PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING"

Transkripsi

1 PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING 1 Rucitra Danny Anindita dan Arief Rahman Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya rucitra.dani@gmail.com dan rahmanarief@gmail.com Abstrak - Tingkat penggunaan alat pelindung diri (APD) sangat berpengaruh pada tingkat keselamatan kerja. Semakin rendah frekuensi penggunaan alat pelindung diri, maka semakin besar kesempatan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi sewaktu - waktu dan dan menimpa siapa pun. Di sisi lain kesadaran dan disiplin pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri masih kurang sehingga terjadinya kecelakaan kerja cukup besar. Manajemen perusahaan punya andil cukup besar sebagai fungsi kontrol untuk mengawasi pekerja dalam menerapkan standar K3, khususnya dalam pemakaian alat pelindung diri. Terciptanya kondisi yang aman dari kemungkinan kecelakaan akan memperlancar kinerja perusahaan serta menjaga produktivitas kerja. Ada berbagai cara untuk mengurangi kecelakaan kerja, salah satunya yaitu dengan meningkatkan frekuensi penggunaan alat pelindung diri. Namun ketidakdisiplinan pekerja dalam menerapkannya menjadi kendala bagi perusahaan. Sistem pendeteksi alat pelindung diri dalam mengawasi dan memastikan pekerja menggunakan alat pelindung diri sangat diperlukan. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi apakah pekerja menggunakan alat pelindung diri atau tidak. Sistem deteksi ini menggunakan teknologi digital image processing untuk mengolah dan manganalisis gambar pekerja menggunakan alat pelindung diri. Cara kerja dari sistem ini yaitu merekam dan mengamati obyek secara real time. Dengan adanya sistem ini, sistem pendeteksi mampu mengakomodasi keterbatasan manusia dalam melakukan pengawasan dan memberikan peringatan awal sebagai upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja. Sistem ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengawasi pekerja agar selalu menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja. Kata kunci - Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kecelakaan Kerja, Image Processing, Deteksi Alat Pelindung Diri. I. PENDAHULUAN Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya kecelakaan kerja pada area kerja [4]. Penggunaan alat pelindung diri seringkali dianggap tidak penting ataupun remeh oleh para pekerja, terutama pada pekerja yang bekerja pada area yang berbahaya. Padahal penggunaan alat pelindung diri ini sangat penting dan berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja. Kedisiplinan para pekerja dalam mengunakan alat pelindung diri tergolong masih rendah sehingga resiko terjadinya kecelakaan kerja yang dapat membahayakan pekerja cukup besar. Berdasarkan angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2011 [3], angka kecelakaan mencapai kasus. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 sebanyak kasus, tahun 2008 sebanyak kasus, tahun 2009 sebanyak , dan tahun 2010 sebanyak kasus. Angka kecelakaan kerja di Indonesia tergolong cukup tinggi. Hal ini disebabkan masih lemahnya kedisiplinan dan kesadaran masyarakat. Penggunaan alat pelindung diri sudah seharusnya dilakukan, karena terdapat temuan bahaya di perusahaan yang ada di Indonesia bahwa 60 % tenaga kerja cedera kepala karena tidak menggunakan helm pengaman, 90 % tenaga kerja cedera wajah karena tidak menggunakan alat pelindung wajah, 77 % tenaga kerja cedera kaki karena tidak menggunakan sepatu pengaman, dan 66 % tenaga kerja cedera mata karena tidak menggunakan alat pelindung mata. 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Wajah Kepala Kaki Mata Wajah Kepala Kaki Mata Gambar 1 Grafik Kecelakaan Kerja yang Menimpa Pekerja Pemakaian alat pelindung diri yang masih kurang diterapkan dengan baik oleh para pekerja disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu pengawasan yang kurang ketat oleh pihak manajemen perusahaan terutama dalam penggunaan alat pelindung diri [5]. Namun usaha pengawasan tersebut tidak setiap hari dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan, pengawasan tersebut mungkin hanya dilakukan secara berkala. Kecelakaan kerja dapat terjadi sewaktu - waktu dan dapat menimpa siapa pun, sedangkan tingkat kesadaran pekerja menggunakan alat pelindung diri masih kurang sehingga resiko terjadinya kecelakaan kerja cukup besar [1]. Oleh karena itu diperlukan suatu alat yang dapat digunakan untuk

2 2 mendeteksi dan memastikan para pekerja menggunakan alat pelindung diri [2]. Sehingga dapat dilakukan pencegahan dan meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja akibat lalai atau tidak disiplinnya pekerja dalam pemakaian alat pelindung diri. menjadi panduan dalam merancang sistem ini. Kemudian dari kerangka umum tersebut, dapat digambarkan proses deteksi. II. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan metodologi penelitian yang digunakan sebagai acuan kerangka berpikir agar penelitian yang dihasilkan terarah dan tujuan yang diinginkan tercapai. Gambar 3.3 Flowchart Proses Deteksi B. Perancangan Hardware Perancangan hardware dalam sistem ini hanya mencakup pada pemilihan capture device yang digunakan untuk menangkap gambar alat pelindung diri secara visual. Pada sistem ini akan menggunakan kamera webcam sebagai media penangkap gambar. Kamera webcam akan ditingkatkan utilisasinya menjadi active surveillance camera. Active surveillance camera tersebut berfungsi untuk menangkap dan mengidentifikasi gambar dari alat pelindung diri. Gambar 3.1 Metodologi Penelitian Tahap awal pada penelitian ini adalah tahap studi literatur. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari konsep - konsep yang berhubungan dengan rumusan permasalahan. Studi literatur ini dapat diperoleh dari teori - teori, data, dan informasi pendukung yang dibutuhkan dalam penelitian. Studi literatur dapat diperoleh dari jurnal, buku, tugas akhir, artikel, dan referensi lainnya. Beberapa konsep penting dalam studi literatur ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3), alat pelindung diri (APD), image processing, dan CCTV. A. Tahap Perancangan Sistem Inspeksi Alat Pelindung Diri Pada tahap perancangan ini, terlebih dahulu melakukan identifikasi terkait entitas - entitas apa saja yang terdapat dalam perancangan sistem. Entitas dalam sistem ini antara lain area kerja, pekerja, kamera webcam, sistem alarm, dan alat pelindung diri. Setelah menentukan entitas, kemudian langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi kerangka umum sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Kerangka umum sistem ini akan C. Perancangan Software Perancangan software ini meliputi perancangan interface dan algoritma software. Perancangan interface dilakukan untuk membuat dan menampilkan fungsi apa saja yang ingin ditampilkan pada software. Tata letak dari fitur - fitur yang diberikan juga harus diperhatikan. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah user memahami dan menggunakan fungsi - fungsi dari software tersebut. Sedangkan perancangan algoritma digunakan sebagai bahasa pemrograman untuk menjalankan software tersebut. Software ini akan membantu dalam melakukan proses identifikasi pada alat pelindung diri. D. Pengintegrasian Hardware dan Software Pada tahap ini akan dilakukan pengintegrasian antara hardware dan software secara keseluruhan agar sistem ini dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. E. Tahap Pengujian Sistem Dalam tahap ini akan dilakukan pengujian dari sistem pendeteksi. Pengujian yang dilakukan adalah dengan mencoba proses deteksi alat pelindung diri pada pekerja. Proses deteksi tersebut dilakukan dengan melakukan beberapa skenario kondisi. Skenario yang diuji cobakan yaitu mendeteksi satu atau lebih pekerja dengan menggunakan alat pelindung diri. Selain itu, uji coba juga dilakukan dengan mengkombinasikan penggunaan alat pelindung diri. Dari uji coba tersebut, dapat dilihat apakah

3 3 nantinya sistem mampu mengidentifikasi objek yang tertangkap atau tidak, baik identifikasi dari segi pekerja maupun alat pelindung diri. F. Tahap Analisis dan Interpretasi Data Setelah tahap pengujian, kemudian akan dilakukan tahap analisis untuk menganalisis mekanisme atau alur kerja dari sistem. Terdapat beberpa poin penting yang akan disajikan pada tahap analisis, antara lain analisis perancangan sistem dan hasil pengujian sistem. Analisis tersebut ditujukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari perancangan sistem. Dari hasil analisis sistem, diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi perbaikan. Sehingga hasil tersebut dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki dan menutupi kekurangan sistem.. III. HASIL DAN PEMABAHSAN A. Mekanisme Umum Sistem Area kerja berbahaya membutuhkan sistem pendeteksi alat pelindung diri untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Sistem deteksi ini secara tidak langsung digunakan untuk mengingatkan pekerja agar selalu menggunakan alat pelindung diri ketika melakukan pekerjaannya. Sitem ini terdiri dari software dan hardware yang nantinya akan diintegrasikan. Gambar 4.1 Gambaran Umum Sistem Berdasarkan gambar tersebut, sistem pendeteksi ini terdiri dari komponen hardware dan software yang kemudian diintegrasikan. Perancangan hardware difokuskan pada pemilihan capture device yang sesuai agar dapat digunakan untuk proses deteksi. Sedangkan perancangan software yang terdiri dari perancangan algoritma sistem dan interface software. Perancangan algoritma sistem akan menjadi input agar software dapat bekerja sesuai dengan fungi yang diharapkan. Sedangkan perancangan interface dilakukan untuk merancang fitur apa saja yang perlu ditampilkan dalam software dan bagaimana merancangnya agar user dapat memahaminya dengan mudah. B. Perancangan Form Interface Software ini dirancang untuk membantu melakukan proses pengawasan terhadap perilaku pekerja dalam penerapannya pada budaya keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Software ini mempunyai fungsi utama sebagai pendeteksi alat pelindung diri. Dalam menjalankan operasinya, software ini menggunakan bahasa pemrograman C++. Tampilan interface dari software ini hanya terdiri dari satu form utama saja. Di dalam form akan dibedakan menjadi dua sisi layar yaitu sisi kiri dan kanan. Pada sisi kiri akan terdapat beberapa tampilan layar yang akan menampilkan beberapa gambar dari objek yang terdeteksi. Layar tersebut terdiri dari satu layar utama dan tiga layar kecil. Layar utama digunakan untuk menampilkan gambar original dari objek yang tertangkap oleh kamera. Sedangkan layar kecil digunakan untuk menampilkan potongan gambar dari beberapa identifikasi dari alat pelindung diri yaitu helm, masker, dan kacamata. Pada sisi kanan form akan terdapat pilihan opsi untuk menjalankan beberapa fungsi dari software. Fungsi tersebut antara lain mengaktifkan dan mematikan kamera webcam, memotret dan menyimpan foto secara otomatis, serta indikator dari alarm untuk menunjukkan adanya peringatan. Gambar 4.6 Tampilan Interface Software C. Perancangan Flowchart Software Memilih file APD.Detection.System untuk menjalankan aplikasi. Kemudian akan muncul tampilan layar dari aplikasi ini. Selanjutnya tekan tombol Cam On untuk mengaktifkan kamera webcam. Setelah kamera aktif, kamera akan mulai merekam. Kamera akan merekam setiap kejadian terutama pada saat mengidentifikasi alat pelindung diri pada pekerja. Pada posisi merekam, kamera akan melakukan proses pencarian objek. Kamera akan mengidentifikasi selama objek masih berada dalam jangkauan kamera. Ketika kamera mengidentifikasi adanya objek, kamera akan langsung menangkap atau memotret objek. Hasil tangkapan kamera akan disimpan dalam folder sebagai bukti kejadian selama aktivitas berlangsung. Disini terdapat fungsi auto save picture yang berfungsi menyimpan gambar (foto) objek secara otomatis ke dalam folder. Setelah gambar dari objek didapatkan maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses identifikasi alat pelindung diri. Alat pelindung diri ini antara lain helm, kacamata, dan masker. Dari proses identifikasi, langkah selanjutnya software akan menentukan apakah objek sesuai dengan interpretasi data software. Jika tidak sesuai maka akan muncul tanda peringatan berupa bunyi alarm. Gambar 4.7 Flowchart Alur Kerja Software

4 4 D. Implementasi Fungsi Software Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai mekanisme kerja software yang terdiri dari proses identifikasi objek dan beberapa fungsi yang diberikan pada software. Gambar 4.8 Flowchart Proses Identifikasi APD E. Pengujian Sistem Setelah melalui proses perancangan software maka tahap selanjutnya adalah tahap pengujian dari software. Dalam pengujian ini akan ditekankan pada kemampuan kamera webcam mendeteksi objek yang dilakukan oleh software. Objek tersebut berupa alat pelindung diri yang digunakan oleh pekerja. Selain itu juga menguji kemampuan respon terhadap objek yang terdeteksi, kemampuan respon alarm serta kemampuan lain yang telah diprogramkan pada software. F. Pengujian Fungsi Identifikasi Objek Pada tahap ini akan dilakukan proses pengujian pada fungsi identifikasi objek. Dalam tahap pengujian, akan dilakukan beberapa skenario dari penggunaan alat pelindung diri. Skenario yang pertama adalah dengan melakukan uji coba dengan mengkombinasikan penggunaan alat pelindung diri pada satu orang pekerja. Sedangkan skenario yang kedua adalah melakukan uji coba dengan mengkombinasikan penggunaan alat pelindung diri pada beberapa orang pekerja. Tujuan dilakukannya skenario tersebut adalah untuk mengetahui apakah software dapat mengidentifikasi kombinasi penggunaan alat pelindung diri baik pada satu atau beberapa orang pekerja G. Pengujian Keseluruhan Fungsi Sistem Untuk mengetahui keseluruhan fungsi dari sistem pendeteksi ini, maka akan dilakukan pengujian dengan cara membiarkan software beroperasi dengan sendirinya. Hasil yang ingin diperoleh dari pengujian ini adalah sistem dapat menunjukkan adanya report berupa bukti kejadian dari penggunaan alat pelindung diri. Dari proses pengujian yang dilakukan, software akan mengidentifikasi pekerja yang melintas di depannya. Setelah itu software melakukan proses identifikasi pada alat pelindung diri pada pekerja. Software akan memberikan peringatan secara langsung jika terdapat pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri. Setelah dikonfirmasi dan dilihat hasil report ternyata terbukti bahwa terdapat foto pekerja baik yang menggunakan alat pelindung diri secara lengkap maupun tidak lengkap. Dengan demikian, tujuan dari perancangan sistem pendeteksi alat pelindung diri ini berhasil dan telah tercapai. H. Analisis Hasil Pengujian Sistem Pengujian dilakukan dengan menguji kemampuan software mengidentifikasi objek, respon saat objek teridentifikasi, dan kemampuan report yang dihasilkan oleh software. Pada tahap analisis ini, sistem akan fokus terhadap hasil pengujian sistem pada proses identifikasi alat pelindung diri. Software akan diuji dengan beberapa skenario dari penggunaan alat pelindung diri. Skenario yang pertama adalah dengan melakukan uji coba dengan mengkombinasikan penggunaan alat pelindung diri pada satu orang pekerja. Sedangkan skenario yang kedua adalah melakukan uji coba dengan mengkombinasikan penggunaan alat pelindung diri pada beberapa orang pekerja. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah software dapat mengidentifikasi alat pelindung diri dengan baik atau tidak. Karena memang fokus dari pengujian ini hanyalah untuk mengetahui apakah sistem dapat berfungsi atau tidak, maka akan dilakukan uji coba prototype. Analisis Pengujian Sistem Skenario 1 Analisis pengujian yang pertama adalah pada skenario pertama, yaitu analisa hasil pengujian dengan mengkombinasikan penggunaan alat pelindung diri pada satu orang pekerja. a) Skenario 1, Pekerja Tidak Menggunakan Semua Alat Pelindung Diri. Pada skenario ini dapat dilihat bahwa software dapat mengidentifikasi objek dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari comment software yang menuliskan bahwa masker tidak ada, helm tidak ada, dan mata tidak ada. Dari comment tersebut dapat diketahui bahwa pada saat itu pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri satu pun. Respon yang diberikan pun cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari software yang dapat mengidentifikasi dan memberikan hasil analisis secara cepat. b) Skenario 2, Pekerja Menggunakan APD Berupa Helm Pada skenario 2, software memberikan respon yang lambat ketika mengidentifikasi objek. Hal ini dikarenakan terdapat bagian rambut yang tidak tertutup oleh helm sehingga software tidak mampu mengidentifikasi helm. Bagian rambut tersebut terletak pada sisi samping dari kepala. Karena bentuk dari helm yang tidak dapat menjangkau bagian rambut bagian samping, maka sebaiknya pada bagian tersebut perlu dilakukan proses erosi untuk merubah rambut menjadi warna hitam kembali. Sehingga ketika akan diidentifikasi, bagian rambut tersebut memiliki warna yang sama dengan warna helm. c) Skenario 3, Pekerja Menggunakan APD Berupa Masker Pada skenario ini, dapat dilihat bahwa software mampu mengidentifikasi objek dengan baik. Skenario ini akan melakukan proses identifikasi pada alat pelindung diri berupa masker. Software pun

5 5 memberikan respon yang baik karena software mampu memberikan hasil analisis yang cepat ketika mengidentifikasi objek. Tidak ada halangan dari software ketika mengidentifikasi objek karena ukuran batas tepi dari objek sesuai. d) Skenario 5, Pekerja Menggunakan APD Berupa Helm dan Masker Pada skenario ini, dapat dilihat bahwa software mampu mengidentifikasi objek dengan baik. Skenario ini akan melakukan proses identifikasi pada alat pelindung diri berupa kombinasi antara helm dan masker. Dari identifikasi tersebut, dapat dianalisa bahwa software dapat mendeteksi keberadaan dari helm dan masker. Hal itu dapat dilihat dari comment software yang menuliskan bahwa helm dan masker ada. Software pun memberikan respon yang baik dan mampu memberikan hasil analisis yang cepat ketika mengidentifikasi objek. Tidak ada halangan dari software karena software dapat mengidentifikasi objek sesuai dengan ukuran batas tepi objek yang telah ditentukan. Analisis Pengujian Sistem Skenario 2 Berikutnya akan dilakukan analisis pengujian fungsi identifiaksi objek skenario yang kedua yaitu analisa hasil pengujian dengan mengkombinasikan penggunaan alat pelindung diri pada beberapa orang pekerja. a) Skenario 1, Pengujian dengan Dua Orang Pekerja Pada skenario ini akan dilakukan pengujian penggunaan alat pelindung diri pada dua orang pekerja. Pengujian ini dikondisikan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sama pada tiap orangnya. Masing - masing orang pekerja menggunakan alat pelindung diri yang terdiri dari helm dan masker. Dari hasil pengujian pada skenario ini, dapat dijelaskan bahwa sistem mampu mengidentifikasi penggunaan alat pelindung diri pada 2 orang pekerja. Namun sistem memberikan respon yang kurang baik ketika melakukan proses identifikasi. Hal ini dikarenakan objek yang akan diidentifikasi cukup banyak, baik dari jumlah orang dan alat pelindung dirinya. Selain itu juga, dari pergerakan pekerja saat proses identifikasi. Pergerakan pekerja akan mempengaruhi proses identifikasi, karena pergerakan tersebut akan membuat posisi pekerja berpindah - pindah. Sedangkan software hanya mampu mengidentifikasi alat pelindung diri jika posisinya tampak dari depan. Inilah yang menjadi kelemahan dari sistem pendeteksi alat pelindung diri. Pada perancangannya masih belum memasukkan kriteria proses pendeteksian dari segala arah sudut pandang tubuh manusia. Ketika pergerakan pekerja berkurang dan posisinya menghadap kamera, software mampu mengidentifikasi alat pelindung diri yang digunakan. b) Skenario 2, Pengujian dengan Tiga Orang Pekerja Pada skenario ini akan dilakukan pengujian penggunaan alat pelindung diri pada tiga orang pekerja. Pengujian ini dikondisikan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sama pada tiap orangnya. Masing - masing orang pekerja menggunakan alat pelindung berupa helm. Dari hasil pengujian pada skenario ini dapat dijelaskan bahwa sistem sudah dapat mengidentifikasi alat pelindung diri pada pekerja. Namun dari hasil pengujian, didapatkan bahwa terdapat satu orang pekerja yang tidak dapat terdeteksi oleh software. Kondisi pengujian pada saat itu, posisi pekerja telah menghadap kamera. Namun sistem masih tidak dapat mengidentifikasi alat pelindung diri. Setelah diamati ternyata terdapat bagian rambut pada sisi atas yang masih tampak. Karena pada pendeteksian helm, parameter pengukurannya adalah dengan menggunakan rambut. Jika rambut pada bagian atas kepala masih tampak maka sistem tidak dapat mengidentifikasi helm. Sehingga pekerja harus memperhatikan dan menyesuaikan penggunaan helm agar dapar teridentifikasi. c) Skenario 3, Pengujian dengan Empat Orang Pekerja Pada skenario ini akan dilakukan pengujian penggunaan alat pelindung diri pada lima orang pekerja. Pengujian ini dikondisikan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sama pada tiap orangnya. Masing - masing orang pekerja menggunakan alat pelindung berupa masker. Dari hasil pengujian pada skenario ini dapat dijelaskan bahwa sistem hanya dapat mengidentifikasi dua orang pekerja saja yang menggunakan masker, sedangkan dua orang yang lain tidak dapat diidentifikasi. Hal ini disebabkan karena objek yang diidentifikasi cukup banyak. Selain itu masker yang digunakan ada yang menyerupai seperti bentuk hidung sehingga software mendeteksi masker tersebut menjadi hidung. Software masih belum membedakan antara bentuk hidung dengan masker. Oleh Karena itu perlu dilakukan pengkuran yang secara akurat dari bentuk masker agar bentuk yang diidentifikasi tidak menyerupai hidung. Karena memang bentuk masker hampir menyerupai hidung jika diperhatikan. Selain itu juga terdapat faktor posisi pekerja yang tidak menghadap kamera. Sehingga software tidak mampu mengidentifikasi masker ketika posisinya tidak tampak dari depan. I. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berdasarka hasil peranccangan dan pengujian sistem, dapat diketahui bahwa sistem deteksi alat pelindung diri menggunakan teknologi image processing ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan sistem ini antara lain mampu mengakomodasi keterbatasan manusia dalam melakukan pengawasan, penggunaan sistem ini mampu meningkatkan utilitas sistem deteksi dikarenakan sistem ini secara otonom mmpu menggantikan peran manusia sebagai pengawas, adanya fungsi report yang berupa foto, mampu menyediakan informasi berupa gambar secara langsung tanpa harus mengoperasikan hasil rekaman video secara manual, fungsi peringatan yang dapat digunakan sebagai upaya pencegahan terhadap kecelakaan kerja karena sistem ini dapat mengingatkan pekerja agar selalu siap sedia menggunakan alat pelindung diri, dan penggunaan capture device yang berupa webcam, mampu menghemat baiaya investasi untuk sistem ini terutama jika digunakan pada area kerja yang memiliki jumlah area yang cukup banyak.

6 6 Selain kelebihan - kelebihan tersebut, juga terdapat kelemahan dari sistem ini yaitu kemampuan identifikasi pada software yang masih terbatas pada objek bagian depan saja. Oleh karena itu lokasi penempatan dari kamera harus tepat. Dari kekurangan yang ada, diharapkan sistem pendeteksi tersebut nantinya dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya sehingga sistem mampu di implementasikan pada suatu kondisi yang lebih baik. J. Analisis Cost Benefit Safety Pada data historis kecelakaan kerja pada tahun dapat diketahui bahwa terjadi sedikitnya lima kali kecelakaan kerja yang menimpa pekerja. Dari kecelakaan kerja tersebut menyebabkan kerugian yang cukup besar baik kerugian secara fisik maupun finansial. Kerugian secara fisik menyebabkan cedera atau luka pada pekerja. atau luka tersebut sebagian besar disebabkan karena pekerja tidak menggunakannya alat pelindung diri pada saat bekerja. Dampak kecelakaan tersebut membawa kerugian material yang sangat besar. Perusahaan harus membiayai biaya pengobatan pekerja. Dari tahun , perusahaan telah menelan kerugian material sebesar Rp ,00. Jumlah kerugian tersebut cukup besar. Hal tersebut tidak seharusnya terjadi jika perusahaan menerapkan peraturan K3 secara baik dan terstruktur. Untuk menumbuhkan sikap disiplin dari pekerja, perusahaan harus melakukan pengawasan secara ketat. Pengawasan tersebut dapat dilakukan dengan mempekerjakan operator pengawas. Operator tersebut bertugas untuk mengawasi perilaku dan memberi peringatan kepada pekerja agar selalu menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja. Perusahaan melakukan pengamatan untuk mengetahui perilaku pekerja dalam penggunaan alat pelindung diri. Disini pengamatan dilakukan terhadap 10 orang pekerja yang sama dan dilakukan dalam 10 hari kerja. Dari hasil pengamatan didapatkan probabilitas kemungkinan pekerja menggunakan alat pelindung diri adalah sebesar 8,7. Dengan adanya pengawasan ini pekerja lebih disiplin menggunakan alat pelindung diri. Untuk mengetahu cost benefit dari sistem pendeteksi alat pelindung diri ini maka akan dilakukan perbandingan dengan melakukan pengawasan keselamatan kerja yang dilakukan oleh operator pekerja. Kedua cara pencegahan tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengawasi dan memastikan pekerja agar menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja. Namun jika dlihat dari segi biaya, kedua cara tersebut memiliki perbedaan yang signifikan. Untuk pengawasan yang dilakukan dengan memperkerjakan operator pengawas setidaknya membutuhkan biaya pengeluaran untuk memberi upah / gaji bagi pekerja. Jika didasarkan pada nilai UMR maka pekerja akan mendapatkan upah / gaji pokok sebesar Rp ,00 /bulan. Di perusahaan tersebut, pekerja yang dipekerjakan sebanyak 2 orang, sehingga jika dijumlahkan sebesar Rp ,00 / bulan untuk menggaji operator. Jika dihitung selama setahun maka besar biaya yang dikeluarkan untuk menggaji operator tersebut sebesar ,00 / tahun. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk membuat sistem pendeteksi ini hanya membutuhkan sebuah kamera webcam, komputer server, dan perancangan software sistem pendeteksi alat pelindung diri. Biaya pengadaan yang dikeluarkan untuk membeli kamaera webcam adalah sebesar Rp ,00, komputer server sebesar Rp , dan software dapat dibuat dengan sendirinya sehingga tidak perlu mengleuarkan biaya. Jika ditotal akan menghasilkan biaya sebesar Rp ,00 untuk sekali biaya instalasi. Dari perhitungan biaya tersebut dapat disimpulkan bahwa dari segi biaya perancangan sistem pendeteksi alat pelindung diri lebih murah jika dibandingkan dengan menggaji operator pengawas. Sedangkan dari segi fungsinya, sistem pendeteksi ini lebih dapat dioperasikan secara otomatis sehingga dapat mengakomodasi keterbatasan manusia dalam melakukan pengawasan. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis terhadap perancangan dan pengujian sistem detksi, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Algoritma sistem pendeteksi alat pelindung diri dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman C++ dan hardware yang digunakan adalah kamera webcam. 2. Pengujian sistem pendeteksi dilakukan dengan dua tahap pengujian yaitu secara individu dan kelompok. Dari pengujian secara individu diperoleh tingkat keakuratan sebesar 100%, sedangkan pengujian secara kelompok diperoleh tingkat keakuratan sebesar 67%. Jadi dapat disimpulkan bahwa software lebih sesuai jika digunakan untuk mengidentifikasi alat pelindung diri secara individu. 3. Dari perbandingan cost benefit diperoleh hasil bahwa dari segi biaya, pengawasan dengan menggunakan sistem pendeteksi lebih murah dibandingkan dengan menggunakan operator pengawas. Sedangkan dari segi fungsinya, sistem pendeteksi lebih dapat dioperasikan secara otomatis sehingga dapat mengakomodasi keterbatasan manusia dalam melakukan pengawasan V. DAFTAR PUSTAKA [1] Anies. (2005). Penyakit Akibat Kerja. Jakarta : PT Elex Media Kompetindo. [2] Castleman, K. R. (1996). Digital Image Processing. New Jersey: Prentice Hall. [3] Jamsostek. Kecelakaan kerja di Indonesia. http// id=1012.diakses pada 18 April [4] Mokhtar. (1992). Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerja. Bandung: CV Medika. [5] Suma'mur. (1991). Kesehatan Kerja. Jakarta: Widya Medika..

SIDANG TUGAS AKHIR Your logo here

SIDANG TUGAS AKHIR Your logo here SIDANG TUGAS AKHIR Your logo here Perancangan Sistem Pendeteksi Alat Pelindung Diri Menggunakan Teknologi Image Processing RUCITRA DANNY ANINDITA 2508100082 DOSEN PEMBIMBING : ARIEF RAHMAN, S.T., M.SC.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pelacakan Obyek Menggunakan CCTV dan Webcam. Kampus ITS, Surabaya

Rancang Bangun Sistem Pelacakan Obyek Menggunakan CCTV dan Webcam. Kampus ITS, Surabaya Rancang Bangun Sistem Pelacakan Obyek Menggunakan CCTV dan Webcam Choirul Umul Islami 1, Mike Yuliana 2, Akuwan Shaleh 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER Dalam analisis dan perancangan sistem program aplikasi ini, disajikan mengenai analisis kebutuhan sistem yang digunakan, diagram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN E-15

BAB I PENDAHULUAN E-15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan keamanan, saat ini telah banyak dikembangkan dan digunakan berbagai macam sistem keamanan. Kamera CCTV (Closed

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai analisis dan perancangan sistem. Pada prinsipnya perancangan dengan sistematika yang baik akan memberikan kemudahan-kemudahan dalam

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. 1.2 Identifikasi Masalah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :

1.1 Latar Belakang. 1.2 Identifikasi Masalah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, lingkup tugas akhir, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistem penulisan laporan tugas akhir. 1.1 Latar Belakang Teknologi

Lebih terperinci

TRACKING ARAH GERAKAN TELUNJUK JARI BERBASIS WEBCAM MENGGUNAKAN METODE OPTICAL FLOW

TRACKING ARAH GERAKAN TELUNJUK JARI BERBASIS WEBCAM MENGGUNAKAN METODE OPTICAL FLOW TRACKING ARAH GERAKAN TELUNJUK JARI BERBASIS WEBCAM MENGGUNAKAN METODE OPTICAL FLOW Ubaidillah Umar, Reni Soelistijorini, B. Eng, MT, Haryadi Amran Darwito, S.ST Jurusan Teknik Telekomunkasi - Politeknik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman sekarang, menuntut manusia untuk terus menciptakan inovasi baru di bidang teknologi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat merupakan salah komoditas di pertanian Indonesia saat ini, tomat sudah menjadi kebutuhan pokok penunjang pangan di indonesia akan tetapi cara mengidentifikasi

Lebih terperinci

ANALISA PERANCANGAN SISTEM

ANALISA PERANCANGAN SISTEM Gambar 2.16. Black Bo Pengujian black bo adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan aplikasi Image Processing telah memimpin dunia teknologi di beberapa bidang seperti komunikasi digital dan internet, penyiaran, alat kedokteran, sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Untuk memulai membangun suatu program aplikasi berupa aplikasi mengenai kamus digital istilah bidang IT, penulis terlebih dahulu merencanakan alur kerja berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi Citra (image) adalah istilah lain untuk gambar sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi Citra (image) adalah istilah lain untuk gambar sebagai salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Citra (image) adalah istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi merupakan sebuah hal yang akan terus berkembang mengikuti jaman. Seiring perkembangan jaman,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi merupakan sebuah hal yang akan terus berkembang mengikuti jaman. Seiring perkembangan jaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi merupakan sebuah hal yang akan terus berkembang mengikuti jaman. Seiring perkembangan jaman, masyarakat selalu bergantung kepada teknologi, dikarenakan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, beberapa profesi menuntut kehadiran manusia pada lingkungan kerja yang berbahaya, seperti lingkungan yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM MONITORING RUANGAN MENGGUNAKAN KAMERA MELALUI INTERNET

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM MONITORING RUANGAN MENGGUNAKAN KAMERA MELALUI INTERNET PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM MONITORING RUANGAN MENGGUNAKAN KAMERA MELALUI INTERNET Oleh: Irwan Adi Prayugo (6407030006) Moch. Wijayanto (6407030011) JURUSAN TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi dan informasi sekarang ini sangat besar pengaruhnya yang dapat mempermudah dan meringankan pekerjaan manusia. Salah satu diantaranya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan di berbagai sektor dalam kehidupan manusia. Seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan di berbagai sektor dalam kehidupan manusia. Seiring dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, perkembangan teknologi berpengaruh besar terhadap perkembangan di berbagai sektor dalam kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan teknologi, mobile

Lebih terperinci

OPTIMASI WEBCAM SEBAGAI MEDIA INPUT BAGI PENGISIAN FIELD BER-TIPE IMAGE

OPTIMASI WEBCAM SEBAGAI MEDIA INPUT BAGI PENGISIAN FIELD BER-TIPE IMAGE OPTIMASI WEBCAM SEBAGAI MEDIA INPUT BAGI PENGISIAN FIELD BER-TIPE IMAGE Paskalis Andrianus Nani Universitas Katolik Widya Mandira Email: andhythegreat@gmail.com ABSTRAK Pemanfaatan gambar/citra sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Tahapan analisis terhadap suatu sistem dilakukan sebelum masuk ke tahapan perancangan. Tujuan dilakukannya analisis terhadap suatu sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir akhir ini teknologi yang berbasis " Sound and Video Capture Device " telah banyak berkembang. Para ilmuwan ataupun perusahaan yang bergerak di bidang IT memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia merupakan suatu system yang sangat kompleks,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia merupakan suatu system yang sangat kompleks, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sistem penglihatan manusia merupakan suatu system yang sangat kompleks, tetapi sangat dapat diandalkan. Sistem ini memberikan sarana pengenalan obyek yang

Lebih terperinci

PENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI. Disusun Oleh : Hery Pramono NPM.

PENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI. Disusun Oleh : Hery Pramono NPM. PENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI Disusun Oleh : Hery Pramono NPM. 0434010389 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai gambaran yang jelas tentang perancangan sistem yang akan dibuat serta diimplementasikan.

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Rancang Bangun Sistem Pemantau Ruangan Berbasis Multi Kamera untuk Smartphone Android pada Jaringan Pikonet yang Adaptif terhadap Perubahan Situasi Ruangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dalam era globalisasi saat ini begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dalam era globalisasi saat ini begitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dalam era globalisasi saat ini begitu pesat.terutama dalam bidang IT yang semakin maju seiring dengan kebutuhan pemakai

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR Zulkifli Dosen Tetap Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Email : Zulladasicupak@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memelihara dan meningkatkan tingkat kualitas hidup, mengurangi keterbatasan pemeliharaan akan fasilitas, efisiensi penggunaan sumber daya dan keamanan atas kepemilikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kamera CCTV (Closed Circuit Television). Perangkat CCTV dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah kamera CCTV (Closed Circuit Television). Perangkat CCTV dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tindak kejahatan yang marak saat ini menuntut diciptakan sesuatu sistem keamanan yang dapat membantu memantau dan mengawasi segala sesuatu yang berharga. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI. misalnya EyeSpyFx. Aplikasi ini memiliki fitur untuk melakukan pemantauan keamanan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI. misalnya EyeSpyFx. Aplikasi ini memiliki fitur untuk melakukan pemantauan keamanan BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Sudah banyak aplikasi webcam monitoring yang telah beredar dipasaran saat ini, misalnya EyeSpyFx. Aplikasi ini memiliki

Lebih terperinci

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Sinar Monika 1, Abdul Rakhman 1, Lindawati 1 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut ini merupakan tampilan hasil dari perancangan sistem informasi pembagian laba persekutuan yang dirancang, berikut keterangannya. 1. Form Login Form

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Adapun hasil dan pembahasan system informasi sumber daya manusia pada PT. Sarana Agro Nusantara adalah sebagai berikut : IV.1.1. Tampilan Input 1. Form

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Plat nomor kendaraan bermotor merupakan ciri atau tanda pengenal suatu kendaraan yang diberikan oleh kepolisian. Setiap plat nomor kendaraan memiliki kombinasi

Lebih terperinci

APLIKASI PENGHITUNG JUMLAH PENGUNJUNG OBYEK WISATA DENGAN WEBCAM

APLIKASI PENGHITUNG JUMLAH PENGUNJUNG OBYEK WISATA DENGAN WEBCAM APLIKASI PENGHITUNG JUMLAH PENGUNJUNG OBYEK WISATA DENGAN WEBCAM Oleh : Idhawati Hestiningsih, Tri Raharjo Yudantoro Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, S.H.,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Kerangka Pikir Pengenalan wajah merupakan suatu teknologi dalam dunia kecerdasan buatan agar komputer dapat meniru kemampuan otak manusia dalam mendeteksi dan mengenali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, permasalahan, tujuan dan ruang lingkup, dan sistematika penulisan laporan dari tesis ini. 1.1 Latar Belakang Di tempat umum seperti

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di dunia ini tidak akan pernah terlepas dari yang namanya suatu karya seni, salah satunya seni musik. Pada musik terdapat banyak nada, dan banyak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Permasalahan Aplikasi ini tergolong sebagai sistem kecerdasan buatan karena akan menggantikan peran seseorang yang mampu mengenali ekspresi wajah. Tiga ekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejak Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik diberlakukan di Indonesia, banyak masyarakat khususnya pengusaha mulai memperhatikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan, terutama di kota-kota besar. Pada tempat-tempat yang ramai dikunjungi, untuk memudahkan dokumentasi

Lebih terperinci

C I N I A. Pengukuran Beban Kerja Petugas Keamanan Untuk Memenuhi Standard Minimal Tingkat Keamanan Lingkungan

C I N I A. Pengukuran Beban Kerja Petugas Keamanan Untuk Memenuhi Standard Minimal Tingkat Keamanan Lingkungan C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Pengukuran Beban Kerja Petugas Keamanan Untuk Memenuhi Standard Minimal Tingkat Keamanan Lingkungan Arief Rahman, Anny

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN I-1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah, Identifikasi masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, sistematika

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 44 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa yang dilakukan terdiri dari : a. Analisa terhadap permasalahan yang ada. b. Analisa pemecahan masalah. 3.1.1 Analisa Permasalahan Pengenalan uang kertas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Augmented Reality menjadi semakin luas. Teknologi Computer Vision berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. Augmented Reality menjadi semakin luas. Teknologi Computer Vision berperan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Augmented Reality dapat memvisualisasikan dengan baik model 3 dimensi, video, paparan area, maupun animasi 3 dimensi dengan hanya membutuhkan deteksi visual

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV. 1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan dari Sistem Pendukung Keputusan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi tertentu untuk computer yang digunakan yaitu: Pentium IV 2.0 Ghz. Memory 512 MB.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi tertentu untuk computer yang digunakan yaitu: Pentium IV 2.0 Ghz. Memory 512 MB. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Program aplikasi pengaturan lampu lalu lintas dirancang untuk dapat berjalan pada jaringan computer berbasis Windows XP, oleh karena itu diperlukan

Lebih terperinci

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK Wiratmoko Yuwono Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS Jl. Raya ITS, Kampus ITS, Sukolilo Surabaya 60111

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI PICTURE BROWSER SEBAGAI DIGITAL ALBUM ALTERNATIF

RANCANG BANGUN APLIKASI PICTURE BROWSER SEBAGAI DIGITAL ALBUM ALTERNATIF RANCANG BANGUN APLIKASI PICTURE BROWSER SEBAGAI DIGITAL ALBUM ALTERNATIF Sanlyana Purwanto [1], Andreas Jodhinata [2] Program Studi Sistem Informasi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian dibuat, rumusan masalah, batasan masalah yang akan dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian yang

Lebih terperinci

pelajaran 1.2 Mengoperasikan penyalaan komputer sampai dapat digunakan 2. Merakit, menginstalasi, men-setup, memelihara dan melacak serta

pelajaran 1.2 Mengoperasikan penyalaan komputer sampai dapat digunakan 2. Merakit, menginstalasi, men-setup, memelihara dan melacak serta No Kompetensi Utama Profesional Standar Kompetensi Guru Kompetensi Inti Kompetensi guru Guru pelajaran Menguasai materi, 1. Mengoperasikan computer personal struktur, dan periferalnya konsep, dan pola

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini, akan diuraikan perancangan program, mulai dari perancangan algoritma sampai rancangan tampilan. Selain itu akan disajikan juga skema flowchart yang menjelaskan

Lebih terperinci

MONITORING RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA CAMERA BERBASIS PEMROGRAMAN DELPHI

MONITORING RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA CAMERA BERBASIS PEMROGRAMAN DELPHI MONITORING RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA CAMERA BERBASIS PEMROGRAMAN DELPHI TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Rumah digunakan sebagai tempat berlindung dari segala cuaca, sekaligus sebagai tempat tumbuh kembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi, khususnya di bidang teknologi informasi merupakan salah satu pemicu terjadinya perubahan pola pikir manusia untuk dapat memperoleh informasi secara

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Dokumentasi merupakan suatu hal yang dibutuhkan manusia pada era globalisasi pada saat ini. Karena pentingnya suatu nilai dokumentasi membuat pengguna

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 APLIKASI SISTEM KEAMANAN PADA RUMAH BERBASIS CITRA WAJAH DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Hendra 2007250083

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kreasi baru, yang memiliki makna baru. dilakukan dengan mudah, yaitu dengan memilih objek (sasaran) pada sumber

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kreasi baru, yang memiliki makna baru. dilakukan dengan mudah, yaitu dengan memilih objek (sasaran) pada sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berkarya terutama pada bidang gambar manusia sering kali mengambil beberapa gambar untuk dijadikan sebuah kreasi baru. Gambar yang ada diambil (digunting)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. pendapat para responden mengenai Augmented Reality, aplikasi Virtual dressing

BAB 3 METODE PENELITIAN. pendapat para responden mengenai Augmented Reality, aplikasi Virtual dressing BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Hasil Uji Kuesioner Kuisioner terdiri dari 12 pertanyaan dan terdapat 56 responden yang menjawab kuesioner secara online. Kuisioner ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Identifikasi Masalah Identifikasi permasalahan ini bahwasanya diambil dari sudut pandang masyarakat tentang objek (batik) yang dikenal dari segi pola dan gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di bidang transportasi berkembang dengan cepat. Akan tetapi, perkembangan di bidang transportasi tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun non verbal. Komunikasi secara verbal menggunakan kata-kata lisan untuk. mengungkapkan ekspresi penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN. maupun non verbal. Komunikasi secara verbal menggunakan kata-kata lisan untuk. mengungkapkan ekspresi penggunanya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dapat berinteraksi antara satu sama lainnya melalui komunikasi dalam bentuk bahasa. Komunikasi dalam bentuk bahasa terjadi baik secara verbal maupun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan dari Sistem Pendukung Keputusan

Lebih terperinci

DETEKSI WAJAH UNTUK OBJEK 3D MENGGUNAKAN ANDROID

DETEKSI WAJAH UNTUK OBJEK 3D MENGGUNAKAN ANDROID DETEKSI WAJAH UNTUK OBJEK 3D MENGGUNAKAN ANDROID Afdhol Dzikri 1, Dwi Ely Kurniawan 2, Handry Elsharry Adriyanto 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Prodi Teknik Multimedia dan Jaringan, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING Mohamad Aditya Rahman, Ir. Sigit Wasista, M.Kom Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

AMIK MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Semester Genap Tahun 2010/2011

AMIK MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Semester Genap Tahun 2010/2011 AMIK MDP Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Semester Genap Tahun 2010/2011 APLIKASI SISTEM ABSENSI DAN PENGGAJIAN PADA PT BHANDA GHARA REKSA CABANG PALEMBANG Amelia Rosalina 2007110048

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang 67 BAB 1 PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Pengendalian dengan pengukuran didalam operasional pabrik bahan bakar minyak secara konvensional memiliki banyak keterbatasan terutama menyangkut masalah mutu dan

Lebih terperinci

SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI

SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI Jourdan Septiansyah Efflan NRP. 2209100084 Dosen Pembimbing Ronny Mardiyanto, ST.,MT.,Ph.D. Ir. Djoko Purwanto,M.Eng.,Ph.D. JURUSAN

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagian Pengolahan citra dapat di terapkan kedalam beberapa bidang keilmuan, seperti ekonomi bisnis, desain grafis, kesehatan, dan lain-lain. Dalam pengolahan citra,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun di IT Telkom mengakibatkan semakin banyak buku buku Tugas Akhir yang dibuat. Dengan semakin banyaknya buku

Lebih terperinci

PENGONTROLAN WEBCAM UNTUK APLIKASI SISTEM MONITORING RUANGAN

PENGONTROLAN WEBCAM UNTUK APLIKASI SISTEM MONITORING RUANGAN PRO S ID IN G 20 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGONTROLAN WEBCAM UNTUK APLIKASI SISTEM MONITORING RUANGAN A. Ejah Umraeni Salam 1), Rhiza S. Sadjad 2), Muh. Tajrian Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Berikut merupakan prosedur penggunaan pada non-login :

Berikut merupakan prosedur penggunaan pada non-login : Prosedur Penggunaan Berikut merupakan prosedur penggunaan pada non-login : 1. Beranda untuk Umum Gambar 4.1 Beranda Untuk Umum Pada halaman ini, user dapat membaca pengumuman yang telah diterbitkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beragam produk seperti tampilan suara, video, citra ditawarkan oleh perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. beragam produk seperti tampilan suara, video, citra ditawarkan oleh perusahaan untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Perkembangan multimedia dalam era sekarang ini meningkat dengan pesatnya, beragam produk seperti tampilan suara, video, citra ditawarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan Sistem

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan Sistem BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sistem Pada perancangan sistem ini terdapat beberapa rancangan flowchart, perancangan UML yang terdiri dari use case diagram, dan diagram activity yang akan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan 1. Merancang dan merealisasikan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DATA GURU SE-KABUPATEN KARO PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARO. Dibuat Oleh: David Super Natanail Ginting 1A112034

SISTEM INFORMASI DATA GURU SE-KABUPATEN KARO PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARO. Dibuat Oleh: David Super Natanail Ginting 1A112034 SISTEM INFORMASI DATA GURU SE-KABUPATEN KARO PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARO Dibuat Oleh: David Super Natanail Ginting 1A112034 Latar Belakang Setiap perusahaan atau institusi yang beroperasi secara

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra

Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra M Agus Taksiono, Dr. Ronny Mardiyanto, ST., MT.dan Ir. Joko Purwanto M.Eng, Ph.d Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET Ronaldus Soegiarto dan Mahendrawathi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: ronaldus04@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software Dalam perancangan program ini, penulis menggunakan komputer dan sistem operasi dengan spesifikasi sebagai berikut: Komputer yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan syaraf tiruan merupakan bidang ilmu yang banyak digunakan dalam melakukan pengenalan pola suatu obyek. Banyak obyek yang dapat digunakan untuk pengenalan pola

Lebih terperinci

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION Indra Pramana, M Zen Hadi Samsono, Setiawardhana Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN ANTROPOMETRI BADAN DAN PEMBUATAN POLA DALAM INDUSTRI KONVEKSI DENGAN MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN ANTROPOMETRI BADAN DAN PEMBUATAN POLA DALAM INDUSTRI KONVEKSI DENGAN MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN ANTROPOMETRI BADAN DAN PEMBUATAN POLA DALAM INDUSTRI KONVEKSI DENGAN MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING Oleh : Firman Supriyanto(2506.100.041) Pembimbing : Arief Rahman, ST, M.Sc

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI CLINICAL PATHWAY PADA RUMAH SAKIT PHC SURABAYA

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI CLINICAL PATHWAY PADA RUMAH SAKIT PHC SURABAYA ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI CLINICAL PATHWAY PADA RUMAH SAKIT PHC SURABAYA Boby Boy Wally 1)* dan Joko Lianto Buliali 2) 1) Program Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENDATAAN KASUS KECELAKAAN DAN TILANG PADA BAGIAN SATLANTAS DI KPPP TANJUNG PERAK

SISTEM INFORMASI PENDATAAN KASUS KECELAKAAN DAN TILANG PADA BAGIAN SATLANTAS DI KPPP TANJUNG PERAK SISTEM INFORMASI PENDATAAN KASUS KECELAKAAN DAN TILANG PADA BAGIAN SATLANTAS DI KPPP TANJUNG PERAK SKRIPSI Diajukan oleh : DEWANTI RATNA BIDARI 0534010147 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang

KATA PENGANTAR. rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang KATA PENGANTAR Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang merupakan persyaratan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan indera yang dimiliki manusia untuk melihat. Mata

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan indera yang dimiliki manusia untuk melihat. Mata 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Mata merupakan indera yang dimiliki manusia untuk melihat. Mata merupakan anugerah yang dimiliki setiap manusia, namun tidak semua manusia terlahir dengan mata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Berikut merupakan gambar Blok Diagram pada sistem yang akan dibuat : Gambar 3.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Berikut merupakan gambar Blok Diagram pada sistem yang akan dibuat : Gambar 3. BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Berikut merupakan gambar Blok Diagram pada sistem yang akan dibuat : Gambar 3.1 Blok Diagram Adapun langkah-langkah yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN. meliputi pembahasan mengenai proses perekaman gambar berdasarkan interval

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN. meliputi pembahasan mengenai proses perekaman gambar berdasarkan interval BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Sistem Pada sub bab ini akan dibahas mengenai implementasi sistem yang perancangannya telah dibahas pada bab sebelumnya. Implementasi sistem ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biometrik adalah salah satu teknologi cangih yang banyak dipakai untuk menjadi bagian dari system keamanan di berbagai bidang. Biometrik ini bahkan sudah digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Sidik jari, tanda tangan, DNA, telinga, wajah, infrared,

Lebih terperinci

IP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL

IP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL IP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL OLEH : ANDI MUHAMMAD ALI MAHDI AKBAR Pembimbing 1: Arief Kurniawan, ST., MT Pembimbing 2: Ahmad Zaini, ST., M.Sc. Page 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berdasarkan hasil analisa dan perancangan sistem yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dilanjutkan ke tingkat implementasi, implementasi menggunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP PADA MESIN PABRIK

PENERAPAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP PADA MESIN PABRIK PENERAPAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP PADA MESIN PABRIK Hanafi Agam 1, Arna Fariza 2, Ira Prasetyaningrum 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Perkembangan teknologi informasi telah banyak membantu setiap orang dengan berbagai fitur dan jenis teknologi yang dapat digunakan pada kehidupan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Ringkasan Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akan meningkatkan

Lebih terperinci

Web SCADA untuk Mengendalikan Miniatur Pintu Air

Web SCADA untuk Mengendalikan Miniatur Pintu Air Web SCADA untuk Mengendalikan Miniatur Pintu Air Iwan Handoyo Putro 1), Handy Wicaksono 2), Abdinata Payung Allo 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya Siwalankerto 121-131

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu proses pembelajaran, evaluasi menjadi salah satu komponen yang memegang peranan penting sebagai ukuran bagaimana suatu proses pembelajaran telah diserap

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. koordinat pada tiap-tiap area, akses pixel, contrast streching, histogram. yang

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. koordinat pada tiap-tiap area, akses pixel, contrast streching, histogram. yang BAB IV PENGUJIAN SISTEM Sistem yang di ujicoba merupakan dari hasil program yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan citra dari WebCam, pengolahan citra yang dimulai dengan update citra kondisi

Lebih terperinci