Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1 ps.g.b ar su lb :\\ ht tp id o.

2 ps.g.b ar su lb :\\ ht tp id o.

3 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SULAWESI BARAT MENURUT LAPANGAN USAHA ISBN: Nomor Publikasi: Katalog BPS: Ukuran Buku: 17,5 cm x 25 cm Jumlah Halaman: xii Halaman Naskah: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit: Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Diterbitkan Oleh: BPS Provinsi Sulawesi Barat Dicetak Oleh: CV. Mitra Karya Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik ii PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

4 KATA PENGANTAR Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha ini merupakan kelanjutan dari penerbitan tahun-tahun sebelumnya oleh BPS Sulawesi Barat. Publikasi ini dimaksudkan untuk menggambarkan secara tahunan mengenai perkembangan perekonomian Sulawesi Barat secara deskriptif. Di samping tabel-tabel analisis juga dilampirkan tabel pokok maupun turunan dari PDRB tahun atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Perlu diketahui bahwa sejak 2015, BPS Pusat maupun Daerah secara serentak telah merilis PDB/PDRB dengan tahun dasar baru 2010 yang mengadopsi konsep SNA2008. Oleh karena itu, series data PDRB tahun dasar 2000 dengan konsep SNA1968 tidak direkomendasikan lagi untuk dijadikan indikator dalam melihat perkembangan ekonomi termasuk di Sulawesi Barat. Di samping itu, telah dilakukan penyesuaian klasifikasi lapangan usaha yang sebelumnya menggunakan KBLI1990 menjadi KBLI2009. Sehingga rincian PDRB menurut lapangan usaha berubah dari sembilan sektor menjadi tujuh belas kategori. Dan kepada semua pihak diucapankan terima kasih atas dukungannya sehingga publikasi ini dapat diterbitkan tepat waktu. Semoga publikasi ini bermanfaat. Mamuju, Juni 2017 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat Suntono, SE, M.Si PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha iii

5 iv PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

6 DAFTAR ISI Kata Pengantar... iii Daftar Isi... v Daftar Tabel... vii Daftar Lampiran... ix Penjelasan Teknis... xi Bab I Penjelasan Umum... 1 Mengenal dan Memahami PDRB... 2 Manfaat Data Produk Domestik Regional Bruto... 3 Mengapa Tahun Dasar Perlu Dirubah... 4 Apa Yang Dimaksud SNA Apa Manfaat Perubahan Tahun Dasar... 5 Apa Implikasi Perubahan Tahun Dasar... 5 Mengapa Tahun 2010 Sebagai Tahun Dasar... 6 Implementasi SNA2008 Dalam PDRB Tahun Dasar Bab II Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengolahan Sampah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha v

7 Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Soaial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya Bab III Tinjauan Ekonomi Sulawesi Barat Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi PDRB Per Kapita Bab IV Pertumbuhan dan Peranan Menurut Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengolahan Sampah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Soaial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya Lampiran vi PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

8 Tabel 1.1 Tabel 1.2 DAFTAR TABEL Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode Penghitungan PDRB... 8 Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2000 dan Tabel 1.3 Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan Tabel 3.1 Struktur Ekonomi Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (Persen), Tabel 3.2 Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat (Persen), Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Per Kapita di Sulawesi Barat, Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian, Kehuatanan dan Perikanan Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Kontribusi Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Menurut Sub Lapangan Usaha Terhadap Perekonomian di Sulawesi Barat (Persen), Perkembanan Nilai Tambah, Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian Terhadap Perekonomian di Sulawesi Barat, Pertumbuhan Lapangan Usaha Industri Pengolahan Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Kontribusi Lapangan Usaha Industri Pengolahan Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Pengadaan Listrik, Gas Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Perkembangan Nilai Tambah, Kontribusi dan Pertumbuhan Lapangan Usaha Pengadaan Air di Sulawesi Barat, PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha vii

9 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Perkembanan Nilai Tambah, Kontribusi dan Pertumbuhan Lapangan Usaha Konstruksi Di Sulawesi Barat, Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi di Sulawesi Barat (Persen), Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Real Estate; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan; dan Jasa lainnya di Sulawesi Barat (Persen), viii PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar Rupiah), Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Miliar Rupiah), Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (Persen), Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Persen), Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (Persen), Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Persen), Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku 2010=100 (Persen), Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (2010=100) (Persen), Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (2010=100), Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (2010=100), PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha ix

11 x PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

12 PENJELASAN TEKNIS 1. Penghitungan statistik neraca nasional yang digunakan di sini mengikuti buku petunjuk yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa yang dikenal sebagai Sistem Neraca Nasional Namun, penerapan statistik neraca nasional tersebut telah disesuaikan dengan kondisi sosial-ekonomi Indonesia. 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (provinsi) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDRB digunakan 2 pendekatan, yaitu produksi dan penggunaan. Keduanya menyajikan komposisi data nilai tambah dirinci menurut sumber kegiatan ekonomi (lapangan usaha) dan menurut komponen penggunaannya. PDRB dari sisi lapangan usaha merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh lapangan usaha atas berbagai aktivitas produksinya. Sedangkan dari sisi penggunaan menjelaskan tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut. 3. Penyajian PDRB menurut lapangan usaha dirinci menurut total nilai tambah dari seluruh lapangan usaha yang mencakup kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Konstruksi; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estat; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa lainnya. 4. Produk Domestik Regional Bruto baik agregat maupun turunannya disajikan dalam 2 (dua) versi penilaian, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Disebut sebagai harga berlaku karena seluruh agregat dinilai dengan menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan agregat atas dasar harga konstan penilaiannya didasarkan kepada harga PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha xi

13 satu tahun dasar tertentu. Dalam ini ini digunakan harga tahun 2010 sebagai tahun dasar penilaian. 5. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto diperoleh dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan. Laju pertumbuhan tersebut dihitung dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke-n terhadap nilai pada tahun ke n-1 (tahun sebelumnya), dibagi dengan nilai pada tahun ke n-1, kemudian dikalikan dengan 100 persen. Laju pertumbuhan menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dari satu waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya. 6. Output adalah nilai dari seluruh produk yang dihasilkan oleh lapangan usaha dengan memanfaatkan faktor produksi yang tersedia di suatu wilayah (negara, provinsi, dan sebagainya) dalam suatu periode waktu tertentu (umumnya satu tahun), tanpa memperhatikan asal-usul pelaku produksinya. 7. Upah/gaji adalah nilai tambah yang dibayarkan sebagai balas jasa atas penggunaan faktor produksi tenaga kerja (termasuk di dalamnya imputasi upah dan gaji). 8. Harga Berlaku adalah penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tahun sedang berjalan. 9. Harga konstan adalah penilaian yang dilakukan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tetap di satu tahun dasar. 10. Tahun Dasar adalah tahun terpilih sebagai referensi statistik, yang digunakan sebagai dasar penghitungan tahun-tahun lain. Dengan tahun dasar tersebut dapat digambarkan seri data dengan indikator rinci mengenai perubahan/pergerakan yang terjadi. xii PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

14 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha xiii

15

16 BAB I. PENJELASAN UMUM Dalam perencanaan pembangunan ekonomi suatu wilayah sangat membutuhkan bermacam data statistik sebagai dasar berpijak untuk menentukan strategi kebijakan, agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan kebijakan yang telah diambil pada masa-masa lalu perlu dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya. Ketersediaan data statistik sangat diperlukan untuk mendapatkan capaian keberhasilan sebuah kebijakan pada masa yang lalu. Demikian juga halnya, pentingnya data sebagai pijakan yang mendasar dalam menentukan sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Salah satu data statistik yang dimaksud adalah produk domestik regional bruto (PDRB) beserta turunannya. Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Berbagai upaya yang terus dijalankan adalah memperluas lapangan kerja, mengurangi kesenjangan distribusi pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mendorong pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat meningkat, disertai dengan tingkat pemerataan yang ideal. Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu disajikan statistik Pendapatan Nasional/Regional secara berkala. Namun, karena pendapatan masyarakat belum dapat dihitung sampai ke level regional maka satu-satunya data yang relevan adalah data PDRB. Dengan demikian data PDRB sangat relevan digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional atau regional khususnya di bidang ekonomi. Demikian juga halnya, data PDRB sangat relevan digunakan sebagai bahan evaluasi dari hasil PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

17 pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan terutama dalam melihat pertumbuhan wilayah. Mengenai dan Memahami PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu: a. Menurut Pendekatan Produksi PDRB adalah jumlah nilai tambah atas dasar harga dasar atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) ditambah pajak atas produk neto (pajak kurang subisidi atas produk). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 17 kategori lapangan usaha yaitu: (A) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, (B) Pertambangan dan Penggalian, (C) Industri Pengolahan, (D) Pengadaan Listrik dan Gas, (E) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, (F) Konstruksi, (G) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, (H) Transportasi dan Pergudangan, (I) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, (J) Informasi dan Komunikasi, (K) Jasa Keuangan dan Asuransi, (L) Real Estat, (M,N) Jasa Perusahaan, (O) Administrasi Pemerintahan; Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, (P) Jasa Pendidikan, (Q) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, dan (R,S,T,U) Jasa lainnya. Setiap kategori tersebut dirinci lagi menjadi subkategori. b. Menurut Pendekatan Pengeluaran PDRB merupakan penjumlahan dari semua komponen permintaan akhir di suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu (biasanya triwulanan atau 2 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

18 tahunan) yang terdiri dari: (1) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, (2) Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga/LNPRT, (3) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, (4) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, (5) Perubahan Inventori, dan (6) Ekspor Neto (ekspor dikurangi impor). c. Menurut Pendekatan Pendapatan PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya triwulanan atau tahunan). Balas jasa atas faktorfaktor produksi yang dimaksud adalah kompensasi pekerja (upah/gaji), surplus usaha bruto (kewiraswastaan), pendapatan campuran bruto, dan pajak kurang subsidi atas produksi dan impor. Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksi. Namun sampai saat ini baru pendekatan pertama dan kedua dapat dilakukan dan secara total memberikan hasil yang sama baik berlaku maupun konstan. PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Manfaat Data Produk Domestik Regional Bruto Data PDRB adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian regional setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah: PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

19 a. PDRB harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya. b. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap kategori dari tahun ke tahun. c. Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap kategori ekonomi dalam suatu wilayah. Kategori-kategori ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah. d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB. e. PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu wilayah. Mengapa Tahun Dasar PDRB Perlu Diubah? Selama sepuluh tahun terakhir (2000 ke 2010), telah banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional. Sebagai salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional, adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB/PDRB dari tahun 2000 ke Perubahan tahun dasar PDB/PDRB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam System of 4 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

20 National Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT). Perubahan tahun dasar PDB dilakukan secara bersamaan dengan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi untuk menjaga konsistensi hasil penghitungan. Apa yang Dimaksud SNA 2008? SNA 2008 merupakan standar rekomendasi internasional tentang cara mengukur aktivitas ekonomi yang sesuai dengan penghitungan konvensional berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Rekomendasi yang dimaksud dinyatakan dalam sekumpulan konsep, definisi, klasifikasi, dan aturan neraca yang disepakati secara internasional dalam mengukur item tertentu seperti PDRB. SNA dirancang untuk menyediakan informasi tentang aktivitas pelaku ekonomi dalam hal produksi, konsumsi dan akumulasi harta dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan analisis, pengambilan keputusan, dan pembuatan kebijakan. Dengan menggunakan Kerangka SNA, fenomena ekonomi dapat dengan lebih baik dijelaskan dan dipahami. Apa Manfaat Perubahan Tahun Dasar? Manfaat perubahan tahun dasar PDRB antara lain : Menginformasikan perekonomian regional yang terkini seperti pergeseran struktur dan pertumbuhan ekonomi; Meningkatkan kualitas data PDRB; Menjadikan data PDRB dapat diperbandingkan secara internasional. Apa Implikasi Perubahan Tahun Dasar? Pergeseran harga tahun dasar akan memberikan beberapa dampak antara lain: PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

21 Meningkatkan nominal PDRB, yang pada gilirannya akan berdampak pada pergeseran kelompok pendapatan suatu daerah dari pendapatan rendah, menjadi menengah, atau tinggi dan pergeseran struktur perekonomian; Akan merubah besaran indikator makro seperti rasio pajak, rasio hutang, rasio investasi dan saving, nilai neraca berjalan, struktur dan pertumbuhan ekonomi; Akan menyebabkan perubahan pada input data untuk modeling dan forecasting. Mengapa Tahun 2010 sebagai tahun dasar? Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan perubahan tahun dasar secara berkala sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada tahun 1960, 1973, 1983, 1993, dan Tahun 2010 dipilih sebagai tahun dasar baru menggantikan tahun dasar 2000 karena beberapa alasan berikut: Perekonomian Indonesia tahun 2010 relatif stabil; Telah terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10 (sepuluh) tahun terakhir terutama dibidang informasi dan teknologi serta transportasi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan munculnya produk-produk baru; Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar dilakukan setiap 5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun 1 ; Adanya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan, sumber data dan metodologi sesuai rekomendasi dalam SNA 2008; Tersedianya sumber data baru untuk perbaikan PDRB seperti data Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) dan Indeks harga produsen (Producers Price Index /PPI); 1 SNA1993, para 16.76: constant price series should not be allowed to run for more than five, or at the most, ten years without rebasing 6 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

22 Tersedianya kerangka kerja SUT yang menggambarkan keseimbangan aliran produksi dan konsumsi (barang dan jasa) dan penciptaan pendapatan dari aktivitas produksi tersebut. Implementasi SNA 2008 dalam PDRB tahun dasar 2010 Terdapat 118 revisi di SNA 2008 dari SNA sebelumnya dan 44 di antaranya merupakan revisi utama. Beberapa revisi yang diadopsi dalam penghitungan PDRB tahun dasar 2010 di antaranya: Konsep dan Cakupan: Perlakuan Work-in Progress (WIP) pada Cultivated Biological Resources (CBR): Merupakan penyertaan pertumbuhan aset alam hasil budidaya manusia yang belum di panen sebagai bagian dari output lapangan usaha yang bersangkutan seperti: nilai tegakan padi yang belum di panen, nilai sapi perah yang belum menghasilkan, nilai pohon kelapa sawit atau karet yang belum berbuah/dipanen. Metodologi : Perbaikan metode penghitungan output bank dari Imputed Bank Services Charge (IBSC) menjadi Financial Intermediation Services Indirectly Measured (FISIM). Valuasi : Nilai tambah lapangan usaha dinilai dengan Harga Dasar (Basic Price). Merupakan harga keekonomian barang dan jasa ditingkat produsen sebelum adanya intervensi pemerintah seperti pajak dan subsidi atas produk. Valuasi ini hanya untuk penghitungan PDB, sedangkan PDRB menggunakan harga produsen. Klasifikasi : Klasifikasi yang digunakan berdasarkan Internasional Standard Classification (ISIC rev.4) dan Central Product Classification (CPC rev.2). BPS mengadopsi kedua klasifikasi tersebut sebagai Klasifikasi Baku PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

23 Lapangan Usaha Indonesia 2009 (KBLI 2009) dan Klasifikasi Baku Komoditi Indonesia 2010 (KBKI 2010). Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode dari SNA sebelumnya dan SNA 2008 antara lain dijelaskan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode Perhitungan PDRB Variabel Konsep Lama Konsep Baru 1. Output pertanian Hanya mencakup output pada saat panen Output saat panen ditambah nilai hewan dan tumbuhan yang belum menghasilkan 2. Metode penghitungan output bank komersial. Menggunakan metode Imputed Bank Services Charge (IBSC). 3. Valuasi Harga Produsen: Harga Dasar: 4. Biaya eksplorasi mineral dan pembuatan produk original Dicatat sebagai konsumsi antara Menggunakan metode Financial Intermediary Services Indirectly Measured (FISIM) Dicatat sebagai output dan dikapitalisasi sebagai PMTB Perubahan Klasifikasi dari PDRB Tahun Dasar 2000 ke PDRB Tahun Dasar 2010 Klasifikasi PDRB menurut lapangan usaha tahun dasar 2000 (2000=100) menggunakan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia 1990 (KLUI 1990) sedangkan pada PDRB tahun dasar 2010 (2010=100) menggunakan KBLI2009. Perbandingan keduanya pada tingkat paling agregat dapat dilihat pada tabel berikut : 8 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

24 Tabel 1.2 Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2000 dan 2010 PDRB Tahun Dasar 2000 PDRB Tahun Dasar Pertanian, Peternakan, Kehutanan A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dan Perikanan B. Pertambangan dan Penggalian 2. Pertambangan dan Penggalian C. Industri Pengolahan 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Real estat, dan jasa perusahaan 9. Jasa-jasa D. Pengadaan Listrik dan Gas E. Pengadaan Air F. Konstruksi G. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor H. Transportasi dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Jasa Keuangan L. Real Estat M,N. Jasa Perusahaan O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P. Jasa Pendidikan Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U. Jasa Lainnya PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

25 Sementara klasifikasi PDRB menurut pengeluaran tahun dasar 2010 secara garis besar tidak banyak mengalami perubahan seperti tabel berikut : Tabel 1.3 Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan 2010 PDRB Tahun Dasar 2000 PDRB Tahun Dasar Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4. Perubahan Inventori 5. Perubahan Inventori 5. Ekspor 6. Ekspor 6. Impor 7. Impor 10 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

26 BAB II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN Uraian lapangan usaha yang secara garis besarnya terdiri dari 17 lapangan usaha (dari lapangan usaha A lapangan usaha gabungan R,S,T,U) disajikan dalam bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masingmasing kategori dan subkategori lapangan usaha, cara-cara perhitungan nilai tambah bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010, serta sumber datanya. A. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Lapangan usaha ini mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari alam dan merupakan benda-benda atau barang-barang biologis (hidup) yang hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri atau untuk dijual kepada pihak lain. Pengusahaan ini termasuk kegiatan yang tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri (subsisten) seperti pada kegiatan usaha tanaman pangan. 1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian. Golongan pokok ini mencakup pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, serta jasa pertanian dan perburuan hewan yang ditujukan untuk dijual. a. Tanaman Pangan Meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas bahan pangan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili, dll), serta tanaman serelia lainnya (sorgum/cantel, jawawut, jelai, gandum, dll). PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

27 Keseluruhan komoditas di atas masuk ke dalam golongan tanaman semusim, dengan wujud produksi pada saat panen atau wujud produksi baku lainnya yang masih termasuk dalam lingkup kategori pertanian. Contoh wujud produksi pada komoditas pertanian tanaman pangan antara lain: padi dalam wujud gabah kering giling (GKG), jagung dalam wujud pipilan kering, dan ubi kayu dalam wujud umbi basah. b. Tanaman Hortikultura Sub lapanga usaha tanaman hortikultura terdiri dari tanaman hortikultura semusim dan tanaman hortikultura tahunan. Tanaman hortikultura semusim meliputi tanaman hortikultura yang umumnya berumur pendek (kurang dari satu tahun) dan panennya dilakukan satu atau beberapa kali masa panen untuk satu kali penanaman. Sedangkan tanaman hortikultura tahunan meliputi tanaman hortikultura yang umumnya berumur lebih dari satu tahun dan dan pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali masa panen untuk satu kali penanaman. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman hortikultura meliputi kelompok komoditi sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias. c. Tanaman Perkebunan Sub lapangan usaha Tanaman Perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan tanaman perkebunan tahunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan (negara maupun swasta). Cakupan usaha perkebunan mulai dari pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan yang menjadi satu kesatuan kegiatan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman perkebunan diantaranya adalah tebu, tembakau, nilam, jarak, wijen, tanaman berserat (kapas, rosela, rami, yute, agave, abaca, kenaf, dan-lain- 12 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

28 lain), kelapa, kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh, jambu mete, dan sebagainya. d. Peternakan Sub lapangan usaha Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Subkategori ini juga mencakup pembudidayaan ternak maupun unggas yang menghasilkan produk berulang, misalnya untuk menghasilkan susu dan telur. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan peternakan adalah sapi potong, kerbau, kambing, domba, babi, kuda, ayam bukan ras (buras), ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik manila, itik, telur ayam ras, telur ayam bukan ras, telur itik, susu segar, dan sebagainya. e. Jasa Pertanian dan Perburuan Kegiatan jasa pertanian dan perburuan meliputi kegiatan jasa pertanian, perburuan dan penangkapan satwa liar, serta penangkaran satwa liar. Kegiatan jasa pertanian adalah kegiatan yang dilakukan baik oleh perorangan maupun badan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak yang khusus yang diberikan untuk menunjang kegiatan pertanian (tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, dan peternakan). Dicakup juga dalam kegiatan jasa pertanian adalah penyewaan alat pertanian/hewan bersama operatornya dan risiko kegiatan jasa tersebut ditanggung oleh yang memberikan jasa. Kegiatan perburuan dan penangkapan satwa liar mencakup usaha perburuan dan penangkapan satwa liar dalam rangka pengendalian populasi dan pelestarian. Termasuk usaha pengawetan dan penyamakan kulit dari furskin, reptil, dan kulit unggas hasil perburuan dan penangkapan. Termasuk PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

29 perburuan dan penangkapan binatang dengan perangkap untuk umum, penangkapan binatang (mati atau hidup) untuk makanan, bulu, kulit atau untuk penelitian, untuk ditempatkan dalam kebun binatang atau sebagai hewan peliharaan, produksi kulit bulu binatang, reptil atau kulit burung dari kegiatan perburuan atau penangkapan. Sedangkan kegiatan penangkaran satwa liar mencakup usaha penangkaran, pembesaran, penelitian untuk pelestarian satwa liar, baik satwa liar darat dan satwa liar laut seperti mamalia laut, misalnya duyung, singa laut dan anjing laut. 2. Kehutanan dan Penebangan Kayu Sub lapangan usaha ini meliputi kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan, getah-getahan, dan akar-akaran, termasuk di sini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan berdasarkan sistem balas jasa/kontrak. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan kehutanan meliputi kayu gelondongan (baik yang berasal dari hutan rimba maupun hutan budidaya), kayu bakar, rotan, bambu, dan hasil hutan lainnya. Dicakup juga dalam kegiatan kehutanan ini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, termasuk kegiatan reboisasi hutan yang dilakukan atas dasar kontrak. 3. Perikanan Sub lapangan usaha ini meliputi semua kegiatan penangkapan, pembenihan, dan budidaya segala jenis ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air tawar, air payau maupun di laut. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan perikanan meliputi segala jenis ikan, crustacea, mollusca, rumput laut, dan biota air lainnya yang diperoleh dari penangkapan (di laut dan perairan umum) dan budidaya (laut, tambak, karamba, jaring apung, kolam, dan sawah). Dicakup juga dalam kegiatan perikanan ini adalah jasa yang menunjang kegiatan perikanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak. 14 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

30 Metode Penghitungan Output dan Nilai Tambah Pendekatan yang digunakan dalam memperkirakan nilai tambah lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan adalah melalui pendekatan produksi. Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan ketersediaan data produksi dan harga untuk masing-masing komoditi pertanian. Menurut sifatnya, output dibedakan atas dua jenis, yaitu output utama dan output ikutan. Disamping itu, komoditi lainnya yang belum dicakup diperkirakan melalui besaran persentase pelengkap yang diperoleh dari berbagai survei khusus. Penghitungan output pada lapangan usaha ini tidak hanya mencakup output utama dan ikutan pada saat penen tetapi juga ditambahkan output yang diadopsi dari implementasi SNA Untuk kegiatan yang menghasilkan komoditas yang dapat diambil hasilnya berulang kali, outputnya juga mencakup biaya perawatan yang dikeluarkan selama periode tertentu yang dinamakan dengan Cultivated Biological Resurces (CBR). Sedangkan untuk kegiatan yang menghasilkan komoditas semusim atau yang diambil hasilnya hanya sekali, outputnya juga mencakup biaya yang dikeluarkan untuk tanaman yang belum dipanen (standing crops) di akhir periode dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk tanaman yang belum dipanen (standing crops) di awal periode yang disebut sebagai Work-in- Progress (WIP). Sehingga total output pada lapangan usaha ini merupakan penjumlahan dari nilai output utama, output ikutan, dan CBR atau WIP dari seluruh komoditas ditambah dengan nilai pelengkapnya. Nilai tambah bruto suatu sub lapanga usaha diperoleh dari penjumlahan NTB tiap-tiap kegiatan usaha yang menghasilkan komoditas tertentu. NTB ini didapat dari pengurangan nilai output atas harga dasar dengan seluruh pengeluaran konsumsi antara (intermediate consumption). PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

31 Estimasi NTB atas dasar harga konstan 2010 menggunakan metode revaluasi, yaitu mengalikan produksi di tahun berjalan dengan harga pada tahun dasar (tahun 2010) untuk mengestimasi output konstan tahun berjalan. B. Pertambangan dan Penggalian Seluruh jenis komoditi yang dicakup dalam lapangan usaha pertambangan dan penggalian, dikelompokkan dalam empat golongan pokok, yaitu: pertambangan minyak dan gas bumi (migas), pertambangan batubara dan lignit, pertambangan bijih logam serta pertambangan dan penggalian lainnya. 1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi Sub lapangan usaha Pertambangan migas dan panas bumi meliputi kegiatan produksi minyak bumi mentah, pertambangan dan pengambilan minyak dari serpihan minyak dan pasir minyak dan produksi gas alam serta pencarian cairan hidrokarbon. Golongan pokok ini juga mencakup kegiatan operasi dan/atau pengembangan lokasi penambangan minyak, gas alam, dan panas bumi. Pendekatan penghitungan yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masingmasing periode penghitungan. Sedangkan NTB atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi. 2. Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Batubara mencakup usaha operasi penambangan, pengeboran berbagai kualitas batubara seperti antrasit, bituminous dan subbituminous baik pertambangan di permukaan tanah atau bawah tanah, termasuk pertambangan dengan cara pencarian (liquefaction). Operasi 16 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

32 pertambangan tersebut meliputi penggalian, penghancuran, pencucian, penyarinagan dan pencampuran serta pemadatan meningkatkan kualitas atau memudahkan pengangkutan dan penyimpanan/penampungan. Termasuk pencarian batubara dari kumpulan tepung bara. Pertambangan lignit mencakup penambangan di permukaan tanah termasuk penambangan dengan metode pencairan dan kegiatan lain untuk meningkatkan kualitas dan memudahkan pengangkutan dan penyimpanan. 3. Pertambangan Bijih Logam Sub lapangan usaha ini mencakup pertambangan dan pengolahan bijih logam yang tidak mengandung besi, seperti bijih thorium dan uranium, aluminium, tembaga, timah, seng, timah hitam, mangan, krom, nikel kobalt dan lain. Termasuk bijih logam mulia lainnya. Kelompok bijih logam mulia lainya mencakup pembersihan dan pemurnian yang tidak dapat dipisahkan secara administratif dari usaha pertambangan bijih logam lainnya. Beberapa jenis produknya, antara lain: pertambangan pasir besi dan bijih besi dan peningkatan mutu dan proses aglomerasi bijih besi, pertambangan dan pengolahan bijih logam yang tidak mengandung besi, seperti bijih thorium dan uranium, alumunium (bauksit), tembaga, timah, seng, timah hitam, mangaan, krom, nikel kobalt dan lain-lain; serta pertambangan bijih logam mulia, seperti emas, platina, perak dan logam mulia lainnya. 4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya Sub lapangan usaha ini mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi. Hasil dari kegiatan ini adalah batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu karang, batu marmer, pasir untuk bahan bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan komoditi penggalian selain tersebut di atas. Termasuk dalam sub lapangan usaha ini adalah PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

33 komoditi garam hasil penggalian. Output dan produksi barang-barang galian terdapat pada publikasi Statistik penggalian tahunan. Sementara itu PDRB triwulan di estimasi menggunakan data produksi bahan galian dari survei khusus yang dilakukan Direktorat Neraca Produksi. C. Industri Pengolahan Lapangan usaha industri pengolahan meliputi kegiatan ekonomi di bidang perubahan secara kimia atau fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk baru. Bahan baku industri pengolahan berasal dari produk pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan atau penggalian seperti produk dari kegiatan industri pengolahan lainnya perubahan, pembaharuan atau rekonstruksi yang pokok dari barang secara umum diperlakukan sebagai industri pengolahan. Unit industri pengolahan digambarkan sebagai pabrik, mesin atau peralatan yang khusus digerakkan dengan mesin dan tangan. Termasuk kategori industri pengolahan adalah perubahan bahan menjadi produk baru dengan menggunakan tangan, kegiatan maklon atau kegiatan penjualan produk yang dibuat di tempat yang sama dimana produk tersebut dijual dan unit yang melakukan pengolahan bahan-bahan dari pihak lain atas dasar kontrak. 1. Industri Pengolahan Batubara dan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi Mencakup kegiatan perubahan minyak, gas bumi dan batubara menjadi produk yang bermanfaat seperti: pengilangan minyak dan gas bumi, di mana meliputi pemisahan minyak bumi menjadi produk komponen melalui teknis seperti pemecahan dan penyulingan. Produk khas yang dihasilkan: kokas, butane, propane, petrol, gas hidrokarbon dan metan, gasoline, minyak tanah, gas etane, propane dan butane sebagai produk penyulingan minyak. Termasuk disini adalah pengoperasian tungku batubara, produksi batubara dan semi batubara, gas batubara, ter, lignit dan kokas. KBLI 2009: kode PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

34 2. Industri Makanan dan Minuman Industri makanan dan minuman merupakan gabungan dari dua golongan pokok, yaitu industri makanan dan industri minuman. Industri makanan mencakup pengolahan produk pertanian, perkebunan dan perikanan menjadi makanan dan juga mencakup produk setengah jadi yang tidak secara langsung menjadi produk makanan. Industri minuman mencakup pembuatan minuman baik minuman beralkohol maupun tidak beralkohol, air minum mineral, bir dan anggur. dan pembuatan minuman beralkohol yang disuling. Kegiatan ini tidak mencakup pembuatan jus buah-buahan dan sayur-sayuran, minuman dengan bahan baku susu, dan pembuatan produk teh, kopi dan produk the dengan kadar kafein yang tinggi. KBLI 2009: kode 10 dan Industri Pengolahan Tembakau Pengolahan tembakau atau produk pengganti tembakau, rokok, cerutu, cangklong, snuff, chewing dan pemotongan serta pengeringan tembakau tetapi tidak mencakup penanaman atau pengolahan awal tembakau. Beberapa produk yang dihasilkan rokok dan cerutu, tembakau pipa, tembakau sedot (snuff), rokok kretek, rokok putih dan lain-lain. KBLI 2009: kode Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Sub lapangan usaha ini merupakan gabungan dari dua golongan pokok yaitu Industri Tekstil dan Industri Pakaian Jadi. Industri tekstil mencakup pengolahan, pemintalan, penenunan dan penyelesaian tekstil dan bahan pakaian, pembuatan barang-barang tekstil bukan pakaian (seperti: sprei, taplak meja, gordein, selimut, permadani, tali temali, dan lain-lain). Industri pakaian jadi mencakup semua pekerjaan menjahit dari semua bahan dan semua jenis pakaian dan aksesoris, tidak ada perbedaan dalam pembuatan antara baju PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

35 anak-anak dan orang dewasa, atau pakaian tradisional dan modern. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan industri bulu binatang (pakaian dari bulu binatang dan kulit yang berbulu). Contoh produk yang dihasilkan: kain tenun ikat, benang, kain, batik, rajutan, pakaian jadi, pakaian sesuai pesanan, dan lain-lain. KBLI 2009: kode 13 dan Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki Sub lapangan usaha ini mencakup pengolahan dan pencelupan kulit berbulu dan proses perubahan dari kulit jangat menjadi kulit dengan proses penyamakan atau proses pengawetan dan pengeringan serta pengolahan kulit menjadi produk yang siap pakai, pembuatan koper, tas tangan dan sejenisnya, pakaian kuda dan peralatan kuda yang terbuat dari kulit, dan pembuatan alas kaki. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan produk sejenisnya dari bahan lain (kulit imitasi atau kulit tiruan), seperti alas kaki dari bahan karet, koper dari tekstil, dan lain-lain. KBLI 2009: kode Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, dan Barang Anyaman Sub lapangan usaha ini mencakup pembuatan barang-barang dari kayu. Kebanyakan digunakan untuk konstruksi dan juga mencakup berbagai proses pengerjaan dari penggergajian sampai pembentukan dan perakitan barang-barang dari kayu, dan dari perakitan sampai produk jadi seperti kontainer kayu. Terkecuali penggergajian, golongan pokok ini terbagi lagi sebagian besar didasarkan pada produk spesifik yang dihasilkan. Golongan pokok ini tidak mencakup pembuatan mebeler, atau perakitan/pemasangan perabot kayu dan sejenisnya. Contohnya: pemotongan kayu gelondongan menjadi balok, kaso, papan, pengolahan rotan, kayu lapis, barang-barang bangunan dari kayu, kerajinan dari kayu, alat dapur dari kayu, rotan dan bambu. KBLI 2009: kode PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

36 7. Industri Kertas & Barang dari Kertas, Percetakan, dan Reproduksi Media Rekam Sub lapangan usaha ini merupakan gabungan dari dua golongan pokok yaitu Industri Kertas dan Barang dari Kertas, dan Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman. Industri Kertas dan Barang dari Kertas mencakup pembuatan bubur kayu, kertas, dan produk kertas olahan Pembuatan dari produk-produk tersebut merupakan satu rangkaian dengan tiga kegiatan utama. Kegiatan pertama pembuatan bubur kertas, lalu yang kedua pembuatan kertas yang menjadi lembaran-lembaran dan yang ketiga barang dari kertas dengan berbagai tehnik pemotongan dan pembentukan, termasuk kegiatan pelapisan dan laminasi. Barang kertas dapat merupakan barang cetakan selagi pencetakan bukanlah merupakan hal yang utama. Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman mencakup pencetakan barangbarang dan kegiatan pendukung yang berkaitan dan tidak terpisahkan dengan Industri Pencetakan; proses pencetakan termasuk bermacam-macam metode/cara untuk memindahkan suatu image dari piringan atau layar monitor ke suatu media melalui/dengan berbagai teknologi pencetakan. KBLI 2009: kode 17 dan Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisonal Sub lapangan usaha ini terdiri dari dua industri yaitu industri kimia dan industri farmasi dan obat tradisional. Industri kimia mencakup perubahan bahan organik dan non organik mentah dengan proses kimia dan pembentukan produk. Ciri produk kimia dasar yaitu yang membentuk kelompok industri pertama dari hasil produk antara dan produk akhir yang dihasilkan melalui pengolahan lebih lanjut dari kimia dasar yang merupakan kelompok-kelompok industri lainnya. Industri farmasi dan obat tradisional mencakup pembuatan produk farmasi dasar dan preparat farmasi. Golongan PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

37 ini mencakup antara lain preparat darah, obat-obatan jadi, preparat diagnostik, preparat medis, obat tradisional atau jamu dan produk botanikal untuk keperluan farmasi. KBLI 2009: kode 20 dan Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik Sub lapangan usaha ini mencakup pembuatan barang plastik dan karet dengan penggunaan bahan baku karet dan plastik dalam proses pembuatannya. Misalnya; pembuatan karet alam, pembuatan ban karet untuk semua jenis kendaraan dan peralatan, pengolahan dasar plastik atau daur ulang. Namun demikian tidak berarti bahwa semua barang dari bahan baku karet dan plastik termasuk di golongan ini, misalnya industri alas kaki dari karet, industri lem, industri matras, industri permainan dari karet, termasuk kolam renang mainan anak-anak. KBLI 2009: kode Industri Barang Galian Bukan Logam Kegiatan ini mencakup pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang berhubungan dengan unsur tunggal suatu mineral murni, seperti gelas dan produk gelas, produk keramik dan tanah liat bakar, semen dan plester. Industri pemotongan dan pengasahan batu serta pengolahan produk mineral lainnya juga termasuk disini. KBLI 2009: kode Industri Logam Dasar Sub lapangan usaha ini mencakup kegiatan peleburan dan penyulingan baik logam yang mengandung besi maupun tidak dari bijih, potongan atau bungkahan dengan menggunakan bermacam teknik metalurgi. Contoh produk: industri besi dan baja dasar, penggilingan baja, pipa, sambungan pipa dari baja, logam mulia, logam dasar bukan besi dan lain-lain. KBLI 2009 : kode PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

38 12. Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik Sub lapangan usaha ini mencakup pembuatan produk logam "murni" (seperti suku cadang, container/wadah dan struktur), pada umumnya mempunyai fungsi statis atau tidak bergerak, pembuatan perlengkapan senjata dan amunisi, pembuatan komputer, perlengkapan komputer, peralatan komunikasi, dan barang-barang elektronik sejenis, termasuk pembuatan komponennya, pembuatan produk yang membangkitkan, mendistribusikan dan menggunakan tenaga listrik. KBLI 2009: kode 25, 26 dan Industri Mesin dan Perlengkapan Kegiatan yang tercakup dalam sub lapangan usaha pokok industri mesin dan perlengkapan adalah pembuatan mesin dan peralatan yang dapat bekerja bebas baik secara mekanik atau yang berhubungan dengan pengolahan bahan-bahan, termasuk komponen mekaniknya. yang menghasilkan dan menggunakan tenaga dan komponen utama yang dihasilkan secara khusus. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan mesin untuk keperluan khusus untuk angkutan penumpang atau barang dalam dasar pembatasan, peralatan tangan, peralatan tetap atau bergerak tanpa memperhatikan apakah peralatan tersebut dibuat untuk keperluan industri, pekerjaan sipil, dan bangunan, pertanian dan rumah tangga. KBLI 2009: kode Industri Alat Angkutan Sub lapangan usaha ini mencakup Industri kendaraan bermotor dan semi trailer serta Industri alat angkutan lainnya. Cakupan dari golongan ini adalah pembuatan kendaraan bermotor untuk angkutan penumpang atau barang, alat angkutan lain seperti pembuatan kapal dan perahu, lori/gerbong PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

39 kereta api dan lokomotif, pesawat udara dan pesawat angkasa. Golongan ini juga mencakup pembuatan berbagai suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor, termasuk pembuatan trailer atau semi-trailer. KBLI 2009 : kode 29 dan Industri Furnitur Industri furnitur mencakup pembuatan mebeller dan produk yang berkaitan yang terbuat dari berbagai bahan kecuali batu, semen dan keramik. Pengolahan pembuatan mebeller adalah metode standar, yaitu pembentukan bahan dan perakitan komponen, termasuk pemotongan, pencetakan dan pelapisan. Perancangan produk baik untuk estetika dan kualitas fungsi adalah aspek yang penting dalam proses produksi. Pembuatan mebeller cenderung menjadi kegiatan yang khusus. KBLI 2009: kode Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan Peralatan Sub lapangan usaha ini mencakup pembuatan berbagai macam barang yang belum dicakup di tempat lain dalam klasifikasi ini. Sub lapangan usaha ini merupakan gabungan dari industri pengolahan lainnya dan jasa reparasi serta pemasangan mesin dan peralatan. Golongan pokok ini bersifat residual, proses produksi, bahan input dan penggunaan barang-barang yang dihasilkan dapat berubah-ubah secara luas dan ukuran umum. Sub lapangan usaha ini tidak mencakup pembersihan mesin industri, perbaikan dan pemeliharaan peralatan komputer dan komunikasi serta perbaikan dan pemeliharaan barang-barang rumah tangga. Tetapi mencakup perbaikan dan pemeliharaan mesin dan peralatan khusus barang-barang yang dihasilkan oleh lapangan usaha industri pengolahan dengan tujuan untuk pemulihan mesin, peralatan dan produk lainnya. KBLI 2009: kode 32 dan PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

40 Pendekatan penghitungan untuk kegiatan industri pengolahan migas menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku adalah merupakan perkalian antara produksi dengan harga untuk masing-masing tahun, sedangkan output atas dasar harga konstan digunakan cara revaluasi, yaitu produksi pada masing-masing tahun dikalikan dengan harga pada tahun dasar NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari selisisih antara output atas dasar harga berlaku dengan konsumsi antara untuk masing-masing tahun, sedangkan untuk NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari selisih output atas dasar harga konstan dengan konsumsi antara atas dasar harga konstan. Pendekatan estimasi untuk industri batubara sampai dengan industri pengolahan lainnya, jasa reparasi, dan pemasangan mesin dan peralatan menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga konstan menggunakan pendekatan ekstrapolasi yaitu perkalian antara output tahun dasar dengan indeks produksi untuk masing-masing tahun, sedangkan output atas dasar harga berlaku dihitung dari output atas dasar harga konstan dikalikan indeks harga pada masing-masing tahun NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari selisih antara output atas dasar harga berlaku dengan konsumsi antara untuk masing-masing tahun, sedangkan untuk NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari output atas dasar harga konstan dikurangi dengan konsumsi antara atas dasar harga konstan Dalam penghitungan NTB Industri pengolahan sub kategori ini, tabel SUT 2010 menjadi acuan sebagai tahun dasar D. Pengadaan Listrik dan Gas Lapangan usaha D mencakup kegiatan pengadaan tenaga listrik, gas alam dan buatan, uap panas, air panas, udara dingin dan produksi es dan sejenisnya melalui jaringan, saluran, atau pipa infrastruktur permanen. Dimensi jaringan/infrastruktur tidak dapat ditentukan dengan pasti, termasuk PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

41 kegiatan pendistribusian listrik, gas, uap panas dan air panas serta pendinginan udara dan air untuk tujuan produksi es. Produksi es untuk kebutuhan makanan/minuman dan tujuan non makanan. Kategori ini juga mencakup pengoperasian mesin dan gas yang menghasilkan, mengontrol dan menyalurkan tenaga listrik atau gas. Juga mencakup pengadaan uap panas dan AC. 1. Ketenagalistrikan Sub lapangan usaha ini mencakup pembangkitan, pengiriman dan penyaluran tenaga listrik kepada konsumen, baik yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) maupun oleh perusahaan swasta (non- PLN), seperti pembangkitan listrik oleh perusahaan milik pemerintah daerah, dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun perusahaan) dengan tujuan untuk dijual. Listrik yang dibangkitkan atau diproduksi meliputi listrik yang dijual, dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan distribusi, dan listrik yang dicuri. Metode penghitungan dengan menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga dasar per unit produksi pada masingmasing tahun. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-masing tahun dengan harga dasar per unit produksi pada tahun Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas dasar harga berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan mengalikan output pada masing-masing tahun dengan rasio NTB. 2. Pengadaan Gas dan Produksi Es Sub lapangan usaha ini menghasilkan gas alam, gas buatan, uap/air panas, udara dingin dan produksi es. Sub lapangan usaha ini mencakup 26 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

42 pembuatan gas dan pendistribusian gas alam atau gas buatan ke konsumen melalui suatu sistem saluran pipa, dan kegiatan penjualan gas. Sub lapangan usaha ini juga mencakup penyediaan gas melalui berbagai proses, pengangkutan, pendistribusian dan penyediaan semua jenis bahan bakar gas, penjualan gas kepada konsumen melalui saluran pipa. Termasuk penyaluran, distribusi dan pengadaan semua jenis bahan bakar gas melalui sistim saluran, perdagangan gas kepada konsumen melalui saluran, kegiatan agen gas yang mengurus perdagangan gas melalui sistim distribusi gas yang dioperasikan oleh pihak lain dan pengoperasian pengubahan komoditas dan kapasitas pengangkutan bahan bakar gas. Kegiatan pengadaan uap/air panas, udara dingin dan produksi es mencakup kegiatan produksi, pengumpulan dan pendistribusian uap dan air panas untuk pemanas, energi dan tujuan lain, produksi dan distribusi pendinginan udara, pendinginan air untuk tujuan pendinginan dan produksi es, termasuk es untuk kebutuhan makanan/minuman dan tujuan non makanan. Metode Penghitungan dan Sumber Data Metode penghitungan yang digunakan untuk seri 2010 dengan menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-masing tahun dengan harga per unit produksi pada tahun Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas dasar harga berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan mengalikan output pada masing-masing tahun dengan rasio NTB. PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

43 E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang Lapangan usaha ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha yang berhubungan dengan pengelolaan berbagai bentuk limbah/sampah, seperti limbah/sampah padat atau bukan baik rumah tangga ataupun industri, yang dapat mencemari lingkungan. Hasil dari proses pengelolaan limbah sampah atau kotoran ini dibuang atau menjadi input dalam proses produksi lainnya. Kegiatan pengadaan air termasuk lapangan usaha ini, karena kegiatan ini sering kali dilakukan dalam hubungannya dengan atau oleh unit yang terlibat dalam pengelolaan limbah/kotoran. Metode Penghitungan dan Sumber Data Metode penghitungan nilai tambah bruto untuk pengadaan air tahun dasar 2010 sama dengan seri 2000 dengan pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun. Dan untuk data harga yang tidak tersedia pada tahun terakhir diperkirakan dengan kenaikan laju IHK komponen bahan bakar, penerangan dan air bersih. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masingmasing tahun dengan harga per unit produksi pada tahun Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas dasar harga berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan mengalikan output pada masing-masing tahun dengan rasio NTB. Penghitungan pengelolaan sampah/limbah dengan pendekatan pendapatan. Dalam lembar kerja pengelolaan, pembuangan dan pembersihan sampah dilakukan oleh Pemerintah dan swasta. Kegiatan yang dilakukan pemerintah menggunakan APBN/APBD. 28 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

44 F. Konstruksi Lapangan usaha Konstruksi adalah kegiatan usaha di bidang konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan gedung dan bangunan sipil. baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek dan juga konstruksi yang bersifat sementara. Kegiatan konstruksi dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu yang melakukan kegiatan konstruksi untuk dipakai sendiri. Hasil kegiatan konstruksi antara lain: Konstruksi gedung tempat tinggal; Konstruksi gedung bukan tempat tinggal; Konstruksi bangunan sipil, misal: jalan, tol, jembatan, landasan pesawat terbang, jalan rel dan jembatan kereta api, terowongan, bendungan, waduk, menara air, jaringan irigasi, drainase, sanitasi, tanggul pengendali banjir, terminal, stasiun, parkir, dermaga, pergudangan, pelabuhan, bandara, dan sejenisnya; Konstruksi bangunan elektrik dan telekomunikasi: pembangkit tenaga listrik; transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi, dan sebagainya; Instalasi gedung dan bangunan sipil: instalasi listrik termasuk alat pendingin dan pemanas ruangan, instalasi gas, instalasi air bersih dan air limbah serta saluran drainase, dan sejenisnya; Pengerukan: meliputi pengerukan sungai, rawa, danau dan alur pelayaran, kolam dan kanal pelabuhan baik bersifat pekerjaan ringan, sedang maupun berat; Penyiapan lahan untuk pekerjaan konstruksi, termasuk pembongkaran dan penghancuran gedung atau bangunan lainnya serta pembersihannya; Penyelesaian konstruksi sipil seperti pemasangan kaca dan aluminium; pengerjaan lantai, dinding dan plafon gedung; pengecatan; pengerjaan interior dan dekorasi dalam penyelesaian akhir; pengerjaan eksterior dan pertamanan pada gedung dan bangunan sipil lainnya; PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

45 Penyewaan alat konstruksi dengan operatornya seperti derek lori, molen, buldoser, alat pencampur beton, mesin pancang, dan sejenisnya. Metode Penghitungan dan Sumber Data Metode yang digunakan untuk memperkirakan ouput harga berlaku sektor konstruksi adalah metode ekstrapolasi dengan indeks konstruksi harga berlaku sebagai ekstrapolatornya. Untuk mendapatkan output harga konstan, output harga berlaku dideflasi dengan menggunakan IHPB konstruksi sebagai deflator. Sementara input antara didapat dengan menggunakan metode commodity flow beberapa komoditas utama dari input antara, misalnya produksi semen, kayu, juga bahan galian. NTB berlaku didapat dari nilai output berlaku dikurangi dengan baiaya antara berlaku. Sementara NTB konstan didapat dari mengalikan output konstan dengan rasio NTB tahun dasar G. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Lapangan usaha ini meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan barang-barang tersebut. Baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan. Kategori ini juga mencakup reparasi mobil dan sepeda motor. Penjualan tanpa perubahan teknis juga mengikutkan kegiatan yang terkait dengan perdagangan, seperti penyortiran, pemisahan kualitas dan penyusunan barang, pencampuran, pembotolan, pengepakan, pembongkaran dari ukuran besar dan pengepakan ulang menjadi ukuran yang lebih kecil, penggudangan, baik dengan pendingin maupun tidak, pembersihan dan pengeringan hasil pertanian, pemotongan lembaran kayu atau logam. 30 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

46 Pedagang besar seringkali secara fisik mengumpulkan, menyortir, dan memisahkan kualitas barang dalam ukuran besar, membongkar dari ukuran besar dan mengepak ulang menjadi ukuran yang lebih kecil. Sedangkan pedagang eceran melakukan penjualan kembali barang-barang (tanpa perubahan teknis), baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk konsumsi atau penggunaan perorangan maupun rumah tangga, melalui toko, departement store, kios, mail-order houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain. Pada umumnya pedagang pengecer memperoleh hak atas barang-barang yang dijualnya, tetapi beberapa pedagang pengecer bertindak sebagai agen, dan menjual atas dasar konsinyasi atau komisi. 1. Perdagangan, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor Sub lapangan usaha ini mencakup semua kegiatan (kecuali industri dan penyewaan) yang berhubungan dengan mobil dan motor, termasuk lori dan truk, sebagaimana perdagangan besar dan eceran, perawatan dan pemeliharaan mobil dan motor baru maupun bekas. Termasuk perdagangan besar dan eceran suku cadang dan aksesori mobil dan motor, juga mencakup kegiatan agen komisi yang terdapat dalam perdagangan besar dan eceran kendaraan. 2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor Sub lapangan usaha ini mencakup kegiatan ekonomi di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran dan merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan selain produk mobil dan sepeda motor. Perdagangan besar nasional dan internasional atas usaha sendiri atau atas dasar balas jasa atau kontrak (perdagangan komisi) juga merupakan cakupan dalam sub kategori ini. PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

47 Metode Penghitungan dan Sumber Data Output lapangan usaha perdagangan adalah margin perdagangan, yaitu nilai jual dikurangi nilai beli barang yang diperdagangkan setelah dikurangi biaya angkutan yang dikeluarkan oleh pedagang. Output perdagangan (berlaku/konstan) dihitung menggunakan metode tidak langsung, yaitu menggunakan metode pendekatan arus barang commodity flow approach. Marjin perdagangan diperoleh dengan mengalikan rasio marjin perdagangan dengan output barang yang dihasilkan oleh industri penghasil barang domestik ditambah impor barang dari luar negeri. Kemudian output atau marjin perdagangan tersebut dikalikan dengan rasio nilai tambah untuk memperoleh nilai tambah perdagangan. Sedangkan reparasi mobil dan sepeda motor dihitung dengan pendekatan produksi, dengan indikator produksinya adalah jumlah kendaraan. Untuk mendapatkan nilai tambah konstannya, nilai tambah berlaku yang diperoleh di-deflate menggunakan IHK umum (BPS). H. Transportasi dan Pergudangan Lapangan usaha ini mencakup penyediaan angkutan penumpang atau barang, baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan rel, saluran pipa, jalan darat, air atau udara dan kegiatan yang berhubungan dengan pengangkutan. Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri atas: angkutan rel; angkutan darat; angkutan laut; angkutan sungai, danau dan penyeberangan; angkutan udara; pergudangan dan jasa penunjang angkutan, pos dan kurir. Kegiatan pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan alat angkut atau kendaraan, baik bermotor maupun tidak bermotor. Sedangkan jasa penunjang angkutan mencakup kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan pengangkutan seperti: terminal, pelabuhan, pergudangan, dan lain-lain. 32 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

48 7.1. Angkutan Rel Angkutan Rel untuk penumpang dan atau barang yang menggunakan jalan rel kereta melalui antar kota, dalam kota dan pengoperasian gerbong tidur atau gerbong makan kereta api yang sepenuhnya dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia (PT. KAI). Metode estimasi yang digunakan yaitu pendekatan produksi. Indikator produksi adalah jumlah penumpang dan barang yang diangkut atau jumlah kmpenumpang dan km-ton barang.output dan NTB atas dasar harga berlaku diolah dari laporan keuangan PT. KAI. Sedangkan data indikator harga menggunakan IHK jasa angkutan jalan rel dari Subdit Statistik Harga Konsumen, BPS. Output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode ekstrapolasi yaitu dengan menggunakan jumlah penumpang dan barang sebagai ekstrapolatornya. NTB atas dasar harga konstan 2010 diperoleh berdasarkan perkalian antara output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun Angkutan Darat Meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang menggunakan alat angkut kendaraan jalan raya, baik bermotor maupun tidak bermotor. Termasuk pula kegiatan charter/sewa kendaraan baik dengan atau tanpa pengemudi; serta jasa angkutan dengan saluran pipa untuk mengangkut minyak mentah, gas alam, produk minyak, kimia dan air. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara indikator produksi (jumlah kendaran wajib uji) dengan indikator harga (rata-rata output untuk masing-masing jenis alat angkutan). Sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dengan PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

49 indeks jumlah kendaraan sebagai ekstrapolatornya. NTB dihitung berdasarkan perkalian antara rasio NTB dengan outputnya Angkutan Laut Meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan kapal laut yang beroperasi di dalam dan ke luar daerah domestik. Tidak termasuk kegiatan pelayaran laut yang diusahakan oleh perusahaan lain yang berada dalam satu kesatuan usaha, di mana kegiatan pelayaran ini sifatnya hanya menunjang kegiatan induknya dan data yang tersedia sulit untuk dipisahkan. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harganya. Output atas dasar harga konstan 2010 dihitung dengan metode ekstrapolasi, yaitu indeks produksi jumlah penumpang dan indeks muat barang sebagai ekstrapolatornya. Sedangkan NTB diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan outputnya Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Kegiatan yang dicakup meliputi kegiatan pengangkutan penumpang, barang dan kendaraan dengan menggunakan kapal/angkutan sungai dan danau baik bermotor maupun tidak bermotor, serta kegiatan penyeberangan dengan alat angkut kapal ferry. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi.indikator produksi yang digunakan adalah jumlah penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut. Output atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harga yang terdiri dari angkutan sungai, danau serta penyeberangan. Output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode ekstrapolasi, dan sebagai ekstrapolatornya adalah 34 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

50 indeks produksi rata-rata tertimbang jumlah penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut. Selanjutnya, NTB diperoleh berdasarkan perkalian antara rasio NTB dengan outputnya Angkutan Udara Kegiatan ini meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan pesawat udara yang diusahakan oleh perusahaan penerbangan yang beroperasi di Indonesia. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah penumpang dan jumlah barang yang diangkut, atau jumlah km-penumpang dan ton-km barang yang diangkut.output atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harganya untuk masing-masing angkutan penumpang dan barang baik domestik maupun internasional. Output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode ekstrapolasi, dan sebagai ekstrapolatornya adalah indeks produksi jumlah penumpang dan jumlah barang yang diangkut.sedangkan NTB diperoleh dengan mengalikan rasio NTB dengan outputnya untuk masing-masing harga tersebut Jasa Penunjang Angkutan, Pergudangan dan Pos dan Kurir Mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, yaitu jasa-jasa pelabuhan udara, laut, sungai, darat (terminal & parkir), jasa pelayanan bongkar muat barang darat dan laut, keagenan penumpang, jasa ekspedisi, jalan tol, pergudangan, jasa pengujian kelayakan angkutan darat dan laut, jasa penunjang lainnya, pos dan jasa kurir. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Nilai output dan NTB atas dasar harga berlaku dari hasil pengolahan data pendapatan dan pengeluaran/biaya dari laporan rugi/laba perusahaan BUMN PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

51 dan beberapa perusahaan go public. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 dihitung dengan metode deflasi, yaitu dengan membagi nilai output atas dasar berlaku dengan indeks harga tahun dasar Nilai NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan mengalikan output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Lapangan usaha ini mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek untuk pengunjung dan pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi segera. Jumlah dan jenis layanan tambahan yang disediakan dalam lapangan usaha ini sangat bervariasi. Tidak termasuk penyediaan akomodasi jangka panjang seperti tempat tinggal utama, penyiapan makanan atau minuman bukan untuk dikonsumsi segera atau yang melalui kegiatan perdagangan besar dan eceran. 1. Penyediaan Akomodasi Sub lapangan usaha ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi jangka pendek untuk pengunjung atau pelancong lainnya. Termasuk penyediaan akomodasi yang lebih lama untuk pelajar, pekerja, dan sejenisnya (seperti asrama atau rumah kost dengan makan maupun tidak dengan makan). Penyediaan akomodasi dapat hanya menyediakan fasilitas akomodasi saja atau dengan makanan dan minuman dan/atau fasilitas rekreasi. Yang dimaksud akomodasi jangka pendek seperti hotel berbintang maupun tidak berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk menginap seperti losmen, motel, dan sejenisnya. Termasuk pula kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu yang menginap selama kegiatan tersebut berada dalam satu kesatuan manajemen dengan penginapan, alasan penggabungan ini karena datanya sulit dipisahkan. 36 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

52 NTB sub lapangan usaha akomodasi diperoleh dengan menggunakan pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah malam kamar terjual dan indikator harganya adalah rata-rata tarif per malam kamar. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara indikator produksi dengan indikator harganya. Sedangkan NTB diperoleh berdasarkan perkalian output dengan rasio NTB. Output dan NTB atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan metode revaluasi. 2. Penyediaan Makan dan Minum Kegiatan sub lapangan usaha ini mencakup pelayanan makan minum yang menyediakan makanan atau minuman untuk dikonsumsi segera, baik restoran tradisional, restoran self service atau restoran take away, baik di tempat tetap maupun sementara dengan atau tanpa tempat duduk. Yang dimaksud penyediaan makanan dan minuman adalah penyediaan makanan dan minuman untuk dikonsumsi segera berdasarkan pemesanan. Pendekatan yang digunakan untuk menghitung outputnya yaitu melalui pendekatan produksi. Indikator produksinya berupa jumlah penduduk pertengahan tahun. Dan indikator harganya berupa pengeluaran rata-rata per kapita atas makan minum jadi di luar rumah. Hasil perkalian kedua indikator tersebut diperoleh output atas dasar harga berlaku. Sedangkan, output atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan metode deflasi, dengan IHK kelompok makanan jadi, minuman, dan rokok sebagai deflator. Dan NTB atas dasar harga berlaku maupun konstan diperoleh berdasarkan perkalian output dengan rasio NTB. J. Informasi dan Komunikasi Lapangan usaha ini mencakup produksi dan distribusi informasi dan produk kebudayaan, persediaan alat untuk mengirimkan atau PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

53 mendistribusikan produk-produk ini dan juga data atau kegiatan komunikasi, informasi, teknologi informasi dan pengolahan data serta kegiatan jasa informasi lainnya. Kategori terdiri dari beberapa industri yaitu penerbitan, produksi gambar bergerak, video, perekaman suara dan penerbitan musik, penyiaran dan pemograman (radio dan televisi), telekomunikasi, pemograman, konsultasi komputer dan teknologi informasi. Kegiatan industri penerbitan mencakup penerbitan buku, brosur, leaflet, kamus, ensiklopedia, atlas, peta dan grafik, penerbitan surat kabar, jurnal dan majalah atau tabloid, termasuk penerbitan piranti lunak. Semua bentuk penerbitan (cetakan, elektronik atau audio, pada internet, sebagai produk multimedia seperti cd rom buku referensi dan lain-lain). Kegiatan industri produksi gambar bergerak, video, perekaman suara dan penerbitan musik ini mencakup pembuatan gambar bergerak baik pada film, video tape atau disk untuk diputar dalam bioskop atau untuk siaran televisi, kegiatan penunjang seperti editing, cutting, dubbing film dan lain-lain, pendistribusian dan pemutaran gambar bergerak dan produksi film lainnya untuk industri lain. Pembelian dan penjualan hak distribusi gambar bergerak dan produksi film lainnya, tercakup di sini. Selain itu juga mencakup kegiatan perekaman suara, yaitu produksi perekaman master suara asli, merilis, mempromosikan dan mendistribusikannya, penerbitan musik seperti kegiatan jasa perekaman suara dalam studio atau tempat lain. Kegiatan industri penyiaran dan pemrograman (radio dan televisi) ini mencakup pembuatan muatan atau isi siaran atau perolehan hak untuk menyalurkannya dan kemudian menyiarkannya, seperti radio, televisi dan program hiburan, berita, perbincangan dan sejenisnya. Juga termasuk penyiaran data, khususnya yang terintegrasi dengan penyiaran radio atau TV. 38 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

54 Kegiatan industri telekomunikasi ini mencakup kegiatan penyediaan telekomunikasi dan kegiatan jasa yaitu pemancar suara, data, naskah, bunyi dan video. Fasilitas transmisi yang melakukan kegiatan ini dapat berdasar pada teknologi tunggal atau kombinasi dari berbagai teknologi. Umumnya kegiatan ini adalah transmisi dari isi, tanpa terlibat dalam proses pembuatannya. Kegiatan industri pemograman, konsultasi komputer dan teknologi informasi ini mencakup kegiatan penyediaan jasa keahlian di bidang teknologi informasi, seperti penulisan, modifikasi, pengujian dan pendukung piranti lunak; perencanaan dan perancangan sistem komputer yang mengintegrasikan perangkat keras komputer, piranti lunak komputer dan teknologi komunikasi; manajemen dan pengoperasian sistem komputer klien dan/atau fasilitas pengolahan data di tempat klien serta kegiatan profesional lainnya dan kegiatan yang berhubungan dengan teknis komputer. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku didapat dari nilai produksi/pendapatan hasil olahan survei industri besar dan sedang, serta laporan keuangan perusahaanperusahaan go public bergerak di industri informasi dan telekomunikasi, sedangkan NTB atas dasar harga berlaku didapat dari penjumlahan upah dan gaji, laba/rugi, penyusutan, dan komponen-komponen lainnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode deflasi, dan NTB atas dasar harga konstan didapat dari perkalian antara output atas dasar J. Jasa Keuangan dan Asuransi Lapangan usaha ini mencakup jasa perantara keuangan, asuransi dan pensiun, jasa keuangan lainnya serta jasa penunjang keuangan. Kategori ini juga mencakup kegiatan pemegang asset, seperti kegiatan perusahaan holding dan kegiatan dari lembaga penjaminan atau pendanaan dan lembaga keuangan sejenis. PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

55 1. Jasa Perantara Keuangan Kegiatan yang dicakup didalam Jasa Perantara Keuangan adalah kegiatan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit/pinjaman dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, seperti: menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito, memberikan kredit/pinjaman baik kredit jangka pendek/menengah dan panjang. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok Jasa Perantara Keuangan sedangkan memberikan jasa lainnya hanya kegiatan pendukung, seperti: mengirim uang, membeli dan menjual surat-surat berharga, mendiskonto surat wesel/kertas dagang/surat hutang dan sejenisnya, menyewakan tempat menyimpan barang berharga, dan sebagainya. Kegiatan Jasa Perantara Keuangan tersebut antara lain bank sentral, perbankan konvensional maupun syariah, baik bank pemerintah pusat dan daerah, bank swasta nasional, bank campuran dan asing, dan bank perkreditan rakyat, juga koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam, baitul maal wantanwil dan jasa perantara moneter lainnya. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi untuk bank komersial (termasuk BPR) dan pendekatan pengeluaran untuk bank sentral (Bank Indonesia). Output atas dasar harga berlaku dari usaha bank komersial adalah jumlah penerimaan atas jasa pelayanan bank yang diberikan kepada pemakainya, seperti biaya administrasi atas transaksi dengan bank, dan imputasi jasa implisit bank yang diukur dengan menggunakan metode FISIM, juga pendapatan lainnya yang diperoleh karena melakukan kegiatan pendukung, seperti: mengirim uang, membeli dan menjual surat-surat berharga. Output bank sentral (Bank Indonesia) dihitung adalah jumlah atas biaya-biaya yang dikeluarkan, termasuk konsumsi antara, pengeluaran untuk 40 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

56 upah/gaji pegawai, pajak, dan penyusutan. Sedangkan output KSP, BMT dan Jasa Moneter lainnya diperoleh dengan megalikan rata-rata pendapatan usaha dengan masing-masing jumlah usahanya. Penghitungan NTB atas dasar harga konstan 2010 dilakukan dengan menggunakan metode deflasi dan sebagai deflatornya adalah IHK Umum dan Indeks Implisit PDRB tanpa Jasa Perantara Keuangan. Data output dan NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank Indonesia. 2. Asuransi dan Dana Pensiun Asuransi dan dana pensiun mencakup penjaminan tunjangan hari tua serta polis asuransi, dimana premi tersebut diinvestasikan untuk digunakan terhadap klaim yang akan datang. Asuransi dan Reasuransi Asuransi dan reasuransi adalah salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang usaha pokoknya menanggung resiko-resiko atas terjadinya musibah/kecelakaan terhadap barang atau orang, termasuk tunjangan hari tua. Pihak tertanggung dapat menerima biaya atas hancur/rusaknya barang atau karena terjadinya kematian pihak tertanggung. Golongan ini mencakup kegiatan asuransi jiwa, asuransi non jiwa dan reasuransi, baik konvensional maupun dengan prinsip syariah. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan asuransi dan reasuransi merupakan penjumlahan dari hasil underwriting, hasil investasi, dan pendapatan lainnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

57 Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Dana Pensiun Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola program yang menjanjikan manfaat pensiun. Manfaat pensiun adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara berkala atau sekaligus pada masa pensiun sebagai santunan hari tua/uang pension. Dana pensiun dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan dana pensiun merupakan hasil pengolahan laporan keuangan kegiatan tersebut. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. 3. Jasa Keuangan Lainnya Jasa keuangan lainnya meliputi kegiatan jasa keuangan yang mencakup kegiatan leasing, kegiatan pemberian pinjaman oleh lembaga yang tidak tercakup dalam perantara keuangan, serta kegiatan pendistribusian dana bukan dalam bentuk pinjaman. Sub lapangan usaha ini mencakup kegiatan sewa guna usaha dengan hak opsi, pegadaian, pembiayaan konsumen, pembiayaan kartu kredit, modal ventura, anjak piutang, dan jasa keuangan lainnya. Pegadaian 42 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

58 Pegadaian mencakup usaha penyediaan fasilitas pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai. Kredit atau pinjaman yang diberikan didasarkan pada nilai jaminan barang bergerak yang diserahkan, dengan tidak memperhatikan penggunaan dana pinjaman yang diberikan. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan pegadaian merupakan hasil pengolahan laporan keuangan PT Pegadaian yang terdiri dari pendapatan sewa modal, pendapatan administrasi, dan pendapatan lainnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Lembaga Pembiayaan Lembaga pembiayaan mencakup kegiatan sewa guna usaha dengan hak opsi, pembiayaan konsumen, pembiayaan kartu kredit, pembiayaan anjak piutang, dan pembiayaan leasing lainnya. Sewa guna usaha dengan hak opsi mencakup kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk finance lease untuk digunakan oleh penyewa (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Pembiayaan konsumen mencakup usaha pembiayaan melalui pengadaan barang dan jasa berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran secara angsuran atau berkala. Pembiayaan kartu kredit mencakup usaha pembiayaan dalam transaksi pembelian barang dan jasa para pemegang kartu kredit. Pembiayaan anjak piutang mencakup usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan piutang suatu perusahaan. PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

59 Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan lembaga pembiayaan merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan pembiayaan. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Modal Ventura Modal ventura mencakup kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan modal ventura. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. 4. Jasa Penunjang Keuangan Jasa penunjang keuangan meliputi kegiatan yang menyediakan jasa yang berhubungan erat dengan aktivitas jasa keuangan, asuransi, dan dana pensiun. Sub lapangan usaha ini mencakup kegiatan administrasi pasar uang (bursa efek), manager investasi, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, wali amanat, jasa penukaran mata uang, jasa 44 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

60 broker asuransi dan reasuransi, dan kegiatan penunjang jasa keuangan, asuransi dan dana pensiun lainnya. Administrasi Pasar Uang (Bursa Efek) Administrasi pasar uang (bursa efek) mencakup usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana perdagangan efek. Kegiatannya mencakup operasi dan pengawasan pasar uang, seperti bursa kontrak komoditas, bursa surat berharga, serta bursa saham. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan administrasi pasar uang (bursa efek) merupakan hasil pengolahan laporan keuangan PT Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari pendapatan jasa transaksi efek, jasa pencatatan, jasa informasi, dan pendapatan lainnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Manager Investasi Manager investasi mencakup usaha mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan manager investasi. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

61 maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Lembaga Kliring dan Penjaminan Lembaga kliring dan penjaminan mencakup usaha menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisien. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (PT KPEI). Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Lembaga penyimpanan dan penyelesaian mencakup usaha menyelenggarakan kustodian sentral bagi bank kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain, serta penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisien. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT KSEI). Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) 46 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

62 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Wali Amanat Wali amanat (trustee) mencakup kegiatan usaha pihak yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan wali amanat. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Jasa Penukaran Mata Uang Jasa penukaran mata uang (money changer) mencakup usaha jasa penukaran berbagai jenis mata uang, termasuk pelayanan penjualan mata uang. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan jasa penukaran mata uang. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

63 Jasa Broker Asuransi dan Reasuransi Jasa broker asuransi dan reasuransi mencakup usaha yang memberikan jasa dalam rangka pelaksanaan penutupan objek asuransi milik tertanggung kepada perusahaan-perusahaan asuransi dan reasuransi sebagai penanggung. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan broker asuransi dan reasuransi. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. K. Real Estate Lapangan usaha ini meliputi kegiatan persewaan, agen dan atau perantara dalam penjualan atau pembelian real estat serta penyediaan jasa real estat lainnya bisa dilakukan atas milik sendiri atau milik orang lainyang dilakukan atas dasar balas jasa kontrak. Lapangan usaha ini juga mencakup kegiatan pembangunan gedungm pemeliharaan atau penyewaan bangunan. Real estat adalah property berupa tanah dan bangunan. Output untuk persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita untuk sewa rumah, kontrak rumah, sewa beli rumah dinas, perkiraan sewa rumah, pajak dan pemeliharaan rumah dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Sedangkan output usaha persewaan bangunan bukan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara luas bangunan yang disewakan dengan ratarata tarif sewa per m 2. NTB diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB 48 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

64 dengan outputnya. NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dan sebagai ekstrapolatornya indeks luas bangunan. M,N. Jasa Perusahaan Lapangan usaha Jasa Perusahaan merupakan gabungan dari 2 (dua) kategori, yakni lapangan usaha M dan lapangan usaha N. Lapangan usaha M mencakup kegiatan profesional, ilmu pengetahuan dan teknik yang membutuhkan tingkat pelatihan yang tinggi dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan khusus yang tersedia untuk pengguna. Kegiatan yang termasuk lapangan usaha M antara lain: jasa hukum dan akuntansi, jasa arsitektur dan teknik sipil, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, periklanan dan penelitian pasar, serta jasa professional, ilmiah dan teknis lainnya. Lapangan usaha N mencakup berbagai kegiatan yang mendukung operasional usaha secara umum. Kegiatan yang termasuk lapangan usaha N antara lain: jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, jasa ketenagakerjaan, jasa agen perjalanan, penyelenggaraan tur dan jasa reservasi lainnya, jasa keamanan dan penyelidikan, jasa untuk gedung dan pertamanan, jasa administrasi kantor, serta jasa penunjang kantor dan jasa penunjang usaha lainnya. Jasa Hukum Jasa hukum mencakup usaha jasa pengacara/penasihat hukum, notaris, lembaga bantuan hukum, serta jasa hukum lainnya. Jasa Akuntansi, Pembukuan dan Pemeriksa Jasa akuntansi, pembukuan dan pemeriksaan mencakup usaha jasa pembukuan, penyusunan, dan analisis laporan keuangan, persiapan atau PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

65 pemeriksaan laporan keuangan dan pengujian laporan serta sertifikasi keakuratannya. Termasuk juga jasa konsultasi perpajakan. Jasa Arsitek dan Teknik Sipil Serta Konsultasi Teknis Lainnya Jasa arsitek dan teknik sipil serta konsultasi teknis mencakup usaha jasa konsultasi arsitek, seperti jasa arsitektur perancangan gedung dan drafting, jasa arsitektur perencanaan perkotaan, jasa arsitektur pemugaran bangunan bersejarah, serta jasa inspeksi gedung atau bangunan. Jasa Periklanan Jasa periklanan mencakup usaha jasa bantuan penasihat, kreatif, produksi bahan periklanan, perencanaan dan pembelian media. Termasuk juga kegiatan menciptakan dan menempatkan iklan di surat kabar, majalah/tabloid, radio, televisi, internet, dan media lainnya. Jasa Persewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi Mesin dan Peralatan Konstruksi dan Teknik Sipil Jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi mesin dan peralatan konstruksi dan teknik sipil mencakup usaha jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi mesin dan peralatan konstruksi dan teknik sipil termasuk perlengkapannya tanpa operatornya. Jasa Penyaluran Tenaga Kerja Jasa penyaluran tenaga kerja mencakup usaha jasa penampungan dan penyaluran para tuna karya yang siap pakai, seperti agen penyalur jasa tenaga kerja Indonesia, agen penyalur pembantu rumah tangga, dan lainnya. 50 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

66 Jasa Kebersihan Umum Bangunan Jasa kebersihan umum bangunan mencakup usaha jasa kebersihan bermacam jenis gedung, seperti gedung perkantoran, pabrik, pertokoan, balai pertemuan, dan gedung sekolah. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output kategori jasa perusahaan atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah tenaga kerja dengan ratarata output per tenaga kerja. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode revaluasi. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. O. Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Lapangan usaha ini mencakup kegiatan yang sifatnya pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh administrasi pemerintahan. Lapangan usaha ini juga mencakup perundang-undangan dan penterjemahan hukum yang berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya, seperti halnya administrasi program berdasarkan peraturan perundang-undangan, kegiatan legislative, perpajakan, pertahnanan Negara, keamanan dan keselamatan Negara, pelayanan imigrasi, hubungan luar negeri dan administrasi program pemerintah, serta jaminan social wajib. Kegiatan yang diklasifikasikan di kategori lain dalam KBLI tidak termasuk pada lapangan usaha ini., meskipun dilakukan oleh Badan pemerintahan. Sebagai contoh administrasi sistim sekolah, (peraturan, pemeriksaan, dan kurikulum) termasuk pada lapangan usaha ini, tetapi pengajaran itu sendiri masuk lapangan usaha Pendidikan (P) dan rumah sakit penjara atau militer diklasifikasikan pada lapangan usaha Q. PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

67 NTB administrasi pemerintahan atas dasar harga berlaku merupakan penjumlahan seluruh belanja pegawai dari kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan serta jasa pemerintahan lainnya ditambah dengan penyusutan. Perkiraan NTB atas dasar harga konstan 2010 dihitung dengan cara ekstrapolasi. Dan indeks tertimbang jumlah pegawai negeri sipil menurut golongan kepangkatan sebagai ekstrapolatornya. P. Jasa Pendidikan Lapangan usaha ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan dan untuk berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis seperti halnya dengan berbagai cara komunikasi. Lapangan usaha ini juga mencakup pendidikan negeri dan swasta juga mencakup pengajaran yang terutama mengenai kegiatan olahraga, hiburan dan penunjang pendidikan. Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan, melalui penyiaran radio dan televise, internet dan surat menyurat.tingkat pendidikan dikelompokan seperti kegiatan pendidiakn dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi dan pendidikan lain, mencakup juga jasa penunjang pendidikan dan pendidikan anak usia dini. Penghitungan NTB Jasa Pendidikan Pemerintah atas dasar harga berlaku menggunakan pendekatan pengeluaran, dan untuk Jasa Pendidikan Swasta menggunakan pendekatan Pendekatan Produksi. Untuk NTB Jasa Pendidikan Pemerintah atas dasar harga konstan 2010 menggunakan Pendekatan Deflasi, sedangkan Jasa Pendidikan Swasta menggunakan pendekatan revaluasi. Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Lapangan usaha ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang cukup luas cakupannya, dimulai dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga profesional terlatih di rumah sakit dan fasilitas 52 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

68 kesehatan lain sampai kegiatan perawatan di rumah yang melibatkan tingkatan kegiatan pelayanan kesehatan sampai kegiatan sosial yang tidak melibatkan tenaga kesehatan profesional. Kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencakup: jasa rumah sakit; jasa klinik; jasa rumah sakit lainnya; praktik dokter; jasa pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh paramedis; jasa pelayanan kesehatan tradisional; jasa pelayanan penunjang kesehatan; jasa angkutan khusus pengangkutan orang sakit (medical evacuation); jasa kesehatan hewan; jasa kegiatan sosial. Metode penghitungan untuk jasa pemerintah atas dasar harga berlaku menggunakan pendekatan pengeluaran, sedangkan swasta menggunakan pendekatan produksi. NTB jasa kesehatan dan kegiatan sosial pemerintah atas dasar harga konstan 2010 menggunakan pendekatan deflasi, sedangkan jasa kesehatan dan kegiatan sosial swasta menggunakan pendekatan revaluasi. R, S, T, U. Jasa Lainnya Lapangan usaha Jasa Lainnya merupakan gabungan 4 lapangan usaha pada KBLI Lapangan usaha ini mempunyai kegiatan yang cukup luas yang meliputi: kesenian, hiburan, dan rekreasi; jasa reparasi komputer dan barang keperluan pribadi dan perlengkapan rumah tangga; jasa perorangan yang melayani rumah tangga; kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tangga yang digunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan; jasa swasta lainnya termasuk kegiatan badan internasional, seperti PBB dan perwakilan PBB, Badan Regional, IMF, OECD, dan lain-lain. Kesenian, Hiburan dan Rekreasi Jasa Kesenian, Hiburan dan Rekreasi berkategori R di dalam KBLI Kategori ini meliputi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum akan hiburan, kesenian, dan kreativitas, termasuk perpustakaan, arsip, PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

69 museum, kegiatan kebudayaan lainnya, kegiatan perjudian dan pertaruhan, serta kegiatan olahraga dan rekreasi lainnya. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dengan menggunakan metode pendekatan produksi, yaitu output diperoleh dari hasil perkalian antara indikator produksi dengan indikator harga. Output panggung hiburan/kesenian dihitung berdasarkan pajak tontonan yang diterima pemerintah. Output untuk jasa hiburan dan rekreasi lainnya pada umumnya didasarkan pada hasil perkalian antara jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerja masing-masing dengan rata-rata output per indikatornya. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan output. Sedangkan output dan NTB atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi/ ekstrapolasi dengan deflator/ekstrapolatornya adalah IHK rekreasi dan olahraga/ indeks indikator produksi yang sesuai. Kegiatan Jasa Lainnya Kegiatan ini merupakan lapangan usaha S yang mencakup kegiatan dari keanggotaan organisasi, jasa reparasi komputer dan barang keperluan pribadi dan perlengkapan rumah tangga, serta berbagai kegiatan jasa perorangan lainnya. Output atas dasar harga berlaku untuk Jasa Lainnya diperoleh dari perkalian antara masing-masing jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan output. Sedangkan untuk memperoleh output dan NTB atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi dimana deflatornya adalah IHK Umum. Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan yang Menghasilkan Barang dan Jasa oleh Rumah Tangga yang Digunakan Sendiri untuk Memenuhi Kebutuhan 54 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

70 Kegiatan ini merupakan lapangan usaha T di KBLI 2009, mencakup kegiatan yang memanfaatkan Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga yan didalamnya termauk jasa pekerja domestik (pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun, supir, dan sejenisnya), dan Kegiatan Yang Menghasilkan Barang Dan Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Sendiri Untuk Memenuhi Kebutuhan (didalamnya termasuk kegiatan pertanian, industri, penggalian, konstruksi, dan pengadaan air). Output atas dasar harga berlaku untuk jasa perorangan yang melayani rumah tangga/ jasa pekerja domestik (pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun, supir, dan sejenisnya) diperoleh dari perkalian antara pengeluaran perkapita untuk jasa pekerja domestik dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, sedangkan NTB-nya sama dengan output yang dihasilkan karena konsumsi antara pekerja jasa domestik merupakan pengeluaran konsumsi rumah tangga majikan. Untuk kegiatan yang menghasilkan barang oleh rumah tangga yang digunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan, (pertanian, industri, konstruksi, penggalian) output dan NTB berlaku diperoleh dengan hasil survei intern BPS (SKTIR). Sedangkan output pengadaan air diperoleh dengan pendekatan rumah tangga yang menggunakan pompa dan sumur, baik sumur terlindung maupun tidak terlindung. Sementara itu, output dan NTB atas dasar harga konstan, baik untuk kegiatan pekerja domestik maupun kegiatan menghasilkan barang dan jasa untuk digunakan sendiri oleh rumah tangga diperoleh dengan menggunakan metode deflasi dengan deflatornya laju IHK umum. Kegiatan Badan Internasional dan Ekstra Internasional Lainnya Lapangan usaha U mencakup kegiatan badan internasional, seperti PBB dan perwakilannya, Badan Regional dan lain-lain, termasuk The Internasional Moneter Fund, The World Bank, The World Customs Organization (WHO), the PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

71 Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), the Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan lain-lain. Output dan NTB berlaku diperoleh dengan pendekatan biaya yang didapatkan dari laporan keuangan badan internasional dan ekstra internasional lainnya. Sementara, untuk output konstan diperoleh dengan metode deflasi dengan deflator laju IHK umum. Sumber data diperoleh dari laporan keuangan badan internasional dan ekstra internasional lainnya yang berkantor pusat di Indonesia dan Statistik Harga Konsumen.. 56 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

72 BAB III. TINJAUAN EKONOMI SULAWESI BARAT 3.1 Struktur Ekonomi Struktur ekonomi suatu daerah dapat menggambarkan sejauh mana suatu lapangan usaha dalam menciptakan nilai tambah dalam menyumbang perekonomian daerah pada kurun waktu tertentu. Penggambaran struktur ekonomi daerah antara lain digunakan untuk merancang suatu kebijakan dalam rangka pengembangan lapangan usaha tertentu ke masa yang akan datang. Perkembangan struktur ekonomi Sulawesi Barat dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Struktur Ekonomi Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (Persen), Lapangan Usaha * 2016 ** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Pengadaan Listrik Gas 41,92 42,28 41,76 41,95 41,30 2,05 2,05 2,06 2,21 2,30 8,48 8,18 10,37 10,31 9,44 0,04 0,04 0,04 0,03 0,04 5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dn Daur 0,17 0,17 0,15 0,15 0,15 Ulang 6 Konstruksi 7,59 7,87 7,76 7,82 8,16 7 Perdagangan Besar dan eceran, Reparasi Mobil dan 10,68 10,60 10,50 10,42 10,41 Sepeda Motor 8 Transportasi dan Pergudangan 1,57 1,55 1,53 1,55 1,47 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan 0,25 0,25 0,24 0,23 0,23 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

73 Sambungan Tabel 3.1 Lapangan Usaha * 2015 ** 10 Informasi dan Komunikasi 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 12 Real Estate 13 Jasa Perusahaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 15 Jasa Pendidikan 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17 Jasa Lainnya 3,99 3,96 3,86 3,83 3,88 2,21 2,19 2,04 2,00 2,16 3,14 3,01 2,79 2,73 2,73 0,08 0,08 0,07 0,08 0,07 8,63 8,64 8,30 8,38 8,91 5,30 5,29 4,88 4,67 4,97 2,06 2,05 1,92 1,91 2,02 1,84 1,79 1,73 1,73 1,76 P D R B Sulawesi Barat 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat Pada kurun waktu , perekonomian Sulawesi Barat masih sangat dominan bersumber dari lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dengan dominasi hampir mencapai setengahnya. Namun demikian kontribusinya cenderung menurun, karena peranan sebagian besar lapangan usaha lainnya cenderung meningkat. Pada tahun 2012, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan menyumbang 41,92 persen dan pada tahun 2016 menjadi 41,30 persen. Pada tahun 2016 hanya terdapat dua lapangan usaha yang memiliki kontribusi di atas sepuluh persen. Yakni selain lapangan usaha pertanian kehutanan dan perikanan, terdapat juga lapangan usaha perdagangan besar/eceran, reparasi mobil dan motor dengan kontribusi 58 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

74 sebesar 10,41 persen. Sementara lapangan usaha lainnya memiliki kontribusi yang cukup beragam dengan kisaran 0,07 persen hingga 9,44 persen. Menurunnya kontribusi lapangan usaha industri pengolahan sebesar 10,31 persen pada tahun 2015 menjadi 9,44 persen pada tahun 2016 lebih disebabkan oleh adanya penurunan produksi CPO dan produksi industri refinery. 3.2 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk melihat kinerja perekonomian secara riil di suatu wilayah. Laju pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan perbuahan PDRB atas dasar harga konstan tahun bersangkutan terhadap tahun sebelumnya. pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai pertambahan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah selama kurun waktu setahun. Secara umum, perekonomian Sulawesi Barat tahun 2016 jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya tampak pertumbuhan cenderung melambat. Namun perlambatan pertumbuhan tersebut bukan berarti perekonomian di Sulawesi Barat mengalami penurunan produksi, tapi yang menurun adalah kecepatan kenaikan produksinya. Pertumbuhan ekonomi 2016 mencapai 6,03 persen atau lebih rendah dari pertumbuhan 2015 yang mencapai sebesar 7,39 persen. Adapun jika dicermati selama lima tahun terkahir, perekonomian Sulawesi Barat cenderung mengalami perlambatan dari tumbuh 9,25 persen pada tahun 2012 menjadi 6,03 persen pada tahun Untuk mendongkrak kembali pertumbuhan tersebut sangat tidak mungkin tanpa dilakukan investasi baru yang signifikan. PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

75 Tabel 3.2 Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat (Persen), Lapangan Usaha * 2016 ** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pertanian, Kehutanan dan 7,32 5,71 5,93 5,74 3,69 Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian 11,77 10,60 8,04 8,06 10,05 3 Industri Pengolahan 6,79 7,09 35,68 11,15-3,34 4 Pengadaan Listrik Gas 17,28 13,15 13,21 8,29 19,66 5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dn Daur 12,40 12,77 6,46 9,23 8,51 Ulang 6 Konstruksi 7,74 10,09 8,11 8,84 10,85 7 Perdagangan Besar dan eceran, Reparasi Mobil dan 7,71 8,15 7,10 5,22 4,58 Sepeda Motor 8 Transportasi dan 5,39 6,37 7,39 7,20 5,01 Pergudangan 9 Penyediaan Akomodasi dan 7,48 7,61 6,53 4,69 8,13 Makan 10 Informasi dan Komunikasi 9,89 11,11 7,20 10,87 9,21 11 Jasa Keuangan dan 15,53 5,40 3,77 6,26 14,56 Asuransi 12 Real Estate 2,79 4,38 4,14 5,01 4,99 13 Jasa Perusahaan 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 15 Jasa Pendidikan 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17 Jasa Lainnya P D R B Sulawesi Barat * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara 6,86 7,16 3,01 7,63 4,62 20,37 7,15 6,16 12,02 16,42 16,77 6,94 4,02 6,29 12,66 16,59 5,63 6,05 6,01 12,49 9,27 6,72 8,92 7,14 7,86 9,25 6,93 8,86 7,39 6,03 60 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

76 Pada tahun 2016, jika dirinci menurut lapangan usaha tampak lapangan usaha pengadaan listrik dan gas tumbuh paling cepat hingga 19,66 persen, melejit dari kinerja 2015 yang sebesar 8,29 persen. Selain lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang tumbuh di atas dua digit masih terdapat enam lapangan usaha yang juga tumbuh di atas dua digit yakni pertambangan dan penggalian (10,05 persen); konstruksi (10,85 persen); jasa keuangan dan asuransi (14,56 pesen); administrasi pemerintahan, pertahanan dan sosial wajib (16,42 persen); jasa pendidikan (12,66 persen); jasa kesehatan dan kegiatan sosial (12,49). Adapun lapangan usaha yang lain pertumbuhannya masih di bawah sepuluh persen yang berkisar pada 4,05 persen hingga 8,84 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel PDRB Per Kapita PDRB per kapita digunakan untuk mendekati gambaran tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah/wilayah, yang merupakan hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan jumlah penduduk. Sehingga, besar kecilnya jumlah penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita. Sedangkan besar kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan faktor-faktor produksi yang terdapat di daerah tersebut. PDRB per kapita yang sering digunakan dalam meihat gambaran kemakmuran penduduk suatu wilayah adalah PDRB per kapita atas dasar harga berlaku. Selama kurun waktu , nilai PDRB per kapita Provinsi Sulawesi Barat selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2016, PDRB per kapita Sulawesi Barat mencapai 27,54 juta rupiah, hal itu menunjukkan peningkatan yang cukup tajam dibandingkan dengan 2012 yang sebesar 18,58 juta rupiah. PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

77 Tabel 3.3 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Per Kapita di Sulawesi Barat, Tahun NTB adhb (Miliar Rupiah) PDRB Per Kapita adhb (Juta Rupiah) (1) (2) (3) ,21 18, ,49 20, ,25 23,42 *) ,33 25, **) ,49 27, * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat 62 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

78 BAB IV. PERTUMBUHAN DAN PERANAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA Penggambaran kinerja perekonomian setiap lapangan usaha dimaksudkan untuk mengetahui informasi terkait perkembangan sektor-sektor yang potensial baik saat ini maupun pada masa yang akan datang. Kinerja ekonomi berupa pertumbuhan dapat dirinci menjadi 17 (tujuh belas) lapangan usaha sebagaimana sistem Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2015 sebagai penyempurna KBLI Berikut uraian perkembangan di setiap lapangan usaha di Provinsi Sulawesi Barat periode Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Sesuai dengan topiknya, lapangan usaha ini terdiri dari tiga sub lapangan usaha yakni sub lapangan usaha pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian; sub lapangan usaha kehutanan, penebangan kayu; dan sub lapangan usaha perikanan. Lapangan usaha ini paling dominan baik dari sisi kontribusi terhadap total perekonomian maupun dari sisi penyerapan tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan cenderung menurun selama lima tahun terakhir, yakni pada tahun 2012 tumbuh 7,32 persen dan pada tahun 2016 tumbuh menjadi 3,69 persen. Penurunan tersebut terutama dipicu oleh penurunan yang terjadi pada sub lapangan usaha pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian yakni dari 7,48 persen pada tahun 2012 menjadi 3,27 persen pada tahun Pada tahun 2016, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sub lapangan usaha perikanan sebesar 5,10 persen. Melambatnya pertumbuhan sub lapangan usaha pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian terutama disebabkan PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

79 oleh terkontraksinya perkebunan sebesar 3,34 persen. Perkebunan mengalami kontraksi karena produksi kelapa sawit mengalami penurunan karena dampak adanya elnino dan adanya replanting perkebunan sawit, dimana tanaman sawit yang sudah tua dan kurang produktif di tebang dan ditanami lagi bibit sawit yang baru. Tabel 4.1 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Sub Lapangan Usaha * 2016 ** 1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian a. Tanaman Pangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) b. Tanaman Hortikultura c. Perkebunan d. Peternakan e. Jasa Pertanian dan Perburuan 2. Kehutanan dan Penebangan 3. Perikanan Total 7,48 5,44 5,45 5,65 3,27 4,99 5,76 2,05 0,38 37,90 4,70-1,28 2,31 13,81 7,13 8,82 6,88 6,69 5,17-3,34 4,88 4,21 5,09 4,92 4,89 7,02 5,71 5,54 4,69 3,27 0,06 3,37 2,25 3,08 4,76 * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat 7,14 6,78 7,77 6,16 5,10 7,32 5,71 5,93 5,74 3,69 Pada tahun 2016, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan memberikan kontribusi terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku sebesar ,59 miliar rupiah atau sebesar 41,30 persen. Sub lapangan usaha 64 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

80 pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian merupakan kontributor terbesar dalam menciptakan nilai tambah lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan mencapai 30,34 persen. Perkebunan merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan nilai tambah sub lapangan usaha pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian yakni sebesar 19,31 persen. Tabel 4.2 Kontribusi Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Menurut Sub Lapangan Usaha Terhadap Perekonomian di Sulawesi Barat (Persen), Sub Lapangan Usaha * 2016 ** 1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian a. Tanaman Pangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) b. Tanaman Hortikultura c. Perkebunan d. Peternakan e. Jasa Pertanian dan Perburuan 2. Kehutanan dan Penebangan 3. Perikanan 31,18 31,25 30,71 30,81 30,34 3,7 3,75 3,73 3,52 4,55 4,16 3,87 3,38 3,75 3,95 20,58 20,89 20,97 20,97 19,31 1,94 1,93 1,83 1,8 1,79 0,8 0,81 0,8 0,77 0,74 Total * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat 0,41 0,38 0,35 0,35 0,34 10,33 10,65 10,7 10,79 10,62 41,92 42,28 41,76 41,95 41,30 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

81 4.2. Pertambangan dan Penggalian Lapangan usaha pertambangan dan penggalian terdiri atas beberapa sub lapangan usaha. Akan tetapi kegiatan pertambangan dan penggalian di Sulawesi Barat baru ada satu sub lapangan usaha, yaitu sub lapangan usaha pertambangan dan penggalian lainnya. Tabel 4.3 Perkembanan Nilai Tambah, Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian Terhadap Perekonomian di Sulawesi Barat, Tahun NTB adhb (Miliar Rupiah) Kontribusi Terhadap PDRB (Persen) NTB adhk (Miliar rupiah) Pertumbuhan (Persen) (1) (2) (3) (4) (5) 464,68 2,05 431,90 11,77 518,68 2,05 477,69 10,60 605,98 2,06 516,09 8,04 *) 730,15 2,21 557,67 8, **) 826,17 2,3 613,72 10, * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat Pada tahun 2016, lapangan usaha pertambangan dan penggalian di Sulawesi Barat mengalami pertumbuhan sebesar 10,05 persen. Kondisi ini sedikit lebih cepat dari 2015 yang sebesar 8,06 persen. Lapanga usaha pertambangan dan penggalian merupakan lapangan usaha yang dalam kurun waktu lima tahun terakhir cenderung mengalami perlambatan tetapi pada tahun 2016 kembali meningkat. Meningkatnya lapangan usaha ini disebabkan terjadinya peningkatan produksi hasil penggalian sebagai respon dari permintan untuk pembangunan fisik yang cukup tinggi. Kegiatan proyek- 66 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

82 proyek pemerintah dan swasta pada tahun 2016 cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2012, kinerja lapangan usaha ini mencapai 11,77 persen, turun menjadi 10,60 persen di tahun Aktivitas lapangan usaha pertambangan dan penggalian di Sulawesi Barat pada 2016 mampu menciptakan nilai tambah atas dasar harga berlaku sebesar 826,17 miliar rupiah. Dengan demikian pada tahun 2016, lapangan usaha pertambangan dan penggalian memiliki kontribusi sekitar 2,3 persen terhadap total perekonomian Sulawesi Barat. Kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian cenderung bergerak stagnan pada kisaran kontribusi dua persen. Namun demikian, telah mulai tampak sedikit kemajuan kontribusi jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2012, lapangan usaha ini menyumbang 2,05 persen terhadap PDRB Sulawesi Barat. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel Industri Pengolahan Lapangan usaha industri pengolahan memiliki 16 sub lapangan usaha industri. Dari 16 sub lapangan usaha industri tersebut hanya terdapat 11 sub lapangan usaha industri yang ada di Sulawesi Barat. Sub lapangan usaha yang belum ada di Sulawesi Barat adalah industri batubara dan pengilangan migas; industri tembakau; industri barang dari kulit dan alas kaki; industri logam dasar; dan industri perlengkapan. PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

83 Tabel 4.4 Pertumbuhan Lapangan Usaha Industri Pengolahan Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Lapangan Usaha * 2016 ** (1) (2) (3) (4) (5) (6) Industri Makanan dan Minuman Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Industri Barang Galian bukan Logam Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik Industri Alat Angkutan Industri Furnitur Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan Total 7,24 7,81 39,32 11,09-4,34 7,11-0,09 5,79 17,18 14,54 3,67-0,57-1,28 13,80 10,28 0,31 9,68 10,80-3,97 16,64 19,89 9,28 1,88-4,72 3,26 4,27 4,47 3,31 13,47 19,16 3,13-0,22 2,02 21,93 3,23 2,06 2,29 4,82 1,92 11,67 5,23 3,79 0,64 3,92 7,03 3,67-0,58 10,21 15,85 11,62 * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat 2,02 1,98 9,15 6,11 5,42 6,79 7,09 35,68 11,15-3,34 Pada tahun 2016, aktivitas kegiatan industri pengolahan di Sulawesi Barat mengalami kontraksi sebesar 3,34 persen. Capaian pertumbuhan ini jauh dari kinerja 2015 yang melesat pada kecepatan 11,15 persen. 68 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

84 Terkontraksinya kinerja industri pengolahan pada 2016 lebih disebabkan oleh kinerja sub kategori industri makanan dan minuman yang menjadi penggerak utama kegiatan indiustri di Sulawersi Barat yang mengalami kontraksi sebesar 4,34 persen di tahun Kendati mengalami kontraksi secara total pada lapangan usaha industri pengolahan, akan tetapi masih terdapat beberapa sub lapangan usaha industri pengolahan yang dapat melaju lebih cepat dari kondisi tahun sebelumnya. Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman yang terkontraksi 3,97 persen di 2015 menjadi tumbuh 16,64 persen di Peningkatan juga dapat dilihat pada sub lapangan usaha kimia, farmasi dan obat tradisional yang terkontaksi sebesar 4,72 persen di 2015 menjadi tumbuh 3,26 persen pada Menurunnya capaian pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan berdampak juga terhadap penurunan kontribusi kategori ini dalam menciptakan perekonomian Sulawesi Barat. Hal ini dapat dilihat dari share lapangan usaha ini pada 2015 sebesar 10,31 persen menjadi 9,44 persen di Jika dirinci menurut sub lapangan usaha terlihat jika sub lapangan usaha makanan dan minuman memiliki kontribusi yang paling besar dalam perekonomian Sulawesi Barat hingga 8,57 persen. Adapun sub lapangan usaha lainnya memiliki kontribusi yang masih cenderung kecil di bawah satu persen. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

85 Tabel 4.5 Kontribusi Lapangan Usaha Industri Pengolahan Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Lapangan Usaha * 2016 ** (1) (2) (3) (4) (5) (6) Industri Makanan dan Minuman Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Industri Barang Galian bukan Logam Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik Industri Alat Angkutan Industri Furnitur Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan Total * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat 4.4. Pengadaan Listrik dan Gas 7,56 7,31 9,54 9,45 8,57 0,10 0,09 0,09 0,09 0,1 0,05 0,04 0,04 0,04 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,35 0,34 0,32 0,38 0,36 0,34 0,32 0,3 0,27 0,29 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 8,48 8,18 10,37 10,31 9,44 Sebagai daerah yang berusaha mengejar ketertinggalan, Sulawesi Barat memerlukan ketersediaan pasokan energi yang cukup untuk membantu 70 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

86 meningkatkan kelancaran aktivitas ekonomi. Pada tahun 2016, lapangan usaha pengadaaan listrik dan gas di Sulawesi Barat mengalami pertumbuhan 19,66 persen. Yaitu nilai tambah yang diciptakan lapangan usaha ini berdasarkan harga konstan meningkat dari 15,73 miliar rupiah pada tahun 2015 menjadi 18,83 miliar rupiah di tahun Selama kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan aktivitas pengadaan listrik dan gas di Sulawesi Barat terlihat mengalami perlambatan tetapi mengalami percepatan pada tahun Hal ini disebabkan karena meningkatnya kebutuhan listrik untuk usaha dan pemasangan pada pembangunan perumahan baru. Tabel 4.6 Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Pengadaan Listrik, Gas Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Lapangan Usaha * 2016 ** Pertumbuhan (Total) 1. Ketenagalistrikan 2. Gas Kontribusi (Total) 1. Ketenagalistrikan 2. Gas (1) (2) (3) (4) (5) (6) 17,28 13,15 13,21 8,29 19,66 20,21 15,01 15,02 8,76 22,67 7,25 6,03 5,71 6,18 5,71 0,04 0,04 0,04 0,03 0,04 * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat 0,03 0,03 0,03 0,02 0,03 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Dari sisi pembentukan nilai tambah bruto, lapangan usaha pengadaan listrik dan gas masih terbilang cukup kecil di Sulawesi Barat. Hal ini terlihat dari kontribusi lapangan usaha ini dalam struktur ekonomi Sulawesi Barat yang PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

87 yang masih berkisar dibawah 0,5 persen, yakni sebesar 0,04 persen. Selengkapnya Tabel Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Pada tahun 2016, lapangan usaha pengadaan air di Sulawesi Barat mengalami pertumbuhan 8,51 persen, kondisi ini sedikit mengalami perlambatan dari capaian tahun sebelumnya yang sebesar 9,23 persen. Adapun penciptaan nilai tambah atas dasar harga berlaku untuk lapangan usaha pengadaan air di Sulawesi Barat pada tahun 2016 sebesar 54,89 miliar rupiah meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 49,93 miliar rupiah. Pembentukan nilai tambah lapangan usaha pengadaan air tahun 2016 sekitar 0,15 persen terhadap nilai PDRB Sulawesi Barat dan tidak mengalami peningkatan kontribusi dari kondisi tahun sebelumnya. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Perkembangan Nilai Tambah, Kontribusi dan Pertumbuhan Lapangan Usaha Pengadaan Air di Sulawesi Barat, Tahun NTB adhb (Miliar Rupiah) Kontribusi Terhadap PDRB (Persen) NTB adhk (Miliar rupiah) Pertumbuhan (Persen) (1) (2) (3) (4) (5) 37,95 0,17 32,67 12,40 42,96 0,17 36,84 12,77 45,63 0,15 39,23 6,46 *) 49,93 0,15 42,85 9, **) 54,89 0,15 46,49 8, * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat 72 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

88 4.6. Konstruksi Lapangan usaha konstruksi di Sulawesi Barat mengalami pertumbuhan 10,85 persen pada tahun Kinerja ini sedikit lebih cepat dari tahun sebelumnya yang hanya tumbuh pada kecepatan 8,84 persen. Kinerja konstruksi di Sulawesi Barat dalam kurun waktu memperlihatkan pergerakan yang berfluktuatif. Pertumbuhan tertinggi pada kurun waktu terjadi pada tahun Berdasarkan ADHB, penciptaan nilai tambah lapangan usaha konstruksi di Sulawesi Barat pada tahun 2016 sebesar 2.934,03 miliar rupiah meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 2.582,36 miliar rupiah. Kontribusi lapangan usaha konstruksi pada tahun 2016 sebesar 8,16 persen, sedikit lebih tinggi dari kontribusi 2015 yang sebesar 7,82 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Perkembanan Nilai Tambah, Kontribusi dan Pertumbuhan Lapangan Usaha Konstruksi di Sulawesi Barat, Tahun NTB adhb (Miliar Rupiah) Kontribusi Terhadap PDRB (Persen) NTB adhk (Miliar rupiah) Pertumbuhan (Persen) (1) (2) (3) (4) (5) 1 717,53 7, ,21 7, ,63 7, ,10 10, ,04 7, ,89 8,11 *) 2 582,36 7, ,37 8, **) 2 934,03 8, ,87 10, * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

89 4.7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Selama lima tahun terakhir, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor pertumbuhan di tahun 2016 merupakan kinerja yang paling lambat. Selain itu kinerja kategori ini juga cenderung mengalami perlambatan. Pertumbuhan tertinggi terjadi di 2013 yang sebesar 8,15 persen dan terendah di tahun Adapun kontribusi lapangan usaha ini terhadap pembentukan PDRB Sulawesi Barat pada tahun 2016 sebesar 10,41 persen. Kontribusi penciptaan nilai tambah pada 2016 juga merupakan yang terendah selama kurun waktu lima tahun terakhir. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Lapangan Usaha * 2016 ** Pertumbuhan (Total) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Perdagangan Mobil, Sepeda dan Reparasinya 2. Perdagangan Besar dan Eceran Kontribusi (Total) 1. Perdagangan Mobil, Sepeda dan Reparasinya 2. Perdagangan Besar dan Eceran 7,71 8,15 7,10 5,22 4,58 9,33 9,28 10,49-3,88-1,38 * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat 7,23 7,81 6,07 8,10 6,25 10,68 10,60 10,50 10,42 10,41 2,40 2,44 2,40 2,21 2,07 8,28 8,16 8,10 8,21 8,34 74 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

90 4.8. Transportasi dan Pergudangan Kinerja lapangan usaha transportasi dan pergudangan di Sulawesi Barat tahun 2016 tumbuh sebesar 5,01 persen, sedikit lebih lambat dari pertumbuhan 2015 yang sebesar 7,20 persen. Pada 2016, sub lapangan usaha angkutan udara meningkat paling cepat sebesar 51,43 persen. Adapun dari sisi penciptaan nilai tambah atas dasar harga berlaku, lapangan usaha transportasi dan pergudangan menyumbang 1,47 persen terhadap perekonomian Sulawesi Barat (setara dengan 530,16 miliar rupiah), selengkapnya dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.10 Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Lapangan Usaha * 2016 ** Pertumbuhan (Total) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 5,39 6,37 7,39 7,20 5,01 1. Angkutan Darat 5,83 6,52 7,75 7,07 0,29 2. Angkutan Laut 1,91 12,16 3,35 10,75-2,25 3. Angkutan Sungai 0,04 8,24 7,26-10,34 24,80 4. Angkutan Udara 18,72-9,79 14,47 31,24 51,43 5. Pergudangan 3,23 6,29 5,57 5,33 7,50 Kontribusi (Total) 1,57 1,55 1,53 1,55 1,47 1. Angkutan Darat 1,11 1,10 1,10 1,12 1,04 2. Angkutan Laut 0,17 0,17 0,16 0,17 0,15 3. Angkutan Sungai 0,12 0,12 0,11 0,09 0,10 4. Angkutan Udara 0,08 0,07 0,07 0,08 0,09 5. Pergudangan 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

91 4.9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Kinerja lapangan usaha akomodasi dan makan minum di Sulawesi Barat tahun 2016 tumbuh sebesar 8,13 persen, mengalami percepatan dari pertumbuhan 2015 yang sebesar 4,69 persen. Pada tahun 2016, sub lapangan usaha akomodasi meningkat 10,70 persen, lebih tinggi dari sub lapangan usaha penyediaan makan minum yang tumbuh hingga 7,47 persen. Adapun dari sisi penciptaan nilai tambah atas dasar harga berlaku, lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum menyumbang 0,23 persen terhadap perekonomian Sulawesi Barat. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.11 Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Lapangan Usaha * 2016 ** Pertumbuhan (Total) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Penyediaan Akomodasi 2. Penyediaan Makan Minum Kontribusi (Total) 1. Penyediaan Akomoadi 2. Penyediaan Makan Minum * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat Informasi dan Komunikasi 7,48 7,61 6,53 4,69 8,13 8,29 10,25 6,02 5,68 10,70 7,28 6,97 6,66 4,45 7,47 0,25 0,25 0,24 0,23 0,23 0,05 0,05 0,05 0,04 0,04 0,20 0,20 0,19 0,19 0,19 Lapangan usaha informasi dan komunikasi memiliki peranan sebagai penunjang aktivitas di setiap bidang ekonomi. Dalam era globalisasi, peranan lapangan usaha ini sangat vital dan menjadi indikator kemajuan suatu bangsa, 76 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

92 terutama jasa telekomunikasi. Peranan lapangan usaha ini terhadap perekonomian di Sulawesi Barat tahun 2016 sebesar 3,88 persen sedangkan pertumbuhannya pada tahun yang sama sebesar 9,21 persen. Pertumbuhan tertinggi kategori ini pernah dicapai sebesar 11,11 persen di tahun Selengkapnya lihat Tabel Tabel 4.12 Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi di Sulawesi Barat (Persen), Tahun NTB adhb (Miliar Rupiah) Kontribusi Terhadap PDRB (Persen) NTB adhk (Miliar rupiah) Pertumbuhan (Persen) (1) (2) (3) (4) (5) 902,23 3,99 871,84 9,89 999,40 3,96 968,69 11, ,20 3, ,43 7,20 *) 1 262,79 3, ,34 10, **) 1 394,09 3, ,38 9, * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat Jasa Keuangan dan Asuransi Lapangan usaha keuangan dan asuransi di Sulawesi Barat tahun 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 14,56 persen, capaian ini lebih cepat dari kinerja tahun sebelumnya yang tumbuh 6,26 persen. Peningkatan pertumbuhan ini didukung oleh kinerja sub lapangan usaha jasa perantara keuangan yang tumbuh lebih cepat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan sub lapangan usaha jasa perantara keuangan yang tumbuh hingga 18,63 persen. Adapun kontribusi lapangan usaha keuangan dan asuransi dalam menciptakan PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

93 PDRB Sulawesi Barat masih tetap tegolong rendah, kurang dari lima persen. Kontribusi lapangan usaha ini sebesar 2,16 persen pada tahun Selengkapnya lihat Tabel Tabel 4.13 Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi Menurut Sub Lapangan Usaha di Sulawesi Barat (Persen), Lapangan Usaha * 2016 ** Pertumbuhan (Total) 1. Jasa Perantara Keuangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2. Asuransi Dana Pensiun 3. Jasa Keuangan Lainnya Kontribusi (Total) 1. Jasa Perantara Keuangan 2. Asuransi Dana Pensiun 3. Jasa Keuangan Lainnya * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat Real Estate 15,53 5,40 3,77 6,26 14,56 16,40 4,66 2,70 6,04 18,63 9,27 6,40 4,88 9,23 6,79 12,63 8,07 7,57 6,93 1,11 2,21 2,19 2,04 2,00 2,16 1,77 1,75 1,62 1,59 1,77 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,43 0,43 0,41 0,40 0,38 Pada tahun 2016 lapangan usaha real estate di Sulawesi Barat mengalami pertumbuhan 4,99 persen. Kondisi ini melaju lebih lambat dari pertumbuhan 2015 yang sebesar 5,01 persen. Selama lima tahun terakhir, kinerja real estate masih bergerak secara bervariatif. Kinerja lapangan usaha real estate dalam menyumbang perekonomian Sulawesi Barat tahun 2016 mencapai 2,73 persen. Selama kurun waktu PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

94 2016, kontribusi real estate dalam menciptakan PDRB Sulawesi Barat terlihat mengalami mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel Jasa Perusahaan Lapangan usaha jasa perusahaan mengalami pertumbuhan hingga 4,62 persen tahun Selama kurun waktu , lapangan usaha jasa perusahaan mengalami pertumbuhan yang bervariasi dengan pertumbuhan terendah sebesar 3,01 persen pada Kontribusi lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 sebesar 0,07 persen. Hal ini relatif tidak berubah dalam kurun waktu , sehingga dapat dikatakan bahwa kategori jasa perusahaan belum memiliki kontribusi yang signifikan dalam menciptakan PDRB Sulawesi Barat. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial tahun 2016 mengalami pertumbuhan 16,42 persen. Lapangan usaha ini mengalami peningkatan pertumbuhan dari tahun sebelumnya yang sebesar 12,02 persen. Lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial memiliki peran yang cukup besar dalam menciptakan PDRB Sulawesi Barat. Pada tahun 2016, lapangan usaha ini memiliki kontribusi sebesar 8,91 persen dalam penciptaan PDRB Sulawesi Barat. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel Jasa Pendidikan Jasa pendidikan di Sulawesi Barat tahun 2016 tumbuh 12,66 persen bergerak lebih cepat dari 2015 yang sebesar 6,29 persen. Penciptaan nilai tambah pada jasa pendidikan di tahun 2016 sebesar 4,97 persen, sedikit PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

95 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan 2015 yang sebesar 4,67 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.14 Tabel 4.14 Pertumbuhan dan Kontribusi Lapangan Usaha Real Estate; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan; dan Jasa lainnya di Sulawesi Barat (Persen), Pertumbuhan Real Estate Lapangan Usaha * 2016 ** Jasa Perusahaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya Kontribusi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya 2,79 4,38 4,14 5,01 4,99 6,86 7,16 3,01 7,63 4,62 20,37 7,15 6,16 12,02 16,42 16,77 6,94 4,02 6,29 12,66 16,59 5,63 6,05 6,01 12,49 9,27 6,72 8,92 7,14 7,86 3,14 3,01 2,79 2,73 2,73 0,08 0,08 0,07 0,08 0,07 * Angka Sementra ** Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat 8,63 8,64 8,30 8,38 8,91 5,30 5,29 4,88 4,67 4,97 2,06 2,05 1,92 1,91 2,02 1,84 1,79 1,73 1,73 1,76 80 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

96 4.16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial Sulawesi Barat pada tahun 2016 tumbuh 12,49 persen meningkat dari pertumbuhan 2015 yang sebesar 6,01 persen. Adapun kontribusi penciptaan nilai tambah lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial di Sulawesi Barat pada tahun 2016 sebesar 2,02 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel Jasa lainnya Lapangan usaha jasa lainnya di Sulawesi Barat mengalami pertumbuhan 7,86 persen. Kondisi ini sedikit mengalami perlambatan dari 2015 yang tumbuh 7,14 persen. Kontribusi lapangan usaha ini dalam menciptakan PDRB Sulawesi Barat pada tahun 2016 sebesar 1,76 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada pada Tabel PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

97 82 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

98 LAMPIRAN PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

99 84 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

100 Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar Rupiah), Lapangan Usaha / Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 9 484, , , , ,59 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 7 055, , , , ,60 Tanaman Pangan 836,88 946, , , ,85 Tanaman Hortikultura 942,03 977,42 995, , ,11 Perkebunan 4 656, , , , ,28 Peternakan 438,09 486,34 538,51 593,17 644,85 Jasa Pertanian dan Perburuan 181,83 204,79 236,11 254,61 267,51 Kehutanan dan Penebangan Kayu 91,92 96,85 103,30 115,66 121,94 Perikanan 2 336, , , , ,05 Pertambangan dan Penggalian 464,68 518,68 605,98 730,15 826,17 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Bijih Logam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 464,68 518,68 605,98 730,15 826,17 Industri Pengolahan 1 919, , , , ,39 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Makanan dan Minuman 1 710, , , , ,84 Pengolahan Tembakau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 22,30 22,89 25,25 30,71 37,32 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 10,94 11,12 11,65 14,02 15,81 4,34 4,87 5,38 5,22 6,12 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 1,22 1,36 1,45 1,42 1,48 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 1,44 1,51 1,59 1,81 2,18 Industri Barang Galian bukan Logam 80,46 84,83 95,53 124,66 128,86 Industri Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

101 Lanjutan Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar Rupiah), Lapangan Usaha / Kategori Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik 76,71 80,49 88,56 90,28 102,78 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Alat Angkutan 2,40 2,52 2,58 2,69 2,93 Industri Furnitur 2,72 2,76 2,93 3,50 4,04 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 6,60 6,88 7,73 8,34 9,03 Pengadaan Listrik, Gas 10,15 10,21 11,52 10,27 12,94 Ketenagalistrikan 7,51 7,19 8,17 6,95 9,40 Gas 2,64 3,02 3,35 3,32 3,54 Pengadaan Air 37,95 42,96 45,63 49,93 54,89 Konstruksi 1 717, , , , ,03 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2 416, , , , ,91 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 542,10 615,93 707,74 730,47 744,61 Perdagangan Besar dan Eceran 1 874, , , , ,30 Transportasi dan Pergudangan 356,33 390,28 450,50 511,78 530,16 Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Angkutan Darat 251,97 277,72 323,08 370,56 374,53 Angkutan Laut 37,38 43,44 48,35 55,88 54,88 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 26,44 29,75 32,49 30,64 36,74 Angkutan Udara 19,17 16,36 21,24 26,50 33,50 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 21,37 23,01 25,34 28,20 30,51 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 55,59 62,15 69,72 75,58 83,87 Penyediaan Akomodasi 10,63 11,99 12,95 13,86 15,55 Penyediaan Makan Minum 44,96 50,16 56,77 61,72 68,32 Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan 902,23 999, , , ,09 499,66 553,01 600,82 660,90 780,09 Jasa Perantara Keuangan 399,32 441,70 475,84 524,51 637,58 Asuransi dan Dana Pensiun 2,35 2,55 2,73 3,02 3,27 Jasa Keuangan Lainnya 97,76 108,51 121,99 133,10 138,96 86 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

102 Lanjutan Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar Rupiah), Lapangan Usaha / Kategori Jasa Penunjang Keuangan 0,23 0,25 0,26 0,27 0,28 Real Estate 709,48 759,17 823,45 902,66 981,51 Jasa Perusahaan 18,49 20,37 22,31 24,47 25,72 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1 952, , , , ,31 Jasa Pendidikan 1 198, , , , ,75 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 466,73 518,64 564,46 630,47 728,15 Jasa lainnya 415,99 452,38 511,19 572,48 633,92 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,49 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

103 Lampiran 2 Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Miliar Rupiah), Lapangan Usaha / Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8 709, , , , ,40 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 6 721, , , , ,40 Tanaman Pangan 803,94 850,25 867,71 871, ,11 Tanaman Hortikultura 911,55 899,85 920, , ,46 Perkebunan 4 417, , , , ,24 Peternakan 420,87 438,60 460,92 483,59 507,24 Jasa Pertanian dan Perburuan 167,76 177,34 187,16 195,93 202,35 Kehutanan dan Penebangan Kayu 87,71 90,66 92,69 95,55 100,09 Perikanan 1 900, , , , ,91 Pertambangan dan Penggalian 431,90 477,69 516,09 557,67 613,72 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Bijih Logam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 431,90 477,69 516,09 557,67 613,72 Industri Pengolahan 1 836, , , , ,32 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Makanan dan Minuman 1 637, , , , ,05 Pengolahan Tembakau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 20,56 20,54 21,73 25,46 29,17 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 10,08 10,02 9,90 11,26 12,42 4,10 4,50 4,99 4,79 5,59 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 1,19 1,30 1,32 1,26 1,30 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 1,44 1,50 1,56 1,76 2,10 Industri Barang Galian bukan Logam 76,93 76,76 78,31 95,49 98,57 Industri Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 88 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

104 Lanjutan Lampiran 2 Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Miliar Rupiah), Lapangan Usaha / Kategori Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik 73,90 75,59 79,24 80,76 90,18 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Alat Angkutan 2,33 2,42 2,43 2,53 2,71 Industri Furnitur 2,54 2,53 2,78 3,22 3,60 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 6,13 6,25 6,82 7,24 7,63 Pengadaan Listrik, Gas 11,35 12,84 14,53 15,73 18,83 Ketenagalistrikan 9,00 10,35 11,90 12,94 15,88 Gas 2,35 2,49 2,63 2,79 2,95 Pengadaan Air 32,67 36,84 39,23 42,85 46,49 Konstruksi 1 554, , , , ,87 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2 124, , , , ,02 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 488,72 534,06 590,06 567,14 559,31 Perdagangan Besar dan Eceran 1 636, , , , ,71 Transportasi dan Pergudangan 345,15 367,12 394,25 422,63 443,81 Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Angkutan Darat 243,26 259,13 279,21 298,95 299,81 Angkutan Laut 36,74 41,20 42,58 47,16 46,10 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 26,00 28,14 30,18 27,06 33,77 Angkutan Udara 18,41 16,61 19,01 24,95 37,78 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 20,74 22,04 23,27 24,51 26,35 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 51,78 55,71 59,36 62,14 67,19 Penyediaan Akomodasi 10,15 11,18 11,86 12,53 13,87 Penyediaan Makan Minum 41,63 44,53 47,50 49,61 53,32 Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan 871,84 968, , , ,38 437,84 461,46 478,88 508,84 582,90 Jasa Perantara Keuangan 341,90 357,83 367,48 389,68 462,28 Asuransi dan Dana Pensiun 2,24 2,38 2,5 2,73 2,91 Jasa Keuangan Lainnya 93,5 101,04 108,69 116,22 117,5 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

105 Lanjutan Lampiran 2 Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Miliar Rupiah), Lapangan Usaha / Kategori Jasa Penunjang Keuangan 0,20 0,21 0,21 0,21 0,21 Real Estate 632,11 659,82 687,13 721,58 757,61 Jasa Perusahaan 19,40 20,79 21,42 23,05 24,12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1 753, , , , ,45 Jasa Pendidikan 1 151, , , , ,66 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 431,13 455,40 482,95 511,95 575,89 Jasa lainnya 391,28 417,59 454,82 487,30 525,60 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,26 90 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

106 Lampiran 3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 41,92 42,28 41,76 41,95 41,30 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 31,18 31,25 30,71 30,81 30,34 Tanaman Pangan 3,7 3,75 3,73 3,52 4,55 Tanaman Hortikultura 4,16 3,87 3,38 3,75 3,95 Perkebunan 20,58 20,89 20,97 20,97 19,31 Peternakan 1,94 1,93 1,83 1,8 1,79 Jasa Pertanian dan Perburuan 0,8 0,81 0,8 0,77 0,74 Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,41 0,38 0,35 0,35 0,34 Perikanan 10,33 10,65 10,7 10,79 10,62 Pertambangan dan Penggalian 2,05 2,05 2,06 2,21 2,3 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Bijih Logam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 2,05 2,05 2,06 2,21 2,3 Industri Pengolahan 8,48 8,18 10,37 10,31 9,44 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Makanan dan Minuman 7,56 7,31 9,54 9,45 8,57 Pengolahan Tembakau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,10 0,09 0,09 0,09 0,1 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 0,05 0,04 0,04 0,04 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Industri Barang Galian bukan Logam 0,35 0,34 0,32 0,38 0,36 Industri Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

107 Lanjutan Lampiran 3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik 0,34 0,32 0,3 0,27 0,29 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Alat Angkutan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Industri Furnitur 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 Pengadaan Listrik, Gas 0,04 0,04 0,04 0,03 0,04 Ketenagalistrikan 0,03 0,03 0,03 0,02 0,03 Gas 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Pengadaan Air 0,17 0,17 0,15 0,15 0,15 Konstruksi 7,59 7,87 7,76 7,82 8,16 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10,68 10,60 10,50 10,42 10,41 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 2,40 2,44 2,40 2,21 2,07 Perdagangan Besar dan Eceran 8,28 8,16 8,10 8,21 8,34 Transportasi dan Pergudangan 1,57 1,55 1,53 1,55 1,47 Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Angkutan Darat 1,11 1,10 1,10 1,12 1,04 Angkutan Laut 0,17 0,17 0,16 0,17 0,15 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0,12 0,12 0,11 0,09 0,10 Angkutan Udara 0,08 0,07 0,07 0,08 0,09 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,25 0,25 0,24 0,23 0,23 Penyediaan Akomodasi 0,05 0,05 0,05 0,04 0,04 Penyediaan Makan Minum 0,20 0,20 0,19 0,19 0,19 Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan 3,99 3,96 3,86 3,83 3,88 2,21 2,19 2,04 2,00 2,16 Jasa Perantara Keuangan 1,77 1,75 1,62 1,59 1,77 Asuransi dan Dana Pensiun 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Jasa Keuangan Lainnya 0,43 0,43 0,41 0,40 0,38 92 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

108 Lanjutan Lampiran 3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Real Estate 3,14 3,01 2,79 2,73 2,73 Jasa Perusahaan 0,08 0,08 0,07 0,08 0,07 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8,63 8,64 8,30 8,38 8,91 Jasa Pendidikan 5,30 5,29 4,88 4,67 4,97 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,06 2,05 1,92 1,91 2,02 Jasa lainnya 1,84 1,79 1,73 1,73 1,76 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

109 Lampiran 4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 41,90 41,42 40,31 39,69 38,82 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 32,34 31,88 30,89 30,39 29,60 Tanaman Pangan 3,87 3,82 3,59 3,35 4,36 Tanaman Hortikultura 4,39 4,05 3,80 4,03 4,07 Perkebunan 21,25 21,24 20,82 20,39 18,59 Peternakan 2,02 1,97 1,91 1,86 1,84 Jasa Pertanian dan Perburuan 0,81 0,80 0,77 0,76 0,74 Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,42 0,41 0,38 0,37 0,36 Perikanan 9,14 9,13 9,04 8,93 8,86 Pertambangan dan Penggalian 2,08 2,15 2,13 2,15 2,23 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Bijih Logam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 2,08 2,15 2,13 2,15 2,23 Industri Pengolahan 8,84 8,85 11,03 11,42 10,41 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Makanan dan Minuman 7,88 7,94 10,17 10,52 9,49 Pengolahan Tembakau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,10 0,09 0,09 0,10 0,11 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 0,05 0,04 0,04 0,04 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Industri Barang Galian bukan Logam 0,37 0,35 0,32 0,37 0,36 Industri Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 94 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

110 Lanjutan Lampiran 4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar HargaKonstan 2010 (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik 0,35 0,34 0,33 0,31 0,33 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Alat Angkutan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Industri Furnitur 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 Pengadaan Listrik, Gas 0,05 0,06 0,06 0,06 0,07 Ketenagalistrikan 0,04 0,05 0,05 0,05 0,06 Gas 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Pengadaan Air 0,16 0,16 0,16 0,16 0,17 Konstruksi 7,48 7,70 7,65 7,75 8,10 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10,22 10,34 10,17 9,96 9,83 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 2,35 2,40 2,44 2,18 2,03 Perdagangan Besar dan Eceran 7,87 7,94 7,73 7,78 7,80 Transportasi dan Pergudangan 1,66 1,65 1,63 1,63 1,61 Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Angkutan Darat 1,17 1,17 1,15 1,15 1,09 Angkutan Laut 0,18 0,18 0,18 0,18 0,17 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0,12 0,13 0,12 0,10 0,12 Angkutan Udara 0,09 0,07 0,08 0,10 0,14 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 0,10 0,10 0,10 0,10 0,09 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,25 0,25 0,25 0,24 0,24 Penyediaan Akomodasi 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 Penyediaan Makan Minum 0,20 0,20 0,20 0,19 0,19 Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan 4,19 4,36 4,29 4,43 4,56 2,11 2,08 1,98 1,96 2,11 Jasa Perantara Keuangan 1,65 1,61 1,52 1,50 1,68 Asuransi dan Dana Pensiun 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Jasa Keuangan Lainnya 0,45 0,46 0,45 0,45 0,42 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

111 Lanjutan Lampiran 4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Real Estate 3,04 2,97 2,84 2,78 2,75 Jasa Perusahaan 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8,44 8,45 8,24 8,60 9,44 Jasa Pendidikan 5,54 5,54 5,29 5,24 5,57 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,07 2,05 2,00 1,97 2,09 Jasa lainnya 1,88 1,88 1,88 1,87 1,91 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 96 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

112 Lampiran 5 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 9,81 12,57 15,22 12,60 7,27 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 10,19 11,84 14,65 12,45 7,29 Tanaman Pangan 9,89 13,14 15,95 6,03 40,70 Tanaman Hortikultura 8,86 3,76 1,89 24,21 14,80 Perkebunan 10,98 13,28 17,12 12,08 0,30 Peternakan 5,89 11,01 10,73 10,15 8,71 Jasa Pertanian dan Perburuan 9,35 12,62 15,30 7,83 5,07 Kehutanan dan Penebangan Kayu 4,65 5,36 6,67 11,96 5,43 Perikanan 8,88 15,07 17,18 13,03 7,26 Pertambangan dan Penggalian 12,44 11,62 16,83 20,49 13,15 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Bijih Logam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 12,44 11,62 16,83 20,49 13,15 Industri Pengolahan 7,10 7,56 47,93 11,40-0,25 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Makanan dan Minuman 7,36 7,89 52,36 10,96-1,17 Pengolahan Tembakau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 10,11 2,66 10,32 21,60 21,54 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 7,76 1,64 4,79 20,35 12,77 1,91 12,19 10,29-2,82 17,12 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 20,76 11,23 6,66-2,12 4,56 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 4,27 4,47 5,89 13,54 20,65 Industri Barang Galian bukan Logam 4,57 5,43 12,61 30,49 3,37 Industri Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

113 Lanjutan Lampiran 5 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik 3,48 4,92 10,02 1,95 13,85 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Alat Angkutan 6,28 5,29 2,32 3,96 9,14 Industri Furnitur 7,41 1,46 6,04 19,51 15,32 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 5,23 4,32 12,29 7,93 8,24 Pengadaan Listrik, Gas 11,71 0,57 12,83-10,85 25,96 Ketenagalistrikan 10,90-4,27 13,62-14,93 35,19 Gas 14,07 14,32 10,96-0,89 6,64 Pengadaan Air 20,28 13,18 6,22 9,44 9,93 Konstruksi 12,62 15,67 15,02 13,01 13,62 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 13,74 10,80 15,48 11,28 8,81 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 14,64 13,62 14,90 3,21 1,93 Perdagangan Besar dan Eceran 13,48 9,98 15,65 13,67 10,66 Transportasi dan Pergudangan 6,94 9,53 15,43 13,60 3,59 Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Angkutan Darat 7,89 10,22 16,33 14,70 1,07 Angkutan Laut 2,00 16,22 11,30 15,56-1,77 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0,29 12,51 9,22-5,69 19,88 Angkutan Udara 17,17-14,66 29,78 24,80 26,42 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 5,26 7,64 10,14 11,29 8,18 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 13,08 11,81 12,18 8,41 10,97 Penyediaan Akomodasi 10,70 12,86 8,01 7,02 12,19 Penyediaan Makan Minum 13,65 11,56 13,18 8,72 10,70 Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan 9,95 10,77 13,89 10,95 10,40 25,44 10,68 8,65 10,00 18,03 Jasa Perantara Keuangan 28,69 10,61 7,73 10,23 21,56 Asuransi dan Dana Pensiun 10,70 8,51 7,06 10,83 8,38 Jasa Keuangan Lainnya 14,09 11,00 12,42 9,11 4,40 98 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

114 Lanjutan Lampiran 5 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Jasa Penunjang Keuangan 9,25 9,39 4,85 3,08 3,09 Real Estate 5,07 7,00 8,47 9,62 8,74 Jasa Perusahaan 8,57 10,12 9,56 9,67 5,10 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 22,57 11,71 12,07 13,23 15,80 Jasa Pendidikan 17,89 11,47 7,63 7,26 15,99 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 21,61 11,12 8,83 11,69 15,49 Jasa lainnya 12,54 8,75 13,00 11,99 10,73 Produk Domestik Regional Bruto 12,07 11,59 16,67 12,08 8,96 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

115 Lampiran 6 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7,32 5,71 5,93 5,74 3,69 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 7,48 5,44 5,45 5,65 3,27 Tanaman Pangan 4,99 5,76 2,05 0,38 37,90 Tanaman Hortikultura 4,70-1,28 2,31 13,81 7,13 Perkebunan 8,82 6,88 6,69 5,17-3,34 Peternakan 4,88 4,21 5,09 4,92 4,89 Jasa Pertanian dan Perburuan 7,02 5,71 5,54 4,69 3,27 Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,06 3,37 2,25 3,08 4,76 Perikanan 7,14 6,78 7,77 6,16 5,10 Pertambangan dan Penggalian 11,77 10,60 8,04 8,06 10,05 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Bijih Logam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 11,77 10,60 8,04 8,06 10,05 Industri Pengolahan 6,79 7,09 35,68 11,15-3,34 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Makanan dan Minuman 7,24 7,81 39,32 11,09-4,34 Pengolahan Tembakau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 7,11-0,09 5,79 17,18 14,54 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 3,67-0,57-1,28 13,80 10,28 0,31 9,68 10,80-3,97 16,64 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 19,89 9,28 1,88-4,72 3,26 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 4,27 4,47 3,31 13,47 19,16 Industri Barang Galian bukan Logam 3,13-0,22 2,02 21,93 3,23 Industri Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0, PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

116 Lanjutan Lampiran 6 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik 2,06 2,29 4,82 1,92 11,67 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Alat Angkutan 5,23 3,79 0,64 3,92 7,03 Industri Furnitur 3,67-0,58 10,21 15,85 11,62 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 2,02 1,98 9,15 6,11 5,42 Pengadaan Listrik, Gas 17,28 13,15 13,21 8,29 19,66 Ketenagalistrikan 20,21 15,01 15,02 8,76 22,67 Gas 7,25 6,03 5,71 6,18 5,71 Pengadaan Air 12,40 12,77 6,46 9,23 8,51 Konstruksi 7,74 10,09 8,11 8,84 10,85 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,71 8,15 7,10 5,22 4,58 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 9,33 9,28 10,49-3,88-1,38 Perdagangan Besar dan Eceran 7,23 7,81 6,07 8,10 6,25 Transportasi dan Pergudangan 5,39 6,37 7,39 7,20 5,01 Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Angkutan Darat 5,83 6,52 7,75 7,07 0,29 Angkutan Laut 1,91 12,16 3,35 10,75-2,25 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0,04 8,24 7,26-10,34 24,80 Angkutan Udara 18,72-9,79 14,47 31,24 51,43 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 3,23 6,29 5,57 5,33 7,50 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,48 7,61 6,53 4,69 8,13 Penyediaan Akomodasi 8,29 10,25 6,02 5,68 10,70 Penyediaan Makan Minum 7,28 6,97 6,66 4,45 7,47 Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan 9,89 11,11 7,20 10,87 9,21 15,53 5,40 3,77 6,26 14,56 Jasa Perantara Keuangan 16,40 4,66 2,70 6,04 18,63 Asuransi dan Dana Pensiun 9,27 6,40 4,88 9,23 6,79 Jasa Keuangan Lainnya 12,63 8,07 7,57 6,93 1,11 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

117 Lanjutan Lampiran 6 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Jasa Penunjang Keuangan 4,76 2,25-1,52 1,33 2,30 Real Estate 2,79 4,38 4,14 5,01 4,99 Jasa Perusahaan 6,86 7,16 3,01 7,63 4,62 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 20,37 7,15 6,16 12,02 16,42 Jasa Pendidikan 16,77 6,94 4,02 6,29 12,66 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 16,59 5,63 6,05 6,01 12,49 Jasa lainnya 9,27 6,72 8,92 7,14 7,86 Produk Domestik Regional Bruto 9,25 6,93 8,86 7,39 6, PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

118 Lampiran 7 Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku 2010=100 (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 126,68 142,61 164,31 185,00 198,46 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 122,67 137,19 157,29 176,88 189,79 Tanaman Pangan 110,51 125,03 144,97 153,72 216,28 Tanaman Hortikultura 110,22 114,36 116,53 144,74 166,16 Perkebunan 128,66 145,75 170,70 191,31 191,89 Peternakan 117,21 130,12 144,07 158,70 172,52 Jasa Pertanian dan Perburuan 124,29 139,98 161,39 174,04 182,86 Kehutanan dan Penebangan Kayu 108,73 114,56 122,20 136,82 144,24 Perikanan 141,58 162,91 190,90 215,77 231,44 Pertambangan dan Penggalian 134,84 150,51 175,84 211,88 239,74 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Bijih Logam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 134,84 150,51 175,84 211,88 239,74 Industri Pengolahan 128,24 137,93 204,04 227,31 226,74 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Makanan dan Minuman 130,16 140,44 213,96 237,42 234,65 Pengolahan Tembakau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 136,54 140,18 154,65 188,05 228,57 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 123,03 125,04 131,03 157,70 177,83 115,85 129,97 143,35 139,31 163,16 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 144,68 160,92 171,64 168,01 175,68 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 112,68 117,71 124,64 141,52 170,74 Industri Barang Galian bukan Logam 115,02 121,26 136,55 178,19 184,19 Industri Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

119 Lanjutan Lampiran 7 Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku 2010=100 (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik 107,34 112,63 123,91 126,32 143,81 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Alat Angkutan 108,51 114,25 116,90 121,53 132,64 Industri Furnitur 119,64 121,39 128,71 153,82 177,38 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 113,37 118,26 132,80 143,33 155,14 Pengadaan Listrik, Gas 118,47 119,14 134,43 119,85 150,96 Ketenagalistrikan 114,98 110,07 125,06 106,40 143,83 Gas 129,66 148,23 164,47 163,00 173,83 Pengadaan Air 165,79 187,64 199,31 218,12 239,79 Konstruksi 130,92 151,43 174,18 196,84 223,65 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 133,63 148,07 170,98 190,26 207,02 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 132,09 150,08 172,45 177,99 181,43 Perdagangan Besar dan Eceran 134,09 147,47 170,55 193,87 214,54 Transportasi dan Pergudangan 117,62 128,83 148,71 168,93 175,00 Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Angkutan Darat 119,23 131,41 152,88 175,34 177,22 Angkutan Laut 114,18 132,70 147,71 170,68 167,65 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 98,19 110,48 120,66 113,80 136,42 Angkutan Udara 147,74 126,08 163,63 204,22 258,17 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 112,66 121,27 133,56 148,64 160,80 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 133,67 149,46 167,67 181,76 201,70 Penyediaan Akomodasi 126,10 142,32 153,72 164,51 184,56 Penyediaan Makan Minum 135,60 151,27 171,21 186,14 206,06 Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan 124,06 137,42 156,51 173,64 191,70 159,19 176,19 191,43 210,57 248,54 Jasa Perantara Keuangan 168,41 186,29 200,68 221,21 268,90 Asuransi dan Dana Pensiun 130,01 141,07 151,02 167,39 181,41 Jasa Keuangan Lainnya 130,73 145,11 163,13 177,99 185, PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

120 Lanjutan Lampiran 7 Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku 2010=100 (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Jasa Penunjang Keuangan 133,23 145,74 152,82 157,53 162,39 Real Estate 121,18 129,67 140,65 154,17 167,64 Jasa Perusahaan 116,88 128,71 141,02 154,66 162,55 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 159,52 178,20 199,71 226,12 261,84 Jasa Pendidikan 143,43 159,89 172,09 184,58 214,09 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 147,27 163,65 178,11 198,94 229,76 Jasa lainnya 122,13 132,81 150,08 168,07 186,11 Produk Domestik Regional Bruto 131,67 146,94 171,43 192,14 209,35 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

121 Lampiran 8 Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (2010=100) (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 116,33 122,98 130,28 137,76 142,85 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 116,86 123,23 129,94 137,29 141,78 Tanaman Pangan 106,16 112,28 114,58 115,02 158,61 Tanaman Hortikultura 106,65 105,28 107,71 122,59 131,33 Perkebunan 122,04 130,44 139,17 146,37 141,49 Peternakan 112,60 117,34 123,32 129,38 135,71 Jasa Pertanian dan Perburuan 114,67 121,22 127,93 133,93 138,31 Kehutanan dan Penebangan Kayu 103,75 107,24 109,65 113,02 118,40 Perikanan 115,13 122,94 132,49 140,65 147,82 Pertambangan dan Penggalian 125,33 138,62 149,76 161,83 178,09 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Bijih Logam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 134,84 150,51 175,84 211,88 239,74 Industri Pengolahan 128,24 137,93 204,04 227,31 226,74 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Makanan dan Minuman 130,16 140,44 213,96 237,42 234,65 Pengolahan Tembakau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 136,54 140,18 154,65 188,05 228,57 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 123,03 125,04 131,03 157,70 177,83 115,85 129,97 143,35 139,31 163,16 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 144,68 160,92 171,64 168,01 175,68 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 112,68 117,71 124,64 141,52 170,74 Industri Barang Galian bukan Logam 115,02 121,26 136,55 178,19 184,19 Industri Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0, PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

122 Lanjutan Lampiran 8 Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (2010=100) (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik 107,34 112,63 123,91 126,32 143,81 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Alat Angkutan 108,51 114,25 116,90 121,53 132,64 Industri Furnitur 119,64 121,39 128,71 153,82 177,38 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 113,37 118,26 132,80 143,33 155,14 Pengadaan Listrik, Gas 118,47 119,14 134,43 119,85 150,96 Ketenagalistrikan 114,98 110,07 125,06 106,40 143,83 Gas 129,66 148,23 164,47 163,00 173,83 Pengadaan Air 165,79 187,64 199,31 218,12 239,79 Konstruksi 130,92 151,43 174,18 196,84 223,65 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 133,63 148,07 170,98 190,26 207,02 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 132,09 150,08 172,45 177,99 181,43 Perdagangan Besar dan Eceran 134,09 147,47 170,55 193,87 214,54 Transportasi dan Pergudangan 117,62 128,83 148,71 168,93 175,00 Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Angkutan Darat 119,23 131,41 152,88 175,34 177,22 Angkutan Laut 114,18 132,70 147,71 170,68 167,65 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 98,19 110,48 120,66 113,80 136,42 Angkutan Udara 147,74 126,08 163,63 204,22 258,17 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 112,66 121,27 133,56 148,64 160,80 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 133,67 149,46 167,67 181,76 201,70 Penyediaan Akomodasi 126,10 142,32 153,72 164,51 184,56 Penyediaan Makan Minum 135,60 151,27 171,21 186,14 206,06 Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan 124,06 137,42 156,51 173,64 191,70 159,19 176,19 191,43 210,57 248,54 Jasa Perantara Keuangan 168,41 186,29 200,68 221,21 268,90 Asuransi dan Dana Pensiun 130,01 141,07 151,02 167,39 181,41 Jasa Keuangan Lainnya 130,73 145,11 163,13 177,99 185,82 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

123 Lanjutan Lampiran 8 Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 (2010=100) (Persen), Lapangan Usaha / Kategori Jasa Penunjang Keuangan 133,23 145,74 152,82 157,53 162,39 Real Estate 121,18 129,67 140,65 154,17 167,64 Jasa Perusahaan 116,88 128,71 141,02 154,66 162,55 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 159,52 178,20 199,71 226,12 261,84 Jasa Pendidikan 143,43 159,89 172,09 184,58 214,09 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 147,27 163,65 178,11 198,94 229,76 Jasa lainnya 122,13 132,81 150,08 168,07 186,11 Produk Domestik Regional Bruto 120,97 129,35 140,80 151,21 160, PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

124 Lampiran 9 Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (2010=100), Lapangan Usaha / Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 108,90 115,96 126,12 134,30 138,93 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 104,97 111,33 121,05 128,84 133,86 Tanaman Pangan 104,10 111,36 126,52 133,65 136,36 Tanaman Hortikultura 103,34 108,62 108,18 118,06 126,52 Perkebunan 105,42 111,73 122,65 130,70 135,62 Peternakan 104,09 110,89 116,83 122,66 127,13 Jasa Pertanian dan Perburuan 108,39 115,48 126,16 129,95 132,20 Kehutanan dan Penebangan Kayu 104,80 106,82 111,44 121,05 121,83 Perikanan 122,97 132,51 144,09 153,40 156,57 Pertambangan dan Penggalian 107,59 108,58 117,42 130,93 134,62 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Bijih Logam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 107,59 108,58 117,42 130,93 134,62 Industri Pengolahan 104,51 104,97 114,45 114,72 118,38 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Makanan dan Minuman 104,45 104,53 114,31 114,19 117,97 Pengolahan Tembakau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 108,44 111,43 116,21 120,59 127,96 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 108,51 110,92 117,74 124,52 127,33 105,85 108,27 107,77 109,07 109,52 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 102,86 104,69 109,61 112,60 114,03 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 100,00 100,00 102,49 102,56 103,84 Industri Barang Galian bukan Logam 104,60 110,52 121,99 130,55 130,72 Industri Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

125 Lanjutan Lampiran 9 Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (2010=100), Lapangan Usaha / Kategori Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik 103,81 106,48 111,76 111,79 113,97 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Alat Angkutan 102,90 104,38 106,13 106,17 108,26 Industri Furnitur 107,21 109,40 105,26 108,58 112,18 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 107,66 110,12 113,29 115,24 118,31 Pengadaan Listrik, Gas 89,52 79,56 79,29 65,28 68,71 Ketenagalistrikan 83,51 69,51 68,66 53,71 59,19 Gas 112,55 121,35 127,38 118,90 119,95 Pengadaan Air 116,16 116,59 116,33 116,54 118,08 Konstruksi 110,51 116,10 123,52 128,26 131,46 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 113,74 116,53 125,65 132,88 138,25 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 110,92 115,33 119,94 128,80 133,13 Perdagangan Besar dan Eceran 114,58 116,90 127,45 134,02 139,59 Transportasi dan Pergudangan 103,24 106,31 114,27 121,09 119,46 Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Angkutan Darat 103,58 107,18 115,71 123,95 124,92 Angkutan Laut 101,74 105,43 113,54 118,47 119,05 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 101,71 105,73 107,66 113,25 108,78 Angkutan Udara 104,16 98,53 111,72 106,24 88,69 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 103,06 104,37 108,88 115,04 115,77 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 107,36 111,54 117,46 121,63 124,83 Penyediaan Akomodasi 104,75 107,23 109,24 110,62 112,11 Penyediaan Makan Minum 107,99 112,62 119,51 124,40 128,14 Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan 103,49 103,17 109,61 109,68 110,87 114,12 119,84 125,46 129,88 133,83 Jasa Perantara Keuangan 116,80 123,44 129,49 134,60 137,92 Asuransi dan Dana Pensiun 104,85 106,93 109,16 110,76 112,41 Jasa Keuangan Lainnya 104,56 107,39 112,24 114,52 118, PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

126 Lanjutan Lampiran 9 Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (2010=100), Lapangan Usaha / Kategori Jasa Penunjang Keuangan 109,86 117,53 125,14 127,31 128,29 Real Estate 112,24 115,06 119,84 125,09 129,55 Jasa Perusahaan 95,31 97,94 104,18 106,16 106,64 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 111,32 116,06 122,51 123,84 123,17 Jasa Pendidikan 104,08 108,50 112,26 113,28 116,63 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 108,26 113,89 116,88 123,15 126,44 Jasa lainnya 106,31 108,33 112,39 117,48 120,61 Produk Domestik Regional Bruto 108,85 113,60 121,75 127,07 130,58 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

127 Lampiran 10 Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (2010=100), Lapangan Usaha / Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,32 6,48 8,77 6,48 3,45 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 2,53 6,06 8,72 6,44 3,90 Tanaman Pangan 4,67 6,98 13,61 5,63 2,03 Tanaman Hortikultura 3,97 5,11-0,40 9,13 7,16 Perkebunan 1,99 5,99 9,77 6,56 3,76 Peternakan 0,96 6,53 5,36 4,99 3,64 Jasa Pertanian dan Perburuan 2,17 6,54 9,25 3,01 1,74 Kehutanan dan Penebangan Kayu 4,59 1,93 4,32 8,62 0,64 Perikanan 1,63 7,76 8,73 6,46 2,06 Pertambangan dan Penggalian 0,60 0,92 8,14 11,51 2,82 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan Bijih Logam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 0,60 0,92 8,14 11,51 2,82 Industri Pengolahan 0,29 0,44 9,03 0,23 3,20 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Makanan dan Minuman 0,11 0,07 9,36-0,11 3,32 Pengolahan Tembakau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 2,80 2,76 4,29 3,77 6,11 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 3,95 2,22 6,15 5,76 2,25 1,59 2,28-0,46 1,20 0,42 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0,73 1,79 4,69 2,73 1,27 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,00 0,00 2,49 0,06 1,25 Industri Barang Galian bukan Logam 1,39 5,66 10,38 7,02 0,13 Industri Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0, PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

128 Lanjutan Lampiran 10 Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (2010=100), Lapangan Usaha / Kategori Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik 1,39 2,57 4,96 0,03 1,95 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Alat Angkutan 1,00 1,44 1,68 0,03 1,97 Industri Furnitur 3,61 2,05-3,79 3,15 3,31 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 3,15 2,29 2,87 1,72 2,67 Pengadaan Listrik, Gas -4,75-11,12-0,34-17,67 5,26 Ketenagalistrikan -7,74-16,77-1,21-21,78 10,20 Gas 6,37 7,82 4,97-6,66 0,88 Pengadaan Air 7,01 0,37-0,23 0,19 1,31 Konstruksi 4,53 5,06 6,39 3,84 2,49 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,60 2,45 7,82 5,75 4,05 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 4,86 3,97 4,00 7,38 3,36 Perdagangan Besar dan Eceran 5,83 2,02 9,03 5,15 4,15 Transportasi dan Pergudangan 1,47 2,97 7,48 5,97-1,35 Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Angkutan Darat 1,95 3,47 7,97 7,12 0,78 Angkutan Laut 0,09 3,62 7,70 4,34 0,49 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0,25 3,95 1,83 5,19-3,95 Angkutan Udara -1,31-5,41 13,38-4,91-16,52 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 1,96 1,26 4,32 5,65 0,64 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,21 3,90 5,31 3,55 2,63 Penyediaan Akomodasi 2,23 2,37 1,87 1,26 1,34 Penyediaan Makan Minum 5,93 4,29 6,11 4,09 3,00 Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan 0,05-0,31 6,24 0,07 1,09 8,58 5,01 4,70 3,52 3,04 Jasa Perantara Keuangan 10,55 5,69 4,90 3,95 2,47 Asuransi dan Dana Pensiun 1,31 1,98 2,08 1,47 1,49 Jasa Keuangan Lainnya 1,30 2,71 4,51 2,04 3,26 PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

129 Lanjutan Lampiran 10 Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Berlaku (2010=100), Lapangan Usaha / Kategori Jasa Penunjang Keuangan 4,29 6,98 6,47 1,73 0,77 Real Estate 2,21 2,51 4,16 4,39 3,57 Jasa Perusahaan 1,60 2,77 6,36 1,90 0,46 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,83 4,26 5,56 1,08-0,53 Jasa Pendidikan 0,96 4,24 3,47 0,91 2,96 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,30 5,20 2,63 5,37 2,67 Jasa lainnya 2,99 1,90 3,75 4,53 2,66 Produk Domestik Regional Bruto 2,58 4,36 7,18 4,37 2, PDRB Sulawesi Barat Menurut Lapangan Usaha

130

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR PERUBAHAN TAHUN DASAR PDB SUT INDONESIA 2010 IMPLEMENTASI SNA 2008 HASIL PENGHITUNGAN TANTANGAN PENYEMPURNAAN PDB KATA PENGANTAR Selama sepuluh tahun terakhir, banyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PERUBAHAN TAHUN DASAR PDB SUT INDONESIA 2010 IMPLEMENTASI SNA 2008 HASIL PENGHITUNGAN TANTANGAN PENYEMPURNAAN PDB PERUBAHAN TAHUN DASAR PDB BERBASIS SNA 2008 PERUBAHAN TAHUN DASAR

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banyuwangi 2010-2014 i PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BANYUWANGI MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2010 2014 Katalog BPS : 2356-3834 Nomor Publikasi : 35100.1403

Lebih terperinci

9302008.1408 No. Katalog: 9302008.1408 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BENGKALIS MENURUT LAPANGAN USAHA 2012-2016 Kabupaten Bengkalis Dalam Angka BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BENGKALIS Produk

Lebih terperinci

No. Katalog: 9302005.1408 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BENGKALIS MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BENGKALIS KATA PENGANTAR Buku Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

go.id ab.b ps. ag et an k m :// ht tp PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MAGETAN MENURUT LAPANGAN USAHA 2010 2014 Katalog BPS : 9302008.3520 Nomor Publikasi : 35205.1505 Ukuran Buku Jumlah Halaman

Lebih terperinci

kepri.bps.go.id

kepri.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. Katalog: 9302001.21 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KEPULAUAN RIAU MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Kepulauan Riau Province by

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUTAI TIMUR MENURUT LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUTAI TIMUR MENURUT LAPANGAN USAHA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUTAI TIMUR MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2015 Nomor Publikasi : 64045.1501 Katalog BPS : 1102001.6404 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 18,2 cm X 25,7 cm : xi + 80 Halaman

Lebih terperinci

bondowosokab.bps.go.id

bondowosokab.bps.go.id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BONDOWOSO MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2010 2014 Katalog BPS : 9302008.3511 Nomor Publikasi : 35115.1501 Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm Jumlah Halaman : 90 Halaman

Lebih terperinci

PERUBAHAN TAHUN DASAR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) BERBASIS SNA2008. H. Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015

PERUBAHAN TAHUN DASAR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) BERBASIS SNA2008. H. Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015 PERUBAHAN TAHUN DASAR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) BERBASIS SNA2008 H. Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015 I. PENTINGNYA PERUBAHAN TAHUN DASAR PDRB 1. Latar Belakang 2. Manfaat 3. Implikasi

Lebih terperinci

KATALOG DALAM TERBITAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2016 Nomor Publikasi : Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan Oleh Dicetak Oleh : 19,8 X 28 cm : 126

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Oktober Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang

KATA PENGANTAR. Malang, Oktober Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas Limpahan, Rahmat dan Ridho-Nya sehingga telah tersusun Buku Statistik Ekonomi Daerah (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten

Lebih terperinci

PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MAMUJU

PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MAMUJU s. bp uk ab. am uj m :// ht tp go.id PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MAMUJU 2014 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN MAMUJU MENURUT LAPANGAN USAHA 2014 Katalog : 9302005.7604 Nomor

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BALIKPAPAN MENURUT LAPANGAN USAHA. Nomor Publikasi : Katalog BPS :

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BALIKPAPAN MENURUT LAPANGAN USAHA. Nomor Publikasi : Katalog BPS : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BALIKPAPAN MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 Nomor Publikasi : 6471.1510 Katalog BPS : 9302001.6471 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 15 cm X 21 cm : 134 Halaman Naskah: Seksi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wonogiri, Oktober 2017 Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonogiri. Drs. SUKIYONO, MM NIP

KATA PENGANTAR. Wonogiri, Oktober 2017 Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonogiri. Drs. SUKIYONO, MM NIP KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Publikasi Tinjauan PDRB Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 ini berhasil diterbitkan. Penerbitan buku publikasi ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

INDIKATOR EKONOMI DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

INDIKATOR EKONOMI DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2017 i INDIKATOR EKONOMI DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 Katalog BPS : 9302008.3508 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21 x 29,7 cm : 112 + ix Naskah :

Lebih terperinci

SAMBUTAN WALIKOTA PALOPO

SAMBUTAN WALIKOTA PALOPO SAMBUTAN WALIKOTA PALOPO Assalamu alaikum Wr. Wb. Kebutuhan akan berbagai informasi hasil-hasil pembangunan mutlak diperlukan oleh publik sebagai salah satu bentuk transparansi. Karena dengan adanya informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan perencanaan yang akurat dari pemerintah. Upaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN TRENGGALEK MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN TRENGGALEK MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Trenggalek 2010-2014 ii Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Trenggalek 2010-2014 ii PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN TRENGGALEK

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KARIMUN MENURUT LAPANGAN USAHA karimunkab.bps.go.id

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KARIMUN MENURUT LAPANGAN USAHA karimunkab.bps.go.id i PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KARIMUN MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KARIMUN MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 ISSN : - Nomor Publikasi : 21040.1501

Lebih terperinci

kuningankab.bps.go.id

kuningankab.bps.go.id Halaman ii PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2010 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUNINGAN Halaman iv PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUNINGAN MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar. Bekerja sama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar. Bekerja sama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar Bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar KAJIAN EKONOMI REGIONAL PDRB KABUPATEN BANJAR 2013-2015 & PERKIRAAN 2016 Kerjasama BADAN

Lebih terperinci

Highlight PDRB Kota Magelang Tahun

Highlight PDRB Kota Magelang Tahun Highlight PDRB Kota Magelang Tahun 2015 1 DAFTAR ISI i iii v vi vii viii x 1 1 2 3 7 9 10 12 15 16 17 18 19 26 Halaman judul Sambutan Walikota Magelang Kata Pengantar Kepala Kantor Penelitian pengembangan

Lebih terperinci

KATALOG BPS : 9302001.3329 PDRB KABUPATEN BREBES MENURUT LAPANGAN USAHA 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BREBES PDRB KABUPATEN BREBES MENURUT LAPANGAN USAHA 2014 DATA MENCERDASKAN BANGSA BADAN PUSAT

Lebih terperinci

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pulau Morotai i

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pulau Morotai i PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pulau Morotai i Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pulau Morotai 2016 No. katalog BPS : 9302021.8207 No. Publikasi : 82070.1703 Ukuran

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palopo

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palopo Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palopo SAMBUTAN WALIKOTA PALOPO Assalamu alaikum Wr. Wb. Kebutuhan akan berbagai informasi hasil-hasil pembangunan mutlak diperlukan oleh publik sebagai salah

Lebih terperinci

Katalog BPS No : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG

Katalog BPS No : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG Katalog BPS No : 9205.3273 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA 2010 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

tasikmalayakota.bps.go.id

tasikmalayakota.bps.go.id Katalog : 9205.3278 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TASIKMALAYA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TASIKMALAYA MENURUT LAPANGAN USAHA 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TASIKMALAYA i PRODUK DOMESTIK REGIONAL

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Jumlah

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Jumlah id go. ps..b ot a ng k nd u ba :// tp ht PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA 2012 2016 ISSN : 0854.9304 No. Publikasi : 32730.1704 Katalog BPS : 9302021 Jumlah halaman Ukuran

Lebih terperinci

1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN RAJA AMPAT MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Raja Ampat Regency by Industrial Origin 2011-2015 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MALUKU TENGGARA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MALUKU TENGGARA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MALUKU TENGGARA 2012-2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MALUKU TENGGARA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Oktober Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang

KATA PENGANTAR. Malang, Oktober Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas Limpahan, Rahmat dan Ridho-Nya sehingga telah tersusun Buku Statistik Ekonomi Daerah (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten

Lebih terperinci

MENURUT LAPANGAN USAHA

MENURUT LAPANGAN USAHA id go. s. bp a. ot ik m ah :// ci tp ht PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA CIMAHI MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA CIMAHI MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 Nomor Publikasi

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

M E T A D A T A INFORMASI DASAR M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Statistik Departemen Statistik : Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KOTA CIREBON TAHUN 2011-2015 PDRB Kota Cirebon Menurut Lapangan Usaha 2011 2015 III PDRB Kota Cirebon Menurut Lapangan Usaha 2011 2015 iv DAFTAR ISI

Lebih terperinci

~ """'.Jj ~ Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan. PRODUK DOMESTIK REGIONA BRUTO KOt MENU A USAHA

~ '.Jj ~ Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan. PRODUK DOMESTIK REGIONA BRUTO KOt MENU A USAHA PRODUK DOMESTIK REGIONA BRUTO KOt MENU A USAHA 2011-2015 ~ """'.Jj ~ Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan ~"' ~ Kerjasama 1~ dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan Katalog BPS: 9302008.3375

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : ht tp : //b lit ar ka b. bp s. g o. id Katalog BPS : 9302008.3505 PDRB Kabupaten Blitar Menurut Lapangan Usaha 2010-2014 i Katalog BPS: 9302008.3505 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO [PDRB] KABUPATEN BLITAR

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Jumlah

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Jumlah Katalog BPS No : 9205.3273 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA 2011 2015 Kawasan Industri Kopo Jaya Pasar Baru Bandung Alun Alun Bandung Pembangunan Akses Tol Gedebage BADAN

Lebih terperinci

KABUPATEN BATANG 2014

KABUPATEN BATANG 2014 Katalog BPS : 9205.3325 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT KABUPATEN BATANG 2014 Batang Kandeman Warungasem Subah Tulis Gringsing Banyuputih Wonotunggal Pecalungan Limpung Bandar

Lebih terperinci

DATA. KABUPATEN KULON PROGO MENURUT LAPANGAN USAHA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENCERDASKAN BANGSA

DATA.  KABUPATEN KULON PROGO MENURUT LAPANGAN USAHA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENCERDASKAN BANGSA Katalog : 9302008.3401 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO bp s. go.id KABUPATEN KULON PROGO MENURUT LAPANGAN USAHA 2011-2015 go ka b. DATA ht tp : //k ul o np ro MENCERDASKAN BANGSA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

batukota.bps.go.id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BATU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN Katalog BPS :

batukota.bps.go.id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BATU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN Katalog BPS : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BATU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2010 2014 Katalog BPS : 9302005.3579 Nomor Publikasi : 3579.15.02 Ukuran Buku : 21 x 28 cm Jumlah Halaman : 89 + ix Naskah Diterbitkan

Lebih terperinci

No. Katalog: 9302008.2105 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Kepulauan Anambas Regency by Industrial Origin 2011-2015 BADAN

Lebih terperinci

KATALOG BPS :

KATALOG BPS : KATALOG BPS : 9203.3271 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR TAHUN 2016 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BOGOR MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011-2015 ISSN : Nomor Publikasi : Katalog BPS : 9203.3271 Ukuran

Lebih terperinci

TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE MENURUT LAPANGAN USAHA. Economics Overviews of Simeulue Regency

TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE MENURUT LAPANGAN USAHA. Economics Overviews of Simeulue Regency TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE MENURUT LAPANGAN USAHA Economics Overviews of Simeulue Regency 2010-2014 (Halaman Judul) TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE MENURUT LAPANGAN USAHA Economics Overviews

Lebih terperinci

No. Katalog: 9302008.3303 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PURBALINGGA MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 Ukuran Buku : A4 (8,27 x 11,69) inch Jumlah Halaman : 95 halaman Naskah : BPS Kabupaten Purbalingga

Lebih terperinci

Katalog BPS : 9302008.3505 Sektor Riil 53 % Sektor Finansial 47 % PDRB Kabupaten Blitar Menurut Lapangan Usaha 2011-2015 i PDRB Kabupaten Blitar Menurut Lapangan Usaha 2011-2015 ii Katalog BPS: 9302008.3505

Lebih terperinci

tp ht id o..g ps.b at ar ab pu pa :// tp ht id o..g ps.b at ar ab pu pa :// PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI PAPUA BARAT MENURUT LAPANGAN USAHA 2011 2015 Gross Regional Domestic Product of West

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PESISIR BARAT MENURUT LAPANGAN USAHA 2015

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PESISIR BARAT MENURUT LAPANGAN USAHA 2015 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PESISIR BARAT MENURUT LAPANGAN USAHA 2015 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PESISIR BARAT MENURUT LAPANGAN USAHA 2015 ISBN : - Nomor Publikasi : 18010.15.002

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LUMAJANG MENURUT LAPANGAN USAHA 2012 2016 Katalog BPS : 9302021.3508 Nomor Publikasi : 35551.1001 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Diterbitkan Oleh : 21 x 29,7

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR MENURUT LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR MENURUT LAPANGAN USAHA 5201006.7301 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Kabupaten Kepulauan Selayar Province by Industrial Origin 2010-2014 PRODUK

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOGOR MENURUT LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOGOR MENURUT LAPANGAN USAHA No. Katalog : 9302008.3201 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOGOR MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product Of Bogor Regency By Industrial Origin 2011-2015 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI DKI JAKARTA MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 ISSN : 2338-8447 Nomor Publikasi : 31550.1401 Katalog BPS : 9302001.31 Ukuran Buku : 21 cm x 29,7 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, September 2017 KEPALA DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA, STATISTIK DAN PERSANDIAN KOTA SEMARANG

KATA PENGANTAR. Semarang, September 2017 KEPALA DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA, STATISTIK DAN PERSANDIAN KOTA SEMARANG KATA PENGANTAR Segala Puji Syukur kita panjatkan Kepada Allah Yang Maha Esa karena rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga publikasi Analisis Ekonomi Regional Kota Semarang 2016 berhasil diterbitkan oleh Dinas

Lebih terperinci

htttp://trenggalekkab.bps.go.id

htttp://trenggalekkab.bps.go.id Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Trenggalek 2010-2014 ii Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Trenggalek 2010-2014 ii PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN TRENGGALEK

Lebih terperinci

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KODE KETERANGAN 000 KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA 011 PERTANIAN TANAMAN PANGAN, TANAMAN PERKEBUNAN, DAN HORTIKULTURA 012 PETERNAKAN 013 KOMBINASI PERTANIAN

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar. Bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar. Bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar KAJIAN EKONOMI REGIONAL PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BANJAR 2012-2014 DAN PERKIRAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan A.Yani Utara No. 384 B Malang Telepon/Fax. (0341) 408788 Website: http://kominfo.malangkab.go.id email: kominfo@malangkab.go.id M A L

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL ANALISIS... viii. DAFTAR TABEL LAMPIRAN... ix. DAFTAR TABEL POKOK PDRB...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL ANALISIS... viii. DAFTAR TABEL LAMPIRAN... ix. DAFTAR TABEL POKOK PDRB... Daftar Isi DAFTAR ISI Hal. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL ANALISIS... viii DAFTAR TABEL LAMPIRAN... ix DAFTAR TABEL POKOK PDRB...x DAFTAR GRAFIK... xi PENJELASAN TEKNIS... xii BAB I

Lebih terperinci

https://pasuruankota.bps.go.id

https://pasuruankota.bps.go.id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PASURUAN MENURUT LAPANGAN USAHA 2012-2016 ISBN: Katalog BPS / Catalog: 9301001.3575 Nomor Publikasi / Publication Number: 35755.1701 Ukuran Buku / Book Size: 21 x 29,7

Lebih terperinci

Laporan Finalisasi PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG. Triwulan IV Kategori

Laporan Finalisasi PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG. Triwulan IV Kategori Laporan Finalisasi PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG Triwulan IV 17 Kategori DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA TANGERANG PENJELASAN UMUM Terdapat perubahan tahun dasar dan cakupan lapangan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM. No. Publikasi : Katalog BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM. No. Publikasi : Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. Publikasi : 2171.15.5 Katalog BPS : 130543.2171 No. Katalog: 130543.2171 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BATAM MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product

Lebih terperinci

ANALISA PEREKONOMIAN KABUPATEN LOMBOK UTARA

ANALISA PEREKONOMIAN KABUPATEN LOMBOK UTARA ANALISA PEREKONOMIAN KABUPATEN LOMBOK UTARA 2016 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN LOMBOK UTARA i KATA PENGANTAR Dengan kerendahan hati kami mengucapkan puji dan syukur yang tak terhingga karena

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru PENDAPATAN EKONOMI REGIONAL KOTA PEKANBARU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2010-2014 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru PEMERINTAH KOTA PEKANBARU BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KATA

Lebih terperinci

TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2015

TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2015 TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2015 TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2015 Ukuran Buku Jumlah Halaman Diterbitkan Oleh Dicetak Oleh : 21 cm x 29,7 cm : 113 + vii halaman : Badan

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya ANALISIS POTENSI EKONOMI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2014 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 16,5 cm X 21,5 cm : x + 89 Halaman Naskah : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SORONG MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Sorong Regency by Industrial Ori 2010-2014 http://sorongkab.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Bolaang Mongondow

BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Bolaang Mongondow Katalog: 9302008.7107 BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Bolaang Mongondow PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA 2012-2016 Nomor Katalog : 9302008.7107 Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-

Lebih terperinci

go ps..b w w :/ /w tp ht.i d PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TRIWULANAN 01-01 ISSN : 1907-47 Nomor Publikasi : 07130.10 Katalog : 9301003 Ukuran Buku : 8 cm x 1 Cm Jumlah Halaman: viii + 110 halaman Naskah:

Lebih terperinci

Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha KBLI 2009 KBLI 2005

Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha KBLI 2009 KBLI 2005 Katalog BPS:1302018 Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha CETAKAN II BADAN PUSAT STATISTIK Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha CETAKAN II TABEL KESESUAIAN LAPANGAN USAHA CETAKAN II ISBN : 978-979-064-365-9 No. Publikasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Letak Geografis Kabupaten Brebes Jawa Tengah Kabupaten Brebes merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah yang berada di sepanjang pantai utara Laut Jawa letaknya

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2) Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2017 TUMBUH 5,37 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Triwulan IV Tahun 2013 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Triwulan IV Tahun 2013

Lebih terperinci

http://www.papuabarat.bps.go.id http://www.papuabarat.bps.go.id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI PAPUA BARAT MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of West Papua Province by Industrial

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement No.440, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Restrukturisasi Mesin. Peralatan Industri Kecil Indis PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/M-IND/PER/3/2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 13/02/21/Th. VII, 1 Februari 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 No. 27/05/94/ Th. VIII, 5 Mei 2015 PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 Perekonomian Papua triwulan I tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 13/02/52/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,06 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2015 No. 13/0/33/Th.X, 5 Februari 016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 015 EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 015 TUMBUH 5, PERSEN MENCAPAI PERTUMBUHAN TERTINGGI SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Jawa Tengah

Lebih terperinci

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu II. METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak sekedar terfokus pada peran pemerintah, banyak sektor yang mempunyai peran dalam kemajuan perekonomian di Indonesia. Proses

Lebih terperinci

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017 Pertumbuhan produksi IBS dan IMK Triwulan III Tahun 2017

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 31/05/21/Th.VIII, 1 Mei 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Banten Triwulan III-2017

Pertumbuhan Ekonomi Banten Triwulan III-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN Pertumbuhan Ekonomi Banten Triwulan III- Ekonomi Banten Triwulan III- Tumbuh, Persen Perekonomian Banten berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-217 Ekonomi Gorontalo Triwulan III- 217 tumbuh 5,29 persen Perekonomian Gorontalo berdasarkan besaran Produk Domestik

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta)

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta) Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Februari 2017 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

http://papuabarat.bps.go.id http://papuabarat.bps.go.id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI PAPUA BARAT MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of West Papua Province by Industrial Origin

Lebih terperinci