LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I PERAMALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I PERAMALAN"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I PERAMALAN Disusun oleh: Kelompok II 1. Ari Handayani ( ) 2. Caecilia Eka A.W.S. ( ) 3. Dwi Darmawan Saputra ( ) LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA 2012

2 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR LAMPIRAN... iv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Praktikum Pembatasan Masalah... 3 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Peramalan Permintaan Kegunaan Peramalan Metode Peramalan Prosedur Peramalan Definisi Peramalan Time Series Verifikasi dan Pengendalian Peramalan Prosedur Peramalan Menggunakan Software WinQSB...10 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pengumpulan Data Pengolahan Data...13 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran...30 DAFTAR PUSTAKA...31 i

3 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2. 1 Tampilan WinQSB Problem Specification...10 Gambar 2. 2 Tampilan WinQSB Historical Data...10 Gambar 2. 3 Tampilan WinQSB Forecasting Setup...11 Gambar 2. 4 Tampilan WinQSB Forecasting Result...11 Gambar 3. 1 Grafik peramalan metode Moving Average Gambar 3. 2 Grafik Peramalan Metode Double Moving Average...18 Gambar 3. 3 Grafik peramalan metode Weighted Moving Average...21 Gambar 3. 4 Grafik Peramalan Metode Single Exponential Smoothing...24 Gambar 3. 5 Grafik Peramalan Metode Double Exponential Smoothing ii

4 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3. 1 Data permintaan tahun lalu...12 Tabel 3. 2 Penghitungan peramalan Moving Average...13 Tabel 3. 3 Verifikasi Peramalan Metode Moving Average...14 Tabel 3. 4 Penghitungan Peramalan Metode Double Moving Average...16 Tabel 3. 5 Verifikasi peramalan Metode Double Moving Average...17 Tabel 3. 6 Penghitungan Peramalan Metode Weighted Moving Average...19 Tabel 3. 7 Verifikasi Peramalan Metode Weighted Moving Average...20 Tabel 3. 8 Penghitungan peramalan metode Single Exponential Smoothing...22 Tabel 3. 9 Verifikasi Peramalan Metode Single Exponential Smoothing...23 Tabel Penghitungan peramalan metode Single Exponential Smoothing untuk 12 bulan berikutnya...25 Tabel Penghitungan Peramalan Metode Double Exponential Smoothing...26 Tabel Verifikasi Peramalan Metode Double Exponential Smoothing...27 Tabel 4. 1 Rekapitulasi Hasil Peramalan Permintaan AADC Chair Tabel 4. 2 Data permintaan yang akan datang menggunakan SES...29 iii

5 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. 1 Peramalan Metode Simple Average menggunakan Software WinQSB Lampiran 1. 2 Peramalan Metode Moving Average menggunakan Software WinQSB Lampiran 1. 3 Peramalan Metode Weighted Moving Average menggunakan Software WinQSB Lampiran 1. 4 Peramalan Metode Moving Average With Linear Trend menggunakan Software WinQSB Lampiran 1. 5 Peramalan Metode Single Exponential Smoothing (SES) menggunakan Software WinQSB Lampiran 1. 6 Peramalan Metode Single Exponential Smoothing With Trend menggunakan Software WinQSB Lampiran 1. 7 Peramalan Metode Double Exponential Smoothing menggunakan Software WinQSB Lampiran 1. 8 Peramalan Metode Double Exponential Smoothing With Trend menggunakan Software WinQSB Lampiran 1. 9 Peta Proses Operasi Pembuatan AADC Chair iv

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peramalan permintaan dibutuhkan agar tidak terjadi kesenjangan yang cukup tinggi antara permintaan pasar dengan tingkat produksi dan stok barang di pabrik. Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa prodk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. Sehingga peramalan merupakan suatu taksiran yang ilmiah. Peramalan permintaan akan menjadi masukan dalam keputusan perencaan dan pengendalian produksi. Karakteristik peramalan yang baik didasarkan oleh: a. Akurasi Akurasi dari hasil peramalan diukur dengan kebiasaan dan kekonsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingnkan dengan kenyataan. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relatif kecil.peramalan yang terlalu rendah mengakibatkan kekurangan persediaan sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi dengan segera, akibatnya adalah perusahaan akan kehilangan pelangaan dan kehilangan keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan. Keakuratan dari hasil peramalan berperan penting dalam menyeimbangkan persediaan yang ideal (meminimasi persediaan dan memaksimalkan tingkat pelayanan) b. Biaya Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan dan metode peramalan yang dipakai. c. Kemudahan Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Peramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang berapa ukuran kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan 1

7 2 maka penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi. Hal-hal yang diperlukan dalam membuat peramalan secara statistik: a. Membuat suatu gambaran permintaan dan waktu (ploting data permintaan), dimana permintaan sebagai ordinat (x) dan waktu sebagai absis (y) b. Menentukan model peramalan yang akan digunakan c. Menilai kesalahan peramalan yang akan digunakan d. Menilai kesalahan peramalan yang diperkirakan (MAD, MSE, MAPE) e. Membuat verifikasi dan pengendalian peramalan (MR chart) f. Membuat suatu keputusan untuk menggunakan teknik/model peramalan tertentu berdasarkan pertimbangan yang ada (perkiraan nilai kesalahan peramalan yang terkecil dan hasil verifikasi model peramalan) Kursi kerja merupakan jenis kursi yang memiliki banyak model atau variasi. Permintaan akan kursi kantor bersifat fluktuatif dan bergantung atas desain dari penggunaan pekerjaan suatu perusahaan. Kursi yang didesain disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan, dengan rancangan yang ergonomis dan nyaman digunakan Perumusan Masalah Dalam praktikum Sistem Produksi Modul 1, PT Furniture Mesindo memproduksi kursi kantor dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Membuat peramalan permintaan untuk periode waktu tertentu. 2. Memilih metode peramalan terbaik dilihat dari biaya yang dikeluarkan menggunakan software WinQSB 1.3. Tujuan Praktikum Tujuan praktikum Sistem Produksi Modul 1 (Peramalan) sebagai berikut : 1. Memahami manfaat dan posisi peramalan dalam sistem produksi 2. Memahami metode dan teknik peramalan. 3. Mampu memilih metode peramalan terbaik untuk memecahkan masalah peramalan. 4. Dapat menggunakan metode dan teknik peramalan untuk menentukan kebutuhan pasar sebagai dasar penyususnan rencana produksi.

8 Pembatasan Masalah Fokus masalah yang diamati pada modul 1 : 1. Peramalan dihitung dengan menggunakan software WINQSB sub aplikasi FC (Forecasting) 2. Peramalan terhadap produk kursi dilakukan hanya untuk jangka waktu 12 bulan ke depan. 3. Metode peramalan yang digunakan adalah Simple Average, Moving Average, Weighted Moving Average, Moving Average with Linear Trend, Single Exponential Smoothing, Single Exponential Smoothing With Trend, Double Exponential Smoothing, Double Exponential Smoothing With Trend, Adaptive Exponential Smoothing, dan Linear Regresion With Time.

9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Peramalan Permintaan Peramalan permintaan merupakan tingkat permintaan produk-produk yang diharapkan akan terealisasi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Peramalan permintaan adalah masukan yang sangat penting dalam membuat keputusan perencanaan dan pengendalian perusahaan. Keputusan operasional produksi juga sangat dipengaruhi oleh hasil peramalan permintaan. Karena bagian operasional produksi bertanggung jawab terhadap pembuatan produk yang dibutuhkan konsumen. Permintaan akan suatu produk dari suatu perusahaan merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling berinteraksi dalam pasar. Faktor ini kadang kala berada diluar kendali perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Siklus Bisnis Permintaan akan suatu produk di pengaruhi oleh kondisi ekonomi yang membentuk siklus bisnis dengan fase-fase inflasi, resesi, depresi dan masa pemulihan. 2. Siklus hidup produk Siklus hidup suatu produk biasanya mengikuti suatu pola yang disebut kurva S. Kurva S menggambarkan besarnya permintaan terhadap waktu, dimana sikus hidup suatu produk akan dibagi menjadi fase pengenalan, fase pertumbuhan, fase kematangan dan akhirnya fase penurunan. Untuk menjaga kelangsungan usaha, maka perlu dilakukan inovasi disaat yang tepat. 3. Faktor-faktor lain Faktor lain yang mempengaruhi permintaan adalah reaksi balik dari pesaing, perilaku konsumen yang berubah, dan usaha-usaha yang dilakukan sendiri oleh perusahaan seperti meningkatkan kualitas, pelayanan, anggaran iklan, dan kebijaksanaan pembayaran secara kredit Kegunaan Peramalan Dalam hubungan dengan waktu, peramalan dapat digunakan dalam 3 hal, yaitu sebagai berikut: 1. Peramalan jangka panjang Digunakan untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber daya. 4

10 5 2. Peramalan jangka menengah Digunakan untuk menentukan aliran kas, perencanaan produksi, dan penentuan anggaran. 3. Peramalan jangka pendek Digunakan untuk mengambil keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur, penjadwalan kerja, dan keputusan control jangka pendek lainnya Metode Peramalan Secara umum peramalan diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu peramalan yang bersifat subyektif dan peramalan yang bersifat objektif. Perbedaannya adalah dalam cara mendapatkan hasil ramalan. Peramalan subyektif lebih menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi, dan intuisi. Sedangkan peramalan obyektif meruapak prosedur peramalan yang mengikuti aturan matematis dan statistic dalam menunjukkan hubungan antara permintaan dengan satu atau lebih variable yang mempengaruhinya Metode Peramalan Subyektif 1. Metode Delphi, cara yang digunakan dalam metode ini adalah dengan mengumpulkan pendapat ahli dari bidang yang berbeda secara terpisah. Hal ini bertujuan untuk menghindari pengaruh kelompok. Jika terdapat perbedaan pendapat yang signifikan maka akan dinyatakan lagi kepada yang bersangkutan hingga akhirnya diperoleh angka estimasi tertentu pada interval yang dapat diterima. 2. Metode Penelitian Pasar, cara yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan dan menganalisa fakta secara sistematis yang berhubungan dengan pemasaran. Yang paling biasa dilakukan adalah dengan mengadakan survey konsumen Metode Peramalan Obyektif 1. Metode Intrinsik, metode ini membuat peramalan hanya berdasarkan pada proyeksi permintaan historis tanpa mempertimbangkan factorfaktor eksternal yang mempengaruhinya. Metode ini hanya cocok digunakan untuk peramalan jangka pendek pada kegiatan produksi. Metode peramalan intrinsic diwakili oleh analisis deret waktu atau Time series. 2. Metode Ekstriksik, metode ini mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan dimasa yang akan

11 6 datang. Metode ini digunakan untuk peramalan jangka panjang yang dapat menunjukkan hubungan sebab akibat yang jelas dalam hasil peramalannya. Metode ekstrinsik banyak digunakan untuk peramalan pada tingkat agregat. Kelemahan dari metode ini adalah dalam hal mahalnya biaya aplikasinya dan frekuensi perbaikan hasil peramalan yang rendah kerana sulitnya mengumpulkan informasi perubahan faktorfaktor eksternal yang terukur. Metode ini diwakili oleh metode regresi Prosedur Peramalan Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan jangka pendek : 1. Agresikan data permintaan masa lalu item item yang sama per periode. 2. Buat diagram pencar data permintaan agregat masa lalu untuk family yang akan diramalkan kebutuhan pasarnya. 3. Tentukan model-model peramalan deret waktu yang sesuai dengan pola data permintaan masa lalu. 4. Hitung parameter-parameter untuk setiap model peramalan yang telah ditentukan. 5. Tentukan ukuran error yang akan digunakan untuk mengevaluasi model peramalan. 6. Hitung error yang dihasilkan setiap model peramalan. 7. Evaluasi model peramalan dengan membandingkan error yang dihasilkan oleh setiap model peramalan. 8. Pilih metode peramalan yang memiliki error terkecil 9. Dengan menggunakan metode peramalan terbaik, ramalkan permintaan agrerat untuk periode kedepan yang telah ditentukan Definisi Peramalan Time Series Analisa Deret Waktu didasarkan pada asumsi bahwa deret waktu tersebut terdiri dari komponen-kompenen trend, siklus, pola musiman, dan variasi acak yang akan menunjuk pada pola tertentu. Kompenen diatas akan dipakai sebagai dasar dalam membuat persamaan matematis. Metode ini digunakan untuk meramalkan permintaan yang dimasa lalunya cukup konsisten dalam periode waktu yang lama, sehingga diharapkan pola tersebut akan berlanjut. Trend merupakan sifat dari permintaan dimasa lalu terhadap waktu., apakah permintaan tersebut cenderung naik, turun atau konstan. Jika permintaan suatu

12 7 produk berulang secara periodic maka ini di sebut siklus. Pola siklus sangat berguna untuk peramalan jangka menengah dan jangka panjang. Pola musiman merupakan fluktuasi permintaan suatu produk yang dapat naik atau turun disekitar garis trend dan biasanya berulang setiap tahun. Pola ini biasanya di pengaruhi oleh faktor cuaca, musim liburan dan sebagainya. Variasi acak biasanya terjadi untuk kejadian yang tidak mempunyai pola tertentu, seperti bencana alam. Berikut adalah beberapa metode yang digunakan dalam meramalkan permintaan secara time series Rata-rata Bergerak / Moving Average (MA) Moving Average diperoleh dengan merata-rata permintaan berdasarkan beberapa data permintaan masa lalu terbaru. Tujuannya adalah untuk menghindari atau menghilangkan variasi acak permintaan dalam hubungannya dengan waktu. Disebut rata-rata bergerak karena jika ada data permintaan aktual terbaru, maka data terdahulu akan dikeluarkan dari perhitungan. Metode MA dapat ditulis dengan persamaan : A t MA Dimana : A N A t... A 1 t ( N 1) N...(2.5.1) = Permintaan aktual pada periode t = Jumlah data permintaan yang dilibatkan dalam perhitungan Kelemahan dari metode MA adalah sebagai berikut : 1. Peramalan selalu berdasarkan data terbaru tanpa mempertimbangkan data-data sebelumnya. 2. Setiap data dianggap memiliki bobot yang sama. 3. Diperlukan dana yang cukup besar dalam penyimpanan dan proses data karena membutuhkan memori yang besar Rata Rata Bergerak dengan Bobot / Weighted Moving Average (WMA) Metode WMA merupakan solusi untuk mengatasi kelemahan kedua dari metode MA. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: WMA W A t...(2.5.2) Dimana :

13 8 Wt = Bobot permintaan aktual pada periode t At = Permintaan aktual pada periode Pemulusan Exponential / Exponential Smoothing (ES) Kelemahan teknik MA dalam kebutuhan akan data data masa lalu yang cukup banyak bias diatasi dengan menggunakan teknis ES. Persamaan matematisnya adalah sebagai berikut: F t F t 1 A t A t N N... (2.5.3) Metode Winter Teknik MA dan ES hanya cocok digunakan bila data yang ada bersifat stasioner. Bila data permintaan bersifat musiman dan mempunyai trend, maka dapat diselesaikan dengan metode Winter. Salah satu masalah dalam penggunaan metode Winter adalah penentuan nilai α, β dan γ yang akan meminimumkan MSE dan MAPE. Pendekatan untuk menentukan nilai parameter tersebut biasanya dilakukan secara trial and error Metode Winter dengan trend Model Winter menggunakan model trend dari Holt, dimana model ini dimulai dengan perkiraan trend sebagai berikut: T t b( F t F t ) (1 b) T 1 t 1...(2.5.4) Dimana β merupakan konstanta pecahan, Tt adalah perkiraan trend pada periode-t, dan Ft adalah rata-rata eksponential, maka peramalan baru akan melibatkan rata-rata eksponential ditambah trend Metode Winter dengan faktor musiman Pola dari permintaan musiman merupakan karakteristik dari beberapa rangkaian permintaan. Proses umum dari permintaan musiman dapat dinyatakan dalam persamaan matematis berikut: A t. t t... (2.5.6) Dimana µ adalah tingkat permintaan rata-rata, δ adalah faktor musiman, dan εt adalah distribusi permintaan normal dengan mean nol.

14 Metode Winter Lengkap Metode Winter yang lengkap merupakan kombinasi dari metode Winter sebelumnya Verifikasi dan Pengendalian Peramalan Dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil suatu peramalan, maka pasti ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu: 1. Peramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bias mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut. 2. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang berapa ukuran kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi. 3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan permalan jangka panjang. Hal ini disebabkan karena peramalan jangka pendek dipengaruhi oleh faktorfaktor permintaan yang bersifat konstan. Ukuran akurasi hasil peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan merupakan ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi. Ada 4 ukuran yang biasanya digunakan, yaitu: 1. Rata-rata Deviasi Mutlak (Mean Absolut Deviation = MAD) MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa memperhatikan apakan hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan kenyataannya. 2. Rata-rata Kuadrat Kesalahan (Mean Square Error = MSE) MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan pasa setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. 3. Rata-rata kesalahan peramalan (Mean Forecast Error = MFE) MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama periode tertentu terlalu tinggi atau rendah. MFE dihitung dengan menjumlahkan semua kesalahan peramalan selama periode peramalan dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. 4. Rata-rata persentase Kesalahan Absolut (Mean Absolute Percentage Error = MAPE)

15 10 MAPE merupakan ukuran kesalahan relative dan biasanya dibandingkan dengan MAD, karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah Prosedur Peramalan Menggunakan Software WinQSB Praktikum peramalan dilakukan dengan menggunakan software WinQSB, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Buka program WinQSB dan pilih modul Forecasting. 2. Muncul tampilan sebagai berikut: Gambar 2. 1 Tampilan WinQSB Problem Specification 3. Pilih problem type Time Series Forecasting dan isi judul peramalan dan periode peramalan lalu klik OK 4. Muncul tampilan seperti berikut, isi jumlah permintaan tiap periode masa lalu. Gambar 2. 2 Tampilan WinQSB Historical Data

16 11 5. Klik gambar, sehingga muncul tampilan sebagai berikut; Gambar 2. 3 Tampilan WinQSB Forecasting Setup 6. Pilih metode yang akan digunakan lalu klik OK, maka akan muncul hasil peramalan untuk periode yang akan datang, seperti berikut: Gambar 2. 4 Tampilan WinQSB Forecasting Result Untuk memunculkan grafik, klik tanda

17 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Pengumpulan Data Alat Dalam praktikum ini digunakan : Perangkat keras Komputer Perangkat Lunak o o o Bahan Worksheet (Microsoft Excel) Work Processor (Microsoft Word) WinQSB Program Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah data permintaan satu tahun lalu. Tabel berikut merupakan data permintaan tahun lalu yang akan digunakan dalam pengolahan data. Tabel 3. 1 Data permintaan tahun lalu No Bulan Permintaan 1 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

18 3.2. Pengolahan Data Metode Moving Average Tabel 3. 2 Penghitungan peramalan Moving Average t Bulan at ft (at-ft) at- ft (at - ft)^2 (at-ft)/at (ft-at) n=3 MR MR MR bar Jan 1000 UCL Feb 1200 LCL Mar 1100 A +/ Apr B +/ Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jumlah MAPE

19 Tabel 3. 3 Verifikasi Peramalan Metode Moving Average Bulan ft-at UCL LCL A(+) A(-) B(+) B(-) Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

20 800 MA ft-at ucl lcl A(+) A(-) B(+) B(-) Gambar 3. 1 Grafik peramalan metode Moving Average 15

21 Metode Double Moving Average n= 3 W1 = 0,2 W2 = 0,3 W2 = 0,5 Tabel 3. 4 Penghitungan Peramalan Metode Double Moving Average t Bulan at s' s'' ft (at-ft) at-ft (at - ft)^2 1 Jan Feb Mar Apr Mei Jun (atft)/at (ft-at) n=3 MR MR 7 Jul Agust Sep Okt Nop Des Jumlah MAPE MR bar

22 Tabel 3. 5 Verifikasi peramalan Metode Double Moving Average Bulan ft-at UCL LCL A(+) A(-) B(+) B(-) jun jul agust sep okt nop des

23 DMA jun jul agust sep okt nop des ft-at ucl lcl A(+) A(-) B(+) B(-) Gambar 3. 2 Grafik Peramalan Metode Double Moving Average 18

24 Metode Weighted Moving Average Tabel 3. 6 Penghitungan Peramalan Metode Weighted Moving Average n= 3 W1 = 0,2 W2 = 0,3 W2 = 0,5 t Bulan at ft (at - ft) at- ft (at - ft)^2 (at - ft)/at (ft-at) n=3 MR MR 1 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jumlah MAPE MR bar

25 Tabel 3. 7 Verifikasi Peramalan Metode Weighted Moving Average Bulan ft-at UCL LCL A(+) A(-) B(+) B(-) Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

26 800 WMA Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des ft-at ucl lcl A(+) A(-) B(+) B(-) Gambar 3. 3 Grafik peramalan metode Weighted Moving Average 21

27 Metode Single Exponential Smoothing Tabel 3. 8 Penghitungan peramalan metode Single Exponential Smoothing n= 3 α= 0,5 t Bulan Data historis (at) peramalan (ft) (at - ft) at- ft (at - ft)^2 (at - ft)/at (ft-at) n=3 MR MR 1 Jan Feb , Mar Apr , Mei , Jun , Jul , Agust Sep , Okt , Nop , Des , Jumlah , MAPE 14, MR bar 291,406 22

28 Tabel 3. 9 Verifikasi Peramalan Metode Single Exponential Smoothing Bulan ft-at UCL LCL A(+) A(-) B(+) B(-) Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

29 1000 SES Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des ft-at ucl lcl A(+) A(-) B(+) B(-) Gambar 3. 4 Grafik Peramalan Metode Single Exponential Smoothing Berdasarkan grafik peramalan, didapatkan data bahwa peramalan dengan metode SES lebih ketat dibanding metode lainnya. Karena hasil peramalan metode SES berada pada 3 sigma yaitu A(-), B(-) dan B(+), sedangkan metode lainnya berada pada 4 sigma A(+), A(-), B(+) dan B(-) 24

30 Tabel Penghitungan peramalan metode Single Exponential Smoothing untuk 12 bulan berikutnya n= 3 α= 0,5 t Bulan Data historis (at) peramalan (ft) (at - ft) at- ft (at - ft)^2 (at - ft)/at (ft-at) n=3 MR MR 12 Des , Jan , Feb , Mar , Apr , Mei , Jun , Jul , Agust , Sep , Okt , Nop , Des , Jumlah MAPE 0, MR bar 13,250 Data peramalan 12 bulan berikutnya kurang valid karena data historis yang ada hanya data bulan ke-12, sehingga harus selalu diperbarui pada bulan-bulan berikutnya. 25

31 Metode Double Exponential Smoothing Tabel Penghitungan Peramalan Metode Double Exponential Smoothing t Bulan at S'(SES) S"(DES) a1 b1 ft/a+bm (at - ft) at- ft (at - ft)^2 (at-ft)/at 1 Jan Feb (ft-at) n=3 MR MR 3 Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jumlah MAPE MR bar

32 Tabel Verifikasi Peramalan Metode Double Exponential Smoothing Bulan ft-at UCL LCL A(+) A(-) B(+) B(-) Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

33 1500 DES Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des ft-at ucl lcl A(+) A(-) B(+) B(-) Gambar 3. 5 Grafik Peramalan Metode Double Exponential Smoothing 28

34 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berikut adalah rekapitulasi hasil peramalan permintaan AADC Chair yang diproduksi oleh PT Furniture Mesindo dengan menggunakan beberapa metode Tabel 4. 1 Rekapitulasi Hasil Peramalan Permintaan AADC Chair METODE PERAMALAN MAPE Moving Average 14,3724 Double Moving Average 14,6412 Weighted Moving Average 14,3363 Single Exponential Smoothing 14,4335 Double Exponential Smoothing 12,9993 Berdasarkan hasil verifikasi peramalan setiap metode, didapatkan hasil bahwa peramalan dengan metode SES lebih ketat dibanding metode lainnya. Karena hasil peramalan metode SES berada pada 3 sigma yaitu A(-), B(-) dan B(+), sedangkan metode lainnya berada pada 4 sigma A(+), A(-), B(+) dan B(-) Berikut adalah hasil peramalan permintaan kursi AADC Chair untuk 12 bulan ke depan menggunakan metode SES Tabel 4. 2 Data permintaan 12 bulan yang akan datang menggunakan SES Data t Bulan Peramalan Historis 12 Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

35 Saran 1. Dilakukan uji validasi terhadap hasil yang diperoleh menggunakan aplikasi WIN-QSB 2. Untuk mengetahui efektifitas dan validitas dari data peramalan dapat menggunakan WIN-QSB sebaiknya menggunakan software statistik lainnya seperti POM-QM for Windows sebagai pembanding 3. Pemilihan metode peramalan juga harus didasarkan pada jenis barang/produk yang dijual, terutama bila produk yang dijual ada produk musiman maka harus menggunakan metode yang sesuai 4. Hasil peramalan harus di-perbarui setiap bulannya menggunakan data aktual bulan-bulan sebelumnya agar peramalan bulan berikutnya dapat lebih akurat.

36 DAFTAR PUSTAKA Herjanto, Edy Manajemen Operasi (Edisi 3). Jakarta. Penerbit: Grasindo Ma arif, Mohamad Syamsul dan Hendri Tanjung Manajemen Operasi. Jakarta. Penerbit: Grasindo Prasetya, Hery dan Fitri Lukiastuti Manajemen Operasi. Yogyakarta. Penerbit: MedPress

37 Lampiran 1. 1 Peramalan Metode Simple Average menggunakan Software WinQSB Hasil peramalan permintaan metode Simple Average Grafik peramalan permintaan dengan metode Simple Average

38 Lampiran 1. 2 Peramalan Metode Moving Average menggunakan Software WinQSB Hasil peramalan permintaan metode Moving Average Grafik peramalan permintaan dengan metode Moving Average

39 Lampiran 1. 3 Peramalan Metode Weighted Moving Average menggunakan Software WinQSB Hasil peramalan permintaan metode Weighted Moving Average Grafik peramalan permintaan dengan metode Weighted Moving Average

40 Lampiran 1. 4 Peramalan Metode Moving Average With Linear Trend menggunakan Software WinQSB Hasil Peramalan Permintaan Metode Moving Average With Linear Trend Grafik.Peramalan Permintaan Metode Moving Average with Linear Trend

41 Lampiran 1. 5 Peramalan Metode Single Exponential Smoothing (SES) menggunakan Software WinQSB Hasil Peramalan Permintaan Metode Single Exponential Smoothing (SES) Peramalan Permintaan Metode Single Exponential Smoothing (SES)

42 Lampiran 1. 6 Peramalan Metode Single Exponential Smoothing With Trend menggunakan Software WinQSB Hasil Peramalan Permintaan Metode Single Exponential Smoothing with Trend Peramalan Permintaan Metode Single Exponential Smoothing with Trend

43 Lampiran 1. 7 Peramalan Metode Double Exponential Smoothing menggunakan Software WinQSB Hasil Peramalan Permintaan Metode Double Exponential Smoothing Peramalan Permintaan Metode Double Exponential Smoothing

44 Lampiran 1. 8 Peramalan Metode Double Exponential Smoothing With Trend menggunakan Software WinQSB Hasil Peramalan Permintaan Metode Double Exponential Smoothing With Trend Peramalan Permintaan Metode Double Exponential Smoothing With Trend

45 Lampiran 1. 9 Peta Proses Operasi Pembuatan AADC Chair PETA PROSES OPERASI Nama Objek : Kursi Kerja Nomor Peta : 1 Dipetakan Oleh : Kelompok 2 Tanggal : 3 November 2012 Sandaran Tangan Jok Kursi Rangka Jok Kaki Kursi O-13 Pengukuran bahan O-9 Pengukuran bahan O-5 Pengukuran bahan O-1 Pengukuran bahan O-14 Pemotongan bahan O-10 Pemotongan bahan O-6 Pemotongan bahan O-2 Pemotongan bahan O-15 Penghalusan Bahan O-11 Penghalusan Bahan O-7 Penghalusan Bahan 0-3 Penghalusan Bahan I-4 Inspeksi I-3 Inspeksi I-2 Inspeksi I-1 Inspeksi O-16 Penyambungan O-12 Penyambungan O-8 Penyambungan 0-4 Penyambungan O-17 Penyambungan I-5 Inspeksi O-18 Penyambungan O-19 Penyambungan O-20 Finishing (Cat) I-6 Inspeksi Kegiatan RINGKASAN Jumlah Storage 20 6 Total 26

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suatu proses dalam menggunakan data historis yang telah dimiliki untuk diproyeksikan ke dalam suatu model peramalan. Dengan model peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 KONSEP DASAR PERAMALAN Definisi forecasting sendiri sebenarnya beragam, berikut beberapa difinisi tentang forecasting: 1. Perkiraan munculnya sebuah kejadian di masa depan, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI

PERENCANAAN PRODUKSI PERENCANAAN PRODUKSI Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

Membuat keputusan yang baik

Membuat keputusan yang baik Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Forecasting is the art and science of predicting the events of the future. Forecasting require historical data retrieval and project into the future with some

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Afni Sahara (0911011) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

USULAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DI PT. INDOTRUCK UTAMA CABANG JAKARTA

USULAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DI PT. INDOTRUCK UTAMA CABANG JAKARTA USULAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DI PT. INDOTRUCK UTAMA CABANG JAKARTA Meri Prasetyawati, Umi Marfuah, Gofan Wijaya Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Dari uraian latar belakang masalah, penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Rianse dan Abdi dalam Surip (2012:33)

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Perbandingan Akurasi Hasil Peramalan MC Tire IRC Tube Type. menganalisa produk MC Tire IRC Tube Type, sebagai berikut :

BAB V ANALISA HASIL Perbandingan Akurasi Hasil Peramalan MC Tire IRC Tube Type. menganalisa produk MC Tire IRC Tube Type, sebagai berikut : BAB V ANALISA HASIL 5.1. Perbandingan Akurasi Hasil Peramalan MC Tire IRC Tube Type Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dapat dibandingkan seluruh ukuran kesalahan peramalan atas metode peramalan yang

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan Menurut Gaspersz (2004), aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan

Lebih terperinci

BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI. Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi?

BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI. Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi? BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi? a. Ada ketidak-pastian aktivitas produksi di masa yag akan datang b. Kemampuan & sumber daya perusahaan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya, secara

Lebih terperinci

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN 2301-9115 FORECASTING FITNESS GYM MEMBERSHIP PADA PUSAT KEBUGARAN THE BODY ART FITNESS, AEROBIC & POOL MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PERENCANAAN PERMINTAAN CAT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT AKURASI PERAMALAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN CAT PADA PT.

PENENTUAN JUMLAH PERENCANAAN PERMINTAAN CAT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT AKURASI PERAMALAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN CAT PADA PT. ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 1067 PENENTUAN JUMLAH PERENCANAAN PERMINTAAN CAT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT AKURASI PERAMALAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Amsyah (2005), definisi sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan kerja dari prosedur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAST SQUARE METHOD UNTUK PERAMALAN PENJUALAN DI HIJABSTORY BANDUNG

PENERAPAN LEAST SQUARE METHOD UNTUK PERAMALAN PENJUALAN DI HIJABSTORY BANDUNG PENERAPAN LEAST SQUARE METHOD UNTUK PERAMALAN PENJUALAN DI HIJABSTORY BANDUNG Wendi Wirasta, Muhamad Luthfi Ashari 2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK & Ilmu Komputer LPKIA Jl. Soekarno Hatta 456,

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PERENCANAAN PERMINTAAN PELUMAS UNTUK MEMINIMASI TINGKAT KESALAHAN PERAMALAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN PELUMAS PADA PT.

PENENTUAN JUMLAH PERENCANAAN PERMINTAAN PELUMAS UNTUK MEMINIMASI TINGKAT KESALAHAN PERAMALAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN PELUMAS PADA PT. ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3022 PENENTUAN JUMLAH PERENCANAAN PERMINTAAN PELUMAS UNTUK MEMINIMASI TINGKAT KESALAHAN PERAMALAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Perbandingan Peramalan Penjualan menggunakan Metode Exponential Smoothing dan Metode Adjusted Exponential Smothing pada Penjualan Modem Andromax pada PT. Smartfren

Lebih terperinci

Sistem Peramalan Harga Emas Antam Menggunakan Double Exponential Smoothing

Sistem Peramalan Harga Emas Antam Menggunakan Double Exponential Smoothing Sistem Peramalan Harga Emas Antam Menggunakan Double Exponential Smoothing Teguh Andriyanto Sistem Informasi Universitas Nusantara PGRI Kediri Kediri, Indonesia E-mail: teguh@ unpkediri.ac.id Abstrak Emas

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya Rudy Adipranata 1, Tanti Octavia 2, Andi Irawan 1 Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Pendahuluan Pentingnya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-nya penyusun dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktik (KKN-P) ini dengan baik. Laporan KKN-P

Lebih terperinci

PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA

PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA Lies Sunarmintyastuti 1, Salman Alfarisi 2, Fitria Sari Hasanusi 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Peramalan (forecasting) 2.1.1. Hubungan Forecast dengan Rencana Forecast adalah peramalan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, sedang rencana merupakan penentuan apa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

KOMENTAR DOSEN PENGUJI DATA PENULIS Nama : I Made Sumaryana Alamat di Bandung : Jl. Cibogo Atas Gg. Siti Murgi No.24C, Bandung Alamat Asal : Jl. Gatot Subroto II No.4 Denpasar, Bali No. Telp Bandung : 022 2008468 No. Telp Asal

Lebih terperinci

ANALISIS DERET WAKTU

ANALISIS DERET WAKTU ANALISIS DERET WAKTU JENIS DATA Cross section Beberapa pengamatan diamati bersama-sama pada periode waktu tertentu Harga saham semua perusahaan yang tercatat di BEJ pada hari Rabu 27 Februari 2008 Time

Lebih terperinci

METODE PERAMALAN HOLT-WINTER UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

METODE PERAMALAN HOLT-WINTER UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT METODE PERAMALAN HOLT-WINTER UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU Encik Rosalina 1, Sigit Sugiarto 2, M.D.H. Gamal 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi Sebelum merancang sistem perlu dikaji konsep dan definisi dari sistem.. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat

Lebih terperinci

MATERI 3 PER E AM A AL A AN

MATERI 3 PER E AM A AL A AN MATERI 3 PERAMALAN APAKAH PERAMALAN ITU? Peramalan (Forecasting) : Seni dan ilmu memprediksi peristiwa- peristiwa masa depan. Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Plotting Data Bahan baku komponen yang dipakai untuk membuat panel listrik jumlahnya cukup banyak dan beragam untuk masing-masing panel listrik yang dibuat. Jadi, penggunaan

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

Analisis Deret Waktu

Analisis Deret Waktu Analisis Deret Waktu Jenis Data Cross section Beberapa pengamatan diamati bersama-sama pada periode waktu tertentu Harga saham semua perusahaan yang tercatat di BEJ pada hari Rabu 27 Februari 2008 Time

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 7 ISSN : Pekanbaru, 11 November 2015

Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 7 ISSN : Pekanbaru, 11 November 2015 Analisa Perbandingan Metode Exponensial Smoothing dan Metode Tredn Analysis Terhadap Parameter Tingkat Error Pada Peramalan Permintaan Produk Ready Mix Concrete (Studi Kasus: Pt. Iga Bina Mix Pekanbaru)

Lebih terperinci

Enter the Problem (Masukkan Permasalahan)

Enter the Problem (Masukkan Permasalahan) FORECASTING PENGANTAR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN FORECASTING Program ini mempraktekkan time series forecasting dan linear regresi. Metode time series meliputi simple average, moving average, dengan atau

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

III. MATEMATIKA DAN STATISTIKA APLIKASI (S.1) EFEK PERUBAHAN POLA CUACA PADA DEBIT AIR MASUK DI WADUK SAGULING

III. MATEMATIKA DAN STATISTIKA APLIKASI (S.1) EFEK PERUBAHAN POLA CUACA PADA DEBIT AIR MASUK DI WADUK SAGULING III. MATEMATIKA DAN STATISTIKA APLIKASI (S.1) EFEK PERUBAHAN POLA CUACA PADA DEBIT AIR MASUK DI WADUK SAGULING Yurian Yudanto (yurian.yudanto@yahoo.com) Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

ANALISA PREDIKSI PENYEWAAN ALAT TRANSPORTASI MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS : PT SEDONA HOLIDAYS MEDAN)

ANALISA PREDIKSI PENYEWAAN ALAT TRANSPORTASI MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS : PT SEDONA HOLIDAYS MEDAN) ANALISA PREDIKSI PENYEWAAN ALAT TRANSPORTASI MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS : PT SEDONA HOLIDAYS MEDAN) Dewi Ika Yanti Situmorang Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PERAMALAN SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK MENENTUKAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PT. SKK

PENERAPAN METODE PERAMALAN SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK MENENTUKAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PT. SKK PENERAPAN METODE PERAMALAN SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK MENENTUKAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PT. SKK Widhy Wahyani, Achmad Syaichu Jurusan Teknik Industri STT POMOSDA Nganjuk, Jawa Timur syaichu07@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Hasil dan Bahasan 4.1.1 Penentuan Suku Cadang Prioritas Untuk menentukan suku cadang prioritas pada penulisan tugas akhir ini diperlukan data aktual permintaan filter fleetguard

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

Universitas Gunadarma PERAMALAN

Universitas Gunadarma PERAMALAN PERAMALAN PERAMALAN Kebutuhan Peramalan dalam Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Operasi/produksi menggunakan hasil-hasil peramalan dalam pembuatan keputusan-keputusan yang menyangkut pemilihan proses,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAB IV SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN A. Identifikasi Peramalan Penjualan oleh UD. Jaya Abadi Dari hasil wawancara yang menyebutkan bahwa setiap pengambilan keputusan untuk estimasi penjualan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX. Nama : Desty Trisnayannis NPM :

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX. Nama : Desty Trisnayannis NPM : ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX Nama : Desty Trisnayannis NPM : 21210860 Latar Belakang Dalam dunia usaha, perusahaan harus memperkirakan hal-hal yang terjadi

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN PADA USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AQUA JOSS

PERAMALAN PENJUALAN PADA USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AQUA JOSS PERAMALAN PENJUALAN PADA USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AQUA JOSS Nama : Annis Nur Hayati R. NPM : 10210904 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH.,MM. Bab I. Pendahuluan Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERAMALAN

BAB IV METODE PERAMALAN Metode Peramalan 15 BAB METODE PERAMALAN 4.1 Model Sederhana Data deret waktu Nilai-nilai yang disusun dari waktu ke waktu tersebut disebut dengan data deret waktu (time series). Di dunia bisnis, data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitan Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari PT. Honda Dunia Motorindo. Setelah itu dengan analisa tersebut, penulis berusaha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sejarah Umum Perusahaan Saputra Plastik adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran berbagai jenis plastik seperti PP, PE, HD, dan Tali Plastik ; didirikan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK 3.1 Metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winter Metode rata-rata bergerak dan pemulusan Eksponensial dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan untuk memastikan kelancaran operasi rantai pasok 1. Peramalan dalam organisasi 2. Pola permintaan 3. Metode peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SRAGEN

PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SRAGEN PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SRAGEN Ryan Putranda Kristianto 1), Ema Utami 2), Emha Taufiq Lutfi 3) 1, 2,3) Magister Teknik informatika STMIK

Lebih terperinci

Teknik Proyeksi Bisnis (Forecasting)

Teknik Proyeksi Bisnis (Forecasting) Halaman Judul MODUL PERKULIAHAN Teknik Proyeksi Bisnis (Forecasting) Oleh: Andi Ratna Sari Dewi Ratna_fe@unhas.ac.id a.ratnasaridewi@gmail.com DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN LINIER PROGRAMMING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PT X

PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN LINIER PROGRAMMING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PT X PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN LINIER PROGRAMMING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PT X Yusuf Eko Nurcahyo Politeknik 17 Agustus 1945 Surabaya Email : yusufekonurcahyo@gmail.com Abstrak Permintaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Perusahaan PT.YPP adalah salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang obatobatan (Jamu). Terletak di jalan Pulo Buaran Raya Blok X no.6 Kawasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan baik pada bidang barang atau jasa, selalu melakukan perencanaan kedepannya. Dalam perencanan suatu kegiatan yang akan disusun dan dilakukan

Lebih terperinci

2.4 Pemilihan Metode Peramalan

2.4 Pemilihan Metode Peramalan 2.4 Pemilihan Metode Peramalan Dalam memilih metode peramalan yang akan digunakan didasarkan pada uji verifikasi. Dimana uji verifikasi ini bertujuan untuk menghitung error dari metode yang akan kita gunakan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian terhadap populasi yang sangat besar, kita perlu melakukan suatu penarikan sampel. Hal ini dikarenakan tidak selamanya kita dapat

Lebih terperinci

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Author: Junaidi Junaidi Terdapat berbagai jenis model/metode peramalan hubungan deret waktu. Diantaranya adalah: 1) Model Linear; 2) Model Quadratic;

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

Analisis Metode Peramalan Permintaan Terbaik Produk Oxycan pada PT. Samator Gresik

Analisis Metode Peramalan Permintaan Terbaik Produk Oxycan pada PT. Samator Gresik Analisis Metode Peramalan Permintaan Terbaik Produk Oxycan pada PT. Samator Gresik Eucharistia Yacoba Nugraha* ) dan I Wayan Suletra 2) ) Mahasiswa program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk item yang diproduksi. Peramalan ini berguna sebagai dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk item yang diproduksi. Peramalan ini berguna sebagai dasar untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahap pertama dalam perencanaan dan pengendalian produksi bila produksi bertipe made to stock adalah menentukan suatu peramalan akurat dari permintaan untuk

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Flowchart pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat melakukan penelitian. Dimulai dari tahap observasi di PT. Agronesia

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING Joko Susetyo, Imam Sodikin, Adityo Nugroho Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

Sistem Infornasi Estimasi Penjualan Dengan Menggunakan Metode Exponential. Abstraksi

Sistem Infornasi Estimasi Penjualan Dengan Menggunakan Metode Exponential. Abstraksi Sistem Infornasi Estimasi Penjualan Dengan Menggunakan Metode Exponential Smoothing (Studi Kasus : PT. Sumber Bening Lestari) 1)Krisna Setya Wardana2)Antok Supriyanto3)M. Arifin 1)Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada waktu yang akan datang berdasarkan data empiris. Data empiris(terhitung)

BAB I PENDAHULUAN. pada waktu yang akan datang berdasarkan data empiris. Data empiris(terhitung) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan proses perkiraan tentang sesuatu yang terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan data empiris. Data empiris(terhitung) merupakan data yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Time Series 3.1.1. Definisi Peramalan dan Time Series Peramalan (forecasting)adalah kegiatan memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang berdasarkan data

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN : Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 SISTEM PERAMALAN DAN MONITORING PERSEDIAAN OBAT DI RSPG CISARUA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING DAN REORDER POINT Nendang

Lebih terperinci

USULAN PERAMALAN PRODUKSI PADA PRODUK BS-PRC DENGAN METODE TIME SERIES (Studi Kasus pada PT. PARDIC JAYA CHEMICAL) Oyi Aura Zakina*), Susatyo N.P.W.

USULAN PERAMALAN PRODUKSI PADA PRODUK BS-PRC DENGAN METODE TIME SERIES (Studi Kasus pada PT. PARDIC JAYA CHEMICAL) Oyi Aura Zakina*), Susatyo N.P.W. USULAN PERAMALAN PRODUKSI PADA PRODUK BS-PRC DENGAN METODE TIME SERIES (Studi Kasus pada PT. PARDIC JAYA CHEMICAL) Oyi Aura Zakina*), Susatyo N.P.W.P Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis pada berbagai kegiatannya selalu melakukan suatu perencanaan untuk kedepannya. Untuk melakukan perencanaan suatu kegiatan yang akan disusun dan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR NAMA : GALANG INDRAS SUWANTO NPM : 12210908 JURUSAN : MANAJEMEN PEMBIMBING : SUPRIYO HARTADI, W. SE. MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci