BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA
|
|
- Indra Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA 3.1 Perancangan Sistem Kemudi Gokart Proses peracangan sistem kemudi gokart menggunakan metode analisa perancangan dengan melakukan perhitungan-perhitungan manual. Metode ini menggunakan rumus-rumus dan perhitungan yang terkait untuk menganalisa gaya tertentu dan titik berat yang terjadi pada sistem kemudi gokart. 3.2 Analisa Perancangan Sistem Kemudi Gokart Sistem kemudi yang direncanakan, yaitu akan dianalisa dengan prinsip Ackerman. Dimana Geometri Ackerman merupakan sudut setir di sebelah dalam roda lebih besar daripada sudut setir di sebelah luar roda. FAKULTAS TEKNIK 25
2 Gambar 3.1 Geometri Ackerman Dari gambar diatas dapat disimpulkan persamaan sebagai berikut : δ 0 = tan -1 L R t 2 (Thomas Gillespie.1992:277) Diketahui : L = 1,2 m R = 1 m t = 0,62 m (untuk roda depan) t = 0,64 m (untuk roda belakang) Maka dilakukan perhituangannya adalah : δ 0 = tan -1 (Thomas Gillespie.1992:277) FAKULTAS TEKNIK 26
3 δ 0 = tan -1,, = 42,5 = 42 δ i = tan -1 L R t 2 (Thomas Gillespie.1992:277) δ i = tan -1,, = 60,1 = 60 δ 0 = tan -1,, = 38,02 = 38 δ i = tan -1,, = 73 Untuk sudut yang kecil, seperti belokan pada biasanya, arctangen dari sudut tersebut hasilnya mendekati sudut belokan itu sendiri (dalam radian). Perilaku Ackerman yang sempurna pada kenyataannya sulit dicapai, tetapi hampir mendekati susunan trapezoidal yang ditunjukan pada gambar di bawah ini : FAKULTAS TEKNIK 27
4 Gambar.3.2 Susunan Diferensial Dari Steer Trapezoidal Tie Rods Ketika roda bergerak ke kanan atau ke kiri, ketidaksimetrian geometri menyebabkan sudut pada bagian dalam roda lebih besar dibandingkan sudut luar roda. Ketika tie rods diletakkan di belakang pusat roda, maka steering arm ball joints terletak di dalam sumbu steer dan menghasilkan clearences roda yang baik. Jika steer didesain dengan posisi tie rods terletak di depan dari pusat roda, steering arm ball joints harus terletak di luar dari sumbu rotasi steer pada roda dengan tujuan untuk mendapatkan pendekatan pada geometri ackerman. Perancanangan atau pembuatan desain yang sesuai dari geometri ackerman merupakan fungsi dari jarak roda kendaraan dan injakan poros sumbu depan. FAKULTAS TEKNIK 28
5 3.3 Data-Data Sistem Kemudi Gokart Gambar 3.3 Sistem Kemudi Gokart L = 1,2 m h r = 0,22 m a = 0,42 m K tf = N/der b = 0,78 m K tr = N/der T f = 0,64 m µ = 5 T r = 0,62 m R tf = 210 N/der m uf = 60 kg R tr = 73 N/der m ur = 90 kg U o = 10 km/h m = 150 kg 3.4 Perhitungan Untuk Gaya Vertikal Menghitung berat Wt : Wt = m.g = 150 x 9,8 m/s 2 = 1470 N FAKULTAS TEKNIK 29
6 Menghitung gaya vertikal yang bekerja pada masing-masing roda : F v1 = b x Wt/2L - R tf /T f + K tf = 0,78 x 1470 : (2 x 1,2) (210 : 0,64) = ,6 N F v2 = b x Wt/2L + R tf /T f + K tf = 0,78 x 1470: (2 x 1,2) + (210 : 0,64) = ,8 N F v3 = a x Wt/2L + R tr /T r + K tr = 0,42 x 1470 : (2 x 1,2) + (210 : 0,62) = ,5 N F v4 = a x Wt/2L - R tr /T r + K tr = 0,42 x 1470 : (2 x 1,2) (210 : 0,62) = ,9 N 3.5 Perhitungan Untuk Gaya Lateral Menghitung percepatan sentrifugal dengan variabel kecepatan U o = 10 km/h dan sudut patokan µ = 5 : a cx = U 2 o sin µ + hr = (10) 2 x sin 5 + 0,22 = 8,94 m/s 2 a cy = U 2 o cos µ - hr = (10) 2 x cos 5 0,22 = 99,4 m/s 2 FAKULTAS TEKNIK 30
7 Menghitung gaya sentrifugal : F cgy = m x a cy = 150 x 99,4 = N F cgx = m x a cx = 150 x 8,94 = N Menghitung percepatan roda : a tx1, 2 = U 2 o sin µ a = (10) 2 x sin 5 0,42 = 8,3 m/s 2 a tx3, 4 = U 2 o sin µ + b = (10) 2 x sin 5 + 0,78 = 9,5 m/s 2 a ty1, 2 = U 2 o cos µ - Tf/2 = (10) 2 x cos 5 (0,64 : 2) = 99,3 m/s 2 2 a ty3, 4 = U o cos µ + Tr/2 = (10) 2 x cos 5 + (0,62 : 2) = 99,93 m/s 2 FAKULTAS TEKNIK 31
8 Menghitung gaya lateral : Fl 1 = b/2l x F cgy cos µ - F cgx /4 sin µ + 0,5 m uf (a ty1 cos µ + a tx1 sin µ) = 0,78: (2 x 1,2) x cos 5 (7.120 : 4) sin 5 + 0,5 x 60 (99,3 cos 5 + 8,3 sin 5) = 7.661,5 N Fl 2 = b/2l x F cgy cos µ + F cgx /4 sin µ + 0,5 m uf (a ty2 cos µ + a tx2 sin µ) = 0,78 : (2 x 1,2) x cos 5 + (1.341 : 4) sin 5 + 0,5 x 60 (99,3 cos 5 + 8,3 sin 5) = 7.845,9 N Fl 3 = a/2l x F cgy cos µ + F cgx /4 sin µ + 0,5 m ur (a ty3 cos µ + a tx3 sin µ) = 0,42 : (2 x 1,2) x cos 5 + (1.341 : 4) sin 5 + 0,5 x 90 (99,93 cos 5 + 9,5 sin 5) = 7.145,2 N Fl 4 = a/2l x F cgy cos µ - F cgx /4 sin µ + 0,5 m ur (a ty4 cos µ + a tx4 sin µ) = 0,42 : (2 x 1,2) x cos 5 (1.341 : 4) sin 5 + 0,5 x 90 (99,93 cos 5 + 9,5 sin 5) = 7.087,1 N Menghitung percepatan sentrifugal dengan variabel kecepatan U o = 20 km/h dan sudut patokan µ = 5 : a cx = U 2 o sin µ + hr = (20) 2 x sin 5 + 0,22 = 35,1 m/s 2 FAKULTAS TEKNIK 32
9 a cy = U o 2 cos µ - hr = (20) 2 x cos 5 0,22 = 398,3 m/s 2 Menghitung gaya sentrifugal : F cgy = m x a cy = 150 x 398,3 = N F cgx = m x a cx = 150 x 35,1 = N Menghitung percepatan roda : a tx1, 2 = U 2 o sin µ a = (20) 2 x sin 5 0,42 = 34,4 m/s 2 a tx3, 4 = U 2 o sin µ + b = (20) 2 x sin 5 + 0,78 = 35,6 m/s 2 a ty1, 2 = U 2 o cos µ - Tf/2 = (20) 2 x cos 5 (0,64 : 2) = 398,2 m/s 2 FAKULTAS TEKNIK 33
10 2 a ty3, 4 = U o cos µ + Tr/2 = (20) 2 x cos 5 + (0,62 : 2) = 398,8 m/s 2 Menghitung gaya lateral : Fl 1 = b/2l x F cgy cos µ - F cgx /4 sin µ + 0,5 m uf (a ty1 cos µ + a tx1 sin µ) = 0,78 : (2 x 1,2) x cos 5 (5.265 : 4) sin 5 + 0,5 x 60 (398,2 cos ,4 sin 5) = ,1 N Fl 2 = b/2l x F cgy cos µ + F cgx /4 sin µ + 0,5 m uf (a ty2 cos µ + a tx2 sin µ) = 0,78 : (2 x 1,2) x cos 5 + (5.265 : 4) sin 5 + 0,5 x 60 (398,2 cos ,4 sin 5) = ,4 N Fl 3 = a/2l x F cgy cos µ + F cgx /4 sin µ + 0,5 m ur (a ty3 cos µ + a tx3 sin µ) = 0,42: (2 x 1,2) x cos 5 + (5.265 : 4) sin 5 + 0,5 x 90 (398,8 cos ,6 sin 5) = ,6 N Fl 4 = a/2l x F cgy cos µ - F cgx /4 sin µ + 0,5 m ur (a ty4 cos µ + a tx4 sin µ) = 0,42: (2 x 1,2) x cos 5 (5.265 : 4) sin 5 + 0,5 x 90 (398,8 cos ,6 sin 5) = ,2 N FAKULTAS TEKNIK 34
11 Menghitung percepatan sentrifugal dengan variabel kecepatan U o = 30 km/h dan sudut patokan µ = 5 : a cx = U 2 o sin µ + hr = (30) 2 x sin 5 + 0,22 = 78,6 m/s 2 a cy = U 2 o cos µ - hr = (30) 2 x cos 5 0,22 = 896,4 m/s Menghitung gaya sentrifugal : F cgy = m x a cy = 150 x 896,4 = N F cgx = m x a cx = 150 x 78,6 = N Menghitung percepatan roda : a tx1, 2 = U 2 o sin µ a = (30) 2 x sin 5 0,42 = 78,1 m/s 2 a tx3, 4 = U 2 o sin µ + b FAKULTAS TEKNIK 35
12 = (30) 2 x sin 5 + 0,78 = 79,2 m/s 2 a ty1, 2 = U 2 o cos µ - Tf/2 = (30) 2 x cos 5 (0,64 : 2) = 896,2 m/s 2 2 a ty3, 4 = U o cos µ + Tr/2 = (30) 2 x cos 5 + (0,62 : 2) = 896,8 m/s 2 Menghitung gaya lateral : Fl 1 = b/2l x F cgy cos µ - F cgx /4 sin µ + 0,5 m uf (a ty1 cos µ + a tx1 sin µ) = 0,78: (2 x 1,2) x cos 5 ( : 4) sin 5 + 0,5 x 60 (896,2 cos ,1sin 5) = ,2 N Fl 2 = b/2l x F cgy cos µ + F cgx /4 sin µ + 0,5 m uf (a ty2 cos µ + a tx2 sin µ) = 0,78 : (2 x 1,2) x cos 5 + ( : 4) sin 5 + 0,5 x 60 (896,2 cos ,1sin 5) = N Fl 3 = a/2l x F cgy cos µ + F cgx /4 sin µ + 0,5 m ur (a ty3 cos µ + a tx3 sin µ) = 0,42 : (2 x 1,2) x cos 5 + ( : 4) sin 5 + 0,5 x 90 (896,8 cos ,2 sin 5) = N Fl 4 = a/2l x F cgy cos µ - F cgx /4 sin µ + 0,5 m ur (a ty4 cos µ + a tx4 sin µ) FAKULTAS TEKNIK 36
13 = 0,42 : (2 x 1,2) x cos 5 ( : 4) sin 5 + 0,5 x 90 (896,8 cos ,2 sin 5) = ,2 N 3.6 Perhitungan Untuk Titik Berat Gokart Understeer Dan Oversteer Karakteristik pengendalian dari pengendalian kendaraan tergantung pada hubungan antara sudut slip yang terjadi pada roda depan dan roda belakang. Dari standar geometri, hubungan antara sudut steer pada roda depan (δ f ), radius putar (R), whell base (L), sudut slip roda depan ( f) dan sudut slip roda belakang ( r). Dimana K us adalah konstanta understeer yang harganya dinyatakan dalam radian. Apabila harga K us adalah positif, yang terjadi sudut slip roda depan lebih besar dari sudut slip roda belakang, sudut steer yang dibutuhkan untuk melintasi lintasan yang telah ditentukan bertambah dengan akurat dari kecepatan kendaraan. Kondisi ini disebut dengan kondisi understeer. Untuk kendaraan understeer, ketika dipercepat dengan radius belok yang konstan, pengemudi harus menambah sudut steer. Dengan roda kemudi tetap, radius belok akan bertambah besar. Ketika gaya samping bekerja pada titik pusat massa kendaraan understeer yang berjalan lurus, roda depan akan menghasilkan sudut slip yang lebih besar dari pada roda belakang. Akibatnya, terjadi gerakan yaw dan kendaraan akan berbelok searah dengan gaya samping. Jika harga K us adalah negatif, artinya sudut slip pada roda depan ( f) lebih kecil dari sudut slip roda belakang ( r), sudut steer yang dibutuhkan untuk melintasi lintasan yang diberikan berkurang dengan kondisi ini disebut oversteer. FAKULTAS TEKNIK 37
14 Untuk kendaraan overtseer, ketika dipercepat pada radius putar konstan, pengemudi harus mengurangi sudut steer. Dengan demikian, ketika dipercepat dengan sudut steer yang tetap, radius putar akan berkurang. Jika gaya samping bekarja pada titik pusat massa kendaraan oversteer yang awalnya pada lintasan lurus, roda depan akan menghasilkan sudut slip yang lebih kecil dari yang dihasilkan roda belakang, dan kendaraan akan berbelok menuju arah datangnya gaya samping. Maka dapat diberikan suatu pengertian yaitu understeer adalah perilaku kendaraan yang sulit untuk dibelokan, sedangkan oversteer adalah perilaku kendaraan yang sulit dikendalikan. Sebelum menganalisa dinamika kendaraan lebih lanjut, maka perlu ditentukan terlebih dahulu dimana titik berat dari kendaraan. Untuk menentukan titik berat kendaraan dapat menggunakan sebuah sistem eksperimen yaitu ditimbang dengan asumsi bahwa beban terdistribusi merata. Secara bergantian roda depan dan roda belakang ditimbang seperti gambar berikut : FAKULTAS TEKNIK 38
15 Gambar.3.4 Titik Berat Gokart a b Wr Wf Gambar.3.5 Diagram Benda Bebas Dari penimbangan diatas didapatkan : a) W f = berat kendaraan roda depan b) W r = berat kendaraan roda belakang Dimana L = a + b adalah jarak antara kedua sumbu roda depan dan belakang dan W t = W f + W r merupakan berat total. Dengan menggunakan rumus Σ M = 0, didapat : W r. L = a. W dan a = W r. L / W W r. L = b. W dan b = W r. L / W Untuk menentukan tinggi titik berat kendaraan maka dapat dilakukan dengan cara percobaan. FAKULTAS TEKNIK 39
16 Gambar.3.6 Tinggi Titik Berat Dalam keadaan statis, dengan rumus Σ M A = 0 Σ M A = 0 W. tan θ. H f = W r. L W. a h f =... Tinggi titik berat dari permukaan jalan adalah : H = h f + r Dimana r = jari jari roda Dalam pengukuran Gokart yang telah terjadi dengan pengemudinya, dimana datanya adalah : Massa total ( m ) Massa gandar depan ( mf ) Massa gandar belakang ( mr ) Massa gokart bagian kiri (mki ) : 150 (kg) : 65 (kg) : 85 (kg) : 50 (kg) Massa gokart bagian kanan ( mka ) : 100 (kg) FAKULTAS TEKNIK 40
17 Gambar.3.7 Titik Berat Dari Samping Maka perhitungan jarak titik berat dari poros roda depan, adalah : Lf = m r. L : m = : 150 = 0,696 m Jarak titik berat dari poros roda belakang, adalah : Lr = m f. L : m = : 150 = 0,504 m Jarak titik berat dari sisi kanan, adalah : Lka = m ki. L : m = : 150 = 240 mm Lki = m ka. L : m = : 150 FAKULTAS TEKNIK 41
18 = 480 mm Tinggi titik berat : H = r + f ; dimana hf = (.. ). Sin θ = r/l = 0,11/1,200 = 0,091 θ = 6,01, maka : hf = (.. ). = (.,.,), = 0,24 m H = r + hf = 0,11 + 0,24 = 0,35 m 3.5 Pengujian Perilaku Arah Kendaraan Terhadap Belokan Dalam pengujian ini ada dua bahasan pokok yang dicari yaitu koefisien understeer ( K us ) dan kecepatan karakteristik ( V kh ) untuk kendaraan understeer. Sedangkan unutk kendaraan oversteer, kecepatan kritis ( V kr ) secara nyata tidak dapat diperhitungkan sehingga pada pengujian arah kendaraan dijalan V kr tidak dapat dicari. Untuk mencari kendaraan oversteer serta kecepatan karakteristik suatu kendaraan, maka dilakukan pengujian dengan metode uji lapangan yaitu pengujian dengan radius belok tetap. Konsep dari pengujian ini adalah dengan rumus berikut : δ f = lflr R. 57,3 + K us V2 g.r FAKULTAS TEKNIK 42
19 Keterangan : V = Kecepatan m/s L f = Jarak gandar depan dengan titik berat L r = Jarak gandar belakang dengan titik berat Dimana : δ f = sudut putar kemudi R = radius belok kendaraan Dengan R konstan maka persamaan tersebut akan berupa garis lurus yang menghubungkan δ f dan V2 g.r. dimana pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut: Menentukan radius belok konstanta sebesar 6 m. Membelokkan kendaraan dengan kecepatan tertentu ( V i ). Pertahankan sampai membentuk lingkaran dengan R = 6 m. Catat sudut belok kemudinya (δ f ). Dilakukan berulang-ulang pada R tetap dengan kecepatan bertambah dan sudut kemudinya berubah sampai roda mengalami slip. Dan didapat data sebagai berikut : Tabel 3.1 Data Hasil Pengujian Belok Pada R Tetap V Pengujian I (δ f ) Pengujian II (δ f ) V2 g. R K us -1 K us km/jam = 5,56 m/s 9,5 9,5 0,5-0,90-0,90 25 km/jam = 6,94 m/s 9 8,5 0,89-0,83-0,78 FAKULTAS TEKNIK 43
20 30 km/jam = 8,33 m/s 9 8 1,28-0,80-0,71 35 km/jam = 9,72 m/s 8 7,5 1,67-0,69-0,64 40 km/jam = 11,11 m/s 7,5 7,5 2,06-0,62-0,62 Dengan didapatkan koefisien understeer dari gokart, maka diketahui bahwa perilaku arah dari gokart adalah oversteer. Karena gokart oversteer maka kecepatan karakteristik tidak dapat dihitung. Jika pengujian ini diteruskan sampai gokart berputar slip, maka pada kondisi slip perhitungan koefisien understeer sudah tidak valid lagi, karena secara praktis kendaraan yang dalam kondisi slip pada dasarnya sudah tidak stabil lagi. FAKULTAS TEKNIK 44
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kemudi Di dalam sebuah sistem kemudi ada dua faktor yang menjadi tujuan dari setiap pengembangan teknologi otomotif yaitu mempermudah pengendalian kendaraan dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Kendali Umpan Maju Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada fenomena berkendara ketika berbelok, dimana dilakukan pemodelan matematika yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gokart Gokart merupakan salah satu produk yang sarat dengan teknologi dan perkembangan. Ditnjau dari segi komponen, Gokart mempunyai beragam komponen didalamnya, namun secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berkendara, ketika kendaraan telah mencapai sebuah tikungan dan akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer dan
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PERILAKU ARAH SISTEM KEMUDI KENDARAAN GOKART DENGAN MESIN HONDA SUPRA X 110CC
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PERILAKU ARAH SISTEM KEMUDI KENDARAAN GOKART DENGAN MESIN HONDA SUPRA X 110CC Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu
Lebih terperinciOleh : Bimo Arindra Hapsara Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi. Proposal Tugas Akhir. Tugas Akhir
Proposal Tugas Akhir Tugas Akhir Oleh : Bimo Arindra Hapsara 2106 100 047 Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kecelakaan
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas dan Kekuatan Pengait Bak Angkut Kendaraan Multiguna Pedesaan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (27) ISSN: 2337539 (23-927 Print) E4 Analisis Stabilitas dan Kekuatan Pengait Bak Angkut Kendaraan Multiguna Pedesaan Alfian Rafi Harsyawina dan I Nyoman Sutantra Departemen
Lebih terperinciPemodelan Gerak Belok Steady State dan Transient pada Kendaraan Empat Roda
E97 Pemodelan Gerak Belok Steady State dan Transient pada Kendaraan Empat Roda Yansen Prayitno dan Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciSeminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI) ANALISA KINEMATIKA GERAKAN BELOK AKIBAT PENGARUH DYNAMIC CENTRE OF GRAVITY (COG) DAN PANJANG WHEELBASE (L) MENENTUKAN SUDUT SIDE SLIP (Β) DAN HUBUNGANNYA TERHADAP
Lebih terperinciTUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER S U R A B A Y A 2006
TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK MESIN FAKUTAS TEKNOOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOOGI SEPUUH NOPEMBER S U R A B A Y A 2006 ANAISA PERBANDINGAN KESTABIAN BEOK DAN ARAH KENDARAAN ANTARA DAIHATSU XENIA TYPE 1.3 DEUXE(Xi)
Lebih terperinciDinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA
Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Analisa Kestabilan Arah pada Kendaraan Formula Sapu Angin Speed Berdasarkan Variasi Posisi Titik Berat, Kecepatan dan Tes Dinamik Student Formula
Lebih terperinciGERAK MELINGKAR. = S R radian
GERAK MELINGKAR. Jika sebuah benda bergerak dengan kelajuan konstan pada suatu lingkaran (disekeliling lingkaran ), maka dikatakan bahwa benda tersebut melakukan gerak melingkar beraturan. Kecepatan pada
Lebih terperinciBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS
BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan
Lebih terperinciRizqi An Naafi Dosen Pembimbing: Ir. J. Lubi
Analisa Perilaku Arah Mobil GEA pada Jalan Belok Menurun dengan Variasi Kecepatan, Berat Muatan, Sudut Kemiringan Melintang, Sudut Turunan Jalan dan Radius Belok Jalan Rizqi An Naafi 2109 100 035 Dosen
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2301-9271 A-35 Analisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan Faisal
Lebih terperinciGerak Melingkar Pendahuluan
Gerak Melingkar Pendahuluan Gerak roda kendaraan, gerak CD, VCD dan DVD, gerak kendaraan di tikungan yang berbentuk irisan lingkaran, gerak jarum jam, gerak satelit mengitari bumi, dan sebagainya adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Perancangan Rem Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : F = m. a Frem- F x = m.
Lebih terperinciPERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD
1 PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD Bagus Kusuma Ruswandiri, dan I Nyoman Sutantra Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciAnalisis dan Pengujian Stabilitas Saat Kondisi Berbelok pada Kendaraan Bermotor Roda Tiga sebagai Alat Bantu Transportasi bagi Penyandang Disabilitas
Analisis dan Pengujian Stabilitas Saat Kondisi Berbelok pada Kendaraan Bermotor Roda Tiga sebagai Alat Bantu Transportasi bagi Penyandang Disabilitas Agus Setiawan 1, Wahyudi 2, Dhika Aditya P. 3 1 Program
Lebih terperinciAnalisa Kinematik secara spatial untuk Rack and pinion pada Kendaraan hybrid roda 3 Sapujagad 2
Analisa Kinematik secara spatial untuk Rack and pinion pada Kendaraan hybrid roda 3 Sapujagad 2 Oleh : Fachri Nugrahasyah Putra Nrp : 2108100107 Dosen Pembimbing : Dr. Unggul Wasiwitono, ST, M.Eng Keamanan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
II-1 BAB II LANDASAN TEORI Suatu sistem penggerak yang terdapat dalam sebuah mobil tidak lepas dari peranan motor penggerak dan transmisi sebagai penghantar putaran dari motor penggerak sehingga mobil
Lebih terperinciBAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika
25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada Rangka Gokart Kendaraan Gokart terdiri atas beberapa komponen pembentuk baik komponen utama maupun komponen tambahan.
Lebih terperinciSIMULASI PENGENDALIAN SUDUT KEMIRINGAN BELOK SEPEDA MOTOR MELALUI PENAMBAHAN KOMPONEN GYROSCOPIC
SIMULASI PENGENDALIAN SUDUT KEMIRINGAN BELOK SEPEDA MOTOR MELALUI PENAMBAHAN KOMPONEN GYROSCOPIC I Ketut Adi Atmika, I DG Ary Subagia Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana E-mail :
Lebih terperinciSoal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal
Soal Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Hukum Newton I Σ F = 0 benda diam atau benda bergerak dengan kecepatan konstan / tetap atau percepatan gerak benda nol atau benda bergerak lurus
Lebih terperinciAnalisa Sudut Belok Roda Belakang Sebagai Fungsi Sudut Belok Roda Depan dan Kecepatan pada Kendaraan Mini 4WS
Analisa Sudut Belok Roda Belakang Sebagai Fungsi Sudut Belok Roda Depan dan Kecepatan pada Kendaraan Mini 4WS Yunarko Triwinarno Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin - Institut Teknologi
Lebih terperinciDiferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
TKS 4007 Matematika III Diferensial Vektor (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Perkalian Titik Perkalian titik dari dua buah vektor A dan B pada bidang dinyatakan
Lebih terperinciANALISA DYNAMIC OF HANDLING KENDARAAN REVERSE TRIKE DITINJAU DARI PERGESERAN CENTRE OF GRAVITY (CG) SKRIPSI
ANALISA DYNAMIC OF HANDLING KENDARAAN REVERSE TRIKE DITINJAU DARI PERGESERAN CENTRE OF GRAVITY (CG) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SarjanaTeknik Oleh: BHANU PUTRA BUMI
Lebih terperinciGERAK MELINGKAR BERATURAN
Pengertian Gerak melingkar GERAK MELINGKAR BERATURAN Gerak melingkar beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan laju konstan dan arah kecepatan tegak lurus terhadap arah percepatan.
Lebih terperinciBAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).
BAB IV DINAMIKA PARIKEL A. SANDAR KOMPEENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). B. KOMPEENSI DASAR : 1. Menjelaskan Hukum Newton sebagai konsep dasar
Lebih terperinciJurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Vol: 8 No: 2 Tahun: 2017
Analisis Stabilitas Belok Rancangan Kendaraan Ganesha Sakti (Gaski) Berpenggerak Differential Motor Brushless DC Menggunakan Metode Kalkulasi Quasi Dinamik Berbasis Software Microsoft Visual Studio C#
Lebih terperinciContoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.
Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No.21, (2016) ISSN: E103
JURNA TEKNIK ITS Vol. 5, No.1, (016) ISSN: 301-971 E103 Analisis Pengaruh Parameter Operasional dan Penggunaan Stabilizer terhadap Perilaku Arah Belok Mobil Toyota Fortuner 4.0 V6 SR (AT 4X4) Deva Andriansyah
Lebih terperinciPARAMETER SUDUT BELOK RODA PADA KENDARAAN DENGAN SISTEM KEMUDI EMPAT RODA
209 PARAMETER SUDUT BELOK RODA PADA KENDARAAN DENGAN SISTEM KEMUDI EMPAT RODA Wibowo 1 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Keywords : Two wheel steering Four wheel steering Steer
Lebih terperinciSeminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 PENENTUAN REGION SKID-NON SKID (2WS) TYPE MODEL KENDARAAN REAR WHEEL DRIVE (RWD)
PENENTUAN REGION SKID-NON SKID (2WS) TYPE MODEL KENDARAAN REAR WHEEL DRIVE (RWD) Ian Hardianto Siahaan dan Willyanto Anggono Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Laboratorium
Lebih terperinciAnalisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (214) ISSN: 231-9271 1 Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2 Fachri Nugrahasyah Putra dan Unggul Wasiwitono
Lebih terperinciANALISA GAYA PADA SISTEM KEMUDI TYPE RECIRCULATING BALL
ANALISA GAYA PADA SISTEM KEMUDI TYPE RECIRCULATING BALL PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciKata kunci: understeer, oversteer.
1 ANALISA PERILAKU ARAH MOBIL GEA PADA LINTASAN BELOK MENURUN DENGAN VARIASI KECEPATAN, BERAT MUATAN, SUDUT KEMIRINGAN MELINTANG, SUDUT TURUNAN JALAN DAN RADIUS BELOK JALAN Rizqi An Naafi dan J. Lubi Jurusan
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Parameter Operasional Terhadap Perilaku Belok dan Stabilitas Pada Panser Anoa 6X6 APC
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. (7), 337-3 (-98X Print) E8 Analisis Pengaruh Parameter Operasional Terhadap Perilaku Belok dan Stabilitas Pada Panser Anoa 6X6 APC Sanditra Muda Yusviva dan I Nyoman Sutantra
Lebih terperinciPERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD
PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD Oleh: Bagus Kusuma Ruswandiri 2108100120 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. I Nyoman Sutantra, M.Sc., Ph.D. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017
PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 016/017 1. Dua buah pelat besi diukur dengan menggunakan jangka sorong, hasilnya digambarkan sebagai berikut: Selisih tebal kedua pelat besi
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT MEMBELOK
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH ANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT MEMBELOK Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciFisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi
Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kinematika Rotasi Hukum Gravitasi Dinamika Rotasi Kinematika Rotasi Perpindahan Sudut Riview gerak linear: Perpindahan, kecepatan, percepatan r r = r f r i, v =, t a
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Parameter Operasional Terhadap Perilaku Belok dan Stabilitas Pada Panser Anoa 6X6 APC
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (7) ISSN: 337-3539 (3-97 Print) E-3 Analisis Pengaruh Parameter Operasional Terhadap Perilaku Belok dan Stabilitas Pada Panser Anoa 6X6 APC Sanditra Muda Yusviva dan I Nyoman
Lebih terperinciAntiremed Kelas 10 FISIKA
Antiremed Kelas 0 FISIKA Dinamika, Partikel, dan Hukum Newton Doc Name : K3AR0FIS040 Version : 04-09 halaman 0. Gaya (F) sebesar N bekerja pada sebuah benda massanya m menyebabkan percepatan m sebesar
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN RANGKA DAN BODY. Perhitungan Kekuatan Rangka. Menghitung Element Mesin Baut.
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN RANGKA DAN BODY.1 Diagram Alir Proses Perancangan Data proses perancangan kendaraan hemat bahan bakar seperti terlihat pada diagram alir berikut ini : Mulai Perhitungan
Lebih terperinciAnalisa Perilaku Gerak Belok Mobil Listrik ITS 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (212) ISSN: 231-9271 1 Analisa Perilaku Gerak Belok Mobil Listrik ITS 1 Pradana Setia B.L dan Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin ITS, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciAnalisa dynamics of handling kendaraan reverse trike ditinjau dari pergeseran centre of gravity (cg)
Analisa dynamics of handling kendaraan reverse trike ditinjau dari pergeseran centre of gravity (cg) Bhanu Putra Bumi 1, Wibowo 2, R. Lulus Lambang G Hidayat 2 1 Program Sarjana Teknik Mesin, FakultasTeknik,
Lebih terperinciBAB II - Keseimbangan di bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan
BAB II - Keseimbangan di bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan Soal 2-11 Perhatikan gambar 2-9 diketahui berat beban adalah 600N tentukanlah T 1 &? T 1 gambar 2-9 600N Diketahui : = 600N Jawab y y
Lebih terperinciTarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????
DINAMIKA PARTIKEL GAYA Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain Macam-macam gaya : a. Gaya kontak gaya normal, gaya gesek, gaya tegang tali, gaya
Lebih terperinciBAB 1 BAB II PEMBAHASAN
BAB 1 I. PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Pesawat sederhana adalah segala jenis perangkat yang hanya membutuhkan satu gaya untuk bekerja. Kerja terjadi sewaktu gaya diberikan dan menyebabkan gerakan sepanjang
Lebih terperinciSASARAN PEMBELAJARAN
1 2 SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan gerak partikel melalui konsep gaya. 3 DINAMIKA Dinamika adalah cabang dari mekanika yang mempelajari gerak benda ditinjau dari penyebabnya.
Lebih terperinciJenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
gaya yang muncul ketika BENDA BERSENTUHAN dengan PERMUKAAN KASAR. ARAH GAYA GESEK selalu BERLAWANAN dengan ARAH GERAK BENDA. gaya gravitasi/gaya berat gaya normal GAYA GESEK Jenis Gaya gaya gesek gaya
Lebih terperinciMENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA
MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA Menguasai Hukum Neton MUH. ARAFAH, S.Pd. e-mail: muh.arafahsidrap@gmail.com ebsite://arafahtgb.ordpress.com HUKUM-HUKUM GERAK GERAK + GAYA DINAMIKA GAYA ADALAH SESUATU YANG
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar
Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 4) Dinamika Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Dinamika Mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS ARAH MOBIL TOYOTA AGYA G DENGAN VARIASI JUMLAH PENUMPANG, KECEPATAN BELOK, SUDUT BELOK DAN KEMIRINGAN MELINTANG JALAN
TUGAS AKHIR TM 141585 ANALISIS STABILITAS ARAH MOBIL TOYOTA AGYA G DENGAN VARIASI JUMLAH PENUMPANG, KECEPATAN BELOK, SUDUT BELOK DAN KEMIRINGAN MELINTANG JALAN Faisal Rahman 2111 100 113 Dosen Pembimbing
Lebih terperincimomen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)
Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah
Lebih terperinci1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood.
1. Translasi dan rotasi 1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. 2. Alat dan ahan Kereta dinamika : 1. Kereta dinamika 1 buah 2. eban tambahan @ 200 gram
Lebih terperinciJika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol
HUKUM I NEWTON Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol ΣF = 0 maka benda tersebut : - Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau - Jika dalam keadaan bergerak lurus
Lebih terperincidapat ditunjukkan pada gambar berikut ini. Tan δ 2 = a/r + s (2.2)
PROYEK KENDARAAN LISTRIK BERTENAGA BANTU SEL SURYA ( KLBS G-1 ) SUB JUDUL SISTEM KEMUDI ELEKTRIK TIPE ACKERMANN PADA KENDARAAN LISTRIK BERTENAGA BANTU SEL SURYA Gita Pramana*, EndraPitowarno** *Mahasiswa
Lebih terperinciAnalisa Perilaku Arah Kendaraan dengan Variasi Posisi Titik Berat, Sudut Belok dan Kecepatan Pada Mobil Formula Sapuangin Speed 3
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-301 Analisa Perilaku Arah Kendaraan dengan Variasi Posisi Titik Berat, Sudut Belok dan Kecepatan Pada Mobil Formula Sapuangin
Lebih terperinciMomen Inersia. distribusinya. momen inersia. (karena. pengaruh. pengaruh torsi)
Gerak Rotasi Momen Inersia Terdapat perbedaan yang penting antara masa inersia dan momen inersia Massa inersia adalah ukuran kemalasan suatu benda untuk mengubah keadaan gerak translasi nya (karena pengaruh
Lebih terperinciPHYSICS SUMMIT 2 nd 2014
KETENTUAN UMUM 1. Periksa terlebih dahulu bahwa jumlah soal Saudara terdiri dari 8 (tujuh) buah soal 2. Waktu total untuk mengerjakan tes ini adalah 3 jam atau 180 menit 3. Peserta diperbolehkan menggunakan
Lebih terperinciBAHAN AJAR ANDI RESKI_15B08049_KELAS C PPS UNM
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui benda-benda yang bergerak melingkar beraturan misalnya: gerak bianglala, gerak jarum jam, gerak roda sepeda/motor/mobil, gerak baling-baling kipas angin,
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Informatika Matematika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007 / 2008
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Informatika Matematika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007 / 2008 Perancangan Program Aplikasi Optimalisasi Sudut Kendaraan Roda Empat Menggunakan
Lebih terperinciPilihlah jawaban yang paling benar!
Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Besarnya momentum yang dimiliki oleh suatu benda dipengaruhi oleh... A. Bentuk benda B. Massa benda C. Luas penampang benda D. Tinggi benda E. Volume benda. Sebuah
Lebih terperinciGaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi
ruang / daerah di sekitar magnet dimana benda-benda magnetik yang diletakkan di daerah ini masih dipengaruhi oleh magnet tersebut medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus listrik medan magnetik di
Lebih terperinciJika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu
A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.
Lebih terperinciGERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.
GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.
Lebih terperinciGERAK MELINGKAR B A B
Gerak Melingkar 97 B B 5 GEK MELINGK Pernahkah kalian naik roda putar atau roler coaster? Saat kalian naik atau melihatnya tentu berfikir pada saat roler coaster di posisi atas geraknya terbalik, mengapa
Lebih terperinciDinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.
1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar. 3. Perhatikan gambar berikut. Jika sistem bola diputar pada sumbu di titik a, maka besar
Lebih terperinciAbdul Halim Dosen Pembimbing Dr. Trihastuti Agustinah, ST., MT
Abdul Halim 22 05 053 Dosen Pembimbing Dr. Trihastuti Agustinah, ST., T JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 203 PENDAHULUAN PERANCANGAN HASIL
Lebih terperinciJawab : m.a = m.g sin 37 o s m.g cos 37 o. = g sin 37 o s g cos 37 o. 0 = g sin 37 o s g cos 37 o. g sin 37 o. = s g cos 37 o. s = DYNAMICS MOTION
DYNAMICS MOTION 1) Sebuah balok bermassa m = 50 kg bergerak turun dengan kecepatan konstan 20 m/s pada bidang kemiringan 37 o terhadap horisontal. a) Gambarkan diagram gaya pada balok. b) Tentukan koefisien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gokart saat ini sangat berkembang dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam bidang otomotif.
Lebih terperinciDinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.
Dinamika Page 1/11 Gaya Termasuk Vektor DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. GAYA TERMASUK VEKTOR, penjumlahan gaya = penjumlahan
Lebih terperinciULANGAN UMUM SEMESTER 1
ULANGAN UMUM SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e di depan jawaban yang benar!. Kesalahan instrumen yang disebabkan oleh gerak brown digolongkan sebagai... a. kesalahan relatif
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK
Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471 PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Kurnia Dwi Artika 1, Rusuminto Syahyuniar 2, Nanda Priono 3 1),2) Staf Pengajar Jurusan Mesin
Lebih terperinciGMBB. SMA.GEC.Novsupriyanto93.wordpress.com Page 1
1. Sebuah benda bermassa 1 kg berputar dengan kecepatan sudut 120 rpm. Jika jari-jari putaran benda adalah 2 meter percepatan sentripetal gerak benda tersebut adalah a. 32π 2 m/s 2 b. 42 π 2 m/s 2 c. 52π
Lebih terperinciJawaban Soal OSK FISIKA 2014
Jawaban Soal OSK FISIKA 4. Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dimana posisinya sebagai fungsi dari waktu dapat dinyatakan dengan kurva seperti terlihat pada gambar samping (x dalam meter dan t dalam
Lebih terperinciHak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA.
SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 6 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA Waktu : 3 jam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN
Lebih terperinciMEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN
Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah
Lebih terperinciANALISA KINERJA SUDUT KEMUDI PADA KENDARAAN DUNE BUGGY POLITEKNIK NEGERI BATAM ABSTRAK ABSTRACT
ANALISA KINERJA SUDUT KEMUDI PADA KENDARAAN DUNE BUGGY POLITEKNIK NEGERI BATAM Koko Suharyanto, Wowo Rossbandrio*, Fedia Restu Program Studi Teknik Mesin, Teknik Mesin Politeknik Negeri Batam *rossbandrio@yahoo.com
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar
Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini (minggu 4) Dinamika Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Dinamika Mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu
Lebih terperinciSIMULASI DAN ANALISA HANDLING PERFORMANCE PADA KENDARAAN SEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CARSIMED 4.51
TUGAS SARJANA SIMULASI DAN ANALISA HANDLING PERFORMANCE PADA KENDARAAN SEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CARSIMED 4.51 Diajukan sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1)
Lebih terperinciOleh : Michael.P.O.F Manalu NRP : Dosen Pembimbing : Dr Unggul Wasiwitono, ST, M.Eng
Oleh : Michael.P.O.F Manalu NRP : 2108 100 037 Dosen Pembimbing : Dr Unggul Wasiwitono, ST, M.Eng SAFETY COMFORT SAFETY PLANAR GERAK BELOK ACKERMAN ANALISA KINEMATIK PADA SISTEM KEMUDI FAKTA SPATIAL Analisa
Lebih terperinci1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.
1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. Berdasar gambar diatas, diketahui: 1) percepatan benda nol 2) benda bergerak lurus beraturan 3) benda dalam keadaan diam 4) benda akan bergerak
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERFACING DAN SOFTWARE PEMBACAAN DATA MEKANISME UJI KARAKTERISTIK SISTEM KEMUDI
PERANCANGAN INTERFACING DAN SOFTWARE PEMBACAAN DATA MEKANISME UJI KARAKTERISTIK SISTEM KEMUDI O L E H : A R I S Y U D H A S E T I A W A N D O S E N P E M B I M B I N G : D R. E N G. U N G G U L W A S I
Lebih terperinciHukum Coulomb. Penyelesaian: Kedua muatan dan gambar gaya yang bekerja seperti berikut. (a) F = k = = 2, N. (b) q = Ne N = = 3,
Hukum Coulomb Dua muatan titik masing-masing sebesar 0,05 μc dipisahkan pada jarak 10 cm. Tentukan (a) besarnya gaya yang dilakukan oleh satu muatan pada muatan lainnya dan (b) Jumlah satuan muatan dasar
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR. 3.1 Rangkaian Rem. Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat
BAB III PERANCANGAN 3.1 Rangkaian Rem Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat yang cukup sederhana. Rangkaian rem ini dibuat untuk mengetahui analisis tekanan hidrolik pada
Lebih terperinciSurya Hadi Putranto
TUGAS AKHIR Rancang Bangun Speed Bump dan Analisa Respon Speed Bump Terhadap Kecepatan Kendaraan Dosen Pembimbing : Ir. Abdul Aziz Achmad Surya Hadi Putranto 2105100163 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.
BAB II DASAR TEORI 2.1 REM 2.1.1 Fungsi Rem Pada saat kendaraan mulai meluncur di jalanan, maka kelajuan akan tetap ada pada kendaraan itu walaupun mesin sudah dimatikan atau permindahan tenaga yang menggerakan
Lebih terperinciΣF r. konstan. 4. Dinamika Partikel. z Hukum Newton. Hukum Newton I (Kelembaman/inersia)
4. Dinamika Partikel 9/17/2012 5.1 Hukum Newton Hukum Newton I (Kelembaman/inersia) a = 0 v = konstan ΣF r = 0 ΣF x ΣF y = 0 = 0 Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap
Lebih terperinciSetelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat mengetahui fungsi wheel alignment.
CHASIS WHEEL ALIGNMENT Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat mengetahui fungsi wheel alignment. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Peserta dapat menyebutkan definisi,
Lebih terperinciBab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar
Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya
Lebih terperinciGERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana
GERAK HARMONIK Pembahasan Persamaan Gerak untuk Osilator Harmonik Sederhana Ilustrasi Pegas posisi setimbang, F = 0 Pegas teregang, F = - k.x Pegas tertekan, F = k.x Persamaan tsb mengandung turunan terhadap
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK GARUDA UNESA
RANCANG BANGUN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK GARUDA UNESA Agus Suyono D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya E-mail: katanaaugust@yahoo.com I Made Arsana D3 Teknik Mesin,
Lebih terperinciDINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN
FIS A. BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume selama bergerak. Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan, yaitu translasi dan rotasi. Gerak translasi
Lebih terperinci