PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI PANCAR ( SPRINKLER IRRIGATION PADA TANAMAN CABAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI PANCAR ( SPRINKLER IRRIGATION PADA TANAMAN CABAI"

Transkripsi

1 PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI PANCAR (SPRINKLER IRRIGATION) PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) DI DESA SUMBERKIMA KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI Dona Dwi Luckytasari., Jadfan Sidqi Fidari, ST., MT., Dr. Ir. Endang Purwati, MP. Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mt. Haryono 167 Malang Indonesia ABSTRAK Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng merupakan daerah dimana pada musim kemarau mengalami kesulitan akan ketersediaan air untuk irigasi, pada musim kemarau sawah tidak ditanami karena kekurangan air. Oleh karena itu, Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali Penida) membuat sumur produksi SBK 115 dengan melakukan pengeboran sumur-dalam. Diperlukan suatu sistem pengembangan jaringan irigasi yang efektif dan efisien, yaitu irigasi pancar untuk memaksimalkan ketersediaan air yang ada.tujuan dari studi ini adalah merencanakan sistem irigasi pancar untuk tanaman cabai (Capsicum annum L.), untuk menghitung kebutuhan air tanaman cabai, desain layout jaringan irigasi pancar, tipe pompa yang sesuai serta rencana anggaran biayanya. Perencanaan jaringan irigasi pancar ini dilakukan pada petak satu menggunakan sprinkler tipe Naan 233B sebanyak 36 buah, dengan diameter pembasahan 36 m, jarak anter lateral dan sprinkler 18 x 18 m. Kebutuhan air irigasi setiap pemberian air adalah 37,93 mm. Waktu pemberian irigasi maksimum adalah 5,55 jam, dengan interval irigasi 4,06 harian. Tinggi Tekan Total (TDH) yang diperlukan sebesar 30,6 m. Pertimbangan pemenuhan kebutuhan TDH lebih besar, dipilih jenis pompa yang memiliki BHP sebesar 7,5 kw, dengan total head 40 m. Jadwal pemberian air bervariasi antara 1,39 5,55 jam dengan interval 1 5 harian, Total anggaran biaya perencanaan jaringan irigasi pancar adalah Rp ,- Kata kunci: irigasi pancar, desa sumberkima, sprinkler ABSTRACT The village of Sumberkima, District of Gerokgak, Buleleng is an area in dry season has difficulty of water for irrigation. Therefore, Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali Penida) drilling a production well. Effective and efficient irrigation systems needed to maximize existing water are sprinkler irrigation. The purpose of this study is to design of sprinkler irrigation sistem for chili (Capsicum annum L.), calculate the amount of irrigation water requirements, sprinkler irrigation network planning, plan the pump type and calculate the budget plan required to build these sprinkler irrigation network. Designing sprinkler irrigation system in the plot one that will be used is Naan 233B as much as 36 units, wetting diameter of 36 m, the distance between the lateral and sprinkler 18 x 18 m. Irrigation water requirement is 37,93 mm/ application. Time of the maximum irrigation is 5,55 hours, with the maximum irrigation interval is 5 days, total dynamic head (TDH) required is 30,6 m. Considering to fulfillmrnt greater requirement, the selected pump will be has a 7,5 kw BHP, with total head 40 m. Schedule of irrigation water supply is designed based on the needs of water per growth period between 1,39 to 5,55 hours with an interval of 1 to 5 days. The total budget cost of sprinkler irrigation network is Rp ,-. Keywords: sprinkler irrigation, sumberkima village, sprinkler

2 PENDAHULUAN Irigasi permukaan (surface irrigation) diterapkan di Indonesia karena dulu jumlah air di lahan pertanian masih melimpah, sedangkan kondisi saat ini yang ada jumlah air semakin berkurang. Sistem irigasi yang meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan air adalah satu solusi yang dibutuhkan agar lahan tetap produktif, salah satunya adalah sistem irigasi pancar (sprinkler irrigation). Irigasi pancar (sprinkler irrigation) merupakan pemberian air pada permukaan tanah dalam bentuk percikan air seperti pancar hujan (Hansen et al., 1979). Pemberian percikan air dilakukan dengan cara mengalirkan air bertekanan melalui lubang kecil (sprinkler/nozzle). Tekanan didapat dari pemompaan sumber air. Untuk mendapat aliran yang seragam diperlukan pemilihan ukuran sprinkler, tekanan operasional, spacing atau jarak antar sprinkler yang sesuai. Perencanaan jaringan irigasi pancar dalam pengembanganya mempunyai syarat, yaitu air yang cukup baik kualitasnya dan sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Sistem irigasi pancar pada umumnya diterapkan pada tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Tanaman dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi salah satunya adalah tanaman cabai (Capsicum sp). Pusat data dan sistem informasi pertanian seketariat jendral kementrian tahun 2016 menyebutkan volume ekspor cabai dari tahun cenderung meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 12,36% per tahun. Penelitian ini dengan maksud merencanakan sistem irigasi pancar (sprinkler irrigation) untuk tanaman cabai merah besar (Capsicum annum L.) di lahan terbuka pada jaringan irigasi (SBK 115) di Desa Sumberkima, Kecamatan Grogok, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Diantaranya untuk mengetahui desain layout jaringan irigasi pancar, kebutuhan kapasitas jaringan irigasi pancar, serta tipe pompa yang sesuai untuk perencanaan sistem irigasi pancar tersebut. METODE Pada perencanaan jaringan irigasi pancar terdapat beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: Kebutuhan Air Tanaman Air irigasi yang diberikan ditentukan berdasarkan kapasitas menahan air dari tanah yang menunjukkan jumlah air yang tersedia (TAM, Total Available Moisture) serta penyerapan air oleh tanaman. Jumlah air tanah tersedia, yangmerupakan selisih antara kapasitas lapang dengan titik layu permanen, untuk beberapa jenis tanah ditunjukkan pada Tabel 1. Akan tetapi air irigasi harus segera diberikan sebelum kadar air tanah mencapai titik layu permanen, yang disebut dengan deficit air dibolehkan (MAD, Management Allowed Depletion) pada Tabel 2. Tanaman cabai mempunyai kedalaman akar antara 0,2 0,4 m, dan deplesi lengas tanah direkomendasikan sebesar 25-40%. a. Kedalaman Bersih Irigasi (d) Kedalaman bersih air irigasi dapat dihitung dengan rumus : (1) d = total sisa ketersediaan air tanah yang diijinkan (mm) TAM = total air dalam tanah tersedia (mm/m) MAD = kadar air tanah yang diijinkan (%) D = kedalaman akar tanaman (m) b. Kedalaman Kotor Irigasi (dg) Kedalaman air irigasi kotor (dg) pada irigasi pancar yang sudah memperhitungkan kedalaman air bersih

3 dan efisiensi irigasi itu sendiri dapat dirumuskan sebagai berikut : (2) dg = kedalaman air irigasi kotor (mm) d = kedalaman bersih irigasi (mm) Ea = efisiensi aplikasi irigasi (%) c. Interval Irigasi Maksimum (Imax) Penentuan interval permberian air maksimum (Imax), hal ini untuk merencanakan jadwal pemindahan pipa lateral dengan persamaan : (3) Imax d ETc Tabel 1 Jumlah Air Tanah Tersedia (Total Available Moisture, TAM) Kapasitas Menahan Air Tekstur Kisaran (mm/m) Rata - rata (mm/m) Sangat kasar - pasir sangat kasar Kasar- pasir kasar, pasir halus dan pasir berlempung Agak kasar - lempung berpasir Sedang - lempug berpasir sangat halur, lempung dan lempung berdebu Agak halus - lempung berliat, lempung liat berdebu dan lempung liat berpasir Halus - liat berpasir, liat berdebu dan liat Gambut Sumber: Sapei, A Tabel 2 Kadar Air Diijinkan (MAD) MAD (%) Kedalaman Akar Tanaman dengan perakaran dangkal ( < 0,8 m ) Tanaman dengan perakaran sedang ( 0,8-1,5 m ) = Interval irigasi maksimum (hari) = kedalaman bersih (mm) = evapotranspirasi puncak tanaman d. Kebutuhan Air Irigasi Kotor (Ig) Kebutuhan air irigasi pancar selama interval pemberian air irigasi (Ig) dengan rumus : (4) Ig = kebutuhan air irigasi (mm/jam) Imax = irigasi maksimum (hari) ETc = evapotranspirasi puncak tanaman Ea = efisiensi aplikasi irigasi (%) 50 Tanaman dengan perakaran dalam ( > 1,5 m ) Sumber: Keller and Blieser, 1990 Tabel 3. Perkiraan Efisiensi Irigasi System / Method Ea (%) Earth Canal Network Surface Method Line Canal Network Surface Method Pressure Piped Network Surface Method Hose Irrigation System Low - Medium Pressure Sprinkler System 75 Microsprinkler, Micro-jets, Minisprinkler Drip Irrigation Sumber: Technical Handbook on Pressurized, FAO

4 e. Debit Sprinkler Debit sprinkler dihitung dengan rumus aliran pada orifice (Toricelli): Q = (5) dengan: C = koefisien debit (0,96) ɑ = luas penampang nozzle (lubang sprinkler) (m2) g h = gravitasi (m/det) = tekanan pada sprinkler/nozzle (m) f. Laju Pemberian Air (I) Laju pemberian air pada sprinkler untuk irigasi pancar dapat didekati dengan persamaan: I = laju penyiraman (mm/jam) q = debit sprinkler (l/dt) S 1 = jarak antara sprinkler (m) = jarak antar pipa lateral (m) S 2 (6) g. Lama Pemberian Air (t) Lama pemberian air irigasi sebaiknya tidak melebihi dari 90 % waktu yang tersedia dalam satu hari ( 24 jam ) dan dihitung dengan rumus : t = waktu operasi (jam) dg = kebutuhan air irigasi (mm) I = laju penyiraman (mm) (7) Tata Letak dan Desain Layout Jaringan Irigasi Pancar a. Jarak Pancar Panjang jarak pancar direncankan. Dari jarak pancar yang sudah direncanakan dapat dihitung kecepatan awal pada sprinkler. Kecepatan awal dapat dihitung dengan rumus : (8) dengan: g = konstanta 9,81 L = jarak pancar, direncanakan (m) = sudut 45 o b. Kecepatan dan Tinggi Pancaran Rumus kecepatan pancaran : ( ) (9) dengan cv = koefisien kecepatan (0,82) P = tekanan yang diperlukan V = kecepatan yang ditimbulkan akibat panjang pancaran (m) Rumus tinggi pancaran: Vz = kecepatan vertikal g = 9,81 (10) Hidrolika Jaringan Irigasi Pancar Kehilangan tinggi tekan pada perencanaan irigasi pancar dimulai dari kehilangan tinggi tekan dari sprinkler sampai pipa utama. Dalam perhitungan kehilangan tinggi tekan terdiri dari kehilangan tinggi tekan karena gesekan dan karena faktor sambungan, belokan, penyempitan dan lain-lain. a. Kehilangan Tinggi Tekan Mayor (Major Loses) Tinggi tekan mayor pada riser, pipa lateral dan pipa utama yaitu tinggi tekan karena gesekan yang terjadi dalam pipa. Perhitungan kehilangan head akibat mayor loses dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sapei A, 2006): Untuk pipa kecil (< 125 mm), Untuk pipa besar (> 125 mm) Kehilangan head akibat gesekan : dengan: J = gradient kehilangan head (m/100 m) (11) (12) (13) (14)

5 F N L = koefisien reduksi = jumlah lateral ataupu sprinkler = panjang pipa (m) b. Kehilangan Tinggi Tekan Mayor (Major Loses) Kerugian pada belokan dan sambungan pipa dapat dihitung dengan persamaan : (Sapei A, 2006) (14) dengan: Hf2 = head loss pada belokan (m) v = kecepatan aliran (m/dt) k = koefisien kerugian pada belokan atau sambungan g = percepatan gravitasi (9,8 m/dt) Kecepatan aliran dapat dihitung dengan menggunakan rumus (15) V = kecepatan aliran (m/dt) Q = debit dalam aliran (m 3 /det) A = luas dalam pipa (m 2 ) Kehilangan head akibat penyempitan diameter pipa dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: dengan: Hf 2 = head loss pada belokan (m) v = kecepatan aliran (m/dt) (16) k = koefisien kerugian pada belokan atau sambungan g = percepatan gravitasi (9,8 m/dt) Untuk koefisien kehilangan (K) karena belokan pipa ditabelkan pada Tabel 4. Untuk koefisien pada penyempitan ditabelkan pada Tabel 5. Total Dynamic Head (TDH) Besarnya total dynamic head (TDH) dihitung dengan persamaan (Sapei A, 2006): (17) SH = beda elevasi sumber air dengan pompa (m) E = beda elevasi pompa dengan lahan tertinggi (m) Hf1 = kehilangan head akibat gesekan sepanjang pipa penyaluran dan distribusi (m) Hm = kehilangan head pada sambungan-sambungan dan ketup (m) Hf2 = kehilangan head pada sub unit (m), besarnya 20% dari Ha Hv = Velocity head (m), besarnya 0,3 m He = tekanan operasi emitter (m) Hs = head untuk faktor keamanan (m), besarnya 20% dari total kehilangan Head Tabel 4. Koefisien Kehilangan Head Pada Belokan Pipa Dinding α Halus Kasar Sumber : Dadang Ridwan, 2014 Tabel 5. Koefisien Kehilangan Head Pada Penyempitan Diameter Pipa D₁/D₂ km Sumber : Dadang Ridwan, 2014

6 Pompa Besarnya tenaga yang diperlukan untuk pemompaan air tergantung pada debit pemompaan, total head dan efisiensi pemompaan yang secara matematis ditujukan pada persamaan berikut: (18) BHP (Broke Horse Power) = tenaga penggerak (kw) Q = debit pemompaan (l/dt) TDH = total dinamic head (m) C = faktor koreksi sebesar 102,0 Ep = efisiensi pemompaan (60% - 70%) Jadwal Pemberian Air Irigasi Pemberian air irigasi pada irigasi pancar diberikan setiap periode tanamannya. Dengan diketahuinya kedalaman akar, koefisien tanaman serta evapotranspirasi puncak pada setiapfase pertumbuhan tanaman maka dapat diketahui interval dan waktu yang tepat buat pemberian air irigasi pada tanaman sesuai dengan fase pertumbuhannaya. Analisa Rencana Anggaran Biaya Rencana anggaran biaya (RAB) secara umum merupakan keseluruhan biaya yang akan dianggarkan pada suatu proyek. Rancanagan anggaran biaya (RAB) terdiri dari tiga (3) aspek utama yaitu, merencanakan bentuk bangunan yang memenuhi syarat, menentukan biaya dan menyusun tata cara pelaksanaan teknis dan administratif. Anggaran biaya setiap daerah berbedabeda karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Studi Lokasi perencanaan terletak di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Sumber air irigasi direncanakan berasal dari Sumur SBK 115, kemudian didistribusikan melalui jaringan irigasi pancar menuju lahan persawahan seluas 20,51 ha yang dibagi menjadi 16 petak sawah. Pada perencanaan jaringan irigasi pancar diambil satu contoh petak, yaitu petak 1 dengan luas 1,33 hektar. Berikut adalah gambar lokasi dan pembagian petak sawah. Disajikan pada Gambar 1 dan Gambar 2. Lokasi Sumur Tabel 6. Koefisien Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L. ) Periode Tumbuh Lama (Bulan) Nilai Kc Awal Vegetatif Pembungaan Pembuahan Pemasakan Sumber: Doorenbos dan Pruitt, 1997 Gambar 1. Lokasi Studi PETAK 1 Gambar 2. Pembagian Petak

7 Kebutuhan Air Irigasi Pancar Sifat Fisik Tanah Sifat tanah dari hasil pengamatan yang dilakukan di Desa Sumberkima didapatkan jenis tanah alluvial coklat kelabu dan tekstur tanahnya liat berpasir. Kebutuhan Air Tanaman Kebutuhan air irigasi pancar selama pemberian pada interval irigasi dengan memperhitungkan..evapotranspirasi.tanaman puncak (ETc) yang diperoleh dari evapotranspirasi (ETo) acuan (Tabel 7) dikalikan dengan koefisien tanaman (Tabel 8) dan efisiensi irigasi (Ea) merupakan kebutuhan air irigasi kotor (Ig). Besarnya air irigasi ditentukan berdasarkan kapasitas menahan air dari tanah yang menunjukkan jumlah air tanah tersedia (Tabel 1) serta penyerapan air oleh tanaman. Air irigasi harus segera diberikan sebelum kadar air tanah mencapai titik layu permanen, yang disebut dengan kadar air yang diijinkan (MAD) pada Tabel 2. Nilai-nilai faktor rancangan disajikan pada Tabel 9. Tata Letak dan Desain Layout Jaringan Irigasi Pancar Penentuan tata letak jaringan irigasi pancar berdasarkan komponen-komponen yang dibutuhkan. Dimana komponenkomponen tersebut terdiri dari pompa, tampungan, katup pengukur aliran, filter, pipa utama, pipa lateral, dan sprinkler. Pipa yang digunakan adalah pipa PVC yang spesifikasinya pada Tabel 10. Perencanaan Tata Letak Jaringan Irigasi Pancar Perencanaan tata letak dan desain sprinkler pada jaringan irigasi pancar meliputi perencanaan jarak antar sprinkler, jarak pipa antar lateral, sehingga, selanjutnya direncanakan jumlah sprinkler dan diketahui debit per sprinkler. setelah diketahui debit sprinkler maka dapat ditentukan jenis sprinkler dan spesifikasinya. Jarak sprinkler dan jarak lateral direncanakan 18 m x 18 m dengan jarak pancar (L) yang direncanakan adalah 18 m. Dengan sudut perpancaran sebesar 45 o. Dengan persamaan (8) dapat dihitung kecepatan pancaran yang keluar dari sprinkler 13,29 m/det. Selanjutnya tinggi pancar didapatkan dari kecepatan aliran yang disebabkan karena tekanan yang direncanakan pada sprinkler, tinggi pancar dari perhitungan persamaan (10) sebesar 10,28 m. Dari tekanan dan diameter sprinkler yang direncanakan dapat dihitung debit yang keluar yaitu sebesar 0,00066 m 3 /det. Dengan perhitungan - perhitungan yang sudah didapatkan dapat diketahui jenis sprinkler yang sesuai yaitu pada Tabel 11. Laju pemberian air pada perencanaan jaringan irigasi pancar sebesar 7,39. Dengan lama pemberian air 5,55 jam. Tabel 7. Perhitungan Evapotranspirasi (Eto)Dengan Metode Penman Modifikasi Suhu Udara ea ed ea-ed Rerata w f(t) Rh Bulan ( O (mbar) (mbar) (mbar) C) f (ed) Ra n/n Rs f ( n/n ) u (m/dt) f(u) Rn1 Eto* [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Sumber: Data dan perhitungan c Eto

8 Tabel 8. Perhitungan Evapotranspirasi Puncak (ETc) Periode Tumbuh Lama (Bulan) Kedalaman Akar (m) Nilai Kc ETc Awal Vegetatif Pembungaan Pembuahan Pemasakan Tabel 9. Perhitungan Faktor Rancangan Faktor Rancangan Hasil Satuan Kebutuhan air tanaman (ETc) max 7.56 mm/hari Kedalaman bersih irigasi (d) mm Kedalaman kotor irigasi (dg) mm Interval irigasi 4 hari Kebutuhan air irigasi kotor (Ig) mm Curah hujan efektif 2.93 mm/hari Kebutuhan air tanaman bersih (dq) mm/hari Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 10. Diameter Pipa PVC Pada Jaringan Irigasi Pancar Diameter Pipa Luar Tebal Pipa Dalam inch mm m mm m m Tongkat Sprinkler Lateral Sub Utama Sumber : Tabel 11. Spesifikasi Metal Impact Sprinkler Spesifikasi Nilai Satuan Jenis/Tipe sprinkler Naan 233B Diameter nozzle 6 mm Tekanan operasi 3 bar Debit 2,26 m3/det Diameter pembasahan 36 m Jarak antar sprinkler 18 m Jarak antar lateral 18 m Sumber: a jain irrigation company Desain Jaringan Irigasi Pancar Desain jaringan irigasi sprinkler pada petak 1 seluas 1,33 ha dibuat layout jaringan pipanya, dari sprinkler, pipa lateral, pipa utama dan pompanya. Selanjutnya didesain luasan basah yang dihasilkan. Desain perencanaan pada gambar 3. Luasan basah pada Gambar 4.

9 Gambar 3. Layout Jaringan Irigasi Pancar Gambar 4. Luasan Basah Irigasi Pancar Hidrolika Jaringan Irigasi Pancar Perhitungan kehilangan tekan akibat gesekan harus mengacu pada layout jaringan yang sudah direncanakan sebelumnya. Dimensi pipa sesuai dengan yang direncanakan pada Tabel 10. Dengan menggunakan persamaan (13) maka didapatkan nilai kehilangan Tabel 12. Kehilangan Tekanan Akibat Gesekan Pada Pipa Jaringan Irigasi Pancar Koef. Panjang Pipa Diameter Debit (Q) J Reduksi Posisi (L) Pipa (D) Multi L/100 Head Loss (Hf1) l/det m mm m m m [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Pipa Sub Utama Pipa Lateral TOTAL head akibat gesekan pada Tabel 12. Selain kehilangan head akibat gesekan, juga terjadi pada sambungan pipa, belokan pipa dan penyempitan diameter pipa. Dengan menggunkan persamaan (15) dan (16) kehilangan head akibat minor loses dapat diketahui pada Tabel 13.

10 Tabel 13. Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Minor Loses Posisi Debit (Q) Kecepatan Aliran Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Belokan Jumlah Belokan kb hb Kehilangan Tinggi Tekan Akibat T (Tee Joint) Jumlah T (Tee Joint) kt ht Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Sambungan Jumlah Sambungan ks hs Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Penyempitan Jumlah Penyempitan l/det m/det m m m m/det m m [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] Pipa Sub Utama Pipa Lateral TOTAL Pompa Nilai total tinggi tekan atau TDH sebesar 30,6 m pada Tabel 14, didapatkan nilai BHP sebear 4,47 kw pada debit maksimal 11,13 liter/detik. Dengan mempertimbangkan kebutuhan air yang akan datang dipilih jenis pompa yang lebih besar, sepeti Tabel 15. Tabel 14. Rancangan Hidrolika Parameter Nilai Satuan Tekanan operasi sprinkler (Ha) 30.6 m Beda sumber air dan pompa -6.5 m Beda pompa dan elevasi tertinggi (E) -6.8 m Headloss Mayor (Hf1) 1.6 m Headloss Minor (Hm) 4.1 m Kehilangan Head pada sub unit (Hf2), 20% dari Ha 6.1 m Velocity head (Hv) 0.3 m Faktor keamanan (Hs) 1.1 m Total Dynamic Head (TDH) 30.6 m Untuk tenaga penggerak yang digunakan atau generator yaitu dengan daya 10 kw, yaitu generator merk IWATA dengan model IW10WS. Dengan generator tersebut diharapkan mampu mengailirkan air pada pompa Tabel 15. Spesifikasi Pompa Parameter Hasil Merk Grundfos Tipe SP 46-5 Debit pompa Total head 46 m3/jam 40 m Jadwal Pemberian Air Irigasi Jadwal pemberian air irigasi menjadi sangat penting apabila luas areal yang akan diairi mempunyai keterbatasan kemampuan pompa dalam menggerakkan sprinkler head. Waktu pengoperasian Kecepatan Aliran 2 kp hp Head Loss (Hf2) yang dibutuhkan untuk pemberian air irigasi sesuai dengan kebutuhan air tiap periode tanamnya. Perhitungan penjadwalan pemberian air irigasi, dimulai dengan menghitung kebutuhan air tanaman serta memperhitungjan kedalaman akar berdasarkana fase pertumbuhannya. Disajikan pada tabel 16. Tabel 16. Jadwal Pemberian Air Irigasi Pancar Periode Tumbuh Lama (Bulan) Kedalaman Akar (m) Nilai Kc ETc Interval (hari) Waktu Pemberian Air (Jam) Awal Vegetatif Pembungaan Pembuahan Pemasakan Analisa Rencana Anggaran Biaya Analisa yang digunakan berdasarkan dari data kebutuhan untuk perbaikan serta analisa kebutuhan untuk pekerjaan yang bersifat rekomendasi pada Tabel 17. Tabel 17. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) No. Pekerjaan Harga Pekerjaan (Rp.) I. Pekerjaan Persiapan 5,807,511 II. Pekerjaan Jaringan Irigasi Pancar Jumlah Harga Pekerjaan (Rp.) PPn 10 % Jumlah Harga Konstruksi Dibulatkan 307,253, ,060,911 31,306, ,367, ,367,100 Terbilang : tiga ratus empat puluh empat juta tiga ratus enam puluh tujuh ribu seratus rupiah Rencana anggaran biaya (RAB) untuk pembangunan jaringan irigasi pancar pada sumur SBK 115 di lahan petak satu (1) adalah sebesar Rp. 344,367,100,- terbilang tiga ratus empat puluh empat juta tiga ratus enam puluh tujuh ribu seratus rupiah.

11 KESIMPULAN Kebutuhan air tanaman cabai merah (ETc) adalah sebesar 7,56 mm/hari, kedalaman air bersih sebesar 30,72 mm, kedalaman kotor irigasi 40,96 mm, untuk interval irigasi yaitu 4,06 hari. Debit sprinkler yang dihasilkan dari perencanaan sebesar 0,00066 m3/det. Dengan diameter sprinkler 6 mm, sedangkan tekanannya sebesar 3 bar, dan untuk tinggi pancaran yang dihasilkan 10,28 m. Jaringan irigasi pancar dengan desain jarak antar sprinkler sebesar 18 m, jarak antar pipa lateral 18 m. Jenis sprinkler yang digunakan yaitu metal impact sprinkler dengan tipe naan 233B. Desain sistem jaringan irigasi pancar adalah tipe solid set. Pipa yang digunakan yaitu pipa PVC dengan diameter 1 inch untuk pipa riser, 4 inch untuk pipa lateral dan 6 inch untuk pipa utama. Besar head pompa pada jaringan irigasi pancar adalah 30,6 meter dengan besar tenaga yang diperlukan (BHP) sebesar 4,77 kw. Tipe pompa yang direncanakan pada sumur SBK 115 adalah pompa dengan motor tenggelam atau pompa celup (submersible pump) merk GRUNDFOS tipe SP 46-5 dengan total head 40 m. Generator yang direncanakan adalah generator merk IWATA model IW10WS dengan daya 10 kw. Jenis pekerjaan yang direncanakan dalam pembangunan jaringan irigasi pancar (sprinkler) pada petak satu di sumur SBK-115 adalah pekerjaan persiapan dan pekerjaan jaringan irigasi perpipaan. Jumlah harga total pekerjaan adalah Rp dan pajak pertambahan nilai (PpN) sebesar 10% dari harga total pekerjaan adalah Rp ,- sehingga rencana anggaran biaya (RAB) dalam pembangunan jaringan irigasi pancar pada petak satu di sumur SBK adalah sebesar Rp. 344,367,100,- terbilang tiga ratus empat puluh empat juta tiga ratus enam puluh tujuh ribu seratus rupiah. DAFTAR PUSTAKA Ridwan, D., Prasetyo, A. B., & Joubert, M. D Desain Jaringan Irigasi Mikro Jenis Mini Sprinkler (Kasus di Laboratorium Outdoor Balai Irigasi), Jurnal Irigasi, 9(2), Kurniati, E., Suharto, B., & Afrilia, T Desain Jarinngan Irigasi Curah (Sprinkler Irrigation) Pada Tanaman Anggrek. Jurnal Teknologi Pertanian, 8(1), Sapei, A Irigasi Curah (Sprinkler Irrigation). Bogor. Institut Pertanian Bogor. Naandanjain Sprinkler Product Catalog. Israel: Naandanjain Irrigation Company. naandanjain.com/uploads/catalogerfil es/sprinklers%20booklet/ndj_sprin klers_eng_180316f.pdf. (diakses 23 Maret 2017) Grundfos Grundfos Product Center. Denmark: Grundfos Group. (diakses 3 Juli 2017) Wavin Brosur Wavin Standart. Jakarta: PT Wavin Duta Jaya. 5/07/Brosur-Wavin-Standard.pdf (diakses 30 Mei 2017)

Okta Rachma Paramita, Jadfan Sidqi Fidari, Endang Purwati

Okta Rachma Paramita, Jadfan Sidqi Fidari, Endang Purwati PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI CURAH (SPRINKLER) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA L.) DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI. Okta Rachma Paramita, Jadfan Sidqi Fidari,

Lebih terperinci

Komunikasi Penulis,

Komunikasi Penulis, DESAIN JARINGAN IRIGASI MIKRO JENIS MINI SPRINKLER (KASUS DI LABORATORIUM OUTDOOR BALAI IRIGASI) MICRO IRRIGATION NETWORK DESIGN TYPE OF MINI SPRINKLERS (CASE IN EXPERIMENTAL STATION FOR IRRIGATION OUTDOOR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Irigasi Curah Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu metode pemberian air yang dilakukan dengan menyemprotkan air ke udara kemudian jatuh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah kebun DIV I PT LPI SKALA 1 : 70000

Lampiran 1. Denah kebun DIV I PT LPI SKALA 1 : 70000 LAMPIRAN 27 Lampiran 1. Denah kebun DIV I PT LPI SKALA 1 : 70000 28 Lampiran 2. Perhitungan evapotranspirasi acuan 29 Lampiran 3. Perhitungan curah hujan efektif 30 Lampiran 4. Perhitungan kebutuhan air

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Irigasi Curah Irigasi curah atau siraman (sprinkler) adalah metode penggunaan air terhadap permukaan tanah dalam bentuk percikan, seperti hujan biasa. Metode pemberian air ini dimulai

Lebih terperinci

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI DESA SUMBERKIMA KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI DESA SUMBERKIMA KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI DESA SUMBERKIMA KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI Edo Indra Pradita, Moch. Sholichin, Dian Chandrasasi 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Air Jurusan Teknik Pertanian. Dan Lahan Parkir Jurusan Teknik Pertanian di

METODE PENELITIAN. Air Jurusan Teknik Pertanian. Dan Lahan Parkir Jurusan Teknik Pertanian di 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Sumberdaya Lahan dan Air Jurusan Teknik Pertanian. Dan Lahan Parkir Jurusan Teknik Pertanian di

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1. Analisis Curah Hujan 4.1.1. Ketersediaan Data Curah Hujan Untuk mendapatkan hasil yang memiliki akurasi tinggi, dibutuhkan ketersediaan data yang secara kuantitas dan kualitas

Lebih terperinci

Laju dan Jumlah Penyerapan Air

Laju dan Jumlah Penyerapan Air IRIGASI Apa Komentar Anda? Laju dan Jumlah Penyerapan Air Tergantung kondisi tanah (kadar lengas vs hisapan matrik, hantaran hidrolik, difusitas) Tergantung kondisi tanaman (density akar, kedalaman akar,laju

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Daerah Irigasi Lambunu Daerah irigasi (D.I.) Lambunu merupakan salah satu daerah irigasi yang diunggulkan Propinsi Sulawesi Tengah dalam rangka mencapai target mengkontribusi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi 2.1.1 Curah hujan rata-rata DAS Beberapa cara perhitungan untuk mencari curah hujan rata-rata daerah aliran, yaitu : 1. Arithmatic Mean Method perhitungan curah

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN JARINGAN IRIGASI CURAH (SPRINKLER)

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN JARINGAN IRIGASI CURAH (SPRINKLER) PERENCANAAN DAN PERANCANGAN JARINGAN IRIGASI CURAH (SPRINKLER) 1 IRIGASI CURAH : Pemberian air irigasi dengan cara menyemprotkan air ke udara dan menjatuhkannya di sekitar tanaman seperti hujan Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN AIR SAWAH DAERAH SEKITAR PANEI TENGAH KABUPATEN SIMALUNGUN

ANALISIS KEBUTUHAN AIR SAWAH DAERAH SEKITAR PANEI TENGAH KABUPATEN SIMALUNGUN ANALISIS KEBUTUHAN AIR SAWAH DAERAH SEKITAR PANEI TENGAH KABUPATEN SIMALUNGUN TUGAS AKHIR Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh: KHARDE MANIK

Lebih terperinci

Skema umum jaringan irigasi curah diperlihatkan pada Gambar 2. Hydrant. Gambar 2. Skema jaringan irigasi curah (Prastowo, 2002).

Skema umum jaringan irigasi curah diperlihatkan pada Gambar 2. Hydrant. Gambar 2. Skema jaringan irigasi curah (Prastowo, 2002). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Irigasi Curah Irigasi curah (sprinkle irrigation) disebut juga overhead irrigation karena pemberian air dilakukan dari bagian atas tanaman terpancar menyerupai curah hujan (Prastowo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hidrologi Siklus hidrologi menunjukkan gerakan air di permukaan bumi. Selama berlangsungnya Siklus hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke

Lebih terperinci

A. SISTEM IRIGASI TETES

A. SISTEM IRIGASI TETES II. TINJAUAN PUSTAKA A. SISTEM IRIGASI TETES Irigasi tetes (trickle irrigation) merupakan sistem irigasi yang pemberian airnya melalui jalur pipa ekstensif biasanya dengan diameter kecil ke tanah dekat

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL 4.1 Kondisi perancangan Tahap awal perancangan sistem perpipaan air untuk penyiraman kebun vertikal yaitu menentukan kondisi

Lebih terperinci

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB-116 KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG. M. Wildan Amin, Moch. Sholichin, Runi Asmaranto

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB-116 KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG. M. Wildan Amin, Moch. Sholichin, Runi Asmaranto PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB-116 KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG M. Wildan Amin, Moch. Sholichin, Runi Asmaranto Jurusan Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan Mayjen

Lebih terperinci

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI DESA TEGALLINGGAH KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG - BALI ABSTRAK

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI DESA TEGALLINGGAH KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG - BALI ABSTRAK PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI DESA TEGALLINGGAH KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG - BALI Auliya Nurirrasyida 1, Moch. Sholichin 2, Anggara WWS 3 1) Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air TINJAUAN PUSTAKA Neraca Air Neraca air adalah model hubungan kuantitatif antara jumlah air yang tersedia di atas dan di dalam tanah dengan jumlah curah hujan yang jatuh pada luasan dan kurun waktu tertentu.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.2 RUMUSAN MASALAH Error Bookmark not defined. 2.1 UMUM Error Bookmark not defined.

DAFTAR ISI. 1.2 RUMUSAN MASALAH Error Bookmark not defined. 2.1 UMUM Error Bookmark not defined. HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI ABSTRAK BAB IPENDAHULUAN DAFTAR ISI halaman i ii iii iv v vii

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANAMAN

BAHAN AJAR : PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANAMAN BAHAN AJAR : PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANAMAN Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti diklat ini peseta diharapkan mampu Menjelaskan tentang kebutuhan air tanaman A. Deskripsi Singkat Kebutuhan air tanaman

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari pencurah bertekanan sedang sebanyak 283 data. Data tersebut diperoleh dari penelusuran informasi melalui internet maupun perusahaan tertentu yang menjual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv MOTTO...... vi ABSTRAK...... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR NOTASI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY KAJIAN PENERAPAN IRIGASI HEMAT AIR. Desember 2015

EXECUTIVE SUMMARY KAJIAN PENERAPAN IRIGASI HEMAT AIR. Desember 2015 EXECUTIVE SUMMARY KAJIAN PENERAPAN IRIGASI HEMAT AIR Desember 2015 KATA PENGANTAR Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 34/PRT/M/2015 pada Tahun Anggaran 2015, Balai Irigasi

Lebih terperinci

Asep Sapei 1 dan Irma Kusmawati 2

Asep Sapei 1 dan Irma Kusmawati 2 PERUBAHAN POLA PENYEBARAN KADAR AIR MEDIA TANAM ARANG SEKAM DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir.) PADA PEMBERIAN AIR SECARA TERUS MENERUS DENGAN IRIGASI TETES Asep Sapei 1 dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI Mario Thadeus, Moch. Sholichin, Linda Prasetyorini Jurusan Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Bendungan Semantok, Nganjuk, Jawa Timur PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR Faris Azhar, Abdullah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013 di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013 di Laboratorium Sumber Daya Air dan Lahan Jurusan Teknik Pertanian dan Laboratorium Ilmu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo dkk., 2004).

TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo dkk., 2004). TINJAUAN PUSTAKA Irigasi Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, yakni demi peradaban manusia. Bahkan dapat dipastikan, tanpa pengembangan sumber daya air secara konsisten

Lebih terperinci

ANALISA KETERSEDIAAN AIR

ANALISA KETERSEDIAAN AIR ANALISA KETERSEDIAAN AIR 3.1 UMUM Maksud dari kuliah ini adalah untuk mengkaji kondisi hidrologi suatu Wilayah Sungai yang yang berada dalam sauatu wilayah studi khususnya menyangkut ketersediaan airnya.

Lebih terperinci

STUDI KETERSEDIAAN AIR TANAH CLB 122 UNTUK PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DI DESA CELUKANBAWANG KECAMATAN GEROGAK KABUPATEN BULELENG BALI

STUDI KETERSEDIAAN AIR TANAH CLB 122 UNTUK PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DI DESA CELUKANBAWANG KECAMATAN GEROGAK KABUPATEN BULELENG BALI STUDI KETERSEDIAAN AIR TANAH CLB 1 UNTUK PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DI DESA CELUKANBAWANG KECAMATAN GEROGAK KABUPATEN BULELENG BALI Dwiki Putra Dermawan 1, Moch. Sholichin, Tjokorda Bagus P.D.A 1)

Lebih terperinci

RANCANGAN BANGUNAN HIDROLIKA PADA JARINGAN IRIGASI PEDESAAN DI DESA PEKIRINGAN ALIT, KECAMATAN KAJEN-PEKALONGAN KANIA DEWI NASTITI

RANCANGAN BANGUNAN HIDROLIKA PADA JARINGAN IRIGASI PEDESAAN DI DESA PEKIRINGAN ALIT, KECAMATAN KAJEN-PEKALONGAN KANIA DEWI NASTITI RANCANGAN BANGUNAN HIDROLIKA PADA JARINGAN IRIGASI PEDESAAN DI DESA PEKIRINGAN ALIT, KECAMATAN KAJEN-PEKALONGAN KANIA DEWI NASTITI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM IRIGASI SPRINKLER DI DESA OESAO KABUPATEN KUPANG SPRINKLER IRRIGATION SYSTEM STUDY IN THE OESAO VILLAGE DISTRICT OF KUPANG

KAJIAN SISTEM IRIGASI SPRINKLER DI DESA OESAO KABUPATEN KUPANG SPRINKLER IRRIGATION SYSTEM STUDY IN THE OESAO VILLAGE DISTRICT OF KUPANG KAJIAN SISTEM IRIGASI SPRINKLER DI DESA OESAO KABUPATEN KUPANG SPRINKLER IRRIGATION SYSTEM STUDY IN THE OESAO VILLAGE DISTRICT OF KUPANG Vincensius Paskalis Kiik 1) Judi K. Nasdjono ) I Made Udiana 3)

Lebih terperinci

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN Jonizar 1,Sri Martini 2 Dosen Fakultas Teknik UM Palembang Universitas Muhammadiyah Palembang Abstrak

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR 1 Rika Sri Amalia (rika.amalia92@gmail.com) 2 Budi Santosa (bsantosa@staff.gunadarma.ac.id) 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

ANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT

ANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT ANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT Nama : Aldian Sya Ban NPM : 20411550 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Ridwan, ST., MT. Latar Belakang 1. Perkembangan Kota

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tebu

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tebu 3 TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tebu Tebu (Sacharum officinarum L.) termasuk ke dalam golongan rumputrumputan (graminea) yang batangnya memiliki kandungan sukrosa yang tinggi sehinga dimanfaatkan sebagai bahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR ix DAFTAR ISI Halaman JUDUL i PENGESAHAN iii MOTTO iv PERSEMBAHAN v ABSTRAK vi KATA PENGANTAR viii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xvi DAFTAR LAMPIRAN xvii DAFTAR NOTASI xviii BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN MINGGU 2 HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN Irigasi dan Drainasi Widianto (2012) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman 2. Memahami proses-proses aliran

Lebih terperinci

Pengelolaan Air Tanaman Jagung

Pengelolaan Air Tanaman Jagung Pengelolaan Air Tanaman Jagung M. Aqil, I.U. Firmansyah, dan M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros PENDAHULUAN Salah satu upaya peningkatan produktivitas guna mendukung program pengembangan

Lebih terperinci

DEFINISI IRIGASI TUJUAN IRIGASI 10/21/2013

DEFINISI IRIGASI TUJUAN IRIGASI 10/21/2013 DEFINISI IRIGASI Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian, meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi

Lebih terperinci

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi Kebutuhan Tanaman Padi UNIT JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES Evapotranspirasi (Eto) mm/hr 3,53 3,42 3,55 3,42 3,46 2,91 2,94 3,33 3,57 3,75 3,51

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perbandingan Evapotranspirasi Tanaman Acuan Persyaratan air tanaman bervariasi selama masa pertumbuhan tanaman, terutama variasi tanaman dan iklim yang terkait dalam metode

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI SAWAH KABUPATEN KAMPAR

ANALISA KEBUTUHAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI SAWAH KABUPATEN KAMPAR ANALISA KEBUTUHAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI SAWAH KABUPATEN KAMPAR SH. Hasibuan Analisa Kebutuhan Air Irigasi Kabupaten Kampar Abstrak Tujuan dari penelitian adalah menganalisa kebutuhan air irigasi di

Lebih terperinci

1998 SURUSAN TEKlVIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1998 SURUSAN TEKlVIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNTUK TANAMA (Citrulhs vulgaris L.) PADA JARINGAN IRI DI KABUPATEN I OLEH : MUHAMMAD EKA SUAHPUT'RA 1998 SURUSAN TEKlVIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR yang diperlukan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY IRIGASI MIKRO BERBASIS MULTI KOMODITAS

EXECUTIVE SUMMARY IRIGASI MIKRO BERBASIS MULTI KOMODITAS EXECUTIVE SUMMARY IRIGASI MIKRO BERBASIS MULTI KOMODITAS Desember, 2012 Pusat Litbang Sumber Daya Air i KATA PENGANTAR Laporan ini merupakan Executive Summary dari kegiatan Irigasi Mikro Berbasis Multi

Lebih terperinci

STUDI POTENSI IRIGASI SEI KEPAYANG KABUPATEN ASAHAN M. FAKHRU ROZI

STUDI POTENSI IRIGASI SEI KEPAYANG KABUPATEN ASAHAN M. FAKHRU ROZI STUDI POTENSI IRIGASI SEI KEPAYANG KABUPATEN ASAHAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat untuk menempuh Colloqium Doqtum/Ujian Sarjana Teknik Sipil M. FAKHRU ROZI 09 0404

Lebih terperinci

RC MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI

RC MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI RC14-1361 MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI SISTEM PENGAMBILAN AIR Irigasi mempergunakan air yang diambil dari sumber yang berupa asal air irigasi dengan menggunakan cara pengangkutan yang paling memungkinkan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA JARINGAN IRIGASI PADA SISTEM IRIGASI MICRO SPRAY DI KEBUN PERCOBAAN TAJUR - PKBT IPB, BOGOR

EVALUASI KINERJA JARINGAN IRIGASI PADA SISTEM IRIGASI MICRO SPRAY DI KEBUN PERCOBAAN TAJUR - PKBT IPB, BOGOR SKRIPSI EVALUASI KINERJA JARINGAN IRIGASI PADA SISTEM IRIGASI MICRO SPRAY DI KEBUN PERCOBAAN TAJUR - PKBT IPB, BOGOR Oleh : ASTI BUDI UTAMI F14102094 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik.

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin Pompa air dengan menggunakan tenaga angin merupakan sistem konversi energi untuk mengubah energi angin menjadi putaran rotor

Lebih terperinci

Sprinkler Tipe BIR Versi 1 Teknologi Tepat, Investasi Hemat

Sprinkler Tipe BIR Versi 1 Teknologi Tepat, Investasi Hemat Tipe BIR Versi 1 Teknologi Tepat, Investasi Hemat KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR Teknologi Tepat Pada Lahan Kering Pemanfaatan

Lebih terperinci

Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak

Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak 13 Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 1 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak TAHUN PERIODE JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER 25 I 11 46 38 72 188 116 144 16 217

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA

ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA Susilah Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh email: zulfhazli.abdullah@gmail.com Abstrak Kecamatan Banda Baro merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERNYATAAN...i KERANGAN PERBAIKAN/REVISI...ii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR...iii ABSTRAK...iv UCAPAN TERIMA KASIH...v DAFTAR ISI...vi DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan air tanaman adalah banyaknya air yang dibutuhkan tanaman untuk membentuk jaringan tanaman, diuapkan, perkolasi dan pengolahan tanah. Kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irigasi adalah faktor yang sangat menentukan dalam kegiatan pertanian. Pada mulanya kegiatan irigasi hanya sebatas

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irigasi adalah faktor yang sangat menentukan dalam kegiatan pertanian. Pada mulanya kegiatan irigasi hanya sebatas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irigasi adalah faktor yang sangat menentukan dalam kegiatan pertanian. Pada mulanya kegiatan irigasi hanya sebatas mengairi lahan dengan air saja tanpa mempedulikan berapa

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan

Lebih terperinci

Topik 11. Teknologi Irigasi Curah

Topik 11. Teknologi Irigasi Curah 1 Topik 11. Teknologi Irigasi Curah Pendahuluan Tujuan instruksional khusus: mahasiswa mampu menerangkan tentang pengertian dan komponen irigasi curah, uniformity dan efisiensi irigasi curah, serta merancang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian TINJAUAN PUSTAKA Daerah Aliran Sungai Sungai merupakan jaringan alur-alur pada permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian hilir. Air hujan

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK REKAYASA IRIGASI I ARTIKEL/MAKALAH /JURNAL TENTANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI, KETERSEDIAAN AIR IRIGASI, DAN POLA TANAM

TUGAS KELOMPOK REKAYASA IRIGASI I ARTIKEL/MAKALAH /JURNAL TENTANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI, KETERSEDIAAN AIR IRIGASI, DAN POLA TANAM TUGAS KELOMPOK REKAYASA IRIGASI I ARTIKEL/MAKALAH /JURNAL TENTANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI, KETERSEDIAAN AIR IRIGASI, DAN POLA TANAM NAMA : ARIES FIRMAN HIDAYAT (H1A115603) SAIDATIL MUHIRAH (H1A115609) SAIFUL

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat dan bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Desember 2012 Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air. Ir. Bambang Hargono, Dipl. HE, M.Eng NIP:

KATA PENGANTAR. Bandung, Desember 2012 Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air. Ir. Bambang Hargono, Dipl. HE, M.Eng NIP: KATA PENGANTAR Pengembangan lahan non padi di Indonesia belum sepenuhnya dapat didukung dengan jaringan irigasi yang memadai dan mempunyai efisiensi irigasi yang diharapkan, namun demikian akhir-akhir

Lebih terperinci

Oleh : I.D.S Anggraeni *), D.K. Kalsim **)

Oleh : I.D.S Anggraeni *), D.K. Kalsim **) PERBANDINGAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN IRIGASI PADI METODA DENGAN CROPWAT-8.0 (CALCULATION OF PADDY IRRIGATION REQUIREMENT RATIO ON WITH CROPWAT-8.0 METHOD) Oleh : I.D.S Anggraeni *), D.K. Kalsim **) Departement

Lebih terperinci

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 1, No. 2 : , September 2014

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 1, No. 2 : , September 2014 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 179 Vol. 1, No. 2 : 179-189, September 2014 KARAKTERISTIK PERUBAHAN LENGAS TANAH PADA PEMBERIAN IRIGASI TETES PIPA PVC DI LAHAN KERING PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Lebih terperinci

Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih Desa Sumberdadi Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar

Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih Desa Sumberdadi Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih Desa Sumberdadi Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar Handika Putrawan 1, Ery Suhartanto 2, Riyanto Haribowo 2 1) Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan

Lebih terperinci

I D G Jaya Negara*, Yusron Saadi*, I B Giri Putra*

I D G Jaya Negara*, Yusron Saadi*, I B Giri Putra* 28 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 Vol. 2, No. 1 : 28-37, Maret 2015 KARAKTERISTIK KINERJA IRIGASI SPRINKLER MINI PADA LAHAN KERING PRINGGABAYA UTARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Characteristics of Mini Sprinkler

Lebih terperinci

STUDI POLA PEMBERIAN AIR BERDASARKAN EFISIENSI PEMAKAIAN AIR PADA TANAMAN KEDELAI EDAMAME (VEGETABLE SOYBEAN) DENGAN METODE IRIGASI TETES JURNAL

STUDI POLA PEMBERIAN AIR BERDASARKAN EFISIENSI PEMAKAIAN AIR PADA TANAMAN KEDELAI EDAMAME (VEGETABLE SOYBEAN) DENGAN METODE IRIGASI TETES JURNAL STUDI POLA PEMBERIAN AIR BERDASARKAN EFISIENSI PEMAKAIAN AIR PADA TANAMAN KEDELAI EDAMAME (VEGETABLE SOYBEAN) DENGAN METODE IRIGASI TETES JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

Perencanaan Operasional & Pemeliharaan Jaringan Irigasi DI. Porong Kanal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

Perencanaan Operasional & Pemeliharaan Jaringan Irigasi DI. Porong Kanal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur Perencanaan Operasional & Pemeliharaan Jaringan Irigasi DI. Porong Kanal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur Latar Belakang Daerah Irigasi Porong Kanal berada di kabupaten Sidoarjo dengan luas areal baku sawah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih. Kategori kegiatan perencanaan untuk system distribusi air bersih/minum menurut Martin,D., (2004) ada dua kategori yaitu: 1. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran BAB IV Bab IV Hasil dan Analisis HASIL DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran merupakan suatu kombinasi dari berbagai sistem untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. perlindungan, serta kasih sayang- Nya yang tidak pernah berhenti mengalir dan

KATA PENGANTAR. perlindungan, serta kasih sayang- Nya yang tidak pernah berhenti mengalir dan KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, perlindungan, serta kasih sayang- Nya yang tidak pernah berhenti mengalir dan selalu menyertai, yang selalu diberikan kepada

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kadar Air Tanah Air merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan oleh tanaman baik pohon maupun tanaman semusim untuk tumbuh, berkembang dan berproduksi. Air yang

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR Diajukan untuk

Lebih terperinci

17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH.

17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH. MINGGU 2 HUBUNGAN TANAH-AIR-TANAMAN Irigasi dan Drainasi Widianto (2013) Lab. Fisika Tanah FPUB TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman 2. Memahami

Lebih terperinci

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... ix Abstract...

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan Juli sampai November 2013 di Greenhouse Sarwo

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan Juli sampai November 2013 di Greenhouse Sarwo 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari Bulan Juli sampai November 2013 di Greenhouse Sarwo Farm Desa Bandar Agung Kec. Kalianda Kab. Lampung Selatan

Lebih terperinci

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993).

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993). batas topografi yang berarti ditetapkan berdasarkan aliran air permukaan. Batas ini tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak.dalam kondisi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak.dalam kondisi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hidrologi Hidrologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejadian, perputaran dan penyebaran air baik di atmosfir, di permukaan bumi maupun di bawah permukaan

Lebih terperinci

Gambar 5.1 Pengukuran Sumber Mata Air Pendeman 1

Gambar 5.1 Pengukuran Sumber Mata Air Pendeman 1 debit (L/det) 20 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Perhitungan Debit Sumber 5.1.1 Kondisi Eksisting Debit Sumber Berdasarkan kondisi eksisting, Dusun Jogokerten pada RW 13 mengambil mata air

Lebih terperinci

1.5. Potensi Sumber Air Tawar

1.5. Potensi Sumber Air Tawar Potensi Sumber Air Tawar 1 1.5. Potensi Sumber Air Tawar Air tawar atau setidaknya air yang salinitasnya sesuai untuk irigasi tanaman amat diperlukan untuk budidaya pertanian di musim kemarau. Survei potensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini ada beberapa langkah untuk menganalisis dan mengolah data dari awal perencanaan sampai selesai. 3.1.1 Permasalahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN DAN TUJUAN PEMBERIAN IRIGASI Menurut Hasan et al (1980) diacu dalam Wahyudi (1987), irigasi didefinisikan sebagai usaha memberikan air ke dalam tanah dengan maksud untuk

Lebih terperinci

Keperluan air irigasi dengan Pola tanam seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Pola tanam. antar blok 1 MT blok

Keperluan air irigasi dengan Pola tanam seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Pola tanam. antar blok 1 MT blok RINGKASAN 1. Keperluan Air Irigasi Keperluan air irigasi dengan Pola tanam seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Pola tanam Tanaman Luas Neto Beda tanam Jumlah Awal tanam Jumlah tanam antar blok 1 MT blok MT1

Lebih terperinci

, Aditya Prihantoko **) Balai Irigasi, Pusat Litbang Sumber Daya Air, Badan Litbang PU, Jl. Cut Meutia Kotak Pos 147 Bekasi 17113

, Aditya Prihantoko **) Balai Irigasi, Pusat Litbang Sumber Daya Air, Badan Litbang PU, Jl. Cut Meutia Kotak Pos 147 Bekasi 17113 KAJIAN DESAIN DAN KINERJA JARINGAN IRIGASI MIKRO BERBASIS MULTI KOMODITAS DI SUMEDANG (PERFORMANCE OF MICRO IRRIGATION NETWORK BASED ON MULTI COMMODITIES IN SUMEDANG) Oleh : Wildan Herwindo *), Aditya

Lebih terperinci

R. Ismu Tribowo * Balai Besar Pengembangan TTG-LIPI, K.S.Tubun No.5 Subang-Jawa Barat, Abstract

R. Ismu Tribowo * Balai Besar Pengembangan TTG-LIPI, K.S.Tubun No.5 Subang-Jawa Barat, Abstract Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan ISSN 1693 4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 22 Februari 2011 Analisis Pengaruh Anomali Iklim 2010

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BENDUNG MRICAN1

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BENDUNG MRICAN1 ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BENDUNG MRICAN1 Purwanto dan Jazaul Ikhsan Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Lingkar Barat, Tamantirto, Yogyakarta (0274)387656

Lebih terperinci

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 1, No. 1 : 73-80, Maret 2014

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 1, No. 1 : 73-80, Maret 2014 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 73 Vol. 1, No. 1 : 73-80, Maret 2014 ANALISIS SISTIM IRIGASI TETES TERPADU PADA LAHAN KERING PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Collaboration Drip Irrigation Systems Analysis

Lebih terperinci

PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG

PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 PENGAIRAN Tujuan peembelajaran

Lebih terperinci

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI D.I. SUKARAJA I KABUPATEN OKU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN AKHIR

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI D.I. SUKARAJA I KABUPATEN OKU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN AKHIR PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI D.I. SUKARAJA I KABUPATEN OKU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN AKHIR DisusunUntukMemenuhiPersyaratanDalamMenyelesaikan Pendidikan Diploma III JurusanTeknikSipil PoliteknikNegeriSriwijaya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH PDAM JAYAPURA Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT Nohanamian Tambun 3306 100 018 Latar Belakang Pembangunan yang semakin berkembang

Lebih terperinci

Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145, Indonesia

Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145, Indonesia STUDI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DENGAN APLIKASI SOFTWARE WATERCAD DI KELURAHAN CEMOROKANDANG KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG Putu Dody Prayoga Putra 1, Very Dermawan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI. Oleh KIKI FOTEDI PRAMONO F

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI. Oleh KIKI FOTEDI PRAMONO F PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI Oleh KIKI FOTEDI PRAMONO F14102019 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Diskripsi Lokasi Studi Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di wilayah Kabupaten Banyumas dengan luas areal potensial 1432 ha. Dengan sistem

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMANFAATAN AIR BAKU DENGAN MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING (LP) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CIDANAU, BANTEN. OLEH : MIADAH F

OPTIMASI PEMANFAATAN AIR BAKU DENGAN MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING (LP) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CIDANAU, BANTEN. OLEH : MIADAH F OPTIMASI PEMANFAATAN AIR BAKU DENGAN MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING (LP) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CIDANAU, BANTEN. OLEH : MIADAH F14102075 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI Achmad Nifan El Wafi 1), Moch. Sholichin 2), Ussy Andawayanti 2) 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

KEBUTUHAN AIR. penyiapan lahan.

KEBUTUHAN AIR. penyiapan lahan. 1. Penyiapan lahan KEBUTUHAN AIR Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya menentukan kebutuhan air irigasi pada suatu proyek irigasi. Faktor-faktor penting yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM IRIGASI TETES (DRIP IRRIGATION) DI DESA BESMARAK KABUPATEN KUPANG

PERENCANAAN SISTEM IRIGASI TETES (DRIP IRRIGATION) DI DESA BESMARAK KABUPATEN KUPANG PERENCANAAN SISTEM IRIGASI TETES (DRIP IRRIGATION) DI DESA BESMARAK KABUPATEN KUPANG I Made Udiana, (made_udiana@yahoo.com) Dosen pada Jurusan Teknik Sipil FST Undana-Kupang Wilhelmus Bunganaen, (wilembunganaen@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

Sambungan Persil. Sambungan persil adalah sambungan saluran air hujan dari rumah-rumah ke saluran air hujan yang berada di tepi jalan

Sambungan Persil. Sambungan persil adalah sambungan saluran air hujan dari rumah-rumah ke saluran air hujan yang berada di tepi jalan Kelengkapan Saluran Sambungan Persil Sambungan persil adalah sambungan saluran air hujan dari rumah-rumah ke saluran air hujan yang berada di tepi jalan Bentuk: Saluran terbuka Saluran tertutup Dibuat

Lebih terperinci

APLIKASI SOFTWARE WATERCAD UNTUK PERENCANAAN JARINGAN PIPA DI PERUMAHAN PUNCAK BOROBUDUR KOTA MALNG

APLIKASI SOFTWARE WATERCAD UNTUK PERENCANAAN JARINGAN PIPA DI PERUMAHAN PUNCAK BOROBUDUR KOTA MALNG APLIKASI SOFTWARE WATERCAD UNTUK PERENCANAAN JARINGAN PIPA DI PERUMAHAN PUNCAK BOROBUDUR KOTA MALNG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Akhir Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST.) Disusun

Lebih terperinci