EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008"

Transkripsi

1 EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon terakhir terjadi pada 6 13 Februari 25 berupa letusan abu yang mencapai ketinggian 1m di atas puncak dengan warna asap abu-abu tebal. Status kegiatan vulkanik G. Egon pada saat itu dinaikkan dari Siaga menjadi Awas. Pada tanggal 15 April 28 G. Egon meletus kembali dengan kolom letusan setinggi 4 m, sehingga status kegiatannya dinaikkan menjadi Siaga pada tanggal 15 April 28 pukul 23: WIB. Kegempaan G. Egon dipantau menggunakan Seismograf PS-2 dengan seismometer L4-C yang dioperasikan dengan sistem radio pancar (RTS). Peningkatan kegiatan vulkanik di G. Egon terjadi sejak awal April 28 dengan terekamnya jenis Gempa Vulkanik-Dangkal (VB) sebanyak 15 kejadian pada 3 April 28 dan 22 kejadian gempa pada 4 April 28. Aktivitas ini kemudian diikuti oleh peningkatan jenis gempa permukaan berupa Gempa Hembusan dan Letusan. Selama April 28 terjadi 3 kali letusan abu yang cukup besar pada tanggal 15, 2, dan 24 dengan kecenderungan menurun kekuatannya. Pendahuluan Latar Belakang Gunungapi Egon terletak di Kabupaten Sikka, Pulau Flores bagian timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (Gambar 1). Puncak tertinggi gunungapi ini terletak pada posisi geografi 8 o 4, LS dan 122 o 27, BT (Kusumadinata, 1979). Kota terdekat dari gunung ini adalah Kota Maumere yang merupakan ibu kota Kabupaten Sikka, berjarak sekitar 55 Km di sebelah barat G. Egon. Gunung Egon pernah mengalami peningkatan kegiatan vulkanik pada bulan April 1925 berupa peningkatan kegiatan solfatara di kawah puncak bagian barat dan pada tanggal 28 September 197 terjadi letusan di kawah pusat (van Padang, 1951 dalam Kusumadinata, 1979). Setelah tidak aktif selama 79 tahun, pada 28 Januari 24 tiba-tiba kegiatan vulkanik G.Egon meningkat. Peningkatan kegiatan tersebut berlanjut pada Juli sampai dengan September 24. Setelah tanggal 13 September 24, G. Egon kembali tenang. Gambar 1. Lokasi G. Egon dan gunungapi aktif lainnya di Pulau Flores bagian timur. Hasil pemeriksaan kawah puncak menunjukkan adanya beberapa lubang letusan baru di kawah bagian timur. Letusan berikutnya terjadi lagi pada tanggal 6-13 Februari 25 (Suantika dkk., 25). Sejak 6 Februari 25 status kegiatan G. Egon dinaikkan dari Siaga menjadi Awas. Letusan bulan Juli dan September 24 menghasilkan abu sedangkan Bulletin Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 2, Agustus 28 : 9-17 Hal : 9

2 letusan Februari 25 sudah menghasilkan lontaran material pijar berukuran lapili. Setelah beristirahat sekitar 3 tahun, G. Egon kembali menunjukkan aktivitasnya. Pada tanggal 15 April 28 G. Egon meletus dengan kolom letusan setinggi 4 m, sehingga status kegiatannya dinaikkan menjadi Siaga pada tanggal 15 April 28 pukul 23: WIB. Kegiatan letusan terus berlanjut, pada tanggal 2 dan 24 April 28 kembali meletus dengan tingkat/intensitas kekuatannya lebih kecil dibandingkan dengan letusan pertama. Untuk melihat perkembangan tingkat kegiatannya, perlu dilakukan evaluasi dari beberapa metoda pemantauan yang selama ini dilakukan di G.Egon. Metoda evaluasi yang dilakukan di antaranya adalah metoda pengamatan visual dan seismik. Klasifikasi Gempa Sebelum membahas lebih lanjut kegempaan di G. Egon terlebih dahulu perlu dilakukan standarisasi tentang klasifikasi gempa yang terekam di Pos PGA Egon. Hal ini sangat diperlukan oleh pengamat dan para peneliti agar mempunyai kesamaan dalam mengidentifikasi jenis gempa yang terekam di G. Egon. Gempa Vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh gejala kegiatan gunungapi, misalnya karena kegiatan magma atau gas, pembentukan retakan/rekahan, letusan gunungapi, atau kegiatan hidrotermal. Berdasarkan kedalaman terjadinya gempa dan sifat-sifat gelombangnya, maka gempa vulkanik dikelompokkan menjadi : Gempa Vulkanik-Dalam (VA) Gempa yang mempunyai frekuensi sekitar 4 7Hz dan durasi yang pendek disebut Gempa Vulkanik-Dalam (VA) atau gempa tipe A (Minakami, 1969, dalam Siswowijoyo, 1989). Berdasarkan penyebabnya gempa tipe A dibagi menjadi dua macam, pertama gempa yang disebabkan oleh tekanan dari bawah ke atas saat sebelum terjadi letusan, kedua gempa yang terjadi karena adanya penurunan tekanan sesudah letusan berlangsung. Kedua penyebab gempa tersebut dibedakan dari gerakan awalnya yang terekam dalam seismograf. Ciri-ciri lainnya adalah sebagai berikut : 1. Selisih waktu tiba gelombang P dan S atau (S-P) sampai 5 detik (Gambar 2). 2. Kedalaman sumbernya antara 1 2 km di bawah puncak (kawah) gunungapi. 3. Berdasarkan sifat fisisnya, gempa ini bentuknya mirip dengan Gempa Tektonik- Lokal. Gambar 2. Contoh rekaman analog seismograf PS-2 jenis Gempa Vulkanik-Dalam (VA) G. Egon pada April 28. Gempa Vulkanik-Dangkal (VB) Gempa Vulkanik-Dangkal (VB) atau gempa tipe B sering ditemukan pada gunungapi yang mempunyai tipe letusan Volcano. Yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Gelombang Primer P dan Gelombang Sekunder (S) tidak dapat dibedakan dengan tegas sehingga selisih waktu tiba atau nilai (S-P) sulit ditentukan (Gambar 3). 2. Kedalaman sumbernya kurang atau sama dengan 1km di bawah puncak (kawah). Gambar 3. Contoh rekaman analog seismograf PS-2 jenis Gempa Vulkanik-Dangkal (VB) G. Egon pada April 28. Gempa Letusan Gempa ini berasosiasi atau terjadi karena erupsi gunungapi yang umumnya berlangsung di kawah. Dari rekaman seismograf terlihat bahwa gerakan pertama dari Gempa Letusan adalah up. Dengan kata lain Gempa Letusan Hal : 1 Bulletin Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 2, Agustus 28 : 1-17

3 ditimbulkan oleh mekanisme sebuah sumber tunggal yang positif. Contoh Gempa Letusan yang terekam di G. Egon diperlihatkan pada Gambar 4. Gambar 6. Contoh rekaman analog seismograf PS-2 jenis Gempa Tremor Spasmodik G. Egon pada April 28. Gambar 4. Contoh rekaman analog seismograf PS-2 jenis Gempa Letusan G. Egon pada 15 April 28. Gempa Hembusan Jenis gempa ini mekanismenya hampir sama dengan jenis Gempa Letusan, yang membedakannya adalah kekuatan gempa dan material vulkanik yang terlempar menyertainya. Gempa Hembusan mempunyai kekuatan lebih kecil dibanding Gempa Letusan. Hal ini tercermin dari besaran amplituda dan waktu kejadian gempanya (durasi) (Gambar 5). Peristiwa yang menyertai Gempa Hembusan pada umumnya berupa emisi gas uap air. Gambar 5. Contoh rekaman analog seismograf PS-2 jenis Gempa Hembusan (Hb) G. Egon pada April 28. Tremor Vulkanik Tremor Vulkanik adalah getaran yang terjadi secara terus-menerus dalam kurun waktu beberapa menit atau beberapa jam, yang gerakan awal dan akhirnya tidak jelas. Gempa ini terjadi karena adanya gerakan magma dan gas pada kedalaman yang dangkal serta leleran lava di permukaan. Berdasarkan bentuk gelombang gempanya, Tremor Vulkanik yang terekam di G. Egon adalah Tremor Spasmodik yang bentuknya menerus tidak beraturan (Gambar 6). Rentetan gempa (swarm) Jenis gempa ini ditandai oleh rentetan gempa sejenis tanpa diikuti oleh gempa utama, yang terjadi dalam jumlah relatif banyak pada jangka waktu dan daerah tertentu (Gambar 7). Gambar 7. Contoh rekaman analog seismograf PS-2 jenis gempa rentetan (swarm) G. Egon pada April 28. Gempa Tektonik Gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh pelepasan energi akibat dari aktivitas tektonik berupa patahan ataupun rekahan. Jenis gempa ini memiliki energi yang lebih besar dibanding jenis gempa vulkanik. Berdasarkan lokasi sumber gempanya, jenis gempa tektonik dibagi menjadi Gempa Teleseismik, Gempa Tektonik-Jauh, dan Gempa Tektonik-Lokal. Teleseismik adalah gempa yang jarak sumbernya lebih besar dari 5 Km. Gempa Tektonik-Jauh adalah gempa yang jarak sumbernya antara 1 5 Km. Gempa Tektonik-Lokal adalah gempa yang jarak sumbernya lebih kecil dari 1 Km, termasuk di sekitar gunungapi. Contoh rekaman Gempa Tektonik-Jauh (TJ) dan Tektonik-Lokal (TL) diperlihatkan pada Gambar 8 dan 9. Bulletin Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 2, Agustus 28 : Hal : 11

4 kawah dan sebagian kecil tertiup angin ke arah timur timurlaut. Gambar 8. Contoh rekaman analog seismograf PS-2 jenis Gempa Tektonik-Jauh (TJ) G. Egon pada April 28. Gambar 9. Contoh rekaman analog seismograf PS-2 jenis Gempa Tektonik-Lokal (TL) G. Egon pada April 28. Data Pengamatan Visual Pengamatan secara visual dari pos PGA G.Egon di desa Nangatobong selama bulan April 28, gunung tampak jelas pada pagi dan sore hari, sementara pada siang hari gunung sering tertutup kabut. Hembusan asap kawah berwarna putih tipis, teramati dengan ketinggian berkisar antara 25 5m di atas puncak. Letusan tanggal 15 April 28 menimbulkan gumpalan asap berwarna kelabu dengan ketinggian mencapai 4m di atas puncak. Kegiatan secara visual yang tampak di permukaan pasca letusan 15 April 28, berupa hembusan asap dengan warna bervariasi antara putih tipis hingga putih tebal dengan ketinggian berfluktuasi antara 25 hingga 1m di atas puncak. Abu letusan tertiup angin ke arah baratbaratlaut dari pusat kegiatan hingga mencapai radius 7 Km. Asap kawah tampak berubah warna dan ketinggiannya saat terjadi letusan tanggal 2 dan 24 April 28 menjadi kelabu tebal dan ketinggian masing-masing mencapai 2m dan 85m di atas puncak (Gambar 1). Abu letusan ini umumnya jatuh di sekitar Gambar 1. Letusan G. Egon pada 2 April 28 pukul 7:5:32 WITA dan rekaman seismografnya (atas), dan letusan pada 24 April 28 pukul 6:21:8 WITA dan rekaman seismografnya (bawah) (Foto oleh Kristianto, 24 April 28) Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh letusan tanggal 15 April 28, dilakukan peninjauan lapangan pada tanggal 18 April 28 di sekitar lereng Egon bagian barat. Peninjauan dimulai dengan menelusuri jalan raya yang menghubungkan Desa Egon di Kecamatan Waigete dengan Desa Baokrenget di Kecamatan Mapitara. Pada radius 2 3km arah barat-baratlaut dari G. Egon teramati kerusakan cukup parah pada pohon-pohon yang terdapat di hutan di wilayah tersebut. Pohonpohon di wilayah ini umumnya tumbang tertimpa hujan lumpur yang menempel pada daun dan dahan pohon sehingga ruas jalan Hal : 12 Bulletin Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 2, Agustus 28 : 12-17

5 sepanjang 2km tertutup oleh pohon tumbang dan ranting patah. Pada lokasi dengan koordinat ,9 LS dan ,8 BT ditemukan rebahan ilalang dan pohon pisang berarah baratlaut, diduga adanya tekanan atau dorongan gaya letusan ke arah tersebut (Gambar 11). Sedangkan di Desa Egon Gahar dan Baokrenget yang letaknya 2 Km arah baratdaya G. Egon tidak ditemukan adanya lontaran material lumpur maupun hujan abu. berasal dari dalam kawah G. Egon sebagai awal letusan pada tanggal 15 April 28 yang kemudian diikuti letusan magmatik melemparkan material vulkanik setinggi 4m. Gambar 12. Endapan material lumpur dan batu yang dilontarkan dari kawah Egon menutupi ruas jalan yang menghubungkan Desa Egon ke Desa Baokrenget. Gambar 11. Reruntuhan pohon yang menghalangi jalan (atas), dan ilalang roboh yang umumnya berarah baratlaut. Pada lokasi koordinat ,9 LS dan ,8 BT jalan terputus karena tertutup lumpur sepanjang lk. 4m dengan ketebalan lumpur lk. 7cm dan sebuah batu besar berukuran lk. 1x1x1 m 3 teronggok di tengah jalan (Gambar 12). Lontaran endapan lumpur dan batu besar ini hanya ditemukan pada lokasi tersebut. Lontaran lumpur dan batu tersebut Pengamatan Seismik Pengamatan kegempaan dilakukan di Pos PGA G. Egon di Desa Nangatobong, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka menggunakan seismograf telemetri PS-2 dengan satu seismometer komponen vertikal. Peralatan perekam gempa dipasang di lereng utara G. Egon pada posisi ,9 LS dan ,8 BT, berjarak lebih kurang 4km dari puncak. Bulletin Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 2, Agustus 28 : Hal : 13

6 Selama April 28 terjadi peningkatan jumlah gempa Vulkanik-Dangkal (VB) pada 3 April 28 sebanyak 15 dan 4 April 28 sebanyak 22 kejadian, kemudian jumlah gempa ini kembali meningkat pada 13 April 28 sebanyak 12 kejadian. Jumlah gempa VB ini tampak meningkat lagi pada tanggal 2 dan 23 April 28, setelah terjadi peningkatan jumlah gempa VA secara signifikan pada tanggal April 28 (Gambar 13) /1/28 4/3/28 4/5/28 4/7/28 4/9/28 4/11/28 Tektonik-Jauh 4/13/28 4/15/28 4/17/28 4/19/28 (a) Tektonik-Lokal 4/21/28 4/23/28 4/25/28 4/27/28 4/29/ Vulkanik-Dalam /1/28 4/3/28 4/5/28 4/7/28 4/9/28 4/11/28 4/13/28 4/15/28 4/17/28 4/19/28 4/21/28 4/23/28 4/25/28 4/27/28 4/29/ /1/28 4/3/28 4/5/28 4/7/28 4/9/28 4/11/28 4/13/28 4/15/28 4/17/28 4/19/28 (a) Vulkanik-Dangkal 4/21/28 4/23/28 4/25/28 4/27/28 4/29/28 (b) Gambar 14. Grafik jumlah gempa Tektonik-Jauh (a) dan gempa Tektonik-Lokal (b) selama bulan April /1/28 4/3/28 4/5/28 4/7/28 4/9/28 4/11/28 4/13/28 (b) Gambar 13. Grafik jumlah gempa Vulkanik-Dalam (a) dan gempa Vulkanik-Dangkal (b) selama bulan April 28. Gempa tektonik di sekitar G. Egon didominasi oleh Gempa Tektonik-Jauh, dengan rata-rata 3 (tiga) kejadian perhari. Sedangkan Gempa Tektonik-Lokal relatif kecil, yaitu sekitar 1 (satu) kejadian perhari. Gempa Tektonik-Jauh tampak meningkat pada tanggal 19-2 April 28, dan 2 April 28 masingmasing terekam sebanyak 8 dan 28 kejadian. 4/15/28 4/17/28 4/19/28 4/21/28 4/23/28 4/25/28 4/27/28 4/29/28 Tingkat kejadian Gempa Hembusan di G. Egon cukup tinggi, yaitu rata-rata sekitar 22 kejadian perhari. Pada bulan April 28 Gempa Hembusan meningkat tanggal 3 dan 6 April 28,kemudian meningkat lagi pada tanggal 16 April yang berlanjut sampai tanggal 22 April 28 sebanyak 5 kejadian. Gempa Hembusan terus berlangsung sampai akhir April 28 secara fluktuatif dari kejadian perhari. Gempa Letusan sudah terekam sejak awal April 28, yaitu tanggal 2 April 28 sebanyak 2 dan 3 April 28 5 kejadian. Gempa Letusan yang terekam tergolong kecil, ditandai dengan gerakan awal gempa yang sangat jelas dan amplituda sekitar 13,5 27,5 mm, lama gempanya (durasi) berkisar antara 8 13,5 detik. Gempa letusan yang lebih besar terekam pada tanggal 15 April 28 pukul 22:15: WITA dengan amplituda maksimum 32 mm dan lama gempa 129 detik. Pada 2 April 28 pukul 7:5:32 WITA kembali terekam Gempa Letusan terjadi dengan amplituda maksimum 29mm dan lama gempa 173,5 detik. Pada 24 April 28 pukul 6:21:8 Hal : 14 Bulletin Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 2, Agustus 28 : 14-17

7 WITA terekam Gempa Letusan dengan amplituda maksimum 3,5mm dan lama gempa 1191 detik (Gambar 15). 6 5 Hembusan Energi Kumulatif (erg) 3E+15 3E+15 2E+15 2E+15 1E+15 5E+14 Energi Kumulatif (b) /1/28 4/3/28 4/5/28 4/7/28 4/9/28 4/11/28 4/13/28 4/15/28 (a) 4/17/28 4/19/28 4/21/28 4/23/28 4/25/28 4/27/28 4/29/28 Gambar 16. Grafik amplituda maksimum gempa tremor vulkanik (a) dan energi kumulatif gempa vulkanik (b) selama bulan April /1/28 4/3/28 4/5/28 4/7/28 4/9/28 4/11/28 4/13/28 Letusan 4/15/28 4/17/28 4/19/28 4/21/28 4/23/28 4/25/28 4/27/28 4/29/28 Energi Gempa Vulkanik merangkak naik sejak tanggal 2 April 28. Peningkatan energi gempa vulkanik tampak secara signifikan pada April 28 dengan laju penambahan energi sebesar 1,1 x 1 14 erg. (b) Gambar 15. Grafik jumlah Gempa Hembusan (a) dan Gempa Letusan (b) selama bulan April 28. Tremor Vulkanik terekam sejak awal April 28. Jenis gempa ini terekam tidak menerus dengan amplituda maksimum rata-rata antara,5 8mm. Pada tanggal 15 April 28 simpangan amplituda maksimum getaran tremor ini terekam hingga 19mm. Hingga akhir April 28 amplituda Tremor Vulkanik berfluktuasi dengan kecenderungan penurunan hingga mencapai simpangan peak to peak 3mm (Gambar 16). Amax (mm) Amax Tremor 4/1/28 4/3/28 4/5/28 4/7/28 4/9/28 4/11/28 4/13/28 4/15/28 4/17/28 4/19/28 4/21/28 4/23/28 4/25/28 4/27/28 4/29/28 Evaluasi Peningkatan aktivitas kegempaan G. Egon dalam bulan April 28 ini berlangsung sejak awal bulan April 28, dengan terekamnya jenis Gempa Vulkanik-Dangkal (VB) sebanyak 15 kejadian pada 3 April 28 dan 21 kejadian gempa pada 4 April 28. Hal ini diikuti oleh peningkatan gempa permukaan berupa Gempa Hembusan dan Letusan. Kegiatan ini terus berlanjut dengan terekamnya Gempa Hembusan sebanyak 55 kejadian dan Letusan sebanyak 3 kejadian pada tanggal 6 April 28. Jenis Gempa Vulkanik-Dangkal meningkat kembali, pada tanggal 13 April 28 terekam sebanyak 12 kejadian. Hal ini menunjukkan bahwa suplai magma dari bawah permukaan kembali terjadi. Seiring dengan peningkatan jumlah Gempa Hembusan, amplituda Tremor Vulkanik juga tampak merangkak naik hingga mencapai amplituda maksimum 19mm. Letusan terjadi pada tanggal 15 April 28 pukul 22:15: WITA (Gambar 17). (a) Bulletin Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 2, Agustus 28 : Hal : 15

8 Gambar 17. Rekaman seismograf analog PS-2 letusan G. Egon tanggal 15 April 28 pukul 22:15: WITA. Letusan berlangsung lebih dari 45 menit. Suplai magma ini masih berlanjut dengan terekamnya 24 kejadian Gempa Vulkanik- Dalam dan 4 kejadian Gempa Vulkanik- Dangkal. Kemudian diikuti oleh peningkatan Gempa Hembusan dan Letusan. Dengan didahului oleh peningkatan Gempa Tektonik- Jauh, kembali terjadi letusan pada tanggal 2 April 28 pukul 7:5:32 WITA (Gambar 18). Gambar 18. Rekaman seismograf analog PS-2 letusan G. Egon tanggal 2 April 28 pukul 7:5:32 WITA. Letusan berlangsung sekitar 15 menit. Jenis Gempa Vulkanik-Dangkal terekam masih cukup tinggi, yaitu pada tanggal April 28 terekam sebanyak 6 dan 17 kejadian. Hal ini diikuti oleh Gempa Hembusan yang terekam antara 2 5 kejadian perhari dan letusan pada tanggal 24 April 28 pukul 6:21:8 WITA setinggi 85m di atas puncak (Gambar 19). Secara kegempaan aktivitas vulkanik G.Egon cenderung berada di dekat permukaan kawah, yang tampak dari rekaman Gempa Vulkanik-Dangkal rata-rata terjadi 7 kejadian perhari. Hal ini tampak juga pada tingkat kejadian Gempa Hembusan pasca letusan 15 April 28 rata-rata terjadi 3 kejadian perhari, serta Tremor Vulkanik tidak menerus dengan amplituda maksimum antara,5 1,5mm. Manifestasi yang tampak secara visual adalah berupa hembusan asap kawah berwarna putih tipis tebal dengan ketinggian berfluktuasi antara 25 1m. Dengan melihat beberapa fenomena tersebut menunjukkan bahwa sistem suplai magma ke permukaan saat ini merupakan sistem yang terbuka (open system). Pasca letusan tanggal 15 April 28 masih diikuti oleh 2 (dua) kali letusan pada tanggal 2 dan 24 April 28 dengan tingkat kekuatan, tinggi asap, dan lama letusan yang lebih kecil dibandingkan letusan pertama. Hal ini menunjukkan adanya penurunan suplai energi dari bawah permukaan, yang tampak dari tingkat kejadian jumlah Gempa Vulkanik- Dalam. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan untuk kembali terjadi letusan, karena suplai magma hingga saat ini masih berlangsung. Kesimpulan Peningkatan aktivitas vulkanik G. Egon, secara kegempaan teramati sejak awal April 28 dan mencapai puncaknya pada tanggal 15 April 28. Hingga akhir April 28 secara fluktuatif terjadi kecenderungan penurunan. Berdasarkan pengamatan visual, kegiatan letusan G. Egon hingga akhir bulan April 28 cenderung mengalami penurunan aktivitas. Asap kawah putih tipis terlihat di ketinggian 25 5m di atas puncak. Gambar 19. Rekaman seismograf analog PS-2 letusan G. Egon tanggal 24 April 28 pukul 6:21:8 WITA. Letusan berlangsung lebih dari 7 menit. Hal : 16 Bulletin Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 2, Agustus 28 : 16-17

9 Daftar Pustaka Kusumadinata, K. dkk, Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat Vulkanologi. Suantika G. dkk., Laporan Tanggap Darurat Letusan G. Egon Juni 25, Arsip Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Oktober 25. Siswowidjoyo, S., 1989, Seismicity and Other Phenomena Associated with the Eruption of Galunggung Volcano in West Java, Indonesia, in 1982/1983 and their Volcanological Implications, Bull. of Int. Inst. of Seis. and Earthq. Eng., p Bulletin Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 2, Agustus 28 : Hal : 17

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur 4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi : Strato dengan kubah lava Lokasi

Lebih terperinci

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009 KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 009 Estu KRISWATI dan Oktory PRAMBADA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Jalan Diponegoro

Lebih terperinci

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara 7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara G. Ibu dilihat dari Kampung Duono, 2008 KETERANGAN UMUM Lokasi a. Geografi b. Adminstrasi : : 1 29' LS dan 127 38' BT Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Prop.

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 ESTU KRISWATI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pada periode April Juni 2008, tiga gunungapi yang sebelumnya

Lebih terperinci

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

ERUPSI G. SOPUTAN 2007 ERUPSI G. SOPUTAN 2007 AGUS SOLIHIN 1 dan AHMAD BASUKI 2 1 ) Penyelidik Bumi Muda di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi 2 ) Penganalisis Seismik di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi

Lebih terperinci

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur 4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi

Lebih terperinci

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 4122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 1295 Telepon: 22-7212834, 5228424, 21-5228371

Lebih terperinci

Telepon: , , Faksimili: ,

Telepon: , , Faksimili: , KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 1 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 9 JAKARTA 195 Telepon: -713, 5,1-5371 Faksimile: -71, 1-537 E-mail:

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 Kushendratno Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Selama periode Mei Agustus 2009 terdapat 4 gunungapi berstatus

Lebih terperinci

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur 4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur Puncak G. Rokatenda dilihat dari laut arah selatan P. Palue (Agustus 2008) KETERANGAN UMUM Nama : G. Rokatenda Nama Kawah : Ada dua buah kawah dan tiga buah kubah

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 KRISTIANTO, HANIK HUMAIDA, KUSHENDRATNO, SAPARI DWIYONO Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Jl. Diponegoro No. 57 Bandung, 40122 Sari

Lebih terperinci

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara 7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Gunungapi Soputan Geomorfologi Gunungapi Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi (Gambar 2.1) yaitu : 1. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur 4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur G. Egon, NTT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namang Kawah : Kawah di bagian puncaknya, berukuran 525 m x 425 m, dengan kedalaman antara 47,5 m - 195 m, tebing yang tinggi

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 ESTU KRISWATI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama Januari - Maret 2008 terdapat 2 gunungapi berstatus Siaga (level 3) dan 11

Lebih terperinci

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Puet Sague, Puet Sagu atau Ampat Sagi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 4 55,5 Lintang Utara dan 96 20 Bujur Timur Kabupaten

Lebih terperinci

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007 AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 44 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Pembacaan Rekaman Gelombang gempa Metode geofisika yang digunakan adalah metode pembacaan rekaman gelombang gempa. Metode ini merupakaan pembacaan dari alat yang

Lebih terperinci

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur 4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan peta jalur lempeng dunia, wilayah Indonesia terletak pada pertemuan lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan Lempeng Pasifik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah dengan kondisi geologi yang menarik, karena gugusan kepulauannya diapit oleh tiga lempeng tektonik besar (Triple Junction) yaitu lempeng

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur 4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur Komplek G. Inie Lika dengan latar depan Kota Bajawa (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah : Inielika, Koek Peak : Strato : Wolo Inielika;

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

G. TALANG, SUMATERA BARAT

G. TALANG, SUMATERA BARAT G. TALANG, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Talang, Salasi, Sulasih : Danau Talang dan Danau Kecil Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 58'42" LS dan 1 4'46"BT Kecamatan Kota

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 Novianti INDRASTUTI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama periode Januari April 2009 terdapat 4 gunungapi

Lebih terperinci

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 Ahmad BASUKI., dkk. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Terjadinya suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Objek Penelitian Berdasarkan bentuk morfologinya, puncak Gunung Lokon berdampingan dengan puncak Gunung Empung dengan jarak antara keduanya 2,3 km, sehingga merupakan

Lebih terperinci

Pertumbuhan Retakan Pada Peningkatan Aktivitas Gunung Egon, Nusa Tenggara Timur Periode Desember 2015 Januari 2016

Pertumbuhan Retakan Pada Peningkatan Aktivitas Gunung Egon, Nusa Tenggara Timur Periode Desember 2015 Januari 2016 JLBG JURNAL LINGKUNGAN DAN BENCANA GEOLOGI Journal of Environment and Geological Hazards ISSN: 2086-7794, e-issn: 2502-8804 Akreditasi LIPI No. 692/AU/P2MI-LIPI/07/2015 e-mail: jlbg_geo@yahoo.com - http://jlbg.geologi.esdm.go.id/index.php/jlbg

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dari data deformasi dengan survei GPS dan data seismik. Parameter

Lebih terperinci

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur 4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur (a) Gunungapi Sirung (a) dan kawah (b) (b) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis : Kawah A, Kawah B, dan Kawah D : Strato dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas vulkanisme dapat mengakibatkan bentuk bencana alam yang menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara (Hariyanto, 1999:14) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS). xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki gunungapi terbanyak di dunia yaitu berkisar 129 gunungapi aktif (Gambar 1.1) atau sekitar 15 % dari seluruh gunungapi yang ada di bumi. Meskipun

Lebih terperinci

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah 6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah (a) (b) Erupsi G. Colo 1983 (a), Lapangan fumarola, di selatan danau kawah G. Colo (b) KETERANGAN UMUM Nama : G. Colo Nama Lain : - Lokasi Geografi Administratif

Lebih terperinci

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur 4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur G. Ili Werung ( PVMBG, 2006) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 08 32'24" LS dan 123 35'24" BT Kec. Atadei, Kab. Lembata,

Lebih terperinci

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA 6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA G. Ambang (Kunrat, S. L. /PVMBG/2007) KETERANGAN UMUM Nama : G. Ambang Nama Lain : - Nama Kawah : Kawah Muayat, Kawah Moyayat Lokasi : a. Geografi : 0 o 44' 30" LU dan 124

Lebih terperinci

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku 5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rentan akan bencana, diantaranya bencana letusan gunungapi, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Bencana tidak

Lebih terperinci

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur 4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Nama Lain : Pulu Komba, Pulu Kambing II, Pulu Betah Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administrasi : Batutara terletak di pulau berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyaknya parameter dan banyaknya jenis mekanisme sumber yang belum diketahui secara pasti, dimana parameter tersebut ikut mempengaruhi pola erupsi dan waktu erupsi

Lebih terperinci

Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 09 Oktober 2009

Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 09 Oktober 2009 Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 9 Oktober 29 Arif Rahman Hakim 1, Hairunisa 2 1,2 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima 1 arifrahmanhakim5@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

ANALISIS SINYAL SEISMIK UNTUK MENGETAHUI PROSES INTERNAL GUNUNG IJEN JAWA TIMUR

ANALISIS SINYAL SEISMIK UNTUK MENGETAHUI PROSES INTERNAL GUNUNG IJEN JAWA TIMUR ANALISIS SINYAL SEISMIK UNTUK MENGETAHUI PROSES INTERNAL GUNUNG IJEN JAWA TIMUR Oleh: Akhmad Jufriadi 1, Sukir Maryanto, Adi Susilo, B. Heri Purwanto 3, M.Hendrasto 4 ABSTRAK: Aktivitas Gunung Ijen pada

Lebih terperinci

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara 6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi Ketinggian Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Mahawoe, Roemengas : Mahawu, Wagio, Mawuas : Kota Tomohon, Sulawesi

Lebih terperinci

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur 4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur Gunungapi Ebulobo (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah Lokasi Geografis Administratif Ketinggian Tipe Gununapi Kota Terdekat Pos Pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, untuk mengetahu tingkat aktivitas kegempaan gununng Guntur dilakuakn dengan menggunakan metode seismik. Metode ini memanfaatkan

Lebih terperinci

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara 7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gamkunora, Gammacanore Nama Kawah : Kawah A, B, C, dan D. Lokasi a. Geografi b. Administrasi : : 1º 22 30" LU dan 127º 3' 00" Kab.

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 020 Indonesia Telepon : (02) 345 8400 Fax : (02) 345 8500 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 27 Januari 2009 Pada hari

Lebih terperinci

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur 4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Morfologi puncak G. Inerie (sumber PVMBG) Nama Lain Tipe Gunungapi : Ineri, Rokkapiek : Strato dengan bentuk kerucut sempurna Lokasi Geografis Administratif

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xv DAFTAR

Lebih terperinci

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM)

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) ERUPSI G. KARANGETANG 7 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) CECEP SULAEMAN, IYAN MULYANA, OKTORY PRIAMBADA, AGUS BUDIANTO Pusat Vulkanologi dan

Lebih terperinci

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur 4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM G. Kelimutu Nama Nama Lain Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administratif Ketinggian Kota Terdekat : Kelimutu : Keli Mutu, Kawah

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA Nia HAERANI, dkk. Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Erupsi

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara 6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara Gunungapi Soputan, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Kawah : Soputan, K1 dan K2 Lokasi : a.koordinat b. Geografi : : 01 o 06 30 LU dan 124 o 43 BT Kec. Tombatu, Minahasa,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371

Lebih terperinci

KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008

KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008 KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008 DEVY K. SYAHBANA, GEDE SUANTIKA Bidang Pengamatan Gempabumi dan Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada periode bulan

Lebih terperinci

ANALISIS SINYAL SEISMIK TREMOR HARMONIK DAN TREMOR SPASMODIK GUNUNGAPI SEMERU, JAWA TIMUR INDONESIA

ANALISIS SINYAL SEISMIK TREMOR HARMONIK DAN TREMOR SPASMODIK GUNUNGAPI SEMERU, JAWA TIMUR INDONESIA ANALISIS SINYAL SEISMIK TREMOR HARMONIK DAN TREMOR SPASMODIK GUNUNGAPI SEMERU, JAWA TIMUR INDONESIA Arin Wildani 1, Sukir Maryanto 2, Adi Susilo 3 1 Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Islam

Lebih terperinci

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku 5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku G. Wurlali dilihat dari arah selatan, 2008 (Kristianto, 1994) KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Wuarlili Nama Kawah : Natarweru Posisi Geografi administrasi : : 7

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 020 Indonesia Telepon : (02) 345 8400 Fax : (02) 345 8500 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Jum at, 30 Januari 2009 Pada hari

Lebih terperinci

G. SUNDORO, JAWA TENGAH

G. SUNDORO, JAWA TENGAH G. SUNDORO, JAWA TENGAH KETERANGAN UMUM Nama Lain : Sindoro, Sendoro Nama Kawah : 1. Kawah Puncak : Segoro Wedi (Z1), Segoro Banjaran (Z2,Z3 dan Z4), Kawah Kawah Barat, Kawah Timur, Gua Walet Utara (K1),

Lebih terperinci

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara 7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara G. Dukono dilihat dari sekitar Sungai Muya KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi : Doekono, Dukoko, Dodoekko, Dukoma, Tala, Tolo

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 020 Indonesia Telepon : (02) 345 8400 Fax : (02) 345 8500 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 25 Januari 2009 Pada hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara geografis Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng benua Eurasia, lempeng samudra Hindia,

Lebih terperinci

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia a. Banjir dan Kekeringan Bencana yang sering melanda negara kita adalah banjir dan tanah longsor pada musim hujan serta kekeringan pada musim kemarau. Banjir merupakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 52 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Distribusi Hiposenter Gempa dan Mekanisme Vulkanik Pada persebaran hiposenter Gunung Sinabung (gambar 31), persebaran hiposenter untuk gempa vulkanik sangat terlihat adanya

Lebih terperinci

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku 5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku Pulau Gunung Api di utara P. Wetar ditutupi belukar dilihat dari utara (gbr. Kiri) dan dilihat dari barat (gbr. Kanan) (Foto: Lili Sarmili).(2001) KETERANGAN UMUM

Lebih terperinci

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No. 2 Agustus 2013: Ugan Boyson Saing, Ony K. Suganda, Iyan Mulyana, dan Ahmad Basuki

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No. 2 Agustus 2013: Ugan Boyson Saing, Ony K. Suganda, Iyan Mulyana, dan Ahmad Basuki Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No. 2 Agustus 2013: 101-116 Prekursor peningkatan kegiatan Gunung Tangkubanparahu pada Agustus September 2012 Increased activity Tangkubanparahu volcano precursor

Lebih terperinci

Gejala awal letusan Gunung Lokon Februari Maret 2012 Precursor of the eruption of Mount Lokon February March 2012

Gejala awal letusan Gunung Lokon Februari Maret 2012 Precursor of the eruption of Mount Lokon February March 2012 Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 3 No. 3 Desember 2012: 151-168 Gejala awal letusan Gunung Lokon Februari 2011 - Maret 2012 Precursor of the eruption of Mount Lokon February 2011 - March 2012

Lebih terperinci

Gempa mikro sebagai indikasi amblesnya Kawah Tompaluan, Gunung Lokon, Sulawesi Utara

Gempa mikro sebagai indikasi amblesnya Kawah Tompaluan, Gunung Lokon, Sulawesi Utara Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 1 April 2010: 1-10 Gempa mikro sebagai indikasi amblesnya Kawah Tompaluan, Gunung Lokon, Sulawesi Utara SR. Wittiri 1 dan Nia Haerani 2 1 Sekretariat Badan

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PERGERAKAN MAGMA GUNUNG API SOPUTAN BERDASARKAN STUDI SEBARAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK PERIODE MEI 2013 MEI 2014

PENENTUAN LOKASI PERGERAKAN MAGMA GUNUNG API SOPUTAN BERDASARKAN STUDI SEBARAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK PERIODE MEI 2013 MEI 2014 PENENTUAN LOKASI PERGERAKAN MAGMA GUNUNG API SOPUTAN BERDASARKAN STUDI SEBARAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK PERIODE MEI 2013 MEI 2014 Sepry Dawid 1), Ferdy 1), Guntur Pasau 1) 1) Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Indonesia adalah negara

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. dan mampu dicatat oleh seismograf (Hendrajaya dan Bijaksana, 1990).

III. TEORI DASAR. dan mampu dicatat oleh seismograf (Hendrajaya dan Bijaksana, 1990). 17 III. TEORI DASAR 3.1. Gelombang Seismik Gelombang adalah perambatan suatu energi, yang mampu memindahkan partikel ke tempat lain sesuai dengan arah perambatannya (Tjia, 1993). Gerak gelombang adalah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.1.1 Lokasi Kompleks Gunung Guntur

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.1.1 Lokasi Kompleks Gunung Guntur Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.1.1 Lokasi Kompleks Gunung Guntur Daerah penelitian meliputi Kompleks Gunung Guntur terdiri dari Kaldera Pangkalan atau Kamojang, Kaldera Gandapura, dan puncak-puncak

Lebih terperinci

G. MARAPI, SUMATERA BARAT

G. MARAPI, SUMATERA BARAT G. MARAPI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Nama Lapangan Solfatara : Merapi, Berapi (Neumann van Padang, 1951, p.22) : Kaldera Bancah (A), Kapundan Tuo (B), Kabun Bungo (C), Kapundan

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 80 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan

Lebih terperinci

Bab IV Kegempaan dan Cakupan Sinar Gelombang di Kompleks Gunung Guntur

Bab IV Kegempaan dan Cakupan Sinar Gelombang di Kompleks Gunung Guntur Bab IV Kegempaan dan Cakupan Sinar Gelombang di Kompleks Gunung Guntur IV.1 Seismisitas Gunung Guntur Seismisitas atau kegempaan Gunung Guntur diamati secara menerus dari Pos Pengamatan Gunungapi Guntur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE SEISMIK Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini memanfaatkan perambatan gelombang yang melewati bumi. Gelombang yang dirambatkannya berasal

Lebih terperinci

G. KERINCI, SUMATERA BARAT

G. KERINCI, SUMATERA BARAT G. KERINCI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Peak of Indrapura, G. Gadang, Berapi Kurinci, Korinci Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 1 41'50"LS dan 101 15'52"BT Kabupaten Kerinci, Propinsi

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 01 Januari 2009 Pada Hari

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Sebaran gunung lumpur di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Istadi dkk, 2009).

Gambar 1.1. Sebaran gunung lumpur di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Istadi dkk, 2009). 1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Mud volcano (Gunung lumpur) adalah fenomena keluarnya material lumpur yang bercampur dengan air dan gas dari bawah permukaan melalui suatu patahan atau rekahan

Lebih terperinci

.4. G. LOKON, Sulawesi Utara

.4. G. LOKON, Sulawesi Utara .4. G. LOKON, Sulawesi Utara Komplek G. Lokon (G. Lokon, Kawah Tompaluan dan G.Empung), dilihat dari puncak G.Mahawu) (PVMBG, 2009) KETERANGAN UMUM Nama Kawah Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi

Lebih terperinci

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunung Tutong, Boer Moetelong, G. Telong Lokasi A. Geografis Puncak : 4 o 38'47" - 4 o 88'32" Lintang Utara dan 96 o 44'42" - 96 o

Lebih terperinci

Efek Gempa Vulkanik Gunung Api Gamalama Ternate Terhadap Kondisi Sosial

Efek Gempa Vulkanik Gunung Api Gamalama Ternate Terhadap Kondisi Sosial Efek Gempa Vulkanik Gunung Api Gamalama Ternate Terhadap Kondisi Sosial Alwi La Masinu Program Studi Pendidikan Geografi STKIP Kie Raha Ternate ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis gempa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daerah Penelitian Secara administratif Gunung Lokon terletak di Kota Tomohon, Minahasa, Sulawesi Utara (Gambar 4), lebih kurang 25 Km sebelah Selatan Manado. Secara geografis

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku 5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku Puncak G. Legatala dilihat dari arah Kampung Lesturu, 1978 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Serua, Sorek Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 6 o 18' Lintang Selatan

Lebih terperinci

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH III Jl. Raya Tuban, Kuta, Bali 80361 Website : bbmkg3@bmkg.go.id Fax : (0361) 757975 Telp : (0361) 751122 LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS

Lebih terperinci

Model Erupsi Gunung Bromo di Jawa Timur pada Tahun Eruption model of Bromo Volcano, East Java, in the year

Model Erupsi Gunung Bromo di Jawa Timur pada Tahun Eruption model of Bromo Volcano, East Java, in the year Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 3 No. 1 April 2012: 41-55 Model Erupsi Gunung Bromo di Jawa Timur pada Tahun 2010 2011 Eruption model of Bromo Volcano, East Java, in the year 2010-2011 Akhmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah Negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan dari flora dan faunanya, serta kekayaan dari hasil tambangnya. Hamparan bumi Indonesia

Lebih terperinci

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu. G. KABA, BENGKULU KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kaaba Nama Kawah : Terdapat 8 kawah di puncak, masing-masing a.l : (Gbr.1) Kaba Lama, Kaba Baru, Sumur letusan 1940 Kawah Baru, Vogelsang I, lubang letusan

Lebih terperinci

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara 6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan

Lebih terperinci