6.10. G. AWU, P. Sangir, Sulawesi Utara
|
|
- Sukarno Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 6.10. G. AWU, P. Sangir, Sulawesi Utara Kubah Lava di puncak G. Awu (Bina, E., Solihin, A./PVMBG/2004) (a) (b) Erupsi tanggal 8 (a) dan 9 (b) Juni 2004 PENDAHULUAN Nama Kawah : Tompaluan Lokasi a. Geografis Puncak : 03 o 40' LU dan 125 o 30' BT b. Administratif : Kabupaten Sangir Talaud, Pulau Sangir Besar, Propinsi Sulawesi Utara Ketinggian : 1320 m dpl Kota Terdekat : Tahuna Tipe Gunungapi : Strato dengan kubah lava Pos Pengamatan : Administratif: Jl. Radar Kp. 116 Tahuna 95811, Sulawesi Gunungapi Utara, Tlp. (0432)22185 Geografis: ,30 LU dan 125 o 28' BT Cara Mencapai Puncak
2 Pada umumnya pendakian dilakukan dari Kampung Anggis di pantai selatan, sejauh lk. 6,5 km dari kawah. Pendakian dengan berjalan kaki dimulai dari antara hulu S. Muade dan S. Malebuhe. Hingga ketinggian 500 m masih ditemukan tanah perkebunan, setelah itu tumbuhan panda yang semakin ke atas semakin menipis, akhirnya diganti oleh gelagah. Selisih tinggi dengan bibir kawah selatan adalah 300m, lokasi ini disebut G. Dalage. Pendakian selanjutnya agak mudah karena yang dilalui adalah aliran lava keras. Pendakian seluruhnya membutuhkan waktu ± 3 jam. SEJARAH ERUPSI G. Awu termasuk gunungapi yang mempunyai masa istirahat yang panjang. Tetapi setiap erupsinya selalu tergolong besar. Berdasarkan catatan sejarah yang diketahui, dari tahun 1640 sampai dengan 1966 telah terjadi 5 kali erupsi yang menelan korban serta kerugian yang cukup besar. Korban manusia yang tewas akibat erupsi G. Awu sebelum tahun 1711 tidak diketahui, namun yang tercatat sejak tahun 1711 sampai dengan erupsi 1966 adalah orang (tahun 1966 korban tewas 39 orang, lebih dari orang luka-luka ringan). Tahun Peristiwa Desember 1640, terjadi erupsi (Neumann van Padang), kemudian berlanjut pada 3-4 Januari 1641 (Wichmann, 1893) Erupsi freatik kecil 1677 Erupsi freatik Desember, erupsi dengan awanpanas dan lahar erupsi dari kawah pusat, disusul lahar hujan. Daerah antara Tabuhan dan Tahuna hancur. Korban manusia lk orang (Valentijn, 1711), orang di Kendhar (diantaranya raja Syamsialam), 70 orang di Koloza dan 408 orang di Tahuna Agustus, terjadi erupsi besar (freatomagmatik) dan akibat serupa dengan yang terjadi dalam tahun Pohon kelapa hancur di seluruh pantai jiwa penduduk Tabuhan, Khendar dan Kolengan menjadi korban ( (Doren, 1812; Kusumadinata, 179) Maret, erupsi besar (freatomagmatik) yang mengakibatkan banyak korban jiwa manusia. Erupsi disertai awanpanas, lahar erupsi dan lahar hujan. Kampung Trijang, pondok Pembalarian, Labakassin, Patung dan Hilang sama sekali hancur. Korban orang (Riedel & Doren, 1856; Kusumadinata, 1979) Dalam Agustus terjadi erupsi freatik dari kawah pusat. Tidak ada laporan lebih lanjut Agustus terjadi erupsi freatik Juni, terjadi erupsi besar (freatomagmatik). Erupsi yang disertai dengan awanpanas, lahar erupsi dan lahar hujan. Hampir semua kampung sebelah pantai utara hancur. Kampung yang paling parah adalah yang terletak antara Sawang dan Tabuka. Jumlah korban semuanya orang, antara lain dari daerah Mala, Akembuala, Anggis, Mitung, Kolengan, Metih, Khendar dan Trijang. Selain awanpanas, lahar juga mengakibatkan banyak korban. Korban banyak jatuh di gereja Sawang dan Kalasugi Erupsi freatik dari kawah pusat Maret, erupsi kecil (freatik) dari kawah pusat Februari, erupsi freatik, pembentukan kubah lava.
3 Juni - September berlangsung erupsi freatik Pada 7 April tampak kubah lava di bawah permukaan danau kawah. Pembentukannya berlangsung terus, hingga dalan bulan Desember mencapai tinggi 80 m Menurut penduduk setempat ada kenaikan kegiatan dipertengahan tahun. Kegiatan tersebut tidak diakhiri oleh suatu erupsi Menurut Matahelumual (1966) pada 12 Agustus, pukul tiba-tiba kelihatan asap tebal membubung naik dari kawah G. Awu, kemudian berekspansi jauh ke udara menyerupai awan ledakan sebuah bom atom. Kepulan asap tebal ini segera disusul suara gemuruh yang kemudian berhenti beberapa saat. Kira-kira satu jam kemudian terdengar suara ledakan yang lebih kuat, segera disusul asap tebal dan abu yang menutupi seluruh daerah puncak. Peristiwa ini berlangsung sampai dengan pukul Akibat erupsi : a. Daerah yang dilanda awanpanas. Meliputi daerah lingkaran keliling kawah G. Awu dengan jari-jari maksimum 5 km dari kawah, dan di beberapa lembah sungai sampai tepi laut sejauh lk. 7 km. Daerah tersebut musnah sama sekali dan tertimbun endapan awanpanas. b. Daerah yang dilanda lahar erupsi. Meliputi daerah sungai yang berhulu di daerah puncak. c. Daerah yang tertutup bahan lepas. Terutama di sekitar Kendhar yang punah sama sekali, dan daerah lainnya. d. Korban 39 orang, terdiri dari 2 orang petugas gunungapi (G.R. Pangandahan dan T. Bolang Timohe), 13 orang di Kendhar, 1 orang di Sawang, 5 orang di Baku, dan 18 orang di Mala Mei - Agustus, terjadi perubahan warna air danau kawah dari hijau muda menjadi hitam Mei, perubahan volume air danau kawah, berkurang hingga 95 % dari jumlah 3,5 juta m 3 ( m 3 ). 12 Oktober, erupsi freatik, lubang erupsi berdiameter 15 m (berdasarkan catatan seismograf telah diawali pada tanggal 16 April 1992) Juni 2004, terjadi erupsi magmatik, kolom asap setinggi meter diatas puncak. Ketebalan abu di Kec. Tabukan Utara setebal mm. Jumlah penduduk yang mengungsi sekitar 18,648 orang. Tidak ada korban jiwa. Karakter Erupsi G. Awu memiliki karakter erupsi magmatik eksplosif, magmatik efusif, dan freatik. Erupsi G. Awu yang utama dapat digolongkan sebagai tipe Sint Vincent atau tipe Volcano. GEOLOGI Morfologi Morfologi G Awu dibagi atas 2 kelompok utama, yaitu: 1. Kelompok morfologi vulkanik tua, kelompok ini menempati daerah tenggara dan barat, yang dibangun oleh produk aktivitas vulkanik, berumur lebih tua dari aktivitas G. Awu. 2. Produk aktivitas G. Awu mulai dari produk Awu Tua maupun Awu muda, diantaranya puncak, lereng yang berkemiringan terjal dan landai (seperti daerah Anggis, Beha, Akembuala, Naha, Kalakube, Mala, Bahu, dan Sawang), sisa-sisa kerucut tua di sekitar lereng dan kaki G.Awu, dan daratan umumnya daerah pantai selatan.
4 Sejarah pembentukan G.Awu sangat erat kaitannya dengan gunungapi-gunungapi yang berada di sekitarnya, misalnya seperti G. Tahuna, G. Posong dan G. Awu Tua. Dilihat dari arah kelurusan vulkaniknya, dapat diperkirakan bahwa gunungapi-gunungapi di atas (lebih umumnya di dalam P. Sangir) ini terletak dalam satu kelurusan. Gunungapi lainnya selain G. Awu (muda) tidak mempunyai aktivitas lagi, dimulai dari gunungapi yang berada di ujung selatan pulau tersebut. Jadi dapat diperkirakan bahwa G. Awu yang ada sekarang merupakan gunungapi aktif terakhir di P. Sangir. Menurut sejarah geologinya, dimulai dari terbentuknya G. Tahuna yang mempunyai kaldera yang cukup besar. Diperkirakan erupsinya sangat dahsyat, sehingga sebagian dinding kalderanya runtuh dan air laut masuk ke tengah kaldera. Produk batuan yang dihasilkan seperti lava (dominan bersifat andesitis), aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik, sebarannya sangat luas sampai mencapai pantai utara di Kampung Peta. Setelah periode G. Tahuna, muncul komplek G. Posong (G. Bahu dan G. Sahengbaliral). Produk batuannya dominan mengarah ke timur laut. Sebagian produk tersebut menutupi batuan G. Tahuna. Dinding kaldera yang tampak sekarang adalah sisa dinding yang masih ada, merupakan puncak-puncak komplek G. Posong. Kemudian setelah periode pembentukan komplek G. Posong berhenti, mulailah aktivitas G. Awu Tua berjalan. Diperkirakan bahwa G. Awu Tua mempunyai sebuah kawah yang lebih besar ukurannya dari kawah G. Awu (muda) sekarang. Produk batuan yang dihasilkan oleh gunungapi ini menyebar ke segala arah dan yang masih terlihat sekarang hanya di beberapa tempat saja karena tertutupi oleh produk G. Awu Muda. Aktivitas terakhir adalah periode pembentukan G. Awu Muda. Kalau dilihat dari geomorfiknya, kerucut G. Awu Muda sekarang berada dalam kaldera G. Awu Tua. Produk G. Awu Muda hampir sama dengan di atas, penyebarannya ke segala arah menutupi sebagian besar produk G. Awu Tua. Lava-lava G. Awu Muda dominan basaltik andesit. Secara keseluruhan kandungan SiO 2 -nya berkisar antara 49,42-57,21 %, sedangkan K 2 O-nya berkisar antara 0,81-1,63 %, termasuk dalam seri calk alkali. Batuan paling primitif mempunyai Mg number 53, menandakan bahwa magma G. Awu berasal dari magma turunan. Pada pembentukan G. Awu Muda inilah struktur geologi terbentuk.
5 Peta Geologi G. Awu, Sulawesi Utara (Y. Sasongko, W. Irawan, M. N. Kartadinata, I. Numusanto, E. Kriswati) Stratigrafi Dibagi atas empat kelompok aktivitas vulkanik, yaitu : 1) Kelompok vulkanik G. Tahuna Produk G. Tahuna yang masih baik ditemukan di lapangan hanya jenis lavanya. Disebutkan Lava Tahuna (LTh) yang terdiri atas perulangan lava yang bersifat andesitas. Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 2) Kelompok vulkanik Komplek G. Posong Produk dari komplek G. Posong disebut juga Lava Posong (LPs) berasal dari G. Bahu, G. Sahengbalira dan terutama G. Posong sendiri. Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 3) Kelompok vulkanik G. Awu Tua Satuan batuan produk G. Awu Tua ini terdiri atas : Lava Awu Tua 1 (Lat 1), Lava Awu Tua 2 (Lat 2), Lava Awu Tua 3 (Lat 3), Lava Awu Tua 4 (Lat 4), Aliran piroklastik Awu Tua 1 (Apat 1), Aliran piroklastik Awu Tua 2 (Apat 2), Aliran piroklastik Awu Tua 3 (Apat 3), Aliran piroklastik Awu Tua 4 (Apat 4). 4) Kelompok vulkanik G. Awu Muda Satuan batuan produk G. Awu Muda terdiri atas:
6 1. Lava Awu Muda 1 (Lam 1), menempati daerah timur dari puncak G. Awu menutupi sebagian lava Awu Tua 4 (Lat 4). Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 2. Lava Awu Muda 2 (Lam 2), menempati daerah tenggara dari puncak G. Awu, menutupi lava Awu Tua (Lat 4). Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 3. Lava Awu Muda 3 (Lam 3), menempati daerah baratlaut dari puncak G. Awu, menutupi aliran piroklastik Awu Muda 4 (Apam 4). Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 4. Lava Awu Muda 4 (Lam 4), menempati daerah utara-baratlaut dari puncak G. Awu, menutupi aliran piroklastik Awu Tua 1 (Apat 1). Komposisinya secara megaskopis jdalah andesit piroksen. 5. Lava Awu Muda 5 (Lam 5), menempati daerah utara dari puncak G. Awu, menutupi awanpanas Awu Muda 2 dan 3 (Apam 2 dan Apam 3). Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 6. Lava Awu Muda 6 (Lam 6), menempati daerah baratlaut dari puncak G. Awu menutupi lava Awu Muda 3 (Lam 3). Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 7. Lava Awu Muda 7 (Lam 7), menempati daerah utara dari puncak G. Awu, menutupi lava Awu Muda 5 (Lam 5) dan aliran piroklastik Awu Muda 7 (Apam 7). Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 8. Lava Awu Muda 8 (Lam 8), menempati daerah utara-baratlaut dari puncak G. Awu. menutupi lava Awu Muda 4 (Lam 4). Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 9. Lava Awu Muda 9 (Lam 9), menempati daerah baratdaya dari puncak G. Awu, menutupi aliran piroklastik Awu Muda 3 (Apam 3). Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 10. Lava Awu Muda 10 (Lam 10), menempati daerah barat dari puncak G. Awu. menutupi lava Awu Tua (Lat 3) dan lava Awu Muda 9 (Lam 9). Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 11. Lava Awu Muda 11 (Lam 11), menempati daerah tenggara dari puncak G. Awu. menutupi lava Awu Muda 1 (Lam 1). Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 12. Lava Awu Muda 12 (Lam 12), menempati daerah timur dari puncak G. Awu menutupi lava Awu Tua 4 (Lat 4).
7 13. Lava Awu Muda 13 (Lam 13), menempati daerah tenggara dari puncak G. Awu menutupi lava Awu Tua 2 (Lat 2). Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 14. Lava Awu Muda 14 (Lam 14), menempati daerah timur dari puncak G. Awu menutupi sebagian Lava Awu Tua 4 (Lat 4). Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 15. Lava Awu Muda 15 (Lam 15), menempati daerah selatan dari puncak G. Awu menutupi aliran piroklastik Awu Muda 1 (apam 1). Komposisinya secara megaskopis adalah andesit piroksen. 16. Aliran piroklastik Awu Muda 1 (Apam 1), menyebar diantara S. Sura dan S. Meselir, menutupi sebagian oleh jatuhan piroklastik Awu Muda 4 (Jpam 4) dan lava Awu Muda 15 (Lam 15). 17. Aliran piroklastik Awu Muda 2 (Apam 2), menyebar diantara S. Sarudakel dan S. Meselir, menutupi sebagian jatuhan piroklastik Awu Muda 5 (Jpam5). 18. Aliran piroklastik Awu Muda 3 (Apam 3), menyebar diantara S. Poto dan S. Sura, menutupi sebagian oleh jatuhan piroklastik Awu Muda 2 (Jpam 2) dan lava Awu Muda 9 (lam 9). 19. Aliran piroklastik Awu Muda 4 (Apam 4), menyebar diantara S. Bunahe dan S. Biwai, menutupi sebagian oleh lava Awu Muda 3 (Lam 3) dan lava Awu Muda 6 (Lam 6). 20. Aliran piroklastik Awu Muda 5 (Apam 5), menyebar diantara S. Apendakel dan S. Biwai. 21. Aliran piroklastik Awu Muda 6 (Apam 6), menyebar dibatasi oleh sungai Apendakel dan lava Awu Muda 4 (Lam 4). 22. Aliran piroklastik Awu Muda 7 (Apam 7), menyebar diantara S. Taweng dan S. Muade. 23. Aliran piroklastik Awu Muda 8 (Apam 8), menyebar diantara S. Muade dan S. Latakube. 24. Aliran piroklastik Awu Muda 9 (Apam 9), menyebar diantara S. Latakube dan S. Lanni. 25. Aliran piroklastik Awu Muda 10 (Apam 10), menyebar di daerah dataran Anggis, Bena, Mitung, Akembuala, 26. Aliran piroklastik Awu Muda 11 (Apam 11), terdapat di sekitar S. Melabuhe, memanjang ke selatan membentuk punggungan.
8 27. Jatuhan piroklastik Awu Muda 1 (Jpam 1), penyebarannya menempati sebagian daerah Sawang, menutupi sebagian aliran piroklastik Awu Tua 6 (Apat 6). 28. Jatuhan piroklastik Awu Muda 2 (Jpam 2), penyebarannya menempati Kendar dan Talawid, menutupi sebagian punggungan lava yang lebih tua. 29. Jatuhan piroklastik Awu Muda 3 (Jpam 3), penyebarannya menempati sebagian kecil daerah Kendar), menutupi aliran piroklastik Awu Muda 3 (Apam 3). 30. Jatuhan piroklastik Awu Muda 4 (Jpam 4), penyebarannya menempati sebagian daerah antara S. Meselir dan S. Sura, menutupi sebagian aliran piroklastik Awu Muda 1 (Apam 1). 31. Jatuhan piroklastik Awu Muda 5 (Jpam 5), penyebarannya menempati sebagian lereng baratdaya puncak G. Awu, menutupi aliran piroklastik Awu Muda 2 (Apam 2). 32. Aliran lahar (Alh), penyebarannya menempati daerah selatan dan utara dari puncak G. Awu a.l. Anggis, Bena, Mitung, Mala, Baleberang, Pananekeng, Akembuala, Penembuku, Patung, Tonggenbijo, Muade dan Kalakube. 33. Aluvial (Alv), penyebarannya menempati daerah pantai di sebelah baratlaut dari puncak G. Awu. Struktur Geologi Wilayah Indonesia Timur dihasilkan sebagai akibat interaksi 4 buah lempeng lithosfer (Eurasia, Laut Philipina, India dan Pasifik). Di wilayah laut Maluku, zona Beniof memanjang berlawanan arah, yaitu ke arah barat dan timur, dan busur vulkanik yang berkembang, yaitu busur Sangihe (Morrice, dkk., 1981). Zona Beniof memanjang 45 o sepanjang 230 km di bawah lempeng laut Philipina di bagian timur, tetapi penajaman (55 o - 65 o ) sedalam 680 km bagian tenggara lempeng Asia yang terletak di atas busur Sangihe (Cardwell, dkk., 1980). Perbedaan panjang zona seismik antara busur bagian barat dan timur, mungkin berhubungan dengan lamanya tumbukan atau kecepatan tumbukan dari penajaman ke arah barat di bawah busur Sangihe. Busur Sangihe relatif lurus berarah utara - selatan sepanjang 300 km menunjukkan busur khusus. Deretan vulkanik depan (Tongkoko - Banua Wuhu) terletak km di atas zona Beniof, dan gunungapi-gunungapi tumbuh meluas sampai 70 km di belakang deretan vulkanik depan, dengan demikian busur vulkanik berada km di atas sumber gempa. Di kepulauan Sangir terdapat 4 buah gunungapi aktif (Awu, Banua Wuhu, Karangetang, Ruang), yang terletak pada garis sepanjang 50 km. Disamping itu ada tiga pulau lainnya (Kalama, Makalehi, Tagulandang) yang memiliki morfologi vulkanik muda.
9 Struktur geologi yang berkembang di daerah G. Awu dan sekitarnya, terdiri dari kaldera, kawah, sesar dan kelurusan vulkanik. Kaldera merupakan produk dari struktur tua, yang terlihat sebagai punggungan melingkar di kota Tahuna dan G. Posong, serta di daerah tubuh G. Awu Tua. Hadirnya kaldera ini diantaranya dicirikan oleh gawir yang melingkar serta adanya perulangan perlapisan endapan vulkanik yang tersingkap di tebing gawir tersebut (Kemmerling, 1923). Berdasarkan pengamatan di lapangan, beberapa puncak di lereng utara, selatan dan baratlaut G. Awu adalah sisa dari dinding kaldera. Kemmerling (1923) menganggap, bahwa puncak G. Awu sekarang terjadi dalam sebuah kaldera lama dengan garis tengah lk. 4,5 km. Kawah G. Awu berbentuk oval (1550 x 1200 m) dengan arah memanjang dari utara ke selatan di bagian puncaknya. Sekarang di dalam kawah tersebut tumbuh sebuah kubah lava. Diperkirakan kubah lava Juni 2004 terjadi setelah erupsi klimaks sampai dengan 12 Juni Menurut Karim A., dkk luas kubah lava m² dengan ketinggian puncak kubah lava m dpl, dengan sisa danau m² dengan kedalaman danau lk. 1 m, sedangkan volume kubah lava 2004 adalah m³. Ada 2 buah sesar yang diperkirakan terdapat di G. Awu dan sekitarnya. Sesar pertama yaitu sesar turun yang memotong lava Awu Tua dicirikan dengan adanya dinding yang tegak (gawir sesar), sehingga pada bagian yang turun terisi oleh endapan produk Awu Muda. Sesar ini berarah N 26 o E atau N 206 o E. Sesar yang lainnya (sesar turun), dijumpai di puncak bagian tenggara, berarah N 130 o E atau N 310 o E (Yogi Sasongko, 1995). Dijumpai adanya kelurusan vulkanik berarah N 150 o E atau N 330 o E, diduga merupakan kelurusan titik erupsi gunungapi yang terdapat di P. Sangir, seperti G. Tahuna, G. Posong dan G. Awu (Yogi Sasongko, 1995). GEOFISIKA Kegempaan Gempa yang terekam di G. Awu umumnya ialah gempa-gempa tektonik. Gempagempa vulkanik tidak banyak terekam. Hal tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan kubah lava sudah terhenti sama sekali, yang tumbuh sejak Juni Pertumbuhan kubah lava ini telah merubah karakteristik G. Awu, yang sebelumnya dikenal dengan Danau Kawah G. Awu, kini danau tersebut hilang dan berubah menjadi bukit berbentuk kubah di dalam kawah. Seiring dengan waktu kawah tersebut memungkinan akan terisi air kembali.
10 Potensial Diri (SP) Salah satu penyelidikan geofisika yang pernah dilakukan adalah dengan metoda Potensial Diri (Self Potential / SP). Pengukuran beda Potensial Diri dilakukan di sepanjang jalur lintasan Kampung Pananekeng - Puncak G. Awu - Kampung Beha, dengan interval setiap elektroda 100 meter. Harga anomali positif pada bagian tubuh sebelah selatan, menunjukkan anomali yang lebih besar dibandingkan bagian puncak. Titik-titik lokasi ini memberikan harga ekstrim dibandingkan sekitarnya. Lokasi titik ini terletak di atas endapan permukaan aliran lava dengan ketinggian 700 m dpl. Berdasarkan keadaan tersebut ditafsirkan, bahwa harga potensial diri pada titik tersebut dipengaruhi oleh adanya resapan panas akibat aktivitas G. Awu dan pengaruh efek topografi, dikarenakan titik tersebut terletak pada morfologi pematang yang sempit dan memanjang. Pada titik di bagian puncak G. Awu, diperoleh harga potensial diri yang sangat ekstrim dengan anomali negatif. Titik tersebut terletak di atas endapan lava masif, sehingga resapan panas dan air tidak bisa melaluinya. Titik-titik yang lokasinya pada bibir kawah sebelah barat dan timur, serta titik-titik yang berada di dalam kawah, memberikan gambaran pola anomali positif yang baik, diakibatkan oleh adanya resapan panas dari pusat aktivitas G. Awu. Di bagian tubuh sebelah barat G. Awu, anomali negatif terdapat pada daerah batuan lava yang masif, aliran panas dan aliran air tidak mempengaruhinya. Kemudian titik-titik berikutnya menunjukkan gambaran anomali positif meskipun kecil tetapi polanya cukup baik. Titik-titik lokasi ini terletak pada daerah hancuran, akibat adanya sesar yang melaluinya. Selanjutnya dari titik-titik ini menuju ke arah pantai, pola potensial diri memberikan pola anomali positif yang naik secara beraturan. Hal ini ditafsirkan sebagai akibat dari bentuk bentang alam dan adanya aliran air. GEOKIMIA Petrologi Lava-lava G. Awu dominan basaltik andesit, umumnya bertekstur porfiritik, pilotaksitik dengan fenokris plagioklas, piroksen, hornblende, dan mineral opak. Ada juga lava-lava bertekstur trachitik dengan fenokris olivin dalam masa dasar mikrolit plagioklas, mineral opak, piroksen dan gelas. Jumlah fenokris dalam batuan berkisar antara 25 sampai 40% dari volume total batuan. Plagioklas merupakan fenokris yang dominan dalam lava-lava G. Awu, juga didapatkan sebagai mikrolit yang berasosiasi dengan mineral opak, piroksen dan gelas sebagai penyusun masa dasar batuan. Didapat fenokris plagioklas yang menunjukkan gejala korosi diisi oleh mikrolit plagioklas dan gelas dalam bentuk mengikuti pola korosi tersebut.
11 Sedangkan fenokris piroksen berbentuk prismatik dari anhedral - euhedral, ukuran panjang 0,2-2,4 mm, kembar sederhana dan polisintetik. Ada beberapa fenokris piroksen (augit) yang bagian tengah berubah menjadi mineral amfibol dari jenis tremolit - aktinolit. Mineral olivin hanya didapatkan pada satu contoh lava sebagai fenokris berbentuk euhedral - subhedral, berukuran 1,5 mm, tersebar merata dalam sayatan. Sebagian olivin terubah menjadi iddingsit dan klorit. Ada dua hornblende, yaitu hornblende primer yang merupakan hasil pengkristalan langsung dari magma sebagai penyusun batuan dan hornblende sekunder terdiri dari tremolit-aktinolit hasil ubahan uratilisasi augit oleh proses hidrothermal. Hornblende primer kadang-kadang berubah menjadi oksida bijih di bagian tepi mineral atau seluruhnya. Mineral opak pada lava G. Awu umumnya sebagai masadasar berupa kristal anhedral. Juga didapat sebagai inklusi dalam mineral plagioklas dan piroksen di beberapa contoh lava. Sebagian lainnya mineral opak berasal dari hasil ubahan mineral piroksen, hornblende dan olivin. Batuan calc alkalin G. Awu termasuk jenuh akan silika. MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Visual Pos Pengamatan Gunungapi Awu berada pada ketinggian 68 m di atas permukaan laut, secara administratif terletak di Jl. Radar Kp. 116 Tahuna dengan posisi geografis ,30 LU dan 125 o 28' BT. Secara visual dalam keadaan tidak berkabut puncak Gunungapi Awu dapat terlihat jelas dari pos, sehingga fenomena kepulan asap kawah dapat teramati dengan jelas. Kegempaan Kegempaan G. Awu direkam menggunakan sebuah seismograf jenis Kinemetric tipe PS-2, yang dioperasikan secara telemetri radio (RTS). G. Awu memiliki dua stasiun sesimik yang masing-masing menggunakan seismometer L4C satu komponen (vertikal). Sebuah seismometer ditempatkan di dekat bibir kawah dengan posisi geografis ,84 LU dan ,44 BT dengan ketinggian 1220 m dpl. Sementara sebuah seismometer lagi ditempatkan pada posisi geografis 3 39,569 LU dan ,750 BT dengan ketinggian 607 m dpl.
12 KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI Kawasan Rawan Bencana (KRB) II Adalah daerah yang rawan terlanda bahaya aliran, meliputi lahar erupsi, awanpanas, aliran lava dan guguran batu (pijar) serta bahaya lontaran yang meliputi lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat. Bahaya aliran mengikuti lembah, sedangkan lontaran batu (pijar) mencapai radius 3 km dari kawah. Hujan abu mengikuti arah angin. Kawasan ini meliputi daerah utara sampai tenggara dan daerah barat serta barat laut dari puncak gunungapi yang termasuk ke dalam 4 wilayah kecamatan : Kecamatan Tahuna (Bungalawang, Lelepu, dan sebagian kecil Apengsembaka), Kecamatan Tahuna Barat (Beha, sebagian Akembawi), Kecamatan Kendahe (Kendahe, Bahembang, Pempalarang, sebagian kecil Sawang, dan sebagian Tariang) dan Kecamatan Tabukan Utara (Kalasuge, Penembuhi, Kemibatu, Kawa, Mala, Balowohe). Daerah pemukiman yang menempati bantaran-bantaran sungai, yang terancam bahaya lahar serta erosi sungai seperti halnya di Desa Beha. Kawasan Rawan Bencana (KRB) I Adalah daerah yang berpotensi terhadap bahaya aliran yang meliputi aliran lahar dan kemungkinan perluasan awanpanas, serta bahaya hujan abu dan kemungkinan perluasan lontaran batu (pijar). Kawasan Rawan Bencana I adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir dan selama erupsi membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat dan batu (pijar). Kawasan Rawan Bencana terhadap aliran masa berupa lahar/banjir, diantaranya S. Mala, S. Kemigatu, S. Manemba dan S. Laine. Sedangkan Kampung yang perlu di waspadai: Mala, Raku, Sahabe di Kecamatan Kendahe, dan Kalakube, Kalaru, Kemibatu, dan Balane di Kecamatan Tabukan Utara. Kawasan Rawan Bencana terhadap jatuhan berupa hujan abu lebat dan kemungkinan dapat terkena lontaran batu (pijar) meliputi Kecamatan Kendahe : Talawid, Talawid Atas dan Tariang, Kecamatan Tabukan Utara : Tongenbio, Gihang, Beba, Sawang, Penembuhi, Patung, Bahu, dan Mala. Sedangkan di Kecamatan Tahuna Barat : Akembawi, Lelepu, dan Mahena.
13 Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Awu
14 DAFTAR PUSTAKA Karim, Agus Pengukuran Topografi Kubah Lava G. Awu. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung. Kusdinar, E.,Tatang, Y.,Saleh, S Laporan Penyelidikan Potensial Diri (SP) Gunungapi Awu, Sulawesi Utara. Direktorat Vulkanologi, Bandung. Kusumadinata, K Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat Vulkanologi. Mawardi. R, Irianto Laporan Petrokimia Batuan G. Awu Sangir - Besar, Sulawesi Utara. Direktorat Vulkanologi, Bandung. Nursalim, A., dkk Pembuatan Dokumentasi dan Pengumpulan Bahan Informasi G. Awu, Sulawesi Utara. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung. Sasongko, Y., Isa, N., Wawan, I., Kartadinata, M.N., Estu, K Laporan Pemetaan Geologi Gunungapi Awu, Kabupaten Sangir Talaud, Sulawesi Utara. Direktorat Vulkanologi, Bandung. Sutawijaya, I., dkk Laporan Pemantauan Kegiatan Gunungapi Awu. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung. S. Dirasutisna, A. Martono Peta Kawasan Rawan Bencana G. Awu, Provinsi Sulawesi Utara. Direktorat Vulkanologi, Bandung.
4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur
4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi : Strato dengan kubah lava Lokasi
Lebih terperinci7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara
7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,
Lebih terperinci6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara
6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan
Lebih terperinci7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara
7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara G. Ibu dilihat dari Kampung Duono, 2008 KETERANGAN UMUM Lokasi a. Geografi b. Adminstrasi : : 1 29' LS dan 127 38' BT Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Prop.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Gunungapi Soputan Geomorfologi Gunungapi Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi (Gambar 2.1) yaitu : 1. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi,
Lebih terperinci1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM
1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Puet Sague, Puet Sagu atau Ampat Sagi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 4 55,5 Lintang Utara dan 96 20 Bujur Timur Kabupaten
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Objek Penelitian Berdasarkan bentuk morfologinya, puncak Gunung Lokon berdampingan dengan puncak Gunung Empung dengan jarak antara keduanya 2,3 km, sehingga merupakan
Lebih terperinci4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur
4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur Puncak G. Rokatenda dilihat dari laut arah selatan P. Palue (Agustus 2008) KETERANGAN UMUM Nama : G. Rokatenda Nama Kawah : Ada dua buah kawah dan tiga buah kubah
Lebih terperinci4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur
4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif :
Lebih terperinci5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku
5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang
Lebih terperinci4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur
4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi
Lebih terperinci6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara
6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara Erupsi G. Karangetang 2010 (Prambada, O./PVMBG/2010) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunungapi Siau Nama Kawah : Kawah Utama (Kawah I), Kawah II, Kawah III, Kawah
Lebih terperinci6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA
6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA G. Ambang (Kunrat, S. L. /PVMBG/2007) KETERANGAN UMUM Nama : G. Ambang Nama Lain : - Nama Kawah : Kawah Muayat, Kawah Moyayat Lokasi : a. Geografi : 0 o 44' 30" LU dan 124
Lebih terperinci7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara
7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gamkunora, Gammacanore Nama Kawah : Kawah A, B, C, dan D. Lokasi a. Geografi b. Administrasi : : 1º 22 30" LU dan 127º 3' 00" Kab.
Lebih terperinci4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur
4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Morfologi puncak G. Inerie (sumber PVMBG) Nama Lain Tipe Gunungapi : Ineri, Rokkapiek : Strato dengan bentuk kerucut sempurna Lokasi Geografis Administratif
Lebih terperinci4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur
4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur Komplek G. Inie Lika dengan latar depan Kota Bajawa (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah : Inielika, Koek Peak : Strato : Wolo Inielika;
Lebih terperinciBERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008
BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 ESTU KRISWATI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama Januari - Maret 2008 terdapat 2 gunungapi berstatus Siaga (level 3) dan 11
Lebih terperinci3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9
3.2.2.4 Mekanisme pengendapan Berdasarkan pemilahan buruk, setempat dijumpai struktur reversed graded bedding (Gambar 3-23 D), kemas terbuka, tidak ada orientasi, jenis fragmen yang bervariasi, massadasar
Lebih terperinci6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah
6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah (a) (b) Erupsi G. Colo 1983 (a), Lapangan fumarola, di selatan danau kawah G. Colo (b) KETERANGAN UMUM Nama : G. Colo Nama Lain : - Lokasi Geografi Administratif
Lebih terperinci6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara
6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Ruwang, Aditinggi, Duang atau Duwang Lokasi a. Geografis Puncak b. Administratif : : 2 18 LU dan 125 22 BT Kabupaten Sitaro, Propinsi Sulawesi
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:
Lebih terperinci6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara
6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi Ketinggian Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Mahawoe, Roemengas : Mahawu, Wagio, Mawuas : Kota Tomohon, Sulawesi
Lebih terperinciEVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008
EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon
Lebih terperinciII. PENGAMATAN 2.1. VISUAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 4122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 1295 Telepon: 22-7212834, 5228424, 21-5228371
Lebih terperinciG. TALANG, SUMATERA BARAT
G. TALANG, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Talang, Salasi, Sulasih : Danau Talang dan Danau Kecil Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 58'42" LS dan 1 4'46"BT Kecamatan Kota
Lebih terperinciG. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM
G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunung Tutong, Boer Moetelong, G. Telong Lokasi A. Geografis Puncak : 4 o 38'47" - 4 o 88'32" Lintang Utara dan 96 o 44'42" - 96 o
Lebih terperinci4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur
4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur G. Egon, NTT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namang Kawah : Kawah di bagian puncaknya, berukuran 525 m x 425 m, dengan kedalaman antara 47,5 m - 195 m, tebing yang tinggi
Lebih terperinciINTERPRETASI HASIL ANALISIS GEOKIMIA BATUAN GUNUNGAPI RUANG, SULAWESI UTARA
INTERPRETASI HASIL ANALISIS GEOKIMIA BATUAN GUNUNGAPI RUANG, SULAWESI UTARA Oktory PRAMBADA Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi Sari Gunungapi Ruang (+714 m dpl) yang merupakan gunungapi strato
Lebih terperinciGambar 3.13 Singkapan dari Satuan Lava Andesit Gunung Pagerkandang (lokasi dlk-13, foto menghadap ke arah barat )
Gambar 3.12 Singkapan dari Satuan Lava Andesit Gunung Pagerkandang, dibeberapa tempat terdapat sisipan dengan tuf kasar (lokasi dlk-12 di kaki G Pagerkandang). Gambar 3.13 Singkapan dari Satuan Lava Andesit
Lebih terperinciAKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007
AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah
Lebih terperinci: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963
4.2. G. AGUNG, Bali KETERANGAN UMUM Nama Lain : Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api Lokasi a. Geografi Puncak : 08 20' 30 Lintang Selatan dan 115 30' 30 Bujur Timur b. Administratif : Kab. Karangasem,
Lebih terperinci5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku
5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku Pulau Gunung Api di utara P. Wetar ditutupi belukar dilihat dari utara (gbr. Kiri) dan dilihat dari barat (gbr. Kanan) (Foto: Lili Sarmili).(2001) KETERANGAN UMUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Lokasi penelitian berada di daerah Kancah, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung yang terletak di bagian utara Kota Bandung. Secara
Lebih terperinci24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371
Lebih terperinci7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara
7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara G. Gamalama dilihat dari arah timur KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan
Lebih terperinciBERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009
BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 Kushendratno Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Selama periode Mei Agustus 2009 terdapat 4 gunungapi berstatus
Lebih terperinciBERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008
BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 ESTU KRISWATI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pada periode April Juni 2008, tiga gunungapi yang sebelumnya
Lebih terperinciGERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG DI WILAYAH KECAMATAN TAHUNA DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SANGIHE, SULAWESI UTARA
GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG DI WILAYAH KECAMATAN TAHUNA DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SANGIHE, SULAWESI UTARA SURANTA Penyelidik Bumi Madya, pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Wilayah
Lebih terperinci4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur
4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur Gunungapi Ebulobo (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah Lokasi Geografis Administratif Ketinggian Tipe Gununapi Kota Terdekat Pos Pengamatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daerah Penelitian Secara administratif Gunung Lokon terletak di Kota Tomohon, Minahasa, Sulawesi Utara (Gambar 4), lebih kurang 25 Km sebelah Selatan Manado. Secara geografis
Lebih terperinciBAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Berdasarkan pembagian Fisiografis Jawa Tengah oleh van Bemmelen (1949) (gambar 2.1) dan menurut Pardiyanto (1970), daerah penelitian termasuk
Lebih terperinci5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku
5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku Puncak G. Legatala dilihat dari arah Kampung Lesturu, 1978 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Serua, Sorek Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 6 o 18' Lintang Selatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Fisiografi Regional Pulau Lombok terbentuk oleh suatu depresi yang memanjang (longitudinal depresion), yang sebagian besar sudah terisi dan tertutupi oleh suatu seri gunungapi
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008
PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 KRISTIANTO, HANIK HUMAIDA, KUSHENDRATNO, SAPARI DWIYONO Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Jl. Diponegoro No. 57 Bandung, 40122 Sari
Lebih terperinciBAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN III.1 GEOMORFOLOGI Berdasarkan pembagian fisiografi Jawa Tengah oleh van Bemmelen (1949) dan Pardiyanto (1979) (gambar 2.1), daerah penelitian termasuk ke dalam
Lebih terperinci4.6 G. ANAK RANAKAH, Nusa Tenggara Timur
4.6 G. ANAK RANAKAH, Nusa Tenggara Timur Kubah Lava G. Anak Ranakah (dok. PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namparnos Type : Strato Lokasi a. Geografis : 8 36 22 LS dan 120 32 13 BT b. Administratif :
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Indonesia adalah negara
Lebih terperinciGeologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /
BAB III GEOLOGI DAERAH PERBUKITAN RUMU 3.1 Geomorfologi Perbukitan Rumu Bentang alam yang terbentuk pada saat ini merupakan hasil dari pengaruh struktur, proses dan tahapan yang terjadi pada suatu daerah
Lebih terperinciBAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Secara umum, daerah penelitian memiliki morfologi berupa dataran dan perbukitan bergelombang dengan ketinggian
Lebih terperinciERUPSI G. SOPUTAN 2007
ERUPSI G. SOPUTAN 2007 AGUS SOLIHIN 1 dan AHMAD BASUKI 2 1 ) Penyelidik Bumi Muda di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi 2 ) Penganalisis Seismik di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi
Lebih terperinciBersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan peta jalur lempeng dunia, wilayah Indonesia terletak pada pertemuan lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan Lempeng Pasifik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rentan akan bencana, diantaranya bencana letusan gunungapi, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Bencana tidak
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371
Lebih terperinciKORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009
KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 009 Estu KRISWATI dan Oktory PRAMBADA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Jalan Diponegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari
Lebih terperinci4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur
4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM G. Kelimutu Nama Nama Lain Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administratif Ketinggian Kota Terdekat : Kelimutu : Keli Mutu, Kawah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Gunungapi Sinabung adalah gunungapi stratovolkano berbentuk kerucut, dengan tinggi puncaknya 2460 mdpl. Lokasi Gunungapi Sinabung secara administratif masuk
Lebih terperinciKEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 1 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 9 JAKARTA 195 Telepon: -713, 5,1-5371 Faksimile: -71, 1-537 E-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah dengan kondisi geologi yang menarik, karena gugusan kepulauannya diapit oleh tiga lempeng tektonik besar (Triple Junction) yaitu lempeng
Lebih terperinciBAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. GEOMORFOLOGI Daerah penelitian memiliki pola kontur yang relatif rapat dan terjal. Ketinggian di daerah penelitian berkisar antara 1125-1711 mdpl. Daerah penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA
MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA Nia HAERANI, dkk. Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Erupsi
Lebih terperinciBersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Kondisi Geomorfologi Bentuk topografi dan morfologi daerah penelitian dipengaruhi oleh proses eksogen dan proses endogen. Proses endogen adalah
Lebih terperinciTelepon: , , Faksimili: ,
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371
Lebih terperinciPos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.
G. KABA, BENGKULU KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kaaba Nama Kawah : Terdapat 8 kawah di puncak, masing-masing a.l : (Gbr.1) Kaba Lama, Kaba Baru, Sumur letusan 1940 Kawah Baru, Vogelsang I, lubang letusan
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Daerah penelitian hanya berada pada area penambangan PT. Newmont Nusa Tenggara dan sedikit di bagian peripheral area tersebut, seluas 14 km 2. Dengan
Lebih terperinci4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur
4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Nama Lain : Pulu Komba, Pulu Kambing II, Pulu Betah Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administrasi : Batutara terletak di pulau berbentuk
Lebih terperinciGERAKAN TANAH DI KABUPATEN KARANGANYAR
GERAKAN TANAH DI KABUPATEN KARANGANYAR Novie N. AFATIA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana GeologiJl. Diponegoro No. 57 Bandung Pendahuluan Kabupaten Karanganyar merupakan daerah yang cukup banyak mengalami
Lebih terperinciRingkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014
\ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI 3.1.1. Morfologi Umum Daerah Penelitian Pengamatan geomorfologi di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode tidak langsung
Lebih terperinciG. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM
G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Seulawah Agam, Seulawain Agam, Solawa Agam, Solawaik Agam, Selawadjanten, Goldberg : Kawah Heutsz, Tanah Simpago Lokasi
Lebih terperinci7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara
7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara G. Dukono dilihat dari sekitar Sungai Muya KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi : Doekono, Dukoko, Dodoekko, Dukoma, Tala, Tolo
Lebih terperinci4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur
4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur (a) Gunungapi Sirung (a) dan kawah (b) (b) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis : Kawah A, Kawah B, dan Kawah D : Strato dengan
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Daerah penelitian berada pada kuasa HPH milik PT. Aya Yayang Indonesia Indonesia, yang luasnya
Lebih terperinciBAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,
BAB II Geomorfologi II.1 Fisiografi Fisiografi Jawa Barat telah dilakukan penelitian oleh Van Bemmelen sehingga dapat dikelompokkan menjadi 6 zona yang berarah barat-timur (van Bemmelen, 1949 op.cit Martodjojo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Lokasi penelitian adalah Ranu Segaran, terletak di sebelah timur Gunung Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Pengamatan geomorfologi di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode tidak langsung
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Bentang alam dan morfologi suatu daerah terbentuk melalui proses pembentukan secara geologi. Proses geologi itu disebut dengan proses geomorfologi. Bentang
Lebih terperinciKEJADIAN BENCANA GERAKAN TANAH TAHUN 2007
KEJADIAN BENCANA GERAKAN TANAH TAHUN 2007 RACHMAN SOBARNA Penyelidik Bumi Madya pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Indonesia adalah negara kepulauan yang secara tektonik menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989).
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dinamika aktivitas magmatik di zona subduksi menghasilkan gunung api bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989). Meskipun hanya mewakili
Lebih terperinciG. SUNDORO, JAWA TENGAH
G. SUNDORO, JAWA TENGAH KETERANGAN UMUM Nama Lain : Sindoro, Sendoro Nama Kawah : 1. Kawah Puncak : Segoro Wedi (Z1), Segoro Banjaran (Z2,Z3 dan Z4), Kawah Kawah Barat, Kawah Timur, Gua Walet Utara (K1),
Lebih terperinciBERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009
BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 Novianti INDRASTUTI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama periode Januari April 2009 terdapat 4 gunungapi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Secara geografis, kabupaten Ngada terletak di antara 120 48 36 BT - 121 11 7 BT dan 8 20 32 LS - 8 57 25 LS. Dengan batas wilayah Utara adalah Laut Flores,
Lebih terperinci6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara
6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara Gunungapi Soputan, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Kawah : Soputan, K1 dan K2 Lokasi : a.koordinat b. Geografi : : 01 o 06 30 LU dan 124 o 43 BT Kec. Tombatu, Minahasa,
Lebih terperinciPRAKIRAAN BAHAYA ERUPSI GUNUNG KELUD
PRAKIRAAN BAHAYA ERUPSI GUNUNG KELUD Akhmad ZAENNUDIN Sari Gunung Kelud merupakan salah satu gunung aktif di Jawa Timur yang erupsinya didominasi oleh erupsierupsi eksplosif yang menghasilkan endapan aliran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Schieferdecker (1959) maar adalah suatu cekungan yang umumnya terisi air, berdiameter mencapai 2 km, dan dikelilingi oleh endapan hasil letusannya.
Lebih terperinciBAB II TATANAN GEOLOGI
BAB II TATANAN GEOLOGI 2.1 Geologi Regional 2.1.1 Fisiografi dan Morfologi Batu Hijau Pulau Sumbawa bagian baratdaya memiliki tipe endapan porfiri Cu-Au yang terletak di daerah Batu Hijau. Pulau Sumbawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki kurang lebih 17.504 buah pulau, 9.634 pulau belum diberi nama dan 6.000 pulau tidak berpenghuni
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan
Lebih terperinciPROVINSI SULAWESI UTARA
INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SITARO PROVINSI SULAWESI UTARA Oleh: Dendi Surya K., Bakrun, Ary K. PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI SARI Wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro terdiri dari gabungan 3 pulau
Lebih terperinci5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku
5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku G. Wurlali dilihat dari arah selatan, 2008 (Kristianto, 1994) KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Wuarlili Nama Kawah : Natarweru Posisi Geografi administrasi : : 7
Lebih terperinciKUBAH LAVA SEBAGAI SALAH SATU CIRI HASIL LETUSAN G. KELUD
KUBAH LAVA SEBAGAI SALAH SATU CIRI HASIL LETUSAN G. KELUD AKHMAD ZAENNUDIN Penyelidik Bumi Madya pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari G. Kelud merupakan gunungapi tipe A di Jawa Timur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah Negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan dari flora dan faunanya, serta kekayaan dari hasil tambangnya. Hamparan bumi Indonesia
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:
Lebih terperinciPOTRET BENCANA BANJIR BANDANG DI WASIOR. Djadja, Agus Solihin, Agus Supriatna Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
POTRET BENCANA BANJIR BANDANG DI WASIOR Djadja, Agus Solihin, Agus Supriatna Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Wilayah Wasior terletak di Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat,
Lebih terperinci