4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur"

Transkripsi

1 4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur G. Egon, NTT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namang Kawah : Kawah di bagian puncaknya, berukuran 525 m x 425 m, dengan kedalaman antara 47,5 m m, tebing yang tinggi terletak di bagian utara, sedangkan yang terendah di bagian barat. Tipe Gunungapi : Tipe A, Strato Lokasi Geografi : 8 40" Lintang Selatan dan ' Bujur Timur Lokasi Administratif : Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur Ketinggian : 1703 m dpl Kota Terdekat : Maumere Pos Pengamatan : Desa Nangatobong, Kec. Waigete, Kab. Sikka ( 08 o 36 50,36 LS, 122 o 26 30,40 BT, Tinggi 75 m dpl) PENDAHULUAN Cara Mencapai Puncak Dapat dicapai dari Pos Pengamatan G. Egon yang berada di desa Nangatobong, Kecamatan Waigete dengan menggunakan kendaraan bermotor menuju daerah Andalan di Desa Bridit. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati jalan setapak menuju puncak dengan lama perjalanan lebih kurang 3 jam. 1

2 G. Egon Peta Lokasi G. Egon Inventarisasi Sumber Daya Gunungapi Sumber daya gunungapi nampak pada penyulingan uap panas bumi secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan air minum yang berlokasi di Desa Kosokaja, Rokirole, Nitunglea Kecamatan Palue. Wisata G. Egon telah menjadi tujuan wisata Landscape (Eko-Wisata) yang ditawarkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Sika selain Gunungapi Kimangbuleng. SEJARAH LETUSAN Menurut Sapper (1927) antara dan pada 1892 terlihat adanya asap di puncak. Kemudian Newman van Padang (1951), mencatat 2 (dua) kali peningkatan kegiatan vulkanik yaitu pada tanggal 28 September 1907 terjadi erupsi di kawah pusat dan pada tahun 1925 terjadi semburan solfatara di kawah puncak bagian barat. Setelah 79 tahun tidak pernah menunjukkan peningkatan kegiatan vulkaniknya, maka pada awal tahun 2004 Gunungapi Egon kembali meletus. Karakter erupsi G. Egon dilihat dari sejarah erupsinya adalah eksplosif yang berlangsung lebih dari satu kali dalam satu periode erupsi dengan material erupsi berupa abu, lapili, dan bom vulkanik. 2

3 WAKTU KETERANGAN 28 Januari 2004 Kegiatan erupsi diawali oleh erupsi abu terjadi pada pukul 22:00 WITA. Kolom abu erupsi berwarna hitam mencapai ketinggian hingga 5000 meter diatas puncak. Abu erupsi jatuh ke arah selatan dan tenggara G. Egon sejauh 7 km. Ketebalan abu di puncak mencapai cm dan pada radius 7 km dari puncak ketebalannya kurang dari 1 mm. 29 Januari 2004 Erupsi susulan disertai suara gemuruh berlangsung sebanyak 2 kali. 31 Januari 2004 Kembali terdengar suara gemuruh pada malam hari. 03 Juli 2004 Erupsi yang disertai suara gemuruh kuat terjadi pada pukul 19:30 WITA didahului oleh kemunculan gempa vulkanik pada bulan Juni 2004 rata-rata 1 kali VA setiap hari. Gempa-gempa ini direkam oleh siesmograf HOSAKA sistem kabel yang mempunyai pembesaran sekitar kali. Seismometer dipasang di Pos PGA yang berjarak sekitar 7 km dari puncak. 25 Juli 2004 Erupsi bersifat eksplosif terjadi pada pukul pada pukul 22:00 WITA. Kolom abu erupsi berwarna hitam mencapai ketinggian hingga meter diatas puncak. Abu erupsi jatuh ke arah barat laut dan utara G. Egon sejauh 8 km. Erupsi disertai suara gemuruh kuat terdengar sampai ke Desa Nangatobong yang berjarak sekitar 7 km dari puncak. Gempa erupsi yang terekam mempunyai amplituda maksimum 35 mm, lama gempa sekitar 30 menit. 02 September 2004 Erupsi abu terjadi pada pukul 17:59 WITA. Kolom abu erupsi mencapai ketinggian hingga 1000 meter diatas puncak. Kepulan kolom asap condong ke arah barat dan baratdaya G. Egon. 04 September 2004 Erupsi abu terjadi pada pukul 12:01 WITA. Kolom abu erupsi mencapai ketinggian hingga 2500 meter diatas puncak. Kepulan kolom asap condong ke arah barat dan baratdaya G. Egon. 06 September 2004 Erupsi abu terjadi pada pukul 20:59 WITA. Kolom abu erupsi mencapai ketinggian hingga 1000 meter diatas puncak. Kepulan kolom asap condong ke arah barat, selatan, dan timur G. Egon. Endapan abu erupsi di Pos PGA mencapai ketebalan 0,5 mm 09 September 2004 Erupsi berlangsung dari pukul 18:00-18:30 WITA. Kolom abu erupsi berwarna kelabu sangat tebal bergumpal-gumpal mencapai ketinggian hingga 5000 meter diatas puncak. Kepulan kolom asap condong ke arah utara, barat, baratlaut, dan selatan G. Egon. Erupsi disertai gemuruh yang menggetarkan kaca jendela rumah-rumah penduduk yang berada pada radius sekitar 30 km dari pusat erupsi. Material erupsi berukuran lapili dan bom tampak jatuh di sekitar puncak yang mengakibatkan kebakaran hutan di lereng bagian barat. Hujan abu mencapai jarak sekitar 70 km ke arah barat termasuk Kota Maumere dan sekitarnya. 3

4 10 September 2004 Erupsi terjadi 2 (dua) kali pada pukul 15:54 WITA dan pukul 16:17 WITA. Kolom abu erupsi berwarna putih kelabu tebal mencapai ketinggian masingmasing hingga sekitar 3000 meter diatas puncak. Kepulan kolom asap condong ke arah utara dan baratdaya G. Egon. Erupsi ini tidak terdengar suara dentuman. 11 September 2004 Erupsi terjadi pada pukul 12:25 WITA. Kolom abu erupsi berwarna putih kelabu mencapai ketinggian sekitar 2000 meter diatas puncak. Kepulan kolom asap condong ke arah barat dan baratlaut G. Egon. Erupsi ini disertai suara gemuruh dan dentuman yang terdengar hingga jarak 5 km. 12 September 2004 Erupsi terjadi mulai pukul 08:05-08:20 WITA. Kolom abu erupsi berwarna putih kelabu mencapai ketinggian sekitar 2000 meter diatas puncak. Kepulan kolom asap condong ke arah barat dan utara G. Egon. Erupsi ini disertai suara gemuruh dan dentuman yang terdengar hingga jarak 4 km. Abu erupsi sampai ke Kota Maumere. 11 September 2004 Erupsi terjadi mulai pukul 12:21-13:05 WITA. Kolom abu erupsi berwarna putih kelabu mencapai ketinggian sekitar 2500 meter diatas puncak. Kepulan kolom asap condong ke arah barat dan baratlaut G. Egon. Erupsi ini disertai suara dentuman yang terdengar hingga ke Pos PGA. Dampak dari erupsi sepanjang bulan September ini menyebabkan bandar udara Wai Oti, Maumere ditutup selama 1 minggu, akibat dari landasan bandara tertutup abu yang tebal. 06 Februari 2005 Erupsi terjadi mulai pukul 01:03:07 WITA. Kolom abu erupsi berwarna hitam kelabu mencapai ketinggian sekitar 1000 meter diatas puncak. Erupsi ini disertai suara gemuruh yang keras terdengar di Pos PGA. Material erupsi berupa abu, lapili, dan bom-bom vulkanik. Abu dan lapili jatuh menyebar di lereng selatan di Desa Hale dan Desa Hebing. Bom vulkanik terlihat pada malam hari sebagai lontaran material pijar yang jatuh di sekitar puncak. Amplitudo gempa erupsi 30 mm dan lama gempa sekitar 945 detik. 07 Februari 2005 Erupsi terjadi mulai pukul 13:20:20 WITA. Kolom abu erupsi tidak teramati karena tertutup kabut. Erupsi ini disertai suara gemuruh sedang. Gas belerang tercium sangat tajam di lereng selatan gunungapi Egon (Desa Hale dan Desa Hebing). Material erupsi berupa abu jatuh menyebar di lereng selatan. Amplitudo gempa erupsi 30 mm dan lama gempa sekitar 557 detik. 11 Februari 2005 Erupsi terjadi mulai pukul 22:14:58 WITA. Kolom abu erupsi hitam tebal mengepul kuat mencapai ketinggian hingga sekitar 1000 meter. Erupsi ini disertai suara gemuruh agak keras Material erupsi berupa abu, lapili, dan bom-bom vulkanik. Abu dan lapili jatuh menyebar di lereng selatan di Desa Hale, Desa Hebing, dan Desa Natakoli. Bom vulkanik terlihat pada malam hari sebagai lontaran material pijar yang jatuh di sekitar puncak. Amplitudo gempa erupsi 31 mm dan lama gempa sekitar 1200 detik. 13 Februari 2005 Erupsi terjadi mulai pukul 07:19:48 WITA. Kolo abu erupsi putih tebal keabuan mengepul kuat mencapai ketinggian hingga sekitar 1000 meter. Erupsi ini disertai suara gemuruh agak keras. Material erupsi berupa abu jatuh menyebar di lereng utara di Desa Egon dan Desa Nangatobong. Amplitudo gempa erupsi 30 mm dan lama gempa sekitar 960 detik. 17 Februari 2005 Erupsi terjadi pukul 18:32:50 WITA. Kolom abu erupsi tidak teramati karena tertutup kabut. Erupsi ini disertai suara gemuruh sedang. Amplitudo gempa erupsi 30 mm dan lama gempa sekitar 345 detik. 4

5 15 April 2008 Terjadi erupsi mulai pukul 22:15 WITA. Kolom abu erupsi putih tebal keabuan mengepul kuat mencapai ketinggian hingga sekitar 4000 meter. Erupsi ini disertai suara gemuruh agak keras. Material erupsi berupa abu jatuh menyebar di lereng barat, baratlaut dan baratdaya di Desa Blidit, Desa Egon, Desa Egon Gahar dan Desa Nangatobong. 20 April 2008 Terjadi erupsi mulai pukul 07:50 WITA. Kolom abu erupsi putih tebal keabuan mengepul kuat mencapai ketinggian hingga sekitar 2000 meter. Erupsi ini disertai suara gemuruh agak keras. Material erupsi berupa abu jatuh menyebar di lereng timur dan utara di Desa Blidit, Desa Egon, dan Desa Nangatobong. 24 April 2008 Terjadi erupsi mulai pukul 06:21 WITA. Kolom abu erupsi putih tebal keabuan mengepul kuat mencapai ketinggian hingga sekitar 800 meter. Erupsi ini disertai suara gemuruh agak keras. Material erupsi berupa abu jatuh menyebar di lereng barat di Desa Blidit. GEOLOGI Erupsi G. Egon 20 April 2008 Morfologi Berdasarkan hasil analisis foto udara maupun peta topografi, morfologi daerah penelitian dapat dibagi menjadi beberapa satuan morfologi yaitu : 1. Satuan morfologi perbukitan hasil gunungapi tua; 2. Satuan morfologi tubuh Gunungapi Egon; 3. Satuan morfologi lereng Gunungapi Egon; 4. Satuan morfologi puncak Gunungapi Egon. 5

6 Morfologi G. Egon (kiri) dan Morfologi Gunungapi Tua (G. Bau dan G. Meak), (kanan) G. Egon tumbuh dalam zona graben. Morfologi graben ini nampak jelas terlihat dari puncak Egon. Dinding-dinding sesar di bagian barat dan timur merupakan batas pemisah antara morfologi tubuh dan lereng G. Egon dengan morfologi perbukitan hasil gunungapi tua. Stratigrafi Stratigrafi G. Egon dan sekitarnya berdasarkan kontak litologi, azas pemotongan batuan dan sumber dari masing-masing produk. Dari tua ke muda dapat dipisahkan menjadi tiga kelompok vulkanik utama (lihat Peta Geologi dalam kantong) yaitu : 1. Endapan Pra Egon 2. Endapan Gunungapi Egon Tua 3. Endapan Gunungapi Egon Muda Struktur Geologi Struktur geologi yang berkembang adalah sesar normal yang berarah baratlaut-tenggara yag membentuk gawir sesar dan ditandai adanya mata air panas di Desa Bridit pada jalur sesar tersebut. Diduga sesar normal tersebut muncul sebelum aktifitas vulkanik G. Egon. Dan setelah kemunculan sesar, produk Egon Tua maupun Egon Muda mengisi graben yang terbentuk di antara dua zona sesar barat dan timur. Diperkirakan sesar-sesar tersebut masih aktif hingga saat ini. Selain kelurusan struktur yang berarah baratdaya-timur laut, juga terdapat kelurusan struktur yang berarah baratlaut-tenggara. 6

7 Struktur yang berkembang di puncak merupakan struktur lokal yang membentuk depresi lokal di sekitar dinding kawah yang dipengaruhi oleh circular fracture di dinding kawah utama. Selain struktur kawah yang dipengaruhi circular fracture, juga berkembang struktur celah yang berarah barat-timur, diduga struktur celah ini dikontrol oleh adanya struktur patahan yang melewati daerah puncak. GEOFISIKA Seismik Hasil pengamatan seismik G. Egon dalam kurun waktu 2008 sampai 2009 merekam gempa-gempa vulkanik dalam (VA), vulkanik dangkal (VB), tektonik lokal (TL) dan tektonik jauh (TJ). 7

8 Geomagnet Pengukuran geomagnet G. Egon dilakukan pada wilayah utara-timur-selatan G. Egon. Base Station Geomagnet Egon di halaman samping Pos Pengamatan Gunungapi Egon, pada posisi BT dan LS Delineasi posisi anomali pada daerah survey menunjukkan adanya kelurusan anomali magnetik pada arah timurlaut-baratdaya dan arah baratlaut-tenggara. Pada Peta Geologi G. Egon (Kusdaryanto, 1996) terdapat struktur utama yang sangat jelas indikasinya, yaitu: Sesar Way Gete (hampir berarah baratlaut-tenggara). Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis menginterpretasikan bahwa kelurusan anomali magnetik pada deerah survey merupakan kelurusan struktur sesar. Hasil pemodelan serta filter data magnetik residual hasil reduksi ke equator menunjukkan bahwa keberadaan sumber didefleksikan oleh adanya nilai anomali magnetik rendah yang terletak di baratlaut sekitar Puncak G. Egon. MITIGASI BENCANA GEOLOGI Visual Pemantauan visual dilakukan setiap hari terhadap kondisi hembusan asap kawah dan gejala gunungapi lainnya. Seismik Pemantauan kegempaan dilakukan dengan memasang stasiun seismik yang terdiri dari seismometer satu komponen vertikal L4-C dan VCO yang dioperasikan dengan sistem telemetri gelombang radio serta direkam menggunakan recorder PS- 2 yang berada di Pos PGA Egon. Seismometer ini berjarak kurang lebih 4 km dari kawah pada koordinat 08 o 38 44,06 LS, 122 o 26 36,00 BT, tinggi 340 m dpl. Geokimia Kimia Air Analisis kimia dilakukan terhadap mata air panas Blidit yang muncul di lembah di bagian baratlaut dari tubuh G. Egon, yang termasuk ke dalam wilayah Desa Blidit. Mata airpanas ini berada pada posisi geografis S08 o 39 12,4 dan E122 o 26 10,6 pada ketinggian 412 m dpl. 8

9 Kimia Gas Selain pemantauan mata airpanas, juga dilakukan pengukuran fluks SO 2 dari plume/asap yang keluar dari solfatara. SO 2 adalah gas sulfur utama di dalam asap gunungapi yang diemisikan pada temperatur tinggi. Dalam kaitannya dengan tingkat aktivitas gunungapi, Gas SO 2 sangat penting untuk dimonitor karena merupakan salah satu unsur volatile di dalam magma, yang mana hampir semua gunungapi seringkali dicirikan oleh meningkatnya emisi gas SO 2 pada saat menjelang erupsi. Untuk mengukur dan menentukan jumlah emisi gas SO 2 dilakukan dengan alat DOAS. EDM Deformasi G. Egon diamati menggunakan metoda EDM (Electronic Distance Measurement) Total Station TCR Alat penembak sinar laser atau gun ditempatkan di stasiun POS (Pos PGA Egon di Desa Nangatobong) pada ketinggian lk 30 m dpl dan reflektor ditempakan di beberapa stasiun titik ukur, yaitu di daerah Blidit Atas EGON1 (E1) pada ketinggian lk. 750 m dpl, di daerah Andalan EGON1A (E1A) pada ketinggian lk. 835 m dpl dan EGON4 (E4) pada ketinggian lk. 370 m dpl arah selatan dari Pos PGA, membentuk arah radial antara Pos PGA dengan puncak G.Egon yang juga dibuat titik ukur (BM PUNCAK), sehingga masing-masing membentuk baseline Pos-E1, Pos-E1A, Pos-E4 dan Pos-Puncak. Pengukuran secara temporer sudah beberapa kali dilakukan, yaitu pada bulan April 2004, Juli 2004, Oktober 2004, Februari 2005, Juni 2005 dan April KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi adalah peta petunjuk tingkat kerawanan bencana suatu daerah apabila trjadi erupsi gunungapi. Peta ini menjelaskan tentang jenis dan sifat bahaya gunungapi, daerah rawan bencana, arah/jalur penyelamatan diri, lokasi pengungsian dan Pos Penanggulangan Bencana. Peta ini disusun berdasarkan morfologi, tofografi, geologi, sejarah kegiatan masa lalu, sebaran jenis produk erupsi terdahulu serta hasil studi lapangan. Berdasarkan potensi yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang, peta 9

10 kawasan rawan bencana G. Egon dibagi kedalam tiga tingkatan dari tinggi ke rendah yaitu Kawasan Rawan Bencana III, II, dan I. Kawasan Rawan Bencana III (KRB III) Kawasan Rawan Bencana III, adalah kawasan yang sering terlanda awan panas, bahan lontaran/guguran batu pijar, dan kemungkinan aliran lava. Perluasan awan panas kemungkinan dapat terjadi apabila erupsi di masa mendatang lebih besar dari erupsi di masa silam atau terjadi percampuran magma (magma mixing) sehingga terjadi erupsi hebat yang banyak merubah morfologi G. Egon secara drastis. Kawasan Rawan Bencana III terdiri atas dua bagian, yaitu : Kawasan Rawan Bencana Terhadap Aliran Massa, dan Kawasan Rawan Bencana Terhadap Bahan Lontaran Batu (pijar). Kawasan Rawan Bencana II (KRB II) Kawasan Rawan Bencana II terdiri atas dua bagian, yaitu yang berpotensi terlanda: Aliran massa berupa: awan panas, aliran lava dan lahar; dan Lontaran berupa: jatuhan piroklastik lebat dan lontaran batu (pijar). Kawasan Rawan Bencana I (KRB I) Kawasan Rawan Bencana I adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir. Selama erupsi membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa abu erupsi dan lontaran batu (pijar). Kawasan ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: Kawasan rawan bencana terhadap lahar/banjir; dan Kawasan rawan bencana terhadap hujan abu tanpa memperhatikan tiupan angin dan kemungkinan terkena lontaran batu (pijar) berukuran < 6 cm. 10

11 Peta Kawasan Rawan Bencana G. Egon 11

12 DAFTAR PUSTAKA Kusdaryanto, Irawan, W., Kriswati, E., Sumayadi. M., 1996, Laporan Pemetaan Geologi G. Egon, Direktorat Vulkanologi. Kusnadi, I., Kusma dan Muarif, 1995, Laporan Pengamatan dan Pemasangan Seismograf G. Egon, Direktorat Vulkanologi. 1996, Laporan Pemetaan Geologi G. Egon, Kab. Sika, Flores, NTT, Direktorat Vulkanologi. Primulyana, S. dkk, 2008, Laporan Pemantauan Gunungapi Egon, Direktorat Vulkanologi. Situs resmi Kab. Sikka Suparman, Y. dkk, 2008, Laporan Penyelidikan Magnetik G. Egon, NTT, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi 12

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur 4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi : Strato dengan kubah lava Lokasi

Lebih terperinci

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur 4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi

Lebih terperinci

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008 EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon

Lebih terperinci

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur 4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur Puncak G. Rokatenda dilihat dari laut arah selatan P. Palue (Agustus 2008) KETERANGAN UMUM Nama : G. Rokatenda Nama Kawah : Ada dua buah kawah dan tiga buah kubah

Lebih terperinci

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara 7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,

Lebih terperinci

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara 7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara G. Ibu dilihat dari Kampung Duono, 2008 KETERANGAN UMUM Lokasi a. Geografi b. Adminstrasi : : 1 29' LS dan 127 38' BT Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Prop.

Lebih terperinci

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 4122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 1295 Telepon: 22-7212834, 5228424, 21-5228371

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Gunungapi Soputan Geomorfologi Gunungapi Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi (Gambar 2.1) yaitu : 1. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi,

Lebih terperinci

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur 4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Morfologi puncak G. Inerie (sumber PVMBG) Nama Lain Tipe Gunungapi : Ineri, Rokkapiek : Strato dengan bentuk kerucut sempurna Lokasi Geografis Administratif

Lebih terperinci

Telepon: , , Faksimili: ,

Telepon: , , Faksimili: , KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 ESTU KRISWATI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pada periode April Juni 2008, tiga gunungapi yang sebelumnya

Lebih terperinci

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 1 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 9 JAKARTA 195 Telepon: -713, 5,1-5371 Faksimile: -71, 1-537 E-mail:

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Puet Sague, Puet Sagu atau Ampat Sagi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 4 55,5 Lintang Utara dan 96 20 Bujur Timur Kabupaten

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 ESTU KRISWATI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama Januari - Maret 2008 terdapat 2 gunungapi berstatus Siaga (level 3) dan 11

Lebih terperinci

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur 4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif :

Lebih terperinci

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur 4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur Gunungapi Ebulobo (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah Lokasi Geografis Administratif Ketinggian Tipe Gununapi Kota Terdekat Pos Pengamatan

Lebih terperinci

G. TALANG, SUMATERA BARAT

G. TALANG, SUMATERA BARAT G. TALANG, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Talang, Salasi, Sulasih : Danau Talang dan Danau Kecil Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 58'42" LS dan 1 4'46"BT Kecamatan Kota

Lebih terperinci

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur 4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur Komplek G. Inie Lika dengan latar depan Kota Bajawa (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah : Inielika, Koek Peak : Strato : Wolo Inielika;

Lebih terperinci

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009 KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 009 Estu KRISWATI dan Oktory PRAMBADA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Jalan Diponegoro

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 Kushendratno Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Selama periode Mei Agustus 2009 terdapat 4 gunungapi berstatus

Lebih terperinci

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA 6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA G. Ambang (Kunrat, S. L. /PVMBG/2007) KETERANGAN UMUM Nama : G. Ambang Nama Lain : - Nama Kawah : Kawah Muayat, Kawah Moyayat Lokasi : a. Geografi : 0 o 44' 30" LU dan 124

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 KRISTIANTO, HANIK HUMAIDA, KUSHENDRATNO, SAPARI DWIYONO Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Jl. Diponegoro No. 57 Bandung, 40122 Sari

Lebih terperinci

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007 AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah

Lebih terperinci

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara 6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi Ketinggian Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Mahawoe, Roemengas : Mahawu, Wagio, Mawuas : Kota Tomohon, Sulawesi

Lebih terperinci

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku 5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang

Lebih terperinci

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

ERUPSI G. SOPUTAN 2007 ERUPSI G. SOPUTAN 2007 AGUS SOLIHIN 1 dan AHMAD BASUKI 2 1 ) Penyelidik Bumi Muda di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi 2 ) Penganalisis Seismik di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi

Lebih terperinci

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara 6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Ruwang, Aditinggi, Duang atau Duwang Lokasi a. Geografis Puncak b. Administratif : : 2 18 LU dan 125 22 BT Kabupaten Sitaro, Propinsi Sulawesi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Objek Penelitian Berdasarkan bentuk morfologinya, puncak Gunung Lokon berdampingan dengan puncak Gunung Empung dengan jarak antara keduanya 2,3 km, sehingga merupakan

Lebih terperinci

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara 7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gamkunora, Gammacanore Nama Kawah : Kawah A, B, C, dan D. Lokasi a. Geografi b. Administrasi : : 1º 22 30" LU dan 127º 3' 00" Kab.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah dengan kondisi geologi yang menarik, karena gugusan kepulauannya diapit oleh tiga lempeng tektonik besar (Triple Junction) yaitu lempeng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rentan akan bencana, diantaranya bencana letusan gunungapi, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Bencana tidak

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara 6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan

Lebih terperinci

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur 4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur G. Ili Werung ( PVMBG, 2006) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 08 32'24" LS dan 123 35'24" BT Kec. Atadei, Kab. Lembata,

Lebih terperinci

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah 6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah (a) (b) Erupsi G. Colo 1983 (a), Lapangan fumarola, di selatan danau kawah G. Colo (b) KETERANGAN UMUM Nama : G. Colo Nama Lain : - Lokasi Geografi Administratif

Lebih terperinci

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM)

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) ERUPSI G. KARANGETANG 7 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) CECEP SULAEMAN, IYAN MULYANA, OKTORY PRIAMBADA, AGUS BUDIANTO Pusat Vulkanologi dan

Lebih terperinci

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur 4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur (a) Gunungapi Sirung (a) dan kawah (b) (b) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis : Kawah A, Kawah B, dan Kawah D : Strato dengan

Lebih terperinci

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur 4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Nama Lain : Pulu Komba, Pulu Kambing II, Pulu Betah Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administrasi : Batutara terletak di pulau berbentuk

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 44 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Pembacaan Rekaman Gelombang gempa Metode geofisika yang digunakan adalah metode pembacaan rekaman gelombang gempa. Metode ini merupakaan pembacaan dari alat yang

Lebih terperinci

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur 4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM G. Kelimutu Nama Nama Lain Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administratif Ketinggian Kota Terdekat : Kelimutu : Keli Mutu, Kawah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan peta jalur lempeng dunia, wilayah Indonesia terletak pada pertemuan lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan Lempeng Pasifik

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 Novianti INDRASTUTI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama periode Januari April 2009 terdapat 4 gunungapi

Lebih terperinci

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara 6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara Erupsi G. Karangetang 2010 (Prambada, O./PVMBG/2010) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunungapi Siau Nama Kawah : Kawah Utama (Kawah I), Kawah II, Kawah III, Kawah

Lebih terperinci

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara 6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara Gunungapi Soputan, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Kawah : Soputan, K1 dan K2 Lokasi : a.koordinat b. Geografi : : 01 o 06 30 LU dan 124 o 43 BT Kec. Tombatu, Minahasa,

Lebih terperinci

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 Ahmad BASUKI., dkk. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Terjadinya suatu

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371

Lebih terperinci

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara 7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara G. Dukono dilihat dari sekitar Sungai Muya KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi : Doekono, Dukoko, Dodoekko, Dukoma, Tala, Tolo

Lebih terperinci

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunung Tutong, Boer Moetelong, G. Telong Lokasi A. Geografis Puncak : 4 o 38'47" - 4 o 88'32" Lintang Utara dan 96 o 44'42" - 96 o

Lebih terperinci

G. KERINCI, SUMATERA BARAT

G. KERINCI, SUMATERA BARAT G. KERINCI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Peak of Indrapura, G. Gadang, Berapi Kurinci, Korinci Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 1 41'50"LS dan 101 15'52"BT Kabupaten Kerinci, Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari

Lebih terperinci

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu. G. KABA, BENGKULU KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kaaba Nama Kawah : Terdapat 8 kawah di puncak, masing-masing a.l : (Gbr.1) Kaba Lama, Kaba Baru, Sumur letusan 1940 Kawah Baru, Vogelsang I, lubang letusan

Lebih terperinci

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR Gunungapi Arjuno - Welirang KETERANGAN UMUM NAMA GUNUNGAPI : Gunung Arjuno-Welirang NAMA LAIN : - NAMA KAWAH : Tilas Geni, Jero, Kembar, Abil, Argopuro, Plupuh, Pasar Dieng

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Indonesia adalah negara

Lebih terperinci

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963 4.2. G. AGUNG, Bali KETERANGAN UMUM Nama Lain : Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api Lokasi a. Geografi Puncak : 08 20' 30 Lintang Selatan dan 115 30' 30 Bujur Timur b. Administratif : Kab. Karangasem,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS). xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki gunungapi terbanyak di dunia yaitu berkisar 129 gunungapi aktif (Gambar 1.1) atau sekitar 15 % dari seluruh gunungapi yang ada di bumi. Meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas vulkanisme dapat mengakibatkan bentuk bencana alam yang menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara (Hariyanto, 1999:14) mengemukakan

Lebih terperinci

G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Seulawah Agam, Seulawain Agam, Solawa Agam, Solawaik Agam, Selawadjanten, Goldberg : Kawah Heutsz, Tanah Simpago Lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daerah Penelitian Secara administratif Gunung Lokon terletak di Kota Tomohon, Minahasa, Sulawesi Utara (Gambar 4), lebih kurang 25 Km sebelah Selatan Manado. Secara geografis

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014 \ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA Nia HAERANI, dkk. Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Erupsi

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 020 Indonesia Telepon : (02) 345 8400 Fax : (02) 345 8500 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 27 Januari 2009 Pada hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7 32 31 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2012 tentang Keselamatan da

2015, No Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2012 tentang Keselamatan da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.620, 2015 BAPETEN. Instalasi Nuklir. Aspek Kegunungapian. Evaluasi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK

Lebih terperinci

Pertumbuhan Retakan Pada Peningkatan Aktivitas Gunung Egon, Nusa Tenggara Timur Periode Desember 2015 Januari 2016

Pertumbuhan Retakan Pada Peningkatan Aktivitas Gunung Egon, Nusa Tenggara Timur Periode Desember 2015 Januari 2016 JLBG JURNAL LINGKUNGAN DAN BENCANA GEOLOGI Journal of Environment and Geological Hazards ISSN: 2086-7794, e-issn: 2502-8804 Akreditasi LIPI No. 692/AU/P2MI-LIPI/07/2015 e-mail: jlbg_geo@yahoo.com - http://jlbg.geologi.esdm.go.id/index.php/jlbg

Lebih terperinci

.4. G. LOKON, Sulawesi Utara

.4. G. LOKON, Sulawesi Utara .4. G. LOKON, Sulawesi Utara Komplek G. Lokon (G. Lokon, Kawah Tompaluan dan G.Empung), dilihat dari puncak G.Mahawu) (PVMBG, 2009) KETERANGAN UMUM Nama Kawah Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK KEGUNUNGAPIAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK KEGUNUNGAPIAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK KEGUNUNGAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Pendahuluan II. Kawasan rawan bencana III. Pokok permasalahan waspada

Pendahuluan II. Kawasan rawan bencana III. Pokok permasalahan waspada LAPORAN KESIAPSIAGAAN STATUS WASPADA GUNUNG KERINCI DI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MEI 2006 1 I. Pendahuluan Kabupaten Kerinci merupakan

Lebih terperinci

G. SUNDORO, JAWA TENGAH

G. SUNDORO, JAWA TENGAH G. SUNDORO, JAWA TENGAH KETERANGAN UMUM Nama Lain : Sindoro, Sendoro Nama Kawah : 1. Kawah Puncak : Segoro Wedi (Z1), Segoro Banjaran (Z2,Z3 dan Z4), Kawah Kawah Barat, Kawah Timur, Gua Walet Utara (K1),

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 52 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Distribusi Hiposenter Gempa dan Mekanisme Vulkanik Pada persebaran hiposenter Gunung Sinabung (gambar 31), persebaran hiposenter untuk gempa vulkanik sangat terlihat adanya

Lebih terperinci

G. MARAPI, SUMATERA BARAT

G. MARAPI, SUMATERA BARAT G. MARAPI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Nama Lapangan Solfatara : Merapi, Berapi (Neumann van Padang, 1951, p.22) : Kaldera Bancah (A), Kapundan Tuo (B), Kabun Bungo (C), Kapundan

Lebih terperinci

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku 5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku G. Wurlali dilihat dari arah selatan, 2008 (Kristianto, 1994) KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Wuarlili Nama Kawah : Natarweru Posisi Geografi administrasi : : 7

Lebih terperinci

G. Raung (Wikipedia,Sep 2005) : Tegal Alun-Alun dan Tegal Brungbung

G. Raung (Wikipedia,Sep 2005) : Tegal Alun-Alun dan Tegal Brungbung G. RAUNG, JAWA TIMUR G. Raung G. Raung (Wikipedia,Sep 2005) KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Utama Nama Kawah Lain : Rawon : Kaldera Raung : Tegal Alun-Alun dan Tegal Brungbung Lokasi a. Geografi Puncak

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Geologi

Jenis Bahaya Geologi Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di ring of fire (Rokhis, 2014). Hal ini berpengaruh terhadap aspek geografis, geologis dan klimatologis. Indonesia

Lebih terperinci

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia a. Banjir dan Kekeringan Bencana yang sering melanda negara kita adalah banjir dan tanah longsor pada musim hujan serta kekeringan pada musim kemarau. Banjir merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Secara geografis, kabupaten Ngada terletak di antara 120 48 36 BT - 121 11 7 BT dan 8 20 32 LS - 8 57 25 LS. Dengan batas wilayah Utara adalah Laut Flores,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini untuk letak daerah penelitian, manifestasi panasbumi, geologi daerah (geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, dan batuan ubahan) dikutip dari Pusat Sumber

Lebih terperinci

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9 3.2.2.4 Mekanisme pengendapan Berdasarkan pemilahan buruk, setempat dijumpai struktur reversed graded bedding (Gambar 3-23 D), kemas terbuka, tidak ada orientasi, jenis fragmen yang bervariasi, massadasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui garis astronomis 93⁰BT-141 0 BT dan 6 0 LU-11 0 LS. Dengan morfologi yang beragam dari

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 020 Indonesia Telepon : (02) 345 8400 Fax : (02) 345 8500 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 25 Januari 2009 Pada hari

Lebih terperinci

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT Muhammad Kholid, Harapan Marpaung KPP Bawah Permukaan Survei magnetotellurik (MT) telah dilakukan didaerah

Lebih terperinci

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API Virgian Rahmanda 1215051054 A. Pengertian Letusan Gunung Api Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong

Lebih terperinci

BADAN GEOLOGI - ESDM

BADAN GEOLOGI - ESDM Studi Kasus Merapi 2006 : Peranan Pengukuran Deformasi dalam Prediksi Erupsi A. Ratdomopurbo Kepala BPPTK-PVMBG Sosialisasi Bidang Geologi -----------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gunungapi Merapi merupakan gunung yang aktif, memiliki bentuk tipe stripe strato yang erupsinya telah mengalami perbedaan jenis erupsi, yaitu erupsi letusan dan leleran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Konsekuensi tumbukkan lempeng tersebut mengakibatkan negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dari data deformasi dengan survei GPS dan data seismik. Parameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku 5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku Puncak G. Legatala dilihat dari arah Kampung Lesturu, 1978 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Serua, Sorek Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 6 o 18' Lintang Selatan

Lebih terperinci

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI ARINI ROSA SINENSIS SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) NURUL HUDA 2017 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Perumusan Masalah 15 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Daerah Bangunjiwo yang merupakan lokasi ini, merupakan salah satu desa di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Yogyakarta,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Wai Selabung secara administratif termasuk ke dalam wilayah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Wai Selabung secara administratif termasuk ke dalam wilayah 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daerah Penelitian Daerah Wai Selabung secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Mekakau Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. Luas

Lebih terperinci