6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara"

Transkripsi

1 6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara Gunungapi Soputan, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Kawah : Soputan, K1 dan K2 Lokasi : a.koordinat b. Geografi : : 01 o LU dan 124 o 43 BT Kec. Tombatu, Minahasa, Sulawesi Selatan Ketinggian : dml : 1783,7 m Kota Terdekat : Amurang Tipe Gunungapi : Strato Pos Pengamatan Gunungapi : Desa Maliku, Kec. Tombasian, Kab. Minahasa Selatan Sulawesi Utara. Geografi : 01 o 12 13, LU dan 124 o 40 13,86 BT PENDAHULUAN Cara Mencapai Puncak Jalan ke arah puncak dengan mudah kita ketemukan dari beberapa arah lereng gunungapi. Dari Utara yaitu dari Kampung Tombasian Atas Kecamatan Tombasian Dari Kampung Pinebetengan Kecamatan Tompaso. Dalam waktu 2 jam dapat dicapai Kawah Masem, selanjutnya dibutuhkan satu jam lagi untuk mencapai puncak G. Soputan. Dari Timur yaitu dari Kampung Tumaratas atau Kp. Nongan, keduanya di Kecamatan Langoan Dari Selatan atau Barat : Dari Kampung Silian atau Kp. Winorangenan, Kecamatan Tombatu. Perkemahan dapat dilakukan dengan baik dekat hulu sungai Masem, bekas pabrik belerang sebelum perang dunia ke 2. Jarak dari sini ke puncak G. Soputan adalah lk. 5 km. Wisata Gunungapi

2 Letusan G. Soputan terakhir meletus pada Mei 00 bersifat freatomagmatis, yang ditandai dengan adanya letusan strombolian berupa semburan material pijar di sekitar kawah. Fenomena seperti ini tampak menarik jika dilihat pada malam hari. Maka tidak mengherankan jika banyak wisatawan yang ingin menyaksikan aktifitas letusan ini dari jarah jauh. SEJARAH KEGIATAN TAHUN KEJADIAN 1785, Letusan dari kawah puncak 1786, 1819, 1833, 1838, 1845, 1890, 1901 Letusan samping juni- Sepetember, letusan samping menghasilkan aliran lava. Terbentuk kerucut parasit Aesoput Juni Letusan di Aesoupt 1908 Januari juni, Letusan di Aesoput menghasilkan aliran lava 1909, , 1912 November April, Letusan di Aesoput menghasilkan aliran lava 1913 April Juni, Letusan di Aesoput 1915 April Juni, Terbentuknya kubah lava Aesoput Weru dan aliran lava ke arah tenggara 1917 November, Letusan di Aesoput November 18 Januari, Letusan di Aesoput Tidak ada keterangan Agustus, Letusan di Aesoput 1966 Mei, 1984 Letusan dari kawah puncak 1991, Disertai pertumbuhan kubah lava 1995, 00 Beberapa jam menjelang letusan 13 Mei 00, tremor vulkanik terekam secara menerus dengan amplituda berkisar antara 5-31 mm. Tremor letusan terekam hingga di stasiun seismik G. Lokon (yang berjarak lk. 25 km utara G. Soputan), dengan amplituda maksimum mencapai mm. Tremor tersebut, yang terekam di pos PGA Lokon hingga tanggal 14 Mei 00, pukul 19.00, amplitudanya sekitar 1 mm. Hal serupa terjadi berulang-ulang (letusan pada tanggal 1, 6, 25 dan 30 Juli 00), setiap akan terjadi letusan, selalu didahului oleh tremor vulkanik selama 3-6 jam (Foto, 21 dan 22). Amplitudanya semakin lama semakin besar hingga beberapa menit menjelangletusan amplitudanya mencapai 45 mm (peak to peak). Setelah kubah lava pertama longsor pada Juli 1995, kemudian diisi dengan kubah lava berikutnya, yaitu kubah lava Mei 00. Hasil penyelidikan Solihin A. dkk., Mei 00, pertumbuhan kubah lava (pertambahan volumenya) Mei 00 ini berlangsung sangat cepat. Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, ketinggian (elevasinya) meningkat/naik lebih dari 50 m. Hal ini dibandingkan dengan pengamatan yang dilakukan pada bulan Juli 1999, dimana pada saat itu belum terlihat adanya tonjolan kubah lava baru Oktober, menyemburkan abu setinggi lebih dari ±1000 m di atas puncak, disertai dengan guguran lava pijar ke arah barat sejauh ± 1000 m. Kejadian tersebut berlangsung selama ± 2 minggu. Pada pertengahan November 07, aktivitas G. Soputan menurun Juni Terekam 14 kejadian gempa guguran, 9 kejadian gempa vulkanik dalam (VA) dan 2 kejadian gempa tektonik, secara visual gunung tertutup kabut. 6 Juni

3 Pukul Terjadi peningkatan jumlah gempa yang mencolok, masing-masing terekam 116 kejadian gempa vulkanik dalam (VA) dan 1 gempa guguran. Pukul Mulai terekam tremor menerus dengan ampituda antara 5-30 mm. Pukul 11.07Terjadi letusan yang disertai guguran awan panas hampir kesegala arah dengan jarak luncur lk m. Tinggi asap letusan mencapai lebih dari 00 m. Abu letusan tertiup angin ke arah barat, tersebar hingga mencapai Kotamobagu Pukul Terlihat sinar api dan kilatan petir di sekitar puncak dengan tinggi lebih dari 250 m. Suara gemuruh dan dentumannya terdengar hingga di Pos Lokon di Tomohon yang berjarak ±30 km 7 Juni Tidak terjadi letusan, namun guguran lava masih terjadi. Pada malam hari terlihat titik titik sinar api di sekitar puncak. Tanggal 26 September 6 Oktober Secara visual aktivitas vulkanik yang tampak dari Pos PGA di Maliku berupa hembusan asap kawah berwarna putih tipis setinggi meter dari puncak Tanggal 6 Oktober 08 pukul 00:00 06:00 WITA terekam sebanyak 2 kali gempa Vulkanik-Dalam dengan amplituda antara 5 15 mm dan lama gempa 7,5 10 detik, serta gempa tremor menerus dengan amplituda maksimum antara 0,5 4 mm. Pukul 06:00 12:00 WITA : terdengar suara gemuruh dengan intesitas sedang hingga kuat di Pos PGA Maliku pada pukul 10:10 WITA, kemudian disusul terjadinya letusan abu berwarna kelabu tebal setinggi 1000 meter dari puncak pada pukul 10:45 WITA, letusan ini disertai dengan sinar api setinggi 25 meter. Pada pukul 14:49 WITA terjadi letusan asap berwarna putih kelabu tebal dengan ketinggian antara meter disertai suara gemuruh sedang kuat. Pada pukul 15:30 WITA kembali terjadi letusan menerus disertai suara gemuruh, warna asap kelabu tebal dengan ketinggian antara meter dari puncak. Pada pukul 16:45 WITA terekam gempa tremor menerus dengan amplituda antara 0,5 5 mm. Sedangkan suara gemuruh tidak terdengar. Asap kawah teramati berwarna putih tipis setingi 100 meter dari puncak. Pukul 18:00-24:00 WITA : Pada pukul 19:00 WITA terekam gempa tremor menerus dengan amplituda maksimum antara 0,5 1 mm. Pada pukul 19:33 WITA terjadi letusan yang disertai suara gemuruh sedang hingga kuat secara menerus, pada saat yang sama terekam gempa tremor menerus dengan amplituda maksimum 40 mm. Ketinggian asap letusan tidak dapat teramati karena saat itu gunung tertutup kabut. Pada pukul 21:08 WITA terjadi letusan abu setinggi meter dari puncak yang disertai sinar api setinggi 150 meter. Pada pukul 22:02 WITA kembali terjadi letusan yang disertai guguran lava pijar ke arah barat sejauh 1000 meter. Pada pukul 22:37 WITA terjadi letusan strombolian dengan ketinggian antara meter dari puncak. Tanggal 7 Oktober 08 : secara visual teramati asap berwarna putih tebal dengan ketinggian antara meter dari puncak. Sinar api teramati dengan ketinggian meter. Guguran lava pijar teramati mencapai jarak luncur 500 meter dari pusat kegiatan ke arah barat dan baratlaut. Dari rekaman seismograf menunjukkan terjadi 7 kali gempa letusan dengan amplituda maksimum antara 7 16 mm dan lama gempa antara 65 detik. Gempa tremor menerus terekam dengan amplituda maksimum berfluktuasi antara 0,5 hingga 40 mm. Perioda Letusan Periode letusan G. Soputan yang terpanjang adalah 47 tahun dan yang terpendek adalah 1 tahun. Sifat letusan G. Soputan umumnya dalam satu periode kegiatan terjadi beberapa kali letusan dengan selang waktu antara beberapa minggu hingga beberapa bulan. Seperti yang terjadi pada tahun 1908, 1913, 1915, 1923, 1982 dan 1984, 00 dan 08 GEOLOGI Morfologi

4 Geomorfologi G. Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi yang meliputi satuan morfologi tubuh gunungapi, satuan morfologi perbukitan dan morfologi dataran. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi tersebar di bagian timur dan selatan, meliputi tubuh-tubuh Gunung Riendengan, Temboa, Kelelondei dan Manimporok, deretan gunung tersebut membentuk sesar normal di sebelah timur G. Soputan. Tubuh lain yang termasuk morfologi ini adalah G. Soputan-Aeseput, dan G. Kelewung di sebelah selatan. Di puncak G. Soputan terdapat Sub satuan Morfologi Kubah Lava yang termasuk dalam Satuan morfologi Tubuh Gunungapi. Satuan Morfologi Perbukitan merupakan satuan morfologi yang paling luas penyebarannya, menempati bagian sebelah utara, barat, dan baratdaya G. Soputan. Satuan ini umumnya membentuk perbukitan yang memanjang dan bergelombang, umumnya merupakan bagian kaki dari satuan Morfologi Tubuh Gunungapi. Satuan Morfologi Dataran mempunyai penyebaran yang paling kecil yang hanya terletak di daerah dataran Pantai Teluk Amurang dan di daerah Pinabetengan Kecamatan Tompaso, sebelah timurlaut G. Soputan. Satuan ini memperlihatkan morfologi yang datar dengan kemiringan lereng yang rendah sekali (0 5 0 ). GEOFISIKA Seismik Peta geologi G. Soputan

5 Jumlah Gempa Jumlah Gempa Jumlah Gempa Jumlah Gempa Amax ( mm ) Kegempaan G. Soputan dari tahun 08 hingga Oktober 09 digambarkan sebagai berikut : Grafik Harian Gempa Tremor Harmonik G. Soputan Jml Amax menerus seismograf rusak Grafik Harian Gempa Vulkanik B G. Soputan seismograf 0 Grafik Harian Gempa Vulkanik A G. Soputan seismograf Grafik Harian Gempa Guguran G. Soputan seismograf 0 Geomagnet G. Soputan dan sekitarnya memiliki relief magnetik yang bervariasi. Di bagian barat berelief rendah sedangkan relief tinggi menempati bagian tengah - selatan membentuk

6 Temperatur (Cdeg) Temperature (C Deg) Radial (Mcrad) Radial (Mcrad) Tangesial (Mcrad) Tangensial (Mcrad) lengkungan tapal kuda ke arah utara. Daerah ini adalah komplek G. Manimporok dan G. Riendengan. Puncak G. Soputan mempunyai harga anomali berkisar pada 400 nt, yang merupakan relief rendah juka dibandingkan dengan komplek G. Manimporok dan G. Riendengan yang masing-masing mempunyai harga anomali 1100 nt dan 700 nt. Dilihat dari kenampakan morfologi puncak G. Soputan tinggi akan tetapi harga kemagnetannya rendah. Hal ini erat hubungannya dengan terbentuknya puncak G. soputan dimana material-material baru mempunyai arah remanen magnetik yang berbeda-beda selama proses pembentukan puncak tersebut. DEFORMASI Dari hasil pengukuran Tiltmeter serta hubungannya dengan kejadian letusan, terlihat untuk komponen radial dan tangensial tidak jelas perubahannya baik sebelum maupun sesudah letusan, yang paling terlihat dari komponen temperatur, dari dua kejadian letusan, terjadinya letusan bukan saat temperatur tinggi tetapi setelah temperatur tinggi kemudian turun. Munculnya sinar api pada Maret 08 berada pada posisi komponen tangensial dan temperatur tertinggi hal ini setelah temperatur turun tidak diikuti oleh suatu letusan /18/07 18:40 7/31/07 :32 Januari - September 07 Letusan Aug 07 Rekaman Tiltmeter Periode Januari September 07 Rekaman Tiltmeter periode Oktober 07 April 08 12/11/07 8:33 2/8/08 21:46 4/4/08 11:01 Dari hasil Tiltmeter nampak pada saat terjadi letusan (Agustus dan Oktober 07), komponen tangensial dan radial tidak memberikan perubahan yang signifikan sebelum, sesudah dan pada saat terjadi letusan, yang terlihat terjadi perubahan yang signifikan adalah komponen temperatur. Letusan terjadi setelah temperatur mencapai maksimal (mendekati angka 50ºC) lalu turun. Kalau melihat posisi tiltmeter di lapangan yang Let. 25 Okt Maret 08 Sinar Api Okt 07 - April 08

7 ditempatkan di puncak Aesoput bahwa panas tertinggi yang terekam yaitu pada jarak paling pendek antara sumber panas saat bergerak menuju puncak Gunungapi Soputan. Lokasi Tiltmeter Ilustrasi jarak antara Tiltmeter dengan sumber panas Dari ilustrasi tersebut bisa dijelaskan bahwa sumber panas bergerak dari D1, D2, D3, D4, D5 dan D6. Panas tertinggi terekam pada jarak terpendek yaitu di D4 dan setelah itu sumber panas bergerak mendekati puncak menjauh dari tiltmeter sehingga panas yang terekam seolah-oleh menurun dan pada saat jarak terpendek juga merupakan tekanan tertinggi. Potensial Diri Penyelidikan anomali potensial diri (SP) oleh E. Kusdinar Abdurahman, pada April - Mei 1992 menunjukkan, pada lintasan Tumaratas - Puncak Soputan secara umum di titiktitik yang terletak di bagian kaki G. Soputan sampai ketinggian 1145 meter memperlihatkan pola anomali negatif jika dibanding dengan harga potensial diri (SP) di bagian puncak. Hal ini mungkin akibat adanya resapan air akibat gravitasi karena batuannya terdiri dari batuan piroklastik dan efek resapan panas akibat aktifitas G. Soputan tidak berpengaruh besar terhadap bagian kaki. Pada lintasan Rendengan - Silian, pola profil SP yang dihasilkan variasinya tidak banyak - tidak terlihat pola anomali positif yang menonjol. Hal ini diduga resapan air akibat gravitasi cukup tinggi, mungkin ada struktur yang mengontrolnya. Pada lintasan Puncak Soputan - Silian, anomali posistif terlihat jelas di daerah puncak yang terletak pada ketinggian 1675 meter. Pada Lintasan Puncak Soputan - G. Kedewung, anomali positif terlihat jelas pada ketinggian 1345 meter, dan di bagian puncak menunjukkan pola anomali posistif.

8 Secara umum pola anomali positif yang extrim hanya terlihat di bagian puncak G. Soputan, kemungkinan besar disebabkan oleh aktifitas G. Soputan itu sendiri. Secara teoritis hal ini akibat adanya proses elektro thermalï dan elektro kimia. GEOKIMIA Kimia Batuan 1. Lava dari ujung aliran lava 1966 di lereng baratlaut G. Soputan basalt porfi (Saefudin, 1970) 2. Lava kubah 1966 puncak Soputan : basalt (Saefudin, 1970) 3. Lava dari ujung lava 1966 di puncak sebelah timur dekat lidah lava lama : olivin basalt (Manalu, 1970) 4. Lava 1966 di lembah antara G. Soputan dengan G. Manimporok basalt porfir (Saefudin, 1970). Tabel Hasil Analisis Kimia Lava 1966 SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 FeO MnO MgO CaO Na 2 O K 2 O H 2 O 100 o C TiO 2 P 2 O 5 SO 3 Hilang dibakar Lava Mei 00 48,42 % 49,74 % 47,70 % 48,79 % 49,06 %,35,43,82 19,73 17,78 4,81 2,96 2,65 3,82 12,07 5,66 9,04 9,95 8,89-0,03 0,03 0, , 8,18 6,76 7,91 8,11 6, 4,26 3,33 4,41 3,56 10,51 5,00 5,28 4,53 4,89 2,54 0,23 0,21 0, 0,21 0,36 0,15 0,14 0,12 0,19 0,14 1,06 1,06 0,94 1,09 0,94 0,00 0,03 0,00 0,03 0,25 0,01 0,01 0,01 0,01-1,55 1, 0,80 1,40 Pengamatan Visual dan Geokimia Analisis cuplikan dari G. Soputan baik air, gas maupun batuan dilakukan di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK). Analisis cuplikan air dan batuan dilakukan dengan metoda spektrofotometri serapan atom terhadap unsurunsur logam (kation), sedangkan anionnya dianalisis dengan metoda spektrometri warna (kolorimetri) ataupun volumetri. Analisis cuplikan gas menggunakan metoda kromatografi gas terhadap unsur-unsur gas yang tidak terlarut dalam larutan NaOH, sedangkan unsurunsur gas yang terlarut dalam larutan NaOH dianalisis secara volumetri.

9 Analisa Cuplikan Gas Unsur Solfatara K. Masem Solfatara K. Masem Juli 08 Solfatara K. Masem Nov 08 Bubble K. Masem H2 0,04 0,02 0,01 1,34 0,045 O2 + Ar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 N2 0,72 0,19 0,003 6,26 0,057 CO2 1,49 0,71 2,273 74,26 1,121 SO2 0,18 0,02 0,305 6,04 0,160 H2S 0,26 0,15 0,66 6,68 0,173 HCl 0,09 0,02 0,001 5,27 0,001 HF 0,00 0,00-0,00 0,000 NH3 0,09 0,01 2,381 0,15 0,977 H2O 97,95 98,88 94,962 0,00 97,466 Suhu, ºC Hasil analisa cuplikan gas.(dalam satuan %V) Unsur Fumarola Bukit Kasih Fumarola Bukit Kasih Juli 08 Fumarola Bukit Kasih Nov 08 Pinggir Danau Kawah Masem Juli 08 Bubble K. Masem Nov 08 Bualan Bukit Kasih H2 0,00 3,00.E-4 0,001 0,01 0,005 O2 + Ar 0,06 0,80.E-4 0,000 0,00 2,59 N2 0,24 0,02 0,017 0,38 12,51 CO2 1,98 0,84 1,338 1,95 67,90 SO2 0,06 0,002 0,406 0,10 0,00 H2S 0,06 0,04 0,151 0,35 2,75 HCl 0,01 0,01 0,002 0,10 14,18 HF 0,00 0,00 0,000 0,00 0,00 NH3 0,002 0,04 0,725 0,21 0,06 H2O 97,58 99,05 97,360 96,90 0,00 Suhu, ºC Hasil analisa cuplikan gas.(dalam satuan %V) Analisa Cuplikan Air Unsur Kawah Masem Kawah Masem Juli 08 Kawah Masem Nop 08 Kali Masem Kali Masem Juli 08 Kali Masem Nop 08 SiO2 97,92 58,34 51,10 101,96 125,10 123,40 Al 19,43 15,93 10,82 24,96 101, 75, Fe 11,03 7,83 5,87 1,53 59,92 7,92 Ca 43,32 44,83 26,25 40,09 95,65 103, Mg 38, 28,25 13,51 6,44 45,70 25,70 Na 10,40 11,29 15,57 13,86 16,24 91,7 K 0,39 0,41 0,26 0,80 1,11 1,17 Mn 0,70 0,45 0,22 0,25 1,04 0,59 NH3 1,50 0,91 0,002 1,28 1,70 0,002 Cl 7,67 0,00 17,65 57,56 0,00 17,65

10 SO4 527,37 457, 334,50 454, , ,9 HCO CO2 338,95 278,22 27,19 338, ,26 76,45 H2S 0,00 4,13-3,25 3,44 - B 0,00 0,59-0,34 0,56 2,72 ph lab. 2,87 2,74 2,77 3,01 2,00 2,83 DHL, µmhos/cm Keterangan: (Kecuali ph dan DHL semua unsur/senyawa dalam satuan mg/l) Hasil analisis kima air dari Danau Kawah Masem, Kali Masem di Gunung Soputan dan sekitarnya. Unsur MAP Bukit Kasih MAP. Bukit Kasih Juli 08 MAP. Bukit Kasih Nop 08 Bukit Kasih (bualan) Bualan di Bukit Kasih Juli 08 Bualan di Bukit Kasih Nop 08 SiO2 256,80 242,10 230,90 315,70 270,80 298,90 Al 49,06 52,98 25,72 37,01 35,28 36,51 Fe 15,87 15,21 17,46 27,68 27,63 22,98 Ca 40,90 46,25 67,60 76,25 96,10 78,80 Mg 2,05 3,30 11,98 5,43 9,16 9,76 Na 47,50 118,50 63,25 175,40 199,70 236,60 K 10,46 12,83 6,82 7,71 9,14 7,34 Mn 0,32 0,30 0,60 0,61 0,66 0,64 NH3 1,43 1,62 0,004 2,59 2,94 0,009 Cl 76,75 9,98 46,05 422,13 0,00 314,68 SO4 1277, ,07 967, , , ,38 HCO CO2 1977, ,09 127,53 33, ,29 229,80 H2S 1,95 6,16-0,65 2,28 - B 0,07 3,98 3,32 0,31 12,72 5,54 ph lab. 1,94 2,5 2,19 1,91 3,0 2,01 DHL, µmhos/cm Keterangan: (Kecuali ph dan DHL semua unsur/senyawa dalam satuan mg/l) Hasil analisis kima air dari Mata Air Panas (MAP) dan bualan di Bukit Kasih Hasil Analisis Kimia Batuan Hasil analisis kimia batuan dari contoh-contoh batuan lava Gunung Soputan dan sekitarnya ditampilkan pada tabel-tabel berikut ini. Unsur Aesoput - I Lava baru 6 Juni 08 Aesoput - II SiO2 49,29 51,16 Al2O3 18,78 18,22

11 Fe2O3 10,88 10,74 CaO 8,68 8,71 MgO 6,94 5,87 Na2O 3,17 3,15 K2O 0,39 0,40 MnO 0,19 0,19 TiO2 0, P2O5 0,51 0,19 H2O 0,16 0, HD 0,00 0,00 Hasil analisis kima batuan lava Gunung Soputan dan sekitarnya, konsentrasi dalam % berat. Hasil Analisis Kimia Batuan Komposisi kimia batuan lava baru hasil letusan Gunung Soputan 6 Juni 08 yang diambil di puncak Aesoput adalah sebagai berikut (dalam satuan % berat): SiO2 : 49,29 %, Al2O3 : 18,78 %, Fe2O3 : 10,88 %, CaO : 8,68 %, MgO: 6,94 %, Na2O : 3,17 %, K2O : 0,39 %, MnO : 0,19 %, TiO2 : 0,89 %, P2O5 : 0,51 %, H2O - : 0,16 %, HD : 0 %. MITIGASI BENCANA GEOLOGI Sistem Pemantauan Pemantauan G. Soputan dilakukan secara menerus baik visual maupun kegempaannnya dari Pos Pengamatan yang terletak di Desa Maliku, lebih kurang. 12,5 km sebelah baratlaut G. Soputan Visual Pengamatan visual dilakukan dengan mengamati cuaca dan aktivitas G. Soputan, meliputi tinggi, warna dan tekanan asap yang keluar dari kawah G. Soputan. Seismik Aktifitas kegempaan G. Soputan dan sekitarnya dipantau secara menerus dari Pos PGA Soputan, dengan menggunakan seismograf Kinnemetrics PS-2. Sensor gempa (seismometer) L4C vertikal, diletakkan di G. Aesoput ( , LU ,00 BT) dan di bukit Rindengan sekitar 4,5 km sebelah utara puncak. Gempa dari stasiun Rindengan langsung ditransmisikan ke pos G. Lokon (di Kakaskasen - Tomohon) yang berfungsi sebagai Pos Regional Center. Hasil kegempaan dari stasiun di G. Aesoput, selain dapat direkam di Pos PGA Soputan di Maliku juga dapat direkam di Pos PGA Lokon di Tomohon (mulai Mei 02 menjadi regional Center untuk wilayah Sulawesi Utara). Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemantauan (terutama kegempaan) dan mempercepat alur komunikasi

12 pemantauan (aktifitas kegempaan G. Soputan) dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung, maupun dengan instansi terkait di sekitar Minahasa, jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan mengenai kegiatan G. Soputan, mengingat sarana dan prasarana komunikasi di Pos PGA Lokon lebih lengkap dan yang di luarpun (di Tomohon) mudah dijangkau. KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI Pendahuluan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi adalah peta petunjuk tingkat kerawanan bencana suatu daerah apabila terjadi letusan kegiatan gunungapi. Peta ini menjelaskan tentang jenis dan sifat bahaya gunungapi, daerah rawan bencana, arah/jalur penyelamatan diri, lokasi pengungsian dan Pos Penanggulangan Bencana. Peta ini disusun berdasarkan geomorfologi, geologi, sejarah kegiatan, hasil penelitian dan studi lapangan. Berdasarkan tingkat kegiatan, sejarah kegiatan dan frekwensi erupsinya, G Soputan diklasifikasikan sebagai gunungapi yang sering meletus. Berdasarkan Standardisasi Nasional Indonesia nomor SNI , Peta Kawasan Rawan Bencana G. Soputan dibagi dalam tiga tingkatan dari rendah ke tinggi yaitu: Kawasan Rawan Bencana I, Kawasan Rawan Bencana II dan Kawasan Rawan Bencana III. Kawasan Rawan Bencana III Kawasan Rawan Bencana III dibagi dua bagian yaitu kawasan yang berpotensi terlanda: 1. Aliran massa, seperti: aliran lava, guguran lava dan kemungkinan awan panas. 2. Lontaran, seperti: hujan abu lebat, dan bom gunungapi. Kawasan Rawan Bencana II Kawasan Rawan Bencana II dibedakan menjadi dua yaitu kawasan yang berpotensi terlanda: 1. Aliran massa berupa: aliran lava, gas racun, kemungkinan awan panas dan lahar 2. Jatuhan piroklastik termasuk lontaran batu (pijar) dan hasil erupsi freatik. Kawasan Rawan Bencana I Letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu dan kemungkinan lontaran batu (pijar). Kawasan ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

13 1. Kawasan rawan bencana terhadap lahar. Kawasan ini terletak di sepanjang sungai di dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak. 2. Kawasan rawan terhadap hujan abu tanpa memperhatikan arah tiupan angin dan kemungkinan terkena lontaran batu (pijar).

14 Peta Kawasan Rawan Bencana G. Soputan

15 DAFTAR PUSTAKA Abdurahman E.K., Laporan Penyelidikan Metode Potensial Diri (SP) Gunung Soputan, Sulawesi Utara 1992, Arsip Direktorat Vulkanologi, Bandung 1992 Djuhara A.,Suganda O.K., Pemetaan Daerah Bahaya G. Soputan Kabupaten Minahasa Propinsi Sulawesi Utara, Direktorat Vulkanologi, Bandung Juli 1991 Hadisantono, R. D dkk, Pemetaan Kawasan Rawan Bencana G. Soputan, Sulawesi Utara, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 06 Kusumadinata, K., Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat Vulkanologi, Bandung, hal Solihin A., dkk, Laporan Pengamatan Kegiatan Letusan G. Soputan, Sulawesi Utara, Direktorat Vulkanologi, Bandung Agustus 00 Palgunadi S., Laporan Penyelidikan Magnit Gunung Soputan, Sulawesi Utara 1992, Arsip Direktorat Vulkanologi, Bandung 1992 Suganda, O.K., dkk, Laporan Penelitian Deformasi Gunung Soputan, Sulawesi Utara Dengan Metode EDM, 1998 Suganda, O.K., dkk, Laporan Penyelidikan Deformasi G. Soputan (SULUT) dengan metode EDM, Januari 1999 Mawardi R., Wahyuningsih R., Laporan Penyelidikan Petrokimia Gunungapi Soputan, Juni 1994 Solihin A., dkk, Evaluasi Kegiatan G. Soputan, Sulawesi Utara, Bulan Mei 01, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung Juli 01 Yohana T., dkk., Laporan Penyelidikan Gayaberat G. Soputan, Arsip Direktorat Vulkanologi, Bandung 1992

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Gunungapi Soputan Geomorfologi Gunungapi Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi (Gambar 2.1) yaitu : 1. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi,

Lebih terperinci

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara 7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara G. Ibu dilihat dari Kampung Duono, 2008 KETERANGAN UMUM Lokasi a. Geografi b. Adminstrasi : : 1 29' LS dan 127 38' BT Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Prop.

Lebih terperinci

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA 6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA G. Ambang (Kunrat, S. L. /PVMBG/2007) KETERANGAN UMUM Nama : G. Ambang Nama Lain : - Nama Kawah : Kawah Muayat, Kawah Moyayat Lokasi : a. Geografi : 0 o 44' 30" LU dan 124

Lebih terperinci

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara 6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi Ketinggian Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Mahawoe, Roemengas : Mahawu, Wagio, Mawuas : Kota Tomohon, Sulawesi

Lebih terperinci

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur 4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi : Strato dengan kubah lava Lokasi

Lebih terperinci

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur 4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur Puncak G. Rokatenda dilihat dari laut arah selatan P. Palue (Agustus 2008) KETERANGAN UMUM Nama : G. Rokatenda Nama Kawah : Ada dua buah kawah dan tiga buah kubah

Lebih terperinci

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur 4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi

Lebih terperinci

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara 7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,

Lebih terperinci

G. TALANG, SUMATERA BARAT

G. TALANG, SUMATERA BARAT G. TALANG, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Talang, Salasi, Sulasih : Danau Talang dan Danau Kecil Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 58'42" LS dan 1 4'46"BT Kecamatan Kota

Lebih terperinci

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

ERUPSI G. SOPUTAN 2007 ERUPSI G. SOPUTAN 2007 AGUS SOLIHIN 1 dan AHMAD BASUKI 2 1 ) Penyelidik Bumi Muda di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi 2 ) Penganalisis Seismik di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi

Lebih terperinci

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007 AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah

Lebih terperinci

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku 5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang

Lebih terperinci

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 ESTU KRISWATI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pada periode April Juni 2008, tiga gunungapi yang sebelumnya

Lebih terperinci

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Puet Sague, Puet Sagu atau Ampat Sagi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 4 55,5 Lintang Utara dan 96 20 Bujur Timur Kabupaten

Lebih terperinci

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008 EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 ESTU KRISWATI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama Januari - Maret 2008 terdapat 2 gunungapi berstatus Siaga (level 3) dan 11

Lebih terperinci

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara 6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan

Lebih terperinci

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara 7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gamkunora, Gammacanore Nama Kawah : Kawah A, B, C, dan D. Lokasi a. Geografi b. Administrasi : : 1º 22 30" LU dan 127º 3' 00" Kab.

Lebih terperinci

Telepon: , , Faksimili: ,

Telepon: , , Faksimili: , KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 KRISTIANTO, HANIK HUMAIDA, KUSHENDRATNO, SAPARI DWIYONO Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Jl. Diponegoro No. 57 Bandung, 40122 Sari

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 Kushendratno Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Selama periode Mei Agustus 2009 terdapat 4 gunungapi berstatus

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur 4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur G. Egon, NTT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namang Kawah : Kawah di bagian puncaknya, berukuran 525 m x 425 m, dengan kedalaman antara 47,5 m - 195 m, tebing yang tinggi

Lebih terperinci

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 4122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 1295 Telepon: 22-7212834, 5228424, 21-5228371

Lebih terperinci

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 1 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 9 JAKARTA 195 Telepon: -713, 5,1-5371 Faksimile: -71, 1-537 E-mail:

Lebih terperinci

.4. G. LOKON, Sulawesi Utara

.4. G. LOKON, Sulawesi Utara .4. G. LOKON, Sulawesi Utara Komplek G. Lokon (G. Lokon, Kawah Tompaluan dan G.Empung), dilihat dari puncak G.Mahawu) (PVMBG, 2009) KETERANGAN UMUM Nama Kawah Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi

Lebih terperinci

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur 4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur Gunungapi Ebulobo (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah Lokasi Geografis Administratif Ketinggian Tipe Gununapi Kota Terdekat Pos Pengamatan

Lebih terperinci

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur 4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur Komplek G. Inie Lika dengan latar depan Kota Bajawa (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah : Inielika, Koek Peak : Strato : Wolo Inielika;

Lebih terperinci

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur 4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif :

Lebih terperinci

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur 4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Nama Lain : Pulu Komba, Pulu Kambing II, Pulu Betah Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administrasi : Batutara terletak di pulau berbentuk

Lebih terperinci

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara 6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Ruwang, Aditinggi, Duang atau Duwang Lokasi a. Geografis Puncak b. Administratif : : 2 18 LU dan 125 22 BT Kabupaten Sitaro, Propinsi Sulawesi

Lebih terperinci

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur 4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Morfologi puncak G. Inerie (sumber PVMBG) Nama Lain Tipe Gunungapi : Ineri, Rokkapiek : Strato dengan bentuk kerucut sempurna Lokasi Geografis Administratif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Objek Penelitian Berdasarkan bentuk morfologinya, puncak Gunung Lokon berdampingan dengan puncak Gunung Empung dengan jarak antara keduanya 2,3 km, sehingga merupakan

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah 6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah (a) (b) Erupsi G. Colo 1983 (a), Lapangan fumarola, di selatan danau kawah G. Colo (b) KETERANGAN UMUM Nama : G. Colo Nama Lain : - Lokasi Geografi Administratif

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 44 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Pembacaan Rekaman Gelombang gempa Metode geofisika yang digunakan adalah metode pembacaan rekaman gelombang gempa. Metode ini merupakaan pembacaan dari alat yang

Lebih terperinci

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu. G. KABA, BENGKULU KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kaaba Nama Kawah : Terdapat 8 kawah di puncak, masing-masing a.l : (Gbr.1) Kaba Lama, Kaba Baru, Sumur letusan 1940 Kawah Baru, Vogelsang I, lubang letusan

Lebih terperinci

G. SUNDORO, JAWA TENGAH

G. SUNDORO, JAWA TENGAH G. SUNDORO, JAWA TENGAH KETERANGAN UMUM Nama Lain : Sindoro, Sendoro Nama Kawah : 1. Kawah Puncak : Segoro Wedi (Z1), Segoro Banjaran (Z2,Z3 dan Z4), Kawah Kawah Barat, Kawah Timur, Gua Walet Utara (K1),

Lebih terperinci

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunung Tutong, Boer Moetelong, G. Telong Lokasi A. Geografis Puncak : 4 o 38'47" - 4 o 88'32" Lintang Utara dan 96 o 44'42" - 96 o

Lebih terperinci

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009 KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 009 Estu KRISWATI dan Oktory PRAMBADA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Jalan Diponegoro

Lebih terperinci

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963 4.2. G. AGUNG, Bali KETERANGAN UMUM Nama Lain : Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api Lokasi a. Geografi Puncak : 08 20' 30 Lintang Selatan dan 115 30' 30 Bujur Timur b. Administratif : Kab. Karangasem,

Lebih terperinci

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM)

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) ERUPSI G. KARANGETANG 7 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) CECEP SULAEMAN, IYAN MULYANA, OKTORY PRIAMBADA, AGUS BUDIANTO Pusat Vulkanologi dan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku 5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku G. Wurlali dilihat dari arah selatan, 2008 (Kristianto, 1994) KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Wuarlili Nama Kawah : Natarweru Posisi Geografi administrasi : : 7

Lebih terperinci

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur 4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM G. Kelimutu Nama Nama Lain Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administratif Ketinggian Kota Terdekat : Kelimutu : Keli Mutu, Kawah

Lebih terperinci

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara 7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara G. Dukono dilihat dari sekitar Sungai Muya KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi : Doekono, Dukoko, Dodoekko, Dukoma, Tala, Tolo

Lebih terperinci

7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara

7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara 7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara G. Gamalama dilihat dari arah timur KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rentan akan bencana, diantaranya bencana letusan gunungapi, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Bencana tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS). xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki gunungapi terbanyak di dunia yaitu berkisar 129 gunungapi aktif (Gambar 1.1) atau sekitar 15 % dari seluruh gunungapi yang ada di bumi. Meskipun

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 Novianti INDRASTUTI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama periode Januari April 2009 terdapat 4 gunungapi

Lebih terperinci

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur 4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur (a) Gunungapi Sirung (a) dan kawah (b) (b) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis : Kawah A, Kawah B, dan Kawah D : Strato dengan

Lebih terperinci

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara 6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara Erupsi G. Karangetang 2010 (Prambada, O./PVMBG/2010) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunungapi Siau Nama Kawah : Kawah Utama (Kawah I), Kawah II, Kawah III, Kawah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia Indonesia yang kaya akan wilayah gunung berapi, memiliki potensi panas bumi yang besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber

Lebih terperinci

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur 4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur G. Ili Werung ( PVMBG, 2006) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 08 32'24" LS dan 123 35'24" BT Kec. Atadei, Kab. Lembata,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371

Lebih terperinci

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku 5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku Pulau Gunung Api di utara P. Wetar ditutupi belukar dilihat dari utara (gbr. Kiri) dan dilihat dari barat (gbr. Kanan) (Foto: Lili Sarmili).(2001) KETERANGAN UMUM

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014 \ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat

Lebih terperinci

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR Gunungapi Arjuno - Welirang KETERANGAN UMUM NAMA GUNUNGAPI : Gunung Arjuno-Welirang NAMA LAIN : - NAMA KAWAH : Tilas Geni, Jero, Kembar, Abil, Argopuro, Plupuh, Pasar Dieng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA Nia HAERANI, dkk. Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Erupsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan

Lebih terperinci

G. Raung (Wikipedia,Sep 2005) : Tegal Alun-Alun dan Tegal Brungbung

G. Raung (Wikipedia,Sep 2005) : Tegal Alun-Alun dan Tegal Brungbung G. RAUNG, JAWA TIMUR G. Raung G. Raung (Wikipedia,Sep 2005) KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Utama Nama Kawah Lain : Rawon : Kaldera Raung : Tegal Alun-Alun dan Tegal Brungbung Lokasi a. Geografi Puncak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di dalam wilayah Ring of Fire. Ring

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di dalam wilayah Ring of Fire. Ring BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di dalam wilayah Ring of Fire. Ring of Fire atau disebut juga dengan Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik daerah yang

Lebih terperinci

G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Seulawah Agam, Seulawain Agam, Solawa Agam, Solawaik Agam, Selawadjanten, Goldberg : Kawah Heutsz, Tanah Simpago Lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daerah Penelitian Secara administratif Gunung Lokon terletak di Kota Tomohon, Minahasa, Sulawesi Utara (Gambar 4), lebih kurang 25 Km sebelah Selatan Manado. Secara geografis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan peta jalur lempeng dunia, wilayah Indonesia terletak pada pertemuan lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan Lempeng Pasifik

Lebih terperinci

G. KERINCI, SUMATERA BARAT

G. KERINCI, SUMATERA BARAT G. KERINCI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Peak of Indrapura, G. Gadang, Berapi Kurinci, Korinci Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 1 41'50"LS dan 101 15'52"BT Kabupaten Kerinci, Propinsi

Lebih terperinci

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku 5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku Puncak G. Legatala dilihat dari arah Kampung Lesturu, 1978 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Serua, Sorek Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 6 o 18' Lintang Selatan

Lebih terperinci

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI ARINI ROSA SINENSIS SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) NURUL HUDA 2017 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki

Lebih terperinci

Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa)

Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa) PEMAHAMAN MASYARAKAT PADA PETA KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI IJEN, JAWA TIMUR Imam Santosa Bidang Evaluasi Potensi Bencana Sari Gunungapi Ijen merupakan gunungapi tipe A di Jawa Timur yang sangat aktif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung merapi cukup banyak yang tersebar di seluruh penjuru nusantara meliputi Sumatera, Jawa, dan Irian Jaya. Di Sumatera

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Indonesia adalah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan gunung berapi terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah gunung berapi yang masih aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.

Lebih terperinci

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API Virgian Rahmanda 1215051054 A. Pengertian Letusan Gunung Api Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Geologi

Jenis Bahaya Geologi Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman

Lebih terperinci

BADAN GEOLOGI - ESDM

BADAN GEOLOGI - ESDM Studi Kasus Merapi 2006 : Peranan Pengukuran Deformasi dalam Prediksi Erupsi A. Ratdomopurbo Kepala BPPTK-PVMBG Sosialisasi Bidang Geologi -----------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai.

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenampakan alam di permukaan bumi meliputi wilayah perairan dan daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

G. MARAPI, SUMATERA BARAT

G. MARAPI, SUMATERA BARAT G. MARAPI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Nama Lapangan Solfatara : Merapi, Berapi (Neumann van Padang, 1951, p.22) : Kaldera Bancah (A), Kapundan Tuo (B), Kabun Bungo (C), Kapundan

Lebih terperinci

4.6 G. ANAK RANAKAH, Nusa Tenggara Timur

4.6 G. ANAK RANAKAH, Nusa Tenggara Timur 4.6 G. ANAK RANAKAH, Nusa Tenggara Timur Kubah Lava G. Anak Ranakah (dok. PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namparnos Type : Strato Lokasi a. Geografis : 8 36 22 LS dan 120 32 13 BT b. Administratif :

Lebih terperinci

DANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari.

DANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari. DANAU SEGARA ANAK Danau Segara Anak adalah danau kawah (crater lake) Gunung Rinjani yang berada di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah dengan kondisi geologi yang menarik, karena gugusan kepulauannya diapit oleh tiga lempeng tektonik besar (Triple Junction) yaitu lempeng

Lebih terperinci

G. SUMBING, JAWA TENGAH

G. SUMBING, JAWA TENGAH G. SUMBING, JAWA TENGAH Gunungapi Sumbing KETERANGAN UMUM NAMA GUNUNGAPI : G. Sumbing NAMA LAIN : - NAMA KAWAH : - LOKASI : a. Geografi Puncak : 7 o 23' LS dan 110 o 03'30" BT b. Administrasi : Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki kurang lebih 17.504 buah pulau, 9.634 pulau belum diberi nama dan 6.000 pulau tidak berpenghuni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di ring of fire (Rokhis, 2014). Hal ini berpengaruh terhadap aspek geografis, geologis dan klimatologis. Indonesia

Lebih terperinci

Beda antara lava dan lahar

Beda antara lava dan lahar lahar panas arti : endapan bahan lepas (pasir, kerikil, bongkah batu, dsb) di sekitar lubang kepundan gunung api yg bercampur air panas dr dl kawah (yg keluar ketika gunung meletus); LAHAR kata ini berasal

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PERGERAKAN MAGMA GUNUNG API SOPUTAN BERDASARKAN STUDI SEBARAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK PERIODE MEI 2013 MEI 2014

PENENTUAN LOKASI PERGERAKAN MAGMA GUNUNG API SOPUTAN BERDASARKAN STUDI SEBARAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK PERIODE MEI 2013 MEI 2014 PENENTUAN LOKASI PERGERAKAN MAGMA GUNUNG API SOPUTAN BERDASARKAN STUDI SEBARAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK PERIODE MEI 2013 MEI 2014 Sepry Dawid 1), Ferdy 1), Guntur Pasau 1) 1) Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

G. GUNTUR, JAWA BARAT

G. GUNTUR, JAWA BARAT G. GUNTUR, JAWA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Administratif b Geografi puncak Kota terdekat Ketinggian Tipe Gunungapi Pos Pengamatan a. Lokasi b. Posisi Geografi : Gunung Gede :

Lebih terperinci

GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH BANDA NEIRA DAN HUBUNGANNYA TERHADAP SISTEM PANAS BUMI KEPULAUAN BANDA

GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH BANDA NEIRA DAN HUBUNGANNYA TERHADAP SISTEM PANAS BUMI KEPULAUAN BANDA GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH BANDA NEIRA DAN HUBUNGANNYA TERHADAP SISTEM PANAS BUMI KEPULAUAN BANDA Lano Adhitya Permana, Andri Eko Ari Wibowo, Edy Purwoto Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,

Lebih terperinci

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 Ahmad BASUKI., dkk. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Terjadinya suatu

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 020 Indonesia Telepon : (02) 345 8400 Fax : (02) 345 8500 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 27 Januari 2009 Pada hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara geografis Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng benua Eurasia, lempeng samudra Hindia,

Lebih terperinci