Simulasi Sistem Dinamik Analisis Pengaruh Performa Ekonomi Makro Terhadap Angka Kemiskinan
|
|
- Ida Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Simulasi Sistem Dinamik Analisis Pengaruh Performa Ekonomi Makro Terhadap Angka Kemiskinan Yulita Rosiana 1, dan Erma Suryani 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya yulita.rosiana@gmail.com 1 ; erma@is.its.ac.id 2 Abstrak-Dari tiga puluh juta lebih penduduk miskin di Indonesia, provinsi Jawa Timur menempati posisi pertama dengan angka kemiskinan tertinggi, yaitu 17.82% atau jiwa pada tahun 2011 berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistika. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistika tahun 2009, 94.2% penduduk miskin berada di daerah kabupaten dan 5.8% di daerah perkotaan. Kabupaten Ngawi adalah salah satu kabupaten yang tingkat kemiskinannya masih fluktuatif dan tergolong dalam kategori tinggi, yaitu antara 21%-29% dari jumlah penduduk selama sepuluh tahun terakhir ini. Walaupun angka kemiskinan di kabupaten Ngawi pernah mengalami penurunan 1%-6% selama periode 10 tahun terakhir, namun angka ini masih jauh dari target Pemerintah yang tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) , yaitu penurunan minimal sebesar 7.74% tiap tahunnya. Pembangunan daerah merupakan faktor penting dalam mengentaskan kemiskinan di daerah. Analisis pengaruh indikator performa ekonomi makro terhadap kemiskinan pada penelitian ini akan menggunakan metode sistem dinamis yang dapat mempertimbangkan faktor-faktor internal maupun eksternal dan dapat melakukan studi komprehensif jangka panjang melalui skenario struktur dan skenario parameter, yang terdiri dari skenario optimistic, skenario pessimistic, dan skenario most likely. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) paling berpengaruh terhadap kemiskinan, dengan nilai elastisitas tertinggi, yaitu Indikator kedua adalah PDRB pertanian dengan nilai elastisitas sebesar , dan terakhir adalah tingkat pengangguran dengan nilai Penelitian ini juga menunjukkan bahwa PDRB pertanian lebih dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja 0.012% dibandingkan PDRB industri dan jasa. Hal ini dikarenakan pertanian merupakan sektor padat modal bukan sektor padat karya. Kata Kunci Simulasi, Sistem Dinamis, Performa Ekonomi Makro, Kemiskinan, Ngawi. J I. PENDAHULUAN umlah penduduk miskin di suatu negara secara ekonomis merupakan salah satu indikator untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dari tiga puluh juta lebih penduduk miskin di Indonesia, provinsi Jawa Timur menempati posisi pertama dengan angka kemiskinan tertinggi, yaitu 17,82% atau jiwa pada tahun 2011 berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistika. Berdasarkan hasil SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistika tahun 2009, 94,2% penduduk miskin berada di daerah kabupaten dan 5,8% di daerah perkotaan. Kabupaten Ngawi adalah salah satu kabupaten yang tingkat kemiskinannya masih tinggi, yaitu rata-rata 25,9% dari total jumlah penduduk dalam 12 tahun terakhir ini. Walaupun angka kemiskinan di kabupaten Ngawi mengalami penurunan hingga 2,9% selama periode 12 tahun ini, namun angka ini masih jauh dari target Pemerintah yang tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) , yaitu penurunan minimal sebesar 7,74% tiap tahunnya. Menurut Rynell (2008), performa ekonomi makro merupakan kunci penentu utama kemiskinan. Terdapat efek yang jelas antara siklus bisnis dengan pertumbuhan kemiskinan. Negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi kuat dapat mengurangi jumlah penduduk miskin karena terdapat banyak kesempatan kerja dan pengurangan jumlah pengangguran. 1.1 Rumusan Masalah a. Faktor apa saja yang menyebabkan tingginya kemiskinan di kabupaten Ngawi? b. Indikator performa ekonomi makro apa saja yang secara signifikan mempengaruhi kemiskinan? c. Bagaimana membuat model yang dapat mengidentifikasi pengaruh performa ekonomi makro terhadap kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan kondisi saat ini? d. Bagaimana membuat skenario yang dapat digunakan untuk menekan tingginya kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal? 1.2 Batasan Masalah a. Data yang digunakan dalam pembuatan model simulasi dinamis pada penelitian ini adalah data tahun yang berasal dari BPS (Badan Pusat Statistika), BPD (Badan Perencanaan Daerah), dan dinas pemerintah daerah terkait lainnya. b. Objek penelitian pengaruh performa ekonomi terhadap kemiskinan pada penelitian ini adalah kabupaten Ngawi. c. Tiga indikator pokok performa ekonomi yang mempengaruhi kemiskinan adalah PDRB sektor pertanian, jumlah pengangguran, dan IPM.
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) d. Pengerjaan penelitian adalah pembuatan model simulasi pada penurunan angka kemiskinan di kabupaten Ngawi. 1.3 Tujuan a. Mengetahui faktor ekonomi makro apa saja yang mempengauhi tingginya kemiskinan di kabupaten Ngawi. b. Merancang model yang dapat mengidentifikasi pengaruh performa ekonomi makro terhadap kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan kondisi saat ini. c. Membuat skenario yang dapat digunakan untuk menekan tingginya kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal. d. Mengetahui skenario yang tepat untuk diimplementasikan guna mengentaskan kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan faktor ekonomi makro. 1.4 Manfaat Dapat menyediakan pemodelan simulasi dinamis analisis performa ekonomi makro terhadap kemiskinan di kabupaten Ngawi sehingga dapat membantu pemerintah kabupaten Ngawi memahami variabel-variabel penting yang dapat menekan tingginya angka kemiskinan. A. Metode Penelitian II. TEORI PENUNJANG Gambar 1. Diagram Alur Metodologi Penelitian 1. Tahap Studi Literatur Tahap pengumpulan pustaka dipergunakan untuk memperkuat dasar teori dan perancangan model guna mendukung pengerjaan penelitian. Pencarian pustaka dilakukan dengan wawancara kepala dinas pemerintahan, review dokumen, jurnal, dan text book 2. Tahap Pendefinisian Sistem Pada tahap ini dilakukan identifikasi variabel-variabel terkait tujuan yang ingin dicapai. 3. Perancangan Model Perancangan model dilakukan dengan dua tahap, yaitu : a. Pembuatan Diagram Kausatif Model konseptual dilambangkan dengan pembuatan diagram kausatif yang mendeskripsikan hubungan sebabakibat antar variabel dalam suatu rangkaian yang berpusat pada jumlah penduduk miskin di kabupaten Ngawi. b. Pembuatan Model Komputasi Perumusan matematis untuk setiap variabel dilakukan pada tahap ini, termasuk penggunaan model regresi double log untuk variabel jumlah penduduk miskin dan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian, industri, dan jasa. Pembuatan model simulasi dilakukan dengan software Vensim. Vensim dipilih karena merupakan simulator sistem yang didasarkan pada pendekatan dinamis. 4. Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pengambilan data yang digunakan dalam proses pengerjaan penelitian ini. Pengambilan data dilakukan pada BPS, BPD, dan dinas-dinas pemerintah terkait lainnya. 5. Validasi Validasi model merupakan proses pengujian terhadap model apakah model yang dibuat sudah sesuai dengan sistem nyatanya. Menurut Barlas (1989) terdapat dua cara pengujian yaitu pengujian perbandingan rata-rata dan variasi amplitudo. 6. Pembuatan Skenario Setelah model valid maka tahapan selanjutnya adalah pembuatan beberapa skenario untuk memperbaiki kinerja sistem sesuai dengan yang diinginkan. Beberapa jenis skenario adalah sebagai berikut : a. Skenario struktur Dilakukan dengan jalan mengubah struktur dari model. skenario jenis ini memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai sistem agar struktur baru yang diusulkan dapat memperbaiki kinerja sistem. b. Skenario parameter Dilakukan dengan jalan mengubah nilai parameter dari model. Selanjutnya akan dilihat dampaknya terhadap output model. B. Faktor Penyebab Kemiskinan Menurut Kartasasmita (2006), kondisi kemiskinan dapat disebabkan oleh sekurang-kurangnya empat penyebab, yaitu : 1. Rendahnya Taraf Pendidikan Taraf pendidikan yang rendah mengakibatkan kemampuan pengembangan diri terbatas dan meyebabkan sempitnya lapangan kerja yang dapat dimasuki. Taraf pendidikan yang rendah juga membatasi kemampuan seseorang untuk mencari dan memanfaatkan peluang. 2. Rendahnya Derajat Kesehatan Taraf kesehatan dan gizi yang rendah menyebabkan rendahnya daya tahan fisik, daya pikir dan prakarsa. 3. Terbatasnya Lapangan Kerja Selain kondisi kemiskinan dan kesehatan yang rendah, kemiskinan juga diperberat oleh terbatasnya lapangan pekerjaan. Selama ada lapangan kerja atau kegiatan usaha, selama itu pula ada harapan untuk memutuskan lingkaran kemiskinan. 4. Kondisi Keterisolasian
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Banyak penduduk miskin secara ekonomi tidak berdaya karena terpencil dan terisolasi. Mereka hidup terpencil sehingga sulit atau tidak dapat terjangkau oleh pelayanan pendidikan, kesehatan dan gerak kemajuan yang dinikmati masyarakat lainnya. C. Hubungan antara Performa Ekonomi Makro dengan Kemiskinan Berdasarkan Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Kabupaten Ngawi, perkembangan indikator ekonomi daerah merupakan hasil kinerja pembangunan yang diukur berdasarkan pada empat indikator kinerja utama, yaitu : 1. Tingkat Pengangguran Terbuka 2. Persentase Penduduk Miskin terhadap Jumlah Penduduk 3. Pertumbuhan Ekonomi (Produk Domestik Regional Bruto) 4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Hasil penelitian Hull (2009) yang menganalisis hubungan pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, dan penurunan kemiskinan, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tidak akan secara langsung memberikan dampak yang positif terhadap penurunan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi akan berdampak positif terhadap penurunan kemiskinan jika pertumbuhan ekonomi tersebut terjadi pada sektor di mana mayoritas pekerjanya adalah penduduk miskin. Menurut penelitian Satchi dan Temple (2006) yang menganalisis pertumbuhan tenaga kerja di negara berkembang menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas pertanian dapat mengurangi kemiskinan karena mayoritas penduduk miskin bekerja di sektor pertanian. D. Model dan Implementasi < GDRP sector > < GDRP industry&services sector > < human development > poverty rate employment rate employment poverty reduction employment reduction unemployment ratio job opportunities ratio total employment unemployment ratio labour force labour force rate labour force labour force unemployement ratio rate unemployement mengurangi pengangguran. Faktor kesehatan, pendidikan, dan standar hidup yang terwakili oleh nilai IPM. Menurut Malian, A. Husni, dkk (2004), faktor yang langsung mempengaruhi tingkat produksi pertanian adalah luas area lahan. Menurut Anne Epaulard dalam penelitiannya yang berjudul Macroeconomic Performance and Poverty Reduction, IPM mempunyai korelasi yang negatif terhadap kemiskinan. Sehingga, apabila dimodelkan pada suatu flow diagram akan menghasilkan model seperti gambar nomor 3 di bawah ini. Koefisien variabel IPM menunjukkan bahwa tiap kenaikan 1% nilai IPM, akan mengurangi % penduduk miskin. Koefisien variabel pengangguran berkorelasi positif terhadap kemiskinan, dimana tiap kenaikan 1% pengangguran, jumlah penduduk miskin akan bertambah sebanyak %. Koefisien variabel PDRB pertanian menunjukkan bahwa tiap kenaikan 1% nilai PDRB pertanian, maka akan menurunkan % jumlah penduduk miskin. Tabel 1. Hasil analisis regresi double log untuk variabel dependen jumlah kemiskinan R Square Adjusted R Square X Variabel IPM X Variabel Pengangguran X Variabel PDRB Pertanian Hasil analisis regresi double log diatas menunjukkan bahwa PDRB pertanian berkorelasi tinggi dengan jumlah tenaga kerja. Hal ini ditunjukkan pada nilai R Square dan Adjusted R Square yang lebih dari 0.7. Koefisien variabel PDRB pertanian menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% PDRB pertanian, akan menaikkan % jumlah tenaga kerja. Tabel 2. Hasil analisis regresi double log untuk variabel dependen tenaga kerja pada sektor pertanian R Square Adjusted R Square X Variabel PDRB pertanian industry&services employment rate industry & services employment industry&services employment reduction placement outside retired labour force participation rate working age population working age population working age population working age population rate Koefisien variabel PDRB pertanian menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% PDRB pertanian, akan menaikkan % jumlah tenaga kerja. maturation 55 to 56 birth population death Gambar 3. Sub-model Jumlah Penduduk Miskin Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Paul Cashin dan Paolo Mauro (2001) yang berjudul Macroeconomics Policies and Poverty Reduction : Stylized Facts and an Overview of Research, menyatakan bahwa indikator performa ekonomi makro yang sangat berpengaruh terhadap kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi dan IPM. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi mempunyai dampak yang positif terhadap peningkatan lapangan kerja sehingga dapat Tabel 2. Hasil analisis regresi double log untuk variabel dependen tenaga kerja pada sektor pertanian R Square Adjusted R Square X Variabel PDRB industri dan jasa
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) <Time> average production per ha look up average production per ha total production area multivariable look up production cost producer's price producer's price production cost rate rate producer's price production cost GDRP sector GDRP sector rate multivariable effect percentage of GDRP sector % 30%, berarti model simulasi valid 3. PDRB Pertanian E1 investment E. Validasi Model 1. Jumlah Penduduk Miskin E1 E2 government expenditure look up Gambar 4. Sub-model PDRB Gambar 5. Sub-model IPM % 5%, model simulasi valid <Time> investment rate average length of school literacy government expenditure investment life expectancy average length of school literacy real consumption per capita <Time> export... GDRP industry&services sector GDRP industry&services sector rate import domestic consumption life expectancy net export education purchasing power human development rate percentage of human development GDRP percentage of GDRP industry&ser vices sector human development E2 4. IPM E E E-05% 5%, berarti model simulasi valid E E-05% 30%, berarti model simulasi valid % 5%, berarti data simulasi valid E % 30%, berarti data simulasi valid F. Pembuatan Skenario dan Analisis Hasil % 30%, berarti model simulasi valid 2. Jumlah Pengangguran E1 E % 5%, berarti model simulasi valid Gambar 6. Bagan Skenario Struktur 1. Skenario Struktur Pengembangan skenario struktur pada penelitian ini dilakukan dengan cara : a. Penambahan variabel jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan.
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) b. Penambahan variabel jumlah penduduk usia kerja yang mendapatkan pelatihan baca tulis, yang mempengaruhi variabel angka melek huruf. c. Variabel investasi dibagi menjadi dua, yaitu investasi milik Pemerintah dan investasi dari investor luar. Variabel investasi dari investor luar dipengaruhi oleh variabel kebijakan. d. Luas lahan dan rata-rata produksi pertanian dibagi menjadi dua, yaitu luas lahan biasa dan luas lahan yang menggunakan bahwa teknik penanaman system of rice intensification. Rata-rata produksi pertanian juga dibagi menjadi dua, yaitu, rata-rata produksi pada lahan biasa dan pada lahan yang menggunakan bahwa teknik penanaman system of rice intensification. 2. Skenario Parameter Dengan skenario optimistic, jumlah penduduk miskin tahun 2011 diperkirakan turun sebesar 45.66% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan turun sebesar 46.51%. Skenario pessimistic, jumlah penduduk miskin tahun 2011 diperkirakan hanya turun sebesar 2.61% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan turun sebesar 4.44%. sedangkan, pada skenario most likely, jumlah penduduk miskin tahun 2011 diperkirakan turun sebesar 28.5% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan naik sebesar 29.5%. Dengan skenario optimistic, jumlah pengangguran tahun 2011 diperkirakan turun sebesar 61.19% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan turun sebesar 79.8%. Skenario pessimistic menunjukkan jumlah pengangguran tahun 2011 diperkirakan naik sebesar 7.31% dan pada tahun 2020 diperkirakan hanya akan turun sebesar 31.57%. Sedangkan pada skenario most likely, jumlah pengangguran tahun 2011 diperkirakan hanya turun sebesar 19.18% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan turun sebesar 20.93%. Pada skenario struktur, PDRB pertanian tahun 2011 diperkirakan naik sebesar % dan pada tahun 2020 diperkirakan akan naik sebesar 87.9%. Model simulasi skenario pessimistic menunjukkan bahwa PDRB pertanian tahun 2011 diperkirakan turun sebesar 0.34% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan turun sebesar 7.08%. Sedangkan untuk skenario most likely, PDRB pertanian tahun 2011 diperkirakan naik sebesar 89.72% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan naik sebesar 48.78%. Dengan skenario optimistic, nilai IPM tahun 2011 diperkirakan naik sebesar 48.52% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan naik sebesar 47.71%. Skenario pessimistic menunjukkan nilai IPM tahun 2011 diperkirakan hanya naik sebesar 2.09% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan naik sebesar 1.5%. Sedangkan, skenario most likely menunjukkan bahwa nilai IPM tahun 2011 diperkirakan turun sebesar 18.78% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan naik sebesar 18.8%. dengan nilai elastisitas tertinggi, yaitu Indikator kedua adalah PDRB pertanian dengan nilai elastisitas sebesar , dan terakhir adalah tingkat pengangguran dengan nilai PDRB pertanian lebih dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja 0.012% dibandingkan PDRB industri dan jasa. Hal ini dikarenakan pertanian merupakan sektor padat modal bukan sektor padat karya. 3. Sistem simulasi dinamis ini dapat membantu Pemerintah untuk memprediksi jumlah penduduk miskin di masa mendatang karena setelah dilakukan uji validasi, perbandingan rata-rata dan standar deviasi model simulasi base model sebesar % dan % 4. Berdasarkan model simulasi skenario parameter, prosentase tertinggi dalam menurunkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2020 adalah skenario optimistic, yaitu sebesar 46.51%. Nilai tersebut jauh berbeda dibandingkan skenario pessimistic yang diperkirakan akan hanya turun sebesar 4.44% di tahun 2020 dan 29.5% di tahun 2020 untuk skenario most likely. Adapun saran yang dapat digunakan untuk mengembangkan Penelitian ini adalah : 1. Perlu ditelaah lebih jauh variabel-variabel performa ekonomi makro lainnya terhadap kemiskinan, contoh inflasi, distribusi pendapatan, dan lain-lain. 2. Untuk penelitian lebih lanjut, perlu diperhatikan penambahan variabel yang dapat mempengaruhi tingkat pengangguran selain dari nilai PDRB, contoh upah minimum. LAMPIRAN Gambar 6. Perbandingan Model Simulasi Skenario Optimistic dan Base Model person person 400, , , , , Time (Year) : Current : Optimistic 400, , , ,000 III. KESIMPULAN/RINGKASAN Adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait pengerjaan Penelitian ini : 1. Indikator performa ekonomi makro yang paling berpengaruh adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 100, Time (Year) : Current : Pessimistic Gambar 6. Perbandingan Model Simulasi Skenario Pessimistic dan Base Model
6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) person 400, , , , , Time (Year) : Most Likely Gambar 6. Perbandingan Model Simulasi Skenario Most Likely dan Base Model DAFTAR PUSTAKA [1] Adediran, Olanrewaju Adewole. (t.thn.). An Assessment of Human Development Index and Poverty Parameters in the Millennium Development Goals : Evidence from Nigeria. Crescent University. [2] Anonim. Teknik Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), <URL:purwakartakab.bps.go.id> diakses 26 Juni [3] Aqeel, A., Nishat, M The Determinants of Foreign Direct Investment in Pakistan. The Pakistan Development Review 43 (4), [4] Barlas, Y Multiple test for validation of system dynamic type of simulation models. Europe Journal of Operational Research. 12 No [5] BPD Forum Gabungan SKPD 2012 : Tema Penanggulangan Kemiskinan. Ngawi : Badan Perencanaan Daerah. [6] BPD Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Kabupaten Ngawi. Ngawi: BPD. [7] BPS. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, 2011, <URL: diakses 12 Maret [8] Cashin, Paul dan Mauro, Paolo Macroeconomics Policies and Poverty Reduction : Stylized Facts and an Overview of Research. IMF Working Paper (Research Department). [9] Cremin, Peadar dan Nakabugo, Mary Goretti Education, Development and Poverty Reduction. International Journal of Educational Development. [10] Danja, Kabir Haruna The Trends of Relationship Between Poverty and Economic Development in Uganda in the 21 st Century. American Journal of Economics. [11] Fung-Yee Ng, Linda dan Chyau Tuan Spatial Agglomeration, FDI, and Regional Growth in China : Locality of Local and Foreign Manufacturing Investments. Hongkong : The Chinese University of Hong Kong. [12] Harrell, C., B.K. Ghosh, et al Simulation Using Promodel, 2 nd. Singapura : McGraw-Hill. [13] Hasan, M dan S. Sato Water Saving for Paddy Cultivation Under the System of Rice Intensification (S.R.I.) in Eastern Indonesia. Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol. 9 No. 2 : hal [14] Herbert, P The DAC Guidelines Poverty Reduction. [15] Hidayat, Nia Kurniawati Analisis Hubungan Komponen Indeks Pembangunan Manusia dengan Kemiskinan di Provinsi Jawa Barat. Bogor : Laporan Tugas Akhir. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. [16] Hill, R. Carter. (t.thn.). Using Excel For Principles of Econometrics, Third Edition. Louisiana State University. [17] Hull, Katy Understanding the Relationship between Economic Growth, Employment, and Poverty Reduction. OECD. [18] Kapsos, Steven The Employment Intensity of Growth : Trends and Macroeconomic Determinants. International Labour Office : Employment Strategy Department. [19] Malian, A. Husni, dkk. (2004). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi, Konsumsi, dan Harga Beras serta Inflasi Bahan Makanan. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. [20] Menteri Dalam Negeri Tata Cara Pengolahan Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta: Menteri Dalam Negeri. OECD/Centre for Educational Research and Innovation [21] Pratiwi, Wiwik D Indeks Pembangunan Manusia Kuliah Pengantar: Indeks Pembangunan Sub Bidang Pembangunan Perdesaan. ITB : Program Studi Arsitektur. [22] Rynell, Army Causes of Poverty : Findings From Recent Research. Amerika : The Heartland Alliance Mid-America Institute on Poverty. [23] Satchi, M. and J. Temple Growth and Labour Markets in Developing Countries. University of Bristol : Department of Economics. [24] Shofi. D. M Kajian Perilaku Upah Sektor Industri Dengan Metode System Dynamics. Jurnal TMI. 3 No. 1. [25] Siregar, Hermanto dan Dwi Wahyuniarti Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin. IPB dan Brighten Institute.. [26] Suharno Metode pengukuran Kemiskinan Makro : Garis Kemiskinan di Indonesia. [27] Suparlan, Parsudi Kemiskinan di Perkotaan. Yayasan Obor, Indonesia. [28] Suryani, Erma. Pemodelan Simulasi. Graha Ilmu : 2006 [29] Sushil System Dynamic A Pratical Approach For Managerial Problems. India: Wiley Eastern Limited. [30] Wirjodirdjo, Budisantoso Reka Kebijakan Pengurangan Warga Miskin dengan Penghampiran Simulasi Sistem Dinamis : Studi Kasus Kota Madya Surabaya, 4-6.
SIMULASI SISTEM DINAMIK ANALISIS PENGARUH PERFORMA EKONOMI MAKRO TERHADAP ANGKA KEMISKINAN
SIMULASI SISTEM DINAMIK ANALISIS PENGARUH PERFORMA EKONOMI MAKRO TERHADAP ANGKA KEMISKINAN YULITA ROSIANA NRP. 5208 100 138 Dosen Pembimbing Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D. JURUSAN SISTEM INFORMASI Fakultas
Lebih terperinciModel Sistem Dinamik Untuk Pengembangan Smart Economy (Studi Kasus: Kota Surabaya)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-279 Model Sistem Dinamik Untuk Pengembangan Smart Economy (Studi Kasus: Kota Surabaya) Andre Firmansyah dan Erma Suryani Departemen
Lebih terperinciPresentasi Tugas Akhir - KS091336
Presentasi Tugas Akhir - KS091336 Simulasi Sistem Dinamis terhadap Analisis Faktor Pertumbuhan Industri UKM Sektor Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur Penyusun Tugas Akhir : Umi
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 15 1 Implementasi Sistem Dinamik Untuk Analisis Ketersediaan Pangan (UmbiUmbian) Sebagai Pengganti Konsumsi Beras Untuk Mencukupi Kebutuhan Pangan (Studi Kasus
Lebih terperinciSIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR
SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROVINSI JAWA TIMUR Abstrak Umi Salama 1, Erma Suryani 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: A-294
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-294 Analisa Harga dan Pemasaran untuk Meningkatkan abilitas UKM Kerajinan Kulit dengan Sistem Dinamik (Studi Kasus: Dwi Jaya Abadi Tanggulangin
Lebih terperinciDinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Putri Amelia dan
Lebih terperinciS U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri
PENGEMBANGAN MODEL KEBIJAKAN SEKTOR INDUSTRI KOMPONEN ELEKTRONIKA (KBLI 321) DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM TESIS Karya Tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut
Lebih terperinciSkenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya
1 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya Dewi Indiana dan Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng. Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisa Harga dan Pemasaran untuk Meningkatkan abilitas UKM Kerajinan Kulit dengan Sistem Dinamik (Studi Kasus: Dwi Jaya Abadi Tanggulangin Sidoarjo Kurnia
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kuncoro (2014), dalam jurnal Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan
Lebih terperinciAdityas Ismawati NRP Dosen Pembimbing Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D.
PEMODELAN HARGA PRODUSEN GABAH UNTUK MELINDUNGI KESEJAHTERAAN PETANI MENGGUNAKAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERUM BULOG Adityas Ismawati NRP. 5209100129 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI INDONESIA SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR (Studi Kasus Pada 33 Provinsi)
Noor Zuhdiyati Dan David K: Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan... 27 ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI INDONESIA SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR (Studi Kasus Pada 33
Lebih terperinciPenilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, () ISSN: 7-59 (-97 Print) Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal Yennita Hana Ridwan dan Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun oleh: Alin Citra Suardi
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DENGAN METODE REGRESI PROBIT ORDINAL (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah Tahun 2013) SKRIPSI Disusun oleh: Alin Citra Suardi 24010211130066
Lebih terperinciMODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR
MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR Erma Suryani Program Studi Sistem Infomasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Jl. Raya
Lebih terperinciPDRB / GDRP BAB XII PDRB GDRP. Berau Dalam Angka 2013 Page 265
BAB XII PDRB GDRP Berau Dalam Angka 2013 Page 265 Berau Dalam Angka 2013 Page 266 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan dan tingkat kesejahteraan
Lebih terperinciDAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO
DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO Ardi Anindita Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo ardi.anindita@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan dewasa ini, pembangunan manusia senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development) dirumuskan sebagai perluasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini disebabkan oleh potensi sumber daya yang dimiliki daerah berbeda-beda. Todaro dan Smith (2012: 71)
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KEMACETAN DAN TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH WISATAWAN DI KOTA BANDUNG: PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS TESIS NURILLAH UTAMI NIM :
HUBUNGAN TINGKAT KEMACETAN DAN TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH WISATAWAN DI KOTA BANDUNG: PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Riau. Vol. II, No. 02, (Oktober, 2015), 1-2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator bagi kemajuan suatu negara. Suatu negara dikatakan maju bukan saja dihitung dari pendapatan domestik bruto
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2016 Indonesia dan Negara Asia Tenggara lainnya sudah memasuki masa MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Orang Indonesia tidak lagi bersaing hanya dengan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Menurut Soembodo (2011),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan merupakan sebuah upaya untuk mengantisipasi ketidak seimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif, artinya perubahan yang terjadi pada sebuah ketidakseimbangan
Lebih terperinciPemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-234 Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut)
Lebih terperinciPENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME
PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME NUSA TENGGARA BARAT DALAM ANGKA 2013 NUSA TENGGARA BARAT IN FIGURES 2013 Pendapatan Regional/ BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME Produk Domestik
Lebih terperinciPEMETAAN BAHAYA GENANGAN PASANG AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR. Dimas Musa Sulistio Aulia El Hadi
PEMETAAN BAHAYA GENANGAN PASANG AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR Dimas Musa Sulistio Aulia El Hadi musadimas@gmail.com Sukamdi sukamdi@ugm.ac.id ABSTRACT In recent years, the demographic
Lebih terperinciKeywords : GDRP, learning distribution, work opportunity
1 ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEKTOR PERTANIAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEMPATAN KERJA SERTA DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN Erlina Rufaidah 1, Dwi Wulan Sari 2 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pesta demokrasi Indonesia tahun 2014 ini adalah salah satu harapan baru yang diinginkan seluruh masyarakat Indonesia agar bisa membawa dampak yang baik bagi negara
Lebih terperinciDinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja
Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Oleh: Putri Amelia 2508.100.020 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Budisantoso
Lebih terperinciPendapatan Regional/ Regional Income
Nusa Tenggara Barat in Figures 2012 559 560 Nusa Tenggara in Figures 2012 BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada tahun
Lebih terperinciAPLIKASI REGRESI DATA PANEL UNTUK PEMODELAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH
APLIKASI REGRESI DATA PANEL UNTUK PEMODELAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh : TYAS AYU PRASANTI 24010211130029 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS
Lebih terperinciBAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita dan Struktur Ekonomi Tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima tahun terakhir
Lebih terperinciPREDIKSI NILAI GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP) PERKAPITA INDONESIA DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) DAN REGRESI
Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISBN : 97-602-6393-0-6 PREDIKSI NILAI GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP) PERKAPITA INDONESIA DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) DAN REGRESI Kartika Rahayu Tri
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR)
PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR) Diajeng Permata Inggar Jati (5209100111) Pembimbing : Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D. Abstrak Penelitian
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015 Mangaradot Saur A. Sinaga Mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan E-mail : Mangaradot@gmail.com
Lebih terperinciRumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-255 Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar Ngakan Gede Ananda Prawira
Lebih terperinciPengembangan Model Sistem Dinamik untuk Analisis Ketersediaan Beras (Studi Kasus : Divre Jawa Timur)
1 Pengembangan Model Sistem Dinamik untuk Analisis Ketersediaan Beras (Studi Kasus : Divre Jawa Timur) Diajeng Permata I.J 1, Erma Suryani Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Institut
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. ASEAN. (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Singapura: National University of Singapore.
5. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian pada analisis Bab IV tentang analisis faktor penentu Foreign Direct Investment otomotif di 5 negara ASEAN, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa research and development,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-251 Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur terhadap Emisi CO 2 melalui Transportasi dan Penggunaan Energi Chrissantya M. Kadmaerubun
Lebih terperinciKajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi Chrissantya M. Kadmaerubun,
Lebih terperinciMODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR
MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR Erma Suryani Program Studi Sistem Infomasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Jl. Raya
Lebih terperinciPENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1
PENDAPATAN NASIONAL Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com 1 Output Nasional 2 Output Nasional (#1) Merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian untuk
Lebih terperinciPENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (Tannia Octasari) 495 PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN 2009-2013 THE EFFECT OF ECONOMIC
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 (Business&Economic Review Advisor, 2007), saat ini sedang terjadi transisi dalam sistem perdagangan
Lebih terperinciPendapatan Regional/ Regional Income
2010 539 540 BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME PDRB atas dasar berlaku pada tahun 2008 sebesar 35.261,68 milyar rupiah, sedang pada tahun sebelumnya 33522,22 milyar rupiah, atau mengalami
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI DAN KEMAKMURAN INDONESIA DIBANDINGKAN DENGAN 6 NEGARA TETANGGA PERIODE
PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI DAN KEMAKMURAN INDONESIA DIBANDINGKAN DENGAN 6 NEGARA TETANGGA PERIODE 2005-2012 Theresia Lesmana Accounting and Finance Department, Faculty of Economic and Communication,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Indonesia memiliki perekonomian yang masih rapuh dan tidak konstan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Langkah-Langkah Penelitian Untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan kemudian disusun metodologi penelitian yang terdiri dari langkah-langkah
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
CHAPTER XIV REGIONAL INCOME Penjelasan Teknis Catatan Teknis 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (provinsi dan kabupaten/kota) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 dipemodelan dan Simulasi Perencanaan Permintaan dan Pasokan Menggunakan Metode Sistem Dinamik Untuk Mengatasi Kelangkaan Pupuk Wilayah Jawa Timur (Studi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Ekonomi merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah atas keperluan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional dapat dilihat dari meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan jumlah penduduk miskin, kedua indikator tersebut
Lebih terperinciParamita Anggraini ( ) Pembimbing : Dr.Ir. Sri Gunani Partiwi. Co Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.
ANALISIS EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PENYELARASAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN DUNIA INDUSTRI (STUDI KASUS : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 (SMKN 5) DAN INDUSTRI MANUFAKTUR) JURUSAN
Lebih terperinciPERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK
PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Agung Brastama Putra 1) Budi Nugroho 2) E-mail : 1) agungbp.si@upnjatim.ac.id, 2) budinug@gmail.com 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas
Lebih terperinciPENDUDUK DAN TENAGA KERJA. Population and Worker
PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Population and Worker POPULATION AND WORKER III PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN III POPULATION AND EMPLOYMENT III.1 PENDUDUK a. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1 Abstrak Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat mengakibatkan semakin tingginya kompetisi dalam dunia usaha. Merupakan tantangan bagi sebuah perusahaan
Lebih terperinciVIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. produktivitas tenaga kerja di semua sektor.
VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan 1. Dalam jangka pendek peningkatan pendidikan efektif dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja pertanian dibanding dengan sektor industri
Lebih terperinciANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION Desi Nur Faizah, Laksmi Prita Wardhani. Jurusan Matematika, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan suatu negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,
Lebih terperinciRumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar Ngakan Gede Ananda Prawira dan
Lebih terperinciJURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 4 Desember 2013 PERANAN EKSPOR DALAM PEREKONOMIAN RIAU. Nursiah Chalid
PERANAN EKSPOR DALAM PEREKONOMIAN RIAU Nursiah Chalid Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan lebih mendalam tentang teori-teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Selain itu akan dikemukakan hasil penelitian terdahulu
Lebih terperinciBAB 10. PENDAPATAN REGIONAL
BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL 10.1. Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha PDRB Kalimantan Selatan menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku dengan migas tahun 2009 mencapai 51.177 milyar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengentasan kemiskinan merupakan masalah pembangunan yang mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random
67 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Estimasi Model Data Panel Estimasi model yang digunakan adalah regresi data panel yang dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect,
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan. Gambar 1.1 Peta Dunia Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (2004). menengah. tinggi. data ( ) rendah (
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk
Lebih terperinciAnalisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara. Abstrak :
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara Elida Madona Siburian Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan e-mail : madonaelida@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran,
Lebih terperinciStudi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya Yessie Afriana W, A.A. Gde Kartika, ST, MSc. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciDAMPAK INVESTASI TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN: STUDI KOMPARASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING DI JAWA TIMUR
DAMPAK INVESTASI TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN: STUDI KOMPARASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING DI JAWA TIMUR HERNY KARTIKA WATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Lebih terperinciKOMPONEN IPM 5.1 INDIKATOR KESEHATAN. Keadaan kesehatan penduduk merupakan salah satu modal
KOMPONEN IPM Pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki manusia (masyarakat). Di antara berbagai pilihan, yang terpenting yaitu berumur panjang dan sehat,
Lebih terperinciSkenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya
Tugas Akhir- TI 9 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya Oleh : Dewi Indiana (576) Pembimbing : Prof. Dr. Ir.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di Negara manapun (Sumodiningrat, 2009). Di Indonesia kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Apriliyah S. Napitupulu, Pengaruh Indikator Komposit Indeks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh: MAS AD DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWPCA) ADAPTIVE BANDWIDTH SKRIPSI Disusun Oleh: MAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan terus menjadi masalah utama di berbagai belahan dunia, khususnya di Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang. Kemiskinan yang terjadi
Lebih terperinciPEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL
PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL SKRIPSI Disusun Oleh : NARISHWARI ARIANDHINI 24010211140105 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu negara sangat tergantung pada jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu negara sangat tergantung pada jumlah penduduk miskinnya. Semakin banyak jumlah penduduk miskin, maka negara itu disebut negara miskin. Sebaliknya semakin
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
CHAPTER XV REGIONAL COMPARISON Penjelasan Teknis Technical Notes 1. Sumber data yang digunakan dalam bab ini terutama berasal Badan Pusat Statistik baik yang diperoleh dari publikasi maupun situs internet.
Lebih terperinciSIDANG AKHIR Laboratorium Sistem Pendukung Keputusan dan Intelijensia Bisnis
SIDANG AKHIR Laboratorium Sistem Pendukung Keputusan dan Intelijensia Bisnis Topik: Simulasi Sistem Dinamik TUGAS AKHIR KS09 1336 ANALISIS SIMULASI SALURAN DISTRIBUSI BUSANA MUSLIM DENGAN PEMODELAN SISTEM
Lebih terperinciANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA
ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA Aris Windarko Saputro dan I Putu Artama W Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang terintegrasi dan komprehensif dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang tidak terpisahkan. Di samping mengandalkan
Lebih terperinciPEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE
PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE SKRIPSI Disusun Oleh : ANISA SEPTI RAHMAWATI 24010212140046 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
Lebih terperinciModel Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-11 Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi nasional yang dapat dicapai melalui pembenahan taraf hidup masyarakat, perluasan lapangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang harus dicapai dalam pembangunan. Adapun salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan dalam pembangunan adalah
Lebih terperinciPEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL
1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai
Lebih terperinciMODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA ANALISIS HUBUNGAN KEMISKIAN DAN PDRB
MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA ANALISIS HUBUNGAN KEMISKIAN DAN PDRB Rokhana Dwi Bekti; David; Gita N; Priscillia; Serlyana Mathematics and Statistics Department, School of Computer Science, Binus University
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
CHAPTER XV REGIONAL COMPARISON Penjelasan Teknis Technical Notes 1. Sumber data yang digunakan dalam bab ini terutama berasal Badan Pusat Statistik baik yang diperoleh dari publikasi maupun situs internet.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Kemiskinan telah membuat pengangguran semakin bertambah banyak,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kemiskinan telah membuat pengangguran semakin bertambah banyak, inflasi juga naik dan pertumbuhan ekonomi melambat. Kemiskinan yang terjadi dalam suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bawah garis kemiskinan (poverty line), kurangnya tingkat pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta
Lebih terperinciPERANCANGAN SKENARIO KEBIJAKAN PERENCANAAN KAPASITAS TERPASANG PADA INDUSTRI SEMEN DENGAN BERBASIS MODEL SISTEM DINAMIK
PERANCANGAN SKENARIO KEBIJAKAN PERENCANAAN KAPASITAS TERPASANG PADA INDUSTRI SEMEN DENGAN BERBASIS MODEL SISTEM DINAMIK Erma Suryani Program Studi Sistem Infomasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut
Lebih terperinciStudi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya Yessie Afriana W, dan A.A. Gde Kartika Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Cianjur tahun 2013 tidak terlepas dari arah kebijakan ekonomi
Lebih terperinci