PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008"

Transkripsi

1 PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 KRISTIANTO, HANIK HUMAIDA, KUSHENDRATNO, SAPARI DWIYONO Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Jl. Diponegoro No. 57 Bandung, Sari Gunung Semeru termasuk salah satu gunungapi paling aktif di Indonesia. Gunungapi ini dapat dikatakan gunungapi yang tidak pernah istirahat, karena selalu meletus, berupa erupsi abu yang rata-rata terjadi setiap menit. Produk erupsi G. Semeru berupa awan panas yang terjadi sepanjang tahun 2003 hingga 2007 umumnya mengarah ke Besuk Bang dan Besuk Kembar dengan jarak luncur antara m dari pusat kegiatan. Aktivitas awan panas di G. Semeru kembali terjadi pada tanggal 15 Mei Aktivitas awan panas ini didahului oleh erupsi dari Kawah Jonggring Seloko sebagai pusat kegiatan saat ini. Puncak dari aktivitas awan panas terjadi pada 21 Mei 2008 pada pukul WIB, diawali oleh suatu erupsi dengan jarak luncur sejauh 3000m menuju ke Besuk Bang dan Besuk Kobokan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada tanggal 21 Mei 2008 pukul 20:00 WIB status kegiatan G. Semeru dinaikkan menjadi Siaga. Hasil pemantauan secara visual dan seismik hingga akhir Mei 2008 aktivitas vulkanik khususnya awan panas dan guguran cenderung menurun. Langkah-langkah koordinasi dengan instansi terkait dan Pemda setempat (SATLAK PB Kabupaten Lumajang dan SATKORLAK PB Propinsi Jawa Timur) dilakukan sebagai bagian dari usaha mitigasi bencana gunungapi. Kata kunci ; Erupsi, Awan Panas, Pemantauan Visual, Pemantauan Seismik. Pendahuluan Gunungapi Semeru merupakan salah satu dari gunungapi yang sangat giat di Indonesia, karena selalu menunjukkan aktivitas erupsi abu rata-rata setiap menit (Dana dkk, 1995). Gunungapi yang memiliki tipe strato ini secara geografi terletak pada posisi 08 o 06,5' Lintang Selatan dan 112 o 55 Bujur Timur (Gambar 1), dan secara administrasi termasuk dalam wilayah Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. Kota di Jawa Timur yang terdekat dari G. Semeru yaitu Probolinggo. G. Semeru memiliki puncak tertinggi di Pulau Jawa yang disebut sebagai Puncak Mahameru dengan ketinggian 3676m di atas permukaan laut (dpl). (Kusumadinata dkk,1979) Aktivitas G. Semeru saat ini terdapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara Puncak Mahameru yang terbentuk pada tahun Sejak tahun 1946 hingga saat ini, aktivitas erupsinya tidak pernah berhenti, dengan interval antara 15 menit hingga 1 jam, dan tinggi asap erupsi berkisar antara m. Jumlah rata-rata gempa erupsi per hari 90 kali kejadian. Erupsi G.Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, yang biasanya diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru. Erupsi eksplosif biasanya dikuti oleh terjadinya awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang lebih rendah dan arah alirannya sesuai dengan bukaan kawah dan lembah-lembah di G.Semeru. Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 3, Desember 2008 : 1-11 Hal :1

2 Gambar 1. Lokasi G. Semeru di Jawa Timur yang masuk ke dalam 3 wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Lumajang, Malang, dan Probolinggo. Produk erupsi G. Semeru berupa awan panas yang terjadi sepanjang tahun 2003 hingga 2007 umumnya mengarah ke Besuk Bang dan Besuk Kembar dengan jarak luncur antara m dari pusat kegiatan erupsi. Kronologi awan panas bulan Mei 2008 Awan panas mulai terjadi pada tanggal 15 Mei 2008 pada jam sepanjang 2500m ke arah Besuk Bang. Setelah itu awan panas terjadi lagi pada 17 Mei 2008, pukul WIB dengan jarak luncur sejauh 2000m ke arah Besuk Bang, dan pada malam harinya lava pijar teramati. Awan panas ini diawali dengan sebuah erupsi dengan amplituda maksimum sebesar 2mm selama 149 detik, rekaman analog seperti dalam Gambar 2. Awan Gambar 2. Rekaman Gempa Awan panas yang diawali dengan erupsi terjadi pada tanggal 17 Mei 2008 Awan panas ini terus terjadi dengan jumlah yang meningkat pada hari berikutnya, yaitu tanggal 18 Mei 2008 terjadi awan panas sebanyak 3 kali. Amplituda maksimum awan panas ini sebesar 2 sampai 4mm dengan lama gempa 65 hingga 134 detik. Adapun jarak luncur berkisar 500 sampai 2500m ke arah Besuk Bang. Awan panas pada tanggal 18 Mei ini terjadi pada pukul WIB (Gambar 3). Pada tanggal 19 Mei 2008 terjadi lagi awan panas dengan amplituda maksimum 4mm selama 165 detik. Awan panas ini terjadi pada pukul WIB dini hari, sehingga tidak teramati arah dan jarak luncur karena tertutup kabut. Pada tanggal 21 Mei 2008 terjadi awan panas pada pukul WIB, dengan amplituda maksimum 4mm selama 140 detik. Awan panas ini tidak diawali oleh suatu erupsi dengan jarak luncur sejauh 3000m menuju ke Besuk Bang dan Besuk Kobokan (Gambar 3). Awan panas ini disusul oleh awan panas berikutnya dengan waktu lebih lama, yaitu 300 detik. Tiga puluh lima (35) menit kemudian terjadi lagi awan panas selama 70 detik dengan jarak luncur 1000m ke arah Besuk Kembar. Secara keseluruhan kejadian awan panas ini berlangsung selama 960 detik (16 menit). Hal :2 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 3, Desember 2008 : 2-11

3 Gambar 3. Awan panas yang terjadi pada tanggal 21 Mei 2008 pukul WIB (foto: Liswanto). Sehubungan dengan terjadinya peningkatan kegiatan vulkanik G. Semeru yang ditandai oleh erupsi dan diikuti luncuran awan panas dengan jarak luncur yang makin jauh, maka pada tanggal 21 Mei 2008 pukul 20:00 WIB status Gunung Semeru dinaikkan menjadi Siaga (Level 3). Kegiatan lain yang dilakukan dalam kondisi status Siaga adalah melakukan sosialisasi / koordinasi dengan beberapa instasi terkait (SATLAK PB, SATKORLAK PB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman erupsi G.Semeru. Data Pemantauan aktivitas vulkanik G. Semeru saat ini dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) metoda, yaitu secara visual dan seismik. Kedua metoda tersebut sangat efektif, karena dapat dilakukan dari lokasi yang jauh dari pusat kegiatan erupsi. Pemantauan Visual Aktivitas vulkanik G. Semeru diamati secara visual setiap hari dari Pos PGA Gunungsawur di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, yang berjarak 11,5km dari pusat erupsi. Secara visual aktivitas vulkanik G. Semeru selama bulan Mei menunjukkan jumlah erupsi dan jarak luncur awan panas yang semakin meningkat. Aktivitas erupsi teramati dengan interval rata-rata antara menit berupa erupsi abu yang mencapai ketinggian antara m di atas puncak Semeru. Asap erupsi umumnya berwarna keabu-abuan dan terbawa angin ke arah selatan barat. Pada 2 Juni 2008 dilakukan penyelidikan lapangan pada area terbuka, yaitu di Besuk Kobokan dan Besuk Kembar. Penyelidikan ini dilakukan untuk mengamati sejauh mana kemungkinan arah atau potensi awan panas akan melanda daerah yang ada di sekitar G.Semeru. Awan panas Semeru terjadi karena gugurnya lidah lava yang masih membara, oleh karena lereng yang terjal sehingga tidak stabil maka lidah lava tersebut gugur, sehingga terbentuk awan panas guguran. Awan panas erupsi juga dapat terjadi di Semeru karena lubang kepundan tidak tegak lurus, sehingga bila akumulasi gas cukup besar terjadi awan panas berupa erupsi terarah (ke samping) atau directed blast menuruni lereng. Awan panas ini keluar mengikuti aliran sungai, akan tetapi apabila awan panas mempunyai massa yang sangat besar maka dapat melompati bukit. Sehingga apabila terjadi awan panas maka area yang berpotensi terlanda awan panas adalah Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 3, Desember 2008 : 3-11 Hal :3

4 aliran sungai yang berada pada area bukaan dari pusat erupsi. Area bukaan pusat erupsi G. Semeru mengarah ke tenggara. Sungai yang ada di wilayah ini adalah Besuk Kobokan, Besuk Kembar, Besuk Bang, dan Besuk Sarat, (Gambar 5). Sehingga potensi aliran awan panas akan terjadi pada aliran sungai-sungai tersebut. Aliran awan panas dipengaruhi oleh gaya berat dari massa awan panas yang tertransportasi. Material yang berukuran besar dan berat akan terendapkan di bawah sedangkan material yang lebih ringan akan berada di atas. Faktor lain yang mempengaruhi arah aliran awan panas adalah tekanan atau arah dorongan material, morfologi/arah bukaan kawah, dan morfologi aliran yang dilewati. Apabila dilihat dari faktor-faktor tersebut maka potensi terbesar awan panas akan mengalir ke Besuk Kobokan, (Gambar 6). Secara visual teramati adanya bagian puncak yang berpotensi terjadi longsoran. Kemungkinan faktor yang menyebabkan terjadinya longsor adalah apabila terjadi erupsi yang agak besar, morfologi area/bagian tersebut merupakan area/bagian yang tidak stabil. Area tersebut terletak di dinding barat Kawah Jonggring Seloko. Dilihat dari Besuk Kembar dan dari Puncak Mahameru, (Gambar 5) terlihat dengan jelas bahwa dinding kawah bagian barat merupakan dinding tipis yang tidak stabil. Potensi longsoran bagian dinding ini mengarah ke Kali Glidik dan Kali Manjing. Gambar 4. Potensi sebaran awan panas yang ada di G. Semeru Hal :4 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 3, Desember 2008 : 4-11

5 Gambar 5. Potensi awan panas terbesar mengarah ke Besuk Kobokan. Pemantauan Kegempaan Kegempaan G. Semeru dipantau dari 5 (lima) stasiun seismik, yaitu stasiun Leker (LEK), Tretes (TRS), Puncak (PCK), Kepolo (KPL), dan stasiun Besuk Bang (BAN) (Tabel 2 dan Gambar 7). Stasiun seismik yang masih dapat beroperasi dengan baik, adalah St. LEK, St. TRS, dan St. BAN, sedangkan St. PCK dan St. KPL tidak beroperasi karena mengalami kerusakan. Untuk membantu mengamati terjadinya awan panas, maka dalam kondisi tanggap darurat ini dipasang satu stasiun seismik temporer yang ditempatkan di bangunan penanggulangan lahar (Debris Flow Warning System) G. Semeru di Besuk Kembar. Stasiun seismik ini dioperasikan menggunakan sistem radio pancar dengan sistem penerima signal dipusatkan di Pos PGA utama di Gunungsawur. Tabel 2. Lokasi jaringan seismik pemantau G. Semeru No. Nama Stasiun Lintang Bujur Ketinggian (m) Keterangan 1. Leker (LEK) -8 o o Permanen 2. Tretes (TRS) -8 o o Permanen 3. Bsk. Bang (BAN) -8 o o Permanen 4. Puncak (PCK) -8 o o Permanen 5. Kepolo (KPL) -8 o o Permanen 6. Bsk. Kembar (KBR) -8 o o Temporer Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 3, Desember 2008 : 5-11 Hal :5

6 Gambar 6. Distribusi lokasi stasiun seismik yang memantau kegiatan vulkanik G. Semeru. Letusan Awan Panas Gambar 7. Contoh rekaman analog Gempa Letusan dan Awan Panas tanggal 21 Mei 2008 yang direkam oleh St. LEK. Hal :6 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 3, Desember 2008 : 6-11

7 Beberapa jenis gempa yang umum terekam oleh seismograf di Pos PGA Gunungsawur antara lain; Gempa Vulkanik-Dalam (VA), Vulkanik-Dangkal (VB), Tektonik-Lokal (TL), Tektonik-Jauh (TJ), Letusan, Guguran, Awan Panas, Tremor Vulkanik, dan gempa banjir. Dalam bulan Mei 2008 ini kegempaan di G.Semeru didominasi oleh jenis Gempa Letusan, Guguran, dan Awan panas (Gambar 8). Tingkat kejadian Gempa Letusan berkisar antara kejadian per hari atau rata-rata 90 kejadian per hari. Gempa guguran terekam antara maksimum 9 kejadian per hari, yaitu pada tanggal 21 dan 23 Mei Gempa awan panas mulai terekam pada tanggal 17 Mei 2008 sebanyak 1 (satu) kejadian dan maksimum terekam 6 kejadian pada tanggal 23 Mei 2008 (Gambar 9). Gambar 8. Rekaman kegempaan G. Semeru selama Januari - Mei 2008, dari atas ke bawah secara berurutan Gempa Guguran, Letusan, Awan Panas, Vulkanik-Dangkal (VB), dan Vulkanik-Dalam (VA). Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 3, Desember 2008 : 7-11 Hal :7

8 Sosialisasi/Koordinasi Dengan dinaikkan tingkat status aktivitas G. Semeru dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) pada 21 Mei 2008, maka diturunkan satu Tim Tanggap Darurat G.Semeru untuk mengevaluasi tingkat aktivitas G. Semeru dari waktu ke waktu. Selain mengevaluasi data teknis aktivitas G. Semeru, Tim Tanggap Darurat juga melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang. Koordinasi ini dilakukan dari tanggal 27 Mei sampai dengan 29 Mei Pada tanggal 27 Mei 2008 koordinasi dilakukan dengan Kesbanglinmas Kabupaten Lumajang untuk menyamakan persepsi dan persiapan kunjungan kerja dari Tim Interdep dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Rapat koordinasi dihadiri oleh semua bagian yang terkait dalam penanganan masalah kebencanaan (Gambar 9). Semua bagian memaparkan kesiapan masing-masing dan langkah-langkah yang dilakukan dalam menangani bencana akibat aktivitas G. Semeru. Selain itu rapat koordinasi juga membahas rencana lokasi kunjungan ke lapangan di daerah yang berpotensi terkena bahaya akibat aktivitas G. Semeru, yaitu di Dusun Supit, Kecamatan Pronojiwo. Pada tanggal 28 Mei 2009 dilakukan kunjungan lapangan di Dusun Supit, Desa Pronojiwo Kecamatan Pronojiwo sejauh mana kemungkinan material bahaya vulkanik baik primer seperti awan panas maupun bahaya sekunder seperti lahar dapat menimpa masyarakat. Kunjungan diikuti oleh semua instansi yang terkait dengan masalah kebencanaan di lingkungan Kabupaten Lumajang, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kunjungan dilakukan di area endapan awan panas tahun 2002 yang terletak pada jarak 9km dari pusat erupsi. Posisi geografi kunjungan lapangan adalah 08 o Lintang Selatan, 112 o Bujur Timur dan ketinggian 821m. Area ini merupakan area yang terletak antara Besuk Bang dan Besuk Sarat (Gambar 10 dan 11). Kunjungan lapangan dilanjutkan ke Pos Pengamatan G. Semeru yang terletak di Gunungsawur. Peserta melihat fasilitas peralatan pemantauan di pos pengamatan. (Gambar 12). Gambar 10. Peta Kawasan Rawan Bencana G.Semeru (Bronto, dkk., 1996) dan lokasi kunjungan di lapangan di Dusun Supit yang terletak antara Besuk Bang dan Besuk Sarat (tanda panah kuning). Gambar 9. Rapat Koordinasi terbatas di Kesbanglinmas Kabupaten Lumajang, (foto:kristianto) Gambar 11. Rombongan koordinasi menuju ke lokasi kunjungan lapangan di Dusun Supit Desa Pronojiwo Kecamatan Pronojiwo (foto: Kristianto) Hal :8 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 3, Desember 2008 : 8-11

9 Gambar 12. Kunjungan koordinasi BNPB dengan Tim Interdep dan Satlak PB Kabupaten ke Pos Pengamatan G. Semeru di Gunungsawur (foto: Sapari Dwiyono). Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana di Kabupaten Lumajang dengan Satlak PB dan Tim Interdep Badan Nasional Penanggulangan Bencana dilakukan pada tanggal 29 Mei Pemaparan pada rapat koordinasi dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Proyek Semeru-Direktorat Sungai Danau dan Waduk-Departemen Pekerjaan Umum, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Pemerintah Kabupaten Lumajang memaparkan gambaran umum wilayah Lumajang ditinjau dari geografi dan kependudukan, potensi daerah rawan bencana, sarana dan prasarana yang tersedia di daerah rawan bencana, persiapan peralatan dan bahan kedaruratan penanggulanangan bencana, serta sarana dan prasarana di bidang kesehatan. Untuk antisipasi masalah informasi kepada masyarakat dengan benar maka disampaikan pula tentang mekanisme penyampaian berita, serta hal yang paling penting untuk disampaikan adalah prosedur pengungsian serta langkah-langkah penanganan bencana beserta organisasi yang terkait. Aktivitas Gunung Semeru pada status Siaga disampaikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Materi yang disampaikan berupa bahaya akibat erupsi gunungapi dan lebih spesifik bahaya akibat erupsi G. Semeru. Potensi bencana serta wilayah yang terancam bahaya akibat erupsi disampaikan secara detail serta sistem pemantauan dan fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam pemantauan aktivitas G.Semeru. Proyek Semeru-Direktorat Sungai Danau dan Waduk-Departemen Pekerjaan Umum memaparkan bahaya primer dan sekunder akibat aktivitas G. Semeru dengan titik berat kepada bahaya sekunder berupa lahar. Pemaparan ini meliputi alur-alur bahaya tersebut, daerah yang terancam, aliran sungai yang harus dihindari, antisipasi bahaya sekunder dengan mempersiapkan semua fasilitas yang ada baik sistem pemantauan, alatalat berat, serta jaringan komunikasi yang tersedia. Pedoman umum penanganan aktivitas G. Semeru dipaparkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Evaluasi Kegiatan vulkanik G. Semeru selama bulan Mei 2008 yang teramati dari Pos PGA Gunungsawur didominasi oleh aktivitas erupsi. Tinggi erupsi berkisar antara 200 hingga 600m di atas puncak. Dibandingkan dengan kegiatan bulan-bulan sebelumnya, tidak tampak adanya perbedaan yang mencolok terhadap fenomena asap erupsi yang dikeluarkan (warna dan ketinggian relatif tidak berubah). Pada malam hari erupsi abu ini sering terlihat disertai oleh semburan lava pijar. Karakter erupsi tersebut merupakan karakteristik keseharian aktivitas G.Semeru dalam status Waspada. Selama bulan Mei 2008 rata-rata Gempa Letusan terjadi sebanyak 90 kejadian perhari. Gempa Letusan ini memiliki amplituda maksimum antara 2 32mm dan lama gempa detik. Gempagempa Letusan yang terekam hingga akhir Mei 2008 umumnya berada pada kisaran amplituda maksimum dan lama gempa yang sama dengan bulan sebelumnya. Selama periode status Siaga ini tidak pernah terekam Gempa Letusan yang memiliki lama gempa lebih dari 110 detik. Hal ini menunjukkan kekuatan Gempa Letusan masih dalam kisaran karakteristik keseharian aktivitas Semeru dalam status Waspada. Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 3, Desember 2008 : 9-11 Hal :9

10 Perubahan yang menonjol tampak dari aktivitas awan panas jika dibanding bulan-bulan sebelumnya, mulai teramati sejak tanggal 15 Mei 2008 dengan jarak luncur mencapai 2500m memasuki Besuk Bang. Awan panas yang terjadi tanggal Mei 2008 teramati memiliki jarak luncur berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat dari 500 hingga 3000m. Jarak terjauh teramati pada kejadian awan panas tanggal 21 Mei 2008 pukul 06:25 WIB meluncur ke Besuk Bang dengan jarak luncur 3000m dari kawah aktif. Rekaman kegempaan menunjukkan bahwa awan panas ini memiliki amplituda maksimum 4mm dan lama gempa 960 detik (16 menit). Sehingga status kegiatan G. Semeru dinaikkan dari status Waspada menjadi Siaga pada pukul 20:00 WIB. Tanggal 22 Mei 2008 teramati 4 (empat) kejadian awan panas dengan jarak luncur masing-masing 2500m memasuki Besuk Kobokan. Dari rekaman seismograf analog gempa ini memiliki amplituda maksimum 5-10 dan lama gempa 233,5-900 detik. Kejadian awan panas tanggal 23 Mei 2008 tidak dapat teramati secara visual karena gunung tertutup kabut. Sehingga kejadian awan panas tersebut hanya terpantau secara intrumen melalui rekaman seismograf, yaitu terekam sebanyak 6 kejadian. Dari rekaman gempa awan panas diketahui gempa-gempa tersebut memiliki amplituda maksimum antara 2 11mm dan lama gempa detik. Gempa awan panas pada tanggal 24 Mei terekam sebanyak 2 (dua) kejadian, yaitu pada pukul 05:55 memiliki amplituda maksimum 10mm dengan lama gempa 110 detik, dan pukul 14:31 WIB memiliki amplituda maksimum 8mm dan lama gempa 195 detik. Secara visual kejadian awan panas ini tidak dapat teramati karena gunung tertutup kabut. Pada tanggal 29 Mei terekam 2 kali gempa awan panas dengan amplituda maksimum 3mm dan lama gempa 51 dan 146 detik. Dengan membandingkan kejadian awan panas yang terjadi pada tanggal 21, 22, 23 dan 24 Mei 2008 dari pengamatan visual maupun kegempaan, terjadi penurunan tingkat kegiatan. Pengamatan secara visual menunjukkan bahwa jarak luncur maksimum awan panas menurun secara bertahap dari 3000m menjadi 2500m pada 22 Mei, sedangkan awan panas yang terjadi pada 23, 24 dan 29 Mei tidak teramati karena gunung tertutup. Dari rekaman gempa awan panas menunjukkan terjadi penurunan lama gempa secara bertahap, lama gempa maksimum awan panas tanggal 21 Mei sebesar 960 detik, tanggal 22 Mei sebesar 900 detik, tanggal 23 Mei sebesar 315 detik, 24 Mei sebesar 195 detik dan tanggal 29 Mei sebesar 146 detik. Aktivitas guguran dilihat dari sumbernya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pertama guguran yang materialnya bersumber dari dinding lereng yang gugur atau jatuh dan memasuki daerah aliran sungai, kedua guguran yang materialnya bersumber dari pusat kegiatan vulkanik, yaitu Kawah Jonggring Seloko. Kejadian guguran dari kedua sumber tersebut dapat terekam dengan baik oleh seismograf, sedangkan guguran yang dapat teramati secara visual saat gunung tampak jelas adalah guguran yang bersumber dari Kawah Jonggring Seloko. Secara visual guguran material kawah yang teramati umumnya mengarah ke Besuk Kembar sejauh 300m pada 18 Mei dan 200m pada 19 Mei. Sedangkan dari rekaman kegempaan tampak adanya kesamaan pola pada peningkatan jumlah gempa selama Mei Sejak tanggal 22 Mei jumlah gempa guguran secara berfluktuatif menunjukkan kecenderungan penurunan. Sehingga diduga material yang gugur dari Kawah Jonggring Seloko hingga saat ini cenderung menurun. Dari hasil rekaman Gempa Vulkanik- Dalam (VA) dan Gempa Vulkanik-Dangkal (VB) selama bulan Mei 2008 tidak menunjukkan adanya korelasi dengan peningkatan kegiatan vulkanik seperti yang Hal :10 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 3, Desember 2008 : 10-11

11 ditunjukkan oleh jenis Gempa Guguran dan Awan Panas. Mungkin hal ini disebabkan oleh sistem suplai magma ke permukaan sudah terbuka (open system) seperti yang ditunjukkan oleh terjadinya aktivitas erupsi setiap menit. Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan aparat dan masyarakat dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi G. Semeru, telah dilakukan langkah-langkah koordinasi antara Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beserta Tim Interdep, SATLAK PB Kabupaten Lumajang, pengelola Taman Wisata Bromo, Tengger, dan Semeru (TNBTS) yang dilaksanakan pada Mei Kesimpulan Beberapa hal yang dapat disimpulkan oleh Tim Tanggap Darurat G. Semeru antara lain : Aktivitas vulkanik G. Semeru yang tampak di permukaan berupa erupsi, hingga saat ini tidak mengalami perubahan pola yang signifikan baik tingkat kejadiannya rata-rata 90 kejadian perhari maupun ketinggian kolom erupsi antara m. Perubahan yang signifikan tampak pada tingkat kejadian guguran dan awan panas, sejak tanggal 22 Mei 2008 kejadiannya cenderung mengalami penurunan. Dalam status Siaga, aktivitas awan panas G.Semeru terdapat kecenderungan arah luncuran menuju ke Besuk Kobokan. Selama status Siaga, langkah-langkah koordinasi dengan instansi terkait sudah dilaksanakan, sehingga kesiapsiagaan aparat dan masyarakat dalam menghadapi ancaman erupsi G. Semeru sudah baik. Dari pemantauan secara visual, seismik dan observasi ke lapangan oleh Tim Tanggap Darurat erupsi G. Semeru, dapat disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik G. Semeru cenderung menurun. Oleh karena itu tingkat kegiatan G. Semeru diturunkan dari Siaga (Level III) ke Waspada (Level II). Daftar Pustaka Bronto. S., Hamidi. S, Martono. A Peta Kawasan Rawan Bencana G.Semeru. Direktorat Vulkanologi. Dana. I.N, dkk Panduan Aktivitas G.Semeru. Direktorat Vulkanologi.. Tidak dipublikasikan. Kusumadinata, K. dkk, Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat Vulkanologi. Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 3, Desember 2008 : Hal :11

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007 AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah

Lebih terperinci

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 4122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 1295 Telepon: 22-7212834, 5228424, 21-5228371

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 ESTU KRISWATI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pada periode April Juni 2008, tiga gunungapi yang sebelumnya

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 Kushendratno Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Selama periode Mei Agustus 2009 terdapat 4 gunungapi berstatus

Lebih terperinci

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur 4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi : Strato dengan kubah lava Lokasi

Lebih terperinci

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008 EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon

Lebih terperinci

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara 7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,

Lebih terperinci

Telepon: , , Faksimili: ,

Telepon: , , Faksimili: , KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Gunungapi Soputan Geomorfologi Gunungapi Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi (Gambar 2.1) yaitu : 1. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi,

Lebih terperinci

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Puet Sague, Puet Sagu atau Ampat Sagi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 4 55,5 Lintang Utara dan 96 20 Bujur Timur Kabupaten

Lebih terperinci

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur 4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur Puncak G. Rokatenda dilihat dari laut arah selatan P. Palue (Agustus 2008) KETERANGAN UMUM Nama : G. Rokatenda Nama Kawah : Ada dua buah kawah dan tiga buah kubah

Lebih terperinci

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009 KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 009 Estu KRISWATI dan Oktory PRAMBADA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Jalan Diponegoro

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

ERUPSI G. SOPUTAN 2007 ERUPSI G. SOPUTAN 2007 AGUS SOLIHIN 1 dan AHMAD BASUKI 2 1 ) Penyelidik Bumi Muda di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi 2 ) Penganalisis Seismik di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi

Lebih terperinci

Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 09 Oktober 2009

Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 09 Oktober 2009 Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 9 Oktober 29 Arif Rahman Hakim 1, Hairunisa 2 1,2 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima 1 arifrahmanhakim5@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 ESTU KRISWATI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama Januari - Maret 2008 terdapat 2 gunungapi berstatus Siaga (level 3) dan 11

Lebih terperinci

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur 4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi

Lebih terperinci

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara 7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara G. Ibu dilihat dari Kampung Duono, 2008 KETERANGAN UMUM Lokasi a. Geografi b. Adminstrasi : : 1 29' LS dan 127 38' BT Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Prop.

Lebih terperinci

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 1 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 9 JAKARTA 195 Telepon: -713, 5,1-5371 Faksimile: -71, 1-537 E-mail:

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Disusun oleh: Anita Megawati 3307 100 082 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono.,Dipl.SE.,MSc.,

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 Novianti INDRASTUTI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama periode Januari April 2009 terdapat 4 gunungapi

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 26 Mei 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 26 Mei 2009 P BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 1010 Indonesia Telepon : (01) 345 8400 Fax : (01) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

G. TALANG, SUMATERA BARAT

G. TALANG, SUMATERA BARAT G. TALANG, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Talang, Salasi, Sulasih : Danau Talang dan Danau Kecil Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 58'42" LS dan 1 4'46"BT Kecamatan Kota

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Objek Penelitian Berdasarkan bentuk morfologinya, puncak Gunung Lokon berdampingan dengan puncak Gunung Empung dengan jarak antara keduanya 2,3 km, sehingga merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 31 Mei 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 31 Mei 2009 P BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur 4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif :

Lebih terperinci

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku 5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA Nia HAERANI, dkk. Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Erupsi

Lebih terperinci

ANALISIS SINYAL SEISMIK TREMOR HARMONIK DAN TREMOR SPASMODIK GUNUNGAPI SEMERU, JAWA TIMUR INDONESIA

ANALISIS SINYAL SEISMIK TREMOR HARMONIK DAN TREMOR SPASMODIK GUNUNGAPI SEMERU, JAWA TIMUR INDONESIA ANALISIS SINYAL SEISMIK TREMOR HARMONIK DAN TREMOR SPASMODIK GUNUNGAPI SEMERU, JAWA TIMUR INDONESIA Arin Wildani 1, Sukir Maryanto 2, Adi Susilo 3 1 Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari

Lebih terperinci

Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa)

Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa) PEMAHAMAN MASYARAKAT PADA PETA KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI IJEN, JAWA TIMUR Imam Santosa Bidang Evaluasi Potensi Bencana Sari Gunungapi Ijen merupakan gunungapi tipe A di Jawa Timur yang sangat aktif.

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 24 Mei 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 24 Mei 2009 P BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

Lebih terperinci

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur 4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur G. Egon, NTT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namang Kawah : Kawah di bagian puncaknya, berukuran 525 m x 425 m, dengan kedalaman antara 47,5 m - 195 m, tebing yang tinggi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Indonesia adalah negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan peta jalur lempeng dunia, wilayah Indonesia terletak pada pertemuan lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan Lempeng Pasifik

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara geografis Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng benua Eurasia, lempeng samudra Hindia,

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 28 Mei 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 28 Mei 2009 P BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 14 Juni 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 14 Juni 2009 . BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

Lebih terperinci

Pemodelan Aliran Lahar Menggunakan Perangkat Lunak LAHARZ Di Gunung Semeru, Jawa Timur

Pemodelan Aliran Lahar Menggunakan Perangkat Lunak LAHARZ Di Gunung Semeru, Jawa Timur Pemodelan Aliran Lahar Menggunakan Perangkat Lunak LAHARZ Di Gunung Semeru, Jawa Timur Kushendratno 1, Emi Sukiyah 2, Nana Sulaksana 2, Weningsulistri 1 dan Yohandi 1 1 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan

Lebih terperinci

BADAN GEOLOGI - ESDM

BADAN GEOLOGI - ESDM Studi Kasus Merapi 2006 : Peranan Pengukuran Deformasi dalam Prediksi Erupsi A. Ratdomopurbo Kepala BPPTK-PVMBG Sosialisasi Bidang Geologi -----------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan gunung berapi terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah gunung berapi yang masih aktif

Lebih terperinci

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur 4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur Komplek G. Inie Lika dengan latar depan Kota Bajawa (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah : Inielika, Koek Peak : Strato : Wolo Inielika;

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371

Lebih terperinci

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur 4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Morfologi puncak G. Inerie (sumber PVMBG) Nama Lain Tipe Gunungapi : Ineri, Rokkapiek : Strato dengan bentuk kerucut sempurna Lokasi Geografis Administratif

Lebih terperinci

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM)

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) ERUPSI G. KARANGETANG 7 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) CECEP SULAEMAN, IYAN MULYANA, OKTORY PRIAMBADA, AGUS BUDIANTO Pusat Vulkanologi dan

Lebih terperinci

G. SEMERU, JAWA TIMUR

G. SEMERU, JAWA TIMUR G. SEMERU, JAWA TIMUR G. Semeru dilihat dari arah selatan KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Semeroe, Smeru, Smiru : Jonggring seloko Lokasi a. Geografi b. Administrasi : : 08 06,5'LS dan 112 o 55

Lebih terperinci

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur 4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur Gunungapi Ebulobo (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah Lokasi Geografis Administratif Ketinggian Tipe Gununapi Kota Terdekat Pos Pengamatan

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 10 Juni 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 10 Juni 2009 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

PREDIKSI KAPASITAS TAMPUNG SEDIMEN KALI GENDOL TERHADAP MATERIAL ERUPSI GUNUNG MERAPI 2006

PREDIKSI KAPASITAS TAMPUNG SEDIMEN KALI GENDOL TERHADAP MATERIAL ERUPSI GUNUNG MERAPI 2006 PREDIKSI KAPASITAS TAMPUNG SEDIMEN KALI GENDOL TERHADAP MATERIAL ERUPSI GUNUNG MERAPI 2006 Tiny Mananoma tmananoma@yahoo.com Mahasiswa S3 - Program Studi Teknik Sipil - Sekolah Pascasarjana - Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua daerah tidak pernah terhindar dari terjadinya suatu bencana. Bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja pada waktu yang tidak diprediksi. Hal ini membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas vulkanisme dapat mengakibatkan bentuk bencana alam yang menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara (Hariyanto, 1999:14) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia

Lebih terperinci

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur 4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM G. Kelimutu Nama Nama Lain Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administratif Ketinggian Kota Terdekat : Kelimutu : Keli Mutu, Kawah

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 04 Juni 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 04 Juni 2009 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA 6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA G. Ambang (Kunrat, S. L. /PVMBG/2007) KETERANGAN UMUM Nama : G. Ambang Nama Lain : - Nama Kawah : Kawah Muayat, Kawah Moyayat Lokasi : a. Geografi : 0 o 44' 30" LU dan 124

Lebih terperinci

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara 6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 44 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Pembacaan Rekaman Gelombang gempa Metode geofisika yang digunakan adalah metode pembacaan rekaman gelombang gempa. Metode ini merupakaan pembacaan dari alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS). xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki gunungapi terbanyak di dunia yaitu berkisar 129 gunungapi aktif (Gambar 1.1) atau sekitar 15 % dari seluruh gunungapi yang ada di bumi. Meskipun

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371

Lebih terperinci

PEBRUARI 2016 PENGIRIMAN AIR BERSIH,

PEBRUARI 2016 PENGIRIMAN AIR BERSIH, PEBRUARI 2016 PENGIRIMAN AIR BERSIH, Langkah Kesiapsiagaan Erupsi Gunung Bromo Berita Utama PENGIRIMAN AIR BERSIH, Langkah Kesiapsiagaan Erupsi Gunung Bromo Hingga saat ini Status Gunung Bromo masih dinyatakan

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014 \ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 27 April 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 27 April 2009 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 18 Juni 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 18 Juni 2009 . BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Ringkasan Temuan Penahapan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud terdapat lima tahap, yaitu tahap perencanaan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud 2014, tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gunung api tidak dijumpai di semua tempat. Indonesia terletak pada pertemuan tiga

BAB I PENDAHULUAN. Gunung api tidak dijumpai di semua tempat. Indonesia terletak pada pertemuan tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gunung api adalah gunung yang terbentuk akibat material hasil erupsi menumpuk di sekitar pusat erupsi atau gunung yang terbentuk dari erupsi magma. Gunung api tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di Indonesia banyak sekali terdapat gunung berapi, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif. Gunung berapi teraktif di Indonesia sekarang ini adalah Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di Indonesia, yaitu berada di perbatasan Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Blitar, Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rentan akan bencana, diantaranya bencana letusan gunungapi, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Bencana tidak

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 06 Juni 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 06 Juni 2009 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Jum at, 12 Juni 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Jum at, 12 Juni 2009 . BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gunungapi Merapi merupakan gunung yang aktif, memiliki bentuk tipe stripe strato yang erupsinya telah mengalami perbedaan jenis erupsi, yaitu erupsi letusan dan leleran

Lebih terperinci

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API Virgian Rahmanda 1215051054 A. Pengertian Letusan Gunung Api Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di ring of fire (Rokhis, 2014). Hal ini berpengaruh terhadap aspek geografis, geologis dan klimatologis. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui garis astronomis 93⁰BT-141 0 BT dan 6 0 LU-11 0 LS. Dengan morfologi yang beragam dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah dengan kondisi geologi yang menarik, karena gugusan kepulauannya diapit oleh tiga lempeng tektonik besar (Triple Junction) yaitu lempeng

Lebih terperinci

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara 7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gamkunora, Gammacanore Nama Kawah : Kawah A, B, C, dan D. Lokasi a. Geografi b. Administrasi : : 1º 22 30" LU dan 127º 3' 00" Kab.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki kurang lebih 17.504 buah pulau, 9.634 pulau belum diberi nama dan 6.000 pulau tidak berpenghuni

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 01 Januari 2009 Pada Hari

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH LAHAR DINGIN PADAPEMANFAATAN SUMBER AIR BAKU DI KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI (STUDI KASUS: GUNUNG SEMERU)

STUDI PENGARUH LAHAR DINGIN PADAPEMANFAATAN SUMBER AIR BAKU DI KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI (STUDI KASUS: GUNUNG SEMERU) STUDI PENGARUH LAHAR DINGIN PADAPEMANFAATAN SUMBER AIR BAKU DI KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI (STUDI KASUS: GUNUNG SEMERU) Megawati, A. 1 dan Soedjono, E.S. 2 1 Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP - ITS Surabaya,

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 21 Juni 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 21 Juni 2009 . BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ilmu tentang bencana semakin berkembang dari tahun ke tahun seiring semakin banyaknya kejadian bencana. Berawal dengan kegiatan penanggulangan bencana mulai berkembang

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Geologi

Jenis Bahaya Geologi Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 80 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada zona rawan bencana. Posisi geografis kepulauan Indonesia yang sangat unik menyebabkan Indonesia termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunungapi Merapi merupakan jenis gunungapi tipe strato dengan ketinggian 2.980 mdpal. Gunungapi ini merupakan salah satu gunungapi yang masih aktif di Indonesia. Aktivitas

Lebih terperinci

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah 6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah (a) (b) Erupsi G. Colo 1983 (a), Lapangan fumarola, di selatan danau kawah G. Colo (b) KETERANGAN UMUM Nama : G. Colo Nama Lain : - Lokasi Geografi Administratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan non alam

Lebih terperinci

Pendahuluan II. Kawasan rawan bencana III. Pokok permasalahan waspada

Pendahuluan II. Kawasan rawan bencana III. Pokok permasalahan waspada LAPORAN KESIAPSIAGAAN STATUS WASPADA GUNUNG KERINCI DI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MEI 2006 1 I. Pendahuluan Kabupaten Kerinci merupakan

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 020 Indonesia Telepon : (02) 345 8400 Fax : (02) 345 8500 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 27 Januari 2009 Pada hari

Lebih terperinci