ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 RINGKASAN NUR AMALIA SAFITRI. Analisis Risiko Produksi Daun Potong Di PT Pesona Daun Mas Asri, Ciawi Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan BURHANUDDIN). Perkembangan dunia agribisnis yang dijadikan andalan dalam pergerakan perekonomian Indonesia akan semakin baik dan menarik sejalan dengan berkembangnya animo masyarakat terhadap kegiatan agribisnis secara luas. Salah satu produk subsektor agribisnis yang cukup menjanjikan adalah hortikultura. Hortikultura memegang peranan penting dalam sumber pendapatan petani, perdagangan maupun penyerapan tenaga kerja. Salah produk hortikultura yang memberikan kontribusi dalam PDB nasional adalah tanaman hias. Tanaman hias (florikultur) merupakan komoditas yang sangat khas, dimana para pengusahanya dituntut untuk lebih memberikan perhatian khusus dalam pengusahaannya yang didasarkan atas keterampilan seni, keterampilan dalam hal penguasaan teknologi, budidaya dan kemampuan dalam memperdagangkan hasil produksi atau pemasaran. Para pengusaha tanaman hias juga dituntut untuk dapat memperdagangkan hasil produksinya dalam keadaan baik dan segar, serta menampilkan bentuk dan warna produksinya yang secara artistik mampu menarik calon konsumen. Produk tanaman hias dapat berupa bunga ataupun daun. Daun yang dihasilkan tanaman hias umumnya berupa daun potong dan tanaman hias daun dalam pot (potted plant). Seiring dengan pesatnya perkembangan trend tanaman hias membuat tanaman hias daun mulai banyak disukai oleh masyarakat. Penampilan bentuk yang beraneka ragam, corak warna daun yang bervariasi merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen tanaman hias. Daun potong adalah tanaman hias daun yang dimanfaatkan daunnya untuk pelengkap rangkaian bunga. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha daun potong adalah PT Pesona Daun Mas Asri yang dikenal dengan PT PDMA. PT PDMA dalam mengembangkan usahanya memiliki risiko yang dihadapi yaitu risiko produksi. Risiko produksi bisa di akibatkan oleh kondisi cuaca yang tidak pasti dan serangan hama penyakit yang sulit diduga sebelumnya. Pada musim hujan produk yang dihasilkan cukup baik karena kebutuhan akan air dapat tercukupi, namun saat musim kemarau datang kebutuhan akan air kurang tercukupi sehingga dapat menyebabkan daun tidak dapat berproduksi dengan baik, selain itu pada saat musim kemarau kondisi tanaman sangat rentan terhadap sinar matahari yang berlebih yang bisa mengakibatkan daun menjadi kering seperti terbakar. Adanya risiko produksi menimbulkan ketidakpastian terhadap pendapatan yang akan diperoleh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko produksi yang dihadapi oleh PT PDMA dan menganalisis strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi daun potong di PT PDMA. Produk yang dikaji adalah daun potong jenis Asparagus bintang dan Philodendron marble. Hal ini disebabkan karena jenis tersebut merupakan komoditas unggulan perusahaan dan banyaknya permintaan selain itu luasan lahan yang diusahakan untuk komoditas ini lebih besar dari pada jenis yang lain. Data yang digunakan adalah data produksi dari tahun

3 Penelitian ini akan difokuskan pada analisis risiko produksi pada kegiatan spesialisasi dan portofolio. Penelitian ini akan dilaksanakan pada perusahaan PT Pesona Daun Mas Asri (PT PT PDMA). Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan melalui pendekatan deskriptif. Analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai keadaan umum perusahaan dan manajemen risiko yang diterapkan perusahaan. Analisis kuantitatif terdiri dari analisis risiko yang meliputi analisis risiko pada kegiatan spesialisasi dan diversifikasi. Hasil analisis risiko menunjukkan adanya risiko produksi pada usaha daun potong. Adanya risiko produksi disebabkan oleh faktor iklim atau cuaca, tingkat kesuburan lahan serta serangan hama penyakit. Penilaian risiko produksi pada kegiatan spesialisasi dilihat berdasarkan produktivitas dan pendapatan bersih yang diperoleh dari Asparagus bintang dan Philodendron marble. Philodendron marble mempunyai nilai variance yang lebih tinggi dibandingkan dengan Asparagus bintang yaitu Demikian halnya dengan nilai standart deviation pada Philodendron marble mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan dengan Asparagus bintang yaitu Koefisien variasi diukur dari rasio standar deviasi dengan Expected return. Nilai coefficient variation menunjukkan bahwa Asparagus bintang mempunyai nilai yang lebih rendah dibandingkan Philodendron marble. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap satu satuan yang dihasilkan ternyata Philodendron marble menghadapi risiko produksi yang lebih tinggi dibandingkan Asparagus bintang. Menurut informasi di lapangan menunjukkan bahwa Philodendron marble sangat rentan terhadap cuaca serta hama penyakit. Karena apabila musim kemarau tiba tanaman ini rentan terhadap sinar matahari yang berlebih yang bisa mengakibatkan daun menjadi layu dan menguning seperti terbakar dan tanaman ini harus cukup akan kebutuhan air pada media tanam. Pada saat musim kemarau tiba, perusahaan menanggulanginya dengan memberikan penyiraman dua kali sehari atau sesuai dengan kelembaban media tanam tetapi hal tersebut belum bisa sepenuhnya dilakukan karena perusahaan masih memiliki kendala yaitu akan kebutuhan air yang terdapat di perusahaan. Penilaian risiko spesialisasi juga dapat diukur berdasarkan pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap produksi yang dihasilkan selama proses produksi berlangsung. Berdasarkan informasi di atas terlihat bahwa Asparagus bintang memiliki risiko produksi paling tinggi berdasarkan pendapatan bersih dibandingkan dengan Philodendron marble. Karena biaya yang dikeluarkan untuk Asparagus bintang relatif besar sedangkan produksinya tidak maksimal karena luasannya juga sedikit sehingga penerimaan yang diterima perusahaan relatif sedikit. Sedangkan Philodendron marble memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan Asparagus bintang. Hal ini dikarenakan produksi yang dihasilkan tinggi sehingga dapat memaksimalkan pendapatan. PT. Pesona Daun Mas Asri melakukan kombinasi dari beberapa kegiatan usahanya. Kombinasi dari beberapa kegiatan usaha tersebut dinamakan dengan diversifikasi. Dengan pengusahaan secara diversifikasi maka risiko yang dihadapi perusahaan dinamakan risiko portofolio. Pada saat melakukan risiko portofolio, yaitu risiko yang dihadapi perusahaan dengan melakukan diversifikasi Asparagus 3

4 bintang dan Philodendron marble, ternyata lebih rendah jika dibandingkan risiko produksi tunggal yaitu produksi Asparagus bintang atau Philodendron marble. Hal tersebut menggambarkan bahwa risiko yang dihadapi perusahaan akan semakin berkurang dengan melakukan diversifikasi. Berdasarkan hasil analisis risiko yang dilakukan maka pada PT PDMA mengalami risiko produksi. Risiko produksi berdasarkan produktivitas yang paling tinggi terdapat pada daun potong Philodendron marble. Sedangkan risiko produksi berdasarkan pendapatan bersih daun potong Asparagus bintang mengalami risiko yang paling tinggi. Selain melakukan kegiatan spesialisasi perusahaan pun melakukan kombinasi penanaman yang dinamakan diversifikasi. Dengan pengusahaan secara diversifikasi maka risiko yang dihadapi perusahaan dinamakan risiko portofolio. Dari hasil analisis risiko portofolio menunjukkan bahwa diversifikasi dapat meminimalkan risiko produksi. Strategi yang dilakukan oleh PT PDMA untuk dapat mengatasi risiko yang ada yaitu dengan diversifikasi dan pola kemitraan. Agar dapat meminimalkan risiko produksi sebaiknya perusahaan lebih dapat mengenali risiko yang terjadi. Agar risiko yang ditimbulkan tidak terlalu besar lagi sebaiknya perusahaan melakukan penanaman dengan mengkombinasikan jenis tanaman yang berbeda yang tidak rentan terhadap hama dan penyakit atau dengan tanaman yang bisa menghambat perkembangan populasi hama dan penyakit.untuk dapat mengantisipasi terjadinya musim kemarau yang panjang sebaiknya perusahaan perlu memperbaiki sistem pengairan yang ada sehingga tidak ada kendala lagi akan kebutuhan air. Selain itu perlu adanya perbaikan terhadap naungan atau Shading house yang rusak agar lebih dapat mengantisipasi sinar matahari berlebih. 4

5 ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT NUR AMALIA SAFITRI H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

6 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Risiko Produksi Daun Potong Di PT Pesona Daun Mas Asri, Ciawi Kabupaten Bogor, Jawa Barat : Nur Amalia Safitri : H Disetujui, Pembimbing Ir. Burhanuddin, MM NIP Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus : 6

7 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Risiko Produksi Daun Potong Di PT Pesona Daun Mas Asri, Ciawi Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Mei 2009 Nur Amalia Safitri H

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 12 Juni1985. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Muchtar Gozali dan Ibu Siti Aminah. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Pengadilan 5 Bogor dan lulus pada tahun Pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SLTP Negeri 5 Bogor. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan penulis pada tahun 2003 di SMU Negeri 6 Bogor. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur test (reguler) pada Program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. Selepas menempuh program Diploma III, penulis melanjutkan studi pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Institut Pertanian Bogor sejak tahun 2006 hingga tahun

9 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Risiko Daun Potong Di PT Pesona Daun Mas Asri, Ciawi Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan menganalisis risiko yang dihadapi oleh PT Pesona Daun Mas Asri khususnya risiko produksi dan menganalisis penyebab terjadinya risiko produksi. Karena selama ini perusahaan mengalami fluktuasi produksi yang diperoleh. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Mei 2009 Nur Amalia Safitri H

10 UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai buntuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran dan waktu yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS atas kesediaannya menjadi dosen evaluator dalam seminar proposal penelitian dan penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini. 3. Rahmat Yanuar, SP, MS selaku dosen penguji utama dari komisi pendidikan yang telah memberikan saran dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini. 4. Ayah dan Bunda tercinta atas kasih sayang, dukungan dan doa yang selalu diberikan kepada ananda. 5. Kakak dan adik-adikku tercinta atas motivasi yang telah diberikan. 6. Karina Kartika Sari atas kesediaannya menjadi pembahas dalam seminar hasil skripsi yang telah memberikan masukan yang berarti dalam perbaikan skripsi ini. 7. Ibu ossy selaku manager PT PDMA yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan Pak Wawan selaku supervisor yang telah memberikan bantuan, arahan dan masukan selama penelitian. Serta seluruh staf dan karyawan PT PDMA atas bantuan dan kerjsamanya selama penelitian. 8. Sekretariat Program Studi Agribisnis atas bantuan dan kerjasamanya. 9. Sahabat-sahabatku (Asma, Yuyun, Lisa, Tika, Desty, Putri, Cut dan Uum) yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dan atas persahabatan yang indah serta kebersamaan kita selama ini. Bogor, Mei 2009 Penulis 10

11 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias Karakteristik Tanaman Hias Manfaat Tanaman Hias Tanaman Hias Daun Jenis-Jenis Tanaman Hias Daun Potong Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Risiko Analisis Risiko Sumber-sumber Risiko Manajemen Risiko Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengolahan Data dan Analisis Data V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

12 5.2 Lokasi dan Kondisi Perusahaan Organisasi dan Manajemen Perusahaan Sumber Daya Perusahaan Permodalan Perusahaan Sarana dan Prasarana Teknis dan Teknologi Produksi Pola Tanam Usahatani Pemasaran Daun Potong di PT PDMA VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Risiko Produksi Strategi Penanganan Risiko VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

13 Nomor. DAFTAR TABEL Halaman 1. Nilai PDB Hortikultur Berdasarkan Harga Berlaku Perkembangan Luas Panen dan Produksi Komoditas Hortikultura di Indonesia Tahun Volume Penjualan Jenis Daun Potong Pelengkap Rangkaian di Pusat Promosi dan Pemasaran Tanaman Hias Rawa Belong JakartamTahun Permintaan dan Penjualan Daun Potong Asparagus bintang dan Philodendron marble di PT PDMA Tahun Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian Kualifikasi Jabatan di PT PDMA Jenis dan Ukuran Tanaman Daun Potong di PT PDMA Rata-rata Produktivitas dan Peluang Perusahaan Memperoleh Produktivitas Tertinggi, Normal dan Terendah Pada Asparagus bintang dan Philodendron marble di PT PDMA Penilaian Expected Return Berdasarkan Produktivitas dan Pendapatan Pada Asparagus bintang dan Philodendron marble Penilaian Risiko Produksi Berdasarkan Produktivitas Pada Asparagus bintang dan Philodendron marble Pada setiap Kondisi Penilaian Risiko Berdasarkan Pendapatan Pada Asparagus bintang dan Philodendron marble Perbandingan Risiko Produksi Berdasarkan Produktivitas Pada Asparagus bintang, Philodendron marble dan Portofolio Asparagus bintang dan Philodendron marble di PT PDMA Perbandingan Risiko Produksi Berdasarkan Pendapatan Pada Asparagus bintang, Philodendron marble dan Portofolio Asparagus bintang dan Philodendron marble di PT PDMA

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Produktivitas Daun Potong Philodendron marble dan Asparagus bintang di PT PDMA Tahun Harga Jual Daun Potong di PT PDMA Tahun Hubunga Fungsi Kepuasan dengan Pendapatan Hubungan Risiko dengan Return Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan... `` Kerangka Pemikiran Operasional Pola Tanam Daun Potong di PT PDMA Saluran Pemasaran Daun Potong di PT PDMA Grafik Curah Hujan Ciawi Tahun Grafik Dosis Pestisida

15 Nomor DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Struktur Organisasi PT PDMA Biaya Produksi Asparagus bintang per m Biaya Produksi Philodendron marble per 2448 m Analisis Risiko Produksi Berdasarkan Produktivitas Pada Asparagus bintang dan Philodendron marble Analisis Risiko Berdasarkan Pendapatan Pada Asparagus bintang dan Philodendron marble Produktivitas Asparagus bintang tahun Produktivitas Philodendron marble Tahun

16 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia agribisnis yang dijadikan andalan dalam pergerakan perekonomian Indonesia akan semakin baik dan menarik sejalan dengan berkembangnya animo masyarakat terhadap kegiatan agribisnis secara luas. Salah satu produk subsektor agribisnis yang cukup menjanjikan adalah hortikultura. Hortikultura memegang peranan penting dalam sumber pendapatan petani, perdagangan maupun penyerapan tenaga kerja. Bahkan secara nasional komoditas hortikultura mampu memberikan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) secara signifikan. Produk hortikultura meliputi tanaman sayur-sayuran, buahbuahan, tanaman obat-obatan dan tanaman hias telah mampu meningkatkan PDB selama empat tahun ini ( ). Besarnya kontribusi subsektor hortikultura terhadap PDB nasional dapat dilihat pada Tabel 1. Dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006, nilai kontribusi subsektor hortikultura terhadap PDB nasional terus mengalami peningkatan pada tahun 2004 nilainya sebesar milyar lebih tinggi 5 persen dari tahun Pada tahun 2005 nilainya meningkat 8 persen dari tahun 2004 dan pada tahun 2006 nilai kontribusi subsektor hortikultura menjadi milyar atau meningkat 11 persen dari tahun Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor hortikultura merupakan subsektor yang mempunyai prospek baik dimasa mendatang sehingga dapat diandalkan untuk memajukan perekonomian Indonesia. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Komoditas Nilai PDB (dalam Rp Milyar) Buah-buahan Sayuran Tanaman Hias Biofarmaka Total Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultur, 2007 Salah produk hortikultura yang memberikan kontribusi dalam PDB nasional adalah tanaman hias. Tanaman hias (florikultur) merupakan komoditas yang sangat khas, dimana para pengusahanya dituntut untuk lebih memberikan 16

17 perhatian khusus dalam pengusahaannya yang didasarkan atas keterampilan seni, keterampilan dalam hal penguasaan teknologi, budidaya dan kemampuan dalam memperdagangkan hasil produksi atau pemasaran. Para pengusaha tanaman hias juga dituntut untuk dapat memperdagangkan hasil produksinya dalam keadaan baik dan segar, serta menampilkan bentuk dan warna produksinya yang secara artistik mampu menarik calon konsumen. Meningkatnya kebutuhan akan tanaman hias yang berarti meningkatkan permintaan dan menunjukkan peluang usaha yang cukup menjanjikan. Peluang saja tidak cukup, karena suatu usaha pada akhirnya akan dinilai dari pendapatan yang dihasilkan. Sejauh mana pendapatan dari usaha tersebut dapat menutupi seluruh biaya produksi yang dikeluarkan dan dapat mendatangkan profit bagi pelaku usaha tersebut. Keberadaan tanaman hias mulai menjadi daya tarik masyarakat untuk mengembangkan industri florikultur dalam negeri. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 yang menunjukkan perkembangan luas panen dan produksi komoditas hortikultura di Indonesia. Tabel 2. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Komoditas Hortikultura di Indonesia Tahun Komoditas Luas Panen (Ribu Ha) Produksi (Juta Ton) Produktivitas (Juta Ton/Ribu Ha) Sayuran 1007,8 964,1 9,4 9,1 0,0093 0,0094 Buah-buahan 728,2 759,9 16,2 16,8 0,0222 0,0221 Tanaman Hias 2,5 2,7 189,9* 214,1* 75,96 79,3 Biofarmaka 23,5 24,8 0,4 0,5 0,017 0,020 Keterangan : * satuan produksi yaitu juta tangkai 1 angka sementara Sumber : (diolah) Tabel 2 menunjukkan luas panen, produksi dan produktivitas tanaman hortikultur. Indonesia memiliki jumlah produksi dan luas panen komoditas hortikultura yang beragam. Luas panen terbesar terjadi pada jenis buah-buahan yang merupakan tanaman hortikultur yang banyak diekspor ke mancanegara. Selain itu perkembangan produksi buah-buahan merupakan yang paling tinggi sebesar (3,7%) jika dibandingkan dengan produksi sayuran (3,6%). Walaupun 17

18 demikian, tanaman hias memiliki perkembangan produksi yang cukup baik sebesar (11,3%). Sehingga tanaman hias pun memiliki potensi untuk dikembangkan karena jika dilihat dari segi luas panen tanaman hias mengalami peningkatan sebesar (8%). Produk tanaman hias dapat berupa bunga ataupun daun. Daun yang dihasilkan tanaman hias umumnya berupa daun potong dan tanaman hias daun dalam pot (potted plant). Seiring dengan pesatnya perkembangan trend tanaman hias membuat tanaman hias daun mulai banyak disukai oleh masyarakat. Penampilan bentuk yang beraneka ragam, corak warna daun yang bervariasi merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen tanaman hias. Daun potong adalah tanaman hias daun yang dimanfaatkan daunnya untuk pelengkap rangkaian bunga. Tanaman hias daun sebagai daun potong banyak digunakan sebagai pelengkap rangkaian bunga (filler), karena daun potong mampu menambah keindahan rangkaian bunga. Dengan daya imaginasi yang kreatif dan nilai tinggi, ketepatan memilih daun, komposisi yang baik dan serasi akan membuat rangkaian tersebut menjadi artistik. Perkembangan industri daun potong dipengaruhi oleh trend rangkaian bunga. Pada sekitar tahun 2003, trend rangkaian bunga mengalami perubahan. Daun-daun mulai dipakai untuk menambah keindahan rangkaian, tidak sekedar penutup dasar rangkaian. Bahkan dengan penataan artistik, rangkaian tersebut terlihat lebih exclusive. Biasanya daun-daun itu berfungsi sebagai latar belakang rangkaian bunga sehingga bungalah yang menjadi fokusnya, akan tetapi trend itu kini mulai berubah banyak yang menggunakan daun-daun menjadi fokus rangkaian bunga sehingga bunganya yang menjadi latar belakang rangkaian. Daun potong sendiri dikenal exclusive karena harganya yang relatif lebih mahal. Fenomena ini baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak yang positif terhadap permintaan daun potong di pasaran, sehingga mengakibatkan permintaan dan nilai perdagangan daun potong cenderung mengalami kenaikan. Hal ini berimplikasi terhadap volume penjualan daun potong cukup tinggi di pasaran dapat dilihat pada Tabel 3. Pada Tabel 3 menunjukkan terdapatnya peningkatan yang signifikan terhadap volume penjualan daun pelengkap rangkaian pada tahun

19 Tabel 3.Volume Penjualan Jenis Daun Pelengkap Rangkaian di Pusat Promosi dan Pemasaran Tanaman Hias Rawa Belong Jakarta pada Tahun (ikat) Volume No Jenis Daun 2005 (ikat) % 2006 (ikat) % 1 Asparagus , ,41 2 Philodendron Selloum , ,24 3 Palem Kuning , ,10 4 Florida Beauty , ,16 5 Palm Wregu , ,56 6 Andong , ,21 Philodendron Monstera 7 Deliciosa , ,62 8 Silver Dollar , ,11 9 Ruscus , ,20 10 Ivy , ,71 11 Papirus , ,97 12 Pakis , ,73 13 Song of Jamaica , ,61 14 Tricolor , ,42 15 Asparagus Bintang , ,73 16 Morea , ,59 17 Philodendron Marble , ,78 18 Silver Dust , ,74 19 Pecah Piring , ,72 20 Puring , ,18 21 Suji Putih , ,20 22 Suji Hijau , ,48 23 Suji Merah , ,65 24 Redondong , ,28 25 Kemuning , ,88 26 Culam , ,97 27 daun Anthurium , ,44 28 Kadaka , ,28 Total Sumber : Pusat Promosi dan Pemasaran Rawa Belong Jakarta, 2008 Salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha daun potong adalah PT Pesona Daun Mas Asri yang dikenal dengan PT PDMA. Komoditas yang 19

20 dihasilkan oleh PT PDMA terdiri daun potong dan daun pot. Produk yang paling banyak diproduksi dan menjadi produk unggulan perusahaan adalah daun potong yaitu sebanyak 75 persen dari volume produksi. Daun potong merupakan komoditas florikultur yang menjanjikan untuk di budidayakan atau dikembangkan, namun disamping itu pengusahaan akan daun potong tidaklah mudah karena mengalami beberapa kendala. Di antara kendalakendala yang dihadapi dalam pengusahaan daun potong yaitu adanya tingkat risiko. Risiko yang ada dalam pengusahaan daun potong diantaranya yaitu penurunan jumlah produksi yang dihasilkan, perubahan cuaca dan serangan hama penyakit yang terdapat pada daun potong yang mengakibatkan komoditas tersebut menjadi rusak atau cacat dan tidak dapat diproduksi. Perubahan iklim, cuaca, kelembaban setempat berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan dan produktivitas tanaman. Mengingat negara kita termasuk negara tropis dan memiliki dua musim yang berdampak bagi pertumbuhan tanaman. Pada musim hujan tanaman daun potong akan cepat tumbuh karena tercukupinya akan ketersediaan air serta terjaganya suhu lingkungan sekitar dan sebaliknya apabila musim kemarau datang tanaman tersebut menjadi lambat pertumbuhannya karena kurangnya ketersediaan air, hal ini perlu diantisipasi karena apabila berlarut-larut dibiarkan akan menimbulkan risiko yang lebih besar lagi. 1.2 Perumusan Masalah Pesona Daun Mas Asri (PT PDMA) merupakan salah satu perusahaan agribisnis yang bergerak di bidang florikultur khususnya daun potong. Produk yang dihasilkan oleh PT PDMA beragam bentuk dan ukuran. Komoditas yang dihasilkan oleh PT PDMA terdiri beberapa jenis daun potong diantaranya yaitu Philodendron marble, Philodendron selloum, Asparagus bintang, Philodendron xanadu, Godseffiana, Baby doll, Song of jamaica, Leather leaf, Insignis, Florida beauty putih namun jenis daun potong yang saat ini digemari adalah Asparagus bintang dan Philodendron marble karena memiliki keunggulan yaitu dari segi bentuk daun yang unik, warna dan tekstur daun yang baik. Selain itu jenis tersebut merupakan komoditas unggulan perusahaan dan banyaknya permintaan akan jenis 20

21 tersebut. PT PDMA bergerak dalam pembudidayaan hingga pemasaran daun potong. PT PDMA merupakan perusahaan yang cukup potensial untuk dikembangkan karena banyaknya permintaan akan daun potong dan masih sedikitnya produsen tanaman hias yang bergerak dalam usaha daun potong. Selain itu, letak perusahaan yang berada di kota Bogor merupakan daerah pemasaran yang cukup baik dan memudahkan untuk melakukan pendistribusian daun potong. Tanaman daun potong merupakan tanaman tahunan yang bisa bertahan hingga lima tahun apabila dilakukan perawatan yang intensif dan apabila tanaman tersebut tidak dapat menghasilkan produksi secara optimal maka perlu dilakukan peremajaan kembali untuk meningkatkan produksinya kembali. Namun walaupun tanaman ini merupakan tanaman tahunan dalam melakukan proses budidayanya tanaman ini memiliki risiko yang dihadapi dalam proses produksinya yaitu risiko produksi. Risiko produksi dapat disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak pasti dan serangan hama penyakit yang sulit diduga sebelumnya. Pada musim hujan produk yang dihasilkan cukup baik karena kebutuhan akan air dapat tercukupi, namun saat musim kemarau datang kebutuhan akan air kurang tercukupi sehingga dapat menyebabkan daun tidak dapat berproduksi dengan baik, selain itu pada saat musim kemarau kondisi tanaman sangat rentan terhadap sinar matahari yang berlebih yang bisa mengakibatkan daun menjadi kering seperti terbakar. Adanya risiko hasil produksi menimbulkan ketidakpastian terhadap keuntungan yang akan diperoleh. Risiko yang dihadapi dalam proses budidaya daun potong yaitu mulai dari penanaman bibit hingga daun potong dapat di panen. Risiko yang dihadapi dalam penanaman bibit yaitu terjadinya tingkat kematian atau mortalitas tanaman yang dapat disebabkan oleh suhu lingkungan sehingga tanaman perlu beradaptasi terlebih dahulu. Pada saat melakukan perawatan pun masih terdapat kendala yang dihadapi seperti adanya serangan hama dan penyakit yang berdampak kepada perkembangan tanaman. 21

22 Adanya beberapa risiko yang terdapat dalam daun potong menyebabkan adanya perbedaan jumlah produktivitas yang berfluktuasi selama masa tanam berlangsung. Gambar 1 memperlihatkan bahwa produktivitas daun potong pada PT PDMA mengalami fluktuasi produksi. Hal ini dikarenakan daun potong sangat rentan terhadap perubahan musim sehingga mengakibatkan banyak serangan hama dan penyakit pada tanaman Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Produktivitas Tahun 2007 Philodendron marble Produktivitas Tahun 2007 Asparagus bintang Produktivitas Tahun 2008 Philodendron marble Produktivitas Tahun 2008 Asparagus bintang Gambar1. Produktivitas Daun Potong Philodendron marble dan Asparagus bintang di PT PDMA Tahun Pada saat ini PT PDMA belum dapat memenuhi permintaan konsumen akan daun potong. Menurut PT PDMA, permintaan konsumen yang dapat terpenuhi saat ini hanya sekitar 70 persen, sedangkan 30 persen belum terpenuhi. Sedangkan target penjualan pun belum tercapai, hal ini terjadi karena produksi daun potong yang dihasilkan oleh PT PDMA selalu berfluktuasi. Perkembangan permintaan dan penjualan daun potong Asparagus bintang dan Philodendron marble dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Permintaan dan Penjualan Daun Potong Asparagus bintang dan Philodendron marble di PT PDMA Tahun Tahun Permintaan Asparagus (tangkai) Penjualan Asparagus (tangkai) Permintaan Philodendron (tangkai) Penjualan Philodendron (tangkai) Sumber : PT PDMA,

23 PT PDMA melakukan diversifikasi produk yaitu dengan mengusahakan berbagai jenis tanaman. Hal ini merupakan salah satu strategi untuk mengurangi risiko produksi dan harus secara maksimal dilaksanakan. Sedangkan perubahan harga produk pada PT PDMA biasanya jarang terjadi. Hal ini dikarenakan harga yang ditawarkan cukup tinggi dan telah adanya kesepakatan antara perusahaan dengan konsumennya, dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Harga Jual Daun Potong di PT PDMA Tahun Philodendron marble Asparagus bintang Sumber : PT PDMA, 2008 Usaha sektor pertanian memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi terutama pada proses produksi karena sifatnya yang sangat tergantung pada kondisi alam yang tidak dapat dikendalikan atau diduga sebelumnya. Selain itu produk pertanian yang mudah rusak (perishable). Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk dapat meminimalisir risiko yang dapat mengganggu proses produksi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana risiko produksi yang di hadapi oleh PT PDMA? 2. Bagaimana strategi untuk mengatasi risiko produksi daun potong di PT PDMA? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis risiko produksi yang dihadapi oleh PT PDMA. 2. Menganalisis strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi daun potong di PT PDMA. 23

24 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah: 1. Sebagai masukan bagi perusahaan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam meminimalisir risiko yang dihadapi 2. Sebagai masukan bagi pembaca untuk memperluas wawasan 3. Sebagai tambahan informasi dan refrensi untuk penelitian selanjutnya 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Sehubungan dengan keterbasan waktu serta kemampuan dalam melakukan penelitian, maka ruang lingkup penelitian ini terbatas pada: 1. Produk yang dikaji adalah daun potong jenis Asparagus bintang dan Philodendron marble. Hal ini disebabkan karena jenis tersebut merupakan komoditas unggulan perusahaan dan banyaknya permintaan selain itu luasan lahan yang diusahakan untuk komoditas ini lebih besar dari pada jenis yang lain. 2. Penelitian ini menggunakan data periode selama produksi berlangsung dari tahun Penelitian ini akan difokuskan pada analisis risiko produksi pada kegiatan spesialisasi dan portofolio. 24

25 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias Agribisnis adalah suatu sistem yang utuh dan terdiri dari empat subsistem yaitu subsistem penyediaan sarana produksi, budidaya atau usahatani, pemasaran dan distribusi serta subsistem pendukung atau penunjang (Soekartawi, 1993). Subsistem penyediaan sarana produksi meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan input dan sarana produksi pertanian seperti pupuk, bibit atau benih, obat-obatan (pestisida) dan sebagainya. Subsistem usahatani terkait dengan kegiatan produksi dan budidaya. Kegiatan yang dilakukan petani dan pengusaha tanaman hias pada umumnya hanya melakukan jual/beli bibit atau tanaman dengan ukuran siap jual dari daerah sekitarnya atau dari pusat-pusat produsen dan perdagangan tanaman hias. Setelah proses pembelian tanaman hias jenis tertentu, pengusaha kemudian memeliharanya sebelum dijual kepada konsumen. Pemeliharaan bersifat sementara hanya untuk menghindari risiko yang mungkin terjadi seperti layu daun dan bunga. Tanaman akan dilepas jika harga yang ditawarkan konsumen menguntungkan. Subsistem pemasaran hasil pertanian merupakan serangkaian proses kegiatan yang ditujukan untuk menyalurkan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Kegiatan yang dilakukan meliputi fungsi-fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran terkait dengan kegiatan yang memperlancar perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan. Fungsi pertukaran terdiri atas pembelian dan penjualan. Fungsi fisik adalah semua tindakan yang langsung berhubungan dengan barang dan jasa, meliputi pengangkutan dan pengolahan. Adapun fungsi fasilitas terkait dengan kegiatan standarisasi dan grading, penanggungan risiko, pembiayaan dan informasi pasar. Sedangkan subsistem pendukung atau penunjang meliputi peubah eksogen yang merupakan pendukung bagi berkembangnya sistem agribisnis seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian, lembaga penyuluhan, sarana dan prasarana angkutan, serta kebijakan pemerintah. Agribisnis tanaman hias menurut produk yang dihasilkan dapat digolongkan menjadi delapan kelompok yaitu (1) tanaman hias bunga potong 25

26 seperti mawar, krisan, gladiol, sedap malam, anggrek, anthurium; (2) tanaman hias pot seperti anggrek, kaktus, petunia, adenium, Euphorbiace; (3) tanaman hias untuk replanting, beding dan taman, yaitu tanaman hias dalam unit polibag untuk ditanam di media tanah; (4) tanaman hias berupa daun, ranting, buah untuk filler karangan bunga; (5) industri perbenihan dan pembibitan (seedling and planting material) seperti pada anggrek dan krisan; (6) tanaman hias hasil alam seperti palem, pakis, Dracaena; (7) tanaman hias bonsai hasil seni bentuk dan kesabaran dan (8) industri BTH (Bunga Tanaman Hias) preservatif dengan pengeringan dan pewarnaan (Direktur Jendral Bina Produksi Hortikultura, 2004). 2.2 Karakteristik Tanaman Hias Tanaman hias merupakan bagian dari hortikultur non pangan yang digolongkan dalam florikultur. Florikultur adalah cabang ilmu hortikultura yang mempelajari tanaman hias sebagai bunga potong, daun potong, tanaman pot atau tanaman penghias taman. Komoditi ini dibudidayakan dalam kehidupan seharihari untuk dinikmati keindahannya (Lakitan, 1995). Menurut (Sudarmono,1997), tanaman hias didefinisikan sebagai jenis tanaman tertentu baik yang berasal dari tanaman daun dan tanaman bunga yang dapat ditata untuk memperindah lingkungan sehingga suasana menjadi lebih artistik dan menarik. Ashari (1995), menyatakan bahwa industri tanaman hias meliputi budidaya tanaman dalam pot, bunga potong, daun potong dan tanaman hias lainnya yang kebanyakan dilakukan di areal tertentu seperti rumah kaca. Keindahan tanaman tersebut dapat dipancarkan dari keseluruhan tajuk tanaman juga bentuk, warna bunga dan kerangka tanaman. Definisi lain dari tanaman hias dikemukakan oleh Rahardi (1997) yang menyatakan bahwa tanaman hias meliputi tanaman pot, bunga potong, kaktus, bonsai dan tanaman hidroponik. Tanaman hias merupakan tanaman hortikultur non pangan, berbeda dengan sayur-sayuran atau buah-buahan, tanaman ini dibudidayakan untuk dinikmati keindahannya atau nilai estetikanya. Untuk menikmati keindahan tanaman hias dapat dilakukan dengan cara menghadirkan tanaman tersebut secara utuh di lingkungan pemukiman, misalnya dengan menanam tanaman hias tersebut di halaman rumah atau taman-taman umum. Tanaman hias selain ditanam 26

27 langsung di tanah juga dapat ditanam dalam pot. Dengan demikian, panen tanaman hias dapat dilakukan secara fisik dan hanya dengan menikmati keindahannya dengan tidak secara fisik memanen tanaman atau bagian dari tanaman tersebut (Lakitan, 1995). Menurut Rahardi (1997), tanaman hias dibedakan menjadi dua golongan yaitu : 1. Tanaman hias dalam ruangan (indoor) Tanaman hias yang cocok ditanam dalam ruangan adalah tanaman hias yang dapat hidup berhari-hari dalam ruangan dan mempunyai ukuran yang tidak terlalu besar. Umumnya tanaman hias dalam ruangan merupakan tanaman berdaun indah. Ragam tanaman hias dalam ruangan yang populer antara lain : aglaonema, anthurium, palem dan paku-pakuan. 2. Tanaman hias luar ruangan (outdoor) Pada dasarnya semua jenis tanaman hias dapat digunakan sebagai penghias di luar ruangan, namun keberadaan jenisnya seringkali ditentukan oleh model dan sifat tanaman yang tahan atau tidak terhadap sinar matahari. Tanaman yang cocok untuk penghias luar ruangan adalah tanaman yang menyukai sinar matahari secara langsung. Tanaman hias luar ruangan umunya berwujud pohon-pohonan, misalnya palem dan sikas dan perdu-perduan, misalnya bougenvil, hibiscus, mawar dan soka. Berdasarkan tempat tumbuhnya tanaman hias dapat dibedakan menjadi tanaman hias yang dapat tumbuh di tanah dan tanaman yang dapat hidup di air. Tanaman air adalah jenis tanaman yang cocok hidup di air atau membutuhkan genangan air yang cukup banyak dalam pertumbuhannya. Penempatan tanaman ini lazimnya pada kolam atau taman air, tetapi tanaman ini juga dapat ditanam soliter atau dipadukan dalam kombinasi yang harmonis di dalam pot yang indah. Penempatan pot yang biasanya terbuat dari gerabah dengan berbagai bentuk dan ukuran yang dapat disesuaikan dengan selera konsumen dan ruangan tempat penyimpanan. Menurut Palungkun (2002), berdasarkan jenisnya, tanaman hias yang dikenal di Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga golongan besar, yaitu : 27

28 1. Tanaman Hias Bunga Suatu tanaman digolongkan dalam tanaman hias bunga apabila tanaman tersebut mempunyai bunga yang menarik. Daya tarik suatu bunga dapat disebabkan oleh warna yang memikat, bentuk yang indah dan mempesona, bau yang harum atau oleh ukurannya yang istimewa. Contoh tanaman hias bunga diantaranya krisan, mawar, anyelir, anthurium bunga, bugenvil dan lain-lain. 2. Tanamana Hias Daun Berbeda dengan tanaman hias bunga, tanaman hias daun memiliki daya tarik tersendiri pada bagian daunnya. Daya tarik jenis tanaman hias ini dapat disebabkan oleh bentuk, keadaan, warna, maupun komposisi daun dengan batang yang indah. Contoh tanaman hias daun ini diantaranya aglonema, kuping gajah, meranti, sirih-sirihan dan lain-lain. 3. Tanaman Hias Batang Seperti halnya dengan tanaman hias bunga dan daun, tanaman hias batang pun memiliki keistimewaan tersendiri. Tanaman hias batang mengandalkan keindahan batangnya dalam pajangan. Keindahan batang yang dapat ditampilkan dalam bentuk atau warnanya. Palem botol yang berukuran kecil dapat menampilkan bentuk warna yang menarik bila dipajang dalam ruangan, karena bentuknya mirip botol. Demikian pula dengan palem merah, warna merah yang menyala seolah-olah ditampilkan oleh batang, padahal berasal dari seludang yang membungkus batang. Contah lain dari tanaman hias batang ini yaitu palem kuning dan kaktus. 2.3 Manfaat Tanaman Hias Tanaman hias berbunga dan berdaun indah telah lama dikenal masyarakat. Tanaman hias dapat dijumpai di halaman rumah, di pinggir jalan, bahkan di perkuburan. Selain sebagai komoditas estetika dalam melengkapi landskap lingkungan hunian maupun komersil, tanaman hias juga digunakan sebagai simbol dalam kehidupan sehari-hari. Simbol dapat berupa kegiatan formal adat seperti ritual keagamaan, kelahiran, dan kematian sebagai tabur bunga. Kegiatan informal dan nonformal seperti pengucapan selamat atas prestasi yang ditempuh, pengungkapan rasa. Tanaman hias juga dapat digunakan sebagai lanskap hijau 28

29 yang berfungsi menjadi filter polusi udara kota. Misalnya saja dengan keberadaan taman rumah, taman kawasan perkotaan dan taman kota. Tanaman hias tidak hanya sebagai pelengkap saja melainkan mempunyai peran penting yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Setiap bagian dari tanaman hias seperti batang, akar, daun ataupun bunga mempunyai nilai hias tersendiri bagi pihak yang menikmatinya. Menurut Palungkun (2004), tanaman hias mempunyai beberapa fungsi seperti : 1. Keindahan Tanaman hias yang diatur menurut komposisinya dapat membuahkan rasa indah dan puas pada individu yang memandangnya. Tanaman yang dirangkai dapat digunakan sebagai penyaluran jiwa seni, 2. Stabilitator atau pemeliharaan lingkungan Keberadaan tanaman hias dapat meredap suara, menyaring debu, menyerap gas beracun, serta memelihara suhu udara dan kelembaban. Tanaman hias juga menyerap terik matahari sehingga menjadikan udara lebih sejuk dan nyaman. 3. Pendidikan (Edukatif) Tanaman dapat menumbuhkan rasa cinta pada alam dan membentuk watak positif pada seseorang. Misalnya dengan melakukan kegiatan penataan taman di sekolah terutama taman kanak-kanak ataupun playgroup. 4. Pemeliharaan Kesehatan Keindahan tanaman hias dapat menumbuhkan rasa tentram dan tenang sehingga memlihara kesehatan jiwa manusia. Proses asimilasi yang dilakukan tanaman menghasilkan gas oksigen dari penguraian gas asam arang sehingga udara tetap segar. 5. Sosial dan Ekonomi Komoditas tanaman hias merupakan bisnis yang potensial untuk meningkatkan penghasilan. Keteraturan penataan tanaman hias pun dapat menimbulkan citra yang lebih positif pada individu yang ada disekitarnya. 6. Tanaman Obat Tanaman hias dapat dimanfaatkan sebagai obat penyembuh penyakit. Misalnya tanaman kembang sepatu yang sari perasan bunganya dapat dijadikan 29

30 obat untuk menyembuhkan tubercolosa dan bronchitis. Selain itu tanaman mawar sebagai penyembuh diabetes dan encok. 2.4 Tanaman Hias Daun Pada umumnya tanaman hias dapat digolongkan menjadi tanaman hias bunga dan tanaman hias daun. Tanaman hias bunga merupakan tanaman hias dengan bagian bunga yang menarik. Menurut Prihmantoro (1997), tanaman hias daun merupakan tanaman dengan daun yang menarik. Tanaman hias daun dipilih karena penampilan aneka ragam daunnya yang berwarna-warni mulai dari berwarna tunggal seperti merah, hijau, kuning, perak, atau warna kombinasi seperti warna zebra, bintik-bintik, totol-totol merah ungu dan warna mengkilap. Daya tarik lainnya adalah penampilan bentuk tajuknya, bentuk batangnya, bentuk daunnya dan teksturnya (Sudarmono, 2002). Keindahan tanaman hias daun dapat timbul karena bentuk dasar tanaman, tekstur, warna atau karakteristik khas lainnya. Organ daun terdiri dari pelepah, tangkai dan helaian. Ada tanaman yang memiliki pelepah menarik, masyarakat melihat yang menarik adalah batangnya. Contohnya palem merah, bagian yang berwarna merah menyala sebenarnya adalah pelepahnya bukan batang. Tanaman dengan bagian batang yang menarik juga dimasukkan dalam kelompok tanaman hias daun seperti palem botol. Menurut Soeseno (1993), tanaman hias daun memiliki keindahan daun atau bentuk tubuh keseluruhannya. Bunga tidak ada dan kalaupun ada tidak mencolok. Tanaman hias daun memiliki dua fungsi yaitu, helaian daunnya dapat dijadikan sebagai filler untuk mengisi rangkaian bunga (daun potong) dan dapat juga dijadikan sebagai tanaman dalam pot. Jumlah tanaman hias daun tidak dapat dihitung secara pasti karena makin banyak tumbuh liar yang dapat digolongkan menjadi tanaman hias. Contohnya rotan (Calamus ciliaris) yang dulunya liar sekarang dimasukkan dalam kelompok tanaman hias karena penampilan tanaman ketika masih kecil amat menarik. Selain itu tanaman hibrida atau hasil persilangan yang kini banyak dihasilkan berkat campur tangan manusia juga semakin menambah keragaman tanaman hias daun seperti Aglonema. 30

31 2.5 Jenis-Jenis Tanaman Hias Daun Untuk Daun Potong Menurut Supari (1999), beberapa jenis tanaman hias daun yang dimanfaatkan untuk daun potong antara lain : Anthurium Anthurium atau sering dikenal dengan kuping gajah merupakan salah satu komoditas tanaman hias dari famili Araceae. Tanaman anthurium digolongkan menjadi dua, yaitu anthurium daun dan anthurium bunga. Anthurium daun mempunyai bentuk daun yang menarik sedangkan bunganya kurang menarik. Jenis anthurium daun biasa di gunakan untuk daun potong. Tanaman Anthurium berasal dari daerah tropik dan merupakan tanaman berbentuk perdu yang tumbuh merambat dan memanjat. Akar tanaman berbentuk bulat kecil dan panjang serta mempunyai akar tunjang yang tumbuh dari pangkal batang yang menembus tanah sampai kedalaman 40 hingga 60 cm. Anthurium termasuk tanaman yang mempunyai batang lunak, basah (herbaceus) dan berbuku-buku tempat melekatnya tangkai daun. Batangnya sangat kuat dan memanjang. Daun anthurium mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda untuk setiap spesiesnya dan mempunyai tangkai daun yang panjang. Permukaan daun bagian atas umunya licin dan mengkilap. Ujung pangkal daun umumnya tumpul atau melekuk ke bagian dalam daun. Leather Leaf Fern ` Merupakan salah satu jenis tanaman daun potong suku paku-pakuan dari famili Polypodiaceae dan genus Rumohra. Famili Polydiaceae merupakan tanaman paku-pakuan sejati yang tidak mempunyai batang yang sesungguhnya di atas tanah. Spora tanaman ini berada pada sisi bawah daun. Tanaman yang temasuk genus Rumohra mempunyai ciri penampilan tegak dimana helai daunnya tersusun simetris dan terlihat sangat cantik, sehingga cocok digunakan sebagai daun pengisi pada rangkaian bunga potong. Leather leaf fern sebagaimana tanaman paku-pakuan lainya sangat mudah untuk tumbuh disemua tempat asalkan tempat tersebut cukup teduh dan terlindung dari sinar matahari langsung. Tanaman ini baru berproduksi setelah tanaman 31

32 berumur kira-kira 6 bulan. Daun leather leaf fern yang siap di panen adalah daun yang cukup tua berwarna hijau tua dengan bentuk tidak keriting dan tidak kering. Rascus Rascus merupakan salah satu jenis tanaman daun potong yang mempunyai bentuk batang bulat kaku berwarna hijau dan putih pada pangkalnya. Daun berbentuk bulat telur, berujung lancip, berwarna hijau dan pada permukaan atasnya terdapat bakal tunas daun yang dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman. Rascus memiliki daun semu, daun yang terlihat sebenarnya batang yang menyerupai daun. Bentuk daunnya yang indah dan daya tahan yang cukup lama mengakibatkan tanaman ini cocok digunakan sebagai daun pengisi dalam rangkaian bunga. Rascus mebutuhkan tempat yang teduh dan tidak terlalu basah dengan intensitas cahaya 70 persen. Tanaman ini siap di panen apabila daun sudah cukup tua yaitu warna daun sudah terlihat hijau agak tua dan daun sudah terasa lebih tebal dan agak keras. Dracaena Sanderiana Florida Beauty Dracaena Sanderiana Florida Beauty termasuk spesies dracaena yang cukup banyak digunakan sebagai tanaman hias daun. Species kelompok dracaena lainnya adalah Dracaena deremensis, Dracaena fragrans dan Dracaena marginata. Daun florida beauty memiliki ketahanan yang cukup lama, warna daun yang khas dan susun daun dalam batang yang memungkinkan untuk digunakan sebagai pengisi rangkaian bunga. Bentuk daunnya elips dengan ujung lancip, tersusun berpasangan di setiap buku dari batang kecil tapi cukup kuat. Permukaan daun mengkilap karena adanya lapisan lilin dan juga cukup tebal sehingga memiliki daya tahan cukup baik. Warna daun hijau dengan bercakbercak putih atau kekuningan. Florida beauty merupakan tanaman tahunan sehingga bisa tumbuh terus dengan pemeliharaan yang baik. 32

33 Asparagus Asparagus sudah lama dikenal di Indonesia. Selama ini banyak orang mengenal Asparagus sebagai sayur yaitu dengan di ambil rebungnya. Asparagus memiliki beberapa jenis yang juga sudah banyak dikenal oleh para penggemar tanaman hias daun sebagai pengisi rangkaian. Beberapa jenis Asparagus tersebut anatara lain Asparagus virgatus (Asparagus cemara), Asparagus umbellatus (Asparagus bintang), Asparagus setaceus, Asparagus meyeri dan Asparagus spengeri. Asparagus termasuk dalam family liliaceae. Tanaman ini dapat tumbuh bertahun-tahun dan berkembang biak secara alami dengan mudah dan cepat. Daun yang terlihat berwarna hijau sebenarnya bukanlah daun melainkan ranting. Daun semu itu biasa disebut dengan cladode atau cladophyl. Daun semu ini terlihat seperti jarum-jarum kecil yang tersusun pada tangkai daun dan membentuk pola bermacam-macam tergantung pada jenisnya. Asparagus setaceus memiliki daun yang berbentuk segitiga sama sisi sedangkan Asparagus meyeri bentuk daunnya seperti pohon cemara kecil menyerupai ekor bajing sehingga orang banyak menyebutnya sebagai ekor bajing. Tanaman Asparagus dapat tumbuh di berbagai tempat mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi sehingga boleh dikatakan bahwa temperatur udara tidak terlalu menjadi masalah pertumbuhannya. Tetapi beberapa jenis Asparagus masih terpengaruh dengan intensitas cahaya matahari. Intensitas cahaya matahari yang terlalu tinggi mengakibatkan pertumbuhan batang terhambat. Pada suasana yang cerah dengan temperatur udara yang agak tinggi yakni sekitar 30 0 C ternyata menyebabkan pertumbuhan batang terhambat dan cenderung lebih cepat menghasilkan bunga serta daun tampak berwarna hijau tua. Kondisi redup dengan intensitas cahaya matahari yang berkurang 60 persen atau budidaya di bawah naungan menyebabkan pertumbuhan batang lebih panjang, daun berwarna hijau tua dan pertumbuhan bunga terhambat. Kondisi ini paling cocok untuk daun potong. 33

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H 34066094 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN yang telah diberlakukan pada akhir 2015 lalu tidak hanya menghadirkan peluang yang sangat luas untuk memperbesar cakupan bisnis bagi para pelaku dunia

Lebih terperinci

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon Melon (Cucumis melo L.) berasal dari daerah Mediterania kemudian menyebar luas ke Timur Tengah dan Asia. Akhirnya, tanaman melon menyebar ke segala

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Komoditas hortikultura dapat menjadi sumber pendapatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Usaha agribisnis tanaman hias saat ini sedang berkembang cukup pesat. Tanaman hias tidak hanya berperan dalam pembangunan sektor pertanian, akan tetapi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat populer di mata dunia karena memiliki bunga yang cantik, indah dan menarik. Selain itu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah Indonesia memiliki iklim dan wilayah tropis yang menyebabkan banyak tanaman dapat tumbuh dengan baik di Indonesia, sehingga wilayah dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Karakteristik Tanaman Hias

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Karakteristik Tanaman Hias II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Karakteristik Tanaman Hias Tanaman hias merupakan bagian dari hortikultur non pangan yang digolongkan dalam florikultur. Florikuktur merupakan cabang ilmu hortikultura

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry Tomat (Lycopersicon esculentum) termasuk dalam famili Solanaceae. Tomat varietas cerasiforme (Dun) Alef sering disebut tomat cherry yang didapati tumbuh

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Florikultura

II TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Florikultura II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Florikultura Sistem agribisnis terdiri atas berbagai macam subsistem yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Menurut Saragih (2001) 2, setidaknya terdapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor unggulan dalam sektor pertanian di Indonesia. Perkembangan hortikultura di Indonesia dapat dilihat dari perkembangan produksi

Lebih terperinci

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

PENGERTIAN TANAMAN HIAS

PENGERTIAN TANAMAN HIAS PENGERTIAN TANAMAN HIAS Tanaman hias merupakan bidang hortikultura yg berhubungan dengan bunga potong, tanaman hias pot, tanaman hias bedeng, tanaman hias daun dsb atau sering disebut juga sbg Floriculture,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan tumbuhan yang biasa ditanam orang sebagai

PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan tumbuhan yang biasa ditanam orang sebagai 11 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman hias merupakan tumbuhan yang biasa ditanam orang sebagai hiasan. Umumnya pengertian hiasan adalah hiasan di halaman rumah, dalam rumah, atau taman taman umum, oleh

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI YUNITA ARIANI ZEBUA H34096127 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan bisnis atau peluang usaha yang menjanjikan.tingginya minat

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan bisnis atau peluang usaha yang menjanjikan.tingginya minat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki hortikultura tropika yang berlimpah karena keanekaragaman sumber daya lahan, iklim, dan cuaca yang dimilikinya. Sumber daya tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan

BAB I PENDAHULUAN. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara Agraris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir semua

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]

TINJAUAN PUSTAKA. 4  Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011] II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-sumber Risiko Risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Risiko dapat terjadi pada pelayanan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial dalam memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi dan memegang peranan penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 5 Khasiat Buah Khasiat Cabai Merah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 5 Khasiat Buah Khasiat Cabai Merah. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Cabai Merah Keriting Cabai merah keriting atau lombok merah (Capsicum annum, L) merupakan tanaman hortikultura sayur sayuran semusim untuk rempah-rempah yang diperlukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Florikultura

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Florikultura II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Florikultura Agribisnis secara umum adalah suatu sistem yang terdiri dari empat subsistem yang terintegrasi secara fungsional. Sub-sistem pertama adalah agribisnis hulu

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari fungsi tanaman hias yang kini

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PAPRIKA HIDROPONIK DI DESA PASIR LANGU, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG Oleh : NUSRAT NADHWATUNNAJA A14105586 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tanaman Pangan ,42. Hortikultura

I PENDAHULUAN. Tanaman Pangan ,42. Hortikultura 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Hortikultura merupakan salah-satu subsektor penting dalam pembangunan pertanian. Secara garis besar, komoditas hortikultura terdiri dari kelompok tanaman sayuran (vegetables),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting karena selain sebagai penghasil komoditi untuk memenuhi kebutuhan pangan, sektor pertanian juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha agribisnis tanaman hias saat ini sedang berkembang cukup pesat. Tanaman hias tidak hanya berperan dalam pembangunan sektor pertanian, akan tetapi juga

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PEMASARAN NENAS BOGOR Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor SKRIPSI ERIK LAKSAMANA SIREGAR H 34076059 DEPARTEMEN AGRIBIS SNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang memasuki tahapan modernisasi sebagai titik lompatan menuju

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang memasuki tahapan modernisasi sebagai titik lompatan menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sebagaimana dikonsepsikan oleh para ahli ekonomi telah menciptakan perubahan penting dalam kehidupan suatu bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negaranegara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI

ANALISIS RISIKO PRODUKSI VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI 6.1. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Usaha pengurangan risiko melalui diversifikasi tanaman hias adenium tidak sepenuhnya mampu menghilangkan risiko. Adanya risiko dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011)

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki peluang besar dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah untuk memajukan sektor pertanian. Salah satu subsektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai kekayaan hayati yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program pengembangan agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumberdaya hayati yang beraneka ragam. Hal tersebut dikarenakan letak geografis Indonesia yang berada pada garis katulistiwa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) SKRIPSI PUSPA HERAWATI NASUTION H 34076122 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

Bab 5 H O R T I K U L T U R A Bab 5 H O R T I K U L T U R A Komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha agribisnis. Pengelolaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yaitu negara pertanian dengan daratannya yang subur dan didukung oleh iklim yang menguntungkan. Usaha pertanian, budidaya tanaman dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki arti penting dalam bidang pertanian karena letaknya yang strategis.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki arti penting dalam bidang pertanian karena letaknya yang strategis. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan berbagai jenis tanaman hias. Di samping terkenal sebagai negara agraris juga merupakan salah satu negara yang memiliki

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian negara Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia yaitu sekitar

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang

Lebih terperinci

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGO

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGO ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMA AN HIAS BROMELIA PADA CIAPUS BROMEL DESA TAMANSARI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI ICA DEWIANA H34070097 DEPARTEMEN AGRIBIS SNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah) 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Sektor pertanian adalah salah satu

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko Sutawi (2008) mengemukakan bahwa kemitraan merupakan salah satu upaya untuk menekan risiko yang dihadapi petani. Dengan cara mengalihkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Sentra Penanaman Anggrek Dendrobium Bunga Potong di Indonesia Dendrobium merupakan salah satu genus dalam famili Orchidaceae yang dapat tumbuh di dataran rendah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1.Tinjauan Aspek Agronomi Cabai Cabai adalah tanaman tahunan dengan tinggi mencapai 1 meter, merupakan tumbuhan perdu yang berkayu, buahnya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Kekayaan sumberdaya alam tersebut salah satunya tercurah pada sektor pertanian. Berbagai macam komoditas

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor)

ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor) ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor) Oleh FAISHAL ABDUL AZIZ H34066044 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi

I. PENDAHULUAN. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi hortikultura. Prioritas dari komoditas holtikultura tersebut adalah tanaman buah. Subsektor

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran,

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Perusahaan Tyas Orchid merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang tanaman hias di kota Bogor. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Ir. Cecep Badrudin

Lebih terperinci

VI. PEMBAHASAN 6.1. Identifikasi Sumber-sumber Risiko

VI. PEMBAHASAN 6.1. Identifikasi Sumber-sumber Risiko VI. PEMBAHASAN Risiko produksi merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar pada keberhasilan produksi. Risiko ini berdampak pada kualitas dan kuantitas hasil produksi yang dihasilkan. risiko

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman

Lebih terperinci

SKRIPSI SEKAR NUR WULANDARI H

SKRIPSI SEKAR NUR WULANDARI H PENDAPATAN USAHATANI DAN PENGEMBANGAN USAHA TANAMAN HIAS DAUN POTONG DI BOGOR, JAWA BARAT (Kasus pada PT Pesona Daun Mas Asri dan Kelompok Tani Al-Busyro Florist) SKRIPSI SEKAR NUR WULANDARI H34076139

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang terus menerus telah ikut mempengaruhi perekonomian Indonesia baik secara makro maupun

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR SKRIPSI OOM ROHMAWATI H34076115 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara bahari dan kepulauan yang dikelilingi oleh perairan laut dan perairan tawar yang sangat luas, yaitu 5,8 juta km 2 atau meliputi sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung salah satu kota besar yang ada di Indonesia, merupakan kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari 70% mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Luas wilayah Indonesia dengan keragaman agroklimatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia 58 V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH 5.1. Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia Bawang merah sebagai sayuran dataran rendah telah banyak diusahakan hampir di sebagian besar wilayah Indonesia.

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis dan relatif subur. Atas alasan demikian Indonesia memiliki kekayaan flora yang melimpah juga beraneka ragam.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan yang bidang pekerjaannya berhubungan dengan pemanfaatan alam sekitar dengan menghasilkan produk pertanian yang diperlukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kedudukannya di Indonesia. Potensi sumber daya alam di Indonesia yang

I. PENDAHULUAN. kedudukannya di Indonesia. Potensi sumber daya alam di Indonesia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang penting kedudukannya di Indonesia. Potensi sumber daya alam di Indonesia yang melimpah selayaknya bisa dikembangkan.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi serta mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha di bidang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas bunga di Indonesia sangatlah berlimpah. Menurut Dirjen Hortikultura Indonesia tahun 2006-2007, permintaan bunga hias di pasar dunia cenderung meningkat setiap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci