BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Sejarah Umum dan Perkembangan Perusahaan PT. Indonesia Teijin Dupont Films merupakan perusahaan industri yang memproduksi berbagai jenis polyester film yaitu G2, HNC, NST, KG, GRR, X2R, dan XM. Didirikan di Indonesia pada bulan Maret Berikut ini tahun-tahun bersejarah berdirinya PT. Indonesia Teijin Dupont Films: : Pendirian PT. ITJ Films : Trial Operation : All Shut Down I : Produk jenis S10 dihilangkan : Joint venture Teijin dengan Dupont : Memperoleh Setifikat ISO (Sistem Manajemen Lingkungan) yang merupakan sistem manajemen perusahaan dimana berfungsi untuk memastikan bahwa proses yang digunakan dan produk yang dihasilkan telah memenuhi komitmen terhadap lingkungan, terutama dalam upaya pemenuhan terhadap peraturan di bidang lingkungan, 52

2 53 pencegahan pencemaran dan komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan : Memperoleh Setifikat ISO 9001 yang merupakan sertifikasi yang berorientasi pada layanan pelanggan dan standar manajemen mutu yang diadopsi pada tahun 2000 oleh International Organization for Standardization (ISO) : Pemasangan HDIS : PT. ITDF memberlakukan Program Pensiun Dipercepat (PPD) ke : Pemasangan CCD (alat pendeteksi Deffect) : PT ITDF melakukan launching produk baru yang mulai diproduksi yaitu produk plastik film jenis HNC : Family Gathering 10 Tahun PT. ITDF : Memperoleh sertifikat OHSAS standar internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bertujuan untuk mengelola aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada setiap proses kerja di tempat kerja : PT. ITDF melakukan peluncuran produksi produk baru dari jenis plastik film GRR : PT. ITDF kembali meluncurkan produk terbarunya yang kini menjadi andalan profit penjualan perusahaan yaitu produk plastik film jenis purex (MLCC).

3 : PT. ITDF melakukan pergantian manajemen dengan PT. TIFICO atau Independence of PT. ITDF (peralihan status karyawan dari PT. TIFICO ke PT. ITDF) : Pemasangan Carbon Active (Untuk Mencegah bau Corona) : 1st Anniversary PT. ITDF : 2st Anniversary PT. ITDF : 3st Anniversary PT. ITDF Ruang Lingkup Produksi PT Indonesia Teijin Dupont Films PT. ITDF berada di wilayah PT. TIFICO dengan luas area hingga m 2 yang dipimpin oleh seorang manajer pabrik asli negara sakura Jepang yaitu Mr. Shibasaki, dengan teknologi yang digunakan merupakan teknologi terbaru yang dimiliki oleh Teijin, Jepang. Produk utama yang dihasikan oleh PT ITDF adalah Polyester Film (Film PET) merupakan Polyethylene Terephthalate atau thermoplastic polymer yang sering digunakan selain untuk produk utama plastik film juga digunakan dalam pembuatan kemasan minuman botol, toples plastik, dan kemasan pembungkus yang microwaveable. Sumber kekuatan yang didapatkan oleh PT. ITDF berasal berbagai macam sumber tenaga diantaranya adalah generator diesel 6400 kwh sebanyak 8 unit, coal boiler yang dapat menampung beban sebanyak 20 ton/jam sebanyak 2 unit, sumber daya listrik dari PLN sebanyak 6400 kwh, steam bolier sebanyak 6 unit, fasilitas air despuration, fasilitas untuk penyaringan limbah, dan alat untuk penyebaran natural gas. Ketebalan film yang diproduksi oleh PT. ITDF yakni berkisar antara 12 hingga 100 mikron, global suply yang tersedia diantaranya adalah APEJ, Cina, Jepang, dan USA.

4 55 Aplikasi-aplikasi produk yang dihasilkan dari polyester films: Ink Jet Printing Green Houses Name Plate and Label Reflective Sheet Release Film Yacht Sail OHP Sheets Gambar 4.1 Aplikasi produk yang dihasilkan dari Polyester Films Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, Lokasi PT Indonesia Teijin Dupont Films PT. Teijin Dupont Films memiliki lebih dari 10 cabang situs produksi di berbagai belahan dunia yaitu sebanyak 15 cabang situs produksi, diantaranya adalah di wilayah Benua Asia, Negara Jepang (wilayah Ibaraki, Utsunomiya, dan Gifu), dan Negara Indonesia (wilayah Tangerang, Banten (PT. Indonesia Teijin Dupont Films), di wilayah Benua Eropa, Negara Skonlandia (wilayah Dumfries), di wilayah Benua Amerika, Negara Bagian Ohio (wilayah Circleville), Negara Bagian South California (wilayah Florence), Negara Bagian Virginia (wilayah Richmond dan Hopewell).

5 56 Gambar 4.2 PT. Teijin Dupont Films Wilayah Benua Asia, Negara Jepang, Gifu Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015 Gambar 4.3 PT. Teijin Dupont Films Wilayah Benua Asia, Negara Jepang, Utsunomiya Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015 Gambar 4.4 PT. Teijin Dupont Films Wilayah Benua Asia, Negara Jepang, Ibaraki Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015

6 57 Gambar 4.5 PT. Teijin Dupont Films Wilayah Benua Amerika, Negara Bagian Virginia, Hopewell Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015 Gambar 4.6 PT. Indonesia Teijin Dupont Films Wilayah Benua Asia, Negara Indonesia, Tangerang, Banten Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015 Lokasi wilayah PT. ITDF berada di Jl. MH Thamrin, Kelurahan Panunggangan, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Kode Pos Luas wilayah PT. ITDF adalah m 2 yang berada di wilayah PT. TIFICO.

7 4.1.4 Struktur Organisasi dan Manajemen PT. Indonesia Teijin Dupont Films Struktur Organisasi Gambar 4.7 Struktur Organisasi PT. Indonesia Teijin Dupont Films Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films,

8 59 Adapun pembagian tugas, wewenang, serta tanggung jawab bagian PPC adalah sebagai berikut: Menerima production request, production registration Mengecek production request, production registration dan production plan Membuat rencana produksi harian sementara Konfirmasi dan persetujuan rencana produksi Mendistribusikan rencana produksi Visi dan Misi PT. Indonesia Teijin Dupont Films PT. Indonesia Teijin Dupont Films adalah perusahaan yang mempunyai pandangan jauh kedepan mengenai apa yang ingin mereka capai di tahun-tahun mendatang, hal ini dapat dilihat dari visi dan misinya. Visi PT. Indonesia Teijin Dupont Films Memproduksi PET Films dengan mutu terbaik yang memuaskan pelanggan dan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Misi PT. Indonesia Teijin Dupont Films Menjadi produsen PET Films yang diakui di dunia bisnis Internasional dan diakui keberadaannya dalam Joint Venture. Kebijakan Mutu, Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Manajemen dan seluruh karyawan PT. ITDF yang memproduksi dan menjual polyester films, bertekad untuk selalu berusaha mematuhi semua peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang terkait, berkomunikasi dan bekerjasama dengan TDFJ, menjaga kestabilan proses dan supply termasuk produk transfer dari Jepang, berusaha selalu dipercaya baik internal perusahaan

9 60 maupun dari customer, menjadi perusahaan yang mampu bersaing dan mengepakkan sayapnya di area Asia Pasific dengan tindakan perbaikan yang berkelanjutan dan: a Tetap mempertahankan nilai-nilai inti yaitu ESH (mencegah pencemaran lingkungan dan accident) Mutu, Etika, dan Orang b Memperkuat sistem kontrol QC c Kestabilan produk dan teknologi untuk PUREX II, Fujimori G2 d Melaksanakan pendidikan menurut tingkatan pekerja Tenaga Kerja dan Jam Kerja 1. Tenaga Kerja a. Karyawan dan Kesejahteraan Total karyawan : 194 orang (Februari 2015) Fasilitas karyawan : Fasilitas Olahraga Lapangan Bola Lapangan Bola Voli Lapangan Tenis Biaya Pengobatan BPJS dan asuransi AVRIS Pendidikan dan Training : Untuk transfer dan pengembangan Sumber Daya Manusia Training pekerjaan secara langsung (antara 2 minggu sampai 6 bulan) Training pekerjaan secara tidak langsung Training untuk karyawan baru Training untuk penyegaran

10 61 Training untuk pemimpin grup (GL) Training untuk untuk foreman Training untuk supervisor Training ke luar negeri 2. Jam Kerja a. Pekerja Daily Pekerja Daily adalah pekerja yang bekerja pada jam kerja daily, dimulai sejak hari Senin sampai dengan hari Jum at dalam minggu yang bersangkutan sedangkan hari Sabtu dan Minggu adalah sebagai hari istirahat mingguan. Akan tetapi hari istirahat mingguan dapat diatur pada hari lain selain hari Sabtu atau Minggu yaitu ditentukan menurut kondisi kerja di perusahaan. b. Pekerja Shift Hari kerja bagi pekerja yang bertugas shift ditetapkan sebagai berikut: Sistem 4/1, 3 shift Yaitu terdiri atas empat regu dan bekerja secara bergilir dalam tiga shift yaitu: (1) Shift I (pagi) : Pukul (2) Shift II (sore) : Pukul (3) Shift III (malam) : Pukul Setiap melakukan pekerjaan tersebut melalui jam istirahat sebagai berikut: (I) Shift I (pagi) : terbagi dua kelompok 1. Pukul Pukul (2) Shift II (sore) : terbagi dua kelompok 1. Pukul

11 62 2. Pukul (3) Shift III (malam) : terbagi dua kelompok 1. Pukul Pukul Apabila pekerja shift pada hari libur Nasional tidak masuk bekerja, harus mendapat izin atasannya dan hari kerjanya dihitung sebagai hari libur resmi. 4.2 Pemesanan Material Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan PT. Indonesia Teijin Dupont Films dalam melakukan pemesanan material, yaitu: Stok chip yang tersisa di gudang Banyaknya kebutuhan chip yang diperlukan Safety stock yang diinginkan Waktu yang diperlukan (lead time) Tempat penyimpanan yang tersedia.

12 Jenis Polyester Jenis Material G2 Industri Gambar 4.8 Jenis Polyester dan Jenis Material G2 Industri di PT. Indonesia Teijin Dupont Films Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films,

13 Berikut ini merupakan proses PT. Indonesia Teijin Dupont Films dalam melakukan pemesanan material (chip): 1. Menghitung Total Pemakaian Chip Selama Satu Tahun Tabel 4.1 Data Pemakaian Chip G2 Industri periode Februari Januari 2016 BULAN Rencana Waktu CHIP Total Produksi G2 Lama Produksi Pengeluaran Pemakaian INDUSTRI (hari) OMT dan STBOP RG2T chip (jam) Chip (ton) (ton) OMD (ton) (ton) (ton) FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI TOTAL Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films,

14 65 Contoh perhitungan untuk Bulan Februari 2015: = + = h = 6.5 hari = h 24 = 6.5 x 2.65 x 24 = 413 ton ( ) = h 42% = 413 x 42% = 174 ton ( ) = h 13% = 413 x 13% = 54 ton ( ) = h 45% = 413 x 45% = 186 ton

15 2. Melakukan perhitungan chip balance (data stok) Tabel 4.2 Data Perhitungan Chip Balance G2 Industri periode Februari Januari 2016 MIN STOCK 60 ton 100 ton {G2 IND = 26 TON} 50 ton STBOP OMT (70%) dan OMD (30%) RG2T 2015/2016 (ton) (ton) (ton) Receive Using Inventory Receive Using Inventory Receipt Using Inventory FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI 2015 G AGUSTUS 2015 INDUSTRI SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI Total Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015 = + = + 2 = + 66

16 3. Mempertimbangakan dengan production plan (order) 4. Melakukan pemesanan 4.3 Biaya Pembelian Chip Tabel 4.3 Biaya pembelian Chip G2 Industri periode Februari Januari 2016 BULAN Receive (ton) Biaya Material Receive (ton) Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015 Biaya Material MATERIAL OMT (Rp ) OMD (Rp ) STBOP (Rp ) RG2T (Rp ) Receive (ton) Biaya Material Receive (ton) Biaya Material Total Biaya FEBRUARI Rp 2,451,562, Rp 808,909, Rp 1,322,179, Rp 5,678,760,337 Rp 10,261,411,657 MARET Rp 2,265,837, Rp 808,909, Rp 881,452, Rp 5,649,638,489 Rp 9,605,838,909 APRIL Rp 2,748,721, Rp 1,213,364, Rp 1,322,179, Rp 7,411,235,552 Rp 12,695,500,712 MEI Rp 2,637,286, Rp 808,909, Rp 1,322,179, Rp 6,277,131,891 Rp 11,045,507,631 JUNI Rp 2,748,721, Rp 1,213,364, Rp 1,762,905, Rp 6,989,243,492 Rp 12,714,235,132 JULI Rp 2,191,548, Rp 1,213,364, Rp 1,322,179, Rp 6,224,382,884 Rp 10,951,474,784 AGUSTUS Rp 3,231,604, Rp 1,617,819, Rp 1,762,905, Rp 8,782,709,747 Rp 15,395,039,647 SEPTEMBER Rp 3,120,170, Rp 1,213,364, Rp 1,762,905, Rp 8,096,972,649 Rp 14,193,413,129 OKTOBER Rp 2,934,445, Rp 1,213,364, Rp 1,762,905, Rp 7,332,112,041 Rp 13,242,828,101 NOVEMBER Rp 2,823,011, Rp 808,909, Rp 1,322,179, Rp 6,540,876,929 Rp 11,494,977,089 DESEMBER Rp 2,562,996, Rp 1,213,364, Rp 1,322,179, Rp 7,147,490,515 Rp 12,246,031,255 JANUARI Rp 2,823,011, Rp 808,909, Rp 1,322,179, Rp 6,142,518,622 Rp 11,096,618,782 TOTAL 1752 Rp 32,538,918, Rp 12,942,552, Rp 17,188,332, Rp 82,273,073,148 Rp 144,942,876,828 TOTAL BIAYA MATERIAL SLIONTECH (PER TAHUN) 2.2% Rp 3,188,743,290 67

17 68 = = = 2.2% 2 100% h 100% 4.4 Data Historis Permintaan Dalam pembuatan laporan skripsi ini dibutuhkan data permintaan G2 Industri, yang termasuk kedalam kelompok G2 Industri yaitu G2,G2C, GE, GEF, LF, LFC, MGC, PET, PF, PN, SG, GEC selama satu tahun periode bulan Februari Januari Tabel 4.4 Data permintaan G2 Industri periode Februari Januari 2015 Periode (n) Indeks Waktu (t) Permintaan Aktual (A) (ton) Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, Pola Data Deret Waktu Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari 2015 Σ Peramalan dilakukan dengan menggunakan software POM for Windows 3. Sebelum melakukan peramalan, perlu dilihat terlebih dahulu pola dari permintaan sehingga dapat menentukan metoda peramalan yang digunakan. Berikut ini adalah grafik yang menunjukan pola permintaan G2 Industri.

18 69 Grafik 4.1 Pola Permintaan G2 Industri periode Februari Januari 2015 Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, Pengolahan Data POM for Windows 3 Melakukan peramalan permintaan pada periode yang akan datang yaitu berdasarkan permintaan polyester films pada periode sebelumnya. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam melakukan peramalan polyester films periode Februari 2014-Januari 2015 menggunakan Software POM for Windows 3 menggunakan metodee Moving Average (MA), Weighted Moving Average (WMA), Single Exponential Smoothing (SES), Regresi Linear (RL): 1. Membuka aplikasi POM for Windows 3 Gambar 4.9 Tampilan Awal Software POM for Windows 3 Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015

19 70 2. Pilih modul Forecasting Gambar 4.10 Tampilan Modul Forecasting Software POM for Windows 3 Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, Membuat forecasting yang baru dengan cara klik file lalu pilih New lalu pilih Time Series Analysis Gambar 4.11 Software POM for Windows 3 - File forecasting problem baru Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, Setelah membuat file forecasting yang baru, selanjutnyaa mengisi profil permasalahan seperti Gambar : Gambar 4.12 Tampilan Permasalahan Forecasting Software POM for Windows 3 Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015

20 71 Pada kolom tittle diisikan judul permasalahan, kolom number of part period diisikan jumlah periode yang akan kita forecast, pilih periode bulan sesuai yang kita inginkan. 5. Selanjutnya akan muncul Gambar [4.13], lalu isi dengan demand history dalam 12 periode. Berikut ini merupakan tampilan dari demand history yang telah diisi dari bulan Februari 2014 Januari Gambar 4.13 Software POM for Windows 3-Pengisian data histori permintaan Polyester Films metode Moving Average Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015 Terdapat dua kolom dan 12 baris pada Gambar [4.13], kolom pertama adalah kolom month dan kolom kedua berisi history demand dari bulan Februari 2014 Januari Pilih metode yang kita inginkan yaitu Moving Average dengan mengklik segitiga yang ada pada kolom Method, lalu klik solve. 6. Kemudian muncul tampilan seperti Gambar [4.14] dan Gambar [4.15] yaitu berupa hasil forecast dan juga terdapat sejumlah indikator dalam pengukuran akurasi peramalan, yaitu mean absolute deviation, mean absolute percentage error, mean squared error, dan tracking signal. Selanjutnya untuk perhitungan forecasting dengan menggunakan Software POM for Windows 3 akan menggunakan metode seperti dibawah ini:

21 Moving Average Rumus metoda Moving Average (MA) adalah: = Dimana: Aktual ft Ft M = Ramalan permintaan real untuk periode t = Permintaan aktual pada periode t = Jumlah periode yang dipergunakan sebagai dasar peramalan (nilai minimal m adalah 2) Moving average (MA) 2 Bulan Gambar 4.14 Software POM for Windows 3 Hasil Peramalan dan Hasil Pengukuran Akurasi Peramalan Metode Moving Average (2) Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015 Gambar 4.15 Software POM for Windows 3 Hasil Peramalan dan Tracking Signal Metode Moving Average (2) Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015

22 400 PERAMALAN METODE MOVING AVERAGE Permintaan Aktual Forecast Berdasarkan MA(2) Forecast Berdasarkan MA(3) Forecast Berdasarkan MA(4) Forecast Berdasarkan MA(5) Forecast Berdasarkan MA(6) 0 Grafik 4.2 Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari Januari 2015 dengan metode Moving Average Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel,

23 74 Tabel 4.5 Hasil Peramalan Menggunakan Metode Moving Average Pengukuran Akurasi Peramalan Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015 Terpilih moving average (4) bulan yang memiliki tingkat akurasi terbaik karena memiliki MAD terkecil yaitu 80, MSE terkecil yaitu 9278, Tracking Signal 0.4 dan MAPE yaitu Weight Moving Average (WMA) Rumus metoda Weight Moving Average (WMA) adalah: Dimana: MA (2) MA (3) MA (4) MA (5) MA (6) MAD MSE TRACKING SIGNAL MAPE = Aktual ft F t = Ramalan permintaan real untuk periode t = Permintaan aktual pada periode t C t = Bobot masing masing data yang dipergunakan (Σct = 1 dan pemberian bobot diberikan melalui intuisi) M = Jumlah periode yang dipergunakan sebagai dasar peramalan (nilai minimal m adalah 2) Gambar 4.16 Software POM for Windows 3-Pengisian data histori permintaan Polyester Films metode Weight Moving Average (2) Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015

24 75 Gambar 4.17 Software POM for Windows 3 Hasil Peramalan dan Hasil Pengukuran Akurasi Peramalan Metode Weight Moving Average (2) Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015 Gambar 4.18 Software POM for Windows 3 Hasil Peramalan dan Tracking Signal Metode Weight Moving Average (2) Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015 Tabel 4.6 Hasil Peramalan Menggunakan Metode Weight Moving Average Pengukuran Akurasi Peramalan WMA (2) WMA (3) WMA (4) WMA (5) WMA (6) MAD MSE TRACKING SIGNAL MAPE Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015 Terpilih weight moving average (6) bulan yang memiliki tingkat akurasi terbaik karena memiliki MAD terkecil yaitu 87, MSE terkecil yaitu 10327, Tracking Signal yaitu -0.4 dan MAPE terkecil yaitu 0.4. Tracking Signal negatif menunjukan bahwa peramalan lebih besar daripada permintaan.

25 400 PERAMALAN METODE WEIGHT MOVING AVERAGE Permintaan Aktual Forecast Berdasarkan WMA(2) Forecast Berdasarkan WMA(3) Forecast Berdasarkan WMA(4) Forecast Berdasarkan WMA(5) Forecast Berdasarkan WMA(6) 0 Grafik 4.3 Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari Januari 2015 dengan metode Weight Moving Average Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel,

26 Single Exponential Smoothing (SES) Metoda Single Exponential Smoothing adalah metode peramalan dengan mengadakan penghalusan terhadap data pada masa lalu, yaitu dengan mengambil rata-rata dari nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada beberapa tahun ke depan. Rumus ramalan Single Exponential Smoothing: F (t+1) = α D t + (1-α) F t F (t+1) α D t F t = ramalan untuk periode berikutnya = bobot konstanta penghalus = permintaan aktual (periode sekarang) = ramalan yang telah ditentukan sebelumnya (periode sekarang) Gambar 4.19 Software POM for Windows 3 - Pengisian data histori permintaan Polyester Films metode Single Exponential Smoothing Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015 Di modul Forecasting metode Single Exponential Smoothing terdapat bagian Alpha for Smoothing. Nilai α berkisar antara 0,01 sampai dengan Menentukan nilai α yaitu berdasarkan grafik pola permintaan, nilai α yang mendekati 1 seperti 0.9 artinya menunjukan grafik yang tidak stabil pola permintaannya.

27 78 Gambar 4.20 Software POM for Windows 3 Hasil Peramalan dan Hasil Pengukuran Akurasi Peramalan Metode Single Exponential Smoothing Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015 Gambar 4.21 Software POM for Windows 3 Hasil Peramalan dan Tracking Signal Metode Single Exponential Smoothing Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015

28 79 Grafik 4.4 Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari Januari 2015 dengan metode Single Exponential Smoothing Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, Metoda Regresi (Regression Method) Analisis regresi digunakan untuk mempelajari dan mengukur hubungan yang terjadi di antaraa dua atau lebih variabel. Regresi sederhana dikaji untuk dua variabel. Regresi majemuk dikaji lebih dari dua variabel. Analisis regresi, menyusun persamaan regresi yang digunakan untuk menggambarkan pola atau fungsi hubungan antar variabel. Persamaan garis linear: y = a + bx a = Y bx Di mana: y a b x = ramalan permintaan untuk periode x = titik potong pada perode 0 (nol) = keiringan garis = periode (yang ingin dicari)

29 80 Gambar 4.22 Software POM for Windows 3 - Pengisian data histori permintaan Polyester Films metode Linear Regression Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015 Gambar 4.23 Software POM for Windows 3 Hasil Peramalan dan Hasil Pengukuran Akurasi Peramalan Metode Linear Regression Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015 Gambar 4.24 Software POM for Windows 3 Hasil Peramalan dan Tracking Signal Metode Linear Regression Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, 2015

30 81 Grafik 4.5 Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari Januari 2015 dengan metode Linear Regression Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan POM for Windows, Metode Least Square Untuk Pola Data Konstan Jika permintaan cenderung konstan tetapi memiliki variasi acak, maka fungsi peramalan konstan cocok untuk digunakan. Fungsi peramalan untuk fungsi konstan adalah: d(t) = a d(t) = Total jumlah permintaan a = Jumlah periode

31 Periode (n) Indeks Waktu Permintaan Aktual Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015 Tabel 4.7 Perhitungan Metode Least Square Untuk Pola Data Konstan dt = a Error, E= A-F RSFE = Kumulatif dari Error Absolut Error Kumulatif Absolut Error [Percentage Error] Kumulatif MAD Tabel 4.8 Uji Akurasi Peramalan Metode Least Square Untuk Pola Data Konstan Tracking Signal Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari JUMLAH Rata-rata 215 F-A MR MAD MSE Tracking Signal MAPE Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel,

32 83 Grafik 4.6 Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari Januari 2015 dengan metode Least Square Untuk Pola Data Konstan Sumber: Dataa sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015 Tabel 4.9 Hasil Peramalan Menggunakan Metode Moving Average (4), Weight Moving Average (6), Single Exponential Smoothing, Linear Regression dan Least AKURASI PERAMALAN MOVING AVERAGE (4) MAD MSE TRACKING SIGNAL ~ MAPE Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015 Terpilih metode Linear Regression yang memiliki tingkat akurasi terbaik karena memiliki MAD terkecil yaitu 61, MSE yaitu 5433, Tracking Signal yaitu (~) dan MAPE terkecil yaitu 0.3. Square (Konstan). WEIGHT MOVING AVERAGE (6) SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING LINEAR REGRESSION LEAST SQUARE (KONSTAN)

33 Grafik 4.7 Grafik Peramalan G2 Industri periode Februari Januari 2015 dengan metode Moving Average (2), Weight Moving Average (6), Single Exponential Smoothing, Linear Regression, dan Pola Data Konstan. Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel,

34 Peta Rentang Bergerak (Moving Range) Verifikasi Peramalan Metode Regresi Linear Tabel 4.10 Perhitungan Rentang Bergerak untuk Pemeriksaan Peramalan Regresi Periode (n) Linear sampai dengan Periode ke 12 Indeks Waktu (t) Permintaan Aktual (A) (ton) Forecast Berdasarkan Model Linear (F) (ton) Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Σ Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015 = ( ) ( ) F-A MR = Σ 1 = = 112,94 = +2,66 = +300 = 2,66 = 300

35 86 Grafik 4.8 Peta Rentang Bergerak Pemeriksaan Peramalan Metode Regresi Linear sampai dengan Periode ke 12 Sumber: Dataa sekunder yang diolah menggunakan Ms. Excel, 2015 Maka hasil peramalan yang terpilih yaitu metode Linear Regression sebagai acuan untuk membuat Master Production Schedule. Tabel 4.11 Master Production Schedule G2 Industri periode Februari Januari 2016 MASTER Periode (n) PRODUCTION SCHEDULE (ton) Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Sumber: Data sekunder dari hasil peramalan yang diolah menggunakan Ms.Excel, 2015

36 Pembuatan Bill Of Material (BOM) Bill of Material (BOM) adalah struktur yang dibuat berdasarkan level kebutuhan suatu bahan baku menurut kebutuhan level parentnya. LEVEL 0 LEVEL 1 Gambar 4.25 Bill Of Material G2 Industri Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015

37 4.5.9 Pembuatan Material Requirement Planning Lot size yang digunakan dalam laporan skripsi ini adalah Lot For Lot, Fixed Order Quantity, Economic Order Quantity dan Period Order Quantity. Untuk waste dianggap 0 dalam pembuatan MRP ini Material Requirement Planning dengan Lotting LFL Perencanaan permintaan kebutuhan bahan baku pada sistem Lot For Lot merupakan perencanaan dengan jumlah bahan baku yang akan dipesan sesuai dengan kebutuhan. Level 0 Tabel 4.12 Material Requirement Planning G2 Industri metode Lot For Lot periode Januari Januari 2016 Lead Time 1 On Hand 0 G2 INDUSTRI Safety Stock 0 Bulan (2015) Lot Size LFL Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Forecast (TON) Schedule Received On Hand MPS Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning,

38 Tabel 4.13 Material Requirement Planning Chip OMT metode Lot For Lot periode Januari Januari 2016 Level 1 Lead Time 1 On Hand 5 OMT ( TON) Safety Stock 18 Bulan (2015) Lot Size LFL Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand (TON) Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015 Tabel 4.14 Material Requirement Planning Chip OMD metode Lot For Lot periode Januari Januari 2016 Level 1 Lead Time 1 On Hand 2 OMD ( TON) Safety Stock 8 Bulan (2015) Lot Size LFL Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand (TON) Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning,

39 Tabel 4.15 Material Requirement Planning Chip STBOP 60 metode Lot For Lot periode Januari Januari 2016 Level 1 Lead Time 1 On Hand 11 STBOP 60 ( TON) Safety Stock 16 Bulan (2015) Lot Size LFL Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand (TON) Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015 Tabel 4.16 Material Requirement Planning Chip RG2T metode Lot For Lot periode Januari Januari 2016 Level 1 Lead Time 1 On Hand 56 RG2T ( TON) Safety Stock 50 Bulan (2015) Lot Size LFL Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand TON Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning,

40 Material Requirement Planning dengan Lotting FOQ Perencanaan permintaan kebutuhan bahan baku pada sistem Lot For Lot merupakan perencanaan dengan jumlah bahan baku yang akan dipesan tetap. Lot size Fixed Order Quantity disesuaikan dengan yang telah dilakukan oleh PT. Indonesia Teijin Dupont Films. Dengan berdasarkan harga bahan baku lebih murah ketika memesan pada jumlah tersebut. Asumsi : Minimal Order didapat dari rata-rata order G2 Industri selama satu tahun. Level 0 Tabel 4.17 Material Requirement Planning G2 Industri metode Fixed Order Quantity periode Januari Januari 2016 Lead Time 1 On Hand 0 G2 INDUSTRI Safety Stock 0 Lot Size FOQ Bulan (2015) Min Order 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Forecast (TON) Schedule Received On Hand MPS Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning,

41 Level 1 Tabel 4.18 Material Requirement Planning Chip OMT metode Fixed Order Quantity periode Januari Januari 2016 Lead Time 1 On Hand 5 OMT ( TON) Safety Stock 18 Lot Size FOQ Bulan (2015) Min Order 300 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand TON Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015 Level 1 Tabel 4.19 Material Requirement Planning Chip OMD metode Fixed Order Quantity periode Januari Januari 2016 Lead Time 1 On Hand 2 OMD ( TON) Safety Stock 8 Lot Size FOQ Bulan (2015) Min Order 24 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand TON Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning,

42 Level 1 Tabel 4.20 Material Requirement Planning Chip STBOP 60 metode Fixed Order Quantity periode Januari Januari 2016 Lead Time 1 On Hand 11 STBOP 60 ( TON) Safety Stock 16 Lot Size FOQ Bulan (2015) Min Order 20 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand TON Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015 Asumsi : Minimal Order didapat dari rata-rata order RG2T selama satu tahun. Level 1 Tabel 4.21 Material Requirement Planning Chip RG2T metode Fixed Order Quantity periode Januari Januari 2016 Lead Time 1 On Hand 56 RG2T ( TON) Safety Stock 50 Lot Size FOQ Bulan (2015) Min Order 225 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand TON Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning,

43 Material Requirement Planning dengan Lotting EOQ Dalam teknik ini besarnya ukuran lot adalah tetap, namun perhitunganya sudah mencakup biaya pesan serta biaya-biaya simpan. = Tabel 4.22 Daftar biaya Chip,biaya simpan dan biaya pesan. Dimana: D = kebutuhan bahan selama satu periode S = biaya persiapan/pemesanan setiap kali pesan H = biaya penyimpanan per unit No Nama Bahan baku Ongkos sekali pesan Ongkos simpan G2 Industri Sliontech Harga per ton (per ton per tahun) Rp Rp 18,572,442 Rp Rp 16,852,282 Rp Rp 22,036,324 Rp Rp 30,526,046 1 OMT Rp 20,000 5,405 2 OMD Rp 70,000 2,317 3 STBOP Rp 212,875 1,026 4 RG2 Rp 20,000 7,157 Sumber : Data PT. Indonesia Teijin Dupont Films, 2015 Level 0 Tabel 4.23 Material Requirement Planning G2 Industri metode Economic Order Quantity periode Januari Januari 2016 Lead Time 1 On Hand 0 G2 INDUSTRI Safety Stock 0 Bulan (2015) Lot Size EOQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Forecast (TON) Schedule Received On Hand MPS Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning,

44 Tabel 4.24 Material Requirement Planning Chip OMT metode Economic Order Quantity periode Januari Januari 2016 Level 1 EOQ = = = 81 Lead Time 1 On Hand 5 OMT ( TON) Safety Stock 18 Bulan (2015) Lot Size EOQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand (TON) Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015 Tabel 4.25 Material Requirement Planning Chip OMD metode Economic Order Quantity periode Januari Januari 2016 Level 1 EOQ = = = 151 Lead Time 1 On Hand 2 OMD ( TON) Safety Stock 8 Bulan (2015) Lot Size EOQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand (TON) Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning,

45 Tabel 4.26 Material Requirement Planning Chip STBOP 60 metode Economic Order Quantity periode Januari Januari 2016 Level 1 EOQ = = = 263 Lead Time 1 On Hand 11 STBOP 60 ( TON) Safety Stock 16 Bulan (2015) Lot Size EOQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand (TON) Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015 Tabel 4.27 Material Requirement Planning Chip RG2T metode Economic Order Quantity periode Januari Januari 2016 Level 1 EOQ = = = 81 Lead Time 1 On Hand 56 RG2T (0.2394) Safety Stock 50 Bulan (2015) Lot Size EOQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand TON Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning,

46 Material Requirement Planning dengan Lotting POQ Metode POQ adalah perencanaan permintaan kebutuhan bahan baku dengan siklus pesanan (order cycle) ditentukan secara lebih ilmiah atau formal. Pendekatan POQ menggunakan formula EOQ tetapi diterapkan untuk menetapkan banyaknya periode optimum. Pemesanan bahan baku dilakukan setiap bulan. Level 0 Tabel 4.28 Material Requirement Planning G2 Industri metode Period Order Quantity periode Januari Januari 2016 Lead Time 1 On Hand 0 G2 INDUSTRI Safety Stock 0 Bulan (2015) Lot Size POQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Forecast (TON) Schedule Received On Hand MPS Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning,

47 Tabel 4.29 Material Requirement Planning Chip OMT metode Period Order Quantity periode Januari Januari 2016 Level 1 Lead Time 1 On Hand 5 OMT ( TON) Safety Stock 18 Bulan (2015) Lot Size POQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand (TON) Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015 Tabel 4.30 Material Requirement Planning Chip OMD metode Period Order Quantity periode Januari Januari 2016 Level 1 Lead Time 1 On Hand 2 OMD ( TON) Safety Stock 8 Bulan (2015) Lot Size POQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand (TON) Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning,

48 Tabel 4.31 Material Requirement Planning Chip STBOP 60 metode Period Order Quantity periode Januari Januari 2016 Level 1 Lead Time 1 On Hand 11 STBOP 60 ( TON) Safety Stock 16 Bulan (2015) Lot Size POQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand (TON) Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning, 2015 Tabel 4.32 Material Requirement Planning Chip RG2T metode Period Order Quantity periode Januari Januari 2016 Level 1 Lead Time 1 On Hand 56 RG2T (0.2394) Safety Stock 50 Bulan (2014) Lot Size POQ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Total Gross Requirement On Hand TON Net Requirement Plant Order Receipt Plant Order Release Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan Material Requirement Planning,

49 Perhitungan Biaya Material 1. Metode Lot For Lot Tabel 4.33 Biaya Chip metode Lot For Lot Material Pembelian Harga Total OMT 479 Rp 18,572,442 Rp 8,901,957,625 OMD 205 Rp 16,852,282 Rp 3,462,392,606 STBOP 85 Rp 22,036,324 Rp 1,883,903,910 RG2T 611 Rp 30,526,046 Rp 18,658,179,533 Total Biaya Rp 32,906,433,674 Total Biaya Material Sliontech (per tahun) Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan MRP, Metode Fixed Order Quantity Tabel 4.34 Biaya Chip metode Fixed Order Quantity Sumber: Data sekunder yang diolah menggunakan MRP, Metode Economic Order Quantity Tabel 4.35 Biaya Chip metode Economic Order Quantity Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan MRP, Metode Period Order Quantity Tabel 4.36 Biaya Chip metode Period Order Quantity Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan MRP, % Rp 723,941,541 Material Pembelian Harga Total OMT 600 Rp 18,572,442 Rp 11,143,465,385 OMD 216 Rp 16,852,282 Rp 3,640,092,912 STBOP 80 Rp 22,036,324 Rp 1,762,905,920 RG2T 675 Rp 30,526,046 Rp 20,605,081,050 Total Biaya Rp 37,151,545,267 Total Biaya Material Sliontech (per tahun) 2.2% Rp Material Pembelian Harga Total 817,333,996 OMT 486 Rp 18,572,442 Rp 9,026,206,962 OMD 302 Rp 16,852,282 Rp 5,089,389,164 STBOP 263 Rp 22,036,324 Rp 5,795,553,212 RG2T 729 Rp 30,526,046 Rp 22,253,487,534 Total Biaya Rp 42,164,636,872 Total Biaya Material Sliontech (per tahun) 2.2% Rp 927,622,011 Material Pembelian Harga Total OMT 1053 Rp 18,572,442 Rp 19,556,781,750 OMD 1812 Rp 16,852,282 Rp 30,536,334,984 STBOP 3156 Rp 22,036,324 Rp 69,546,638,544 RG2T 1701 Rp 30,526,046 Rp 51,924,804,246 Total Biaya Rp 171,564,559,524 Total Biaya Material Sliontech (per tahun) 2.2% Rp 3,774,420,310

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Abadi Teknik merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan dan manufaktur untuk peralatan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan BAB V ANALISA HASIL Bab ini berisikan mengenai analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan MRP Dolly pada satu tahun yang akan datang yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 5.1 Analisa Peramalan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT REKABAJA MANDIRI memproduksi ratusan item produk yang berasal dari puluhan group produk. Mengingat begitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Variabel Penelitian di sini merupakan suatu atribut atau nilai atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Plotting Data Bahan baku komponen yang dipakai untuk membuat panel listrik jumlahnya cukup banyak dan beragam untuk masing-masing panel listrik yang dibuat. Jadi, penggunaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Dari hasil pengumpulan data yang didapat dari divisi produksi PT. Indotek Jaya, maka data tersebut diperlukan untuk membuat rancangan MRP (Material

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Pipa PVC Pada bab ini ditampilkan data-data penjualan pipa PVC yang diambil pada saat pengamatan dilakukan. Data yang ditampilkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP.

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen BAB V PEMBAHASAN 5.1 Permintaan Konsumen Permintaan konsumen selama 12 periode (bulan) terakhir terhadap produk sandal kelom di Sagitria Collection adalah 6654 pasang dengan perincian 379 pasang pada periode

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Perusahaan PT.YPP adalah salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang obatobatan (Jamu). Terletak di jalan Pulo Buaran Raya Blok X no.6 Kawasan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Yang Dihasilkan PT. Harapan Widyatama Pertiwi adalah perusahaan yang memproduksi pipa berdasarkan pesanan (make to order), tetapi ada pula beberapa produk yang diproduksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan A.1 Gambaran Umum PT Kansai Paint Indonesia PT. Kansai Paint Indonesia adalan sebuan perusahaan yang bergerak di bidang chemical industry yaitu manufacturing

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat) 102 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Peramalan Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi trend yang terdiri dari linier trend model, quadratic trend model, exponential growth curve trend

Lebih terperinci

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Isi Lembar Pengesahan... i Lembar Pernyataan... ii Abstrak... iii Lembar Peruntukan... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xii Daftar Lampiran... xiv Bab

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) Peramalan merupakan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan digunakan untuk melihat atau memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING Kusumawati, Aulia Jurusan Teknik Industri Universitas Serang Raya Jl Jalan Raya Serang, Cilegon KM. 5 Taman

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28, Komplek Balapan, Yogyakarta PART 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN PADA USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AQUA JOSS

PERAMALAN PENJUALAN PADA USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AQUA JOSS PERAMALAN PENJUALAN PADA USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AQUA JOSS Nama : Annis Nur Hayati R. NPM : 10210904 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH.,MM. Bab I. Pendahuluan Latar Belakang

Lebih terperinci

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo Pinta Imanda *1), Akhmad Nidhomuz Zaman 2), Harnan Haryono Saputra 3) 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Distribusi merupakan suatu proses kegiatan aliran atau penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan konsumen. Distribusi memerlukan perencanaan, dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan Menurut Gaspersz (2004), aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi 3.1.1 Analisa Kondisi Perusahaan saat ini CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri parfum. Merek parfum

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC

Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC Wakhid Ahmad Jauhari *1) dan Namrotul Uela Fatakunul Imamah *2) 1) Dosen Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Ir Sutami

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perusahaan Plastik X adalah perusahaan penghasil plastik injection process dengan orientasi pasar lokal, sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitasnya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. hasil grafik, dapat di lihat bahwa pola permintaan tidak beraturan sbb : BULAN

BAB V ANALISA HASIL. hasil grafik, dapat di lihat bahwa pola permintaan tidak beraturan sbb : BULAN BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analis Peramalan Berdasarkan data permintaan penjualan minuman serbuk merk A6 dari bulan Jan Dec 2012 dapat dibuat grafik untuk mengetahui pola permintaan tersebut. Dari hasil grafik,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sarung tangan kain dan sarung tangan karet.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sarung tangan kain dan sarung tangan karet. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Perusahaan PT. Delijaya Global Perkasa merupakan perusahaan bisnis keluarga yang bergerak dibidang industry sarung tangan. Perusahaan ini menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri

Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri Gunawan Wibisono 1*, Sri Rahayuningsih 2, Heribertus Budi Santoso 3 1,2,3) Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya.

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Peramalan Permintaan Pada umumnya setiap metode peramalan hanya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki penyimpangan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan

Lebih terperinci

BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN

BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN 4.1 Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data yang dilakukan pada perusahaan bertujuan untuk melakukan proses pengolahan data dan memecahkan masalah di perusahaan. Proses pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan beberapa terori pendukung yang relevan. 2.1 Inventory Control Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi MRP didasarkan pada permintaan dependen.

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN GAS LPG PADA TOKO UPAYA TETAP BERKARYA

PERAMALAN PENJUALAN GAS LPG PADA TOKO UPAYA TETAP BERKARYA PERAMALAN PENJUALAN GAS LPG PADA TOKO UPAYA TETAP BERKARYA Nama : Liza Indriani NPM : 14210058 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih, SE,.MM LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan penggunaan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA USAHA DAGANG (UD) MITRA USAHA KAYU DI KABUPATEN ENREKANG Arminas 1*, Neno Ikranegara 2 1,2 Prodi Teknik & Manajemen

Lebih terperinci

USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP)

USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Gidion

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik analisa berupa wawancara, analisa dokumentasi dan observasi langsung.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7 DAFTAR ISI Halaman Lembar Judul...i Lembar Pengesahan...ii Lembar Pernyataan...iii Kata Pengantar...iv Daftar Isi...vi Daftar Tabel...x Daftar Gambar...xii Daftar Persamaan...xiii Daftar Lampiran...xv

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I PERAMALAN

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I PERAMALAN LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I PERAMALAN Disusun oleh: Kelompok II 1. Ari Handayani (4409216094) 2. Caecilia Eka A.W.S. (4409216097) 3. Dwi Darmawan Saputra (4409216100) LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN BATUBARA FX DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN BATUBARA FX DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN BATUBARA FX DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING MUHAMMAD ARIEF 1, SUPRIYADI 2 dan DADI CAHYADI 3, E-mail: arief72gar@gmail.com 1, supriyadimti@gmail.com 2, dadicahyadi2012@gmail.com

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT KSP

USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT KSP USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT KSP Anggara Hayun 1 ; Johanda 2 1 Peneliti BPPT, Cibinong Science Center LIPI, Jln. Raya Bogor KM 46, Cibinong PO BOX 422, Bogor 43253 2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Sumber daya yang dimaksud meliputi perencanaan bahan baku yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Sumber daya yang dimaksud meliputi perencanaan bahan baku yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, sektor perusahaan industri manufaktur semakin berkembang. Perkembangan dalam industri manufaktur dapat dilihat dengan adanya persaingan bisnis yang ketat.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Proses produksi adalah cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang dengan sumber daya yang ada. Untuk melaksanakan fungsi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data aktual konsumsi bahan bakar minyak solar oleh alat-alat berat dan produksi yang dipergunakan PT. Pamapersada Nusantara adalah data konsumsi bahan bakar

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL: MEMBANGUN PARADIGMA KEHIDUPAN MELALUI MULTIDISIPLIN ILMU

PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL: MEMBANGUN PARADIGMA KEHIDUPAN MELALUI MULTIDISIPLIN ILMU ANALISIS PERSEDIAAN BARANG DENGAN METODE TIME SERIES DAN SISTEM DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING UNTUK MENGOPTIMALKAN PERMINTAAN BARANG DI PT. ASRI MANDIRI GEMILANG Sofian Bastuti, Teddy Universitas Pamulang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Definisi dasar dari Manajemen Operasional (Stevenson, 2010) yaitu sebuah ilmu manajemen atau pengendalian dari sebuah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Profil PT. Sinar Perdana Ultra PT. Sinar Perdana Ultra (SPU) yang berdiri pada tahun 1990 pada mulanya adalah Home Industry dan mulai menjadi Perseroan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia 46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-nya penyusun dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktik (KKN-P) ini dengan baik. Laporan KKN-P

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan digunakan untuk mendukung pengolahan data yang dilakukan ataupun sebagai input dari setiap metode-metode

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

Usulan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Lot Sizing pada Pabrik Mebel

Usulan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Lot Sizing pada Pabrik Mebel Usulan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Lot Sizing pada Pabrik Mebel Raw Material s Inventory Planning and Control Using Lot Sizing Method on Furniture Factory Mirna

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI6) 2010

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI6) 2010 PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DAN ONGKOS PRODUKSI MINIMUM PADA PERUSAHAAN ABC Ahmad Staf Pengajar Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail: ahmad_industri@tarumanagara.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Hasil dan Bahasan 4.1.1 Penentuan Suku Cadang Prioritas Untuk menentukan suku cadang prioritas pada penulisan tugas akhir ini diperlukan data aktual permintaan filter fleetguard

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk merencanakan pembuatan/pembelian komponen/bahan baku yang diperlukan untuk melaksanakan MPS. MRP ini merupakan hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya, secara

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Untuk melakukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan perencanaan bahan baku di PT. Mitra Manis Sentosa, maka dibawah

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR UTAMA FURNISHING BEKASI

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR UTAMA FURNISHING BEKASI ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR UTAMA FURNISHING BEKASI Hidayat, Heri Wibowo dan Hamdani Nurbahri Program Studi Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia industri menyebabkan terjadinya persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Kualitas merupakan faktor dasar konsumen terhadap

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam membuat sistem untuk menghasilkan suatu perencanaan

Lebih terperinci

USULAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DI PT. INDOTRUCK UTAMA CABANG JAKARTA

USULAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DI PT. INDOTRUCK UTAMA CABANG JAKARTA USULAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DI PT. INDOTRUCK UTAMA CABANG JAKARTA Meri Prasetyawati, Umi Marfuah, Gofan Wijaya Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH

BAB V ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH 67 BAB V ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH 5.1 Analisa Plot Data Analisa plot data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui bentuk dari permintaan terhadap suatu barang/jasa setiap bulannya.

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA PENENTUAN METODE LOT SIZING PADA PERENCANAAN PENGADAAN BAHAN BAKU KIKIR DAN MATA BOR (Studi Kasus PT X, Sidoarjo) DETERMINATION OF LOT SIZING METHOD IN FILES AND DRILL RAW MATERIAL PROCUREMENT PLANNING

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) ABC Amber Text Converter Trial version, http://www.processtext.com/abctxt.html MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk

Lebih terperinci

V. ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Penentuan Pemesanan Biro Fajar Antang. sehingga mengakibatkan timbulnya return yang masih tinggi.

V. ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Penentuan Pemesanan Biro Fajar Antang. sehingga mengakibatkan timbulnya return yang masih tinggi. 77 V. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Penentuan Pemesanan Biro Fajar Antang Dari hasil wawancara dengan manager Sirkulasi dan pimpinan Biro Fajar Antang, selama ini Biro Fajar Antang melakukan pemesanan

Lebih terperinci