BUKU 2: PEDOMAN PENCACAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU 2: PEDOMAN PENCACAH"

Transkripsi

1 BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 2: PEDOMAN PENCACAH SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN T A H U N (VIMK15-TAHUNAN)

2 BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 2: PEDOMAN PENCACAH SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN T A H U N (VIMK15-TAHUNAN)

3 [halaan sengaja dikosongkan]

4 KATA PENGANTAR Buku 2 ini erupakan seri Buku Pedoan yang disusun dala rangka pelaksanaan Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan Tahun 215 (VIMK15). Disaping euat pedoan pencacahan bagi petugas lapangan (PCS), buku ini juga diaksudkan agar para petugas eiliki keseragaan persepsi dan peahaan tentang etodologi serta konsep definisi yang digunakan dala Survei Industri Mikro dan Kecil ini. Mengingat pentingnya buku pedoan ini, Saya inta agar seua pihak yang terkait eluangkan waktunya untuk ebaca dan eahai serta enggunakan buku pedoan ini secara sungguh-sungguh dala elaksanakan tugasnya, sehingga dapat diperoleh hasil pendataan yang aksial sesuai tujuan dan target yang telah ditetapkan. Akhirnya saya ucapkan teria kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran BPS RI dan BPS Daerah atas kontribusinya dala pelaksanaan Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan Tahun 215. Jakarta, Maret 215 Direktur Statistik Industri Ir. Eil Azan Sulthani, MBA Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan iii

5 [halaan sengaja dikosongkan] iv Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.... v BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Uu... 1 I.2 Landasan Huku... 2 I.3 Tujuan... 3 I.4 Lingkup dan Cakupan... 3 I.5 Data dan keterangan yang dikupulkan... 3 I.6 Jadual Kegiatan & Pelaksanaan VIMK15 Tahunan... 4 I.7 Jenis Dokuen yang digunakan... 5 I.8 Alur dokuen Pelaksanaan VIMK15 Tahunan... 6 I.9 Pebiayaan VIMK15 Tahunan I.1 Statistik Yang Dihasilkan... 6 BAB II METODOLOGI... 9 II.1 Kerangka Sapel II.2 Stratifikasi Blok Sensus II.3 Prosedur Penarikan Sapel II.4 Julah Sapel II.5 Alokasi Sapel Usaha IMK per Kabupaten/Kota di suatu Provinsi II.6 Alokasi Sapel Industri Mikro per Blok Sensus di suatu Kabupaten/Kota 18 II.7 Pengabilan Sapel Industri Kecil setiap Blok Sensus.. 23 II.8 Pengabilan Sapel Industri Mikro di setiap Blok Sensus 24 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan v

7 II.9 Pengisian Daftar VIMK15-DS 27 II.1 Contoh Penarikan Sapel. 28 BAB III ORGANISASI LAPANGAN. 31 III.1 Organisasi Lapangan.. 31 III.2 Tugas dan Tanggung Jawab Pencacah 32 BAB IV TATA CARA PENGISIAN DAFTAR 33 IV.1 Tata Tertib Pengisian Daftar IV.2 Referensi Waktu Survei IV.3 Konsep Definisi 36 IV.4 Pengisian Daftar 39 IV.4.1 Daftar VIMK15-L2 39 IV.4.2 Daftar VIMK15-DS IV.4.3 Daftar VIMK15-S LAMPIRAN Lapiran 1 : Daftar VIMK15-L Lapiran 2 : Daftar VIMK15-DS Lapiran 3 : Daftar VIMK15-S vi Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

8 BAB I PENDAHULUAN I.1 Uu Peran sektor industri asih cukup penting di Indonesia. Dala penghitungan produk doestik bruto, sektor Industri asih eberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertubuhan ekonoi nasional. Pada tahun 214, kontribusi sektor industri sebesar 21,2 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 213 sebesar 2,98 persen 1. Sektor industri tidak saja eberikan kontribusi dala pertubuhan ekonoi elalui peningkatan nilai tabah produksi tetapi juga berkontribusi dala penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 213, sektor industri enyerap tenaga kerja sebesar 14 juta orang yang hapir encapai 7 persen terletak di industri ikro dan kecil. Berdasarkan data direktorat statistik Industri, Badan Pusat Statistik, sektor industri di Indonesia asih terkonsetrasi di pulau Jawa. Hapir 6-an persen lebih sektor industri asih berada di pulau Jawa, seentara sisanya di luar pulau Jawa. Ketipangan pertubuhan Industri endorong peerintah pada tahun 214 enerbitkan UU No. 3 tahun 214 tentang perindustrian. Dala UU tersebut, peerintah diaanatkan untuk engabil peran dan dukungan terhadap peerataan dan penyebaran industri dengan enyusun Rencana Pebangunan Industri Provinsi dan Kabupaten/Kota yang engacu kepada Rencana Induk Pebangunan Industri Nasional dan Kebijakan Industri Nasional. Keenterian Perindustrian sebagai regulator dibidang industri enindaklanjuti UU Perindustrian dengan encanangkan pebangunan 14 Kawasan Industri dan 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM) di luar pulau Jawa. Selain pengebangan kawasan, selaa tahun Berita Resi Statistik, No. 17/2/Th.XVIII, 5 Februari 215 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 1

9 peerintah enargetkan pertubuhan Industri di luar pulau Jawa sebesar 9. untuk Industri Besar dan Sedang yang 5-an persen harus berada di luar Pulau Jawa. Seentara industri kecil ditargetkan tubuh sebesar 2 ribu unit. Selain sebaran industri, sektor industri asih eiliki kendala terkait daya saing dan produktivitas. Menurut Indeks Revealed Coparative Advantages (RCA) daya saing produk industri Indonesia pada 215 dan 22, berada di posisi kelia dibawah di bawah negara ASEAN lainnya, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietna 2. Terkait daya saing dan produktivitas, sektor industri ikro dan kecil sangat rentan engingat peberlakukan asyarakat ekonoi ASEAN ulai berlaku pada akhir tahun 215 ini. Dala pengabilan kebijakan disektor industri pengolahan, peerintah tentunya eerlukan sebuah data dan inforasi yang akurat. Terkait dengan penyediaan data industri pengolahan ikro dan kecil, Badan Pusat Statistik enyelenggarakan Survei Industri Mikro dan Kecil Tahun 215 (VIMK15) Tahunan. VIMK15 Tahunan diharapkan dapat eberikan profil dan data sektor industri ikro dan kecil baik secara nasional atau enurut provinsi. Buku pedoan ini dibuat sebagai pedoan pencacah agar eiliki persepsi dan peahaan yang saa yang berkaitan dengan pelaksanaan VIMK15 Tahunan. I.2 Landasan Huku Landasan huku pelaksanaan VIMK15 Tahunan : a. Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik. b. Peraturan Peerintah RI No. 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. c. Peraturan Presiden RI No. 86 Tahun 27 tentang Badan Pusat Statistik. 2 Daya Saing Produk Indonesia di Urutan Ke-5 ASEAN Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

10 I.3 Tujuan Secara uu VIMK15 Tahunan bertujuan untuk engetahui profil Industri Mikro dan Kecil (IMK) daerah potensi di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonoi secara akro. VIMK15 Tahunan akan engupulkan dan enyajikan data tentang kegiatan perusahaan/usaha berskala ikro dan kecil yang rinci dan utakhir enurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2-digit pada tingkat nasional dan provinsi. I.4 Lingkup dan Cakupan VIMK15 Tahunan ini dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota potensi IMK di seluruh provinsi di Indonesia dengan julah blok sensus terpilih sebanyak blok sensus dan encakup 6. perusahaan/usaha. Sasaran pencacahan eliputi perusahaan/usaha industri ikro dengan banyaknya tenaga kerja 1 s.d. 4 orang dan industri kecil dengan banyaknya tenaga kerja 5 s.d. 19 orang terasuk pengusaha/peilik. I.5 Data yang Dikupulkan Data dan keterangan yang dikupulkan perusahaan/usaha ikro dan kecil dala VIMK15 Tahunan yaitu : a. Keterangan perusahaan eliputi kegiatan utaa perusahaan/usaha, keterangan pengusaha (naa, jenis kelain, uur, dan pendidikan), bentuk badan huku/badan usaha/perijinan, tahun ulai beroperasi/ berproduksi secara koersial; b. Pekerja, Hari Kerja, Ja Kerja perusahaan/usaha dan Balas Jasa Pekerja; c. Biaya/pengeluaran selaa satu bulan (bulan Juni 215/terakhir berproduksi); d. Pendapatan selaa satu bulan (bulan Juni 215/terakhir berproduksi); Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 3

11 e. Harta dan Modal Perusahaan (per 3 Juni 215); f. Alat/Mesin dan Sarana Pengolahan Utaa Perusahaan/Usaha g. Kesulitan, keitraan, layanan dan bibingan usaha. h. Distribusi dan alokasi peasaran usaha. I.6 Jadual Kegiatan dan Pelaksanaan VIMK15 Tahunan Manajeen waktu sangat penting dala sebuah kegiatan. Untuk itu jadual kegiatan dan pelaksanaan VIMK15 Tahunan yang dilaksanakan pada tahun 215 disusun sebagaiana tabel di bawah ini Tabel 1: Jadual Pelaksanaan VIMK15 Tahunan No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan (1) (2) (4) 1. Persiapan Pebahasan Metodologi dan Instruennya Februari - Maret Pengirian VIMK15 DSBS Tahunan terpilih ke Provinsi 2 April Pengecekan DSBS di BPS Provinsi/Kabupaten/Kota 21 April - 1 Mei Penetapan DSBS terpilih oleh BPS RI 12 Mei Peutakhiran DSBS (listing) 1 27 Juni Penentuan Alokasi Sapel di Provinsi 29 Juni Pengirian Alokasi Sapel ke Kab/Kota 3 Juni Pengabilan Sapel oleh BPS Kab/Kota 1-2 Juli Pencacahan Saple (Daftar-S) 3 Juli 1 Agustus Peeriksaan 5 Juli 15 Agust Editing & Coding 5 Juli 15 Agust Pengolahan Data Entri 7 Juli - 3 Agustus Pengirian data hasil pengolahan data entry ke BPS RI 1-31 Agustus Kopilasi & Pengecekan data hasil Tabulasi dari Daerah 11 Agustus - 15 Septeber Finalisasi Tabulasi Hasil di Pusat 16 3 Septeber Penulisan Naskah Publikasi di Pusat 1-31 Oktober Pencetakan Publikasi di Pusat 1 Noveber Penyebaran/Disiinasi Publikasi (ARC) 27 Noveber Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

12 I.7 Jenis Dokuen yang Digunakan Jenis daftar (kuesioner) dan buku pedoan yang digunakan untuk survei Industri Mikro dan Kecil 215 Tahunan serta kegunaannya dari asing-asing daftar dan buku pedoan seperti tabel di bawah ini : Tabel 2: Jenis dokuen VIMK15 Tahunan No Naa dokuen Kegunaan Pengguna (1) (2) (3) (4) 1. Peta Hasil Scanning Mengetahui batas-batas blok sensus Pencacah/ Pengawas terpilih. 2. Daftar VIMK15-DSBS Mengetahui identitas blok sensus Pencacah/ Pengawas (Daftar Sapel Blok Sensus) terpilih 3. Daftar VIMK15-L2 Pendaftaran perusahaan /usaha Pencacah/ Pengawas (Listing) dala blok sensus terpilih 4. Daftar VIMK15-DS2 (Daftar Sapel) Pengisian daftar sapel usaha/ perusahaan terpilih yang keudian akan dicacah setiap triwulan Pencacah/ Pengawas 5. Daftar VIMK15-S2 Pada saat pencacahan sapel usaha/ Pencacah/ Pengawas (Sapel) perusahaan pada Triwulan I 6. VIMK15-RB2 Pebuatan rekap usaha/perusahaan Pengawas (Rekap Blok Sensus) hasil listing Blok Sensus 7. Buku Pedoan 1 Pedoan Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota Provinsi/ Kabupaten/ Kota 8. Buku Pedoan 2 Pedoan Pencacah Pencacah / Pengawas 9. Buku Pedoan 3 Pedoan Peeriksaan Pengawas /Pengawasan 1. Buku Pedoan 4 Kasus Batas Klasifikasi Baku Pencacah / Pengawas Lapangan Usaha Indonesia Industri Manufaktur 11. Buku Pedoan 5 Pedoan Pengolahan Petugas entry, Kasie Integrasi Pengolahan Data dan Kasie Industri Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 5

13 I.8 Alur Dokuen Pelaksanaan VIMK15 Tahunan Distribusi dokuen VIMK15 Tahunan ulai dari BPS RI hingga ke petugas seperti pada gabar di bawah ini : BPS RI BPS PROV BPS KAB/KOT PENGAWAS PETUGAS 1. VIMK15-SDBS THN 2. VIMK15-L2 3. VIMK15-DS2 4. VIMK15-S2 5. VIMK15-RB2 6. BUKU PEDOMAN 1 7. BUKU PEDOMAN 2 8. BUKU PEDOMAN 3 9. BUKU PEDOMAN 4 1. BUKU PEDOMAN 5 1. VIMK15-SDBS THN 2. VIMK15-L2 3. VIMK15-DS2 4. VIMK15-S2 5. VIMK15-RB2 6. BUKU PEDOMAN 1 7. BUKU PEDOMAN 2 8. BUKU PEDOMAN 3 1. VIMK15-SDBS THN 2. VIMK15-L2 3. VIMK15-DS2 4. VIMK15-S2 5. VIMK15-RB2 6. BUKU PEDOMAN 1 7. BUKU PEDOMAN 2 8. BUKU PEDOMAN 3 9. SKETSA PETA HASIL SCANNING 1. VIMK15-SDBS THN 2. VIMK15-L2 3. VIMK15-DS2 4. VIMK15-S2 5. VIMK15-RB2 6. BUKU PEDOMAN 2 7. BUKU PEDOMAN 3 8. SKETSA PETA HASIL SCANNING 1. VIMK15-L2 2. VIMK15-DS2 3. VIMK15-S2 4. BUKU PEDOMAN 2 5. SKETSA PETA HASIL SCANNING 1. TABEL EVALUASI DALAM BENTUK HARDCOPY DAN SOFTCOPY DALAM CD 2. DATA VIMK15_pp.kr 1. VIMK15-SDBS THN 2. VIMK15-L2 3. VIMK15-DS2 4. VIMK15-S2 5. VIMK15-RB2 1. VIMK15-SDBS THN 2. VIMK15-L2 3. VIMK15-DS2 4. VIMK15-S2 5. VIMK15-RB2 6. SKETSA PETA HASIL SCANNING 1. VIMK15-SDBS THN 2. VIMK15-L2 3. VIMK15-DS2 4. VIMK15-S2 5. VIMK15-RB2 6. SKETSA PETA HASIL SCANNING I.9 Pebiayaan VIMK15 Tahunan Biaya kegiatan VIMK15 Tahunan dibebankan pada anggaran BPS-RI. Rincian biaya BPS RI terdapat dala Rancangan Anggaran dan Biaya (RAB) Sub Direktorat Statistik Industri Kecil dan Ruah Tangga, Direktorat Statistik Industri. Rincian biaya VIMK15 Tahunan daerah terdapat dala DIPA BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota. I.1 Statistik yang dihasilkan Statistik yang dihasilkan dari kegiatan VIMK15 Tahunan berupa profil IMK yang terdiri dari a). Julah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil b). Julah Tenaga Kerja Perusahaan Industri Mikro dan Kecil c). Balas Jasa Tenaga Kerja Industri Mikro dan Kecil 6 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

14 d). e). f). Nilai Input Industri Mikro dan Kecil Nilai Output Industri Mikro dan Kecil Nilai Tabah Industri Mikro dan Kecil Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 7

15 8 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

16 BAB II METODOLOGI II.1 Kerangka Sapel Kerangka sapel yang digunakan ada dua jenis, yaitu kerangka sapel untuk peilihan blok sensus dan kerangka sapel untuk peilihan usaha. Kerangka sapel blok sensus yang digunakan adalah daftar blok sensus yang dilengkapi dengan inforasi julah usaha industri ikro dan kecil hasil pencacahan Sensus Ekonoi 26 (SE6). Kerangka sapel usaha yang digunakan adalah daftar usaha hasil pendaftaran perusahaan/usaha industri ikro dan kecil dengan Daftar VIMK15-L2. Kerangka sapel usaha ini dibedakan enurut usaha industri kecil dan usaha industri ikro. II.2 Stratifikasi Blok Sensus Stratifikasi blok sensus yang diterapkan pada kerangka sapel Survei IMK 215 saa dengan stratifikasi yang dibentuk pada hasil SE6. Stratifikasi blok sensus dilakukan dengan engelopokkan blok sensus berdasarkan julah relatif usaha industri ikro dan kecil (IMK) enurut jenis golongan pokok Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI 2 digit). Untuk setiap jenis KBLI, strata konsentrasi yang bersesuaian dengan jenis usaha adalah sekelopok blok sensus dengan koposisi jenis usaha yang doinan. Stratifikasi blok sensus dilakukan pada level provinsi. Notasi Dasar Untuk eudahkan peahaan terhadap proses stratifikasi blok Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 9

17 sensus yang akan dilakukan, berikut ini disajikan notasi-notasi yang digunakan: h : enyatakan blok sensus (h = 1, 2,, k) i : enyatakan jenis usaha sesuai KBLI (i = 1, 2, 3,, 24) 1 : Industri Makanan, 2 : Industri Minuan, 3 : Industri Pengolahan Tebakau, 4 : Industri Tekstil, 5 : Industri Pakaian Jadi, 6 : Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki, 7 : Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak terasuk furnitur), dan Barang-Barang Anyaan dari Rotan, Babu, dan Sejenisnya, 8 : Industri Kertas, Barang dari Kertas, 9 : Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaan, 1 : Industri Produk dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bui, 11 : Industri Bahan Kiia dan Barang-Barang dari Bahan Kiia, 12 : Industri Farasi, Produk Obat Kiia, dan Obat Tradisional, 13 : Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik, 14 : Industri Barang Galian Bukan Loga, 15 : Industri Loga Dasar, 16 : Industri Barang dari Loga, bukan Mesin dan Peralatannya, 17 : Industri Koputer, Barang Elektronik dan Optik, 18 : Industri Peralatan Listrik, 19 : Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL, 2 : Industri Kendaraan Berotor, Trailer dan Sei Trailer, 21 : Industri Alat Angkutan lainnya, 22 : Industri Furnitur, 23 : Industri Pengolahan Lainnya, 24 : Jasa Reparasi dan Peasangan Mesin dan Peralatannya. 1 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

18 Nhi : banyaknya usaha IMK dengan KBLI i dala blok sensus h. Ai : julah blok sensus yang paling sedikit euat satu usaha IMK dengan KBLI i. N.i : julah usaha IMK dengan KBLI i. Proses Stratifikasi Proses stratifikasi blok sensus dilakukan dengan tahapan seperti berikut: 1. Jika Nhi = untuk seua i, aka blok sensus tersebut langsung digolongkan sebagai strata non usaha 2. Hitung rata-rata banyaknya usaha IMK pada blok sensus usaha dengan ruus: B N. i i. Ai 3. Menghitung indeks konsentrasi pada setiap blok sensus dan jenis usaha IMK dengan ruus: N hi I hi. Bi 4. Mebuat peringkat dari Ihi di antara seluruh Ihi (i = 1, 2,, 24) untuk seluruh blok sensus seperti berikut: Rhi = 1 untuk nilai Ihi terbesar pertaa Rhi = 2 untuk nilai Ihi terbesar kedua. dst. Rhi = untuk seluruh i dengan Nhi =. 5. Definisikan R1h = i (peringkat pertaa blok sensus h) bersesuaian dengan jenis usaha IMK dengan KBLI h untuk Rhi = 1 dala blok sensus h, dan R1h = jika N.h = Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 11

19 6. Definisikan R2h = i (peringkat kedua blok sensus h) bersesuaian dengan jenis usaha IMK dengan KBLI untuk Rhi = 2 dala blok sensus h, dan R2h = jika N.h = 7. Definisikan strata berdasarkan kobinasi dari R1h dan R2h. Untuk lebih jelasnya, proses pebentukan blok sensus konsentrasi enurut jenis IMK sesuai KBLI secara skeatis dapat dilihat pada Gabar 1. Gabar 1. Skea Pebentukan Blok Sensus Konsentrasi BS Julah Usaha (i=1,2,, 24) Indeks Konsentrasi (Ihi) 1 i 24 1 i h Nh1. Nhi. Nh24 Ih1 Ihi Ih24 K R1h R2h Strat a N.i N.1. N.i. N.24 Ai A1. Ai. A24 Bi B1. Bi. B24 Contoh : R1h = 1 dan R2h =, adalah kelopok blok sensus yang hanya engandung jenis usaha industri akanan. R1h = 1 dan R2h = 2, adalah kelopok blok sensus yang peringkat pertaa dari pada indeks konsentrasi terdapat pada jenis usaha industri akanan, sedangkan peringkat keduanya terdapat pada jenis usaha industri inuan. Evaluasi Proses stratifikasi yang telah dilakukan dengan prosedur yang 12 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

20 tercantu pada butir (2.b) akan enghasilkan stratifikasi blok sensus awal yang harus dievaluasi sehingga enghasilkan kelopok-kelopok blok sensus yang lebih asuk akal. Prosedur evaluasi terhadap hasil stratifikasi awal adalah sebagai berikut: 1. Untuk siplifikasi notasi dala evaluasi terhadap hasil awal stratifikasi aka dilakukan perubahan notasi. k : blok sensus j : peringkat pertaa indeks konsentrasi usaha dengan KBLI j (j = 1, 2,...,24) j : peringkat kedua indeks konsentrasi usaha dengan KBLI j (j =, 1, 2,,24) Untuk j = berarti blok sensus tersebut hanya euat jenis IMK dengan j k( j, j' ) KBLI j. N : julah IMK dengan KBLI j dala substrata (j,j ) j N j : rata-rata banyaknya IMK dengan KBLI j dala strata j 2. Prosedur Evaluasi Untuk j = Bila N j j k( j, j') N j, aka j = 25, artinya blok sensus k digolongkan dala strata non konsentrasi usaha. Untuk j Bila Bila Bila j N k ( j, j' ) j N k ( j, j' ) < j N k ( j, j' ) < N dan j j N dan j j N dan j j N N j' k ( j, j') j' k ( j, j') j' k ( j, j') N j' j', aka j = j j' N, aka j = j j' j' N < N, aka j = 25 j' 3. Berdasarkan hasil evaluasi, selanjutnya setiap satu blok sensus hanya dikelaskan ke dala salah satu kelas, yaitu: Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 13

21 (1). Industri Makanan (2). Industri Minuan (3). Industri Pengolahan Tebakau (4). Industri Tekstil (5). Industri Pakaian Jadi (6). Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki (7). Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak terasuk furnitur), dan Barang- Barang Anyaan dari Rotan, Babu, dan Sejenisnya (8). Industri Kertas, Barang dari Kertas (9). Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaan (1). Industri Produk dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bui (11). Industri Bahan Kiia dan Barang-Barang dari Bahan Kiia (12). Industri Farasi, Produk Obat Kiia, dan Obat Tradisional (13). Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik (14). Industri Barang Galian Bukan Loga (15). Industri Loga Dasar (16). Industri Barang dari Loga, bukan Mesin dan Peralatannya (17). Industri Koputer, Barang Elektronik dan Optik (18). Industri Peralatan Listrik (19). Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL (2). Industri Kendaraan Berotor, Trailer dan Sei Trailer (21). Industri Alat Angkutan lainnya (22). Industri Furnitur (23). Industri Pengolahan Lainnya (24). Jasa Reparasi dan Peasangan Mesin dan Peralatannya (25). Blok Sensus Non Konsentrasi Usaha. II.3 Prosedur Penarikan Sapel Rancangan penarikan sapel yang digunakan adalah penarikan sapel dua tahap terstratifikasi (stratified two-stage sapling). Tahap pertaa, dari kerangka sapel blok sensus dipilih sejulah 14 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

22 blok sensus secara probability proportional to size (PPS) dengan size banyaknya usaha IMK hasil pendaftaran SE6. Penarikan sapel blok sensus antarstrata dilakukan secara independent. Tahap kedua, dari kerangka sapel usaha IMK, dipilih sejulah usaha industri ikro secara sisteatik dan diabil seluruh (take all) industri kecil sebagai sapel. Bila julah industri kecil dala suatu provinsi elebihi target sapel usaha IMK, aka harus dilakukan peilihan sapel. Berdasarkan rancangan penarikan sapel di atas, skea sapling ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 3: Prosedur Penarikan Sapel VIMK15 Tahunan Tahap Unit Sapling Populasi Sapel Metode Probabilita Fraksi Sapling (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 2 dengan: Blok sensus Industri kecil Industri ikro Nh n h k k M hi M hi k M hi k hi M hi hi N h : Julah blok sensus pada strata h, pps size: usaha IMK M hi M n pada SE 26 M h h M take all (jika M target sapel 1 1 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 15 k hi usaha IMK provinsi) sisteatik k (jika M hi target sapel usaha IMK provinsi) 1 k M hi sisteatik n h : Julah blok sensus yang terpilih sapel pada strata h, hi h k hi M k hi 1 hi M hi M hi M hi : Julah usaha IMK hasil pencacahan SE6 pada strata h blok sensus i, M h : Julah seluruh usaha IMK hasil pencacahan SE6 pada strata h, hi : Julah sapel usaha industri ikro pada strata h blok sensus i.

23 k hi : Julah sapel usaha industri kecil pada strata h blok sensus i. k k k hi akan saa dengan M hi apabila hi provinsi. tidak elebihi target sapel IMK II.4 Julah Sapel Julah sapel sebanyak blok sensus dan encakup 6. usaha/perusahaan. II.5 Alokasi Sapel Usaha IMK Per Kabupaten/Kota di Provinsi 1) Alokasi sapel usaha industri ikro dan kecil (IMK) dilakukan oleh BPS Provinsi berdasarkan rekapitulasi julah usaha IMK hasil listing per kabupaten/kota. 2) Alokasi sapel industri ikro per kabupaten/kota dilakukan setelah enentukan target sapel industri kecil. Dengan deikian, target sapel industri ikro di suatu provinsi adalah target sapel usaha IMK provinsi dikurangi dengan julah populasi industri kecil untuk seluruh kabupaten/kota di provinsi tersebut. Penghitungan target sapel usaha industri ikro engikuti ruusan berikut: dengan: P, P : Target sapel usaha industri ikro pada suatu provinsi, P P : Target sapel usaha IMK pada suatu provinsi, k : Julah sapel industri kecil pada suatu provinsi, P 3) Jika populasi usaha industri kecil hasil listing elebihi target sapel usaha IMK provinsi atau diketahui karakteristik industri kecil bersifat seraga (hoogen), aka usaha industri kecil tidak diabil k P 16 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

24 seluruhnya sebagai sapel, tetapi dilakukan pengabilan sapel dengan terlebih dahulu enghitung target sapel industri kecil dala provinsi. Hal ini dilakukan agar keterwakilan usaha dari populasi industri kecil dan ikro tetap terjaga. Untuk kondisi di ana populasi usaha industri kecil hasil listing elebihi target sapel usaha IMK, aka alokasi sapel usaha IMK enurut industri kecil dan ikro di suatu provinsi dilakukan dengan cara: u p u M p P, M M IK p IM p dengan: u : kecil/ik, ikro/im u p : Target sapel usaha industri u di provinsi p, P : Target sapel usaha IMK di provinsi p, u M p : Populasi usaha industri u di provinsi p, IK M p : Populasi usaha industri kecil di provinsi p, IM M p : Populasi usaha industri ikro di provinsi p. Untuk kondisi di ana karakteristik industri kecil bersifat seraga (hoogen), yaitu hoogenitas pada populasi usaha industri kecil dengan KBLI tertentu, aka alokasi sapel usaha industri kecil pada KBLI tersebut ditentukan sebesar 15% dari populasi usaha industri kecil dengan KBLI tertentu tersebut. 4) Alokasi sapel usaha industri ikro per kabupaten/kota dilakukan dengan enerapkan power allocation (dengan α=,5), yaitu proporsional dari akar julah usaha industri ikro di asing-asing Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 17

25 kabupaten/kota terhadap julah usaha industri ikro di provinsi. Untuk provinsi yang eiliki target sapel industri kecil seperti kasus di atas, aka untuk setiap target sapel usaha IK dan IM IM p asing-asing dialokasikan ke setiap kabupaten/kota dengan ruus: dengan: u K u : kecil/ik, ikro/im K 1 M u K M u K u K : Target sapel usaha industri u di kabupaten/kota K, u p : Target sapel usaha industri u di provinsi p, M K : Populasi usaha industri di kabupaten/kota K. 5) Melakukan pengecekan hasil alokasi sapel dengan target sapel. Apabila terdapat ketidaksesuaian, aka dilakukan penyesuaian (adjustent) dengan engurangi atau enabah hasil alokasinya sehingga hasil alokasi sapel saa dengan target sapel. 6) Hasil alokasi sapel usaha IMK per kabupaten/kota dikiri ke setiap kabupaten/kota untuk selanjutnya dilakukan alokasi sapel usaha industri ikro enurut KBLI untuk setiap blok sensus terpilih. u p, IK p II.6 Alokasi Sapel Usaha Industri Mikro Per Blok Sensus di Kabupaten/Kota Alokasi sapel usaha industri ikro enurut KBLI pada setiap blok sensus terpilih dilakukan dengan eperhatikan julah usaha IMK hasil listing. Alokasi sapel industri ikro enurut KBLI per blok sensus dilakukan 18 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

26 di BPS Kabupaten/Kota dengan tahapan berikut: 1. Rekapitulasi julah usaha industri ikro dan industri kecil enurut KBLI Berdasarkan hasil listing usaha IMK dari seluruh blok sensus sapel dengan enggunakan Daftar VIMK15-L2, BPS Kabupaten/Kota ebuat rekapitulasi julah usaha industri ikro dan industri kecil enurut KBLI dengan enggunakan Daftar VIMK15-RB1 sehingga eenuhi ruus sebagai berikut: M M k M di ana: M k h 1 M h k 24 h 1 i 1 M hi, dengan: M : Julah populasi usaha IMK pada suatu kabupaten/kota, k M : Julah populasi usaha industri kecil pada suatu kabupaten/kota, M : Julah populasi usaha industri ikro pada suatu kabupaten/kota, M i : Julah populasi usaha industri ikro dengan KBLI i (i =1, 2, 3,..., 24) pada suatu kabupaten/kota, M h : Julah populasi usaha industri ikro pada blok sensus h (h = 1, 2, 3,..., k) suatu kabupaten/kota, M : Julah populasi usaha industri ikro dengan KBLI i pada hi blok sensus h suatu kabupaten/kota. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 19

27 Tabel 4. Rekapitulasi Julah Usaha/Perusahaan Industri Kecil dan Mikro Provinsi Menurut KBLI Per Blok Sensus di Kabupaten/Kota Dari Daftar VIMK15-RB2 (ditabahkan Kolo (3)) :. Kabupaten/Kota :. Kode Kec. Desa Noor Blok Sensus Julah Industri Kecil Julah Industri Mikro Menurut KBLI i Julah IM (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (28) (29) (3) h. k M k 1 M k 2 M k 3. M k h. M k k M 11 M 21 M 31. M h1. M k1 M 12 M 22 M 32. M h2. M 2k M 13 M 23 M 33. M h3. M 3k M 1i M 2i M 3i. M hi. M ki M 24 M 24 M 24. M h24. M k24 M 1 M 2 M 3. M h. M k Julah M k M 1 M 2 M 3 M i M 24 M M Catatan: M k : julah usaha industri kecil dala satu kabupaten/kota. M : julah usaha industri ikro dala satu kabupaten/kota. M i : julah usaha industri ikro KBLI i (i = 1, 2, 3,..., 24) dala satu kabupaten/kota. M h : julah usaha industri ikro dan kecil pada blok sensus h di kabupaten/kota. Julah IMK M 1 M 2 M 3. M h. M k 2. Menentukan target sapel usaha industri ikro per KBLI di kabupaten/kota Target sapel usaha industri ikro dala kabupaten/kota ( ) dialokasikan ke setiap KBLI ( ) secara proporsional dari akar julah i populasi usaha industri ikro pada suatu KBLI i terhadap total akar julah usaha industri ikro dari seluruh KBLI, dengan ruus: 2 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

28 dengan: i 24 i 1 M i M i : Target sapel usaha industri ikro dengan KBLI i pada i suatu kabupaten/kota. : Target sapel usaha industri ikro pada suatu kabupaten/kota. M : Julah populasi usaha industri ikro dengan KBLI i pada i suatu kabupaten/kota, Julah sapel usaha industri ikro pada suatu KBLI ( ) aksiu saa dengan populasinya ( M ). Apabila ternyata alokasi elebihi i M i, aka kelebihannya dialokasikan ke usaha industri ikro KBLI lain. Sebagai ringkasan, Tabel 2 enunjukkan hasil penghitungan ruus di atas., i i Tabel 5. Rekapitulasi Julah Usaha/Perusahaan Industri Kecil dan Mikro Menurut KBLI di Kabupaten/Kota Hasil Pendaftaran IMK Provinsi :. Kabupaten/Kota :. Uraian Julah Industri Kecil Julah Populasi dan Sapel Industri Mikro Menurut KBLI i.. 24 Julah Industr i Mikro (1) (2) (3) (4) (5) (26) (27) Populasi Sapel M k M k M 1 1 M 2 2 M 3 3 M i i M M Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 21

29 3. Menentukan target sapel usaha industri ikro enurut KBLI per blok sensus Alokasi sapel usaha industri ikro per blok sensus untuk setiap KBLI ( ) dilakukan dengan secara proporsional akar julah usaha industri hi ikro dengan KBLI i hasil pendaftaran IMK (listing) pada suatu blok sensus h terhadap total akar julah usaha industri ikro dengan KBLI i dari seluruh blok sensus, dengan ruus: hi k h 1 M hi M hi i, dengan: hi : Target sapel usaha industri ikro dengan KBLI i pada blok sensus h, M hi : Julah populasi usaha industri ikro dengan KBLI i pada blok sensus h, i : Target sapel usaha industri ikro dengan KBLI i pada kabupaten/kota. 22 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

30 Tabel 6 Alokasi Sapel Usaha/Perusahaan Industri Mikro per Blok Sensus Provinsi Kabupaten/Kota Menurut KBLI di Kabupaten/Kota :. :. Kode Noor Julah Sapel Industri Mikro Menurut KBLI Blok Kec. Desa Sensus i (1) (2) (3) (4) (5) (6) (27) Julah h.. k h 1.. k h 2.. k h 3.. k i 2 i 3 i... hi.. ki i h 24.. k II.7 Pengabilan Sapel Usaha Industri Kecil di Blok Sensus Dari hasil pendaftaran usaha IMK (listing) dengan Daftar VIMK15-L2, abil seluruh industri kecil yang eiliki julah tenaga kerja antara 5 19 orang, dengan langkah berikut: a. Berikan tanda lingkaran pada tanda cek ( ) di Blok III Kolo (18). b. Berikan pula lingkaran pada noor urut segen, bangunan fisik, bangunan sensus dan noor perusahaan/usaha di Blok III Kolo (1) s.d Kolo (3) dan Kolo (12). Khusus untuk kabupaten/kota dengan populasi usaha industri kecil hasil listing elebihi target sapel usaha IMK dan telah dilakukan Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 23

31 penghitungan alokasi sapel usaha industri kecil, aka pengabilan sapel usaha industri kecil dilakukan secara sisteatik. Ketentuan pengabilan sapel secara sisteatik dapat engikuti ketentuan pengabilan sapel usaha ikro. II.8 Pengabilan Sapel Usaha Industri Mikro di Blok Sensus Peilihan sapel usaha industri ikro dilakukan berdasarkan hasil pendaftaran usaha/perusahaan industri ikro (Daftar VIMK15-L2) di setiap blok sensus terpilih. Tahap peilihan sapel usaha industri ikro adalah sebagai berikut: a. Meberikan noor urut pada sebelah kanan tanda cek ( ) pada Daftar VIMK15-L2 Blok III untuk asing-asing Kolo (19) s.d Kolo (42). Penooran diulai dari angka 1 pada Kolo (19) halaan pertaa sapai dengan baris terakhir Kolo (19) halaan terakhir, dilanjutkan penooran dari angka 1 kebali pada Kolo (2) halaan pertaa sapai dengan Kolo (2) halaan terakhir, begitu seterusnya untuk Kolo (21) s.d Kolo (42). Contoh : Untuk Kolo (19) halaan pertaa hingga halaan terakhir, peberian noor diulai dari : 1, 2, 3, Keudian lanjutkan peberian noor pada Kolo (2) halaan pertaa hingga halaan terakhir diulai dengan noor 1, 2, 3, Keudian lanjutkan untuk Kolo (21) halaan pertaa hingga halaan terakhir dengan noor 1, 2, 3, 4, Selanjutnya peberian noor diulai dengan angka 1 untuk setiap Kolo (22), Kolo (23), sapai dengan Kolo (42). Contoh peberian noor urut Daftar VIMK15-L2 Blok III Kolo (19) s.d. Kolo 24 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

32 (42) halaan 1 s.d. terakhir: Halaan 1 dari 5 halaan (19) (2) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (42) Halaan 2 dari 5 halaan (19) (2) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (42) Halaan 5 dari 5 halaan (19) (2) (21) (22) (33) (24) (25) (26) (42) b. Meeriksa terlebih dahulu apakah peberian noor urut di Blok III untuk setiap Kolo (19) s.d Kolo (42) sudah benar. Perbaiki kesalahan yang ada terlebih dahulu sebelu elakukan peilihan sapel. Jika sudah benar, cek julah usaha industri ikro di setiap kolo (KBLI) pada Blok III dengan ringkasan rekap pada Blok II, yaitu dengan cara ebandingkan antara noor urut terakhir di setiap Kolo (19) s.d Kolo (42) dengan banyaknya usaha industri ikro enurut KBLI pada Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 25

33 Daftar VIMK15 L2 Blok II Rincian 2.a. Jika diteukan perbedaan, periksa kebali penooran pada Blok III Kolo (19) s.d Kolo (42). c. Menghitung interval (I) untuk setiap KBLI usaha industri ikro dengan cara: di ana: M I hi, hi hi I hi : Interval untuk pengabilan sapel usaha industri ikro dengan KBLI i pada blok sensus h, M hi : Julah populasi usaha industri ikro dengan KBLI i hasil pendaftaran IMK pada blok sensus h, hi : Target sapel usaha industri ikro dengan KBLI i pada blok sensus h. Pada Daftar VIMK15-L2 Blok IV notasi yang dicantukan I hi, M hi, dan hi. d. Menentukan unit sapel usaha industri ikro pertaa yang terpilih untuk tiap jenis KBLI (R1hi). Angka Rando (AR) peilihan sapel telah ditentukan dengan paket progra berdasarkan distribusi Unifor yang bernilai antara dan 1 dan dicantukan pada Daftar VIMK15-DSBS untuk setiap blok sensus terpilih. Penentuan sapel terpilih pertaa (R1hi), dilakukan dengan ruus: R 1 hi AR I hi. e. Menentukan angka rando sapel berikutnya R2hi, R3hi, Rhi dengan ruus berikut: R2hi = R1hi + I hi 26 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

34 R3hi = R2hi + R4hi = R3hi + I hi I hi. Rhi = R(-1)hi + hi I, dengan. hi Jika angka rando sapel terakhir yang terpilih elebihi julah usaha industri ikro dengan KBLI i di blok sensus terpilih (Rhi kebali hasil penghitungan. M hi ), periksa f. Meberikan tanda untuk sapel terpilih dengan elingkari noor urut tanda cek ( ) pada Daftar VIMK15-L2 Blok III di Kolo (19) s.d Kolo (42) yang saa dengan angka rando terpilih (Rhi). g. Meberikan pula tanda lingkaran pada Kolo (17), yang noor urut tanda cek ( )-nya pada Kolo (19) atau Kolo (2) s.d Kolo (42) diberi lingkaran. h. Meberikan pula tanda lingkaran pada noor segen, bangunan fisik, dan bangunan sensus serta noor perusahaan/usaha pada Daftar VIMK15-L2 Blok III Kolo (1) s.d Kolo (3) dan Kolo (12) yang noor urut tanda cek ( )-nya pada Kolo (19) atau Kolo (2) s.d Kolo (42) diberi lingkaran. II.9 Pengisian Daftar VIMK15-DS2 Pengisian Daftar VIMK15-DS2 dilakukan setelah selesai seluruh tahapan peilihan sapel dan peberian tanda lingkaran pada usaha industri ikro aupun usaha industri kecil. Tahapan peindahan inforasi usaha industri ikro dan kecil dari Daftar VIMK15-L2 ke Daftar VIMK15-DS2 dilakukan dengan cara berikut: Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 27

35 a. Salin noor urut segen, bangunan fisik, dan bangunan sensus yang diberi lingkaran pada Daftar VIMK15-L2 Blok III Kolo (1) s.d Kolo (3) ke Daftar VIMK15-DS2 Blok V Kolo (2) s.d Kolo (4) ulai dari noor urut bangunan fisik terkecil. b. Salin naa perusahaan/usaha atau pengusaha/peilik yang noor urut bangunan fisik, bangunan sensus, dan noor urut tanda cek ( )-nya diberi lingkaran dari Daftar VIMK15-L2 Blok III Kolo (13) ke Daftar VIMK15-DS2 Blok V Kolo (6). c. Salin alaat lengkap dan KBLI yang noor urut tanda cek ( )-nya diberi lingkaran dari VIMK15-L2 Blok III Kolo (14) dan Kolo (16) ke Daftar VIMK15-DS2 Blok V Kolo (7) dan Kolo (8). II.1 Contoh Penarikan Sapel a. Hasil pendaftaran dengan Daftar VIMK15-L2 di Blok Sensus 3B Desa Pringgodani Kecaatan Bantur Kabupaten Malang Provinsi Jawa Tiur sebagai berikut: Julah usaha industri kecil sebanyak 3 usaha (angka yang tercantu pada Daftar VIMK15-L2 Blok III Kolo (18) Rincian c halaan terakhir = 3). Julah usaha industri ikro sebanyak 72 usaha (penjulahan dari noor urut terakhir dari setiap KBLI pada setiap Daftar VIMK15-L2 Blok III Kolo (19) s.d Kolo (42) = 72). Julah usaha industri ikro kode KBLI 15 (industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki) sebanyak 26. Angka rando peilihan sapel yang tercantu pada Daftar VIMK15-DSBS adalah, Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

36 b. Hasil penghitungan alokasi sapel dan interval sebagai berikut: Target sapel usaha industri ikro pada Blok Sensus 3B ini sebanyak 17. Target sapel usaha industri ikro KBLI 15 berjulah 1 industri. Interval untuk usaha industri ikro KBLI 15 adalah 26/1 = 2,6. c. Penentuan R1, serta penghitungan R2... Rn R1 = AR I =,53 2,6 = 1, Setelah didapat R1 selanjutnya enghitung R2 hingga R1 dengan cara: R2 = R1 + I = 1, ,6 = 3,978 4 R3 = R2 + I = 3, ,6 = 6,578 7 R4 = R3 + I = 6, ,6 = 9,178 9 R5 = R4 + I = 9, ,6 = 11, R6 = R5 + I = 11, ,6 = 14, R7 = R6 + I = 14, ,6 = 16, R8 = R7 + I = 16, ,6 = 19,578 2 R9 = R8 + I = 19, ,6 = 22, R1 = R9 + I = 22, ,6 = 24, d. Peilihan Sapel Usaha Industri Mikro Berikan lingkaran di kolo KBLI 15, yaitu Kolo (24) pada noornoor tanda cek yang sesuai dengan angka rando terpilih. Keudian lingkari pula pada noor urut segen, bangunan fisik, bangunan sensus, dan noor urut perusahaan/usaha pada VIMK15-L2 Blok III Kolo (1) s.d Kolo (3) dan Kolo (12), serta Kolo (17) yang bersesuaian dengan tanda cek yang dilingkari. Dengan cara yang saa, lakukan penghitungan interval dan elingkari noor urut tanda cek untuk KBLI yang lain. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 29

37 BAB III ORGANISASI LAPANGAN III.1 Organisasi Lapangan Dala prinsip anajeen odern, pebagian kerja utlak diperlukan. Dala pelaksanaan kegiatan VIMK15 tahunan, struktur organisasi dan pebagian kerja lapangan adalah sebagai berikut: PENGARAH KEPALA BPS-RI DEPUTI BIDANG STATISTIK PRODUKSI DEPUTI BIDANG MIS 1) PENANGGUNG JAWAB SURVEI DIREKTORAT STATISTIK INDUSTRI PENANGGUNG JAWAB METODOLOGI DIREKTORAT PMSS 2) SUB-DIREKTORAT PKS 4) SUB-DIREKTORAT PDSS 5) PENANGGUNG JAWAB PENGOLAHAN PENANGGUNG JAWAB TEKNIS SUB-DIREKTORAT STATISTIK IKR 7) DIREKTORAT SIS 3) SUB-DIREKTORAT IPD 6) Keterangan: 1) MIS : METODOLOGI DAN INFORMASI STATISTI 2) PMSS : PENGEMBANGAN METODOLOGI SENSUS DAN SURVEI 3) SIS : SISTIM INFORMASI STATISTIK 4) PKS : PENGEMBANGAN KERANGKA SAMPEL 5) PDSS : PENGEMBANGAN DESAIN SENSUS DAN SURVEI 6) IPD : INTEGRASI PENGEMBANGAN DATA 7) IKR : INDUSTRI KECIL DAN RUMAH TANGGA PENGARAH TK. DAERAH KEPALA BPS PROVINSI PENANGGUNG JAWAB TEKNIS TK. DAERAH BIDANG STATISTIK PRODUKSI PENANGGUNG JAWAB PENGOLAHAN TK. DAERAH PENANGGUNG JAWAB ADMINISTRASI TK. DAERAH SEKSI STATISTIK INDUSTRI BIDANG IPDS SEKSI IPD PENANGGUNG JAWAB SURVEI DAERAH KEPALA BPS KABUPATEN/KOTA KOORDINATOR SURVEI SEKSI STATISTIK PRODUKSI KOORDINATOR PENGOLAHAN SEKSI IPDS PENGAWAS (PMS) STAF BPS KABUPATEN/KOTA PENCACAH (PCS) KOORDINATOR STATISTIK KECAMATAN STAF BPS KAB/KOTA MITRA BPS KAB/KOTA 3 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

38 III.2 Tugas dan Tanggung Jawab Pencacah Tugas dan tanggung jawab pencacah (PCS) adalah sebagai berikut : 1. Mengaati wilayah kerjanya sebelu elakukan pencacahan dengan acuan sketsa peta blok sensus terpilih hasil scanning SE26/SP2. Hal ini diaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah. 2. Meberitahukan dan inta ijin aparat desa/lurah, RW dan RT sebelu elakukan pencacahan pada wilayah tersebut. 3. Melakukan pendaftaran setiap bangunan sensus dan ruah tangga dala blok sensus terpilih yang enjadi wilayah kerjanya dengan Daftar VIMK15-L2. 4. Melakukan pencacahan usaha terpilih dengan Daftar VIMK15-S2 yang berpedoan pada Daftar VIMK15-DS2. 5. Mengikuti perteuan dengan pengawas untuk ebahas berbagai teuan/asalah yang diteukan di lapangan, dan cara engatasinya. 6. Melakukan pencacahan ulang responden yang berasalah dengan disertai pengawas. 7. Menyerahkan dokuen hasil pencacahan secara bertahap kepada pengawas tidak harus enunggu pencacahan selesai seua. 8. Menepati jadual pelaksanaan lapangan sesuai dengan jadual yang telah ditentukan. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 31

39 BAB IV TATA CARA PENGISIAN DAFTAR Bab ini diaksudkan untuk eudahkan petugas dala eahai berbagai konsep, definisi, dan tata cara pengisian Daftar VIMK15-L2 dan VIMK15-S2. VIMK15 Tahunan enggunakan 5 (lia) jenis daftar yaitu Daftar VIMK15-DSBS Tahunan, Daftar VIMK15-L2, VIMK15-RB2, VIMK15-DS2, dan VIMK15-S2. Mengingat banyaknya daftar yang digunakan dala VIMK15 Tahunan, aka setiap petugas harus eahai jenis dan kegunaan asing-asing daftar, dan berbagai inforasi serta tata cara pengisian. 1. Target sapel pencacahan harus 1%. 2. Isian daftar VIMK15-S2 harus lengkap seua blok untuk seluruh perusahaan/usaha baik usaha usian aupun bukan usian. IV.1. Tata Tertib Pengisian Daftar Berikut tata tertib pengisian daftar : a. Seua pengisian daftar enggunakan pensil hita. b. Seua isian harus ditulis dengan jelas agar udah dibaca. Penulisan katakata harus enggunakan huruf kapital (balok) dan tidak boleh disingkat, kecuali kata-kata yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka roawi). Contoh : Rincian Penulisan yang salah Penulisan yang benar Daftar VIMK15-L2 Blok III Kolo (13) : Naa Perusahaan/Usaha atau Pengusaha/ Peilik 1. Anyaan babu 2. Beras kencur 1. ANYAMAN BAMBU ARDI 2. BERAS KENCUR DEWI RA ISO 32 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

40 c. Cara pengisian daftar dilakukan dengan beberapa cara yaitu 1. Mengisikan keterangan/jawaban pada tepat yang tersedia dan tulis kode yang sesuai pada kotak yang tersedia. Contoh : Daftar VIMK15-S2 Blok II Rincian 27. Tahun ulai berproduksi secara koersial : Melingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, keudian pindahkan kode jawabannya ke dala kotak yang tersedia. Contoh : Rincian Penulisan yang salah Penulisan yang benar Daftar VIMK15-S2 Blok II Rincian 29 : Laki-laki - 1 Laki-laki Jenis kelain Perepuan - 2 Perepuan Meindahkan isian ke kotak engikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified). Contoh : Rincian Penulisan yang salah Penulisan yang benar Daftar VIMK15-S2 Blok VIII Rincian 84 : Suber Modal: Milik sendiri : 7,3% 7 7 Pihak lain : 29,7% Jika kode yang dilingkari lebih dari satu, julahkan kode yang dilingkari dan tuliskan ke dala kotak yang tersedia. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 33

41 Contoh : Rincian Daftar VIMK15-S2 Blok XI Rincian 95: Badan/lebaga yang pernah pernah enjalin keitraan selaa setahun yang lalu: Penulisan yang salah Penulisan yang benar 2 6 BUMN/BUMD Perusahaan swasta Perbankan Yayasan/LSM Lainnya (tuliskan...) Bila keterangan/jawaban responden tidak terdapat pada pilihan jawaban yang tersedia, tuliskan jawaban di lainnya. Contoh : Rincian Daftar VIMK15-S2 Blok XI Rincian 115 : Jenis bibingan/ pelatihan/ penyuluhan yang pernah setahun yang lalu diikuti: Penulisan yang salah Penulisan yang benar Lainnya ( ) -8 Lainnya -8 (PENGELOLAAN LIMBAH) Manajerial Keterapilan/ Teknik Produksi Peasaran Lainnya (...) Tidak pernah Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

42 IV.2. Referensi Waktu Survei a. Pendaftaran Ruahtangga VIMK15-L2 1. Periode : Juni Khusus usian bila seentara tidak berproduksi pada saat listing (Juni 215), aka pengisian data undur ke bulan terdekat sebelunya selaa satu tahun (Juli 214 Juni 215) b. Pencacahan Sapel VIMK15-S2 Periode: Juli Juni 215 IV.3. Konsep dan Definisi Industri Manufaktur: kegiatan produksi yang engubah barang dasar (bahan entah) enjadi barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya enjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Terasuk ke dala kategori ini adalah kegiatan jasa industri pengolahan (akloon). Perusahaan/Usaha Industri Manufaktur: unit kegiatan ekonoi yang elakukan/engusahakan industri anufaktur; terletak pada suatu bangunan/lokasi tertentu serta ada seorang atau lebih yang bertanggung Jawab atas usaha tersebut. Contoh : a. Usaha pebuatan rokok dari daun tebakau. b. Usaha pebuatan anyaan atap dari rubia. c. Usaha pebuatan kopra. Perusahaan/Usaha Jasa Industri Manufaktur (akloon): unit kegiatan dari suatu industri yang elayani keperluan pihak lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak yang dilayani dan pihak perusahaan/usaha elaksanakan proses pengolahannya dengan eperoleh pebayaran sebagai balas jasanya (nilai upah akloon). Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 35

43 Contoh : a. Usaha konveksi Jan dikerjakan oleh Dias dan Nona. Jan enyediakan bahan baku untuk Nona dan dikerjakan di ruah, sedangkan Dias engerjakan di bangunan/lokasi Jan. Maka Dias adalah pekerja dari usaha konveksi Jan seentara Nona adalah pengusaha jasa konveksi b. Usaha jasa pasang anik-anik Ibu Erna eneria orderan dari Konveksi BERJAYA berupa jasa peasangan anik-anik pada kerudung dan pakaian pengantin yang dikerjakan di ruah. Maka Ibu Erna terasuk pengusaha jasa peasangan anik-anik. BPS engklasifikasikan perusahaan/usaha industri anufaktur di Indonesia ke dala 4 (epat) skala usaha berdasarkan pekerja yang diiliki oleh suatu perusahaan/usaha. Skala usaha tersebut adalah sebagai berikut : i. Industri Mikro : perusahaan/usaha industri anufaktur yang epunyai pekerja 1-4 orang. ii. Industri Kecil : perusahaan/usaha industri anufaktur yang epunyai pekerja 5-19 orang. iii. Industri Sedang : perusahaan/usaha industri anufaktur yang epunyai pekerja 2-99 orang. iv. Industri Besar : perusahaan/usaha industri anufaktur yang epunyai pekerja lebih dari 1 orang. Perusahaan/Usaha Industri Manufaktur Musian : unit kegiatan ekonoi yang elakukan/engusahakan industri anufaktur yang karakteristik bahan baku dan proses produksinya dipengaruhi oleh ikli. 36 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

44 Contoh industri ikro kecil usian IMK usian KBLI Keterangan - Industri pengeringan/ Proses produksi dipengaruhi ikli perajangan tebakau - Industri gula pasir dan 1721/ - Bahan baku dipengaruhi ikli gula erah dari tebu Industri genteng Proses produksi dipengaruhi ikli - Industri batubata Proses produksi dipengaruhi ikli Contoh industri ikro kecil bukan usian IMK bukan usian Keterangan - Industri teropet - Industri kue (terasuk kue lebaran) - Industri anyaan (tikar/atap rubia) - Industri enjahit/bordir/konveksi - Industri kopra Pengadaan bahan baku dan proses produksinya tidak dipengaruhi ikli - Industri layangan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) : erupakan klasifikasi baku statistik engenai kegiatan ekonoi yang terdapat di Indonesia. KBLI hanya engelopokkan unit produksi enurut kegiatan ekonoi, tidak ebedakan unit produksi enurut kepeilikan, jenis badan huku, foral atau inforal. KBLI yang digunakan pada VIMK15 Tahunan adalah KBLI 29. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 37

45 IV.4. Pengisian Daftar IV.4.1 Daftar VIMK15-L2 Pendaftaran perusahaan/usaha industri ikro dan kecil (listing) erupakan kegiatan pendahuluan dari VIMK15 Tahunan. Daftar VIMK15-L2 adalah daftar isian yang digunakan untuk endaftar seluruh bangunan dan ruah tangga yang berada pada blok sensus terpilih beserta keterangan lainnya. Pendaftaran perusahaan/usaha dilakukan pada bangunan tepat usaha (bangunan tepat tinggal, bangunan bukan tepat tinggal dan capuran) oleh anggota ruah tangga (terasuk kepala ruah tangga) atau orang lain yang berusaha di bangunan tersebut. Kegiatan ini dilakukan pada blok sensus pada bulan Juni 215. Pendaftaran perusahaan/usaha industri di setiap blok sensus dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan bangunan dan pendekatan ruah tangga. 1. Pendekatan bangunan yakni: a. Bangunan usaha IMK di blok sensus terpilih b. Bangunan capuran c. Industri yang lokasi usahanya bukan di suatu bangunan sensus naun lokasi usahanya tetap (isal : gerobak) aka tepat usaha tersebut dianggap sebagai satu bangunan fisik dan sensus tersendiri. Contoh : Pebuatan kunci duplikat di gerobak tetap. 2. Pendekatan ruah tangga yakni: Usaha IMK yang dilakukan anggota ruah tangga di bukan bangunan sensus dengan eperhatikan: a. Lokasi usaha tidak tetap/keliling Contoh : Jasa las keliling Jasa penggilingan padi keliling (huller) b. Lokasi tetap Contoh : Penggergajian kayu di hutan Peecahan batu di pinggir sungai 38 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

46 Daftar VIMK15-L2 terdiri dari 6 (ena) blok, yaitu: Blok I : Keterangan Tepat Blok II : Ringkasan Blok III : Pendaftaran Usaha/Ruah Tangga Blok IV : Keterangan Penarikan Sapel Utaa Blok V : Catatan Blok VI : Keterangan Petugas BLOK I. KETERANGAN TEMPAT Tuliskan naa dan kode untuk Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecaatan, Desa/Kelurahan, noor blok sensus dan noor kode sapel. Pengisian keterangan dan kode untuk rincian pada blok ini (Rincian 11 s.d 16) disalin dari daftar sapel blok sensus (VIMK15-DSBS Tahunan). BLOK II. RINGKASAN Blok ini diisi oleh pengawas setelah selesai pendaftaran perusahaan/usaha industri dala blok sensus terpilih yang disalin dari halaan terakhir Blok III. Blok II terdiri dari 4 rincian yaitu : Rincian 21 : Julah Ruah Tangga Rincian ini disalin dari Blok III Kolo (6) noor urut terakhir pada halaan terakhir. Rincian 22 : Populasi Industri Mikro disalin dari Blok III Rincian c halaan terakhir Kolo (19) s.d Kolo (42). Rincian 23 : Sapel Industri Mikro disalin dari Blok IV Kolo (1) sd. (24) rincian R. hi Rincian 24 : Populasi Industri Kecil disalin dari Blok III Rincian c halaan terakhir Kolo (18). Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 39

47 BLOK III. PENDAFTARAN USAHA/RUMAH TANGGA Dala pengisian Blok III ini selesaikan baris dei baris ulai dari kolo (1) sapai dengan kolo (42) Kolo (1) : Noor Urut Segen Tuliskan noor urut segen, yang disalin dari sketsa peta blok sensus hasil scanning dala satu blok sensus. Blok Sensus (BS): bagian dari suatu wilayah desa/kelurahan yang erupakan daerah kerja dari seorang pencacah. Segen: wilayah bagian dari BS yang epunyai batas jelas (ala/buatan), seperti: sungai/kali atau jalan/gang/lorong Kolo (2) : Noor Urut Bangunan Fisik Tuliskan noor urut bangunan fisik, diulai dari noor urut 1 (satu) sapai dengan noor urut terakhir dala satu blok sensus. Bangunan Fisik : tepat perlindungan baik peranen aupun tidak peranen pada tepat tetap yang epunyai atap, lantai, dan dinding. Penjelasan : a. Bangunan fisik dapat digunakan sebagai tepat tinggal atau bukan tepat tinggal. b. Apabila bangunan fisik digunakan bukan untuk tepat tinggal dan bukan untuk tepat kegiatan ekonoi/usaha, luasnya paling sedikit 1 2. c. Tepat kegiatan usaha yang epunyai roda, (seperti gerobak rokok) naun tidak dipindah-pindahkan, dala survei ini dikategorikan sebagai bangunan fisik/sensus. 4 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

48 Bangunan fisik/sensus yang digunakan untuk usaha industri boleh tidak epunyai dinding atau atap. Kolo (3) : Noor Urut Bangunan Sensus Tuliskan noor urut bangunan sensus, diulai dari noor urut 1 (satu) pada bangunan fisik pertaa dan berlanjut hingga noor urut bangunan sensus terakhir pada bangunan fisik terakhir di dala satu blok sensus. Bangunan Sensus: sebagian atau seluruh bangunan fisik yang epunyai pintu keluar/asuk tersendiri dala satu kesatuan fungsi/penggunaan. Terasuk seluruh/sebagian bangunan fisik yang tidak epunyai dinding, tetapi untuk usaha. Kolo (4) : Penggunaan Bangunan Tuliskan kode penggunaan bangunan: Kode 1 Tepat tinggal. Contoh: ruah tinggal. Kode 2 Bukan tepat tinggal. Contoh : toko, gudang, pabrik, asjid, dll. Kode 3 Capuran. Capuran adalah bangunan tepat tinggal yang sekaligus digunakan untuk usaha. Contoh: pebuatan tikar di teras tepat tinggalnya. Kolo (5) : Jika kode Kolo (4) berkode 2 (bukan tepat tinggal), apakah untuk usaha IMK dan aktif berproduksi. Isikan kode 1 apabila Ya dan kode apabila Tidak. Jika Ya langsung Kolo (12), jika Tidak, tuliskan penggunaan bangunan pada Kolo (7), contoh: asjid, toko, sekolah, dan untuk Kolo (6) tidak perlu dituliskan noor urutnya. Aktif berproduksi adalah apabila berproduksi pada saat pencacahan pendaftaran perusahaan/usaha. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 41

49 Khusus usaha usian, usaha tersebut tetap dicatat pada Daftar VIMK15-L2 walaupun pada saat Listing sedang tidak aktif dengan syarat periode produksinya adalah Juli Juni 215. Kolo (6) sapai dengan (11) ditanyakan jika Kolo (4) berkode 1 atau 3 Kolo (6) : Tuliskan noor urut 1 sapai dengan noor urut terakhir dala satu blok sensus dari kepala ruah tangga yang tercantu pada Kolo (7). Kolo (7) : Tuliskan naa kepala ruah tangga Kepala Ruah Tangga (KRT): salah seorang dari anggota ruah tangga yang bertanggung Jawab atas peenuhan kebutuhan sehari-hari di ruah tangga tersebut atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai KRT di dala ruah tangga tersebut. Jika dala satu bangunan ditepati oleh dua ruah tangga atau lebih, aka tuliskan noor pada Kolo (6) dan naa KRT asing-asing dala Kolo (7) pada baris terpisah. Keudian selesaikan pengisian kolo berikutnya untuk asing-asing KRT dan Anggota ruah tangga Kolo (8) :Tuliskan kode 1 apabila pada saat pencacahan listing ( khusus usaha usian yang aktif berproduksi selaa periode Juli 214 s.d. Juni 215), ada anggota ruah tangga yang berusaha di sektor IMK dan kode bila tidak ada anggota ruah tangga yang berusaha di sektor IMK. Anggota Ruah Tangga (ART): seua orang yang biasanya bertepat tinggal di suatu ruah tangga, baik yang berada 42 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

50 pada waktu pencacahan aupun seentara tidak ada. ART yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan ART yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan eninggalkan ruah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai ART. Tau yang tinggal di ruah tangga 6 bulan atau lebih, dan tau yang telah tinggal di ruah tangga kurang dari 6 bulan tetapi akan bertepat tinggal di ruah tangga tersebut dianggap sebagai ART. Seseorang dianggap berusaha atau epunyai usaha sendiri (pengusaha) apabila kegiatan usahanya enghasilkan barang aupun jasa industri dan enanggung resiko usaha. Kolo (9) dan (1) ditanyakan bila Kolo (8) berkode 1 Kolo (9) : Tuliskan naa ART terasuk KRT yang berusaha di sektor industri IMK tersebut. Seorang ART dapat epunyai lebih dari satu usaha industri selaa adinistrasinya bisa dipisahkan. Jika seorang ART epunyai lebih dari satu usaha, aka untuk setiap usahanya dituliskan pada baris yang berbeda. Apabila adinistrasinya tidak dapat dipisahkan aka dicatat satu usaha saja dengan enuliskan usaha dengan nilai produksi terbesar. Contoh : Pak Djefriansyah eiliki dua usaha yaitu pebuatan gula aren (KBLI 1722) dengan nilai produksi sebesar Rp 5../sebulan dan pebuatan vas bunga dari kayu (KBLI 16293) dengan nilai produksi sebesar Rp 4.75./sebulan. Jika pencatatan adinistrasinya dapat dipisahkan, aka setiap usaha ditulis pada baris yang berbeda. Jika adinistrasinya Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 43

51 tidak dapat dipisahkan aka yang dituliskan adalah usaha gula aren. Kolo (1) : Tuliskan kode 1 bila ART pada Kolo (9) berusaha di bangunan sensus ini, kode 2 bila berusaha bukan di bangunan sensus/keliling dan kode 3 bila berusaha di bangunan sensus lain. Penjelasan: a. Di bangunan sensus ini (kode 1) apabila perusahaan/usaha elakukan kegiatan usaha di bangunan sensus tersebut. b. Bukan di bangunan sensus/keliling (kode 2) apabila usaha tersebut dilakukan di bukan di bangunan sensus dengan lokasi usaha tetap aupun tidak tetap (keliling). c. Di bangunan sensus lain (kode 3) apabila perusahaan/usaha elakukan kegiatan usaha di bangunan sensus lain (bukan bangunan sensus yang didaftar/ listing). Kolo (11) : Tuliskan kode 1 apabila selaa Juni 215 ada pihak lain yang berusaha di sektor IMK di bangunan ini dan kode pada Juni 215 tidak ada pihak lain yang berusaha di sektor IMK di bangunan ini. Penjelasan : Pihak lain yaitu seseorang (bukan ART) yang berusaha di sektor industri dengan enggunakan sebagian dari suatu bangunan sensus pada ruah tangga tersebut. Contoh : Ibu Pande (bukan ART Pak Marta) epunyai usaha anisan kedondong yang enggunakan sebagian tepat untuk usahanya pada bangunan ruah tangga Pak Marta. 44 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

52 Kolo (12) sapai dengan (16) ditanyakan bila Kolo (5) kode 1; Kolo (1) kode 1 atau 2; Kolo (11) kode 1 Kolo (12) : Tuliskan noor urut 1 sapai dengan noor urut terakhir, naa perusahaan/usaha atau pengusaha/peilik yang tercantu pada kolo (13) dala satu blok sensus. Jika usaha tersebut tidak epunyai naa, supaya ditulis naa peiliknya. Kolo (13) : Tuliskan naa perusahaan/usaha atau pengusaha/peilik. Contoh: a. Perusahaan/usaha yang epunyai naa: 1. KOPERASI MAJU BERSAMA 2. CV. SEJAHTERA b. Perusahaan/usaha yang tidak epunyai naa: 1. MEBEL TITO (usaha ebel ilik Pak Tito) 2. PERAJANGAN TEMBAKAU SUMITRO (usaha perajangan tebakau ilik Pak Suitro) Kolo (14) : Tuliskan alaat lengkap perusahaan/usaha industri tersebut (naa jalan, noor, RT/RW). Contoh: 1. JL. KEMANDORAN X RT 4/18 NO. 24A 2. Gg. EMPRIT IX RT 1/11 NO JL. HAJI MABUR RT 2/7 NO. 13 Kolo (15) : Tuliskan kegiatan utaa dari perusahaan/usaha Kolo (13), apabila dala industri tersebut terdiri dari beberapa kegiatan yang berbeda (2-digit KBLI yang saa) dan adinistrasi tidak dapat dipisahkan, aka penentuan kegiatan utaanya berdasarkan hasil produksinya : Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 45

53 1. Produk yang epunyai nilai produk/jasa industri terbesar; 2. Jika nilai produk/jasa industri saa besar, aka produk yang enghasilkan barang/jasa dengan volue terbesar; 3. Jika nilai produk/jasa industri dan volue barang/jasa saa, aka produk yang enghasilkan barang/jasa dengan waktu terlaa; 4. Jika nilai produk/jasa industri, volue, dan waktu yang diperlukan saa, aka ditentukan enurut pengakuan responden. Contoh penentuan kegiatan utaa: 1. Usaha industri yang enghasilkan batu bata (KBLI 23921) dengan nilai produk Rp. 75.,-/bulan dan genteng (KBLI 23922) dengan nilai produk Rp. 6.,-/bulan. Jika adinistrasi tidak dapat dipisahkan aka produk utaanya adalah batu bata (KBLI 23921). 2. Usaha industri yang enghasilkan 25 buah eja dari kayu (KBLI 311) dan 5 buah kursi dari rotan (KBLI 312) dengan nilai produk yang saa. Maka produk utaanya adalah kursi dari rotan (KBLI 312). Kegiatan utaa harus ditulis sejelas-jelasnya dengan enyebutkan hasil produksi dan bahan baku agar dapat diketahui secara tepat kode 5-digit KBLI. 46 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

54 Contoh: No. Penulisan yang salah Penulisan yang benar 1. Konveksi MEMBUAT SARUNG BANTAL DARI KAIN 2. Mebel MEMBUAT MEJA DARI KAYU 3. Alat Dapur MEMBUAT COBEK DARI KAYU 4. Industri Minuan MEMBUAT JAMU DARI KENCUR Kolo (16) : Tuliskan kode (2-digit KBLI) dari perusahaan/usaha industri, sesuai dengan kegiatan utaa pada Kolo (15). Petunjuk untuk kode ini tercantu pada Buku 4 VIMK15 Tahunan (Kasus Batas Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Industri Manufaktur). Kolo (17), (18) : Isikan tanda cek ( ) sesuai julah tenaga kerja terasuk peilik pada Juni 215 atau bulan terakhir berproduksi Kolo (17) : Isikan tanda cek ( ) pada kolo ini bila banyaknya pekerja perusahaan/usaha tersebut 1 4 orang. Kolo (18) : Isikan tanda cek ( ) pada kolo ini bila banyaknya pekerja perusahaan/usaha tersebut 5-19 orang atau lebih. Kolo (19) s/d (42) : Isikan tanda cek ( ) sesuai kode 2-digit KBLI yang tercantu pada Kolo (16) jika Kolo (17) ada tanda cek ( ). Pengisian Kuulatif Tiap Halaan Setelah pendaftaran ruah tangga dala blok sensus terpilih selesai, julahkan isian yang berkode 1 untuk asing-asing Kolo (8), dan Kolo (11), serta julahkan isian yang bertanda cek ( ) untuk Kolo (17) s.d Kolo (42) dan tuliskan hasilnya pada Rincian a Julah halaan ini. Untuk halaan pertaa pada Rincian b Julah kuulatif halaan sebelunya isikan tanda strip (-), dan pada Rincian c Julah kuulatif halaan ini diisikan saa dengan Rincian a. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 47

55 Pada halaan kedua kerjakan seperti halaan pertaa untuk cara pengisian Rincian a Julah halaan ini. Keudian salin isian Rincian c Julah kuulatif halaan ini dari halaan sebelunya ke Rincian b Julah kuulatif halaan sebelunya. Setelah itu julahkan isian Rincian a Julah halaan ini dan Rincian b Julah kuulatif halaan sebelunya setiap Kolo (8), Kolo (11), Kolo (17) s.d Kolo (42) dan isikan hasilnya pada Rincian c Julah kuulatif halaan ini. Lakukan hal tersebut pada setiap halaan, sapai selesai enjulahkan di halaan terakhir. BLOK IV. KETERANGAN PENARIKAN SAMPEL UTAMA Blok ini digunakan untuk pengabilan sapel usaha ikro enurut kode 2-digit KBLI yang dilakukan oleh PENGAWAS. BLOK V. CATATAN Tuliskan dengan singkat dan jelas berkaitan dengan isian yang ungkin eragukan pada waktu pelaksanaan pendaftaran perusahaan/usaha. BLOK VI. KETERANGAN PETUGAS Blok ini diaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang elakukan pencacahan aupun pengawasan. Tuliskan naa, tanggal kegiatan, serta tanda tangan, petugas pencacah, dan pengawas. IV.4.2 Daftar VIMK15-DS2 Daftar sapel Survei Industri Mikro dan Kecil 215 (VIMK15-DS2) adalah daftar yang euat sejulah sapel industri ikro dan kecil dala 1 (satu) blok sensus. VIMK15-DS2 euat sapel VIMK15 Tahunan. Daftar VIMK15-DS2 selain berisi inforasi kode dan naa wilayah adinistrasi, noor blok sensus (NBS), noor kode sapel (NKS), noor urut sapel (NUS), 48 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

56 noor urut segen, noor urut bangunan fisik dan noor urut bangunan sensus, juga dilengkapi dengan noor urut perusahaan (NUP), naa perusahaan/usaha atau pengusaha/peilik, alaat lengkap, kode 2-digit KBLI serta kode klasifikasi usaha industri ikro (IM) atau industri kecil (IK). Daftar VIMK15-DS2 digunakan oleh pencacah sebagai pedoan untuk encacah industri ikro dan kecil dengan Daftar VIMK15-S2 Daftar VIMK15-DS2 terdiri dari 5 (lia) blok, yaitu: Blok I : Keterangan Tepat Blok II : Rekapitulasi Pencacahan Blok III : Keterangan Petugas Blok IV : Catatan Blok V : Keterangan Industri Mikro dan Kecil Terpilih Diisi Oleh Uraian Pencacah Pengawas Blok I - Blok II - Blok III Blok IV Blok V - Kolo (1) s.d (9) BLOK I : KETERANGAN TEMPAT Blok ini berisi keterangan lokasi dari blok sensus terpilih, yaitu naa dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecaatan, desa/kelurahan, noor blok sensus (NBS), dan noor kode sapel (NKS) yang terdiri dari 7 digit. Isian blok ini disalin dari VIMK15- L2 Blok I. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 49

57 BLOK II : TARGET SAMPEL USAHA/PERUSAHAAN Rincian 21 : Julah target sapel usaha/perusahaan adalah julah target industri ikro dan kecil sapel utaa/ pengganti. Julah target pencacahan harus 1%. BLOK III : KETERANGAN PETUGAS Blok III berisi keterangan naa, tanggal pencacahan/peeriksaan dan tanda tangan dari petugas pencacah serta pengawas. Rincian : Tuliskan naa petugas, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan pencacah serta pengawas. BLOK IV : CATATAN Isikan keterangan dan penjelasan yang berkaitan dengan Daftar VIMK15-DS2. BLOK V : KETERANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TERPILIH Terdiri dari 9 (sebilan) kolo yang berisi keterangan noor urut sapel (NUS), noor urut segen, noor urut bangunan fisik, noor urut bangunan sensus, noor urut perusahaan (NUP), naa perusahaan/usaha atau pengusaha/peilik usaha, alaat lengkap (jalan, noor, RT/RW), kode 2-digit KBLI, serta klasifikasi industri ikro (IM) atau industri kecil (IK). Kolo (1) s.d Kolo (9) telah diisi oleh pengawas/peeriksa yang bersuber dari Daftar VIMK15-L2. Kolo (1) : Noor urut sapel Noor urut diulai dari 1 sapai dengan terakhir industri ikro dan kecil sapel utaa. Kolo (2) : Noor urut segen Salin noor urut segen dari Daftar VIMK15-L2 Blok III Kolo (1) yang dilingkari. 5 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

58 Kolo (3) : Noor urut bangunan fisik Salin noor urut bangunan fisik dari Daftar VIMK15-L2 Blok III Kolo (2) yang dilingkari. Kolo (4) : Noor urut bangunan sensus Salin noor urut bangunan sensus dari Daftar VIMK15-L2 Blok III Kolo (3) yang dilingkari. Kolo (5) : Noor urut perusahaan (NUP) Salin noor urut perusahaan dari Daftar VIMK15-L2 Blok III Kolo (12) yang dilingkari. Kolo (6) : Naa perusahaan/usaha atau pengusaha/peilik Salin naa perusahaan/usaha atau pengusaha/peilik dari Daftar VIMK15-L2 Blok III Kolo (13) yang Kolo (1), Kolo (2), dan Kolo (3) dilingkari. Kolo (7) : Alaat lengkap Salin alaat lengkap perusahaan/usaha dari Daftar VIMK15- L2 Blok III Kolo (14) yang Kolo (1), Kolo (2), dan Kolo (3) dilingkari. Kolo (8) : Kode 2-digit KBLI Salin kode 2-digit KBLI dari Daftar VIMK15-L2 Blok III Kolo (16) yang Kolo (1), Kolo (2), dan Kolo (3) dilingkari. Kolo (9) : Kode Klasifikasi Industri: IM/IK (kode) Isikan kode 1 jika Daftar VIMK15-L2 Blok III Kolo (17) bertanda cek yang dilingkari, isikan kode 2 jika Daftar VIMK15- L2 Blok III Kolo (18) bertanda cek yang dilingkari. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 51

59 IV.4.3 Daftar VIMK15-S2 Daftar isian pencacahan perusahaan/usaha VIMK15-S2 euat keterangan perusahaan/usaha IMK terpilih. Daftar VIMK15-S2 ini dipergunakan untuk encacah sebanyak 6. perusahaan/usaha yang terpilih sapel. Daftar VIMK15-S2 terdiri dari 13 (tiga belas) blok, yaitu : Blok I : Keterangan Tepat (disalin dari VIMK15-DS2) Blok II : Keterangan Perusahaan/Usaha Blok III : Keterangan Pekerja dan Balas Jasa Blok IV : Biaya/Pengeluaran Perusahaan/Usaha selaa Bulan Juni 215 atau Bulan Terakhir Berproduksi Blok V : Produksi dan Pendapatan Perusahaan/Usaha selaa Bulan Juni 215 atau Bulan Terakhir Berproduksi Blok VI : Ringkasan (Diisi oleh Pengawas) Blok VII : Nilai Harta dan Modal Perusahaan/Usaha (per 3 Juni 215) Blok VIII : Alat/Mesin dan Sarana Pengolahan Utaa Blok IX : Kesulitan dan Keitraan Blok X : Pelayanan dan Bibingan Usaha Blok XI : Distribusi dan Alokasi Peasaran 214/215 Blok XII : Catatan Blok XIII : Pengesahan Responden dan Petugas Sebelu engisi Blok I terlebih dahulu engisi : Kiri Atas : Klasifikasi Industri Disalin dari Daftar VIMK15-DS2 blok V kolo (9). Kode 2-digit KBLI Disalin dari Daftar VIMK15-DS2 blok V kolo (8). 52 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

60 BLOK I : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK15-DS2) Blok ini digunakan untuk encatat keberadaan perusahaan/usaha industri pengolahan ikro dan kecil, diisi sebelu elakukan wawancara terhadap responden. Rincian : Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar VIMK15- DS2 rincian yang saa. Rincian 17 : Noor urut sapel (NUS) Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar VIMK15-DS2 Blok V Kolo (1). Rincian 18 : Noor urut perusahaan (NUP) Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar VIMK15- DS2 Blok V Kolo (5) BLOK II : KETERANGAN PERUSAHAAN/USAHA Blok ini digunakan untuk encatat identitas perusahaan/usaha, bentuk badan huku/badan usaha/perijinan, serta tahun ulai berproduksi secara koersial dan keterangan secara uu engenai naa pengusaha, jenis kelain, uur, dan pendidikan. Rincian : Naa dan Alaat Perusahaan/Usaha Disalin dari daftar VIMK1-DS2 Blok V Kolo (6) dan Kolo (7) atau sapel pengganti, keudian tabahkan keterangan lain yang diperlukan (kode pos, noor telepon/faksiili, e- ail/ hoepage). Rincian 25 : Kegiatan utaa Perusahaan/Usaha Tuliskan sejelas-jelasnya kegiatan utaa perusahaan/usaha ini. Kegiatan ini engacu Kode Baku Lapangan Usaha Indonesia. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 53

61 Contoh : 1. MEMBUAT TAPE DARI SINGKONG 2. MEMBUAT KUSEN PINTU DARI ALUMUNIUM Rincian 26 : Bentuk badan usaha/badan huku/perijinan Badan usaha : Kesatuan yuridis (huku), teknis, dan ekonoi yang bertujuan encari laba atau keuntungan. Badan usaha yang disebut Badan Huku : Usaha yang odalnya dipisahkan, seperti: Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, dan Yayasan. Badan usaha yang disebut Bukan Badan Huku: Usaha yang odalnya tidak dipisah, seperti: CV, Fa (Fira), dan Perorangan. Status badan usaha/badan huku/perijinan: PT kode 1 CV kode 2 Koperasi kode 3 Ijin Peda kode 4 Perorangan kode 5 Lainnya (tuliskan...) kode 6 Untuk engetahui bentuk badan usaha/badan huku/ perusahaan/usaha yang dicacah, petugas harus enanyakan seteliti ungkin karena tidak seua responden eberikan keterangan bentuk badan huku perusahaan/usahanya dengan jelas. Status badan usaha/badan huku/perijinan : 1. Perseroan Terbatas (PT): Perusahaan yang berstatus badan huku, didirikan dengan odal yang terbagi 54 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

62 dala saha-saha dan peegang saha bertanggung Jawab terbatas pada nilai noinal saha yang diiliki. Dala enjalankan kegiatannya peegang saha ikut serta berperan tergantung besar kecilnya julah saha yang diiliki, atau berdasarkan perjanjian antar peegang saha. 2. Perseroan Koanditer/Coanditair Venootschap (CV): Perusahaan yang eiliki 2 (dua) peodal atau lebih yang terdiri dari sekutu aktif dan sekutu pasif. Sekutu aktif adalah sekutu yang bertanggung Jawab eberikan odal (uang) dan tenaganya untuk kelangsungan perusahaan. Sedangkan sekutu pasif hanya enyetorkan odalnya saja. 3. Koperasi: Organisasi ekonoi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan huku koperasi yang erupakan tata susunan ekonoi sebagai usaha bersaa atas azas kekeluargaan. 4. Ijin Peda: Ijin yang dikeluarkan oleh departeen/instansi yang ebina, baik dinas tingkat provinsi aupun dinas tingkat kota/kabupaten kepada perusahaan/usaha untuk elakukan kegiatan usaha. 5. Perseorangan: Suatu kegiatan usaha yang ditangani secara perorangan ataupun lebih tanpa bentuk badan huku/usaha. 6. Lainnya: Fira : Perusahaan yang eiliki 2 (dua) peodal atau lebih yang terdiri yang asing-asing erupakan sekutu aktif. Para sekutu harus enyerahkan kekayaannya sesuai yang tertera di akta pendirian. Yayasan: Suatu badan huku dengan kekayaan yang Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 55

63 dipisahkan. Tujuan pendiriannya dititikberatkan pada usaha-usaha sosial dan bukan untuk encari keuntungan Rincian 27. : Tahun ulai berproduksi secara koersial. Tahun ulai berproduksi secara koersial adalah tahun pertaa kali perusahaan enghasilkan/eproduksi barang/jasa secara koersial (tidak terasuk produksi percobaan). Bila terjadi perubahan KBLI, aka tahun beroperasi adalah tahun KBLI tersebut berubah. Suatu usaha yang ebuka cabang di suatu daerah, aka tahun ulai beroperasi adalah tahun dibukanya cabang di tepat tersebut. Contoh : Usaha tepung beras BERDIKARI di Rejang Lebong enghasilkan tepung tapioka dan sudah beroperasi sejak tahun Pada tahun 2 tepat usaha engalai renovasi sehingga enjadi tepat usaha yang representatif. Renovasi ini ebutuhkan waktu satu tahun sehingga tahun 21 baru beroperasi lagi. Tahun ulai beroperasi secara koersial perusahaan tersebut adalah tahun Rincian 28. : Naa pengusaha Tuliskan naa peilik atau yang bertanggung Jawab atau direktur/anajer di perusahaan/usaha. Rincian 29. : Jenis Kelain Lingkari salah satu kode jenis kelain, keudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia. Rincian 21. : Uur Uur dituliskan dala tahun dengan pebulatan ke bawah, 56 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

64 berdasarkan ulang tahun yang terakhir. Perhitungan uur didasarkan pada kalender asehi. Untuk yang beruur 99 tahun ke atas aka isikan 98 dan untuk yang tidak tahu diisikan 99. Rincian 211. : Pendidikan tertinggi yang ditaatkan Lingkari salah satu kode pendidikan tertinggi yang telah ditaatkan, keudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia. Pendidikan Tertinggi yang Ditaatkan Jenjang pendidikan tertinggi adalah pendidikan terakhir yang diselesaikan (ditaatkan). Seseorang yang bersekolah pada jenjang tertentu dan tidak engikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi lulus ujian akhir, orang itu dianggap taat pada jenjang tersebut. Seseorang yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu dan tidak taat, aka jenjang pendidikan tertinggi yang ditaatkan adalah jenjang pendidikan sebelunya. Contoh: Pengusaha pernah kuliah D3 Politeknik Telekounikasi tetapi hanya 1 tahun dan tidak dapat enyelesaikan pendidikannya, aka pendidikan tertinggi pengusaha tersebut adalah SMA & Sederajat. Jenjang pendidikan: Tidak taat SD: Mereka yang tidak sekolah/belu pernah sekolah atau ereka yang pernah sekolah/tidak taat di sekolah dasar 5/6/7 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Paong (Pendidikan anak oleh Masyarakat Orang Tua dan Guru), Sekolah Dasar Kecil, Paket A1 - A1. Mereka yang taat Sekolah Dasar 3 (tiga) tahun atau sederajat dianggap belu taat. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 57

65 SD & sederajat: Mereka yang taat sekolah dasar 5/6/7 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Paong (Pendidikan anak oleh Masyarakat Orang Tua dan Guru), Sekolah Dasar Kecil, Paket A1 - A1. SLTP & sederajat: Mereka yang taat SMP, MULO, HBS 3 tahun, SLB Menengah Tingkat Pertaa, Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Kepandaian Putri, SMEP, ST, Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertaa, Sekolah Ketrapilan Kejuruan 4 tahun, Sekolah Usaha Tani, Sekolah Pertanian Menengah Pertaa, Sekolah Guru Bantu, Pendidikan Guru Agaa 4 tahun, Kursus Pegawai Adinistrasi, Kursus Karyawan Perusahaan, dan Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agaa. SLTA & sederajat: Mereka yang taat dari Sekolah Menengah Atas, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial, Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia, Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pebangunan, Sekolah Menengah Ekonoi Atas, Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertabangan, dan Sekolah Menengah Teknologi Grafika. DI/DII: Mereka yang taat Sekolah Guru Olah Raga, Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertaa, Pendidikan Guru Agaa 6 tahun, Sekolah Guru Taan Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru, Sekolah Analisis Menengah Kiia Atas, Sekolah Asisten Apoteker, Sekolah Bidan, Sekolah Pengatur Rontgen, dan Kursus Pegawai Adinistrasi Atas, Diploa I atau Diploa II pada suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk progra diploa. Progra Akta I dan Akta II terasuk dala jenjang pendidikan progra Diploa I atau Diploa II. Sarjana Muda/DIII: Mereka yang taat Akadei/Diploa III/Akta III atau yang telah endapatkan gelar sarjana uda pada suatu fakultas. Jenjang sekolah ini pada uunya dilakukan oleh suatu Akadei/Universitas/ Institut/Sekolah Tinggi. Sarjana/ S1/D IV: Mereka yang taat progra pendidikan Sarjana (Strata-1) atau yang telah endapatkan gelar sarjana (enyelesaikan sejulah SKS tertentu) pada 58 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

66 suatu fakultas. Jenjang sekolah ini pada uunya dilakukan oleh suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. S2/S3: Mereka yang taat progra pendidikan progra pasca sarjana, Magister (Strata-2), atau Doktor (Strata-3) yang telah endapatkan gelar aster/doktor pada suatu progra studi di sebuah fakultas. Jenjang sekolah ini pada uunya dilakukan oleh Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. Bagi ereka yang telah enepuh pendidikan sapai seester 8/9 dan belu taat di fakultas yang tidak engeluarkan gelar sarjana uda, dinyatakan sebagai taatan SLTA & Sederajat. BLOK III : KETERANGAN PEKERJA DAN BALAS JASA Blok ini digunakan untuk encatat keterangan pekerja dan balas jasa pekerja seluruh usaha (terasuk usaha usian). Untuk usaha usian harus ada isian pada rincian 1 dan 2 sesuai dengan keadaan bulan terakhir berproduksi saat listing VIMK15-L2, sedang rincian 3 boleh kosong. Rincian 31. : Banyaknya pekerja (terasuk pengusaha), hari kerja, dan rata-rata ja kerja per hari untuk kegiatan Juli 214 sapai dengan Juni 215: Pekerja: Seua orang tanpa eperhatikan usia dan jenis kelain yang terlibat secara langsung dala pekerjaan/kegiatan di perusahaan/usaha. Hari kerja: Hari perusahaan/usaha elakukan kegiatan dan ada seorang atau lebih yang bekerja secara terus enerus paling sedikit satu ja. Bulan kegiatan: Bulan perusahaan/usaha elakukan kegiatan walaupun satu hari. Ja kerja: Jangka waktu yang dinyatakan dala satuan ja, digunakan untuk bekerja/elakukan kegiatan usaha (tidak Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 59

67 terasuk ja istirahat resi), diulai dari enyiapkan pekerjaan sapai selesai (tutup). Ja kerja sehari aksiu 24 ja dan iniu 1 ja. Rata-rata ja kerja per hari: Julah ja kerja kegiatan perusahaan/usaha selaa sebulan dibagi banyaknya hari kerja dala bulan tersebut. Rincian 31.a. : Banyaknya pekerja (terasuk pengusaha) Isikan banyaknya pekerja per bulan kerja pada bulan yang telah ditentukan. Menentukan banyaknya pekerja per bulan: Banyaknya pekerja yang bekerja pada asing-asing bulan atau rata-rata julah pekerja setiap bulan. Contoh: Menghitung banyaknya pekerja pada asing-asing bulan atau rata-rata julah pekerja setiap bulan. Bulan ke - 1 Minggu-I (5 hari) = 8 orang, Minggu-II (6 hari) = 1 orang, Minggu-III (6 hari) = 1 orang, Minggu-IV (6 hari) = 7 orang, Minggu-V (3 hari) = 6 orang. Maka rata-rata pekerja bulan ke -1: {[(5x8)+(6x1)+(6x1)+(6x7)+(3x6)]/( )} = 22/26 = orang. Bulan ke 2 Minggu-I (5 hari) = 8 orang, Minggu-II (6 hari) = 1 orang, Minggu-III (6 hari) = 11 orang, Minggu-IV (6 hari) = 7 orang, Minggu-V (5 hari) = 6 orang. Maka rata-rata pekerja bulan ke -2: {[(5x8)+(6x1)+(6x11)+(6x7)+(5x6)]/( )} = 238/28 = orang. 6 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

68 Bulan ke 3 Minggu-I (5 hari) = 9 orang, Minggu-II (6 hari) = 12 orang, Minggu-III (6 hari) = 12 orang, Minggu-IV (6 hari) = 11 orang, Minggu-V (5 hari) = 8 orang. Maka rata-rata pekerja per bulan ke -3 : {[(5x9)+(6x12)+(6x12)+(6x11)+(5x8)]/( )} = 295/28 = orang. Uraian Satuan (1) (2) a. Banyaknya pekerja (terasuk pengusaha) Orang Jul (3) 8 Ags (4) 8 Tahun 214 Tahun 215 Sep (5) 1 Okt Nov (6) (7) Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun (8) (9) (1) (11) Penghitungan saa (12) (13) (14) Rincian 31.b. : Banyaknya hari kerja Isikan banyaknya hari kerja pada Bulan yang telah ditentukan. Apabila perusahaan/usaha sedang tidak ada kegiatan (seperti: tidak ada bahan baku/tidak usi, libur panjang), aka pada bulan-bulan tersebut tidak ada kegiatan. Sehingga banyaknya hari kerja isiannya kosong. Contoh 1. Pada contoh Rincian 1.a di atas, aka banyaknya hari kerja pada bulan ke -1 adalah sebanyak 26 hari. Contoh 2. Suatu usaha industri pebuatan inyak kelapa (KBLI 1415) ulai beroperasi koersil pada bulan Januari 215 epunyai pekerja 9 orang. Usaha tersebut libur hanya pada hari inggu dan hari besar nasional saja. Pada bulan Februari 215 julah hari kerja usaha terebut adalah 24 hari, seentara bulan Maret 215 tidak ada kegiatan, dan pada Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 61

69 bulan April, Mei, dan Juni 215 asing-asing adalah 26 hari, 25 hari, dan 23 hari, aka banyaknya hari kerjanya adalah: Uraian Satuan (1) (2) b. Banyaknya hari kerja Hari Jul (3) Ags (4) Tahun 214 Sep (5) Okt (6) Nov (7) Des (8) Jan (9) Feb (1) Tahun 215 Mar (11) Apr (12) Mei (13) Jun (14) Rincian 31.c. : Rata-rata ja kerja per hari Isikan rata-rata ja kerja per hari pada bulan yang telah ditentukan. Contoh rata-rata ja kerja per hari : 1. Industri pebuatan kopra (KBLI 1421) ulai beraktifitas dari pukul dengan istirahat 1 ja. Ja kerja ini juga dilakukan pada setiap bulan. Rata-rata ja kerja usaha per hari 6 ja. 2. Usaha pebuatan kusen jendela dan pintu dari aluiniu (KBLI 25112) ulai beraktifitas pukul tanpa istirahat. Rata-rata ja kerja usaha tersebut adalah 5 ja per hari. 3. Suatu usaha epunyai hari kerja dan banyaknya ja kerja pada bulan Januari 215 seperti tabel di bawah ini: Julah Hari ke: hari Banyaknya ja kerja: ja Maka rata-rata ja kerja per hari pada bulan Januari 215 adalah 12/17 = 7 ja. 62 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

70 Rincian 32. : Banyaknya pekerja (terasuk pengusaha) dibayar dan tidak dibayar enurut jenis pekerja selaa Juni 215 atau bulan terakhir berproduksi. Pekerja produksi: Pekerja yang langsung bekerja/ berhubungan dala proses produksi (untuk enghasilkan barang/jasa). Contoh: pekerja yang langsung engawasi proses produksi, engoperasikan esin, encatat bahan baku yang digunakan dan barang yang dihasilkan. Pekerja lainnya: Pekerja yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Pekerja ini biasanya sebagai pekerja pendukung perusahaan. Contoh: anager (bukan produksi), kepala personalia, sekretaris, tukang ketik, penjaga ala, sopir perusahaan, dll. Pekerja dibayar: Pekerja yang bekerja pada perusahaan/usaha dengan endapat balas jasa berupa gaji dan lainnya (lebur, hadiah, bonus, dll) dala bentuk uang aupun barang. Pekerja tidak dibayar: Pekerja peilik dan atau pekerja keluarga yang biasanya aktif dala kegiatan perusahaan/usaha, tetapi tidak endapat balas jasa. Bagi pekerja tidak dibayar yang bekerja kurang dari 1/3 (sepertiga) ja kerja yang biasa berlaku (dala satu inggu) di perusahaan/usaha tidak terasuk sebagai pekerja. Rincian 32.c. : Julah (Rincian a + b) Cukup jelas Rincian 33. : Nilai seluruh balas jasa yang dikeluarkan pengusaha (terasuk pengusaha yang dibayar) enurut jenis Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 63

71 kelain selaa Juni 215 atau bulan terakhir berproduksi dala Rupiah. Rincian 33.a. : Upah/Gaji Upah/Gaji : Balas jasa perusahaan/usaha untuk pekerja, sebelu dikurangi pajak baik dala bentuk uang aupun barang. Perkiraan sewa ruah dinas, fasilitas kendaraan dan sejenisnya diasukkan dala upah/gaji walaupun tidak tertulis dala neraca (catatan) perusahaan. Rincian 33.b. : Lainnya Tunjangan: Pengeluaran perusahaan/usaha berupa uang dan atau barang yang dibayarkan kepada instansi/yayasan dala rangka eningkatkan kesejahteraan pekerja. Contoh: Bila perusahaan/usaha enyediakan fasilitas peruahan dan kendaraan yang diserahkan peakaiannya tanpa bayar kepada pekerja, aka penilaiannya dapat dilakukan dengan taksiran nilai sewa/nilai penyusutan selaa referensi waktu survei, terasuk tunjangan kesehatan, tunjangan kecelakaan, dll. Upah lebur/hadiah/bonus Upah lebur : Rata-rata upah yang diberikan /dibayarkan kepada pekerja yang bekerja di luar ja kerja biasa. Hadiah: Rata-rata pengeluaran perusahaan/usaha berupa uang dan atau barang yang diberikan kepada pekerja. Pengeluaran ini sifatnya hanya sewaktu-waktu saja. Pengeluaran selaa sebulan diperoleh dengan enjulahkan pengeluaran selaa setahun dibagi banyaknya bulan berproduksi. Bonus: Rata-rata peberian perusahaan/usaha kepada pekerja dala bentuk uang atau barang karena 64 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

72 perusahaan/usaha engalai keajuan/peningkatan keuntungan, yang biasanya dibayarkan inial sekali dala periode setahun, oleh karenanya untuk engetahui besarnya bonus dala sebulan terlebih dulu dibagi banyaknya bulan berproduksi. Contoh: a. Bila perusahaan/usaha eberikan barang kepada pekerjanya dengan harga di bawah harga jual, aka selisih antara harga tersebut diasukkan sebagai balas jasa pekerja. b. Pengeluaran untuk pakaian seraga pegawai yang diberikan secara cua-cua kepada pekerja dan dapat dipakai di luar ja kerja seperti untuk pesta atau rekreasi. Bila perusahaan/usaha enyediakan dana untuk biaya penggantian obat-obatan, perawatan, hiburan seperti peberian tiket bioskop yang biasanya sudah diatur dala peraturan kesejahteraan pekerja. Rincian 33.c. : Julah (rincian a + b) Cukup Jelas Balas jasa yang belu dibayarkan (terhutang) kepada pekerja harus dihitung sebagai pengeluaran upah/gaji perusahaan/usaha. Koponen yang tidak terasuk balas jasa karena berkaitan dengan operasional produksi antara lain : 1. Pengeluaran akanan dan atau inuan khusus selain akanan rutin yang biasanyadisebut extra fooding untuk eningkatkan produktivitas pekerja. (asuk ke BLOK IV Rincian 414). Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 65

73 2. Pengeluaran untuk pakaian kerja (wearpack) yang diberikan secara cua-cua kepada pekerja untuk digunakan hanya pada waktu bekerja. (asuk ke BLOK IV Rincian 414). BLOK IV : BIAYA/PENGELUARAN PERUSAHAAN/USAHA SELAMA MEI 215 ATAU BULAN TERAKHIR BERPRODUKSI Tujuan blok ini untuk engetahui jenis biaya/pengeluaran yang berkaitan langsung dengan proses produksi di perusahaan/usaha selaa satu tahun. Khusus untuk pengeluaran usaha yang dibayarkan per tahun, aka besarnya isian dibagi dengan banyaknya bulan kerja. Seperti: pebayaran Pajak Bui dan Bangunan, biaya STNK, sewa tanah, sewa bangunan, dll. Rincian 41 : Peakaian jenis bahan baku dan bahan penolong Biaya/pengeluaran yang berkaitan langsung dengan usaha, berupa bahan baku dan penolong enurut satuan standar, banyaknya dan nilainya dala rupiah. Bahan Baku: koponen bahan yang digunakan dala proses produksi untuk enghasilkan barang/jasa. Bahan penolong: bahan yang digunakan untuk ebantu proses produksi dari bahan baku enjadi barang produksi, tidak terasuk bahan penolong: pebungkus, pengepak, dan pengikat barang jadi. Contoh : 1. Plastik pada pebuatan es abo. 2. Daun pisang pada pebuatan lontong. 3. Apelas pada pebuatan eja kursi dari kayu. 66 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

74 Biaya ditentukan berdasarkan konsep peakaian bahan yang dibeli aupun yang diproduksi sendiri. Biaya bahan baku dan penolong produksi sendiri dinilai atas dasar harga pasar atau pengeluaran untuk eperolehnya. Penjelasan: Untuk usaha jasa industri (akloon), aka jenis bahan baku dan penolong, satuan standar, dan banyaknya bahan baku dan penolong yang berasal dari pihak lain tetap diisikan pada Blok IV Rincian 41 Kolo (1), (2), dan (3). Sedangkan nilainya boleh kosong. Kolo (1) : Uraian Tuliskan dengan jelas naa-naa bahan baku dan penolong yang dipakai/digunakan dala proses produksi selaa bulan Juni 215 atau bulan terakhir berproduksi dan diurutkan dari nilai (rupiah) yang terbesar. Jika bahan baku dan penolong yang digunakan lebih dari 4 jenis, aka asukkan dala baris Rincian 414 Lainnya dan nilai (rupiah) digabungkan. Jenis Usaha Bahan Baku Bahan Penolong Pebuatan es abo Air, sirup, gula plastik es Pebuatan pakaian jadi Bahan tekstil kancing, benang Pebuatan kursi dan eja Kayu, cat, pelitur apelas Pebuatan lontong Beras daun pisang Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 67

75 Kolo (2) : Satuan standar Tuliskan satuan standar yang digunakan secara uu untuk bahan baku dan penolong tersebut. Bila satuan yang digunakan bukan satuan standar, aka harus dikonversikan ke satuan standar. Misalnya : Isi (volue) : CC, LITER, M 3 Berat : ONS, GRAM, KG, KUINTAL, TON Panjang : CM, METER, YARD Luas : CM 2, M 2 Kolo (3) : Banyaknya Tuliskan banyaknya/julah setiap bahan baku dan penolong yang digunakan sesuai satuan standar. Kolo (4) : Nilai Tuliskan nilai bahan baku dan penolong yang digunakan tersebut dala rupiah Contoh : Pabrik asinan Nona Hita selaa bulan Juni 215 enghabiskan 3 kg kol, 3 kg tauge, 25 kg gula putih, 1 kg gara, 3 kg kacang tanah,, 15 buah keasan plastik dan 2 galon air ineral untuk proses produksinya. Jika diketahui harga kol Rp 5./kg, tauge Rp. 6./kg, gula putih Rp 12./kg, kacang tanah Rp. 17.5/kg, gara Rp. 75/kg, keasan plastik Rp 3/buah, air ineral Rp 15./galon aka penulisan isian Rincian 1 adalah sbb : 68 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

76 Satuan Nilai Uraian Banyaknya Standar (Rp) (1) (2) (3) (4) 1. Peakaian jenis bahan baku dan bahan penolong a. TAUGE KG b. KOL KG c. GULA PASIR KG d. KACANG TANAH KG e. KEMASAN PLASTIK BUAH f. AIR MINERAL GALON 2 3. g. GARAM KG h. Lainnya. Rincian 42. : Peakaian peluas dan bahan bakar untuk proses Produksi Isikan banyaknya peakaian bahan bakar dan peluas selaa bulan Juni 215 atau bulan terakhir berproduksi dala satuan standar di kolo (3) dan nilainya dala satuan rupiah di kolo (4). Peluas: Zat cair yang epunyai kekentalan tertentu dipakai untuk elancarkan jalannya esin agar dapat berfungsi sebagaiana estinya, seperti SAE 2, SAE 3 dan sebagainya. Bahan bakar: Segala bahan bakar, baik cair aupun padat yang digunakan dala proses produksi seperti bahan bakar untuk enjalankan esin, easak, engangkut bahan baku dan lainnya. Contoh: bensin, solar, inyak tanah, gas Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 69

77 kota, LPG, batu bara/briket, kayu bakar, arang dan bahan bakar lainnya. Isikan banyaknya peakaian bahan bakar dan peluas selaa bulan Juni 215 atau bulan terakhir berproduksi dala satuan standar di kolo (3) dan nilainya dala satuan rupiah di kolo (4). Terasuk juga biaya bahan bakar dan peluas untuk esin pebangkit listrik (diesel) yang digunakan perusahaan. Rincian 43. : Peakaian listrik Isikan banyaknya peakaian listrik (dala Kwh) selaa bulan Juni 215 atau bulan terakhir berproduksi pada Kolo (3), dan nilai (rupiah) peakaian listrik pada Kolo (4). Biaya listrik: Biaya seluruh peakaian listrik untuk keperluan perusahaan/usaha, seperti untuk penerangan dan enjalankan esin. Rincian 44. : Peakaian air Isikan banyaknya peakaian air selaa bulan Juni 215 atau bulan terakhir berproduksi pada Kolo (3), dan nilai (rupiah) peakaian air pada Kolo (4). Biaya peakaian air bersih: Biaya pebelian air bersih dari perusahaan air inu/badan pengelola air inu ataupun dari pihak lain untuk keperluan perusahaan/usaha terasuk juga peakaian air tanah yang bernilai ekonois (eiliki nilai jual). Rincian 45. : Alat tulis dan keperluan kantor Seua alat tulis dan keperluan kantor yang habis dipakai seperti: kertas, spidol, pensil, tinta, karbon, pita esin tik, ap, kapur tulis, dan sejenisnya. 7 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

78 Yang diisikan disini adalah nilai bahan-bahan yang telah habis digunakan, tidak terasuk sisa (stok) yang belu digunakan. Rincian 46. : Bunga atas pinjaan Bunga atas pinjaan: Pengeluaran perusahaan untuk pebayaran bunga atas pinjaan odal kepada pihak lain. Misal: bunga yang dibayarkan ke Bank, Pegadaian, dsb. Bunga yang dibayarkan tidak harus terhadap pinjaan pada tahun 215, tetapi terasuk bunga atas pinjaan tahun sebelunya. Rincian 47. : Angkutan/pengirian, pos dan telekounikasi Biaya angkutan/pengirian, pos dan telekounikasi : seluruh biaya pengangkutan /pengirian, pos dan telekounikasi yang digunakan untuk kelancaran usaha. Contoh: Besarnya nilai pengeluaran bahan bakar untuk kendaraan pribadi aupun keperluan angkutan. Rincian 48. : Peeliharaan dan perbaikan kecil barang odal Biaya peeliharaan dan perbaikan kecil barang odal adalah pengeluaran rutin untuk eelihara atau eperbaiki barang odal agar tetap berfungsi seperti biasanya tanpa enabah kapasitas, engubah bentuk atau enabah uur barang odal tersebut, seperti biaya penggantian suku cadang, peeliharaan esin-esin dan perbaikan bangunan tepat usaha yang sifatnya tidak eperluas. Rincian 49. : Sewa esin, alat perlengkapan, kendaraan, bangunan/konstruksi, dan barang odal lainnya Pengeluaran yang digunakan untuk keperluan usaha dan ruah tangga diasukkan sebagai pengeluaran untuk usaha, kecuali pengeluaran untuk bangunan/konstruksi yang disewa. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 71

79 Penghitungan sewa bangunan dilakukan secara proporsional antara penggunaan bangunan untuk usaha dan ruah tinggal. Pengisian besarnya sewa bangunan/konstruksi hanya yang digunakan untuk usaha saja, tidak terasuk untuk kegiatan ruah tangga. Rincian 41. : Sewa tanah untuk usaha Biaya sewa tanah untuk usaha: Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan/usaha selaa bulan Juni 215 atau bulan terakhir berproduksi atas penggunaan tanah ilik pihak lain. Rincian 411. : Jasa industri yang dikerjakan pihak lain Pebayaran atas jasa industri yang dikerjakan pihak lain adalah seluruh pengeluaran atas jasa industri pihak lain yang dikeluarkan oleh perusahaan/usaha untuk enunjang kegiatan usaha. Contoh: Biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan enjahit baju/konveksi yang diborongkan kepada pihak lain, peotongan balok kayu yang dikerjakan pihak lain, dan lainlain. Rincian 412. : Pajak tak langsung Pebayaran pajak tak langsung disini adalah pebayaran untuk peakaian bangunan atau kendaraan yang terpisah dengan ruah tangga (khusus untuk usaha). Tidak terasuk pajak yang dibayarkan oleh perusahaan untuk peotongan pajak balas jasa pekerja. Pajak tak langsung: Pajak yang dikenakan kepada konsuen elalui produsen terhadap pebelian barang/jasa. Misalnya: pajak pertabahan nilai barang dan jasa, pajak bui dan bangunan, bea asuk dan cukai, pajak ekspor, pajak hiburan 72 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

80 dan retribusi (terasuk restribusi papan naa, iklan, dsb), terasuk biaya STNK dan retribusi uji petik (kir) khusus untuk kendaraan operasional perusahaan/usaha. Rincian 413. : Jasa yang dikerjakan oleh pihak lain Pebayaran jasa yang dikerjakan oleh pihak lain adalah seluruh pengeluaran atau jasa pihak lain selain jasa industri yang dikeluarkan oleh perusahaan/usaha untuk kelancaran kegiatan/usaha. Contoh : Pebayaran biaya jasa akuntan/konsultan, biaya untuk asuransi kerugian, biaya proosi/iklan, dll. Biaya jasa akuntan/konsultan: Biaya yang dikeluarkan perusahaan/usaha kepada akuntan/ konsultan, seperti: biaya penyusunan siste dan pelaksanaan pebukuan, biaya peeriksaan pebukuan dan penyusunan laporan, biaya konsultasi huku, konsultasi keuangan dan lain-lain. Biaya untuk asuransi kerugian: Prei yang dibayar oleh perusahaan/usaha kepada perusahaan asuransi atas barang yang diasuransikan, seperti: asuransi kebakaran, asuransi kendaraan dan asuransi barang odal lainnya. Proosi/iklan: Biaya untuk proosi/iklan yang dilakukan oleh perusahaan sendiri isalnya pasang spanduk, papan reklae (perusahaan ebayar pajak reklae/iklan). Rincian 414. : Lainnya Biaya selain yang tercantu pada Rincian 41 sapai Rincian 49 tersebut di atas yang dikeluarkan oleh perusahaan/usaha untuk kelancaran dan enunjang kegiatan usaha, seperti: royalti (erek dagang/hak paten), keasan/pebungkus, perijinan, pebelian peralatan penunjang kegiatan proses produksi yang uur peakaiannya kurang dari setahun Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 73

81 (isal: serokan/pengki, ayakan/saringan, pikulan, jaru jahit, wearpack, extra fooding dan sejenisnya). Blok V : PRODUKSI DAN PENDAPATAN PERUSAHAAN/USAHA SELAMA JUNI 215 ATAU BULAN TERAKHIR BERPRODUKSI Blok ini bertujuan untuk eperoleh keterangan engenai nilai produksi bukan akloon, pendapatan dari jasa industri (akloon), dan pendapatan lainnya yang asih berkaitan dengan kegiatan usaha tersebut. Rincian 51. : Nilai produksi bukan akloon Nilai produksi: Nilai barang yang dihasilkan oleh suatu industri, baik produksi utaa, sapingan aupun ikutan. Terasuk dala produksi adalah barang yang telah siap untuk dipasarkan dan barang yang asih dala proses (setengah jadi). Seua barang hasil produksi harus dinilai walaupun belu terjual, sudah terjual (tunai aupun kredit), dikonsusi sendiri, dihadiahkan, dan sebagainya. Produk Ikutan: Barang yang dihasilkan bersaaan dengan produksinya, seperti: enir/dedak pada usaha penggilingan padi, apas tahu pada usaha pebuatan tahu. Produk Sapingan: Sisa bahan atau produk ikutan dari produksi yang eerlukan proses produksi lebih lanjut, seperti: seka padi yang dijadikan abu gosok pada usaha penggilingan padi, sisa kayu yang dibuat souvenir pada usaha ebel. Kolo (1) : Jenis barang yang dihasilkan Jenis barang yang epunyai kontribusi terhadap nilai produksi perusahaan/usaha diulai dari jenis barang yang epunyai nilai produksi tertinggi. Penulisan aksiu 74 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

82 sebanyak 4 jenis produksi yang nilainya tertinggi. Jika produksi yang dihasilkan lebih dari 4 jenis, aka diasukkan dala baris e. Lainnya dan nilai (rupiah) digabungkan. Kolo (2) : Kode 5 digit KBLI Tuliskan KBLI 5-Digit yang sesuai. KBLI yang di gunakan adalah KBLI Tahun 29. Kolo (3) : Satuan standar Satuan standar yang uu dipakai dari jenis barang yang tercatat pada Kolo (1). Contoh: M 3, TON, KG, UNIT, BUAH. Kolo (4) : Satuan standar Banyaknya Tuliskan banyaknya, nilai, dan harga satuan dari jenis barang yang dihasilkan selaa Juni 215 atau bulan terakhir berproduksi sesuai dengan satuan standar yang tertulis pada Kolo (2). Contoh: 1. Pabrik kecap LEZAT pada bulan Juni 215 eiliki julah pekerja 1 orang dan asing-asing apu enghasilkan kecap 1 botol (@ 375 l) per hari. Julah hari kerja bulan Juni 215 adalah 24 hari. Isian banyaknya produksi kolo (3) selaa bulan Juni 215 adalah: 1 orang x 1 buah x (24 hari) = 24. botol kecap. 2. Pak Mudji dibantu istri ebuat kripik sukun di ruahnya 1 inggu sebanyak 2 Kg. Bulan Juni 215 dia hanya ebuat kripik sukun selaa 2 inggu. Dan di bulan Juni 215 tidak berproduksi, karena sibuk epersiapkan acara pernikahan anaknya. Jadi isian untuk banyaknya produksi kolo (3) : 2 Kg x 2 = 4 Kg Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 75

83 Kolo (5) : Nilai (Rp) Isikan besarnya nilai produksi (rupiah) dari jenis barang yang dihasilkan. Contoh: Jika diketahui nilai produksi kecap Lezat adalah sebesar Rp 2.,-/liter aka pengisian Blok V Rincian Nilai sebagai berikut : Nilai produksi bukan akloon Jenis barang yang dihasilkan Kolo (6) : 5 digit KBLI Harga satuan (Rp) Isikan besarnya harga satuan (rupiah) dari jenis barang yang diproduksi/dihasilkan. Rincian 52. : Pendapatan dari jasa industri (akloon) Untuk jasa industri (akloon), aka banyaknya jasa yang dihasilkan dan pendapatannya yang diteria diisikan pada Rincian 52. Untuk perusahaan/usaha yang enghasilkan produk sendiri dan juga elayani jasa industri, aka jenis barang yang dihasilkan sendiri ditulis pada rincian 51 sedangkan jenis barang dari jasa industri pada rincian 52. Contoh: Satuan Standar Banyaknya Nilai (Rp) Harga Satuan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kecap Lezat 1771 Liter Konveksi pakaian anak Hardiro pada Juni 215 enghasilkan pakaian anak sebanyak 5 pasang dan jasa enjahit pakaian anak sebanyak 1 pasang. Nilai produksi pakaian anak sebesar Rp. 35./pasang sedangkan jasa enjahit sebesar 76 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

84 Rp.2./pasang. Pengisian Blok V Rincian 1 dan 2 sebagai berikut: 51. Nilai produksi bukan akloon Jenis barang yang Satuan dihasilkan Standar Banyaknya Nilai (Rp.) Harga Satuan (1) (2) (3) (4) (5) a. Pakaian anak Pasang Pendapatan dari jasa industri (akloon) 2. Pendapatan dari jasa industri (akloon) 2. Rincian 53. : Pendapatan dari kegiatan lain yang berhubungan dengan usaha: Isikan besarnya nilai pendapatan/peneriaan dari kegiatan lainnya yang berkaitan dengan usaha, baik berupa keuntungan/kerugian dari penjualan barang dala bentuk yang saa, bunga atas sipanan, bagi hasil, subangan, hadiah, dan sejenisnya, atau pendapatan lainnya. Rincian 53.a. : Keuntungan/kerugian penjualan barang dala bentuk yang saa. Keuntungan/kerugian penjualan barang: Selisih nilai dari barang-barang yang dijual dengan nilai beli dala bentuk yang saa (tanpa engalai perubahan bentuk/tanpa diproses). Contoh keuntungan/kerugian penjualan barang dala bentuk yang saa: Awal bulan Juni 215, usaha konveksi Ibu Pande ebeli kain untuk pebuatan baju gais sebanyak 4 kain seharga Rp 4..,- atau Rp 1./. Pebelian bahan baku tersebut untuk eenuhi order pebuatan 1. buah baju gais pesanan dari Pusat Grosir Cililitan. Kebutuhan usaha ternyata hanya 31 sehingga terdapat sisa kain Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 77

85 sebanyak 9. Ibu Irdi eutuskan enjual sisa bahan sebanyak 9 pada akhir bulan Juni 215 dengan harga 12.5/. Keuntungan dari hasil penjualan kain adalah : 9 x ( ) = Rp Rincian 53.b. : Bunga atas sipanan, bagi hasil, dan sejenisnya Isikan besarnya nilai pendapatan berupa bunga atas sipanan di pihak lain atau einjakan ke pihak lain, bagi hasil, dan sejenisnya. Rincian 53.c. : Subangan, hadiah, dan sejenisnya Isikan besarnya nilai pendapatan berupa transfer dari pihak lain (subangan, hadiah dan sejenisnya), serta nilai pendapatan hasil iputasi. Rincian 53.d. : Lainnya Isikan besarnya nilai pendapatan/peneriaan dari kegiatan lain yang asih ada hubungan dengan usaha. Terasuk pendapatan dari kegiatan lain, seperti: enyewakan barang odal ilik perusahaan, serta penjualan libah/ sapah produksi. Contoh: a. Pendapatan dari sewa alat/esin/bangunan ilik usaha. b. Pendapatan dari kelebihan energi listrik yang dihasilkan perusahaan dan disalurkan ke ruah tangga. c. Pendapatan dari usaha foto copy ilik usaha industri percetakan. Rincian 54. : Julah (Rincian 51.f + rincian 52 + rincian 53) Cukup jelas. 78 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

86 BLOK VI : RINGKASAN (DIISI OLEH PENGAWAS) Kolo (1) : Pendapatan Disalin dari Blok V Rincian 54 Kolo (4) Kolo (2) : Biaya/Pengeluaran Penjulahan { Blok III Rincian 33.c Kolo (4) + Blok IV Rincian 415 Kolo (4) } Cukup jelas. Kolo (3) : Selisih *) Pengurangan { Kolo (1) Kolo (2) }. Cukup jelas. Jika isian Kolo (3) inus (-), periksa kebali isian atau lakukan kunjungan ulang BLOK VII : NILAI HARTA & MODAL PERUSAHAAN/USAHA Blok ini bertujuan untuk eperoleh keterangan engenai nilai harta dari perusahaan/usaha industri yang digunakan untuk kegiatan usaha tersebut. Rincian 71 : Nilai harta perusahaan 3 Juni 215 Julah (Rincian Rincian 83.) Cukup jelas. Rincian 72. : Harta lancar Harta: Kekayaan yang berasal dari ilik sendiri dan digunakan dala suatu proses produksi sebagai suatu usaha ekonoi. Harta lancar eliputi seluruh uang tunai, piutang usaha, dan barang-barang produksi/bahan baku/penolong yang tersedia. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 79

87 Uang tunai (terasuk piutang usaha) Isikan pada Kolo (2) uang tunai yang diiliki seperti dala bentuk: kas, tabungan, Deposito, dan piutang usaha dala rupiah pada keadaan 3 Juni 215. Persedian barang-barang untuk kegiatan usaha Isikan pada Kolo (2) persediaan barang-barang dala rupiah pada keadaan 3 Juni 215. Pada uunya epunyai uur peakaian kurang dari setahun. Rincian 73. : Harta tetap Harta tetap: Peralatan dan perlengkapan usaha yang digunakan sebagai sarana/alat berproduksi/berusaha yang uunya epunyai uur peakaian lebih dari setahun eliputi: a. Tanah b. Bangunan/gedung c. Mesin dan perlengkapan (seperti: esin jahit, kopor, leari, dan sebagainya) d. Kendaraan e. Lainnya (seperti: hak cipta, hak paten) Suatu peralatan dan perlengkapan usaha sebagai ilik perusahaan/usaha apabila: 1. Peralatan dan perlengkapan tersebut betul-betul diiliki (terasuk yang berasal dari hibah). 2. Peralatan dan perlengkapan tersebut asih dala proses kredit. 3. Seua peralatan dan perlengkapan ilik perusahaan/usaha yang berada di pihak lain. 8 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

88 Catatan: Kendaraan ilik sendiri yang digunakan untuk keperluan usaha dan ruah tangga diasukkan sebagai pengeluaran untuk usaha. Harta tetap dinilai berdasarkan atas harga pasar yang berlaku pada 3 Juni 215. Barang-barang produksi sendiri yang digunakan untuk kegiatan usaha dinilai enurut harga pasar yang berlaku pada 3 Juni 215. Barang-barang asih dala proses kredit aka nilai barang tersebut dinilai sesuai dengan nilai pokok kredit yang telah dikeluarkan/dibayarkan. Contoh: 1. Pengusaha ebel Marta Ludira pada tanggal 3 Juni 215 eiliki tabungan sebesar Rp 4..,-. Tabungan tersebut erupakan keuntungan usaha yang telah dijalankan selaa ini. Pada bulan Juni 215 sebagian uangnya dipinja saudaranya yang juga pengusaha ebel sebesar Rp 5.,-. Pada bulan Juni 215 pak Marta einja ke koperasi sebesar Rp 1..,-. Apabila uang tersebut tidak digunakan untuk ebeli harta tetap dan tidak untuk ebeli persediaan untuk usahanya, aka isian harta lancar Blok VII Rincian 71.a Kolo (2) sebesar Rp 5..,. 2. Usaha ukena Mas Mono enjalankan usaha di sebagian ruah iliknya. Luas bangunan yang digunakan 15 2 dan luas ruah 1 2. Nilai taksiran ruah Ibu Jenar Rp 15..,-. Maka nilai iputasi bangunan untuk usaha (harta tetap) = (15/1) x Rp Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 81

89 12..,- = Rp 22.5.,- dan diisikan ke Blok VII Rincian 72.b. Kolo (2). Rincian 74 : Suber odal Menunjukkan kondisi yang sah secara huku atas peilikan odal usaha, odal lancar aupun odal tetap. Tuliskan persentase kepeilikan odal yang sesuai, ilik sendiri aupun dari pihak lain. Jika suber odal seuanya ilik sendiri (1%), langsung ke Rincian 71. Milik sendiri (terasuk hibah/transfer) % Pihak lain..... % Modal usaha yang diperoleh dari enggadaikan obil dikategorikan sebagai odal pinjaan, sedangkan obil yang digadaikan tersebut asih tetap ilik/harta perusahaan/usaha. Jika barang odal didapatkan dengan siste kredit, aka: Isian pada ilik sendiri adalah banyaknya uang yang telah dibayarkan. Sedangkan isian pada pihak lain adalah banyaknya uang yang belu dibayarkan. Contoh: Dari contoh (pengusaha ebel MARTA LUDIRA ) Blok VIII di atas, aka suber odal keadaan 3 Juni 215: Milik sendiri = 4 juta/5 juta x 1% = 8% Pihak lain = 1 juta/5 juta x 1% = 2% Rincian 75 : Suber odal dari pihak lain berasal dari: Bank: suber odal yang berasal dari Bank, baik berasal dari Bank Uu ataupun Bank Perkreditan Rakyat Koperasi: suber odal yang berasal dari Koperasi. Contoh: Koperasi Sipan Pinja, & Koperasi Unit Desa. 82 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

90 Lebaga keuangan bukan bank: suber odal yang berasal lebaga keuangan selain bank, koperasi dan odal ventura, seperti pegadaian, sewa guna usaha (leasing), anjak piutang (factoring), dan sebagainya. Modal ventura: Badan usaha yang elakukan kegiatan penyertaan odal ke dala perusahaan pasangan usaha (investee copany) untuk jangka waktu tertentu. Perorangan: suber odal yang berasal dari kredit perorangan. Keluarga/faili: suber odal yang berasal anggota keluarga/faili dari pengusaha usaha/perusahaan. Lainnya Suber odal yang berasal dari pihak lain yang asih terkait dengan usaha. Jika rincian 2a. terisi isilah pertanyaan berikut: Rincian 76 : Berapa besarnya pinjaan bank? Tuliskan besarnya pinjaan dari bank, apabila usaha eiliki satu atau lebih pinjaan dari bank, aka isikan besarnya total pinjaan usaha tersebut. Rincian 77 : Persentase nilai agunan yang digunakan untuk pinjaan bank Tuliskan besarnya agunan yang untuk pinjaan bank, apabila usaha eiliki dua pinjaan yang eiliki nilai agunan yang berbeda, aka persentasekan (%) total pinjaan terhadap total nilai agunan. Agunan atau pinjaan adalah aset pihak peinja yang dijanjikan kepada peberi pinjaan jika peinja tidak dapat engebalikan pinjaan tersebut. Jika peinja Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 83

91 gagal bayar, pihak peberi pinjaan dapat eiliki agunan tersebut. Rincian 78 : Apakah pinjaan bank tersebut terasuk kredit bersubsidi? Cukup jelas. Rincian 79 : Jika rincian 5.a. kode 1 dilingkari, jenis pinjaan bank terasuk: Kredit Usaha rakyat (KUR): kredit untuk pebiayaan usaha produktif segen ikro, kecil, enengah, dan koperasi yang layak/feasible naun belu bankable untuk odal kerja dan/atau kredit investasi elalui pola pebiayaan secara langsung aupun tidak langsung (linkage) yang dijain oleh Lebaga Penjain Kredit. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE): jenis kredit investasi dan atau odal kerja yang diberikan oleh bank pelaksana kepada petani/peternak elalui kelopok tani atau koperasi. Pola penyaluran kredit yang digunakan KKPE adalah executing dengan suber pendanaan 1% berasal dari bank sehingga resikonya ditanggung oleh perbankan Pinjaan bergulir PNPM Mandiri: progra nasional dala wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan progra-progra penanggulangan keiskinan berbasis peberdayaan asyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan elalui haronisasi dan pengebangan siste serta ekanise dan prosedur progra, penyediaan pendapingan dan pendanaan stiulan untuk endorong prakarsa dan inovasi asyarakat dala upaya penanggulangan keiskinan yang berkelanjutan. 84 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

92 Lainnya: pinjaan bersubsidi lainnya selain yang telah diuraikan di atas Rincian 71 : Jika rincian 2.a. tidak terisi, Alasan utaa tidak einja dari bank : Cukup jelas. BLOK VIII : ALAT/MESIN DAN SARANA PENGOLAHAN Blok ini digunakan untuk engetahui jenis alat olahan, suber pengadaan, tahun perolehan, banyaknya alat olahan baik dala kondisi baik aupun dala kondisi buruk, kapasitas terpasang dan terpakai yang dikuasai. Rincian 81. : Alat/esin dan sarana pengolahan utaa (yang dikuasai) Kolo (1) : Jenis alat/esin dan sarana pengolahan Alat/esin dan sarana pengolahan utaa: proses produksi tidak bisa berlangsung jika tidak tersedia alat tersebut. Tuliskan jenis alat/esin dan sarana pengolahan utaa yang digunakan dala proses produksi perusahaan/usaha berdasarkan suber pengadaan dan tahun perolehannya. Untuk alat/esin dan sarana olahan yang sejenis tetapi suber pengadaan dan atau tahun perolehannya berbeda aka ditulis pada baris yang berbeda. Apabila banyaknya alat/esin dan sarana olahan lebih dari 4 (epat), aka tuliskan 4 (epat) alat/esin dan sarana olahan yang paling utaa. Terasuk didalanya bangunan yang digunakan untuk pengolahan, gudang penyipanan, lantai jeur, dll. Dikuasai: peralatan atau sarana yang dikuasai (baik ilik sendiri, hibah aupun ilik pihak lain) pada saat pencacahan. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 85

93 Kolo (2) : Suber Pengadaan (kode) Tuliskan kode sesuai dengan suber pengadaan jenis alat/esin dan sarana olahan. 1. Sendiri/swadaya 2. Peerintah 3. Swasta/itra kerja 4. Suber lain seperti subangan, hibah, dll Kolo (3) : Tahun Perolehan Tuliskan tahun perolehan alat/esin dan sarana olahan yang diiliki. Kolo (4-5) : Banyaknya (unit) dala Kondisi Baik atau Kondisi Rusak Tuliskan banyaknya alat/esin dan sarana olahan dala kondisi baik atau kondisi rusak. Kondisi Baik: Kondisi alat/esin dan sarana olahan dala keadaan layak pakai terasuk rusak ringan yang asih dapat diperbaharui. Kondisi Rusak: Kondisi alat/esin dan sarana olahan yang tidak dapat digunakan lagi (secara ekonoi tidak layak diperbaiki). BLOK IX : KESULITAN DAN KEMITRAAN Blok ini bertujuan untuk eperoleh keterangan engenai kesulitan, pelayanan/bantuan, keitraan dan bibingan/pelatihan/penyuluhan dari perusahaan/usaha. Rincian 91 : Kesulitan utaa yang dialai oleh perusahaan /usaha selaa setahun yang lalu: 86 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

94 Rincian 92 : Jika rincian 1.a berkode 1 dilingkari, alasan utaa kesulitan bahan baku: Untuk perusahaan/usaha yang engalai kesulitan bahan baku, lingkari jenis kesulitan bahan baku yang dialai, dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut ke kotak yang tersedia. Rincian 93 : Apakah perusahaan/usaha pernah enjalin keitraan? Keitraan tidak terbatas hubungan bapak dengan anak angkat. Keitraan adalah hubungan kerjasaa dengan perusahaan/usaha lain (terasuk BUMN/BUMD) yang saling enguntungkan, eperkuat dan endukung. Rincian 94 : Jenis keitraan yang pernah dilakukan oleh Perusahaan /usaha selaa setahun yang lalu: Cukup jelas. Rincian 95 : Badan/lebaga yang pernah enjalin keitraan selaa setahun yang lalu: Cukup jelas Rincian 96 : Apakah ada eorandu of understanding (MOU) perjanjian dala enjalin keitraan? Cukup jelas. Rincian 97 : Sebutkan tahun terakhir perusahaan/usaha enjalin keitraan? Cukup jelas. BLOK XI : PELAYANAN DAN BIMBINGAN USAHA Rincian 11 : Apakah perusahaan/usaha saat ini enjadi anggota koperasi? Cukup jelas. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 87

95 Rincian 12 : Jenis pelayanan/bantuan yang pernah diteria perusahaan/usaha selaa setahun yang lalu: Suatu perusahaan/usaha dapat eperoleh pelayanan dari koperasi, walaupun bukan anggota koperasi. Yang diaksud dala rincian ini adalah selaa periode Juli 214 s.d Juni 215 usaha telah berinteraksi dengan koperasi dan eneria pelayanan dari koperasi, isalnya: penyediaan/pebelian bahan baku, pinjaan uang, penyuluhan, peasaran. Catatan: Pertanyaan Rincian 12. tidak terkait dengan Rincian 11. Rincian 13 : Badan/lebaga yang pernah eberi pelayanan /bantuan: Cukup jelas, Rincian 14 : Jika rincian 12. kode dilingkari, alasan utaa tidak pernah eperoleh pelayanan/bantuan adalah: Cukup jelas. Rincian 15 : Jenis bibingan/pelatihan/penyuluhan yang pernah diikuti selaa setahun yang lalu Bibingan/pelatihan/penyuluhan : Bibingan/pelatihan/penyuluhan yang diikuti pekerja selaa pekerja tersebut bekerja pada perusahaan/usaha responden dan ditugaskan oleh perusahaan, eskipun pelatihan yang diikuti tidak diselenggarakan oleh perusahaan yang bersangkutan (terhitung ulai dari perusahaan/usaha itu beroperasi/berproduksi secara koersial). Bibingan/pelatihan/penyuluhan anajerial : Jenis bibingan/ penyuluhan untuk eningkatkan keterapilan, pengelolaan usaha secara uu. 88 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

96 Bibingan/pelatihan/penyuluhan keterapilan/ teknik produksi: Jenis bibingan/ penyuluhan untuk eningkatkan keapuan/ keterapilan dala teknik produksi. Bibingan/penyuluhan peasaran: Jenis bibingan/ penyuluhan untuk eningkatkan pengetahuan tentang peasaran, seperti: cara epelajari kebutuhan dan keinginan konsuen, cara elakukan penjualan dan proosi. Bibingan/pelatihan/penyuluhan lainnya: selain yang disebutkan di atas. Rincian 16 : Penyelenggara bibingan/pelatihan/penyuluhan Cukup jelas. BLOK XI : DISTRIBUSI DAN ALOKASI PEMASARAN SELAMA Blok ini bertujuan untuk eperoleh keterangan engenai ekanise peasaran hasil produksi, produk yang dihasilkan untuk kebutuhan siapa saja dan alokasi peasaran dari perusahaan/usaha. Rincian 111 : Persentase produk yang dihasilkan untuk kebutuhan: Julah rincian 111 harus 1%. Rincian 112 : Alokasi peasaran (persentase dari nilai produksi): Isikan persentase dala bilangan bulat. a. Dala satu kabupaten/kota b. Luar kabupaten/kota satu provinsi c. Luar provinsi Cukup jelas. d. Luar negeri/ekspor Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 89

97 Peasaran ke luar negeri/ekspor dapat dilakukan oleh perusahaan/usaha sendiri, elalui eksportir aupun yang langsung dibeli wisatawan asing dan langsung dibawa ke luar negeri. Julah Rincian (112.a b c d.) = 1 %. BLOK XII : CATATAN Catat inforasi dari responden, pencacah dan peeriksa untuk eperjelas asalah yang berkaitan dengan daftar isian dan beranfaat dala pengolahan. Catatan ditulis dengan singkat dan jelas. Catatan tersebut akan di reka untuk bahan evaluasi. BLOK XIII : PENGESAHAN RESPONDEN DAN PETUGAS Blok ini berisi keterangan responden, petugas pencacah dan pengawas. Kolo (2) : Responden Sertakan inforasi naa, tanggal pencacahan, noor telepon/hp, dan tanda tangan responden (yang eberi jawaban). Inforasi tersebut sangat berguna apabila dibutuhkan adanya kunjungan ulang. Kolo (3) : Pencacah Sertakan inforasi naa, tanggal pencacahan, noor telepon/hp, dan tanda tangan pencacah (yang elakukan pendataan). Kolo (4) : Pengawas Sertakan inforasi naa, tanggal pengawasan, noor telepon/hp, dan tanda tangan pengawas (yang elakukan pengawasan pendataan). 9 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

98 Rincian : Tuliskan naa, tanggal, tanda tangan dan no telepon/ handphone. Kolo (1) untuk responden Kolo (2) untuk petugas pencacah dan Kolo (3) untuk pengawas. Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 91

99 92 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

100 Lapiran Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 93

101 94 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

102 Lapiran 1 BADAN PUSAT STATISTIK PENDAFTARAN PERUSAHAAN/USAHA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 215 TAHUNAN VIMK15-L2 BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 11. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DESA/KELURAHAN *) TENGIN BARU KABUPATEN/KOTA *) 13. KECAMATAN PENAJAM PASER UTARA SEPAKU NOMOR BLOK SENSUS (NBS) 16. NOMOR KODE SAMPEL (NKS) 1B B 7 5 *) Coret yang tidak sesuai BLOK II. RINGKASAN (diisi oleh Pengawas) URAIAN KODE KBLI-2 DIGIT Jula h (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (1) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (2) (21) (22) (23) (24) (25) (26) 21. JUMLAH RUMAH TANGGA ( Blok III Kolo (6) noor urut terakhir pada halaan terakhir ) 22. POPULASI INDUSTRI MIKRO (B.III R.c hal. terakhir Kol. 19 s.d 42) 23. SAMPEL INDUSTRI MIKRO (B.IV Kol. 1 s.d 24 R. hi) POPULASI INDUSTRI KECIL 1 1 BLOK III. PENDAFTARAN S e g e n Noor Urut Bangunan F i s i k S e n s u s Penggunaan Bangun -an (Kode) Jika Kol. (4) kode 2, Apakah untuk usaha IMK dan aktif berproduksi *) Ya - 1 Kol. (12) Tidak - No. Naa Kepala Ruah Tangga (KRT) Jika Kol. (4) kode 1 atau 3 Saat ini, adakah ART berusaha di sektor IMK? Ya -1 Tidak - Kol. (11) Jika Kol. (8) kode 1 Naa ART Tepat usaha (Kode) Adakah pihak lain yang berusaha disektor IMK di bangunan ini? Ya - 1 Tidak - No. Naa Perusahaan/Usaha atau Pengusaha/Peilik Jika Kol. (5) kode 1; Kol. (1) Alaat Lengkap (Jalan, Noor, RT/RW) (1) (5) (6) (7) (3) (8) (9) (1) (12) (2) (4) (11) (13) (14) SHIVA HEENA HWE TJI LUNG GEORGE MIKE ANDRI SETYA LADY SILVIA A. NAWAWI KOSONG ANDY HAFID THAMRIN T SUROSO 1 SUROSO 1 1 SUROSO SABLON JL LURUS KM 23, MADE SUJIWA SYAHRIAL SAMSURIADI JACK WELCH a. Julah halaan ini b. Julah kuulatif halaan sebelunya 1 c. Julah kuulatif halaan ini Kode Kol. (4) Tepat tinggal - 1 Bukan tepat tinggal - 2 Capuran *) - IMK adalah industri anufaktur yang epunyai pekerja 1 19 orang. - Khusus usaha usian yang aktif berproduksi selaa periode Juli 214 s.d Juni 215 Kode Kol. (1) Di bangunan sensus ini - 1 Bukan di bangunan sensus/keliling - 2 Di bangunan sensus lain - 3 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 95

103 USAHA/RUMAH TANGGA kode 1 atau 2 ; Kol. (11) kode 1 Kegiatan Utaa (Tuliskan sejelas-jelasnya) Isikan tanda cek ( ) sesuai julah tenaga kerja terasuk peilik? Jika Kolo (17) bertanda cek ( ) Isikan tanda cek ( ) sesuai kode 2-digit KBLI Halaan 6... dari.6.. halaan Kode 2-digit KBLI (15) (16) (17) (18) (19) (2) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (3) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38) (39) (4) (41) (42) SABLON BLOK IV. KETERANGAN KBLI 2 digit (1) Mhi = hi = (2) Mhi = hi = (3) Mhi = hi = (4) Mhi = hi = (5) Mhi = hi = (6) Mhi = hi = (7) Mhi = hi = (8) Mhi = hi = Mhi hi (9) 1 1 = = (1) Mhi = hi = (11) Mhi = hi = (12) Mhi = hi = Ihi = Mhi/hi =../.. =.. Ihi = Mhi/hi =../.. =.. Ihi = Mhi/hi =../.. =.. Ihi = Mhi/hi =../.. =.. Ihi = Mhi/hi =../.. =.. Ihi = Mhi/hi =../.. =.. Ihi = Mhi/hi =../.. =.. Ihi = Mhi/hi =../.. =.. Ihi = Mhi/hi =../.. =.. Ihi = Mhi/hi =../.. =.. Ihi = Mhi/hi =../.. =.. Ihi = Mhi/hi =../.. =.. R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 =,71*1 R1 = = 1 R1 = R1 = R1 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = Mhi : julah industri ikro enurut KBLI, diabil dari isian Blok III Rincian C Kolo hi : target sapel industri ikro enurut KBLI dala satu blok sensus (perhitungan dilakukan BPS kabupaten/kota) Ihi : interval sapel 96 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

104 PENARIKAN SAMPEL UTAMA KBLI 2 digit (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (2) (21) (22) (23) (24) Mhi = Mhi = Mhi = Mhi = Mhi = Mhi = Mhi = Mhi = Mhi = Mhi = Mhi = Mhi = hi = hi = hi = hi = hi = hi = hi = hi = hi = hi = hi = hi = Ihi = Mhi/hi Ihi = Mhi/hi Ihi = Mhi/hi Ihi = Mhi/hi Ihi = Mhi/hi Ihi = Mhi/hi Ihi = Mhi/hi Ihi = Mhi/hi Ihi = Mhi/hi Ihi = Mhi/hi Ihi = Mhi/hi Ihi = Mhi/hi =../.. =../.. =../.. =../.. =../.. =../.. =../.. =../.. =../.. =../.. =../.. =../.. =.. =.. =.. =.. =.. =.. =.. =.. =.. =.. =.. =.. R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R3 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R4 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R5 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R6 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R7 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R8 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R9 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R1 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R11 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R12 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R13 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R14 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R15 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R16 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R17 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R18 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R19 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = R2 = Mhi : julah industri ikro enurut KBLI, diabil dari isian Blok III Rincian C Kolo hi : target sapel industri ikro enurut KBLI dala satu blok sensus (perhitungan dilakukan BPS kabupaten/kota) Ihi : interval sapel BLOK V. C A T A T A N Apabila ada hal-hal yang eerlukan keterangan lebih lanjut, tuliskan pada blok ini. Selain inforasi dari responden, pencacah, dan peeriksa juga bisa enabahkan catatan untuk eperjelas asalah yang berkaitan dengan daftar isian. - BLOK VI. KETERANGAN PETUGAS URAIAN PENCACAH PENGAWAS Naa petugas Tanggal DIMAS UKINTO 12 JUNI 215 ANNE NYERAH INAPA 15 JUNI 215 Tanda tangan Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 97

105 98 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

106 Lapiran 2 BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 215 TAHUNAN VIMK15-DS2 BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 11. Provinsi 12. Kabupaten/Kota *) 13. Kecaatan 14. Desa/Kelurahan *) 15. Noor Blok Sensus (NBS) 16. Noor Kode Sapel (NKS) *) Coret yang tidak sesuai BLOK II. TARGET SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA 21. Julah target sapel usaha/perusahaan **) **) Julah target pencacahan harus 1% BLOK III. KETERANGAN PETUGAS 31. Naa Petugas 32. Tanggal URAIAN 33. Tanda tangan BLOK IV. CATATAN (1) (2) (3) URAIAN KALIMANTAN TIMUR..... PENAJEM PASER UTARA..... SEPAKU..... TENGIN BARU B PENCACAH INDUSTRI MIKRO INDUSTRI KECIL PENGAWAS RAHASIA JUMLAH (1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) DIMAS UKINTO ANNE NYERAH INAPA 1 JULI JULI B 5 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 99

107 BLOK V. KETERANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TERPILIH NUS (1) No. Urut Sege n (2) No Urut Banguna n Fisik No. Urut Banguna n Sensus NUP Naa Perusahaan/ Usaha atau Pengusaha/Peilik Usaha Alaat Lengkap (Jalan, Noor, RT/RW) RAHASIA Kode 2-Digit KBLI Kode Klasifika si Industri: IM - 1 IK - 2 (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) SUROSO SABLON JL. LURUS KM 23,4 NO Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

108 Lapiran 3 BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 215 TAHUNAN Industri Mikro - 1 Industri Kecil digit KBLI: VIMK15-S2 BLOK I. KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK15-DS2) 11. Provinsi (1) (2) (3) KALIMANTAN TIMUR Kabupaten/Kota*) PENAJEM PASER UTARA Kecaatan SEPAKU Desa/Kelurahan *) TENGIN BARU Noor Blok Sensus (NBS) 1B 1 B 16. Noor Kode Sapel (NKS) Noor Urut Sapel (NUS) Noor Urut Perusahaan (NUP) 1 1 *) Coret yang tidak sesuai BLOK II. KETERANGAN PERUSAHAAN / USAHA Naa Perusahaan/Usaha Alaat Perusahaan/Usaha Noor Telepon/Faksiili 24. e-ail/hoepage 25. Kegiatan Utaa (tuliskan sejelas-jelasnya) (1) (2) (Tuliskan naa jalan, gang atau keterangan yang sejenis dan lengkapi dengan RT/RW) Bentuk badan huku/ badan usaha/perijinan Tahun ulai berproduksi secara koersial: SUROSO SABLON... JL. LURUS KM 23,4 NO. 58 RT 1 RW Kode Pos MEMBUAT LETTER ALUMINIUM, UNDANGAN DAN BANNER Perseroan Terbatas (PT) - 1 Coanditaire Vennootschap (CV) - 2 Koperasi - 3 Ijin Peda - 4 Perorangan - 5 Lainnya (tuliskan ) (3) 1 Kode 5-digit KBLI Survei IMK bertujuan eperoleh data industri ikro dan kecil yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk keperluan perencanaan dan evaluasi pebangunan. Pelaksanaan VIMK15 ini berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Pasal 11. Kerahasiaan data yang diberikan dijain oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Pasal Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 11

109 BLOK II. KETERANGAN PERUSAHAAN / USAHA (lanjutan) 28. Naa pengusaha (1) SUROSO (2) (3) 29. Jenis kelain Laki-laki - 1 Perepuan Uur (bulatkan ke bawah) Tahun Pendidikan tertinggi yang ditaatkan Tidak Taat SD - 1 Diploa I / II SD & Sederajat - 2 Akadei / DIII - 6 SLTP & Sederajat - 3 Sarjana S1/DIV - 7 SLTA & Sederajat - 4 Sarjana S2 / S3-8 BLOK III. KETERANGAN PEKERJA DAN BALAS JASA 31. Banyaknya pekerja (terasuk pengusaha), hari kerja, dan rata-rata ja kerja per hari untuk kegiatan Juli 214 sapai dengan Juni 215: Uraian a. Banyaknya pekerja (terasuk pengusaha) b. Banyaknya hari kerja c. Rata-rata ja kerja per hari Satuan (1) (2) Orang Hari Ja Bulan kegiatan: bulan perusahaan/usaha elakukan kegiatan walaupun satu hari. Pekerja: seua orang (tanpa eperhatikan usia) yang terlibat secara langsung dala pekerjaan/kegiatan di perusahaan/usaha. Hari kerja: hari perusahaan/usaha elakukan kegiatan dan ada seorang atau lebih yang bekerja secara terus enerus paling sedikit satu ja. Banyaknya pekerja (terasuk pengusaha) dibayar dan tidak dibayar Menurut jenis pekerja selaa Bulan Juni 215 atau bulan terakhir produksi Jenis Pekerja (1) a. Pekerja produksi Jul (3).. Pekerja Dibayar Laki-Laki (2) Tahun 214 Ja kerja: jangka waktu yang dinyatakan dala satuan ja, digunakan untuk bekerja/elakukan kegiatan usaha (tidak terasuk ja istirahat resi), diulai dari enyiapkan pekerjaan sapai selesai (tutup). Ja kerja sehari aksiu 24 ja dan iniu 1 ja. Rata-rata ja kerja per hari: julah ja kerja kegiatan perusahaan/usaha selaa sebulan dibagi banyaknya hari kerja dala bulan tsb. Perepuan Pekerja Tidak Dibayar Laki-Laki Perepuan Nilai seluruh balas jasa yang dikeluarkan pengusaha (terasuk pengusaha yang dibayar) dala Rupiah Menurut jenis kelain selaa Bulan Juni 215 atau bulan terakhir produksi Ags (4).. (5) Julah Kol. (2) s.d. (5) b. Pekerja lainnya c. Julah (rincian a + rincian b ) Uraian... Laki - Laki (1) (2) Sep (5).. (3) Okt (6).. Nov (7).. (4) Des (8).. Jan (9).. Feb (1).. Tahun 215 Mar (11).. Apr (12).. Mei Catatan: bulan terakhir produksi adalah Juli 214 s.d Mei 215 hanya berlaku untuk usaha usian a. Upah/Gaji b. Lainnya c. Julah (rincian a +rincian b) (13).. (6) Jun (14) Nilai Seluruh Balas Jasa (dala Rupiah) Perepuan (3) Julah 1.75.,, 1.75., (4).....,,, ,, 1.75., Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

110 BLOK IV: BIAYA/PENGELUARAN PERUSAHAAN/USAHA SELAMA BULAN JUNI 215 ATAU BULAN TERAKHIR BERPRODUKSI Uraian Satuan Standar Banyaknya (1) 41. Peakaian jenis bahan baku dan bahan penolong (urutkan dari nilai terbesar) a. KERTAS CONER b. MULTIPLEK MILANIUM c. TANGKAI STEMPEL d. KARET STEMPEL e. VINYL f. TINTA g. PLAT ALUMINIUM h. Lainnya (total nilai pengeluaran selain rincian a s.d. rincian g) 42. Peakaian peluas dan bahan bakar untuk proses produksi (Julah rincian a s.d rincian j) a. Peluas b. Bensin c. Solar d. Minyak Tanah e. Gas Kota f. Elpiji g. Batu Bara/Briket h. Kayu Bakar i. Arang j. Bahan Bakar Lainnya 43. Peakaian listrik 44. Peakaian air (yang bernilai ekonois) 45. Alat tulis dan keperluan kantor 46. Bunga atas pinjaan 47. Angkutan/pengirian, pos dan telekounikasi 48. Peeliharaan dan perbaikan kecil barang odal 49. Sewa esin, alat perlengkapan, kendaraan, bangunan/konstruksi, dan barang odal lainnya 41. Sewa tanah untuk usaha Tepat usaha ilik sendiri harus dinilai atas dasar harga pasar/setepat (iputasi) 411. Jasa industri yang dikerjakan pihak lain 412. Pajak tak langsung Terasuk: pajak pertabahan nilai barang dan jasa, pajak bui dan bangunan, bea asuk dan cukai, pajak ekspor, pajak ipor, pajak penjualan, pajak hiburan, dan retribusi Jasa yang dikerjakan oleh pihak lain Terasuk: jasa akuntan/konsultan, proosi/iklan, perakitan/instalasi piranti keras dan lunak/analisis dan perograan, pelatihan, asuransi, dan sejenisnya Lainnya Pengeas/pebungkus, pebelian peralatan penunjang kegiatan proses produksi yang uur peakaiannya kurang dari setahun (isal: pengki, ayakan/saringan, pikulan, jaru jahit dan sejenisnya), dsb Julah (Rincian 41 s.d. Rincian 414) PACH (2) Liter Liter Liter Liter M3 Kg Kg KWh M3 (3) Nilai (Rp) (4) LEMBAR BUAH LEMBAR Jika pengeluaran dala setahun seperti: sewa bangunan usaha, pajak kendaraan, dll, aka nilai untuk Bulan Juni 215 adalah pengeluaran satu tahun dibagi Bulan Produksi... ROL BOTOL LEMBAR , , , 772.5, 375., 26., 225., 18., , 55., 42., 12., 3.,,,,,,,,, 3., 3., 15.,, 5.,,, 2.4., 1.5.,,,, , Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 13

111 BLOK V. PRODUKSI DAN PENDAPATAN PERUSAHAAN/USAHA SELAMA BULAN JUNI 215 ATAU BULAN TERAKHIR BERPRODUKSI 51. Nilai produksi bukan akloon (Nilai produksi dari barang yang dihasilkan terasuk barang setengah jadi) a. b. c. d. Jenis barang yang dihasilkan (Urutkan dari nilai terbesar) (1) 52. Pendapatan dari jasa industri (akloon) Satuan Standar 53. Pendapatan dari kegiatan lain yang berhubungan dengan usaha: (3) Banyaknya (4) Nilai (Rp) (5) Harga Satuan (Rp) LETTER ALUMINIUM UNIT 3 6.., 2.., UNDANGAN UNIT , 25, BANNER METER , 2., BARANG CETAKAN UNIT , 6., e. Lainnya f. Julah (Rincian a s.d. Rincian e) a. Keuntungan/kerugian penjualan barang dala bentuk yang saa. b. Bunga atas sipanan, bagi hasil, dan sejenisnya. c. Subangan, hadiah, dan sejenisnya. d. Lainnya (tuliskan selengkapnya) Julah (Rincian 51.f + Rincian 52 + Rincian 53 ) BLOK VI. RINGKASAN (DIISI OLEH PENGAWAS), , ,......,......,......,......,......, , Pendapatan Biaya/Pengeluaran Selisih *) (1) (2) (3) BLOK V Rincian 54 Kolo (5) BLOK III Rincian 33.c Kolo (4) + Kolo (1) - Kolo (2) BLOK IV Rincian 415 Kolo (4) , , , *) Jika isian kolo (3) inus ( - ), periksa kebali isian atau lakukan kunjungan ulang BLOK VII. NILAI HARTA & MODAL PERUSAHAAN/USAHA (per 3 Juni 215) Uraian Nilai (Rp) (1) (2) 71. Nilai Harta Perusahaan per 3 Juni 215 (julah rincian 72 dan rincian 73) 72. Harta lancar a. Uang tunai (terasuk piutang usaha) b. Persediaan barang-barang untuk kegiatan usaha 73. Harta tetap a. Tanah b. Bangunan/gedung c. Mesin dan perlengkapan d. Kendaraan e. Lainnya 5-digit KBLI (2) (6) , , 3.5., , , , 1.., , Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

112 BLOK VII. NILAI HARTA & MODAL PERUSAHAAN/USAHA (per 3 Juni 215) Uraian 74. Suber odal : 1 a. Milik sendiri (terasuk hibah/transfer) : % b. Pihak lain : % 75. Suber odal dari pihak lain berasal dari: Nilai (Rp) (1) (2) jika 1% langsung ke Rincian a. pinjaan bank b. pinjaan koperasi c. pinjaan lebaga keuangan bukan bank d. odal ventura e. pinjaan dari perorangan f. pinjaan keluarga/faili g. lainnya (tuliskan. ) a.... % b.... % c.... % d.... % e.... % f.... % g.... % Jika Rincian 75.a terisi, isilah pertanyaan berikut: 76. Berapa besarnya pinjaan bank? Kurang dari 2 Juta Rupiah Juta Rupiah 5 Juta Rupiah - 2 Lebih dari 5 Juta Rupiah Bagaiana dengan nilai agunan yang digunakan untuk pinjaan bank tersebut? 1 % dari julah pinjaan - 1 5% - < 1% dari julah pinjaan - 2 < 5% dari julah pinjaan - 3 Tidak enggunakan agunan Apakah pinjaan bank tersebut terasuk kredit bersubsidi? Ya - 1 Tidak Jika rincian 78 kode 1 dilingkari, jenis pinjaan bank terasuk: Kredit Usaha Rakyat (KUR) - 1 Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) - 2 Pinjaan Bergulir PNPM Mandiri - 4 Lainnya (Tuliskan.) Jika rincian 75.a tidak terisi, Alasan utaa tidak einja dari bank : Tidak tahu prosedur - 1 Prosedur sulit - 2 Tidak ada agunan - 3 Suku bunga tinggi - 4 Usulan ditolak - 5 Tidak berinat Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 15

113 BLOK VIII: ALAT/MESIN DAN SARANA PENGOLAHAN UTAMA 81 Tuliskan Alat/Mesin dan Sarana Pengolahan Utaa yang dikuasai: a. PRINTER Jenis esin/ alat pengolahan (1) Suber pengadaan (kode) BLOK IX. KESULITAN DAN KEMITRAAN Tahun Perolehan KOMPRESOR b..... LAPTOP c..... MESIN JAHIT d kode kolo (2): Sendiri/swadaya - 1 Peerintah - 2 Swasta/Mitra Kerja - 3 Lainnya - 4 (2) (3) (4) Banyaknya (unit) Baik*) Rusak**) Keterangan : *) terasuk rusak ringan yang asih dapat diperbaiki **) tidak dapat digunakan lagi (secara ekonoi tidak layak diperbaiki) (5) Kesulitan utaa yang dialai oleh perusahaan /usaha selaa setahun yang lalu : 92. Bahan baku - 1 Peasaran - 2 Perodalan - 3 BBM/energi - 4 Transportasi - 5 Keterapilan pekerja - 6 Keapuan ebayar upah buruh - 7 Lainnya (tuliskan ) - 8 Tidak ada kesulitan - Jika rincian 91 kode 1 dilingkari, alasan utaa kesulitan bahan baku: Bahan baku langka - 1 Bahan baku ahal - 2 Lokasi bahan baku jauh - 3 Lainnya (tuliskan. ) Langsung ke rincian Jenis keitraan yang pernah dilakukan oleh perusahaan/usaha selaa setahun yang lalu: Uang - 1 Bahan baku - 2 Peasaran - 4 Mesin - 8 Barang odal/peralatan - 16 Lainnya (tuliskan. ) - 32 Badan/lebaga yang pernah enjalin keitraan selaa setahun yang lalu: BUMN/BUMD - 1 Perusahaan swasta - 2 Perbankan - 4 Yayasan/LSM - 8 Lainnya (tuliskan. ) - 16 Apakah ada eorandu of understanding (MoU) perjanjian dala enjalin keitraan? 93. Apakah perusahaan/usaha pernah enjalin keitraan? 2 Ya - 1 Tidak - 2 Langsung ke Rincian Ya - 1 Tidak - 2 Sebutkan tahun terakhir perusahaan/usaha enjalin keitraan? ~ 6 ~ 16 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

114 BLOK X. PELAYANAN DAN BIMBINGAN USAHA Apakah perusahaan/usaha saat ini enjadi anggota koperasi? Ya - 1 Tidak - 2 Jenis pelayanan/bantuan yang pernah diteria perusahaan/usaha selaa setahun yang lalu : Uang - 1 Bahan baku - 2 Peasaran - 4 Mesin - 8 Barang odal/peralatan - 16 Lainnya (tuliskan. ) - 32 Tidak pernah - Badan/lebaga yang pernah eberi pelayanan/bantuan: Instansi peerintah - 1 Perusahaan swasta - 4 Perbankan - 8 Yayasan/LSM - 16 Lainnya (tuliskan. ) - 32 Langsung ke rincian 14 Koperasi Jika rincian 12 kode dilingkari, alasan utaa tidak pernah eperoleh pelayanan/ bantuan adalah: Tidak tahu prosedur - 1 Proposal ditolak - 2 Tidak berinat - 3 Tidak tahu - 4 Lainnya (tuliskan. ) - 5 Jenis bibingan/pelatihan/penyuluhan yang pernah diikuti selaa setahun yang lalu: Manajerial - 1 Keterapilan/teknik produksi - 2 Peasaran - 4 Lainnya (tuliskan. ) - 8 Tidak pernah - Penyelenggara bibingan/pelatihan/ penyuluhan adalah: Sendiri - 1 Instansi Peerintah - 2 Perusahaan swasta - 4 Yayasan/LSM - 8 Lainnya (tuliskan. ) Langsung ke rincian BLOK XI. DISTRIBUSI DAN ALOKASI PEMASARAN SELAMA (1) (2) 111. Persentase produk yang dihasilkan untuk kebutuhan: 1 a. Perusahaan 75, :.. % b. Pedagang 25, :.. % c. Ruah tangga, :.. % d. Lainnya (tuliskan ), :.. % Alokasi peasaran (Persentase dari nilai produksi) 1, a. Dala satu kabupaten / kota :.. %, b. Luar kabupaten / kota satu provinsi :.. %, c. Luar provinsi :.. %, d. Luar negeri :.. % 1 1 ~ 7 ~ Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 17

115 BLOK XII. CATATAN Apabila ada hal-hal yang eerlukan keterangan lebih lanjut, tuliskan pada blok ini. Selain inforasi dari responden, pencacah, dan peeriksa juga bisa enabahkan catatan untuk eperjelas asalah yang berkaitan dengan daftar isian. RUMAH DAN TEMPAT USAHA YANG DIGUNAKAN OLEH BPK SUROSO DIPEROLEH DENGAN CARA MENYEWA. BLOK XIII. PENGESAHAN RESPONDEN DAN PETUGAS Data yang diisikan dala kuesioner ini sesuai dengan keadaan sesungguhnya dan diketahui oleh yang bertanggungjawab di perusahaan/usaha ini Uraian Responden Pencacah Pengawas (1) (2) (3) (4) 131. Naa SUROSO DIMAS UKINTO ANNE NYERAH INAPA 132. Tanggal 7 JULI JULI JULI Tanda tangan 134. No. Telepon/Handphone Keterangan lebih lanjut hubungi: Subdirektorat Statistik Industri Kecil dan Ruah tangga Direktorat Statistik Industri, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia Jl. Dr Sutoo No. 6-8, Jakarta 171 Telepon:(21) , , Pesawat 532-3, Fax: (21) E-ail: 18 Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan

116 DATA MENCERDASKAN BANGSA BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA Jl. Dr Sutoo No. 6-8, Jakarta 171 Telepon : (21) , , , Fax : (21) , E-ail : bpshq@bps.go.id, Hoepage : Pedoan Pencacah VIMK15 Tahunan 19

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan KATA PENGANTAR Buku 1 ini erupakan seri Buku Pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) yang akan dilaksanakan tiap triwulan pada tahun 2014 Buku ini euat pedoan bagi para Pipinan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

BUKU 1: PEDOMAN TEKNIS PIMPINAN BPS PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

BUKU 1: PEDOMAN TEKNIS PIMPINAN BPS PROVINSI/KABUPATEN/KOTA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU : PEDOMAN TEKNIS PIMPINAN BPS PROVINSI/KABUPATEN/KOTA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN T A H U N 2 5 (VIMK5-TAHUNAN) BADAN PUSAT STATISTIK BUKU : PEDOMAN TEKNIS PIMPINAN

Lebih terperinci

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan i ii Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK14 Triwulanan DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas

Lebih terperinci

BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA

BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN T A H U N 2 0 1 5 (VIMK15 TAHUNAN) Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK15 Tahunan

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Januari 2013 Deputi Bidang Statistik Produksi. Dr. Adi Lumaksono, MA NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Januari 2013 Deputi Bidang Statistik Produksi. Dr. Adi Lumaksono, MA NIP BUKU 1 KATA PENGANTAR Buku 1 ini erupakan seri Buku Pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) yang akan dilaksanakan pada tahun 2013 Buku ini euat pedoan bagi para Pipinan

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang Keberhasilan suatu kegiatan survei tidak terlepas dari tanggung jawab, fungsi dan peran seluruh

Lebih terperinci

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan.  INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2014-2016 http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan Laporan ditulis pada: October 24, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 13/02/21/Th. VII, 1 Februari 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. v BAB. 1.1 Umum

1 PENDAHULUAN. v BAB. 1.1 Umum v BAB PENDAHULUAN. Umum Menjelang pasar bebas ASEAN atau penyatuan masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) tahun 25 penting bagi kita Bangsa Indonesia untuk memperkuat sistem perekonomian.

Lebih terperinci

BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 2 ini merupakan seri Buku Pedoman yang disusun dalam rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) tahun 2013. Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. BUKU 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI Halaman i iii I. PENDAHULUAN 1.1. U m u m.... 1 1.2. Landasan Hukum... 3 1.3. T u j u a n... 3 1.4. Lingkup dan Cakupan... 4 1.5. Data dan Keterangan yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 54/08/21/Th. VIII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 31/05/21/Th.VIII, 1 Mei 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 33/05/21/Th. IX, 2 Mei 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2014 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 10/02/32/Th.XVII, 02 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW IV

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 28/05/32/Th.XVII, 04 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW I TH 2015

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2015 No. 63/11/32/Th.XVII, 02 November 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW III TH 2015 NAIK 2,77 PERSEN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVI, 3 Februari 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2014 PROVINSI RIAU

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2014 PROVINSI RIAU No. 9/02/14/Th. XVI, 2 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2014 PROVINSI RIAU. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II 2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU RIAU No.58/08/21/Th. XII, 1 Agustus PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil II secara total naik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XIX, 1 Februari 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2016 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 28/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015 Pertumbuhan produksi Industri

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2014 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVII, 2 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2014 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 23/05/31/Th. XVII, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS NAIK 8,83 PERSEN DAN IMK NAIK 8,93 PERSEN PADA TRIWULAN

Lebih terperinci

No. 05/08/81/Th.VII, 1 Agustus 2017

No. 05/08/81/Th.VII, 1 Agustus 2017 No. 05/08/81/Th.VII, 1 Agustus 2017 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan II kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2017 tumbuh negatif 8,83 persen, pertumbuhan kumulatif selama

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w s. go.id PERKEMBANGAN INDEKS PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG 2011 2013 ISSN : 1978-9602 No. Publikasi : 05310.1306 Katalog BPS : 6102002 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 30/05/52/Th.III, 2 Mei 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 24/05/32/Th.XVIII, 2 Mei 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW I TH 2016

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 44/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2016 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2017 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 45/08/34/Th.XIX, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 43/08/32/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW II TH

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 09/02/34/Th.XVIII, 1 Februari 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2015 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 62/11/34/Th.XVIII, 1 November 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2016 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

No. 05/05/81/Th.VI, 4 Mei 2015

No. 05/05/81/Th.VI, 4 Mei 2015 No. 05/05/81/Th.VI, 4 Mei 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan I kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2015 sebesar -1,40 persen, pertumbuhan kumulatif sampai dengan Triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 45/08/34/Th.XVII, 3 Agustus 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI RIAU

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI RIAU No. 23/05/14/Th. XVII, 2 Mei 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI RIAU. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan I

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 NO. 11/02/33 TH. XI, 1 FEBRUARI 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan IV tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN III TAHUN 2015 PROVINSI RIAU

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN III TAHUN 2015 PROVINSI RIAU No. 57/11/14/Th. XVI, 2 November 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN III TAHUN 2015 PROVINSI RIAU. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 51/08/52/Th.VII, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2011 NO. 11/02/33 TH. VI, 1 FEBRUARI 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2011 PERTUMBUHAN PRODUKSI MIKRO DAN KECIL TRW-IV TH 2011 NAIK 5,65 PERSEN DARI TRW-III TH

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 61/11/32/Th.XVIII, 1 November 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW III

Lebih terperinci

I. PERTUMBUHAN (q to q) PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015 DI JAWA TENGAH

I. PERTUMBUHAN (q to q) PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015 DI JAWA TENGAH NO. 12/02/33 TH. X, 1 FEBRUARI 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan IV tahun 2015

Lebih terperinci

No. 05/02/81/Th.VII, 1 Pebruari 2016 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan IV kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2015 sebesar 6,85 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2015 No. 24/05/Th.XVIII, 04 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2015 Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang (IBS) di Provinsi

Lebih terperinci

No. 05/11/81/Th.VII, 1 November 2016 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Skala Mikro dan Kecil Triwulan III kuartalan (q-toq) di Maluku Tahun 2016 sebesar 6,33 persen, pertumbuhan kumulatif selama

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN 2012

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN 2012 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 31/08/31/Th XIV, 1 Agustus PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRIWULAN II TAHUN MENGALAMI KENAIKAN SEBESAR 8,60 PERSEN DIBANDING

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN II 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN II 2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU RIAU No.57/08/21/Th. XII, 1 Agustus PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN II Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 25/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2016 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 29/05/16 Th.XVII, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017 NO. 32/05/33 TH. XI, 2 MEI 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2017 Provinsi

Lebih terperinci

No. 05/05/81/Th.VII, 2 Mei 2016

No. 05/05/81/Th.VII, 2 Mei 2016 No. 05/05/81/Th.VII, 2 Mei 2016 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan I kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2016 sebesar 4,95 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun 2016

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2014 NO. 11/02/33 TH. IX, 2 FEBRUARI 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN IV TAHUN 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN IV TH 2014 NAIK 2,15 PERSEN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2017 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 25/05/34/Th.XIX, 2 Mei 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi Industri

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017 NO. 55/08/33 TH. XI, 1 AGUSTUS 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2017

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No.51./11/31/Th. XVII, 02 November 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS NAIK 11,30 PERSEN DAN IMK NAIK 13,20 PERSEN PADA

Lebih terperinci

No. 05/02/81/Th.VI, 2 Pebruari 2015

No. 05/02/81/Th.VI, 2 Pebruari 2015 No. 05/02/81/Th.VI, 2 Pebruari 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan IV kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2014 sebesar 10,98 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG(IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG(IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2014 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 47/08/34/Th.XVI, 4 Agustus 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG(IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2014 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Produksi IBS dan IMK Triwulan III 2017 Nomor : 64/11/34/Th. XIX, 1 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I YOGYAKARTA PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR

Lebih terperinci

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017 Pertumbuhan produksi IBS dan IMK Triwulan III Tahun 2017

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2011 No. 08/02/34/Th.XIV, 1 Februari 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2011 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 NO. 32/05/33 TH. X, 2 MEI 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2016 Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 26/05/34/Th.XV, 2 Mei 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2014 Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016 NO. 55/08/33 TH. X, 1 AGUSTUS 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2016

Lebih terperinci

https://ambonkota.bps.go.id

https://ambonkota.bps.go.id No. 06/08/81/Th.VI, 3 Agustus 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan II kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2015 sebesar 9,83 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun 2015

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016 NO. 76/11/33 TH. X, 1 NOVEMBER 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVI, 3 November 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 07/02/52/Th.VI, 2 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014 1. Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

https://ambonkota.bps.go.id

https://ambonkota.bps.go.id No. 06/11/81/Th.VI, 2 November 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan III kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2015 sebesar 3,68 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2015 NO. 34/05/33 TH. IX, 4 MEI 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TH 2015 NAIK 2,04 PERSEN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2014 NO. 28/05/33 TH. VIII, 2 MEI 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN I TAHUN 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN I TH 2014 TURUN 1,70 PERSEN DARI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN II TAHUN 2015 NO. 55/08/33 TH. IX, 3 AGUSTUS 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN II TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN II TH 2015 NAIK 4,02 PERSEN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Jawa Barat No. 61/11/32/Th. XIX, 1 November BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Jawa Barat Triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2012

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2012 NO. 62/11/33 TH. VI, 1 NOVEMBER 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI MIKRO DAN KECIL -III TH 2012 6,11 PERSEN DARI -II TH 2012 Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 26/05/16 Th.XVIII, 2 Mei 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 10/02/16 Th.XIX, 1 Februari 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN III 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN III 2016 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU RIAU No.91/11/21/Th. XI, 1 November PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN III Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN IV TAHUN 2015 PROVINSI RIAU

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN IV TAHUN 2015 PROVINSI RIAU No. 09/02/14/Th. XVII, 1 Februari 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN IV TAHUN 2015 PROVINSI RIAU. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 45/08/16 Th.XVIII, 1 Agustus 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI Aceh TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI Aceh TRIWULAN II TAHUN 2017 No. 36/08/Th.XX, 01 Agustus 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI Aceh TRIWULAN II TAHUN 2017 Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang (IBS) di

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR JAWA TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2012

BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR JAWA TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 12/02/35/Th. XI, 1 Februari 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR JAWA TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2012 Secara umum, produksi industri manufaktur besar dan sedang di Jawa

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2015 NO. 77/11/33 TH. IX, 2 NOVEMBER 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN III TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN III TH 2015 TURUN 0,89 PERSEN

Lebih terperinci

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan III Provinsi Riau

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan III Provinsi Riau Hasil Survei Industri Manufaktur Besar Sedang dan Industri Manufaktur Menengah Kecil No.50/11/14/Th.XX, 1 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 45/08/16 Th.XVII, 3 Agustus 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2015

Lebih terperinci

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan IV Tahun

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan IV Tahun . 9/02/14/Th. XIV, 1 Februari 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2012 PROVINSI RIAU. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 70/11/52/Th.IV, 1 Nov 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2013 1. Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2014 No. 08/ 02/ 94/ Th. V, 2 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2014 Penyajian (release) Berita Resmi Statistik untuk industri manufaktur dibedakan menjadi Industri

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2017 PROVINSI BENGKULU

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2017 PROVINSI BENGKULU No. 48 /08/17/VIII, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2017 PROVINSI BENGKULU Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Provinsi Bengkulu (q-to-q)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2016 No. 21/05/Th.XIX, 02 Mei 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2016 Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang (IBS) di Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN II TAHUN 2014 NO. 49/08/33 TH. VIII, 4 AGUSTUS 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN II TAHUN 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN II TH 2014 NAIK 9,28 PERSEN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 33/05/52/Th.VI, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015 1. Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 63/11/16 Th.XVIII, 1 November 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI Aceh TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI Aceh TRIWULAN III TAHUN 2015 No. 54/11/Th.XVIII, 02 November 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI Aceh TRIWULAN III TAHUN 2015 Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang (IBS)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) & INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) PROVINSI GORONTALO TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) & INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) PROVINSI GORONTALO TRIWULAN I TAHUN 2015 No. 28/05/75/Th.IX, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) & INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) PROVINSI GORONTALO TRIWULAN I TAHUN 2015 Jenis Industri Manufaktur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2012 NO. 27/05/33 TH. VI, 1 MEI 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI MIKRO DAN KECIL TRW-I TH 2012 TURUN -2,21 PERSEN DARI TRW-IV TH 2011

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2017 No. 21/05/Th.XX, 02 Mei 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2017 Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang (IBS) di Provinsi

Lebih terperinci