B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N"

Transkripsi

1 B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas terbitnya buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2015 yang merupakan salah satu informasi perkembangan perekonomian Kabupaten Temanggung tahun Hal ini merupakan satu sumbangan bahan pemikiran yang cukup berarti dalam menentukan arah pembangunan yang akan datang. Dari angka-angka PDRB dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, sehingga pembangunan yang dilaksanakan tepat sasaran dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Temanggung. Saya berharap agar buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat diterbitkan secara berkala. Untuk itu kepada semua Dinas/Instansi/Lembaga baik pemerintah maupun swasta di Kabupaten Temanggung diminta kesediaannya membantu penyusunan PDRB dengan cara memberikan/menyediakan data pendukung penghitungan sebagaimana mestinya. Semoga buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2015 ini bermanfaat bagi pemerintah daerah maupun masyarakat yang memerlukannya. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Temanggung, Agustus 2016 B U P A T I T E M A N G G U N G Drs. H. M. BAMBANG SUKARNO

2 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Pelaksanaan Pembangunan Daerah secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional merupakan komitmen dari Pemerintah Kabupaten Temanggung, dengan tujuan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Temanggung secara menyeluruh. Untuk mengukur sejauh mana hasil-hasil pembangunan daerah tersebut secara luas dan nyata mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah maka disusun buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2015, yang diharapkan dapat menjadi salah satu parameter/alat ukur tingkat keberhasilan pembangunan daerah setiap tahunnya, sekaligus sebagai bahan untuk mengevaluasi pelaksanaan pembangunan dalam satu tahun dan untuk perencanaan pembangunan tahun mendatang. Dengan diterbitkannya buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2015 ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunannya. Semoga buku ini bermanfaat bagi peningkatan keberhasilan pembangunan daerah ke depan. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Temanggung, Agustus 2016 KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG Ir. BAMBANG DEWANTORO NIP

3 D A F T A R I S I Hal. SAMBUTAN... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I. PENDAHULUAN Umum Klasifikasi PDRB Analisa dan Kegunaan Data PDRB Sistematika Laporan BAB II. KONSEP DAN DEFINISI Domestik dan Regional Produk Domestik dan Produk Regional Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Agregat PDRB Atas Dasar Harga Konstan BAB III. METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL Metode Pendekatan Produksi Pendekatan Pendapatan Pendekatan Pengeluaran Metode Alokasi BAB IV. ULASAN SINGKAT PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN TEMANGGUNG Pertumbuhan PDRB Tahun Distribusi PDRB / Struktur Ekonomi PDRB Perkapita Indeks Perkembangan Indeks Berantai Inflasi Perkembangan PDRB Menurut Kategori Lapangan Usaha Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2015 iii

4 LAMPIRAN : TABEL-TABEL PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN TEMANGGUNG Tabel 1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun (Juta Rupiah) Tabel 2. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Temanggung Tahun (Juta Rupiah) Tabel 3. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun (Persen) Tabel 4. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Temanggung Tahun (Persen) Tabel 5. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun (Persen) Tabel 6. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Temanggung Tahun (Persen) Tabel 7. Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun Tabel 8. Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Temanggung Tahun Tabel 9. Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Tabe 10. Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Atas dasar harga Konstan 2010 Tahun Tabel 11. Indeks Implisit PDRB Kabupaten Temanggung Tahun Tabel 12. Inflasi PDRB Kabupaten Temanggung Tahun (Persen) Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2015 iv

5 Tabel 13. PDRB Menurut Kelompok Kategori Lapangan Usaha Kabupaten Temanggung Tahun (Juta Rupiah) Tabel 14. Distribusi Persentase PDRB Menurut Kelompok Kategori Lapangan Usaha Kabupaten Temanggung Tahun (Persen) Tabel 15. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Kelompok Kategori Lapangan Usaha Kabupaten Temanggung Tahun (Persen) Tabel 16. Indeks Perkembangan PDRB Menurut Kelompok Kategori Lapangan Usaha Kabupaten Temanggung Tahun Tabel 17. Indeks Berantai PDRB Menurut Kelompok Kategori Lapangan Usaha Kabupaten Temanggung Tahun Tabel 18. Indeks Implisit PDRB Menurut Kelompok Kategori Lapangan Usaha Tahun Tabel 19. Inflasi PDRB Menurut Kelompok Kategori Lapangan Usaha Kabupaten Temanggung Tahun ( Persen ) Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2015 v

6 BAB I PENDAHULUAN

7 B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Umum Pembangunan pada hakekatnya dilaksanakan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat baik dari aspek kualitas maupun kuantitasnya. Demikian juga halnya dalam hal pembangunan di bidang ekonomi. Dengan adanya pembangunan di bidang ekonomi, maka diharapkan taraf kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, tingkat kemakmuran semakin tinggi, ketimpangan pendapatan terus berkurang, kesempatan kerja semakin luas dan juga kualitas sumber daya manusia terus membaik. Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang telah dilaksanakan maka diperlukan adanya alat bantu statistik yang dapat memberikan gambaran tingkat keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi tersebut. Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah dilaksanakan adalah tersedianya data statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan menggunakan data tersebut akan dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian daerah dan juga tingkat kemakmuran penduduk. Selain itu bagi para pengambil keputusan sebelum menentukan kebijakan lebih lanjut, data PDRB dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran pembangunan di masa mendatang sehingga dapat berdaya guna dan tepat guna bagi masyarakat luas. 1.2 Klasifikasi PDRB Klasifikasi PDRB Tahun Dasar 2010 Klasifikasi PDRB menurut lapangan usaha tahun dasar 2010 (tahun 2010 = 100) menggunakan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 (KBLI 2009) sedangkan pada PDRB tahun dasar 2000 (tahun 2000=100) menggunakan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia 1990 (KLUI 1990). Klasifikasi PDRB tahun dasar 2010 dibedakan menjadi 17 kategori. Pengelompokkan kategori tersebut berdasarkan pada Internasional Standard Classification (ISIC rev.4) dan Central Product Classification (CPC rev.2). BPS mengadopsi kedua klasifikasi tersebut sebagai Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 (KBLI 2009) dan Klasifikasi Baku Komoditi Indonesia 2010 (KBKI2010). Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

8 Pengelompokkan menjadi 17 kategori ini merupakan salah satu implementasi System of National Account 2008 (SNA 2008) yang merupakan standar rekomendasi internasional tentang cara mengukur aktivitas ekonomi yang sesuai dengan penghitungan konvensional berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Rekomendasi yang dimaksud dinyatakan dalam sekumpulan konsep, definisi, klasifikasi, dan aturan neraca yang disepakati secara internasional dalam mengukur item tertentu seperti PDRB. SNA dirancang untuk menyediakan informasi tentang aktivitas pelaku ekonomi dalam hal produksi, konsumsi dan akumulasi harta dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan analisis, pengambilan keputusan, dan pembuatan kebijakan Perbandingan perubahan klasifikasi PDRB menurut lapangan usaha tahun dasar 2000 dan 2010 pada tingkat paling agregat dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.2. Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2000 dan 2010 Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

9 Pengelompokan Lapangan Usaha. Uraian lapangan usaha yang disajikan mencakup ruang lingkup dan definisi dari masingmasing kategori dan subkategori lapangan usaha. Pengelompokan kategori secara rinci adalah sebagai berikut : 1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (Kategori A) Kategori ini mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari alam dan merupakan benda-benda atau barang-barang biologis (hidup) yang hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri atau untuk dijual kepada pihak lain. Pengusahaan ini termasuk kegiatan yang tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri (subsisten) seperti pada kegiatan usaha tanaman pangan Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Subkategori ini mencakup pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, serta jasa pertanian dan perburuan hewan yang ditujukan untuk dijual Tanaman Pangan Meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas bahan pangan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili, dll), serta tanaman serelia lainnya (sorgum/cantel, jawawut, jelai, gandum, dll). Keseluruhan komoditas di atas masuk ke dalam golongan tanaman semusim, dengan wujud produksi pada saat panen atau wujud produksi baku lainnya yang masih termasuk dalam lingkup kategori pertanian. Contoh wujud produksi pada komoditas pertanian tanaman pangan antara lain: padi dalam wujud Gabah Kering Giling (GKG), jagung dalam wujud pipilan kering, dan ubi kayu dalam wujud umbi basah Tanaman Hortikultura Tanaman hortikultura terdiri dari tanaman hortikultura semusim dan tanaman hortikultura tahunan. Tanaman hortikultura semusim meliputi tanaman hortikultura yang umumnya berumur pendek (kurang dari satu tahun) dan panennya dilakukan satu atau beberapa kali masa panen untuk satu kali penanaman. Sedangkan tanaman hortikultura tahunan meliputi tanaman Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

10 hortikultura yang umumnya berumur lebih dari satu tahun dan dan pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali masa panen untuk satu kali penanaman. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman hortikultura meliputi kelompok komoditi sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias Tanaman Perkebunan Tanaman Perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan tanaman perkebunan tahunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan (negara maupun swasta). Cakupan usaha perkebunan mulai dari pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan yang menjadi satu kesatuan kegiatan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman perkebunan diantaranya adalah tebu, tembakau, nilam, jarak, wijen, tanaman berserat (kapas, rosela, rami, yute, agave, abaca, kenaf, danlain-lain), kelapa, kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh, jambu mete, dan sebagainya Peternakan Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Golongan ini juga mencakup pembudidayaan ternak maupun unggas yang menghasilkan produk berulang, misalnya untuk menghasilkan susu dan telur. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan peternakan adalah sapi potong, kerbau, kambing, domba, babi, kuda, ayam bukan ras (buras), ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik manila, itik, telur ayam ras, telur ayam bukan ras, telur itik, susu segar, dsb Jasa Pertanian dan Perburuan Kegiatan jasa pertanian dan perburuan meliputi kegiatan jasa pertanian, perburuan dan penangkapan satwa liar, serta penangkaran satwa liar. Kegiatan jasa pertanian adalah kegiatan yang dilakukan baik oleh perorangan maupun badan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak yang khusus yang diberikan untuk menunjang kegiatan pertanian (tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, dan peternakan). Dicakup juga dalam kegiatan jasa pertanian adalah penyewaan alat pertanian/hewan bersama operatornya dan risiko kegiatan jasa tersebut ditanggung oleh yang memberikan jasa. Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

11 Kegiatan perburuan dan penangkapan satwa liar mencakup usaha perburuan dan penangkapan satwa liar dalam rangka pengendalian populasi dan pelestarian. Termasuk usaha pengawetan dan penyamakan kulit dari furskin, reptil, dan kulit unggas hasil perburuan dan penangkapan. Termasuk perburuan dan penangkapan binatang dengan perangkap untuk umum, penangkapan binatang (mati atau hidup) untuk makanan, bulu, kulit atau untuk penelitian, untuk ditempatkan dalam kebun binatang atau sebagai hewan peliharaan, produksi kulit bulu binatang, reptil atau kulit burung dari kegiatan perburuan atau penangkapan. Sedangkan kegiatan penangkaran satwa liar mencakup usaha penangkaran, pembesaran, penelitian untuk pelestarian satwa liar, baik satwa liar darat dan satwa liar laut seperti mamalia laut, misalnya duyung, singa laut dan anjing laut Kehutanan dan Penebangan Kayu Subkategori ini meliputi kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan, getah-getahan, dan akar-akaran, termasuk di sini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan berdasarkan sistem balas jasa/kontrak. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan kehutanan meliputi kayu gelondongan (baik yang berasal dari hutan rimba maupun hutan budidaya), kayu bakar, rotan, bambu, dan hasil hutan lainnya. Dicakup juga dalam kegiatan kehutanan ini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, termasuk kegiatan reboisasi hutan yang dilakukan atas dasar kontrak Perikanan Subkategori ini meliputi semua kegiatan penangkapan, pembenihan, dan budidaya segala jenis ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air tawar, air payau maupun di laut. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan perikanan meliputi segala jenis ikan, crustacea, mollusca, rumput laut, dan biota air lainnya yang diperoleh dari penangkapan (di laut dan perairan umum) dan budidaya (laut, tambak, karamba, jaring apung, kolam, dan sawah). Dicakup juga dalam kegiatan perikanan ini adalah jasa yang menunjang kegiatan perikanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak. 2. Pertambangan dan Penggalian (Kategori B) Seluruh jenis komoditi yang dicakup dalam Kategori Pertambangan dan Penggalian, dikelompokkan dalam empat subkategori, yaitu: pertambangan minyak dan gas bumi (migas), pertambangan batubara dan lignit, pertambangan bijih logam serta pertambangan Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

12 dan penggalian lainnya. Di Kabupaten Temanggung Kategori ini hanya mencakup lapangan usaha pertambangan dan penggalian saja, sedangkan lapangan usaha yang lain tidak ada. Subkategori pertambangan dan penggalian lainnya mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi. Hasil dari kegiatan ini adalah batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu karang, batu marmer, pasir untuk bahan bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan komoditi penggalian selain tersebut di atas. Termasuk dalam subkategori ini adalah komoditi garam hasil penggalian 3. Industri Pengolahan (Kategori C) Kategori Industri Pengolahan meliputi kegiatan ekonomi di bidang perubahan secara kimia atau fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk baru. Bahan baku industri pengolahan berasal dari produk pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan atau penggalian seperti produk dari kegiatan industri pengolahan lainnya Perubahan, pembaharuan atau rekonstruksi yang pokok dari barang secara umum diperlakukan sebagai industri pengolahan. Unit industri pengolahan digambarkan sebagai pabrik, mesin atau peralatan yang khusus digerakkan dengan mesin dan tangan. Termasuk kategori industri pengolahan adalah perubahan bahan menjadi produk baru dengan menggunakan tangan, kegiatan maklon atau kegiatan penjualan produk yang dibuat di tempat yang sama dimana produk tersebut dijual dan unit yang melakukan pengolahan bahan-bahan dari pihak lain atas dasar kontrak. 3.1 Industri Pengolahan Batubara dan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi Subkategori ini mencakup kegiatan perubahan minyak, gas bumi dan batubara menjadi produk yang bermanfaat seperti: pengilangan minyak dan gas bumi, di mana meliputi pemisahan minyak bumi menjadi produk komponen melalui teknis seperti pemecahan dan penyulingan. Produk khas yang dihasilkan: kokas, butane, propane, petrol, gas hidrokarbon dan metan, gasoline, minyak tanah, gas etane, propane dan butane sebagai produk penyulingan minyak. Termasuk disini adalah pengoperasian tungku batubara, produksi batubara dan semi batubara, gas batubara, ter, lignit dan kokas.kbli 2009: kode 19. Di Kabupaten Temanggung industri ini tidak ada. 3.2 Industri Makanan dan Minuman Subkategori ini merupakan gabungan dari dua subkategori, yaitu Industri Makanan dan Industri Minuman. Industri makanan mencakup pengolahan produk pertanian, perkebunan dan perikanan menjadi makanan dan juga mencakup produk Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

13 setengah jadi yang tidak secara langsung menjadi produk makanan. Industri Minuman mencakup pembuatan minuman beralkohol maupun tidak beralkohol, air minum mineral, bir dan anggur, dan pembuatan minuman beralkohol yang disuling. Kegiatan ini tidak mencakup pembuatan jus buah-buahan dan sayur-sayuran, minuman dengan bahan baku susu, dan pembuatan produk teh, kopi dan produk the dengan kadar kafein yang tinggi. KBLI 2009: kode 10 dan Industri Pengolahan Tembakau Subkategori ini meliputi pengolahan tembakau atau produk pengganti tembakau, rokok, cerutu, cangklong, snuff, chewing dan pemotongan serta pengeringan tembakau tetapi tidak mencakup penanaman atau pengolahan awal tembakau. Beberapa produk yang dihasilkan rokok dan cerutu, tembakau pipa, tembakau sedot (snuff), rokok kretek, rokok putih dan lain-lain. KBLI 2009: kode Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Subkategori ini merupakan gabungan dari dua subkategori yaitu Industri Tekstil dan Industri Pakaian Jadi. Industri tekstil mencakup pengolahan, pemintalan, penenunan dan penyelesaian tekstil dan bahan pakaian, pembuatan barang-barang tekstil bukan pakaian (seperti: sprei, taplak meja, gordein, selimut, permadani, tali temali, dan lain-lain). Industri pakaian jadi mencakup semua pekerjaan menjahit dari semua bahan dan semua jenis pakaian dan aksesoris, tidak ada perbedaan dalam pembuatan antara baju anak-anak dan orang dewasa, atau pakaian tradisional dan modern. Subkategori ini juga mencakup pembuatan industri bulu binatang (pakaian dari bulu binatang dan kulit yang berbulu). Contoh produk yang dihasilkan: kain tenun ikat, benang, kain, batik, rajutan, pakaian jadi, pakaian sesuai pesanan, dan lain-lain. KBLI 2009: kode 13 dan Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki Subkategori ini mencakup pengolahan dan pencelupan kulit berbulu dan proses perubahan dari kulit jangat menjadi kulit dengan proses penyamakan atau proses pengawetan dan pengeringan serta pengolahan kulit menjadi produk yang siap pakai, pembuatan koper, tas tangan dan sejenisnya, pakaian kuda dan peralatan kuda yang terbuat dari kulit, dan pembuatan alas kaki. Subkategori ini juga mencakup pembuatan produk sejenisnya dari bahan lain (kulit imitasi atau kulit tiruan), seperti alas kaki dari bahan karet, koper dari tekstil, dan lain-lain.kbli 2009: kode 15. Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

14 3.6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, dan Barang Anyaman Subkategori ini mencakup pembuatan barang-barang dari kayu. Kebanyakan digunakan untuk konstruksi dan juga mencakup berbagai proses pengerjaan dari penggergajian sampai pembentukan dan perakitan barang-barang dari kayu, dan dari perakitan sampai produk jadi seperti kontainer kayu. Terkecuali penggergajian, Subkategori ini terbagi lagi sebagian besar didasarkan pada produk spesifik yang dihasilkan. Subkategori ini tidak mencakup pembuatan mebeler, atau perakitan/pemasangan perabot kayu dan sejenisnya. Contohnya: pemotongan kayu gelondongan menjadi balok, kaso, papan, pengolahan rotan, kayu lapis, barang-barang bangunan dari kayu, kerajinan dari kayu, alat dapur dari kayu, rotan dan bambu. KBLI 2009: kode Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan, dan Reproduksi Media Rekam Subkategori ini merupakan gabungan dari dua subkategori yaitu Industri Kertas dan Barang dari Kertas, dan Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman. Industri Kertas dan Barang dari Kertas mencakup pembuatan bubur kayu, kertas, dan produk kertas olahan Pembuatan dari produk-produk tersebut merupakan satu rangkaian dengan tiga kegiatan utama. Kegiatan pertama pembuatan bubur kertas, lalu yang kedua pembuatan kertas yang menjadi lembaran-lembaran dan yang ketiga barang dari kertas dengan berbagai tehnik pemotongan dan pembentukan, termasuk kegiatan pelapisan dan laminasi. Barang kertas dapat merupakan barang cetakan selagi pencetakan bukanlah merupakan hal yang utama. Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman mencakup pencetakan barang-barang dan kegiatan pendukung yang berkaitan dan tidak terpisahkan dengan Industri Pencetakan; proses pencetakan termasuk bermacam-macam metode/cara untuk memindahkan suatu image dari piringan atau layar monitor ke suatu media melalui/dengan berbagai teknologi pencetakan. KBLI 2009: kode 17 dan Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional Subkategori ini terdiri dari dua industri yaitu Industri Kimia dan Industri Farmasi dan Obat Tradisional. Industri Kimia mencakup perubahan bahan organik dan non organik mentah dengan proses kimia dan pembentukan produk. Ciri produk kimia dasar yaitu yang membentuk kelompok industri pertama dari hasil produk antara dan produk akhir yang dihasilkan melalui pengolahan lebih lanjut dari kimia dasar yang Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

15 merupakan kelompok-kelompok industri lainnya. Industri Farmasi dan Obat Tradisional mencakup pembuatan produk farmasi dasar dan preparat farmasi. Golongan ini mencakup antara lain preparat darah, obat-obatan jadi, preparat diagnostik, preparat medis, obat tradisional atau jamu dan produk botanikal untuk keperluan farmasi. KBLI 2009: kode 20 dan Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik Subkategori ini mencakup pembuatan barang plastik dan karet dengan penggunaan bahan baku karet dan plastik dalam proses pembuatannya. Misalnya; pembuatan karet alam, pembuatan ban karet untuk semua jenis kendaraan dan peralatan, pengolahan dasar plastik atau daur ulang. Namun demikian tidak berarti bahwa semua barang dari bahan baku karet dan plastik termasuk di golongan ini, misalnya industri alas kaki dari karet, industri lem, industri matras, industri permainan dari karet, termasuk kolam renang mainan anak-anak. KBLI 2009: kode Industri Barang Galian Bukan Logam Kegiatan ini mencakup pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang berhubungan dengan unsur tunggal suatu mineral murni, seperti gelas dan produk gelas, produk keramik dan tanah liat bakar, semen dan plester. Industri pemotongan dan pengasahan batu serta pengolahan produk mineral lainnya juga termasuk disini. KBLI 2009 : kode Industri Logam Dasar Subkategori ini mencakup kegiatan peleburan dan penyulingan baik logam yang mengandung besi maupun dari bijih, potongan atau bungkahan dengan menggunakan bermacam teknik metalurgi. Contoh produk : industri besi dan baja dasar, penggilingan baja, pipa, sambungan pipa dari baja, logam mulia, logam dasar bukan besi dan lain-lain. KBLI 2009 : kode Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik Subkategori ini mencakup pembuatan produk logam "murni" (seperti suku cadang, container/wadah dan struktur), pada umumnya mempunyai fungsi statis atau tidak bergerak, pembuatan perlengkapan senjata dan amunisi, pembuatan komputer, perlengkapan komputer, peralatan komunikasi, dan barang-barang elektronik sejenis, termasuk pembuatan komponennya, pembuatan produk yang membangkitkan, mendistribusikan dan menggunakan tenaga listrik.kbli 2009: kode 25, 26 dan 27. Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

16 3.13 Industri Mesin dan Perlengkapan Kegiatan yang tercakup dalam Subkategori Industri Mesin dan Perlengkapan adalah pembuatan mesin dan peralatan yang dapat bekerja bebas baik secara mekanik atau yang berhubungan dengan pengolahan bahan-bahan, termasuk komponen mekaniknya. yang menghasilkan dan menggunakan tenaga dan komponen utama yang dihasilkan secara khusus. Subkategori ini juga mencakup pembuatan mesin untuk keperluan khusus untuk angkutan penumpang atau barang dalam dasar pembatasan, peralatan tangan, peralatan tetap atau bergerak tanpa memperhatikan apakah peralatan tersebut dibuat untuk keperluan industri, pekerjaan sipil, dan bangunan, pertanian dan rumah tangga. KBLI 2009: kode Industri Alat Angkutan Subkategori ini mencakup Industri kendaraan bermotor dan semi trailer serta Industri alat angkutan lainnya. Cakupan dari golongan ini adalah pembuatan kendaraan bermotor untuk angkutan penumpang atau barang, alat angkutan lain seperti pembuatan kapal dan perahu, lori/gerbong kereta api dan lokomotif, pesawat udara dan pesawat angkasa. Golongan ini juga mencakup pembuatan berbagai suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor, termasuk pembuatan trailer atau semi-trailer. KBLI 2009: kode 29 dan Industri Furnitur Industri Furnitur mencakup pembuatan mebeller dan produk yang berkaitan yang terbuat dari berbagai bahan kecuali batu, semen dan keramik. Pengolahan pembuatan mebeller adalah metode standar, yaitu pembentukan bahan dan perakitan komponen, termasuk pemotongan, pencetakan dan pelapisan. Perancangan produk baik untuk estetika dan kualitas fungsi adalah aspek yang penting dalam proses produksi. Pembuatan mebeller cenderung menjadi kegiatan yang khusus.kbli 2009 : kode Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan Peralatan Subkategori ini mencakup pembuatan berbagai macam barang yang belum dicakup di tempat lain dalam klasifikasi ini. Subkategori ini merupakan gabungan dari industri pengolahan lainnya dan jasa reparasi serta pemasangan mesin dan peralatan. Subkategori ini bersifat residual, proses produksi, bahan input dan penggunaan barang-barang yang dihasilkan dapat berubah-ubah secara luas dan ukuran umum. Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

17 Subkategori ini tidak mencakup pembersihan mesin industri, perbaikan dan pemeliharaan peralatan komputer dan komunikasi serta perbaikan dan pemeliharaan barang-barang rumah tangga. Tetapi mencakup perbaikan dan pemeliharaan mesin dan peralatan khusus barang-barang yang dihasilkan oleh lapangan usaha industri pengolahan dengan tujuan untuk pemulihan mesin, peralatan dan produk lainnya. KBLI 2009: kode 32 dan Pengadaan Listrik dan Gas (Kategori D) Kategori ini mencakup kegiatan pengadaan tenaga listrik, gas alam dan buatan, uap panas, air panas, udara dingin dan produksi es dan sejenisnya melalui jaringan, saluran, atau pipa infrastruktur permanen. Dimensi jaringan/infrastruktur tidak dapat ditentukan dengan pasti, termasuk kegiatan pendistribusian listrik, gas, uap panas dan air panas serta pendinginan udara dan air untuk tujuan produksi es. Produksi es untuk kebutuhan makanan/minuman dan tujuan non makanan. Kategori ini juga mencakup pengoperasian mesin dan gas yang menghasilkan, mengontrol dan menyalurkan tenaga listrik atau gas. Juga mencakup pengadaan uap panas dan AC Ketenagalistrikan Subkategori ini mencakup pembangkitan, pengiriman dan penyaluran tenaga listrik kepada konsumen, baik yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara(PLN) maupun oleh perusahaan swasta (Non-PLN), seperti pembangkitan listrik oleh perusahaan milik Pemerintah Daerah, dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun perusahaan) dengan tujuan untuk dijual. Listrik yang dibangkitkan atau diproduksi meliputi listrik yang dijual, dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan distribusi, dan listrik yang dicuri Pengadaan Gas dan Produksi Es Subkategori ini menghasilkan Gas Alam, Gas Buatan, Uap/Air Panas, Udara Dingin dan Produksi Es. Subkategori ini mencakup pembuatan gas dan pendistribusian gas alam atau gas buatan ke konsumen melalui suatu sistem saluran pipa, dan kegiatan penjualan gas. Subkategori ini juga mencakup penyediaan gas melalui berbagai proses, pengangkutan, pendistribusian dan penyediaan semua jenis bahan bakar gas, penjualan gas kepada konsumen melalui saluran pipa. Termasuk penyaluran, distribusi dan pengadaan semua jenis bahan bakar gas melalui sistim saluran, perdagangan gas kepada konsumen melalui saluran, kegiatan agen gas yang mengurus perdagangan gas melalui sistim distribusi gas yang dioperasikan oleh pihak lain dan pengoperasian pengubahan Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

18 komoditas dan kapasitas pengangkutan bahan bakar gas. Kegiatan Pengadaan Uap/Air Panas, Udara Dingin dan Produksi Es mencakup kegiatan produksi, pengumpulan dan pendistribusian uap dan air panas untuk pemanas, energi dan tujuan lain, produksi dan distribusi pendinginan udara, pendinginan air untuk tujuan pendinginan dan produksi es, termasuk es untuk kebutuhan makanan/minuman dan tujuan non makanan. 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang (Kategori E) Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha yang berhubungan dengan pengelolaan berbagai bentuk limbah/sampah, seperti limbah/sampah padat atau bukan baik rumah tangga ataupun industri, yang dapat mencemari lingkungan. Hasil dari proses pengelolaan limbah sampah atau kotoran ini dibuang atau menjadi input dalam proses produksi lainnya. Kegiatan pengadaan air termasuk kategori ini, karena kegiatan ini sering kali dilakukan dalam hubungannya dengan atau oleh unit yang terlibat dalam pengelolaan limbah/kotoran. 6. Konstruksi (Kategori F) Kategori Konstruksi adalah kegiatan usaha di bidang konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan gedung dan bangunan sipil, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek dan juga konstruksi yang bersifat sementara. Kegiatan konstruksi dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu yang melakukan kegiatan konstruksi untuk dipakai sendiri. Hasil kegiatan konstruksi antara lain: Konstruksi gedung tempat tinggal; Konstruksi gedung bukan tempat tinggal;konstruksi bangunan sipil, misal: jalan, tol, jembatan, landasan pesawat terbang, jalan rel dan jembatan kereta api, terowongan, bendungan, waduk, menara air, jaringan irigasi, drainase, sanitasi, tanggul pengendali banjir, terminal, stasiun, parkir, dermaga, pergudangan, pelabuhan, bandara, dan sejenisnya; Konstruksi bangunan elektrik dan telekomunikasi: pembangkit tenaga listrik; transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi, dan sebagainya; Instalasi gedung dan bangunan sipil: instalasi listrik termasuk alat pendingin dan pemanas ruangan, instalasi gas, instalasi air bersih dan air limbah serta saluran drainase, dan sejenisnya; Pengerukan: meliputi pengerukan sungai, rawa, danau dan alur pelayaran, kolam dan kanal pelabuhan baik bersifat Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

19 pekerjaan ringan, sedang maupun berat; Penyiapan lahan untuk pekerjaan konstruksi, termasuk pembongkaran dan penghancuran gedung atau bangunan lainnya serta pembersihannya; Penyelesaian konstruksi sipil seperti pemasangan kaca dan aluminium; pengerjaan lantai, dinding dan plafon gedung; pengecatan; pengerjaan interior dan dekorasi dalam penyelesaian akhir; pengerjaan eksterior dan pertamanan pada gedung dan bangunan sipil lainnya; Penyewaan alat konstruksi dengan operatornya seperti derek lori, molen, buldoser, alat pencampur beton, mesin pancang, dan sejenisnya. 7. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (Kategori G) Kategori ini meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan barang-barang tersebut. Baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan. Kategori ini juga mencakup reparasi mobil dan sepeda motor. Penjualan tanpa perubahan teknis juga mengikutkan kegiatan yang terkait dengan perdagangan, seperti penyortiran, pemisahan kualitas dan penyusunan barang, pencampuran, pembotolan, pengepakan, pembongkaran dari ukuran besar dan pengepakan ulang menjadi ukuran yang lebih kecil, penggudangan, baik dengan pendingin maupun tidak, pembersihan dan pengeringan hasil pertanian, pemotongan lembaran kayu atau logam. Pedagang besar seringkali secara fisik mengumpulkan, menyortir, dan memisahkan kualitas barang dalam ukuran besar, membongkar dari ukuran besar dan mengepak ulang menjadi ukuran yang lebih kecil. Sedangkan pedagang eceran melakukan penjualan kembali barang-barang (tanpa perubahan teknis), baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk konsumsi atau penggunaan perorangan maupun rumah tangga, melalui toko, departement store, kios, mail-order houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain. Pada umumnya pedagang pengecer memperoleh hak atas barang-barang yang dijualnya, tetapi beberapa pedagang pengecer bertindak sebagai agen, dan menjual atas dasar konsinyasi atau komisi Perdagangan, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor Subkategori ini mencakup semua kegiatan (kecuali industri dan penyewaan) yang berhubungan dengan mobil dan motor, termasuk lori dan truk, sebagaimana perdagangan besar dan eceran, perawatan dan pemeliharaan mobil dan motor baru maupun bekas. Termasuk perdagangan besar dan eceran suku cadang dan aksesori mobil dan motor, juga mencakup kegiatan agen komisi yang terdapat dalam Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

20 perdagangan besar dan eceran kendaraan Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor Subkategori ini mencakup kegiatan ekonomi di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran dan merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan selain produk mobil dan sepeda motor. Perdagangan besar nasional dan internasional atas usaha sendiri atau atas dasar balas jasa atau kontrak (perdagangan komisi) juga merupakan cakupan dalam subkategori ini. 8. Transportasi dan Pergudangan (Kategori H) Kategori ini mencakup penyediaan angkutan penumpang atau barang, baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan rel, saluran pipa, jalan darat, air atau udara dan kegiatan yang berhubungan dengan pengangkutan. Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri atas: angkutan rel; angkutan darat; angkutan laut; angkutan sungai, danau dan penyeberangan; angkutan udara; pergudangan dan jasa penunjang angkutan, pos dan kurir. Kegiatan pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan alat angkut atau kendaraan, baik bermotor maupun tidak bermotor. Sedangkan jasa penunjang angkutan mencakup kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan pengangkutan seperti: terminal, pelabuhan, pergudangan, dan lain-lain Angkutan Darat Meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang menggunakan alat angkut kendaraan jalan raya, baik bermotor maupun tidak bermotor. Termasuk pula kegiatan charter/sewa kendaraan baik dengan atau tanpa pengemudi; serta jasa angkutan dengan saluran pipa untuk mengangkut minyak mentah, gas alam, produk minyak, kimia dan air Jasa Penunjang Angkutan, Pergudangan, Pos dan Jasa Kurir Mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, yaitu jasa-jasa pelabuhan udara, laut, sungai, darat (terminal & parkir), jasa pelayanan bongkar muat barang darat dan laut, keagenan penumpang, jasa ekspedisi, jalan tol, pergudangan, jasa pengujian kelayakan angkutan darat dan laut, jasa penunjang lainnya, pos dan jasa kurir. Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

21 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (Kategori I) Kategori ini mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek untuk pengunjung dan pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi segera. Jumlah dan jenis layanan tambahan yang disediakan sangat bervariasi. Tidak termasuk penyediaan akomodasi jangka panjang seperti tempat tinggal utama, penyiapan makanan atau minuman bukan untuk dikonsumsi segera atau yang melalui kegiatan perdagangan besar dan eceran Penyediaan Akomodasi Subkategori ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi jangka pendek untuk pengunjung atau pelancong lainnya. Termasuk penyediaan akomodasi yang lebih lama untuk pelajar, pekerja, dan sejenisnya (seperti asrama atau rumah kost dengan makan maupun tidak dengan makan). Penyediaan akomodasi dapat hanya menyediakan fasilitas akomodasi saja atau dengan makanan dan minuman dan/atau fasilitas rekreasi. Yang dimaksud akomodasi jangka pendek seperti hotel berbintang maupun tidak berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk menginap seperti losmen, motel, dan sejenisnya. Termasuk pula kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu yang menginap selama kegiatan tersebut berada dalam satu kesatuan manajemen dengan penginapan, alasan penggabungan ini karena datanya sulit dipisahkan Penyediaan Makan dan Minum Kegiatan subkategori ini mencakup pelayanan makan minum yang menyediakan makanan atau minuman untuk dikonsumsi segera, baik restoran tradisional, restoran self service atau restoran take away, baik di tempat tetap maupun sementara dengan atau tanpa tempat duduk. Yang dimaksud penyediaan makanan dan minuman adalah penyediaan makanan dan minuman untuk dikonsumsi segera berdasarkan pemesanan. 10. Informasi dan Komunikasi (Kategori J) Kategori ini mencakup produksi dan distribusi informasi dan produk kebudayaan, persediaan alat untuk mengirimkan atau mendistribusikan produk-produk ini dan juga data atau kegiatan komunikasi, informasi, teknologi informasi dan pengolahan data serta kegiatan jasa informasi lainnya. Kategori terdiri dari beberapa industri yaitu Penerbitan, Produksi Gambar Bergerak, Video, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik, Penyiaran dan Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

22 Pemrograman (Radio dan Televisi), Telekomunikasi, Pemrograman, Konsultasi Komputer dan Teknologi Informasi. Kegiatan industri penerbitan mencakup penerbitan buku, brosur, leaflet, kamus, ensiklopedia, atlas, peta dan grafik, penerbitan surat kabar, jurnal dan majalah atau tabloid, termasuk penerbitan piranti lunak. Semua bentuk penerbitan (cetakan, elektronik atau audio, pada internet, sebagai produk multimedia seperti cd rom buku referensi dan lain-lain). Kegiatan industri produksi gambar bergerak, video, perekaman suara dan penerbitan musik ini mencakup pembuatan gambar bergerak baik pada film, video tape atau disk untuk diputar dalam bioskop atau untuk siaran televisi, kegiatan penunjang seperti editing, cutting, dubbing film dan lain-lain, pendistribusian dan pemutaran gambar bergerak dan produksi film lainnya untuk industri lain. Pembelian dan penjualan hak distribusi gambar bergerak dan produksi film lainnya. Selain itu juga mencakup kegiatan perekaman suara, yaitu produksi perekaman master suara asli, merilis, mempromosikan dan mendistribusikannya, penerbitan musik seperti kegiatan jasa perekaman suara dalam studio atau tempat lain. Kegiatan industri penyiaran dan pemrograman (radio dan televisi) ini mencakup pembuatan isi siaran atau perolehan hak untuk menyalurkannya dan kemudian menyiarkannya, seperti radio, televisi dan program hiburan, berita, perbincangan dan sejenisnya. Juga termasuk penyiaran data, khususnya yang terintegrasi dengan penyiaran radio atau TV. Kegiatan industri telekomunikasi ini mencakup kegiatan penyediaan telekomunikasi dan kegiatan jasa yaitu pemancar suara, data, naskah, bunyi dan video. Fasilitas transmisi yang melakukan kegiatan ini dapat berdasar pada teknologi tunggal atau kombinasi dari berbagai teknologi. Umumnya kegiatan ini adalah transmisi dari isi, tanpa terlibat dalam proses pembuatannya. Kegiatan industri pemograman, konsultasi komputer dan teknologi informasi ini mencakup kegiatan penyediaan jasa keahlian di bidang teknologi informasi, seperti penulisan, modifikasi, pengujian dan pendukung piranti lunak; perencanaan dan perancangan sistem komputer yang mengintegrasikan perangkat keras komputer, piranti lunak komputer dan teknologi komunikasi; manajemen dan pengoperasian sistem komputer klien dan/atau fasilitas pengolahan data di tempat klien serta kegiatan profesional lainnya dan kegiatan yang berhubungan dengan teknis komputer. 11. Jasa Keuangan dan Asuransi (Kategori K) Kategori ini mencakup jasa perantara keuangan, asuransi dan pensiun, jasa keuangan Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

23 lainnya serta jasa penunjang keuangan. Kategori ini juga mencakup kegiatan pemegang asset, seperti kegiatan perusahaan holding dan kegiatan dari lembaga penjaminan atau pendanaan dan lembaga keuangan sejenis Jasa Perantara Keuangan Kegiatan ini mencakup kegiatan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit/pinjaman dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, seperti: menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito, memberikan kredit/pinjaman baik kredit jangka pendek/menengah dan panjang. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok Jasa Perantara Keuangan sedangkan memberikan jasa lainnya hanya kegiatan pendukung, seperti: mengirim uang, membeli dan menjual surat-surat berharga, mendiskonto surat wesel/kertas dagang/surat hutang dan sejenisnya, menyewakan tempat menyimpan barang berharga, dan sebagainya. Kegiatan tersebut antara lain bank sentral, perbankan konvensional maupun syariah, bank swasta nasional, bank campuran dan asing, dan bank perkreditan rakyat, juga koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam, baitul maal wantanwil dan jasa perantara moneter lainnya Asuransi dan Dana Pensiun Asuransi dan dana pensiun mencakup penjaminan tunjangan hari tua serta polis asuransi, dimana premi tersebut diinvestasikan untuk digunakan terhadap klaim yang akan datang. Asuransi dan reasuransi adalah salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang usaha pokoknya menanggung resiko-resiko atas terjadinya musibah/kecelakaan terhadap barang atau orang, termasuk tunjangan hari tua. Pihak tertanggung dapat menerima biaya atas hancur/rusaknya barang atau karena terjadinya kematian pihak tertanggung. Golongan ini mencakup kegiatan asuransi jiwa, asuransi non jiwa dan reasuransi, baik konvensional maupun dengan prinsip syariah. Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola program yang menjanjikan manfaat pensiun. Manfaat pensiun adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara berkala atau sekaligus pada masa pensiun sebagai santunan hari tua/uang pension. Dana pensiun dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Jasa Keuangan Lainnya Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

24 Jasa keuangan lainnya meliputi mencakup kegiatan leasing, kegiatan pemberian pinjaman oleh lembaga yang tidak tercakup dalam perantara keuangan, serta kegiatan pendistribusian dana bukan dalam bentuk pinjaman. Subkategori ini mencakup kegiatan sewa guna usaha dengan hak opsi, pegadaian, pembiayaan konsumen, pembiayaan kartu kredit, modal ventura, anjak piutang, dan jasa keuangan lainnya. Pegadaian mencakup usaha penyediaan fasilitas pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai. Kredit atau pinjaman yang diberikan didasarkan pada nilai jaminan barang bergerak yang diserahkan, dengan tidak memperhatikan penggunaan dana pinjaman yang diberikan. Lembaga pembiayaan mencakup kegiatan sewa guna usaha dengan hak opsi, pembiayaan konsumen, pembiayaan kartu kredit, pembiayaan anjak piutang, dan pembiayaan leasing lainnya. Sewa guna usaha dengan hak opsi mencakup kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk finance lease untuk digunakan oleh penyewa (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Pembiayaan konsumen mencakup usaha pembiayaan melalui pengadaan barang dan jasa berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran secara angsuran atau berkala. Pembiayaan kartu kredit mencakup usaha pembiayaan dalam transaksi pembelian barang dan jasa para pemegang kartu kredit. Pembiayaan anjak piutang mencakup usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan piutang suatu perusahaan. Modal ventura mencakup kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. 12. Real Estate (Kategori L) Kategori ini meliputi kegiatan persewaan, agen dan atau perantara dalam penjualan atau pembelian real estat serta penyediaan jasa real estat lainnya bisa dilakukan atas milik sendiri atau milik orang lainyang dilakukan atas dasar balas jasa kontrak. Kategori ini juga mencakup kegiatan pembangunan gedung, pemeliharaan atau penyewaan bangunan. Real estate adalah property berupa tanah dan bangunan. 13. Jasa Perusahaan (Kategori M, N) Kategori Jasa Perusahaan merupakan gabungan dari 2 (dua) kategori, yakni kategori Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

25 M dan kategori N. Kategori M mencakup kegiatan profesional, ilmu pengetahuan dan teknik yang membutuhkan tingkat pelatihan yang tinggi dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan khusus yang tersedia untuk pengguna. Kegiatan yang termasuk kategori M antara lain: jasa hukum dan akuntansi, jasa arsitektur dan teknik sipil, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, periklanan dan penelitian pasar, serta jasa professional, ilmiah dan teknis lainnya. Kategori N mencakup berbagai kegiatan yang mendukung operasional usaha secara umum. Kegiatan yang termasuk kategori N antara lain: jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, jasa ketenagakerjaan, jasa agen perjalanan, penyelenggaraan tur dan jasa reservasi lainnya, jasa keamanan dan penyelidikan, jasa untuk gedung dan pertamanan, jasa administrasi kantor, serta jasa penunjang kantor dan jasa penunjang usaha lainnya. Jasa hukum mencakup usaha jasa pengacara/penasihat hukum, notaris, lembaga bantuan hukum, serta jasa hukum lainnya. Periklanan mencakup usaha jasa bantuan penasihat, kreatif, produksi bahan periklanan, perencanaan dan pembelian media, termasuk juga kegiatan menciptakan dan menempatkan iklan di surat kabar, majalah/tabloid, radio, televisi, internet, dan media lainnya. Jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi mesin dan peralatan konstruksi dan teknik sipil mencakup usaha jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi mesin dan peralatan konstruksi dan teknik sipil termasuk perlengkapannya tanpa operatornya. Jasa penyaluran tenaga kerja mencakup usaha jasa penampungan dan penyaluran para tuna karya yang siap pakai, seperti agen penyalur jasa tenaga kerja Indonesia, agen penyalur pembantu rumah tangga, dan lainnya. Jasa kebersihan umum bangunan mencakup usaha jasa kebersihan bermacam jenis gedung, seperti gedung perkantoran, pabrik, pertokoan, balai pertemuan, dan gedung sekolah. 14. Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (Kategori O) Kategori ini mencakup kegiatan yang sifatnya pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh administrasi pemerintahan. Kategori ini juga mencakup perundang-undangan dan penterjemahan hukum yang berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya, seperti halnya administrasi program berdasarkan peraturan perundang-undangan, kegiatan legislative, perpajakan, pertahanan Negara, keamanan dan keselamatan Negara, pelayanan imigrasi, hubungan luar negeri dan administrasi program pemerintah, serta jaminan social Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

26 wajib. Kegiatan yang diklasifikasikan di kategori lain dalam KBLI tidak termasuk pada kategori ini., meskipun dilakukan oleh Badan pemerintahan. Sebagai contoh administrasi sistim sekolah, (peraturan, pemeriksaan, dan kurikulum) termasuk pada kategori ini, tetapi pengajaran itu sendiri masuk kategori Pendidikan (P) dan rumah sakit penjara atau militer diklasifikasikan pada kategori Q. 15. Jasa Pendidikan (Kategori P) Kategori ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan dan untuk berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis seperti halnya dengan berbagai cara komunikasi. Kategori ini juga mencakup pendidikan negeri dan swasta juga mencakup pengajaran yang terutama mengenai kegiatan olahraga, hiburan dan penunjang pendidikan. Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan, melalui penyiaran radio dan televise, internet dan surat menyurat. Tingkat pendidikan dikelompokan seperti kegiatan pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi dan pendidikan lain, mencakup juga jasa penunjang pendidikan dan pendidikan anak usia dini. 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (Kategori Q) Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosialyang cukup luas cakupannya, dimulai dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga profesional terlatih di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain sampai kegiatan perawatan di rumah yang melibatkan tingkatan kegiatan pelayanan kesehatan sampai kegiatan sosial yang tidak melibatkan tenaga kesehatan profesional. Kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosialmencakup: Jasa Rumah Sakit; Jasa Klinik; Jasa Rumah Sakit Lainnya; Praktik Dokter; Jasa Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Paramedis; Jasa Pelayanan Kesehatan Tradisional; Jasa Pelayanan Penunjang Kesehatan; Jasa Angkutan Khusus Pengangkutan Orang Sakit (Medical Evacuation); Jasa Kesehatan Hewan; Jasa Kegiatan Sosial. 17. Jasa Lainnya (Kategori R, S, T, U) Kategori Jasa Lainnya merupakan gabungan 4 kategori pada KBLI Kategori ini mempunyai kegiatan yang cukup luas yang meliputi: Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi; Jasa Reparasi Komputer Dan Barang Keperluan Pribadi Dan Perlengkapan Rumah Tangga; Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan Yang Menghasilkan Barang dan Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Sendiri untuk memenuhi kebutuhan; Jasa Swasta. Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

27 Jasa Kesenian, Hiburan dan Rekreasi berkategori R meliputi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum akan hiburan, kesenian, dan kreativitas, termasuk perpustakaan, arsip, museum, kegiatan kebudayaan lainnya, kegiatan perjudian dan pertaruhan, serta kegiatan olahraga dan rekreasi lainnya. Kegiatan Kegiatan Jasa Lainnya berkategori S yang mencakup kegiatan dari keanggotaan organisasi, jasa reparasi komputer dan barang keperluan pribadi dan perlengkapan rumah tangga, serta berbagai kegiatan jasa perorangan lainnya. Kegiatan Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga (Kegiatan yang Menghasilkan Barang dan Jasa oleh Rumah Tangga yang Digunakan Sendiri untuk Memenuhi Kebutuhan) berkategori T mencakup kegiatan yang memanfaatkan jasa perorangan untuk melayani rumah tangga yang didalamnya termasuk jasa pekerja domestik (pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun, sopir, dan sejenisnya), dan Kegiatan Yang Menghasilkan Barang Dan Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Sendiri Untuk Memenuhi Kebutuhan (didalamnya termasuk kegiatan pertanian, industri, penggalian, konstruksi, dan pengadaan air). Bila ke-17 kategori ini dibagi menurut kelompok kategori lapangan usaha maka terbagi menjadi kategori lapangan usaha primer, kategori lapangan usaha sekunder dan kategori lapangan usaha tersier, dengan rincian sebagai berikut : 1. Lapangan Usaha Primer Kategori yang tidak mengolah bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumbersumber alam seperti tanah dan segala yang terkandung di dalamnya. Yang masuk dalam kelompok ini adalah : - Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (kategori A) - Kategori Pertambangan dan Penggalian (kategori B) 2. Lapangan Usaha Sekunder Kategori yang mengolah bahan baku baik kategori primer maupun kategori sekunder itu sendiri, menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya. Kategori ini meliputi : - Kategori Industri Pengolahan (kategori C) - Kategori Pengadaan Listrik dan Gas (kategori D) - Kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang (kategori E) - Kategori Kontruksi (kategori F) 3. Lapangan Usaha Tersier Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

28 Kategori yang pengolahan produksinya bukan dalam bentuk fisik, melainkan dalam bentuk jasa. Diantaranya meliputi : - Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reoarasi Mobil & Sepeda Motor (kategori G) - Kategori Transportasi dan Pergudangan (kategori H) - Kategori Penyediaan akomodasi dan Makan Minum (kategori I) - Kategori Informasi dan Komunikasi (kategori J) - Kategori Jasa Keuangan dan Asuransi (kategori K) - Kategori Real Estat (kategori L) - Kategori Jasa Perusahaan (kategori M,N) - Kategori Adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (kategori O) - Kategori Jasa Pendidikan (kategori P) - Kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (kategori Q) - Kategori Jasa Lainnya (kategori R, S, T, U) 1.3 Analisa dan Kegunaan Data PDRB Analisa Data PDRB : Analisa data pada dasarnya dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data kuantitatif menjadi suatu bentuk penyajian yang lebih mudah untuk ditafsirkan, sehingga analisa dapat diartikan sebagai berikut : 1. Menguraikan suatu masalah baik secara keseluruhan (general) ataupun secara sebagian (parsial). 2. Memperhitungkan besarnya pengaruh perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Dalam kaitannya dengan perhitungan PDRB, analisa dapat dilakukan dengan menurunkan parameter yang merupakan beberapa indikator ekonomi makro, seperti: - Laju pertumbuhan ekonomi - Pendapatan per kapita - Tingkat inflasi dan sebagainya. Parameter-parameter tersebut dapat diturunkan melalui tabel agregasi PDRB yang berupa nilai nominal. Untuk memperoleh informasi mengenai parameter yang akan dianalisa dapat digunakan metode statistik seperti : - Distribusi persentase - Indeks perkembangan - Indeks berantai, dan Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

29 - Indeks implisit. Tujuan utama dari analisa ini adalah untuk menggambarkan hasil penghitungan PDRB ke dalam bentuk yang relatif sederhana, dengan menggunakan pendekatan metode statistik deskriptif. Selain dari tujuan tersebut, analisa data PDRB juga bertujuan untuk : 1. Mempelajari pola ekonomi daerah. 2. Menguraikan pengaruh dari suatu kejadian terhadap kejadian lainnya dalam suatu daerah dan dalam waktu yang sama. 3. Melakukan perbandingan antar komponen dan relatifnya. 4. Dasar evaluasi hasil pembangunan serta menentukan penyusunan kebijakan di masa mendatang Kegunaan Data PDRB Data PDRB dapat digunakan untuk mengetahui berbagai kebutuhan, antara lain : 1. Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi baik regional maupun sektoral merupakan suatu indikator makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Untuk menghitung laju pertumbuhan (Rate of growth) biasanya dipakai formula sebagai berikut : [ ] Dimana : G : Laju pertumbuhan P t P t-1 : PDRB adhk tahun ke t : PDRB adhk tahun sebelum t 2. Tingkat Produktivitas Penduduk Suatu Daerah Tinggi rendahnya tingkat produktivitas penduduk suatu daerah biasanya diukur dengan besar kecilnya angka PDRB per kapita yang diperoleh dari pembagian antara pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, formulasinya sebagai berikut : Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

30 3. Tingkat Perubahan Harga Agregat (Inflasi) PDRB pada dasarnya merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu daerah dalam waktu (tahun) tertentu. PDRB ini dihitung atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Sedangkan perbandingan antara harga berlaku dan harga konstan merupakan angka indeks implisit, yang mana dapat digunakan untuk mengetahui adanya perubahan harga barang dan jasa secara keseluruhan. Indeks harga implisit dapat diperoleh/dihitung dengan formula sebagai berikut : Sedangkan inflasi berdasarkan perhitungan dari PDRB dapat di formulasikan sebagai berikut : Dimana : = Indeks implisit = Indeks implisit tahun t = Indeks implisit tahun t-1 Inflasi merupakan gambaran tentang terjadinya perubahan harga di pasaran. Jika terjadi fluktuasi harga yang tinggi maka akan sangat berpengaruh terhadap daya beli konsumen dan dengan demikian maka konsumen akan merasakan pengaruhnya dimana akan terjadi ketidak seimbangan antara daya beli dengan pendapatan masyarakat. 4. Siklus Kegiatan Ekonomi. Apabila diperhatikan secara seksama, transaksi ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu : 1. Kelompok produsen 2. Kelompok konsumen Kelompok produsen menggunakan faktor produksi yang berasal dari kelompok konsumen dan digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebaliknya barang dan jasa yang dihasilkan produsen dibeli oleh konsumen dan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Transaksi dari kedua kelompok ini yang satu memakai barang dan jasa, dan satunya Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

31 mengadakan barang dan jasa, sehingga berkesinambungan dan saling membutuhkan yang akhirnya membentuk suatu siklus perekonomian. Siklus ekonomi dapat digambarkan pada Skema Siklus Ekonomi Sederhana dibawah ini : Skema Siklus Ekonomi Sederhana a. Faktor Produksi (Tanah, Tenaga, Modal, Skill) b. Balas Jasa Faktor Produksi (Sewa tanah, Upah/gaji, Bunga, Keuntungan) Rumah Tangga/ Investor Perusahaan / Produsen c. Pembelian untuk konsumsi/investasi (Arus uang) d. Barang dan Jasa (Arus barang/jasa) Kelompok konsumen memiliki : a. Faktor produksi berupa (tanah, tenaga, modal dan kewiraswastaan/skill yang diberikan kepada perusahaan b. Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa dari produsen untuk dikonsumsi. Sedangkan dari pihak produsen a. Memberikan balas jasa kepada faktor produksi yang dimiliki oleh konsumen, berupa sewa tanah, upah/gaji, bunga dan keuntungan. b. Pengadaan barang dan jasa hasil produksi yang dikonsumsi oleh pihak konsumen Sistematika Laporan Untuk kemudahan bagi para pembaca, sistematika publikasi PDRB disajikan dengan tata urutan sebagai berikut : I. Pendahuluan II. Konsep dan Definisi Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

32 III. Metode Penghitungan Pendapatan Regional IV. Ulasan Singkat Pendapatan Regional Kabupaten Temanggung Lampiran : Tabel-Tabel Pendapatan Regional Kabupaten Temanggung. Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

33 BAB II KONSEP DAN DEFINISI

34 B A B I I K O N S E P D A N D E F I N I S I Untuk menghindari penafsiran yang berbeda perlu disampaikan beberapa pengertian dasar yang berkaitan dengan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Secara umum PDRB dapat diartikan sebagai seluruh nilai produksi bruto/kotor atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua faktor produksi yang ada di suatu wilayah tertentu dan dihitung pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun) Domestik dan Regional Wilayah perekonomian yang digunakan sebagai acuan untuk membuat suatu perhitungan nasional adalah suatu negara, sedang untuk perhitungan suatu regional adalah suatu region dari suatu negara. Pengertian Region disini dapat berupa propinsi, kabupaten/kota atau daerah administrasi lain yang lebih rendah Produk Domestik dan Produk Regional Produk Domestik Adalah seluruh produk barang dan jasa dari hasil kegiatan ekonomi yang diproduksi di suatu wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk region tersebut atau tidak. Yang dimaksud wilayah Domestik suatu region adalah meliputi wilayah yang berada di dalam batas geografis region tersebut (provinsi, kabupaten/kota, ataupun kecamatan) Produk Regional Adalah merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu region atau produk domestik ditambah dengan pendapatan yang diterima dari luar daerah/luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan ke luar daerah/luar negeri Penduduk Suatu Daerah Yang dimaksud dengan penduduk adalah orang per orang atau anggota rumah tangga yang bertempat tinggal secara menetap di wilayah domestik daerah tersebut. Kecuali : Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

35 1. Wisatawan Asing (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus) yang tinggal di wilayah domestik daerah tersebut kurang dari 6 bulan atau yang bertujuan tidak menetap. 2. Awak dari kapal laut dan awak kapal udara luar negeri atau luar region yang sedang masuk dok atau singgah di daerah region tersebut. 3. Pengusaha asing dan pengusaha daerah lain yang berada di daerah tersebut kurang dari 6 bulan. 4. Anggota Korps Diplomat, Konsulat, yang ditempatkan di wilayah domestik daerah tersebut. 5. Pekerja musiman yang bekerja di wilayah domestik, yang bekerja sebagai pekerja musiman saja. 6. Pegawai Badan Internasional/Nasional yang bukan penduduk daerah tersebut yang melakukan misi kurang dari 6 bulan. Orang-orang tersebut di atas dianggap sebagai penduduk dari negara atau daerah di mana dia biasanya bertempat tinggal Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Yang dimaksud dengan jumlah penduduk pertengahan tahun adalah jumlah penduduk pada akhir bulan Juni atau didekati dari jumlah penduduk awal tahun ditambah penduduk akhir tahun dibagi dua. Dalam menghitung Pendapatan perkapita, pembagi dari produk domestik atau produk regional adalah jumlah penduduk pada pertengahan tahun, hal ini dilakukan sebab untuk menghindari kejadian vital (lahir, mati, datang dan pergi) yang fluktuatif tidak menentu sepanjang tahun, maka kita pakai penduduk pertengahan tahun dengan maksud agar jumlah penduduk tersebut betul-betul mencerminkan keadaan tahun tersebut. Juga karena PDRB dihitung dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun yang bersangkutan Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh kategori perekonomian di suatu wilayah (region). Yang dimaksud Nilai Tambah adalah nilai yang ditambahkan kepada barang dan jasa yang dihasilkan atas sebuah proses produksi yang terjadi di dalam suatu kegiatan ekonomi. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi tersebut. Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

36 Nilai tambah Bruto (NTB) didapat dari Nilai Produksi (Output) dikurangi Biaya Antara (BA). Dengan formulasi sebagai berikut : NTB = Nilai Produksi (Output) Biaya Antara a) Komponen-komponen Nilai Tambah Bruto (NTB) antara lain : 1. Faktor pendapatan, terdiri dari : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai. - Bunga modal sebagai balas jasa modal. - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah. - Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan. 2. Penyusutan barang modal tetap. 3. Pajak tidak langsung netto. b) Nilai Produksi (Output) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu. Barang dan jasa yang dihasilkan meliputi : 1. Produksi Utama 2. Produksi Ikutan, maupun 3. Produksi Sampingan c) Biaya Antara (BA) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang/jasa yang tidak tahan lama dan barang/jasa yang habis digunakan dalam proses produksi. Barang tidak tahan lama adalah barang yang mempunyai perkiraan umur penggunaan kurang dari 1 tahun. Contoh : - Barang baku dan penolong untuk menghasilkan output. - Peralatan dan perlengkapan kerja karyawan. - Pengeluaran jasa kesehatan, obat-obatan dan rekreasi. - Perbaikan kecil dan penggantian suku cadang yang aus. - Iklan, riset pemasaran dan hubungan masyarakat. - Biaya administrasi Produk Domestik Regional Netto (PDRN adhb) Perbedaan antara konsep Netto ini dan konsep Bruto di atas, ialah karena konsep bruto masih ada penyusutan di dalamnya, sedangkan untuk nettonya penyusutan harus dikeluarkan. Formulasinya sebagai berikut : Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

37 PDRN adhb = PDRB adhb - Penyusutan Sedangkan Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai atas susutnya (ausnya) barang-barang modal yang terjadi selama barang modal tersebut ikut serta dalam proses produksi PDRN Atas Dasar Biaya Faktor (PDRN adbf) Adalah PDRN adhb dikurangi pajak tidak langsung netto. Pajak tidak langsung berupa pajak penjualan, bea ekspor/impor, cukai dan lain-lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perorangan. Biasanya pemerintah memberikan subsidi kepada unit-unit produksi, yang akhirnya mengakibatkan penurunan harga (contoh subsidi Pupuk, BBM, Obat dan lain-lain). Karena ada subsidi tersebut maka pajak tidak langsung netto merupakan pajak tidak langsung dikurangi subsidi tersebut. PDRN adbf sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah. Jadi PDRN adbf merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai - Bunga modal sebagai balas jasa modal - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah - Keuntungan sebagai balas jasa kewiraswastaan Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tersebut di atas, tidak seluruhnya menjadi milik/pendapatan penduduk region tersebut, sebab ada pendapatan yang diterima oleh penduduk region lain atas kepemilikan faktor produksi di region tersebut Pendapatan Regional Pendapatan Regional adalah PDRN adbf dikurangi dengan pendapatan yang mengalir keluar region dan ditambah dengan pendapatan yang masuk dari region lain (nett export). Dengan kata lain bahwa Produk Regional Netto (Pendapatan Regional) adalah jumlah pendapatan yang benar-benar diterima oleh seluruh penduduk yang tinggal di region/wilayah/daerah di mana dia berdomisili Pendapatan Perkapita (Income Per Capita) Bila pendapatan-pendapatan di atas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di daerah tersebut,maka akan diperoleh suatu pendapatan perkapita, di antaranya sebagai berikut : Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

38 a. b. c Agregat PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB adhk) Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto adhk dari tahun ke tahun menggambarkan perkembangan yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan serta perubahan tingkat harganya. Sedangkan untuk dapat mengukur perubahan volume produk atau perkembangan produktifitas secara nyata, faktor pengaruh perubahan harga perlu dihilangkan yaitu dengan cara menghitung PDRB Atas Dasar Harga Konstan. Penghitungan atas dasar harga konstan ini, hasilnya dapat dipergunakan untuk perencanaan ekonomi, proyeksi dan untuk menilai pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral. Dalam penghitungan atas dasar harga konstan ini, selalu berkaitan dengan harga-harga pada tahun dasar. Sebab harga-harga pada tahun dasar tersebut digunakan untuk menentukan angka indeks dasar yang besarnya = 100%, dan difungsikan sebagai pembanding harga-harga pada tahun-tahun tertentu yang akan diselidiki Perubahan Tahun Dasar 2000 Menjadi 2010 Tahun dasar merupakan perangkat penting yang secara spesifik digunakan untuk penghitungan PDRB. Tekanan tahun dasar adalah dalam penggunaan harga, yang dalam penghitungan PDRB diistilahkan PDRB atas dasar harga konstan (adhk). PDRB atas dasar harga konstan menggambarkan perubahan nilai PDRB yang hanya dipengaruhi oleh volume atau kuantum. Secara total PDRB tersebut menggambarkan perubahan ekonomi secara riil di suatu wilayah. Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan pasar modal Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

39 merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional. Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke Perubahan tahun dasar PDB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008 System of National Accounts (SNA2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT) yang salah satunya menyatakan bahwa estimasi PDB/PDRB atas dasar harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun referensi 0 atau 5. Hal ini dimaksudkan agar besaran angka-angka PDB/PDRB dapat saling diperbandingkan antar negara, wilayah dan antar waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian nasional atau wilayah. Perubahan tahun dasar PDB dilakukan secara bersamaan dengan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sampai tingkat kabupaten/kota untuk menjaga konsistensi hasil penghitungan Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat juga mencerminkan kuantum Produksi pada tahun yang berjalan yang di nilai atas dasar harga pada tahun dasar. Dari segi metode statistik, suatu nilai atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan beberapa cara, sedangkan pemakaiannya sangat tergantung dari data yang tersedia di masing-masing sektor/sub sektornya. Cara yang lazim digunakan antara lain : a. Revaluasi b. Ekstrapolasi c. Deflasi d. Deflasi berganda a. Revaluasi Revaluasi diartikan menilai kembali produksi (volume) tahun berjalan dikalikan dengan harga tahun dasar, akan menghasilkan nilai produksi atas dasar harga konstan. NILAI PRODUKSI adhk = x Dimana : = Jumlah kuantum komoditi y pada tahun berjalan ( ) = Harga komoditi y pada tahun dasar ( ) Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

40 b. Ekstrapolasi Yang perlu diperhatikan dengan cara ini ialah penentuan ekstrapolatornya. Ekstrapolator yang paling baik adalah jumlah produksi dari masing-masing sektor atau subsektor. Sedangkan nilai tambah adhk yang dihitung dengan ekstrapolasi diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks kuantum dibagi 100. Indeks kuantum yang dipakai adalah Indeks Laspeyres, yaitu : IK LASPEYRES = Nilai Tambah Bruto tahun berjalan ( ) adhk adalah sebagai berikut : NTB adhk y = NTB y o X Dimana : NTB adhk y = NTB komoditi y pada tahun berjalan ( ) y NTB o = NTB komoditi y pada tahun dasar ( ) IK n y = Indeks kuantum Laspeyres pada tahun berjalan ( ) Q n = Jumlah/Kuantum pada tahun berjalan ( ) Q o = Jumlah / Kuantum pada tahun berjalan ( ) c. Deflasi NTB adhk yang diperoleh dengan cara ini ialah dengan mendeflate NTB adhb dengan indeks harga dari barang yang bersangkutan. Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan mendeflate adalah membagi nilai tambah adhb dengan indeks harga dari masing-masing sektor atau subsektor. Sehingga NTB adhk tahun berjalan komoditi y adalah : NTB adhk y = x 100 Dimana : NTB adhk y = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga konstan komoditi y pada tahun berjalan ( ) = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga berlaku komoditi y pada tahun berjalan ( ) = Indeks Harga komoditi y pada tahun berjalan ( ) Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

41 d. Deflasi Berganda Disebut ganda karena dilakukan deflasi dua kali, yaitu : 1. Membagi nilai produksi atas dasar harga berlaku dengan indeks harga produksi. 2. Membagi biaya antara atas dasar harga berlaku dengan indeks harga biaya antara. Selisih antara nomor 1 dan 2 di atas merupakan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan. Dengan formulasi sebagai berikut : Atau : =[ x 100 NTB adhk y n =NP k y NBA k y Dimana : NTB adhk y n NP k y NBA k y = Nilai Tambah Bruto atas dasar harga konstan komoditi y pada tahun berjalan (tn). = Nilai produksi atas dasar harga konstan komoditi y. = Nilai Biaya Antara atas dasar harga konstan komoditi y. Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

42 BAB III METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL

43 B A B III METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL Di dalam penghitungan PDRB Kabupaten dapat dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Yang dimaksud metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data yang ada baik yang bersumber dari daerah sendiri maupun data dari wilayah yang lebih tinggi. Metode ini menggunakan 3 macam cara pendekatan yaitu : 1. Pendekatan Produksi (Production Approach). 2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach). 3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach). Penghitungan metode tidak langsung ini biasanya hanya ada satu metode yakni Metode alokasi (Allocation Approach). Metode penghitungan dengan cara alokasi dilakukan dengan mengalokasikan PDRB Provinsi untuk Kabupaten/Kota atau PDRB Kabupaten untuk Kecamatan dengan menggunakan variabel yang cocok sebagai alokatornya, seperti data produksi, jumlah penduduk, luas lahan, mata pencaharian, dan lain-lain. 3.1 Metode Pendekatan Produksi Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap-tiap kategori atau subkategori.. Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi atas keikutsertaannya dalam proses produksi. Barang dan jasa yang diproduksi dengan harga produsen, yaitu yang belum termasuk biaya transport dan keuntungan pemasaran. Penggunaan harga produsen ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang benar-benar diterima oleh produsen sedang biaya transport akan dihitung sebagai nilai tambah pada kategori transportasi dan keuntungan pemasaran akan dihitung pada kategori perdagangan. Nilai barang dan jasa pada harga produsen ini merupakan nilai produksi bruto, sebab masih terdapat biaya untuk memproduksi barang dan jasa yang dibeli dari kategori lain. Formulasi Nilai Tambah Bruto dengan pendekatan produksi adalah Nilai Tambah Bruto (NTB) = Nilai produksi bruto - Biaya antara Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

44 Pendekatan ini banyak digunakan pada produksi yang berbentuk barang, seperti kategori pertanian, pertambangan penggalian dan industri pengolahan. Sedangkan jika penyusutan dikeluarkan dari NTB maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto Pendekatan Pendapatan Dalam pendekatan dari segi Pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi dihitung dengan cara menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi, yang terdiri dari komponen-komponen diantaranya : 1. Faktor pendapatan, terdiri dari : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai. - Bunga modal sebagai balas jasa modal. - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah. - Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan. 2. Penyusutan barang modal tetap. 3. Pajak tidak langsung netto. Untuk jasa pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari keuntungan, surplus usaha tidak diperhitungkan. Yang termasuk surplus usaha disini adalah bunga, sewa tanah dan keuntungan. Dari hasil penjumlahan seluruh balas jasa faktor produksi tersebut akan diperoleh Nilai Tambah Netto atas biaya faktor produksi. Sedangkan untuk memperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar harus ditambah dengan nilai penyusutan dan pajak tak langsung netto. Metode ini banyak dipakai pada sektor pemerintahan, bank/lembaga keuangan dan sektor jasa-jasa Pendekatan Pengeluaran Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah kabupaten/kota. Jadi produk domestik regional dihitung dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang berbentuk produk domestik regional tersebut. Secara umum pendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut : 1. Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang, metode penjualan eceran dan metode penilaian eceran. Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

45 2. Melalui pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, metode anggaran rumah tangga, metode balance sheet dan metode statistik perdagangan luar daerah/luar negeri. Pada prinsipnya kedua cara ini dimaksudkan untuk memperkirakan komponen-komponen permintaan akhir seperti : - Konsumsi rumah tangga. - Konsumsi pemerintahan. - Konsumsi lembaga swasta non profit. - Perubahan stok. - Pembentukan modal bruto. - Perdagangan antar wilayah (termasuk eskpor dan impor). Dengan menghitung komponen-komponen ini kemudian menjumlahkannya akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku/pasar Metode Alokasi Yang dimaksud dengan metode Alokasi PDRB adalah menghitung PDRB tingkat provinsi atau tingkat kabupaten dengan cara mengalokasikan angka PDRB dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat di bawahnya, dengan menggunakan alokator tertentu. Alokator yang dapat dipergunakan dapat didasarkan atas : 1. Nilai produksi bruto dan netto. 2. Jumlah produksi/output. 3. Jumlah tenaga kerja. 4. Penduduk. 5. Alokator lain yang dianggap cocok untuk masing-masing daerah. Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari alokator tersebut dapat diperhitungkan persentase bagian masing-masing daerah yang mendapat alokasi terhadap nilai tambah setiap sektor atau subsektor. Metode alokasi dipakai jika dari ketiga metode sebelumnya sudah tidak mungkin lagi diterapkan. Suatu contoh bila suatu unit produksi yang mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat berlokasi di daerah lain, sedangkan kantor cabang ini tidak dapat mengetahui nilai tambah yang diperolehnya, oleh karena perhitungan neraca rugi/laba dilakukan oleh kantor pusat. Untuk mengatasi hal semacam itu, penghitungan nilai Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

46 tambahnya terpaksa dilakukan dengan alokasi menggunakan indikator-indikator yang dapat menunjukkan peranan suatu cabang terhadap kantor pusat. Dari keempat metode di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah pengeluaran/ permintaan akhir akan sama dengan produk akhir dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen. Demikian juga nilai tambah produk barang dan jasa akan sama pula dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang terlibat. Selanjutnya produk domestik regional bruto seperti yang dimaksudkan diatas disebut Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar. Tabel 3.1 di bawah ini akan diperlihatkan metode yang dipakai dalam penghitungan PDRB menurut lapangan usaha. Tabel 3.1 Metode Pendekatan Penghitungan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kategori Lapangan Usaha Metode Yang Dipakai A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Pendekatan Produksi a. Tanaman Pangan Pendekatan Produksi b. Tanaman Hortikultura Pendekatan Produksi c. Tanaman Perkebunan Pendekatan Produksi d. Peternakan Pendekatan Produksi e. Jasa Pertanian dan Perburuan Pendekatan Produksi 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu Pendekatan Produksi 3 Perikanan Pendekatan Produksi B Pertambangan dan Penggalian 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi Pendekatan Produksi 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pendekatan Produksi 3 Pertambangan Bijih Logam Pendekatan Produksi 4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya Pendekatan Produksi C Industri Pengolahan 1 Ind. Batubara dan Pengilangan Migas Pendekatan Produksi 2 Ind. Makanan dan Minuman Pendekatan Produksi 3 Ind. Pengolahan Tembakau Pendekatan Produksi 4 Ind. Tekstil dan Pakaian Jadi Pendekatan Produksi 5 Ind. Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki Pendekatan Produksi 6 Ind. Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman Pendekatan Produksi dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 7 Ind. Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Pendekatan Produksi Reproduksi Media Rekaman 8 Ind. Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional Pendekatan Produksi 9 Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik Pendekatan Produksi 10 Ind. Barang Galian bukan Logam Pendekatan Produksi 11 Ind. Logam Dasar Pendekatan Produksi 12 Ind. Barang dr Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik Pendekatan Produksi Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

47 Lanjutan Kategori Lapangan Usaha Metode Yang Dipakai Ind. Mesin dan Perlengkapan Pendekatan Produksi 14 Ind. Alat Angkutan Pendekatan Produksi 15 Ind. Furnitur Pendekatan Produksi 16 Ind. pengolahan lainnya, Jasa Reparasi dan Pemasangan Pendekatan Produksi Mesin dan Peralatan D Pengadaan Listrik dan Gas 1 Ketenagalistrikan Pendekatan Produksi 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es Pendekatan Produksi E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Pendekatan Produksi F Konstruksi Pendekatan Pendapatan G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya Pendekatan Produksi 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Pendekatan Produksi Motor H Transportasi dan Pergudangan 1 Angkutan Rel Pendekatan Produksi 2 Angkutan Darat Pendekatan Produksi 3 Angkutan Laut Pendekatan Produksi 4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Pendekatan Produksi 5 Angkutan Udara Pendekatan Produksi 6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir Pendekatan Produksi I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1 Penyediaan Akomodasi Pendekatan Produksi 2 Penyediaan Makan Minum Pendekatan Produksi J Informasi dan Komunikasi Pendekatan Produksi K Jasa Keuangan dan Asuransi 1 Jasa Perantara Keuangan Pendekatan Produksi 2 Asuransi dan Dana Pensiun Pendekatan Produksi 3 Jasa Keuangan Lainnya Pendekatan Produksi 4 Jasa Penunjang Keuangan Pendekatan Produksi L Real Estate Pendekatan Produksi M,N Jasa Perusahaan Pendekatan Produksi O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Pendekatan Pendapatan P Wajib Jasa Pendidikan Pendekatan Produksi Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Pendekatan Produksi R,S,T,U Jasa lainnya Pendekatan Produksi Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

48 BAB IV ULASAN SINGKAT PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN TEMANGGUNG

49 BAB IV ULASAN SINGKAT PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN TEMANGGUNG Penghitungan dan penyajian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Temanggung disajikan secara series sehingga diharapkan mampu memberikan gambaran kinerja ekonomi secara makro dari waktu ke waktu. Berdasarkan kondisi tersebut selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan acuan oleh pengguna data untuk membuat alat monitoring, evaluasi, kajian, perencanaan serta keputusan yang lebih bermanfaat dan tepat sasaran. 4.1 Pertumbuhan PDRB Tahun 2015 Pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah perbandingan pencapaian kinerja perekonomian suatu daerah pada periode waktu tertentu terhadap periode waktu sebelumnya. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung dapat diketahui dari besaran PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dari tahun ke tahun baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan. Di bawah ini akan diperlihatkan besarnya PDRB dan laju pertumbuhan Kabupaten Temanggung baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010 dari tahun 2010 sampai dengan tahun Tabel 4.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Nilai (Juta Rp) Pertumbuhan % Nilai (Juta Rp) Pertumbuhan % (1) (2) (3) (4) (5) , , ,37 11, ,79 6, ,84 8, ,02 4, ,25 10, ,97 5, ,04 11, ,08 5, ,81 10, ,20 5,17 Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

50 Pada tahun 2015 besaran PDRB menurut harga berlaku di Kabupaten Temanggung secara agregat mencapai ,81 juta rupiah. Dengan angka sebesar itu menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan PDRB pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 10,30 persen. Pertumbuhan PDRB adhb sebesar 10,30 persen tersebut sebenarnya belum mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya karena masih terpengaruh adanya faktor kenaikan harga (inflasi). Pertumbuhan ekonomi yang lebih mendekati keadaan riil atau telah menghilangkan pengaruh inflasi diperoleh dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2010, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Temanggung untuk tahun 2015 sebesar 5,17 persen, lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 yang tumbuh sebesar 5,06 persen. Dari Tabel di atas tampak bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir pertumbuhan tertinggi menurut harga berlaku terjadi pada tahun 2011 yang mencapai 11,95 persen, sedangkan pertumbuhan terendah 8,93 persen terjadi pada tahun Demikian pula untuk PDRB atas dasar harga konstan 2010 pertumbuhan ekonomi tertinggi juga terjadi pada tahun 2011 sebesar 6,09 persen dan terendah terjadi pada tahun 2012 sebesar 4,27 persen. Tabel 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Temanggung, Jawa Tengah dan Nasional Tahun Pertumbuhan Ekonomi (persen) Tahun Temanggung Jawa Tengah Nasional (1) (2) (3) ,09 5,30 6, ,27 5,34 6, ,20 5,11 5, ,06 5,28 5, ,17 5,44 4,79 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung pada tahun 2015 lebih rendah bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 5,44 persen dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan Nasional yang tumbuh sebesar 4,79 persen. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional tahun dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas. Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

51 Pada tabel 4.3 di bawah ini akan diperlihatkan laju pertumbuhan seluruh kategori ekonomi atas dasar harga konstan 2010 dari tahun 2011 sampai dengan tahun Pada tahun 2015 laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Temanggung mencapai 5,17 persen lebih cepat bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan tahun 2014 yang mencapai 5,06 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Konstruksi sebesar 8,50 persen. Sedangkan lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas merupakan satu-satunga lapangan usaha yang mengalami kontraksi atau perlambatan ekonomi sebesar 2,68 persen. Tabel 4.3 Pertumbuhan Ekonomi per Kategori Kabupaten Temanggung Tahun (persen) Lapangan Usaha (1) (2) (3) (4) (5) (6) A Pertanian, Kehutanan & Perikanan 7,70 1,00 1,80-1,87 4,65 B Pertembangan & Penggalian -5,84-3,77 2,08 3,55 2,62 C Industri Pengolahan 2,79 4,90 6,44 8,04 5,60 D Pengadaan Listrik & Gas 8,04 14,14 7,08 4,45-2,68 E Pengadaan Air, Penge Sampah, Limbah & Daur Ulang 0,12-2,58-2,25 1,98 2,07 F Konstruksi 1,53 11,37 4,13 4,68 8,50 G Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda 8,89 2,73 5,84 7,68 3,51 H Transportasi & Pergudangan 4,26 10,82 11,41 5,32 7,88 I Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 2,56 6,64 4,14 5,20 6,76 J Informasi & Komunikasi 8,68 11,82 7,62 13,30 8,10 K Jasa Keuangan dan Asuransi 6,73 6,06 6,09 8,48 6,77 L Real Estat 4,23 4,34 8,52 6,48 6,97 M,N Jasa Perusahaan 8,91 7,74 13,85 9,72 8,11 O Adm. Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib 3,60 0,78 1,91 0,16 5,00 P Jasa Pendidikan 17,85 18,75 8,97 9,86 6,17 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,52 10,24 6,79 12,51 5,42 R,S,T,U Jasa Lainnya 1,56 0,79 10,02 9,20 2,86 Produk Domestik Regional Bruto 6,09 4,27 5,20 5,06 5,17 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pada tahun 2015 mampu tumbuh 4,65 persen dan merupakan pertumbuhan yang tertinggi sejak tahun Di tahun 2015 pertumbuhan tertinggi dicapai oleh subkategori Pertanian yang mencakup sub-subkategori tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, dan jasa pertanian dan perburuan. Subkategori Perikanan mampu tumbuh 4,16 persen. Sedangkan subkategori Kehutanan dan Penebangan Kayu selama empat tahun terakhir terlihat mengalami kontraksi 0,02 persen. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 6 laju pertumbuhan produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan 2010 pada halaman 79. Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

52 Grafik 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Temanggung Tahun ,95 6,09 8,93 4,27 10,53 5,20 11,47 5,06 10,30 5, adhb adhk 4.2 Distribusi PDRB/Struktur Ekonomi Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan struktur perekonomian suatu daerah adalah distribusi kategori lapangan usaha PDRB secara keseluruhan. Distribusi kategori lapangan usaha ini juga menunjukkan komposisi atau susunan kegiatan ekonomi dalam sistem perekonomian. Kategori yang dominan atau diandalkan mempunyai nilai persentase yang paling besar dalam struktur tersebut, dan dapat menjadikan ciri khas perekonomian di wilayah yang bersangkutan. Angka agregat PDRB terbentuk dari berbagai kegiatan ekonomi, mengikuti perjalanan waktu dan adanya perubahan faktor internal maupun eksternal. Perubahan teknologi, keberadaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, perubahan orientasi kebijakan pemerintah maupun perubahan ekonomi nasional dan internasional akan sangat berpengaruh terhadap kinerja tiap kategori ekonomi. Akibatnya, perkembangan output tiap kategori akan berbeda satu dengan yang lainnya sehingga distribusi kategori ekonomi dalam komposisi PDRB juga mengalami pergeseran atau perubahan. Perekonomian Kabupaten Temanggung yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku dengan metode baru System of National Accounts 2008 (SNA2008) pada tahun 2015 sebesar Rp ,81 juta, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 sebesar Rp ,20 juta. Tiga lapangan usaha utama yaitu kategori Industri Pengolahan, kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dan Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

53 dan Sepeda Motor menjadi kategori penyumbang terbesar perekonomian Kabupaten Temanggung dengan kontribusi sebesar 72,63 persen. Lapangan usaha kategori Industri Pengolahan memberikan nilai tambah bruto sebesar Rp ,45 juta atau sebesar 26,55 persen. Lapangan usaha kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan nilai tambah bruto sebesar Rp ,64 juta atau sebesar 25,75 persen dan kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda motor dengan nilai tambah bruto Rp ,65 juta mempunyai peranan sebesar 20,33 persen. Lapangan usaha dengan kontribusi paling kecil yaitu kategori Pengadaan Listrik dan Gas dengan nilai tambah bruto sebesar Rp ,59 juta atau sebesar 0,07 persen. Tabel 4.4 Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (persen) Lapangan Usaha (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) A Pertanian, Kehutanan & Perikanan 26,71 27,75 26,93 26,57 25,58 25,75 B Pertembangan & Penggalian 1,03 0,93 0,83 0,78 0,83 0,88 C Industri Pengolahan 25,27 24,90 25,13 25,50 26,47 26,55 D Pengadaan Listrik & Gas 0,09 0,08 0,09 0,08 0,07 0,07 E Pengadaan Air, Penge Sampah, Limbah & Daur Ulang 0,11 0,10 0,09 0,08 0,08 0,08 F Konstruksi 4,49 4,24 4,47 4,37 4,48 4,64 G Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda 21,81 21,69 21,20 20,99 20,72 20,33 H Transportasi & Pergudangan 4,31 4,03 4,11 4,18 4,17 4,26 I Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 1,62 1,54 1,53 1,51 1,47 1,53 J Informasi & Komunikasi 1,40 1,38 1,41 1,39 1,38 1,25 K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,86 2,86 3,03 3,07 3,14 3,19 L Real Estat 0,82 0,78 0,75 0,75 0,75 0,75 M,N Jasa Perusahaan 0,28 0,28 0,29 0,32 0,32 0,33 O Adm. Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib 3,30 3,12 3,14 3,04 2,93 2,90 P Jasa Pendidikan 2,99 3,49 4,22 4,53 4,63 4,56 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,87 0,93 1,02 1,02 1,08 1,08 R,S,T,U Jasa Lainnya 2,04 1,90 1,76 1,82 1,90 1,85 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Struktur lapangan usaha Kabupaten Temanggung mulai tahun 2014 sedikit bergeser dari kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ke lapangan usaha Industri Pengolahan. Hal ini dapat dilihat dari besarnya peranan lapangan usaha kategori Industri Pengolahan tahun 2014 dan 2015 yang lebih besar dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan walaupun menyerap tenaga kerja terbanyak jiwa atau sekitar 39,04 persen dari total penduduk Kabupaten Temanggung yang bekerja (Sakernas, Agustus 2015) dan luas lahan pertanian yang mencapai ha ternyata mulai tahun 2014 nilai Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

54 tambah bruto yang dicapai lebih rendah dari lapangan usaha Industri Pengolahan yang menyerap tenaga kerja sebanyak jwa atau sekitar 26,97 persen dari total penduduk Kabupaten Temanggung yang bekerja. Kontribusi kelompok kategori lapangan usaha primer (lapangan usaha kategori A dan B) pada tahun 2015 yaitu kelompok lapangan usaha yang mengandalkan sumber daya alam memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Temanggung sebesar 26,63 persen. Sementara itu kontribusi kategori lapangan usaha sekunder (lapangan usaha kategori C, D, E dan F) yaitu kelompok lapangan usaha yang memproduksi barang memberi andil sebesar 31,34 Persen. Sedangkan kontribusi di kelompok kategori lapangan usaha tersier (lapangan usaha kategori G sampai dengan kategori U) yaitu lapangan usaha yang bergerak di bidang produksi jasa, memberikan kontribusi sebesar 42,03 persen. Penyumbang terbesar kelompok lapangan usaha tersier adalah lapangan usaha kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib serta lapangan usaha kategori informasi dan komunikasi. Grafik 4.2 Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Berdasarkan Kelompok Kategori Lapangan Usaha Tahun 2015 Kategori Lapangan Usaha Tersier; 42,03 Kategori Lapangan Usaha Primer; 26,63 Kategori Lapangan Usaha Sekunder; 31,34 Tabel di bawah ini memperlihatkan struktur ekonomi berdasarkan distribusi persentase menurut kelompok kategori lapangan usaha : Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KODE KETERANGAN 000 KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA 011 PERTANIAN TANAMAN PANGAN, TANAMAN PERKEBUNAN, DAN HORTIKULTURA 012 PETERNAKAN 013 KOMBINASI PERTANIAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan perencanaan yang akurat dari pemerintah. Upaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha KBLI 2009 KBLI 2005

Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha KBLI 2009 KBLI 2005 Katalog BPS:1302018 Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha CETAKAN II BADAN PUSAT STATISTIK Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha CETAKAN II TABEL KESESUAIAN LAPANGAN USAHA CETAKAN II ISBN : 978-979-064-365-9 No. Publikasi

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya ANALISIS POTENSI EKONOMI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2014 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 16,5 cm X 21,5 cm : x + 89 Halaman Naskah : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan A.Yani Utara No. 384 B Malang Telepon/Fax. (0341) 408788 Website: http://kominfo.malangkab.go.id email: kominfo@malangkab.go.id M A L

Lebih terperinci

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pulau Morotai i

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pulau Morotai i PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pulau Morotai i Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pulau Morotai 2016 No. katalog BPS : 9302021.8207 No. Publikasi : 82070.1703 Ukuran

Lebih terperinci

UPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM

UPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM UPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM UPAH MINIMUM Upah Bulanan Terendah : UPAH POKOK TERMASUK TUNJANGAN TETAP MASA KERJA KURANG DARI 1 (SATU) TAHUN (PASAL 8 PERMENAKER NO.

Lebih terperinci

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-950 Observasi Valid: 0 Tidak Valid: 0 DEFINISI Lapangan usaha/pekerjaan

Lebih terperinci

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00 Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00 Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 11-950 Observasi Valid: 0 Tidak Valid: 0 DEFINISI Lapangan usaha/pekerjaan

Lebih terperinci

Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov

Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-990 Observasi Valid: 0 Tidak

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

go ps..b w w :/ /w tp ht.i d PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TRIWULANAN 01-01 ISSN : 1907-47 Nomor Publikasi : 07130.10 Katalog : 9301003 Ukuran Buku : 8 cm x 1 Cm Jumlah Halaman: viii + 110 halaman Naskah:

Lebih terperinci

PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MAMUJU

PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MAMUJU s. bp uk ab. am uj m :// ht tp go.id PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MAMUJU 2014 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN MAMUJU MENURUT LAPANGAN USAHA 2014 Katalog : 9302005.7604 Nomor

Lebih terperinci

Highlight PDRB Kota Magelang Tahun

Highlight PDRB Kota Magelang Tahun Highlight PDRB Kota Magelang Tahun 2015 1 DAFTAR ISI i iii v vi vii viii x 1 1 2 3 7 9 10 12 15 16 17 18 19 26 Halaman judul Sambutan Walikota Magelang Kata Pengantar Kepala Kantor Penelitian pengembangan

Lebih terperinci

https://pasuruankota.bps.go.id

https://pasuruankota.bps.go.id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PASURUAN MENURUT LAPANGAN USAHA 2012-2016 ISBN: Katalog BPS / Catalog: 9301001.3575 Nomor Publikasi / Publication Number: 35755.1701 Ukuran Buku / Book Size: 21 x 29,7

Lebih terperinci

htttp://trenggalekkab.bps.go.id

htttp://trenggalekkab.bps.go.id Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Trenggalek 2010-2014 ii Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Trenggalek 2010-2014 ii PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN TRENGGALEK

Lebih terperinci

Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02

Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02 Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02 Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-990 Observasi Valid: 0

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Oktober Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang

KATA PENGANTAR. Malang, Oktober Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas Limpahan, Rahmat dan Ridho-Nya sehingga telah tersusun Buku Statistik Ekonomi Daerah (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB

Lebih terperinci

go.id ab.b ps. ag et an k m :// ht tp PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MAGETAN MENURUT LAPANGAN USAHA 2010 2014 Katalog BPS : 9302008.3520 Nomor Publikasi : 35205.1505 Ukuran Buku Jumlah Halaman

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banyuwangi 2010-2014 i PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BANYUWANGI MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2010 2014 Katalog BPS : 2356-3834 Nomor Publikasi : 35100.1403

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN CIAMIS TRIWULAN I

PERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN CIAMIS TRIWULAN I PERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN CIAMIS TRIWULAN I TAHUN 2017 Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ciamis PERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN CIAMIS TRIWULAN I TAHUN 2017 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 27,5

Lebih terperinci

TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2015

TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2015 TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2015 TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2015 Ukuran Buku Jumlah Halaman Diterbitkan Oleh Dicetak Oleh : 21 cm x 29,7 cm : 113 + vii halaman : Badan

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar. Bekerja sama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar. Bekerja sama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar Bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar KAJIAN EKONOMI REGIONAL PDRB KABUPATEN BANJAR 2013-2015 & PERKIRAAN 2016 Kerjasama BADAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN CIAMIS TRIWULAN II

PERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN CIAMIS TRIWULAN II PERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN CIAMIS TRIWULAN II TAHUN 2017 Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ciamis PERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN CIAMIS TRIWULAN II TAHUN 2017 Ukuran Buku Jumlah Halaman :

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wonogiri, Oktober 2017 Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonogiri. Drs. SUKIYONO, MM NIP

KATA PENGANTAR. Wonogiri, Oktober 2017 Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonogiri. Drs. SUKIYONO, MM NIP KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Publikasi Tinjauan PDRB Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 ini berhasil diterbitkan. Penerbitan buku publikasi ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement No.440, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Restrukturisasi Mesin. Peralatan Industri Kecil Indis PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/M-IND/PER/3/2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA Perkembangan perekonomian suatu wilayah, umumnya digambarkan melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pendekatan

Lebih terperinci

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*) Tabel : SP-1C (T). JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA KECIL Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2015 TERPASANG SENYATANYA 1 Industri Makanan Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan Daging Unggas 100.00 55.71 Industri

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Oktober Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang

KATA PENGANTAR. Malang, Oktober Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas Limpahan, Rahmat dan Ridho-Nya sehingga telah tersusun Buku Statistik Ekonomi Daerah (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten

Lebih terperinci

9302008.1408 No. Katalog: 9302008.1408 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BENGKALIS MENURUT LAPANGAN USAHA 2012-2016 Kabupaten Bengkalis Dalam Angka BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BENGKALIS Produk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari 38 III. METODE PENELITIAN A. Data dan sumber data Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun 2009 2013 dari instansi- instansi terkait yaitubadan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Badan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK No. 70/11/Th. XIII, 1 November PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR NAIK 0,17 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan

Lebih terperinci

No. Katalog: 9302005.1408 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BENGKALIS MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BENGKALIS KATA PENGANTAR Buku Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

Katalog BPS : 9302008.3505 Sektor Riil 53 % Sektor Finansial 47 % PDRB Kabupaten Blitar Menurut Lapangan Usaha 2011-2015 i PDRB Kabupaten Blitar Menurut Lapangan Usaha 2011-2015 ii Katalog BPS: 9302008.3505

Lebih terperinci

bondowosokab.bps.go.id

bondowosokab.bps.go.id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BONDOWOSO MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2010 2014 Katalog BPS : 9302008.3511 Nomor Publikasi : 35115.1501 Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm Jumlah Halaman : 90 Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERTUMBUHAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERTUMBUHAN EKONOMI BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERTUMBUHAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator dari dampak kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Bagi suatu wilayah, indikator

Lebih terperinci

ps.g.b ar su lb :\\ ht tp id o. ps.g.b ar su lb :\\ ht tp id o. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SULAWESI BARAT MENURUT LAPANGAN USAHA 2012-2016 ISBN: 978-602-0845-84-5 Nomor Publikasi: 76550.1707 Katalog

Lebih terperinci

KATALOG DALAM TERBITAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2016 Nomor Publikasi : Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan Oleh Dicetak Oleh : 19,8 X 28 cm : 126

Lebih terperinci

TRACER STUDY (PELACAKAN ALUMNI ) TAHUN LULUSAN /WISUDA PERIDE: Maret 2015, Juni 2015, September 2015 dan Desember 2015

TRACER STUDY (PELACAKAN ALUMNI ) TAHUN LULUSAN /WISUDA PERIDE: Maret 2015, Juni 2015, September 2015 dan Desember 2015 1 TRACER STUDY (PELACAKAN ALUMNI ) TAHUN 2017 LULUSAN /WISUDA PERIDE: Maret 2015, Juni 2015, September 2015 dan Desember 2015 KODE PRODI No. Fakultas Kode 1 2 3 1 Fak. Ekonoimi dan Bisnis FEB 2 Fakultas

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN TRENGGALEK MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN TRENGGALEK MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Trenggalek 2010-2014 ii Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Trenggalek 2010-2014 ii PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN TRENGGALEK

Lebih terperinci

GO LONGAN PO KOK URAIAN KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA

GO LONGAN PO KOK URAIAN KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA -16- LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2) Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018 LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018 METODOLOGI STATISTICAL REPORT iii BAB I PERTUMBUHAN INDUSTRI 1 BAB II PERTUMBUHAN INVESTASI 37 BAB III PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL PERTANIAN 58 BAB

Lebih terperinci

kepri.bps.go.id

kepri.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. Katalog: 9302001.21 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KEPULAUAN RIAU MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Kepulauan Riau Province by

Lebih terperinci

SAMBUTAN WALIKOTA PALOPO

SAMBUTAN WALIKOTA PALOPO SAMBUTAN WALIKOTA PALOPO Assalamu alaikum Wr. Wb. Kebutuhan akan berbagai informasi hasil-hasil pembangunan mutlak diperlukan oleh publik sebagai salah satu bentuk transparansi. Karena dengan adanya informasi

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR

Kata Pengantar KATA PENGANTAR 2 Ne r a c asa t e l i tpa r i wi s a t ana s i o na l 201 6 KEMENTERI ANPARI WI SATA Websi t e:ht t p: / / www. kemenpar. go. i d ht t p: / / www. i ndonesi a. t r avel Emai l :pusdat i n@kemenpar. go.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA PDRB Kabupaten Way Kanan menurut lapangan usaha dirinci menjadi 17 kategori lapangan usaha dan sebagian besar kategori dirinci lagi menjadi subkategori. Pemecahan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUTAI TIMUR MENURUT LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUTAI TIMUR MENURUT LAPANGAN USAHA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUTAI TIMUR MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2015 Nomor Publikasi : 64045.1501 Katalog BPS : 1102001.6404 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 18,2 cm X 25,7 cm : xi + 80 Halaman

Lebih terperinci

KATALOG BPS : 9302001.3329 PDRB KABUPATEN BREBES MENURUT LAPANGAN USAHA 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BREBES PDRB KABUPATEN BREBES MENURUT LAPANGAN USAHA 2014 DATA MENCERDASKAN BANGSA BADAN PUSAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

tasikmalayakota.bps.go.id

tasikmalayakota.bps.go.id Katalog : 9205.3278 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TASIKMALAYA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TASIKMALAYA MENURUT LAPANGAN USAHA 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TASIKMALAYA i PRODUK DOMESTIK REGIONAL

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 1832 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM SEKTORAL KOTA BATAM TAHUN 2016 GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang : a. bahwa Upah Minimum Kota (UMK)

Lebih terperinci

Katalog BPS No : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG

Katalog BPS No : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG Katalog BPS No : 9205.3273 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA 2010 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

INDIKATOR EKONOMI DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

INDIKATOR EKONOMI DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2017 i INDIKATOR EKONOMI DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 Katalog BPS : 9302008.3508 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21 x 29,7 cm : 112 + ix Naskah :

Lebih terperinci

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara BAB II URAIAN SEKTORAL Uraian sektoral yang disajikan pada bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara penghitungan nilai tambah bruto atas

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palopo

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palopo Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palopo SAMBUTAN WALIKOTA PALOPO Assalamu alaikum Wr. Wb. Kebutuhan akan berbagai informasi hasil-hasil pembangunan mutlak diperlukan oleh publik sebagai salah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 28 /PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 28 /PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 28 /PJ/2012 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KARIMUN MENURUT LAPANGAN USAHA karimunkab.bps.go.id

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KARIMUN MENURUT LAPANGAN USAHA karimunkab.bps.go.id i PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KARIMUN MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KARIMUN MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 ISSN : - Nomor Publikasi : 21040.1501

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BALIKPAPAN MENURUT LAPANGAN USAHA. Nomor Publikasi : Katalog BPS :

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BALIKPAPAN MENURUT LAPANGAN USAHA. Nomor Publikasi : Katalog BPS : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BALIKPAPAN MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 Nomor Publikasi : 6471.1510 Katalog BPS : 9302001.6471 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 15 cm X 21 cm : 134 Halaman Naskah: Seksi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK No. 24/04/Th. XIII, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR FEBRUARI HARGA GROSIR NAIK 0,04 PERSEN, HARGA GROSIR BAHAN BAKU NAIK 0,05 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MALUKU TENGGARA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MALUKU TENGGARA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MALUKU TENGGARA 2012-2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MALUKU TENGGARA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Letak Geografis Kabupaten Brebes Jawa Tengah Kabupaten Brebes merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah yang berada di sepanjang pantai utara Laut Jawa letaknya

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Jumlah

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Jumlah id go. ps..b ot a ng k nd u ba :// tp ht PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA 2012 2016 ISSN : 0854.9304 No. Publikasi : 32730.1704 Katalog BPS : 9302021 Jumlah halaman Ukuran

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*) Tabel : SP-1A (T). JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA SKALA MENENGAH DAN BESAR Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2015 NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*) 1 Industri Makanan Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan

Lebih terperinci

batukota.bps.go.id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BATU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN Katalog BPS :

batukota.bps.go.id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BATU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN Katalog BPS : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BATU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2010 2014 Katalog BPS : 9302005.3579 Nomor Publikasi : 3579.15.02 Ukuran Buku : 21 x 28 cm Jumlah Halaman : 89 + ix Naskah Diterbitkan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

~ """'.Jj ~ Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan. PRODUK DOMESTIK REGIONA BRUTO KOt MENU A USAHA

~ '.Jj ~ Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan. PRODUK DOMESTIK REGIONA BRUTO KOt MENU A USAHA PRODUK DOMESTIK REGIONA BRUTO KOt MENU A USAHA 2011-2015 ~ """'.Jj ~ Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan ~"' ~ Kerjasama 1~ dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan Katalog BPS: 9302008.3375

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

M E T A D A T A INFORMASI DASAR M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Statistik Departemen Statistik : Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik

Lebih terperinci

kuningankab.bps.go.id

kuningankab.bps.go.id Halaman ii PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2010 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUNINGAN Halaman iv PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUNINGAN MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i ii Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 INDIKATOR EKONOMI KOTA TERNATE 2015 No. Katalog : 9201001.8271 No. Publikasi : 82715.1502 Ukuran Buku : 15,5 cm

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 76/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR TURUN 0,07 PERSEN Pada bulan Oktober Indeks harga grosir/agen

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : ht tp : //b lit ar ka b. bp s. g o. id Katalog BPS : 9302008.3505 PDRB Kabupaten Blitar Menurut Lapangan Usaha 2010-2014 i Katalog BPS: 9302008.3505 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO [PDRB] KABUPATEN BLITAR

Lebih terperinci

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar KLASIFIKASI INDUSTRI Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan proses atau aktivitas yang mengubah dari sesuatu atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi berupa barang

Lebih terperinci

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS SPIK Badan Pusat Statistik-Direktorat Neraca Produksi

PEDOMAN UMUM SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS SPIK Badan Pusat Statistik-Direktorat Neraca Produksi PEDOMAN UMUM SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS SPIK 2014 Badan Pusat Statistik-Direktorat Neraca Produksi DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan dan Sasaran... 2 1.3. Ruang

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KOTA CIREBON TAHUN 2011-2015 PDRB Kota Cirebon Menurut Lapangan Usaha 2011 2015 III PDRB Kota Cirebon Menurut Lapangan Usaha 2011 2015 iv DAFTAR ISI

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Jumlah

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Jumlah Katalog BPS No : 9205.3273 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA 2011 2015 Kawasan Industri Kopo Jaya Pasar Baru Bandung Alun Alun Bandung Pembangunan Akses Tol Gedebage BADAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak sekedar terfokus pada peran pemerintah, banyak sektor yang mempunyai peran dalam kemajuan perekonomian di Indonesia. Proses

Lebih terperinci

No. Katalog: 9302008.3303 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PURBALINGGA MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 Ukuran Buku : A4 (8,27 x 11,69) inch Jumlah Halaman : 95 halaman Naskah : BPS Kabupaten Purbalingga

Lebih terperinci

BAB III URAIAN SEKTORAL

BAB III URAIAN SEKTORAL BAB III URAIAN SEKTORAL alah satu kendala dalam memahami publikasi Produk Domestik Regional Bruto adalah masalah konsep dan definisi serta ruang lingkupnya yang memuat data dan informasi statistik. Disamping

Lebih terperinci

KABUPATEN BATANG 2014

KABUPATEN BATANG 2014 Katalog BPS : 9205.3325 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT KABUPATEN BATANG 2014 Batang Kandeman Warungasem Subah Tulis Gringsing Banyuputih Wonotunggal Pecalungan Limpung Bandar

Lebih terperinci

III. URAIAN SEKTORAL

III. URAIAN SEKTORAL III. URAIAN SEKTORAL Uraian lapangan usaha yang disajikan dalam bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing kategori dan subkategori lapangan usaha, cara-cara perhitungan Nilai Tambah

Lebih terperinci

No. Katalog: 9302008.2105 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Kepulauan Anambas Regency by Industrial Origin 2011-2015 BADAN

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

DATA. KABUPATEN KULON PROGO MENURUT LAPANGAN USAHA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENCERDASKAN BANGSA

DATA.  KABUPATEN KULON PROGO MENURUT LAPANGAN USAHA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENCERDASKAN BANGSA Katalog : 9302008.3401 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO bp s. go.id KABUPATEN KULON PROGO MENURUT LAPANGAN USAHA 2011-2015 go ka b. DATA ht tp : //k ul o np ro MENCERDASKAN BANGSA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

MENURUT LAPANGAN USAHA

MENURUT LAPANGAN USAHA id go. s. bp a. ot ik m ah :// ci tp ht PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA CIMAHI MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA CIMAHI MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 Nomor Publikasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK No. 05/01/Th. XIII, 4 Januari 2010 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR NOVEMBER HARGA GROSIR NAIK 0,73 PERSEN Pada bulan November Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga

Lebih terperinci

1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN RAJA AMPAT MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Raja Ampat Regency by Industrial Origin 2011-2015 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT

Lebih terperinci

TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE MENURUT LAPANGAN USAHA. Economics Overviews of Simeulue Regency

TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE MENURUT LAPANGAN USAHA. Economics Overviews of Simeulue Regency TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE MENURUT LAPANGAN USAHA Economics Overviews of Simeulue Regency 2010-2014 (Halaman Judul) TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE MENURUT LAPANGAN USAHA Economics Overviews

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA KOMPETENSI KEAHLIAN (PROGRAM KEAHLIAN) UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KOMPETENSI KEAHLIAN

DAFTAR NAMA KOMPETENSI KEAHLIAN (PROGRAM KEAHLIAN) UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KOMPETENSI KEAHLIAN DAFTAR NAMA (PROGRAM KEAHLIAN) UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 NO. I. TEKNOLOGI DAN REKAYASA 1 Teknik Survei dan Pemetaan 1014 2 Teknik Gambar Bangunan 1023 3 Teknik Konstruksi Bangunan 1032 4

Lebih terperinci