G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM"

Transkripsi

1 G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Seulawah Agam, Seulawain Agam, Solawa Agam, Solawaik Agam, Selawadjanten, Goldberg : Kawah Heutsz, Tanah Simpago Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 5 o 25,5' Lintang Utara dan 95 o 36' Bujur Timur Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Lokasi Pos PGA : 1726 m dpl : Banda Aceh, Sigli : Strato : Desa Lambaro Tunong, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar. Secara geografis berada pada 5 o 22'12,3" LU dan 95 o 37'46,5" BT. Tinggi 137 m dpl.

2 PENDAHULUAN Cara Mencapai Puncak Gunungapi ini tinggi puncaknya1726 m dml, titik kegiatan berada di lereng bagian utara, yaitu Kawah Heutsz dan di lereng selatan yang disebut Kawah Simpago, posisi kawah Heutsz berada pada 05º LU, 095º BT pada ketinggian 753 m dml dan kawah Simpago pada 05º LU, 095º BT pada ketinggian 1193 m. G. Seulawah Agam dapat dicapai dari Banda Aceh dengan tujuan kota Kecamatan Seulimeum. dari kota ini jika mau mendaki puncak G. Seulawah Agam dapat melalui kampung Pulo dengan waktu tempuh sekitar 10 jam. Jika tujuannya ke kawah Heutz maka dari Seulimeum harus menuju ke Desa Lam Kabeu, dari desa ini perjalanan ke Kawah Heutz memakan waktu 5 jam. Umumnya jalan menuju ke puncak sangat sulit, sebagian besar harus merintis jalan. SEJARAH LETUSAN Selama abad ke 19 dan 20, G. Seulawah Agam tidak menunjukkan kegiatan letusan yang berarti, beberapa kegiatan vulkanik yang tercatat adalah sebagai berikut : 1600 Pada tahun ini mungkin terjadi letusan parasit (Sapper, 1927) 1839 Tanggal 12 dan 13 Januari terjadi letusan freatik di Kawah Heutsz (Volz,1912) 1975 Tanggal 16 dan 21 Agustus terdengar suara gemuruh dan asap keluar dari G. Seulawah Agam. Sampai saat ini tidak terlihat adanya peningkatan aktivitas atau letusan di G. Seulawah Agam.

3 GEOLOGI Morfologi Satuan Geomorfologi Komplek G. Seulawah Agam dan sekitarnya, berdasarkan genesa, proses serta bentuk topografinya dapat dikelompokkan kedalam 4 kelompok yaitu Satuan Morfologi Perbukitan Sedimen Satuan Morfologi Perbukitan Tua Satuan Morfologi Kerucut G. Seulawah Agam Satuan Morfologi Pedataran Stratigrafi Secara umum, satuan stratigrafi di komplek Seulawah Agam dikelompokan ke dalam 4 kelompok yaitu : a. Kelompok Pra Seulawah Agam Kelompok batuan pra Seulawah Agam tersusun atas batuan vulkanik dan sedimen. Batuan vulkanik merupakan produk dari vulkanik tua pra Seulawah Agam atau dikenal sebagai vulkanik Lam Teuba, batuannya terdiri dari lava berkomposisi andesitik basaltik, aliran pirolastik dan jatuhan piroklastik. Batuan Sedimen dalam kelompok ini terdiri dari batulempung, batupasir gampingan, koglomerat dan batu gamping yang secara regional merupakan bagian dari Formasi Seulimeum. b. Kelompok Seulawah Agam Produk Seulawah Agam terdiri dari beberapa aliran lava dan aliran piroklastika yang dihasilkan dari 3 kawah yang berbeda. Secara umum lava - lava yang dihasilkan berjenis andesit berwarna abu-abu hingga abu-abu terang dan bertekstur porfiritik. Aliran piroklastika atau awan panas endapannya tersusun atas blok-blok lava yang tertanam dalam masadasar abu vulkanik berwarna abu-bau hingga kemerahan.

4 c. Kelompok Erupsi Samping Heutz. Produk satuan ini berupa endapan freatik yang dihasilkan dari Kawah d. Kelompok Endapan Sekunder Satuan dalam kelompok ini merupakan hasil pengendapan ulang dari batuan batuan yang telah ada sebelumnya. Peta Geologi Gunungapi Seulawah Agam, Nanggroe Aceh Darussalam

5 GEOFISIKA Seismik Sampai saat ini masih belum banyak tulisan mengenai aktivitas kegempaan G. Seulawah Agam, Suantika (1996) dalam Laporan Visual dan Pemeriksaan Kawah Serta Pengamaatan Kegempaan G. Seulawah Agam mengungkapkan bahwa, kegempaan gunung ini lebih didominasi oleh gempagempa tektonik, Jumlah gempa harian hasil rekaman seismograf sejak Januari 2008 hingga Agustus 2009 disajikan dalam grafik di bawah ini. Jumlah Harian Gempa Vulkanik Dalam (VA) Jumlah Harian Gempa Vulkanik Dangkal (VB) Jun Jul Jun-08 1-Jul Jul Aug Aug Sep-08 9-Oct Oct Nov-08 8-Dec Dec Jan-09 6-Feb Feb Jul Aug Aug Sep-08 9-Oct Oct Nov-08 8-Dec Dec Jan-09 6-Feb Feb Mar-09 7-Apr Apr May-09 6-Jun Jun Jul-09 5-Aug Aug Mar-09 7-Apr Apr May-09 6-Jun Jun Jul-09 5-Aug Aug-09

6 Jumlah Harian Gempa Tektonik MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI 11-Jun-08 1-Jul Jul Aug Aug Sep-08 9-Oct Oct Nov-08 8-Dec Dec Jan-09 6-Feb Feb Mar-09 7-Apr Apr May-09 6-Jun Jun Jul-09 5-Aug Aug-09 Sejak Pebruari 1996 G. Seulawah Agam sudah diamati secara menerus baik secara visual maupun kegempaan dari pos PGA Seulawah Agam di Desa Lambaro Tunong, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar. Pos ini terletak di lereng selatan G. Seulawah Agam di pinggir jalan raya lintas Aceh Medan (KM 49 dari Aceh). Visual Pengamatan visual yang dilakukan bulan Juli 2007 di 4 lokasi Kawah Heutsz, yaitu: Titik 1. Pada bagian bawah bawah kawah Heutsz, terdapat lubang tembusan solfatara, asap putih tipis, tinggi asap 0,5-1m, bau belerang lemah, suara desisan lemah, pengukuran suhu menggunakan termometer maksimum didapat 92ºC, Titik 2. Pada bagian bawah kawah Heutsz. Bualan air panas, ukuran 1 x 1 m, airnya jernih, suhu 92ºC, Titik. 3. Pada bagian tengan kawah Heutsz. Kolam lumpur, berukuran 4 x 5 m, warna lumpur kelabu, suhu 80ºC. Titik 4. Pada bagian atas kawah Heutsz. Lumbang-lubang tembusan solfatara, asap putih tipis, tinggi asap 0,5 1m, desis tidak terdengar, bau belerang tercium lemah, suhu 80ºC

7 Seismik Aktivitas kegempaan gunung ini dipantau dengan menggunakan seismograf PS-2 Kinemetrics dengan sistim pancar. Stasiun pemantau ditempatkan di lereng selatan G. Seulawah Agam, sekitar 5 km dari puncak dalam jarak horizontal, secara geografis terletak pada. 5 o 24 28,5 Lintang Utara dan 95 o 38 50,6 Bujur Timur pada ketinggian 510 m dpl. KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI Dalam penyusunan peta kawasan rawan bencana G. Seulawah Agam, sebagai pusat erupsi adalah didasarkan pada dua lokasi aktifitas dan posisi kawahnya yang letaknya saling terpisah dan tidak di puncaknya. Jenis bahaya yang berpotensi mengancam jiwa dan harta benda bila gunungapi ini meletus adalah terdiri atas aliran lava, lontaran batu (pijar), hujan abu (lebat), kemungkinan awan panas dan lahar. Bedasarkan potensi bahaya yang mungkin terjadi, kawasan rawan bencana G. Seulawah Agam dapat dibagi menjadi tiga tingkat kerawanan dari rendah ke tinggi yaitu: Kawasan Rawan Bencana III, Kawasan Rawan Bencana II, dan Kawasan Rawan Bencana I. KAWASAN RAWAN BENCANA III (KRB-III) Kawasan rawan bencana III adalah kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar), dan gas beracun. Pada Kawasan Rawan bencana III tidak diperkenankan untuk hunian tetap dan dikembangkan secara komersial. Kawasan rawan bencana III dibagi dua bagian yaitu: a. Kawasan yang sering bahaya aliran massa, terdiri berupa: aliran lava, kemungkinan awan panas dan gas racun, dan b. Kawasan yang sering terlanda bahaya lontaran, berupa: lontaran batu (pijar) termasuk hasil letusan freatik, dan hujan abu (lebat). Batas kawasan rawan bencana III G. Seulawah Agam ditarik berdasarkan dua titik kegiatan yang ada saat ini yaitu kawah Simpago dan kawah Heutz.

8 Lokasi kedua kawah tersebut di atas didasarkan pada koordinat masing-masing hasil pengukuran dengan menggunakan Global Positioning System (Garmin GPS-Map). Kurangnya data kegunungapian, terutama sejarah letusan gunungapi pada masa lalu, menjadi kendala dalam penarikan batas kawasannya. Berdasarkan parameter tersebut, batas kawasan rawan bencana III terhadap bahaya lontaran diperoleh radius 3 km, sedangkan rawan bencana III terhadap aliran massa mengikuti lembah sungai dan daerah rendah di sekitarnya. Kawasan rawan bencana III dalam Peta Kawasan Rawan Bencana digambarkan dalam warna merah tua tegas (solid) untuk bahaya aliran massa, dan lingkaran dengan garis putus-putus dengan warna yang sama untuk bahaya lontaran. Desa/dusun dalam Kawasan rawan bencana III yang sangat berpotensi terlanda bahaya aliran massa berupa awan panas, atau aliran lava dari Kawah Heutz adalah daerah sekitar sumber erupsi dan lereng baratlaut mengikuti lembah hingga Dusun Pulo. Desa/dusun dalam Kawasan rawan bencana III yang berada dalam radius 3 km dari Kawah Heutz yang sangat berpotensi dilanda bahaya lontaran merupakan lahan kosong tidak berpenduduk terdiri atas hutan dan kebun penduduk. Kawasan Rawan Bencana III yang berada dalam radius 3 km dari kawah Simpago. Kawasan rawan bencana III dalam Peta Kawasan Rawan Bencana digambarkan dalam warna merah tua tegas (solid) untuk bahaya aliran massa, dan lingkaran dengan garis putus-putus dengan warna yang sama untuk bahaya lontaran. Kawasan rawan bencana III yang sering terlanda bahaya aliran massa berupa awan panas, atau aliran lava adalah daerah sekitar sumber erupsi dan lereng baratlaut mengikuti lembah hingga Dusun Pulo. Kawasan rawan bencana III yang berada di dalam radius 3 km dari pusat letusan yang sering dilanda bahaya lontaran merupakan lahan kosong tidak berpenduduk terdiri atas hutan dan kebun penduduk. Kawasan Rawan Bencana IIII adalah daerah yang sering terlanda bahaya langsung, seperti awan panas, aliran lava, lontaran batu (pijar), dan

9 kemungkinan gas beracun. Pemukiman di Kawasan Rawan Bencana III. Pemukiman dan usaha komersial KAWASAN RAWAN BENCANA II (KRB-II) Kawasan Rawan Bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda aliran lava, lontaran batu (pijar) termasuk hasil letusan freatik, hujan abu lebat, kemungkinan gas racun, awan panas/aliran piroklastik dan longsoran puing vulkanik (volcanic debris avalanche). Kawasan ini dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Kawasan rawan bencana terhadap aliran massa: berupa aliran lava, kemungkinan gas beracun, awan panas, longsoran puing vulkanik dan lahar. b. Kawasan rawan bencana terhadap lontaran: jatuhan piroklastik berupa lontaran batu (pijar), dan hujan abu lebat. Penarikan batas Kawasan Rawan Bencana II didasarkan pada geologi, morfologi gunungapi terutama di daerah sekitar puncak dan lereng serta sejarah kegiatan gunungapi tersebut baik terhadap aliran lava, lontaran dan hujan abu, awan panas serta lahar. Kawasan Rawan Bencana II terhadap aliran massa Aliran lava Data geologi dan sejarah kegiatan G. Seulawah Agam menunjukkan bahwa produk letusan G. Seulawah Agam pada masa lampau banyak menghasilkan lava, jatuhan piroklastik dan aliran piroklastik (awan panas). Posisi kawah saat ini yang saling berjauhan dan letaknya agak di lereng (kawah Heutz) memungkinkan sebaran produk letusan yang akan datang terutama yang berupa aliran lava mengarah ke salah satu sektor saja yaitu ke baratlaut. Bila terjadi aliran lava dari kawah Heutz diperkirakan mencapai dekat desa/dusun Pulo di lereng baratlaut pada jarak 4 km dari pusat kegiatan. Sementara bila aliran lava berasal dari kawah Simpago diperkirakan akan melalui salah satu lembah di lereng baratdaya yang diperkirakan mencapai jarak

10 2-3 km dari pusat kegiatan karena lembahnya relative kasar dan pada bagian kaki berbukit-bukit. Pada jarak tersebut di lereng baratdaya tidak terdapat pemukiman karena yang terdekat berjarak ± 6 km dari kawah Simpago. Selain adanya hambatan topografi, aliran lava Seulawah Agam yang berkomposisi andesit adalah relatif kental (viscous) sehingga distribusinya tidak sejauh aliran lava berkomposisi basa yang relative lebih encer. Awan panas Berdasarkan sejarah kegiatannya tidak pernah terjadi awan panas, namun mengingat gunungapi tersebut telah lama tidak pernah meletus, untuk mengantispasi hal terburuk awan panas diasumsikan akan terjadi. Dibandingkan aliran lava, aliran piroklastik atau awan panas dapat bergerak jauh lebih cepat dan sebarannya juga lebih luas dan jangkauannya lebih jauh. Kegiatan Seulawah Agam pada pra sejarah menghasilkan awan panas (aliran piroklastik) dengan sebaran cukup luas dan tebal (50-70m). Pada beberapa gunungapi lain terutama yang berkomposisi asam, jangkauan sebaran awan panas mencapai puluhan kilometer dari pusat letusan. Letusan yang terjadi dalam waktu sejarah menunjukkan bahwa selain letusan freatik tidak pernah terjadi letusan yang menghasilkan awan panas. Namun demikian, komposisi magma Seulawah Agam yang andesitis memungkinkan terjadinya awan panas. Berdasarkan morfologi daerah kawah Simpago dan sekitarnya pada saat ini bila awan panas terjadi pada kegiatan yang akan datang diperkirakan akan masuk ke dalam lembah hulu Air Bieung yang mengalir ke baratdaya hingga arak ± 6 km dari pusat erupsi, namun pada jarak tersebut terdiri atas hutan dan kebun penduduk. Ke arah selatan awan panas diperkirakan akan melalui lembah Air Uteun Pineung, sebarannya sampai di sebelah utara Desa Teladan. Selain desa tersebut, kawasan terdekat di sekitarnya berupa hutan dan perbukitan. Awan panas juga melalui lembah A. Bubur dan Krueng Biangbia hingga 6-7 km dari kawah Simpago.

11 Bila letusan di kawah Heutz, yang berpotensi dilanda awan panas adalah daerah tangkapan di daerah hulu Kr. Keumeureuek, Kr. Aleeu, Kr. Taleu, dan Air Glang, empat sungai tersebut mengalir ke baratlaut hingga jarak terjauh 6-7 km dari pusat erupsi. Desa yang berpotensi dilanda awan panas adalah Pulo, kemungkinan Lam Teuba Droi, sedangkan ke utara lahar melalui Kr. Leungah dan desa/dusun yang berpotensi dilanda awan panas kemungkinan adalah Leungah. Lahar Bahan atau material utama pembentuk lahar adalah awan panas yang terendapkan di hulu sungai yang berasal dari daerah puncak/lereng atas G. Seulawah Agam, tanpa endapan awan panas kemungkinan kecil lahar akan terjadi. Bila letusan yang akan datang terjadi awan panas, maka daerah yang berpotensi dilanda lahar adalah daerah hilir termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana I. Kawasan Rawan Bencana II terhadap bahaya lontaran dan hujan abu lebat Bahaya lontaran adalah semua jenis bahan letusan yang dilontarkan ke udara saat terjadi letusan dan jatuh ke daerah sekelilingnya berupa bom vulkanik (kerak roti) berasal dari magma dan fragmen non magmatik (lithik). Material lontaran ini tidak terpengaruh oleh arah tiupan angin karena berukuran besarbesar, kecuali material yang berukuran pasir hingga abu sesuai dengan arah angin saat terjadi letusan. Letusan terakhir pada 1975, tidak menghasilkan lontaran batu maupun hujan abu. Dari penyelidikan lapangan ditemukan bahwa lontaran batu ukuran kerikil dari hasil letusan terdahulu diketahui bahwa pada jarak ± 5 km ditemukan fragmen lontaran batu dengan diameter 5-7cm. Sebaran lontaran batu dan hujan abu lebat biasanya sangat tebal di dekat sumber erupsi dan makin jauh makin tipis dan ukuran butir makin halus. Mengacu pada endapan hasil erupsi terdahulu, batas sebaran hujan abu lebat di Kawasan Rawan Bencana II dapat mencapai radius 5 km dari kawah Heutz. Pada jarak tersebut Desa/Dusun yang berpotensi terlanda hujan abu adalah

12 Pulo, Lam Teuba Droi, Kruen Lingke di lereng baratlaut, dan Suka Makmur di lereng timur. Bila letusan terjadi di kawah Simpago, dalam radius 5 km dari pusat letusan tidak terdapat pemukiman, kecuali terjadi letusan besar diperkirakan dapat mencapai Suka Makmur di lereng timur G. Seulawah Agam. Namun demikian, karena hujan abu terpengaruh oleh arah angin sementara dalam penentuan batas kawasan rawan bencana terhadap hujan abu bersifat jangka panjang yang tidak diketahui kapan tepatnya letusan terjadi, maka penarikan batas sebarannya berbentuk lingkaran. KAWASAN RAWAN BENCANA I (KRB-I). Kawasan Rawan Bencana I dibedakan menjadi dua bagian yaitu kawasan yang berpotensi terlanda oleh: a. aliran massa berupa lahar, dan b. lontaran, berupa: hujan abu dan kemungkinan terkena lontaran batu (pijar). Lahar Berhubung Seulawah Agam mempunyai dua sumber erupsi/kawah maka sungai-sungai yang berpotensi dilalui lahar juga berasal dari daerah sekitar kawah masing-masing. Kawah Simpago Sungai-sungai yang berasal dari daerah kawah Simpago yang berpotensi dilalui lahar adalah Air Glang, Air Bieung, Kr Aleeo, Air Ateun Pineung, Air Bubur. Sungai-sungai yang berasal dari daerah kawah Heutz yang berpotensi dilalui lahar adalah Kr Keumeureu & Kr Tengku Lamcut, Kr Taleu di hulu di hilir disebut Kr Lampanah yang melewati Desa Lampanah dan Keupula di lereng utara. Berdasarakan morfologi daeah sekitar pemukiman tersebut, sebagian berpotensi dilanda lahar bila terjadi lahar yang cukup besar.

13 Kawasan Rawan Bencana I yang berpotensi terlanda hujan abu Pengamatan di lapangan terhadap sebaran abu dan lontaran batu ukuran kerikil dari letusan terdahulu mencapai jarak 7-8 km dari pusat erupsi. Dari beberapa letusan yang pernah terjadi, korban akibat langsung dari hujan abu relatif jarang kecuali akibat tidak langsung seperti atap roboh akibat timbunan abu yang tebal karena sudut lereng atap rumah kurang terjal serta atap yang terbuat dari bahan mudah terbakar. Pusat kegiatan: Kawah Heutz Desa/ kampung di Kawasan Rawan Bencana I di lereng G. Seulawah Agam yang berpotensi dilanda hujan abu dan kemungkinan terkena lontaran batu pada jarak 8 km adalah Pulo, Lapante, Lambada, Lamtuba Droi, Kruenglingka di lereng baratlaut. Desa Saree Aceh, Suka Mulya, Suka Damai, Suka Makmur di lereng timur Pusat kegiatan: Kawah Simpago Desa atau kampung yang berpotensi dilanda hujan abu dan kemungkinan terkena lontaran batu pada jarak 8 km adalah Desa Teladan, Kampung Madat, Lembarotunong, Alurrindang, Iboihtunong, Iboih, Ayun, dan Bayu di lereng baratdaya.

14 Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Seulawah Agam

15 DAFTAR PUSTAKA Akbar, N., Penyelidikan Geologi Teliti Daerah Panasbumi Seulawah Agam, Kab. Aceh Besar, Daerah Istimewa Aceh. Direktorat Geologi Bandung. Djoharman L Laporan Lapangan Pemeriksaan G. Seulawah Agam di Aceh dan Daerah Bahaya Sementara no. 44 September Kusumadinata. K Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat Vulkanologi Irawan W. dkk Laporan Pemetaan Geologi G. Seulawah Agam, Kab. Aceh Besar, Daerah Istimewa Aceh. Direktorat Vulkanologi G. Seulawah Agam Direktorat Vulkanologi Patria, C. Dkk Laporan Pemantauan dan Instalasi Peralatan G. Seulawah Agam, Propinsi NAD. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Akbar N., 1978, Penyelidikan Geologi Teliti Daerah Panasbumi Seulawah Agam, Kab. Aceh Besar, Daerah Istimewa Aceh. Direktorat Geologi Bandung. Djoharman L., 1975, Laporan Lapangan Pemeriksaan G. Seulawah Agam di Aceh dan Daerah Bahaya Sementara no. 44 September Kasturian P dan Wirasaoutra A.D, 1982, Pemeriksaan Puncak dan Pemetaan Daerah Bahaya G. Seulawah Agam, Direktorat Vulkanologi Kusumadinata. K.,1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat Vulkanologi Igan Supriatman, 1992, G. Suelawah Agam, Direktorat Vulkanologi. Irawan W. dkk., 1996, Laporan Pemetaan Geologi G. Seulawah Agam, Kab Aceh Besar, Daerah Istimewa Aceh. Direktorat Vulkanologi

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Puet Sague, Puet Sagu atau Ampat Sagi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 4 55,5 Lintang Utara dan 96 20 Bujur Timur Kabupaten

Lebih terperinci

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara 7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,

Lebih terperinci

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur 4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi

Lebih terperinci

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur 4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi : Strato dengan kubah lava Lokasi

Lebih terperinci

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur 4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur Puncak G. Rokatenda dilihat dari laut arah selatan P. Palue (Agustus 2008) KETERANGAN UMUM Nama : G. Rokatenda Nama Kawah : Ada dua buah kawah dan tiga buah kubah

Lebih terperinci

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara 7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara G. Ibu dilihat dari Kampung Duono, 2008 KETERANGAN UMUM Lokasi a. Geografi b. Adminstrasi : : 1 29' LS dan 127 38' BT Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Prop.

Lebih terperinci

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007 AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Gunungapi Soputan Geomorfologi Gunungapi Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi (Gambar 2.1) yaitu : 1. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi,

Lebih terperinci

G. TALANG, SUMATERA BARAT

G. TALANG, SUMATERA BARAT G. TALANG, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Talang, Salasi, Sulasih : Danau Talang dan Danau Kecil Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 58'42" LS dan 1 4'46"BT Kecamatan Kota

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 ESTU KRISWATI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama Januari - Maret 2008 terdapat 2 gunungapi berstatus Siaga (level 3) dan 11

Lebih terperinci

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 4122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 1295 Telepon: 22-7212834, 5228424, 21-5228371

Lebih terperinci

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunung Tutong, Boer Moetelong, G. Telong Lokasi A. Geografis Puncak : 4 o 38'47" - 4 o 88'32" Lintang Utara dan 96 o 44'42" - 96 o

Lebih terperinci

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku 5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Objek Penelitian Berdasarkan bentuk morfologinya, puncak Gunung Lokon berdampingan dengan puncak Gunung Empung dengan jarak antara keduanya 2,3 km, sehingga merupakan

Lebih terperinci

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA 6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA G. Ambang (Kunrat, S. L. /PVMBG/2007) KETERANGAN UMUM Nama : G. Ambang Nama Lain : - Nama Kawah : Kawah Muayat, Kawah Moyayat Lokasi : a. Geografi : 0 o 44' 30" LU dan 124

Lebih terperinci

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008 EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon

Lebih terperinci

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara 6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 KRISTIANTO, HANIK HUMAIDA, KUSHENDRATNO, SAPARI DWIYONO Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Jl. Diponegoro No. 57 Bandung, 40122 Sari

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur 4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur Komplek G. Inie Lika dengan latar depan Kota Bajawa (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah : Inielika, Koek Peak : Strato : Wolo Inielika;

Lebih terperinci

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara 7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gamkunora, Gammacanore Nama Kawah : Kawah A, B, C, dan D. Lokasi a. Geografi b. Administrasi : : 1º 22 30" LU dan 127º 3' 00" Kab.

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Geologi

Jenis Bahaya Geologi Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Secara geografis, kabupaten Ngada terletak di antara 120 48 36 BT - 121 11 7 BT dan 8 20 32 LS - 8 57 25 LS. Dengan batas wilayah Utara adalah Laut Flores,

Lebih terperinci

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

ERUPSI G. SOPUTAN 2007 ERUPSI G. SOPUTAN 2007 AGUS SOLIHIN 1 dan AHMAD BASUKI 2 1 ) Penyelidik Bumi Muda di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi 2 ) Penganalisis Seismik di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi

Lebih terperinci

Telepon: , , Faksimili: ,

Telepon: , , Faksimili: , KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963 4.2. G. AGUNG, Bali KETERANGAN UMUM Nama Lain : Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api Lokasi a. Geografi Puncak : 08 20' 30 Lintang Selatan dan 115 30' 30 Bujur Timur b. Administratif : Kab. Karangasem,

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur 4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Morfologi puncak G. Inerie (sumber PVMBG) Nama Lain Tipe Gunungapi : Ineri, Rokkapiek : Strato dengan bentuk kerucut sempurna Lokasi Geografis Administratif

Lebih terperinci

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 1 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 9 JAKARTA 195 Telepon: -713, 5,1-5371 Faksimile: -71, 1-537 E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki kurang lebih 17.504 buah pulau, 9.634 pulau belum diberi nama dan 6.000 pulau tidak berpenghuni

Lebih terperinci

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur 4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur G. Egon, NTT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namang Kawah : Kawah di bagian puncaknya, berukuran 525 m x 425 m, dengan kedalaman antara 47,5 m - 195 m, tebing yang tinggi

Lebih terperinci

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur 4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,

Lebih terperinci

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur 4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur (a) Gunungapi Sirung (a) dan kawah (b) (b) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis : Kawah A, Kawah B, dan Kawah D : Strato dengan

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 ESTU KRISWATI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pada periode April Juni 2008, tiga gunungapi yang sebelumnya

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014 \ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 Kushendratno Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Selama periode Mei Agustus 2009 terdapat 4 gunungapi berstatus

Lebih terperinci

Beda antara lava dan lahar

Beda antara lava dan lahar lahar panas arti : endapan bahan lepas (pasir, kerikil, bongkah batu, dsb) di sekitar lubang kepundan gunung api yg bercampur air panas dr dl kawah (yg keluar ketika gunung meletus); LAHAR kata ini berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gunungapi Merapi merupakan gunung yang aktif, memiliki bentuk tipe stripe strato yang erupsinya telah mengalami perbedaan jenis erupsi, yaitu erupsi letusan dan leleran

Lebih terperinci

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara 6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi Ketinggian Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Mahawoe, Roemengas : Mahawu, Wagio, Mawuas : Kota Tomohon, Sulawesi

Lebih terperinci

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah 6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah (a) (b) Erupsi G. Colo 1983 (a), Lapangan fumarola, di selatan danau kawah G. Colo (b) KETERANGAN UMUM Nama : G. Colo Nama Lain : - Lokasi Geografi Administratif

Lebih terperinci

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur 4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur Gunungapi Ebulobo (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah Lokasi Geografis Administratif Ketinggian Tipe Gununapi Kota Terdekat Pos Pengamatan

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Disusun oleh: Anita Megawati 3307 100 082 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono.,Dipl.SE.,MSc.,

Lebih terperinci

G. KERINCI, SUMATERA BARAT

G. KERINCI, SUMATERA BARAT G. KERINCI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Peak of Indrapura, G. Gadang, Berapi Kurinci, Korinci Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 1 41'50"LS dan 101 15'52"BT Kabupaten Kerinci, Propinsi

Lebih terperinci

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku 5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku Puncak G. Legatala dilihat dari arah Kampung Lesturu, 1978 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Serua, Sorek Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 6 o 18' Lintang Selatan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu. G. KABA, BENGKULU KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kaaba Nama Kawah : Terdapat 8 kawah di puncak, masing-masing a.l : (Gbr.1) Kaba Lama, Kaba Baru, Sumur letusan 1940 Kawah Baru, Vogelsang I, lubang letusan

Lebih terperinci

G. SUNDORO, JAWA TENGAH

G. SUNDORO, JAWA TENGAH G. SUNDORO, JAWA TENGAH KETERANGAN UMUM Nama Lain : Sindoro, Sendoro Nama Kawah : 1. Kawah Puncak : Segoro Wedi (Z1), Segoro Banjaran (Z2,Z3 dan Z4), Kawah Kawah Barat, Kawah Timur, Gua Walet Utara (K1),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rentan akan bencana, diantaranya bencana letusan gunungapi, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Bencana tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7 32 31 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari

Lebih terperinci

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR Gunungapi Arjuno - Welirang KETERANGAN UMUM NAMA GUNUNGAPI : Gunung Arjuno-Welirang NAMA LAIN : - NAMA KAWAH : Tilas Geni, Jero, Kembar, Abil, Argopuro, Plupuh, Pasar Dieng

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Indonesia adalah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.

Lebih terperinci

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur 4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM G. Kelimutu Nama Nama Lain Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administratif Ketinggian Kota Terdekat : Kelimutu : Keli Mutu, Kawah

Lebih terperinci

Pendahuluan II. Kawasan rawan bencana III. Pokok permasalahan waspada

Pendahuluan II. Kawasan rawan bencana III. Pokok permasalahan waspada LAPORAN KESIAPSIAGAAN STATUS WASPADA GUNUNG KERINCI DI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MEI 2006 1 I. Pendahuluan Kabupaten Kerinci merupakan

Lebih terperinci

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku 5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku G. Wurlali dilihat dari arah selatan, 2008 (Kristianto, 1994) KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Wuarlili Nama Kawah : Natarweru Posisi Geografi administrasi : : 7

Lebih terperinci

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM)

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) ERUPSI G. KARANGETANG 7 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) CECEP SULAEMAN, IYAN MULYANA, OKTORY PRIAMBADA, AGUS BUDIANTO Pusat Vulkanologi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Perumusan Masalah 15 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Daerah Bangunjiwo yang merupakan lokasi ini, merupakan salah satu desa di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Yogyakarta,

Lebih terperinci

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK Nama Kelompok : IN AM AZIZUR ROMADHON (1514031021) MUHAMAD FAISAL (1514031013) I NENGAH SUMANA (1514031017) I PUTU MARTHA UTAMA (1514031014) Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunungapi Merapi merupakan jenis gunungapi tipe strato dengan ketinggian 2.980 mdpal. Gunungapi ini merupakan salah satu gunungapi yang masih aktif di Indonesia. Aktivitas

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI BENCANA GUNUNG API (STUDI KASUS GUNUNG API SALAK JAWA BARAT)

SISTEM INFORMASI BENCANA GUNUNG API (STUDI KASUS GUNUNG API SALAK JAWA BARAT) SISTEM INFORMASI BENCANA GUNUNG API (STUDI KASUS GUNUNG API SALAK JAWA BARAT) Susanto, Suwarsono Peneliti PUSBANGJA, LAPAN e-mail: susanto_lapan@yahoo.com RINGKASAN Kondisi gunung api yang potensial meletus

Lebih terperinci

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur 4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Nama Lain : Pulu Komba, Pulu Kambing II, Pulu Betah Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administrasi : Batutara terletak di pulau berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di Indonesia banyak sekali terdapat gunung berapi, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif. Gunung berapi teraktif di Indonesia sekarang ini adalah Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai.

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenampakan alam di permukaan bumi meliputi wilayah perairan dan daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan... Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2 Pokok Permasalahan... 2 1.3 Lingkup Pembahasan... 3 1.4 Maksud Dan Tujuan... 3 1.5 Lokasi... 4 1.6 Sistematika Penulisan... 4 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2012 tentang Keselamatan da

2015, No Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2012 tentang Keselamatan da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.620, 2015 BAPETEN. Instalasi Nuklir. Aspek Kegunungapian. Evaluasi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara geografis Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng benua Eurasia, lempeng samudra Hindia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di ring of fire (Rokhis, 2014). Hal ini berpengaruh terhadap aspek geografis, geologis dan klimatologis. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia adalah negara yang kaya akan gunung api dan merupakan salah satu negara yang terpenting dalam menghadapi masalah gunung api. Tidak kurang dari 30

Lebih terperinci

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara 6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Ruwang, Aditinggi, Duang atau Duwang Lokasi a. Geografis Puncak b. Administratif : : 2 18 LU dan 125 22 BT Kabupaten Sitaro, Propinsi Sulawesi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK KEGUNUNGAPIAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK KEGUNUNGAPIAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK KEGUNUNGAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API Virgian Rahmanda 1215051054 A. Pengertian Letusan Gunung Api Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daerah Penelitian Secara administratif Gunung Lokon terletak di Kota Tomohon, Minahasa, Sulawesi Utara (Gambar 4), lebih kurang 25 Km sebelah Selatan Manado. Secara geografis

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 44 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Pembacaan Rekaman Gelombang gempa Metode geofisika yang digunakan adalah metode pembacaan rekaman gelombang gempa. Metode ini merupakaan pembacaan dari alat yang

Lebih terperinci

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara 7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara G. Dukono dilihat dari sekitar Sungai Muya KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi : Doekono, Dukoko, Dodoekko, Dukoma, Tala, Tolo

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 Novianti INDRASTUTI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama periode Januari April 2009 terdapat 4 gunungapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta merupakan gunung paling aktif di dunia. Gunung Merapi

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta merupakan gunung paling aktif di dunia. Gunung Merapi 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gunung Merapi yang berada di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan gunung paling aktif di dunia. Gunung Merapi memiliki interval waktu erupsi

Lebih terperinci

6.padang lava Merupakan wilayah endapan lava hasil aktivitas erupsi gunungapi. Biasanya terdapat pada lereng atas gunungapi.

6.padang lava Merupakan wilayah endapan lava hasil aktivitas erupsi gunungapi. Biasanya terdapat pada lereng atas gunungapi. BENTUK LAHAN ASAL VULKANIK 1.Dike Terbentuk oleh magma yang menerobos strata batuan sedimen dengan bentuk dinding-dinding magma yang membeku di bawah kulit bumi, kemudian muncul di permukaan bumi karena

Lebih terperinci

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara 6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara Erupsi G. Karangetang 2010 (Prambada, O./PVMBG/2010) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunungapi Siau Nama Kawah : Kawah Utama (Kawah I), Kawah II, Kawah III, Kawah

Lebih terperinci

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara 6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara Gunungapi Soputan, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Kawah : Soputan, K1 dan K2 Lokasi : a.koordinat b. Geografi : : 01 o 06 30 LU dan 124 o 43 BT Kec. Tombatu, Minahasa,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Konsekuensi tumbukkan lempeng tersebut mengakibatkan negara

Lebih terperinci

DEBIT AIR LIMPASAN SEBAGAI RISIKO BENCANA PERUBAHAN LUAS SUNGAI TUGURARA DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA

DEBIT AIR LIMPASAN SEBAGAI RISIKO BENCANA PERUBAHAN LUAS SUNGAI TUGURARA DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA DEBIT AIR LIMPASAN SEBAGAI RISIKO BENCANA PERUBAHAN LUAS SUNGAI TUGURARA DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA Julhija Rasai Dosen Fakultas Teknik Pertambangan, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Email.julhija_rasai@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Oleh : Imron Bashori*, Prakosa Rachwibowo*, Dian Agus Widiarso (corresponding

Oleh : Imron Bashori*, Prakosa Rachwibowo*, Dian Agus Widiarso (corresponding ANALISIS PENGINDERAAN JAUH UNTUK MENENTUKAN DAERAH BAHAYA DALAM RANGKA MENDUKUNG UPAYA MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI DENGAN MENGGUNAKAN CITRA DEM DAN LANDSAT DAERAH GUNUNG BATUR KABUPATEN BANGLI PROVINSI

Lebih terperinci

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI SITUASI BENCANAGUNUNG API SEULAWAH AGAM DI WILAYAH KECAMATAN SAREE KABUPATENACEH BESAR

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI SITUASI BENCANAGUNUNG API SEULAWAH AGAM DI WILAYAH KECAMATAN SAREE KABUPATENACEH BESAR ISSN 2355-3324 9 Pages pp. 17-25 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI SITUASI BENCANAGUNUNG API SEULAWAH AGAM DI WILAYAH KECAMATAN SAREE KABUPATENACEH BESAR Nita Adlina 1, Agussabti 2, Hermansyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Fisiografi Regional Pulau Lombok terbentuk oleh suatu depresi yang memanjang (longitudinal depresion), yang sebagian besar sudah terisi dan tertutupi oleh suatu seri gunungapi

Lebih terperinci

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009 KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 009 Estu KRISWATI dan Oktory PRAMBADA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Jalan Diponegoro

Lebih terperinci

7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara

7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara 7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara G. Gamalama dilihat dari arah timur KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan

Lebih terperinci

G. Raung (Wikipedia,Sep 2005) : Tegal Alun-Alun dan Tegal Brungbung

G. Raung (Wikipedia,Sep 2005) : Tegal Alun-Alun dan Tegal Brungbung G. RAUNG, JAWA TIMUR G. Raung G. Raung (Wikipedia,Sep 2005) KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Utama Nama Kawah Lain : Rawon : Kaldera Raung : Tegal Alun-Alun dan Tegal Brungbung Lokasi a. Geografi Puncak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Schieferdecker (1959) maar adalah suatu cekungan yang umumnya terisi air, berdiameter mencapai 2 km, dan dikelilingi oleh endapan hasil letusannya.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK i UCAPAN TERIMA KASIH ii DAFTAR ISI iii DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR TABEL viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.4 Manfaat

Lebih terperinci