BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. mudah diabaikan dan digantikan dengan fasilitas media sosial.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. mudah diabaikan dan digantikan dengan fasilitas media sosial."

Transkripsi

1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Hidup dalam era teknologi menjalin hubungan sudah serba difasilitasi. Komunikasi yang mengharuskan untuk saling tatap muka telah menjadi hal yang mudah diabaikan dan digantikan dengan fasilitas media sosial. Facebook, Twitter, Blackberry Messanger, WhatsApp atau Line telah menjadi alasan mengapa orang tidak perlu untuk berinteraksi secara langsung. Mahasiswa membutuhkan kehidupan sosial yang baik. Artinya mahasiswa perlu memiliki kemampuan hubungan dengan banyak orang serta dapat membina jaringan sosial yang bagus melalui hubungan yang terjalin. Dalam usaha meciptakan hubungan yang baik diantaranya melalui pengungkapan diri secara langsung. Namun, Penelitian Alia (2003) menemukan bahwa 49, 51% keterbukaan diri subjek berada pada tingkat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang cenderung enggan untuk terbuka pada orang lain. Sulitnya membuka perasaan disebabkan karena kondisi yang tidak nyaman dan cenderung membuat mereka jauh dari keluarga, tetangga, masyarakat, karang taruna, teman mahasiswa. Sedangkan, menurut Sprecher dan Hendrick (2004) menemukan bahwa hasil positif ditemukan antara pengungkapan diri dan harga diri. Jika pengungkapan diri dilakukan salah satu dari dua orang secara intim akan mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap orang lain yang mengungkapkan diri dan responsiveness. Artinya orang yang mengungkapkan diri cenderung 1

2 2 memiliki ketertarikan dan kepedulian terhadap orang lain lebih tinggi. Pengungkapan diri juga positif berhubungan dengan kualitas hubungan (kepuasan, cinta, dan komitmen). Bargh, McKenna dan Fitzsimons (2002), yang dianggap sebagai diri sejati akan lebih mudah diungkapkan melalui media sosial online dibandingkan dengan bertatap muka oleh subjek yang pemalu dan mempunyai keterampilan sosial yang rendah. Orang berkepribadian introvert berbagi informasi lebih intim pada bagian mereka dibandingkan ekstrovert, orang dengan kepribadian tertutup signifikan lebih tinggi dalam keterbukaan diri melalui update status (Schmit, 2012). Pengguna Twitter di Indonesia berada di urutan tertinggi kelima di dunia, dengan 19,5 juta pengguna. Sedangkan untuk total pengguna jasa internet di Indonesia sebanyak 55 juta orang. Penggunaan jejaring sosial yang berlebihan ini termasuk masalah sosial yang terjadi di Indonesia (Sasongko, 2012). Data terakhir dilansir Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Sesuai survei APJII tahun 2012, 63 juta masyarakat Indonesia terhubung dengan Internet. Sebanyak 95 persen aktivitas populasi itu saat mengakses dunia maya adalah membuka media sosial (Ardyan, 2013). Tingkat keintiman di dunia nyata telah direduksi oleh adanya komunikasi melalui media sosial karena seseorang tidak bisa secara langsung mengidentifikasi perilaku, ekspresi, suara serta tampilan fisik seseorang (Abadi, Sukmawan dan Utari, 2013). Altman menyatakan bahwa pengungkapan diri yang tinggi melalui media sosial akan berdampak negatif pada aspek privasi dalam diri seseorang. Menurut Westin, aspek privasi berfungsi

3 3 untuk membantu evaluasi diri, mengembangkan identitas pribadi, mengembangkan dan mengelola perasaan otonomi (personal autonomy) berupa kebebasan, kesadaran dalam memilih serta kemerdekaan karena terbebas dari orang lain (Prabowo, 1998). Pengungkapan diri membutuhkan timbal balik (Barak & Gluck-Ofri, 2007; Joinson, 2001b; Rollman & Parente, 2001 dalam Blau, 2011). Pengungkapan diri akan mendapatkan timbal balik yang sesuai karena melalui komunikasi secara langsung untuk mempererat kehidupan sosial sekelompok orang. Mahasiswa yang memiliki kontrol emosi yang baik dan dapat mengungkapkan diri dengan baik memiliki kapasitas perilaku yang dapat menangani emosi negatifnya (Paramitasari & Alfian, 2012). Oleh karena itu, kontrol emosi dan pengungkapan diri yang tepat pada mahasiswa akan berdampak positif bagi dirinya. Didukung oleh hasil observasi peneliti lakukan pada beberapa pengguna sosial media seperti Facebook, Twitter, Blacberry Messanger, Line, dan WhatsApp menunjukkan bahwa pengungkapan diri yang dilakukan mahasiswa di media sosial adalah pengungkapan diri yang hanya sekadar untuk berkomunikasi melalui tulisan. Komunikasi tersebut tidak sama sekali masuk ke dalam hal-hal yang mendalam tentang diri individu yang hanya dapat diketahui melalui pengungkapan diri secara verbal atau secara langsung. Sehingga, pengungkapan diri yang dilakukan melalui media sosial tidak mempunyai dampak yang berarti terhadap permasalahan yang sedang dihadapi mahasiswa. Sedangkan,Weidler dan Clark (2011) menemukan bahwa kehadiran orang lain dalam pengungkapan diri mempunyai andil dalam kualitas komitmen dan kepuasan dalam hubungan.

4 4 Hasil tersebut memperkuat bahwa pengungkapan diri akan membuat seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain yang ada di lingkungan mereka. Seperti kita ketahui bahwa kepribadian introvert jarang sekali berkomunikasi, sehingga update status sering dipandang sebagai sarana yang tepat untuk mengungkapkan diri mereka. Berdasarkan apa yang sudah diketahui, maka penelitian akan mengkaji lebih jauh lagi mengenai hubungan antara pengungkapan diri (self-disclosure) melalui media sosial dengan kesepian (loneliness) pada mahasiswa, karena ketika mahasiswa merasa kesepian media sosial sering menjadi sarana untuk mengungkapkan diri agar mendapatkan kepuasan atau perhatian secara tulisan dari kontak yang ada dalam media sosial. Bruno (2000) mengungkapkan bahwa kesepian (loneliness) adalah perasaan sepi yang dialami oleh seseorang. Keadaan tersebut dikarenakan hal-hal seperti kurangnya komunikasi, ketrampilan sosial, cacat fisik, dan dapat mempengaruhi kesehatan mental orang tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Solano, Batten dan Parish (Sears, Freedman & Peplau, 1994) menyatakan bahwa mahasiswa yang kesepian biasanya memiliki pola pengungkapan diri yang tidak wajar, mencurahkan isi hati kepada seseorang yang baru saja dikenal atau mengungkapkan hal yang luarnya saja tentang dirinya sendiri. Orang-orang yang sangat rentan terhadap kesepian sering pemalu, introvert, kurang mau mengambil risiko sosial, lebih cemas, depresi, neurotik (Hojat, 1982;. Peplau & Perlman, 1982, p 9; Solano & Koester, 1989; Stokes, 1985 dalam Sawir 2007). Oleh karena itu, tingkat kesepian berkaitan dengan aktifitas komunikasi. Facebook dianggap

5 5 sebagai media yang berguna untuk mengungkapkan diri secara sosial dan terkoneksi. Itulah yang dilihat oleh individu-individu yang mengalami kesepian (Jin,2013 dalam Clayton, Osborne, Miller, dan Oberle, 2013) Kesepian adalah keadaan yang bersifat menetap dan mendalam. Kesepian yang dialami subjek dapat mendorong subjek untuk mengungkapkan diri, akan tetapi karena lemahnya keterampilan sosial dan komunikasi dari orang yang kesepian maka media sosial sering digunakan untuk mengungkapkan diri. Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan penelitiannya adalah apakah ada hubungan antara kesepian (loneliness) pada mahasiswa dengan pengungkapan diri (self-disclosure) melalui media sosial internet? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan korelasional karena penelitian ini unuk menguji apakah variabel bebas mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap variabel tergantung. Subjek dari penelitian ini adalah Mahasiswa laki-laki dan perempuan di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kesepian pada mahasiswa dengan pengungkapan diri melalui media sosial internet. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan gambaran bagi mahasiswa tentang pentingnya pengungkapan diri secara langsung. Tentang bagaimana pentingnya pengungkapan diri untuk menjalin hubungan dan

6 6 komunikasi dengan orang yang ada di sekitar kita, serta bagaimana mengungkapkan diri dapat mengurangi rasa kesepian dalam diri. Dengan demikian, interaksi sosial dalam lingkungan mahasiswa akan tetap terjaga dan sikap individual yang berlebihan karena media sosial akan menurun bahkan hilang sama sekali. Pada akhirnya, media sosial tetap pada perannya yaitu mendekatkan yang jauh bukan menjauhkan yang dekat. 2. Manfaat Teoretis Manfaat dari penelitian ini adalah memperluas pembahasan tentang pengungkapan diri (self-disclosure) pada mahasiswa serta bagaimana pengungkapan diri yang harus dilakukan untuk menjaga komunikasi dalam hubungan sosial dalam kehidupan mahasiswa. Penelitian ini juga memberikan pengetahuan tentang dampak pengungkapan diri melalui media sosial karena adanya kesepian (loenlines) terhadap kemampuan komunikasi dalam interaksi sosial. D. Keaslian Penelitian Weidler dan Clark (2011) meneliti tentang pengungkapan diri pada mahasiswa. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menguji hubungan antara keberadaan orang lain dalam diri dan pengungkapan diri. Teori yang gunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Derlega, dkk, 1993; Laurenceau, dkk, 1998; Lippert & Prager, 2001; Reis & Shaver, 1988; Schaefer & Olson, 1981; Waring,

7 7 dkk, 1980, yang menyatakan bahwa pengungkapan diri terlibat di dalam sruktur, perkembangan, dan prediksi dari kedekatan. Subjek penelitian terdiri dari 160 mahasiswa 36 laki-laki dan 119 perempuan dengan usia berkisar antara 18-41, rata-rata 19,7 tahun. Desain dari penelitian tersebut adalah studi korelasi, sedangkan skala yang digunakan adalah skala pengungkapan diri. Hasil peneltian tersebut menunjukkan bahwa keberadaan orang lain dan pengungkapan diri positif signifikan berhubungan dengan komitmen dan kepuasan. Cayanus, Martin, Goodbo (2009) meneliti tentang pengungkapan diri pada pengajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengungkapan diri pada pengajar dengan motivasi pelajar untuk berkomunikasi. Subjek dari penelitian ini berjumlah 269 (135 pria, 115, wanita, dan 19 yang tidak melaporkan jenis kelamin). Rata-rata usia subjek penelitian adalah 20,96. Weber, Martin dan Cayanus (2005) mengungkapkan bahwa ketika pengajar melakukakan proses pengungkapan diri sebagai penguatan maka, murid akan lebih termotivasi untuk berkomunikasi dengan pengajar mereka. Desain dari penelitian tersebut adalah studi korelasi sedangkan pengukurannya menggunakan skala pengungkapan diri dari Cayanus dan Martin (2009) dan skala motivasi komunikasi dengan instruktor. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara pengungkapan diri pada pengajar terhadap motivasi pelajar untuk berkomunikasi signifikan. Artinya, ada hubungan antara pengungkapan diri pengajar dalam menumbuhkan motivasi pelajar untuk berkomunikasi. Jamandre dan Arce (2011) meneliti tentang pengungkapan diri pada karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

8 8 pengungkapan diri dan hubungan kerja pada agen call center dengan pegawai pembantu mereka. Tubss dan Moss (2006), mengungkapkan bahwa pengungkapan diri adalah sebuah usaha untuk membiarkan informasi masuk kedalam hubungan sosial kita, dan seringkali berhubungan dengan kesehatan mental dan konsep diri. Subjek penelitian ini terdiri dari 68 perempuan dan 32 laki-laki dengan ketentuan umur rata-rata 26 tahun, 86 belum menikah dan 14 sudah menikah, sedangkan enam perempuan dan empat laki-laki supervisor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala pengungkapan diri dan wawancara, sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah studi korelasi. Data statistik menunjukkan tidak cukup bukti bahwa pengungkapan diri mempunyai hubungan dengan hubungan kerja antara agen call center dengan karyawan pembantu. Chen &Nakazawa (2012) meneliti tentang pola pengungkapan diri pada orang Taiwan. Tujuan dari penelitian ini adalah menyelidiki hubungan antara pengungkapan diri dan persahabatan antar antara penutur bahasa Inggris dan Taiwan asli. Matsushima & Shiomi, 2002 mengungkapkan bahwa salah satu fitur yang komunikatif kunci pembentukan persahabatan adalah keterbukaan diri. Subjek dari penelitian ini sebanyak 172 dengan rincian 56 dari Utara Taiwan, 49 dari area metropolitan United State, 67 dari sosialisasi orang Taiwan lain, 26 dari USA, 15 orang Kanada, delapan orang dari Selandia Baru, lima orang dari Britania, satu orang Australia, dan satu orang Afrika Utara. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi sedangkan metodenya adalah dengan menggunakan skala pengungkapan diri. Temuan dalam penelitian

9 9 ini menemukan bukti signifikan Differential Item Functioning (DIF). Temuan ini menyoroti peran kompleks latar belakang budaya dalam proses penetrasi sosial dalam persahabatan antarbudaya. Paluckaitė dan Matulaitienė (2012) meneliti tentang perbedaan gender dalam pengungkapan diri pada pengguna internet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan gender dalam pengungkapan diri terhadap orang tidak dikenal pada komunikasi internet. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Schwartz dkk, Yaitu umumnya komunikasi di internet dikaitkan dengan perilaku berisiko seperti komunikasi dengan orang tidak dikenal, pelecehan seksual atau kecanduan internet. Responden dari penelitian ini terdiri dari 39 pengguna internet dewasa (30 wanita dan sembilan pria) rentang umur 18 sampai 32 tahun. Desain dari penelitian ini adalah phenomenology. Sedangkan metode yang digunakan adalah wawancara. Studi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan gender antara pria dan wanita dalam pengungkapan diri. Mazera, dkk (2009) meneliti tentang pengungkapan diri pada guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari pengungkapan diri guru melalui media komputer terhadap kredibilitas guru. Penelitian menunjukkan bahwa guru yang berhubungan baik dengan siswa mereka lebih cenderung dianggap sebagai sumber yang dapat dipercaya (Teven dan Hanson, 2004). Subjek dari penelitian ini adalah 129 mahasiswa (122 mahasiswa tahun pertama, empat kali, tigas junior) yang terdaftar dalam bagian dari program komunikasi dasar di sebuah universitas Midwestern besar. Para peserta mewakili berbagai disiplin ilmu, seperti kursus yang diperlukan dari semua siswa di universitas. Sampel

10 10 terdiri dari 38 laki-laki dan 91 perempuan, dengan usia rata-rata 18,74 tahun (berkisar antara 18 sampai 31 tahun). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah experiment. Sedangkan metode yang digunakan adalah skala kredibilitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengajar yang dalam level tinggi dalam mengungkapkan diri pada facebook bisa menunjukkan lebih kredibel dari pada pengajar yang rendah dalam pengungkapan diri menggunakan mediasi komputer. Sprecher dan Hendrick (2004) melakukan penelitian tentang pengungkapan diri dalam hubungan dekat. Tujuan dari penelitian ini adalah meneliti bagaimana keterbukaan diri dikaitkan dengan kedua karakteristik individu (misalnya, responsiveness, self-esteem) dan karakteristik hubungan (kepuasan, cinta, komitmen). Pengungkapan diri telah diperlakukan baik sebagai karakteristik individu dan sebagai karakteristik dari sebuah hubungan (Berg & Derlega, 1987; Hinde, 1997). Sampel pada Waktu 1 terdiri dari 101 pasangan kencan (202 orang), kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa. Peserta relawan yang direkrut melalui pengumuman di kelas, iklan di surat kabar mahasiswa, dan poster yang ditempatkan di sekitar kampus. Rata-rata usia peserta pada Waktu 1 adalah 20 tahun (dengan waktu 5, itu adalah tahun). Sebagian besar berkulit putih (97,5%) dan menengah atau menengah-atas kelas (86,6%). Jumlah rata-rata bulan pasangan telah berkencan pada Waktu 1 adalah 18,7; kisaran adalah 1 bulan sampai 55 bulan. Desain dari penelitian ini adalah studi korelasi sedangkan metode yang digunakan adalah skala pengungkapan diri, skala kualitas hubungan, skala kepuasan umum dalam hubungan, skala cinta, skala kepercayaan diri, skala

11 11 kepercayaan hubungan. Hasil dari penelitian ini menemukan tingkat yang relatif tinggi pengungkapan diri untuk sampel pasangan yang semuanya berkencan, pria dan wanita menunjukkan tingkat tinggi serupa pengungkapan diri. Seperti dihipotesiskan, asosiasi positif ditemukan antara pengungkapan diri dan karakteristik individu pada harga diri, kepercayaan hubungan (rasa percaya diri sebagai pasangan intim), dan responsiveness (seperti yang ditunjukkan oleh data yang dikumpulkan di waktu 1). Pengungkapan diri juga positif berhubungan dengan kualitas hubungan (kepuasan, cinta, dan komitmen). Finkenauer dan Engels (2004) melakukan penelitian tentang pengungkapan diri dalam keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengungkapan diri dengan kepuasan hubungan dalam keluarga. Orang secara strategis mengungkapkan informasi tentang diri mereka sendiri untuk mengembangkan dan menjaga hubungan ( Canary, Stafford, Hause, & Wallace, 1993). Subjek dari penelitian ini yaitu 262 keluarga utuh, terdiri dari dua anak-anak dan dua orang dewasa dan melibatkan orang. Desain penelitian yang digunakan adalah studi korelasi sedangkan metode yang digunakan adalah skala pengungkapan diri dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan lebih penting untuk kepuasan dalam hubungan horizontal dari pada vertikal. Selanjutnya, pengungkapan hubungan-spesifik lebih penting untuk kepuasan dari pada pengungkapan disposisional. Schmit (2012) melakukan penelitian tentang kepribadian pada pengguna Facebook. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk memperluas penelitian bahwa dengan melihat dampak dari faktor kepribadian berasal dari Type Indicator

12 12 Myers-Briggs. Kelly Moore dan James C. McElroy secara khusus menyatakan bahwa Type Indicator Myers-Briggs adalah tes tidak dapat diandalkan dan tidak relevan kepribadian apabila berkaitan dengan penggunaan Facebook dan pengungkapan diri. Subjek penelitian ini yaitu 16 peserta dengan renang umur tahun. Desain dari penelitian ini adalah studi kasus (Case study) sedangkan metode yang digunakan adalah wawancara. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa introvert berbagi informasi lebih intim pada bagian mereka "About Me" dari pada ekstrovert, mereka yang bersandar kepada pandangan yang lebih intuitif mencetak secara signifikan lebih tinggi dalam keterbukaan diri melalui update status. Audeta dan Everall (2010) meneliti tentang pengungkapan diri dan hubungan teraupetik. Tujuan dari peneltian ini adalah mengeksplorasi pengalaman klien terhadap keterbukaan diri terapis dan secara khusus berfokus pada hubungan terapeutik dalam konteks menerima pengungkapan pribadi selama terapi. Myers dan Hayes (2006) dan Tantillo (2004) mengungkapkan bahwa telah dilihat sebagai bentuk yang lebih dapat diterima pengungkapan karena fokus relasional dan fungsi terapi spesifik menangani reaksi terapis untuk bagaimana klien berhubungan dengan orang lain. Subjek penelitian ini terdiri dari lima laki-laki dan empat perempuan mulai usia tahun dengan usia rata-rata 35,7 tahun. Delapan Kaukasia dan satu Hispanik. Desain dari penelitian ini adalah phenomenology sedangkan metode yang digunakan adalah wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan terapis memang memiliki pengaruh pada kualitas dan nilai terapeutik dalam hubungan teraupetik.

13 13 1. Keaslian Topik Topik utama peneliti yaitu mengenai hubungan antara kesepian dan pengungkapan diri pada mahasiswa melalui media sosial. 2. Keaslian Teori Pada variabel kesepian penelitian ini menggunakan teori dari Bruno (2000) bahwa kesepian adalah suatu keadaan mental dan emosional yang terutama dicirikan dengan adanya perasaan-perasaan terasing dan kurangnya hubungan yang bermakna dengan orang lain. Sedangkan variabel pengungkapan diri menggunakan teori dari Devito (1986) yang mengacu pada aspek kedalaman, ketepatan dan kejujuran, jumlah, valensi, maksud. 3. Keaslian Alat Ukur Variabel kesepian akan diukur dengan menggunakan R-UCLA loneliness scale (Russel, dkk 1980) merevisi skala dengan 20-item mengukur kesepian yang berisi dua sub-skala yang bernama "intimate others" dan "social others". (russel, dkk 1980). Sedangkan variabel pengungkapan diri akan diukur dengan skala pengungkapan diri Revised Self-Disclosure Scale (RSDS) (Wheeless & Grotz, 1978 dalam Leung, 2002). 4. Keaslian Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki dan perempuan angkatan usia tahun di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

KESEPIAN DAN PENGUNGKAPAN DIRI MELALUI MEDIA SOSIAL PADA MAHASISWA. Muhammad Lathief Syaifussalam Susilo Wibisono. Intisari

KESEPIAN DAN PENGUNGKAPAN DIRI MELALUI MEDIA SOSIAL PADA MAHASISWA. Muhammad Lathief Syaifussalam Susilo Wibisono. Intisari KESEPIAN DAN PENGUNGKAPAN DIRI MELALUI MEDIA SOSIAL PADA MAHASISWA Muhammad Lathief Syaifussalam Susilo Wibisono Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara kesepian pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesepian (loneliness)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesepian (loneliness) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesepian (loneliness) 1. Pengertian Kesepian Menurut Sullivan (1955), kesepian (loneliness) merupakan pengalaman sangat tidak menyenangkan yang dialami ketika seseorang gagal

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum peneltian dilaksanakan adalah perlunya memahami orientasi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. tatap muka secara langsung menjadi komunikasi yang termediasi oleh teknologi.

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. tatap muka secara langsung menjadi komunikasi yang termediasi oleh teknologi. BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Terjadi perubahan dalam cara berkomunikasi dari bentuk komunikasi tatap muka secara langsung menjadi komunikasi yang termediasi oleh teknologi. Situs jejaring sosial online

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang mempunyai kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Pernikahan 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Namun kalau ditanyakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asuhan, sebagai figur identifikasi, agen sosialisasi, menyediakan pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN. asuhan, sebagai figur identifikasi, agen sosialisasi, menyediakan pengalaman dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orang tua berperan sebagai figur pemberi kasih sayang dan melakukan asuhan, sebagai figur identifikasi, agen sosialisasi, menyediakan pengalaman dan berperan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan hasil penelitian utama yang menjawab rumusan masalah adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan hasil penelitian utama yang menjawab rumusan masalah adalah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian utama yang menjawab rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang berkepribadian introvert,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang mempunyai kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang semakin modern,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat. Salah satu pemanfaatan teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah internet. Menurut data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berada direntang usia tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berada direntang usia tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja akhir merupakan masa yang telah mengalami penyempurnaan kematangan secara fisik, psikis dan sosial. Masa remaja akhir berada direntang usia 18-21

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa Dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat semakin memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini adalah teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Setiap individu membutuhkan interaksi dan komunikasi dengan orang lain.

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Setiap individu membutuhkan interaksi dan komunikasi dengan orang lain. BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Beberapa waktu lalu cara seseorang

Lebih terperinci

Agresivitas. Persahabatan. Kesepian. Penolakan

Agresivitas. Persahabatan. Kesepian. Penolakan HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA MADYA DI SMA X BOGOR LATAR BELAKANG MASALAH Agresivitas Persahabatan Kesepian Penolakan AGRESIVITAS Perilaku merugikan atau menimbulkan korban pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, akses internet menjadi semakin mudah dan murah. Hal tersebut memberikan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan sosial. Jaringan sosial itu sendiri terdiri dari berbagai macam media sosial

BAB I PENDAHULUAN. jaringan sosial. Jaringan sosial itu sendiri terdiri dari berbagai macam media sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang kemajuan internet sungguhlah pesat, terutama di jaringan sosial. Jaringan sosial itu sendiri terdiri dari berbagai macam media sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan pola normal bagi kehidupan orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan pola normal bagi kehidupan orang dewasa. BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan pola normal bagi kehidupan orang dewasa. Seorang perempuan dianggap sudah seharusnya menikah ketika dia memasuki usia 21 tahun dan laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki atau perempuan. Secara biologis manusia dengan mudah dibedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas yang tersedia. Salah satu fasilitas tersebut adalah internet. Dengan internet manusia

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas yang tersedia. Salah satu fasilitas tersebut adalah internet. Dengan internet manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dewasa ini, manusia tidak lepas kaitannya dengan berbagai macam teknologi dan fasilitas yang tersedia. Salah satu fasilitas tersebut adalah internet. Dengan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah yang mendasari penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kemudahan yang telah disediakan oleh kemajuan teknologi bernama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kemudahan yang telah disediakan oleh kemajuan teknologi bernama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjalin hubungan sosial merupakan sebuah hal penting yang perlu dilakukan oleh manusia. Dengan dasar manusia merupakan makhluk sosial, hubungan sosial tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa indikator kemajuan di bidang teknologi, khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya mungkin menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Pengertian dari pacaran itu sendiri adalah hubungan pertemanan antar lawan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Pengertian dari pacaran itu sendiri adalah hubungan pertemanan antar lawan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berpacaran merupakan hal yang lazim dilakukan oleh manusia di dalam kehidupan sosialnya. Pengertian dari pacaran itu sendiri adalah hubungan pertemanan antar

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2 Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Kesepian Kesepian atau loneliness didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan ketidakpuasan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian antara jenis hubungan sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg dan mulai resmi dapat di akses secara umum pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, internet menjadi salah satu inovasi teknologi komunikasi yang banyak digunakan. Kehadiran internet tidak hanya menjadi sekadar media komunikasi, tetapi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu hal yang sangat penting, diantaranya sebagai sumber dukungan sosial bagi individu, dan juga pernikahan dapat memberikan kebahagiaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak 49% berusia tahun, 33,8% berusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak 49% berusia tahun, 33,8% berusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia mengungkapkan, pengguna internet di Indonesia tahun 2014 mencapai 88,1 juta orang dari total penduduk Indonesia. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. biasa atau persahabatan yang terjalin dengan baik. Kecenderungan ini dialami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. biasa atau persahabatan yang terjalin dengan baik. Kecenderungan ini dialami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan sosial memberikan gambaran kepada kita bagaimana sebuah hubungan akan muncul dan berkembang, baik itu sebuah hubungan pertemanan biasa atau persahabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, telah dibuktikan melalui uji hipotesa bahwa terdapat korelasi antara self-disclosure online dengan penggunaan internet bermasalah pada

Lebih terperinci

: Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert. Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a, 6b, 7b, 8b.

: Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert. Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a, 6b, 7b, 8b. LAMPIRAN 80 Lampiran 2 : Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Tabel 4.13 Penjelasan Item-Item Alat Ukur Personal Style Inventory Tipe Kepribadian No item Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhannya. Salah satu tugas perkembangan seorang individu adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhannya. Salah satu tugas perkembangan seorang individu adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial oleh karena itu manusia tidak dapat hidup sendiri dan manusia juga akan berinteraksi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjadi salah satu bagian penting bagi kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan jaman, beragam media komunikasi dan cara berinteraksi mulai berubah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang berkembang di era globalisasi saat ini berfungsi untuk mempermudah, mempercepat, atau memberikan alternatif lain bagi pilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. BAB III METODE PENELITIAN a. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel motif afiliasi dengan keterbukaan diri mahasiswa pengguna facebook yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi membawa dampak yang signifikan pada pertumbuhan pengguna internet di negara-negara berkembang. Salah satu negara berkembang yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu bentuk interaksi antar manusia, yaitu antara seorang pria dengan seorang wanita (Cox, 1978). Menurut Hurlock (1999) salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai bentuk hubungan sosial. Salah satunya adalah hubungan intim lawan jenis atau hubungan romantis. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi salah satunya dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. suatu interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi salah satunya dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari interaksi dengan manusia lainnya. Setiap manusia berinteraksi membutuhkan bantuan dalam menjalankan aktifitasnya karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak dapat terbendung lagi. Perkembangan tersebut diiringi juga dengan perkembangan media internet yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. secara empiris hipotesis tersebut maka variabel yang akan diteliti adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. secara empiris hipotesis tersebut maka variabel yang akan diteliti adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kesepian dan pengungkapan diri mahasiswa melalui media sosial internet. Untuk membuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat seseorang memasuki usia dewasa awal, ia mengalami perubahan dalam hidupnya. Pada usia ini merupakan transisi terpenting dalam hidup manusia, dimana remaja mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah sebuah komitmen legal dengan ikatan emosional antara dua orang untuk saling berbagi keintiman fisik dan emosional, berbagi tanggung jawab,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar 1 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang di dalam hidupnya selalu memerlukan dan membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan yang kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan yang kompleks. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan dengan manusia lain tidak lepas dari rasa ingin tahu tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan individu di samping siklus kehidupan lainnya seperti kelahiran, perceraian, atau kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa kehadiran orang lain. Dengan adanya kebutuhan untuk mengadakan

BAB I PENDAHULUAN. tanpa kehadiran orang lain. Dengan adanya kebutuhan untuk mengadakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Dengan adanya kebutuhan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas tentang landasan teori berupa definisi, dimensi, dan faktor yang berpengaruh dalam variabel yang akan diteliti, yaitu bahasa cinta, gambaran tentang subjek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rogers dan Kincaid, seorang ilmuwan komunikasi (dalam. Cangara, 2000) komunikasi adalah proses pertukaran informasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rogers dan Kincaid, seorang ilmuwan komunikasi (dalam. Cangara, 2000) komunikasi adalah proses pertukaran informasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah hubungan diperlukan komunikasi antar satu dan yang lainnya. Komunikasi apabila diaplikasikan dengan benar akan mampu mencegah konflik dan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta pembagian peran suami dan istri. Seiring dengan berjalannya waktu ada

BAB I PENDAHULUAN. serta pembagian peran suami dan istri. Seiring dengan berjalannya waktu ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu hubungan antara pria dan wanita yang diakui secara sosial, yang didalamnya mencakup hubungan seksual, pengasuhan anak, serta pembagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Individu yang memasuki tahap dewasa awal memiliki berbagai tugas perkembangan. Salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah mencari cinta (Santrock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal merupakan awal dari suatu tahap kedewasaan dalam rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja dan akan memasuki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses pertumbuhan dan perkembangan. Individu pada masa remaja mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses pertumbuhan dan perkembangan. Individu pada masa remaja mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja dapat dipandang sebagai suatu masa dimana individu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Individu pada masa remaja mulai meninggalkan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian yang dilakukan oleh We Are Social pada Januari 2016, dari 7,395 milyar

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian yang dilakukan oleh We Are Social pada Januari 2016, dari 7,395 milyar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Jejaring sosial merupakan layanan berbasis internet yang dapat menghubungkan individu dengan individu lainnya sehingga dapat berkomunikasi serta berbagi informasi (Boyd

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai perasaan kekurangan dan ketidakpuasan pada individu akibat adanya

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai perasaan kekurangan dan ketidakpuasan pada individu akibat adanya BAB II LANDASAN TEORI II. A. Kesepian II. A. 1. Pengertian Kesepian Perlman & Peplau (dalam Brehm et al, 2002) mendefinisikan kesepian sebagai perasaan kekurangan dan ketidakpuasan pada individu akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang berkembang, internet merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan antara tahap anak dan dewasa yang jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya. Dengan terbukanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang disebut keluarga. Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang disebut keluarga. Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rumah tangga sudah tentu terdapat suami dan istri. Melalui proses perkawinan, maka seseorang individu membentuk sebuah miniatur dari organisasi sosial

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. berdasarkan usia, jenis kelamin, tipe kepribadian, domisili, jenis kendaraan Profil Responden Berdasarkan Usia

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. berdasarkan usia, jenis kelamin, tipe kepribadian, domisili, jenis kendaraan Profil Responden Berdasarkan Usia BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Berikut ini akan dijelaskan perihal profil dari para responden berdasarkan usia, jenis kelamin, tipe kepribadian, domisili, jenis kendaraan yang digunakan

Lebih terperinci

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM SEX EDUCATION Editor : Nurul Misbah, SKM ISU-ISU SEKSUALITAS : Pembicaraan mengenai seksualitas seringkali dianggap sebagai hal yang tabu tidak pantas dibicarakan dalam komunitas umum bersifat pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Manusia sebagai makhluk sosial dalam bertingkah laku

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain. Manusia dianggap sebagai makhluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain. Manusia dianggap sebagai makhluk sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia di dunia ini tidak hidup sendiri, selalu ada bersama-sama dan berinteraksi dengan orang lain. Manusia dianggap sebagai makhluk sosial yang dalam kesehariannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, fenomena pernikahan dini kian lama

BABI PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, fenomena pernikahan dini kian lama BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, fenomena pernikahan dini kian lama kian berkurang, namun demikian bukan berarti fenomena pemikahan dini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena melajang pada era modern ini menjadi sebuah trend baru dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena melajang pada era modern ini menjadi sebuah trend baru dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena melajang pada era modern ini menjadi sebuah trend baru dalam kehidupan manusia, terutama di kota besar di Indonesia, seperti Jakarta. Sampai saat ini memang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA DAN LANSIA PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL Oleh: Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si Yulia Ayriza, Ph.D STABILITAS DAN PERUBAHAN ANAK-DEWASA TEMPERAMEN Stabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian... 9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i LEMBAR PERSETUJUAN. ii PERNYATAAN ORISINALITAS. iii LEMBAR PENGESAHAN. iv KATA PENGANTAR. v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH vii ABSTRAK viii ABSTRACT.. ix DAFTAR

Lebih terperinci

PERBEDAAN SELF DISCLOSURE TERHADAP PASANGAN MELALUI MEDIA FACEBOOK DI TINJAU DARI JENIS KELAMIN

PERBEDAAN SELF DISCLOSURE TERHADAP PASANGAN MELALUI MEDIA FACEBOOK DI TINJAU DARI JENIS KELAMIN PERBEDAAN SELF DISCLOSURE TERHADAP PASANGAN MELALUI MEDIA FACEBOOK DI TINJAU DARI JENIS KELAMIN Ditya Ardi Nugroho, Tri Dayakisni, dan Yuni Nurhamida Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar pelitian. Berikut adalah beberapa teori yang terkait sesuai dengan penelitian ini. 2.1 Anxiety (Kecemasan)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai populasi dan subjek penelitian, metode penelitian, variabel dan definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

Lebih terperinci

ROMANTISME PADA WANITA KORBAN KEKERASAN SEKSUAL PADA MASA KANAK- KANAK

ROMANTISME PADA WANITA KORBAN KEKERASAN SEKSUAL PADA MASA KANAK- KANAK 1 ROMANTISME PADA WANITA KORBAN KEKERASAN SEKSUAL PADA MASA KANAK- KANAK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persayaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: PRIMA NURUL ULUM F. 100 040 011 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. yaitu SDN Sidoarum dan SDN Godean 1. SDN Sidoarum beralamat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. yaitu SDN Sidoarum dan SDN Godean 1. SDN Sidoarum beralamat di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua SD yang ada di Kecamatan Godean yaitu SDN Sidoarum dan SDN Godean 1. SDN Sidoarum beralamat

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia hiburan (entertainment) terjadi secara pesat di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia. Perkembangan tersebut membuat media massa dan

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal komunikasi telah mengalami berbagai perubahan. Hal ini dapat terlihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. hal komunikasi telah mengalami berbagai perubahan. Hal ini dapat terlihat dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, pola interaksi sosial antar individu dalam hal komunikasi telah mengalami berbagai perubahan. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 101 BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini merupakan sebuah upaya untuk memperoleh gambaran mengenai kebutuhan intimacy melalui wawancara mendalam. Berdasarkan hasil analisis,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Anak-anak seharusnya memiliki kecendrungan mengembangkan self esteem yang tinggi daripada orang dewasa, karena mereka kurang begitu perduli terhadap atribusi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia saling berinteraksi sosial dalam usaha mengkomunikasikan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia saling berinteraksi sosial dalam usaha mengkomunikasikan pikiran dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Manusia saling berinteraksi sosial dalam usaha mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Individu dalam tahapan dewasa awal memiliki tugas perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Individu dalam tahapan dewasa awal memiliki tugas perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu dalam tahapan dewasa awal memiliki tugas perkembangan yang salah satunya adalah untuk membentuk hubungan intim dengan orang lain (Santrock, 1992 : 113), maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari keluarga, dimana sebagian besar kelahiran disambut bahagia oleh anggota keluarganya, setiap orang tua mengharapkan anak yang sehat,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Mahasiswa masuk pada tahapan perkembangan remaja akhir karena berada pada usia 17-

Bab I Pendahuluan. Mahasiswa masuk pada tahapan perkembangan remaja akhir karena berada pada usia 17- Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Mahasiswa masuk pada tahapan perkembangan remaja akhir karena berada pada usia 17-21 yaitu dimana remaja tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Pelita Salatiga kelas XI Tahun ajaran 2012/2013 :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Pelita Salatiga kelas XI Tahun ajaran 2012/2013 : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penulis melakukan penelitian di SMK Pelita Salatiga dengan subjek seluruhnya adalah siswa kelas XI. Berikut adalah tabel rekapitulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam bertingkah laku selalu berhubungan dengan lingkungan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam bertingkah laku selalu berhubungan dengan lingkungan tempat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam bertingkah laku selalu berhubungan dengan lingkungan tempat ia tinggal. Menjalin hubungan dengan individu lain merupakan bagian yang tidak bisa lepas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana individu mengungkapkan informasi tentang dirinya sendiri yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana individu mengungkapkan informasi tentang dirinya sendiri yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Self Disclosure 1. Pengertian Self Disclosure Menurut Devito (2010) self disclosure adalah jenis komunikasi di mana individu mengungkapkan informasi tentang dirinya sendiri yang

Lebih terperinci

OF MISSING OUT) DENGAN KECANDUAN INTERNET (INTERNET ADDICTION) PADA REMAJA DI SMAN 4 BANDUNG

OF MISSING OUT) DENGAN KECANDUAN INTERNET (INTERNET ADDICTION) PADA REMAJA DI SMAN 4 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Internet merupakan salah satu bentuk evolusi perkembangan komunikasi dan teknologi yang berpengaruh pada umat manusia. Salah satu akibat adanya internet adalah

Lebih terperinci