3 METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3 METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan"

Transkripsi

1 Bahan 3 METODE PENELITIAN Bahan-bahan utama penelitian adalah biji jagung lokal varietas Genjah Kodok dengan No reg yang diperoleh dari petani di wilayah Wonogiri, Jawa Tengah (selanjutnya disebut jagung Kodok ). Biji jagung hibrida varietas Pioneer 21 (P21) yang diperoleh dari petani di Kediri, Jawa Timur (selanjutnya disebut jagung P21 ), Crude papain powder dari latex papaya produksi Sigma (CAS Number ), sistein, pati jagung produksi PT. Redwood Indonesia yang diperoleh dari PT. Suba Food Pangan Jaya dan bahan kimia untuk analisis. 3.2 Peralatan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan gelas untuk perendaman, stop watch, timbangan, pengaduk, ember untuk pencucian, wadah peniris, disk mill Retsch, siever, neraca analitik, pengering kabinet, oven, desikator, peralatan analisa, ph meter, spektrofotometer, Moisture Analyser AND MX-50, Chromameter CR-200, mikroskop Zeiss Axiolab drb KT , SEM Jeol JSM-6510LA, RVA Tech Master Newport Scientific Pty Limited, Australia, Texture analyser Tinius Olsen tipe XT Tata Laksana Penelitian Secara garis besar penelitian dikelompokkan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu tahap pertama merupakan tahap eksplorasi data. Eksplorasi data dilakukan melalui studi literatur dan survei lapangan. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan penelitian di laboratorium. Penelitian di laboratorium dimulai dengan pengukuran dimensi dan densitas biji jagung, analisa kimia dan komponen proksimat, pegukuran aktivitas papain, pemilihan peralatan degerminator, dan penentuan waktu perendaman awal sebelum degerminasi. Selanjutnya dilakukan proses inkubasi dengan papain, pengujian kekerasan dan kadar protein grits hasil inkubasi yang dilanjutkan verifikasi dan pembuktian hasil pembahasan awal, yang meliputi pengujian distribusi ukuran partikel tepung jagung yang dihasilkan, pengamatan morfologi grits jagung dengan SEM, pengamatan granula pati dengan mikroskop cahaya terpolarisasi, dan pengujian sifat visco amilografi tepung jagung dengan RVA. Bagian terakhir tahapan penelitian laboratorium adalah optimasi proses inkubasi, dimana rentang variabel konsentrasi enzim dan lama waktu inkubasi ditentukan berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada tahapan sebelumnya dari penelitian di laboratorium. Tahap ketiga penelitian ini adalah tahap desain dan analisis. Pada tahap ini dilakukan pembuatan desain proses produksi tepung jagung dengan metode semi kering secara enzimatis menggunakan papain dengan kondisi proses dan peralatan sesuai dengan hasil penelitian pada tahap optimasi. Merujuk pada hasil desain tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan prakiraan biaya investasi, biaya produksi dan harga jual tepung jagung yang dihasilkan dengan metode semi kering secara enzimatis. Hasil yang diperoleh tersebut, selanjutnya dibandingkan dengan hasil perhitungan prakiraan biaya investasi, biaya produksi dan harga jual tepung jagung yang dihasilkan dengan proses produksi secara konvensional (metode kering). Skema pelaksanaan penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.1.

2 21 Studi Pustaka Penelusuran jurnal dan paten Karakterisasi Bahan Data dimensi, densitas, kekerasan, kadar air, abu, lemak, protein, pati, amilosa Pemilihan Jenis Degerminator Degerminator terpilih Penentuan Lama Perendaman Waktu perendaman terbaik Inkubasi : Var konsentrasi : 0; 0,1; 0,5 1,0% Var waktu : 3,6,12,24 jam Grits jagung Karakterisasi Grits Data kadar air, densitas kamba, protein, kekerasan, Foto SEM Penghalusan Grits Tepung jagung Karakterisasi Tepung Data distribusi ukuran, visco amilografi, foto granula pati Optimasi Proses Inkubasi pada suhu 30 o C, aktivator 0,04M sisteina, rasio 1:1 (b:v), variabel konsentrasi papain (0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 0,9; 1,0 dan waktu inkubasi 15, 18, 21, 24 jam Data kondisi optimum proses Karakterisasi Tepung pada Kondisi Optimum Proses Data distribusi ukuran, visco amilografi, foto granula pati Pembuatan Desain Proses Data kebutuhan peralatan, listrik, air, SDM dan penjadwalan produksi Penghitungan Biaya Investasi, Biaya Produksi, dan Harga Pokok Produksi Data biaya investasi, biaya produksi, HPP dan harga jual produk Kesimpulan dan Penutup Gambar 3.1 Skema pelaksanaan penelitian

3 Karakterisasi Bahan Baku a Karakterisasi Biji Jagung Biji jagung varietas lokal dan hibrida diukur dimensi dan densitas kamba untuk mengetahui massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan rasio perendaman dan besarnya tangki atau bak perendaman awal biji jagung sebelum degerminasi. Pengukuran densitas kamba juga dilakukan terhadap grits jagung hasil degerminasi untuk kedua varietas. Pengukuran densitas dilakukan dengan menimbang biji jagung yang sebelumnya telah dimasukkan dalam labu ukur 100 ml hingga mencapai batas tera b Pengukuran Kekerasan Biji Jagung Pengukuran kekerasan biji jagung dilakukan untuk mengetahui kekerasan biji jagung masing-masing varietas contoh jagung yang digunakan sebelum dilakukan proses degerminasi dan inkubasi dengan papain. Pengukuran dilakukan dengan Texture Analysis Tinius Olsen tipe XT-2i. Pengukuran kekerasan biji jagung ini merujuk pada metode pengukuran yang dilakukan oleh Martinez et al. (2006). Pengukuran dilakukan pada rentang beban : N dan rentang jarak : 0, mm dengan kecepatan probe disetting pada : 50 mm/min. Beban yang digunakan disetting sebesar 50 N dan jarak deformasi disetting hingga 0,5 mm. Dengan demikian, penentuan besarnya kekerasan biji jagung ditentukan oleh besarnya Gaya maksimal yang dibutuhkan hingga biji jagung pecah dengan deformasi hingga 0,5 mm seperti ditunjukkan pada Gambar 3.2. Pembatasan ini didasarkan pada hasil pengujian pendahuluan yang mendapati bahwa biji jagung sudah pecah sebelum jarak deformasi mencapai 0,5 mm. Berikut adalah gambar ilustrasi dan contoh hasil pengukuran kekerasan. Gambar 3.2 A B Ilustrasi grafik hasil pengujian kekerasan (A) dan contoh hasil pengujian kekerasan biji jagung (B) c Analisis Komponen Proksimat dan Aktivitas Papain Analisis komponen proksimat lengkap dilakukan terhadap contoh biji jagung kedua varietas. Analisis tersebut bertujuan untuk mengetahui kandungan proksimat contoh biji jagung yang digunakan. Analisa kadar air dan protein juga dilakukan terhadap grits jagung sebelum dan sesudah perlakuan inkubasi dalam

4 23 papain. Analisis yang dilakukan meliputi analisis kadar air bahan (SNI ), kadar abu (Apriyantono et al, 1989), kadar lemak dengan metode Soxhlet (AOAC 1995), kandungan protein grits dengan metoda Kjeldahl (AOAC ), kadar serat kasar (Apriyantono et al. 1989), kadar karbohidrat dengan metode by difference (AOAC 1995), kadar pati dengan metode Luff Schoorl (Sudarmadji et al. 1997), kadar amilosa (Apriyantono et al. 1989), pengujian aktivitas papain dengan metode kolorimetri (Walter 1984). Prosedur analisis komponen proksimat disajikan pada Lampiran Pemilihan Degerminator Jenis degerminator yang digunakan dalam penelitian ini adalah polisher yang biasa digunakan untuk memisahkan kulit ari gabah (Tipe A) dan penyosoh jagung (Tipe B). Gambar kedua peralatan ditunjukkan pada Gambar 3.3. A B Gambar 3.3 Polisher (A) dan Penyosoh (B) Pada penelitian ini juga dilakukan modifikasi bentuk saringan pada peralatan tipe A yang berfungsi sebagai pemarut statis. Peralatan hasil modifikasi disebut peralatan Tipe C. Modifikasi dilakukan untuk memperbaiki mutu grits jagung hasil degerminasi. Gambar 3.4 menunjukkan perbedaan jenis pemarut statis untuk peralatan tipe A dan tipe C. Tipe A Tipe C Gambar 3.4 Pemarut statis tipe A dan C Pemarut statis pada peralatan tipe A mempunyai lubang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 14,4 mm x 1,0 mm dan mempunyai permukaan yang tidak rata (menyerupai pemarut buah). Sementara, pemarut statis tipe C mempunyai lubang berbentuk bulat dengan diameter 3,0 mm dengan permukaan yang rata (terbuat dari perforated plate). Bobot contoh biji jagung untuk uji coba peralatan tipe A dan C adalah 5000 g dan untuk peralatan tipe B adalah 2500 g. Sebelum dilakukan degerminasi, contoh biji jagung direndam selama 20 menit,

5 24 ditiriskan selama 20 menit, dan ditimbang. Degerminasi dilakukan selama 2 x 2,5 menit untuk peralatan tipe A dan C, sedangkan untuk peralatan tipe B dilakukan selama 1 x 35 menit (jagung hibrida P21) dan 1 x 25 menit (jagung lokal Kodok). Perbedaan tersebut didasarkan pada perbedaan kekerasan kedua contoh biji jagung yang digunakan. Setelah didegerminasi, selanjutnya grits yang dihasilkan dianginanginkan selama 30 menit, dan ditimbang kembali. Setelah ditimbang, grits kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 40 o C selama 2 jam, dan kemudian ditimbang kembali. Sementara itu, ampok dan kulit ari dikeringkan di bawah panas sinar matahari selama kurang lebih 2-3 jam, kemudian ditimbang. Selanjutnya dilakukan perhitungan rendemen dan lossesnya, dianalisis kadar lemaknya (AOAC 1995), dan dipisahkan ukuran grits yang dihasilkan dengan ayakan ukuran 5 mesh. Penentuan tipe degerminator dilakukan dengan menggunakan metode Composite Performance Index (CPI), dengan kriteria rendemen, losses, kebersihan grits, persentase ukuran grits yang tidak lolos ayakan 5 mesh, dan kadar lemaknya. Penentuan bobot kriteria didasarkan pada tingkat kepentingan pengaruh kriteria terhadap efektivitas peralatan untuk menghasilkan produk sesuai mutu yang dipersyaratkan. Dengan demikian bobot kriteria kandungan lemak grits dan kebersihan grits jagung hasil degerminasi adalah paling besar, disusul oleh rendemen grits jagung yang dihasilkan, dan bobot yang paling rendah adalah losses selama proses degerminasi dan persentase grits kasar (grits yang tidak lolos ayakan 5 mesh). Prosedur analisis menggunakan CPI disajikan pada Lampiran Penentuan Waktu Perendaman Awal Biji Jagung Perendaman awal dilakukan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Jonhston dan Singh (2004) dan Matthews et al. (2005a, 2005b). Perendaman dilakukan selama 10, 20, 30, 40 dan 50 menit dengan rasio biji jagung dan air perendaman 1 : 1 (b : v). Perendaman dilakukan 2 kali ulangan. Bobot contoh yang digunakan disesuaikan dengan kapasitas peralatan. Setelah direndam pada 5 (lima) taraf waktu perendaman, dilanjutkan dengan penirisan dan degerminasi dengan peralatan terpilih. Grits hasil degerminasi dan produk sampingnya diangin-anginkan selama 30 menit, kemudian ditimbang dan diukur kadar airnya. Pengamatan dilakukan terhadap rendemen, kadar lemak dan persentase grits yang lolos ayakan ukuran 5 mesh (5/0 mesh). Prosedur analisis disajikan pada Lampiran Proses Inkubasi Grits Jagung dengan Papain Proses produksi tepung jagung pada umumnya dilakukan dengan proses kering. Penggunaan enzim protease untuk menguraikan matriks protein didasarkan pada penelitian Johnston dan Sign (2001) yang menggunakan bromelain untuk menguraikan protein pada proses produksi pati jagung metode basah. Proses inkubasi dalam larutan papain dilakukan terhadap grits hasil degerminasi. Inkubasi dilakukan pada suhu ruang (30 o C) pada konsentrasi papain 0,1, 0,5 dan 1,0% atau 70,9; 354,5; dan 709 U/g grits selama 3, 6, 12 dan 24 jam dengan rasio padatan terhadap cairan 1 : 1 (b : v). Percobaan dilakukan dengan metode rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 (dua) ulangan. Grits hasil inkubasi dicuci hingga 3 (tiga) kali pencucian sampai filtratnya jernih dan tidak

6 25 tercium bau menyengat khas papain. Grits ditiriskan, dikeringkan dan ditimbang. Pengamatan dilakukan terhadap perubahan ph larutan perendaman selama inkubasi grits jagung. Selanjutnya dilakukan pengukuran kadar airnya a Pengukuran Warna Grits Contoh grits jagung setelah diinkubasi dengan papain pada berbagai lama waktu inkubasi dan konsentrasi papain diamati menggunakan alat chromameter CR-300 dengan metoda Hunter (Hutching 1999). Chromameter pertama kali dikalibrasi sebelum dilakukan pengukuran pada contoh. Pengukuran dilakukan dengan tiga kali tembakan pada tiap contoh. Hasil pengukuran dengan alat chromameter adalah nilai L (kecerahan), a (warna campuran merah-hijau), dan b (warna campuran biru-kuning) yang terbaca pada layar b Pengukuran Kekerasan Grits Pengukuran kekerasan grits dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu inkubasi dan konsentrasi enzim papain terhadap kekerasan grits jagung sebelum dan sesudah inkubasi. Pengukuran dilakukan dengan Texture Analysis Tinius Olsen tipe XT-2i. Pengukuran kekerasan grits merujuk pada metode pengukuran yang dilakukan oleh Martinez et al. (2006). Pengukuran dilakukan pada rentang beban : N dan rentang jarak : 0, mm dengan kecepatan probe disetting pada : 50 mm/min. Beban yang digunakan disetting sebesar 50 N dan jarak deformasi disetting hingga 0,5 mm c Pengamatan Morfologi Grits dan Granula Pati Tepung Jagung Pengamatan Morfologi grits jagung dilakukan dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) Jeol JSM-6510LA. Fokus pengamatan dilakukan pada bagian horny endosperm grits dan diamati tanpa dilakukan coating karena morfologi permukaan grits sudah cukup jelas bisa diamati. Pengamatan dilakukan pada grits jagung sesudah diinkubasi dengan papain pada berbagai konsentrasi papain dan waktu perendaman pada perbesaran 1000x. Gambar 3.5 di bawah ini menunjukkan bentuk contoh grits yang akan diamati dan peralatan SEM yang digunakan. Bagian yang berwarna kuning-oranye adalah bagian horny endosperm dan yang berwarna putih adalah bagian floury endospermnya (Gambar 3.5). A B Gambar 3.5 Contoh grits jagung yang diamati (A) dan peralatan SEM (B)

7 26 Pengamatan granula pati pada tepung jagung bertujuan untuk mengetahui dampak penambahan papain selama proses produksi tepung jagung terhadap granula patinya. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya terpolarisasi Zeiss Axiolab drb KT Pengamatan dilakukan pada perbesaran 200x Penepungan Grits Penepungan grits jagung dimaksudkan untuk mengetahui distribusi ukuran partikel tepung jagung, pengujian sifat visco amilografi, dan pengamatan granula patinya. Penghalusan grits jagung dilakukan dengan menggunakan peralatan disk mill merk Retsch. Gambar bagian rotor dan tumpuan penggerusan disk mill yang digunakan dalam penelitian ini, disajikan pada Gambar 3.6. A B Gambar 3.6 Foto rotor (A) dan dinding tumpuan penggerusan (B) disk mill a Pengukuran Distribusi Ukuran Tepung Jagung Tepung jagung yang dihasilkan dari penghalusan grits jagung selanjutnya diuji distribusi ukuran partikelnya menggunakan metode screening, yaitu : melewatkan bahan melalui ayakan seri ( sieve shaker) yang mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil (German 1994). Pengayakan dilakukan dengan menggunakan ayakan bertingkat dengan ukuran ayakan dari atas ke bawah adalah 60 mesh, 80 mesh dan 100 mesh. Jumlah tepung yang tidak lolos ayakan 60 mesh diberi tanda + 60 mesh, jumlah tepung yang lolos ayakan 60 mesh dan tidak lolos ayakan 80 mesh diberi tanda 60/80 mesh, jumlah tepung yang lolos ayakan 80 mesh dan tidak lolos ayakan 100 mesh diberi tanda 80/100 mesh, dan jumlah tepung yang lolos ayakan 100 mesh diberi tanda 100/0 mesh. Pengujian dilakukan dengan menimbang contoh sebanyak 15 g. Contoh tersebut selanjutnya diayak menggunakan ayakan bertingkat dengan susunan ayakan seperti disebutkan di atas. Masing-masing padatan yang diperoleh ditimbang dan dijumlahkan, kemudian setiap ayakan ukuran tertentu dihitung fraksi massa partikel yang lolos atau fraksi massa yang tertahan. Data fraksi massa selanjutnya ditabulasikan dan disajikan dalam grafik diagram batang (bar diagram). Pembuatan grafik dimaksudkan untuk memudahkan melihat pergeseran distribusi ukuran partikel tepung yang dihasilkan setelah proses inkubasi dengan papain pada berbagai waktu perendaman dan konsentrasi papain.

8 b. Pengujian Sifat Visco Amilografi Tepung Jagung Analisis sifat amilografi tepung jagung dilakukan dengan menggunakan RVA Tec Master Newport Scientific Pty. Ltd, Warriewood-Australia. Sebelum dilakukan pengukuran dengan Rapid Visco Analyzer (RVA), kadar air contoh harus diukur terlebih dahulu. Sejumlah contoh dan air destilat ditimbang dan dimasukkan ke dalam aluminium canister. Jumlah contoh dan air destilat ditentukan oleh program pada alat RVA sesuai dengan kadar air contoh. Selanjutnya, campuran tersebut diaduk menggunakan paddle plastik hingga bercampur sempurna untuk menghindari pembentukan gumpalan sebelum dimasukan ke dalam RVA. Canister yang telah berisi contoh dipasang pada alat RVA, kemudian dilakukan siklus pemanasan dan pendinginan dengan pengadukan konstan yang diatur selama 23 menit. Contoh dipanaskan hingga suhu 50 C dan dipertahankan selama 1 menit. Kemudian contoh dipanaskan lagi hingga suhu 95 C selama 7,5 menit. Suhu 95 C dipertahankan selama 5 menit, kemudian didinginkan hingga suhu 50 C selama 7,5 menit. Suhu 50 C dipertahankan selama 2 menit. Parameter yang diamati adalah viskositas puncak (peak viscosity), viskositas pasta panas (through viscosity), perubahan viskositas selama pemanasan (breakdown viskosity), pasta dingin (final viscosity), perubahan viskositas selama pendinginan (setback viscosity), waktu untuk mencapai viscositas puncak (peak time), dan suhu awal gelatinisasi (pasting temperature) Optimasi Proses Inkubasi Grits Jagung Pada tahap ini dilakukan variasi kondisi proses inkubasi dengan variabel bebas konsentrasi enzim pada 5 (lima) taraf, yaitu : 0,6; 0,7; 0,8; 0,9 dan 1,0% atau 425,4; 496,3; 567,2; 638,1 dan 709 U/g grits dan variabel waktu inkubasi dengan 4 (empat) taraf, yaitu : 15, 18, 21, dan 24 jam. Pemilihan rentang waktu inkubasi dan konsentrasi enzim didasarkan pada penelitian awal yang telah dilakukan. Percobaan dilakukan dengan metode rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 (dua) ulangan. Grits jagung hasil optimasi proses inkubasi selanjutnya dicuci, dikeringkan dan diukur kadar airnya. Kemudian sejumlah contoh grits diuji kekerasannya dengan texture analysis, dianalisis kandungan protein, dan dihaluskan dengan disk mill untuk selanjutnya diukur distribusi ukuran partikel tepungnya. Grits jagung yang dihasilkan pada kondisi optimalnya kemudian diamati dengan SEM dan dianalisis sifat visco amilografinya dengan RVA, serta dianalisis komponen proksimatnya Disain Proses Produksi Tepung Jagung secara Enzimatis Skala 500 kg Data untuk penyusunan disain proses produksi tepung jagung secara enzimatis menggunakan papain dilakukan berdasarkan data-data real hasil uji coba produksi tepung jagung secara komersial pada skala 500 kg per hari dan data-data yang diperoleh dari hasil penentuan jenis degerminator, lama waktu perendaman hingga kondisi proses inkubasi hasil optimasi. Pembuatan disain proses meliputi, penentuan jenis, spesifikasi dan kapasitas peralatan, kebutuhan energi, kebutuhan air, waktu proses, persyaratan bahan baku, dan persyaratan mutu produk. Dalam membuat disain proses tersebut, peralatan-peralatan yang digunakan adalah merujuk pada peralatan pada unit produksi tepung jagung UPT

9 28 Pengolahan Jagung Terpadu dengan kapasitas 500 kg bahan baku per hari yang ada di Grobogan, Jawa Tengah. Prakiraan biaya investasi, biaya produksi, dan harga pokok produksi maupun harga jual produk tepung jagung secara enzimatis menggunakan papain pada kapasitas 500 kg bahan baku per hari dilakukan dengan menggunakan microsoft excel (Gittinger 1986; Mulyadi 1998; Ibrahim 2003; Haming dan Basalamah 2003; Johar 2008) Analisis Data Analisis data dilakukan terhadap contoh-contoh hasil inkubasi dengan papain, diantaranya untuk mengetahui pengaruh lama waktu inkubasi dan konsentrasi papain terhadap penurunan kekerasan dan kandungan protein grits jagung yang diolah dengan menggunakan software minitab 16 pada program korelasi, dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% (α = 0.05). Jika nilai p-value lebih kecil dari 0,05 maka pengaruh variabel waktu inkubasi maupun konsentrasi papain terhadap kekerasan maupun kandungan protein grits jagung dinyatakan signifikan. Analisis data juga dilakukan untuk menentukan kondisi optimum proses inkubasi dengan variabel bebas waktu inkubasi dan konsentrasi papain menggunakan metode Response Surface Methods. Analisis juga dilakukan untuk mengetahui kenormalan data, penyebaran data, kecukupan model, uji ANOVA, pembuatan grafik kontur antara variabel, serta optimasi respon guna penentuan perkiraan model persamaan dan kondisi optimum proses. Penentuan batasan titik kekerasan ditentukan dengan mencocokkan data kekerasan grits dengan distribusi ukuran partikel tepung yang telah memenuhi persyaratan 90% lolos ayakan ukuran 80 mesh. Keseluruhan pelaksanaan analisis data dilakukan dengan menggunakan software minitab 16.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengkondisian Grits Jagung Proses pengkondisian grits jagung dilakukan dengan penambahan air dan dengan penambahan Ca(OH) 2. Jenis jagung yang digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Konsumsi per kapita tepung terigu di Indonesia menunjukkan tren peningkatan. Data dari Asosiasi Pengusaha Tepung Terigu Indonesia (Aptindo 2013), konsumsi terigu pada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sampai dengan Oktober 2012. Adapun laboratorium yang digunakan selama penelitian antara lain Pilot

Lebih terperinci

PROSES PENYIAPAN GRITS JAGUNG UNTUK PRODUKSI TEPUNG JAGUNG CORN GRITS PREPARATION PROCESS FOR CORN FLOUR PRODUCTION

PROSES PENYIAPAN GRITS JAGUNG UNTUK PRODUKSI TEPUNG JAGUNG CORN GRITS PREPARATION PROCESS FOR CORN FLOUR PRODUCTION Proses Jurnal Penyiapan Teknologi Industri Grits Jagung Pertanian untuk Produksi 23 (2):94-108 (2013) PROSES PENYIAPAN GRITS JAGUNG UNTUK PRODUKSI TEPUNG JAGUNG CORN GRITS PREPARATION PROCESS FOR CORN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung pipil kering dengan varietas Pioneer 13 dan varietas Srikandi (QPM) serta bahanbahan kimia yang

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian analisis sifat fisik cookies berbahan baku tepung terigu dengan substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai Januari 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan dan Hasil Pertanian, Jurusan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung pipil kering varietas pioner kuning (P-21). Jagung pipil ini diolah menjadi tepung pati jagung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bubuk susu kedelai bubuk komersial, isolat protein kedelai, glucono delta lactone (GDL), sodium trpolifosfat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT

METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT III. METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT 3.1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung sukun, dan air distilata. Tepung sukun yang digunakan diperoleh dari Badan Litbang Kehutanan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. biji durian dengan suhu pengeringan yang berbeda dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. biji durian dengan suhu pengeringan yang berbeda dilaksanakan pada bulan 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian profil warna, distribusi ukuran partikel, ph, dan kadar air tepung biji durian dengan suhu pengeringan yang berbeda dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai Agustus

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar Cilembu dan ubi jalar ungu Ayamurasaki. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah akuades, K

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan penelitian utama dilaksanakan bulan Maret Juni 2017 di Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) Pengujian daya serap air (Water Absorption Index) dilakukan untuk bahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan-bahan untuk membuat beras analog dan analisis. Bahan yang digunakan untuk pembuatan beras analog

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Lampung, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratoriun

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat 18 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai Mei 2010 di Laboratorium Pilot Plant Seafast Center IPB, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Rekayasa Proses

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Persyaratan Mutu Tepung Jagung (SNI )

Lampiran 1 Persyaratan Mutu Tepung Jagung (SNI ) 127 Lampiran 1 Persyaratan Mutu Tepung Jagung (SNI 01-3727-1995) Kriteria Uji Satuan Persyaratan Keadaan: a. Bau b. Rasa c. Warna Benda-benda asing Serangga dalam bentuk stadia dan potongan-potongan Jenis

Lebih terperinci

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan

Lebih terperinci

4. Total Soluble Carbohydrate (Metode Phenol-AsamSulfat)

4. Total Soluble Carbohydrate (Metode Phenol-AsamSulfat) LAMPIRAN Lampiran 1. Karakterisasi Komposisi Mutu Cairan Fermentasi dan Tapioka Asam 1. ph (AOAC, 1995) Sampel sebanyak 2,5 g dilarutkan dalam 25 ml aquades. Pengukuran ph menggunakan alat ph meter yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan Gizi, Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III. BAHAN DAN METODE

BAB III. BAHAN DAN METODE 10 BAB III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Februari dan berakhir pada bulan Agustus 2011. Proses pembuatan dan pengujian arang aktif dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Proses Pengolahan dan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, CV. An-

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat LAMPIRAN 37 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Cawan aluminium kosong dioven selama 15 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan sebanyak 5 g sampel dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan April

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Diambil 1 kg tepung onggok singkong yang telah lebih dulu dimasukkan dalam plastik transparan lalu dikukus selama 30 menit Disiapkan 1 liter

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di Laboratorium Daya dan Alat, Mesin Pertanian, dan Laboratorium Rekayasa Bioproses

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. 3.2 Alat Alat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel Tanaman wortel Wortel Lampiran 2. Gambar potongan wortel Potongan wortel basah Potongan wortel kering Lampiran 3. Gambar mesin giling tepung 1 2 4 3 5 Mesin Giling

Lebih terperinci

1. Karakterisasi Tepung Beras dan Tepung Beras Ketan

1. Karakterisasi Tepung Beras dan Tepung Beras Ketan III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras (Oryza sativa Linn) dan beras ketan (Oryza sativa glutinosa) yang diperoleh dari daerah Bogor, Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan Gizi dan Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, jurusan Ilmu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pati walur yang telah melalui proses reduksi kandungan oksalat. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : bahan baku pembuatan pati termoplastis yang terdiri dari tapioka dan onggok hasil produksi masyarakat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah 3. MATERI DAN METODE Proses pemanasan dan pengeringan gabah beras merah dilakukan di Laboratorium Rekayasa Pangan. Proses penggilingan dan penyosohan gabah dilakukan di tempat penggilingan daerah Pucang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Lampung, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratoriun Analisis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

A. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG

A. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG III. KEGIATAN MAGANG A. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang dilaksanakan di sebuah perusahaan snack di wilayah Jabotabek selama empat bulan. Kegiatan magang ini dimulai pada tanggal 10 Maret sampai

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Waktu penelitian yakni pada bulan Desember

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Laboratorium Nutrisi dan Kimia serta Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 21 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Ubi kayu merupakan salah satu hasil pertanian dengan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi sehingga berpotensi sebagai bahan baku pembuatan etanol. Penggunaan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2011. Penelitian dilaksanakan di laboratorium LBP (Lingkungan dan Bangunan Pertanian) dan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta-IPB.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan adalah kaleng (simulasi tumbler), Digital Sieve Shaker Retch AS 200 (simulasi siever), saringan 20 mesh; 50 mesh; 100 mesh; 140 mesh;

Lebih terperinci

Pati ubi kayu (tapioka)

Pati ubi kayu (tapioka) Pengaruh Heat Moisture Treatment (HMT) Pada Karakteristik Fisikokimia Tapioka Lima Varietas Ubi Kayu Berasal dari Daerah Lampung Elvira Syamsir, Purwiyatno Hariyadi, Dedi Fardiaz, Nuri Andarwulan, Feri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Kimia dan Laboratorium Biondustri TIN IPB, Laboratorium Bangsal Percontohan Pengolahan Hasil

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan Oktober sampai Desember 2011. Penyimpanan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, pengujian kualitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di

III. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di 19 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di Laboratorium Bioproses dan Pasca Panen dan Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian

Lebih terperinci

METODE. Bahan dan Alat

METODE. Bahan dan Alat 22 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan September sampai November 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan serta Laboratorium

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN PELAKSANAAN Penelitian ini dilaksanaan pada bulan Februarisampai Mei 2011 di Laboratorium Teknik Kimia, dan Laboratorium Pengawasan Mutu Departemen Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan 14 BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Materi Penelitian Penelitian substitusi tepung suweg terhadap mie kering ditinjau dari daya putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan juni 2011 sampai Desember 2011, dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT. Indokom

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISASI TEPUNG BERAS DAN TEPUNG BERAS KETAN 1. Penepungan Tepung Beras dan Tepung Beras Ketan Penelitian ini menggunakan bahan baku beras IR64 dan beras ketan Ciasem yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ubi jalar varietas Ceret, air, gula halus, margarin, tepung komposit (tepung jagung dan tepung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur dan Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66 DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halaman 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan... 66 a. Ekstraksi pati ganyong... 66 b. Penentuan kisaran konsentrasi sorbitol untuk membuat edible film 68 c. Penentuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DATA PENELITIAN

LAMPIRAN A DATA PENELITIAN LAMPIRAN A DATA PENELITIAN A.1 DATA HASIL ANALISIS PATI KULIT SINGKONG Tabel A.1 Data Hasil Analisis Pati Kulit Singkong Parameter Pati Kulit Singkong Kadar Air 9,45 % Kadar Abu 1,5 % Kadar Pati 75,9061

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong 41 Lampiran 2. Gambar tanaman singkong (Manihot utilissima P.) Tanaman Singkong Umbi Singkong Pati Singkong 42 Lampiran 3. Flowsheet isolasi pati singkong

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah jarak pagar varietas Lampung IP3 yang diperoleh dari kebun induk jarak pagar BALITRI Pakuwon, Sukabumi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses dan Pengolahan Pangan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Gunung Kidul, Yogyakarta; Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan satu faktor (Single Faktor Eksperimen) dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan yaitu penambahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2012. Cangkang kijing lokal dibawa ke Laboratorium, kemudian analisis kadar air, protein,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016. 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Nutrisi dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang dan

Lebih terperinci

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Persiapan Bahan Baku

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Persiapan Bahan Baku 18 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2009 sampai Februari 2010 yang merupakan bagian dari penelitian labu kuning yang dilaksanakan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas 12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan November

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras varietas Cisadane dan daun mindi, serta bahan-bahan kimia seperti air suling/aquades, n-heksana

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dantempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UKM Mekar Sari di Dusun Boleleu No. 18 Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sementara

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Pilot. Plant, dan Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung.

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Pilot. Plant, dan Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung. III. METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Pilot Plant, dan Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017. 22 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017. Penelitian kadar air, aktivitas air (a w ), dan pengujian mutu hedonik dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010 sampai dengan Mei tahun 2011. Pembuatan serat karbon dari sabut kelapa, karakterisasi XRD dan SEM dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan dan Hasil Pertanian, Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L. LAMPIRAN Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) 47 Lampiran. Oven Lampiran 4. Autoklaf 48 Lampiran 5. Tanur Lampiran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau selama kurang lebih 5

Lebih terperinci

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu 40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.

Lebih terperinci

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian in. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau, Laboratorium Kimia

Lebih terperinci