BAB 3 METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dan secara detail

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dan secara detail"

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Metode ini dianggap relevan dan sesuai dengan topik penelitian ini yang bertujuan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dan secara detail tentang ketersediaan tenaga kesehatan dan kecukupan infrastruktur dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie di Era JKN. Sesuai dengan yang diungkapkan Creswell (1994) Qualitative research focuses on the process that is occurring as well as the product or outcome. Researchers are particulars interested in understanding how things occurs. Didefinisikan bahwa pendekatan kualitatif lebih menekankan perhatian pada proses dan makna yang bersifat deskriptif didapat melalui kata atau gambar serta bersifat induktif. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie, yaitu sebuah rumah sakit kelas B. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah:

2 1. Rumah sakit ini merupakan salah rumah sakit pemerintah yang melaksanakan program JKN untuk masyarakat di wilayah kerjanya. 2. Sebelumnya tidak pernah dilakukan penelitian dengan topik yang sama dengan topik penelitian ini Waktu Penelitian Penelitian diawali dari proses pembuatan proposal yang dimulai sejak bulan Januari Proses pengumpulan data dilakukan pada bulan April Sumber Informasi Dalam penelitian ini penentuan sumber informasi baik sumber informasi kunci maupun sumber informasi tambahan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga mempermudah peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang sedang diteliti, yang menjadi kepedulian dalam pengambilan sampel penelitian kualitatif adalah tuntasnya pemerolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada, bukan pada banyak sumber data. Sumber informasi dalam penelitian ditetapkan sebanyak 9 orang yang diambil dari pihak-pihak yang terkait dengan kesiapan BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli di era JKN yaitu:

3 Tabel 3.1 Kriteria Sumber Informasi Kriteria Tempat Tugas Jumlah 1. Direktur 2. Wadir Umum 3. Wadir Yanmed 4. Kabid Keperawatan 5. Instalasi Farmasi 6. Kepala Poli Kebidanan 7. Kepala Poli Bedah 8. Kepala Poli Penyakit Dalam 9. Kepala Poli Gigi BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Jumlah 9 Wakil Pelayanan Medik di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli membawahi Kepala Sub Bidang Rawat Inap dan Rawat Jalan. 3.4 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Pada penelitian kualitatif, instrumen utama penelitiannya adalah peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu pedoman wawancara. Menurut Sugiyono (2009) dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri menjadi instrumen penelitian dan berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih sumber informasi, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menganalisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

4 3.5 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif. Sebab, kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam metode pengumpulan data akan berakibat kurang akuratnya hasil penelitiannya atau bias. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam secara terstruktur dengan para informan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data-data dan laporan-laporan yang terkait dengan data tenaga kesehatan, infrastruktur dan kesiapan BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli dalam melayani pasien di era JKN. Adapun teknis atau cara dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Wawancara mendalam (depth interview) Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada informan. Wawancara mendalam dilakukan secara bebas terkontrol artinya wawancara dilakukan secara bebas. Sehingga data yang diperoleh adalah data yang luas dan mendalam, tetapi masih memperhatikan unsur terpimpin yang memungkinkan masih terpenuhinya prinsip-prinsip komparabilitas dan reliabilitas secara langsung dapat diarahkan dan memihak pada persoalan-persoalan yang diteliti. Walaupun draft wawancara

5 digunakan dalam wawancara ini, akan tetapi dalam pelaksanaannya wawancara dibuat bervariasi dan disesuaikan dengan situasi yang ada, sehingga tidak kaku. Hasil wawancara direkam dan dicatat untuk menghindari terjadinya kesesatan recording. Disamping itu peneliti juga menggunakan teknik recall (ulangan) yaitu menggunakan pertanyaan yang sama tentang suatu hal. Ini dimaksudkan untuk memperoleh kepastian jawaban dari informan. Apabila hasil jawaban pertama dan selanjutnya sama, maka data dapat disebut sudah final. 2. Studi Dokumentasi Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder dari dokumen-dokumen arsip dan catatan lain yang dianggap perlu dalam penelitian ini. Dokumen dimaksud diantaranya adalah: data rekam medik, foto-foto dan profil rumah sakit. Data yang diambil dalam dokumen tersebut dilakukan dengan cara dikutip secara langsung dan tidak langsung. 3.6 Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini disusun berdasarkan permasalahan dan kerangka pikir yang dibuat yaitu: 1. Ketersediaan tenaga kesehatan adalah keberadaan tenaga kesehatan mencakup dokter, perawat, apoteker dan tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian medis, tenaga keteknisian medis baik kuantitas maupun kualitas yang dibutuhkan untuk kesiapan BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie di era JKN.

6 2. Kecukupan infrastruktur adalah kecukupan prasarana rumah sakit seperti gedung/bangunan, kecukupan sarana kesehatan seperti peralatan medis, dan kecukupan obat untuk mendukung kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli. 3. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli yang membuat rumah sakit ini siap untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di bidang pelayanan kesehatan di era JKN. 4. JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah jaminan perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran/iurannya dibayar oleh pemerintah. 3.7 Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan tehnik menghubungkan data yang diperoleh peneliti pada masa sebelum, selama dan setelah kegiatan di lapangan (lokasi penelitian), sesuai teori dari Cresswell (1994) dengan tahapan: 1. Reduksi data; yaitu mengumpulkan data yang didapat dan menyederhanakan informasi tersebut, memilih hal-hal pokok dan memfokuskannya pada hal-hal penting, mencari tema atau pola dari laporan atau data yang didapat di lapangan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, di samping mempermudah peneliti untuk mencari data yang diperlukan.

7 2. Display (penyajian data); yaitu menyajikan berbagai informasi dari data yang telah dianalisis sehingga memberikan gambaran seluruhnya atau bagian-bagian tertentu dari penelitian yang dilakukan. 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi; merupakan kegiatan analisis data yang dimaksudkan untuk mencari makna dan membuat kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul dan hipotesis kerja. Pada mulanya kesimpulan tersebut tentunya masih sangat tentatif, kabur dan diragukan. Akan tetapi, dengan bertambahnya data dan melalui verifikasi yang terus dilakukan selama penelitian berlangsung maka kesimpulan tersebut menjadi lebih mendalam dan akurat.

8 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli 1. Sejarah BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli berlokasi di Jalan Prof.A.Madjid Ibrahim Sigli, yang merupakan Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Kabupaten Pidie. Sebelum tahun 1980/1981 RSU Sigli berlokasi di Jalan RSU Lama Desa Benteng Kecamatan Kota Sigli yang merupakan peninggalan kolonial Belanda ANNO Namun pada tahun 1981/1982 RSU Sigli dibangun berdasarkan Crass Program di atas tanah persawahan desa Lampeudeu Baroh seluas m 2 dan baru ditempati atau difungsikan bulan Februari 1986 dengan type kelas D. Dengan terjadinya perkembangan dimana pelayanan spesialisasi yang diberikan semakin komplit, disamping RSU Sigli dijadikan sebagai pusat rujukan kasus di Kabupaten Pidie, juga digunakan sebagai lahan praktek bagi mahasiswa kesehatan, maka dengan Keputusan Menkes R.I. No.009.A/Menkes/SK/I/1993 RSU-Sigli berubah status menjadi rumah sakit kelas C dan diresmikan oleh Menkes R.I. Dr.Adhyatma, MPH pada tanggal 11 Februari Selanjutnya dengan pemberlakuan PP. Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, telah terjadi penggabungan maupun perampingan SKPD menyebabkan perubahan organisasi dan tata kerja yang diberi nama Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie disingkat dengan RSU Kabupaten Pidie.

9 Selanjutnya sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), maka setelah melalui proses, Rumah Sakit Umum Daerah (RSU) Tgk Chiek Ditiro Sigli merupakan salah satu rumah sakit di Kabupaten Pidie yang menerapkan status pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) penuh sesuai Surat Keputusan Bupati Pidie Nomor 546 Tahun Pada tahun 2014, BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli berubah status menjadi rumah sakit kelas B dengan penetapan Keputusan Menkes R.I. Nomor: HK.02.03/1/2029/2014 tanggal 12 Agustus Visi, Misi dan Motto BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli Dalam melaksanakan operasionalnya di wilayah Kabupaten Pidie, BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli menetapkan visi yaitu Terwujudnya Pelayanan Yang Prima, Efektif, Profesional dengan Nurani yang Islami serta Terjangkau bagi Masyarakat Kabupaten Pidie. Visi tersebut tertuang dalam misi sebagai berikut: 1) Menjadikan rumah sakit rujukan di Kabupaten Pidie. 2) Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia sesuai dengan standar. 3) Memberdayakan karyawan secara profesional sehingga tercapai pelayanan yang bermutu dan Islami. 4) Memberikan pelayanan yang berorientasi kepada kepentingan pelanggan yang bisa dipertanggung jawabkan secara medik maupun secara moral dengan pelayanan yang berdasarkan hati nurani.

10 Motto BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli adalah Dengan nurani mewujukan kesehatan. 3. Tugas Pokok dan Fungsi BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli Adapun tugas pokok rumah sakit termasuk BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mendukung pelaksanaan tugas ini, rumah sakit mempunyai fungsi: 1) Pelayanan Medis 2) Pelayanan penunjang medis dan non medis 3) Pelayanan asuhan keperawatan 4) Pelayanan rujukan 5) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan 6) Pelaksanaan penelitian dan pelatihan 7) Pengelolaan administrasi dan keuangan. 4. Tujuan BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli Adapun tujuan BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie terangkum dalam aspek-aspek berikut: 1) Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui program peningkatan mutu pelayanan secara efektif dan efisien agar tercapainya derajat kesehatan yang optimal.

11 2) Memberikan pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien melalui optimalisasi tenaga, sarana dan prasarana. 3) Memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien. 4) Memanfaatkan teknologi, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan. 5. Fasilitas Pelayanan di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Untuk tersedianya fasilitas dan terselenggaranya kegiatan pelayanan, pendidikan dan pelatihan dibentuk instalasi-instalasi yang merupakan unit-unit pelaksana pelayanan. Pembentukan instalasi ditetapkan oleh Direktur. Instalasi dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur serta bertanggung jawab kepada Direktur melalui Kepala Bidang. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Instalasi dibantu oleh tenaga-tenaga fungsional dan atau tenaga non medis; baik pegawai negeri sipil maupun non pegawai negeri sipil. Pembentukan dan perubahan instalasi didasarkan atas analisis organisasi dengan mengingat sumber daya yang tersedia di rumah sakit; meliputi sumber daya manusia, sarana prasarana dan memperhatikan kebutuhan masyarakat. Instalasi yang ada di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli: 1) Instalasi Gawat Darurat 2) Instalasi Rawat Jalan:

12 a) Poliklinik Anak b) Poliklinik Penyakit Dalam c) Poliklinik Bedah d) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan e) Poliklinik Mata f) Poliklinik THT g) Poliklinik Saraf h) Poliklinik Kulit dan Kelamin i) Poliklinik Endokrin j) Poliklinik Gigi 3) Instalasi Rawat Inap a) Ruang Rawat Kelas Utama b) Ruang Rawat PDP c) Ruang Rawat PDW d) Ruang Rawat Saraf e) Ruang Rawat Anak f) Ruang Rawat Kebidanan g) Ruang Rawat Bedah h) Ruang Rawat Perinatologi i) Ruang Rawat Mata/THT j) Kamar Bersalin 4) Instalasi ICU

13 5) Unit Haemodialisa 6) Instalasi Bedah Sentral (IBS) 7) Pelayanan Penunjang Medik a) Instalasi Radiologi b) Instalasi Laboratorium c) Instalasi Farmasi d) Instalasi Gizi e) Instalasi Rehabilitasi Medik f) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit g) Instalasi Kamar Jenazah h) UTD RS 8) Fasilitas Umum RS : Kantin, Koperasi, Tempat Parkir 9) Mushalla. 6. SDM di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli Berdasarkan data profil BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie, rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari puskesmas terutama pasien JKN pemegang kartu BPJS. Rumah sakit ini termasuk besar dengan 239 tempat tidur, lebih banyak dibanding setiap rumah sakit di Aceh yang tersedia rata-rata 83 tempat tidur inap. Adapun SDM di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli baik tenaga medis dan tenaga non medis sebagaimana tabel berikut.

14 Tabel 4.1. Sumber Daya Manusia di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli No Jenis Tenaga Status Kepegawaian PNS Honor Kontrak Magang Total A. Tenaga Medis Dokter spesialis Bedah Dokter spesialis Penyakit Dalam 3. Dokter spesialis Anak Dokter spesialis Obgyn Dokter spesialis Patologi Klinik 6. Dokter spesialis Radiologi Dokter spesialis Paru Dokter spesialis Anastesi Dokter spesialis THT-KL Dokter spesialis Orthopedi Dokter spesialis Saraf Dokter spesialis Mata Dokter spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin 14. Dokter Umum Dokter Gigi B. Tenaga Keperawatan NERS S-Keperawatan DIV Keperawatan DIV Kebidanan DIII Keperawatan DIII Kebidanan DIII Kesehatan Gigi Bidan SPK SPRG C. Tenaga Kes.Masyarakat MARS M.Kes S-1 Kesmas DIII Kesling Sumber: Bagian Kepegawaian BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, 2015

15 Tabel 4.1 (Lanjutan) No Jenis Tenaga Status Kepegawaian PNS Honor Kontrak Magang Total D. Tenaga Kefarmasian S-1 Farmasi/Apoteker DIII Farmasi SAA SMF E. Tenaga Gizi DIII Gizi F. Tenaga Keterapian Fisik DIII Fisioterapi G. Tenaga Keteknisian Medik 1. DIV Atem DIII Analis DIII Atro DIII Apikes DIII Atem DIII Aro (Refraksi) SMAK (Analis Kesehatan) H. Tenaga Non Medis S1 Psikologis S1 Administrasi S1 Hukum S1 Ekonomi S1 Ekonomi Akuntansi S1 Komputer D III Komputer D III Ekonomi D III Sekretaris D III Teknik SMA SMEA SMK/STM SMP SD Sumber: Bagian Kepegawaian BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, 2015

16 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah dokter yang tersedia 45 orang terdiri dari 26 dokter spesialis, 15 dokter umum dan 4 dokter gigi. Jumlah tenaga keperawatan termasuk bidan sebanyak 281 orang. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat 30 orang. Jumlah tenaga kefarmasian 23 orang. Jumlah tenaga gizi 7 orang. Jumlah tenaga keterapian fisik 11 orang. Jumlah tenaga keteknisian medik 45 orang. Jumlah tenaga non medis sebanyak 77 orang. Jumlah tenaga dokter di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sudah memenuhi dari segi jumlah untuk rumah sakit kelas B. Namun jumlah tenaga keperawatan masih kurang apalagi jika dikalkulasikan perbandingan jumlah perawat dengan jumlah tempat tidur untuk rawat inap. 7. Jumlah Tempat Tidur Berdasarkan data profil BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie, rumah sakit ini memiliki 239 tempat tidur, 219 diantaranya termasuk di kamar kelas III. Dikaitkan dengan persyaratan rumah sakit kelas menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit pasal 20 bahwa pelayanan rawat inap harus dilengkapi dengan fasilitas jumlah tempat tidur perawatan Kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah, maka jumlah ini sudah melebihi.

17 8. Kunjungan Pasien Berdasarkan data profil BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie, rumah sakit ini memiliki tingkat kesibukan yang tinggi dalam melayani pasien. Setiap tahun pasien menjenguk rumah sakit ini. Bila dirinci jenis kunjungan pasien untuk rawat inap rata-rata sebanyak orang/tahun, rawat jalan orang/tahun dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) orang/tahun. 9. Tingkat Efektivitas (Kinerja Rumah Sakit) Berdasarkan data Profil BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie (2014), rumah sakit ini memiliki tingkat efektivitas dengan indikator: 1) Bed Occupancy Ratio (BOR); yaitu angka penggunaan tempat tidur. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%. BOR BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sebesar 96,54%. 2) BTO (Bed Turn Over) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai kali. Rumus : BTO = Jumlah pasien dirawat (hidup + mati) / jumlah tempat tidur. BTO BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli pada 239 tempat tidur 67 kali. 3) Turn Over Interval (TOI); yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. TOI BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli pada kisaran 0,13.

18 4) Gross Death Rate (GDR); yaitu angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. GDR BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sebesar 4. 5) Net Death Rate (NDR); yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap 1000 penderita keluar. NDR BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sebesar 1. 6) Average Length of Stay (ALOS); yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi rumah sakit. Nilai ALOS yang ideal di antara 6-9 hari. ALOS BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli selama 4 hari. 4.2 Karakteristik Sumber informasi Hasil dari data sekunder yang dilakukan di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie diketahui karakteristik sumber informasi berdasarkan umur, sumber informasi memiliki rentang usia tahun. Berdasarkan jenis kelamin mayoritas laki-laki. Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas sarjana strata S-1. Berdasarkan jabatan mayoritas pimpinan baik pimpinan rumah sakit, pimpinan instalasi dan pimpinan poli. Lebih jelas sebagaimana tabel berikut ini. Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Sumber informasi No. Sumber Jenis Jabatan Umur informasi Kelamin Pendidikan 1 Direktur 50 Lk S-2 2 Wadir Umum 45 Lk S-1 3 Wadir Yanmed 42 Pr S-2 4 Kabid Perawatan 51 Lk S-1 5 Ka. Instalasi Farmasi 39 Lk S-1 6 Ka.Poli Kebidanan 46 Pr S-1 7 Ka.Poli Bedah 41 Lk S-1 8 Ka. Poli Penyakit Dalam 47 Lk S-1 9 Ka.Poli Gigi 42 Lk S-1

19 4.3 Penyajian Data Hasil Wawancara Hasil wawancara dengan sumber informasi yang dilakukan oleh peneliti dicatat dalam bentuk transkrip dan kemudian disederhanakan dengan memilih dan memfokuskan pada hal-hal yang penting untuk mendapatkan gambaran yang lebih tajam. Selanjutnya dikelompokkan berdasarkan ketersediaan tenaga kesehatan dan kecukupan infrastruktur untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli Ketersediaan Tenaga Kesehatan untuk Kesiapan dalam Menghadapi Era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie Wawancara yang dilakukan kepada sumber informasi mengenai ketersediaan tenaga kesehatan untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, dikelompokkan dalam beberapa kategori yaitu ketersediaan dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan masyarakat, apoteker dan tenaga teknis kefarmasian, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis sebagaimana diuraikan berikut ini. 1. Ketersediaan Dokter Spesialis Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang ketersediaan dokter spesialis untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, diperoleh informasi bahwa ketersediaan dokter spesialis sebanyak 26 dokter. Namun untuk dokter spesialis bedah saraf, spesialis jantung, subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis dan dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut belum ada. Kekurangan ini diatasi dengan cara

20 melakukan kerjasama dengan rumah sakit/instansi terkait lainnya yang ada di sekitar wilayah Kabupaten Pidie seperti RSUZA Banda Aceh dan Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh. Seperti diungkapkan berikut ini: SDM kita untuk dokter spesialis sudah memenuhi standar Tipe B. Namun untuk subspesialis dan spesialis gigi mulut kita masih ada kekurangan. Untuk menyikapi kekurangan beberapa sub spesialis pihak manajemen RS melakukan kerjasama dengan RSUZA Banda Aceh dan Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh. Dikarenakan jarak tempuh Sigli Banda Aceh hanya 100 km, dibenarkan oleh tim dari Kemenkes untuk melakukan kerjasama tersebut. Walaupun kita juga lagi menyiapkan spesialis kita untuk mengambil sub di setiap bidangnya. (Sumber Informasi I) Memang ada beberapa kasus besar yang harus kita rujuk ke RSUZA seperti kasus trauma kepala karena kita belum punya spesialis bedah saraf dan keluhan jantung karena kita belum punya spesialis jantung. (Sumber Informasi I) Sumber informasi berikutnya mengungkapkan bahwa semua poli sudah dilayani oleh dokter spesialis walaupun beberapa subspesialis sebagai dipersyaratkan untuk tipe rumah sakit kelas B belum ada. Sebagaimana diungkapkan berikut ini: RS kami ada Poli Penyakit Dalam, Poli Endokrin, Poli Mata, Poli THT, Poli Saraf, Poli Bedah, Poli Bedah Ortoped, poli Urologi, Poli Jiwa, Poli Kulit Kelamin, Poli Obgyn, Poli Anestesi, Poli Gigi. Semua poliklinik dilayani oleh dokter spesialis. (Sumber Informasi III) Iya kebutuhan dokter spesialis di semua poli sudah terpenuhi. Walaupun ada beberapa subspesialis yang disyaratkan tipe B belum ada yang definitif. Tetapi kita sudah adakan penjanjian kerjasama dengan RSUZA dan FK Unsyiah untuk memenuhi kekurangan Sub spesialis kita. (Sumber Informasi III)

21 Sumber informasi lain menegaskan bahwa jika dari segi jumlah dokter spesialis sudah mencukupi, sedangkan untuk dokter spesialis bedah saraf dan subspesialis memang belum ada. Sebagaimana diungkapkan berikut ini: kalau jumlahnya saya nilai sudah cukuplah malah berlebih tetapi untuk dokter spesialis bedah saraf belum ada (Sumber Informasi VII) dokter spesialis sudah cukup Pak sudah ada 3 orang hanya untuk subspesialis belum ada (Sumber Informasi VIII). Khusus untuk Poli Gigi sumber informasi memberitahukan belum ada dokter gigi spesialis dan juga subspesialis. Sebagaimana diungkapkan berikut ini: kalau jumlah tenaga secara keseluruhan saya kurang tahu tapi kalau di Poli ini ya sudah cukuplah dokter gigi ada 4 orang, perawat gigi 9 orang. Ohhh kalau dokter gigi spesialis dan subspesialis belum ada Pak. (Sumber Informasi IX) 2. Ketersediaan Dokter Umum Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang ketersediaan dokter umum untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, diperoleh informasi bahwa jumlah dokter umum ada sebanyak 15 orang. Seperti diungkapkan berikut ini: untuk dokter umum kita sudah cukup apalagi bila dibandingkan dengan rumah sakit yang sekelas di wilayah ini. (Sumber Informasi I) kalau dokter umum sudah sangat mendukung. (Sumber Informasi III)

22 Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa ketersediaan dokter umum untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli sudah sangat mendukung. 3. Ketersediaan Dokter Gigi Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang ketersediaan dokter gigi untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, diperoleh informasi bahwa ketersediaan dokter gigi sebanyak 4 dokter gigi. Seperti diungkapkan berikut ini: untuk dokter gigi sudah cukup namun untuk spesialis gigi dan subspesialis masih belum ada. Maka pihak manajemen RS bekerjasama dengan RSUZA Banda Aceh dan Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh. (Sumber Informasi I) Informasi yang sama diungkapkan: kebutuhan dokter gigi sudah terpenuhi, hanya subspesialis yang belum ada. Sehingga bila ada kasus pasien yang membutuhkan penanganan subspesialis dilakukan kerjasama dengan RSUZA dan FK Unsyiah. (Sumber Informasi III). Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa dari segi jumlah ketersediaan dokter gigi untuk pelayanan dasar sudah memadai di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli di era JKN, namun dari jenis spesialisasi dan sub spesialis masih kurang. 4. Ketersediaan Tenaga Keperawatan Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang ketersediaan tenaga keperawatan mencakup perawat dan bidan untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, diperoleh pernyataan bahwa ketersediaan perawat dari segi jumlah masih belum cukup bila dibandingkan dengan rasio tempat

23 tidur, sehingga masih sebagian perawat masih honor dan magang. Begitu juga dari segi kualitas sebagian besar perawat masih perlu peningkatan melalui berbagai pelatihan. Seperti diungkapkan berikut ini. Jumlah tenaga keperawatan belum memenuhi standar rumah sakit kelas B. Namun pendidikan perawat rata-rata S1, D3 dan sebagian ada sedang melanjutkan pendidikan S2 di Australia. Sebagian besar perawat dimaksud sudah berstatus PNS dan beberapa masih honorer dan magang sehingga tidak tercantum jumlahnya dalam profil rumah sakit ini. Hanya bagi sebagian perawat apalagi yang muda perlu peningkatan kualitas jadi perlu diadakan pelatihan-pelatihan terutama dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Dari segi jumlah bidan di rumah sakit ini sudah memenuhi kebutuhan. Namun terhadap bidan-bidan muda perlu diberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam menangani masalah kebidanan (Sumber Informasi I) Hal senada diungkapkan sumber informasi lain berikut ini. Kalau Bicara SDM tenaga keperawatan secara jumlahnya belum memenuhi standar rumah skait kelas B. Namun strata pendidikan perawat sudah rata-rata S1 dan D3. Bahkan ada yang lagi pendidikan S2 di Australia. Begitu juga untuk kualitasnya masih perlu banyak pelatihan-pelatihan penanganan pasien khusus. Memang sesudah tsunami banyak perawat yang sudah mengikuti pelatihan khusus misalnya BCLS untuk perawat ICU dan NICU, BTLS untuk perawat Bedah dan IGD serta APN untuk perawat bidan di ruang bersalin. Namun itu sudah lama dan sekarang di diklat juga telah mengajukan ke bidang perencanaan terkait pelatihan perawat. (Sumber Informasi IV) Menurut saya kualitas yang paling perlu ditingkatkan khususnya tenaga keperawatan. Perlu dikirim mengikuti pelatihan (Sumber Informasi VI) Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa dari segi jumlah ketersediaan tenaga keperawatan untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli masih kurang begitu juga dari segi kualitas.

24 5. Ketersediaan Apoteker dan Tenaga Kefarmasian Hasil dari data sekunder diketahui bahwa jumlah apoteker sebanyak 5 orang dan asisten apoteker sebanyak 23 orang. Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang ketersediaan apoteker dan tenaga kefarmasian (asisten apoteker) untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, bahwa jumlah apoteker masih kurang karena belum memenuhi standar kebutuhan rumah sakit, namun untuk tenaga asisten apoteker sudah melebihi kebutuhan. Sebagaimana diungkapkan oleh sumber informasi berikut ini: untuk SDM Apoteker kita sudah ada 5 orang, namun jumlah ini masih kurang. Untuk tenaga asisten apoteker malah sudah berlebih. Kondisi ini memberi dampak pelaksanaan system depo di setiap ruangan belum memadai. (Sumber Informasi V) Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa dari segi jumlah ketersediaan apoteker untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli masih sangat kurang, namun untuk asisten apoteker dan tenaga kefarmasian lainnya sudah mencukupi. 6. Ketersediaan Tenaga Kesehatan Masyarakat Hasil dari data sekunder diketahui bahwa jumlah tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 30 terdiri dari 26 tenaga kesehatan masyarakat berstatus PNS dan 4 status sedang magang. Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang ketersediaan tenaga kesehatan masyarakat untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, sudah memenuhi standar kebutuhan rumah sakit. Sebagaimana diungkapkan oleh sumber informasi berikut ini:

25 Tenaga kesehatan masyarakat sudah tersedia 30 orang, namun belum diberdayakan secara maksimal. (Sumber Informasi II) Tenaga kesehatan masyarakat ada 30 orang, dan jumlah ini sudah melebihi kebutuhan. (Sumber Informasi IV) Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa dari segi jumlah ketersediaan tenaga kesehatan masyarakat untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli sudah memadai, namun pemberdayaannya masih kurang maksimal. 7. Ketersediaan Tenaga Gizi Hasil dari data sekunder diketahui bahwa jumlah tenaga gizi sebanyak 7 orang. Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang tenaga gizi untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, jumlah tenaga gizi masih kurang karena belum memenuhi standar kebutuhan rumah sakit. Sebagaimana diungkapkan oleh sumber informasi berikut ini: Tenaga gizi di rumah sakit ini hanya sebanyak 7 orang, jumlah ini masih kurang tapi kami sudah mengajukan pengambahan ke atasan. (Sumber Informasi I) Tenaga gizi di rumah sakit ini hanya sebanyak 7 orang, jumlah ini masih kurang. (Sumber Informasi III) Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa dari segi jumlah ketersediaan tenaga gizi untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli di era JKN masih belum mencukupi bila dibandingkan dengan kebutuhan rumah sakit yaitu 9 tenaga gizi.

26 8. Ketersediaan Tenaga Keterapian Fisik Hasil dari data sekunder diketahui bahwa jumlah tenaga keterapian fisik sebanyak 11 orang. Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang tenaga keterapian fisik untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli Pidie, bahwa jumlahnya sudah memenuhi kebutuhan rumah sakit. Sebagaimana diungkapkan oleh sumber informasi berikut ini: Tenaga keterapian fisik di rumah sakit sebanyak 11 orang, jumlah ini sudah memenuhi kebutuhan rumah sakit. (Sumber Informasi I) Tenaga keterapian fisik di rumah sakit ini ada 11 orang, sampai saat ini jumlah ini sudah mencukupilah. (Sumber Informasi III) Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa dari segi jumlah tenaga keterapian fisik untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli sudah memenuhi kebutuhan. 9. Ketersediaan Tenaga Keteknisian Medis Hasil dari data sekunder diketahui bahwa jumlah tenaga keteknisian medis sebanyak 45 orang terdiri dari 32 PNS dan 13 magang. Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang tenaga keteknisian medis untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, bahwa jumlahnya sudah memenuhi kebutuhan rumah sakit. Namun secara kualitas perlu diberikan pelatihan baik di internal rumah sakit maupun dengan dikirim ke instansi/institusi terkait. Sebagaimana diungkapkan oleh sumber informasi berikut ini: Tenaga keteknisian medis di rumah sakit ini yang PNS sudah banyak ditambah lagi yang magang, jumlah ini sudah memenuhi kebutuhan rumah sakit. (Sumber Informasi I)

27 Tenaga keteknisian medis sampai saat ini jumlah ini sudah mencukupilah. (Sumber Informasi III) Tenaga keteknisian medis sudah sangat mendukung jumlahnya, tinggal yang perlu adalah peningkatan secara kualitas. (Sumber Informasi IV) Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa dari segi jumlah ketersediaan tenaga keteknisian medis untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli sudah sangat mendukung tugas rumah sakit Kecukupan Infrastruktur untuk Kesiapan dalam Menghadapi Era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli Hasil Wawancara mendalam kepada sumber informasi mengenai kecukupan infrastruktur untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli dikelompokkan atas kecukupan prasarana rumah sakit dan sarana peralatan medis rumah sakit. 1. Kecukupan Prasarana Rumah Sakit Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang kecukupan prasarana untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, diperoleh informasi bahwa fasilitas yang ada sudah memenuhi standar minimal namun perlu peningkatan. Prasarana gedung seperti ruang tunggu perlu perhatian karena ada keluhan dari pasien maupun keluarga pasien bahwa ruang tunggu panas karena tidak ada AC dan ventilasi udara sangat kurang. Begitu juga ruang kamar inap khususnya untuk pasien JKN dan ruang rawat inap di Poli Kebidanan perlu penambahan. Sebagaimana diungkapkan berikut ini.

28 mengenai fasilitas seperti gedung untuk ruang tunggu dan ruang kamar untuk rawat inap bila ditinjau dari banyaknya pasien di era JKN memang perlu penambahan. Khususnya kamar rawat inap sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk kategori kelas rumah sakit B. Namun karena banyaknya pasien rujukan dari puskesmas di wilayah kerja rumah sakit maka perlu penambahan lagi. Dan saat ini sedang disusun rencana pengusulannya ke pihak atasan (Sumber Informasi I) dari pantauan kami bahwa ruang tunggu perlu pembenahan karena kondisinya sudah tidak nyaman tanpa AC, sehingga banyak pasien atau keluarga pasien yang resah menunggu. (Sumber Informasi II) Sejak diberlakukannya JKN bulan Januari 2014, pasien yang berkunjung ke Poli Kebidanan meningkat, sehingga ruang rawat inap yang tersedia tidak mencukupi termasuk ruang untuk bayi. Pernah terjadi pasien ditempatkan di lorong ruangan (Sumber Informasi VI) Sumber informasi lain juga memberi informasi tentang keterbasan prasarana berupa depo obat. Depo obat yang ada hanya di ruang farmasi sehingga pengaturan dan penyimpanan obat belum tertata rapi dan aman. Sementara depo obat di ruang perawatan belum ada. Rencana ke depannya akan dibuat depo obat di setiap ruang perawatan. Sumber informasi lain melaporkan kurangnya kamar rawat inap untuk Poli Kebidanan. Seperti diungkapkan berikut ini: Untuk rawat inap sedikit terkendala karena kita belum ada depo obat untuk setiap ruangan. Jadi obat di ruangan tidak dapat kita kendalikan tanpa ada depo. Untuk depo sendiri sudah kita rencanakan setiap ruangan. Mungkin tahun depan kita sudah direalisasikan. (Sumber Informasi V) Sumber informasi lain memberitahukan bahwa depo obat di ruang bedah belum ada, sehingga penataan obat masih disusun menompang pada rak/lemari lainnya yang bukan khusus untuk obat. Seperti diungkapkan berikut ini:

29 kalau peralatan medis sudah memadai hanya depo obat di ruang bedah belum ada (Sumber Informasi VII) 2. Kecukupan Sarana Peralatan Medis Rumah Sakit Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang kecukupan sarana peralatan medis untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, diperoleh informasi bahwa peralatan medis yang dirasa masih kurang adalah CT-scan sehingga untuk kasus besar seperti trauma kepala harus dirujuk ke rumah sakit tersier. Seperti diungkapkan berikut ini: Untuk menangani kasus besar seperti trauma kepala rumah sakit ini masih belum didukung dengan tersedianya ct-scan. Dan masih banyak sarpras yang harus kami sediakan. Ini juga pernah disinggung oleh tim visitasi peningkatan tipe bahwa mainan spesialisnya masih kurang. (Sumber Informasi I) Sumber informasi lain memberitahukan bahwa peralatan medis sudah memadai seperti alat endoskopi sudah tersedia. Seperti diungkapkan berikut ini: untuk peralatan medis sudah cukup Pak, khususnya di Poli Penyakit Dalam ini alat endoskopi sudah ada. (Sumber Informasi VIII) Sumber informasi lain juga memberi informasi tentang prasarana untuk Poli Gigi sudah memadai, hanya dibutuhkan alat sarana peralatan medis berupa rongent panoromik untuk mengetahui keadaan gigi pada saluran akar gigi. Seperti diungkapkan berikut ini: kalau masalah fasilitas atau sarana prasarana rumah sakit yah sudah cukup apalagi di Poli Gigi, sudah ada 4 dental unit. Hanya kendala ada pada peralatan medis berupa rongent panoromik. Untuk mengetahui keadaan gigi pada saluran akar (Sumber Informasi IX)

30 3. Kecukupan Obat Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang kecukupan obat untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, diperoleh informasi bahwa pengadaan obat sesuai e-catalog dilakukan langsung, sedang untuk obat yang tidak ada tercantum dalam e-catalog melalui proses lelang. Kekurangan obat kadang terjadi dan diatasi dengan mencari di apotik di luar rumah sakit. Seperti diungkapkan berikut ini: untuk pengadaan obat yang ada di e-catalog kita mengadakan langsung. Tapi untuk obat yang tidak ada di e-catalog kita melalui proses lelang. Manajemen pengelolaan obat di rumah sakit dilakukan oleh instalasi farmasi. Pertama obat dari pengadaan di terima oleh gudang farmasi rumah sakit. Setelah itu sesuai kebutuhan apotik rumah sakit mengamprah obat di gudang. Apotik yang medistribusikan obat kepada pasien sesuai dengan resep dokter. kekurangan pernah ada, namun langsung kita atasi dengan mencari obat di apotik luar untuk mencukupinya. Namun itu tidak sering. Karena kita juga sudah disusun formolarium obat RS. (Sumber Informasi V)

31 BAB 5 PEMBAHASAN Pelaksanaan program JKN yang digelar Badan Penyelenggara Jaminan Sehat (BPJS) Kesehatan diyakini akan membawa perubahan besar dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. Dengan disosialisasikannya JKN melalui BPJS kepada manajemen, dokter dan karyawan merupakan salah satu bentuk kesiapan rumah sakit di era baru layanan kesehatan di Indonesia. Seluruh jajaran Rumah Sakit perlu menyiapkan diri dalam menyongsong era JKN ini. Rumah sakit merupakan unsur paling utama pada sistem pembagunan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting, sekaligus sebagai kunci dari pembangunan kesehatan itu sendiri (Ady, 2014). Rumah sakit sebagai salah satu organisasi kesehatan harus memiliki kesiapan di era JKN sebagaimana menurut Lehman (2005) bahwa kesiapan suatu organisasi antara lain dapat dideteksi dari beberapa variabel seperti variabel motivasional, ketersediaan sumber daya, nilai-nilai dan sikap positif yang dikembangkan para karyawan, serta iklim organisasi yang mendukung perubahan. Dalam konteks rumah sakit, ketersediaan sumber daya dapat dikategorikan antara lain ketersediaan tenaga kesehatan dan infrastruktur. Sebagaimana di dalam penelitian ini bahasan difokuskan pada sumber daya yaitu ketersediaan tenaga kesehatan dan kecukupan infrastruktur untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli.

32 Penelitian Geswar tahun 2014 tentang kesiapan stakeholder dalam pelaksanaan program JKN di Kabupaten Gowa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data dengan teknik indepth interview, observasi, dan telaah dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan JKN belum optimal. 5.1 Ketersediaan Tenaga Kesehatan untuk Kesiapan dalam Menghadapi Era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli baru beralih dari rumah sakit kelas C menjadi kelas B. Dengan peralihan ini nyata diperlukan ketenagaan yang memenuhi standar rumah sakit kelas B baik tenaga medis, paramedic, dan tenaga non medis. Disamping untuk penyesuaian dengan standar kelas B juga dengan diberlakukannya JKN, rumah sakit ini akan menjadi rujukan tindak lanjut. Dalam penelitian ini, ketersediaan tenaga kesehatan dimaksudkan bagaimana jumlah tenaga kesehatan yang tersedia untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli yang dibagi atas: a)tenaga medis mencakup dokter spesialis, dokter umum, dan dokter gigi; b)tenaga paramedis mencakup perawat dan bidan; c) tenaga kefarmasian mencakup apoteker dan asisten apoteker, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian medis, dan tenaga keteknisian medis.

33 5.1.1 Ketersediaan Dokter Spesialis Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang ketersediaan dokter spesialis untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli, diperoleh informasi bahwa ketersediaan dokter spesialis sebanyak 26 orang. Permenkes RI Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit pasal dinyatakan ketersediaan sumber daya manusia khusus dokter spesialis Rumah Sakit Umum kelas B paling sedikit terdiri atas 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar, 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang, 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain, 1 (satu) dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis, 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut belum memenuhi persyaratan. Dapat dilihat bahwa walau dari segi jumlah, ketersediaan dokter spesialis untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sudah berlebih namun belum memenuhi persyaratan sesuai Permenkes RI Nomor 56 Tahun 2014, karena belum ada dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik, belum ada dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut, belum ada dokter spesialis bedah saraf dan belum ada dokter spesialis jantung. Sampai akhir tahun 2014, Kekurangan ini disikapi dengan dengan cara melakukan kerjasama dengan rumah sakit/instansi terkait lainnya yang ada di sekitar wilayah Kabupaten Pidie seperti RSUZA Banda Aceh dan Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh. Baik dengan cara merujuk pasien dengan kasus besar misalnya

34 pasien dengan trauma di kepala yang tidak bisa ditangani karena tidak adanya dokter spesialis maupun dengan mengundang dokter bedah untuk praktek di rumah sakit ini. Namun berdasarkan wawancara ada perencanaan pengadaannya di tahun Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dokter spesialis untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli, belum memenuhi standar minimal untuk rumah sakit kelas B. Ketenagaan rumah sakit kelas B adalah cukupnya bagian spesialis dan beberapa subspesialis. Untuk itu, tenaga medis perlu direncanakan dan diusulkan pengadaannya antara lain seperti tenaga bedah saraf, dan beberapa dokter subspesialis. Hal ini mengingat rumah sakit ini terletak di jalan raya utama dimana sering terjadi kecelakaan sehingga diperlukan tenaga spesialis bedah saraf dan subspesilis. Mengenai tenaga medis lainnya perlu direncanakan dan diusulkan pengadaannya sesuai dengan standar rumah sakit kelas B. Ketersediaan dokter spesialis standar pada Permenkes NO. 56 Tahun 2014 adalah tidak ideal. Kita sama mengetahui permasalahan penempatan dokter spesialis ini berpusat di kota besar dan informasi pengangkatan pegawai apalagi dokter spesialis sangat minim. Menurut peneliti tenaga yang sudah ada dapat dioptimalkan antara lain dengan imbalan terutama dari daerah tersebut agar ia tetap mau bekerja sambil mengembangkan keterampilan Ketersediaan Dokter Umum Dalam rumah sakit kelas B, peran dokter umum bersifat lebih kearah membantu pelayanan spesialis, sebatas kompetensi yang ada, yang diplerukan lebih

35 banyak dalam penegakan non teknis medis, dan ia antara lain dapat ditempatkan pada poli umum IGD (triase) atau pada instalasi pelayanan medis. Berdasarkan hasil wawancara dengan sumber informasi, ketersediaan dokter umum untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sudah memenuhi kebutuhan. Berdasarkan data sekunder diketahui bahwa jumlah dokter umum yang tersedia di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sebanyak 15 orang. Bila dibandingkan dengan persyaratan jumlah dokter umum menurut Permenkes RI Nomor 56 Tahun 2014 untuk rumah sakit kelas B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit terdiri atas 12 (dua belas) dokter umum untuk pelayanan medik dasar, jumlah ini sudah memenuhi bahkan sudah berlebih 3 (tiga) dokter umum. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dokter umum untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli, sudah memenuhi standar minimal untuk rumah sakit kelas B. Karena rumah sakit kelas B merupakan rumah sakit dengan pelayanan spesialis yang luas, maka keberadaan dokter umum kurang dibutuhkan dalam pelayanan spesialis. Keberadaan dokter umum dapat diberdayakan dalam pelayanan kegiatan dapat diberi kewenangan spesialis, di IGD (triase) atau instalasi pelayanan. Sumber daya diposisikan sebagai input dalam organisasi sebagai suatu sistem yang mempunyai implikasi yang bersifat ekonomis dan teknologis. Secara ekonomis, sumber daya bertalian dengan biaya atau pengorbanan langsung yang dikeluarkan

36 oleh organisasi yang merefleksikan nilai atau kegunaan potensial dalam transformasinya ke dalam output. Sedang secara teknologis, sumber daya bertalian dengan kemampuan transformasi dari organisasi (Tachjan dalam Winarno, 2007) Ketersediaan Dokter Gigi Melihat peralatan yang ada, tenaga dokter gigi memadai hanya diperlukan tambahan tenaga dokter gigi spesialis seperti bedah mulut untuk menunjang pelayanan perorangan kasus kecelakaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan sumber informasi, ketersediaan dokter gigi untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sudah memenuhi standar kebutuhan rumah sakit. Demikian juga berdasarkan data sekunder diketahui bahwa jumlah dokter gigi yang tersedia di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sebanyak 4 orang. Sesuai dengan Permenkes RI Nomor 56 Tahun 2014 yang menyatakan dokter gigi untuk rumah sakit kelas B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit terdiri atas 3 (tiga) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut. Maka jumlah dokter gigi umum untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli dari segi jumlah sudah melebihi. Namun sebagaimana dijelaskan di atas, khusus untuk dokter gigi spesialis dan subspesialis belum ada. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dokter gigi umum untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli, sudah memenuhi standar minimal untuk rumah sakit kelas B. Namun belum memenuhi untuk dokter gigi spesialis dan subspesialis.

37 Menurut Edwards III dalam Agustino (2006), sumberdaya merupakan hal penting dalam implementasi kebijakan yang baik. Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat sejauh mana sumber daya mempengaruhi implementasi kebijakan termasuk kebijakan pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah sumber daya manusia kesehatan. Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan, salah satunya disebabkan oleh staf/pegawai yang tidak cukup memadai, mencukupi, ataupun tidak kompeten dalam bidangnya. Penambahan jumlah staf dan implementor saja tidak cukup menyelesaikan persoalan implementasi kebijakan, tetapi diperlukan sebuah kecukupan staf dengan keahlian dan kemampuan yang diperlukan (kompeten dan kapabel) dalam mengimplementasikan kebijakan Ketersediaan Perawat dan Bidan Analisis kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit harus betul-betul direncanakan dengan baik agar tidak dilakukan berulang-ulang karena akan membutuhkan waktu, biaya, tenaga sehingga tidak efektif dan efisien. Berdasarkan hasil wawancara diketahui ketersediaan perawat untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli, belum mendukung pemberian pelayanan kepada pasien sesuai kebutuhan rumah sakit bila ditinjau secara rasio tempat tidur sebanyak 239 tempat tidur. Hal ini diperkuat dari data sekunder bahwa jumlah perawat yang tersedia sebanyak 281 orang yang merupakan PNS. Untuk menyikapi kondisi ini, pihak rumah sakit merekrut tenaga keperawatan honorer dan menerima tenaga keperawatan untuk magang (outsourcing) di rumah sakit ini. Jumlah tenaga keperawatan di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sudah mencakup bidan.

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat (1) yang menyatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Jl. Diponegoro No. 125,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar belakang Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan peraturan tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Daerah) yaitu Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis

NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BA'A Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Berkualitas Bertumpu Pada Semangat Melayani Dengan Memanfaatkan Sumber Daya Secara Optimal 1. Mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki risiko jatuh sakit dan membutuhkan biaya cukup besar ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan penyakit yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal 18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal 1. Nama RumahSakit : Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan 2. Alamat : Jl. Merdeka No. 40 Telp (0636) 20181

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undangundang Nomor 25

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL Analisa kondisi internal RSUD Kabupaten Belitung Timur akan ditentukan terlebih dahulu Variabel internal, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 2016 DAFTAR ISI Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhonya. Laporan Kinerja (LKj)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien di sarana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di BAB 1 PENDAHULUAN 1.4. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di Provinsi Aceh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia dimana keadaan dari badan dan jiwa tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Secara umum telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana pembangunan di Kabupaten Lamongan dan secara proporsional telah berjalan dengan baik, hal

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSTANSI : RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR TUJUAN TUGAS FUNGSI : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat : Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pelayanan Kesehatan Paripurna.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang optimal dari rumah sakit cenderung terus meningkat. Fenomena ini menuntut pihak rumah sakit

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut Wolfer dan Pena, rumah sakit merupakan tempat orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan klinik

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : Misi 1 : Menjadi rumah profesional dan berkualitas dengan berorientasi kebutuhan masyarakat Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut American Hospital Association, Wolper dan Pena, Association of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa pengertian

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega No. 236, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. RS Bhayangkara Tingkat III Nganjuk. POLRI. Tarif Layanan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PMK.05/2016 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Lawang dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan Rumah Sakit Rujukan Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perkembangan jaman pada era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan perubahan dalam segala bidang mempunyai dampak yang sangat besar terhadap suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung 45 BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Berdirinya RSUD Kota Bandung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Bandung merupakan salah satu instansi pemerintah kota Bandung yang bergerak dibidang layanan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RSUD Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RSUD Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RSUD Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. HARYOTO Jl. Basuki Rahmat No. 5 Telp (0334) 881666 FAX (0334) 887383 LUMAJANG 67311 TAHUN

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 103 TAHUN 2013 103 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Kabupaten Buleleng disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah secara periodik dalam mencapai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat untuk tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari. Berbagai macam sarana pelayanan kesehatan telah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015 LAMPIRAN LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015 RSUD Lawang mempunyai 2 sasaran srategis, yaitu : 1. Meningkatnya sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan, dan kebijakan untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pembangunan nasional merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka merupakan bagian pertanggung jawaban Rumah Sakit sebagai SKPD dalam menyampaikan laporan hasil program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pelayanan kesehatan, tidak dapat dilepaskan dari sarana pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada adalah rumah sakit. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan globalisasi ekonomi di dunia menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi memperebutkan sumber daya

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan dan akuntable serta berorientasi pada hasil, kami yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan Penyusunan Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penting yang berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya peyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan atau sering disingkat RSUPM beralamat di Jl. Prof. HM Yamin SH No. 47 Medan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi 37 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi Sejarah berdirinya RSUD Dr Soeselo Kabupaten Tegal berawal dari Balai Pengobatan Karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci

II. Lokasi RSU Kabanjahe RSU Kabanjahe terletak di Jalan Selamat ketaren Kabanjahe, luas areal ± 3 Ha.

II. Lokasi RSU Kabanjahe RSU Kabanjahe terletak di Jalan Selamat ketaren Kabanjahe, luas areal ± 3 Ha. I. Gambaran Umum Rs. Umum Kabanjahe Kabupaten karo adalah RS kelas c berdasarkan surat keputusan menkes RI No HK.2.3/1/2/214 terletak di kota Kabanjahe Ibukota Kabupaten Karo berjarak ± 76 km dari ibukota

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin meningkat. Hal itu terbukti dengan tidak pernah kosongnya rumah sakit yang ada di Indonesia. Rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini terdapat perubahan dalam paradigma pelayanan jasa yang diberikan oleh suatu rumah sakit dari pandangan masyarakat dan pengelola rumah sakit. Perubahan cara

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30. p TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. RUMAH SAKIT Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. DASAR HUKUM RUMAH SAKIT UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. PerMenKes RI Nomor 1045/menkes/per/XI/2006 Tentang Pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

:

: : rsk_sitanala@yahoo.co.id LEMBAR PENGESAHAN RENCANA STRATEGIS BISNIS (RSB) RUMAH SAKIT KUSTA DR. SITANALA TANGERANG TAHUN 2015-2019 Disahkan di : Tangerang Pada Tanggal : 11 Juli 2017 Oleh DEWAN PENGAWAS

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG JL. DARMO SUGONDO NO. 83 REJOAGUNG PLOSO TELP. (0321) 888615, FAX. (0321)

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 VISI : Menjadi Rumah Sakit yang Bermutu Internasional dalam Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian MISI : Menyelenggarakan

Lebih terperinci

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI MISI TUJUAN SASARAN Meningkatan Pengembangan Pelayanan Medis Spesialis Pengembangan Pelayanan Rumah Sakit Memenuhi Kebutuhan Sarana

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN RENCANA,, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK PENAAN INDIKATIF RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN 2008- TUJUAN INDIKATOR KINERJA KERANGKA PENAAN (OUTCOME) PADA TAHUN AWAL PADA AKHIR PERIODE KERJA RENSTRA SKPD

Lebih terperinci

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya Pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum RSAB Harapan Kita 3.1.1 Sejarah RSAB Harapan Kita Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita pada awal berdirinya memiliki nama Rumah Sakit Anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s

2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumah sakit merupakan suatu organisasi dalam bidang kesehatan yang berfungsi untuk mengupayakan kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pelayanan jasa kesehatan berkembang sangat pesat di Indonesia. Di wilayah Yogyakarta sendiri terdapat 2.403 rumah sakit. Terdiri dari 1.850 Rumah

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penilaian sistem, dalam hal ini peneliti melakukan analisis terhadap interaksi yang terjadi pada input-proses-output yang terjadi untuk

Lebih terperinci

INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2016 RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG JL. DARMO SUGONDO NO. 83 REJOAGUNG PLOSO TELP. (0321) 888615, FAX. (0321) 885311 KODE POS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini didasarkan pada dasar hukum yang telah ditetapkan sebagai berikut 1. Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Rumah sakit umum daerah Dr. Hi Abdul Moeloek (RSUD.AM) merupakan rumah sakit di Provinsi Lampung yang menjadi rujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemangku kepentingan pemberi pelayanan kesehatan. Semakin tingginya tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi dan modernisasi dunia saat ini, kemajuan di segala bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang kompleks dengan padat karya dan padat modal. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut : BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan status

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci