WORKSHOP HASIL RISET Sikap Keagamaan yang Berkeadilan dan Berkesetaraan Gender Dalam Keluarga di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
|
|
- Hamdani Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jl. Demangan Baru 24 Yogyakarta Telp/Fax web WORKSHOP HASIL RISET Sikap Keagamaan yang Berkeadilan dan Berkesetaraan Gender Dalam Keluarga di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta 1 Tim periset Pusat Studi Islam Universitas Islam Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar belakang riset ini adalah sikap-perhatian terhadap kondisi-kondisi ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender dalam keluarga, pembangunan dan pemberdayaan gender, serta relasi antara agama-agama, gender, dan pembangunan. Gender dipahami sebagai perbedaan peluang, peran, dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki sebagai hasil konstruksi sosial dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Sehingga, capaian kinerja pembangunan dan pemberdayaan gender mampu mencitrakan dan memerkuat sikap keagamaan yang adil dan setara gender dalam keluarga. 2. Terdapat truisme bahwa doktrin agama-agama yang ternyatakan dalam teks suci adalah adil dan setara gender. Namun ketika sudah berada pada wilayah pemahaman dan penyikapan, sebagai hasil interaksi antara umat beragama dengan teks suci, kerap kali ajaran itu terdistorsi. Hal ini terutama disebabkan pola pikir patriarki yang telah mengakar kuat dan ternyatakan sebagai sikap keadilan dan kesetaraan gender dalam keluarga. B. Rumusan Masalah: Bagaimana sikap keagamaan yang berkeadilan dan berkesetaraan gender dalam keluarga di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (selanjutnya ditulis: DIY). C. Tujuan dan Manfaat RIset 1. Tujuan riset adalah mendeskripsikan dan menganalisis sikap keagamaan (alfabetis: Buddha, Hindu, Islam, Katolik, Protestan) yang adil dan setara gender dalam keluarga di wilayah DIY. 2. Manfaat Riset a. Secara teoritis-keilmuan untuk memeroleh basisdata dan informasi sikap keagamaan yang adil dan setara dalam keluarga di wilayah DIY. b. Secara praktis-implementatif, sebagai dasar untuk (1) merelasikan kembali doktrin, pemahaman, dan sikap keagamaan tentang program dan kebijakan pembangunan dan pemberdayaan gender, dan (2) merekomendasi kepada pemangku kepentingan tentang penguatan sikap keagamaan yang berkeadilan dan berkesetaraan gender dalam keluarga di wilayah DIY. D. Batasan Masalah 1. Sikap kegamaan: Keadaan internal manusia berdasar pemahaman yang diperoleh dari asimilasi pengetahuan dalam ajaran agama. 2. Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta: Satuan demografi di wilayah yang meliputi kota Yogyakarta, kabupaten Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul, dan Sleman. 1 Disampaikan pada Workshop Sikap Keagamaan yang Berkeadilan dan Berkesetaraan Gender Dalam Keluarga di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. PSI UII bekerjasama dengan Cordaid. Yogyakarta, 11 April Tim Periset PSI UII adalah Yusdani, Drs., M.Ag. (Koordinator); Aden Wijdan SZ, Drs. M.Si.; Edi Safitri, S.Ag., M.S.I.; Imam Samroni, S.Pd.; M. Latif Fauzi, S.Ag., M.S.I.; M. Roem Sybly, S.Ag.; Rahmani Timorita Y, Dra., M.Ag.; Ulfa Jamilatul Farida, S.I.P 1
2 3. Keadilan dan kesetaraan gender: Kondisi, status, dan perlakuan yang adil terhadap perempuan dan laki-laki untuk memeroleh kesempatan dan menikmati haknya sebagai manusia agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam pembangunan dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. Kondisi ini adalah konstekstual dan situasional, dengan memerhatikan konteks dan situasi di wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 4. Keluarga: Keluarga luas (extended famiy) yang terdiri ayah, ibu, anak, dan dengan memerhatikan kerabat yang lain. II. METODE Riset lapangan (field research) ini bersifat deskriptif-eksploratif. Pengumpulan data melalui metode public survey dengan observasi tidak langsung, yaitu dengan menyebarkan angket (kuesioner) secara langsung pada responden. Riset mengacu pada pengukuran makna kata (semantik) atau teknik beda semantik menurut Osgood, Suci, dan Tannenbaum. 2 Teknik ini dipilih karena dianggap lebih mampu mengeksplorasi sikap (keagamaan) responden terhadap tema riset. Pasangan kata sifat yang dipilih adalah sulit-mudah, berat-ringan, pastitidak pasti, baik-buruk, pantas-tidak pantas, kuat-lemah, menyenangkan-tidak menyenangkan, aman-berbahaya, terpuji-terhina, bebas-ketat, besar-kecil. Angket terdiri 23 indikator dengan 40 pertanyaan (P 1 -P 40 atau Pertanyaan no. 1 sampai dengan no. 40). Sedangkan responden dikenali dengan 9 identitas beserta 58 atribut identitas, yaitu 1. Agama (5), 2. Jenis kelamin atau Gender (2), 3. Tempat tinggal (5), 4. Kewargaan (3), 5. Umur (4), 6. Status pernikahan (3), 7. Kedudukan/status dalam keluarga (6), 8. Pendidikan terakhir (9), 9. Profesi (20). Populasinya adalah seluruh penduduk di wilayah DIY, yaitu orang, dengan rincian (1) Islam: , (2) Katolik: , (3) Kristen: , (4) Hindu: 5.964, dan (5) Buddha: (data BPS DIY 2005). Sampel ditetapkan dengan accident random sampling di 5 kabupaten/kota, karena terdapat selisih jumlah penduduk antaragama yang sangat jauh. Misal, jumlah penduduk beragama Islam sebesar 91,38 %, sedangkan jumlah penduduk beragama Katolik 5,38 %, dan Buddha 0,16 %. - Penyebaran angket : 21 Desember Januari Jumlah angket disebar : Jumlah angket rusak : 394 (16,38%) - Jumlah angket dimasukkan : (83,62%) - Pengolahan data : per 15 Januari 2007 III. HASIL RISET Berdasarkan pengolahan dan analisis data terhadap seluruh angket, maka dapat dideskripsikan sikap keagamaan yang berkeadilan dan berkesetaraan gender dalam keluarga di wilayah DIY. Di antara 58 atribut identitas, hanya identitas agama, jenis kelamin, tempat tinggal, umur, dan pendidikan responden yang disajikan. Ringkasan hasil riset meliputi persentase, penilaian, dan kecenderungan sikap responden terhadap 23 indikator yang digunakan. A. RANGKUMAN UMUM Hasil riset memerlihatkan bahwa dengan menggunakan 23 indikator, maka diperoleh hasil bahwa terdapat 16 (enam belas) indikator yang apabila ditinjau dari 2 Saifuddin Azwar, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1995, Edisi ke-2. Untuk Skala Diferensi Semantik pada hal
3 beberapa identitas responden atau tanpa memerhatikan identitas responden, memberikan kecenderungan sikap yang sama, seperti pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, diperoleh informasi bahwa indikator Tetap berusaha mempunyai anak laki-laki dalam keluarga adalah sesuatu yang baik. Dengan demikian, ditinjau dari berbagai aspek dan secara keseluruhan, responden mempunyai kecenderungan sikap yang bertolak belakang dengan kesetaraan gender. Artinya, seluruh responden dengan berbagai atribut identitasnya belum bersikap adil dan setara terhadap gender. Begitu juga untuk indikator Anggaran publik (APBN/APBD) berpihak terhadap laki-laki dan perempuan, pada tinjauan berbagai aspek dan secara keseluruhan, mendapatkan penilaian netral, sehingga kecenderungan sikap responden kurang jelas. Perlu kajian lebih lanjut, mungkin dari sisi pernyataan di dalam angket atau boleh jadi adalah hasil riset merupakan informasi capaian sosialisasi tentang anggaran publik yang progender. TABEL 1. RINGKASAN KECENDERUNGAN RESPONDEN NO INDIKATOR AGAMA JENIS KELAMIN TEMPAT TINGGAL UMUR PENDIDIKAN TOTAL 1. SEBAGAI IBU RUMAH TANGGA STEREOTIP E STEREOTIP E STEREOTIP E STEREOTIP E TETAP BERUSAHA 2. MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI DALAM KELUARGA SUBORDIN AT SUBORDIN AT SUBORDIN AT SUBORDIN AT 3. PENDIDIKAN ANAK LAKI-LAKI LEBIH PENTING DARIPADA PENDIDIKAN ANAK 4. POLIGAMI 5. KAWIN SIRI 6. MELAPORKAN PRAKTEK TETANGGA KEPADA PIHAK YANG BERWAJIB 7. PERGUNJINGAN DI TELEVISI 8. MEMBELI MEDIA YANG BERGAMBAR PORNO 9. BAPAK/SUAMI SEBAGAI PENGAMBIL KEPUTUSAN DI DALAM KELUARGA 10. KONDISI AGAMIS 11. BAPAK/SUAMI BER ADIL DI 12. ANGGARAN PUBLIK (APBN/APBD) BERPIHAK TERHADAP LAKI-LAKI DAN Sementara kecenderungan sikap responden pada indikator selain pada Tabel 1 di atas, cenderung mempunyai sikap yang berbeda-beda, dan dalam beberapa bagian menunjukkan sikap yang tidak jelas. 3
4 TABEL 2. INDIKATOR DENGAN KECENDERUNGAN RESPONDEN NO. INDIKATOR 1. KECANTIKAN/KETAMPANAN ADALAH MODAL SUKSES 2. MENIKAH 3. MEMBEDAKAN PERMAINAN UNTUK ANAK LAKI-LAKI DAN 4. MENJADI GUBERNUR 5. ANAK MENDAPAT WARISAN SETENGAH DARI ANAK LAKI-LAKI 6. UANG JAJAN ANAK SAMA DENGAN ANAK LAKI-LAKI KEBIJAKAN PENGUPAHAN KARYAWATI YANG MENIKAH DENGAN STANDAR LAJANG, 7. KARENA SUDAH MENDAPAT NAFKAH SUAMI 8. ISTRI MENJADI KEPALA RUMAH TANGGA 9. PERKAWINAN BEDA AGAMA 10. ORANG TUA MENDAMPINGI ANAK MENONTON TELEVISI 11. SEKELOMPOK MASYARAKAT MEMBAKAR TEMPAT PELACURAN B. IDENTITAS AGAMA Berdasarkan identitas agama responden, sebagaimana dalam Tabel 3., diperoleh informasi bahwa kelima penganut agama mempunyai kecenderungan sikap yang sama pada indikator berikut: 1. Perempuan sebagai ibu rumah tangga, dengan kecenderungan sikap stereotipe, yaitu sulit dan berat tugas perempuan sebagai ibu rumah tangga, 2. Perempuan menjadi gubernur, dengan kecenderungan sikap tidak subordinat, yaitu suatu hal yang pantas dan kuat apabila gubernur diemban oleh perempuan, 3. Tetap berusaha mempunyai anak laki-laki dalam keluarga, dengan kecenderungan sikap subordinat, yaitu suatu hal yang baik tetap mengusahakan mempunyai anak laki-laki, 4. Anak perempuan mendapat warisan setengah dari anak laki-laki, dengan kecenderungan sikap tidak marginal, 5. Pendidikan anak laki-laki lebih penting daripada pendidikan anak perempuan, dengan kecenderungan sikap tidak marginal (tidak pantas) 6. Poligami, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan, 7. Kawin siri, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan, 8. Melaporkan praktek kekerasan dalam keluarga tetangga kepada pihak yang berwajib, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan, yaitu hal yang baik melaporkan praktek kekerasan kepada pihak yang berwajib, 9. Pergunjingan di televisi, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan, 10. Membeli media yang bergambar porno, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan, 11. Sekelompok masyarakat membakar tempat pelacuran, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan, 12. Bapak/Suami sebagai pengambil keputusan di dalam keluarga, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan, 13. Kondisi agama dalam keluarga, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan, 14. Bapak/Suami bersikap adil di dalam keluarga, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan, Kelima agama mempunyai kecenderungan sikap yang berbeda-beda pada indikator berikut: 1. Kecantikan/Ketampanan adalah modal sukses, 2. Perempuan tidak menikah, 3. Membedakan permainan untuk anak laki-laki dan perempuan, 4. Uang jajan anak perempuan sama dengan anak laki-laki, 5. Kebijakan pengupahan karyawati yang menikah dengan standar lajang, karena mendapat nafkah suami, 6. Istri menjadi kepala rumah tangga, 4
5 7. Perkawinan beda agama, 8. Orangtua mendampingi anak menonoton televisi, 9. Anggaran publik (APBN/APBD) berpihak terhadap laki-laki dan perempuan. 5
6 TABEL 3. MAYORITAS KECENDERUNGAN RESPONDEN BERDASARKAN AGAMA NO INDIKATOR SEBAGAI IBU RUMAH TANGGA KECANTIKAN/KETAMP ANAN ADALAH MODAL SUKSES MENIKAH MEMBEDAKAN PERMAINAN UNTUK ANAK LAKI-LAKI DAN MENJDAI GUBERNUR TETAP BERUSAHA MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI DALAM KELUARGA ANAK MENDAPAT WARISAN SETENGAH DARI ANAK LAKI-LAKI PENDIDIKAN ANAK LAKI-LAKI LEBIH PENTING DARIPADA PENDIDIKAN ANAK UANG JAJAN ANAK SAMA 9. DENGAN ANAK LAKI- LAKI 10. KEBIJAKAN PENGUPAHAN BUDDHA HINDU ISLAM KATHOLIK PROTESTAN PENILAI PENILAIA % PENILAIAN RUNGAN % PENILAIAN RUNGAN % PENILAIAN RUNGAN % % RUNGAN AN RUNGAN N , & & & &
7 NO INDIKATOR KARYAWATI YANG MENIKAH DENGAN STANDAR LAJANG, KARENA SUDAH MENDAPAT NAFKAH SUAMI ISTRI MENJADI KEPALA RUMAH TANGGA PERKAWINAN BEDA AGAMA BUDDHA HINDU ISLAM KATHOLIK PROTESTAN PENILAI PENILAIA % PENILAIAN RUNGAN % PENILAIAN RUNGAN % PENILAIAN RUNGAN % % RUNGAN AN RUNGAN N POLIGAMI KAWIN SIRI MELAPORKAN PRAKTEK TETANGGA KEPADA PIHAK YANG BERWAJIB PERGUNJINGAN DI TELEVISI ORANG TUA MENDAMPINGI ANAK MENONTON TELEVISI MEMBELI MEDIA YANG BERGAMBAR PORNO , MENYENAN GKAN & BERBAHAY A , MENYENA NGKAN & BERBAHAY A KETAT BEBAN GANDA , MENYENAN GKAN & BERBAHAYA KETAT BEBAN GANDA , MENYEN ANGKAN & BERBAH AYA KETAT , MENYEN ANGKAN & BERBAH AYA KETAT 19. SEKELOMPOK
8 NO INDIKATOR MASYARAKAT MEMBAKAR TEMPAT PELACURAN BAPAK/SUAMI SEBAGAI PENGAMBIL KEPUTUSAN DI DALAM KELUARGA KONDISI AGAMIS BAPAK/SUAMI BER ADIL DI ANGGARAN PUBLIK (APBN/APBD) BERPIHAK TERHADAP LAKI-LAKI DAN BUDDHA HINDU ISLAM KATHOLIK PROTESTAN PENILAI PENILAIA % PENILAIAN RUNGAN % PENILAIAN RUNGAN % PENILAIAN RUNGAN % % RUNGAN AN RUNGAN N BESAR
Lampiran Hasil riset PSI UII: Mayoritas kecenderungan sikap responden berdasar agama (alfabetis: Buddha, Hindu, Islam, Katolik, Protestan).
Lampiran Hasil riset PSI UII: Mayoritas kecenderungan sikap responden berdasar agama (alfabetis: Buddha, Hindu, Islam, Katolik, Protestan). NO SEBAGAI IBU RUMAH BUDDHA 20 30.8 3. MENIKAH 50.0, 50.0 LAKI-LAKI
Lebih terperinciSikap Keagamaan yang Berkeadilan dan Berkesetaraan Gender Imam Samroni 1
Sikap Keagamaan yang Berkeadilan dan Berkesetaraan Gender Imam Samroni 1 LATAR BELAKANG Makalah ini berupaya menyigi relasi agama dan penguatan gender, terutama persepsi sikap keagamaan tentang keadilan
Lebih terperinciMenyusun Kurikulum Pembelajaran Living With Gender Equality 1
Menyusun Kurikulum Pembelajaran Living With Gender Equality 1 Imam Samroni Pertanyaan Pengantar 1. Apa arti hasil riset Sikap Keagamaan yang Berkeadilan dan Berkesetaraan Gender Dalam Keluarga di Wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat
Lebih terperinciPELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG
RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG Oleh : Dra. Sofi Sufiarti. A ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pemberian hak pada anak yang tidak mengistimewakan pada jenis kelamin
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil penelitian mengungkapkan bahwa masyarakat di Desa Sikumpul dalam pola sosialisasi telah mampu menerapkan kesetaraan gender dengan cukup baik di beberapa aspek kehidupan
Lebih terperinciPenyusunan Kurikulum Pembelajaran Pembelajaran Living With Gender Equality 1 Imam Samroni
Penyusunan Kurikulum Pembelajaran Pembelajaran Living With Gender Equality 1 Imam Samroni Kasus 1. DIY, Model Sekolah Berwawasan Gender Dinas Pendidikan Propinsi DIY akan menerapkan Model Sekolah Berwawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap pasangan menikah pasti menginginkan agar perkawinannya langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan akan kelanggengan perkawinan
Lebih terperinciBAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR
BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Norma dan nilai gender dalam masyarakat merujuk pada gagasan-gagasan tentang bagaimana seharusnya
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN NOMOR 29/E, 2011 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi kearah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melalui kesepakatan International Conference on Population and Development (ICPD) tahun 1994 terjadi perubahan paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional (KBN).
Lebih terperinciPerpustakaan Unika LAMPIRAN
LAMPIRAN LAMPIRAN A Skala Penelitian A-1 SKALA SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI BEKERJA A-2 SKALA KESADARAN KESETARAAN GENDER LAMPIRAN A-1 Skala SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI BEKERJA LAMPIRAN A-2 Skala KESADARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan adalah persoalan pelanggaran kondisi kemanusiaan yang tidak pernah tidak menarik untuk dikaji. Menurut Mansour Fakih (2004:17) kekerasan
Lebih terperinciPerpustakaan Unika LAMPIRAN
LAMPIRAN LAMPIRAN A Data Kasar A-1 DATA KASAR SIKAP TERHADAP POLIGAMI A-2 DATA KASAR KESADARAN KESETARAAN GENDER LAMPIRAN A-1 Data Kasar SIKAP TERHADAP POLIGAMI LAMPIRAN A-2 Data Kasar KESADARAN KESETARAAN
Lebih terperinciPERAN PEREMPUAN PADA SEKTOR DOMESTIK DAN PUBLIK DI KOTA YOGYAKARTA
PERAN PEREMPUAN PADA SEKTOR DOMESTIK DAN PUBLIK DI KOTA YOGYAKARTA Penny Rahmawaty, M.Si Staf Pengajar Prodi Manajemen,FISE Universitas Negeri Yogyakarta penny_rahmawaty@yahoo.com Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciMARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!
MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA! 4 dari 5 laki-laki seluruh dunia pada satu masa di dalam hidupnya akan menjadi seorang ayah. Program MenCare+ Indonesia adalah bagian dari kampanye global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia diarahkan untuk pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Termasuk dalam proses pembangunan adalah usaha masyarakat untuk
Lebih terperinciFORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Pengalaman Nyeri pada Pasien dengan Nyeri Kronis. di RSUP Haji Adam Malik Medan
Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Pengalaman Nyeri pada Pasien dengan Nyeri Kronis di RSUP Haji Adam Malik Medan Saya yang bernama A. N. Dahlia Sinambela/071101048 adalah mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran kaum perempuan Indonesia dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam menegakkan NKRI dipelopori
Lebih terperinciKUESIONER : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK. :Pola Pengasuhan Anak Di Daerah Pemukiman Kumuh Kota Medan
KUESIONER Nama : LIA LIDIA T. SARAGIH NIM : 070901035 Departemen Fakultas Judul Penelitian : SOSIOLOGI : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK :Pola Pengasuhan Anak Di Daerah Pemukiman Kumuh Kota Medan (Studi korelatif
Lebih terperinciDaftar Pertanyaan Kuesioner
Daftar Pertanyaan Kuesioner Pengaruh Program Pertanian Polikultur oleh Yayasan Bitra Indonesia terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sayum Sabah Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan oleh masyarakat kadang-kadang masih dianggap sebagai manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan tidak lebih penting
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Negara dapat dikatakan maju apabila memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas. Pembangunan sumberdaya manusia sangat penting dan strategis guna menghadapi era persaingan ekonomi
Lebih terperinciBAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
62 BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Berdasarkan hasil full enumeration survey, diketahui sebanyak 113 (49,6 persen)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ontribusi sosial budaya. Perbedaan peran ini bukan disebabkan perbedaan
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Gender Gender menggambarkan peran laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari ontribusi sosial budaya. Perbedaan peran ini bukan disebabkan perbedaan biologis, melainkan oleh
Lebih terperinciBAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Pernikahan anak menjadi salah satu persoalan sosial di Kabupaten Gunungkidul. Meskipun praktik pernikahan anak di Kabupaten Gunungkidul kian menurun di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah daripada kaum laki-laki masih dapat kita jumpai saat ini. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang telah dikonstruksikan
Lebih terperinciPenilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP
Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Sejak tahun 2000, Indonesia telah meratifikasi Millenium Development Goals (MDGs) di bawah naungan Persatuan Bangsa- Bangsa.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Panggungharjo Kecamatan Sewon Bantul dengan pertimbangan bahwa di. dibanding dengan desa lain di Kecamatan Sewon.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi tempat penelitian yang dipilih peneliti adalah Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Bantul dengan pertimbangan bahwa di
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh)
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara melindungi
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat
Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perempuan Bali untuk Bekerja di Sektor Publik (Studi Kasus di Desa Adat Kerobokan Kuta Utara Kabupaten Badung). Nama : Ni Putu Devi Ekayanti Ningsih
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KECAMATAN RANTAU SELATAN. Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya adalah 64,32 km 2 dengan
BAB DESKRPS KECAMATAN RANTAU SELATAN. Kondisi Geografis Kecamatan Rantau Selatan adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya adalah, km dengan jumlah
Lebih terperinciPERAN AYAH DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA
PERAN AYAH DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Dedek Mikehartatik 1610104413 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara melindungi dan menjamin
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MADIUN
PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Jika dahulu dunia pekerjaan hanya didominasi oleh kaum laki-laki, sekarang fenomena tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis
Lebih terperinciKUESIONER. Dengan memberikan tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih. Apakah Anda pernah melihat atau mendengar iklan Coca Cola?
62 Lampiran 1 KUESIONER Bersama ini saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi kuesioner ini. Adapun kuesioner ini merupakan survey tentang Analisis Efektifitas Iklan Coca Cola yang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN PERKAWINAN PADA USIA ANAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini kami menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.
Judul Nama : Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari : Made Puspita Mega Swari NIM : 1306105063
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki pada posisi dan kekuasaan yang lebih dominan dibandingkan perempuan. Secara
Lebih terperinciJAWA TIMUR MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPTEN LUMAJANG NOMOR 48 TAHUN 2007 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DI KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini peran wanita sangat dibutuhkan dalam membangun perkembangan ekonomi maupun sektor lain dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciGENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT. Agustina Tri W, M.Pd
GENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT Agustina Tri W, M.Pd Manusia dilahirkan o Laki-laki kodrat o Perempuan Konsekuensi dg sex sbg Laki-laki Sosial Konsekuensinya dg sex sbg Perempuan 2 Apa Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Rumah Tangga merupakan sub sistem dari masyarakat yang memiliki struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah tangga peran suami
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,
SALINAN BUPATI DEMAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciOleh : TIM DOSEN SPAI
Oleh : TIM DOSEN SPAI Syarat Pernikahan Adanya persetujuan kedua calon mempelai Adanya izin dari orang tua bagi calon mempelai yang belum berumur 21 tahun Antara kedua calon tidak ada hubungan darah Calon
Lebih terperinciNOVIYANTI NINGSIH F
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERAGAMA PADA ANAK DARI PASANGAN BEDA AGAMA SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh : NOVIYANTI NINGSIH F 100 040 285 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan industri modern mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial di masyarakat. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat tentu saja tidak lepas dari pengaruh
Lebih terperinciLembar Persetujuan Menjadi Responden. SD RSS Perumnas Kerasaan Kec. Pematang Bandar Kab. Simalungun.
Lembar Persetujuan Menjadi Responden Nama saya adalah Endang S. Siburian/ 111121119, mahasiswa di Program Studi Ilmu Keperawatan Sumatera Utara, Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perempuan adalah tiang negara, artinya tegak runtuhnya suatu negara berada di tangan kaum perempuan. Penerus peradaban lahir dari rahim seorang perempuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir separuh dari seluruh kehidupan seseorang dilalui dengan bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan berbagai perasaan dan sikap. Saat ini,
Lebih terperinciJADWAL UJIAN REMEDIASI GENAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta JADWAL UJIAN REMEDIASI GENAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016 Versi Revisi : 1 : 10/08/2016 NO WAKTU PRODI 1 Senin, 15-08-2016
Lebih terperinciBUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLatar Belakang KLA. Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah suatu pembangunan kabupaten/kota yang mengintegrasikan komitmen dan
Latar Belakang KLA 1. Definisi dan Tujuan KLA Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah suatu pembangunan kabupaten/kota yang mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha
Lebih terperinciAngket Penelitian. I. Identitas Responden. 1. Nama : 2. Usia : 3. Pekerjaan : 4. Jenis kelamin : a. Laki- laki. b. Perempuan. 4. Etnis : a.
Angket Penelitian I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Usia : 3. Pekerjaan : 4. Jenis kelamin : a. Laki- laki b. Perempuan 4. Etnis : a. Cina b. Karo c. India 5. Agama : a. Islam b. Protestan c. Katolik
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : bargaining position, vasektomi.
ABSTRAK Program KB yang dilaksanakan oleh pemerintah saat ini juga disediakan bagi laki-laki, yang salah satunya yaitu vasektomi. Seorang laki-laki sebagai suami juga harus mempunyai tanggung jawab yang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG
LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Temuan penelitian model keseimbangan kerja-keluarga ini membuktikan kesesuaian antara konsep teoritis yang dibangun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peran Pekerjaan dan Keluarga Fenomena wanita bekerja di luar rumah oleh banyak pihak dianggap sebagai sesuatu yang relatif baru bagi masyarakat Indonesia. Kendati semakin lumrah,
Lebih terperinciMASA DEWASA AWAL. Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MASA DEWASA AWAL Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Sosial Pada Masa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut menunjukkan bahwa perempuan memiliki posisi vital di tengah-tengah keluarga dengan segala fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Perempuan merupakan kaum yang sering di nomor duakan di kehidupan sehari-hari. Perempuan seringkali mendapat perlakuan yang kurang adil di dalam kehidupan masyarakat
Lebih terperinciPENDEKATAN TEORETIS TINJAUAN PUSTAKA
5 PENDEKATAN TEORETIS Bab ini menjelaskan tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Subbab tinjauan pustaka berisi bahan pustaka yang dirujuk berasal dari beberapa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Terletak di Sebelah Utara jalan, dengan alamat Jalan Wates Km.5.5. Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping berada di Jl Wates
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat. Keluarga terdiri dari kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan totalitas latar belakang dari sistem nilai, lembaga dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu merupakan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia sangat luas, juga mempunyai puluhan bahkan ratusan adat budaya. Begitu juga dengan sistem kekerabatan yang dianut, berbeda sukunya maka berbeda pula
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA. A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami. 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami?
LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami? 2. Apa tujuan didirikannya P2TPA Rekso Dyah Utami? 3. Bagaimana
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, Menimbang
Lebih terperincigolongan ekonomi menengah. Pendapatan keluarga rata-rata berada pada kisaran lima jutaan rupiah perbulan dengan sebagian besar ayah bekerja sebagai
PEMBAHASAN Penelitian ini didasarkan pada pentingnya bagi remaja mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa sehingga dapat mengelola tanggung jawab pekerjaan dan mampu mengembangkan potensi diri dengan
Lebih terperinciPekerjaan Suami : Bekerja / Tidak Bekerja Pendidikan Anak : SD / SMP Pembantu Rumah Tangga : Punya / Tidak Punya (Lingkari pilihan Anda)
Pekerjaan Suami : Bekerja / Tidak Bekerja Pendidikan Anak : SD / SMP Pembantu Rumah Tangga : Punya / Tidak Punya (Lingkari pilihan Anda) Dengan hormat, Disela-sela kesibukan Anda, perkenankanlah saya mohon
Lebih terperinciJumlah % 1 < Jumlah Jlh % jlh %
Jumlah Keseluruhan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah % 1 laki-laki 14918 50 2 Perempuan 14971 50 Jumlah 29889 100 Jumlah Responden Berdasarkan Usia Usia Jlh % 1 < 20 70 47 2 20-39
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena
BAB II METODE PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian Bentuk yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sebagaimana dikatakan Nawawi (1990:64) bahwa metode
Lebih terperinciJUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P
PROVINSI PENDUDUK N0. KABUPATEN/KOTA 1. KOTA YOGYAKARTA 216,396 221,881 438,277 29 22 51 438,328 2. BANTUL 500,911 510,971 1,011,882 16 14 30 1,011,912 3. KULONPROGO 231,984 237,000 468,984 0 0 0 468,984
Lebih terperinciBAB IV. Refleksi Teologis
BAB IV Refleksi Teologis Budaya patriarki berkembang dalam kehidupan masyarakat di seluruh dunia dan mengakibatkan adanya pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Pembagian kerja ini menyebabkan
Lebih terperinciKasus Bias Gender dalam Pembelajaran
Kasus Bias Gender dalam Pembelajaran Oleh: Wagiran (Anggota Pokja Gender bidang Pendidikan Provinsi DIY, Dosen FT Universitas Negeri Yogyakarta), maswa_giran@yahoo.com GENDER BERMASALAH? salah satu jenis
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah peneliti melakukan penelitian dan mengolah data hasil observasi
126 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah peneliti melakukan penelitian dan mengolah data hasil observasi dan hasil wawancara pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab V ini peneliti akan mengambil
Lebih terperinciLampiran I DATA INFORMAN. : Drs. H. Murjani Sani, M.Ag. : PNS, Ketua MUI Kota Banjarmasin. Alamat : Jln. Pekapuran Gg. Seroja Rt.
Lampiran I DATA INFORMAN 1. Informan Pertama : Drs. H. Murjani Sani, M.Ag. : 62 tahun : S2 : PNS, Ketua MUI Kota Banjarmasin : Jln. Pekapuran Gg. Seroja Rt. 17 2. Informan Kedua : Baiturrahman, S.Ag. :
Lebih terperinciLembar Persetujuan Menjadi Responden. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang
Lampiran-1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bertandatangan Anggita Fahrina Nasution dengan NIM. 091101024 adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian
Lebih terperinciPemberdayaan Peran Perempuan dalam Kegiatan Perdamaian
Pemberdayaan Peran Perempuan dalam Kegiatan Perdamaian Dampak Konflik terhadap Perempuan dan Hubungan Jender. Peran Perempuan Sebagai Agen Konflik dan Perdamaian. Hambatan Partisipasi Perempuan dalam Kegiatan
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA KOTA PROBOLINGGO NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan rokok di Indonesia sampai saat ini masih menjadi masalah nasional yang perlu diupayakan penanggulangannya, karena menyangkut berbagai aspek permasalahan
Lebih terperinciPERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN
PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN Dewi S Simanullang* Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME
51 BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME A. Analisis Terhadap Perlindungan Hak Nafkah Perempuan dalam Kompilasi Hukum Islam Hak perkawinan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Pendidikan mempunyai peranan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah hak asasi sekaligus sebuah sarana untuk merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Pendidikan mempunyai peranan sangat strategis
Lebih terperinciBAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian
BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang dicirikan oleh adanya keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa, etnis dan agama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Dimana manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sejak manusia lahir hingga
Lebih terperinciIMPLIKASI PERKAWINAN YANG TIDAK DI DAFTARKAN DI KANTOR URUSAN AGAMA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM DI INDONESIA
ISSN : 2541-2175 IMPLIKASI PERKAWINAN YANG TIDAK DI DAFTARKAN DI KANTOR URUSAN AGAMA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM DI INDONESIA Oleh Muh Afied Hambali, SH. MH Fakultas Hukum Universitas Surakarta Abstrak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 me 2.1.1 Pengertian me Seligman (1991) menyatakan optimisme adalah suatu pandangan secara menyeluruh, melihat hal yang baik, berpikir positif dan mudah memberikan makna bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Antara laki-laki dengan perempuan mempunyai rasa ketertarikan dan saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan Tuhan dalam dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Antara laki-laki dengan perempuan mempunyai rasa ketertarikan dan saling membutuhkan
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN
39 HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN Pembagian peran/aktivitas yang dilakukan dalam rumah tangga perikanan berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak laki-laki. Ideologi Patriakat tumbuh subur dalam masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem kekerabatan yang dianut masyarakat Indonesia umumnya adalah masyarakat patrilineal. Patrilineal adalah kekuasaan berada di tangan ayah atau pihak laki-laki.
Lebih terperinci