15 IGN 83 88,89 85 Sangat Baik 16 MMSA 79 77,78 79 Sangat Baik 17 MEN 79 77,78 79 Sangat Baik 18 MMBI 79 77,78 79 Sangat Baik 19 MNL 83 77,78 81 Sangat Baik 20 MPJ 79 88,89 82 Sangat Baik 21 NI 88 77,78 85 Sangat Baik 22 SNM 83 88,89 85 Sangat Baik 23 RH 83 77,78 81 Sangat Baik 24 YL 83 88,89 85 Sangat Baik 25 IA 83 88,89 85 Sangat Baik Jumlah 2093 Rata-rata 83,72 Sangat Baik (Sumber: Data Olahan Penelitian) Dari Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa 25 siswa, mencapai ketuntasan hasil belajar pada aspek spritual (KI-1) dengan perolehan nilai sangat baik yaitu 83,72. Keterangan tabel: Nilai akhir diperoleh dari : = 2) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Sosial (KI-2) Ketuntasan hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan lembar penilaian angket dan lembar penilaian pengamatan observasi aspek sosial (KI-2). Hasil belajar aspek sosial (KI-2) dikatakan tuntas 93

111 apabila mencapai P 75. Secara terperinci terlampir pada ( lampiran halaman ) disajikan pada tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Sosial (KI-2) No Kode Siswa Nilai Observasi Nilai Angket Nilai Akhir Keterangan 1 AMG Tuntas 2 AHW Tuntas 3 ACT Tuntas 4 AFA Tuntas 5 AW Tuntas 6 BB Tuntas 7 CTIP Tuntas 8 CVYS Tuntas 9 DAS Tuntas 10 EYA Tuntas 11 FE Tuntas 12 FG Tuntas 13 KRN Tuntas 14 KL Tuntas 15 IGN Tuntas 16 MMSA Tuntas 17 MEN Tuntas 18 MMBI Tuntas 19 MNL Tuntas 20 MPJ Tuntas 21 NI Tuntas 22 SNM Tuntas 23 RH Tuntas 24 YL Tuntas 25 IA Tuntas Jumlah 1962 Rata-rata 78,48 Tuntas (Sumber: Data Olahan Penelitian) Dari Tabel 4.14 di atas, dapat dilihat dari 25 siswa semuanya mencapai ketuntasan hasil belajar pada aspek sosial (KI-2) dengan rata-rata nilai 78,48. Keterangan tabel: Nilai akhir diperoleh dari : = 3) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-3) Ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan (KI-3) dapat diukur dengan menggunakan lembar soal diskusi, lembar soal kuis, 94

112 lembar soal tugas rumah, lembar tes hasil belajar pilihan ganda dan lembar tes hasil belajar essay yang diujikan. Secara terperinci terlampir pada (lampiran halaman ) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut. Tabel 4.15 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-3) No Kode Siswa RND RNK RNT RNU NILAI KI-3 Keterangan 1 AMG Tuntas 2 AHW Tuntas 3 ACT Tuntas 4 AFA Tuntas 5 AW Tuntas 6 BB Tuntas 7 CTIP Tuntas 8 CVYS Tuntas 9 DAS Tuntas 10 EYA Tuntas 11 FE Tuntas 12 FG Tuntas 13 KRN Tuntas 14 KL Tuntas 15 IGN Tuntas 16 MMSA Tuntas 17 MEN Tuntas 18 MMBI Tuntas 19 MNL Tuntas 20 MPJ Tuntas 21 NI Tuntas 22 SNM Tuntas 23 RH Tuntas 24 YL Tuntas 25 IA Tuntas Jumlah 1983 Rata-rata 79 Tuntas ( Sumber: Olahan Data Peneliti) Keterangan tabel: RND = Rata-rata nilai diskusi RNK RNT RNU = Rata-rata nilai kuis = Rata-rata nilai tugas rumah = Rata-rata nilai ulangan Nilai akhir diperoleh dari : = 95

113 Tabel 4.15 menunjukkan bahwa hasil belajar aspek pengetahuan (KI-3) yang diukur pada penelitian ini semuanya tuntas dengan rata-rata nilai 79. 4) Ketuntasan Hasil Belajar Keterampilan (KI-4) Ketuntasan hasil belajar praktek (KI-4) dapat diukur dengan menggunakan lembar pengamatan kemampuan praktek siswa. Hasil belajar aspek psikomotor dikatakan tuntas apabila mencapai P 75. Secara terperinci terlampir pada (lampiran 30 halaman 290) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut: No Kode Siswa Tabel 4.16 Ketuntasan Hasil Belajar Praktek Praktek Nilai Keterangan Pertemuan RPP 03 Pertemuan RPP 04 1 AMG Tuntas 2 AHW Tuntas 3 ACT Tuntas 4 AFA Tuntas 5 AW Tuntas 6 BB Tuntas 7 CTIP Tuntas 8 CVYS Tuntas 9 DAS Tuntas 10 EYA Tuntas 11 FE Tuntas 12 FG Tuntas 13 KRN Tuntas 14 KL Tuntas 15 IGN Tuntas 16 MMSA Tuntas 17 MEN Tuntas 18 MMBI Tuntas 19 MNL Tuntas 20 MPJ Tuntas 21 NI Tuntas 22 SNM Tuntas 23 RH Tuntas 24 YL Tuntas 25 IA Tuntas Jumlah 1957 Tuntas Rata-Rata 78,28 Tuntas (Sumber : Data Olahan Peneliti) 96

114 Tabel 4.16 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar praktek siswa yang diukur pada penelitian ini semuanya tuntas dengan rata-rata nilai 78,28. Dalam ketuntasan hasil belajar keterampilan siswa juga memuat lembar penilaian portofolio yaitu penilaian atas hasil belajar siswa dalam bentuk laporan. Penilaian portofolio lebih difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa. Secara rinci terlampir pada (lampiran 31 halaman 292) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut : No Kelompok Kode Siswa Tabel 4.17 Ketuntasan Hasil Belajar Portofolio Portofolio Pertemuan RPP 03 Pertemuan RPP 04 Nilai Tiap Siswa Keterangan 1 I AW Tuntas 2 AMG Tuntas 3 BB Tuntas 4 AHW Tuntas 5 ACT Tuntas 6 II CTIP Tuntas 7 MMSA Tuntas 8 MEN Tuntas 9 SNM Tuntas 10 YL Tuntas 11 III AFA Tuntas 12 NI Tuntas 13 DAS Tuntas 14 MPJ Tuntas 15 MMBI Tuntas 16 IV CVYS Tuntas 17 EYA Tuntas 18 FE Tuntas 19 FG Tuntas 20 KRN Tuntas 21 V KL Tuntas 22 IGN Tuntas 23 MNL Tuntas 24 RH Tuntas 25 IA Tuntas Jumlah rata-rata 85,84 82,52 84,2 Tuntas (Sumber: Data Olahan Peneliti) 97

115 Tabel 4.16 menunjukkan bahwa hasil belajar aspek portofolio yang diukur pada penelitian ini semuanya tuntas dengan rata- rata nilai 84,2. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa, menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan laporan belum memenuhi aspek-aspek dalam membuat laporan dan menggunakan bahan-bahan praktikum secara baik dan benar. Secara rinci dapat disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.18 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Keterampilan (KI-4) Secara Keseluruhan No Kode Siswa Nilai Portofolio Nilai Praktek Nilai Akhir Keterangan 1 AMG Tuntas 2 AHW Tuntas 3 ACT Tuntas 4 AFA Tuntas 5 AW Tuntas 6 BB Tuntas 7 CTIP Tuntas 8 CVYS Tuntas 9 DAS Tuntas 10 EYA Tuntas 11 FE ,5 Tuntas 12 FG ,5 Tuntas 13 KRN ,5 Tuntas 14 KL ,5 Tuntas 15 IGN ,5 Tuntas 16 MMSA ,0 Tuntas 17 MEN ,0 Tuntas 18 MMBI ,0 Tuntas 19 MNL ,5 Tuntas 20 MPJ ,0 Tuntas 21 NI ,0 Tuntas 22 SNM ,0 Tuntas 23 RH ,5 Tuntas 24 YL ,0 Tuntas 25 IA ,5 Tuntas Jumlah 2031 Rata-rata 81,24 Tuntas ( Sumber: Olahan Data Peneliti) 98

116 Keterangan tabel: Nilai akhir KI-4 = Dari Tabel 4.18 di atas dapat dilihat bahwa 25 siswa, mencapai ketuntasan hasil belajar pada aspek keterampilan (KI-4) dinyatakan tuntas dengan skor rata-rata 81,24. 5) Ketuntasan Hasil Belajar Secara Keseluruhan No Kode Siswa Tabel 4.19 Ketuntasan Hasil Belajar Keseluruhan KI-3 KI-4 KI 1 KI-2 Nilai Keterangan Akhir 1 AMG Tuntas 2 AHW Tuntas 3 ACT Tuntas 4 AFA Tuntas 5 AW Tuntas 6 BB Tuntas 7 CTIP Tuntas 8 CVYS Tuntas 9 DAS Tuntas 10 EYA Tuntas 11 FE Tuntas 12 FG Tuntas 13 KRN Tuntas 14 KL Tuntas 15 IGN Tuntas 16 MMSA Tuntas 17 MEN Tuntas 18 MMBI Tuntas 19 MNL Tuntas 20 MPJ Tuntas 21 NI Tuntas 22 SNM Tuntas 23 RH Tuntas 24 YL Tuntas 25 IA Tuntas Jumlah 2013 Rata-rata 80,51 Tuntas (Sumber: Olahan Data Peneliti) 99

117 Keterangan tabel: Nilai akhir = Tabel 4.19 di atas menunjukan bahwa keseluruhan hasil belajar siswa yang terdiri dari tiga aspek yakni aspek pengetahuan (KI-3), aspek keterampilan (KI-4) dan aspek spritual (KI-1) dan aspek sosial (KI-2) dinyatakan tuntas dengan rata-rata nilai yang diperoleh adalah 80,5. 2. Analisis Kepercayaan Diri Siswa Ketuntasan indikator angket kepercayaan diri siswa menggunakan instrumen angket kepercayaan diri siswa. Secara terperinci terlampir pada (lampiran 32 halaman 293), dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut: No Tabel 4.20 Analisis Ketuntasan Indikator Kepercayaan Diri Siswa Indikator 1 Kemauan dari dalam diri untuk berusaha Kriteria Positif (%) Kategori 91 Baik 2 Mudah menyesuaikan diri 87 Baik 3 Memiliki kelebihan 88 Baik 4 Kemandirian 85 Baik 5 Tidak mudah menyerah 91 Baik 6 Memiliki fisik yang menunjang 90 Baik Rata-rata 88 Baik (Sumber: Olahan Data Peneliti) 100

118 Tabel 4.20 di atas, pada kriteria positif menunjukkan bahwa proporsi indikator kepercayaan diri siswa yang diukur pada penelitian ini semuanya berada pada rata-rata baik dengan skor rata-rata 88%. Pengambilan data kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran menggunakan instrumen angket kepercayaan diri siswa. Secara terperinci terlampir pada (lampiran 33 halaman 293), dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut: Tabel 4.21 Analisis Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar NO KODE SISWA X Kategori 1 AMG 89 Sangat Baik 2 AHW 81 Sangat Baik 3 ACT 83 Sangat Baik 4 AFA 85 Sangat Baik 5 AW 82 Sangat Baik 6 BB 94 Sangat Baik 7 CTIP 80 Baik 8 CVYS 83 Sangat Baik 9 DAS 83 Sangat Baik 10 EYA 95 Sangat Baik 11 FE 97 Sangat Baik 12 FG 92 Sangat Baik 13 KRN 92 Sangat Baik 14 KL 91 Sangat Baik 15 IGN 87 Sangat Baik 16 MMSA 88 Sangat Baik 17 MEN 93 Sangat Baik 18 MMBI 94 Sangat Baik 19 MNL 91 Sangat Baik 20 MPJ 93 Sangat Baik 21 NI 86 Sangat Baik 22 SNM 81 Sangat Baik 23 RH 82 Sangat Baik 24 YL 89 Sangat Baik 25 IA 94 Sangat Baik Rata-rata 82,2 Sangat Baik (Sumber: Data Olahan Peneliti) 101

119 Tabel 4.21 di atas, menunjukkan bahwa kepercayaan diri siswa yang diukur pada penelitian ini semuanya berada pada kategori sangat baik dengan skor rata-rata 82,2. 3. Hubungan Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Dalam mengetahui seberapa besar taraf hubungan atau korelasi antara kepercayaan diri siswa (X) dengan hasil belajar (Y) maka digunakan rumus korelasi produk moment (r X.Y ), dan berdasarkan perhitungan diperoleh r X.Y = 0,58 dengan kategori cukup kuat. Setelah mendapatkan nilai koefisien korelasi (PPM), maka di lanjutkan pengujian signifikan dan didapat nilai t hitung dengan nilai t tabel dengan tingkat kesalahan α = 0,05, serta dk = n - 2 = 25-2 = 23, maka didapat nilai t tabel adalah 0,413, karena nilai t hitung t tabel atau 4,146 0,413, maka signifikan sehingga Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri siswa dan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan scientific materi pokok ikatan kimia kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang. Perhitungan tentang korelasi kepercayaan diri siswa dan hasil belajar dan kontribusi korelasi terdapat pada lampiran 33 halaman Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Dalam analisis statistik ini sebelum dilakukan analisis pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan secara terperinci terlampir (lampiran 33 halaman 294) dan secara ringkas sebagai berikut: 102

120 a) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, digunakan data nilai hasil belajar siswa, kemudian data tersebut disusun dalam tabel distribusi frekuensi kepercayaan diri siswa (variabel X) dan hasil belajar (variabel Y), dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.22 Kepercayaan Diri dan Hasil Belajar Siswa NO KODE SISWA X Y 1 AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA (Sumber : Data Olahan Peneliti) Perhitungan uji normalitas secara lengkap terlampir pada lampiran 33 halaman 294. Dari hasil perhitungan diperoleh = 4,5306 dan dengan derajat kebebasan (dk) = k - 2 = 6-2 = 4 dan taraf kesalahan 5% maka dicari pada tabel chi-kuadrat didapat = 9,488. Dengan membandingkan X 2 hitung dan X 2 tabel 103

121 maka disimpulkan atau 4,5306 9,488, maka data berdistribusi normal sehingga analisis korelasi dan regresi dapat dilanjutkan. b) Uji Linearitas Dalam menganalisis kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa, terlebih dahulu dilakukan uji linearitas, dengan maksud untuk mengetahui data berpola linear atau tidak. Hasil yang diperoleh melalui uji linearitas akan menentukan teknik analisa regresi yang akan digunakan. Setelah dilakukan uji linearitas diperoleh F hitung = 8,15 dan dengan dk pembilang = 8 dan dk penyebut = 15 untuk taraf signifikan 5% maka didapat F tabel = 2,64. Dengan demikian karena F hitung F tabel atau 2,12 2,64 maka data berpola linear sehingga uji korelasi dan linear dapat dilanjutkan. c) Korelasi Product Moment Korelasi pearson product moment ini digunakan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan atau korelasi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Korelasi pearson product moment dilambangkan dengan (r), berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai r = 0,58 yang mana berdasarkan kriteria kooefisien korelasi kategori cukup kuat yang artinya kepercayaan diri siswa memiliki hubungan yang cukup kuat dalam menentukan hasil belajar siswa. Dan setelah dilanjutkan uji signifikan dengan 104

122 menggunakan rumus t hitung diperoleh nilai t hitung = 4,146 dan dengan tingkat kesalahan α = 0,05, serta dk = n - 2 = 25-2 = 23. Maka nilai = 0,413. Dengan membandingkan t hitung dan t tabel maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 5 Kupang dengan menerapkan pendekatan scientific karena atau 4,146 0,413. Hasil perhitungan korelasi pearson product moment secara rinci terlampir pada lampiran 33 halaman 302. d) Koefisien Determinasi Koefisien determinasi menunjukan besar kecilnya pengaruh variabel bebas (kepercayaan diri) terhadap variabel terikat ( hasil belajar siswa). Dari hasil perhitungan statistik, maka nilai r sebesar 0,58 dan r 2 sebesar 0,33, sehingga besar sumbangan relative kepercayaan diri siswa dengan menerapkan pendekatan scientific terhadap hasil belajar kimia adalah r 2 x 100% = 33% dan Secara rinci terlampir pada lampiran 33 halaman 305. e) Regresi Sederhana Analisis regresi ini dipakai untuk menganalisis pengaruh variabel bebas (kepercayaan diri siswa dalam menerapkan pendekatan scientific /variabel X) terhadap variabel terikat (hasil belajar/variabel Y). Berdasarkan perhitungan statistik untuk analisa regresi linear menunjukan pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil 105

123 belajar kimia siswa diperoleh persamaan: Y = + 0,37 X. Persamaan ini kemudian diuji signifikansinya dengan mengunakan rumus analisa varians atau yang sering disebut anava, yang menghasilkan Fhitung = 5,439 dan Ftabel = 4,26, pada dk = 1 dan dk = 23 pada taraf signifikan 5 %, karena Fhitung Ftabel, maka tolak Ho dan terima Ha, artinya ada pengaruh antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan scientific. Perhitungan tentang pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa secara terperinci terlampir pada (lampiran 33 halaman 305). B. Pembahasan 1. Efektifitifitas Penerapan Pendekatan Scientific a) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Teknik yang digunakan untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific adalah teknik observasi. Dalam teknik ini digunakan instrumen lembar pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran. Penilaiannya dilakukan oleh dua pengamat, yang mana pengamat satu yaitu bapak Drs. Aloysius Muda dan pengamat dua ibu Genoveva Wunga, S.Pd. Skor yang diperoleh guru, diberikan oleh masing-masing pengamat. Skor yang diberikan kemudian dianalisis sehingga mendapat rata-rata skor 3.50, termasuk kategori baik. Hal ini sesuai dengan kriteria penilaian kemampuan guru yaitu , termasuk kategori baik. 106

124 Kemampuan guru mengelola pembelajaran terdiri dari 5 aspek yang dinilai, kelima aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific termasuk kategori baik dengan skor 3,52. Hal ini disebabkan pada kegiatan pendahuluan guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah dipelajari oleh siswa yang berhubungan dengan materi baru yang akan diajarkan sehingga siswa dapat merespon dengan cepat dan tepat tentang materi yang akan dipelajari, ini sesuai dengan teori dari Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. 2. Kegiatan Inti Kegiatan inti dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific termasuk kategori baik dengan skor 3,33. Hal ini disebabkan pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk mengamati suatu fenomena yang akan bermanfaat bagi siswa karena 107

125 dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap fenomena tersebut, membantu siswa dalam melakukan penyelidikan maupun kerja kelompok sehingga siswa tidak melenceng jauh, membagi siswa dalam beberapa kelompok agar membangun sikap keterbukaan antar anggota kelompok untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok, dan membangkitkan keterampilan siswa dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban yang logis, sistematis, dengan begitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri, ini sesuai dengan teori dari Bruner yaitu pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatau penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan 3. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific termasuk kategori baik dengan skor 3,32. Hal ini disebabkan guru dapat meminta siswa untuk meningkatkan 108

126 pemahamannya tentang konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari dari buku-buku pelajaran yang relevan atau sumber informasi lainnya. 4. Pengelolaan Waktu Aspek pengelolaan waktu berada pada kategori baik, dengan skor yang diperoleh yaitu 3,50, walaupun belum sempurna. Hal ini disebabkan siswa terlalu lama berdiskusi sehingga waktu untuk mempresentasikan hasil diskusi berkurang. 5. Suasana Kelas Aspek suasana kelas berada pada kategori baik dengan skor yang diperoleh yaitu 3,75. Walaupun termasuk dalam kategori baik namun ada beberapa kendala yang ditemukan saat proses pembelajaran, salah satunya adalah kurangnya minat siswa untuk belajar, sehingga siswa tersebut sering membuat keributan dan sibuk dengan urusan yang seharusnya tidak perlu. b) Ketuntasan Indikator 1) Ketuntasan Indikator Aspek Spritual (KI-1) Ketuntasan indikator aspek spiritual (KI-1) diperoleh dari hasil analisis nilai observasi dan angket. Skor rata-rata untuk nilai observasi 78% dan skor rata- rata nilai angket 84%. Hal ini disebabkan karena siswa sudah memiliki siritual yang ditanamkan pada saat proses pembelajaran. 109

127 2) Ketuntasan Indikator Aspek Sosial (KI-2) Ketuntasan indikator aspek sosial (KI-2) diperoleh dari hasil analisis nilai observasi dan angket. Skor rata-rata untuk nilai observasi 80% dan skor rata- rata nilai angket 80%. Hal ini disebabkan karena siswa sudah memiliki sosial yang ditanamkan pada saat proses pembelajaran. Aspek sosial yang dimiliki siswa mempengaruhi hasil belajar siswa, hal ini sesuai dengan pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa, belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skemata), sebab skema merupakan suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. 3) Ketuntasan Indikator Aspek Pengetahuan (KI-3) Ketuntasan indikator aspek pengetahuan (KI-3) diperoleh dari hasil analisis nilai kisi kisi tes hasil belajar. Kisi- kisi tes hasil belajar yang ada digunakan untuk tes hasil belajar siswa, tes hasil belajar siswa diberikan setelah selesainya proses pembelajaran dengan materi pokok ikatan kimia. Kompetensi inti 3 mempunyai 12 indikator yang semuanya tuntas dengan perolehan skor rata-rata 80%. Hal ini disebabkan karena siswa sudah bisa menguasai konsep dari materi pokok ikatan kimia. 110

128 4) Ketuntasan Indikator Aspek Keterampilan (KI-4) Ketuntasan indikator aspek keterampilan (KI-4) diperoleh dari hasil analisis nilai praktek dan nilai portofolio yang masingmasing memiliki skor 78% dan 88%. Hal ini disebabkan karena semua tahap yang dinilai dari kedua aspek dilakukan dengan baik. Aspek keterampilan (KI-4) berkaitan dengan hubungan kerja siswa yang dibentuk dalam kelompok belajar sesuai dengan teori dari vygotsky yang menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila siswa belajar menangani tugastugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. c) Ketuntasan Hasil Belajar 1) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Spritual (KI-1) Ketuntasan hasil belajar aspek spiritual (KI-1) dari 25 orang siswa diinyatakan tuntas, karena pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa menunjukan aspek spiritual yang baik sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang mengharapkan siswa bisa menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Wydiastono : 2013). Rata-rata skor yang diperoleh dari 25 orang siswa adalah 83,72 dinyatakan tuntas. 111

129 2) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Sosial (KI-2) Ketuntasan hasil belajar aspek sosial (KI-2) dari 25 orang siswa dinyatakan tuntas, karena aspek sosial yang ditunjukan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung terlihat baik sehingga memperoleh rata-rata skor 78,48 dan dinyatakan tuntas. Vygotsky lebih menekankan kepada aspek sosial pembelajaran, sehingga sikap sosial berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, ini sesuai dengan teori Vygotsky dalam teorinya menyatakan bahwa perancahan atau bantuan yang akan diberikan kepada teman pada tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan agar memberikan kesempatan kepada teman untuk mengambil tanggung jawab yang semakin besar dan setelah itu ia mampu melakukannya sendiri, ketika aspek sosial itu muncul maka hasil belajar akan meningkat. 3) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-3) Ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan (KI-3) dari 25 siswa yang mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dan di tes dengan memberikan soal sebanyak 25 nomor, ternyata semua siswa tuntas. Dari THB produk yang diberikan diperoleh nilai rata-rata 75 yaitu 76. Hal ini disebabkan karena siswa sudah bisa menguasai konsep dari materi pokok ikatan kimia dan juga sesuai dengan teori Piaget yang mengatakan bahwa 112

130 setiap siswa memiliki perbedaan individual dalam hal ini kemajuan perkembangan kognitif dan lebih menekankan lagi pada tahapan perkembangan intelektual yang dilihat dari umur siswa dimana pada umur tahun siswa mampu berpikir abstrak. 4) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Keterampilan (KI-4) Ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan (KI-4) dinilai dari dua aspek praktek dan aspek portofolio. Dimana rata-rata hasil belajar praktek adalah 78 dan nilai rata-rata portofolio 84,2. Dari 25 orang siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar, ternyata semuanya tuntas dengan nilai rata-rata 81,24, hal ini menunjukan bahwa siswa mampu melakukan percobaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan juga sesuai dengan salah satu kelebihan dari pendekatan scientific yakni pembelajaran yang berpusat pada siswa akan melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya perkembangan berpikir tingkat tinggi siswa. d) Ketuntasan Hasil Belajar Secara Keseluruhan Ketuntasan Hasil belajar siswa yang diharapkan adalah kemampuan lulusan yang utuh yang mencakup aspek spiritual (KI- 1), aspek sosial (KI-2), aspek pengetahuan (KI-3) dan aspek keterampilan (KI-4). Berdasarkan hasil analisis perhitungan hasil 113

131 belajar yang didapat dari rata-rata ketuntasan hasil belajar secara keseluruhan 80,51. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gagne dan Briggs bahwa hasil belajar merupakan kemampuan internal yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang tersebut melakukan sesuatu. 2. Analisis Kepercayaan Diri Siswa Terhadap Pembelajaran Kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia dalam pembelajaran yang dinilai melalui 6 indikator, yaitu kemauan dari dalam diri untuk berusaha, kemandirian, tidak mudah menyerah, mudah menyesuaikan diri, memiliki kelebihan, memiliki fisik yang menunjang. Dari indikator tersebut di uraikan dalam 20 pernyataan yang harus dijawab oleh siswa. Hasil analisa kepercayaan diri siswa dari ke enam indikator tersebut antara lain: 1) Kemauan dari dalam diri untuk berusaha Perhitungan pada indikator ini, untuk kriteria positif rata-rata skor angket yang diperoleh adalah 91%, ini berarti kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran tergolong dalam kategori baik yang menunjukan bahwa siswa menyadari akan tujuan dari pembelajaran sehingga tampak adanya kesadaran dan konsentrasi dalam kegiatan pembelajaran. 114

132 2) Kemandirian Perhitungan pada indikator ini, untuk kriteria positif rata-rata skor angket yang diperoleh adalah 87% ini berarti kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran tergolong dalam kategori baik yang menunjukan bahwa siswa mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai, tidak tergantung pada orang lain dalam melakukan sesuatu serta mampu melakukan tugas tanpa menunggu orang lain. 3) Tidak mudah menyerah Perhitungan pada indikator ini, untuk kriteria positif rata-rata skor angket yang diperoleh adalah 88% ini berarti kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran tergolong dalam kategori baik yang menunjukan bahwa siswa merasa yakin akan kompetisi atau kemampuan diri untuk mewujudkan rencananya dengan berhasil atau memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan memiliki pandangan dan harapan yang positif mengenai diri dan masa depannya. 4) Mudah menyesuaikan diri Perhitungan pada indikator ini, untuk kriteria positif rata-rata skor angket yang diperoleh adalah 85% ini berarti kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran tergolong dalam kategori baik yang menunjukan bahwa siswa menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangan dan mampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi dirinya. 115

133 5) Memiliki kelebihan Perhitungan pada indikator ini, untuk kriteria positif rata-rata skor angket yang diperoleh adalah 91% ini berarti kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran tergolong dalam kategori cukup baik yang menunjukan bahwa siswa mengetahui kesanggupannya dalam suasana belajar, mengerti apa yang siswa tidak bisa lakukan dan secara konsekuen menyadari apa yang siswa kerjakan. 6) Memiliki fisik yang menunjang Perhitungan pada indikator ini, untuk kriteria positif rata-rata skor angket yang diperoleh adalah 90% ini berarti kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran tergolong dalam kategori baik yang menunjukan bahwa siswa memliki kemampuan menerima diri sendiri (dengan segala kekurangan dan kelebihannya). Bisa menerima keadaan diri sendiri berarti mempunyai kemampuan untuk menghindari dorongan-dorongan kecil untuk hidup menyendiri. 3. Hubungan Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar Siswa Hasil perhitungan korelasi Pearson product moment menunjukan koefisien korelasi antara kepercayaan diri (Variabel X) terhadap hasil belajar (variabel Y) adalah 0,58 yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel X (Kepercayaan Diri) dengan variabel Y (Hasil Belajar) menunjukan t hitung t tabel atau 4,146 0,413 maka korelasi signifikan, sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima yang berarti ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang. 116

134 Pada perhitungan koefisien determinsi atau pengaruh kepercayaan diri (Variabel X) terhadap hasil belajar (Variabel Y) adalah r 2 x 100 % = 0,33 x 100 % = 33%, sehingga besar sumbangan relatif kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar adalah 33%. Hal ini berarti hasil belajar siswa dalam pendekatan scientific sebesar 33% dipengaruhi oleh kepercayaan diri, sisanya sebesar 67% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri siswa berhubungan dengan hasil belajar siswa, ini sesuai dengan pendapat Adywibowo Inge yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik atau setidaknya memiliki kemampuan untuk belajar cara-cara menyelesaikan tugas, sehingga dapat menimbulkan keberanian dan kemampuan untuk meningkatkan hasil belajar belajar. 4. Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar Siswa Hasil analisis deskriptif kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar termaksud dalam kategori baik dengan skor rata-rata adalah 82,2. Hal ini diperkuat dengan analisis statistik dimana hasil belajar siswa yang diperoleh dari Tes Hasil Belajar (THB) setelah kegiatan pembelajaran berlangsung, kemudian dilakukan pengolahan data terhadap hasil belajar siswa. Selanjutnya data diuji kenormalannya dengan uji Chi-Kuadrat, ternyata data sampel dimana diketahui X hitung = 4,5306 dengan derajat kebebasan (dk) = k 2 = 6 2 = 4 dengan taraf kesalahan adalah 5 % maka dicari pada tabel 117

135 Chi-Kuadrat X tabel = 9,488. Dengan membandingkan X hitung dengan nilai X tabel maka dapat disimpulkan bahwa X hitung X tabel atau 4,5306 9,488. Data sampel berdistribusi normal menunjukkan bahwa X hitung lebih besar X tabel sehingga analisis korelasi dan regresi dapat dilanjutkan. Hasil analisis regresi sederhana atau analisis pengaruh variabel X terhadap Y diperoleh nilai F hitung F tabel, atau, 5,439 4,28 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima yang berarti ada pengaruh signifikan antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar kimia dalam penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 kupang. Jika skor kepercayaan diri yang diperoleh siswa semakin besar, maka hasil belajar semakin baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sartika Pradipta (2014:47) yang menyatakan bahwa keyakinan pada kemampuan mengambil tindakan yang tepat dan efisien dalam keadaan tertentu dapat berpengaruh pada hasil belajar. 118

136 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan secara deskriptif dan statistik, maka secara garis besar hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Efektifitas penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia kelas X MIA 2 Semester Ganjil SMA Negeri 5 kupang tahun Pelajaran 2014/2015. Secara terperinci dapat disimpulkan sebagai berikut: a) Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata 3,50. b) Ketuntasan Indikator Hasil Belajar dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia terdiri dari 4 aspek: 1) Ketuntasan IHB (Indikator Hasil Belajar) aspek spiritual (KI-1) yang meliputi ketuntasan IHB observasi sebesar 83% dan ketuntasan IHB angket sebesar 82%. 2) Ketuntasan IHB aspek sosial (KI-2) yang meliputi ketuntasan IHB observasi sebesar 82% dan ketuntasan IHB angket sebesar 80%. 3) Ketuntasan IHB aspek pengetahuan (KI-3) yang meliputi ketuntasan IHB diskusi sebesar 79%, ketuntasan IHB kuis sebesar 119

137 89%, ketuntasan IHB tugas rumah sebesar 80%, ketuntasan IHB pilihan ganda sebesar 80% dan ketuntasan IHB essay 87%. 4) Ketuntasan IHB aspek sikap keterampilan (KI-4) yang meliputi indikator praktek sebesar 78% dan indikator portofolio sebesar 88%. c) Ketuntasan hasil belajar dengan menerapkan pendekatan scientific adalah tuntas dan ketuntasannya terdiri dari 4 aspek: 1) Aspek Sikap Spritual (KI-1) Pada ketuntasan hasil belajar aspek sikap spiritual (KI-1) semua siswa dikatakan tuntas dengan skor rata- diperoleh siswa 75 yaitu Sebesar 83,72. 2) Aspek Sikap Sosial (KI-2) Pada ketuntasan hasil belajar aspek sikap sosial (KI-2) dengan rata-rata proporsi jawaban yang diperoleh siswa 75 yaitu Sebesar 78,48. 3) Aspek Sikap Pengetahuan (KI-3) Pada ketuntasan hasil belajar aspek sikap pengetahuan (KI-3) semua siswa dikatakan tuntas karena rata-rata proporsi jawaban yang diperoleh siswa 75 yaitu sebesar 79. 4) Aspek Sikap Keterampilan (KI-4) Pada ketuntasan hasil belajar psikomotor dan porofolio semua siswa dikatakan tuntas dengan rata-rata proporsi jawaban yang diperoleh siswa 75 yaitu sebesar 78,

138 2. Kepercayaan diri siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang berada pada rata-rata skor 82,2 artinya berada pada kategori sangat baik. 3. Ada pengaruh yang signifikan antara kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2014/ Ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2014/

139 B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1) Bagi siswa Diharapkan dapat memanfaatkan kepercayaan diri yang dimilikinya seoptimal mungkin dalam usaha memperoleh prestasi belajar yang diharapkan. 2) Bagi Guru a) Guru perlu lebih banyak menguasai strategi, pendekatan serta metode yang tepat sehingga dapat memperoleh tujuan pembelajaran yang diharapkan. b) Pendekatann scientific sangat baik dan efektif dalam pembelajaran kimia, karena itu disarankan agar guru mata pelajaran kimia dapat menerapkannya dalam pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang baik pada materi pokok lain. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah variabel menjadi lebih kompleks, sehingga memperoleh informasi dan data yang lebih luas yang dapat menjawab tujuan dari penelitian yang ingin dicapai. 122

140 DAFTAR PUSTAKA Baharuddin & Wahyuni. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: penerbit AR- RUZZ MEDIA Chang Raymond. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Penerbit Erlangga, Direktorat Pembinaan SMA Kumpulan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang Implementasi Kurikulum Jakarta: Kemendikbud. Fadjar Malik. Pendidikan di Indonesia di Tengah Gelombang Perubahan. Jakarta: Penerbit Pustaka LP3ES Geldard & Geldard. Konseling Anak-anak Edisi ketiga. Jakarta: penerbit PT Indeks Jurnal Skripsi Yenny Qomarih Istiqomah. Korelasi Antara Kecerdasan Emosional dan Kepercayaan Diri Siswa Tuna Netra Aliyah Negeri 5 Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Jurnal Pendidikan Penabur Inge Pudjiastuti Adywibowo- No.15/Tahun ke- 9/Desember Jurnal Belajar dan Hasil Belajar. Unimed-Undegrduate Bab II. Kurinasih & Sani. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum Jakarta: Penerbit: katapena Meliala Kristinus Sembiring dengan judul Efektivitas Assertiviness Training terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri Postulan di Lembata Formasi Postulan Claret Tahun Pelajaran 2011/2012 Rahayu, Yofita. Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui Kegiatan Bercerita. Jakarta: Penerbit PT Indeks

141 Riduwan. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta: Bandung Sarastika, Pradipta. Stop Minder & Grogi-Saatnya Tampil Beda Dan Percaya Diri. Yogyakarta: Araska Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruh. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Sudjana. Tuntutan Penyusun Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru,2000. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana: Jakarta Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Beroreintasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka, Warman (2013) dengan judul. Hubungan Percaya Diri Siswa Dengan Hasil Belajar geografi Kelas Xi IPS Di SMA Negeri 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi Didownload dari Wicaksono Danang. Pengaruh Kepercayaan Diri, Motivasi Belajar Sebagai Akibat Dari Latihan Bolavoli Terhadap Prestasi Belajar Atlet Di Sekolah. Skripsi yang Tidak Dipublikasikan, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Yeung, Rob. Confidence. Jakarta: Daras Books

142 125

143 SILABUS Lampiran 01 Satuan Pendidikan : SMA Negeri 5 Kupang Kelas : X Kompetensi Inti : KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat danminatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesarantuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materis sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, Struktur Lewis Ikatan ion dan ikatan kovalen Ikatan kovalen koordinasi Senyawa kovalenpolar dan non polar. Ikatan logam Gaya antar molekul Sifat fisik senyawa. Mengamati Membaca tabel titik leleh beberapa senyawa ion dan senyawa kovalen Membaca titik didih senyawa hidrogen halida. Mengamati struktur Lewis beberapa unsur. Menanya Dari tabel tersebut muncul pertanyaan, mengapa ada senyawa yang titik lelehnya rendah dan ada yang titik lelehnya tinggi? Mengapa titik didih air tinggi padahal air mempunyai massa molekul relatif kecil? Mengapa atom logam cenderung melepaskan elektron? Mengapa atom nonlogam cenderung menerima elektron dari atom lain? Bagaimana proses terbentuknya ikatan ion? Bagaimana Tugas : Merancang percobaan tentang kepolaran senyawa Observasi Sikap ilmiah dalam mencatat data hasil percobaan Portofolio Laporan percobaan 4 Minggu X 2 JP Buku teks kimia Literatur lainnya Encarta Encyclo pedia Lembar kerja 126

144 kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasidan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. 3.6 Menganalisis kepolaran senyawa. 3.7 Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) ikatan kovalen terbentuk? Apakah ada hubungan antara ikatan kimia dengan sifat fisis senyawa? Pengumpulan data Mengingatkan susunan elektron valensi dalam orbital. Menggambarkan awan elektron valensi berdasarkan susunan elektron dalam orbital. Menganalisis pembentukan senyawa berdasarkan pembentukan ikatan (berhubungan dengan kecenderungan atom untuk mencapai kestabilan). Membandingkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen. Menganalisis penyebab perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen. Menganalisis beberapa contoh pembentukan senyawa kovalen dan senyawa ion. Menganalisis beberapa contoh senyawa kovalen tunggal, kovalen rangkap dua, kovalen rangkap tiga dan kovalen koordinasi. Menganalisis sifat logam dengan proses pembentukan ikatan logam. Menganalisis hubungan antara keelektronegatifan unsur dengan kecenderungan interaksi antar molekulnya Menganalisis pengaruh interaksi antarmolekul terhadap sifat fisis materi. Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) serta mempresentasikan hasilnya untuk Tes tertulis uraian Membandingkan proses pemben-tukan ion dan ikatan kovalen. Membedakan ikatan kovalen tunggal dan ikatan kovalen rangkap Menganalisis kepolaran senyawa Menganalisis hubungan antara jenis ikatan dengan sifat fisis senyawa Menganalisis bentuk molekul. 127

145 untuk menentukan bentuk molekul. 4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. 4.6 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa. 4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron). Bentuk molekul menyamakan persepsi. Melakukan percobaan terkait kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik). Mengamati dan mencatat hasil percobaan kepolaran senyawa. Menganalisis dan menyimpulkan hasil percobaan dikaitkan dengan data keelektronegatifan. Mengasosiasi Menganalisis konfigurasi elektron dan struktur Lewis dalamproses pembentukan ikatan kimia. Menyimpulkan bahwa jenis ikatan kimia berpengaruhkepada sifat fisik materi. Mengkomunikasikan c. Menyajikan hasil analisis perbandingan pembentukan ikatan. d. Menyimpulkan hasil percobaan tentang kepolaran senyawa dan mempresentasikan dengan menggunakan bahasa yang benar. Mengamati e. Mengamati gambar bentuk molekul beberapa senyawa. Menanya f. Bagaimana menentukan bentuk molekul suatu senyawa? Pengumpulan data g. Mengkaji literatur untuk meramalkan bentuk molekul dan mengkaitkan hubungan bentuk molekul dengan kepolaran senyawa. Mengasosiasi h. Menyimpulkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti 128

146 atom. i. Menyimpulkan hubungan bentuk molekul dengan kepolaran senyawa. Mengkomunikasikan Menyajikan gambar bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom. Menyajikan hubungan kepolaran senyawa dengan bentuk molekul. 129

147 Lampiran 02.a 02.a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) A. Identitas Satuan Pendidikan : SMA Negeri 5Kupang Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/I Pertemuan ke : I Materi pokok : struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit B. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. C. Kompetensi Dasar ( KD ) dan Indikator KD dari KI 1: 1.1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. Indikator 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. 2. BersyukuratasrahmatdankaruniaTuhan YME dalam proses pembelajaranmateri kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen KD dari KI 2: 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, 130

148 bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. Indikator: 1. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias. 2. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dalam kegiatan pembelajaran tentang materi kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 3. Jujur dalam menggunakan dalam mengungkapkan dan menganalisis data selama diskusi kelompok. 4. Tanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal diskusi dalam kelompok 5. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain 6. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi 7. Gotong royong dengan cara membantu teman dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. KD dari KI 3 : 3.2 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk. Indikator : 1. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya. 2. Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan okted) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis). 3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion. 4. Memberi contoh ikatan ion 5. Menjelaskan sifat fisik senyawa ion 6. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen 7. Memberi contoh ikatan kovalen 8. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal 9. Memberikan contoh proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal 10. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap 11. Memberikan contoh proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap 12. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap tiga 13. Memberikan contoh proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap tiga 14. Menjelaskan sifat fisik senyawa kovalen. 15. Menghubungkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen dengan sifat fisik senyawa ion dan senyawa kovalen. 131

149 KD dari KI 4 : 4.2 Menyajikan hasil diskusi kelompok tentang kestabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen, kovalen koordinasi, senyawa kovalen polar dan non polar ikatan logam dan sifat-sifatnya. Indikator : 1. Menganalisis soal-soal, sehingga dapat menentukan kesetabilan unsur, struktur lewis suatu senyawa, dan membandingkan ikatan ion dan ikatan kovalen 2. Mempresentasikan tentang kesetabilan unsur, struktur lewis senyawa kimia, dan proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen. D. Tujuan pembelajaran Melalui pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan YME dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 2. Bersyukur atas rahmat dan karuniatuhan YME dalam proses pembelajaran materi kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 3. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias. 4. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dalam kegiatan pembelajaran tentang materi kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 5. Jujur dalam menggunakan dalam mengungkapkan dan menganalisis data selama diskusi kelompok. 6. Tanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal diskusi dalam kelompok 7. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain 8. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi 8. Gotong royong dengan cara membantu teman dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. 9. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya. 10. Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan okted) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis) 11. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion. 12. Memberikan contoh senyawa ion 13. Menjelaskan sifat fisik senyawa ion 14. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal. 15. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap. 16. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap tiga. 17. Memberi contoh ikatan kovalen tunggal. 18. Memberi contoh ikatan kovalen rangkap. 19. Memberi contoh ikatan kovalen rangkap tiga 20. Menghubungkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen dengan sifat fisik senyawa ion dan senyawa kovalen. 132

150 E. Materi Pelajaran Ikatan Kimia : 1. KestabilanUnsur 2. Struktur Lewis 3. Ikatan Ion 4. Ikatan kovalen F. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan : scientifiec G. Media dan sumber belajar Buku guru SMA kelas X Buku Kimia SMA Kelas X Penerbit CV. Mediatama Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan Mudah Dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan Bahan ajar LDS H. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Inti Deskripsi Kegiatan 1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan minggu ini mereka akan mempelajari materi tentang kestabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini 6. Guru membagi bahan ajar. Mengamati a. Guru meminta siswa mengamati gambar struktur Lewis beberapa unsur kepada siswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Alokasi Waktu 10 menit 60 menit Menanya b. Guru bertanya pada siswa tentang materi yang akan dipelajari, misalnya pertanyaan berikut. 1. Mengapa struktur lewis dari unsur-unsur diatas berbeda. 2. Bagaimanakah cara yang dilakukan unsur-unsur untuk memiliki susunan elektron stabil seperti gas mulia? 3. Bagaimanakah proses terjadinya ikatan ion? 4. Bagaimana proses terjadinya ikatan kovalen dilihat dari jumlah pasangan elektronnya? 133

151 Penutup Mengumpulkan data 1. Guru menjelaskan mengenai konfigurasi elektron gas mulia, proses terjadinya ikatan ion dan kovalen berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. 2. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, kemudian mendiskusikan bersama teman kelompoknya mengenai struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen serta atom-atom unsur yang cenderung melepas elektron atau menerima elektron untuk mencapai kestabilan. 3. Guru membagi LDS kepada siswa 4. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan diskusi. 5. Siswa diharapkan untuk bertanggung jawab dan bergotong royong dalam mengerjakan soal-soal pada LDS dan menggali informasi melalui berbagai literatur terkait. 6. Siswa diharapkan untuk bersikap jujur dalam menjawab soal-soal dalam LDS. Mengasosiasi : 1. Siswa bertanggung jawab dan bergotong royong dalam kelompok untuk menganalisis data hasil percobaan yang mereka peroleh dengan membandingkan pada bahan ajar dan literatur terkait 2. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi ying ang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh Mengkomunikasikan : 1. Masing- masing kelompok diwakili seorang siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, kelompok lain mendengar dan menanggapi dengan santun dan toleransi. 2. Guru membimbing siswa mempertegas jawaban siswa tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 3. Guru menilai hasil diskusi siswa. Menilai 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 2. Guru memberikan soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai kestabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang masih belum dipahami. 2. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 3. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. 4. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 5. Guru memberikan salam pentup. 60 menit 134

152 I. Penilaian Hasil Pembelajaran 1. Penilaian pengetahuan (KI 3) : Tes tertulis (kuis), tugas dan dari hasil diskusi (Terlampir). 2. Penilaian sikap (KI 1 & KI 2) : Angket dan jurnal(terlampir). 3. Penilaian keterampilan (KI 4) : Lembar pengamatan keterampilan selama kegiatan percobaan (Terlampir) dan portofolio (Laporan percobaan) 135

153 Lampiran 02.b 02.a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 02 ) A. Identitas Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Pertemuan ke Sub pokok bahasan Alokasi Waktu : SMA Negeri 5 Kupang : X/I : Kimia : I :Ikatan Kovalen Koordinasi dan ikatan Logam : 2 X 40 Menit B. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora, dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebabfenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minat untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. C. Kompetensi Dasar dan Indikator KD dari KI 1: 1.2. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. Indikator 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam. 2. Bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan YME dalam proses pembelajaran materi ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam. 136

154 KD dari KI 2: 2.1.Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap seharihari. Indikator: 1. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dlam kegiatan pembelajaran tentang materi ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam. 2. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias 3. Jujur dalam menggunakan dalam mengungkapkan dan menganalisis data selama diskusi kelompok. 4. Tanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal diskusi dalam kelompok 5. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain 6. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi 7. Gotong royong dengan cara membantu teman dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. KD 3 dari KI 3: 3.2. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Indikator: 1. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa. 2. Memberi contoh senyawa kovalen koordinasi 3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam. 4. Memberi contoh senyawa logam 5. Menjelaskan sifat fisik senyawa logam 6. Membandingkan senyawa kovalen koordinasi dengan senyawa logam 7. Menghubungkan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam dengan sifat fisik senyawa ion, kovalen, kovalen tunggal, kovalen rangkap, kovalen rangkap tiga kovalen koordinasi dan senyawa logam 8. Membandingkan proses terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen tunggal, kovalen rangkap, kovalen rangkap tiga, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam. KD 4 dari KI 4: 1. Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Indikator: 1. Menganalisis soal-soal, sehingga dapat menentukan proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam 137

155 2. Mempresentasikan tentang proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam.. D. Tujuan Pembelajaran 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan YME dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam 2. Bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan YME dalam proses pembelajaran materi kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen 3. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dlam kegiatan pembelajaran mengenai materi ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. 4. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias. 5. Jujur dalam menggunakan dalam mengungkapkan dan menganalisis data selama diskusi kelompok. 6. Tanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal diskusi dalam kelompok 7. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain 8. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi 9. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi. 10. Menjelaskan sifat fisik senyawa kovalen koordinasi. 11. Menyebutkan contoh senyawa yang berikatan kovalen koordinasi dalam kehidupan sehari-hari. 12. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam. 13. Menjelaskan sifat fisis senyawa logam. 14. Menyebutkan contoh senyawa yang berikatan logam dalam kehidupan seharihari. 15. Menjelaskan hubungan senyawa kovalen koordinasi dan senyawa logam. 16. Menghubungkan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam dengan sifat fisik senyawa ion, kovalen, kovalen tunggal, kovalen rangkap, kovalen rangkap tiga kovalen koordinasi dan senyawa logam 17. Membandingkan proses terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen tunggal, kovalen rangkap, kovalen rangkap tiga, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam. E. Materi Pembelajaran (nyari materi yang lengkap) 1. Ikatan kovalen koordinasi. 2. Ikatan logam F. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan : Scientifiec G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Lembar Diskusi Siswa (LDS) 2. Buku Kimia SMA Kelas X Penerbit CV. Mediatama 3. Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan 4. Mudah Dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan 5. Bahan Ajar 138

156 H. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Deskripsi kegiatan pembelajaran Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan minggu ini mereka akan mempelajari materi tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini 6. Guru membagi bahan ajar. Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati struktrur ikatan + kovalen koordinasi dari senyawa ion NH 4 menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Alokasi Waktu 10 menit 60 menit Menanya Guru bertanya kepada siswa untuk, misalnya : Dari gambar diatas manakah yang menunjukan ikatan kovalen koordinasi? Mengumpulkan Data 1. Guru menjelaskan mengenai proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. 2. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, kemudian mendiskusikan bersama teman kelompoknya mengenai materi ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam 3. Guru membagi LDS kepada siswa 4. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan diskusi 5. Siswa diharapkan untuk bertanggung jawab dan bergotong royong dalam mengerjakan soal-soal pada LDS dan menggali informasi melalui bahan ajar maupun sumber buku paket yang digunakan. 6. Siswa diharapkan untuk bersikap jujur dalam menjawab soal-soal dalam LDS 139

157 Penutup Mengasosiasi 1. Siswa bertanggung jawab dan bergotong royong dalam kelompok untuk menganalisis data hasil percobaan yang mereka peroleh dengan membandingkan pada bahan ajar dan literatur terkait. 2. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh Mengomunikasikan 1. Masing-masing kelompok diwakili seorang siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, kelompok lain mendengar dan menanggapi dengan santun dan toleransi 2. Guru membimbing siswa mempertegas jawaban siswa tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. 3. Guru memberikan hasil presentasi LDS. Menilai 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 2. Guru memberikan soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang sudah diajarkan 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. 3. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. 10 menit I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN 1. Penilaian pengetahuan (KI 3) : Tes tertulis (kuis), tugas dan hasil diskusi (Terlampir). 2. Penilaian sikap (KI 1 & KI 2) : Angket dan jurnal (Terlampir). 3. Penilaian keterampilan (KI 4) : Lembar pengamatan keterampilan selama kegiatan percobaan (Terlampir) dan portofolio (Laporan percobaan) 140

158 Lampiran 02.c 02.a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 03) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas/Semester Pertemuan ke Materi pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 5Kupang : X/I : III : Kepolaran Senyawa Kovalen : 2 X 40 Menit B. KOMPETENSI INTI : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora, dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebabfenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minat untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. C. KOMPETENSI DASAR ( KD ) DAN INDIKATOR KD dari KI 1: 1.3. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. Indikator 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi kepolaran senyawa kovalen. 2. Bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan YME dalam proses pembelajaran materi kepolaran senyawa kovalen. KD dari KI 2: 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap seharihari. 141

159 Indikator: 1. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dalam kegiatan pembelajaran tentang materi kepolaran senyawa kovalen. 2. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias 3. Jujur dalam menggunakan, mengungkapkan dan menganalisis data selamadiskusi kelompok. 4. Tanggung jawab dalam mengerjakan LKS. 5. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain 6. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi 7. Gotong royong dengan cara membantu teman dalam menyelesaikan LKS yang diberikan KD dari KI 3: 3.3 Menganalisis kepolaran senyawa. Indikator: 1. Menjelaskan kepolaran senyawa 2. Membuktikan kepolaran senyawa dengan melakukan percobaan. 3. Mengamati dan mencatat hasil percobaan kepolaran senyawa. KD dari KI 4: 4.1 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa. Indikator 1. Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) 2. Melakukan percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) 3. Mempresentasikan hasil percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) 4. Menyimpulkan percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) serta mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi. D. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan YME dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi kepolaran senyawa kovalen. 2. Bersyukur atas rahmat dan karuniatuhan YME dalam proses pembelajaran materi bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan YME dalam proses pembelajaran materi kesetabilan unsur, struktur lewis,ikatan ion, dani katan kovalen 3. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dalam kegiatan pembelajaran tentang materi pembelajaran kepolaran senyawa kovalen. 142

160 4. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias 5. Jujur dalam menggunakan dalam mengungkapkan hasil eksperimen. 6. Tanggung jawab dalam melakukan eksperimen dalam kelompok 7. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain 8. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil eksperimen. 9. Menjelaskan kepolaran senyawa 10. Membuktikan kepolaran senyawa dengan melakukan percobaan. 11. Mengamati dan mencatat hasil percobaan kepolaran senyawa. 12. Menganalisis dan menyimpulkan hasil percobaan kepolaran senyawa. 13. Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) 14. Melakukan percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) 15. Mempresentasikan hasil percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) 16. Menyimpulkan percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) serta mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi. E. MATERI PEMBELAJARAN Kepolaran senyawa kovalen F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Pendekatan : scientifiec G. SUMBER PEMBELAJARAN 1. Buku Kimia SMA Kelas X Penerbit CV. Mediatama 2. Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan 3. Mudah Dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan 4. Bahan ajar 5. LKS 143

161 H. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran Pendahuluan Deskripsi Kegiatan pembelajaran 1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang kepolaran senyawa kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan 4. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan minggu ini mereka akan mempelajari materi tentang kepolaran senyawa kovalen 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini 6. Guru membagi bahan ajar. Alokasi Waktu 10 menit Kegiatan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati demonstrasi singkat untuk mencampurkan minyak dan air untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menanya 1. Guru bertanya kepada siswa dari demonstrasi tersebut mengapa minyak tidak bisa larut dalam air? 60 menit Mengumpulkan data 1. Guru menjelaskan mengenai kepolaran senyawa kovalen 2. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, kemudian melakukan eksperimen bersama teman kelompoknya mengenai materi kepolaran senyawa kovalen. 3. Guru membagi LKS kepada siswa. 4. Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan. 5. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen. 6. Siswa melakukan percobaan terkait kepolaran beberapa senyawa sesuai petunjuk pada LKS. 7. Siswa mengamati dan mencatat hasil percobaan kepolaran senyawa dengan jujur. Mengasosiasi 1. Siswa bertanggung jawab dan bergotong royong dalam 144

162 Penutup kelompok untuk menganalisis data hasil percobaan yang mereka peroleh dengan membandingkan pada bahan ajar dan literatur terkait. 2. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan kepolaran senyawa kovalen. Mengkomunikasikan 1. Masing-masing kelompok diwakili seorang siswa untuk mempresentasikan hasil eksperimen, kelompok lain mendengar dan menanggapi dengan santun dan toleransi. 2. Guru mempertegas konsep dengan menyimpukan semua jawaban dari siswa. Menilai 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 2. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang sudah diajarkan 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. 3. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia- Nyaselama kegiatan pembelajaran tentang proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. 10 menit I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN 1. Penilaian pengetahuan (KI 3) : Tes tertulis (kuis), tugas dan hasil diskusi (Terlampir). 2. Penilaian sikap (KI 1 & KI 2) : Angket dan jurnal (Terlampir). 3. Penilaianketerampilan (KI 4) : Lembar pengamatan keterampilan selama kegiatan percobaan (Terlampir) dan portofolio (Laporan percobaan) 145

163 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 04) Lampiran 02.d 02.a A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas/Semester Pertemuan ke Materi pokok Alokasi Waktu B. KOMPETENSI INTI : : SMA Negeri 5 Kupang : X/I : IV : Bentuk Molekul dan Gaya interaksi antar molekul : 2 X 40 Menit KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3: Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan C. Kompetensi Dasar ( KD ) dan Indikator KD dari KI 1: 1.4. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. Indikator 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul. 2. Bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan YME dalam proses pembelajaran materi gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul. KD dari KI 2: 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 146

164 Indikator: 1. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dalam kegiatan pembelajaran mengenai materi materi gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul. 2. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias. 3. Jujur dalam menggunakan, mengungkapkan dan menganalisis data selama diskusi kelompok. 4. Tanggung jawab dalam mengerjakan LKS. 5. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain. 6. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi. 7. Gotong royong dengan cara membantu teman dalam menyelesaikan LKS yang diberikan KD dari KI 3: 3.2. Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul. Indikator: 1. Menjelaskan gaya interaksi antarmolekul 2. Menjelaskan pengertian gaya van der waals 3. Menjelaskan pengertian gaya London 4. Memberikan contoh gaya London 5. Menjelaskan pengertian gaya antardipol 6. Memberikan contoh gaya antar dipol 7. Menjelaskan pengertianzikatan hydrogen 8. Memberikancontohikatan hydrogen 9. Menjelaskan pengertiandomain electron 10. Memahamidanmenentukan PEI dan PEB 11. Menganalisis bentuk molekul melalui jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom. KD dari KI 4: 4.1.Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) Indikator: 1. Memahami dan menentukan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan electron 2. Meramalkan bentuk molekul dengan melakukan percobaan sederhana D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan YME dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul 2. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dalam kegiatan pembelajaran mengenai materi gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul. 147

165 3. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias 4. Jujur dalam menggunakan, mengungkapkan dan menganalisis data selamadiskusi kelompok. 5. Tanggung jawab dalam mengerjakan LKS. 6. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain. 7. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi. 8. Gotong royong dengan cara membantu teman dalam menyelesaikan LKS yang diberikan. 9. Menjelaskan gaya interaksi antarmolekul. 10. Menjelaskan pengertian gaya van der waals. 11. Menjelaskan pengertian gaya London. 12. Memberikan contoh gaya London. 13. Menjelaskan pengertian gayaantardipol. 14. Memberikan contoh gayaantardipol. 15. Menjelaskan pengertian ikatan hydrogen. 16. Memberikan contoh ikatan hydrogen. 17. Menjelaskan pengertian domain electron. 18. Memahami dan menentukan PEI dan PEB. 19. Menganalisis bentuk molekul melalui jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom. 20. Memahami dan menentukan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan electron. 21. Meramalkan bentuk molekul dengan melakukan percobaan sederhana E. MATERI PEMBELAJARAN 1. Gaya interaksi antarmolekul 2. Bentuk Molekul F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Pendekatan : scientifiec G. SUMBER PEMBELAJARAN 1. Buku Kimia SMA Kelas X Penerbit CV. Mediatama 2. Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan 3. Mudah Dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan 4. Bahan ajar 5. LKS 148

166 H. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran Pendahuluan Kegiatan Inti Deskripsi Kegiatan pembelajaran 1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentanggaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekulsebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan minggu ini mereka akan mempelajari materi gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini 6. Guru membagi bahan ajar. Mengamati 1. Guru meminta siswa untukmengamatibentuk molekul dari H 2 O untukmenumbuhkanrasa ingin tahu siswa. Menanya Guru bertanya kepada siswa: 1. Bagaimana cara menentukan bentuk molekul dari H 2 O? 2. Bagaimanakah tipe dari senyawa H 2 O? Mengumpulkan data 1. Guru menjelaskan mengenai mengenai gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul. 2. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, kemudian mendiskusikan bersama teman kelompoknya materi mengenai gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul. 3. Siswa dituntut untuk menunjukan sikap disiplin pada saat guru membagi kelompok. 4. Guru membagi LKS kepada siswa. 5. Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan. 6. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen. 7. Siswa mengamati dan mencatat hasil percobaan kepolaran senyawa dengan jujur. Mengasosiasi 1. Siswa bertanggung jawabdan bergotong royong dalam kelompok untuk menganalisis data hasil percobaan yang Alokasi Waktu 10 menit 60 menit 149

167 Penutup mereka peroleh dengan membandingkan pada bahan ajar dan literatur terkait. 2. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan bentuk molekul. Mengkomunikasikan 1. Masing-masing kelompok diwakili seorang siswa untuk mempresentasikan hasil eksperimen, kelompok lain mendengar dan menanggapi dengan santun dan toleransi. 2. Guru mempertegas konsep dengan menyimpukan semua jawaban dari siswa. Menilai 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik 2. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang sudah diajarkan 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan yaitu mengenai bentuk molekul. 2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. 3. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. 10 menit I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN 1. Penilaian pengetahuan (KI 3) : Tes tertulis (kuis), tugas dan dari hasil diskusi (Terlampir). 2. Penilaian sikap (KI 1 & KI 2) : Angket dan jurnal (Terlampir). 3. Penilaian keterampilan (KI 4) : Lembar pengamatan keterampilan selama kegiatan percobaan (Terlampir) dan portofolio (Laporan percobaan) 150

168 Lampiran 03.a BAHAN AJAR Kestabilan Atom Di antara atom-atom di alam, hanya atom gas mulia yang stabil, sedangkan atom lain tidak. Atom-atom yang tidak stabil itu cenderung bergabung dengan atom lain untuk mendapatkan kestabilan. Pada dasarnya sifat unsur ditentukan oleh konfigurasi elektron. Tabel 1.1 Konfigurasi Elektron dari Unsur-unsur Gas Mulia Nomor Kulit elektron Unsur atom K L M N O P Elektron valensi He Ne Ar Kr Xr Rn Dari konfigurasi elektron tersebut, Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa konfigurasi elektron atom-atom akan stabil bila jumlah elektron terluarnya dua ( duplet ) atau 8 (Oktet). Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia. Menurut Gilbert Lewis dan Irving serta Albert Kossel kestabilan unsur unsur gas mulia disebabkan karena atom atom gas mulia mempunyai konfigurasi elektron yang unik. Perhatikan konfigurasi elektron berikut : He = 2 Ne =

169 Ar = Kr = Xe = Rn = Oleh karena itu menurut mereka setiap atom dalam pembentukan senyawa membentuk konfigurasi yang stabil berdasarkan aturan duplet dan oktet, artinya untuk mencapai kestabilan maka atom-atom harus berikatan atau bergabung dengan atom-atom lainnya baik sejenis maupun tidak sejenis dalam satu ikatan kimia. Teori inilah menjadi teori dasar ikatan kimia yaitu : a. Elektron valensi atau elektron pada kulit terluar suatu atom mempunyai peranan penting dalam pembentukan ikatan kimia. b. ikatan terbentuk karena satu atau lebih elektron berpindah dari satu atom ke atom yang lain yang diikatnya. c. Ikatan terbentuk karena dua atom yang berikatan menggunakan pasangan elektron secara bersama Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul untuk mencapai kestabilan dengan cara: a. Atom yang satu melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron. Syarat suatu atom melepaskan atom apabila memiliki elektron valensi 1, 2, dan 3. Syarat suatu atom mengikat/menerima elektron apabila memiliki elektron valensi, 4, 5, 6 dan 7. Apabila memiliki elektron valensi 8 maka atom/unsur tersebut sudah stabil 152

170 b. Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom; Gambar 1. Struktur Elektron Helium, Neon, dan Argon Ikatan kimia dapat terjadi berupa ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinasi. 1) Unsur-unsur yang cenderung melepaskan elektron Atom-atom unsur yang memiliki elektron valensi dalam jumlah sedikit misalnya unsur golongan IA (kecuali H), IIA dan IIIA memiliki kecenderungan mengikuti kaidah oktet dengan cara unsur-unsur tersebut melepaskan elektron valensi untuk membentuk ion positif. Unsur-unsur yang demikian disebut unsur elektropositif. Nilai positif yang terjadi sesuai dengan elektron valensi atom-atom tersebut. Syarat suatu atom melepaskan atom apabila memiliki elektron valensi 1, 2, dan 3 Contoh: Konfigurasi Jlh.elektron Bentuk Konf.elektron Gas mulia Atom Elektron yang dilepas ion Ion yang sesuai 11Na Na Ne 20Ca Ca Ar 13Al Al Ne 2) Unsur-unsur yang cenderung menerima elektron Atom-atom unsur yang memiliki elektron valensi dalam jumlah banyak misalnya unsur golongan IVA, VA dan VIA dan VIIA memiliki kecenderungan mengikuti kaidah oktet dengan cara, unsur-unsur tersebut menerima elektron untuk membentuk ion negatif. Unsur-unsur yang demikian disebut unsur elektronegatif. Nilai muatan negatif yang terjadi adalah sejumlah elektron yang diterima yaitu 8 - x (dalam hal ini x adalah 153

171 jumlah elektron valensi). Atom-atom unsur yang cenderung menerima elektrons memiliki afinitas elektron atau keelektronegatifan yang relatif besar, unsur-unsur ini merupakan unsur-unsur nonlogam. Syarat suatu atom mengikat/menerima elektron apabila memiliki Contoh: elektron valensi, 4, 5, 6 dan 7. Konfigurasi Jlh.elektron Bentuk Konf.elektron Gas mulia Atom Elektron yang dilepas ion Ion yang sesuai 9F = 1 F Ne 16S = 2 S Ar 15P = 3 P Ar 2. Struktur Lewis Lambang lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya. Lambang Lewis biasanya diberi tanda titik atau tanda silang. Langkah-langkah untuk menulis struktur Lewis suatu molekul sebagai berikut: a. Menulis simbol atom. b. Menentukkan bilangan elektron valensi atom tersebut. Jika merupakan ion, tambahkan elektron untuk setiap muatan negatif, atau kurangi elektron untuk setiap muatan positif. c. Meletakkan titik (.) atau silang (x) yang mewakili elektron valensi pada sisi simbol atom. Lambang lewis untuk unsur-unsur periode kedua dan ketiga sebagai berikut: Tabel 2. Lambang Lewis unsur-unsur peride 2 dan 3 Lambang Lewis unsur gas mulia menunjukan 8 elektron valensi yang terbagi dalam 4 pasangan. Lambang Lewis unsur dari golongan lain 154

172 menunjukan adanya elektron tunggal (elektron yang belum berpasangan). Struktur Lewis berguna untuk memahami penggunaan elektron bersama pada ikatan kovalen. 3. Pembentukan Ikatan Ion Pembentukan ikatan ion terjadi karena serah terima elektron dari suatu atom ke atom yang memiliki muatan berbeda sehingga terjadi gaya tarik menarik. Ikatan ion terjadi antara atom yang mudah melepaskan elektron (atom logam) dengan atom yang yang mudah menangkap elektron (atom non logam). Contoh: Na dan F membentuk NaF Na (2 8 1) Na + (2 8) + e F (2 7) + e F - (2 8) Na x F x Na F NaF Pembentukkan MgS 12Mg (2 8 2) Mg 2+ (2 8) + 2e 16S (2 8 6) + 2e S 2- (2 8 8) x Mg x S 2 2 x Mg S x MgS Pada ikatan ion antara golongan IIA dengan golongan VIIA, golongan IIA melepaskan 2 elektron sedangkan golongan VIIA menerima 1 elektron. Padahal jumlah elektron yang dilepaskan harus sama dengan jumlah elektron yang diterima, sehingga golongan VIIA harus dikalikan 2. Contoh: Pembentukkan MgS 12Mg (2 8 2) Mg 2+ (2 8) Cl (2 8 7) + e S 2- (2 8 8) x2 xcl Cl 2 x Mg x Mg MgCl 2 x Cl Cl 155

173 H x Untuk membentuk kaidah oktet (8 e.v), maka i ataom C akan 4. Ikatan Kovalen Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atau lebih atom yang berikatan sehingga memenuhi aturan oktet maupun duplet. Atom-atom yang berikatan kovalen adalah atom-atom nonlogam. Penggambaran penggunaan bersama pasangan elektron dalam atom biasanya menggunakan notasi (.) dan tanda (x) atau lebih dikenal dengan struktur Lewis. Contoh: Pembentukkan senyawa CH 4 Jawab: Untuk menggambarkan struktur Lewis yang pertama kali harus menyusun konfigurasi elektron. 6C = (2 4), 1H = 1 Langkah selanjutnya kita gambar strukturnya sesuai dengan jumlah elektron valensinya. Perhatikan gambar struktur Lewis berikut: C berikatan dengan 4 atom H. Gambar struktur Lewisnya: Muatan molekul H x H x C x H x H Ikatan kovalen terdiri dari ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua dan ikatan kovalen rangkap tiga 156

174 a) Ikatan Kovalen Tunggal Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama satu pasang elektron. Ikatan ini digambarkan dengan satu garis lurus. Ikatan ini terjadi pada atom H 2, HF, CH 4, dan lain-lain. Contoh: Ikatan antara C dan H dalam molekul CH 4 C 6C, struktur Lewisnya 1H, struktur lewisnya H x Ikatan kovalen tunggal H x H x C x H x H Ikatan antara H dengan H dalam molekul H2 1H, struktur lewisnya H 1H, struktur lewisnya H Struktur H 2 sebagai berikut : H H H x H Ikatan kovalen tunggal b) Ikatan Kovalen Rangkap Dua Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama dua pasang elektron. Ikatan ini digambarkan dengan dua garis lurus. 157

175 Ikatan ini terjadi pada atom O 2, C 2 H 4, dan lain-lain. Ikatan antara atom O dengan atom O yang lain dalam molekul O 2 PEB O O xx xx O xx x x O atau O O PEI Ikatan kovalen rangkap 2 c) Ikatan Kovalen Rangkap Tiga Ikatan kovalen rangkap tiga ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama tiga pasang elektron. Ikatan ini digambarkan dengan tiga garis lurus.. Ikatan ini terjadi pada atau N 2, C 2 H 2 dan lain-lain. Contoh: N 2 mempunyai konfigurasi elektron untuk atom 5 N = 2 3, dan elektron valensinya = 3. dalam struktur lewis molekul N 2, atom N memiliki 3 elektron tidak berpasangan. Jika dua atom nitrogen berikatan, setiap elektron yang tidak berpasangan saling berikatan dan membentuk struktur lewis sebagai berikut N N xx N x x x N atau N N PEI Ikatan kovalen rangkap 3 158

176 Lampiran 03.b BAHAN AJAR Ikatan Kovalen Koordinasi Ikatan kovalen koordinasi merupakan ikatan yang terbentuk antara ikatan atom non logam dengan atom unsur non logam. Dalam ikatan ini terjadi pemakaian bersama elektron dari salah satu unsur. Atau dengan kata lain, ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari satu atom saja. Ikatan kovalen koordinasi dapat dicontohkan seperti di bawah ini. Contoh: Amonia (NH 3 ) dapat bereaksi dengan boron triklorida (BCl 3 ) membentuk senyawa NH 3.BCl 3. bagaimanakah bentuk ikatan antara dua molekul tersebut? Perhatikan rumus elektron dari NH 3 dan BCl 3 berikut ini. Pasangan elektron bebas Belum oktet Atom N dalam NH 3 sudah oktet dan mempunyai sepasang elektron bebas. Di pihak lain, atom B dalam BCl 3 sudah memasangkan semua elektron valensinya, namun balum oktet. Seperti yang diketahui, atom N (dari NH 3 ) dan atom B (dari BCl 3 ) dapat berkaitan dengan menggunakan bersama pasangan elektron bebas dari atom N. Ikatan seperti itu kita sebut ikatan kovalen koordinasi atau ikatan semipolar. Dalam menggambarkan strukutr molekul, ikatan kovalen koordinat dinyatakan dengan garis berpanah dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron. Rumus elektron dan rumus struktur NH 3.BCl 3 sebagai berikut. 159

177 Gambar. Pembentukan ikatan kovalen kordinasi dalam NH 3.BCl 3 H H H Cl.... N... + B..Cl Cl H H H. Cl... N... B..Cl.. Contoh Ikatan kovalen koordinat dalam ion NH Cl H atau H H N B Cl Cl.....Cl + NH 4 terbentuk dari reaksi antara NH 3 dengan ion H +. Atom N dalam NH 3 mempunyai sepasang elektron bebas, sementara ion H + sudah tidak mempunyai elektron. Elektron bebas dari atom N kemudian digunakan bersama dengan ion H +. H H H... N... + H + H H H... N. H.. + atau H H N H H 2. Ikatan Logam Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarikmenarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak. a) Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain. b) Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. c) Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain. d) Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain

178 ion positif awan elektron Gambar Ikatan Logam e) Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam. f) Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu : 1) Berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam. 2) Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus. 3) Penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron. 161

179 BAHAN AJAR 03 Lampiran 03.c 1. Kepolaran Senyawa a. Ikatan Kovalen Polar Dan Nonpolar Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan ada yang bersifat nonpolar. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan keelektronegatifan atomatom yang membentuk senyawa kovalen serta memerhatikan bentuk molekul senyawa yang terjadi. Salah satu akibat dari perbedaan keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi ikatan (terjadinya kutup listrik dalam ikatan kovalen). Contoh : (a) Polar (b) Nonpolar Pada contoh (a), pasangan elektron ikatan tertarik lebih dekat ke atom Cl, karena Cl mempunyai daya tarik elektron lebih besar daripada H. Akibatnya, pada HCl terjadi polarisasi, dimana atom Cl lebih negatif dari pada atom H. Ikatan seperti itu disebut ikatan kovalen polar. Pada contoh (b) kedudukan pasangan elektron ikatan sudah pasti simetris terhadap kedua atom H. Dalam molekul H 2 tersebut, muatan negatif (elektron) tersebar secara homogen. Ikatan seperti itu disebut ikatan kovalen nonpolar. Jadi, atom dengan harga keelektronegatifan lebih besar akan menarik pasangan elektron lebih dekat padanya. Sehingga atom tersebut menjadi lebih negatif daripada atom yang kurang kuat gaya tariknya. Makin besar perbedaan harga keelektronegatifan antaratom, maka makin polar ikatannya. 162

180 Atom-atom yang tidak mempunyai perbedaan keelektronegatifan, ikatannya merupakan ikatan nonpolar. Misalnya : O 2, N 2, H 2, dan Cl 2 b. Model Polar dan nonpolar Molekul dengan ikatan kovalen nonpolar, seperti H 2, Cl 2, dan N 2 sudah tentu bersifat nonpolar. Tetapi, molekul dengan ikatan polar bisa bersifat polar, bisa pula bersifat nonpolar, bergantung pada geometri (bentuk) molekulnya. Meski ikatan yang bersifat polar, jika molekul berbentuk simetris, maka secara keseluruhan molekul itu akan bersifat nonpolar. Perhatikan beberapa molekul berikut. H 2 O BeCl 2 NH 3 BF 3 bengkok linear piramida segitigaplanar Molekul H 2 O dan NH 3 bersifat polar karena ikatan O H maupun N H bersifat polar (ada perbedaan keelektronegatifan) dan bentuk molekul tidak simetris. Elektron tidak tersebar merata. Dalam molekul H 2 O, pusat muatan (pol) negatif terletak pada atom O, sedangkan pol positif terletak di antara kedua atom H. Dalam molekul NH 3 pol negatif terletak pada atom N (puncak piramida), sedangkan pol positif terletak pada bidang alasnya. Bagaimana halnya dengan molekul BeCl 2 dan BF 3? Walaupun ada perbedaan keelektronegatifan antara Be dengan Cl dan B dengan F, molekul BeCl 2 dan BF 3 bersifat nonpolar karena bentuk molekulnya simetris, elektron tersebar merata. Kita tidak dapat mengatakan sisi sebelah mana lebih positif dan sisi sebelah mana lebih negatif dari kedua molekul (BeCl 2 atau BF 3 ) itu, bukan? Memeriksa kepolaran dari suatu molekul poliatom dapat dilakukan dengan menggambarkan ikatan polar sebagai suatu vektor yang arahnya dari atom yang bermuatan positif ke atom yang bermuatan negatif, jika resultan 163

181 vektor-vektor dalam suatu molekul sama dengan nol, berarti molekul itu bersifat nonpolar. Sebaliknya, jika resultan vektor-vektor tersebut tidak sama dengan nol, berarti molekul itu bersifat polar. Perhatikan beberapa contoh berikut. H 2 O BeCl 2 NH 3 BF 3 (Polar) (Nonpolar) (Polar) (Nonpolar) c. Menunjukkan kepolaran Kepolaran suatu zat dapat ditentukan dengan mengamati perilaku zat itu dalam medan magnet, zat polar tertarik ke dalam medan magnet, sedangkan zat nonpolar tidak. d. Momen Dipol Kepolaran dinyatakan dalam suatu besaran yang disebut momen dipol (μ), yaitu hasil kali antara selisih muatan (Q) dengan jarak (r) antara pusat muatan positif dengan pusat muatan negatif. μ = Q x r Satuan momen dipol adalah debye (D), dimana 1 D = 3,33 x C m. Semakin polar suatu zat, semakin besar momen dipolnya. Zat nonpolar mempunyai momen dipol sama dengan nol. Sekarang dapatlah diketahui mengapa minyak tidak bercampur dengan air. Hal itu terjadi karena air bersifat polar, sedangkan minyak bersifat nonpolar. Zat polar cenderung lebih tertarik pada zat polar, sedangkan zat nonpolar lebih cenderung tertarik pada zat nonpolar. Oleh karena itu, kedua zat itu tidak saling bercampur. Namun, minyak bisa saja terlarut dalam tetraklorometana (CCl 4 ). 164

182 Lampiran 03.d BAHAN AJAR 04 A. Gaya Antar Molekul a. Gaya Van Der Waals Pada awal abad ke 20, ahli fisika Belanda, Johannes Van Der Waals meneliti interaksi antar molekul senyawa nonpolar dan senyawa polar yang tidak memiliki ikatan hidrogen. Menurut Van Der Waals, interkasi antar molekul tersebut menghasilkan suatu gaya antar molekul yang lemah. Gaya ini dikenal dengan ikatan van der waals. Ikatan van der waals dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu ikatan antar molekul yang memiliki dipol, ikatan antar molekul yang memiliki dipol dan ikatan antar molekul yang tidak memiliki dipol (gaya London). 1. Gaya Antar Molekul yang Memiliki Dipol Gaya van der waals terjadi pada senyawa polar yang tidak membentuk ikatan hidrogen, seperti HCl, HBr, atau senyawa nonpolar yang memiliki sedikit perbedaan keelektronegatifan. Kekuatan gaya Van Der Waals lebih kecil dibandingkan dengan ikatan hidrogen. Zat yang memiliki gaya Van Der Waals dalam susunan yang teratur biasanya berwujud padat. Adapun zat yang memiliki gaya Van Der Waals dalam susunan yang tidak teratur ( random ) biasanya berwujud cair. Sifat fisis dari gaya antar molekul yang memiliki dipol adalah tidak menyebabkan terjadi lonjakan pada titik didih. Hal ini di sebabkan gaya antar molekulnya bersifat lemah. 2. Gaya Antar Molekul yang Tidak Memiliki Dipol (gaya London) Ikatan ini terjadi pada sesama senyawa non polar seperti N 2, H 2, O 2, Br 2, dan I 2. Suatu interaksi antar molekul dapat terjadi jika salah satu molekulnya memiliki dipol, sedangkan senyawa- senyawa non polar tersebut tidak memiliki dipol. Reaksi ini terjadi karena keberadaan elektron dalam lintasan tidak dapat ditentukan secara pasti, hal ini disebabkan elektron dalam atom atau molekul dapat berpindah tempat. Perubahan tempat tersebut menyebabkan senyawa non polar ( tidak 165

183 memiliki dipol ) menjadi polar ( memiliki dipol) sehingga terbentuk dipol sesaat. inti atom yang bermuatan positip dari molekul non polar yang memiliki dipol sesaat kemudian menginduksi awan elektron dari molekul lain, akibatnya kedua molekul membentuk dipol sesaat kemudian terjadi gaya tarik- menarik antar dipol sesaat yang disebut gaya London. Dinamakan gaya London karena gaya tarik menarik ini pertama kali dikemukakan oleh kimiawan jerman, Fritz London pada tahun Suatu zat yang berwujud gas tidak memiliki gaya antarmolekul sehingga gas tidak memiliki bentuk dan volume yang tetap. Suatu zat yang berwujud cair dan padat memiliki gaya antar molekul sehingga memiliki volume yang tetap. Letak atom- atom dalam benda padat lebih berdekatan dari pada benda cair sehingga benda padat memiliki bentuk yang tetap. 3. Pengaruh Gaya Van der Waals Terhadap Titik Didih Semakin kuat gaya antar molekul, titik didih semakin tinggi karena energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan semakin besar. Begitu juga untuk senyawa non polar dipengaruhi oleh kekuatan gaya Van Der Waals, dalam hal ini gaya London. Kekuatan gaya London dipengaruhi oleh dua faktor yaitu jumlah awan elektron dan bentuk molekul. a. Pengaruh jumlah awan elektron Semakin banyak awan elektron, gaya tarik menarik molekul dipol sesaat semakin besar sehingga ikatannya semakin kuat. Jumlah awan elektron dapat menjelaskan mengapa gaya London memiliki ikatan yang lemah. Lemahnya gaya London terjadi karena pada saat ini atom menginduksi awan elektron, terjadi tolakan yang berasal dari inti atom molekul lain sehingga ikatan antar atom menjadi lemah. b. Pengaruh bentuk molekul Untuk massa molekul relatif yang sama, bentuk molekul yang tidak bercabang memiliki titik didih yang lebih besar dari pada bentuk 166

184 molekul bercabang. Akibatnya bentuk molekul panjang memiliki gaya London yang lebih besar dari pada bentuk molekul bercabang. Hal ini disebabkan inti atom lebih mudah menginduksi awan elektron sehinga memiliki gaya tarik menarik dipol sesaat yang lebih besar. Pada senyawa yang bercabang, inti atom sukar menginduksi awan elektron sehingga gaya London akan lebih lemah. Semakin banyak jumlah cabang, gaya London semakin lemah dan titik didih semakin kecil. b. Ikatan Hidrogen Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terbentuk antara molekul-molekul polar dan mengandung atom hidrogen. Kutub positif pada arah kedudukan atom H berikatan dengan kutub negatif pada arah kedudukan atom yang memiliki keelektronegatifan besar, misalnya florin, oksigen dan nitrogen. Zat yang mempunyai ikatan hidrogen mempunyai titik cair dan titik didih yang relatif tinggi. Contoh ikatan hidrogen: B. Bentuk Molekul a. Geometri (Bentuk) Molekul a. Teori Domain Elektron Teori domain elektron adalah suatu cara meramalkan geometrik molekul berdasarkan tolak menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Domain elektron berarti kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron. Jumlah domain elektron tersebut ditentukan dengan cara sebagai berikut : 1. Satu domain dapat berupa pasangan elektron ikatan ( PEI ) tunggal, rangkap, atau rangkap tiga 167

185 2. Satu domain dapat berupa pasangan elaktron bebas ( PEB ) atom pusat. Contoh: Molekul H 2 O Struktur lewis : PEI = 2 PEB = 2 + Jumlah Molekul CS 2 Struktur lewis : S C S PEI = 2 PEB = 0 + = 4 pasang electron Jumlah = 2 pasang electron b. Merumuskan tipe molekul Banyaknya domain ( PE ) dalam suatu molekul, baik domain elektron bebas (PEB ) dan domain elektron ikatan ( PEI ), menentukan tipe molekul yang dirumuskan A X n E m dengan A = atom pusat X = Pasang elektron ikatan ( PEI ) E = Pasang elektron bebas ( PEB) n = Jumlah PEI m = Jumlah PEB contoh : IF 3, mempunyai struktur lewis: F I F F PEI = 3 dan PEB = 2 Jadi, tipe molekul untuk IF 3 adalah AX 3 E 2 (Planar bentuk T ) 168

186 Tabel Struktur ruang molekul Jumlah Pasangan Elektron PEI Jumlah PEB Tipe Molekul AX 3 E AX 2 E 2 AX 4 E AX 3 E 2 AX 2 E 3 AX 5 E AX 4 E 2 AX 4 Struktur molekulnya Piramida trigonal Huruf V Jungkat jungkit Bentuk T Linear Piramida segi empat Segi empat planar Tetrahedron Tipe molekul suatu senyawa dapat ditentukan dengan langkah- langkah sebagai berikut : 1. Tentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV ) 2. Tentukan jumlah domain elektron ikatan PEI (X) 3. Tentukan jumlah domain elektron bebas PEB (E) E = Contoh : Molekul H 2 S H S H EV atom S = 6 PEI ( X ) = 2 PEB (E) = = =2 jadi tipe molekul H 2 S : AX 2 E 2 (Planar bentuk V) CH 4 H H C H H EV atom C=4 PEI (X) = 4 PEB (E) = (4-4) =0 2 Jadi tipe molekul CH 4 : AX 4 (tetrahedron) 169

187 Lampiran 04.a LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS 01) A. Pertanyaan 1. Bagaimana cara atom-atom berikut untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil! Unsur 13Al 11Na 20Ca Kulit K L M N Struktur lewis Cara untuk mencapai stabil 2. Tentukan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa dibawah ini dengan menggunakan struktur lewis, kemudian bandingkan proses terbentuknya! a. NaCl b. BF 3 3. Tentukan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa dibawah ini dengan menggunakan struktur lewis, kemudian bandingkan proses terbentuknya! a. KNO 3 b. NH 3 170

188 Lampiran 04.b LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS 02) A. Pertanyaan 1. Tunjukkan dan gambarkan ikatan kovalen koordinasi pada senyawa berikut: a. HNO 3 b. HSO 3 2. Dengan mengacu pada ikatan logam, jelaskan sifat-sifat logam berikut! a) Logam merupakan konduktor yang baik b) Logam dapat ditempa 171

189 Lampiran 05. a LEMBAR KERJA SISWA (LKS 03) KEPOLARAN SENYAWA KOVALEN A. Tujuan Percobaan untuk mengetahui kepolaran suatu senyawa B. Alat dan Bahan 1) Alat Gelas Plastik Botol Aqua Mistar plastik Kain wol 2) Bahan Air Minyak bomoli C. Prosedur Kerja 1. Isilah air (H 2 O) pada botol aqua. 2. Gosok mistar pada kain wol sampai mistar terasa panas. 3. Dekatkan mistar yang panas pada aliran air. 4. Amati perubahan yang terjadi. 5. Ulangi langkah 1-4 dengan menggunakan minyak bimoli. D. Hasil Pengamatan No Jenis larutan 1. Air (H 2 O) 2. Minyak bimoli Aliran zat cair Tidak dibelokkan/ Membelokan mengalir lurus Kesimpulan (polar/ nonpolar) E. Pertanyaan 1. Zat manakah yang membelok ketika didekatkan dengan mistar yang panas? 2. Mengapa zat tersebut dapat dibelokkan? 3. Tariklah kesimpulan dari kegiatan ini. 4. Buatlah laporan praktikun dari percobaan ini! 172

190 Lampiran 05.b LEMBAR KERJA SISWA (LKS 04) A. Tujuan Praktikum Siswa dapat: 1. Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas. 2. Menjelaskan hubungan gaya antarmolekul dengan sifatnya. B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum: a. Tusuk gigi dan plastisin C. Prosedur kerja 1) Siapkan semua alat dan bahan. Kemudian ambil sebagian plastisin yang sudah ada dan buatlah plastisin tersebut menjadi bulatan-bulatan kecil dan besar dengan jumlah sebanyak yang dibutuhkan. 2) Gunakan plastisin dengan warna yang berbeda antara bulatan kecil dan bulatan besar untuk membedakan antara atom inti dan atom ikat. 3) Kemudian buatlah bentuk-bentuk dari molekul berikut : PCl 5 CCl 4 SO 2 BeCl 2 SF 6 4) Ingatlah bahwa tusuk gigi melambangkan ikatan kovalen antar atom. D. Pertanyaan 1. Jelaskan prinsip teori VSEPR. 2. Tentukan tipe molekul dari senyawa diatas! 173

191 Lampiran 06. KUIS Jelaskan bagaimana caranya Li mencapai kestabilan! 2. Jelaskan proses terbentuknya senyawa KBr! 3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam ikatan kovalen tunggal! KUIS Jelaskan perbandingan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam! 2. Jelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dari senyawa PCl 3! KUIS Jelaskan pengertian ikatan polar dan non polar! Beserta contohnya! 2. Apa yang menyebabkan ikatan kovalen bersifat polar? KUIS Sebutkan dua gaya yang termaksud gaya van der waals dan perbedaan keduanya! 2. Tentukan tipe molekul senyawa berikut dan ramalkan bentuk molekul SO 2! 174

192 Lampiran 07 TUGAS RUMAH Tentukan struktur lewis unsur-unsur berikut : a. H b. N c. O d. Cl 2. Apa yang dimaksud dengan ikatan ion beserta contohnya! 3. Jelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen dari senyawa CO 2 dan tentukan jenis ikatannya! TUGAS RUMAH Jelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dari senyawa HNO 2 dan PCl 5! 2. Datalah unsur-unsur logam pada golongan IA. Kemudian, carilah informasi dari buku di perpustakaan atau internet tentang sifat-sifat logam tersebut. TUGAS RUMAH Kelompokkanlah senyawa-senyawa berikut berdasarkan kepolarannya. a. BF 3 b. PBr 3 175

193 Lampiran 08. a KUNCI JAWABAN LDS 01 Soal Kunci jawaban Skor 1. Bagaimana cara atom-atom berikut untuk mencapai Kulit Struktur Cara untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil! Unsur K L M N lewis stabil 5 13Al x Al x Melepaskan 3 elektron Kulit Cara untuk Struktur x 5 Unsur K L M N mencapai lewis 11Na Na x Melepaskan 1 elektron stabil 20Ca x Ca x Melepaskan 2 elektron 5 13Al 11Na 20Ca 2. Tentukan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa a. NaCl dibawah ini dengan menggunakan struktur lewis, kemudian 11Na = 2, 8, 1 5 bandingkan proses terbentuknya! Elektron valensi = 1 a. NaCl 17Cl = 2, 8, 7 b. BF 3 Elektron valensi = 7 5 Struktur lewis = 6 NaCl merupakan jenis ikatan ion 5 b. BF 3 5B = 2, 3 Elektron valensi =

194 9F = 2, 7 Elektron valensi = Tentukan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa dibawah ini dengan menggunakan struktur lewis, kemudian bandingkan proses terbentuknya! a) NH 3 b) NO 2 Struktur lewis = BF 3 merupakan jenis ikatan ion. a. NH 3 7N = 2, 5 Elektron valensi = 5 1H = 1 Elektron valensi = 1 Struktur lewis = NH 3 merupakan jenis ikatan kovalen b. NO 2 7N = 2, 5 Elektron valensi = 5 8O = 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis = NO 2 merupakan jenis ikatan ion dan ikatan kovalen

195 KUNCI JAWABAN LDS 02 Lampiran 08. b Soal Kunci jawaban Skor 1. Tunjukkan dan gambarkan ikatan a. HNO 3 kovalen koordinasi pada senyawa 1H= 1 5 Elektron valensi = 1 berikut: 7N= 2, 5 a. HNO 3 5 Elektron valensi = 5 b. HSO 3 8O= 2, 6 Elektron valensi = 6 5 Struktur lewis = :O: ikatan kovalen koordinasi.. ǀǀ xx H xox N xx ǀǀ.. :O: Jadi, HNO 3 merupakan ikatan koordinasi. b. HSO 3 1H = 1 Elektron valensi = 1 16S= 2, 8, 6 Elektron valensi = 6 8O= 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis =

196 2. Dengan mengacu pada ikatan logam, jelaskan sifat-sifat logam berikut! a. Logam merupakan konduktor yang baik b. Logam dapat ditempa :O:.. ǀǀ ikatan kovalen koordinasi xx H x O x S xx ǀǀ.. :O: Jadi, HSO 3 merupakan ikatan koordinasi. Sifat-sifat logam sebagai berikut: a. Berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam. b. Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus

197 Lampiran 09. a KUNCI JAWABAN LKS 03 A. JUDUL : KEPOLARAN SENYAWA KOVALEN B. TUJUAN : untuk mengetahui kepolaran suatu senyawa C. DASAR TEORI Keelektronegatifan antar unsur yang berikatan menunjukkan kekuatan elektron unsur tersebut untuk menarik elektron di dekatnya. Akibatnya, tidak terdistribusi merata diantara kedua unsur yang berikatan. Perbedaan ini membuat unsur tidak simetri dan terjadi beda muatan, dengan satu sisi lebih negatif dibandingkan sisi yang lain. Senyawa yang bermuatan tersebut akan terpengaruh oleh medan magnet, karena antarkutub yang berlawanan terjadi tarik- menarik. D. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Gelas aqua botol aqua mistar plastik kain wol 2. Bahan Air Minyak bomoli E. PROSEDUR KERJA 1. Isilah air (H 2 O) pada botol aqua. 2. Gosok mistar pada kain wol sampai mistar terasa panas. 3. Dekatkan mistar yang panas pada aliran air. 4. Amati perubahan yang terjadi. 5. Ulangi langkah 1-4 dengan menggunakan minyak bimoli. 180

198 F. HASIL PENGAMATAN No Jenis larutan Aliran zat cair Membelok Tidak dibelokkan/ mengalir lurus Kesimpulan (polar/ nonpolar) 1. Air (H 2 O) Polar 2. Minyak bimoli - Non polar G. ANALISIS DATA Zat yang di belokan pada saat mistar panas didekatkan dengan 2 senyawa tersebut yaitu air. Air dibelokan karena dia bersifat polar dalam hal ini di dalam molekul air memiliki beda keelktronegatifan antara atom O dengan atom H yaitu atom 8 O memiliki konfigurasi electron 2 6 sedangkan 1 H memiliki konfigurasi electron 1,selain itu bentuk molekul dari air yaitu Bengkok. H. KESIMPULAN Air bersifat polar Minyak bersifat Non polar I. DAFTAR PUSTAKA PUSKURBUK KIMIA,

199 Lampiran 09. b KUNCI JAWABAN LKS Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) adalah teori yang menyatakan bahwa baik pasangan elektron dalam ikatan kimia ataupun pasangan elektron yang tidak dipakai bersama (yaitu pasangan elektron mandiri ) saling tolak-menolak. 2. Rumus : E = Jawaban : a. Molekul PCl 5 EV atom 15 P = 2, 8, 5 PEI (X) = 5 PEB (E) = (5-5) =0 2 Jadi tipe molekul AX 5 (bipiramida trigonal) Gambar: 182

200 b. Molekul CCl 4 EV atom 6 C = 2, 4 PEI (X) = 4 PEB (E) = (4-4) =0 2 Jadi tipe molekul AX 4 (tetrahedral) Gambar: c. Molekul BCl 3 EV atom 5 B = 2, 3 PEI (X) = 3 PEB (E) = (3-3) =0 2 Jadi tipe molekul AX 3 Gambar: 183

201 d. Molekul SO 2 EV atom 16 S = 2, 8,6 PEI (X) = 2 PEB (E) = (6-2) =2 2 Jadi tipe molekul AX 2 E 2 (Bentuk V ) Gambar: e. Molekul SF 6 EV atom 16 S = 2, 8,6 PEI (X) = 6 PEB (E) = (6-6) =0 2 Jadi tipe molekul AX 6 (Oktahedron) Gambar: 184

202 Lampiran 10. a KUNCI JAWABAN KUIS 01 Soal Kunci jawaban Skor 1. Jelaskan bagaimana Nomor atom L i = 3 10 caranya Li mencapai kestabilan! 2. Jelaskan proses terbentuknya senyawa KBr! 3. Sebutkan dan jelaskan macammacam kovalen tunggal? ikatan Konfigurasi elektron = 2, 1 Agar mencapai kestabilan maka atom Li melepaskan 1 elektron valensinya, sehingga membentuk ion Li + konfigurasi ion Li + = 2 Proses terbentuknya senyawa KBr 19K = 2, 8, 8, 1 K + (2, 8, 8 ) + e 35Br = 2, 8, 18, 7 Br - (2, 8, 18, 8) Dengan menggunakan lambang lewis, pembentukan KBr dapat digambarkan sebagai berikut.. Kx + Br: K + + Br -.. Macam-macam ikatan kovalen, yaitu: 1. Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama sepasang elektron (setiap atom memberikan saham satu elektron untuk digunakan bersama). 2. Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan yang terjadi akibat adanya penggunaan bersama dua pasang elektron. 3. Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan yang terjadi akibat adanya penggunaan bersama tiga pasang elektron

203 Lampiran 10. b KUNCI JAWABAN KUIS 02 Soal Kunci jawaban Skor 1. Jelaskan proses Proses terbentuknya ikatan kovalen terbentuknya ikatan koordinasi senyawa PCl 3 kovalen koordinasi dari senyawa PCl 3! 15P = 2, 8, 5 17Cl = 2, 8, 7 Struktur lewis = Jelaskan perbandingan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam! Perbandingan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam adalah a. Ikatan kovalen koordinasi Ikatan kovalen koordinasi terjadi apabila elektron yang dipakai bersama berasal dari penyumbangan salah satu atom yang berikatan. b. Ikatan logam Ikatan logam terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak

204 Lampiran 10. c KUNCI JAWABAN KUIS 03 Soal Kunci jawaban Skor 1. Jelaskan pengertian Pengertian senyawa polar dan nonpolar ikatan polar dan non Ikatan polar adalah ikatan yang 25 polar! Beserta terjadi jika pasangan elektron yang contohnya! dipakai bersama, tertarik lebih kuat ke salah satu atom yang berikatan. Elektron akan tertarik lebih kuat ke arah atom dengan keelektronegatifan lebih besar. Contohnya : HCl dan KBr Ikatan nonpolar adalah ikatan yang 25 terjadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama, sama kuat ke semua atom yang berikatan 2. Apa yang menyebabkan ikatan kovalen bersifat polar? Contohnya : CaCl 2 Ikatan kovalen bersifat polar karena karena adanya perbedaan keelektronegatifan atom-atom yang membentuk senyawa kovalen serta memerhatikan bentuk molekul senyawa yang terjadi. Salah satu akibat dari perbedaan keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi ikatan (terjadinya kutup listrik dalam ikatan kovalen)

205 Lampiran 10. d KUNCI JAWABAN KUIS 04 Soal Kunci jawaban Skor 1. Sebutkan dua gaya yang Dua gaya Van Der Waals: termaksud gaya van der waals dan perbedaan keduanya! Gaya dipol adalah gaya yang terjadi pada senyawa polar yang 25 tidak membentuk ikatan hidrogen, seperti HCl, HBr. Gaya dipol sesaat atau gaya 25 London adalah gaya terjadi pada sesama senyawa non polar N 2, H 2, O 2, Br 2, dan I Tentukan tipe molekul senyawa berikut dan ramalkan bentuk molekul SO 2! Menentukan tipe molekul dan bentuk molekul CO 2 Konfiurasi elektron = 6C= 2,4 Elektron valensi = 4 Konfigurasi elektron = 8O = 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis = Bentuk molekul CO 2 linear adalah 5 188

206 Lampiran 11. a KUNCI JAWABAN TUGAS RUMAH 01 Soal Kunci jawaban Skor 1. Tentukan struktur lewis unsur-unsur berikut : a. H b. N a. 1 H:1 (elektron valensi 1) dilambangkan: b. 7 N : 2, 5 (elektron valensi 5) dilambangkan: c. 6 O : 2, 6 (elektron valensi 6) dilambangkan: c. O d. Cl d. 17 Cl : 2, 8, 7 (elektron valensi 7) dilambangkan: Jelaskan pengertian ikatan ion, beserta contohnya! 3. Jelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen dari senyawa CO 2 dan tentukan jenis ikatannya! Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi karena adanya serah terima elektron dari suatu atom ke atom yang memiliki muatan berbeda sehingga terjadi gaya tarik menarik. Contoh ikatan ion:kcl 19K = 2, 8, 8, 1 K + (2, 8, 8 ) + e 17Cl = 2, 8, 7 Cl - (2, 8, 8) Dengan menggunakan lambang lewis, pembentukan KCl dapat digambarkan sebagai berikut:.. Kx + Cl: K + + Cl.. (KCl merupakan ikatan ion karena adanya tarik menarik antara ion positif dan ion negatif.) Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen dari senyawa CO2 dan menentukan jenis ikatannya. Konfiurasi elektron = 6C= 2,4 Elektron valensi = 4 Konfigurasi elektron = 8O = 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis = Senyawa CO2 merupakan jenis ikatan kovalen rangkap

207 Lampiran 11. b KUNCI JAWABAN TUGAS RUMAH 02 Soal Kunci jawaban Skor Proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dari senyawa HNO 2 dan PCl 5 a. HNO 2 1H = 1 7N = 2, 5 8O = 2, 4 Struktur Lewis : 5 15 b. PCl 5 15P = 2, 8, 5 17Cl = 2, 8, 7 Struktur lewis = 5 15 Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat fisis senyawa logam? Beberapa sifat fisis logam antara lain: a. Berupa padatan pada suhu ruang Atom-atom logam bergabung karena adanya ikatan logam yang sangat kuat membentuk struktur kristal yang rapat. Hal itu menyebabkan atom-atom tidak memiliki kebebasan untuk bergerak. Pada umumnya logam pada suhu kamar berwujud padat, kecuali raksa (Hg) berwujud cair. b. Bersifat keras tetapi lentur atau tidak mudah patah jika ditempa. Adanya elektron-elektron bebas menyebabkan logam bersifat lentur. Hal ini dikarenakan elektron-elektron bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser sewaktu dikenakan gaya luar

208 c. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi Diperlukan energi dalam jumlah besar untuk memutuskan ikatan logam yang sangat kuat pada atom-atom logam. d. Penghantar listrik yang baik Hal ini disebabkan terdapat elektron-elektron bebas yang dapat membawa muatan listrik jika diberi suatu beda potensial. e. Mempunyai permukaan yang mengkilap f. Memberi efek foto listrik dan efek termionik Apabila elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari luar, maka akan dapat menyebabkan terlepasnya elektron pada permukaan logam tersebut. Jika energi yang datang berasal dari berkas cahaya maka disebut efek foto listrik, tetapi jika dari pemanasan maka disebut efek termionik

209 Lampiran 11. c KUNCI JAWABAN TUGAS RUMAH 03 Soal Kunci jawaban Skor Kelompokkanlah senyawasenyawa berikut berdasarkan kepolarannya. a. BF 3 b. PBr 3 a. BF 3 Konfigurasi elektron = 5B = 2, 1 Elektron valensi = 1 9F = 2,7 Elektron valensi = 7 Struktur lewis = Jadi, BF 3 merupakan senyawa yang tidak polar. 5 b. PBr 3 Konfigurasi elektron = 15P= 2, 8, 5 Elektron valensi = 5 35Br = 2, 8, 18, 7 Elektron valensi = 7 Struktur lewis = Jadi, PBr 3 merupakan senyawa polar karena atom P masih memiliki 1 pasangan elektron bebas

210 LEMBAR KISI-KISI DISKUSI 01 Lampiran 12. a KD 3 dari KI 3: 3.2 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Indikator soal Tujuan Soal Kunci jawaban Skor 1. Menjelaskan Siswa dapat Bagaimana cara atom-atom berikut untuk mencapai konfigurasi Unsur Kulit Struktur Cara untuk kecenderunga menjelaskan elektron yang stabil! K L M N lewis mencapai stabil n suatu unsur kecenderungan untuk suatu unsur untuk Unsur Kulit Struktur Cara untuk 13Al x Al x Melepaskan 3 mencapai kestabilannya mencapai K L M N lewis mencapai x elektron 5. kestabilannya. stabil 13Al 11Na Na x Melepaskan 1 elektron 5 11Na 20Ca 20Ca x Ca x Melepaskan 2 elektron 5 2. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion Tentukan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa dibawah ini dengan menggunakan struktur lewis, kemudian bandingkan proses terbentuknya! c. NaCl d. BF 3 c. NaCl 11Na = 2, 8, 1 Elektron valensi = 1 17Cl = 2, 8, 7 Elektron valensi = Struktur lewis = 6 NaCl merupakan jenis ikatan ion 5 193

211 d. BF 3 5B = 2, 3 Elektron valensi = 3 9F = 2, 7 Elektron valensi = 7 Struktur lewis = Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen Tentukan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa dibawah ini dengan menggunakan struktur lewis, kemudian bandingkan proses terbentuknya! e. NH 3 f. NO 2 BF 3 merupakan jenis ikatan ion. c. NH 3 7N = 2, 5 Elektron valensi = 5 1H = 1 Elektron valensi = 1 Struktur lewis = NH 3 merupakan jenis ikatan kovalen d. NO 2 7N = 2, 5 Elektron valensi = 5 8O = 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis =

212 6 NO 2 merupakan jenis ikatan ion dan ikatan kovalen

213 LEMBAR KISI-KISI DISKUSI 02 Lampiran 12. b KD 3 dari KI 3: Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Indikator soal Tujuan Soal Kunci jawaban Skor 1. Menjelaskan Siswa dapat Tunjukkan dan gambarkan a. HNO 3 proses menjelaskan ikatan kovalen koordinasi 1H= 1 5 terbentuknya proses Elektron valensi = 1 pada senyawa berikut: ikatan kovalen terbentuknya 7N= 2, 5 a. HNO 3 5 Elektron valensi = 5 koordinasi ikatan kovalen b. HSO 3 8O= 2, 6 pada beberapa koordinasi Elektron valensi = 6 5 senyawa. pada beberapa Struktur lewis = senyawa. :O: ikatan kovalen koordinasi.. 30 ǀǀ xx H xox N xx ǀǀ.. :O: Jadi, HNO 3 merupakan ikatan koordinasi. b. HSO 3 1H = 1 5 Elektron valensi = 1 16S= 2, 8, 6 5 Elektron valensi = 6 8O= 2, 6 5 Elektron valensi = 6 Struktur lewis = 196

214 2. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam. 3. Dengan mengacu pada ikatan logam, jelaskan sifat-sifat logam berikut! a. Logam merupakan konduktor yang baik b. Logam dapat ditempa :O:.. ǀǀ ikatan kovalen koordinasi xx H x O x S xx ǀǀ.. :O: Jadi, HSO 3 merupakan ikatan koordinasi. Sifat-sifat logam sebagai berikut: a. Berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam. b. Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus

215 LEMBAR KISI-KISI KUIS 01 Lampiran 13. a KD 3 dari KI 3: 3.3 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Indikator soal Tujuan Soal Kunci jawaban Skor 1. Menjelaskan kecenderungan Siswa dapat menjelaskan Jelaskan bagaimana caranya Li Nomor atom L i = 3 10 suatu unsur untuk mencapai kestabilannya. 2. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion 3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen mencapai kestabilan! Jelaskan proses terbentuknya senyawa KBr! Sebutkan dan jelaskan macammacam ikatan kovalen tunggal? Konfigurasi elektron = 2, 1 Agar mencapai kestabilan maka atom Li melepaskan 1 elektron valensinya, sehingga membentuk ion Li + konfigurasi ion Li + = 2 Proses terbentuknya senyawa KBr 19K = 2, 8, 8, 1 K + (2, 8, 8 ) + e 35Br = 2, 8, 18, 7 Br - (2, 8, 18, 8) Dengan menggunakan lambang lewis, pembentukan KBr dapat digambarkan sebagai berikut.. Kx + Br: K + + Br -.. Macam-macam ikatan kovalen, yaitu: 1. Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama sepasang elektron (setiap atom memberikan saham satu elektron untuk digunakan bersama). 2. Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan yang terjadi akibat adanya penggunaan bersama dua pasang elektron. 3. Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan yang terjadi akibat adanya penggunaan bersama tiga pasang elektron

216 LEMBAR KISI-KISI KUIS 02 Lampiran 13. b KD 3 dari KI 3: 3.4 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Indikator soal Tujuan Soal Kunci jawaban Skor 1. Menjelaskan proses Siswa dapat menjelaskan Jelaskan proses Proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi senyawa PCl 3 terbentuknya ikatan kovalen proses terbentuknya ikatan terbentuknya ikatan 15P = 2, 8, 5 koordinasi pada beberapa kovalen koordinasi pada kovalen koordinasi dari 17Cl = 2, 8, 7 10 senyawa. beberapa senyawa. senyawa PCl 3! Struktur lewis = Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam. Jelaskan perbandingan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam! Perbandingan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam adalah a. Ikatan kovalen koordinasi Ikatan kovalen koordinasi terjadi apabila elektron yang dipakai bersama berasal dari penyumbangan salah satu atom yang berikatan. b. Ikatan logam Ikatan logam terbentuk akibat adanya gaya tarikmenarik yang terjadi antara muatan positif dari ionion logam dengan muatan negatif dari elektronelektron yang bebas bergerak

217 LEMBAR KISI-KISI KUIS 03 Lampiran 13. c KD 3 dari KI 3: 3.3 Menganalisis kepolaran senyawa. Indikator soal Tujuan Soal Kunci jawaban Skor Siswa dapat menjelaskan kepolaran senyawa 25 Menjelaskan kepolaran senyawa Jelaskan pengertian ikatan polar dan non polar! Beserta contohnya! Apa yang menyebabkan ikatan kovalen bersifat polar? Pengertian senyawa polar dan nonpolar Ikatan polar adalah ikatan yang terjadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama, tertarik lebih kuat ke salah satu atom yang berikatan. Elektron akan tertarik lebih kuat ke arah atom dengan keelektronegatifan lebih besar. Contohnya : HCl dan KBr Ikatan nonpolar adalah ikatan yang terjadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama, sama kuat ke semua atom yang berikatan Contohnya : CaCl 2 Ikatan kovalen bersifat polar karena karena adanya perbedaan keelektronegatifan atom-atom yang membentuk senyawa kovalen serta memerhatikan bentuk molekul senyawa yang terjadi. Salah satu akibat dari perbedaan keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi ikatan (terjadinya kutup listrik dalam ikatan kovalen)

218 LEMBAR KISI-KISI KUIS 04 Lampiran 13. d KD 3 dari KI 3: Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul Indikator soal Tujuan Soal Kunci jawaban Skor Siswa dapat Sebutkan dua gaya yang menjelaskan termaksud gaya van der waals 25 pengertian gaya dan perbedaan keduanya! van der waals 1. Menjelaskan pengertian gaya van der waals Dua gaya Van Der Waals: Gaya dipol adalah gaya yang terjadi pada senyawa polar yang tidak membentuk ikatan hidrogen, seperti HCl, HBr. Gaya dipol sesaat atau gaya London adalah gaya terjadi pada sesama senyawa non polar N 2, H 2, O 2, Br 2, dan I Menganalisis bentuk molekul melalui jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom. Siswa dapat menganalisis bentuk molekul melalui jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom. Tentukan tipe molekul senyawa berikut dan ramalkan bentuk molekul CO 2! Menentukan tipe molekul dan bentuk molekul CO 2 Konfiurasi elektron = 6C= 2,4 Elektron valensi = 4 Konfigurasi elektron = 8O = 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis = Bentuk molekul CO 2 adalah linear 5 201

219 KD 3 dari KI 3: LEMBAR KISI-KISI TUGAS RUMAH 01 Lampiran 14. a 3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Indikator soal Tujuan Soal Kunci jawaban Skor Siswa dapat menggambarkan Tentukan struktur a) 1 H:1 (elektron valensi 1) dilambangkan: 10 susunan elektron valensi atom lewis unsur-unsur gas mulia (duplet dan okted) b) 7 N : 2, 5 (elektron valensi 5) dilambangkan: 10 dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis). c) 6 O : 2, 6 (elektron valensi 6) dilambangkan: 10 Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan okted) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis). berikut : a. H b. N c. O d. Cl d) 17 Cl : 2, 8, 7 (elektron valensi 7) dilambangkan: 10 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion. Jelaskan pengertian ikatan ion, beserta contohnya! Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi karena adanya serah terima elektron dari suatu atom ke atom yang memiliki muatan berbeda sehingga terjadi gaya tarik menarik. Contoh ikatan ion:kcl 19K = 2, 8, 8, 1 K + (2, 8, 8 ) + e 17Cl = 2, 8, 7 Cl - (2, 8, 8) Dengan menggunakan lambang lewis, pembentukan KCl dapat digambarkan sebagai berikut:.. Kx + Cl: K + + Cl.. (KCl merupakan ikatan ion karena adanya tarik menarik antara ion positif dan ion negatif.)

220 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen. Jelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen dari senyawa CO 2 dan tentukan jenis ikatannya! Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen dari senyawa CO2 dan menentukan jenis ikatannya. Konfiurasi elektron = 6C= 2,4 Elektron valensi = 4 Konfigurasi elektron = 8O = 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis = Senyawa CO2 merupakan jenis ikatan kovalen rangkap

221 LEMBAR KISI-KISI TUGAS RUMAH 02 Lampiran 14. b KD 3 dari KI 3: 3.6 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Indikator soal Tujuan Soal Kunci jawaban Skor 1. Menjelaskan proses Siswa dapat menjelaskan Proses terbentuknya ikatan a. HNO 2 terbentuknya ikatan kovalen proses terbentuknya kovalen koordinasi dari koordinasi pada beberapa ikatan kovalen senyawa HNO 2 dan PCl 5 1H = 1 7N = 2, 5 5 senyawa. beberapa senyawa. koordinasi pada 8O = 2, 4 Struktur Lewis : 15 5 b. PCl 5 15P = 2, 8, 5 17Cl = 2, 8, 7 Struktur lewis =

222 2. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam. Sebutkan dan jelaskaan sifatsifat fisis senyawa logam? Beberapa sifat fisis logam antara lain: a. Berupa padatan pada suhu ruang Atom-atom logam bergabung karena adanya ikatan logam yang sangat kuat membentuk struktur kristal yang rapat. Hal itu menyebabkan atom-atom tidak memiliki kebebasan untuk bergerak. Pada umumnya logam pada suhu kamar berwujud padat, kecuali raksa (Hg) berwujud cair. b. Bersifat keras tetapi lentur atau tidak mudah patah jika ditempa. Adanya elektron-elektron bebas menyebabkan logam bersifat lentur. Hal ini dikarenakan elektron-elektron bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser sewaktu dikenakan gaya luar. c. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi Diperlukan energi dalam jumlah besar untuk memutuskan ikatan logam yang sangat kuat pada atom-atom logam. d. Penghantar listrik yang baik Hal ini disebabkan terdapat elektronelektron bebas yang dapat membawa muatan listrik jika diberi suatu beda potensial

223 e. Mempunyai permukaan yang mengkilap f. Memberi efek foto listrik dan efek termionik Apabila elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari luar, maka akan dapat menyebabkan terlepasnya elektron pada permukaan logam tersebut. Jika energi yang datang berasal dari berkas cahaya maka disebut efek foto listrik, tetapi jika dari pemanasan maka disebut efek termionik

224 LEMBAR KISI-KISI TUGAS RUMAH 03 Lampiran 14. c KD dari KI 3: 3.1Menganalisis kepolaran senyawa. Indikator Tujuan Soal Kunci jawaban Skor Siswa dapat menjelaskan kepolaran senyawa 5 kovalen Menjelaskan kepolaran senyawa Kelompokkanlah senyawasenyawa berikut berdasarkan kepolarannya. c. BF 3 d. PBr 3 c. BF 3 Konfigurasi elektron = 5B = 2, 1 Elektron valensi = 1 9F = 2,7 Elektron valensi = 7 Struktur lewis = 5 35 Jadi, BF 3 merupakan senyawa yang tidak polar. 5 d. PBr 3 Konfigurasi elektron = 15P= 2, 8, 5 Elektron valensi = 5 35Br = 2, 8, 18, 7 Elektron valensi = 7 Struktur lewis =

225 5 Jadi, PBr 3 merupakan senyawa polar karena atom P masih memiliki 1 pasangan elektron bebas. 208

226 LEMBAR KISI-KISI TES HASIL BELAJAR Lampiran 15. a Nama sekolah : SMA Negeri 5 Kupang Penyusun : Lince MarianaRinu Kelas / Semester : X / 1 Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator KD dari KI Membandingkan proses terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) meteri dan hubunganya dengan sifat fisik materi. 3.7 Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron ) untuk menentukan bentuk molekul. KD dari KI 4 : 4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) meteri dan hubungannya dengan sifat fisik materi. 4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron). 209

227 Indikator Soal Tujuan Soal No. THB Soal Mengidentifikasi kecenderungan suatu unsur mencapai kestabilan Siswa dapat mengidentifikasi kecenderungan suatu unsur mencapai kestabilan dengan menggunakan struktur lewis 1. Unsur yang mengikat dua elektron untuk mendapatkan konfigurasi elektron yang stabil adalah. A. 11 Na B. 14Si C. 16S D. 19 K E. 20Ca 2. Hubungan konfigurasi elektron, cara atom menjadi stabil dan ion yang di bentuk diberikan dalam tabel berikut: No. Unsur Cara Kulit untuk menjadi ion K L M N stabil 1. 12P Melepas P +2 kan 2 elektron 2. 11Q Melepas Q - kan 1 elektron 3. 20R Melepas kan 2 elektron R S Menerim S - a 1 elektron 5. 10T 2 8 Stabil T Hubungan yang benar adalah. A. 1 dan 2 B. 2 dan 4 C. 3 dan 1 D. 3 dan 5 Kunci jawaban C B Klasifikasi Soal C1 210

228 Menjelaskan pengertian ikatan jenis Membedakan jenisjenis ikatan kimia Siswa menjelaskan pengertian ion dapat ikatan Siswa dapat menjelaskan pengertian dari ikatan kovalen koordinasi Siswa dapat membedakan jenisjenis ikatan kimia E. 2 dan 5 3. Cara untuk mendapat kestabilan atom unsur dengan konfigursi elektron 2, 8, 2 adalah. A. Melepaskan 2 elektron valensinya dan membentuk ion dengan muatan +2 B. Mengikat 2 elektron dari atom lain dan membentuk ion dengan muatan +2 C. Melepaskan 2 elektron valensinya dan membentuk ion dengan muatan -2 D. Mengikat 2 elektron dari atom lain dan membentuk ion dengan muatan -2. E. Membentuk sepasang elektron dengan atom lain. 4. Gabungan antara atom yang mudah melepaskan elektron dan atom lain yang mudah menerima electron. Pernyataan diatas merupakan pengertian dari.. A. Ikatan kovalen B. Ikatan ion C. Ikatan logam D. Ikatan kovalen koordinasi E. Ikatan kovalen rangkap 2 5. Yang merupakan pengertian dari ikatan kovalen koordinasi adalah. A. Ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik menarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif. B. Ikatan yang terjadi bila pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom yang memiliki elektron bebas. C. Ikatan yang terjadi antara dua atom yang tidak memiliki elektron bebas. D. Ikatan yang terjadi apabila atom bersifat logam E. Ikatan yang terjadi bila atom bersifat non logam 6. Berikut ini merupakan perbedaan dari ikatan ion dan ikatan kovalen. Pernyataan yang benar adalah. A. Ikatan ion terbentuk karena adanya atom yang mudah C B B A C2 C2 211

229 Menentukan ikatan ion dalam suatu senyawa Siswa dapat menentukan ikatan ion dalam suatu senyawa melepaskan elektron dan mudah menerima elektron, sedangkan ikatan kovalen terbentuk karena adanya pemakaian elektron bersama oleh dua atom yang berikatan. B. Ikatan ion dan ikatan kovalen terbentuk karena atom mudah melepaskan elektron. C. Ikatan ion terbentuk karena adanya pemakaian elektron bersama, sedangkan ikatan kovalen terbentuk karena atom yang terbentuk bersal dari suatu logam D. Ikatan ion dan ikatan kovalen tidak terbentuk. E. Ikatan ion terbentuk karena adanya penggunaan elektron bersama dua pasang elektron, sedangkan ikatan kovalen terbentuk Karena adanya atom yang mudah melepaskan elektron dan mudah menerima elektron. 7. Suatu unsur dengan nomor atom 35 paling mudah membentuk ikatan ion dengan unsur yang memiliki nomor atom. A. 16 B. 17 C. 19 D. 20 E Pasangan senyawa dibawah ini yang merupakan senyawa ion adalah. A. CH 4 dan NH 3 B. KCl dan HCl C. NaCl dan MgBr 2 D. SO 2 dan HCl E. H 2 O dan KBr 9. Bila unsur X mempunyai struktur atom dengan 1 elektron pada kulit terluar, sedangkan unsur Y mempunyai afinitas elektron yang besar, maka ikatan X Y adalah. A. Semi polar B. Kovalen koordinasi C. Ion D. Logam C B C C2 212

230 Mengelompokkan senyawa ion Siswa dapat mengelompokkan senyawa ion C A B C2 E E. Kovalen 10. Unsur X memiliki nomor atom 19 bereaksi unsur Y memiliki nomor atom 17 akan membentuk senyawa dengan ikatan.dan rumus kimianya. A. Ion, XY B. Kovalen, X 2 Y C. Ion, X 2 Y D. Ion, XY 2 E. Kovalen, XY 11. Ikatan elektrovalensi mudah terjadi antara unsur-unsur yang.. A. Titik didihnya tinggi B. Selisih keelektronegatifannya besar C. Selisih energy ionisasinya kecil D. Energi ionisasinya sama E. Keelektronegatifannya sama 12. Kelompok senyawa berikut yang semuanya berikatan ion adalah. A. NaCl, NH 3, dan HF B. NaCl, CaO, dan KBr C. HF, CaO, dan CO 2 D. NH 3, KBr, dan CO 2 E. PCl 3, CH 4, dan SO Diketahui harga elektronegatifan beberapa unsur sebagai berikut : Unsur H N O Cl C Keelektronegatifan 2,1 3,0 3,5 3,0 2,5 Pasangan senyawa kovalen non polar dan kovalen polar adalah. A. H 2 dan O 2 B. H 2 dan N 2 C. NH 3 dan HCl D. CCl 4 dan H 2 o E. Cl 2 dan CCl Ikatan kovalen dalam PCl 3 berjumlah. A. 1 B. 2 C. 5 E 213

231 Menentukan sifat dari jenis ikatan kimia Siswa dapat menentukan sifat ikatan kovalen D. 9 E Senyawa berikut yang berikatan kovalen adalah. A. NaCl B. KBr C. CaF 2 D. HCl E. MgBr 16. Pasangan unsur yang dapat membentuk ikatan kovalen adalah. A. 17 X dan 11 Y B. 6R dan 17 X C. 20M dan 16 T D. 12 p dan 17 X E. 19A dan 35 B 17. Ikatan yang terdapat dalam molekul Br 2 adalah ikatan. A. Van der Walls B. Ikatan kovalen polar C. Ikatan ion D. Ikatan kovalen non polar E. Ikatan kovalen koordinasi 18. Senyawa kovalen non polar tidak dapat bercampur dengan air. Senyawa berikut yang merupakan kovalen non polar adalah. A. Alkohol B. Bensin C. Garam dapur D. Gula C B D B C2 E. H 2 SO Berikut ini merupakan sifat fisis dari senyawa ion adalah. A. Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi,keras tetapi rapuh, berupa padatan pada suhu ruang dapat menghantarkan listrik dalam fasa cair. B. Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi,keras tetapi rapuh,tidak dapat menghantarkan listrik. C. Umumnya tidak larut dalam air, mempunyai titik didih dan titik didih yang rendah. A 214

232 Menentukan jenisjenis ikatan kovalen Siswa dapat menentukan ikatan kovalen rangkap dua dalam suatu molekul D. Mempunyai permukaan yang mengkilap, memberi efek fotolistrik E. Tidak larut dalam air dan tidak dapat menghantarkan arus listrik. 20. Molekul berikut yang mempunyai ikatan kovalen rangkap dua adalah. A. Cl 2 B. N 2 C. NH 3 D. CH 4 E C2 E. C 2 H Metana adalah gabungan dari 1 atom C dan 4 atom H yang berikatan secara.. A. Kovalen rangkap dua B. Ionik C. Kovalen koordinasi D. Kovalen tunggal E. Ikatan logam D 22. Dibawah ini merupakan ikatan kovalen rangkap dua, kecuali.. A. N 2 B. CO 2 C. NH 3 D. HCl D Siswa dapat menentukan ikatan kovalen rangkap tiga E. Cl Molekul berikut yang mempunyai ikatan kovalen rangkap tiga adalah. Nomor atom H = 1, N = 7, O = 8, F = 9, Cl = 17 A. H 2 B. F 2 C. Cl 2 D. O 2 E. N 2 E 215

233 Menentukan ikatan kovalen koordinasi dalam suatu senyawa Siswa dapat menentukan ikatan kovalen koordinasi dalam suatu senyawa 24. Berikut ini senyawa yang merupakan ikatan kovalen koordinasi adalah. A. H 2 O B. HF C. PCl 3 D. NaCl C C2 Mengelompokan jenis ikatan kovalen koordinasi dalam suatu senyawa Siswa dapat mengelompokan jenis ikatan kovalen koordinasi E. Br Ikatan yang terdapat pada senyawa NH 3 dan BF 3 adalah. A. Ikatan ion B. Ikatan logam C. Ikatan hydrogen D. Ikatan kovalen E. Ikatan kovalen koordinasi 26. Di antara senyawa dibawah ini yang memiliki ikatan kovalen koordinasi adalah. A. H 3 O + B. CO 2 C. NH 3 D. H 2 O E. H 2 S 27. Ikatan kovalen koordinasi terdapat senyawa. A. C 3 H 8 B. H 2 O C. HNO 3 D. NaBr E. NaCl 28. Di antara kelompok senyawa dibawah ini yang merupakan ikatan kovalen koordinasi adalah. A. HF, HCl, HBr, dan HI B. SO 2, NH 3, N 2 O 5, dan NH 4 OH C. CH 4, BF 3, CO 2, dan Br 2 D. Cl 2, Br 2, C 2 H 5 OH, dan HF E. NH 3, H 2 O, CO 2, dan Br 2 E A C B C2 216

234 Menyebutkan kepolaran senyawa sifat suatu Siswa menyebutkan kepolaran senyawa dapat sifat suatu 29. Senyawa di bawah ini bersifat polar, kecuali. A. CCl 4 B. HF C. H 2 O D. H 2 S A C1 Menghubungkan antara keelektronegatifan dengan kepolaran suatu senyawa Menghubungkan letak suatu golongan dengan ikatan ion Siswa dapat menghubungakan antara keelektronegatifan dengan kepolaran suatu senyawa Siswa dapat menghubungkan letak suatu golongan dengan ikatan ion E. NH Senyawa hidrogen berikut yang sangat bersifat polar adalah. A. HI B. HBr C. HCl D. H 2 O E. HF 31. Diketahui harga keelektronegatifan beberapa unsur sebagai berikut Unsur H F O Cl Br Keelektronegatifan 2,1 4,0 3,5 3,0 2,0 Senyawa yang memiliki kepolaran terkecil adalah. A. Cl 2 B. HBr C. H 2 O D. HF E. HCl 32. Unsur-unsur yang terdapat pada golongan alkali akan berikatan ion dengan unsur-unsur golongan. A. IA dan IIA B. IIA dan IVA C. IVA dan VA D. VA dan IIIA E. VIA dan VIIA 33. Susunan ion stabil dimiliki oleh unsur-unsur golongan. A. IA B. IIA C. VA D. VIIIA E. VIIA E B E D C3 C3 217

235 Menentukan bentuk molekul Siswa dapat menentukan bentuk molekul 34. Molekul yang di sekeliling atom pusat terdapat empat pasangan elektron. Ikatan yang terbentuk adalah. A. Linear B. Tetrahedral C. Piramida trigonal D. Piramida segi empat E. Oktahedral 35. Jika nomor atom C dan O 2 berturut-turut 6 dan 8, maka senyawa CO 2 mempunyai bentuk. A. Tetrahedral B. Bipiramida trigonal C. Octahedral D. Linear E. Bentuk T 36. Molekul berikut mempunyai bentuk dasar yang sama, kecuali.. A. H 2 O B. CH 4 C. NH 3 D. PCl 3 B D B C2 Menentukan pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas yang terdapat dalam suatu molekul Siswa dapat menentukan pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas yang terdapat dalam suatu molekul E. BF Dalam molekul PF 5 terdapat. A. 3 PEB dan 2 PEI B. 4 PEB dan 1 PEI C. 1 PEB dan 4 PEI D. 5 PEB E. 5 PEI 38. Senyawa dibawah ini memiliki PEB berjumlah 1, kecuali. A. SO 2 B. NH 3 C. H 2 O D. TeCl 4 D D Menghubungkan antara sudut ikatan dengan bentuk Siswa dapat menghubungkan antara sudut ikatan E. CH Sudut ikatan yang terdapat dalam bentuk molekul planar segi empat adalah. A B C3 218

236 molekul dengan bentuk molekul Menghubungkan antara bentuk molekul dengan teori VSEPR Siswa dapat menghubungkan antara bentuk molekul dengan teori VSEPR B C D E Jika : X = [Ar]4s 2-3d 10-4p 5 Y= [Ar]5s 2-4d 10 5p 1 Maka senyawa yang terbentuk adalah. A. XY,linear B. XY 3,segitiga planar C. XY 5,bipiramida trigonal D. YX 3, piramida trigonal E. YX 3, segitiga planar A C3 219

237 LEMBAR KISI-KISI SOAL ESSAY Lampiran 15. b Nama Sekolah : SMA NEGERI 5 KUPANG Kelas/semester : X/1 Indikator Soal Tujuan No. Soal Skor Klasifikasi Menjelaskan Siswa dapat 1. Jelaskan proses sulfur mencapai kestabilan! 10 C2 kecenderungan suatu menjelaskan Jawaban: unsur untuk mencapai kecenderungan suatu Sulfur mencapai kestabilan apabila menerima 2 elektron dari atom kestabilan unsur untuk mencapai kestabilan. lain dengan menggunakan struktur lewis. 16S = 2, 8, 6 xx xx S xx 2. Apakah semua senyawa kovalen mengikuti kaidah oktet? Jelaskan. Jawaban: Kaidah oktet adalah kecenderungan atom-atom mencapai kestabilan dengan memiliki 8 elektron valensi. Berhubungan dengan ikatan kovalen, tidak semua senyawa kovalen mengikuti kaidah oktet. Misalkan senyawa BH 3, senyawa ini stabil dengan memiliki 6 elektron valensi. Namun tidak memenuhi kaidah oktet. 5 C2 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion 3. Kelompokkanlah senyawa-senyawa berikut berdasarkan jenis ikatan kimianya! a. CaO b. NH 4 Cl c. NH 3 20 C2 Jawaban: 220

238 a. CaO 20Ca = 2, 8, 8, 2 8O = 2, 6 Rumus struktur:.. Ca : = :O: Rumus struktur: Ca=O CaO merupakan jenis ikatan kovalen rangkap dua b. NH 4 Cl 7N = 2, 5 1H = 1 17Cl = 2, 8, 7 Rumus struktur: H Cl H N H H NH 4 Cl merupakan jenis ikatan kovalen koordinasi. c. NH 3 7N = 2, 5 1H = 1 H N H H NH 3 merupakan jenis ikatan ion. 221

239 Menjelaskan sifat fisik dari jenis-jenis ikatan kimia. Siswa dapat menjelaskan sifat fisik dari jenis-jenis ikatan kimia. 4. Jelaskan perbedaan antara senyawa ion dan senyawa kovalen! Jawaban: Senyawa ion: Bersifat keras tetapi rapuh. Mempunyai titik leleh dan titik didih ylang tinggi. Larut dalam pelarut air, tetapi umumnya tidak larut dalam pelarut organik. Tidak dapat menghantarkan listrik dalam fasa padat, tetapi listrik dalam fasa cair. 5 Senyawa kovalen: Bersifat lunak dan tidak rapuh Umumnya mempunyai titik didih dan titik leleh yang rendah. Pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi dalam pelarutl organic. Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas. Siswa dapat meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas. 5. Ramalkan bentuk molekul dari CCl4 dan SCl4, gambarkan struktur Lewisnya dan klasifikasi VSEPR, dan bentuk molekulnya! Jawaban: a. CCl 4 6C = 2, 4 17Cl = 2, 8, 7 10 PEB = 0 dan PEI = 4 tipenya adalah AX 4 E 0 222

240 Bentuk molekulnya adalah tetra hedral. b. SCl 4 15P = 2, 8, 5 17Cl = 2, 8, 7 PEB = 0 dan PEI = 5 tipenya adalah AX 5 Bentuk molekulnya adalah tetragonal piramida 223

241 Lampiran 16 LEMBAR PENGAMATAN DAN ANGKET SPRITUAL (KI-1) SISWA A. LEMBAR OBSERVASI SPIRITUAL (KI-1) a. Lembar Observasi Aspek Spiritual (KI-1) No Aspek yang dinilai Skor Keterangan 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa rahmat dan 2. Bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa b. Rubrik Penilaian Aspek Spiritual (KI-1) No Aspek yang dinilai Rubrik 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa 2. Bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa 1. Tidak menunjukkan sikap yang benar dalam berdoa dan tidak berdoa sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan yang dianut 2. Menunjukkan sikap yang benar dalam berdoa dan tidak berdoa sesuai dengan keyakinan dan keprcayaan yang dianut 3. Menunjukkan sikap yang benar dalam berdoa dan berdoa sesuai dengan keyakinan dan keprcayaan yang dianut. 1. Tidak menunjukkan sikap bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa. 2. Menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan hanya saat bahagia saja. 3. Menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa baik saat bahagia maupun saat susah. 224

242 B. LEMBAR ANGKET SPIRITUAL (KI -1) Nama Peserta Didik Kelas Materi Pokok Tanggal :. :. :. :. Petunjuk : 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti 2. berilah tanda cek ( ) pada pernyataan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari 3. Ket: 3 : Selalu (S) 2 : Kadang-kadang (KK) 1 : Tidak Pernah (TP) No Pernyataan 1. Saya mengagungkan kebesaran Tuhan YME dengan berdoa sebelum menjalankan proses pembelajaran Pilihan TP KK S 2. Saya mengagungkan kebesaran Tuhan YME dengan berdoa sesudah menjalankan proses pembelajaran 3. Saya menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi yang terjadi disekitar kita sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan membuat kesimpulan disetiap akhir pembelajaran 225

243 LEMBAR PENGAMATAN DAN ANGKET SOSIAL (KI-2) SISWA A. LEMBAR OBSERVASI SOSIAL (KI- 2) a. Lembar Observasi Sosial (KI- 2) Lampiran 17 No Aspek yang dinilai Skor Keterangan 1. Rasa ingin tahu untuk mencari informasi yang berkaitan dengan materi ikatan kimia dalam bahan ajar dan sumber lain untuk menganalisis data 2. Disiplin dalam mengikuti pembelajaran dan masuk kelas tepat waktu 3. Jujur dalam menggunakan, mengolah, mengungkapkan dan menganalisis data materi ikatan kimia. 4. Tanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran. 5. Toleransi selama kegiatan pembelajaran dan diskusi kelompok 6. Gotong royong dalam menyelesaikan laporan dan diskusi kelompok 7. Santun dalam mengikuti pelajaran dan menyampaikan pendapat 226

244 b. Rubrik Penilaian Observasi Sosial (KI ) No Aspek yang dinilai Rubrik 1. Rasa ingin tahu dalam mencari informasi dalam bahan ajar dan sumber lain untuk menganalisis data 2. Disiplin dalam mengikuti pembelajaran dan masuk kelas tepat waktu 3. Jujur dalam menggunakan, mengolah, mengungkapkan dan menganalisis data materi ikatan kimia. 4. Tanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran baik diskusi maupun kerja kelompok 1. Tidak menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dalam mencari informasi dalam bahan ajar yang berkaitan dengan materi ikatan kimia 2. Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dalam mencari informasi dalam bahan ajar yang berkaitan dengan materi ikatan kimia 3. Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dalam mencari informasi dalam bahan ajar yang berkaitan dengan materi ikatan kimia. 1. Tidak menunjukan sikap disiplin dalam mengikuti pembelajaran dan masuk kelas tepat waktu 2. Menunjukan sikap disiplin dalam mengikuti pembelajaran tetapi masuk kelas tidak tepat waktu 3. Menunjukan sikap disiplin dalam mengikuti pembelajaran dan masuk kelas tepat waktu 1. Tidak menunjukkan kejujuran dalam menyelesaikan soal-soal dalam LDS dan LKS dan berusaha mencari jawaban dari teman lain dengan cara menyontek untuk menyelesaikan tugas individu. 2. Menunjukkan kejujurannya dalam menyelesaikam soal-soal dalam LDS dan LKS namun kurang menunjukkan kemandirian dalam menyelesaikan tugas individu. 3. Menunjukkan kejujurannya dalam menyelesaikam soal-soal dalam LDS dan LKS dan menunjukkan kemandirian dalam menyelesaikan tugas individu. 1. Tidak bertanggung jawab dalam dalam mepersentasikan hasil diskusi dan dalam menggunakan alat-alat praktikum serta tidak menjaga keselamatan kerja selama kegiatan praktikum. 2. Bertanggung jawab dalam mepersentasikan hasil diskusi dan dalam menggunakan alat-alat praktikum tetapi tidak menjaga keselamatan kerja selama kegiatan praktikum. 3. Bertanggung jawab dalam mepersentasikan hasil diskusi dan dalam menggunakan alat-alat praktikum dan menjaga keselamatan kerja selama kegiatan praktikum. 227

245 5 Toleransi dalam kegiatan pembelajaran dan diskusi kelompok 6. Gotong royong dalam menyelesaikan laporan dan diskusi kelompok 1. Tidak menghargai teman yang sedang belajar dan tidak mampu menghargai pendapat teman dari kelompok lain. 2. Menghargai teman yang sedang belajar namun tidak mampu menerima pendapat, kritikan dan saran dari kelompok lain. 3. Menghargai teman yang sedang belajar dan mampu menerima pendapat, kritikan dan saran dari kelompok lain. 1. Tidak menunjukkan sikap gotong royong dalam melakukan praktikum, mengerjakan laporan praktikum dan diskusi kelompok 2. Menunjukkan sikap gotong royong dalam melakukan praktikum namun tidak menunjukkan sikap kerja sama dalam mengerjakan laporan praktikum dan diskusi kelompok. 3. Menunjukkan sikap gotong royong dalam melakukan praktikum, meyelesaikan laporan praktikum dan diskusi kelompok. Santun dalam mengikuti pelajaran dan menyampaikan pendapat 1. Tidak menunjukkan sikap santun selama kegiatan pembelajaran, saat menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain saat presentase kelompok. 2. Menunjukkan sikap santun selama kegiatan pembelajaran dan saat praktikum berlangsung tetapi tidak santun dalam menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain saat presentase kelompok. 3. Menunjukkan sikap santun baik dalam kegiatan pembelajaran, saat praktikum maupun dalam menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain saat presentase kelompok. 228

246 B. LEMBAR ANGKET SOSIAL (KI- 2) Nama Peserta Didik :. Kelas :. Materi Pokok :. Tanggal :. Petunjuk : 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti 2. berilah tanda cek ( ) pada pernyataan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari 3. Ket: 3 : Selalu (S) 2 : Kadang-kadang (KK) 1 : Tidak Pernah (TP) A. Rasa Ingin Tahu No Pernyataan Pilihan TP KK S 1. Saya menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, dalam dalam kegiatan baik kelompok maupun individu. 2. Saya antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran baik dalam kelompok maupun individu. 3. Saya berpartisipasi dalam proses pembelajaran baik melalui kegiatan kelompok maupun secara individual 229

247 B. Jujur No Pernyataan Pilihan 1. Saya menyelesaikan tugas individu dan soal-soal dalam LDS dan LKS apa adanya. TP KK S C. Tanggung Jawab No Pernyataan 1. Saya bertanggung jawab dalam mempersentasikan hasil diskusi dan menggunakan alat-alat praktikum TP Pilihan KK S D. Toleransi No Pernyataan 1. Saya menghargai teman yang sedang belajar dan mampu menerima pendapat, kritikan dan saran dari kelompok lain. TP Pilihan KK S E. Gotong Royong No Pernyataan 1. Saya bergotong royong dengan teman kelompok saat mengerjakan soal-soal yang ada dalam LDS dan atau LKS. 2. Saya bergotong royong dengan teman kelompok saat mengerjakan tugas atau PR. 3. Saya bergotong royong dengan petugas piket harian dikelas untuk membersihkan kelas. Pilihan TP KK S 230

248 F. Disiplin No Pernyataan 1. Saya disiplin dalam mengikuti pembelajaran masuk kelas tepat waktu TP Pilihan KK S 2. Saya berada ditempat duduk selama proses pembelajaran berlangsung 3. Saya mengikuti instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias G. Santun No Pernyataan 1. Saya santun saat menyampaikan pendapat, mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. TP Pilihan KK S 231

249 Lampiran 18 LEMBAR PENGAMATAN ASPEK KETERAMPILAN (KI-4) SISWA A. Lembar pengamatan aspek psikomotor (praktek) siswa a. Lembar Penilaian Kemampuan Psikomotor (RPP 02) No Rincian Tugas Kinerja 1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum yang tertera pada Lembar Kerja Siswa (LKS) 2. Merangkai alat dengan benar. 3. ketepatan menggosok mistar sampai panas 4. Ketepatan mendekatkan mistar pada cucuran larutan (air dan minyak bimoli). A : Menentukan arah cucuran larutan B : Posisi / arah mata benar. b. Rubrik Penilaian Psikomotor (RPP 02) Ketuntasan Hasil Belajar Skor Kriteria Penilian 1 a. Persiapan Alat Dan Bahan Praktikum Siswa menyiapkan alat dan bahan praktikum sesuai petunjuk yang tertera pada Lembar Kerja Siswa (LKS) 4 : Dilakukan oleh siswa tanpa bantuan guru 3 : Sebagian besar dikerjakan oleh siswa 2 : Sebagian besar dibantu oleh guru 1 : Semuanya dibantu oleh guru b. Merangkai alat dengan benar. 4 : Dilakukan oleh siswa tanpa bantuan guru 3 : Sebagian besar dikerjakan oleh siswa 2 : Sebagian besar dibantu oleh guru 1 : Semuanya dibantu oleh guru c. Ketepatan menggosok mistar sampai panas 4 : Dilakukan oleh siswa tanpa bantuan guru 3 : Sebagian besar dikerjakan oleh siswa 2 : Sebagian besar dibantu oleh guru 1 : Semuanya dibantu oleh guru 232

250 d. Ketepatan mendekatkan mistar pada cucuran larutan (air dan minyak bimoli). A : Menentukan arah cucuran larutan B : Posisi / arah mata benar. 4 : Dilakukan oleh siswa tanpa bantuan guru 3 : Sebagian besar dikerjakan oleh siswa 2 : Sebagian besar dibantu oleh guru 1 : Semuanya dibantu oleh guru c. Lembar Pengamatan Kemampuan Psikomotor (RPP 04) No Rincian Tugas Kinerja 1. Keterampilan menyiapkan alat dan bahan 2. Ketepatan dalam menentukan elektron valensi dari suatu atom 3. Merangkai bola-bola plastisin menjadi beberapa bentuk molekul sederhana d. Rubrik Penilaian Keterampilan RPP 04 Skor No. Aspek yang dinilai 1 Keterampilan menyiapkan alat dan bahan 2. Ketepatan dalam menentukan elektron valensi dari suatu atom 3 Merangkaikan bola-bola plastisin menjadi beberapa bentuk molekul sederhana Kategori Kriteria penilaian 4 Dilakukan oleh siswa tanpa bantuan guru 3 Sebagian besar dikerjakan oleh siswa 2 Sebagian besar dibantu oleh guru 1 Semuanya dibantu oleh guru 4 Dilakukan oleh siswa tanpa bantuan guru 3 Sebagian besar dikerjakan oleh siswa 2 Sebagian besar dibantu oleh guru 1 Semuanya dibantu oleh guru 4 Dilakukan oleh siswa tanpa bantuan guru 3 Sebagian besar dikerjakan oleh siswa 2 Sebagian kecil dikerjakan oleh siswa 1 Semuanya dibantu oleh guru 233

251 B. Lembar Penilaian Dan Rubrik Penilaian Laporan Portofolio a. Lembar Penilaian Laporan Portofolio Mata Pelajaran Kelas/Semester : KIMIA : X MIA/I (SATU) Tahun Ajaran : 2014/2015 Waktu Pengamatan : Berilah tanda ( ) pada kolom-kolom sesuai pengamatan No Nama siswa Keterangan 1. D = Kurang 2. C = Cukup 3. B = Baik 4. A = Sangat baik Kajian teori/dasar teori Prosedur Eksperimen Hasil dan Pembahasan Simpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran

252 b. Lembar Rubrik Penilaian Laporan Portofolio Aspek Penilaian (1) Kajian teori/dasar teori (2) Prosedur eksperimen SKOR Kajian teori/dasar teori ditulis, Kajian teori/dasar teori ditulis, namun terdapat satu poin dari namun terdapat dua poin dari tiga tiga poin berikut tidak poin berikut tidak memenuhi : memenuhi : 1) Terdapat teori yang relevan 1) Terdapat teori yang relevan 2) Terdapat hasil eksperimen 2) Terdapat hasil eksperimen sebelumnya yang relevan sebelumnya yang relevan 3) Terdapat kerangka berfikir 3) Terdapat kerangka berfikir dalam membangun dalam Kajian teori/dasar teori ditulis dengan memenuhi poin berikut: 1) Terdapat teori yang relevan 2) Terdapat hasil eksperimen sebelumnya yang relevan 3) Terdapat kerangka berfikir dalam membangun argumentasi teoritik bahwa eksperimen yang akan dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan Prosedur eksperimen dituliskan pengumpulan data dengan memenuhi komponen berikut: 1) Alat dan bahan 2) Rancangan eksperimen (gambar rancangan eksperimen dan langkahlangkah eksperimen) dalam membangun argumentasi teoritik bahwa eksperimen yang akan dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan Prosedur eksperimen pengumpulan data dituliskan, namun terdapat satu poin dari lima poin berikut tidak terpenuhi: 1) Rumusan masalah 2) Rumusan hipotesis 3) Variabel eksperimen 4) Alat dan bahan 5) Rancangan eksperimen (gambar rancangan eksperimen dan langkahlangkah eksperimen) argumentasi teoritik bahwa eksperimen yang akan dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan Prosedur eksperimen pengumpulan data dituliskan, namun terdapat dua poin dari lima poin berikut tidak terpenuhi: 1) Rumusan masalah 2) Rumusan hipotesis 3) Variabel eksperimen 4) Alat dan bahan 5) Rancangan eksperimen (gambar rancangan eksperimen dan langkah-langkah eksperimen) Kajian teori/dasar teori ditulis, namun tiga poin berikut tidak tidak terpenuhi: 1) Terdapat teori yang relevan 2) Terdapat hasil eksperimen sebelumnya yang relevan 3) Terdapat kerangka berfikir membangun argumentasi teoritik bahwa eksperimen yang akan dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan Prosedur eksperimen pengumpulan data dituliskan, namun terdapat tiga poin atau lebih dari lima poin berikut tidak terpenuhi: 1) Rumusan masalah 2) Rumusan hipotesis 3) Variabel eksperimen 4) Alat dan bahan 5) Rancangan eksperimen (gambar rancangan eksperimen dan langkahlangkah eksperimen) 235

253 (3) Hasil dan pembahasan (4) Simpulan dan saran Hasil yang berupa data, dianalisis secara lengkap yang meliputi enam poin berikut: 1) Data dianalisis dengan teknik/metode yang tepat 2) Data dianalisis dengan memperhitungkan taraf kesalah/ketelitian pengukuran 3) Data dituliskan sesuai dengan aturan angka penting 4) Data dituliskan berserta satuan yang digunakan 5) Data disajikan dalam bentuk grafik/tabel dan diberikan pejelasan 6) Dilakukan perbandingan antara data hasil eksperimen dengan nilai secara teori Kesimpulan dan saran ditulis dengan memenuhi poin berikut: 1) Kesimpulan bersifat valid, yaitu ditulis berdasarkan analisis data percobaan 2) Terdapat perbandingan antara kesimpulan hasil percobaan dengan literatur/teori 3) Terdapat penjelasan mengenai hubungan kesimpulan dengan pernyataan hipotesis Hasil yang berupa data, dianalisis namun terdapat satu hingga dua poin dari enam poin berikut tidak terpenuhi: 1) Data dianalisis dengan teknik/metode yang tepat 2) Data dianalisis dengan memperhitungkan taraf kesalah/ketelitian pengukuran 3) Data dituliskan sesuai dengan aturan angka penting 4) Data dituliskan berserta satuan yang digunakan 5) Data disajikan dalam bentuk grafik/tabel dan diberikan pejelasan 6) Dilakukan perbandingan antara data hasil eksperimen dengan nilai secara teori Kesimpulan dan saran ditulis, namun terdapat satu poin dari empat poin berikut yang tidak terpenuhi: 1) Kesimpulan bersifat valid, yaitu ditulis berdasarkan analisis data percobaan 2) Terdapat perbandingan antara kesimpulan hasil percobaan dengan literatur/teori 3) Terdapat penjelasan mengenai hubungan Hasil yang berupa data, dianalisis namun terdapat tiga hingga empat poin dari enam poin berikut tidak terpenuhi: 1) Data dianalisis dengan teknik/metode yang tepat 2) Data dianalisis dengan memperhitungkan taraf kesalah/ketelitian pengukuran 3) Data dituliskan sesuai dengan aturan angka penting 4) Data dituliskan berserta satuan yang digunakan 5) Data disajikan dalam bentuk grafik/tabel dan diberikan pejelasan 6) Dilakukan perbandingan antara data hasil eksperimen dengan nilai secara teori Kesimpulan dan saran ditulis, namun terdapat dua poin dari empat poin berikut yang tidak terpenuhi: 1) Kesimpulan bersifat valid, yaitu ditulis berdasarkan analisis data percobaan 2) Terdapat perbandingan antara kesimpulan hasil percobaan dengan literatur/teori 3) Terdapat penjelasan mengenai hubungan kesimpulan dengan pernyataan hipotesis Hasil yang berupa data, dianalisis namun terdapat lebih dari empat poin dari enam poin berikut tidak terpenuhi: 1) Data dianalisis dengan teknik/metode yang tepat 2) Data dianalisis dengan memperhitungkan taraf kesalah/ketelitian pengukuran 3) Data dituliskan sesuai dengan aturan angka penting 4) Data dituliskan berserta satuan yang digunakan 5) Data disajikan dalam bentuk grafik/tabel dan diberikan pejelasan 6) Dilakukan perbandingan antara data hasil eksperimen dengan nilai secara teori Kesimpulan dan saran ditulis, namun terdapat lebih dari tiga poin dari empat poin berikut yang tidak terpenuhi: 1) Kesimpulan bersifat valid, yaitu ditulis berdasarkan analisis data percobaan 2) Terdapat perbandingan antara kesimpulan hasil percobaan dengan literatur/teori 3) Terdapat penjelasan mengenai hubungan kesimpulan dengan pernyataan hipotesis 236

254 (5) Daftar pustaka (6) Lampiran 4) Terdapat saran yang sesuai dengan temuan yang dapat digunakan untuk perbaikan eksperimen berikutnya Daftar pustaka ditulis dengan memenuhi poin berikut: 1) Penulisan sesuai dengan aturan 2) Konsisten 3) Memuat literatur-literatur yang ada dalam badan laporan Terdapat lampiran yang meliputi : 1) Data laporan sementara asli, 2) Data proses analisis yang dianggap penting kesimpulan dengan pernyataan hipotesis 4) Terdapat saran yang sesuai dengan temuan yang dapat digunakan untuk perbaikan eksperimen berikutnya Daftar pustaka ditulis namun satu poin dari tiga poin berikut tidak terpenuhi: 1) Penulisan sesuai dengan aturan 2) Konsisten 3) Memuat literatur-literatur yang ada dalam badan laporan Terdapat lampiran yang meliputi : 1) Data laporan sementara asli, 2) Data proses analisis namun tidak lengkap 4) Terdapat saran yang sesuai dengan temuan yang dapat digunakan untuk perbaikan eksperimen berikutnya Daftar pustaka ditulis namun dua poin dari tiga poin berikut tidak terpenuhi: 1) Penulisan sesuai dengan aturan 2) Konsisten 3) Memuat literatur-literatur yang ada dalam badan laporan Terdapat lampiran yang meliputi : 1) Data laporan sementara asli, 4) Terdapat saran yang sesuai dengan temuan yang dapat digunakan untuk perbaikan eksperimen berikutnya Daftar pustaka ditulis namun tiga poin berikut tidak terpenuhi: 1) Penulisan sesuai dengan aturan 2) Konsisten 3) Memuat literatur-literatur yang ada dalam badan laporan Terdapat lampiran yang meliputi : 1) Data laporan sementara namun foto copy 237

255 Lampiran 19. a LEMBAR VALIDASI ANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA Variabel Sub. Variabel Indikator Percaya diri Keyakinan akan kemampuan diri Bertanggung Jawab Optimis Jumlah item No. Item Kemauan dari dalam diri untuk berusaha 5 1, 5, 18, 19 Mudah menyesuaikan diri 4 2, 4, 6, 11 Memiliki kelebihan 4 7, 15, 16, 20 Kemandirian 3, 8, 9, 12, 5 17 Tidak mudah menyerah 2 10, 13 Memiliki fisik yang 1 14 menunjang Jumlah (Diadaptasi dari Jurnal skripsi Yenny Qomarih Istiqomah) dan validator Ibu Margaretha Dhiu. 238

256 Lampiran 19. b ANGKET KEPERCAYAAN DIRI Nama : Kelas : I. PETUNJUK PENGISIAN a. Bacalah dengan cermat dan teliti semua pernyataan dan jawablah sesuai dengan apa yang ada rasakan, alami, dan lakukan. b. Berilah tanda checklist pada salah satu alternatif jawaban yang anda anggap sesuai dengan pengalaman anda. Keterangan: TP KK S SS : Tidak Pernah : Kadang-kadang : Sering : Sangat Sering II. SOAL Dengan bobot penilaian antara lain: TP = 4, KK = 3, S = 2, SS = 1 No. Pernyataan TP J KK S 1. Saya merasa tidak mempunyai kemauan untuk belajar kimia khususnya ikatan kimia 2. Saya merasa tidak mampu ketika diminta mengerjakan soal ikatan kimia di depan kelas 3. Saya merasa bergantung pada orang lain SS 4. Saya mengandalkan orang lain dalam mengerjakan soal-soal ikatan kimia 239

257 5. Saya merasa tidak mempunyai kemauan untuk prestasi yang baik 6. Saya merasa orang lain lebih mampu dari pada saya 7. Saya lebih suka mencari sendiri bila ada materi kimia yang belum saya mengerti dari pada bertanya kepada teman 8. Saya merasa sulit tampil diantara teman 9. Saya tidak mau bergaul dengan temanteman saya 10. Saya merasa tidak memiliki kelebihan dibandingkan dengan orang 11. Saya merasa tidak yakin akan tujuan hidup saya 12. Saya merasa kesulitan bergaul dengan orang yang belum di kenal 13. Saya merasa tidak memiliki hal-hal yang menarik dalam diri saya 14. Saya merasa tidak memiliki hal-hal yang menunjang penampilan saya 15. Saya berusaha agar pengalaman buruk dimasa lalu tidak masih mempengaruhi diri saya 16. Saya merasa bahwa kegagalan tidak mempengaruhi diri saya 17. Saya tidak bisa mengambil inisiatif untuk mengejar sesuatu 18. Saya tidak yakin dengan masa depan saya 19. Saya mudah bingung mengerjakan soalsoal ikatan kimia 20. Saya mudah putus asa 240

258 Lampiran 20.a.1 LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 01) Nama Sekolah Peneliti Pertemuan Kelas/ Semester Materi Pokok : SMA Negeri 5 KUPANG : Lince Mariana Rinu : I : X / I : Struktur lewis, ikatan ion, ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga Petunjuk : Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. 1 No Pendahuluan Aspek yang diamati 1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru membagi bahan ajar. 2 Kegitan Inti Mengamati a. Guru meminta siswa mengamati gambar struktur Lewis beberapa unsur kepada siswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. keterlaksanaan Penilaian YA TIDAK

259 3 Penutup Menanya b. Guru bertanya pada siswa tentang materi yang akan dipelajari Mengumpulkan data c. Guru menjelaskan mengenai konfigura si elektron gas mulia, proses terjadinya ikatan ion dan kovalen berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. d. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok e. Guru membagi LDS kepada siswa f. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan diskusi. Mengasosiasi g. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh Mengkomunikasikan : h. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen i. Guru menilai hasil diskusi kelompok siswa Menilai j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. k. Guru memberikan penilaian proses kepada siswa. l. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai kestabilan unsure, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang masih belum dipahami. 2. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 3. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah

260 4. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 5. guru memberikan salam penutup. 4 Pengelolaan Waktu 1. Guru bersama siswa memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu 5 Suasana Kelas 1. Siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran Guru antusias dalam memberikan pembelajaran kepada siswa 3 Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 ) Pengamat 1 (Drs. Aloysius Muda) 243

261 Lampiran 20.a.2 LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 01) Nama Sekolah Peneliti Pertemuan Kelas/ Semester Materi Pokok Petunjuk : : SMA Negeri 5 KUPANG : Lince Mariana Rinu : I : X / I : Struktur lewis, ikatan ion, ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. No 1 Pendahuluan Aspek yang diamati keterlaksanaan Penilaian Ya Tidak Guru menyapa siswa Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru membagi bahan ajar Kegitan Inti Mengamati a. Guru meminta siswa mengamati gambar struktur Lewis beberapa unsur kepada siswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa

262 Menanya b. Guru bertanya pada siswa tentang materi yang akan dipelajari Mengumpulkan data c. Guru menjelaskan mengenai konfigurasi elektron gas mulia, proses terjadinya ikatan ion dan kovalen berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. d. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok e. Guru membagi LDS kepada siswa f. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan diskusi. Mengasosiasi g. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh Mengkomunikasikan : h. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen i. Guru menilai hasil diskusi kelompok siswa Menilai j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. k. Guru memberikan penilaian proses kepada siswa. l. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai kestabilan unsure, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. 3 Penutup Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang masih belum dipahami. 2. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 3. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. 4. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk

263 berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 5. guru memberikan salam penutup. 4 Pengelolaan Waktu 1. Guru bersama siswa memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu 5 Suasana Kelas 1. Siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran Guru antusias dalam memberikan pembelajaran kepada siswa 4 Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 ) Pengamat II (Genoveva Wunga, S.Pd) 246

264 Lampiran 20. b.1 LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 02) Nama Sekolah Peneliti Pertemuan Kelas/ Semester Materi Pokok : SMA Negeri 5 KUPANG : Lince Mariana Rinu : II : X / I : Ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam Petunjuk : Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. keterlaksanaan Penilaian No Deskripsi Kegiatan Ya Tidak Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru membagi bahan ajar. 2 Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati struktrur ikatan kovalen + koordinasi dari senyawa ion NH 4 menumbuhkan rasa ingin tahu siswa

265 Menanya 2. Guru bertanya pada siswa tentang materi yang akan dipelajari Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok 5. Guru membagi LDS kepada siswa 6. guru membimbing berlangsungnya kegiatan diskusi. Mengasosiasi 7. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh Mengkomunikasikan 8. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam 9. Guru menilai hasil diskusi kelompok siswa Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam 3 Penutup a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. c. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam

266 d. Guru memberikan salam penutup. 3 4 Pengelolaan Waktu 1. Guru bersama siswa memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu 5 Suasana Kelas 1. Siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran Guru antusias dalam memberikan pembelajaran kepada siswa Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 ) 3 Pengamat 1 (Drs. Aloysius Muda) 249

267 Lampiran 20. b.2 LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 02) Nama Sekolah Peneliti Pertemuan Kelas/ Semester Materi Pokok Petunjuk : : SMA N 5 KUPANG : Lince Mariana Rinu : II : X / I : Ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. No 1 Pendahuluan Deskripsi Kegiatan 1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru membagi bahan ajar. 2 Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati struktrur ikatan kovalen + koordinasi dari senyawa ion NH 4 menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menanya 2. Guru bertanya pada siswa tentang keterlaksanaan Penilaian Ya Tidak

268 materi yang akan dipelajari Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok 5. Guru membagi LDS kepada siswa 6. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan diskusi. Mengasosiasi 7. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh. Mengkomunikasikan 8. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam 9. Guru menilai hasil diskusi kelompok siswa Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. 3 Penutup a. Guru membimbing siswa untuk 3 menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. b. Guru memberikan tugas kepada siswa 4 untuk mengerjakan dirumah. c. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas 3 rahmat dan karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam d. Guru memberikan salam penutup

269 4 Pengelolaan Waktu 1. Guru bersama siswa memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu 5 Suasana Kelas 1. Siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran Guru antusias dalam memberikan pembelajaran kepada siswa Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 ) 4 Pengamat II (Genoveva Wunga, S.Pd) 252

270 Lampiran 20. c.1 LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 03) Nama Sekolah : SMA N 5 KUPANG Peneliti : Lince Mariana Rinu Pertemuan : III Kelas/ Semester : X / I Materi Pokok : Kepolaran senyawa kovalen Petunjuk : Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. No Deskripsi Kegiatan keterlaksanaan Penilaian Ya Tidak Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang Kepolaran senyawa kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang Kepolaran senyawa kovalen 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru membagi bahan ajar. 2 Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati demonstrasi singkat untuk mencampurkan minyak dan air untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa

271 Menanya 2. Guru bertanya kepada siswa dari demonstrasi tersebut. 3 Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai kepolaran senyawa kovalen 4 4. Guru membagi siswa ke dalam 3 beberapa kelompok 5. Guru membagi LKS kepada siswa 4 6. Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan 7. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen. Mengasosiasi : 8.. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh. Mengkomunikasikan : 9. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang ikatan kepolaran senyawa kovalen Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan penilaian proses, portofolio kepada siswa. 12. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai kepolaran senyawa kovalen 3 Penutup a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. c. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang kepolaran senyawa kovalen

272 4 Pengelolaan Waktu 1. Guru mengawali dan mengakhiri pelajaran tepat waktu 5 Suasana Kelas a. Guru antusias 3 4 Keterangan: b. Siswa antusias 4 Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 ) Pengamat 1 (Drs. Aloysius Muda) 255

273 Lampiran 20. c.2 LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 03) Nama Sekolah Peneliti Pertemuan Kelas/ Semester Materi Pokok Petunjuk : : SMA N 5 KUPANG : Lince Mariana Rinu : III : X / I : Kepolaran senyawa kovalen Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. 1 No Deskripsi Kegiatan keterlaksanaan Penilaian Ya Tidak Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang Kepolaran senyawa kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang Kepolaran senyawa kovalen 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru membagi bahan ajar. 4 2 Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati demonstrasi singkat untuk mencampurkan minyak dan air untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menanya 2. Guru bertanya kepada siswa dari demonstrasi tersebut. Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai kepolaran senyawa kovalen 4. Guru membagi siswa ke dalam

274 beberapa kelompok 5. Guru membagi LKS kepada siswa 4 6. Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen. 3 Mengasosiasi : 8. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan 4 berdasarkan data-data yang diperoleh. Mengkomunikasikan : 9. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang ikatan kepolaran 4 senyawa kovalen Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada 3 kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan penilaian proses, portofolio kepada siswa Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai kepololaran senyawa kovalen 4 3 Penutup 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah 4 disampaikan. 2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas 3 rahmat dan karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang kepolaran senyawa kovalen 4 Pengelolaan Waktu 1. Guru mengawali dan mengakhiri 3 pelajaran tepat waktu 5 Suasana Kelas a. Guru antusias 4 b. Siswa antusias 4 257

275 Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 ) Pengamat II (Genoveva Wunga, S.Pd) 258

276 Lampiran 20. d.1 LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 04) Nama Sekolah Peneliti Pertemuan Kelas/ Semester Materi Pokok : SMA N 5 KUPANG : Lince Mariana Rinu : IV : X / I : Gaya Interaksi Antar molekul Dan Bentuk molekul Petunjuk : Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. No Deskripsi Kegiatan keterlaksanaan Penilaian Ya Tidak Pendahuluan 3 1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang Gaya interaksi antar 4 molekul dan bentuk molekul, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari 4 kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul 3 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4 6. Guru membagi bahan ajar. 4 2 Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati 4 struktur H 2 O Menanya 2. Guru bertanya kepada siswa mengenai 4 bentuk molekul apakah pada struktur 259

277 tersebut Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai Gaya 4 interaksi antar molekul dan bentuk molekul 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok 3 5. Guru membagi LKS kepada siswa 3 6. Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan 3 7. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen. 3 Mengasosiasi 8. Guru mengarahkan siswa untuk 3 menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh. Mengkomunikasikan 9. Guru membimbing siswa membuat 3 kesimpulan tentang Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik 4 dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan penilaian proses, portofolio kepada siswa Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai gaya antar molekul dan bentuk molekul 4 3 Penutup a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi 3 yang masih belum dipahami. b. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang 3 telah disampaikan. c. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang gaya antar molekul dan bentuk molekul 4 d. Guru memberikan salam penutup. 4 Pengelolaan Waktu 1. Guru mengawali dan mengakhiri

278 pelajaran tepat waktu 5 Suasana kelas a. Guru antusias b. Siswa antusias 4 4 Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 ) Pengamat 1 (Drs. Aloysius Muda) 261

279 Lampiran 20. d.2 LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 04) Nama Sekolah Peneliti Pertemuan Kelas/ Semester Materi Pokok : SMA N 5 KUPANG : Lince Mariana Rinu : IV : X / I : Gaya Interaksi Antar molekul Dan Bentuk molekul Petunjuk : Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. No Deskripsi Kegiatan 1 Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. keterlaksanaan Penilaian Ya Tidak Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang Gaya interaksi antar 3 4 molekul dan bentuk molekul 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3 6. Guru membagi bahan ajar. 3 2 Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati struktur H 2 O Menanya 2. Guru bertanya kepada siswa mengenai bentuk molekul apakah pada struktur tersebut

280 Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai Gaya 3 interaksi antar molekul dan bentuk molekul 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok 3 5. Guru membagi LKS kepada siswa 4 6. Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan 3 7. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen. 3 Mengasosiasi 8. Guru mengarahkan siswa untuk 3 menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh. Mengkomunikasikan 9. Guru mempertegas konsep dengan 3 menyimpulkan semua jawaban dari siswa Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik 3 dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan penilaian proses, portofolio kepada siswa Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai gaya antar molekul dan bentuk molekul 3 3 Penutup a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah 3 disampaikan. b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah 4 c. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan 3 karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang gaya antar molekul dan bentuk molekul d. Guru memberikan salam penutup. 3 4 Pengelolaan Waktu 1. Guru mengawali dan mengakhiri 3 pelajaran tepat waktu 5 Suasana kelas a. Guru antusias 3 b. Siswa antusias 3 263

281 Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 ) Pengamat II (Genoveva Wunga, S.Pd) 264

282 Lampiran 21. a HASIL PERHITUNGAN DAN PENGAMATAN TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN YANG MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC RPP 01 No Aspek yang Diamati 1 Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membagi bahan ajar Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa mengamati gambar struktur Lewis beberapa unsur kepada siswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 01 Ratarata P1 P2 X Kategori BAIK Menanya 2. Guru bertanya pada siswa tentang materi yang akan dipelajari Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai konfigurasi elektron gas mulia, proses terjadinya ikatan ion dan kovalen berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok Guru membagi LDS kepada siswa Guru membimbing berlangsungnya kegiatan diskusi Megasosiasi 7. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan BAIK 265

283 berdasarkan data-data yang diperoleh Mengkomunikasikan : 8. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen 9. Guru menilai hasil diskusi siswa Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai kestabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen Penutup 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah BAIK 3. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 4. Guru memberikan salam penutup Pengelolaan Waktu 1. Guru bersama siswa memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu BAIK 5 Suasana Kelas 1. Siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran 3.50 BAIK 2. Guru antusias dalam memberikan pembelajaran kepada siswa Jumlah Reliabilitas 99% BAIK 266

284 Lampiran 21. b HASIL PERHITUNGAN DAN PENGAMATAN TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN YANG MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC RPP 02 No Aspek yang Diamati Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 02 P1 P2 Rata-rata X Kaptegori 1 Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat 3.50 BAIK tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membagi bahan ajar Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati struktrur ikatan kovalen koordinasi dari senyawa ion NH 4 menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menanya 2. Guru bertanya pada siswa tentang materi yang akan dipelajari Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai proses 3.27 BAIK terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok Guru membagi LDS kepada siswa Guru membiimbing berlangsungnya kegiatan diskusi Mengasosiasi 7. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh. Mengkomunikasikan 8. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam 9. Guru menilai hasil diskusi siswa Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam 3 Penutup a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah BAIK 267

285 c. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam d. guru memberikan salam penutup Pengelolaan Waktu 1. Guru bersama siswa memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu BAIK 5 Suasana Kelas 1. Siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran Guru antusias dalam memberikan pembelajaran kepada siswa BAIK Jumlah Reliabilitas 78% BAIK 268

286 Lampiran 21. c HASIL PERHITUNGAN DAN PENGAMATAN TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN YANG MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC RPP 03 No Aspek yang Diamati 1 Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang Kepolaran senyawa kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa. 4. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 5. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang Kepolaran senyawa kovalen Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membagi bahan ajar Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati demonstrasi singkat untuk mencampurkan minyak dan air untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 03 P1 P2 Rata-rata X Kategori Menanya 2. Guru bertanya kepada siswa dari demonstrasi tersebut. Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai kepolaran senyawa kovalen 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok Guru membagi LKS kepada siswa Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan Guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen Mengasosiasi : 8. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan kepolaran senyawa kovalen Mengkomunikasikan : 9. Guru mempertegas konsep dengan menyimpulkan semua jawaban dari siswa Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai kepolaran senyawa kovalen. 3 Penutup 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah Guru menutup pembelajaran dengan meminta BAIK 3.55 BAIK 3.20 BAIK 269

287 salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang kepolaran senyawa kovalen 4. guru memberikan salam penutup Pengelolaan Waktu 1. Guru mengawali dan mengakhiri pelajaran tepat waktu BAIK 5 Suasana Kelas a. Guru antusias 4 b. Siswa antusias BAIK Jumlah Reliabilitas 96% BAIK 270

288 Lampiran 21. d HASIL PERHITUNGAN DAN PENGAMATAN TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN YANG MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC RPP 04 No Aspek yang Diamati Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 04 P1 P2 Rata-rata X Kategori 1 Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa BAIK 4. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 5. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul 6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membagi bahan ajar Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati struktur H 2O Menanya 2. Guru bertanya kepada siswa mengenai bentuk molekul apakah pada struktur tersebut Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok Guru membagi LKS kepada siswa Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan 7. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen BAIK Mengasosiasi 8. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan bentuk molekul Mengkomunikasikan 9. Guru mempertegas komsep dengan menyimpulkn semua jawaban dari siswa Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik Guru memberikan penilaian proses, portofolio kepada siswa Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai gaya antar molekul dan bentuk molekul

289 3 Penutup a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. b. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya selama kegiatan pembelajaran tentang gaya antar molekul dan bentuk molekul c. guru memberikan salam penutup Pengelolaan Waktu 1. Guru mengawali dan mengakhiri pelajaran tepat waktu 5 Suasana kelas a. Guru antusias b. Siswa antusias 3.38 BAIK BAIK BAIK Jumlah Reliabilitas 99% BAIK 272

290 MATRIKS HASIL PENGAMATAN AFEKTIF OBSERVASI ASPEK SPRITUAL (KI-1) SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG No Kode Aspek Yang Diamati Skor Mengagungkan kebesaran TYME Bersyukur atas rahmat dan karunia TYME Skor Maksimal RPP 01 RPP 02 RPP 03 RPP 04 RPP 01 RPP 02 RPP 03 RPP 04 Nilai Keterangan 1 AMG Tuntas 2 AHW Tuntas 3 ACT Tuntas 4 AFA Tuntas 5 AW Tuntas 6 BB Tuntas 7 CTIP Tuntas 8 CVYS Tuntas 9 DAS Tuntas 10 EYA Tuntas 11 FE Tuntas 12 FG Tuntas 13 KRN Tuntas 14 KL Tuntas 15 IGN Tuntas 16 MMSA Tuntas 17 MEN Tuntas 18 MMBI Tuntas 19 MNL Tuntas 20 MPJ Tuntas 21 NI Tuntas 22 SNM Tuntas 23 RH Tuntas 24 YL Tuntas 25 IA Tuntas Jumlah Skor Persentase indikator 76% 76% 83% 83% 92% 89% 83% 83% Rata-rata 79% 87% Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Lampiran

291 MATRIKS ANGKET ASPEK SPRITUAL (KI- 1) SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG Lampiran 23 No Kode Siswa No Item Pertanyaan Skor Skor Maksimal Nilai Keterangan 1 AMG Tuntas 2 AHW Tuntas 3 ACT Tuntas 4 AFA Tuntas 5 AW Tuntas 6 BB Tuntas 7 CTIP Tuntas 8 CVYS Tuntas 9 DAS Tuntas 10 EYA Tuntas 11 FE Tuntas 12 FG Tuntas 13 KRN Tuntas 14 KL Tuntas 15 IGN Tuntas 16 MMSA Tuntas 17 MEN Tuntas 18 MMBI Tuntas 19 MNL Tuntas 20 MPJ Tuntas 21 NI Tuntas 22 SNM Tuntas 23 RH Tuntas 24 YL Tuntas 25 IA Tuntas Jumlah Skor Persentase Indikator 94% 81% 81% 85 TUNTAS Rata-rata 85% Ketuntasan Tuntas 274

292 MATRIKS ANGKET ASPEK SOSIAL (KI-2) SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG Lampiran 24 No KODE SISWA No Item Pertanyaan Rasa Ingin Tahu Jujur Tanggung Jawab Toleransi Santun Gotong Royong Disiplin Skor Skor maksimal 1 AMG Tuntas 2 AHW Tuntas 3 ACT Tuntas 4 AFA Tuntas 5 AW Tuntas 6 BB Tuntas 7 CTIP Tuntas 8 CVYS Tuntas 9 DAS Tuntas 10 EYA Tuntas 11 FE Tuntas 12 FG Tuntas 13 KRN Tuntas 14 KL Tuntas 15 IGN Tuntas 16 MMSA Tuntas 17 MEN Tuntas 18 MMBI Tuntas 19 MNL Tuntas 20 MPJ Tuntas 21 NI Tuntas 22 SNM Tuntas 23 RH Tuntas 24 YL Tuntas 25 IA Tuntas Jumlah Skor Maksimal Persentase 80% 80% 76% 81% 79% 83% 76% 83% 83% 79% 80% 83% 81% 77% Rata-Rata 84% 80% 81% 78% 84% 80% 80% Nilai Keterangan 275

293 Lampiran 25 MATRIKS HASIL OBSERVASI ASPEK SIKAP SOSIAL ( KI-2 ) SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG NO KODE Aspek yang Diamati Jujur Disiplin Tanggung Jawab Toleransi Rasa Ingin Tahu Santun Gotong Royong Skor Skor RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP RPP Maks N KET AMG T 2 AHW T 3 ACT T 4 AFA T 5 AW T 6 BB T 7 CTIP T 8 CVYS T 9 DAS T 10 EYA T 11 FE T 12 FG T 13 KRN T 14 KL T 15 IGN T 16 MMSA T 17 MEN T 18 MMBI T 19 MNL T 20 MPJ T 21 NI T 22 SNM T 23 RH T 24 YL T 25 IA T Jumlah Skor Maks Prop Indikator 78% 77% 77% 76% 77% 77% 80% 73% 69% 72% 82% 67% 79% 77% 74% 73% 73% 81% 79% 76% 81% 74% 74% 81% 74% 71% 73% 74% T Rata-rata 77% Persentase 76% % 76% 78% 78% Keterangan BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK Keterangan Tabel Skor Maks = Skor Maksimal T = Tuntas Ket = Keterangan N = Nilai 276

294 Lampiran 26.a MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL DISKUSI RPP 01 KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG No Kode Siswa Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya Indikator Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen Jumlah Skor Maksimal 1 AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah Skor Maksimal Persentase Indikator 80% 78% 75% Nilai 277

295 Lampiran 26.b MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL DISKUSI RPP 02 KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG Indikator Menjelaskan proses Menjelaskan proses Skor No Kode Siswa terbentuknya ikatan kovalen Jumlah Nilai terbentuknya ikatan Maksimal koordinasi pada beberapa logam senyawa 1 AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah Skor Maksimal Persentase Indikator 79% 82% 278

296 Lampiran 26.c MATRIKS HASIL NILAI DISKUSI SISWA SECARA KESELURUHAN KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG NO KELOMPOK KODE SISWA DISKUSI RPP 01 RPP 02 SKOR SKOR MAKSIMUM 1 I AW AMG BB AHW ACT II CTIP MMSA MEN SNM YL III AFA NI DAS MPJ MMBI IV CVYS EYA FE FG KRN V KL IGN MNL RH IA NILAI RATA-RATA

297 Lampiran 27.a MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL KUIS RPP 01 KELAS X MIA 2 No Kode Siswa Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya Indikator Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen SMA NEGERI 5 KUPANG Jumlah Skor Maksimal 1 AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah Skor Maksimal Persentase Indikator % 76% 81% Nilai 280

298 Lampiran 27.b No MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL KUIS RPP 02 KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG Kode Siswa Meenjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa Indikator Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kogam Jumlah Skor Maksimal 1 AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah Skor Maksimal Persentase indikator 78% 80% Nilai 281

299 Lampiran 27.c MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL KUIS RPP 03 KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG NO KODE SISWA Indikator Menjelaskan kepolaran senyawa Jumlah Skor Maksimal AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah Skor Maksimal Persentase Indikator 78% 80% Nilai 282

300 Lampiran 27.d MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL KUIS 04 KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG Indikator Menganalisis bentuk KODE Menjelaskan Skor NO molekul melalui jumlah Jumlah Nilai SISWA pengertian Van der Maksimal pasangan elektron di waals sekitar inti atom 1 AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah Skor Maksimal Persentase indicator 78% 81% 283

301 Lampiran 27.e MATRIKS DATA REKAPAN NILAI KUIS SISWA SECARA KESELURUHAN KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG No Kode Kuis Jumlah Siswa RPP 01 RPP 02 RPP 03 RPP 04 Skor Nilai 1 AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA JUMLAH

302 Lampiran 28.a MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL TUGAS RUMAH RPP 01 KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG Indikator Menggambarkan No Kode susunan elektron Menjelaskan Menjelaskan Skor Jumlah Siswa valensi atom gas proses poses Maksimal Nilai mulia dan elektron valen terbentuknya ikatan ion terbentuknya ikatan kovalen bukan gas mulia 1 AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah Skor Maksimal Persentase Indikator 77% 79% 81% 285

303 Lampiran 28.b MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL TUGAS RUMAH RPP 02 KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG No Kode Siswa Indikator Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa Menjelaskan proses terbentuknya ikattan logam Jumlah Skor Maksimal 1 AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah Skor maksimum Persentase indikator 85% 78% Nilai 286

304 Lampiran 28.c MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL TUGAS RUMAH RPP 03 KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG No Kode Siswa Indikator Menjelaskan kepolaran senyawa Jumlah Skor Maksimal 1 AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah 1956 Skor Maksimal 2500 Persentase Indikator 78% Nilai 287

305 Lampiran 28.d MATRIKS DATA REKAPAN NILAI TUGAS SISWA SECARA KESELURUHAN KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG No Kode Siswa RPP 01 Tugas RPP 02 RPP 03 Jumlah Skor Skor Maksimal 1 AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Nilai 288

306 MATRIKS DATA REKAPAN PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN TES HASIL BELAHAR PIIHAN GANDA (KI- 3) Lampiran 29.a NO Kode Siswa keterangan tabel P = Persentase Skor Maks = skor maksimal No Item Soal Pilihan Ganda AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah P. TIAP SOAL (%) SKOR SKOR MAKS NILAI 289

307 Lampiran 29.b MATRIKS DATA TES HASIL BELAJAR ESSAY (KI- 3) SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG NO Kode Siswa No Item Soal Essay Skor Skor Maksimal Nilai Keterangan 1 AMG Tuntas 2 AHW Tuntas 3 ACT Tuntas 4 AFA Tuntas 5 AW Tuntas 6 BB Tuntas 7 CTIP Tuntas 8 CVYS Tuntas 9 DAS Tuntas 10 EYA Tuntas 11 FE Tuntas 12 FG Tuntas 13 KRN Tuntas 14 KL Tuntas 15 IGN Tuntas 16 MMSA Tuntas 17 MEN Tuntas 18 MMBI Tuntas 19 MNL Tuntas 20 MPJ Tuntas 21 NI Tuntas 22 SNM Tuntas 23 RH Tuntas 24 YL Tuntas 25 IA Tuntas Jumlah Tuntas Persentase Indikator Tiap Soal (%) Tuntas 290

308 AW AMG BB AHW ACT CTIP MMSA MEN SNM YL AFA NI DAS MPJ MMBI CVYS EYA FE FG KRN KL IGN MNL RH IA MATRIKS DATA REKAPAN HASIL NILAI ASPEK PSIKOMOTOR SISWA KELAS X MIA 2 SMAN 5 KUPANG Lampiran 30. a NO PERCOBAAN 1 I: KEPOLARAN SENYAWA KOVALEN Menyiapkan alat dan bahan merangkai alat dengan benar ketepatan menggosok mistar pada kain wol sampai mistar terasa panas ketepatan mendekatkan mistar pada cucuran larutan (air dan minyak bimoli) Kode Siswa kekompok I KELOMPOK II KELOMPOK III KELOMPOK IV KELOMPOK V % T % T % T % T SKOR SKOR MAKSIMUM NILAI SKOR MAKS P KET Keterangan Tabel = Jumlah P = Persentase Skor Maks = Skor Maksimal Ket = Keterangan T = Tuntas 291

309 AW AMG BB AHW ACT CTIP MMSA MEN SNM YL AFA NI DAS MPJ MMBI CVYS EYA FE FG KRN KL IGN MNL RH IA MATRIKS DATA REKAPAN HASIL NILAI ASPEK PSIKOMOTOR SISWA KELAS X MIA 2 SMAN 5 KUPANG Lampiran 30. b NO 1 PERCOBAAN II II: BENTUK MOLEKUL Kode Siswa Menyiapkan alat dan bahan % T SKOR MAKS P KET 2 3 Ketepatan dalam menentukan elektron valensi dari suatu atom merangkai bola-bola plastisin menjadi beberapa bentuk molekul sederhana % T % T SKOR SKOR MAKSIMUM NILAI Keterangan Tabel = Jumlah P = Persentase Skor Maks = Skor Maksimal Ket = Keterangan T = Tuntas 292

310 MATRIKS DATA REKAPAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG Lampiran 31 Aspek Yang Diamati Hasil Dan Simpulan Dan No Kelompok Kode Siswa Dasar Teori Prosedur Daftar Pustaka Lampiran Skor Pembahasan Saran Skor Nilai Keterangan Maksimum RPP RPP RPP RPP 03 RPP 04 RPP 04 RPP 03 RPP 04 RPP 03 RPP 04 RPP 03 RPP I AW TUNTAS 2 AMG TUNTAS 3 BB TUNTAS 4 AHW TUNTAS 5 ACT TUNTAS 6 II CTIP TUNTAS 7 MMSA TUNTAS 8 MEN TUNTAS 9 SNM TUNTAS 10 YL TUNTAS 11 III AFA TUNTAS 12 NI TUNTAS 13 DAS TUNTAS 14 MPJ TUNTAS 15 MMBI TUNTAS 16 IV CVYS TUNTAS 17 EYA TUNTAS 18 FE TUNTAS 19 FG TUNTAS 20 KRN TUNTAS 21 V KL TUNTAS 22 IGN TUNTAS 23 MNL TUNTAS 24 RH TUNTAS 25 IA TUNTAS Jumlah Skor Maksimum Persentase Indikator 80% 85% 95% 90% 90% 95% 95% 80% 95% 85% 90% 85% Rata-rata 83% 93% 90% 88% 90% 88% Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 293

311 Lampiran 32 No Kode Siswa Kemauan Dari Dalam Diri Untuk Berusaha MATRIKS DATA REKAPAN ANGKET KEPERCAYAAN DIRI Pernyataan Mudah Menyesuaikan Diri Memiliki Kelebihan Kemandirian Tidak Mudah Menyerah Memiliki Fisik Yang Menunjang Jumlah Skor Maksimum AMG BAIK 2 AHW BAIK 3 ACT BAIK 4 AFA BAIK 5 AW BAIK 6 BB BAIK 7 CTIP BAIK 8 CVYS BAIK 9 DAS BAIK 10 EYA BAIK 11 FE BAIK 12 FG BAIK 13 KRN BAIK 14 KL BAIK 15 IGN BAIK 16 MMSA BAIK 17 MEN BAIK 18 MMBI BAIK 19 MNL BAIK 20 MPJ BAIK 21 NI BAIK 22 SNM BAIK 23 RH BAIK 24 YL BAIK 25 IA BAIK Jumlah Skor Maksimal P.Indikator 90% 87% 92% % % % % 90% % 90% % % % % % % % 89% p Rata-rata 91% 87% 88% 85% 91% 90% Keterangan tabel: P= persentase indikator Nilai Keterangan 294

312 PERHITUNGAN STATISTIK Lampiran 33 A. Uji Persyaratan 1. Uji Normalitas Data Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak maka digunakan data nilai akhir keseluruhan hasil belajar siswa. Tabel. 4.1 Hasil Belajar Siswa No kode siswa Nilai 1 AMG 87 2 AHW 81 3 ACT 81 4 AFA 82 5 AW 80 6 BB 83 7 CTIP 78 8 CVYS 79 9 DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA 79 Data terbesar = 92 Data terkecil = 82 n =

313 R = Data terbesar Data terkecil = = 10 Banyaknya Kelas (k)= 1 + 3,3 log n Interval Kelas (i) = 1 + 3,3 log 25 = 1 + 3,3 (1,39) = 1 + 4,69 = 5,58 6 = k R = = 1,66 2 KELAS F Xi Fxi ,5 232, ,5 874, , , , ,5 87, ,5 Kolom 3 : xi (nilai tengah) = Rumus untuk menghitung Mean dari data bergolong adalah : Me = Dimana : Me : Mean untuk data bergolong f : Jumlah data atau sampel f.xi :Produk perkalian antara fi pada tiap interval data rata-rata dari nilai terendah dan tertinggi setiap interval data. Misalnya xi untuk interval pertama = 77,5. Berdasarkan tabel penolong di atas, maka Mean dari data di atas adalah : Me = x = = =80,54 296

314 Selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui standar deviasi atau simpangan baku dari data dengan rumus sebagai berikut : S = x Untuk data interval nilai tes kimia dari sampel sebanyak 25 orang siswa, standar deviasi dapat dihitung dengan rumus di atas, setelah terlebih dahulu menyusun tabel penolong. Pada pengujian diketahui rata-rata nilai tes sampel adalah 80,54 sebelumnya telah Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi dari Sampel KELAS F Xi x x ( x ) 2 f( x ) ,5-3,04 9,24 27, ,5-1,04 1,08 11, ,5 0,96 0,92 7, ,5 2,96 8,76 17, ,5 4,96 22, ,5 6,96 48,44 48, ,77 Berdasarkan rumus untuk menghitung standar deviasi data bergolong, maka standar deviasi atau simpangan baku dari sampel adalah : S = x = = 2,95 = 3 Jadi, standar deviasi nilai tes kimia dari sampel sebanyak 25 orang siswa adalah 2,95= 3. Berdasarkan data sebelumnya, diketahui n = 25, k = 6, maka pengujian selanjutnya adalah uji dengan chi kuadrat. 297

315 Tabel kerja pengujian normalitas dengan rumus chi kuadrat No. Batas kelas Batas luas daerah Kelas z-score Luas Fe daerah ,5-1,01 0,3413 0,212 5, ,5-0,34 0, ,5 0,32 0, ,5 0,98 0, ,5 1,65 0, ,5 2,32 0, ,5 2,65 0,4959 Fo 3 0,0076 0, ,2148 5,37 8 0,114 2,85 2 0,0391 0,97 0 0,0063 0,15 1 Keterangan : Kolom2 :Kelas interval Kolom3 :Batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5 Kolom4 :Nilai Z score = Z 1 = = -1,01 Z 2 = = -0,34 Z 3 = = 0,32 Z 4 = = 0,98 Z 5 = = 1,65 298

316 Z 6 = = 2,32 Z 7 = = 2,65 Kolom5 :lihat tabel berdasarkan harga Z score setiap kelas Kolom6 :luas daerah = batas luas daerah yang lebih besar batas luas daerah yang lebih kecil Kolom7 :fe = n x luas daerah Kolom8 :frekuensi observasi yaitu banyaknya data yang termasuk pada suatu kelas interval Selanjutnya digunakan rumus = untuk menghitung masingmasing kelas interval = = 0,99 + 1,56 + 1,28 + 0, ,506 = 8,586 Dengan membandingkan X hitung dengan nilai X tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k 2= 6 2 = 4, maka dicari pada tabel chi-kuadrat didapat x 2 tabel = 9,488 dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika, artinya data berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan analisis korelasi dan regresi sederhana. Jika, artinya distribusi data tidak normal. Kesimpulan: karena atau 8,586, maka data berdistribusi normal sehingga analisis korelasi dan regresi dapat dilanjutkan. 299

317 2. Uji Linearitas Langkah 1: Mencari Nilai Statistik Menggunakan Tabel Penolong Tabel. Nilai Kepercayaan Diri dan Hasil Belajar NO KODE SISWA X Y X 2 Y 2 XY 1 AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA JUMLAH Langkah 2: Mencari jumlah karat regress (JK reg[a]) JK Reg[a] = = = = Langkah 3: Mencari jumlah kuadrat regresi (JK Reg[b a] ) JK Reg[b a] = b JK Reg[b a] = 0,37 JK Reg[b a] = 0,37 300

318 JK Reg[b a] = 9,324 Langkah 4: Mencari jumlah kuadrat residu (JK Res ) JK Res = JK Reg[b a] JK Reg[a] JK Res = = 108,44 Langkah 5: Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK Reg[a] ) RJK Reg[a] = JK Reg[a] = Langkah 6: Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK Reg[b a] ) RJK Reg[b a] = JK Reg[b a] = 9,324 Langkah 7: Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK Res ) RJK Res = = = = 1,714 Langkah 8: Mencari Jumlah Kuadrat Error (JK E ) Sebelum mencari JK E data X diurutkan dari data yang terkecil sampai data yang terbesar berikut disertai dengan pasangannya, seperti pada tabel berikut: Tabel Penolong Pasangan Variabel X dan Y untuk Mencari JK E NO X Y X KELOMPOK N Y K K K M K E K K N K K J 89 K K10 2 A K D K I K K K

319 JK E = = ,5+ 0, Langkah 9: Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JK TC ) JK TC = JK Res JK E 108,44 = 43,44 Langkah 10: Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJK TC ) RJK TC = = = = 8,36 Langkah 11: Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Error (RJK E ) RJK E = = = = 3,94 Langkah 12: Mencari Nilai F hitung = = 2,12 Langkah 13: Mencari F tabel Dengan membandingkan F hitung dengan nilai F tabel untuk α = 0,05 berdasarkan dk pembilang = 8 dan dk penyebut = 15, maka dicari pada F tabel didapat nilai F tabel = 2,64 dengan kriteria pengujian sebagai berikut: 302

320 Jika artinya data berpola linear, maka akan dilanjutkan dengan analisis korelasi dan sedangkan Jika, artinya data tidak berpola linear regresi sederhana, Kesimpulan:karena atau 2,12 2,64, maka data berpola linear sehingga analisis uji korelasi dan regresi dapat dilanjutkan. 3. Korelasi Pearson Product Moment (PPM) Analisis korelasi pearson product moment ini digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (interaksi sosial siswa dalam pendekatan scientific dengan variabel terikat (Hasil belajar). Tabel. Hubungan Kepercayaan diri siswa Terhadap Hasil Belajar NO KODE SISWA X Y X 2 Y 2 XY 1 AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA JUMLAH

321 r hitung = n y y n 2 n y y ,58 Selanjutnya, setelah mendapat koefisien korelasi (PPM) maka dilanjutkan pengujian signifikan dengan rumus: = 0 = 4,146 Dengan membandingkan nilai dengan nilai dengan tingkat kesalahan α = 0,05 atau 5% dengan rumus derajat bebas (dk) = n - 2 = 25-2 = 23. Maka dicari padat tabel didapat nilai t tabel = 0,413 dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika jika berarti signifikan sedangkan Jika berarti tidak signifikan Kesimpulan: Karena t hitung t tabel atau 4,146 0,413 maka signifikan, sehingga Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara 304

322 kepercayaan diri dalam pendekatan scientific terhadap hasil belajar SMA Negeri 5 Kupang. 4. Koefisien Determinasi KP = x 100 % = 0,58 2 x 100% = 0,33 x 100% = 33% 5. Regresi Sederhana Analisis regresi ini dipakai untuk menganalisis pengaruh variabel- variabel bebas (kepercayaan diri siswa dengan menerapkan pendekatan scientific) dengan variabel terikat (Hasil belajar). Langkah-langkah menjawab regresi sederhana: Langkah 1: Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat H a : Terdapat pengaruh signifikan antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dalam pendekatan scientific. H 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dalam pendekatan scientific. Langkah 2: Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik Ha: r 0 H0: r = 0 Langkah 3: Membuat tabel penolong untuk mencari angka statistik Tabel. Nilai kepercayaan diri dan Hasil Belajar siswa NO KODE SISWA X Y X 2 Y 2 XY 1 AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS

323 10 EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA JUMLAH Langkah 4: Memasukan angka-angka statistic dari tabel penolong a = menghitung rumus b b ,37 Menghitung rumus a a a a

324 Langkah 5: Mencari jumlah kuadrat regresi (JK Reg[a] ) JK Reg[a] = = = = = Langkah 6: Mencari jumlah kuadrat regresi (JK Reg[b a] ) JK Reg[b a] = b JK Reg[b a] = 0, JK Reg[b a] = 0, JK Reg[b a] = 9,324 Langkah 7: Mencari jumlah kuadrat residu (JK Res ) JK Res = JK Reg[b a] JK Reg[a] JK Res = = 108,44 Langkah 8: Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK Reg[a] ) RJK Reg[a] = JK Reg[a] = Langkah 9: Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK Reg[b a] ) RJK Reg[b a] = JK Reg[b a] = 9,324 Langkah 10: Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK Res ) RJK Res = = = = 1,714 Langkah 11: Menguji signifikan = 5, Kaidah pengujian Jika F hitung F tabel,,maka tolak Ho, F hitung F tabel,,maka terima Ho Dengan taraf signifikan (α) = 0,05, makaf tabel = ;, F tabel = 4,28 Kesimpulan karena F hitung F tabel, atau 5,439 4,28, maka tolak Ho, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dalam pendekatan scientific. 307

325 DOKUMEN PENELITIAN DOA PEMBUKA MENGECEK KEHADIRAN SISWA 308

326 MENGAMATI 309

327 MENANYA MENGUMPULKAN DATA 310

328 MENGASOSIASI 311

329 MENGKOMUNIKASIKAN DOA PENUTUP 312

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan Negara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan askes masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan Negara Indonesia

Lebih terperinci

AGUSTA BETE KOLO

AGUSTA BETE KOLO PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI MIA 3 SMA NEGERI 3 KUPANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan Kepada Panitia Ujian Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Untuk

S K R I P S I. Diajukan Kepada Panitia Ujian Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Untuk PENGARUH GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA SUDIRMAN KUPANG

Lebih terperinci

SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN AJARAN

SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN AJARAN PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL DAN KETELITIAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK REAKSI REDUKSI OKSIDASI DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN

PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI KELAS XI IPA 1 SMAN 8 KUPANG

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA PENGARUH KONSEP DIRI DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI IPA 7 SMA NEGERI 2 KUPANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan Kepada Panitia Ujian Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan untuk

S K R I P S I. Diajukan Kepada Panitia Ujian Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan untuk PENGARUH KETERAMPILAN PROSES DAN KREATIVITAS NON APTITUDE TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS

Lebih terperinci

SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 6 KUPANG TAHUN PELAJARAN

SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 6 KUPANG TAHUN PELAJARAN PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL DAN KETELITIAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 6 KUPANG TAHUN

Lebih terperinci

PENGARUH KREATIVITAS NON APTITUDE

PENGARUH KREATIVITAS NON APTITUDE PENGARUH KREATIVITAS NON APTITUDE DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID DENGAN MENERAPKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS XI IPA 2

Lebih terperinci

OLEH YUNITA ADRIANA ALVES

OLEH YUNITA ADRIANA ALVES KOMPARASI HASIL BELAJAR PADA BERBAGAI GAYA BELAJAR YANG MENERAPKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 KUPANG TENGAH TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI OLEH

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (HIGH ORDER THINKING)

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (HIGH ORDER THINKING) PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (HIGH ORDER THINKING) DAN KREATIVITAS NON APTITUDE TERHADAP HASIL BELAJAR DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK SENYAWA HIDROKARBON

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH YERMI HUMSIBU

SKRIPSI OLEH YERMI HUMSIBU PENGARUH KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PESERTA DIDIK KELAS

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

SKRIPSI Diajukan Kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat PENGARUH KEMAMPUAN SOSIAL DAN KREATIVITAS (APTITUDE) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XI IPA 5 SMA NEGERI 2 KUPANG TAHUN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG PENGARUH KETERAMPILAN PROSES DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA SISWA KELAS XI MIA 4 SMA NEGERI 3 KUPANG TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH ANDRIE RIOMALEN YORDAN RISSI NO. REGISTRASI :

SKRIPSI OLEH ANDRIE RIOMALEN YORDAN RISSI NO. REGISTRASI : PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (INTELLIGENCE QUOTIENT) DAN KETERAMPILAN SOSIAL (SOCIAL SKILL) TERHADAP HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM SISWA KELAS

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN VERBAL DAN KETELITIAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI POKOK SISTEM KOLOID YANG MENERAPKAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING

PENGARUH KEMAMPUAN VERBAL DAN KETELITIAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI POKOK SISTEM KOLOID YANG MENERAPKAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING PENGARUH KEMAMPUAN VERBAL DAN KETELITIAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI POKOK SISTEM KOLOID YANG MENERAPKAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG PENGARUH TIPE-TIPE KARAKTER DAN KEMAMPUAN NUMERIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS XI IPA SMA

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana. Program Studi Pendidikan Kimia OLEH MARIA MELANIA WURE BLIKOLOLONG

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana. Program Studi Pendidikan Kimia OLEH MARIA MELANIA WURE BLIKOLOLONG PENGARUH KEMAMPUAN VERBAL DAN KEMAMPUAN KERUANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI HIDROKARBON DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING KELAS X SMA SWASTA SUDIRMAN KUPANG TAHUN AJARAN 2015/2016 S

Lebih terperinci

OLEH MELKI FREDRIK LAU

OLEH MELKI FREDRIK LAU PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN IDENBTIFIKASI VARIABEL TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI HIDROLISIS GARAM YANG MENERAPKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMAS TERAKREDITASI

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN IDENTIFIKASI VARIABEL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID YANG MENERAPKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS XI IPA 1 SMAK SINT CAROLUS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Odinelci Mandala

SKRIPSI. Oleh: Odinelci Mandala PENGARUH BERPIKIR LOGIS DAN KREATIVITAS (APTITUDE) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI 6 KUPANG

Lebih terperinci

OLEH MARIA FEBRIANI HOAR

OLEH MARIA FEBRIANI HOAR PENGARUH MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS PADA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 AMARASI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH MARIA ANGELINA LADO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA S K R I P S I

TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH MARIA ANGELINA LADO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA S K R I P S I KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA PADA BERBAGAI TIPE KARAKTER DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA MATERI POKOK HUKUM- HUKUM DASAR KIMIA KELAS X IPA

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA PADA KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL YANG MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING/CTL

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA PADA KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL YANG MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING/CTL KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA PADA KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL YANG MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING/CTL) PADA MATERI SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 6 KUPANG

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan Kepada Panitia Ujian Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sebagai Salah Satu Syarat. Guna Memperoleh Gelar Sarjana

S K R I P S I. Diajukan Kepada Panitia Ujian Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sebagai Salah Satu Syarat. Guna Memperoleh Gelar Sarjana KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA PADA TIPE KEPRIBADIAN YANG MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MATERI POKOK HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA SISWA KELAS X IPA

Lebih terperinci

OLEH ANDRI SETYOWATI SKRIPSI

OLEH ANDRI SETYOWATI SKRIPSI KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA PADA BERBAGAI KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL DALAM MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS XI SAINS SMAN 1 KUPANG BARAT TAHUN

Lebih terperinci

PENGARUH BERPIKIR LOGIS DAN KREATIVITAS ( APPTITUDE

PENGARUH BERPIKIR LOGIS DAN KREATIVITAS ( APPTITUDE PENGARUH BERPIKIR LOGIS DAN KREATIVITAS (APPTITUDE) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROKARBON DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS XG- SMA NEGERI 1 KUPANG TENGAH TAHUN

Lebih terperinci

S K R I P S I OLEH SERFINUS NAHAK

S K R I P S I OLEH SERFINUS NAHAK KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA PADA BERBAGAI GAYA BELAJAR DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI POKOK HIDROKARBON SISWA KELAS X SMA KRISTEN 1 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 S K R I P S I

Lebih terperinci

OLEH PAULUS ARIANTO DAEL NO. REGISTRASI

OLEH PAULUS ARIANTO DAEL NO. REGISTRASI PENGARUH KONSEP DIRI DAN KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM SISWA KELAS

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN INQUIRY

PENGARUH KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN INQUIRY PENGARUH KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN INQUIRY TERBIMBING MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SISWA KELAS

Lebih terperinci

SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN AJARAN

SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN AJARAN PENGARUH BERPIKIR POSITIF DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN

Lebih terperinci

OLEH FERDINANDUS RIWU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

OLEH FERDINANDUS RIWU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA PENGARUH KREATIVITAS APTITUDE DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS XI IPA-3 SMA NEGERI 5 KUPANG

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH ARCANSIA LESTARI DE BENNY

SKRIPSI OLEH ARCANSIA LESTARI DE BENNY PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI POKOK HIDROKARBON DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) PADA SISWA KELAS X SMA SWASTA SUDIRMAN KUPANG TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

S K R I P S I O L E H. CANDRA JULIANA CARLOS No. Registrasi :

S K R I P S I O L E H. CANDRA JULIANA CARLOS No. Registrasi : KOMPARASI HASIL BELAJAR DENGAN BERBAGAI GAYA BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 KUPANG PADA MATERI POKOK MINYAK BUMI DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK S K R I P S I Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Syarat Demi Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH. FRANSISKUS BAY MEO Nomor Registrasi:

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Syarat Demi Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH. FRANSISKUS BAY MEO Nomor Registrasi: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) MATERI POKOK GERAK LURUS PADA PESERTA DIDIK KELAS X IPA SEMESTER GANJIL SMA SWASTA TERAKREDITASI PGRI KOTA KUPANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi kemanusiaannya. Pendidikan juga merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) MATERI POKOK HUKUM NEWTON PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPK STA. MARIA ASSUMPTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia di dunia ini karena pendidikan akan tetap berlangsung kapan dan dimanapun. Hal ini karena

Lebih terperinci

mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya

mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia juga merupakan syarat untuk mencapai

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MATERI POKOK PEMUAIAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP SWASTA SURYA MANDALA KUPANG TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MATERI POKOK PEMUAIAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP SWASTA SURYA MANDALA KUPANG TAHUN AJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MATERI POKOK PEMUAIAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP SWASTA SURYA MANDALA KUPANG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Ditulis untuk Memenuhi Syarat Demi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH. ISADORA NAHI No. Registrasi:

SKRIPSI. Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH. ISADORA NAHI No. Registrasi: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK (IK) PADA MATERI POKOK CAHAYA SISWA KELAS VIII H SMP NEGERI 1 KUPANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Ditulis Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, baik jasmani maupun rohani. Pendidikan harus ditata atau diperbaiki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif. Hal ini berarti bahwa berhasil

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif. Hal ini berarti bahwa berhasil BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan. Dewasa ini masyarakat semakin menyadari bahwa proses untuk mengembangkan dan memajukan suatu negara diperlukan sumber daya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN DISIPLIN BELAJAR SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN DISIPLIN BELAJAR SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN DISIPLIN BELAJAR (Studi Deskriptif Kuantitatif Pada Siswa Kelas 1X A SMP Swasta Diakui Adhyaksa 2 Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016) SKRIPSI Diajukan Kepada Panitia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, dari yang tidak tahu menjadi tahu. Sistem pendidikan yang baik dapat memajukan segala aspek kehidupan dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU AGRESIF SISWA DENGAN INTERAKSI SOSIAL. (Studi Deskriptif Kuantitatif Terhadap Siswa Kelas XI IPA 1 SMA

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU AGRESIF SISWA DENGAN INTERAKSI SOSIAL. (Studi Deskriptif Kuantitatif Terhadap Siswa Kelas XI IPA 1 SMA HUBUNGAN ANTARA PERILAKU AGRESIF SISWA DENGAN INTERAKSI SOSIAL (Studi Deskriptif Kuantitatif Terhadap Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016) SKRIPSI Diajukan Kepada Panitia

Lebih terperinci

SKRIPSI. Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH. ANNA IRMA AEK No. Registrasi:

SKRIPSI. Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH. ANNA IRMA AEK No. Registrasi: PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MATERI POKOK KALOR PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP ANGKASA PENFUI KUPANG SEMESTER GENAP TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil

II. KAJIAN PUSTAKA. Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil 7 II. KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari yang dilakukan, dikerjakan.

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI PENDEKATAN THINK PAIR SHARE

UJI EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI PENDEKATAN THINK PAIR SHARE UJI EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI PENDEKATAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATERI POKOK KLASIFIKASI MAKLUK HIDUP DI SMPK SHANTY KARYA KUPANG

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG UJI EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI PENDEKATAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII PADA MATERI POKOK GERAK PADA TUMBUHAN DI SMPK ST YOSEPH NAIKOTEN KUPANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab untuk membantu perkembangan kepribadian serta kemampuan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memiliki tempat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA MENURUT PERSEPSI SISWA DAN RELASI SOSIAL SISWA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA MENURUT PERSEPSI SISWA DAN RELASI SOSIAL SISWA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA MENURUT PERSEPSI SISWA DAN RELASI SOSIAL SISWA (Studi Deskriptif Kuantitatif pada Siswa-Siswi Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 7 Kupang Tahun Pelajaran 2016/2017) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses belajar mengajar adalah dasar dalam membentuk sebuah pribadi untuk memiliki wawasan. Dalam prosesnya, proses belajar mengajar ini telah banyak mengalami

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi. Oleh : RENELDIS PAULA SERAN No.

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi. Oleh : RENELDIS PAULA SERAN No. UJI EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI PENDEKATAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. (Dhiu Margareta, 2012: 24),

BAB I PENDAHULUAN. bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. (Dhiu Margareta, 2012: 24), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. JALSIRMA V.HELENDRAYANI No Reg : Program Studi Bimbingan dan Konseling. Jurusan Ilmu Pendidikan

SKRIPSI. Oleh. JALSIRMA V.HELENDRAYANI No Reg : Program Studi Bimbingan dan Konseling. Jurusan Ilmu Pendidikan KORELASI ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ARAH PILIH KARIER (Studi Deskriptif Kuantitatif Pada Siswa/siswi Kelas X A SMA Kristen 1 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Panitia Ujian Skripsi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI Oleh Sartinem NPM 11266100002 PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MATERI POKOK FOTOSINTESIS DI SMPK ST. MARKUS PATENG REGHO KABUPATEN MANGGARAI BARAT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MATERI POKOK FOTOSINTESIS DI SMPK ST. MARKUS PATENG REGHO KABUPATEN MANGGARAI BARAT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI PENDEKATAN Numbered Heads Together UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MATERI POKOK FOTOSINTESIS DI SMPK ST. MARKUS PATENG REGHO KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah komponen yang paling penting yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup,

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS

PENGARUH PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS PENGARUH PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 10 KUPANG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI YULIANUS ORANGOLA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di era globalisasi ini. Melalui pendidikan diharapkan manusia menjadi sumber daya yang berkualitas sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan berfungsi membantu siswa dalam perkembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah yang positif baik

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MATERI POKOK INDERA PENDENGARAN DAN SISTEM SONAR PADA MAKHLUK HIDUP PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII I SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 KUPANG TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 No.1, yang berbunyi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Kepada Panitia Ujian Skripsi untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH MARIA MAGDALENA TAHAN

SKRIPSI Diajukan Kepada Panitia Ujian Skripsi untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH MARIA MAGDALENA TAHAN PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI METAMAUK KABUPATEN MALAKA (Studi Deskriptif Kuantitatif pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri Metamauk Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Menurut Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia atau suatu interaksi antara guru dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi. Oleh. PETRUS AGUNG RASIM No.

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi. Oleh. PETRUS AGUNG RASIM No. UJI EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI PENDEKATAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

Lebih terperinci

TANGGAPAN REMAJA TERHADAP TAYANGAN SINETRON CERITA SMA PADA STASIUN RCTI. (Studi Deskriptif Pada Siswa-Siswi SMA Negeri I Kupang) SKRIPSI

TANGGAPAN REMAJA TERHADAP TAYANGAN SINETRON CERITA SMA PADA STASIUN RCTI. (Studi Deskriptif Pada Siswa-Siswi SMA Negeri I Kupang) SKRIPSI TANGGAPAN REMAJA TERHADAP TAYANGAN SINETRON CERITA SMA PADA STASIUN RCTI (Studi Deskriptif Pada Siswa-Siswi SMA Negeri I Kupang) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Lebih terperinci

OLEH MARIA THERESIA SEUK

OLEH MARIA THERESIA SEUK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP SWASTA BERINGIN KUPANG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Ditulis Untuk Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Keaktifan Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 12) berarti giat (bekerja atau berusaha),

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Keaktifan Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 12) berarti giat (bekerja atau berusaha), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Keaktifan Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 12) berarti giat (bekerja atau berusaha), sedangkan keaktifan diartikan sebagai hal atau dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan baik dari materi. pembelajaran maupun jenjang pendidikannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan baik dari materi. pembelajaran maupun jenjang pendidikannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Pembelajaran Secara umum pembelajaran merupakan kegiatan yang dilaksanakan di dalam ruangan atau kelas dengan melibatkan antara guru dan murid untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH MARIA FRANSISKA HAGUL NO.

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH MARIA FRANSISKA HAGUL NO. UJI EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA DI SMP SURYA MANDALA KUPANG TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berperan di masa yang akan datang. Menurut Slameto (Baharuddin &

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berperan di masa yang akan datang. Menurut Slameto (Baharuddin & BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang universal dan berlangsung secara tak terputus dari generasi ke generasi dimana pun di dunia ini karena pendidikan adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN BELAJAR

UPAYA GURU BK UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN BELAJAR UPAYA GURU BK UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN BELAJAR (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri I Kupang Tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata motif. Motif artinya keadaan dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Lebih terperinci

OLEH IRAWATI KASE TULIT NO.REG

OLEH IRAWATI KASE TULIT NO.REG PENERAPAN STRATEGI Attention Relevance Confidence Satisfaction DALAM MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 02 ADONARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang UU Sisdiknas Pasal 1 ayat 1 menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang. Pendidikan juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Segala macam upaya dilakukan untuk perbaikan dalam pengajaran di sekolah terlebih untuk mata pelajaran fisika dewasa ini. Yang diperbaiki dan diperbaharui

Lebih terperinci

OLEH CHRISTINE NENI S. MAAHURY

OLEH CHRISTINE NENI S. MAAHURY UJI EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJARSISWA KELAS X PADAMATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMA NEGERI 7 KUPANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR DI SEKOLAH

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR DI SEKOLAH HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR DI SEKOLAH (Studi Deskriptif Kuantitatif pada Siswa Kelas VIII i SMP Negeri 2 Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016) SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana. Program Studi Pendidikan Kimia OLEH DELIANA M.T. BLEGUR

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana. Program Studi Pendidikan Kimia OLEH DELIANA M.T. BLEGUR PENGARUH KETERAMPILAN PROSES DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING MATERI TERMOKIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PELAKSANAAN TUGAS PERKEMBANGAN SISWA PADA SMAN 1 KUPANG

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PELAKSANAAN TUGAS PERKEMBANGAN SISWA PADA SMAN 1 KUPANG HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PELAKSANAAN TUGAS PERKEMBANGAN SISWA PADA SMAN 1 KUPANG ( StudiDeskriptifKuantitatifPadaSiswa-Siswi kelas X-K SMAN 1 KupangTahunPelajaran 2015/2016) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VIII PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci