Prediksi Waktu Panen Tebu Menggunakan Gabungan Metode Backpropagation dan Algoritma Genetika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prediksi Waktu Panen Tebu Menggunakan Gabungan Metode Backpropagation dan Algoritma Genetika"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Vol. 1, No. 11, November 2017, hlm Prediksi Waktu Panen Tebu Menggunakan Gabungan Metode Backpropagation dan Algoritma Genetika Dwi Ari Suryaningrum 1, Dian Eka Ratnawati 2, Budi Darma Setiawan 3 Program Studi Teknik Informatika, 1 dwiari.suryaningrum@gmail.com, 2 dian_ilkom@ub.ac.id, 3 s.budidarma@ub.ac.id Abstrak Sebelum tebu digiling oleh pabrik, dilakukan analisis kemasakan tebu terlebih dulu. Tebu yang baik untuk digiling adalah tebu yang sudah dikatakan matang yang dapat dilihat dari beberapa faktor seperti luas kebun, umur, diameter batang, rata ruas per batang dan rata panjang per batang. Faktor faktor tersebut digunakan sebagai atribut dalam penelitian yang dilakukan. Untuk mempermudah proses tersebut maka dilakukan penelitian mengenai prediksi waktu panen tebu. Dengan banyaknya data yang digunakan dan proses yang dilakukan berulang kali, maka akan sulit diolah secara manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahan. Penelitian ini menggunakan gabungan algoritma genetika dan backpropagation dalam proses prediksi waktu panen. Algoritma genetika digunakan untuk mengoptimalkan hasil prediksi dengan pemilihan bobot dan bias yang merupakan solusi terbaik. Sedangkan metode backpropagation digunakan untuk menghitung nilai Mean Square Error (MSE) yang digunakan dalam perhitungan fitness dan juga pada proses prediksi data uji. Pada penelitian ini akan dilakukan lima macam pengujian yaitu banyaknya generasi, ukuran populasi, pengujian kombinasi nilai crossover rate dan mutation rate, pengujian learning rate dan pengujian nilai Average Forecasting Error Rate (AFER). Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah prediksi waktu panen dan AFER. Hasil pengujian terbaik yaitu dengan hasil AFER sebesar 0,0205%. Kata kunci: prediksi, algoritma genetika, backpropagation, MSE, AFER Abstract Before sugar cane was milled by the factory, the first process is analysis of sugar cane maturity. The best sugar cane condition to be ground is mature cane that can be seen from several factors such as garden area, age, stem diameter, the average segment per stem and the average length per stem. These factors are used as attributes in the research conducted. To simplify the process, then we proposed this research on the prediction of sugar cane harvest time. With so much data being used and repeated processes, it will be difficult to process manually and takes a long time. In addition, the manual process does not close the possibility of an increasing error. This research uses a combination of genetic algorithm and backpropagation in the process of predicting the harvest time. Genetic algorithms are the best solution used to optimize prediction results by weight selection and bias. Backpropagation method is used to calculate Mean Square Error (MSE) value, which will be used in calculation of fitness value and also on prediction of data test. In this research will be done five kinds of testing, as follows generation test, population size test, test combination of crossover rate and mutation rate, testing of learning rate and testing of Average Forecasting Error Rate (AFER). The result of this research are predictions of harvest time, the value of fitness and AFER. The best result is result of AFER value is 0,0205%. Keywords: prediction, genetic algorithm, backpropagation, MSE, AFER 1. PENDAHULUAN Sebelum tebu digiling oleh pabrik, dilakukan analisis kemasakan tebu terlebih dahulu. Tebu yang baik untuk digiling adalah tebu yang sudah dikatakan matang dimana dapat dilihat dari beberapa faktor seperti luas kebun, umur, diameter batang, rata rata ruas per batang dan rata rata panjang per batang. Faktor faktor tersebut digunakan sebagai Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 1443

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1444 atribut dalam penelitian yang dilakukan. Analisis kemasakan tebu dilakukan beberapa kali untuk menentukan bahwa tebu tersebut sudah matang atau belum. Untuk mempermudah proses analisis maka dilakukan cara prediksi waktu panen tebu dari data tebu. Data yang digunakan sangat banyak, karena data dalam 1 perode biasanya terdapat ± 10 ronde dari banyak wilayah. Dan jika data yang dikelola atau dianalisis berjumlah cukup banyak, maka akan sulit diolah secara manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu, jika proses dilakukan secara manual, tidak menutup kemungkinan peluang terjadi kesalahan akan semakin besar. Alasan lainnya yaitu masalah jumlah pengambilan contoh tebu yang akan dianalisis dimana dalam 1 ronde petani harus mengirim minimal 3 kali. Hal ini juga akan berdampak kepada petani yang jumlah tebunya akan berkurang untuk dianalisis. Karena hal di atas, maka dilakukan penelitian tentang prediksi waktu panen tebu dengan bantuan komputer. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk memprediksikan waktu tebu yang siap untuk dipanen dan mengurangi jumlah tebu yang diperlukan untuk proses analisis. Penelitian ini menggunakan penggabungan dua metode yaitu algoritma genetika dan backpropagation. Dimana proses awal yaitu untuk proses inisalisasi bobot dan bias awal menggunakan algoritma genetika. Sedangkan untuk proses selanjutnya yaitu untuk proses prediksi digunakan metode backpropagation. Metode backpropagation juga digunakan untuk menghitung nilai MSE yang akan digunakan dalam perhitungan nilai fitness. Alasan penggunaan dua metode tersebut yaitu untuk mengoptimasi nilai bobot awal dan bias awal dengan memilih nilai fitness terkecil untuk proses prediksi waktu panen tebu. Algoritma genetika sangat cocok digunakan untuk permasalahan optimasi. Sedangkan untuk metode backpropagation merupakan salah satu model jaringan syaraf tiruan yang digunakan pada penyelesaian suatu masalah berkaitan dengan prediksi, identifikasi dan sebagainya. 2. METODOLOGI 2.1. Algoritma Genetika Salah satu tipe dari algoritma evolusi adalah algoritma genetika. Algoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristik yang berdasarkan atas mekanisme evolusi biologis (Kusumadewi & Purnomo, 2005). Algoritma genetika pertama kali dirintis oleh John Holland dari Universitas Michigan pada tahun Algorima genetika banyak digunakan dalam permasalahan optimasi (Haupt & Haupt, 2004). Pada algoritma genetika, tenik pencarian dilakukan dari sejumlah solusi yang mungkin didapatkan dengan istilah populasi. Kromosom adalah individu yang terdapat dalam satu populasi. Kromosom ini merupakan suatu solusi. Pada saat inisialisasi awal populasi dilakukan dengan cara random (acak), sedangkan untu populasi berikutnya merupakan hasil evolusi dari kromosom-kromosom yang sudah melalui iterasi yang disebut dengan generasi. Kromosom akan melalui tahap evaluasi pada setiap generasi. Proses evaluasi ini menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut. Generasi yang terbentuk berikutnya disebut sebagai anak (offspring) yang terbentuk dari gabungan 2 kromosom sebelumnya yang dianggap sebagai induk (parent) dengan menggunakan operator crossover (Kusumadewi & Purnomo, 2005). Operator crossover dilakukan dengan cara melakukan pertukaran gen dari dua induk yang terpilih secara acak. Selain operator crossover, terdapat juga operator mutasi. Operator mutasi merupakan operator yang menukar nilai gen kromosom dengan nilai invers-nya. Misalkan nilai 0 menjadi 1 atau sebaliknya (Zamani et al., 2012). Pada pembentukan populasi generasi yang baru didapatkan dengan cara menyeleksi nilai fitness. Dalam siklus perkembangan algoritma genetika untuk mencari solusi (kromosom) terbaik terdapat beberapa proses sebagai berikut: a. Representasi kromosom Chromosome merupakan kode atau representasi dari suatu solusi permasalahan. Chromosome dibentuk dari beberapa gen yang mewakili variabel keputusan yang digunakan. Panjang chromosome didapatkan dari banyaknya bobot dan bias awal yang akan digunakan. Dalam penelitian banyaknya bobot dan bias awal pada neuron antara hidden layer dan output layer yang digunakan berjumlah 4 dan banyaknya bobot dan bias awal pada neuron antara input layer dan hidden layer yang digunakan berjumlah 18, sehingga total chromosome yaitu sebanyak 22 gen. Representasi chromosome yang digunakan yaitu representasi dalam bentuk bilang real dengan interval [0,1].

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1445 b. Inisialisasi Inisialisasi populasi awal ditentukan oleh banyaknya ukuran populasi atau popsize yang menunjukkan individu. Suatu nilai dibangkitkan untuk dijadikan panjang chromosome. Chromosome berisi gen yang nilai nilainya dipilih secara acak dengan range 0-1. Setiap individu akan dilakukan tahap reproduksi yang terdiri dari crossover dan mutasi untuk mendapatkan nilai fitness. c. Reproduksi Crossover (Extended Intermediate Crossover) Untuk mendapatkan nilai offspring (child) menggunakan Persamaan (1) dan (2). C 1 = P 1 + α (P 2 P 1 ) (1) C 2 = P 2 + α (P 1 P 2 ) (2) P 1 merupakan induk pertama dan P 2 merupakan induk kedua yang terpilih secara acak. Nilai α adalah konstanta yang dipilih secara acak pada interval [-0,25, 1,25]. Mutasi (Random Mutation) Metode random mutation adalah metode mutasi yang dilakukan dengan cara memilih satu induk secara acak dan melakukan penambahan atau pengurangan terhadap nilai gen yang terpilih dengan bilangan random yang kecil. Dalam penelitian ini metode mutasi yang digunakan adalah random mutation. Misalkan domain variabel x i adalah [min i, max i] dan offspring yang dihasilkan adalah C = [x 1,., x n], maka nilai gen offspring bisa didapatkan dengan Persamaan (3) sebagai berikut (Mahmudy, 2013) : x i = x i + r (max i min i ) (3) Nilai konstanta r dipilih secara acak misalkan dengan range [-0,1, 0,1]. d. Evaluasi Proses evaluasi ini bertujuan untuk menghitung nilai fitness dari masing-masing individu dalam populasi yaitu induk (parent) dan offspring (child). Dimana nilai fitness yang didapatkan akan digunakan pada proses seleksi. Nilai fitness dapat dihitung dengan Persamaan (4) sebagai berikut : 1 fitness = (4) MSE Dengan nilai MSE yang didapatkan dari proses perhitungan menggunakan backpropagation. e. Seleksi Metode seleksi yang digunakan pada penelitian adalah metode binary tournament selection. Metode binary tournament selection adalah metode seleksi yang digunakan dalam sistem. Metode ini bekerja dengan cara mengambil 2 individu secara acak dari populasi dan offspring. Masing masing individu akan dibandingkan nilai fitness-nya. Individu yang memiliki nilai fitness terbesar, maka akan lolos pada generasi berikutnya Metode Backpropagation Jaringan yang berasal dari kumpulan pemrosesan kecil yang dimodelkan berdasarkan jaringan saraf manusia disebut jaringan saraf tiruan (JST). JST dapat digunakan untuk memodelkan hubungan yang kompleks antara input dan output untuk menemukan pola-pola pada data yang digunakan. Jaringan saraf tiruan memiliki kemampuan dalam hal emulasi, analisis, prediksi dan asosiasi. Salah satu yang sering digunakan dalam jaringan saraf tiruan adalah backpropagation. Terdapat dua proses dalam metode backpropagation yaitu feedforward dan proses backward. Berikut merupakan langkah-langkah algoritma backpropagation secara rinci (Zamani et al., 2012): 1. Inisialisasi bobot awal, bias awal dan konstanta laju pelatihan (α) 2. Tahap 1 merupakan umpan maju (feedforward). Dimana tiap unit masukan menerima sinyal dan meneruskannya ke unit tersembunyi diatasnya. 3. Mengalikan masing-masing unit di lapisan tersembunyi dengan bobotnya dan dijumlahkan serta ditambahkan dengan biasnya seperti pada Persamaan (5) berikut : n z_net j = v j0 + i=1 x i v ji (5) Dimana z_net j adalah keluaran di unit tersembunyi. V j0 adalah bobot bias input layer ke hidden layer. X i adalah nilai input. V ji adalah bobot input layer ke hidden layer. Kemudian dilakukan fungsi aktivasi pada hasil tersebut dengan Persamaan (6). 1 z j = f(z_net j ) = (6) 1+e z_net j 4. Mengalikan masing-masing unit output dengan bobot dan dijumlahkan serta ditambahkan dengan biasnya seperti pada Persamaan (7) dan (8). p y_net k = w k0 + i=1 z i w ki (7) 1 y k = f(y_net k ) = (8) 1+e y_net k

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1446 Dimana y_net k adalah unit keluaran. W k0 adalah bobot bias hidden layer ke output layer. W ki adalah bobot hidden layer ke output layer. Y k adalah fungsi aktivasi untuk unit keluaran. 5. Tahap 2 merupakan umpan mundur (backward propagation). Dimana masing-masing unit output menerima pola target t k sesuai dengan pola masukan saat pelatihan dan kemudian informasi error lapisan output (δ k) dihitung. δ k dikirim ke lapisan dibawahnya dan digunakan untuk menghitung besarnya koreksi bobot dan bias ( V jk dan V ko) antara lapisan tersembunyi dengan lapisan output dengan Persamaan (9) sebagai berikut : δ k = (t k y k )(y k )(1 y k ) (9) Menghitung koreksi bobot yang kemudian akan digunakan untuk memperbaiki nilai V kj dan V k0 dengan Persamaan (10) dan (11) sebagai berikut : V kj = αδ k x i (10) V k0 = αδ k (11) 6. Pada setiap unit lapisan tersembunyi dilakukan perhitungan kesalahan lapisan tersembunyi (δ j). δ j digunakan untuk menghitung besar koreksi bobot dan bias ( W ji dan W jo) antara lapisan input dan lapisan tersembunyi. Perhitungan kesalahan lapisan tersembunyi dapat dilakukan dengan Persamaan (12) dan (13) sebagai berikut : m δ_net j = k=1 δ k w kj (12) δ j = δ_net j z j (1 z j ) (13) Kemudian untuk menghitung W ji dan W jo menggunakan Persamaan (14) dan (15) sebagai berikut : W ji = αδ j z j (14) W j0 = αδ j (15) 7. Tahap 3 merupakan peng-updatean bobot dan bias. Perubahan nilai bobot dan bias menggunakan Persamaan (16) dan (17) sebagai berikut : v kj (baru) = v kj (lama) + v kj (16) w ji (baru) = w ji (lama) + w ji (17) 8. Menghitung nilai error untuk digunakan pada perhitungan MSE dengan Persamaan (18). E = t y k (18) 9. Uji kondisi berhenti 10. Menghitung nilai MSE (Mean Square Error) untuk mengetahui tingkat akurasi pada proses prediksi. Nilai MSE akan digunakan untuk menghitung nilai fitness pada proses algoritma genetika. Berikut Persamaan (19) untuk mendapatkan nilai MSE : MSE = E2 n (19) 2.3. Metode Error AFER Sebuah sistem dapat ditentukan sudah sesuai atau belum dengan hasil kenyataanya dari tingkat akurasi yang didapat. Penelitian ini menggunakan metode error Average Forecasting Error Rate (AFER). AFER digunakan untuk mengetahui nilai kesalahan yang terjadi pada sistem peramalan (Jilani et al., 2017). Untuk mendapatkan nilai AFER dapat dilihat pada Persamaan (20) berikut (Lee et al., 2006): AFER = ( 1 n ( A n i=1 i F i /A i )) 100% (20) AFER merupakan nilai yang menyatakan persentase selisih antara data prediksi dengan data aktual atau kenyataan. Tingkat keakuratan dapat dikatakan baik jika nilai error yang dihasilkan semakin kecil (Rahmadiani, 2012). Terdapat aturan untuk menentukan sebuah sistem peramalan dapat dikatakan baik atau buruk. Aturan tersebut yaitu jika nilai error AFER mendekati 0%, maka sistem peramalan tersebut dapat dikatakan baik. Namun dalam kenyataannya jarang sekali kasus prediksi yang nilai error AFER benar benar 0% (Stevenson, 2009) Gabungan Algoritma Genetika dan Backpropagation Algoritma genetika memiliki beberapa tahap. Tahap pertama adalah melakukan Inisialisasi parameter berupa inputan yang meliputi pengkodean gen dan chromosome. Setelah menginputkan parameter, proses yang harus dilakukan adalah membangkitkan populasi awal, menghitung nilai fitness, melakukan crossover, melakukan mutase dan menyeleksi chromosome sehingga menghasilkan solusi akhir berupa chromosome atau individu dengan nilai fitness tertinggi yang merupakan solusi terbaik. Pada penelitian ini algoritma backpropagation digunakan saat proses evaluasi pada algoritma genetika untuk mendapatkan nilai fitness. Berikut merupakan gambar flowchart siklus sistem gabungan metode backpropagation dan algoritma genetika.

5 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer PENGUJIAN Gambar 1. Flowchart GA-BP Proses pengujian meliputi pengujian banyaknya generasi, ukuran populasi (popsize), pengujian kombinasi nilai crossover rate dan mutation rate untuk proses algoritma genetika. Sedangkan untuk algoritma backpropagation pengujian dilakukan terhadap nilai learning rate (α). Proses pengujian ini dilakukan sebanyak 5 kali untuk setiap variasi nilai yang digunakan. Kemudian dihitung rata rata nilai fitness yang didapat dan akan dipilih kombinasi dengan hasil paling optimal. Selain itu pengujian juga dilakukan pada prediksi terhadap data uji dengan penilaian nilai error AFER Uji Coba Generasi Uji coba pertama yang dilakukan yaitu terhadap ukuran populasi. Pada proses pengujian ini dilakukan input beberapa ukuran populasi. Ukuran populasi yang digunakan yaitu 20, 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400, 450 dan 500. Nilai parameter yang digunakan yaitu learning rate adalah 0.1, popsize (ukuran populasi) adalah 20, cr adalah 0.2 dan mr adalah 0.1. Hasil pengujian dapat dilihat pada grafik Gambar 2. Gambar 2. Grafik Pengujian Generasi Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa garis grafik yang ditampilkan mengalami kondisi naik dan turun. Titik terendah terdapat pada generasi sebanyak 400 dengan nilai rata rata fitness sebesar 9, Sedangkan nilai rata rata tertinggi terdapat pada generasi sebanyak 20 dengan nilai rata rata fitness sebesar 11, Parameter banyaknya generasi mempengatuhi rata rata nilai fitness. Semakin besar nilai generasi, maka rata rata nilai fitness akan semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh pembangkitan nilai awal pada setiap individu secara acak. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh penggunaan binary tournament selection dalam proses seleksi Uji Coba Ukuran Populasi Uji coba pertama yang dilakukan yaitu terhadap ukuran populasi. Pada proses pengujian ini dilakukan input beberapa ukuran populasi. Ukuran populasi yang digunakan yaitu 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45 dan 50. Nilai parameter yang digunakan yaitu generasi sebanyak 20, learning rate adalah 0.1, cr adalah 0.2 dan mr adalah 0.1. Hasil pengujian dapat dilihat pada grafik Gambar 3. Gambar 3. Grafik Pengujian Ukuran Populasi Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa garis grafik yang ditampilkan tidak mengalami banyak perubahan setelah ukuran populasi sebesar 20. Perubahan nilai fitness yang cukup besar hanya terjadi pada ukuran popsize 5, 10, 15 dan 20. Titik terendah terdapat pada nilai ukuran populasi 15 dengan nilai rata rata

6 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1448 fitness sebesar 9, Sedangkan nilai rata rata tertinggi terdapat pada ukuran populasi 10 dengan nilai rata rata fitness sebesar 11, Hal ini disebabkan oleh pembangkitan nilai awal pada setiap individu secara acak. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh penggunaan binary tournament selection dalam proses seleksi. Dimana metode seleksi ini memang dapat mengakibatkan konvergensi dini Uji Coba Kombinasi Cr dan Mr Uji coba kedua yang dilakukan yaitu terhadap kombinasi nilai cr dan mr. Pada proses pengujian ini dilakukan input beberapa kombinasi cr dan mr. Kombinasi cr dan mr yang diujikan bernilai 1. Nilai parameter yang digunakan yaitu generasi sebanyak 20, learning rate adalah 0.1, popsize adalah 20, cr antara 0.9 sampai 0.1 dan mr antara 0.1 sampai 0.9. Hasil pengujian dapat dilihat pada grafik gambar 4. Gambar 4. Grafik Pengujian Kombinasi Cr dan Mr Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa grafik mengalami kondisi naik turun. Titik terendah terdapat pada kombinasi 0,4 untuk cr dan 0,6 untuk mr dengan nilai rata rata fitness 9, Sedangkan nilai rata rata tertinggi terdapat pada kombinasi 0,1 untuk cr dan 0,9 untuk mr dengan nilai rata rata fitness sebesar 11,8865. Dari hasil rata rata nilai fitness yang didapatkan dengan nilai cr yang lebih besar dari nilai mr rata rata menghasilkan solusi yang kurang baik dibandingkan dengan nilai cr yang lebih kecil dari nilai mr. Semakin besar perbedaan nilai cr dengan mr dengan nilai cr yang lebih besar dapat menghasilkan solusi yang lebih baik. Namun tidak menutup kemungkinan jika nilai cr yang digunakan lebih kecil dari nilai mr dapat menghasilkan solusi yang lebih baik Uji Coba Learning Rate Uji coba ketiga yang dilakukan yaitu terhadap variasi nilai learning rate. Pada proses pengujian ini dilakukan input beberapa nilai dengan range 0-0,9. Nilai parameter yang digunakan yaitu generasi sebanyak 20, popsize adalah 20, cr adalah 0.2 dan mr adalah 0.1. Hasil pengujian dapat dilihat pada grafik gambar 5. Gambar 5. Grafik Pengujian Learning Rate Berdasarkan Gambar 5 dapat diketahui bahwa grafik mengalami titik tertinggi berada pada nilai learning rate sebesar 0,5. Titik terendah terdapat pada nilai learning rate sebesar 0,1 dengan nilai rata rata fitness Sedangkan nilai rata rata terendah terdapat pada nilai learning rate sebesar 0,1 dengan rata rata fitness sebesar 11, Untuk nilai learning rate 0,1 0,5 selalu mengalami kenaikan. Akan tetapi setelah itu mengalami penurunan secara terus menerus hingga nilai learning rate sebesar 0,9. Hal ini disebabkan nilai learning rate digunakan untuk menghitung koreksi bobot dan bias pada hidden layer dan output layer pada proses backpropagation Uji Coba AFER Uji coba keempat yang dilakukan yaitu menghitung nilai AFER pada setiap data uji. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat akurasi setiap hasil prediksi terhadap target sesungguhnya. Pengujian dilakukan dengan dua parameter berbeda. Parameter pertama didapatkan dari pengujian pengujian sebelumnya yang menghasilkan nilai fitness terbaik. Parameter yang digunakan pada pengujian AFER pertama yaitu generasi sebanyak 50, learning rate adalah 0.5, popsize adalah 20, cr adalah 0.2 dan mr adalah 0.1. Dengan parameter yang dipilih dari pengujian sebelumnya maka didapatkan nilai AFER sebesar 2,4382%. Kemudian pengujian berikutnya dilakukan dengan pemilihan nilai parameter secara acak. Parameter yang digunakan pada pengujian AFER kedua yaitu generasi sebanyak 20, learning rate adalah 0.1, popsize adalah 20, cr adalah 0.2 dan mr adalah 0.1. Dengan parameter yang dipilih secara acak, maka didapatkan nilai AFER sebesar 0,0205%.

7 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1449 Nilai AFER yang didapatkan dengan pengujian kedua menghasilkan nilai yang lebih baik dibandingkan pengujian pertama yaitu 0,0205%, maka digunakan sebagai hasil pengujian terbaik. Karena nilai yang didapatkan mendekati 0%. Dimana sistem yang dibuat dapat dikatakan baik sesuai dengan penjelasan yang ada pada Sub bab 2.3 bahwa sebuah sistem prediksi atau peramalan yang baik adalah yang memiliki nilai AFER mendekati 0%. Dengan nilai bobot dan bias yang digunakan dari proses gabungan algoritma genetika dan backpropagation, maka didapatkan nilai - nilai yang belum didenormalisasi adalah y (output) sebesar 0,483 dan nilai target 0,5. Sehingga selisih antara target seharusnya dengan hasil prediksi sistem adalah 0, KESIMPULAN Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian mengenai prediksi waktu panen tebu dengan gabungan algoritma backpropagation dan algoritma genetika adalah sebagai berikut: a. Dengan mengimplementasikan algoritma genetika dalam proses inisialisasi bobot dan bias awal dapat menghasilkan prediksi yang lebih optimal. Panjang kromosom yang digunakan sebanyak 22 gen. 4 gen pertama merupakan representasi dari bobot dan bias pada neuron antara hidden layer dan output layer. 18 gen sisanya merupakan representasi dari bobot dan bias pada neuron antara input layer dan hidden layer. Hal ini dapat dilihat dari nilai APER dan fitness yang didapatkan. Algoritma genetika diimplementasikan dengan memasukkan beberapa parameter untuk proses optimasi yatu banyaknya generasi, popsize, crossover rate dan mutation rate. Penelitian yang dilakukan menggunakan model extended intermediate crossover dan random mutation untuk proses reproduksi. Sedangkan untuk proses seleksi menggunakan binary tournament selection. b. Parameter terbaik yang dihasilkan dari beberapa proses pengujian. Hasil pengujian terbaik yaitu dengan hasil nilai AFER sebesar 0,0205%. Karena hasil AFER pada prediksi data uji yang digunakan mendekati 0%, maka sistem dapat dikatakan baik. Parameter terbaik yang terpilih yaitu generasi sebanyak 20, learing rate adalah 0.1, ukuran populasi adalah 20, cr adalah 0.2 dan mr adalah DAFTAR PUSTAKA Esfandani, Muhammad Asghari, Nematzadeh. (2016). Prediction air pollution in Tehran : Genetic algorithm and back propagation neural network. Journal of AI and Data Mining. Volume 4, No Gao Pengyu, dkk. (2016). Fluvial facies reservoir productivity prediction method based on principal component analysis and artificial neural network. Advancing Research Evolving Science. No Haviluddin, Alfred Rayner. (2015). A Genetic- Based Backpropagation Neural Network for Forecasting in Time-Series Data. International Conference on Science in Information Technology Kusmadewi S, Purnomo H. (2005). Penyelesaian Masalah Optimasi dengan Teknik-Teknik Heuristik. Yogyakarta : Graha Ilmu Lee Li-Wei, dkk. (2006). Handling Forecasting Problems Based on Two-Factors High- Order Fuzzy Time Series. IEEE Transactions On Fuzzy Systems. Volume 14, No Mahmudy, Wayan Firdaus. (2013). Algoritma Evolusi. Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Universitas Brawijaya. Malang Rabiha Sucianna Ghadati, Santoso Stefanus. (2013). Prediksi data arus lalu lintas jangka pendek menggunakan optimasi neural network berbasis gentic algorithm. Jurnal Teknologi Informasi. Volume 9, No Rahmadiani Ani, Anggraeni Wiwik. (2012). Implementasi Fuzzy Neural Network untuk Memperkirakan Jumlah Kunjungan Pasien Poli Bedah di Rumah Sakit Onkologi Surabaya. Jurnal Teknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. Volume Singh Shaminder, Gill Jasmeen. (2014). Temporal Weather Prediction using Back Propagation based Genetic Algorithm Technique. I.J. Intelligent Systems and Applications. Volume Vakili Masoud, dkk. (2015). Using Artificial Neural Networks for Prediction of Global Solar Radiation in Tehran Considering Particulate Matter Air Pollution.

8 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1450 International Conference on Technologies and Materials for Renewable Energy, Environment and Sustainability Wiguna Anggri Sartika, dkk. (2014). Analisis dan Peramalan Kepadatan Jalan Raya Kodya Malang dengan FTS Average Based. Jurnal EECCIS. Volume 8. No Zamani, Adam Mizza, dkk. (2012). Implementasi Algoritma Genetika pada Struktue Backpropagation Neural Network untuk Klasifikasi Kanker Payudara. Jurnal Teknik POMITS. Volume 1, No

Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation

Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 4, April 2017, hlm. 341-351 http://j-ptiik.ub.ac.id Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan

Lebih terperinci

PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG

PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. 83-87 PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG Daneswara

Lebih terperinci

Prediksi Harga Emas Batang Menggunakan Feed Forward Neural Network Dengan Algoritme Genetika

Prediksi Harga Emas Batang Menggunakan Feed Forward Neural Network Dengan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2317-2322 http://j-ptiik.ub.ac.id Prediksi Harga Emas Batang Menggunakan Feed Forward Neural

Lebih terperinci

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 65-72 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN PERMINTAAN BARANG

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN PERMINTAAN BARANG Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 169-173 PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN

Lebih terperinci

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 4371-4376 http://j-ptiik.ub.ac.id Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-222

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-222 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-222 Implementasi Algoritma Genetika pada Struktur Backpropagation Neural Network untuk Klasifikasi Kanker Payudara Adam Mizza Zamani, Bilqis Amaliah

Lebih terperinci

Implementasi Genetic Algorithm Dan Artificial Neural Network Untuk Deteksi Dini Jenis Attention Deficit Hyperactivity Disorder

Implementasi Genetic Algorithm Dan Artificial Neural Network Untuk Deteksi Dini Jenis Attention Deficit Hyperactivity Disorder Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 2, Februari 2018, hlm. 688-694 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Genetic Algorithm Dan Artificial Neural Network

Lebih terperinci

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA Anggi Purnama Undergraduate Program, Computer Science, 2007 Gunadarma Universiy http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA andra Aditya 1), Wayan Firdaus Mahmudy 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Malang Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Siklus RCGA 2. Alternatif Operator Reproduksi pada Pengkodean Real 3. Alternatif Operator Seleksi 4.

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan dengan Pembelajaran Algoritma Genetika dan Diversitas untuk Deteksi Kelas Penyakit

Jaringan Syaraf Tiruan dengan Pembelajaran Algoritma Genetika dan Diversitas untuk Deteksi Kelas Penyakit Jaringan Syaraf Tiruan dengan Pembelajaran Algoritma Genetika dan Diversitas untuk Deteksi Kelas Penyakit Abidatul Izzah 1), Ratih Kartika Dewi 2) 1)2) Jurusan Teknik Informatika ITS Surabaya Jl. Teknik

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 2017, hlm. 1152-1159 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Algoritma Genetika Pada Metode AHP dan SAW

Lebih terperinci

Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika untuk Memprediksi Harga Saham Esok Hari (T+1)

Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika untuk Memprediksi Harga Saham Esok Hari (T+1) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 58-96X Vol., No. 6, Juni 08, hlm. 30-308 http://j-ptiik.ub.ac.id Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika untuk

Lebih terperinci

Penentuan Lokasi Pasang Baru Wifi.id Corner Menggunakan Metode AHP dan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Telkom Witel Kediri)

Penentuan Lokasi Pasang Baru Wifi.id Corner Menggunakan Metode AHP dan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Telkom Witel Kediri) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1742-1749 http://j-ptiik.ub.ac.id Penentuan Lokasi Pasang Baru Wifi.id Corner Menggunakan

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

Optimasi Peramalan Jumlah Kasus Penyakit Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Dengan Algoritma Genetika

Optimasi Peramalan Jumlah Kasus Penyakit Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Dengan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2800-2809 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Peramalan Jumlah Kasus Penyakit Menggunakan Metode

Lebih terperinci

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 1 9 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL MULIA AFRIANI KARTIKA

Lebih terperinci

OPTIMASI JADWAL MENGAJAR ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI JADWAL MENGAJAR ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI JADWAL MENGAJAR ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Indana Zulfa 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2, Budi Darma Setiawan 3 Teknik Informatika, Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA Ramli e-mail:ramli.brt@gmail.com Dosen Tetap Amik Harapan Medan ABSTRAK Jaringan Syaraf Tiruan adalah pemrosesan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017.

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017. BAB III PEMBAHASAN Data yang digunakan dalam bab ini diasumsikan sebagai data perkiraan harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017. Dengan demikian dapat disusun model Fuzzy

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Literatur Algoritma genetik merupakan salah satu algoritma yang biasanya digunakan dalam optimalisasi data. Namun penggunaan algoritma genetik dalam melakukan peramalan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 441-450 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PREDIKSI DATA HARGA SAHAM HARIAN MENGGUNAKAN FEED FORWARD NEURAL

Lebih terperinci

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 2, Februari 2017, hlm. 80-84 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun

Lebih terperinci

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) Apriliyah, Wayan Firdaus Mahmudy, Agus Wahyu Widodo Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

Penentuan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Algoritma Genetika

Penentuan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 1, Januari 2017, hlm. 63-68 http://j-ptiik.ub.ac.id Penentuan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dwi Marisa Midyanti Sistem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl Prof.Dr.Hadari Nawawi, Pontianak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Barcode Salah satu obyek pengenalan pola yang bisa dipelajari dan akhirnya dapat dikenali yaitu PIN barcode. PIN barcode yang merupakan kode batang yang berfungsi sebagai personal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

Optimasi Bobot Multi-Layer Perceptron Menggunakan Algoritma Genetika Untuk Klasifikasi Tingkat Resiko Penyakit Stroke

Optimasi Bobot Multi-Layer Perceptron Menggunakan Algoritma Genetika Untuk Klasifikasi Tingkat Resiko Penyakit Stroke Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2352-2360 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Bobot Multi-Layer Perceptron Menggunakan Algoritma

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : SMPN 1 Gondang Mojokerto)

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : SMPN 1 Gondang Mojokerto) Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : SMPN 1 Gondang Mojokerto) Dianita Dwi Permata Sari 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2, Dian Eka Ratnawati 3 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PREDIKSI TINGKAT INFLASI DI INDONESIA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ALGORITMA GENETIKA. Rita Rismala 1, Said Al Faraby 2

PREDIKSI TINGKAT INFLASI DI INDONESIA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ALGORITMA GENETIKA. Rita Rismala 1, Said Al Faraby 2 PREDIKSI TINGKAT INFLASI DI INDONESIA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ALGORITMA GENETIKA Rita Rismala 1, Said Al Faraby 2 1,2 Prodi S1 Informatika, Fakultas Informatika, Universitas Telkom 1 ritaris@telkomuniversity.ac.id,

Lebih terperinci

Optimasi Pembagian Barang Alat Tulis Kantor Menggunakan Algoritme Genetika

Optimasi Pembagian Barang Alat Tulis Kantor Menggunakan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: -X Vol., No., Maret, hlm. - http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pembagian Barang Alat Tulis Kantor Menggunakan Algoritme Genetika Ardiansyah

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 203-209 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika 1 Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika Annisti Nurul Fajriyah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi.

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi. ABSTRAK Prediksi harga emas merupakan masalah yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan perdagangan dalam pertambangan. Prediksi yang akurat untuk pertambangan dapat memberikan keuntungan

Lebih terperinci

PENJADWALAN KAPAL PENYEBERANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENJADWALAN KAPAL PENYEBERANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 1, Maret 2016, hlm. 48-55 PENJADWALAN KAPAL PENYEBERANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Ria Febriyana 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2 Program

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan Peramalan Inventory Barang

Lebih terperinci

STUDI ANALISA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN DAN TANPA ALGORITMA GENETIKA

STUDI ANALISA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN DAN TANPA ALGORITMA GENETIKA STUDI ANALISA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN DAN TANPA ALGORITMA GENETIKA (Agustinus N., et al. STUDI ANALISA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN DAN TANPA ALGORITMA GENETIKA Agustinus Noertjahyana

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks

Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks Dewi Erla Mahmudah 1, Ratna Dwi Christyanti 2, Moh. Khoridatul Huda 3,

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Gula Pasir Menggunakan Fuzzy Time Series Dengan Optimasi Algoritma Genetika (Studi Kasus PG Candi Baru Sidoarjo)

Peramalan Produksi Gula Pasir Menggunakan Fuzzy Time Series Dengan Optimasi Algoritma Genetika (Studi Kasus PG Candi Baru Sidoarjo) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2542-2548 http://j-ptiik.ub.ac.id Pe Produksi Gula Pasir Menggunakan Fuzzy Time Series Dengan

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Estimasi Needs

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) Marihot TP. Manalu Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Bagian Ilmu Produksi Ternak Perah, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan selama dua

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION Restiana Putri Abstract - On a government agencies Badan Keluarga Berencana

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Digunakan untuk meminimalkan error pada output yang dihasilkan oleh jaringan. Menggunakan jaringan multilayer. Arsitektur Jaringan Proses belajar & Pengujian

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, M. Rhifky Wayahdi 2 1 Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Dewi Kusumawati 1), Wing Wahyu Winarno 2), M. Rudyanto Arief 3) 1), 2), 3) Magister Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan

Lebih terperinci

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol.18, No.4, Oktober 2015, hal 151-156 PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Zaenal

Lebih terperinci

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation 1 Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Reza Subintara Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

Implementasi jaringan syaraf tiruan untuk menilai kelayakan tugas akhir mahasiswa (studi kasus di amik bukittinggi)

Implementasi jaringan syaraf tiruan untuk menilai kelayakan tugas akhir mahasiswa (studi kasus di amik bukittinggi) 10 Implementasi jaringan syaraf tiruan untuk menilai kelayakan tugas akhir mahasiswa (studi kasus di amik bukittinggi) Novia Lestari 1, Lucky Lhaura Van FC 2 1 Program Studi Manajemen Informatika AMIK

Lebih terperinci

Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme Evolution Strategies

Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme Evolution Strategies Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1874-1882 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI NON LINEAR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PREDIKSI KEBUTUHAN AIR PDAM KOTA MALANG

PEMODELAN REGRESI NON LINEAR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PREDIKSI KEBUTUHAN AIR PDAM KOTA MALANG Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 1, Maret 2016, hlm. 59-65 PEMODELAN REGRESI NON LINEAR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PREDIKSI KEBUTUHAN AIR PDAM KOTA MALANG Vitara

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI

Lebih terperinci

Optimasi distribusi barang dengan algoritma genetika

Optimasi distribusi barang dengan algoritma genetika Optimasi distribusi barang dengan algoritma genetika Yasmin Ghassani Panharesi 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2 Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email : yasminghassani@gmail.com 1,

Lebih terperinci

ANALISA NILAI UJIAN MASUK STT WASTUKANCANA BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

ANALISA NILAI UJIAN MASUK STT WASTUKANCANA BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION ANALISA NILAI UJIAN MASUK STT WASTUKANCANA BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Program Studi Teknik Informatika STT Wastukancana Jl. Raya Cikopak No.53, Sadang, Purwakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PRODUKSI JILBAB

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PRODUKSI JILBAB Journal of Environmental Engineering & Sustainable Technology Vol. 02 No. 01, July 2015, Pages 06-11 JEEST http://jeest.ub.ac.id PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PRODUKSI JILBAB Samaher

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii Muhammad Arif Santoso, 2015. Peramalan Penjualan Produk Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Extreme Learning Machine. Skripsi ini dibawah bimbingan Auli Damayanti,S.Si, M.Si dan Dr. Herry Suprajitno,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI GABUNGAN ALGORITMA GENETIKA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (STUDY KASUS PERAMALAN SAHAM)

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI GABUNGAN ALGORITMA GENETIKA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (STUDY KASUS PERAMALAN SAHAM) ANALISIS DAN IMPLEMENTASI GABUNGAN ALGORITMA GENETIKA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (STUDY KASUS PERAMALAN SAHAM) Hanura Ian Pratowo¹, Retno Novi Dayawati², Agung Toto Wibowo³ ¹Teknik Informatika,,

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Titik Misriati AMIK BSI Jakarta Jl. R.S Fatmawati No. 24 Pondok Labu, Jakarta Selatan titik.tmi@bsi.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM DEFINISI ALGEN adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan evolusi Dalam evolusi, individu terus menerus mengalami perubahan gen untuk

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY EVOLUSI PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY EVOLUSI PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY EVOLUSI PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN Herny Wulandari Pangestu. Kartika Yulianti, Rini Marwati Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI *Surel: hernyw@ymail.com ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB Syafiul Muzid 1, Sri Kusumadewi 2 1 Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Komputer, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta e-mail: aakzid@yahoo.com 2 Jurusan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK Rudy Adipranata 1) Felicia Soedjianto 2) Wahyudi Tjondro Teknik Informatika,

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Karyawan atau tenaga kerja adalah bagian

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG DUA TAHAP

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG DUA TAHAP PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG DUA TAHAP Riska Sulistiyorini ), Wayan Firdaus Mahmudy ), Program Studi Teknik Informatika Program Teknologi Informasi dan Ilmu

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah meminimalkan error pada output

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION JIMT Vol. 4 No. Juni 207 (Hal 47-55) ISSN : 2450 766X PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION J.R. Mustakim, R. Ratianingsih 2 dan D. Lusiyanti 3,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan IMPLEMENTASI JARINGAN SARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI SERVICE KENDARAAN RODA 4 DENGAN METODE BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PT. AUTORENT LANCAR SEJAHTERA) Muhammad Fahrizal Mahasiswa Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek Rudy Adipranata 1, Felicia Soedjianto 2, Wahyudi Tjondro Teknik Informatika,

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION (Studi Kasus : Harga Penutupan Saham Unilever Indonesia Tbk. Periode September

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

Pencarian Rute Terpendek untuk Pengoptimalan Ditribusi Sales Rokok Gudang Garam di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Menggunakan Algoritma Genetika

Pencarian Rute Terpendek untuk Pengoptimalan Ditribusi Sales Rokok Gudang Garam di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Menggunakan Algoritma Genetika Pencarian Rute Terpendek untuk Pengoptimalan Ditribusi Sales Rokok Gudang Garam di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Menggunakan Algoritma Genetika Priza Pandunata, Rachmad Agung Bagaskoro, Agung Ilham

Lebih terperinci

Optimasi Pemodelan Regresi Linier Berganda Pada Prediksi Jumlah Kecelakaan Sepeda Motor Dengan Algoritme Genetika

Optimasi Pemodelan Regresi Linier Berganda Pada Prediksi Jumlah Kecelakaan Sepeda Motor Dengan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1932-1939 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pemodelan Regresi Linier Berganda Pada Prediksi Jumlah

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN BIAYA MINIMAL DISTRIBUSI BARANG TIGA TAHAP PT. SEMEN TONASA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN BIAYA MINIMAL DISTRIBUSI BARANG TIGA TAHAP PT. SEMEN TONASA PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN BIAYA MINIMAL DISTRIBUSI BARANG TIGA TAHAP PT. SEMEN TONASA Andi Baharuddin 1, Aidawayati Rangkuti 2, Armin Lawi 3 Program Studi Matematika, Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMK Negeri 2 Kediri)

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMK Negeri 2 Kediri) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 10, Oktober 2017, hlm. 1066-1072 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritme

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Fakultas

Lebih terperinci