Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Vol. 1, No. 4, April 2017, hlm Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation Dyva Pandhu Adwandha 1, Dian Eka Ratnawati 2, Putra Pandu Adikara 3 Program Studi Teknik Informatika, 1 dyvapandhu989@gmail.com, 2 dian_ilkom@ub.ac.id, 3 adikara.putra@gmail.com Abstrak Setiap tahunnya jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mengalami peningkatan dan penurunan. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Selain itu melemahnya daya serap tenaga kerja di beberapa sektor industri juga menjadi penyebab meningkatnya jumlah pengangguran terbuka di Indonesia. Dengan adanya prediksi jumlah pengangguran terbuka, diharapkan dapat membantu pemerintah dan pihak terkait untuk mengambil kebijakan yang tepat untuk mengurangi jumlah pengangguran terbuka di Indonesia. Metode genetic-based backpropagation adalah salah satu metode yang dapat diimplementasikan untuk melakukan prediksi. Metode ini melakukan proses optimasi bobot dan bias menggunakan algoritma genetika sebagai parameter untuk proses training pada metode backpropagation. Dalam penelitian ini diperoleh rata-rata nilai Average Forecast Error Rate (AFER) untuk metode backpropagation sebesar % dan metode genetic-based backpropagation sebesar %. Dari nilai AFER yang diperoleh metode genetic-based backpropagation dapat digunakan untuk memprediksi jumlah pengangguran terbuka di Indonesia dengan tingkat akurasi yang lebih baik. Kata kunci: Algoritma genetika, backpropagation, genetic-based backpropagation, prediksi, time series. Abstract The number of open unemployment in Indonesia has increased and decreased every year. The factors that can make unemployment happens is the number of the labor force is not balanced to the available jobs. In addition, the weakening of labor absorption in some industrial sectors has also the cause of the increasing number of open unemployment in Indonesia. Predict the number of open unemployment, expected can help the government and related parties to take the appropriate policy to reduce the number of open unemployment in Indonesia. Genetic-based backpropagation is one of the methods that can be implemented to perform predictions. This method performs weight and biases optimization process as parameters in backpropagation training. In this research the result value of Average Forecast Error Rate (AFER) of backpropagation method is % and genetic-based backpropagation method is %. Based on the result value of AFER, genetic-based backpropagation method can be used to predict the number of open unemployment in Indonesia with a better accuracy. Keywords: Genetic algorithm, backpropagation, genetic-based backpropagation, predict, time series. 1. PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu yang termasuk ke dalam kategori negara berkembang. Berdasarkan taraf kesejahteraan masyarakatnya, salah satu permasalahan yang tengah dihadapinya adalah masalah pengangguran. Pada umumnya hal tersebut disebabkan karena lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja yang ada. Selain itu daya serap tenaga kerja di Indonesia yang melemah di beberapa sektor industri mengakibatkan jumlah pengangguran semakin bertambah. Pada tahun 2014 lalu Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 341

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 342 pengangguran terbuka mencapai 7,24 juta jiwa. Dan pada bulan Agustus tahun 2015 pengangguran terbuka tercatat sebanyak 7,56 juta jiwa. Hal tersebut menandakan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah pengangguran sebanyak 320 ribu jiwa. Pada bulan Agustus tahun 2015, tercatat jumlah angkatan kerja meningkat menjadi 122,38 juta jiwa dari tahun 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015). Informasi terkait dengan jumlah pengangguran terbuka yang berubah dari tahun ke tahun, tentunya sangat diperlukan oleh pemerintah dan pihak terkait untuk menentukan sebuah kebijakan. Dengan adanya prediksi jumlah pengangguran, diharapkan dapat membantu pemerintah dan pihak terkait untuk mengambil kebijakan yang tepat serta tindakan preventif dalam menanggulangi permasalahan tersebut. Data hasil prediksi dapat digunakan untuk mengevaluasi program yang telah dijalankan oleh pemerintah pada tahun-tahun sebelumnya, serta mengukur persentase peningkatan atau penurunan jumlah pengangguran terbuka. Metode yang dapat diimplementasikan untuk melakukan prediksi salah satunya adalah jaringan saraf tiruan backpropagation, karena metode tersebut mampu mempelajari pola dalam dataset time-series. Penelitian yang telah menerapkan metode backpropagation dalam kaitannya untuk prediksi seperti, prediksi banjir dengan memperoleh nilai MSE sebesar 0,1139 (Soomlek, Kaewchainam, Simano, & So-In, 2016), prediksi nilai ujian sekolah dengan memperoleh hasil nilai MSE sebesar 0, (Kosasi, 2014), dan prediksi penyakit asma dengan memperoleh nilai MSE sebesar 0, (Tanjung, 2015). Banyak peneliti yang mengembangkan metode tersebut agar hasilnya dapat dioptimalkan, salah satunya menggunakan algortima genetika. Algoritma genetika merupakan jenis dari algoritma evolusi yang paling populer (Mahmudy, 2015). Kombinasi metode backpropagation dengan algoritma genetika dikenal dengan metode genetic-based backpropagation. Salah satu penelitian yang menerapkan metode ini adalah prediksi tentang aktifitas lalu lintas jaringan (Haviluddin & Alfred, 2015). Dalam penelitian tersebut, algoritma genetika dipakai untuk mengoptimasi bobot dan thresholds. Peneliti membandingkan metode backpropagation dengan genetic-based backpropagation dalam memprediksi aktifitas lalu lintas jaringan. Kemampuan metode tersebut diukur menggunakan analisis statistik yang dinamakan Mean of Square Error (MSE). Hasil nilai MSE terbaik yang didapatkan dari kedua metode tersebut berturut-turut adalah 0, dan 0, Dari hasil MSE yang diperoleh, dapat diketahui bahwa metode tersebut memiliki hasil yang baik dalam kasus prediksi. Berdasarkan dari latar belakang demikian dan tingkat akurasi yang baik, maka dalam penelitian ini akan menggunakan metode genetic-based backpropagation untuk memprediksi jumlah pengangguran terbuka di Indonesia. 2. DASAR TEORI 2.1 Backpropagation Backpropagation merupakan salah satu algoritma yang terdapat pada jaringan saraf tiruan dengan karakteristik meminimalkan error pada output yang dihasilkan oleh jaringan. Algoritma ini memiliki tiga tahapan yaitu memasukkan pola training (feedforward), propagasi balik dari nilai error (backpropagation error), dan penyesuaian bobot dan bias (update) (Fausett, 1994). Gambar 2.1 menunjukkan arsitektur jaringan saraf tiruan backpropagation dengan 1 hidden layer. Dari gambar tersebut terdapat 2 buah bobot dan bias yaitu w ij dan v ij. Bobot dan bias w menghubungkan input layer dan hidden layer, sedangkan bobot dan bias v menghubungkan hidden layer dengan output layer. Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation dengan 1 Hidden Layer Normalisasi Data Data dilakukan normalisasi sebelum diolah dengan tujuan untuk mempermudah perhitungan. Data dinormalisasi pada interval 0,1-0,9 karena fungsi sigmoid hampir tidak pernah mencapai nilai 0 atau 1 (Jauhari, Himawan, & Dewi, 2016).

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 343 x = 0.8(x a) (2.1) b a Keterangan: a: nilai minimum b: nilai maksimum Langkah-langkah Algoritma Backpropagation Berikut merupakan langkah-langkah dari algoritma backpropagation (Fausett, 1994): 1. Menginisialisasi bobot dan bias. 2. Ketika kondisi berhenti belum terpenuhi, tahap 3-10 dilakukan. 3. Untuk setiap pasangan training, tahap 4-9 dilakukan. Tahap Feedforward 4. Menghitung nilai pada hidden unit (z j ). Nilai dari z j kemudian dimasukkan ke dalam fungsi aktivasi dengan sigmoid biner. z_in j = v 0j + i x i v ij (2.2) z j = 1 1+exp ( z_in j ) (2.3) 5. Menghitung nilai pada output unit (y k ). Nilai dari y k kemudian dimasukkan ke dalam fungsi aktivasi dengan sigmoid biner. y_in k = w 0j + i z i w ij (2.4) y k = 1 1+exp ( y_in k ) (2.5) Tahap Backpropagation Error 6. Menghitung nilai δ pada output unit untuk mengetahui tingkat error. δ k = (t k y k )f (y_in k ) (2.6) 7. Menghitung kebenaran bobot untuk memperbaiki (update) nilai dari bobot dan bias w jk. Δw jk = αδ k z j (2.7) Δw 0k = αδ k (2.8) 8. Menghitung nilai δ j pada hidden unit untuk mengetahui tingkat error. m δ_in j = k = 1 δ k w jk (2.9) δ j = δ_in j f (z_in j ) (2.10) 9. Menghitung kebenaran bobot untuk memperbaiki (update) nilai dari bobot dan bias v ij. Δv ij = αδ j x i (2.11) Δv 0j = αδ j (2.12) Tahap Update Bobot dan Bias 10. Menghitung bobot dan bias w jk baru. w jk (baru) = w jk (lama) + Δw jk (2.13) 11. Menghitung bobot dan bias v ij baru. v ij (baru) = v ij (lama) + Δv ij (2.14) 2.2 Perhitungan Error MSE Mean Square Error (MSE) merupakan salah satu dari beberapa fungsi untuk mengukur perbedaan diantara sebuah estimator dan nilai aktual. Semakin kecil nilai MSE, maka tingkat kesalahan yang diberikan semakin kecil (M.Deborah & Prathap, 2014). MSE = 1 n (Y n i=1 i Y i ) 2 (2.15) AFER Selain menggunakan MSE, dalam penelitian ini juga menggunakan perhitungan AFER untuk menghitung tingkat kesalahan. Average Forecasting Error Rate (AFER) merupakan salah satu perhitungan tingkat error yang dilakukan dengan cara menyatakan persentase selisih antara data aktual dengan data hasil prediksi (Syukriyawati, 2015). Semakin kecil nilai AFER, maka tingkat akurasi yang diberikan untuk prediksi semakin baik. AFER = Ai Fi Ai 2.3 Algoritma Genetika n 100% (2.16) Algoritma genetika atau biasa disebut genetic algorithms (GAs) adalah jenis dari algoritma evolusi (EA) yang paling terkenal.

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 344 Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, GA juga turut berkembang. Algoritma ini banyak diimplementasikan dalam bidang biologi, fisika, ekonomi, sosiologi, dan lainnya karena kemampuannya untuk menangani masalah yang kompleks terkait dengan masalah optimasi (Mahmudy, 2015). Ada 4 tahapan dalam algoritma genetika yaitu inisialisasi, reproduksi, evaluasi, dan seleksi Inisialisasi Inisialisasi merupakan proses membangkitkan individu secara acak yang memiliki susunan gen tertentu dan diletakkan pada penampungan atau wadah yang disebut popsize. PopSize menyatakan jumlah individu/chromosome yang ditampung dalam satu populasi. Panjang dari setiap chromosome disebut dengan stringlen (Mahmudy, 2015). Chromosome dapat direpresentasikan dalam bentuk biner dan pengkodean real. Representasi chromosome dalam bentuk biner memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menjangkau beberapa titik solusi jika range solusi berada dalam daerah kontinyu, selain itu untuk mentransformasikan biner ke dalam bilangan desimal ataupun sebaliknya dapat menambah waktu perhitungan (Mahmudy, 2015). Maka dari itu dalam penelitian ini digunakan representasi chromosome dengan pengkodean bilangan real yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. Panjang chromosome yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9, dimana posisi 1-8 merepresentasikan bobot w, sedangkan untuk posisi 9 merepresentasikan bias w. Batas (constraints) untuk nilai bobot dan bias w i adalah -0,1 w i 0,9. crossover rate (cr) harus ditentukan terlebih dahulu. Crossover rate berfungsi untuk menunjukkan rasio offspring yang diperoleh dari proses crossover terhadap popsize, sehingga dihasilkan offspring sebanyak (cr x popsize). Selain cr, pada tahap ini juga dicari nilai mutation rate (mr). Mutation rate berfungsi untuk menunjukkan rasio offspring yang diperoleh dari proses mutasi terhadap popsize sehingga dihasilkan offspring sebanyak (mr x popsize). Metode crossover yang digunakan adalah one-cut point. Contoh jika ditentukan cr=0,2 dan popsize=10, maka terdapat 0,2 x 10 = 2 offspring. Jika ditentukan setiap crossover menghasilkan 2 buah child, maka terdapat satu kali proses crossover. Contoh jika P 1 dan P 4 induk terpilih, dan cut point adalah 3, maka diperoleh offspring C 1 dan C 2. Gambar 2.3 Proses Crossover Menggunakan One-Cut Point Dalam proses mutasi terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan, salah satunya adalah metode reciprocal exchange. Metode ini memilih dua posisi secara acak lalu menukarnya. Misal P 5 merupakan induk terpilih dan ditentukan mr=0,1 dan popsize=10, maka terdapat 0,1 x 10 = 1 offspring. Gambar 2.4 Proses Mutasi Menggunakan Reciprocal Exchange Gambar 2.2 Representasi Chromosome Reproduksi Reproduksi merupakan proses untuk mendapatkan keturunan (offspring) baru dari individu yang terdapat pada populasi. Proses reproduksi dibagi menjadi 2 bagian yaitu tukar silang (crossover) dan mutasi (mutation) (Mahmudy, 2015). Pada tahap crossover, Evaluasi Evaluasi merupakan proses yang berfungsi untuk menghitung nilai fitness pada setiap chromosome. Semakin tinggi nilai fitness dari chromosome, maka semakin baik chromosome tersebut untuk dijadikan sebagai sebuah calon solusi (Mahmudy, 2015). Sebuah fungsi fitness merepresentasikan sebuah solusi dari masalah yang akan diselesaikan. Fungsi fitness digunakan untuk

5 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 345 mengukur seberapa baik kualitas dari sebuah individu. Semakin tinggi nilai fitness, maka menandakan individu tersebut semakin baik untuk dijadikan sebagai sebuah solusi (Mahmudy, 2015). fitness = Seleksi 1 MSE (2.17) Proses seleksi bertujuan untuk menyaring individu dari populasi serta offspring yang akan dipertahankan pada generasi selanjutnya. Terdapat beberapa metode yang dapat diimplementasikan untuk proses seleksi, salah satunya adalah metode elitism selection. Cara kerja metode ini adalah dengan menghimpun semua individu dalam populasi dan offspring dalam satu wadah. Selanjutnya metode ini akan mengambil individu terbaik sebanyak popsize untuk diloloskan pada generasi selanjutnya (Mahmudy, 2015). Contoh terdapat himpunan individu dan offspring pada Tabel 2.1. Jika popsize awal adalah 10, maka setelah dilakukan proses seleksi akan diperoleh individu baru pada Tabel 2.2. Tabel 2.1 Himpunan Individu Tabel 2.2 Individu Baru asal Chromosome P(t) x 1 x 2 x 3 x 4 x 5 x 6 fitness P10-4,6 0,2 4,1 1,7-1,7 1,7 28,5 C1 1,5 2,1 8,5 6,7-0,2 2,9 25,8 P6 4,1 4,4 7,1 4,1 1,5 2,1 24,8 P2 8,5 2,5 1,4 6,3-1,7 1,7 24,7 C3-1,7 0,7 6,3 0,2 1,7 4,4 22,5 P8 5,2 0,7 4,4 5,2 1,4 6,3 22,2 C2 5,8 7,1 2,5 2,5 5,8 7,1 21,2 P3 1,4 6,3 5,8 7,1 4,1 4,4 20,6 P1 1,5 2,1 8,5 2,5 5,8 7,1 19,8 P7-0,2 2,9 1,7-0,2 8,5 2,5 19,6 3. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 3.1. Perancangan Alur Proses Algoritma Tahapan algoritma genetic-based backpropagation untuk memprediksi jumlah pengangguran terbuka di Indonesia dibagi menjadi 2 tahap, yang pertama yaitu algoritma genetika untuk mengoptimasi bobot dan bias w yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. Tahap kedua yaitu backpropagation untuk melakukan prediksi yang ditunjukkan pada Gambar 3.2. P Chromosome x 1 x 2 x 3 x 4 x 5 x 6 fitness P1 1,5 2,1 8,5 2,5 5,8 7,1 19,8 P2 8,5 2,5 1,4 6,3-1,7 1,7 24,7 P3 1,4 6,3 5,8 7,1 4,1 4,4 20,6 P4 5,8 7,1 2,5 6,7-0,2 2,9 14,5 P5-1,7 1,7 6,3 0,2 0,7 4,4 11,5 P6 4,1 4,4 7,1 4,1 1,5 2,1 24,8 P7-0,2 2,9 1,7-0,2 8,5 2,5 19,6 P8 5,2 0,7 4,4 5,2 1,4 6,3 22,2 P9 9,4 6,7 2,9 7,1 5,8 7,1 12,5 P10-4,6 0,2 4,1 1,7-1,7 1,7 28,5 C1 1,5 2,1 8,5 6,7-0,2 2,9 25,8 C2 5,8 7,1 2,5 2,5 5,8 7,1 21,2 C3-1,7 0,7 6,3 0,2 1,7 4,4 22,5 Gambar 3.1 Diagram Alir Diagram Alir Algoritma Genetika untuk Optimasi Bobot dan Bias w

6 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Melakukan evaluasi pada hasil reproduksi. 4. Melakukan seleksi menggunakan metode elitism selection untuk mendapatkan individu terbaik. 5. Jika sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan, maka sistem akan menghentikan proses training menggunakan algoritma genetika. Kriteria yang dimaksud adalah jumlah iterasi atau generasi. 6. Selanjutnya sistem akan memulai proses training menggunakan metode backpropagation menggunakan individu terbaik yang diperoleh, dalam hal ini bobot dan bias w. Prediksi dilakukan pada tahap ini. 4. PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Pengaruh Ukuran Populasi Terhadap Nilai Fitness Ukuran populasi yang diuji adalah kelipatan 50 dari 50 sampai 700, sedangkan ukuran generasi yang dipakai adalah 10. Nilai cr dan mr yang digunakan berturut-turut adalah 0,5 dan 0,5. Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali dan dicari rata-rata nilai fitness yang diperoleh. Tabel 4.1 Hasil Ukuran Populasi Gambar 3.2 Diagram Alir Algoritma Backpropagation Berikut merupakan langkah-langkah pada metode genetic-based backpropagation untuk prediksi: 1. Membangkitkan populasi awal (bobot dan bias w) yang akan dihitung menggunakan algoritma genetika. Hasil individu terbaik pada proses ini akan digunakan sebagai input untuk proses training pada metode backpropagation. 2. Melakukan proses reproduksi (crossover dan mutasi). Crossover menggunakan onecut point dan mutasi menggunakan reciprocal exchange Ukuran Populasi Fitness Terbaik ,92 x ,40 x ,11 x ,63 x ,57 x ,54 x ,68 x ,46 x ,18 x ,42 x ,83 x ,11 x ,74 x ,46 x 10-5

7 Fitness Fitness Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 347 1,00E+00 1,00E-01 1,00E-02 1,00E-03 1,00E-04 1,00E-05 1,00E-06 1,00E-07 Grafik Populasi Ukuran Populasi Gambar 4.1 Grafik Populasi Nilai fitness terkecil diperoleh pada jumlah populasi 50 dan nilai fitness terbesar diperoleh pada jumlah populasi 600. Dari grafik pada Gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa ukuran populasi sebesar 600 dapat menghasilkan nilai fitness terbaik, karena selebihnya nilai fitness yang dihasilkan cenderung menurun. Pada jumlah populasi sebesar 50, diperoleh nilai fitness terbesar disebabkan karena ukuran populasi yang digunakan masih sedikit, sehingga daerah yang dieksplorasi masih terbatas dan solusi yang diberikan belum mencapai hasil optimal, namun ukuran populasi yang terlalu besar tidak menjamin bahwa nilai fitness yang dihasilkan juga akan lebih baik. 4.2 Pengujian Pengaruh Jumlah Generasi Terhadap Nilai Fitness Ukuran populasi yang digunakan adalah sebanyak 600 individu yang berasal dari hasil pengujian pertama. Nilai cr dan mr yang digunakan berturut-turut adalah 0,5 dan 0,5. Jumlah generasi yang akan diuji adalah dari 1 sampai 10 generasi. Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali dan dicari rata-rata nilai fitness yang diperoleh. Tabel 4.2 Hasil Jumlah Generasi Jumlah Generasi Fitness Terbaik 1 1 1,60 x ,64 x ,64 x ,64 x ,64 x ,51 x ,11 x ,11 x ,11 x ,11 x ,00E+00 1,00E-01 1,00E-02 1,00E-03 1,00E-04 1,00E-05 1,00E-06 1,00E-07 1,00E-08 Gambar 4.2 Grafik Generasi Dapat dilihat pada grafik tersebut nilai fitness terkecil terdapat pada generasi 1. Hal tersebut disebabkan karena jumlah generasi yang masih sangat kurang sehingga daerah eksplorasi masih sangat sempit. Pada umumnya semakin banyak jumlah generasi, maka dimungkinkan untuk mendapatkan nilai fitness yang lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan grafik pada Gambar 4.2 jumlah generasi yang optimal diperoleh ketika jumlah generasi 7, karena selebihnya nilai fitness yang diperoleh bernilai konvergen. 4.3 Pengujian Kombinasi Nilai Crossover Rate (Cr) dan Mutation Rate (Mr) Ukuran populasi yang digunakan adalah sebanyak 600 individu yang berasal dari hasil pengujian pertama dan jumlah generasi yang digunakan adalah 7 generasi yang berasal dari hasil pengujian kedua. Nilai cr dan mr yang diuji adalah pada range 0 sampai dengan 1. Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali dan dicari rata-rata nilai fitness yang diperoleh. Tabel 4.3 Hasil Kombinasi Cr dan Mr Grafik Generasi Generasi cr mr Fitness Terbaik ,55 x ,1 0,9 1,13 x ,2 0,8 4,33 x ,3 0,7 1,84 x ,4 0,6 1,04 x ,5 0,5 1,11 x ,6 0,4 9,13 x ,7 0,3 4,57 x ,8 0,2 4,55 x ,9 0,1 4,62 x ,15 x 10-6

8 Fitness AFER (%) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 348 Grafik Kombinasi cr dan mr Grafik Nilai AFER Berdasarkan Jumlah Pola 1,00E+00 1,00E-01 1,00E-02 1,00E-03 1,00E-04 1,00E-05 1,00E Kombinasi cr dan mr Jumlah Pola Gambar 4.3 Grafik Kombinasi Cr dan Mr Nilai fitness terbaik adalah 1,11 x 10-1 ditemukan pada kombinasi cr 0,5 dan mr 0,5, sedangkan nilai fitness terendah adalah 4,55 x 10-6 diperoleh pada kombinasi cr 0,8 dan mr 0,2. Dapat disimpulkan bahwa kombinasi nilai cr dan mr terbaik berturut-turut adalah 0,5 dan 0, Pengujian Pengaruh Jumlah Pola Terhadap Nilai AFER Pola merupakan data jumlah pengangguran terbuka pada tahun tertentu yang digunakan untuk proses training. Contoh, untuk memprediksi tahun 2016 dibutuhkan data jumlah pengangguran terbuka pada tahun Pada pengujian ini dilakukan 10 kali uji coba untuk memprediksi jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2016A menggunakan jumlah pola yang berbeda. Parameter pada algoritma backpropagation untuk training yang digunakan berupa nilai alpha sebesar 0,2 dan jumlah iterasi sebanyak Tabel 4.4 Hasil Jumlah Pola Jumlah Pola Tahun Awal Tahun Prediksi AFER (%) A 2016A 7, A 2016A 3, A 2016A 5, A 2016A 4, A 2016A 0, A 2016A 0, A 2016A 1, A 2016A 1, A 2016A 5, A 2016A 7,3563 Gambar 4.4 Grafik Nilai AFER Berdasarkan Jumlah Pola Pola yang dihasilkan pada Gambar 4.4 mengalami peningkatan dan penurunan, namun cenderung mengalami peningkatan. Dari uji coba 1 sampai 10, nilai AFER terkecil yang diperoleh terdapat pada uji coba ke-5 dengan jumlah pola 10 dan nilai AFER sebesar 0,3648%. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan terlalu banyak pola dapat menyebabkan nilai AFER yang dihasilkan semakin tinggi. Hal tersebut dapat terjadi karena range nilai pada tahun awal dengan data satu tahun sebelum prediksi (2016A) relatif besar. 4.5 Pengujian Pengaruh Iterasi dan Nilai Alpha Terhadap Nilai AFER Parameter yang digunakan berupa jumlah iterasi mulai dari 1000, 5000, 10000, 15000, 20000, dan Nilai alpha yang akan diuji berada pada range 0,1 sampai 0,9. Tabel 4.5 Hasil Jumlah Iterasi dan Nilai Alpha (0,1-0,3) Iterasi AFER(%) α=0,1 α=0,2 α=0, ,3592 5,3987 4, ,6921 1,6792 0, ,5908 0,1669 0, ,4967 0,3648 1, ,0003 1,0639 3, ,2585 2,0489 5,3895

9 AFER (%) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 349 Tabel 4.6 Hasil Jumlah Iterasi dan Nilai Alpha (0,4-0,6) Iterasi AFER(%) α=0,4 α=0,5 α=0, ,0288 3,5636 3, ,5081 0,3563 0, ,9311 2,0312 3, ,3879 5,6435 7, ,2318 9, , , ,509 13,434 Tabel 4.7 Hasil Jumlah Iterasi dan Nilai Alpha (0,7-0,9) Iterasi AFER(%) α=0,7 α=0,8 α=0, ,9754 2,8146 2, ,1263 0,5322 1, ,0007 6,6129 8, ,002 11,833 13, ,174 14,517 15, ,709 15,519 16,048 Grafik Iterasi dan Nilai Alpha Alpha (α) 1000 iterasi 5000 iterasi iterasi iterasi iterasi iterasi Gambar 4.5 Grafik Iterasi dan Nilai Alpha Dari Tabel 4.5, 4.6, dan 4.7 diperoleh nilai AFER terkecil yaitu 0,0003% ketika jumlah iterasi dan alpha 0,1. Pada umumnya nilai alpha yang semakin kecil, kemungkinan mendekati hasil prediksi semakin tinggi namun iterasi yang diperlukan juga semakin besar. Hal tersebut dapat terjadi karena dengan menggunakan nilai alpha 0,1 sistem mampu mencari hasil prediksi dengan ketelitian yang lebih tinggi sehingga data hasil prediksi dan data aktual memiliki selisih yang relatif kecil. 4.6 Pengujian Perbandingan Hasil Prediksi Pengujian ini bertujuan untuk membandingkan hasil prediksi yang diperoleh menggunakan metode backpropagation dan genetic-based backpropagation. Parameter yang digunakan berasal dari hasil pengujian sebelumnya. Tabel 4.8 Hasil Percobaan Metode Backpropagation Backpropagation Tahun Jumlah Hasil Waktu AFER (%) Prediksi (detik) B , A , B , A , B , A , B , A , B , A , Rata-rata 16, Tabel 4.9 Hasil Percobaan Metode Genetic- Based Backpropagation Genetic-Based Backpropagation Tahun Jumlah Hasil Waktu AFER (%) Prediksi (detik) B , A , B , A , B , A , B , A , B , A , E-06 Rata-rata 16,

10 Jumlah Pengangguran Terbuka 2011B 2012A 2012B 2013A 2013B 2014A 2014B 2015A 2015B 2016A Jumlah Pengangguran Terbuka 2011B 2012A 2012B 2013A 2013B 2014A 2014B 2015A 2015B 2016A Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 350 Grafik Perbandingan Kedua Metode Data Aktual Backpropagation Tahun Genetic-Based Backpropagation Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Hasil Prediksi Dari Tabel 4.8 dan 4.9 diketahui bahwa metode genetic-based backpropagation memperoleh rata-rata nilai AFER yang lebih kecil dari metode backpropagation yaitu sebesar %. Hal tersebut dapat disebabkan karena dalam penentuan bobot dan bias w pada metode backpropagation dilakukan secara acak, sedangkan pada metode genetic-based backpropagation bobot dan bias w akan dicari yang paling optimal sebelum diproses. Sehingga hasil dari metode genetic-based backpropagation memperoleh nilai AFER yang lebih kecil daripada metode backpropagation. Namun waktu yang dibutuhkan metode geneticbased backpropagation untuk proses training sedikit lebih lama karena adanya proses optimasi bobot dan bias. 4.7 Pengujian Hasil Prediksi Beberapa Jangka Waktu Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hasil prediksi mengunakan metode geneticbased backpropagation untuk jangka 10 tahun ke depan. Pengujian dilakukan untuk memprediksi tahun 2016A menggunakan data aktual pada tahun 2006B sampai tahun 2011A. Tabel 4.10 Hasil Prediksi 10 Tahun Tahun Jumlah Hasil Prediksi AFER (%) 2011B , A , B , A , B , A , B , A , B , A , , Grafik Data Aktual dan Hasil Prediksi Hasil Prediksi Tahun Data Aktual Gambar 4.7 Grafik Data Aktual dan Hasil Prediksi Dari grafik pada Gambar 4.7, hasil prediksi yang paling mendekati data aktual adalah pada tahun 2011B sejumlah jiwa. Hal tersebut dapat terjadi karena prediksi yang dilakukan untuk jangka waktu 10 tahun ke depan menggunakan pola yang dilatih untuk tahun 2011B, sehingga hasil prediksi yang mendekati data aktual terdapat pada tahun 2011B. Dari hasil pengujian ini dapat dikatakan bahwa metode genetic-based backpropagation tidak cocok untuk memprediksi jumlah pengangguran terbuka untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun ke depan. 5. KESIMPULAN Prediksi jumlah pengangguran terbuka di Indonesia dapat diimplementasikan menggunakan metode genetic-based backpropagation melalui 2 tahap. Tahap yang pertama adalah optimasi bobot dan bias w menggunakan algoritma genetika dan tahap kedua adalah proses prediksi menggunakan backpropagation. Algoritma genetika yang

11 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 351 digunakan pada penelitian ini memiliki beberapa kriteria yaitu menggunakan pengkodean bilangan real, chromosome dengan panjang 9 yang merepresentasikan bobot dan bias w. Proses crossover menggunakan metode one-cut point dan untuk mutasi menggunakan reciprocal exchange, sedangkan pada proses seleksi menggunakan elitism selection. Dan nilai fitness yang digunakan adalah 1/MSE. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, parameter optimal yang digunakan pada metode genetic-based backpropagation yaitu ukuran populasi sebesar 600, jumlah generasi 7, nilai cr dan mr 0,5 untuk parameter algoritma genetika. Dan untuk parameter backpropagation yaitu pola untuk training sebesar 10 pola, jumlah iterasi 20000, dan nilai alpha sebesar 0,1. Dari parameter tersebut metode genetic-based backpropagation memperoleh nilai AFER yaitu %. Namun metode ini tidak cocok untuk memprediksi dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun. Computer Science and Engineering Conference: Hybrid Cloud Computing: A New Approach for Big Data Era Syukriyawati, G. (2015). Implementasi Metode Average-Based Fuzzy Time Series Models pada Prediksi Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta. Brawijaya University. Tanjung, D. H. (2015). Jaringan Saraf Tiruan dengan Backpropagation untuk Memprediksi Penyakit Asma, 2, DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. (2015). Keadaan Ketenagakerjaan Agustus Fausett, L. (1994). Fundamentals of Neural Networks (Prentice-H). Prentice-Hall. Haviluddin, & Alfred, R. (2015). A Genetic- Based Backpropagation Neural Network for Forecasting in Time-Series Data (p. 6). IEEE Jauhari, D., Himawan, A., & Dewi, C. (2016). PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN, 3(2). Kosasi, S. (2014). Penerapan metode jaringan saraf tiruan backpropagation untuk memprediksi nilai ujian sekolah. Jurnal Teknologi, 7, M.Deborah, & Prathap, C. S. (2014). Detection of Fake currency using Image Processing. IJISET, 1(10), Mahmudy, W. F. (2015). Dasar-Dasar Algoritma Evolusi. Malang: Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) Universitas Brawijaya. Soomlek, C., Kaewchainam, N., Simano, T., & So-In, C. (2016). Using backpropagation neural networks for flood forecasting in PhraNakhon Si Ayutthaya, Thailand. ICSEC th International

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA andra Aditya 1), Wayan Firdaus Mahmudy 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Malang Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

Optimasi Peramalan Jumlah Kasus Penyakit Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Dengan Algoritma Genetika

Optimasi Peramalan Jumlah Kasus Penyakit Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Dengan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2800-2809 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Peramalan Jumlah Kasus Penyakit Menggunakan Metode

Lebih terperinci

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 4371-4376 http://j-ptiik.ub.ac.id Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

Prediksi Harga Emas Batang Menggunakan Feed Forward Neural Network Dengan Algoritme Genetika

Prediksi Harga Emas Batang Menggunakan Feed Forward Neural Network Dengan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2317-2322 http://j-ptiik.ub.ac.id Prediksi Harga Emas Batang Menggunakan Feed Forward Neural

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Pengantar 2. Struktur Algoritma Genetika 3. Studi Kasus: Maksimasi Fungsi Sederhana 4. Studi

Lebih terperinci

Prediksi Waktu Panen Tebu Menggunakan Gabungan Metode Backpropagation dan Algoritma Genetika

Prediksi Waktu Panen Tebu Menggunakan Gabungan Metode Backpropagation dan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 2017, hlm. 1443-1450 http://j-ptiik.ub.ac.id Prediksi Waktu Panen Tebu Menggunakan Gabungan Metode Backpropagation

Lebih terperinci

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 2, Februari 2017, hlm. 80-84 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko

Lebih terperinci

Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika untuk Memprediksi Harga Saham Esok Hari (T+1)

Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika untuk Memprediksi Harga Saham Esok Hari (T+1) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 58-96X Vol., No. 6, Juni 08, hlm. 30-308 http://j-ptiik.ub.ac.id Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika untuk

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

Implementasi Genetic Algorithm Dan Artificial Neural Network Untuk Deteksi Dini Jenis Attention Deficit Hyperactivity Disorder

Implementasi Genetic Algorithm Dan Artificial Neural Network Untuk Deteksi Dini Jenis Attention Deficit Hyperactivity Disorder Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 2, Februari 2018, hlm. 688-694 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Genetic Algorithm Dan Artificial Neural Network

Lebih terperinci

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 65-72 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017.

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017. BAB III PEMBAHASAN Data yang digunakan dalam bab ini diasumsikan sebagai data perkiraan harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017. Dengan demikian dapat disusun model Fuzzy

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Siklus RCGA 2. Alternatif Operator Reproduksi pada Pengkodean Real 3. Alternatif Operator Seleksi 4.

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK Naskah Publikasi disusun oleh Zul Chaedir 05.11.0999 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN PERMINTAAN BARANG

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN PERMINTAAN BARANG Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 169-173 PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Digunakan untuk meminimalkan error pada output yang dihasilkan oleh jaringan. Menggunakan jaringan multilayer. Arsitektur Jaringan Proses belajar & Pengujian

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG DUA TAHAP

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG DUA TAHAP PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG DUA TAHAP Riska Sulistiyorini ), Wayan Firdaus Mahmudy ), Program Studi Teknik Informatika Program Teknologi Informasi dan Ilmu

Lebih terperinci

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation 1 Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Reza Subintara Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG

PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. 83-87 PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG Daneswara

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-222

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-222 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-222 Implementasi Algoritma Genetika pada Struktur Backpropagation Neural Network untuk Klasifikasi Kanker Payudara Adam Mizza Zamani, Bilqis Amaliah

Lebih terperinci

Optimasi Multiple Travelling Salesman Problem Pada Pendistribusian Air Minum Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: UD.

Optimasi Multiple Travelling Salesman Problem Pada Pendistribusian Air Minum Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: UD. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 9, Juni 2017, hlm. 849-858 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Multiple Travelling Salesman Problem Pada Pendistribusian

Lebih terperinci

STUDI ANALISA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN DAN TANPA ALGORITMA GENETIKA

STUDI ANALISA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN DAN TANPA ALGORITMA GENETIKA STUDI ANALISA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN DAN TANPA ALGORITMA GENETIKA (Agustinus N., et al. STUDI ANALISA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN DAN TANPA ALGORITMA GENETIKA Agustinus Noertjahyana

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Estimasi Needs

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMK Negeri 2 Kediri)

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMK Negeri 2 Kediri) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 10, Oktober 2017, hlm. 1066-1072 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritme

Lebih terperinci

Optimasi K-Means untuk Clustering Kinerja Akademik Dosen Menggunakan Algoritme Genetika

Optimasi K-Means untuk Clustering Kinerja Akademik Dosen Menggunakan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1652-1659 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi K-Means untuk Clustering Kinerja Akademik Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

Penentuan Lokasi Pasang Baru Wifi.id Corner Menggunakan Metode AHP dan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Telkom Witel Kediri)

Penentuan Lokasi Pasang Baru Wifi.id Corner Menggunakan Metode AHP dan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Telkom Witel Kediri) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1742-1749 http://j-ptiik.ub.ac.id Penentuan Lokasi Pasang Baru Wifi.id Corner Menggunakan

Lebih terperinci

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika Rozak Arief Pratama 1, Esmeralda C. Djamal, Agus Komarudin Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Gula Pasir Menggunakan Fuzzy Time Series Dengan Optimasi Algoritma Genetika (Studi Kasus PG Candi Baru Sidoarjo)

Peramalan Produksi Gula Pasir Menggunakan Fuzzy Time Series Dengan Optimasi Algoritma Genetika (Studi Kasus PG Candi Baru Sidoarjo) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2542-2548 http://j-ptiik.ub.ac.id Pe Produksi Gula Pasir Menggunakan Fuzzy Time Series Dengan

Lebih terperinci

Penentuan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Algoritma Genetika

Penentuan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 1, Januari 2017, hlm. 63-68 http://j-ptiik.ub.ac.id Penentuan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii Muhammad Arif Santoso, 2015. Peramalan Penjualan Produk Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Extreme Learning Machine. Skripsi ini dibawah bimbingan Auli Damayanti,S.Si, M.Si dan Dr. Herry Suprajitno,

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Dengan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMA Negeri 3 Surakarta)

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Dengan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMA Negeri 3 Surakarta) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1535-1542 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Pada Kurikulum 2013

Lebih terperinci

Penerapan Algoritme Genetika Untuk Penjadwalan Latihan Reguler Pemain Brass Marching Band (Studi Kasus: Ekalavya Suara Brawijaya)

Penerapan Algoritme Genetika Untuk Penjadwalan Latihan Reguler Pemain Brass Marching Band (Studi Kasus: Ekalavya Suara Brawijaya) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 2950-2956 http://j-ptiik.ub.ac.id Penerapan Algoritme Genetika Untuk Penjadwalan Latihan

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan Peramalan Inventory Barang

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

PENJADWALAN KAPAL PENYEBERANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENJADWALAN KAPAL PENYEBERANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 1, Maret 2016, hlm. 48-55 PENJADWALAN KAPAL PENYEBERANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Ria Febriyana 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2 Program

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : SMPN 1 Gondang Mojokerto)

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : SMPN 1 Gondang Mojokerto) Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : SMPN 1 Gondang Mojokerto) Dianita Dwi Permata Sari 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2, Dian Eka Ratnawati 3 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PRODUKSI JILBAB

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PRODUKSI JILBAB Journal of Environmental Engineering & Sustainable Technology Vol. 02 No. 01, July 2015, Pages 06-11 JEEST http://jeest.ub.ac.id PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PRODUKSI JILBAB Samaher

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan dengan Pembelajaran Algoritma Genetika dan Diversitas untuk Deteksi Kelas Penyakit

Jaringan Syaraf Tiruan dengan Pembelajaran Algoritma Genetika dan Diversitas untuk Deteksi Kelas Penyakit Jaringan Syaraf Tiruan dengan Pembelajaran Algoritma Genetika dan Diversitas untuk Deteksi Kelas Penyakit Abidatul Izzah 1), Ratih Kartika Dewi 2) 1)2) Jurusan Teknik Informatika ITS Surabaya Jl. Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

OPTIMASI JADWAL MENGAJAR ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI JADWAL MENGAJAR ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI JADWAL MENGAJAR ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Indana Zulfa 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2, Budi Darma Setiawan 3 Teknik Informatika, Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN BIAYA MINIMAL DISTRIBUSI BARANG TIGA TAHAP PT. SEMEN TONASA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN BIAYA MINIMAL DISTRIBUSI BARANG TIGA TAHAP PT. SEMEN TONASA PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN BIAYA MINIMAL DISTRIBUSI BARANG TIGA TAHAP PT. SEMEN TONASA Andi Baharuddin 1, Aidawayati Rangkuti 2, Armin Lawi 3 Program Studi Matematika, Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

ANALISA NILAI UJIAN MASUK STT WASTUKANCANA BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

ANALISA NILAI UJIAN MASUK STT WASTUKANCANA BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION ANALISA NILAI UJIAN MASUK STT WASTUKANCANA BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Program Studi Teknik Informatika STT Wastukancana Jl. Raya Cikopak No.53, Sadang, Purwakarta

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) A-31

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) A-31 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol 4, No2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-31 Perbandingan Performansi Metode Peramalan Fuzzy Time Series yang Dimodifikasi dan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation (Studi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristik ysng didasarkan atas mekanisme seleksi alami dan genetika alami (Suyanto, 2014). Adapun konsep dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

Optimasi Pembagian Barang Alat Tulis Kantor Menggunakan Algoritme Genetika

Optimasi Pembagian Barang Alat Tulis Kantor Menggunakan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: -X Vol., No., Maret, hlm. - http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pembagian Barang Alat Tulis Kantor Menggunakan Algoritme Genetika Ardiansyah

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika 1 Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika Annisti Nurul Fajriyah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI NON LINEAR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PREDIKSI KEBUTUHAN AIR PDAM KOTA MALANG

PEMODELAN REGRESI NON LINEAR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PREDIKSI KEBUTUHAN AIR PDAM KOTA MALANG Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 1, Maret 2016, hlm. 59-65 PEMODELAN REGRESI NON LINEAR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PREDIKSI KEBUTUHAN AIR PDAM KOTA MALANG Vitara

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Evolution Strategies (ES)

Algoritma Evolusi Evolution Strategies (ES) Algoritma Evolusi Evolution Strategies (ES) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Struktur Dasar Evolution Strategies (ES) 2. Siklus ES (µ, λ) 3. Siklus ES (µ/r + λ) 4. Studi Kasus

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Menggunakan Algoritma Genetika Dalam Penentuan Kebutuhan Gizi Bayi MPASI

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Menggunakan Algoritma Genetika Dalam Penentuan Kebutuhan Gizi Bayi MPASI Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 7, Juli 218, hlm. 276-2712 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

Implementasi Gabungan Metode Bayesian dan Backpropagation untuk Peramalan Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia

Implementasi Gabungan Metode Bayesian dan Backpropagation untuk Peramalan Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 4, April 2017, hlm. 330-340 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Gabungan Metode Bayesian dan Backpropagation untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK JARINGAN SARAF BUATAN UNTUK MERAMALKAN NILAI KESEHATAN SENTRAL TELEPON DI SUATU SENTRAL TELEPON

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK JARINGAN SARAF BUATAN UNTUK MERAMALKAN NILAI KESEHATAN SENTRAL TELEPON DI SUATU SENTRAL TELEPON PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK JARINGAN SARAF BUATAN UNTUK MERAMALKAN NILAI KESEHATAN SENTRAL TELEPON DI SUATU SENTRAL TELEPON DESIGN OF ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SOFTWARE FOR PREDICTING THE

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA Anggi Purnama Undergraduate Program, Computer Science, 2007 Gunadarma Universiy http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 20 (SNATI 20) ISSN: 19-5022 Yogyakarta, 16 Juni 20 PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada penelitian machine learning banyak sekali diperbincangkan tentang perilaku belajar mesin (komputer) agar mampu belajar dan berpikir cerdas layaknya manusia yang

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) Marihot TP. Manalu Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Literatur Algoritma genetik merupakan salah satu algoritma yang biasanya digunakan dalam optimalisasi data. Namun penggunaan algoritma genetik dalam melakukan peramalan

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 2017, hlm. 1152-1159 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Algoritma Genetika Pada Metode AHP dan SAW

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol.18, No.4, Oktober 2015, hal 151-156 PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Zaenal

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA Pembimbing: Desi Fitria Utami M0103025 Drs. Y. S. Palgunadi, M. Sc

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah meminimalkan error pada output

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION Restiana Putri Abstract - On a government agencies Badan Keluarga Berencana

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Titik Misriati AMIK BSI Jakarta Jl. R.S Fatmawati No. 24 Pondok Labu, Jakarta Selatan titik.tmi@bsi.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP MATA UANG ASING

PERANCANGAN APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP MATA UANG ASING PERANCANGAN APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP MATA UANG ASING Danny Horia Komp. Duta Harapan Indah Blok JJ no 52 021-6682844 dannybinuz@gmail.com Binus University

Lebih terperinci

Optimasi Bobot Multi-Layer Perceptron Menggunakan Algoritma Genetika Untuk Klasifikasi Tingkat Resiko Penyakit Stroke

Optimasi Bobot Multi-Layer Perceptron Menggunakan Algoritma Genetika Untuk Klasifikasi Tingkat Resiko Penyakit Stroke Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2352-2360 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Bobot Multi-Layer Perceptron Menggunakan Algoritma

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 441-450 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PREDIKSI DATA HARGA SAHAM HARIAN MENGGUNAKAN FEED FORWARD NEURAL

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BEBERAPA MODEL UNTUK KINERJA ALGORITMA BACKPROPAGATION COMPARISON OF SOME MODEL FOR PEFORMANCE IMPROVEMENT IN BACKPROPAGATION ALGORITHM

PERBANDINGAN BEBERAPA MODEL UNTUK KINERJA ALGORITMA BACKPROPAGATION COMPARISON OF SOME MODEL FOR PEFORMANCE IMPROVEMENT IN BACKPROPAGATION ALGORITHM JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Vol.6 No. 2, Desember 217 : 8-91 PERBANDINGAN BEBERAPA MODEL UNTUK KINERJA ALGORITMA BACKPROPAGATION COMPARISON OF SOME MODEL FOR PEFORMANCE IMPROVEMENT IN BACKPROPAGATION

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Genetika untuk Penjadwalan Asisten Praktikum

Penerapan Algoritma Genetika untuk Penjadwalan Asisten Praktikum Penerapan Algoritma Genetika untuk Penjadwalan Asisten Praktikum Okky Cintia Devi 1, Wayan Fidaus Mahmudy 2, Budi Darma Setiawan 3 Teknik Informatika, Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Mohamad Subchan STMIK Muhammadiyah Banten e-mail: moh.subhan@gmail.com ABSTRAK: Permasalahan pencarian rute terpendek dapat

Lebih terperinci

Pencarian Rute Terpendek untuk Pengoptimalan Ditribusi Sales Rokok Gudang Garam di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Menggunakan Algoritma Genetika

Pencarian Rute Terpendek untuk Pengoptimalan Ditribusi Sales Rokok Gudang Garam di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Menggunakan Algoritma Genetika Pencarian Rute Terpendek untuk Pengoptimalan Ditribusi Sales Rokok Gudang Garam di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Menggunakan Algoritma Genetika Priza Pandunata, Rachmad Agung Bagaskoro, Agung Ilham

Lebih terperinci

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA Genetic Algorithme Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri atas individu-individu (kromosom). Individu dilambangkan dengan sebuah nilai kebugaran (fitness) yang akan digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) Apriliyah, Wayan Firdaus Mahmudy, Agus Wahyu Widodo Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

Prediksi Kebutuhan Air PDAM Kota Malang Menggunakan Metode Fuzzy Time Series Dengan Algoritma Genetika

Prediksi Kebutuhan Air PDAM Kota Malang Menggunakan Metode Fuzzy Time Series Dengan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 1, Januari 2018, hlm. 133-142 http://j-ptiik.ub.ac.id Prediksi Kebutuhan Air PDAM Kota Malang Menggunakan Metode

Lebih terperinci

ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES

ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES Thomas Brian Universitas Trunojoyo Madura Bangkalan, Indonesia thomasbrian2112@yahoo.com Abstrak Salah satu algoritma

Lebih terperinci

Optimasi Pemodelan Regresi Linier Berganda Pada Prediksi Jumlah Kecelakaan Sepeda Motor Dengan Algoritme Genetika

Optimasi Pemodelan Regresi Linier Berganda Pada Prediksi Jumlah Kecelakaan Sepeda Motor Dengan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1932-1939 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pemodelan Regresi Linier Berganda Pada Prediksi Jumlah

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian BAB III PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembentukan portofolio optimum menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD)

Lebih terperinci

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 4, No. 2, November 2007, 53 64 WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES Daryono Budi Utomo Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 2957-2964 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Batasan Fungsi Keanggotaan Fuzzy Tsukamoto Menggunakan

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI PENJUALAN JAMUR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKROPAGATION

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI PENJUALAN JAMUR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKROPAGATION JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI PENJUALAN JAMUR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKROPAGATION Yuyun Dwi Lestari Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Harapan E-mail : yuyun.dl@gmail.com

Lebih terperinci