BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses
|
|
- Sukarno Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang UU Sisdiknas Pasal 1 ayat 1 menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran seiring dengan perkembangan individu, agar individu secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses pendidikan formal yang dijalani sebagai proses belajar memiliki tahapan yang harus dilalui. Tahap tersebut diantaranya sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengaha atas atau sekolah menengah kejuruan, dan perguruan tinggi. Untuk menghadapi dunia kerja, minimal seseorang harus menempuh jenjang pendidikan sampai sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan. Dalam pelaksanaan proses pendidikan tersebut, hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, dan sikap berkembang karena belajar. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari perubahan belajar yang dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dalam proses belajar. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang di pengaruhi faktor dari dalam individu dan di luar individu. Proses disini tidak dapat dilihat karena bersifat psikologis. kecuali bila seseorang telah berhasil dalam belajar, maka seseorang itu telah mengalami proses tertentu dalam belajar. Oleh karena itu, proses belajar telah terjadi dalam diri seseorang hanya dapat
2 disimpulkan dari hasilnya, karena aktivitas belajar yang telah dilakukan. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tidak berilmu menjadi berilmu (Syaiful, 2011 : 175) Tinggi dan rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Faktor internal meliputi kecerdasan, motivasi,dan kreativitas sedangkan faktor eksternal meliputi fasilitas dan lingkungan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu konsep diri. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri yang meliputi presepsi seseorang tentang diri, perasaan keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya (Atwater dalam Desmita, 2009: 163). Setiap siswa mempunyai konsep diri yang berbeda-beda yang dapat dipengaruhi oleh sifat seseorang, alam sekitar, keadaan jasmani dan umur manusia. Ada dua macam konsep diri, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep diri penting sekali diperhatikan, sebab konsep diri merupakan penentu tingkah laku seseorang dan pandangan terhadap diri sendiri yang merupakan dasar dari semua tingkah laku dalam pembelajaran tetapi bila siswa mempunyai konsep diri yang rendah atau negatif, siswa akan menjadi kurang percaya diri, mudah putus asa, merasa bodoh, tidak bisa memecahkan masalah, takut salah, dam kurang membangun relasi yang baik anatara teman dalam kelas dan di lingkungan sekolah sehingga mempengaruhi hasil belajar di sekolah menjadi kurang baik. Konsep diri yang baik penting dimiliki oleh setiap siswa karena dengan konsep diri yang baik akan memudahkan siswa belajar dengan penuh percaya diri, terarah, dapat memecahkan masalah, serta membina hubungan yang baik antara temannya.
3 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ola Yan, bahwa konsep diri siswa berada pada kriteria interprestasi skor sangat baik dengan rata-rata 85,77%. Hal ini terlihat dari interprestasi skor konsep diri siswa yang berada pada kriteria baik dan sangat baik. Menurut hasil observasi di SMA Kristen 1 Kupang masih banyak siswa yang mempunyai konsep diri rendah contohnya masih banyak siswa yang tidak aktif dalam mengikuti pelajaran, ada yang sering menyendiri, rendah diri dan kurang percaya diri. Selain lingkungan Konsep diri, kepribadian juga mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah harus memperhatikan karakteristik dasar atau tipe kepribadian siswa sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Pada dasarnya kepribadian siswa itu berlainan satu sama lain, dan demi suksesnya usaha pendidikan hal ini harus dikenal oleh pendidik. Pendidik perlu mengenal bagaimana struktur kepribadian siswa, bagaimana dinamikanya, dan bagaimana kepribadian yang demikian itu terbentuk. Di samping itu pengetahuan mengenai tipe-tipe kepribadian siswa adalah sangat berguna dipandang dari segi praktis dan demi suksesnya usaha untuk mendidik mereka guru perlu mengenal kepribadian siswa (Suryabrata, 1987: 6 dan 77). Perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru sebelum pelaksanaan pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai model pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa dapat menyerap ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Selain model pembelajaran, cara pengelolaan kelas yang baik juga menjadi pendukung suksesnya proses pembelajaran. Permasalahan ini merupakan permasalahan yang masih sering ditemui di berbagai kelas serta mata pelajaran dan merupakan permasalahan yang harus diselesaikan dengan meningkatkan kemampuan guru untuk dapat melakukan perencanaan
4 pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran dengan menyenangkan yang sesuai dengan tipe Kepribadian siswa (Wulan Sari, 2012 : 34) Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Kristen 1 Kupang, guru sering mengalami kendala pada saat mengajar di kelas, karena walaupun guru telah mempersiapkan diri dengan baik untuk mengajar di kelas, tetapi banyak siswa yang belum siap untuk menerima pelajaran. mereka cenderung sibuk dengan urusan mereka masing-masing tanpa menghiraukan guru yang ada di kelas. Hal ini merupakan salah satu masalah yang membuat guru kewalahan dalam mengelola kelas. Pada saat pembelajaran siswa juga kurang membangun pengetahuan dalam diri, berinisiatif untuk mencari dan menemukan hal-hal yang berkaitan dengan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, kurang bertanya, dan belum semua siswa mmembentuk kelompok untuk berdiskusi. Kimia merupakan salah satu bidang studi dan disiplin ilmu yang diajarkan di sekolah, termasuk di SMA Kristen 1 Kupang. Tujuan pembelajaran kimia itu sendiri adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah kimia. Dalam pembelajaran kimia seharusnya siswa aktif belajar sehingga mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal atau permasalahan kimia. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar yaitu penguasan materi. Salah satu materi pokok yang dipelajari yaitu Hidrolisis garam. Hidrolisis garam merupakan salah satu topik pembelajaran kimia yang diberikan pada siswa SMA/MA kelas XI semester genap. Senyawa garam merupakan elektrolit kuat. Ketika garam dilarutkan dalam air akan terurai menjadi kation dan anionnya. Ion-ion ini dapat bereaksi dengan air seperti halnya suatu
5 asam atau basa dan dikatakan bahwa garam mengalami hidrolisis. Hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia kelas XI IPA pada SMA Kristen 1 Kupang bahwa materi Hidrolisis garam dianggap sulit karena materi ini identik dengan banyaknya rumus dan persamaan reaksi serta aplikasinya dalam kehidupan sehari hari kurang diketahui siswa menjadi penyebab siswa tidak tertarik dengan materi tersebut. Siswa menjadi pasif dalam pembelajaran daripada mencari dan mengkonstuksi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan, sehingga cenderung menunggu transfer pengetahuan dari guru dengan demikian siswa memiliki pengetahuan yang minim dan kurang tertanam secara mendalam dalam pikiran yang mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh rendah, akibatnya siswa kurang bersemangat untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi dan berdampak negatif terhadap hasil belajar siswa Rendahnya hasil belajar siswa terhadap materi pokok Hidrolisis Garam dibuktikan dengan nilai ulangan rata-rata siswa kelas XI IPA 2 pada tahun ajaran 2013/2014 mencapai 69,48. Nilai tersebut masih jauh dari Standar Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah yaitu 75 (Sumber: SMA Kristen1 Kupang) Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ulangan Hidrolisis Garam Semester Genap Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Kristen 1 Kupang Tahun Jumlah Nilai Rata-Rata hidrolisis garam No Ajaran Siswa Jumlah Skor Rata-Rata Sumber : Administrasi Nilai Siswa SMA Kristen 1 Kupang Untuk Meningkatkan hasil belajar Siswa, konsep kimia harus diajarkan melalui berbagai model pembelajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran kimia, yaitu siswa
6 mampu memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pengetahuan (aspek kognitif), keterampilan (aspek psikomotorik), dan nilai sikap (aspek afektif) siswa diharapkan dapat berkembang dengan baik dan seimbang. Pemilihan materi yang tidak sesuai dengan model yang diterapkan juga sangat mempengaruhi motivasi belajar dan pola pikir siswa yang berujung pada rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti memilih materi Hidrolisis Garam karena peniliti melihat materi ini cocok diajarkan kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif yang mana siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah masalah yang kompleks. Salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapinya. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan bahwa dalam setiap proses pembelajaran siswa aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri, dalam hal ini pembelajaran tidak dimaksudkan untuk mengumpulkan pengetahuan sebanyak mungkin tetapi lebih pada bagaimana proses mendapatkan pengetahuan tersebut sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi diantara siswa. Interaksi dan komunikasi yang berkualitas ini dapat memotivasi belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil
7 penelitian yang dilakukan Slavin menyatakan bahwa: 1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, 2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, model pembelajaran kooperatif diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kualitas pembelajaran. (Rusman, 2012 : 205). Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan pada latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul PENGARUH KONSEP DIRI DAN KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM SISWA KELAS XI IPA 2 SMA KRISTEN 1 KUPANG TAHUN AJARAN 2014/2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
8 1. Bagaimana efektivitas pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015? Permasalahan umum di atas didasarkan pada: a. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015? b. Bagaimana ketuntasan indikator dalam pembelajaran kimia dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015? c. Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015? 2. Bagaimana konsep diri siswa Kelas XI IPA 2 SMA Kristen 1 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015? 3. Bagaimana Kepribadian siswa Kelas XI IPA 2 SMA Kristen 1 Kupang tahun pelajaran 2014/2015? 4 a. Adakah hubungan konsep diri terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada
9 Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IP 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015? b. Adakah hubungan kepribadian siswa terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015? c. Adakah hubungan konsep diri dan kepribadian terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015? 5 a. Adakah pengaruh konsep diri terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015? b. Adakah pengaruh Kepribadian terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015? c. Adakah pengaruh konsep diri dan Kepribadian terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian
10 Berdasarkan perumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015? Tujuan umum di atas didasar pada tujuan khusus yakni untuk: a. Untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015. b. Untuk mendeskripsikan ketuntasan indikator dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015. c. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/ Untuk mengetahui konsep diri siswa Kelas XI IPA 2 SMA Kristen Kupang tahun pelajaran 2014/ Untuk mengetahui Kepribadian siswa Kelas XI IPA 2 SMA Kristen 1 Kupang tahun pelajaran 2014/2015.
11 4. a. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan konsep diri siswa terhadap hasil belajar dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015. b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kepribadian siswa terhadap hasil belajar dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015. c. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara konsep diri dan kepribadian terhadap hasil belajar dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/ a. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh konsep diri siswa terhadap hasil belajar dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015. b. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Kepribadian siswa terhadap hasil belajar dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015. c. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara konsep diri dan Kepribadian siswa terhadap hasil belajar dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
12 STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA 2 Sma Kristen 1 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi guru dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi siswa dapat mengetahui tipe kepribadian siswa dan konsep diri untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, melatih keterampilan siswa, dan dapat meningkatkan hasil belajar kimia 3. Bagi peneliti Agar peneliti juga memiliki pengetahuan yang luas tentang model pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Teams Achievement Division) dan memiliki keterampilan untuk menerapkan pendekatan khususnya dalam pengajaran kimia serta menambah wawasan dan pengalaman serta membantu menyumbangkan dalam memecahkan masalah pembelajaran kimia. 4. Bagi pembaca memberikan informasi tentang pengaruh tipe kepribadian siswa terhadap hasil belajar dan pemahaman konsep siswa kelas XI IPA pada pokok bahasan Hidrolisis garam. E. Batasan Penelitian Adapun yang menjadi batasan penelitian ini diantaranya:
13 1. Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen 1 Kupang. 2. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 2 SMA Kristen 1 Kupang tahun pelajaran 2014/ Hasil belajar siswa yang dilihat dari aspek kognitif C 2 (pemahaman), C 3 (aplikasi), C 4 (analisis), dan C 5 (sintesis) aspek psikomotor dan aspek afektif. 4. Model pembelajaran yang digunakan adalah Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) 5. Materi pokok yang digunakan adalah Hidrolisis Garam F. Batasan Istilah Adapun maksud dari bagian ini adalah untuk memberi batasan istilah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Hal ini guna untuk meminimalisir adanya kesalahpahaman dalam menafsirkan penelitian ini. Maka dari itu, peneliti terdorong untuk menjelaskan secara garis besar point-point penting yang peneliti gunakan seperti : 1. Pengaruh Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1982:731) pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, atau benda) yang berkuasa. 2. Konsep Diri Konsep diri merupakan bagian yang penting dalam perkembangan kepribadian. Seperti dikemukakan oleh rogers (dalam Syamsul, 2010 : 121 ) abahwa konsep kepribadian yang paling utama adalah diri. Diri (self ) berisi ide-ide,persepsi-persepsi dan nilai-nilai yang mencakup kesadaran tentang diri-sendiri. Konsep diri merupakan representasi diri yang mencakup identitas diri yakni karakteristik personal, pengamanan, peran, dan status sosial.(thalib, 2010 : 121)
14 3. Kepribadian Kepribadian merupakan sifat sesungguhnya yang tercermin pada sikap seseorang atau bagian dari diri manusia yang hakiki dan sangat unik karena memiliki kecenderungan untuk merespon sesuatu (Alwisol, 2010 : 2) 4. Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman, 2012 : 202) 5. STAD (Student Teams Achievement Division) STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok (Trianto, 2007:5) 6. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.(jihad 2014 : 14)
BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam situasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diera globalisasi seperti saat ini, memberikan tuntutan yang sangat besar di dalam dunia pendidikan untuk menciptakan Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan untuk membentuk sikap positif pada diri peserta didik terhadap kimia yaitu merasa tertarik untuk mempelajari kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan, karena pendidikan merupakan suatu wahana yang digunakan untuk menciptakan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan yang terus-menerus dan bersifat fleksibel, yaitu pendidikan harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam usaha pengembangan sumber daya manusia. Oleh karena itu, manusia dituntut untuk selalu berusaha melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah konsep yang memberikan apresiasi dan pemahaman yang luas kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. (Dhiu Margareta, 2012: 24),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam memiliki potensi yang besar dalam menyiapkan sumber daya manusia dalam menghadapi dunia globalisasi dan industrialisasi. Kimia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Wahidmuri 2010:15). Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia dipandang sebagai variabel terpenting yang mempengaruhi tercapainya kesejahteraan umat manusia (Wahidmuri 2010:15).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistemastis yang dilakukan oleh orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas terutama dalam bidang pendidikan, karena pendidikan berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu era global, dimana manusia dituntut untuk mampu bertindak secara efisien dan efektif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan sains dan teknologi di era modern ini. Dalam mempelajari matematika tidak cukup bila hanya dibaca dihafal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita. Menurut UU No. 20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistemastis yang dilakukan oleh orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Guru memiliki peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dengan syarat perkembangan yang dinamis mengikutinya. Karena itu, perubahan atau perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. konsep-konsep dan prinsip-prinsip kimia. Pembelajaran kimia bertujuan agar
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tidak lepas dari pengembangan pengajaran dalam hal ini proses pembelajaran, khusunya dalam proses pembelajaran kimia. Pembelajaran kimia di Indonesia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi kehidupan setiap manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan tidak dipandang sebagai usaha pemberian informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dunia pendidikan adalah untuk memajukan suatu negara dari segala bidang dan aspek, tujuan ini tidak akan tercapai tanpa adanya sumber daya manusia
Lebih terperinciStudi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)
Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad (student teams achievement divisions) terhadap prestasi belajar dengan memperhatikan motivasi belajar siswa pada materi pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu meningkatkan kualitas bangsa baik pada bidang ekonomi, politik, sosial budaya, maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, dari yang tidak tahu menjadi tahu. Sistem pendidikan yang baik dapat memajukan segala aspek kehidupan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia adalah sains yang mempelajari fakta, sehingga dalam menyampaikan materi yang berhubungan dengan fakta, seorang guru harus mampu menampilkan fakta-fakta itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin berubah dari masa ke masa menuntut manusia untuk lebih berjuang demi menjawab perubahan tersebut. Untuk menjawab perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia, karena kimia merupakan ilmu dasar untuk tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan memegang peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu-satunya cara agar manusia dapat menjadi lebih baik dalam meningkatkan sumber daya manusia, sehingga dapat mengimbangi setiap perkembangan
Lebih terperinci2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pandangan tradisional selama beberapa dekade dipahami sebagai bentuk pelayanan sosial yang harus diberikan kepada masyarakat. Namun demikian pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memberikan apresiasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memberikan apresiasi dan pemahaman yang luas kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia di dunia ini karena pendidikan akan tetap berlangsung kapan dan dimanapun. Hal ini karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi tantangan atau permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks dan juga makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan atau membangun manusia dan hasilnya tidak dapat dilihat dalam waktu yang singkat melainkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi kemanusiaannya. Pendidikan juga merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakekat pendidikan merupakan salah satu cara mencerdaskan, membudayakan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat pendidikan merupakan salah satu cara mencerdaskan, membudayakan, dan mengembangkan potensi manusia sehingga menjadi manusia yang berkualitas, dan lebih manusiawi.
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada
1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat membangkitkan pola berpikir siswa sebagai implementasi peran guru sebagai pendidik, motivator dan fasilitator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran berbasis masalah merupakan kegiatan belajar yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan kepribadian seorang anak khususnya peserta didik di sekolah, demikian halnya dengan pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efesien sehingga hasilnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permendiknas RI No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan menyatakan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah komponen yang paling penting yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, dan keahlian kepada individu. Hal tersebut tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu
Lebih terperinciOrientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pola pikir seseorang dalam menghadapi berbagai situasi masalah kondisi lingkungan, sesamanya, dirinya dan permasalahan dalam kehidupannya sangat dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dewasa ini semakin berkembang. Pendidikan disebut sebagai kunci dari kemajuan Negara. Pendidikan dapat meningkatkan pola pikir seseorang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama bagi bangsa yang ingin maju dan unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling penting dan sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan kualitas Sumber daya manusia (SDM), baik dalam aspek spiritual, intelektual maupun kemampuan profesional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud antara lain seperti tujuan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa, termasuk kemampuan bernalar, kreativitas, kebiasaan bekerja keras,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi semua orang karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan memegang peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen, untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan dapat menjamin kelangsungan kehidupan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan bersumber akan kebutuhan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidupnya. Pendidikan merupakan salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangkut segala aspek kehidupan, baik Pendidikan, Kesehatan, Spiritual, Budaya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan hidup merupakan dambaan setiap bangsa di bumi. Kesejahteraan itu menyangkut segala aspek kehidupan, baik Pendidikan, Kesehatan, Spiritual, Budaya, Hukum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat merespon siswa untuk terlibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap penduduk Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan diharapkan untuk selalu
Lebih terperinciBAB III ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH. Observasi diadakan di kelas VIIA MTsN Bangkalan tahun pelajaran. 2009/2010 pada bulan Nopember Desember 2009.
BAB III ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH A. Lokasi dan waktu observasi Observasi diadakan di kelas VIIA MTsN Bangkalan tahun pelajaran 2009/2010 pada bulan Nopember Desember 2009. B. Subyek dan obyek observasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses transfer atau perpindahan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut harus menjadi motivator, fasilitator, dan juga pengontrol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu amanat yang yang tercantum dalam Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa ini memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki keterampilan, sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia bagi kehidupan di masa yang akan datang. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik ditingkat lokal maupun nasional. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses yang akan mempengaruhi dalam diri peserta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses yang akan mempengaruhi dalam diri peserta didik untuk menyesuaikan dirinya terhadap perubahan zaman agar peserta didik mampu bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengarah pada domestika (Gulo, 2002:13). Oleh karena itu, peran guru dalam
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Proses pendidikan cenderung menjadi usaha merekayasa manusia yang mengarah pada domestika (Gulo, 2002:13). Oleh karena itu, peran guru dalam kegiatan belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masayarakat dan organisasi dalam lingkungan pendidikan. Terdapat banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung sepanjang hidup. Pendidikan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang cukup penting dalam mewujudkan generasi anak bangsa yang potensial dan bermutu. Salah satu faktor pendukung keberhasilan dalam
Lebih terperinci(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)
PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL TREFFINGER (PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar merupakan prioritas utama di kalangan pendidikan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia. Sekolah dasar merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia yang memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada pada dirinya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam pendidikan mengacu pada perubahan kurikulum yang menuntut guru agar lebih aktif dan inovatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem belajar kelompok yang di dalamnya siswa di bentuk ke dalam kelompok yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu dengan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek penting dalam mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan di era globalisasi bertujuan mengembangkan kemampuan dan sikap dalam situasi yang berubah.
Lebih terperinci