Penentuan Lokasi Pasang Baru Wifi.id Corner Menggunakan Metode AHP dan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Telkom Witel Kediri)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penentuan Lokasi Pasang Baru Wifi.id Corner Menggunakan Metode AHP dan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Telkom Witel Kediri)"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm Penentuan Lokasi Pasang Baru Wifi.id Corner Menggunakan Metode AHP dan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Telkom Witel Kediri) Figgy Rosaliana 1, Dian Eka Ratnawati 2, Mochammad Ali Fauzi 3 Program Studi Teknik Informatika, 1 figgy1702@gmail.com, 2 dian_ilkom@ub.ac.id, 3 moch.ali.fauzi@ub.ac.id Abstrak Wifi.id corner merupakan suatu lokasi yang disediakan oleh PT. Telkom untuk mengakses jaringan wifi.id. Dalam penentuan lokasi pasang baru wifi.id corner ini diperlukan pertimbangan dan keputusan yang tepat. Ada beberapa kriteria yang digunakan pada penelitian ini yaitu ketersediaan jaringan fiber optic, tingkat keramaian, jenis lokasi, dan tingkat kepadatan lokasi wifi.id corner. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka diterapkan metode Analytical Hyrarchy Process (AHP) dan algoritme genetika. Algoritme genetika akan melakukan optimasi bobot dari proses AHP. Algoritme ini menggunakan representasi kromosom real-code dengan panjang kromosom sebanyak 6 gen, yang setiap gen mewakili nilai tiap elemen matrik bobot. Reproduksi yang dilakukan menggunakan crossover intermediate dan random mutation. Di dalam proses evaluasi terdapat proses AHP untuk menentukan kelayakan lokasi yang kemudian akan dihitung nilai fitness dengan rumus akurasi. Metode seleksi yang digunakan yaitu ellitsm selection. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dengan parameter optimal ukuran populasi 80, jumlah generasi 85, kombinasi Cr 0,4 dan Mr 0,2 dengan nilai rata-rata fitness 0,7000 atau dengan akurasi 70%. Hasil akhir yang akan ditampilkan kepada user adalah hasil kelayakan lokasi. Kata Kunci: Wifi.id Corner, AHP, Algoritma Genetika Abstract Wifi.id corner is a location provided by Telkom Corporation to network. Determining new location of wifi.id corner needs consideration and right decision. Several criterias are used to this study such as Fiber Optic network availability, level of crowdedness, location type and density level of wifi.id corner location. Analytical Hyrarchy Process (AHP) method and Genetic Algorithm are applied to solve those problems. Genetic Algorithm will optimize the weight of AHP process. This algorithm uses real code chromosome representation with length of 6 genes, each gene represent element of weighted matrix value. The Reproduction uses crossover intermediate and random mutation. In the evaluation, AHP process determine feasibility of location then will be calculated its fitness by using accuracy formula. Selection method uses elllism s election. From the result of study, optimal parameter obtained in population size of 80, number of generation 85, combination of cr 0.4 and mr 0.2 with average fitness value or accuracy of 70%. Location feasibility will be shown to users as the final result of the system. Keywords: Wifi.id Corner, Genetic Algorithm, AHP 1. PENDAHULUAN PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, atau yang biasa dikenal dengan PT. Telkom merupakan perusahaan milik BUMN dibidang telekomunikasi dan jaringan. Saat ini PT. Telkom telah mengembangkan salah satu jenis layanan internet yaitu dengan membangun atau memasang wifi.id corner yang mampu menyediakan kecepatan akses internet hingga 100 Mbps. Wifi.id corner ini merupakan tempat untuk mengakses internet melalui jaringan wifi.id yang berkecepatan tinggi dan berbayar dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Salah satu wilayah telekomunikasi (witel) yaitu PT.Telkom Witel Kediri. Selama ini dalam menentukan lokasi pemasangan wifi.id corner, dilakukan berdasarkan pertimbangan dan persetujuan dari pihak dan manager divisi wireless broadband, yaitu melakukan survei ke lokasi berdasarkan permintaan masyarakat atau Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 1742

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1743 organisasi yang ingin memasang wifi.id corner, sehingga sering mengalami ketidaksesuaian dalam menentukan lokasi pemasangan wifi.id corner dari beberapa alternatif lokasi yang ada karena sulit untuk memprediksi atau meramalkan lokasi mana yang mampu memberikan manfaat dan keuntungan yang optimal baik bagi masyarakat maupun PT. Telkom Kediri. Ada beberapa wifi.id corner yang telah dilepas setelah sekian lama dari waktu selesainya pemasangan dikarenakan tidak bisa memberikan manfaat dan kurang meningkatkan pendapatan perusahaan. Dari permasalahan tersebut diperlukan suatu sistem yang bisa membantu untuk menentukan keputusan yang tepat dan cepat dalam melakukan pasang baru wifi.id corner agar masyarakat bisa dengan segera menggunakan layanan internet berkecepatan tinggi dan juga mampu meningkatkan pendapatan dari PT. Telkom Kediri. Dalam penyelesaian permasalahan penentukan lokasi pasang baru wifi.id corner penelitian ini menggunakan metode Analytical Hyrarchy Process (AHP) yang dikombinasikan dengan algoritma genetika. Metode AHP merupakan model untuk mendukung keputusan yang menggunakan hirarki fungsional yang mampu menyelesaikan permasalahan multikriteria yang dalam penelitian ini memiliki kriteria ketersediaan jaringan fiber optic, jenis lokasi yang akan digunakan untuk pemasangan, tingkat keramaian pengunjung, dan tingkat kerapatan antar wifi corner. Kelebihan AHP yaitu adanya struktur hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang telah dipilih, sampai ke sub-sub kriteria yang paling mendetail juga memperhitungkan validitas konsistensi ratio pada berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan (Makkasau, 2013). Algoritme genetika digunakan untuk mengoptimasi nilai bobot dan meminimalkan nilai CR pada metode AHP (Alek., 2013). Algoritme ini merupakan bagian dari algoritma evolusi. Algoritme genetika dapat menyelesaikan dan melakukan optimasi permasalahan yang memiliki model matematika yang kompleks (Mahmudy., 2015). Pada penelitian sebelumnya metode AHP digunakan untuk prediksi hasil pertandingan sepak bola yang mendapatkan nilai CR<0,1 dengan 2 kali iterasi yang menghasilkan tingkat akurasi 80% (Walarange., Delima., Restyandito., 2012). Penelitian selanjutnya yang menggunakan AHP dan SVM untuk klasifikasi penerima beasiswa memperoleh akurasi sebesar 89,74% (Ariyanti., Cholissodin., Setiawan., 2016). Gabungan kedua algoritma ini dalam penelitian yang lalu juga telah digunakan untuk optimasi dosis pupuk berdasakan jenis pupuk yang mampu meminimalkan biaya sebesar 0,25 % (Fadilah., 2015). Berdasarkan paparan diatas, pada penelitian ini maka digunakanlah metode AHP dan algoritma genetika yang diharapkan mampu memberikan solusi dan tingkat akurasi yang optimal pada PT. Telkom Kediri dalam menentukan lokasi wifi.id corner dengan parameter ketersediaan jaringan, tingkat keramaian lokasi, jenis lokasi, dan tingkat kerapatan wifi.id corner. 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tahapan Perhitungan AHP Berikut ini merupakan tahapan dalam perhitungan metode AHP: 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. 2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria dan alternatif- alternatif pilihan. 3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap kriteria yang setingkat di atasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. yang akan ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Elemen Perbandingan Identitas Keterangan Kepentingan Kedua elemen sama 1 pentingnya. Elemen yang satu sedikit 3 lebih penting darpada elemen yang lain. Elemen yang satu sedikit 5 lebih cukup penting darpada elemen lainnya. Satu elemen jelas lebih 7 penting daripada elemen lainnya. Satu elemen mutlak penting 9 daripada elemen lainnya. 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1744 Kebalikan perbandingan berdekatan. Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i. 4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom. 5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. 6. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7. Menghitung eigen vector dari setiap matrikss perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. 8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR. Matrikss Perbandingan dinyatakan konsisten jika nilai CR 0.1. CR = CI RI CI = λmax n n 1 Keterangan: CR : Rasio Konsistensi CI : Index Konsistensi RI : Random Index λmax : Nilai Eigen Maksimus Nilai λmax dihitung dengan menjumlahkan hasil perkalian dari penjumlahan nilai kriteria dikalikan dengan bobot prioritas kemudian dibagi dengan jumlah kriteria. 9. Setelah diketahui nilai CR, maka selanjutnya yaitu melakukan proses pemeringkatan dengan melakukan perkalian bobot atau matriks alternatif dengan bobot kriteria. 2.2 Tahapan AHP dan Algoritma Genetika Metode AHP dan algoritme genetika telah digunakan untuk penyelesaian berbagai persoalan. AHP sendiri merupakan teknik untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang dapat diambil (Fadhilah, A, N., 2015). Dalam proses perhitungan AHP dan Algoritma Genetika langkah pertama yang akan dilakukan adalah membentuk matriks perbandingan dari input ahli (manager) yang akan menjadi individu dalam proses pembentukan kromosom. Setelah itu dilakukan proses perhitungan GA (Genetic algorithm) yang di dalamnya terdapat proses AHP. Dalam memecahkan masalah, algoritme genetika mampu memetakan (encoding) permasalahan menjadi suatu string kromosom yang terdiri atas gen-gen yang menggambarkan variabel keputusan yang digunakan dalam solusi. Representasi string kromosom dan fungsi fitness untuk menilai seberapa baik sebuah kromosom untuk menjadi solusi yang layak sehingga dapat dimasukkan ke dalam algoritma genetika (Mahmudy, 2015). Setelah menghasilkan individu baru dari proses GA, maka individu tersebut akan menjadi input pada proses AHP dari mulai membuat matrikss bobot (matriks yang sudah dioptimasi dengan GA) sampai pada perankingan. Dari perankingan tersebut akan didapatkan nilai akurasi yang akan digunakan sebagai nilai fitnss. Proses selanjutnya dilakukan seleksi untuk memilih individu terbaik yang akan bertahan pada generasi selanjutnya. Individu terbaik dipilih berdasarkan nilai fitness tertinggi (Mu asyaroh, F,L.,2016), sehingga individu tersebut yang menjadi solusi terbaik dalam penentuan lokasi wifi.id corner. Matrikss perbandingan berpasangan Pembobotan pada setiap kriteria atau nilai perbandingan pada masing-masing kriteria akan membentuk matrikss perbandingan berpasangan. Inisialisasi Dalam tahap ini harus ditentukan ukuran populasi atau popsize. Panjang setiap chromosome dihitung berdasarkan presisi variabel dari solusi yang dicari (Mahmudy, 2015). Reproduksi Tahap ini dilakukan untuk menghasilkan keturunan atau individu baru yang ditempatkan dalam offspring (Mahmudy, 2015). Dua operator genetika dari proses reproduksi yaitu crossover dan mutasi. a. Crossover Dilakukan dengan cara memilih dua parent secara acak yang menghasilkan offspring sebanyak cr x popsize dari kombinasi kedua parent tersebut. metode crossover yg digunakan yaitu Intermediate

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1745 crossover. Dengan rumus pada Persamaan 1 (Mahmudy, 2015). C1 = P1 + α (P2-P1) C2 = P2 + α (P1-P2) (1) Keterangan: C1 = Child 1 C2= Child 2 P1 = Parent 1 P2 = Parent 2 α = dipilih secara acak berdasarkan range. Contoh pada interval [-0,25; 1,25]. b. Mutasi Dilakukan dengan memilih salah satu parent secara acak. Mutation rate harus ditentukan untuk menyatakan rasio offspring sehingga offspring sejumlah mr x popsize. Metode mutasi yang digunakan adalah random mutation seperti pada persamaan 2 (Mahmudy, 2015). x i = x i + r(maxi-minj) (2) Keterangan : x i = parent terpilih max i= nilai random terbesar range r misal [-0,1;0,1] Evaluasi Setelah melakukan proses crossover dan mutasi yang menghasilkan individu baru, maka selanjutnya adalah proses perhitungan fitness terhadap masing-masing individu tersebut guna mendapatkan solusi yang paling optimal. Chromosome yang telah terbentuk yaitu terdiri dari 6 gen akan membentuk matrikss perbandingan berpasangan yang akan digunakan dalam metode AHP untuk mendapatkan nilai bobot prioritas dan hasil keputusan yang paling tepat dari proses perankingan. Nilai fitness dihitung berdasarkan Persamaan 3. fitness = data benar semua data 100 (3) Dalam menghitung fitness, representasi chromosome dari proses sebelumnya, setiap gen melambangkan nilai bobot dari matrikss perbandingan berpasangan pada metode AHP. Kemudian dihitung nilai fitness dengan bersamaan (3) pada setiap individu. Seleksi Setelah didapatkan nilai fitness dari proses evaluasi, maka selanjutnya adalah melakukan seleksi yaitu memilih individu terbaik yang akan lolos pada generasi selanjutnya. Metode seleksi yang digunakan yaitu ellitsm selection yaitu memilih individu dengan nilai fitness terbesar (Mahmudy, 2015). 3. METODOLOGI PENELITIAN Berikut ini merupakan perancangan sistem secara umum yang dapat dilihat pada Gambar 1 Gambar 1. Diagram alir sistem Diagram alir diatas yaitu pada Gambar 1 menggambarkan alur sistem secara keseluruhan, proses diawali dengan user memasukkan nilai kriteria dari calon lokasi wifi.id corner yang kemudian data nya akan disimpan. Lalu akan dilanjutkan oleh sistem dengan melakukan proses optimasi dengan menggunakan algoritma genetika dan AHP. Setelah proses algoritma genetika dan AHP selesai, maka sistem akan menampilkan hasil dari proses perhitungan Optimasi AHP dengan Algoritma Genetika Berikut ini adalah diagram alir optimasi dengan algoritma genetika pada Gambar 2.

5 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1746 Tabel 2. contoh Hasil Crossover Gambar 2. Diagram Alir AHP dan Algoritma Genetika Inisialisasi Representasi kromosom dalam pembentukan kromosom dibangkitkan dengan angka acak antar range 1 sampai 3 berdasarkan metode AHP dalam nilai bobot matriks perbandingan untuk proses manual dan range 1-9 untuk proses implementasi sistem. Panjang kromosomnya adalah 6 gen yang ditentukan dan disesuaikan berdasarkan kebutuhan matriks perbandingan berpasangan sebanyak 4 kriteria dengan pengkodean real code. Parameter awal pada algoritme genetika ini telah ditentukan sebagai berikut: Popsize = 5 Crossover rate (Cr) = 0,4 Mutation rate (Mr) = 0,1 Banyak generasi = 1 Contoh Representasi kromosom p1 1,098 2,956 2,443 1,024 1,527 2,565 Reproduksi Crossover Extended intermediate merupakan metode crossover yang dipakai pada penelitian ini. Metode ini dilakukan dengan menggabungkan dua individu yang dianggap sebagai parent. Dalam proses ini nilai Cr harus ditentukan terlebih dahulu. Misal parent yang terpilih secara acak adalah p1 dan p2 dan cr = 0,4. Maka banyaknya offspring yaitu 0,4 x 5 = 2 dengan nilai α yang terpilih secara acak pada interval [- 0,25;1,25]. Contoh Hasil Crossover pada Tabel 2 Mutasi Random mutation merupakan metode yang dipakai dalam proses mutasi ini. Metode ini memilih satu individu secara acak yang dianggap sebagai parent. Jumalah offspring yang dihasilkan yaitu mr x popsize sebanyak 0,1 x 5 = 0,5 yng berarti 1 offspring. Misal pada kasus ini parent yang terpilih yaitu p3 dan gen x4 yang akan dihitung proses mutasi dengan menambahkan atau mengurangi dengan nilai r yang dipilih secara acak [-0,1;0,1] yaitu -0,0393. Contoh hasil mutasi seperti pada Tabel 3 Tabel 3. Hasil Mutasi Evaluasi Setelah mendapatkan sekumpulan individu, dari kromosom tersebut akan diproses kedalam AHP. Dengan membentuk matrik perbandingan. Proses selanjutnya dilanjut sampai mendapatkan bobot prioritas setiap kriteria. Contoh Hasil Bobot Prioritas terlihat pada tabel 4. Tabel 4. Contoh Hasil Bobot Prioritas Setelah mendapatkan bobot prioritas maka selanjutnya akan dilakukan proses perankingan dengan menghitung matrik alternatif dikalikan dengan bobot prioritas kriteria yang sudah di dapat. Contoh hasil bobot alternatif seperti pada Tabel 5.

6 rata-rata fitness rata-rata fitness Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1747 Tabel 5. Contoh Hasil Bobot Alternatif Setelah itu dihitung nilai fitness-nya dengan menggunakan Persamaan 3. Prosesnya dengan terlebih dahulu ditentukan kelayakan lokasi berdasarkan nilai threshold yang sudah diuji dan ditentukan. Seleksi Proses seleksi dilakukan dengan memilih fitness terbaik dengan fitness terbesar yang akan terpilih untuk dilanjutkan ke generasi selanjutnya. 4. PENGUJIAN 4.1 Pengujian Threshold Uji coba ini dilakukan untuk mendapatkan nilai threshold yang terbaik. Sehingga bisa didapatkan nilai fitness yang paling optimal dengan menggunakan beberapa parameter berikut: Nilai threshold : 0,011 0,029 Popsize : 20 Generasi : 10 Cr dan Mr : 0,4 dan 0,2 Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar ,5 rata-rata fitnes 0 0,000 0,010 0,020 0,030 0,040 Thresshold Gambar 3. Grafik Thresshold Grafik pada Gambar 3 menunjukkan hasil pengujian bahwa threshold mulai ke 0,011 cenderung mengalami peningkatan nilai fitness dan menurun mulai threshold ke 0,021. Fitness terbesar didapatkan pada threshold ke 0,019 yang berarti menunjukkan threshold yang paling baik untuk digunakan. Threshold ke 0,025 menuju 0,029 nilai fitness-nya cenderung stabil. Semakin besar nilai threshold maka semakin kecil nilai fitness. Hal ini karena hasil bobot alternatif pilihan yang diambil dari hasil hitungan nilainya juga semakin kecil. 4.2 Pengujian Ukuran Populasi Pengujian ukuran populasi ini dilakukan untuk mendapatkan popsize yang paling baik agar mendapatkan nilai fitness yang paling optimal dengan menggunakan parameter dibawah ini: Popsize : Generasi : 10 Cr dan mr : 0,4 dan 0,2 Hasil Pengujian ukuran populasi ditunjukkan oleh Gambar 4. 0,6700 0,6650 0,6600 Uji Popsize popsize Gambar 4. Hasil Pengujian ukuran populasi Menurut hasil dari grafik pada gambar 6.2 menunjukkan bahwa semakin tinggi ukuran populasi maka rata-rata nilai fitness yang didapatkan cenderung meningkat karena semakin banyak populasi berarti semakin banyak pula kemungkinan solusi yang didapatkan. Berdasarkan grafik, dapat dilihat rata-rata nilai fitness mengalami peningkatan pada popsize 20 menuju ke 40 dan kembali meningkat mulai pada ukuran populasi 50 ke 70. Kemudian, ukuran populasi diatas 80 nilai ratarata fitness yang diambil cenderung stabil. Yang berarti konvergen mulai pada ukuran populasi 80. Pengujian Generasi Pengujian generasi merupakan pengujian untuk mengetahui generasi yang paling baik agar

7 rata-rata fitness rata-rata fitness Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1748 menghasilkan fitness yang paling optimal dan solusi yang terbaik. Pengujian ini dilakukan menggunakan parameter berikut : popsize : 80 generasi : Threshold : 0,019 cr dan mr : 0,4 dan 0,2 Hasil Pengujian Generasi terlihat pada Gambar 5. 0,71 0,7 0,69 0,68 0,67 Uji Nilai Cr dan Mr 0,1;0,5 0,2;0,4 0,3;0,3 0,4;0,2 0,5;0,1 cr;mr 0,7100 0,7000 0,6900 0,6800 0,6700 Uji Generasi generasi Gambar 5. Hasil Uji Generasi Berdasarkan grafik pada Gambar 6.3 menunjukkan bahwa dari generasi ke 20 hingga ke 85 mengalami peningkatan nilai fitness. Yang berarti semakin besar nilai generasi maka semakin besar pula nilai fitness yang dihasilkan. Sedangkan mulai generasi 85 nilai rata-rata fitness yang dihasilkan cenderung stabil yang berarti konvergen mulai generasi ke 85. Karena individu yang terpilih untuk bertahan pada generasi selanjutnya merupakan individu yang terbaik (Mahmudy, 2015). Pengujian Cr dan Mr Pengujian ini merupakan pengujian untuk mendapatkan gabungan nilai cr dan mr yang paling baik agar menghasilkan nilai fitness paling optimal. Pengujian dilakukan dengan range nilai cr dan mr 0,1 hingga 0,5 dengan parameter berikut: Popsize : 80 Generasi : 85 Hasil Uji Cr dan Mr terlihat pada Gambar 6. Gambar 6. Hasil Uji Cr & Mr Dari grafik pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa gabungan nilai cr dan mr yang paling baik terletak pada cr;mr yaitu 0,4;0,2 dan 0,5;0,1 dengan nilai fitness yang paling optimal 0,7000. Hasil yang didapatkan dipengaruhi oleh gabungan cr dan mr yang tepat. Dalam menentukan kombinasi cr dan mr cukup sulit dan memerlukan percobaan pendahuluan. Setiap permasalahan yang berbeda dibutuhkan nilai yang juga berbeda (Mahmudy, 2015). 5. PENUTUP Dari pengujian pada parameter threshold dan algoritma genetika yang telah dilkakukan dalam penentuan lokasi pasang baru wifi.id corner menghasilkan beberapa kesimpulan : 1. Metode AHP dan algoritma genetika dapat diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penentuan lokasi pasang baru wifi.id corner. Yaitu mengoptimasi nilai bobot matriks perbandingan pada metode AHP dengan menggunakan algoritma genetika. Panjang gen yang digunakan adalah 6. Dimana setiap nilai gen mewakili nilai perbandingan tiap elemen pada matriks perbandingan segitiga atas. Proses reproduksi dilakukan dengan intermediate crossover dan random mutation. Didalam proses evaluasi terdapat proses AHP untuk menentukan kelayakan lokasi wifi.id corner yang kemudian dihitung fitnessnya menggunakan rumus akurasi. Untuk metode seleksi yang digunakan yaitu ellitsm selection. Parameter terbaik yang digunakan dengan rata-rata nilai fitness paling optimal adalah sebagai berikut : Popsize : 80 Generasi : 85 Crossover Rate : 0,4 Mutation Rate : 0,2. 2. Threshold yang digunakan untuk mentukan

8 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1749 kelayakan lokasi wifi.id corner adalah nilai bobot alternatif yang diperoleh. Dari hasil pengujian yang dilakukan menghasilkan nilai threshold 0,019 yang paling baik digunakan sehingga menghasilkan fitness paling optimal. 3. Solusi yang didapatkan dari proses AHP dan Algoritma genetika menghasilkan nilai akurasi terbaik atau fitness paling optimal sebesar 70 %. Yang menunjukkan bahwa algoritma genetika dan AHP bisa diterapkan untuk menyelesaikan masalah penentuan lokasi pasang baru wifi.id corner. Ariyanti, W., Cholissodin., Setiawan., 2016., Penerapan Metode Ahp Dan Svm Untuk Klasifikasi Penerima Beasiswa (Studi Kasus : Lembaga Gnota Kediri)., Malang : Universitas Brawijaya. Pada penelitian selanjutnya bisa menggunakan metode optimasi lain, atau metode perankingan lain. Serta bisa melakukan wawancara lebih lanjut untuk mendapatkan hasil prioritas lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Mahmudy, Wayan., Dasar-Dasar Algoritma Evolusi. Malang : Universitas Brawijaya. Fadhilah, A, N., Cholissodin., Mahmudy., Implementasi Analytical Hierarchy Process (Ahp) Dan Algoritma Genetika Untuk Rekomendasi Dan Optimasi Pemupukan Berimbang Tanaman Hortikultura. Malang : Universitas Brawijaya. Walarange, D., Delima, R., Restyandito., Sistem Prediksi Pertandingan Sepak Bola Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Yogyakarta : Universitas Kristen Duta Wacana. PT. Telkom Indonesia Venue wifi.id Corner. [online] Tersedia di: < [Diakses 15 September 2016]. Makkasau, K., Penggunaan Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) Dalam Penentuan Prioritas Program Kesehatan (Studi Kasus Program Promosi Kesehatan). Semarang: Universitas Diponegoro. Mu asyaroh, F,L.,2016. Implementasi Algoritma Genetika Dalam Optimasi Model AHP dan TOPSIS Untuk Penentuan Kelayakan Pengisian Bibit Ayam Broiler Dikandang Peternak. Malang : Universitas Brawijaya.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 2017, hlm. 1152-1159 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Algoritma Genetika Pada Metode AHP dan SAW

Lebih terperinci

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA andra Aditya 1), Wayan Firdaus Mahmudy 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Malang Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 4371-4376 http://j-ptiik.ub.ac.id Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

Optimasi Pembagian Barang Alat Tulis Kantor Menggunakan Algoritme Genetika

Optimasi Pembagian Barang Alat Tulis Kantor Menggunakan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: -X Vol., No., Maret, hlm. - http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pembagian Barang Alat Tulis Kantor Menggunakan Algoritme Genetika Ardiansyah

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Siklus RCGA 2. Alternatif Operator Reproduksi pada Pengkodean Real 3. Alternatif Operator Seleksi 4.

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN PERMINTAAN BARANG

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN PERMINTAAN BARANG Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 169-173 PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN

Lebih terperinci

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 2, Februari 2017, hlm. 80-84 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Dengan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMA Negeri 3 Surakarta)

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Dengan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMA Negeri 3 Surakarta) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1535-1542 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Pada Kurikulum 2013

Lebih terperinci

Penentuan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Algoritma Genetika

Penentuan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 1, Januari 2017, hlm. 63-68 http://j-ptiik.ub.ac.id Penentuan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

OPTIMASI JADWAL MENGAJAR ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI JADWAL MENGAJAR ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI JADWAL MENGAJAR ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Indana Zulfa 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2, Budi Darma Setiawan 3 Teknik Informatika, Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 2957-2964 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Batasan Fungsi Keanggotaan Fuzzy Tsukamoto Menggunakan

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMK Negeri 2 Kediri)

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMK Negeri 2 Kediri) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 10, Oktober 2017, hlm. 1066-1072 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritme

Lebih terperinci

Optimasi Multiple Travelling Salesman Problem Pada Pendistribusian Air Minum Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: UD.

Optimasi Multiple Travelling Salesman Problem Pada Pendistribusian Air Minum Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: UD. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 9, Juni 2017, hlm. 849-858 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Multiple Travelling Salesman Problem Pada Pendistribusian

Lebih terperinci

Implementasi Genetic Algorithm Dan Artificial Neural Network Untuk Deteksi Dini Jenis Attention Deficit Hyperactivity Disorder

Implementasi Genetic Algorithm Dan Artificial Neural Network Untuk Deteksi Dini Jenis Attention Deficit Hyperactivity Disorder Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 2, Februari 2018, hlm. 688-694 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Genetic Algorithm Dan Artificial Neural Network

Lebih terperinci

Optimasi Pemodelan Regresi Linier Berganda Pada Prediksi Jumlah Kecelakaan Sepeda Motor Dengan Algoritme Genetika

Optimasi Pemodelan Regresi Linier Berganda Pada Prediksi Jumlah Kecelakaan Sepeda Motor Dengan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1932-1939 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pemodelan Regresi Linier Berganda Pada Prediksi Jumlah

Lebih terperinci

Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme Evolution Strategies

Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme Evolution Strategies Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1874-1882 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme

Lebih terperinci

OPTIMASI MODEL FUZZY AHP DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EVOLUTION STRATEGIES

OPTIMASI MODEL FUZZY AHP DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EVOLUTION STRATEGIES OPTIMASI MODEL FUZZY AHP DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EVOLUTION STRATEGIES (STUDI KASUS: PEMILIHAN CALON PENERIMA BEASISWA PTIIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA) Anis Maulida Dyah Ayu Putri 1, Wayan Firdaus Mahmudy

Lebih terperinci

Penerapan Algoritme Genetika Untuk Penjadwalan Latihan Reguler Pemain Brass Marching Band (Studi Kasus: Ekalavya Suara Brawijaya)

Penerapan Algoritme Genetika Untuk Penjadwalan Latihan Reguler Pemain Brass Marching Band (Studi Kasus: Ekalavya Suara Brawijaya) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 2950-2956 http://j-ptiik.ub.ac.id Penerapan Algoritme Genetika Untuk Penjadwalan Latihan

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Pengantar 2. Struktur Algoritma Genetika 3. Studi Kasus: Maksimasi Fungsi Sederhana 4. Studi

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation

Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 4, April 2017, hlm. 341-351 http://j-ptiik.ub.ac.id Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI MODEL AHP DAN TOPSIS UNTUK PENENTUAN KELAYAKAN PENGISIAN BIBIT AYAM BROILER DI KANDANG PETERNAK

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI MODEL AHP DAN TOPSIS UNTUK PENENTUAN KELAYAKAN PENGISIAN BIBIT AYAM BROILER DI KANDANG PETERNAK Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) p-issn: 2355-7699 Vol. 3, No. 4, Desember 2016, hlm. 226-237 e-issn: 2528-6579 IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI MODEL AHP DAN TOPSIS UNTUK

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Menggunakan Algoritma Genetika Dalam Penentuan Kebutuhan Gizi Bayi MPASI

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Menggunakan Algoritma Genetika Dalam Penentuan Kebutuhan Gizi Bayi MPASI Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 7, Juli 218, hlm. 276-2712 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Pupuk Tanaman Jagung Menggunakan Algoritme Genetika

Optimasi Komposisi Pupuk Tanaman Jagung Menggunakan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2534-2541 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Komposisi Pupuk Tanaman Jagung Menggunakan Algoritme

Lebih terperinci

Optimasi Cluster Pada Fuzzy C-Means Menggunakan Algoritma Genetika Untuk Menentukan Nilai Akhir

Optimasi Cluster Pada Fuzzy C-Means Menggunakan Algoritma Genetika Untuk Menentukan Nilai Akhir IJCCS, Vol.6, No.1, January 2012, pp. 101~110 ISSN: 1978-1520 101 Optimasi Cluster Pada Fuzzy C-Means Menggunakan Algoritma Genetika Untuk Menentukan Nilai Akhir Putri Elfa Mas`udia* 1, Retantyo Wardoyo

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : SMPN 1 Gondang Mojokerto)

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : SMPN 1 Gondang Mojokerto) Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : SMPN 1 Gondang Mojokerto) Dianita Dwi Permata Sari 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2, Dian Eka Ratnawati 3 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) AN ANALYSIS OF THE TUITION FEE PAYMENT SYSTEM IN UKRIDA USING ANALYTICAL

Lebih terperinci

Optimasi Asupan Makanan Harian Ibu Hamil Penderita Hipertensi Menggunakan Algoritme Genetika

Optimasi Asupan Makanan Harian Ibu Hamil Penderita Hipertensi Menggunakan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 2892-2901 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Asupan Makanan Harian Ibu Hamil Penderita Hipertensi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci

Deteksi Penyakit Kucing dengan Menggunakan Modified K-Nearest Neighbor Teroptimasi (Studi Kasus: Puskeswan Klinik Hewan dan Satwa Sehat Kota Kediri)

Deteksi Penyakit Kucing dengan Menggunakan Modified K-Nearest Neighbor Teroptimasi (Studi Kasus: Puskeswan Klinik Hewan dan Satwa Sehat Kota Kediri) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 2017, hlm. 1295-1301 http://j-ptiik.ub.ac.id Deteksi Penyakit Kucing dengan Menggunakan Modified K-Nearest

Lebih terperinci

Optimasi distribusi barang dengan algoritma genetika

Optimasi distribusi barang dengan algoritma genetika Optimasi distribusi barang dengan algoritma genetika Yasmin Ghassani Panharesi 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2 Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email : yasminghassani@gmail.com 1,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC) Yayun Hardianti 1, Purwanto 2 Universitas Negeri Malang E-mail: yayunimoet@gmail.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

PENJADWALAN KAPAL PENYEBERANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENJADWALAN KAPAL PENYEBERANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 1, Maret 2016, hlm. 48-55 PENJADWALAN KAPAL PENYEBERANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Ria Febriyana 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2 Program

Lebih terperinci

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. 12/11/2009 1 Ditemukan oleh Holland pada tahun 1975. Didasari oleh fenomena evolusi darwin. 4 kondisi yg mempengaruhi

Lebih terperinci

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Evolution Strategies pada PT. Kereta Api Indonesia (KAI) DAOP 7 Stasiun Besar Kediri

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Evolution Strategies pada PT. Kereta Api Indonesia (KAI) DAOP 7 Stasiun Besar Kediri Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2473-2479 http://j-ptiik.ub.ac.id Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Evolution

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Pakan Sapi Perah Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Komposisi Pakan Sapi Perah Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 1, Januari 2017, hlm. 69-74 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Komposisi Pakan Sapi Perah Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: -X Vol., No., Maret 0, hlm. - http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Penjadwalan Asisten Praktikum pada Laboratorium Pembelajaran Menggunakan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP Mayang Anglingsari Putri 1, Indra Dharma Wijaya 2 Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristik ysng didasarkan atas mekanisme seleksi alami dan genetika alami (Suyanto, 2014). Adapun konsep dasar

Lebih terperinci

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA Genetic Algorithme Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri atas individu-individu (kromosom). Individu dilambangkan dengan sebuah nilai kebugaran (fitness) yang akan digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI

Lebih terperinci

HYBRID ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS - ALGORITMA GENETIKA UNTUK PEMILIHAN PROGRAM WIRAUSAHA MAHASISWA MELIBATKAN KELOMPOK PENGAMBIL KEPUTUSAN

HYBRID ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS - ALGORITMA GENETIKA UNTUK PEMILIHAN PROGRAM WIRAUSAHA MAHASISWA MELIBATKAN KELOMPOK PENGAMBIL KEPUTUSAN HYBRID ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS - ALGORITMA GENETIKA UNTUK PEMILIHAN PROGRAM WIRAUSAHA MAHASISWA MELIBATKAN KELOMPOK PENGAMBIL KEPUTUSAN Alek Jurusan Teknik Informatika, Dosen Pembimbing Politeknik

Lebih terperinci

Algoritme Genetika Untuk Optimasi K-Means Clustering Dalam Pengelompokan Data Tsunami

Algoritme Genetika Untuk Optimasi K-Means Clustering Dalam Pengelompokan Data Tsunami Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3865-3872 http://j-ptiik.ub.ac.id Algoritme Genetika Untuk Optimasi K-Means ring Dalam Pengelompokan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX Daniar Dwi Pratiwi 1, Erwin Budi Setiawan 2, Fhira Nhita 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT ati Putra 1) Septi Arianto 2) STMIK IBBI l. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 e-mail:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT Yustina Meisella Kristania Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No.2, Februari 2018, hlm. 679-687 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Vektor Bobot Pada Learning Vector Quantization Menggunakan

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Genetika untuk Penjadwalan Asisten Praktikum

Penerapan Algoritma Genetika untuk Penjadwalan Asisten Praktikum Penerapan Algoritma Genetika untuk Penjadwalan Asisten Praktikum Okky Cintia Devi 1, Wayan Fidaus Mahmudy 2, Budi Darma Setiawan 3 Teknik Informatika, Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek Rudy Adipranata 1, Felicia Soedjianto 2, Wahyudi Tjondro Teknik Informatika,

Lebih terperinci

TAKARIR. algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. kesalahan program

TAKARIR. algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. kesalahan program TAKARIR advanced tingkat lanjut algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah alleles nilai suatu gen. bug kesalahan program chromosome kromosom crossover penyilangan kromosom

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI NON LINEAR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PREDIKSI KEBUTUHAN AIR PDAM KOTA MALANG

PEMODELAN REGRESI NON LINEAR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PREDIKSI KEBUTUHAN AIR PDAM KOTA MALANG Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 1, Maret 2016, hlm. 59-65 PEMODELAN REGRESI NON LINEAR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PREDIKSI KEBUTUHAN AIR PDAM KOTA MALANG Vitara

Lebih terperinci

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Dahriani Hakim Tanjung Sistem Informasi, Teknik dan Ilmu Kompuer, Universitas Potensi Utama JL. KL. Yos Sudarso

Lebih terperinci

Prediksi Waktu Panen Tebu Menggunakan Gabungan Metode Backpropagation dan Algoritma Genetika

Prediksi Waktu Panen Tebu Menggunakan Gabungan Metode Backpropagation dan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 2017, hlm. 1443-1450 http://j-ptiik.ub.ac.id Prediksi Waktu Panen Tebu Menggunakan Gabungan Metode Backpropagation

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan seleksi pemilihan agen terbaik dengan sistem yang dibangun dapat dilihat sebagai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR Karels, Rheeza Effrains 1), Jusmawati 2), Nurdin 3) karelsrheezaeffrains@gmail.com

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Linear dalam Konsumsi Kwh Listrik di Kota Batu Menggunakan Algoritma Genetika

Pemodelan Regresi Linear dalam Konsumsi Kwh Listrik di Kota Batu Menggunakan Algoritma Genetika Pemodelan Regresi Linear dalam Konsumsi Kwh Listrik di Kota Batu Menggunakan Algoritma Genetika Arini Indah Permatasari 1), Wayan Firdaus Mahmudy 2) Program Studi Informatika/Ilmu Komputer Program Teknologi

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Representasi Matriks untuk Proses Crossover Pada Algoritma Genetika untuk Optimasi Travelling Salesman Problem Matrix Representation for The Crossover on Genetic Algorithm

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

Optimasi K-Means untuk Clustering Kinerja Akademik Dosen Menggunakan Algoritme Genetika

Optimasi K-Means untuk Clustering Kinerja Akademik Dosen Menggunakan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1652-1659 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi K-Means untuk Clustering Kinerja Akademik Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PRODUKSI JILBAB

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PRODUKSI JILBAB Journal of Environmental Engineering & Sustainable Technology Vol. 02 No. 01, July 2015, Pages 06-11 JEEST http://jeest.ub.ac.id PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PRODUKSI JILBAB Samaher

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION Samuel Lukas 1, Toni Anwar 1, Willi Yuliani 2 1) Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK Rudy Adipranata 1) Felicia Soedjianto 2) Wahyudi Tjondro Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Bagus Priambodo Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana e- mail : bagus.priambodo@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Evolution Strategies (ES)

Algoritma Evolusi Evolution Strategies (ES) Algoritma Evolusi Evolution Strategies (ES) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Struktur Dasar Evolution Strategies (ES) 2. Siklus ES (µ, λ) 3. Siklus ES (µ/r + λ) 4. Studi Kasus

Lebih terperinci

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Bab II Konsep Algoritma Genetik Bab II Konsep Algoritma Genetik II. Algoritma Genetik Metoda algoritma genetik adalah salah satu teknik optimasi global yang diinspirasikan oleh proses seleksi alam untuk menghasilkan individu atau solusi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA)

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA) Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA) ANALYSIS AND DESIGN APPLICATION

Lebih terperinci

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP) Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP) Agung Baitul Hikmah 1, Herlan Sutisna 2 1 AMIK BSI Tasikmalaya e-mail: agung.abl@ac.id 2 Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan kelas pada SMA Ar Rahman dengan sistem yang dibangun dapat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan Kusrini dan Ester Sulistyawati STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl.Ringroad Utara Condong Catur,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 7, Juli 2018, hlm. 2754-2759 http://j-ptiik.ub.ac.id Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Kandang Ayam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN LOKASI CABANG BARU USAHA CLOTHING MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN LOKASI CABANG BARU USAHA CLOTHING MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN LOKASI CABANG BARU USAHA CLOTHING MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS Yuni Afifah Setyorini 1, Yan Watequlis Syaifudin 2, Arief Prasetyo 3 1,2,3 Program

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Mamdani menggunakan Algoritme Genetika untuk Penentuan Kesesuaian Lahan Tanam Tembakau

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Mamdani menggunakan Algoritme Genetika untuk Penentuan Kesesuaian Lahan Tanam Tembakau Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 254-964 Vol. 2, No. 3, Maret 201, hlm. 96-977 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Mamdani menggunakan Algoritme Genetika

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY EVOLUSI PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY EVOLUSI PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY EVOLUSI PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN Herny Wulandari Pangestu. Kartika Yulianti, Rini Marwati Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI *Surel: hernyw@ymail.com ABSTRAK.

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : Imam Husni A Abstrak - Penelitian ini mengembangankan Sistem Pendukung

Lebih terperinci

Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika untuk Memprediksi Harga Saham Esok Hari (T+1)

Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika untuk Memprediksi Harga Saham Esok Hari (T+1) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 58-96X Vol., No. 6, Juni 08, hlm. 30-308 http://j-ptiik.ub.ac.id Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Penyusunan Hirarki Dari identifikasi dan subatribut yang dominan, dapat disusun struktur hirarki sebagai berikut: Gambar 4.1 Struktur Hirarki Penerima Beasiswa

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Gula Pasir Menggunakan Fuzzy Time Series Dengan Optimasi Algoritma Genetika (Studi Kasus PG Candi Baru Sidoarjo)

Peramalan Produksi Gula Pasir Menggunakan Fuzzy Time Series Dengan Optimasi Algoritma Genetika (Studi Kasus PG Candi Baru Sidoarjo) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2542-2548 http://j-ptiik.ub.ac.id Pe Produksi Gula Pasir Menggunakan Fuzzy Time Series Dengan

Lebih terperinci

OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHMS

OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHMS OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHMS Kartika Gunadi, Irwan Kristanto Julistiono Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN  Studi Pustaka Pembentukan Data Gambar 4 Proses Swap Mutation. 8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Proses evaluasi solusi ini akan mengevaluasi setiap populasi dengan menghitung nilai fitness setiap kromosom sampai terpenuhi kriteria

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN RASKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN DELI)

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN RASKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN DELI) PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN RASKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN DELI) Wiwi Verina1, Rofiqoh Dewi2 Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pemilihan Kualitas busa springbed ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya. Proses pemilihan Kualitas

Lebih terperinci

MENGUKUR KINERJA ALGORITMA GENETIK PADA PEMAMPATAN MATRIKS JARANG

MENGUKUR KINERJA ALGORITMA GENETIK PADA PEMAMPATAN MATRIKS JARANG MENGUKUR KINERJA ALGORITMA GENETIK PADA PEMAMPATAN MATRIKS JARANG Nico Saputro dan Joice Aritonang Email : nico@home.unpar.ac.id, jo_aritonang@yahoo.com A matrix that has lots of zero elements is called

Lebih terperinci