III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan"

Transkripsi

1 42 III. METODE PENELITIAN A. Kosep Dasar da Batasa Operasioal Kosep dasar da batasa operasioal mecakup pegertia yag diguaka utuk medapatka data yag aka diaalisis sehubuga dega tujua peelitia. Petai cabai adalah semua petai yag berusahatai cabai da medapatka keutuga dari usahaya. Usahatai cabai merah merupaka suatu kegiata pegalokasia sumber daya yag ada secara efektif da efisie utuk tujua memperoleh pedapata usahatai cabai yag tiggi pada jagka waktu tertetu. Cabai dalam peelitia ii merupaka jeis cabai merah keritig yag segar da diukur dalam satua kilogram (kg). Proses produksi adalah suatu proses di maa berbagai faktor produksi salig beriteraksi, utuk meghasilka sejumlah produksi. Produksi cabai merah adalah jumlah cabai merah yag dihasilka selama proses produksi berlagsug dalam satu musim taam, diukur dalam satua kilogram (kg).

2 43 Laha adalah tempat di maa petai melakuka kegiata usahatai cabai merah. Satua pegukuraya adalah hektar (ha). Jumlah beih adalah bayakya beih cabai merah yag diguaka petai utuk ditaam yag diukur dalam satua kilogram (kg). Jumlah pupuk adalah bayakya usur hara buata yag diguaka dalam proses produksi, terdiri dari pupuk NPK, pupuk Urea, pupuk SP36, da pupuk kadag. Satua yag diguaka adalah kilogram (kg). Jumlah pestisida adalah bayakya baha kimia (pestisida) yag diguaka utuk memberatas gulma serta hama da peyakit taama dalam satu kali musim taam, diukur dalam satua liter baha aktif (lt). Biaya korbaa marjial pestisida dihitug dari jumlah obat-obata yag diguaka selama satu musim taam dikalika dega harga tiap liter baha aktif, diukur dalam satua rupiah (Rp). Teaga kerja adalah bayakya teaga kerja yag dicurahka dalam proses produksi, mulai dari pegolaha sampai pae, yag terdiri dari teaga kerja dalam keluarga da teaga kerja luar keluarga, diukur setara dega hari orag kerja (HOK). Biaya total usaha tai cabai merah adalah jumlah seluruh biaya yag dikeluarka utuk usahatai cabai merah selama satu kali proses produksi.

3 44 Biaya total merupaka pejumlaha dari biaya tetap total da biaya variabel total yag diguaka dalam satu kali proses produksi, diukur dalam satua rupiah (Rp). Biaya tetap adalah biaya yag besarya tidak tergatug pada volume produksi dalam satu kali proses produksi. Biaya tetap terdiri dari sewa laha diukur dalam hektar (ha) da biaya peralata pertaia. Biaya tetap peralata pertaia dihitug megguaka peyusuta dega rumus selisih atara harga beli dega ilai sisa dibagi umur ekoomis dikalika dega jumlah peralata, diukur dalam satua rupiah (Rp). Biaya variabel adalah biaya yag besarya tergatug pada volume produksi, seperti biaya beih, biaya pupuk, biaya obat-obata da biaya upah teaga kerja, diukur dalam satua rupiah (Rp). Biaya bibit adalah biaya yag harus dikeluarka utuk pembelia beih cabai dalam usahataiya, diukur dalam satua rupiah (Rp). Biaya pupuk adalah biaya yag harus dikeluarka petai cabai utuk pembelia pupuk, diukur dalam satua rupiah (Rp). Biaya obat-obata adalah biaya yag dikeluarka utuk pembelia obatobata yag diguaka oleh petai dalam melakuka kegiata usahatai cabai, diukur dalam satua rupiah (Rp). Biaya teaga kerja adalah upah teaga kerja yag harus dibayarka dalam kegiata usaha tai cabai, diukur dalam satua rupiah (Rp).

4 45 Harga produse adalah harga yag diterima petai (harga jual pada tigkat petai) pada saat jual beli, diukur dalam satua rupiah per kilogram (Rp/Kg). Harga kosume adalah harga yag dibayarka oleh kosume pada waktu terjadiya trasaksi jual beli, diukur dalam satua rupiah per kilogram (Rp/Kg). Peerimaa adalah jumlah uag yag diperoleh dari kegiata mejual hasil produksi cabai merah. Peerimaa merupaka perkalia atara jumlah produksi dega harga per satua produksi, diukur dalam satua rupiah (Rp). Keutuga usahatai cabai merah adalah jumlah peerimaa yag diperoleh petai cabai merah setelah dikuragi dega total biaya yag dikeluarka, diukur dalam satua rupiah (Rp). Nisbah peerimaa da biaya (R/C) adalah rasio peerimaa dega biaya total yag dikeluarka dalam usahatai cabai merah. Pemasara adalah proses pertukara yag mecakup seragkaia aktivitas yag ditujuka utuk memidahka barag da jasa dari produse ke taga kosume dega tujua utuk medapatka keutuga. Salura pemasara cabai merah adalah suatu kesatua uruta lembagalembaga pemasara yag melakuka fugsi-fugsi pemasara utuk memperlacar alira pemasara cabai merah dari produse (petai) sampai ketaga kosume akhir.

5 46 Lembaga pemasara adalah lembaga yag berpera dalam pemasara hasil produksi dari petai produse sampai ke kosume akhir, yag termasuk lembaga pemasara adalah produse, pedagag pegumpul da pegecer. Pedagag pegumpul adalah pedagag yag membeli cabai merah dari petai produse utuk dijual ke pedagag pegecer. Pedagag pegecer adalah pedagag yag membeli cabai merah dari pedagag pegumpul utuk dijual ke kosume di pasar. Marji pemasara merupaka selisih harga yag diterima oleh lembaga pemasara dalam jejag pemasara sebagai hasil kegiataya membeli da mejual cabai merah yag diukur dalam satua rupiah per kilogram (Rp/kg). Rasio marji keutuga (RPM) adalah perbadiga atara tigkat keutuga yag diperoleh lembaga pemasara dega biaya yag dikeluarka pada kegiata pemasara, diukur dalam perse (%). Perilaku pasar adalah pola tigkah laku dari lembaga pemasara dalam hubugaya dega sistem pembetuka harga da praktek trasaksi (melakuka pembelia da pejuala) secara horizotal maupu vertical. Struktur pasar adalah karakteristik dari orgaisasi pasar yag membetuk hubuga keterkaita atara pejual satu sama lai, hubuga atara pejual da pembeli serta hubuga atara pejual di pasar dega pejual potesial yag aka masuk pasar.

6 47 B. Lokasi Peelitia, Waktu Peelitia, da Pegambila Sampel Peelitia aka dilakuka Kecamata Adiluwih Kabupate Prigsewu. Pemiliha lokasi ditetuka secara segaja (purposive) dega pertimbaga bahwa : 1. Prigsewu merupaka daerah pemekara dari Kabupate Taggamus yag cukup potesial utuk pegembaga produksi cabai merah. 2. Kecamata Adiluwih merupaka daerah yag memiliki luas pae cabai merah terbesar di Kabupate Prigsewu. Waktu turu lapag (pegambila data) dilakuka pada bula April - November Sampel peelitia adalah petai cabai merah hibrda di Kecamata Adiluwih. Sebara petai di Kecamata Adiluwih berdasarka desa dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Sebara petai cabai merah meurut desa di Kecamata Adiluwih Kabupate Prigsewu, 2011 Kecamata Desa Jumlah petai (orag) Adiluwih Adiluwih 102 Eggal Rejo 50 Purwodadi - Siawaya - Badug baru - Trituggal mulyo - Warigi sari timur - Sukoharum - Sumber : Dias BP3K Kecamata Adiluwih Kabupate Prigsewu, 2011

7 48 Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa petai cabai di Kecamata Adiluwih tersebar pada dua desa, yaitu Desa Adiluwih da Desa Eggal Rejo. Pemiliha lokasi peelitia dilakuka dega pertimbaga bahwa daerah ii merupaka daerah-daerah peghasil cabai di masig-masig Kecamata Adiluwih. Respode dalam peelitia terdiri dari petai cabai merah pada satu kali musim taam selama satu tahu da memiliki laha yag telah atau sedag berproduksi. Respode petai diaggap homoge dalam hal (1) semua petai meghasilka produk yag sama, (2) semua petai megembagka tekik budidaya yag sama, da (3) semua petai megigika kemudaha-kemudaha dalam memasarka hasil produksiya. Respode dalam peelitia terdiri dari petai cabai merah yag dipilih secara acak sederhaa (Simple Radom Samplig) sejumlah 60 orag respode dari total 152 petai cabai merah di Kecamata Adiluwih yag terdiri dari Desa Adiluwih da Desa Eggal Rejo. Kemudia sampel tersebut dibagi secara proposioal, yaitu 60 petai dari Kecamata Adiluwih (40 petai Desa Adiluwih da 20 petai Desa Eggal Rejo). Peetua jumlah sampel petai cabai megacu pada rumus Slovi ( Umar, 2000), yaitu: =..(21) = = 60 petai respode di maa: = jumlah sampel N = jumlah populasi (152) e 2 = perse keloggara ketidaktelitia karea kesalaha pegambila sampel yag masih bisa ditolerir (10%= 0,01)

8 49 Jumlah petai sampel per desa diambil dega metode proportioal stratified radom samplig, sehigga diperoleh respode petai cabai merah dari masig-masig kecamata dega megguaka rumus: i =....(22) di maa: i = jumlah sampel Ni = jumlah aggota N = jumlah aggota dalam populasi = jumlah sampel Respode di Kecamata Adiluwih: Desa Adiluwih = x 60= 40 petai, da Desa Eggal Rejo = x 60= 20 petai Utuk lembaga pemasara diambil lembaga pemasara yag terlibat lagsugdalam pemasara cabai di dua kecamata peelitia, megguaka tekik peelusura. Cara pegambila sampel dega tekik ii dilakuka beratai, pelaksaaaya pertama-tama dilakuka iterview terhadap petai cabai di Desa Adiluwih, Desa Eggal Rejo.Selajutya, yag bersagkuta dimita utuk meyebutka calo respode laiya (pedagag pegumpul da pegecer cabai merah) sehigga didapat suatu ratai pemasara. Pegumpula data peelitia dilakuka pada bula Oktober- November C. Metode Pegumpula Data Peelitia ii dilakuka dega metode survei da pegamata lagsug di lapag. Data yag diguaka dalam peelitiaadalah data primer da data

9 50 sekuder. Data primer diperoleh dega cara wawacara dega petai da pedagag (respode) melalui pegguaa kuesioer (daftar pertayaa) yag telah dipersiapka sebelumya.data sekuder diperoleh dari istasi yag terkait, seperti Dias Pertaia da Hortikultura Kabupate Prigsewu, Dias Peridustria da Perdagaga Provisi Lampug, Dias Pertaia da Hortikultura Provisi Lampug, da istasi serta literatur terkait dega peelitia. D. Metode Aalisis Data Metode aalisis data yag diguaka dalam peelitia adalah aalisis kualitatif (deskriptif) da aalisis kuatitatif (statistik). Aalisis kuatitatif diguaka utuk megetahui R/C ratio, efesiesi produksi, da efisiesi pemasara. Efisiesi pemasara dilihat dari pagsa produse (PS), marji pemasara da RPM, serta elastisitas trasmisi harga (Et). Aalisis kualitatif diguaka utuk megetahui struktur pasar (jumlah pembeli da pejual), perilaku pasar (cara pembelia, pejuala, da pembayara), serta salura pemasara, harga, biaya, da volume pejuala. 1. R/C ratio Utuk megetahui pedapata bersih atau keutuga yag diperoleh petai cabai merah dilakuka dega cara meghitug selisih atara peerimaa da semua biaya yag dikeluarka. Besarya keutuga dapat dihitug dega rumus : - i l.. (23)

10 51 di maa : π = keutuga Xi = faktor produksi (kg) Pxi = harga faktor produksi (Rp) Y = produksi ke-i Py = harga faktor produksi ke- i (Rp/Satua) BTT = biaya tetap total TR = total peerimaa TC = total biaya Biaya usahatai berdasarka sifatya dibagi mejadi 2, yaitu biaya tetap (fixed cost) da biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yag relatif tetap jumlahya, da terus dikeluarka walaupu produksi yag diperoleh bayak atau sedikit. Besarya biaya tetap tidak tergatug kepada besar-kecilya produksi yag diperoleh. Biaya tidak tetap adalah biaya yag besar-kecilya dipegaruhi oleh produksi yag diperoleh. Utuk megetahui apakah usahatai cabai merah layak atau tidak utuk dilaksaaka, maka diaalisis dega R/C, yaitu perbadiga atara peerimaa total yag diperoleh dega biaya total yag dikeluarka,dega rumus:. (24) di maa: R/C = isbah peerimaa da biaya PT = peerimaa total (Y. Py) BT = biaya total

11 52 Kriteria pegukura pada aalisis R/C adalah : (1). Jika R/C > 1, maka usahatai cabai merah yag dilakuka layak diusahaka da megutugka, karea peerimaa lebih besar dari biaya total. (2). Jika R/C <1, maka usahatai cabai merah yag dilakuka tidak layak diusahaka da tidak megutugka, karea peerimaa kurag dari biaya total. (3). Jika R/C = 1, maka usahatai cabai merah yag dilakuka tidak utug da tidak rugi (titik impas), karea peerimaa sama dega biaya total. 2. Aalisis Fugsi Produksi Fugsi produksi meujukka kaita atara faktor faktor produksi dega tigkat produksi yag dihasilka atau dapat juga dikataka sebagai hubuga fisik atara faktor faktor produksi yag (dikeal sebagai iput) dega jumlah produksi (selalu dikataka sebagai output). Fugsi produksi diyataka dalam persamaa sebagai:.(25) Persamaa (24) merupaka gambara yag sederhaa da bersifat umum megeai keterkaita faktor produksi dega jumlah produksi. Persamaa tersebut merupaka suatu peryataa matematik yag pada dasarya memiliki arti bahwa tigkat produksi suatu barag (Y) sagat tergatug pada jumlah faktor produksi (X). Faktor produksi yag berpegaruh dalam proses produksi cabai merah, di ataraya adalah luas laha, jumlah beih,

12 53 pupuk kadag, pupuk NPK, pupuk SP36, pestisida da teaga kerja. Secara matematis faktor produksi sebagai variabel bebas diyataka dega lambag X da hasil produksi usahatai cabai merah sebagai variabel terikat dilambagka dega Y. Meurut Soekartawi (2003), aalisis produksi dapat dilakuka dega megguaka model ekoometrik fugsi produksi Cobb-Douglas :....(26), dega metode estimasi adalah Ordiary Least Square (OLS).Utuk memudahka aalisis, maka fugsi produksi Cobb-Douglas ditrasformasika ke dalam betuk logaritma liier mejadi :..(27) di maa : bo = itersep bi = koefisie regresi peduga variabel ke-i (i= 1,2,3,..,) Y = hasil produksi (kg) X 1 = luas laha (ha) X 2 = beih (gr) X 3 = pupuk kadag (kg) X 4 = pupuk NPK (kg) X 5 = pupuk SP36 (kg) X 6 = pestisida (gba) X 7 = teaga kerja (HOK) E = (bilaga atural) U = usur sisa

13 54 3. Efisiesi Pegguaa Faktor Produksi Aalisis efesiesi produksi diguaka utuk meetuka apakah usahatai yag dilakuka efesie atau tidak efesie. Terdapat dua syarat yag harus terpeuhi utuk megetahui tigkat efesiesi, yaitu : (1). Syarat keharusa, yaitu syarat yag meujukka tigkat efesiesi tekis, di maa fugsi produksi mecapai produksi rata-rata maksimum yag terletak pada daerah rasioal (0<Ep 1). (2). Syarat kecukupa, yaitu syarat yag meujukka tigkat efesiesi harga, di maa ilai produk marjial (NPM) terhadap faktor produksi yag diguaka sama dega harga faktor produksi atau biaya korba marjialya (BKMxi atau Pxi), sehigga tercapai keutuga maksimum. Retur to scale perlu diketahui utuk megetahui apakah kegiata dari suatu usahatai yag diteliti megikuti kaidah icreasig. costat, maupu decreasig. Tolak ukur yag serig diguaka utuk megetahui kodisi retur to scale adalah elastisitas produksi bi, di maa bi adalah koefesie regresi ke-i da mempuyai ilai 0 < bi 1. Berdasarka ilai bi tersebut terdapat tiga kemugkia fase produksi, yaitu : a. Icreasig retur, bila bi > 1, artiya proporsi peambaha faktor produksi aka meghasilka tambaha produksi dega proporsi yag lebih besar dari proporsi peambaha iput. b. Costa retur, bila bi = 1, artiya peambaha faktor produksi aka meghasilka tambaha produksi yag proporsiya sama.

14 55 c. Decreasig retur, bila bi < 1, artiya proporsi peambaha faktor produksi melebihi proporsi jumlah produksi yag dihasilka. Arifi (1995) meyataka bahwa utuk usahatai dega pegguaa lebih dari satu faktor produksi, maka efesiesi maksimum tercapai apabila :..( 28) di maa: NPM Xi = Nilai produk marjial dari faktor produksi ke-i Px = Harga faktor produksi ke-i Kriteria pegambila keputusa adalah : a. Jika (NPM/Px) > 1, berarti pegguaa iput x belum efesie, sehigga utuk mecapai efesie, iput x perlu ditambah. b. Jika (NPm/Px) = 1, berarti pegguaa iput x sudah efesie. Jika (NPM/Px0 < 1, berarti pegguaa iput x tidak efesie, sehigga utuk mecapai efesie, iput x perlu dikuragi. 4. Efisiesi Pemasara Cabai Merah Aalisis data yag diguaka dalam peelitia adalah aalisis kuatitatif da aalisis kualitatif.aalisis kuatitatif diguaka utuk megetahui efisiesi pemasara. Meurut Hasyim (1994), kosep yag diguaka sebagai dasar utuk megaalisis efisiesi pemasara adalah struktur pasar, prilaku pasar, da keragaa pasar. (1). Struktur pasar (market structure) merupaka karakteristik yag meetuka hubuga atara para pembeli da para pejual, atara pejual satu dega pejual yag lai, da hubuga atara pejual di

15 56 pasar dega para pejual potesial yag aka masuk ke dalam pasar. Struktur pasar meggambarka hubuga atara pejual da pembeli yag dilihat dari jumlah lembaga pemasara, diferesiasi produk, da kodisi keluar masuk pasar (etry coditio). (2). Perilaku pasar (market coduct) merupaka pola tigkah laku dari lembaga pemasara dalam hubugaya dega sistem pembetuka harga da praktek trasaksi, melakuka pembelia da pejuala, secara horizotal maupu vertikal, utuk tujua medapatka keutuga yag sebesar-besarya. Perilaku pasar meggambarka tigkah laku kegiata pembeli da pejual dalam melakuka pembelia, pejuala, peetua harga, serta siasat pasar, seperti : potoga harga, peimbaga yag curag, da lai-lai. (3). Keragaa pasar (market performace) merupaka gambara pegaruh riil struktur da perilaku pasar yag berkeaa dega harga, biaya, da volume produksi. Iteraksi atara struktur da perilaku pasar cederug bersifat kompleks da salig mempegaruhi secara diamis. Utuk megaalisis keragaa pasar diguaka beberapa idikator, yaitu : a. Pagsa produse Pagsa produse atau produce share (PS) bertujua utuk megetahui bagia harga yag diterima produse. Apabila PS semaki tiggi, maka kierja pasar semaki baik dari sisi produse. Pagsa produse dirumuska sebagai : Pf PS Pr x100%...(29)

16 57 di maa : Ps = Bagia harga yag diterima produse Pf = Harga di tigkat produse Pr = Harga di tigkat kosume b. Marji Pemasara da Rasio Profit Marji Marji pemasara juga didefiisika sebagai perbedaa atara harga suatu barag yag diterima produse dega harga yag dibayarka kosume, yag terdiri dari biaya pemasara da keutuga lembaga pemasara. Utuk melihat efisiesi pemasara melalui aalisis marji dapat diguaka sebara rasio profit marji (RPM) atau rasio marji keutuga pada setiap lembaga pemasara. Secara matematis perhituga marji pemasara dapat ditulis sebagai:... (30) Total marji pemasara yag diperoleh salura lembaga pemasara yag terlibat dalam pemasara dirumuska sebagai : i 1 mji...(31) Rasio profit marji dapat ditulis sebagai: i bti... (32) di maa : mji = marji pada lembaga pemasara tigkat ke-i Mji = total marji pada satu salura pemasara Psi = harga jual pada lembaga pemasara tigkat ke-i Pbi = harga beli pada lembaga pemasara tigkat ke-i Bti = biaya pemasara lembaga pemasara tigkat ke-i

17 58 Πi = keutuga lembaga pemasara tigkat ke-i Pr= harga pada tigkat kosume Pf = harga pada tigkat produse i = 1,2,3,...,... c. Koefisiesi korelasi harga Aalisis korelasi harga adalah suatu aalisis yag meggambarka seberapa jauh perkembaga harga suatu barag pada dua tempat atau tigkat yag sama atau berlaia salig berhubuga melalui perdagaga (Hasyim,1994). Aalisis ii diguaka utuk melihat apakah sistem tataiaga telah bekerja secara efisie atau pasar teritegrasi secara sempura atau belum. Utuk medapatka koefisie korelasi harga diguaka persamaa: r ( pf ) 2 ( pf. pr) ( ( 2 pf ). ( pf ).( ( pr) 2 pr) ( 2 pr)...(33) di maa : r = koefisie korelasi harga = jumlah pegamata Pf = harga rata-rata di tigkat petai produse Pr = harga rata-rata di tigkat kosume Apabila koefisie korelasi ( r ) medekati satu, maka terdapat keerata hubuga harga pada dua tigkat pasar. Sebalikya, jika

18 59 koefisie korelasi ( r) medekati ol, maka hubuga yag terjadi kurag erat. d. Elastisitas trasmisi harga Aalisis elastisitas trasmisi harga adalah aalisis yag meggambarka sejauhmaa dampak perubaha harga suatu barag di satu tempat atau tigkata terhadap perubaha harga barag itu di tempat atau tigkata lai. Trasmisi harga diukur melalui regresi sederhaa di atara dua harga pada dua tigkat pasar, kemudia dihitug elastisitasya (Hasyim, 1994). Secara matematis elastisitas trasmisi harga (Et) dapat dituliska sebagai :...(34) Karea Pf da Pr berhubuga liier, yaitu Pf = a + bpr, maka. atau =...(35) Dega demikia:, maka...(36) di maa : Et = elastisitas trasmisi harga Pf = harga rata-rata di tigkat petai produse Pr = harga rata-rata di tigkat kosume b = koefisie regresi persamaaa = diferesial atau peurua

19 60 Kriteria pegukura aalisis elastisitas trasmisi harga meurut Hasyim (1994) adalah: Et = 1, maka - Laju perubaha harga di tigkat produse samadega laju perubaha harga di tigkat kosume. - Pasar yag berlaku adalah pasar bersaig secara sempura. - Sistem pemasara yag terjadi sudah efisie. Et <1, maka : - Laju perubaha harga di tigkat kosume lebihkecil dibadigka dega laju perubaha harga di tigkat produse. - Pasar yag dihadapi adalah pasar bersaig tidaksempura. - Sistem pemasara yag terjadi adalah iefisie. Et >1, maka : - Laju perubaha harga di tigkat kosume lebih besar dibadigka dega laju perubaha harga ditigkat produse. - Pasar yag dihadapi oleh pelaku pasar adalah pasar tidak bersaig sempura. - Sistem pemasara yag terjadi iefisie.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia adalah metode deskriptif, yaitu peelitia yag didasarka pada pemecaha masalah-masalah aktual yag ada pada masa sekarag.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di Kawasa Patai Ayer, Kabupate Serag Provisi Bate. Lokasi ii dipilih secara segaja atau purposive karea Patai Ayer merupaka salah

Lebih terperinci

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH DI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH DI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH DI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG (The Marketig Efficiecy of Red Chili i Adiluwih Regecy Prigsewu Distric, Lampug Provice) Ariep Budi Prayito, Ali

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di kawasa huta magrove, yag berada pada muara sugai Opak di Dusu Baros, Kecamata Kretek, Kabupate Batul. Populasi dalam peelitia ii adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung 42 III. METODE PENELITIAN 3.. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di Provisi Sumatera Barat yag terhitug mulai miggu ketiga bula April 202 higga miggu pertama bula Mei 202. Provisi Sumatera

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di PT. Bak Bukopi, Tbk Cabag Karawag yag berlokasi pada Jala Ahmad Yai No.92 Kabupate Karawag, Jawa Barat da Kabupate Purwakarta

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Kegiata peelitia ii dilaksaaka pada bula Mei 2011 bertempat di Dusu Nusa Bakti, Kecamata Serawai da Dusu Natai Buga, Kecamata Melawi yag merupaka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jeis da Sumber Data Jeis peelitia yag aka diguaka oleh peeliti adalah jeis peelitia Deskriptif. Dimaa jeis peelitia deskriptif adalah metode yag diguaka utuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di tiga kator PT Djarum, yaitu di Kator HQ (Head Quarter) PT Djarum yag bertempat di Jala KS Tubu 2C/57 Jakarta Barat,

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia dilaksaaka dari bula Agustus-September 03.Peelitia ii dilakuka di kelas X SMA Muhammadiyah Pekabaru semester gajil tahu ajara 03/04. B. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka pada bula Juli 2013 sampai Jauari 201 berlokasi di Kabupate Gorotalo. B. Jeis Peelitia Peilitia tetag evaluasi program pegembaga

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Kerangka acuan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Kerangka acuan dalam penelitian ini adalah metode penelitian BAB II METODOLOGI PEELITIA 2.1. Betuk Peelitia Betuk peelitia dapat megacu pada peelitia kuatitatif atau kualitatif. Keragka acua dalam peelitia ii adalah metode peelitia kuatitatif yag aka megguaka baik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat da Waktu Peelitia Pegambila data peelitia dilakuka di areal revegetasi laha pasca tambag Blok Q 3 East elevasi 60 Site Lati PT Berau Coal Kalimata Timur. Kegiata ii dilakuka

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga da Jeis Peelitia Racaga peelitia ii adalah deskriptif dega pedekata cross sectioal yaitu racaga peelitia yag meggambarka masalah megeai tigkat pegetahua remaja tetag

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 3 No. 2, APRIL 2015

JIIA, VOLUME 3 No. 2, APRIL 2015 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EFISIENSI PEMASARAN LADA DI KECAMATAN GUNUNG LABUHAN KABUPATEN WAY KANAN (Fiacial Feasability ad Marketig Efficiecy Aalysis of Pepper Farmig i Guug Labuha Subdistrict of

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi da objek peelitia Lokasi peelitia dalam skripsi ii adalah area Kecamata Pademaga, alasa dalam pemiliha lokasi ii karea peulis bertempat tiggal di lokasi tersebut sehigga

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disai Peelitia Tujua Jeis Peelitia Uit Aalisis Time Horiso T-1 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-2 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-3 Assosiatif survey Orgaisasi

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga I

Inflasi dan Indeks Harga I PERTEMUAN 1 Iflasi da Ideks Harga I 1 1 TEORI RINGKAS A Pegertia Agka Ideks Agka ideks merupaka suatu kosep yag dapat memberika gambara tetag perubaha-perubaha variabel dari suatu priode ke periode berikutya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat da Waktu Kegiata dilakuka di Divisi Tresuri Bak XYZ dari bula Jauari - April 2011. Pegambila data dilakuka di beberapa wilayah pemasara yaitu di wilayah Jakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab BAB III METODE PENELITIAN Metode peelitia merupaka suatu cara atau prosedur utuk megetahui da medapatka data dega tujua tertetu yag megguaka teori da kosep yag bersifat empiris, rasioal da sistematis.

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI

REGRESI DAN KORELASI REGRESI DAN KORELASI Pedahulua Dalam kehidupa sehari-hari serig ditemuka masalah/kejadia yagg salig berkaita satu sama lai. Kita memerluka aalisis hubuga atara kejadia tersebut Dalam bab ii kita aka membahas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Peelitia Perkembaga zama yag meutut setiap idividu baik dari segi kemampua maupu peampila. Boss Parfum yag bergerak di bidag isi ulag miyak wagi didirika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka aalisis tetag kelayaka ivestasi usaha cuci mobil CV. Sagkara Abadi di Bumiayu. Metode aalisis yag dipakai adalah metode aalisis kuatitatif

Lebih terperinci

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas. 4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA

REGRESI LINIER SEDERHANA REGRESI LINIER SEDERHANA REGRESI, KAUSALITAS DAN KORELASI DALAM EKONOMETRIKA Regresi adalah salah satu metode aalisis statistik yag diguaka utuk melihat pegaruh atara dua atau lebih variabel Kausalitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Objek peelitia merupaka sasara utuk medapatka suatu data. Jadi, objek peelitia yag peulis lakuka adalah Beba Operasioal susu da Profit Margi (margi laba usaha).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen dari populasi yang

II. LANDASAN TEORI. Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen dari populasi yang II. LANDASAN TEORI Defiisi 2.1 Samplig Samplig adalah proses pegambila atau memilih buah eleme dari populasi yag berukura N (Lohr, 1999). Dalam melakuka samplig, terdapat teori dasar yag disebut teori

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia sikap kosume terhadap kopi ista Kopiko Brow Coffee ii dilakuka di Wilaah Depok. Pemiliha dilakuka secara segaja (Purposive) dega pertimbaga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman Padi sawah tadah hujan (Oryza

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman Padi sawah tadah hujan (Oryza III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia dilaksaaka pada laha pertaama Padi sawah tadah huja (Oryza Sativa L.) di Kelompok Tai Karya Tai I Desa Karag Rejo Kecamata Jati Agug Kabupate

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA

REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA Apa yag disebut Regresi? Korelasi? Aalisa regresi da korelasi sederhaa membahas tetag keterkaita atara sebuah variabel (variabel terikat/depede) dega (sebuah) variabel lai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat 38 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia 3.1.1 Lokasi Peelitia BAB III METODE PENELITIAN Lokasi peelitia ii dilakuka di Puskesmas Limba B terutama masyarakat yag berada di keluraha limba B Kecamata Kota Selata

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman jagung (Zea mays, L.) Kelompok

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman jagung (Zea mays, L.) Kelompok III. BAHAN DAN METODE A. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia dilaksaaka pada laha pertaama jagug (Zea mays, L.) Kelompok Tai Tai Makmur yag secara admiistratif berada di wilayah Desa Siar Mulya Kecamata

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 49 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Ruag ligkup peelitia mecakup perekoomia Provisi NTT utuk megkaji peraa sektor pertaia dalam perekoomia. Kajia ii diaggap perlu utuk dilakuka dega

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) IV. METODE PENELITIAN 4. 1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di wilayah Kampus Istitut Pertaia Bogor (IPB) Dramaga. Peelitia ii merupaka survei terhadap kosume miuma supleme bereergi merek

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 19 3 METODE PENELITIAN 3.1 Keragka Pemikira Secara rigkas, peelitia ii dilakuka dega tiga tahap aalisis. Aalisis pertama adalah megaalisis proses keputusa yag dilakuka kosume dega megguaka aalisis deskriptif.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia ii adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Badar Lampug tahu pelajara 2009/2010 sebayak 279 orag yag terdistribusi dalam tujuh

Lebih terperinci

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARA DAN FAKTOR DIKON 3.1 Ecoomic Order Quatity Ecoomic Order Quatity (EOQ) merupaka suatu metode yag diguaka utuk megedalika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa III. METODE PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia tetag Potesi Ekowisata Huta Magrove ii dilakuka di Desa Merak Belatug, Kecamata Kaliada, Kabupate Lampug Selata. Peelitia ii dilaksaaka atara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 ISTILAH KEENDUDUKAN 2.1.1 eduduk eduduk ialah orag atatu idividu yag tiggal atau meetap pada suatu daerah tertetu dalam jagka waktu yag lama. 2.1.2 ertumbuha eduduk ertumbuha peduduk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia megeai Kepuasa Kosume Miuma Isotoik Fatigo Hydro, dilakuka di wilayah Kota Bogor yaitu di Gedug Olahraga Cimahpar Futsal Bogor da di kampus

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. a. Penelitian ini menggunakan 68 ekor kambing peranakan etawa ( PE) (31. ukur, tongkat ukur dan timbangan.

III. MATERI DAN METODE. a. Penelitian ini menggunakan 68 ekor kambing peranakan etawa ( PE) (31. ukur, tongkat ukur dan timbangan. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia ii telah dilaksaaka pada Bula Oktober sampai November 013 di peteraka yag ada di Kota Pekabaru. 3.. Materi Peelitia a. Peelitia ii megguaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia ii adalah peelitia korelasi, yaitu suatu metode yag secara sistematis meggambarka tetag hubuga pola asuh orag tua dega kosep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Dalam melakuka peelitia, terlebih dahulu meetuka desai peelitia yag aka diguaka sehigga aka mempermudah proses peelitia tersebut. Desai peelitia yag diguaka

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Peelitia 4.1.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka pada bula September sampai Desember 2009, bertempat di Laboratorium Terpadu IPB yag beralamat di Kampus

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI MANAJEMEN RISIKO INVESTASI A. PENGERTIAN RISIKO Resiko adalah peyimpaga hasil yag diperoleh dari recaa hasil yag diharapka Besarya tigkat resiko yag dimasukka dalam peilaia ivestasi aka mempegaruhi besarya

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive).

BAB IV METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive). 60 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka Kecamata Warugkodag Kabupate Ciajur Provisi Jawa Barat. Peetua lokasi ii dilakuka secara segaja (purposive). Dega mempertimbagka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi da Waktu Pegambila Data Pegambila data poho Pius (Pius merkusii) dilakuka di Huta Pedidika Guug Walat, Kabupate Sukabumi, Jawa Barat pada bula September 2011.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran 24 III. METODE PENELITIN 3.1 Keragka Pemikira BMT l-fath IKMI melakuka fugsi meyalurka daa dega melakuka pembiayaa kepada UMKM. Produk pembiayaa yag dimiliki BMT l-fath IKMI adalah Murabahah da Iarah.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

Program Pasca Sarjana Terapan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS. Probability and Random Process. Topik 10. Regresi

Program Pasca Sarjana Terapan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS. Probability and Random Process. Topik 10. Regresi Program Pasca Sarjaa Terapa Politekik Elektroika Negeri Surabaya Probability ad Radom Process Topik 10. Regresi Prima Kristalia Jui 015 1 Outlie 1. Kosep Regresi Sederhaa. Persamaa Regresi Sederhaa 3.

Lebih terperinci

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP STATISTICS Haug N. Prasetyo Week 11 PENDAHULUAN Regresi da korelasi diguaka utuk megetahui hubuga dua atau lebih kejadia (variabel) yag dapat diukur secara matematis. Ada dua hal yag diukur atau diaalisis,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang dilakukan dalam Penelitian untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang dilakukan dalam Penelitian untuk 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode merupaka suatu cara yag dilakuka dalam Peelitia utuk megidetifikasi, megaalisis, serta megumpulka data yag diperluka sehigga dapat diguaka. Adapu

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua BAB IV METODE PENELITlAN 4.1 Racaga Peelitia Racaga atau desai dalam peelitia ii adalah aalisis komparasi, dua mea depede (paired sample) yaitu utuk meguji perbedaa mea atara 2 kelompok data. 4.2 Populasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi, 7 III. METODE PENELITIAN 3.1 Idetifikasi Masalah Variabel yag diguaka dalam peelitia ii adalah variabel X da variabel Y. Variabel X merupaka variabel bebas adalah kepemimpia da motivasi, variabel Y merupaka

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI PENELITIAN BAB V METODOLOGI PEELITIA 5.1 Racaga Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia kualitatif dega metode wawacara medalam (i depth iterview) utuk memperoleh gambara ketidaklegkapa pegisia berkas rekam medis

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodelogi Peelitia Keberhasila dalam suatu peelitia sagat ditetuka oleh ketepata pegguaa metode peelitia. Oleh karea itu, metode yag aka diguaka haruslah sesuai dega data

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I 7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia deskriptif dega pedekata kuatitatif karea bertujua utuk megetahui kompetesi pedagogik mahasiswa setelah megikuti mata kuliah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Dalam peelitia ii, pegambila da peroleha data dilakuka di UKM. Bakso Solo, Bakauhei, Lampug Selata. Utuk pegukura kualitas pelayaa, objek yag diteliti adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian. Pendekatan

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian. Pendekatan METODOLOGI Waktu da Tempat Peelitia Pegambila data utuk peelitia ii dilakuka selama 6 bula pada bula Oktober 2004 Maret 2005 di Kabupate Sumedag, Jawa Barat. Peetapa lokasi peelitia ii didasarka pada sebara

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25 18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Baha Peelitia 3.1.1 Objek Peelitia Terak yag diguaka dalam peelitia ii adalah kuda berjumlah 25 ekor terdiri dari 5 jata da 20 betia dega umur berkisar atara 10 15

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman padi (Oryza sativa L.) Kelompok

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman padi (Oryza sativa L.) Kelompok III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat da Waktu Peelitia Peelitia dilaksaaka pada laha pertaama padi (Oryza sativa L.) Kelompok Tai Karya Subur Desa Pesawara Idah Kecamata Padag Cermi Kabupate Pesawara dega

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Statistika iferesi merupaka salah satu cabag statistika yag bergua utuk meaksir parameter. Peaksira dapat diartika sebagai dugaa atau perkiraa atas sesuatu yag aka terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Salah satu pera da fugsi statistik dalam ilmu pegetahua adalah sebagai. alat aalisis da iterpretasi data kuatitatif ilmu pegetahua, sehigga didapatka suatu kesimpula

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di lokasi huta taama idustri yag terdapat di PT. Wirakarya Sakti Provisi Jambi. Waktu pelaksaaa peelitia ii adalah bula April

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas I MIA SMA Negeri 5 Badar Lampug Tahu Pelajara 04-05 yag berjumlah 48 siswa. Siswa tersebut

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas

Lebih terperinci

Penyelesaian: Variables Entered/Removed a. a. Dependent Variable: Tulang b. All requested variables entered.

Penyelesaian: Variables Entered/Removed a. a. Dependent Variable: Tulang b. All requested variables entered. 2. Pelajari data dibawah ii, tetuka depede da idepede variabel serta : a) Hitug Sum of Square for Regressio (X) b) Hitug Sum of Square for Residual c) Hitug Meas Sum of Square for Regressio (X) d) Hitug

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1 Latar belakag Model pertumbuha Solow-Swa (the Solow-Swa growth model) atau disebut juga model eoklasik (the eo-classical model) pertama kali dikembagka pada tahu 195 oleh Robert Solow da

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tempat da Waktu Peelitia ii dilakuka di ligkuga Kampus Aggrek da Kampus Syahda Uiversitas Bia Nusatara Program Strata Satu Reguler. Da peelitia dilaksaaka pada semester

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampar

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampar III. METODOLOGI PENELITIAN 3.. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia ii telah dilakuka di Desa Koto Perambaha Kecamata Kampar Timur Kabupate Kampar. Waktu pelaksaaa peelitia ii sekitar 3 bula yaki Bula Oktober-Desember

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS USAHATANI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG DI SULAWESI SELATAN

ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS USAHATANI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG DI SULAWESI SELATAN ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS USAHATANI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG DI SULAWESI SELATAN Muslimi da Saritag Balai Pegkajia Tekologi Pertaia Sulawesi Selata Jl. Peritis Kemerdekaa, KM.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan November - Desember 2013 di

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan November - Desember 2013 di III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.. Waktu da Tempat Peelitia telah dilakuka pada bula November - Desember 203 di peteraka Kambig yag ada di Kota Pekabaru Provisi Riau. 3.2. Alat da Baha Materi yag diguaka

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010 Erie Sadewo Kodisi Makro Ekoomi Kepulaua Riau Pola perekoomia suatu wilayah secara umum dapat diyataka meurut sisi peyediaa (supply), permitaa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pegumpula Data Dalam melakuka sebuah peelitia dibutuhka data yag diguaka sebagai acua da sumber peelitia. Disii peulis megguaka metode yag diguaka utuk melakuka pegumpula

Lebih terperinci

A. Pengertian Hipotesis

A. Pengertian Hipotesis PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pegertia Hipotesis Hipotesis statistik adalah suatu peryataa atau dugaa megeai satu atau lebih populasi Ada macam hipotesis:. Hipotesis ol (H 0 ), adalah suatu hipotesis dega harapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3. Jeis da Sumber Data Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data sekuder yag berasal dari Tabel Iput-Output Provisi Jambi tahu 2007 klasifikasi 70 sektor yag kemudia diagregasika

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan selama 1 bulan, dimulai pada awal bulan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan selama 1 bulan, dimulai pada awal bulan III. MATERI DAN METODE 3.. Tempat da Waktu Peelitia ii telah dilakuka selama bula, dimulai pada awal bula eptember 03 di Kecamata Kuala Kampar Kabupate Pelalawa Provisi Riau. 3.. Materi Peelitia Baha yag

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di Kabupate Bogor dega respode para peterak ayam broiler yag mejali kerjasama sebagai mitra dega perusahaa kemitraa Dramaga Uggas

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel.

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel. II. LANDASAN TEORI Defiisi 2.1 Distribusi Samplig Distribusi samplig adalah distribusi probibilitas dari suatu statistik. Distribusi tergatug dari ukura populasi, ukura sampel da metode memilih sampel.

Lebih terperinci

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN EPS DAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN KELEMAHAN PELAPORAN EPS DALAM LAPORAN KEUANGAN ANALISIS RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN EARNING PER SHARE (EPS) PRICE EARNING RATIO (PER)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Bagi Negara yag mempuyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yag dikeliligi lauta, laut merupaka saraa trasportasi yag dimia, sehigga laut memiliki peraa yag petig bagi

Lebih terperinci