PENILAIAN DAN PERANCANGAN PROTOTYPE APLIKASI KNOWLEDGE LOSS RISK PADA BIDANG PEMELIHARAAN DI PT.PJB UP GRESIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENILAIAN DAN PERANCANGAN PROTOTYPE APLIKASI KNOWLEDGE LOSS RISK PADA BIDANG PEMELIHARAAN DI PT.PJB UP GRESIK"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) PENILAIAN DAN PERANCANGAN PROTOTYPE APLIKASI KNOWLEDGE LOSS RISK PADA BIDANG PEMELIHARAAN DI PT.PJB UP GRESIK Nur Annisa Istiqomah,Naning Aranti Wessiani, Arif Rahman Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus ITS Sukolilo, Surabaya nurannisa.istiqomah@gmail.com ; wessiani@gmail.com ; rahmanarief@gmail.com Abstrak- Pengetahuan merupakan salah satu aset penting untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan. Adanya kebijakan mengenai pensiun dapat berpotensi terjadinya knowledge loss, apabila knowledge tersebut tidak didokumentasikan dengan baik, sehingga produktivitas dan kinerja karyawan menjadi turun. Oleh karena itu perusahaan harus bisa mengelola knowledge yang dimilikinya sehingga knowledge dapat ditingkatkan dan dimanfaatkan bagi karyawan yang membutuhkan untuk melaksanakan tujuan perusahaan. Knowledge loss risk assessment merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pengetahuan kritis dan para expert yang beresiko hilang dari perusahaan. Dalam metode ini digunakan beberapa kriteria untuk mengidentifikasi pengetahuan kritis bagi perusahaan. Hasil dari penilaian yang telah dilakukan, maka diketahui knowledge kritis yang berisiko hilang berserta konsekuensi bisnis yang ditimbulkan apabila knowledge kritis tersebut tidak ditangani dengan baik. Dengan melihat proses yang telah dilakukan dalam knowledge loss risk assessment, maka dilakukan perancangan aplikasi yang berupa prototype untuk memudahkan proses penilaian. Kata Kunci: knowledge management, knowledge loss risk assesment, database design. I. PENDAHULUAN Pemeliharaan didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk melakukan inspeksi, perbaikan dan penggantian komponen-kompenen suatu peralatan mesin dan sebagainya. Tujuan dari pemeliharaan adalah untuk meningkatkan keandalan suatu peralatan mesin sehingga dapat menjamin keberlangsungan dari proses operasi dari sistem produksi. Selain itu kegiatan pemeliharaan juga berfungsi untuk menjaga keselamatan dari orang yang menggunakan sarana tersebut. Untuk mengeksekusi proses pemeliharaan dengan tepat, diperlukan knowledge. Knowledge didapatkan melalui pelatihan, pengalaman ataupun melalui proses pendidikan formal. Peranan karyawan yang memiliki knowledge yang sesuai dengan pemeliharaan merupakan hal yang penting. Tanpa knowledge yang sesuai maka proses pemeliharaan tidak akan berjalan optimal. Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, perusahaan harus mengetahui bagaimana mengelola knowledge organisasi dengan mengembangkan, menyebarkan, dan memanfaatkannya secara efektif [1]. PT. PJB merupakan salah satu anak perusahaan PLN yang bergerak pada produksi energi listrik. PT. PJB mempunyai 6 pembangkit yang usianya relatif tua. Salah satunya adalah PT. PJB Unit pembangkitan Gresik yang usianya sudah lebih dari 30 tahun [2]. Dengan usia-unit yang sudah tua PT. PJB memerlukan manajemen pemeliharaan yang tepat terhadap mesin-mesin yang dimiliki agar dapat memproduksi listrik selama 24 jam setiap hari. Berdasarkan data dibawah ini dapat ditunjukkan peta kesehatan unit dimana 78,97% Peralatan di UP Gresik peralatan beroperasi Normal, sebesar 8,72 % memerlukan perhatian khusus, dan 12,31 % peralatan tersebut tidak beroperasi. Meskipun angka peralatan yang bermasalah hanya 21,03 % [3], peralatan tersebut tetap harus ditangani, agar dapat dilakukan evaluasi mengenai penyebab kerusakan dan dapat diambil keputusan yang tepat. Jika hal ini tidak segera ditangani maka akan menyebabkan kerugian baik secara finansial ataupun besar kapasitas produksi listrik yang akan dihasilkan. Dengan adanya fenomena diatas, PT. PJB memerlukan karyawan yang telah berpengalaman dalam memelihara perlatana pembangkitan untuk mendukung lancarnya proses produksi listrik. Seiring dengan usia pembangkit yang relatif sudah tua, PT. PJB UP Gresik mempunyai karyawan yang telah berpengalaman dan memiliki knowledge dalam melakukan pemeliharaan terhadap mesin-mesin produksi [4]. Namun, pada kurun waktu antara banyak karyawan pemeliharaan yang akan mendekati masa pensiun. Dengan adanya fenomena karyawan yang akan mendekati masa pensiun, potensi terjadinya knowledge loss oleh karyawan akan bertambah. Pada kondisi eksisting PT. PJB UP Gresik bidang pemeliharaan belum banyak knowledge yang terdokumentasi dengan baik. Sedangkan kebutuhan akan knowledge bidang pemeliharaan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya karyawan baru. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengatasi knowledge yang berpotensi hilang melalui proses identifikasi yang lebih spesifik. Sehingga diharapkan knowledge tersebut tetap ada, memperkecil gap knowledge dan dapat dijadikan bahan kaderisasi bagi karyawan yang memerlukan. Penelitian tugas akhir ini difokuskan untuk mengidentifikasi para expert dan knowledge penting yang beresiko hilang dari perusahaan, konsekuensi yang ditimbulkan apabila knowledge tersebut hilang melalui proses knowledge loss risk assesment dan merancang sebuah aplikasi untuk mempermudah proses penilaian. Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan program perbaikan untuk mempermudah capture knowledge yang menunjang proses bisnis perusahaan.

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) II. METODE PENELITIAN A. Mengidentifikasi dan menilai risk factor criteria Dalam tahap ini penilaian resiko akan hilangnya pengetahuan dilakukan untuk mengidentifikasi posisi dan individu yang memiliki potensi hilangnya pengetahuan terbesar. Tingkat kepentingan ini didasarkan pada Review risk factor untuk perkiraan waktu berhenti karyawan atau alasan pengurangan karyawan yang lain. Waktu berhenti ini bisa didapatkan langsung dari karyawan, atau dihitung berdasarkan usia dan data masa jabatan. Tabel 2.1 merupakan daftar kriteria yang digunakan untuk menetapkan Review risk factor dan tabel 2.2 merupakan position risk factor criteria. position risk factor criteria ini didasarkan pada pengetahuan yang unik dan kritis yang dimiliki oleh karyawan[5]. karyawan atas pengetahuan yang berhubungan dengan bisnis proses perusahaan. Penilaian ini terdiri dari beberapa aspek indikator perilaku yang terkait dengan skill dan fakta dalam menjalankan tugas. Penilaian dilakukan berdasarkan dimensi atau aspek aspek yang telah ditetapkan perusahaan berdasarkan kriteria kompetensi teknikal [6]. Aspek aspek tersebut antara lain kedalaman pengetahuan, luas keahlian atau lingkup kepakaran, aspek pengusaan keilmuan, dan aspek penyebaran pengetahuan. Tabel 2.3 Aspek Kedalaman Pengetahuan Tabel 2.1 Review risk factor Tabel 2.2 Position risk factor criteria Tabel 2.4 Aspek Luas Keahlian Manajerial Setelah dilakukan penilaian, Posisi risk factor harus dikomunikasikan dengan manajer untuk memastikan keakuratan rating. B. Melakukan penilaian knowledge berdasarkan tingkat kompetensi Langkah ini dapat diawali identifikasi pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan berdasarkan bisnis proses perusahaan. Pengetahuan yang akan dilakukan penilaian adalah berdasarkan practical knowledge yang dimiliki karyawan. Practical knowledge merupakan ilmu terapan dan intuisi dalam menangani permsalahan kerusakan mesin yang didapatkan selama bekerja. Kemudian dari pengetahuan yang telah diidentifikasi pada masing-masing karyawan dapat dilakukan penilaian kompetensi. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahuai seberapa besar kompetensi Tabel 2.5 Aspek Luas Keahlian Manajerial

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Tabel II.6 Penyebaran pengetahuan critically knowledge. Untuk melakukan penilaian, dilakukan dengan metode wawancara dengan pihak yang terkait, misalkan karyawan, manajer, supervisor, serta tim yang bertugas untuk menilai tingkat kompetensi pengetahuan karyawan. Berikut ini merupakan contoh sebagian rekap hasil dari pengambilan data dan perhitungan. Tabel II.11 Rekap masing-masing penilaian C. Melakukan penilaian identifikasi konsekuensi bisnis melalui critically knowledge Untuk mengetahui konsekuensi bisnis yang ditimbulkan akibat knowledge loss dapat dilakukan identifikasi konsekuensi melalui critically knowledge berdasarkan aspek tingkat kepentingan, Kelangkaan pengetahuan, dan tingkat kesulitan pemulihan. Kriteria ini didapatkan dari hasil wawancara senior manajer sub dit. Knowledge management PT. PJB yang didasarkan dari sumber knowledge loss risk assessment,[ ] Tabel II.7 Tingkat kepentingan Setelah dilakukan rekap data, maka masing-masing nilai dari risk factor criteria, tingkat kompetensi, dan critically knowledge diklasifikasikan dengan menggunakan metode quartil untuk menghasilkan skala 1-4 dengan klasifisikasi 1= sangat rendah, 2 = rendah, 3 = tinggi dan 4= sangat tinggi. Hal ini dilakukan untuk mencari skala prioritas dari masingmasing hasil penilaian. Setelah itu dari masing-masing kriteria yang sudah standar, dilakukan perkalian agar untuk melihat hasil total kriteria karyawan yang expert, memiliki risiko yang tinggi untuk knowledge loss dan skill yang dimilikinya. Dari hasil score akhir dapat diklasifikasikan langkah mitigasi knowledge. Berikut ini merupakan rekap hasil skala prioritas perhitungan quartil dengan menggunakan software spss dan excel. Berikut ini merupakan rekap hasil dari masing-masing hasil. Tabel II.12 Hasil Urutan knowledge prioritas Tabel II.8 Kelangkaan Pengetahuan Tabel II.13 Mitigasi hasil urutan prioritas D. Melakukan perhitungan berdasarkan quartil Setelah melakukan pengumpulan data masa kerja seluruh karyawan dan pengetahuan yang dimiliki karyawan bidang pemeliharaan, maka dilakukan penilaian dengan berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan diatas. Kemudian dilakukan rekap data dan dihitung total akhir peniaian dengan cara mengkalikan nilai antar kriteria. Hal ini juga berlaku untuk kriteria tingkat kompetensi dan penilaian identifikasi konsekuensi bisnis melalui kriteria

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) E. Melakukan perancangan aplikasi knowledge loss risk assesment Perancangan aplikasi ini dibuat dengan tujuan untuk memperudah proses penilaian, menyimpan data pengetahuan karyawan dan didasarkan atas prosedur melakukan penilaian yang sudah disampaikan pada proses sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah melakukan identifikasi kebutuhan apliasi knowledge loss risk assesment dan hubungan antar entitas dalam sistem.dalam hal ini ditentukan kebutuhan sistem dibagi menjadi 2. Yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional. Kebutuhan fungsional merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan fungsi utama dari sebuah sistem. Sedangkan untuk kebutuhan non fungsional merupakan fitur tambahan yang berhubungan dengan fungsi pendukung sebuah sistem. Kebutuhan non fungsional ini tidak berpengaruh pada jalannya sistem. Sistem tetap akan bisa berjalan meskipun tanpa kebutuhan non fungsional. Pengguna menggunakan Sistem aplikasi Login diterima sistem Berhasil Verifikasi ID Sistem menerima menerima inputan data kepegawaian, pengetahuan, dan penilaian Sistem melakukan proses update data dan proses penilaian Verifikasi Penyimpanan Sistem melakukan olah data Sistem menampilkan hasil penilaian Pengguna ingin melakukan penyimpanan olah data Logout diterima sistem Pengguna meninggalkan sistem Gagal tidak Tidak ya Sistem melakukan pemberitahuan penyimpanan Ya Sistem melakukan pemberitahuan penyimpanan Gambar 1.2 flowchart sistem knowledge loss risk assesment Gambar 1.2 Aplikasi sistem knowledge loss risk assesment III. HASIL DAN DISKUSI A. Analisis risk factor Penilaian review risk factor didapatkan dari data waktu karyawan pensiun dari perusahaan. Bisa juga karyawan yang akan menghadapi masa pensiun ini berhubungan dengan lama masa kerja. Masa kerja yang lama, dapat mengindikasikan bahwa pelatihan, pengalaman, dan knowledge karyawan cukup banyak. Sehingga karyawan yang akan pensiun mempunyai potensi bahwa knowledge yang dimiliki juga akan ikut hilang apabila knowledge tidak tercapture dengan baik. Karyawan yang akan pensiun dari perusahaan didalam waktu dekat (misalkan : tahun depan) memiliki nilai review risk factor yang tinggi. Sedangkan untuk position risk factor didapatkan dari posisi bidang dari karyawan pemeliharaan. Posisi ini didasarkan pada tingkat keunikan knowledge yang dimiliki masing-masing bidang fungsi. Dari pengumpulan data didapatkan penilaian yaitu untuk fungsi kontrol adalah 5, fungsi mesin dan listrik adalah 4, fungsi perencanaan dan pengendalian adalah 3 dan manajemen outage adalah 3. Knowledge pada bidang kontrol ini diberikan nilai 5 karena knowledge pada bidang kontrol ini tergolong unik. Bidang fungsi kontrol memegang peranan penting bagi peralatan unit pembangkit yang sudah banyak menggunakan peralatan pengendalian terotomasi dan selalu mengalami banyak perkembangan. Jika peralatan kontrol mengalami gangguan atau kerusakan, maka akan sangat berpengaruh pada peralatan yang lain. Knowledge yang diperlukan untuk mengeksekusi peralatan kontrol membutuhkan pengalaman dan pendidikan yang cukup lama, karena pemeliharaan dari peralatan kontrol relatif lebih susah bila dibandingkan peralatan yang lain. Selain itu karyawan yang memiliki skill dalam bidang pemeliharaan fungsi kontrol jumlahnya lebih sedikit dari karyawan fungsi lain, karena tidak banyak karyawan yang dapat menguasai bidang ini. Sehingga untuk mengisi posisi ini diperlukan effort yang lebih. Sedangkan apabila bidang fungsi kontrol dibandingkan pada bidang fungsi perencanaan dan pengendalian pemeliharaan (rendalhar), tentu saja akan jauh berbeda. Karena pada bidang fungsi rendalhar, aktivitas yang dilakukan tidak sulit dan membutuhkan effort lebih seperti eksekusi fungsi kontrol karena Aktivitas pada bidang perencanaan lebih besifat manajemen dan administrasi. Sehingga rendalhar diberikan nilai 3 Nilai 3 ini diberikan karena knowledge dalam posisi ini, relatif lebih mudah untuk didapatkan. Karena sifat dari pekerjaan di bidang fungsi rendalhar sangat rutin (setiap hari) maka diberi nilai yang lebih tinggi daripada bagian manajemen outage. Manajemen outage memiliki nilai 2, karena selain aktivitasnya bersifat administrasi dan manajemen, bagian ini banyak melibatkan perencanaan yang bersifat jangka panjang. Untuk bidang mesin dan listrik memiliki nilai yang sama yaitu 4. Angka ini menunjukkan bahwa knowledge pada bidang mesin dan listrik lebih banyak yang mengusai dibandingkan bidang kontrol. Karena peralatan mesin-mesin dan listrik pada PLTU dan PLTGU dari tahun ke tahun masih relatif sama, tidak terlalu mengalami banyak perubahan. Selain itu, karyawan yang tersebar dalam kedua bidang ini juga lebih banyak daripada bidang kontrol. Hasil yang dicapai adalah risk factor masing-masing individu dengan tingkat nilai yang berbeda-beda. Namun meskipun begitu penilaian ini tidak selesai terbatas dari

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) individu yang memiliki risk factor yang tertinggi. Karena belum tentu orang yang memiliki risk factor yang tertinggi memiliki knowledge yang sesuai dengan bisnis proses perusahaan dan ahli didalam menguasai pengetahuan tertentu. Sehingga penilaian berlanjut pada tingkat kompetensi practical knowledge. B. Analisis Practical knowledge Pada pembahasan sebelumnya telah diidentifikasi practical knowledge yang dimiliki masing-masing individu melalui form yang diisi oleh seluruh karyawan pemeliharaan. Hal ini dilakukan secara mandiri oleh karyawan masing-maisng. Data yang terkumpul dilapangan menunjukkan bahwa masing-masing individu bisa mempunyai lebih dari satu knowledge. Knowledge yang terkumpul antara bagian satu dan lainnya juga berbeda. Contohnya knowledge dalam bidang fungsi mesin akan berbeda dengan bidang fungsi kontrol. Hal ini dikarenakan perlatan yang dihadapi oleh masing-masing bidang fungsipun berbeda. Namun bisa jadi didalam satu bagian karyawan memiliki knowledge yang sama. Misalnya knowledge yang dimiliki oleh karyawan bidang fungsi rendal har dan manajemen outage umumnya seragam. Knowledge yang seragam itu bisa dilihat dari penggunaan tools yang dipakai sehari-hari yaitu SIT Ellips dan manajemen proyek. Karena berdasarkan bisnis prosesnya, rendal har dan manajemen outage banyak melibatkan aktivitas yang bersifat administrasi. Practical knowledge yang diidentifikasi pada proses ini adalah knowledge yang berhubungan dengan bisnis proses bidang pemeliharaan. Baik itu pengalaman selama bekerja yang mengacu pada standar operating procedure yang dikerjakan terhadap mesin yang spesifik dan kritikal, maupun yang berhubungan dengan intuisi ketika menyeleseikan suatu pekerjaan. Dalam menentukan practical knowledge oleh individu dilakukan secara self assessment. Hal ini dikarenakan, perusahaan belum mempunyai direktori standar kompetensi yang harus dimiliki oleh teknisi teknisi pemeliharaan dan job description secara jelas. Namun job description yang tersedia di perusahaan merupakan job description lama dimana pada saat itu PT. PJB belum merubah strategi perusahaannya. Namun kekurangan dari self assessment adalah adanya kemungkinan bahwa karyawan tersebut belum sepenuhnya menuliskan knowledge penting yang dimilikinya. Oleh karena itu tetap dilakukan pemeriksaan oleh para supervisor terkait dan manajer pemeliharan mengenai ketepatan identifikasi practical knowledge yang sesuai dengan bisnis proses. Karyawan yang telah melakukan self assessment Practical knowledge belum tentu memiliki tingkat kompetensi yang tinggi. Dimana dengan memiliki tingkat kompetensi yang tinggi terhadap suatu pengetahuan tertentu dapat dikatakan karyawan memiliki keahlian terhadap practical knowledge yang teridentifikasi. Oleh karena itu untuk melihat seberapa besar tingkat kompetensi practical knowledge yang dimiliki oleh karyawan, diperlukan penilaian lebih lanjut terhadap practical knowledge yang dimiliki. Karena meskipun seorang karyawan memiliki pengetahuan yang sama, belum tentu karyawan tersebut memiliki kompetensi yang tinggi. Kompetensi ini merupakan hal yang penting karena berhubungan dengan karakteristik pengetahuan mendasar individu yang dapat menunjukkan cara berpikir serta berperilaku untuk melaksanakan tugas dengan performa tinggi. Untuk mendapatkan hasil dari tingkat kompetensi dilakukan penilaian oleh supervisor yang terkait pada masing-masing bidang fungsi. Aspek-aspek yang dinilai adalah tingkat kedalaman pengetahuan, lingkup kepakaran, penguasaan keilmuan, dan penyebaran pengetahuan. Dalam penilaian tingkat kompetensi ini untuk practical knowledge yang dimiliki oleh staf dinilai oleh supervisor. Sedangkan practical knowledge yang dimiliki oleh supervisor dinilai tingkat kompetensinya oleh manajer pemeliharaan. Penilaian ini melibatkan supervisor dan manager karena selain kedudukannya lebih tinggi dari staf pemeliharaan, namun supervisor dan manajer lebih mengetahui kondisikondisi aktual para stafnya dilapangan. Berdasarkan hasil pengumpulan data, tingkat kompetensi yang dimiliki oleh karyawan pemeliharaan sangat beragam. Dan didalam hasil penilaian, belum tentu karyawan yang memiliki kompetensi tinggi ada pada diri supervisor. Namun, untuk sebagaian data yang dinilai, terlihat bahwa karyawan yang menduduki posisi tertentu misalkan supervisor atau manajer mempunyai kompetensi terhadap knowledge tertentu yang lebih tinggi daripada staf. C. Analisis konsekuensi bisnis Dalam identifikasi konsekuensi bisnis dilakukan penilaian kekritisan pengetahuan melalui aspek tingkat kepentingan knowledge, tingkat kelangkaan knowledge dan tingkat kesulitan pemulihan knowledge. Aspek-aspek ini didasarkan pada bagaimana knowledge yang teridentifikasi tersebut memiliki pengaruh atau dampak bagi kelangsungan bisnis proses perusahaan. Selain itu juga dipaparkan tingkat kesulitan kelangkaan knowledge. Tingkat kelangkaan ini berhubungan dengan ketersediaan knowledge tersebut dalam bentuk explicit knowledge dan jumlah staf yang menguasai knowledge tersebut. Berdasarkan pengolahan data, rata-rata knowledge yang teridentifikasi masuk dalam kategori knowledge dengan tingkat kepentingan yang tinggi. Seperti knowledge untuk memelihara program logic burner. Knowledge mempunyai nilai kepentingan yang tinggi karena, knowledge ini berhubungan secara langsung proses pembakaran air dan gas yang berdampak langsung pada kestabilan operasi unit pembangkit. Penentuan kriteria tingkat kepentingan ini didasarkan pada kriteria maintenance priority index. Maintenance priority index merupakan indeks prioritas maintenance yang telah dihitung berdasarkan operating critically ranking dan asset failure probability factor, karena practical knowledge yang dihadapi karyawan pemeliharaan kebanyakan berhubungan dengan peralatan unit pembangkit. Sehingga untuk mengidentifikasi dampak dapat dilakukan melalui maintenance priority index. Hasil yang didapatkan pada penilaian konsekuensi bisnis ini secara umum adalah, practical knowledge didalam bidang pemeliharaan merupakan pengetahuan yang kritis yang berhubungan dengan jalannya operasi pembangkitan. D. Analisis Perhitungan Kuartil Pada pembahasan sebelumnya telah dilakukan perhitungan untuk menentukan range prioritas menggunakan kuartil. Kuartil digunakan dikarenakan hasil nilai antara risk factor, tingkat kompetensi, dan konsekuensi bisnis tidak sama. Oleh karena itu diperlukan satuan nilai yang sama antara 3 kriteria tersebut agar dapat dilakukan klasifikasi

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) prioritas knowledge dan expertnya melalui proses perkalian pada masing-masing kriteria. Perhitungan untuk menyamakan satuan dilakukan dengan skala hasil perhitungan kuartil. Hasil dari perhitungan didapatkan kriteria risk factor memiliki Q1= 4, Q2 = 4,Q3 = 5. Karena memiliki nilai antara Q1 dan Q2 adalah sama, maka klasifikasi dari pembagian kuartil diputuskan antara nilai Q1 dan Q2 yang kurang dari 4 masuk klasifikasi 2 yaitu rendah. Sedangkan nilai antara Q2 dan Q3 antara 4-5 masuk klasifikasi tinggi. Sedangkan untuk nilai diatas Q3 diatas 5 masuk klasifikasi sangat tinggi. Kesamaan ini memang bisa terjadi dikarenakan data aktual dari perhitungan yang kemudian dibagi menjadi Q1, Q2, Q3 memiliki nilai yang sama. Perhitungan dilakukan untuk menentukan prioritas knowledge dapat dilakukan dengan cara mengkalikan antara 3 kriteria tersebut, kemudian dilakukan pengurutan data untuk mengetahui mana data yang menduduki peringkat yang paling terbesar hingga yang terendah. Berdasarkan hasil urutan data, perusahaan mengambil 19 orang untuk dimasukkan kedalam prioritas yang high priority. High priority berada diantara level nilai antara pertimbangan ini dilakukan karena masing-masing individu memiliki nilai 2 skala sangat tinggi. Sehingga dengan adanya range nilai tersebut, perusahaan memprioritaskan bahwa knowledge tersebut kritis dan berpotensi hilang yang melekat pada masing-masing expert. Kriteria nilai expert ini didapatkan berdasarkan nilai kompetensi yang tinggi. E. Analisis Rancangan Aplikasi Alur dan hasil dari pelaksanaan knowledge loss risk assesment yang sudah dilaksanakan akan disimpan kedalam suatu database dalam bentuk aplikasi knowledge loss risk assesment yang dirancang melalui software access dan visual basic. Dilihat dari kondisi eksisting jaringan komputerisasi yang ada pada objek amatan, maka kondisi hardware berupa unit komputer dengan spesifikasinya beserta software yang ada, cukup untuk mendukung konsep perancangan aplikasi ini. Dua kelompok yang terbagi pada kebutuhan rancangan sistem yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional digunakan untuk membedakan fungsi utama aplikasi sebagai suatu alat untuk memudahkan penilaian, melakukan penyimpanan data dan melihat hasil report dari pengolahan data. Adanya menu seperti login dan tampilan panduan yang dimaksudkan untuk pengaman dari sebuah data yang tersimpan didalam database. Berdasarkan aplikasi yang telah dibuat, alur dari bisnis proses tersebut adalah user memasukkan NIP dan password. user yang hanya bisa masuk ke dalam aplikasi hanya user yang telah memiliki NIP dan password yang telah diatur oleh bagian SDM atau admin dari aplikasi. Selanjutnya dalam aplikasi ini pegawai dapat memasukkan practical knowledge yang dimilikinya. Seluruh karyawan bisa mengakses aplikasi ini namun hanya terbatas untuk memasukkan knowledge yang dimilikinya. Sedangkan untuk proses penilaian, yang mempunyai hak akses adalah pihak manajer. untuk kemudian dilakukan penilaian terhadap masing-masing knowledge. Report dari sistem aplikasi ini berupa informasi yang menunjukkan hasil penilaian knowledge loss risk assesment, dimana dalam sistem tersebut didapatkan knowledge kritis dan para expertnya. Prototype aplikasi knowledge loss risk assesment dengan menggunakan sistem tersebut memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari sistem tersebut adalah, Mampu menyimpan dan menampilkan hasil knowledge yang dimiliki oleh karyawan yang dibutuhkan secara cepat dengan pencarian berdasarkan kata kunci, Mampu menghitung secara cepat dari penilaian yang telah diinputkan, Mampu melihat hasil prioritas berdasarkan penilaian dengan cepat sehingga pihak manajemen dapat melakukan analisa lebih mendalam mengenai expert dan pengetahuan yang menjadi prioritas perusahaan untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Sedangkan kekurangan dari sistem ini adalah Sistem yang dibuat berdasarkan rumusan metode penilaian yang telah ditetapkan, Sistem aplikasi ini memiliki keterbatasan dalam hal sharing knowledge. User tidak dapat melakukan sharing knowledge dengan user yang lainnya secara online, Sistem ini hanya dikhususkan sebagai media untuk melakukan penilaian KLRA saja. Sehingga apabila terdapat penambahan dalam melakukan perhitungan, maka diperlukan penyelarasan kembali. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penilaian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan penting dimiliki oleh karyawan yang berisiko hilang adalah pada bidang kontrol, mesin, dan listrik yang menjadi prioritas dan akan dilakukan capture knowledge. Dalam bidang kontrol terdapat 5 orang ahli, bidang mesin 1 orang ahli, bidang listrik 2 orang ahli yang memiliki pengetahuan kritis.berdasarkan hasil penilaian critically knowledge, dapat diidentifikasi bahwa apabila pengetahuan tersebut hilang,dampak yang akan terjadi berakibat sangat besar terhadap keamanan perusahaan, keandalan dan efisiensi yaitu semua unit akan mengalami trip, biaya yang dikeluarkan dapat mencapai 10 milyar untuk mengganti peralatan utama dan berakibat fatal bagi keselamatan karyawan. Selain itu, Biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan sumber daya baru adalah sekitar 2 milyar. Waktu untuk mendapatkan pengetahuan tersebut adalah lebih dari 15 tahun. Perancangan aplikasi berdasarkan atas alur penilaian yang dilakukan adalah pihak PJB membutuhkan suatu aplikasi yang mempermudah untuk jalannya proses penilaian yang dilakukan terhadap masingmasing individu. DAFTAR PUSTAKA [1]Szulanski, G. 1996, Exploring internal stickiness: impediments to the transfer of best practices within the firm, Strategic Management Journal 17 (1996) [2] PJB, Humas Power Plant Academy PJB Pertama di Indonesia, Surabaya: PT PJB. Edisi 70, Juli 2011 [3] Pemeliharaan, bidang Peta kesehatan unit. Gresik : PT.PJB UP Gresik [4] Megasari, Rista Knowledge Loss Risk Managament In: UPHT (ed.). Surabaya: PJB kantor pusat. [5] Vienna, Risk Management of knowledge loss in nuclear Industry Organization. Austria: International Atomic Energy Agency. [6]Spencer, L.M., Spencer, S.M, 1993,Competence at Work:Models for Superrior Performance, New York: John Wily & Son,Inc

Nur Annisa Istiqomah ( ) Dosen Pembimbing : Naning Aranti W. ST., MM. Arief Rahman ST., M.Sc.

Nur Annisa Istiqomah ( ) Dosen Pembimbing : Naning Aranti W. ST., MM. Arief Rahman ST., M.Sc. Nur Annisa Istiqomah (2507100133) Dosen Pembimbing : Naning Aranti W. ST., MM. Arief Rahman ST., M.Sc.... Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi dan analisis permasalahan,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi dan analisis permasalahan, BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi dan analisis permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam Rancang Bangun Aplikasi Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut adalah tampilan hasil dari Sistem Informasi Produksi Pakaian Pada Yessica Taylor. IV.1.1. Form Menu Login Form login ini merupakan halaman untuk dapat masuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Antonius Gatot Yudo Pratomo, Aris Tjahyanto Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Makalah Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV MMT-ITS PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 ANTONIUS GATOT

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-175

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-175 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-175 Pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) Service Desk Berdasarkan Kerangka Kerja Itil V3 dengan Menggunakan Metode

Lebih terperinci

7/25/2012. Pengu m- pulan Data karyaw an dan bisnis proses. Identifik asi dan penilaia n tingkat kompet ensi

7/25/2012. Pengu m- pulan Data karyaw an dan bisnis proses. Identifik asi dan penilaia n tingkat kompet ensi Pengu m- pulan Data karyaw an dan bisnis proses Identifika si dan penilaian risk factor Identifik asi dan penilaia n tingkat kompet ensi Identifik asi dan penilaia n critically knowle dge Pengol ahan data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Sistem Pakar Mengklasifikasi Jenis Jamur yang Dapat Dikonsumsi dengan Metode Teorema Bayes

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGAWASAN DAN PELAPORAN PEKERJAAN NON RUTIN MENGGUNAKAN FORM CHECKLIST DI PERUSAHAAN PEMBANGKIT

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGAWASAN DAN PELAPORAN PEKERJAAN NON RUTIN MENGGUNAKAN FORM CHECKLIST DI PERUSAHAAN PEMBANGKIT PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGAWASAN DAN PELAPORAN PEKERJAAN NON RUTIN MENGGUNAKAN FORM CHECKLIST DI PERUSAHAAN PEMBANGKIT Titan Ardyansyah 1, Wibowo Arninputranto 2, Haidar Natsir 3 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Sistem Pakar Identifikasi Penyakit pada Tanaman Anggrek Phalaenopsis dengan Metode Dempster

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil rancangan dari

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil rancangan dari BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil rancangan dari knowledge management system maintenance hardware dan software berbasis web pada Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING

PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING 1 Rucitra Danny Anindita dan Arief Rahman Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem Informasi Persediaan pada PT. Timur Jaya. 4. PROGRAM KERJA AUDIT 4.. Ruang Lingkup Audit Ruang Lingkup yang

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENGGAJIAN UNTUK PROJECT SITE DI PT. ALSTOM POWER ENERGY SYSTEM INDONESIA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENGGAJIAN UNTUK PROJECT SITE DI PT. ALSTOM POWER ENERGY SYSTEM INDONESIA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENGGAJIAN UNTUK PROJECT SITE DI PT. ALSTOM POWER ENERGY SYSTEM INDONESIA Deddy Pratomo, Joko Lianto Buliali Magister Manajemen Teknologi - Manajemen Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MITIGASI RESIKO

BAB V STRATEGI MITIGASI RESIKO BAB V STRATEGI MITIGASI RESIKO BAB V STRATEGI MITIGASI RESIKO V.1 Risk Mitigation SBUPE Risk Mitigation merupakan suatu metodologi sistematis yang digunakan oleh manajemen senior untuk mengurangi resiko

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. waterfall. Metode waterfall yang digunakan terdapat dua tahap yaitu komunikasi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. waterfall. Metode waterfall yang digunakan terdapat dua tahap yaitu komunikasi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan tahap pengembangan perangkat lunak. Metode yang digunakan dalam tahap analisis sistem ini yaitu metode pengembangan

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Implementasi Perancangan Table User Account Gambar Implementasi Perancangan Table User Account Implementasi Perancangan Table M

Implementasi Perancangan Table User Account Gambar Implementasi Perancangan Table User Account Implementasi Perancangan Table M BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Implementasi Sistem Setelah melakukan kegiatan analisa dan perancangan, tahap selanjutnya adalah tahap implementasi dan pengujian. Tahap implementasi merupakan tahap menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Sistem Pakar Identifikasi Penyakit pada Tanaman Tomat dengan Metode Teorema Bayes yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan ditampilkan hasil dari perancangan program yang terdiri dari form-form sistem pendukung keputusan penentuan gaji karyawan baru pada PT.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem dalam Rancang Bangun Aplikasi Evaluasi Beban Kerja Tenaga Kesehatan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem dalam Rancang Bangun Aplikasi Evaluasi Beban Kerja Tenaga Kesehatan BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang metode penelitian dan perancangan sistem dalam Rancang Bangun Aplikasi Evaluasi Beban Tenaga Kesehatan Berdasarkan Metode Workload

Lebih terperinci

REPRESENTASI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) BERBASIS RULE (RULE-BASED) DALAM MENGANALISA KEKURANGAN VITAMIN PADA TUBUH MANUSIA

REPRESENTASI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) BERBASIS RULE (RULE-BASED) DALAM MENGANALISA KEKURANGAN VITAMIN PADA TUBUH MANUSIA REPRESENTASI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) BERBASIS RULE (RULE-BASED) DALAM MENGANALISA KEKURANGAN VITAMIN PADA TUBUH MANUSIA Ruri Hartika Zain, S. Kom, M. Kom*) Dosen Tetap Universitas Putra Indonesia YPTK

Lebih terperinci

Langkah langkah FRAP. Daftar Risiko. Risk

Langkah langkah FRAP. Daftar Risiko. Risk L1 Langkah langkah FRAP Daftar Risiko Risk Risiko Tipe Prioritas Awal # 1 Kerusakan Database dikarenakan kegagalan INT B hardware 2 Staff internal sengaja memodifikasi data untuk INT C keuntungan kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada Penyakit

Lebih terperinci

3. BAB III METODE PENELITIAN

3. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3. BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian dibutuhkan beberapa alat dan bahan untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi sistem. 3.1.1 Alat Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi dan informasi pada era modern ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Penggunaan aplikasi tidak hanya tertuju pada kebutuhan unit bisnis tertentu.

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MITIGASI RESIKO

BAB V STRATEGI MITIGASI RESIKO BAB V STRATEGI MITIGASI RESIKO V.1 Risk Mitigation SBUPE Risk Mitigation merupakan suatu metodologi sistematis yang digunakan oleh manajemen senior untuk mengurangi resiko dari misi yang dibuat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Setelah semua proses perancangan selesai, maka tampilan hasil dari perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Predikat Mahasiswa Berprestasi Dengan

Lebih terperinci

P U T U S U D H A R Y A N A

P U T U S U D H A R Y A N A TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM PENILAIAN INDEX KEPUASAN PEGAWAI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA MELALUI DASHBOARD TERINTEGRASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROTOTIPE, STUDI KASUS PT. PLN (PERSERO) AREA BALI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas merupakan intuisi akademis yang memiliki karakteristik yang sama dengan organisasi pembelajaran. Dimana dalam organisasi ini banyak subsub kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Pada implementasi sistem ini akan dijelaskan mengenai perangkat yang digunakan saat pembuatan aplikasi ini. Berikut merupakan spesifikasi perangkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR Petunjuk: Berilah skor antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan 4 Memiliki

Lebih terperinci

LIFE CYCLE COST ANALYSIS INTEGRASI DENGAN CMMS (COMPUTERIZED MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM) STUDI KASUS PT. BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION

LIFE CYCLE COST ANALYSIS INTEGRASI DENGAN CMMS (COMPUTERIZED MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM) STUDI KASUS PT. BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION LIFE CYCLE COST ANALYSIS INTEGRASI DENGAN CMMS (COMPUTERIZED MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM) STUDI KASUS PT. BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION Rr. ARIA PRITA EKARISTI 2106100037 DOSEN PEMBIMBING DR. M. NUR

Lebih terperinci

HASIL DAN UJI COBA. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi

HASIL DAN UJI COBA. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi Penentuan Harga Pokok Penjualan Dengan Menggunakan Metode Varibel Costing Pada PT. Yasuriang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil 1. Tampilan Menu Utama Pada Halaman Menu Utama Sistem Informasi Geografis ini sebagai halaman pertama kali saat aplikasi ini dijalankan, halaman ini berisi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. telah dibuat pada tahap tiga. Adapun kebutuhan software (perangkat lunak) dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. telah dibuat pada tahap tiga. Adapun kebutuhan software (perangkat lunak) dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Pada tahapan ini sistem yang telah dirancang pada tahap ke tiga akan dikembangkan sehingga sistem yang dibuat harus mengacu pada rancangan yang telah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian pada pembuatan sistem ini menggunakan SDLC Model

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian pada pembuatan sistem ini menggunakan SDLC Model BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada pembuatan sistem ini menggunakan SDLC Model Waterfall. Seperti yang dijelaskan pada Gambar 2.1, model waterfall memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR

ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR Ridwan Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111, Email : ridwan_elect@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT)

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT) LAMPIRAN 119 120 DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT) Studi Kasus Pada PT. SURYA RENGO CONTAINERS - DEMAK NAMA RESPONDEN

Lebih terperinci

SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK. <Nama Perangkat Lunak>

SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK. <Nama Perangkat Lunak> SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK untuk: Dipersiapkan oleh: Program Studi Teknik Informatika/Sistem UIM Jl. PP. Miftahul Ulum Bettet-Pamekasan

Lebih terperinci

SIMAPEM MESIN PERCETAKAN DIGITAL PRINTING BERBASIS DESKTOP PADA CV. WUJUD UNGGUL

SIMAPEM MESIN PERCETAKAN DIGITAL PRINTING BERBASIS DESKTOP PADA CV. WUJUD UNGGUL SIMAPEM MESIN PERCETAKAN DIGITAL PRINTING BERBASIS DESKTOP PADA CV. WUJUD UNGGUL Virgina Septiara 1), Awalludiyah Ambarwati 2), dan Aryo Nugroho 3) 1,2,dan 3) Program Studi Sistem Informasi, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENGGAJIAN UNTUK PROJECT SITE DI PT. ALSTOM POWER ENERGY SYSTEM INDONESIA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENGGAJIAN UNTUK PROJECT SITE DI PT. ALSTOM POWER ENERGY SYSTEM INDONESIA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENGGAJIAN UNTUK PROJECT SITE DI PT. ALSTOM POWER ENERGY SYSTEM INDONESIA DEDDY PRATOMO NRP 9106 205 311 Surabaya, 31 January 2011 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI BIDANG

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dilakukan serangkaian ujicoba terhadap validation input, validation program

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dilakukan serangkaian ujicoba terhadap validation input, validation program BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Konfigurasi Software dan Hardware Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari program yang dibuat maka dilakukan serangkaian ujicoba terhadap validation input, validation

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Portfolio Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

1 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam rancang

1 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam rancang 26 1 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam rancang bangun aplikasi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI Ref: 1. Analysis & Design of Information System, James A Senn. 2. Modern Systems Analysis and Design, 3/e, Jeffrey A. Hoffer, Joey F. George Joseph S. Valacich.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pembahasan yang kami lakukan pada kerja praktek di PT. Malayandi Tour & Travel hanya mengenai karyawan tetap saja.

BAB III PEMBAHASAN. Pembahasan yang kami lakukan pada kerja praktek di PT. Malayandi Tour & Travel hanya mengenai karyawan tetap saja. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah proses penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya yang bertujuan untuk mengidentifkasi dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 5 IMPLEMENTASI. 5.1 Jadwal Implementasi Sistem. Untuk membantu pengguna dalam pemakaian basis data diberikan panduan

BAB 5 IMPLEMENTASI. 5.1 Jadwal Implementasi Sistem. Untuk membantu pengguna dalam pemakaian basis data diberikan panduan BAB 5 IMPLEMENTASI 5.1 Jadwal Implementasi Sistem Untuk membantu pengguna dalam pemakaian basis data diberikan panduan pengoperasiannya. Jadwal dari rencana implementasi adalah sebagai berikut : Tabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi juga ikut

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi juga ikut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi juga ikut berkembang dengan pesat. Perkembangan teknologi informasi ini sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Proyek dengan Metode Earned Value Management (EVM)

Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Proyek dengan Metode Earned Value Management (EVM) 1 Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Proyek dengan Metode Earned Value Management (EVM) Zul Fadli, Yusroniya Eka Putri R.W, ST., MT dan Trijoko Wahyu Adi, ST., MT., PhD Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang mencoba merebut pasar yang ada di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari rancangan implementasi knowledge management system berbasis web tentang import hortikultura pada PT. Lintas Buana

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK ITS MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA WHYTE & BYTHEWAY DAN SERVQUAL

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK ITS MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA WHYTE & BYTHEWAY DAN SERVQUAL Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-4 Desember 2013 EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK ITS MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA WHYTE & BYTHEWAY DAN SERVQUAL Mudjahidin 1), Yogi Agra Wiryawan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, solusi dari permasalahan, dan perancangan sistem pada Rancang Bangun Aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Dalam bab ini akan dijelaskan dan ditampilkan bagaimana hasil dari rancangan sistem yang dibuat beserta pembahasan tentang sistem tersebut. Adapun hasil

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT Informasi Komersial Bisnis, kami mengolah data berdasarkan wawancara kepada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan dari Sistem Pendukung Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat era globalisasi sekarang ini, perusahaan harus mampu menghadapi persaingan bebas yang terjadi.untuk itu semua sumber daya peusahaan harus dapat dimaksimalkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perancangan aplikasi penjualan dan pengiriman spare part komputer pada Bismar

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perancangan aplikasi penjualan dan pengiriman spare part komputer pada Bismar BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab empat ini akan dibahas mengenai hasil analisis dan perancangan aplikasi penjualan dan pengiriman spare part komputer pada Bismar Komputer Surabaya Jawa Timur meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PERBAIKAN UNSTRUCTURED DATABASE SISTEM PEMBELIAN PT. X UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PERUSAHAAN

PERBAIKAN UNSTRUCTURED DATABASE SISTEM PEMBELIAN PT. X UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PERUSAHAAN PERBAIKAN UNSTRUCTURED DATABASE SISTEM PEMBELIAN PT. X UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PERUSAHAAN Bernardo Nugroho Yahya Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 68 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan SmartPhone Menggunakan Metode AHP dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian terkait mitigasi resiko sebelumnya telah dilakukan dengan menggunakan metode OCTAVE yaitu Evaluasi risiko atas keamanan jaringan komputer

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEGAWAI BERBASIS WEB DENGAN METODE WATERFALL PADA SMA AISYIYAH 1 PALEMBANG

SISTEM INFORMASI PEGAWAI BERBASIS WEB DENGAN METODE WATERFALL PADA SMA AISYIYAH 1 PALEMBANG SISTEM INFORMASI PEGAWAI BERBASIS WEB DENGAN METODE WATERFALL PADA SMA AISYIYAH 1 PALEMBANG Nia Oktaviani Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma Palembang E-mail: niaoktaviani@binadarma.ac.id,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Kebutuhan Sistem Implementasi program merupakan penyesuaian perangkat lunak dengan rancangan dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Diharapkan dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perancangan dan desain yang telah dibuat. Kebutuhan sistem terdiri atas dua

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perancangan dan desain yang telah dibuat. Kebutuhan sistem terdiri atas dua BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Kebutuhan Sistem Implementasi sistem merupakan tahap untuk menjalankan perangkat lunak yang telah dianalisis dan dirancang pada bab sebelumnya. Dalam melakukan

Lebih terperinci

Gambar 4.22 Tampilan Halaman Semester

Gambar 4.22 Tampilan Halaman Semester 226 Tampilan Halaman Pelajaran akan menampilkan data-data pelajaran yang telah ada. Textfield kode mata pelajaran dan nama mata pelajaran diisi untuk menambah data pelajaran baru. Link Hapus digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan perbandingan dari sistem pemotongan pajak dengan Net Method dan Gross Up Method pada DPRD Provinsi Sumatera Utara. IV.1.1.

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN Kerja Praktik ini dilakukan selama 160 jam dengan pembagian waktu dalam satu minggu, 8 jam sebanyak 20 kali. Dalam kerja Praktik ini, diharuskan menemukan permasalahan yang ada,

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. menggunakan program sistem administrasi pendaftaran mahasiswa baru pada

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. menggunakan program sistem administrasi pendaftaran mahasiswa baru pada BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem yang Digunakan Berikut ini adalah hardware dan software yang dibutuhkan untuk menggunakan program sistem administrasi pendaftaran mahasiswa baru pada bagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Rancangan Sistem Pakar Deteksi Kerusakan Pada Mesin Automatic Floor Scrubbers menggunakan Metode Teorema Bayes dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Informasi Akuntansi Penyusutan Mesin Produksi dengan Metode Hasil Produksi Pada PT. Mentari Books

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI Veronika Dewi Puspitayani dan Aris Tjahyanto Program Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap aplikasi analisis kepuasan pelanggan pada Speedrocky Gym Surabaya.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap aplikasi analisis kepuasan pelanggan pada Speedrocky Gym Surabaya. 71 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi dan evaluasi sistem terhadap aplikasi analisis kepuasan pelanggan pada Speedrocky Gym Surabaya. 4.1 Kebutuhan Sistem

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu 73 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Risiko Teknologi Informasi PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu pengerjaan proyek-proyek teknologi informasi dari perusahaan lain.

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK EVALUASI KINERJA DAN PROSES PERAWATAN LOW PRESSURE BOILER FEED PUMP PADA PLTGU BLOK III PT. PJB UP GRESIK

LAPORAN KERJA PRAKTEK EVALUASI KINERJA DAN PROSES PERAWATAN LOW PRESSURE BOILER FEED PUMP PADA PLTGU BLOK III PT. PJB UP GRESIK LAPORAN KERJA PRAKTEK EVALUASI KINERJA DAN PROSES PERAWATAN LOW PRESSURE BOILER FEED PUMP PADA PLTGU BLOK III PT. PJB UP GRESIK Nama : ARDIYANI NUR FADILA NRP : 7811040029 PROGRAM STUDI SISTEM PEMBANGKITAN

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI UNTUK DATA KECELAKAAN BERBASIS MOBILE

SISTEM INFORMASI UNTUK DATA KECELAKAAN BERBASIS MOBILE SISTEM INFORMASI UNTUK DATA KECELAKAAN BERBASIS MOBILE Rizka Winda Novialifiah, Arna Fahriza,S.Kom,M.Kom, Arif Basofi S.Kom,MT Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, Dosen Jurusan Teknik Informatika Jurusan

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Abstraks System informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis suatu perusahaan atau organisasi modern. Sehingga system informasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA

BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA IV.1. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari sistem informasi geografis lokasi kolam renang di kota Medan. 1. Halaman Menu Awal Tampilan pertama kali saat sistem

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) B 1 Penilaian Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jawa Bagian Timur Dan Bali Menggunakan Formula Analitis Deduksi Dan Sensitivitas Analitis

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Komputer Suatu sistem komputer merupakan gabungan dari beberapa peralatan komputer yang saling berhubungan. Komputer juga mempunyai aspek-aspek dasar sebagai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibangun sebelumnya. Aplikasi yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PERHITUNGAN GAJI KARYAWAN PADA KAMPUS POLITEKNIK GANESHA MEDAN

PERANCANGAN APLIKASI PERHITUNGAN GAJI KARYAWAN PADA KAMPUS POLITEKNIK GANESHA MEDAN PERANCANGAN APLIKASI PERHITUNGAN GAJI KARYAWAN PADA KAMPUS POLITEKNIK GANESHA MEDAN Devri Suherdi Politeknik Ganesha Medan Jl. Veteran No. 194 Psr. VI Manunggal Helvetia - Medan devrisuherdi10@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 72 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil dari perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Siswa Paling Berprestasi Di SMK Negeri

Lebih terperinci

VII. SISTEM EVALUASI IMPLEMENTASI PERENCANAAN SUMBERDAYA PERUSAHAAN

VII. SISTEM EVALUASI IMPLEMENTASI PERENCANAAN SUMBERDAYA PERUSAHAAN VII. SISTEM EVALUASI IMPLEMENTASI PERENCANAAN SUMBERDAYA PERUSAHAAN 61 Bab ini merupakan muara analisis dari seluruh pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Apabila pada pembahasan bab sebelumnya masih dalam

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. IMPLEMENTASI Prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain yang ada dalam dokumen desain sistem yang disetujui dan menguji, menginstal, memulai, serta menggunakan

Lebih terperinci

[Manual Aplikasi IT Service Desk] Tim Pengelola Informasi dan Teknologi (Tim SIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran

[Manual Aplikasi IT Service Desk] Tim Pengelola Informasi dan Teknologi (Tim SIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran 2012 Tim Pengelola Informasi dan Teknologi (Tim SIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran [Manual Aplikasi IT Service Desk] 2012 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran. IT Support

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari Sistem Pakar Analisis Kepribadian Dasar Siswa pada SMK Harapan Mekar 1 Menggunakan Metode Case Based Reasoning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang komputer, manusia berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang komputer, manusia berlombalomba 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang komputer, manusia berlombalomba menciptakan teknologi terbaru di bidang komputer, baik berupa perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci