ILLAA PURWIKA MAAHDIYYANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ILLAA PURWIKA MAAHDIYYANI"

Transkripsi

1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PERNAFASAN PADA MANUSIA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V MI TEGALWATON, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun Oleh: ILLAA PURWIKA MAAHDIYYANI ( ) JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016 i

2 ii

3 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PERNAFASAN PADA MANUSIA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V MI TEGALWATON, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun Oleh: ILLAA PURWIKA MAAHDIYYANI ( ) JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016 i

4 ii

5 iii

6 iv

7 MOTTO Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan." (Qs.Al An"am 135) Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan (Thomas A. Edison) Tidak ada kesuksesan tanpa kesusahpayahan, biarkan setetes keringat dan air mata mu menjadi kebahagiaan yang mengalir setelahnya (Illaa Purwika Maahdiyyani) v

8 PERSEMBAHAN Kupersembahakan skripsi ini orang-orang yang sangat kukasihi dan kusayangi : 1. Bapak dan ibu tercinta 2. Adikku tercinta Nindiya Anggita 3. Semua keluargaku yang sudah mendoakanku 4. Sahabat Sejati dan seperjuanganku Novita Astuti Wulandari dan Afifah Nur Utami 5. Sahabat yang penuh nasihat Tri Yuriana 6. Teman seperjuangan Nur Ida Fitriyaningsih dan Athi Lutfia 7. Teman-teman PGMI angkatan Teman-teman kerja yang selalu mendukungku Bu Septi, Bu Dian dan Bu Cicik 9. Sahabat yang selalu membantuku Galih Agung T 10. Segenap guru dan kepala sekolah MI Tegalwaton 11. Dari semua itu terimakasih sangat untuk semua cobaan yang menerpaku sehingga aku dapat bekerja keras untuk kuliah ku dan segera menyelesaikan skripsi ini agar kehidupanku lebih baik lagi. vi

9 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga Laporan Penelitian ini dapat kami laksanakan dan kami selesaikan sesuai rencana. Sebagai guru kita tentunya bangga dengan hasil prestasi siswa yang memuaskan sesuai dengan tujuan yang direncanakan, dengan menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam belajar, maka dari itu penilitian kami beri judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Alat Pernafasan pada Manusia dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas V MI Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Tahun Ajaran 2016.Pelakasanaan Penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya pemberian kesempatan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan. 3. Ibu Peni Susapti M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI. 4. Ibu Dra.Nur Hasanah, M.Pd yang sangat sabar dan teliti di dalam membimbing skripsi penulis. 5. Guru Kelas V MI Tegalwaton Bapak Asroni S.PdI 6. Bapak serta ibu yang tak henti-hentinya memberikan motivasi baik berupa material maupun spiritual. 7. Semua keluargaku yang sudah mendoakanku. 8. Sahabat- sahabat sejatiku Novita Astuti W, Afifah Nur U, Tri Yuriana. vii

10 viii

11 ABSTRAK Maahdiyyani, Illaa Purwika 2016, Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Alat Pernafasan pada Manusia dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas V MI Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Tahun Ajaran 2016.Skipsi. Fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembibing: Dra. Nur Hasanah, M.Pd Kata Kunci: hasil belajar dan metode eksperimen. Penelitian ini merupakan upaya untuk peningkatan hasil belajar dengan metode eksperimen pada siswa kelas V MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan metode eksperimen mampu meningkatakan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA materi Alat Pernafasan pada Manusia pada siswa kelas V Madrasah Ibtidayah Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016? Guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Tisap siklusnya merupkan rangkaian kegiatan yang dimulai dari 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Subyek dalam Penelitian ini adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Tegalwaton yang berjumlah 22 siswa, terdiri dari 14 laki-laki dan 8 perempuan yang pada tahun ajaran 2016 tercatat sebagai siswa kelas V MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Penelelitian ini menggunakan metode eksperimen. Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hasil dari penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I dan II dengan hasil peningkatan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari kondisi awal dari pembahasan yaitu pra siklus nilai rata-rata kelas 40,90% siswa yang tuntas belajar, pada siklus I meningkat menjadi 63,7%. Selanjutnya meningkat lagi pada siklus II menjadi 86,36%. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Alat Pernafasan pada Manusia pada siswa kelas V MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran ix

12 DAFTAR ISI JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN KELULUSAN... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR BAGAN... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Hipotesis... 6 E. Manfaat Penelitian... 6 F. Definisi operasional... 7 G. Metode Penelitian H. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian hasil belajar Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Penilaian Hasil Belajar B. Pembelajaran IPA 1. Pengertian IPA x

13 2. Karakteristik IPA Tujuan IPA Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Kelas V SD/MI C. Materi Alat Pernapasan pada Manusia D. Metode Eksperimen 1. Pengertian Metode Eksperimen Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen Langkah-langkah Metode Eksperimen BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian B. Deskripsi Pra Siklus C. Deskripsi Siklus I D. Deskripsi Siklus II BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Data Prasiklus Analisis Data Siklus I Analisis Data Siklus II B. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xi

14 DAFTAR BAGAN Bagan 1.1 Siklus Penelitian Bagan 2.1 Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Kelas V SD/MI Semseter xii

15 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Data Guru MI Tegalwaton Tabel 3.2 Data Siswa MI Tegalwaton Tabel 3.3 Data Ruang MI Tegalwaton Tabel 4.1 Daftar Nilai Prasiklus Tabel 4.2 Data Nilai Siklus I IPA Kelas V Tabel 4.3 Data Hasil Pengamatan Siklus Tabel 4.4 Data Nilai Siklus II IPA Kelas V Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Siklus II Tabel 4.6 Data Hasil Rekapitulasi Nilai IPA Persiklus Tabel 4.7 Data Rekapitulasi Ketuntasan Belajar IPA xiii

16 DAFTAR GAMBAR Gambar Alat Pernafasan pada Manusia xiv

17 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I RPP Siklus I Lampiran II Daftar Nilai Siklus I Lampiran III Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Lampiran IV Lembar Observasi Siswa Siklus I Lampiran V RPP Siklus II LampiranVI Daftar Nilai Siklus II LampiranVII Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II Lampiran VIII Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran IX Gambar Dokumentasi Penelitian Lampiran X Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran XI Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran XII Surat Keterangan Penelitian Lampiran XIII Lembar Konsultasi Daftar Nilai SK Lampiran XIV Daftar Riwayat Hidup Penulis xv

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak disukai siswa terutama siswa SD/MI. Banyak siswa yang baru mendengar kata IPA saja langsung bereaksi negatif. Ada yang berfikiran mata pelajaran IPA banyak menghafal proses maupun bahasa latin, bahkan ada yang berfikiran rumus yang sulit. Terkadang mereka merasa guru mereka tidak menyenangkan sehingga materi pelajaran jadi ikut menyebalkan. IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan banyak kemampuan menghafal nama latin dan rumus yang lebih sehingga banyak siswa yang kurang menyukai mata pelajaran ini sehinga hasil belajar siswa tidak sesuai yang diharapkan. IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melui pengamatan yang pada sasaran, serta mengunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran-penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan. Pembelajaran IPA didefinisikan sebagai ilmu tentang alam dan dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu sebagaimproduk, proses dan sikap (Ahmad Susanto, 2013 : 167). Pengertian ini dapat membantu guru bahwa dalam belajar IPA memerlukan suatu metode. Metode pembelajaran IPA yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Proses belajar mengajar yang menyenangkan bisa jadi membuat anak merasa senang mempelajari IPA sehingga hasil belajarnya dapat sesuai bahkan meningkat. Dengan begitu orang tua akan merasa bangga dan menaruh kepercayaan kepada guru karena berhasil mendidik anaknya. Dipandang 1

19 seperti itu karena sering kali orang tua berfikir jika anak yang pandai adalah anak yang mendapatkan nilai yang memuaskan setelah belajar. Biasanya sepulang sekolah jarang orang tua menanyakan, Apakah kamu belajar dengan sungguh-sungguh di sekolah? Apakah kamu memerhatikan gurumu? Atau hal yang lain. Orang tua sering kali hanya menyakan, Hari ini kamu mendapat nilai berapa? Sebagian orang awam pun berpendapat jika yang dinamakan belajar itu adalah ketika dapat menghafal isi buku atau hal yang diajarkan oleh guru. S. Nasution mendefinisikan belajar sebagai perbahab-perubahan dalam sistem saraf, penambahan pengetahuan dan perubahab kelakan berkat pengalaman dan latihan. Chaplin mengungkapkan definisi belajar menjadi dua rumusan. Pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua, belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus (Kastolani 2014 : 53). Belajar adalah kegiatan transfer ilmu yang dilakukan oleh subjek dan objek sehingga menimbulkan suatu pemikiran atau kemampuan terhadap objek apa yang dipelajarinya yang hasilnya berlaku seumur hidup. Pembelajaran adalah adanya kegiatan belajar dan mengajar, dimana pihak yang mengajar adalah guru dan belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. 2

20 Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik (E. Mulyasa 2009 :243). Bloom mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Bloom menyatakan bahwa variasi dalam Cognitive Entry Baheviours dan Afektif Entry Characteristic dan kualitas pengajaran menentukan hasil belajar (Daryanto dan Muljo Rahardjo 2012 : 27). Kualitas pengajaran yang baik ditentukan salah satunya oleh metode pengajaran. Metode adalah suatu cara yang dilakukan guru untuk menyampaikan materi yang akan diajarkannya agar siswa mampu menerima materi tersebut. Metode mengajar akan mempengaruhi belajar siswa. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran ataupun gurunya. Akibatnya siswa malas mendengarkan dan memperhatikan sehingga hasil belajar siswa tidak sesuai harapan. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode maupun strategi mengajar yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar-mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode dan strategi mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien, dan efektif mungkin (Slameto 2010: 65) 3

21 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V MI Tegalwaton, dapat disimpulkan bahwa diduga faktor yang lebih dominan dengan penyebab rendahnya hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPA materi alat pernafasan pada manusisa adalah karena guru kurang inovatif dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Hal ini menyebabkan siswa tidak memperhatikan sehingga hasil belajarnya pun rendah. Dari masalah yang telah diuraikan diatas, penulis menawarkan sebuah metode untuk pembelajaran IPA materi alat pernafasan pada manusia yaitu dengan metode eksperimen. Metode eksperimen yaitu suatu metode mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil percobaan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. (Roestiyah, 2001:80). Penggunaan tekhnik ini mempnyai tujuan agar sisa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jaaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan melakukan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori yang sedang dipelajarinya. Metode ini bisa digunakan sebagai metode alternatif yang dirasa lebih memahami karakteristik siswa dan materi yang dimaksud di atas. Karakteristik siswa yang dimaksud disini adalah karakter siswa SD/MI yang lebih jelas dalam menerima pelajaran dengan melihat langsung dan menemukan sendiri. Karakteristik materi pelajaran disini adalah karakteristik materi yang memaparkan alat pernafasan pada makhluk 4

22 hidup. Dengan mencoba secara langsung maka siswa akan lebih jelas dalam menerima materi pelajaran. Berdasarkan paparan diatas, perlu adanya penyelesaian masalah yang akan dibahas dalam skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Alat Pernafasan pada Manusia dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas V MI Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Tahun Ajaran B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA materi alat pernafasan pada manusia pada siswa kelas V MI Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Tahun Ajaran 2016? C. Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA materi alat pernafasan manusia pada siswa kelas V MI Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Tahun Ajaran

23 D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Penelitian Penerapan metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar belajar siswa mata pelajaran IPA materi alat pernafasan pada manusia pada siswa kelas V di MI Tegalwaton, kecamatan Tengaran, kabupaten Semarang. 2. Indikator Keberhasilan Penerapan metode eksperimen dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut : a. Kriteria ketuntasan klasikal keseluruhan siswa 85%. b. Dalam pembelajaran IPA kriteria ketuntasan minimal kelas V adalah 70. c. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) dari siklus I ke siklus II. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Secara Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan berupa kajian ilmu pengetahuan, khusunya dalam metode pembelajaran eksperimen yang dilakukan di MI Tegalwaton pada 6

24 pembelajaran IPA materi alat pernafasan pada manusia serta dapat digunakan untuk pembelajaran yang lainnya. 2. Manfaat Secara Praktis a. Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V MI Tegalwaton materi alat pernafasan pada manusia. b. Sebagai upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran IPA di MI Tegalwaton. c. Sebagai masukan bagi guru MI Tegalwaton dalam melakukan inovasi dan implementasi berbagai metode pembelajaran IPA. d. Sebagai masukan bagi Madrasah, Mapenda, dan jajaran terkait untuk melakukan pembinaan guru dalam implementasi penggunaan metode pembelajaran IPA. F. Definisi operasional 1. Peningkatan Kata peningkatkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata kerja dengan arti antara lain : 1. Menaikkan (derajat, taraf, dsb) ;mempertinggi; memperhebat (produksi dsb) (Hasan Alwi, 2007 : ). Sedangkan peningkatan yang penulis maksudkan disini adalah peningkatanhasilbelajar siswa. 2. Hasil Belajar Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Dalam KBBI hasil adalah sesuatu yang dapat diraih dari jerih payah (fajri dan senja, 7

25 2008:351). Chaplin mengungkapkan definisi belajar menjadi dua rumusan. Pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua, belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus (Kastolani 2014 : 53). Belajar adalah kegiatan transfer ilmu yang dilakukan oleh subjek dan objek sehingga menimbulkan suatu pemikiran atau kemampuan terhadap objek apa yang dipelajarinya yang hasilnya berlaku seumur hidup. Pembelajaran adalah adanya kegiatan belajar dan mengajar, dimana pihak yang mengajar adalah guru dan belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik (E. Mulyasa 2009 :243). Bloom mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Bloom menyatakan bahwa variasi dalam Cognitive Entry Baheviours dan Afektif Entry Characteristic dan kualitas pengajaran menentukan hasil belajar (Daryanto dan Muljo Rahardjo 2012 : 27). 3. Materi Alat Pernafasan Pada Manusia Bernapas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara. Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah oksigen (O2). Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh. Oksigen masuk 8

26 ke dalam tubuh melalui pernapasan. Selanjutnya, pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari dalam tubuh. Bernapas menggunakan alat-alat pernapasan. Alat pernapasan manusia terdiri atas hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Proses masuknya udara pernapasan ke dalam paru-paru disebut inspirasi. Pada saat mengembuskan napas, otot diafragma dan otot antartulang rusuk mengendur. Akibatnya, rongga dada mengecil dan paruparu mengempis sehingga CO2 dalam paru-paru terdorong keluar. Proses tersebut merupakan proses ekspirasi. Proses pernapasan dapat terganggu jika ada salah satu alat pernapasan mengalami gangguan. Beberapa gangguan itu misalnya flu,sesak nafas, asma, TBC, bronkitis, polip. Gangguan pada alat-alat pernapasan dapat mengganggu aktivitas seharihari. Oleh karena itu, perlu menjaga kesehatan alat pernapasan dengan membiasakan diri berpola hidup sehat (Wiyono, 2008 : 2). 4. Metode eksperimen Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan (a way to achieve a goal) (Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, 2013 : 144). Metode adalah suatu cara yang dilakukan guru untuk menyampaikan materi yang akan diajarkannya agar siswa mampu menerima materi tersebut. Metode eksperimen yaitu suatu metode mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan 9

27 hasil percobaannya, kemudian hasil percobaan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru (Roestiyah, 2001:80). Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan melakukan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori yang sedang dipelajarinya. Metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tidak lepas dari metode ilmiah (scientific method) dalam mempelajari IPA serta keterampilan proses IPA. Hal ini disebabkan, IPA diperoleh melalui suatu metode ilmiah. Penetahuan IPA ditemukan dari bahasan mengapa dan bagaimana fenomena-fenomena yang terjadi di alam, penemuan ini dikembangkan oleh ilmuan sejak dahulu kala secara coba-coba (Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, 2013 : 155). 5. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang dipiih adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiata belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010 : 18). Penelitisan Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan 10

28 baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaanpelaksanaan untuk mengukur tingkat keberhasilannya (Kunandar, 2011 : 41) Menurut Arikunto, PTK adalah gabungan dari pengertian dari kata penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek, dengan menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang bermanfaat bagi peneliti dan orang lain demi kepentingan bersama. Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Dan kelas adalah tempat dimana sekelompok siswa belajar bersama dari seorang guru yang sama dalam periode yang sama (Suyadi, 2011:18). Berdasarkan pemahaman-pemahaman tersebut dapat disimpulkan bahwa PTK adalah metode penelitian yang dilakukan praktisi yang bertujuan memecahkan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran atau pun untuk meningkatkan mutu disekolah dan bukan untuk menghasilkan teori-teori yang baru. Beberapa alasan penulis memilih menggunakan PTK dalam metode penelitiannya yaitu: 11

29 a. Berdasarkan pada temuan masalah yaitu hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA yang rendah serta adanya keinginan guru untuk memperbaiki hasil belajar dengan memperbaiki metode yang digunakan. Dan hal tersebut sangat sesuai jika metode penelitian yang digunakan adalah PTK. b. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK guru mampu mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran dengan suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi pada KBM di kelasnya, khususnya yang menjadi permasalahan di kelasnya. c. Guru menjadi lebih peka dan kreatif karena selalu mengupayakan berbagai inovasi untuk mengatasi permasalahan dalam KBM. 2. Subjek Penelitian a. Subjek penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V MI Tegalwaton dengan jumlah siswa 22, yang terdiri 14 laki-laki dan 8 perempuan. b. Lokasi Penelitian Tempat penelitian yang dipilih adalah MI Tegalwaton, kecamatan Tengaran, kabupaten Semarang. c. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2016 sampai selesai. 3. Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian yang digunakan berbentuk siklus, dimana siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga 12

30 tujuan pembelajaran di kelas tercapai. Siklus tersebut juga melalui tahapan-tahapan, menurut Arikunto dalam (Arikunto, 2011: 49), tahap tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting yaitu perencanaaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Bagan skema siklus PTK Menurut Arikunto (Arikunto, 2011: 50) adalah sebagai berikut : Bagan 1.1 Bagan skema siklus PTK Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan Pengamatan 13

31 a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti fokus menyusun skenario (perencanaan) yang akan dilakukan di lapangan, yaitu kegiatan pembelajaran IPA kelas V materi perubahan lingkungan fisik dan prosesnya. Adapun tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut : 1) Mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk penelitian dengan cara observasi atau wawancara dengan guru yang bersangkutan. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode eksperimen. 3) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan dengan materi pembelajaran. 4) Mempersiapkan alat peraga yang diperlukan pada saat proses pembelajaran berlangsung agar proses pembelajaran dengan metode eksperimen dapat sesuai. 5) Membuat lembar observasi untuk mengetahui kinerja guru dalam proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode eksperimen. 6) Menyusun soal evaluasi untuk siswa. b. Pelaksanaan 14

32 Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah dirancang sebelumnya yaitu yang sudah dirancang dalam RPP. Tahap ini dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu pada 3 tahap (pendahuluan, inti, dan penutup). Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran berlangsung yaitu sesuai RPP (dengan menggunakan metode eksperimen). c. Pengamatan Observasi dilakukan untuk mengumpukan informasi-informasi atau data yang berkaitan dengan penelitian dan tindakan yang berlangsung di lapangan selama kegiatan sedang berjalan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua data serta informasi yang diperlukan peneliti dengan menggunakan lembar observasi guru dan tes tertulis khususnya untuk menggali data siswa. d. Refleksi Data yang diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan analisis tersebut guru dapat mengemukakan kembali tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Semua data dari berlangsngnya kegiatan dievaluasi kembali. Sehingga dapat disajikan landasan untuk memperbaiki kelemahan siklus I, siklus II atau pun kelemahan lain yang ada. 4. Instrumen Penilaian Instrumen penilaian yang digunakan peneliti dalam PTK yaitu 15

33 a. Lembar Observasi Lembar observasi adalah alat yang digunakan peneliti dalam kegiatan mengamati yang digunakan sebagai pedoman observasi berisi indikator yang sudah disesuaikan dengan fokus penelitian. Mencatat baaimana ketrampilan guru selama proses pembelajaran yang menerapkan metode eksperimen. b. Tes Tertulis Tes tertulis digunakan untuk mendapatkan data berupa nilai yang menggambarkan kemampuan siswa mengerjakan soal yang diperlukan setelah kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen. c. Dokumentasi Dokmentasi adalah teknik pengumpulan semua data yang membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian berupa foto di setiap tahapan proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Dengan dokumentasi data yang diperoleh menjadi semakin akurat dan dipercaya. 5. Tekhnik Pengumpulan Data Pada tahap ini tekhnik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam PTK yaitu : a. Observasi Peneliti melakukan pengamatan terhadap upaya guru IPA menggunakan metode eksperimen selama proses pembelajaran mata pelajaran IPA materi alat pernafasan pada manusia. 16

34 b. Tes tertulis Tes tertulis yang digunakan disini termasuk dalam tes formatif, tes tertulis diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan target kompetensi yang harus dicapai serta sejauh mana hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi alat pernafasan pada manusia menggunakan metode eksperimen. c. Analisis Data Analisis data dilakukan sesuai pembahasan sebeluumnya yaitu dengan membandingkan antara skor nilai pada setiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan MI Tegalwaton yaitu 70. Oleh karena itu setiap siswa kelas V dikatakan tuntas belajar pada mata pelajaran IPA jika nilainya mencapai atau lebih dari KKM. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya jika nilai yang diperoleh kurang dari KKM yang ditentukan. Hasil belajar sisa dikumpulkan dalam bentuk data. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif prosentase. Rumus prosentasenya adalah sebagai berikut : P = f 100% N Keterangan : P = Presentase siswa yang tuntas dan belum tuntas F = Frekuensi/jumlah siswa yang tuntas/belum tuntas N = Jumlah siswa keseluruhan 17

35 6. Sistematik Penulisan Suatu karya ilmiah akan mudah dibaca apabila dibuat sesuai dengan sistematika, mengikuti setiap tahapan atau proses penelitian yang dilakukan. Untuk menunjang hal itu maka penulis memaparkannya sebagai berikut : Bagian awal meliputi sampul, lembar berlogo judul persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. BAB I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, metode penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. BAB II Kajian Pustaka Bab ini berisi pengertian belajar, prinsip-prinsip belajar, pengertian hasil belajar, penilaian hasil belajar, pengertian IPA, karakteristik IPA, tujuan pembelajaran IPA, materi alat pernafasan pada manusia, pengertian metode, pengertian metode eksperimen, langkah-langkah metode pembelajaran eksperimen, kelebihan dan kekurangan metode eksperimen. 18

36 BAB III Metode Penelitian Bab ini berisi tentang gambaran umum dari MI Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Selain itu, bab ini juga berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra siklus meliputi rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan. BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dan saran. 19

37 BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Nawawi menyatakan bahwa hasil belajar adalah sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yan dinyatakan dalam skor yang diperolah dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Makna hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar ( Ahmad Susanto, 2013 : 4). Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, penertian-pengertian, sikapsikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut bloom hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa: a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan penetahuan dalam bentuk bahasa, bail lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari mengkatagorisasi, 20

38 kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan menembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. c. Strategi kognitif yaitu kecakapan meyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilain terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku (Agus Suprijono, 2011 : 6). 2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor yang ada di dalam diri siwa dan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berada di luar diri pelajar. Yang tergolong faktor internal adalah a. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan sebagainya. 21

39 b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupn keturunan meliputi: 1) Faktor intelektual terdiri atas faktor potensial (intelegensi dan bakat), faktor aktual (kecakapan nyata dan prestasi). 2) Faktor non intelektual yaitu komponen-komponen kepribadian tertebtu seperti sikap, minat, kebiasaan, notivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, emosional dan sebagainya. c. Faktor kematangan baik fisik maupun psikis, yang tergolong faktor eksternal ialah: 1) Faktor sosial meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan kelompok. 2) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian dan sebagainya. 3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan sebagainya. 4) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau tidak langsung dalam mempengaruhi hasil belajar yang dicapai seseorang (Daryanto dan Mulyo Rahardjo, 2012 : 28). 3. Penilaian Hasil Belajar Penilaian (assment) hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Popham mendefinisikan asesmen dalam 22

40 konteks pendidikan sebagai sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. Boyer dan Ewel mendefinisikan asesmen sebagai proses yang menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem institusi. Allan dan Yen mendefinisikan pengukuran sebagai penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu (Hasbullah, 1999 : 29-30). Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk yaitu: a. Peserta didik akan mempunya perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diingkan. b. Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan perilaku yang diinginkan. Kesinambungan tersebut merupakan dinamika proses belajar sepanjang hayat, dan pendidikan yang berkesinambungan. Penilaian pembelajaran pada umumnya mencakup pre tes, penilaian proses, dan post tes. a. Pre Tes (tes awal) 23

41 Pre tes ini mempunyai banyak kegunaan dalam menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itupre tes memegang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Fungsi pre tes ini antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pre tes maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka jawab/kerjakan. 2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pre tes dengan post tes. 3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. 4) Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik, dan tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus. Untuk mencapai fungsi yang ketiga dan keempat maka hasil pre tes harus segera diperiksa, sebelum pelaksanaan proses pembelajaran inti dilaksanakan. Pemeriksaan ini harus dilaksanakan secara tepat dan cermat, jangan sampai menganggu suasana belajar dan jangan sampai mengalihkan perhatian peserta didik. b. Penilaian Proses 24

42 Penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran dan pembentukkan kompetensi dasar pada peserta didik, termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (85%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (85%). Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan. c. Post Test Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post tes. Sama halnya dengan pre tes, post tes juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. fungsi post tes antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi dasar yang telah ditentukan, baik secara individu 25

43 maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan antara hasil pre tes dan post tes. 2) Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dasar dan tujuantujuan yang belum dikuasainya. Sehubungan dengan kompetensi dasar dan tujuan yang belum dikuasai ini, apabila sebagian besar belum menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran kembali (remedial teaching). 3) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul (kesulitan belajar). 4) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen-komponen pembelajaran (modul), dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian (E.Mulyasa, 2009 : ). B. IPA 1. Pengertian IPA IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang pada sasaran, serta mengunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran-penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan. Pembelajaran IPA didefinisikan sebagai ilmu tentang alam dan dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu sebagai produk, 26

44 proses dan sikap (Ahmad Susanto, 2013 : 167). IPA adalah rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya. IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif) (Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, 2013 : 22). 2. Karakteristik IPA IPA juga memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya. Karakteristik tersebut menurut Jacobson dan Bergman (dalam Susanto, 2013:10), meliputi : a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori. b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya. c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam. d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi sebagian atau beberapa saja. e. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat objektif. 27

45 3. Tujuan IPA Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (dalam Susanto, 2013: 171) dimaksudkan untuk : a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan- Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman-pemahaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antar IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. e. Meninkatkan kesadaran untuk berperan dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan alam. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keturunannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. 28

46 4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Kelas V SD/MI Semester 1 Bagan 2.1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator 1. Mengidenti 1.1 Mengidentif Organ tubuh Mengidentifikasi fikasi ikasi fungsi manusia. alat pernafasan fungsi organ tubuh manusia dan hewan. organ pernafasan manusia. pada manusia. Mencocokan nama organ pada saluran pernapasan manusia dengan model/gambar. Menjelaskan proses pernapasan manusia. Menyebutkan macam-macam penyakit yang mengganggu organ pada pernapasan saluran pada manusia. Mendiskusikan 29

47 penyebab penyakit pernafasan pada manusia. Menyebutkan cara memelihara organ pada saluran pernapasan manusia. C. Materi Alat Pernapasan pada Manusia. Bernapas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara. Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah oksigen (O2). Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh. Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Selanjutnya, pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari dalam tubuh. Bernapas menggunakan alat-alat pernapasan. Apa saja alat-alat pernapasan itu? Gambar 2.1 Alat Pernafasan pada Manusia 30

48 1. Alat Pernapasan Alat pernapasan manusia terdiri atas hidung, tenggorokan, dan paru-paru. a. Hidung, hidung merupakan tempat keluar masuknya udara pernapasan. Udara masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut hidung dan selaput lendir. Rambut hidung dan selaput lendir berfungsi menyaring udara yang masuk agar bebas dari debu dan kuman. Dengan demikian, udara yang kita hirup bersih dari kotoran, debu, maupun kuman penyakit. Di dalam hidung udara juga mengalami penyesuaian suhu dan kelembapan. b. Tenggorokan (Trakhea) Udara pernapasan dari hidung turun ke tenggorokan (trakhea). Tenggorokan me- rupakan sebuah saluran yang panjangnya kira-kira 9 cm. Pada tenggorokan terdapat bulu-bulu halus. Bulu-bulu halus berfungsi menyaring udara dari kotoran yang masih dapat lolos ke tenggorokan. Ujung trakhea bercabang menjadi dua bagian. Cabang- cabang ini disebut bronkus. Bronkus kanan menuju paru-paru kanan. Bronkus kiri menuju paru-paru kiri. c. Paru-Paru Paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas diafragma. Diafragma adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut. Paruparu ada dua buah yaitu paru- paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut pleura. Di dalam paru-paru terdapat cabang-cabang bronkus yang disebut bronkiolus. Bronkiolus juga memiliki percabangan yang 31

49 jumlahnya sangat banyak. Cabang-cabang tersebut sangat halus dan tipis. Tiap- tiap ujung cabang membentuk kantung berdinding tipis yang disebut alveolus. Alveolus merupakan gelembung yang sangat tipis. Gelembung tersebut diselimuti pembuluh kapiler darah. Pada alveolus terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Pada saat udara yang kita hirup sampai di alveolus, oksigen melewati dinding kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb) darah. Setelah itu, darah akan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Dalam tubuh, oksigen digunakan untuk proses pembentukan energi. Pada proses tersebut dihasilkan energi dan gas karbon dioksida (CO2). CO2 tersebut diikat kembali oleh hemoglobin darah. Setelah itu, darah akan membawa CO2 ke paru-paru. CO2 dari paru-paru menuju tenggorokan, kemudian ke lubang hidung untuk dikeluarkan dari dalam tubuh. 2. Proses Pernafasan Pada saat menarik napas otot diafragma mengerut. Akibatnya, diafragma mendatar, rongga dada membesar, dan udara masuk paru-paru. Selain itu, paru-paru dapat pula terisi udara dengan mengerutnya otot antartulang rusuk. Otot antar tulang rusuk yang mengerut menyebabkan rongga dada membesar dan udara masuk ke dalam paru-paru. Proses masuknya udara pernapasan ke dalam paru-paru disebut inspirasi. Pada saat mengembuskan napas, otot diafragma dan otot antartulang rusuk mengendur. Akibatnya, rongga dada mengecil dan paru-paru mengempis 32

50 sehingga CO2 dalam paru-paru terdorong keluar. Proses tersebut merupakan proses ekspirasi. Untuk lebih jelasnya di bawah ini adalah contoh eksperimen sederhana proses pernafasan pada manusia dengan membuat alat peraga sederhana. Alat dan Bahan 1. Botol air mineral 1 liter 1 buah. 2. Selang plastik kecil 1 meter. 3. Selang sedotan besar. 4. Balon besar 2 buah. 5. Balon kecil 2 buah. 6. Tali karet. 7. Plastisin secukupnya. Cara Kerja 1. Ambilah botol air mineral yang tersedia. 2. Potong bagian bawahnya sehingga terbuka. 3. Buatlah lubang pada tutup botol sebesar selang sedotan yang disediakan. 4. Ambilah selang plastik yang disediakan, potong menjadi dua bagian bentuk menjadi menyabang dan lilit bagian pangkal dengan solasi sehingga membentuk huruf Y. 5. Sambungkanlah bagian pangkal dengan selang sedotan sepanjang 10cm. 6. Sambung dua bagian cabang masing-masing dengan balon. 33

51 7. Ikat erat pangkal kedua balon agar tidak lepas dari ujung selang plastik. 8. Masukkan selang plastik berbentuk Y yang sudah disambung dengan balon dan selang sedotan pada masing-masing ujungnya ke dalam botol dengan posisi selang sedotan masuk ke dalam lubang pada tutup toples. 9. Beri plastisin secukupnya pada bagian tutup bodisekitar selang agar tidak ada celah. 10. Tutuplah bagian bawah botol dengan menggunakan balon karet. 11. Ikat balon karet agar tidak terlepas dari botol. Berikut penjelasan pada eksperimen di atas: 1. Paru-paru : botol. Batang tenggorokan : selang. Bronkus : percabanan pipa Y. Paru-paru kanan kiri : balon. 2. Cara penggunaannya yakni dengan cara ditiup. Ini seperti prinsip ketika menghirup udara bebas, udara yang masuk ke paru-paru menyebabkan paru-paru mengembang karena terisi dara. Begitu juga ketika tidak meniupkan udara atau relaksasi, paru-paru mengempis karena udara ikut keluar. 3. Ketika balon bagian bawah ditarik ke bawah maka balon yang berada dalam botol mengelembun karena terisi udara, hal ini 34

52 disebabkan karena tekanan udara di dalam botol berkurang sedangkan tekanan di luar botol yang tetap menjadi lebih besar sehingga udara di luar botol akan mengalir ke dalam botol, yang diumpamakan paru-paru. Proses seperti ini disebut proses inspirasi. 4. Ketika balon bagian bawah dilepas kembali balon dalam botol mengempis, hal ini disebabkan karena tekanan dalam botol melebih besar dan tekanan udara di luar lebih mengecil sehingga udara dalam balon yang berada dalam botol mengeluarkan udara keluar yang membuatnya mengempis ini yang disebut dengan proses ekspirasi. 3. Gangguan Pernapasan Proses pernapasan dapat terganggu jika ada salah satu alat pernapasan mengalami gangguan. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh kuman maupun polusi udara. Beberapa gangguan maupun penyakit pada alat pernapasan sebagai berikut. a. Influenza (flu) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Orang yang terserang flu akan mengalami demam, menggigil, batuk, sakit kepala, bersin-bersin, serta nyeri punggung. Lendir yang keluar dari hidung menutup lubang hidung sehingga udara terhalang masuk dan mengganggu pernapasan. b. Sesak napas merupakan gangguan pernapasan karena udara yang tercemar oleh asap. Asap dapat berasal dari pembakaran sampah, 35

53 kendaraan bermotor, dan rokok. Selain asap, debu juga dapat mengakibatkan sesak napas. c. Asma yaitu gangguan pernapasan karena penyempitan saluran pernapasan. Menyempitnya saluran pernapasan dapat terjadi karena beberapa hal berikut. 1) Udara yang tercemar oleh asap dan debu. 2) Udara yang terlalu dingin. 3) Keadaan jiwa penderita, misalnya stres dan tekanan emosi. d. Radang paru-paru karena bakteri Tuberkulosis. Radang yang disebabkan oleh bakteri ini biasa disebut TBC paru-paru. e. Bronkitis yaitu adanya peradangan pada batang tenggorok (bronkus). f. Polip merupakan penyempitan saluran pernapasan akibat terjadinya pembengkakan kelenjar limfe. Gangguan pada alat-alat pernapasan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, jagalah kesehatan alat pernapasanmu dengan membiasakan diri berpola hidup sehat! Pola hidup sehat tersebut di antaranya sebagai berikut. a. Berolahraga secara teratur. b. Menjaga sirkulasi udara di rumah. c. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang. d. Istirahat teratur. e. Mengenakan masker saat berkendaraan. f. Tidak merokok. 36

54 Untuk lebih jelasnya di bawah ini adalah contoh eksperimen sederhana penyebab gangguan pernafasan pada manusia yaitu dengan menggunakan spon. Alat dan Bahan 1. Kaleng bekas 2. Sandal bekas 3. Korek api 4. Spon Cara Kerja 1. Ambil kaleng bekas. 2. Potong sandal bekas sesuai yang diinginkan. 3. Masukan potongan sandal ke dalam kaleng bekas. 4. Bakar dengan menggunakan korek api. 5. Letakkan spon tepat di atas kaleng bekas (gunakan spon sebagai tutup kaleng). 6. Amati perubahan warna spon. Spon pada eksperimen di atas diibaratkan sebagai alat pernafasan pada manusia. Spon yang tadinya bersih kuning setelah terkena asap pembakaran berubah warna menjadi kehitam-hitaman, hal ini karena asap pembakaran mengandung CO2 sehingga warna spon menjadi berubah. Begitu pula dengan alat pernafasan pada manusia yang terkena asap pembakaran secara terus menerus. 37

55 D. Metode Eksperimen 1. Pengertian Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu (Djamarah, 1997 : 47). Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan tentang suatu objek keadaan. Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu kebenaran, mencari suatu data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri, membuktikan suatu dalil atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu (Sobry, 2014 : 25). 2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen Metode eksperimen memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain sebagai berikut: 38

56 Kelebihan metode eksperimen : a. Melatih disiplin diri siswa melalui eksperimen yang dilakukannya terutama kaitannya dengan keterlibatan, ketelitian, ketekunan dalam melakukan eksperimen. b. Kesimpulan eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan siswamelalui eksperimen yang dilakukannya sendiri secara langsung. c. Siswa akan lebih memahami hakikat dari ilmu pengetahuan dan hakikat kebenaran secara langsung. d. Mengembangkan sikap terbuka bagi siswa. e. Metode ini melibatkan aktifitas dan kreatifitas siswasecara langsung dalam pengajaran sehingga mereka akan terhindar dari verbalisme. Adapun kelemahan metode eksperimen antara lain: a. Metode ini memakan waktu yang banyak, jika diterapkan dalam rangka pelajaran di sekolah, ia dapat menyerap waktu pelajaran. b. Kebanyakan metode ini cocok untuk sains dan teknologi, kurang tepat jika diterapkan pada pelajaran lain terutama bidang ilmu pengetahuan sosial. c. Pada hal-hal tertentu seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia, kemungkinan memiliki bahaya selalu ada. Dalam hal ini faktor keselamatan kerja harus diperhitungkan. d. Metode ini memerlukan alat dan fasilitas yang lengkap jika kurang salah satu padanya, eksperimen akan gagal (Djamarah, 1997 : 49). 3. Langkah-langkah Metode Eksperimen 39

57 Untuk terlaksananya dengan baik kita harus tahu langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengimplementasikan metode eksperimen agar dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Langkah-langkah eksperimen yang dikemukakan Ramyulis (2005 : 250) sebagai berikut: 1. Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam eksperimen. 2. Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa dengan eksperimen. 3. Sebelum eksperimen di laksanakan terlebih dahulu guru harus menetapkan: a. Alat-alat apa yang diperlukan b. Langkah-langkah apa yang harus ditempuh c. Hal-hal apa yang harus dicatat d. Variabel-variabel mana yang harus dikontrol 4. Setelah eksperimen guru harus menentukan apakah follow-up (tindak lanjut) eksperimen contohnya : a. Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut b. Mengadakan tanya jawab tentang proses. c. Melaksanakan teks untuk menguji pengertian siswa. 40

58 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Visi, dan Misi Madrasah a. Visi Madrasah Mewujudkan generasi yang cerdas, terampil dan berakhlakul karimah. b. Misi Madrasah 1) Mewujudkan kegiatan pembelajaran dan bimbingan secara aktif, kreatif, dan menyenangkan. 2) Membekali siswa dengan keterampilan yang berguna agar siswa dapat berkembang secara optimal. 3) Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru. 4) Mewujudkan pembentukan karakter Islami dengan pembiasaan yang Islami. 5) Membimbing siswa mengenal lingkungan sehingga memiliki jiwa sosial yang tinggi. 2. Data Personalia MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran, memiliki tenaga pendidik sebanyak 8 orang yang terdiri dari 6 guru kelas, 1 guru mata pelajaran dan 1 Kepala Sekolah. 41

59 Tabel 3.1 Data Nama-nama Guru MI Tegalwaton NO Nama Guru Tugas Kelas Pendidikan Terakhir 1 Titin Jamaalis Sururiyah, S.PdI Kepsek S1 2 Romzatun, S.PdI. Guru Kelas I S1 3 Sri Lestari, S.PdI. Guru Kelas II S1 4 Ratna Setyawati, S.PdI. Guru Kelas III S1 5 Najizah Risma Dewi, Guru Kelas IV S1 S.Pd.I. 6 Asroni, S.PdI Guru Kelas V S1 7 Aries Wibowo, S.PdI. Guru Kelas VI S1 8 Tamin Maftukhah, S.PdI Guru Bahasa S1 Inggris c. Data Siswa Keadaan jumlah siswa di MI Tegalwaton pada tahun 2013 sampai 2014 tidak ada peningkatan sama sekali, namun kesadaran orang tua yang ingin anaknya mendapatkan pendidikan umum dan agama dengan optimal, menjadikan keadaan siswa di MI Tegalwaton kembali meningkat. Peningkatan jumlah siswa bisa terlihat melalui perbandingan dalam tabel data jumlah siswa MI Tegalwaton antara tahun Ajaran 2015/2016 dan 2016/

60 Tabel 3.2 Data Siswa di MI Tegalwaton No Kelas Jumlah Peserta Didik 2015/ /2017 L P J L P J 1 I II III IV V VI d. Sarana Prasarana dan Fasilitas Tabel 3.3 Data Ruang MI Tegalwaton No Nama Barang Baik Kondisi Rusak Jumlah 1 Gedung Sekolah Ruang Kelas Ruang Kepsek Ruang Guru Ruang Perpustakaan Ruang UKS Toilet

61 8 Gudang 1-1 e. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA kelasv tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam mata pelajaran sesuai pelajaran IPA kelas V MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran. Waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan pra siklus untuk observasi awal pada tanggal 20 Juli ) Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 Juli ) Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus B. Deskripsi Pra Siklus Penelitian siklus ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 20 Juli 2016 dikelas V MI Tegalwaton kecamatan Tengaran. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen nilai dari wali kelas tentang pelajaran IPA dan tentang kebiasaan siswa saat pembelajaran berlangsung. Dari situ di dapatkan nilai-nilai siswa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata, hasil tersebut diketahui nilai siswa yang tuntas atau mencapai KKM sebanyak 9 siswa dan 13 siswa nilainya masih dibawah standar KKM. C. Deskripsi Siklus I 44

62 Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada semester I, tanggal 27 Juli Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran IPA kelas V semester I. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang diikuti oleh 22 siswa. Pelaksanaan setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu dengan tahap perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflekting). Adapun rincian tiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus I sebagai berikut : 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut; a. Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran. b. Menyiapkan bahan ajar. c. Menyiapkan media atau alat peraga. d. Membuat lembar obervasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I dilakukan pada hari Rabu 27 Juli 2016 dengan materi pembelajaran alat pernapasan pada manusia. Pada siklus ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pendahuluan 1) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama 45

63 2) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran 3) Guru memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi (a) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan dari guru apa yang dimaksud dengan alat pernafasan. (b) Guru meminta siswa menyebutkan alat pernafasan pada manusia. (c) Guru mencontohkan model peraga alat pernafan manusia. (d) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang proses pernafasan pada manusia. (e) Guru menjelaskan eksperimen sederhana proses pernafasan pada manusia. (f) Siswa diminta untuk melihat langkah-langkah dalam melakukan eksperimen. 2) Elaborasi (a) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang alat pernafasan pada manusia. (b) Siswa diminta mencocokan nama organ pernafasan melalui gambar. (c) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok. (d) Siswa diminta menyiapkan alat dan bahan. 46

64 (e) Siwa diminta eksperimen membuat alat peraga pernafasan pada manusia. (f) Siswa diminta melakukan eksperimen sederhana proses pernafasan manusia dengan alat peraga yang telah dibuat. 3) Konfirmasi (a) Guru memberikan penjelasan mengenai eksperimen mekanisme proses pernafasan pada manusia yang sudah dilakukan. (b) Guru memberikan penjelasan tambahan, penguatan dan kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan (c) Siswa diminta mengerjakan soal yang telah disediakan guru. c. Penutup 1) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. 2) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar hari ini. 3) Guru menutup pelajaran dengan doa bersama 4) Guru mengucap salam d. Pengamatan/Observasi Tahap yang dilakukan setelah pelaksanaan yaitu tahap observasi atau pengamatan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan guru 47

65 dalam mengajar dengan metode ekperimen dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. e. Refleksi Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi. Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen. Sehingga dapat menunjukkan belajar siklus I. Hasil penilaian diketahui nilai siswa yang tuntas atau mencapai KKM sebanyak 14 siswa dan 8 siswa nilainya masih di bawah standar KKM. Berdasarkan hasil refleksi ini, dapat diketahui kelemahan pembelajaaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya. D. Deskripsi Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada semester II, tanggal 3 Agustus Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran IPA kelas V semester I. Siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang diikuti oleh 22 siswa. Adapun rincian tiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut: a. Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran. b. Membuat kelompok belajar. 48

66 c. Menyiapkan bahan ajar. d. Menyiapkan media atau alat peraga e. Membuat lembar obervasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2016 dengan materi pembelajaran gangguan pernafasan pada manusia. Pada siklus ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pendahuluan 1) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama 2) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran 3) Guru memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi (a) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan dari guru apa yang dimaksud dengan gangguan pernafasan. (b) Guru menjelaskan eksperimen sederhana salah satu penyebab ganguan pernafasan pada manusia yaitu terkena asap. (c) Siswa diminta untuk melihat langkah-langkah dalam melakukan eksperimen. (d) Siswa diminta mendengarkan penjelasan dari guru bagaimana cara memelihara organ pada saluran pernapasan manusia. 49

67 2) Elaborasi (a) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang macam-macam penyakit gangguan pernapasan pada manusia. (b) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok. (c) Siswa diminta menyiapkan alat dan bahan. (d) Siswa diminta melakukan eksperimen sederhana salah satu penyebab ganguan pernafasan pada manusia (terkena asap). 3) Konfirmasi (a) Guru memberikan penjelasan mengenai eksperimen penyebab gangguan pernafasan pada manusia yang sudah dilakukan. (b) Guru memberikan penjelasan tambahan, penguatan dan kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. (c) Siswa diminta mengerjakan soal yang sudah disediakan guru. c. Penutup 1) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. 2) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar hari ini. 3) Guru menutup pelajaran dengan doa bersama. 4) Guru mengucap salam. d. Pengamatan/Observasi Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui metode 50

68 eksperimen. Aspek pengamatan dalam penelitian siklus II ini sama dengan siklus I, yaitu mencakup aspek pengamatan pada guru dan siswa. e. Refleksi Pada siklus II, bertujuan agar adanya peningkatan dari siklus I dan berkurangnya kendala-kendala yang terjadi pada pembelajaran dengan metode eksperimen pada siklus II. Berdasarkan perolehan nilai dapat diketahui bahwa nilai yang didapat lebih baik dari pada saat siklus I. Pembelajaran pada siklus II ini telah mencapai standar minimal KKM, hal ini menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan telah mencapai hasil yang maksimal. Selain itu, nilai yang diperoleh siswa telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal 86,36% dari jumlah seluruh siswa. Untuk itu tidak perlu mengadakan tindak lanjut dengan memberikan perbaikan kepada siswa. 51

69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Data Prasiklus Penelitian prasiklus dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Juli 2016 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan siswa dan nilai siswa terhadap mata pelajaran IPA. Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari dokumen wali kelas. Data hasil tes siswa kelas V pada mata pelajaran IPA materi Alat Pernafasan pada Manusia menunjukkan tingkat kelulusan siswa masih rendah. Masih banyak nilai siswa yang belum mencapai KKM. Data nilai tes IPA siswa kelas V tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.1 Data Daftar Nilai Prasiklus Hari/Tanggal : Rabu, 20 Juli 2016 No L/P Nama Siswa Nilai Keterangan 1 L Fajar Fitriyanto 40 Tidak Tuntas 2 L Ghaulam Ahmad Rosyd 40 Tidak Tuntas 3 L Ahmad Al Mawadah 70 Tuntas 4 L Berlian 50 Tidak Tuntas 52

70 5 P Devia 70 Tuntas 6 P Dwi Mindarsih 70 Tuntas 7 L Edo Kusuma 40 Tidak Tuntas 8 P Erna Yulianti 40 Tidak Tuntas 9 L Elgan Jundullah 50 Tidak Tuntas 10 P Frida Nabila 70 Tuntas 11 L Khamid Musthofa 70 Tuntas 12 L Susilo 60 Tidak Tuntas 13 L Robert K 50 Tidak Tuntas 14 P Salsa Ayu 70 Tuntas 15 L Ghulam Bagus 40 Tidak Tuntas 16 P Vina Vauza 70 Tuntas 17 P Zdirwaul silma 70 Tuntas 18 L Zaidan Rafi 60 Tidak Tuntas 19 P Fikri Hidayati 50 Tidak Tuntas 20 L Habib Zawawi 50 Tidak Tuntas 21 L M. Ridwan 50 Tidak Tuntas 22 L Faisal 60 Tuntas Jumlah 1260 Rata-Rata 56,36 Tidak Tuntas Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa : 53

71 nilai seluruh peserta didik (F) = 1240 peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) = 9 peserta didik (N) = 22 Ketuntasan belajar (%) = Ftb N X 100 % = 9 22 x 100 % = 40,90 % Sehingga, nilai rata rata (x) = F N = = 56,36 Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan pra siklus ini, ternyata tingkat ketuntasan belajar siswa masih dalam kategori rendah yaitu hanya 9 siswa yang tuntas (40,90 %) dan sebanyak 13 siswa yang tidak tuntas (59,1 %) dengan nilai rata-rata kelas 56,36. Dengan data yang telah diperoleh tersebut, selanjutnya peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan motode pembelajaran eksperimen dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Alat Pernafasan pada Manusia. 2. Analisis Data Siklus I a. Data Prestasi 54

72 Pada siklus I ini pembelajaran IPA dengan materi Alat Pernafasan pada Manusia sudah menerapkan metode eksperimen. Dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini, selain menyampaikan materi pelajaran peneliti juga melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran ini diakhiri dengan mengerjakan soal tes, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi. Hasil nilai siswa tersebut juga dijadikan sebagai indikator keberhasilan pembelajaran dengan metode eksperimen. Data nilai tes siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.2 Data Nilai Siklus I IPA Kelas V No L/P Nama Siswa Nilai Keterangan 1 L Fajar Fitriyanto 50 Tidak Tuntas 2 L Ghaulam Ahmad Rosyd 60 Tidak Tuntas 3 L Ahmad Al Mawadah 80 Tuntas 4 L Berlian 60 Tidak Tuntas 5 P Devia 70 Tuntas 6 P Dwi Mindarsih 80 Tuntas 7 L Edo Kusuma 50 Tidak Tuntas 8 P Erna Yulianti 60 Tidak Tuntas 9 L Elgan Jundullah 70 Tuntas 55

73 10 P Frida Nabila 80 Tuntas 11 L Khamid Musthofa 80 Tuntas 12 L Susilo 70 Tuntas 13 L Robiet K 70 Tuntas 14 P Salsa Ayu 80 Tuntas 15 L Ghulam Bagus 50 Tidak Tuntas 16 P Vina Vauza 80 Tuntas 17 P Zdirwaul silma 80 Tuntas 18 L Zaidan Rafi 70 Tuntas 19 P Fikri Hidayati 70 Tuntas 20 L Habib Zawawi 60 Tidak Tuntas 21 L M. Ridwan 60 Tidak Tuntas 22 L Faisal 70 Tuntas Jumlah 1500 Rata-rata 68,18 Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa : nilai seluruh peserta didik (F) = 1500 peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) = 14 peserta didik (N) = 22 Ketuntasan belajar (%) = Ftb N x 100 % 56

74 = x 100 % = 63,7 % Sehingga nilai rata-rata (x) = F N = = 68,18 Berdasarkan data di atas, setelah menerapkan metode pembelajaran eksperimen dalam siklus I, nilai dan jumlah ketuntasan siswa mengalami peningkatan yaitu menjadi 63,7%. Meskipun telah mengalami peningkatan namun jumlah ketuntasan belajar siswa belum mencapai target. Sehingga peneliti akan melanjutkan penelitian di siklus selanjutnya dengan metode pembelajaran yang sama yaitu metode pembelajaran eksperimen dengan memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang menjadi siklus I. b. Data Pengamatan Tabel 4.3 Data Hasil Pengamatan Siklus I No Aspek yang diamati Skala Partisipasi A B C D Kemampuan Guru Membuka Pelajaran 1 Memeriksa kemampuan siswa 2 Memberi motivasi awal 57

75 3 Memberikan apresiasi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan) 4 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran 5 Kejelasan artikulasi 6 Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa 7 Mobilitas posisi mengajar Penguasaan Bahan Belajar (materi pelajaran) 8 Bahan belajar disajikan sesuai langkahlangkah yang direncanakan di RPP yakni dengan menerapkan metode eksperimen 9 Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi) 10 Kejelasan dalam memberikan contoh Kegiatan Belajar Mengajar (proses pembelajaran) 11 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah 58

76 ditetapkan 12 Memilih keterampilan mengatur siswa saat penerapan metode eksperimen 13 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen 14 Melaksanakan proeses pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen 15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar 16 Menggunakan media secara efektif dan efisien 17 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Evaluasi Pembelajaran 18 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan 19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP 59

77 Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran 20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan 21 Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan 22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran Tindak Lanjut (Follow Up) 23 Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok 24 Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan dipelajari berikutnya Jumlah Skor Total 60 Kategori Cukup Keterangan Skor : A : 4 (sangat baik) B : 3 ( baik) C : 2 (sedang) 60

78 D : 1 (buruk) (Rusman, 2010 : 98) Jadi, dapat ditentukan kategori sebagai berikut: Nilai = baik sekali Nilai = baik Nilai = cukup Nilai = buruk c. Refleksi Setelah menerapkan metode eksperimen aktifitas pembelajaran dapat berlangsung menarik, ini terlihat dari siswa yang sangat antusias dalam mempraktekkan alat peraga. Selain itu nilai belajar siswa juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pada saat pra siklus, namun belum mencapai target. Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalahmasalah, yaitu : 1) Guru belum mampu memotivasi siswa. 2) Guru belum mampu mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan. 3) Guru belum mampu mengatur posisi siswa sesuai dengan metode pembelajaran. 61

79 4) Kondisi kelas kurang kondusif karena pengelolaan tata ruang kelas yang kurang rapi. 5) Siswa perempuan masih penakut dan kurang aktif dalam pembelajaran. 6) Siswa masih sering bergurau dan berbicara sendiri sehingga kurang memperhatikan. 3. Analisis Data Siklus II a. Data Prestasi Pada siklus II ini pembelajaran IPA masih menerapkan metode eksperimen dengan melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan soal tes untuk dikerjakan siswa. Tujuan tes ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi. Hasil nilai siswa tersebut juga dijadikan sebagai indikator keberhasilan pembelajaran dengan metode eksperimen. Data nilai tes siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Data Nilai Siklus II IPA Kelas V No L/P Nama Siswa Nilai Keterangan 1 L Fajar Fitriyanto 60 Tidak Tuntas 2 L Ghaulam Ahmad Rosyd 80 Tuntas 3 L Ahmad Al Mawadah 100 Tuntas 62

80 4 L Berlian 70 Tuntas 5 P Devia 80 Tuntas 6 P Dwi Mindarsih 90 Tuntas 7 L Edo Kusuma 60 Tidak Tuntas 8 P Erna Yulianti 70 Tuntas 9 L Elgan Jundullah 80 Tuntas 10 P Frida Nabila 90 Tuntas 11 L Khamid Musthofa 90 Tuntas 12 L Susilo 80 Tuntas 13 L Robiet K 90 Tuntas 14 P Salsa Ayu 90 Tuntas 15 L Ghulam Bagus 60 Tidak Tuntas 16 P Vina Vauza 90 Tuntas 17 P Zdirwaul silma 80 Tuntas 18 L Zaidan Rafi 80 Tuntas 19 P Fikri Hidayati 80 Tuntas 20 L Habib Zawawi 70 Tuntas 21 L M. Ridwan 70 Tuntas 22 L Faisal 80 Tuntas Jumlah 1740 Rata-rata 79,09 Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa : 63

81 nilai seluruh peserta didik (F) = 1740 peserta dididk yang tuntas belajar (Ftb) = 19 peserta didik (N) = 22 Ketuntasan belajar (%) = Ftb N x 100% = x 100% = 86,36 % Sehingga nilai rata-rata (x) = F N = = 79,09 Berdasarkan data di atas, setelah melakukan perbaikan-perbaikan dalam melaksanakan siklus II sudah dikategorikan berhasil karena tingkat ketuntasan belajar siswa sudah melampaui target yaitu 86,36 % dengan nilai rata-rata kelas 79,09. b. Data Hasil Pengamatan Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Siklus II No Aspek yang diamati Skala Partisipasi A B C D 64

82 Kemampuan Guru Membuka Pelajaran 1 Memeriksa kemampuan siswa 2 Memberi motivasi awal 3 Memberikan apresiasi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan) 4 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran 5 Kejelasan artikulasi 6 Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa 7 Mobilitas posisi mengajar Penguasaan Bahan Belajar (materi pelajaran) 8 Bahan belajar disajikan sesuai langkahlangkah yang direncanakan di RPP yakni dengan menerapkan metode eksperimen 9 Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi) 10 Kejelasan dalam memberikan contoh 65

83 Kegiatan Belajar Mengajar (proses pembelajaran) 11 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan 12 Memilih keterampilan mengatur siswa saat penerapan metode eksperimen 13 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen 14 Melaksanakan proeses pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen 15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar 16 Menggunakan media secara efektif dan efisien 17 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Evaluasi Pembelajaran 18 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan 66

84 19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran 20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan 21 Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan 22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran Tindak Lanjut (Follow Up) 23 Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok 24 Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan dipelajari berikutnya Jumlah Skor Total 78 Kategori Baik Keterangan Skor : A : 4 (sangat baik) 67

85 B : 3 ( baik) C : 2 (sedang) D : 1 (buruk) (Rusman, 2010 : 98) Jadi, dapat ditentukan kategori sebagai berikut: Nilai = baik sekali Nilai = baik Nilai = cukup Nilai = buruk c. Refleksi Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti telah berhasil meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA materi Alat Pernafasan Manusia pada siswa kelas V MI Tegalwaton yaitu sebesar 86% telah mencapai KKM. Oleh karena itu pelaksanaan siklus berhenti pada siklus II. Guru harus tetap melakukan upaya inovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan menenangkan. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen menunjukkan 68

86 adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Alat Pernafasan pada Manusia. Data tersebut dapat kita lihat pada tabel rekapitulasi 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Data Hasil Rekapitulasi Nilai IPA Persiklus No L/P Nama Siswa Pra Siklus Sikluus I Siklus II 1 L Fajar Fitriyanto L Ghaulam Ahmad Rosyd L Ahmad Al Mawadah L Berlian P Devia P Dwi Mindarsih L Edo Kusuma P Erna Yulianti L Elgan Jundullah P Frida Nabila L Khamid Musthofa L Susilo L Robert K P Salsa Ayu L Ghulam Bagus P Vina Vauza

87 17 P Zdirwaul silma L Zaidan Rafi P Fikri Hidayati L Habib Zawawi L M. Ridwan L Faisal Jumlah Rata-rata 56,63 68,18 79,09 Tabel 4.7 Data Rekapitulasi Ketuntasan Belajar IPA Pelaksanaan / Pra siklus Siklus I Siklus II ketuntasan Tuntas Tidak tuntas Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti pada saat pra siklus dikelas V MI Tegalwaton khususnya mata pelajaran IPA, dari data dokumen guru nilai IPA materi Alat Pernafasan Manusia sebanyak 13 siswa masih di bawah KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Selanjutnya dari hasil pengamatan pra siklus tersebut, peneliti berusaha untuk menawarkan dan melakukan inovasi belajar dengan cara menerapkan metode pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran IPA 70

88 materi Alat Pernafasan Manusia. Dengan menggunakan metode eksperimen tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti mulai melakukan tindakan siklus I dengan menggunakan metode eksperimen yang dilaksanakan pada tanggal 27 Juli Pada siklus ini siswa terlihat sangat antusias dan penasaran dalam mengikuti pelajaran. Guru menjelaskan eksperimen sederhana proses pernafasan pada manusia. Siswa diminta untuk melihat langkah-langkah dalam melakukan eksperimen. Siswa diminta eksperimen membuat alat peraga pernafasan pada manusia. Siswa diminta melakukan eksperimen sederhana proses pernafasan manusia dengan alat peraga yang telah dibuat. Guru memberikan penjelasan mengenai eksperimen mekanisme proses pernafasan pada manusia yang sudah dilakukan. Dalam kegiatan ini siswa sangat antusias karena penasaran dengan hasil eksperimen mereka. Sebelum pelajaran selesai, guru membagikan soal tes. Ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan sekaligus sebagai indikator keberhasilan pembelajaran. Dari hasil tes siklus I tersebut menunjukan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Dari sebelumnya pada pra siklus yang tuntas hanya 9 siswa (40,90%), pada siklus I ini yang tuntas meningkat sebanyak 14 siswa (63,7%). Dalam pelaksanaan siklus I ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Selain itu, meskipun ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan, namun belum mencapai target yaitu 71

89 sebanyak 85% ketuntasan siswa. Oleh karena itu akan dilanjutkan pada siklus II. Penelitian siklus II dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus Dalam siklus II ini peneliti masih menggunakan metode pembelajaran yang sama dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan dari siklus I. Berbeda dengan siklus I sebelumnya, pembelajaran siklus II ini bisa berjalan lebih kondusif dan siswa juga lebih konsentrasi dan tidak berbicara sendiri. Seperti sebelumnya, sebelum pembelajaran selesai guru membagikan soal tes untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan sekaligus indikator keberhasilan pembelajaran. Dari hasil tes siklus II, menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa sebanyak 19 siswa (86,36%) telah mencapai KKM. Oleh karena itu, pembelajaran IPA materi Alat Pernafasan pada Manusia dengan metode eksperimen dianggap berhasil karena telah melampaui target yaitu 85% ketuntasan klasikal dan pelaksanaan berhenti pada siklus II. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahawa metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Alat Pernafasan pada Manusia pada siswa kelas V MI Tegalwaton. 72

90 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, penelitian ini dapat dikatakan berhasil, hal ini bisa dilihat dari rekapitulasi nilai rata-rata siswa pra siklus yang mengalami peningkatan, dari nilai rata-rata kelas mulai pra siklus yang presentasenya tuntas KKM adalah sebanyak 9 siswa atau 40,90% dan yang belum tuntas 13 siswa atau 59,1% dengan rata-rata kelas 56,36. Selanjutnya siklus I presentasenya yang tuntas KKM adalah sebanyak 14 siswa atau 63,7% dan yang belum tuntas sebanyak 8 atau 36,3% siswa dengan rata-rata kelas 68,18, siklus II presentasenya adalah yang tuntas KKM sebanyak 19 siswa atau 86,36% dan rata-rata kelasnya 79,09. Pada siklus II ketuuntasan klasikal sudah melampaui target yaitu 85%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapaparkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran IPA materi Alat Pernafasan Manusia di MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. 73

91 B. Saran Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya serta data yang diperoleh dan bukti-bukti yang riil yang terjadi dilapangan bahwa setelah menggunakan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA materi Alat Pernafasan Manusia ternyata mampu meningkatkan hasil belajar siswa, untuk itu dapat dikemukakan beberapa saran antara lain: 1. Bagi Siswa Siswa diharapkan agar berpartisipasi secara aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga didapatkan pengetahuan yang komprehensif baik secara afektif, kognitif, maupun psikomotorik. 2. Bagi Guru Pembelajaran IPA perlu dilaksanakan dengan metode yang bervariasi dan kreatif lagi, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan bermakna serta siswa tidak cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran dikelas. Guru hendaknya selalu berusaha untuk melibatkan siswa secara aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas (student centered) bukan hanya guru yang aktif, peran guru sebagai fasilitator dan motivator siswa. 3. Bagi sekolah Sekolah hendaknya menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang menunjang keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Agar prestasi belajar siswa meningkat. 74

92 DAFTAR PUSTAKA Alwi Hasan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Daryanto, dkk Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media Djamarah, Syaiful Bahri dkk Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Hasbullah Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Ggrafindo Persada Kastolani Model Pembelajaran Inovatif Teori dan Aplikasi. Salatiga: STAIN Salatiga Press Kunandar Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT RAJA GRAFINDO PERSADA Mulyasa Kurikulum yang disempurnakan Pengembangan SK dan KD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Roestiyah N.K Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Ramyulis Penerapan Metode Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. S, Arikunto, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Supatmo Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Suprijono, Agus.Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Susanto, Ahmad Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Perdana Media Group Sutikno, Sobry Metode dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: Holistica. Wisudawati, Asih Widi dan Eka Sulistyowati, dkk Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara Wiyono, Edy Ilmu Pengetahuan Alam SD dan MI kelas IV. Jakarta: PT. Hafamira. 75

93 LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah / Madrasah : MI Tegalwaton Mata Pelajaran :IPA Kelas / Semester : V / 1 Materi Pokok : Organ Tubuh Manusia Alokasi Waktu : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi 1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan. B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengidentifikasi fungsi organ pernafasan manusia. C. Indikator Mengidentifikasi alat pernafasan pada manusia Mencocokan nama organ pada saluran pernapasan manusia dengan model/gambar Menjelaskan proses pernapasan manusia. D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui metode eksperimen siswa mampu mengidentifikasi alat pernafasan pada manusia. 2. Melalui metode eksperimen siswa mampu mencocokan nama organ pada saluran pernapasan manusia dengan model/gambar. 3. Melalui eksperimen siswa mampu menjelaskan proses pernafasan pada manusia. E. Materi Pembelajaran Bernapas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara. Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah oksigen (O2). Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh. Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Selanjutnya, pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari 76

94 dalam tubuh. Bernapas menggunakan alat-alat pernapasan. Apa saja alat-alat pernapasan itu? Gambar 2.1 Alat Pernafasan pada Manusia 5. Alat Pernapasan Alat pernapasan manusia terdiri atas hidung, tenggorokan, dan paru-paru. d. Hidung, hidung merupakan tempat keluar masuknya udara pernapasan. Udara masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut hidung dan selaput lendir. Rambut hidung dan selaput lendir berfungsi menyaring udara yang masuk agar bebas dari debu dan kuman. Dengan demikian, udara yang kita hirup bersih dari kotoran, debu, maupun kuman penyakit. Di dalam hidung udara juga mengalami penyesuaian suhu dan kelembapan. e. Tenggorokan (Trakhea) Udara pernapasan dari hidung turun ke tenggorokan (trakhea). Tenggorokan merupakan sebuah saluran yang panjangnya kira-kira 9 cm. Pada tenggorokan terdapat bulu-bulu halus. Bulu-bulu halus berfungsi menyaring udara dari kotoran yang masih dapat lolos ke tenggorokan. Ujung trakhea bercabang menjadi dua bagian. Cabang- cabang ini disebut bronkus. Bronkus kanan menuju paru-paru kanan. Bronkus kiri menuju paru-paru kiri. 77

95 f. Paru-Paru, paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas diafragma. Diafragma adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut. Paru-paru ada dua buah yaitu paru- paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir. Paruparu kanan terdiri atas tiga gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut pleura. Di dalam paru-paru terdapat cabang-cabang bronkus yang disebut bronkiolus. Bronkiolus juga memiliki percabangan yang jumlahnya sangat banyak. Cabang-cabang tersebut sangat halus dan tipis. Tiap- tiap ujung cabang membentuk kantung berdinding tipis yang disebut alveolus. Alveolus merupakan gelembung yang sangat tipis. Gelembung tersebut diselimuti pembuluh kapiler darah. Pada alveolus terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Pada saat udara yang kita hirup sampai di alveolus, oksigen melewati dinding kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb) darah. Setelah itu, darah akan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Dalam tubuh, oksigen digunakan untuk proses pembentukan energi. Pada proses tersebut dihasilkan energi dan gas karbon dioksida (CO2). CO2 tersebut diikat kembali oleh hemoglobin darah. Setelah itu, darah akan membawa CO2 ke paru-paru. CO2 dari paru-paru menuju tenggorokan, kemudian ke lubang hidung untuk dikeluarkan dari dalam tubuh. 6. Proses Pernafasan Pada saat menarik napas otot diafragma mengerut. Akibatnya, diafragma mendatar, rongga dada membesar, dan udara masuk paru-paru. Selain itu, paru-paru dapat pula terisi udara dengan mengerutnya otot antartulang rusuk. Otot antartulang rusuk yang mengerut menyebabkan rongga dada membesar dan udara masuk ke dalam paru-paru. Proses masuknya udara pernapasan ke dalam paru-paru disebut inspirasi. Pada saat mengembuskan napas, otot diafragma dan otot antartulang rusuk mengendur. Akibatnya, rongga dada mengecil dan paru-paru mengempis sehingga CO2 dalam paru-paru terdorong keluar. Proses tersebut merupakan proses ekspirasi. Untuk lebih jelasnya di bawah ini adalah contoh eksperimen sederhana proses pernafasan pada manusia dengan membuat alat peraga sederhana. 78

96 Lembar Kegiatan Alat dan Bahan 8. Botol air mineral 1 liter 1 buah. 9. Selang plastik kecil 1 meter. 10. Selang sedotan besar. 11. Balon besar 2 buah. 12. Balon kecil 2 buah. 13. Tali karet. 14. Plastisin secukupnya. Cara Kerja 12. Ambilah botol air mineral yang tersedia. 13. Potong bagian bawahnya sehingga terbuka. 14. Buatlah lubang pada tutup botol sebesar selang sedotan yang disediakan. 15. Ambilah selang plastik yang disediakan, potong menjadi dua bagian bentuk menjadi menyabang dan lilit bagian pangkal dengan solasi sehingga membentuk huruf Y. 16. Sambungkanlah bagian pangkal dengan selang sedotan sepanjang 10cm. 17. Sambung dua bagian cabang masing-masing dengan balon. 18. Ikat erat pangkal kedua balon agar tidak lepas dari ujung selang plastik. 19. Masukkan selang plastik berbentuk Y yang sudah disambung dengan balon dan selang sedotan pada masing-masing ujungnya ke dalam botol dengan posisi selang sedotan masuk ke dalam lubang pada tutup toples. 20. Beri plastisin secukupnya pada bagian tutup bodisekitar selang agar tidak ada celah. 21. Tutuplah bagian bawah botol dengan menggunakan balon karet. 22. Ikat balon karet agar tidak terlepas dari botol. Berikut penjelasan pada eksperimen di atas: 5. Paru-paru : botol. Batang tenggorokan : selang. Bronkus : percabanan pipa Y. Paru-paru kanan kiri : balon. 79

97 6. Cara penggunaannya yakni dengan cara ditiup. Ini seperti prinsip ketika menghirup udara bebas, udara yang masuk ke paru-paru menyebabkan paru-paru mengembang karena terisi dara. Begitu juga ketika tidak meniupkan udara atau relaksasi, paru-paru mengempis karena udara ikut keluar. 7. Ketika balon bagian bawah ditarik ke bawah maka balon yang berada dalam botol mengelembun karena terisi udara, hal ini disebabkan karena tekanan udara di dalam botol berkurang sedangkan tekanan di luar botol yang tetap menjadi lebih besar sehingga udara di luar botol akan mengalir ke dalam botol, yang diumpamakan paruparu. Proses seperti ini disebut proses inspirasi. 8. Ketika balon bagian bawah dilepas kembali balon dalam botol mengempis, hal ini disebabkan karena tekanan dalam botol melebih besar dan tekanan udara di luar lebih mengecil sehingga udara dalam balon yang berada dalam botol mengeluarkan udara keluar yang membuatnya mengempis ini yan disebut dengan proses ekspirasi. F. MetodePembelajaran Eksperimen G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan 4) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama 5) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran 6) Guru memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan dari guru apa yang dimaksud dengan alat pernafasan. 80

98 2) Guru meminta siswa menyebutkan alat pernafasan pada manusia. 3) Guru mencontohkan model peraga alat pernafan manusia. 4) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang proses pernafasan pada manusia. 5) Guru menjelaskan eksperimen sederhana proses pernafasan pada manusia. 6) Siswa diminta untuk melihat langkah-langkah dalam melakukan eksperimen. b. Elaborasi 1) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang alat pernafasan pada manusia. 2) Siswa diminta mencocokan nama organ pernafasan melalui gambar. 3) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok. 4) Siswa diminta menyiapkan alat dan bahan. 5) Siwa diminta eksperimen membuat alat peraga pernafasan pada manusia. 6) Siswa diminta melakukan eksperimen sederhana proses pernafasan manusia dengan alat peraga yang telah dibuat. c. Konfirmasi 1) Guru memberikan penjelasan mengenai eksperimen mekanisme proses pernafasan pada manusia yang sudah dilakukan. 2) Guru memberikan penjelasan tambahan, penguatan dan kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan 3) Siswa diminta mengerjakan soal yang telah disediakan guru. 81

99 d. Penutup 4) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. 5) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar hari ini. 6) Guru menutup pelajaran dengan doa bersama 7) Guru mengucap salam H. Media, Alat Pembelajaran, Sumber Belajar Media dan Alat : 1. Gambar alat pernafasan pada manusia. 2. Botol air mineral 1 liter 1 buah. 3. Selang plastik kecil 1 meter. 4. Selang sedotan besar. 5. Balon besar 2 buah. 6. Balon kecil 2 buah. 7. Tali karet. 8. Plastisin secukupnya. 9. Papan tulis. Sumber Belajar : 1. Buku Paket Erlangga, SAINS untuk SD/MI Kelas V 2. Buku Sekolah Elektronik IPA Saling Temas SD/MI KELAS V 3. Modul Pegangan Guru IPA untuk SD/MI Kelas V I. Penilaian 1. Penilaian Tertulis. 82

100 Lembar Penilaian No Nama Siswa Jumlah Benar Nilai Nilai : jumlah benar x 10. Soal Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar! 1. Kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara disebut Gas yang diperlukan untuk bernapas adalah Yang merupakan tempat keluar masuknya udara pernapasan yaitu Cabang trakhea disebut juga dengan Paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas Paru-paru dibungkus dengan selaput paru-paru yang disebut Gelembung yang sangat tipis yang terdapat di ujuung cabang bronkiolus disebut Yang berfungsi menyaring udara dari kotoran yang masih dapat lolos ke tengorokan adalah Proses masuknya udara pernapasan ke dalam paruu-paru disebut Pada saat menghembuskan napas, otot diafragma dan otot antar tulang rusuk mengendur, proses tersebut merupakan proses... Jawaban 1. Bernapas. 2. O2 3. Hidung. 4. Bronkus. 83

101 84

102 LAMPIRAN II Daftar Nilai Siklus I No L/P Nama Siswa Nilai Keterangan 1 L Fajar Fitriyanto 50 Tidak Tuntas 2 L Ghaulam Ahmad Rosyd 60 Tidak Tuntas 3 L Ahmad Al Mawadah 80 Tuntas 4 L Berlian 60 Tidak Tuntas 5 P Devia 70 Tuntas 6 P Dwi Mindarsih 80 Tuntas 7 L Edo Kusuma 50 Tidak Tuntas 8 P Erna Yulianti 60 Tidak Tuntas 9 L Elgan Jundullah 70 Tuntas 10 P Frida Nabila 80 Tuntas 11 L Khamid Musthofa 80 Tuntas 12 L Susilo 70 Tuntas 13 L Robiet K 70 Tuntas 14 P Salsa Ayu 80 Tuntas 15 L Ghulam Bagus 50 Tidak Tuntas 16 P Vina Vauza 80 Tuntas 17 P Zdirwaul silma 80 Tuntas 85

103 18 L Zaidan Rafi 70 Tuntas 19 P Fikri Hidayati 70 Tuntas 20 L Habib Zawawi 60 Tidak Tuntas 21 L M. Ridwan 60 Tidak Tuntas 22 L Faisal 70 Tuntas Jumlah 1500 Rata-rata 68,18 86

104 LAMPIRAN III LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS I No Aspek yang diamati Skala Partisipasi A B C D Kemampuan Guru Membuka Pelajaran 1 Memeriksa kemampuan siswa 2 Memberi motivasi awal 3 Memberikan apresiasi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan) 4 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran 5 Kejelasan artikulasi 6 Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa 7 Mobilitas posisi mengajar 87

105 Penguasaan Bahan Belajar (materi pelajaran) 8 Bahan belajar disajikan sesuai langkahlangkah yang direncanakan di RPP yakni dengan menerapkan metode eksperimen 9 Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi) 10 Kejelasan dalam memberikan contoh Kegiatan Belajar Mengajar (proses pembelajaran) 11 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan 12 Memilih keterampilan mengatur siswa saat penerapan metode eksperimen 13 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen 14 Melaksanakan proeses pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen 88

106 15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar 16 Menggunakan media secara efektif dan efisien 17 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Evaluasi Pembelajaran 18 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan 19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran 20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan 21 Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan 22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran 89

107 Tindak Lanjut (Follow Up) 23 Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok 24 Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan dipelajari berikutnya Jumlah Skor Total 60 Kategori Cukup 90

108 LAMPIRAN IV LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Pokok Bahasan : MI Tegalwaton Kec. Tengaran : IPA : V/I : Organ tubuh manusia :Alat Pernafasan dan Proses Pernafasan pada Manusia. Hari/Tanggal : Rabu, 27 Juli 2016 No Nama Siswa Aspek Pengamatan Juml A B C D E F G H ah 1 Fajar Fitriyanto Ghaulam Ahmad Rosyd Ahmad Al Mawadah Berlian Devia Dwi Mindarsih Edo Kusuma Erna Yulianti Elgan Jundullah Frida Nabila Khamid Musthofa

109 12 Susilo Robert K Salsa Ayu Ghulam Bagus Vina Vauza Zdirwaul silma Zaidan Rafi Fikri Hidayati Habib Zawawi M. Ridwan Faisal Jumlah Presentasi 62,625 Kualifikasi Cukup 1. Aspek pengamatan Kode Kategori aktivitas Indikator A Visual Activities Kelancaran dalam mengemukakan ide atau pendapat. B Oral Activities Kelancaran siswa dalam menjawab pentanyaan. C Listening Activities Mendengarkan penjelasan guru. D Writing Activities Keaktifan siswa dalam menulis materi. E Drawing Actifities Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas. F Motor Actifities Kemampuan siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya. G Mental Actifities Kekondusifan dan perhatian siswa dalam pembelajaran dengan metode eksperimen. H Emosional Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran 92

110 Activities dengan metode eksperimen. 2. Keterangan penelitian Skor Kriteria Penilaian 4 Aktivitas belajar siswa sangat baik 3 Aktivitas belajar siswa baik 2 Aktivitas belajar siswa cukup baik 1 Aktivitas belajar siswa kurang baik 3. Kriteria penilaian Tingkat keberhasilan (%) Arti % Sangat Baik (SB) % Baik (B) % Cukup (C) 0 54 % Kurang (K) 93

111 94

112 LAMPIRAN V RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah / Madrasah : MI Tegalwaton Mata Pelajaran :IPA Kelas / Semester : V / 1 Materi Pokok Alokasi Waktu : Organ Tubuh Manusia : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi 1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan. B. Kompetensi Dasar 1.2 Mengidentifikasi fungsi organ pernafasan manusia. C. Indikator Menyebutkan macam-macam penyakit yang mengganggu organ pada saluran pernapasan pada manusia Mendiskusikan penyebab penyakit pernafasan pada manusia Menyebutkan cara memelihara organ pada saluran pernapasan manusia. D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui metode eksperimen siswa mampu menyebutkan macam-macam penyakit yang mengganggu organ pada saluran pernapasan pada manusia. 95

113 2. Melalui metode eksperimen siswa mampu mendiskusikan penyebab penyakit pernafasan pada manusia. 3. Melalui metode eksperimen siswa mampu menyebutkan cara memelihara organ pada saluran pernapasan manusia. E. Materi Pembelajaran Proses pernapasan dapat terganggu jika ada salah satu alat pernapasan mengalami gangguan. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh kuman maupun polusi udara. Beberapa gangguan maupun penyakit pada alat pernapasan sebagai berikut. g. Influenza (flu) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Orang yang terserang flu akan mengalami demam, menggigil, batuk, sakit kepala, bersin-bersin, serta nyeri punggung. Lendir yang keluar dari hidung menutup lubang hidung sehingga udara terhalang masuk dan mengganggu pernapasan. h. Sesak napas merupakan gangguan pernapasan karena udara yang tercemar oleh asap. Asap dapat berasal dari pembakaran sampah, kendaraan bermotor, dan rokok. Selain asap, debu juga dapat mengakibatkan sesak napas. i. Asma yaitu gangguan pernapasan karena penyempitan saluran pernapasan. Menyempitnya saluran pernapasan dapat terjadi karena beberapa hal berikut. a. Udara yang tercemar oleh asap dan debu. b. Udara yang terlalu dingin. c. Keadaan jiwa penderita, misalnya stres dan tekanan emosi. j. Radang paru-paru karena bakteri Tuberkulosis. Radang yang disebabkan oleh bakteri ini biasa disebut TBC paru-paru. 96

114 k. Bronkitis yaitu adanya peradangan pada batang tenggorok (bronkus). l. Polip merupakan penyempitan saluran pernapasan akibat terjadinya pembengkakan kelenjar limfe. Gangguan pada alat-alat pernapasan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, jagalah kesehatan alat pernapasanmu dengan membiasakan diri berpola hidup sehat! Pola hidup sehat tersebut di antaranya sebagai berikut. g. Berolahraga secara teratur. h. Menjaga sirkulasi udara di rumah. i. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang. j. Istirahat teratur. k. Mengenakan masker saat berkendaraan. l. Tidak merokok. Untuk lebih jelasnya di bawah ini adalah contoh eksperimen sederhana penyebab gangguan pernafasan pada manusia yaitu dengan menggunakan spon. Lembar Kegiatan Alat dan Bahan 5. Kaleng bekas 6. Sandal bekas 7. Korek api 8. Spon Cara Kerja 7. Ambil kaleng bekas. 97

115 8. Potong sandal bekas sesuai yang diinginkan. 9. Masukan potongan sandal ke dalam kaleng bekas. 10. Bakar dengan menggunakan korek api. 11. Letakkan spon tepat di atas kaleng bekas (gunakan spon sebagai tutup kaleng). 12. Amati perubahan warna spon. Spon pada eksperimen di atas diibaratkan sebagai alat pernafasan pada manusia. Spon yang tadinya bersih kuning setelah terkena asap pembakaran berubah warna menjadi kehitam-hitaman, hal ini karena asap pembakaran mengandung CO2 sehingga warna spon menjadi berubah. Begitu pula dengan alat pernafasan pada manusia yang terkena asap pembakaran secara terus menerus. F. MetodePembelajaran Eksperimen G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama b. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran c. Guru memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat 98

116 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan dari guru apa yang dimaksud dengan gangguan pernafasan. 2) Guru menjelaskan eksperimen sederhana salah satu penyebab ganguan pernafasan pada manusia yaitu terkena asap. 3) Siswa diminta untuk melihat langkah-langkah dalam melakukan eksperimen. 4) Siswa diminta mendengarkan penjelasan dari guru bagaimana cara memelihara organ pada saluran pernapasan manusia. b. Elaborasi 1) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang macam-macam penyakit gangguan pernapasan pada manusia. 2) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok. 3) Siswa diminta menyiapkan alat dan bahan. 4) Siswa diminta melakukan eksperimen sederhana salah satu penyebab ganguan pernafasan pada manusia (terkena asap). c. Konfirmasi 1) Guru memberikan penjelasan mengenai eksperimen penyebab gangguan pernafasan pada manusia yang sudah dilakukan. 2) Guru memberikan penjelasan tambahan, penguatan dan kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. 3) Siswa diminta mengerjakan soal yang sudah disediakan guru. 99

117 d. Penutup 5) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. 6) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar hari ini. 7) Guru menutup pelajaran dengan doa bersama. 8) Guru mengucap salam. H. Media, Alat Pembelajaran, Sumber Belajar Media dan Alat : 1. Kaleng bekas 2. Sandal bekas 3. Korek api 4. Spon 5. Papan tulis. Sumber Belajar : 1. Buku Paket Erlangga, SAINS untuk SD/MI Kelas V 2. Buku Sekolah Elektronik IPA Saling Temas SD/MI KELAS V 3. Modul Pegangan Guru IPA untuk SD/MI Kelas V I. Penilaian 1. Penilaian Tertulis. Lembar Penilaian No Nama Siswa Jumlah Benar Nilai 100

118 1 2 3 Nilai : jumlah benar x 10. Soal Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar! 1. Jika salah satu alat pernapasan mengalami gangguan maka alat pernapasan akan Penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus adalah Sesak napas merupakan gangguan pernapasan yang disebabkan oleh debu dan Gangguan pernapasan karena penyempitan saluran pernapasan disebut Penyakit paru-paru karena bakteri Tuberkolosis disebut Penyakit yang akibat peradangan pada batang tenggorokan adalah Penyempitan saluran pernapasan akibat terjadinyapembengkakan kelenjar limfe dapat mengakibatkan penyakit Agar udara di dalam rumah tetap segar dan berganti maka harus ada...udara di dalam rumah. 9. Jika sedang berkendaraan agar alat pernapasan tidak terkena udara kotor dan angin, maka kita perlu memakai

119 102

120 LAMPIRAN VI Daftar Nilai Siklus II No L/P Nama Siswa Nilai Keterangan 1 L Fajar Fitriyanto 60 Tidak Tuntas 2 L Ghaulam Ahmad Rosyd 80 Tuntas 3 L Ahmad Al Mawadah 100 Tuntas 4 L Berlian 70 Tuntas 5 P Devia 80 Tuntas 6 P Dwi Mindarsih 90 Tuntas 7 L Edo Kusuma 60 Tidak Tuntas 8 P Erna Yulianti 70 Tuntas 9 L Elgan Jundullah 80 Tuntas 10 P Frida Nabila 90 Tuntas 11 L Khamid Musthofa 90 Tuntas 12 L Susilo 80 Tuntas 13 L Robiet K 90 Tuntas 14 P Salsa Ayu 90 Tuntas 15 L Ghulam Bagus 60 Tidak Tuntas 103

121 16 P Vina Vauza 90 Tuntas 17 P Zdirwaul silma 80 Tuntas 18 L Zaidan Rafi 80 Tuntas 19 P Fikri Hidayati 80 Tuntas 20 L Habib Zawawi 70 Tuntas 21 L M. Ridwan 70 Tuntas 22 L Faisal 80 Tuntas Jumlah 1740 Rata-rata 79,09 104

122 LAMPIARAN VII LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS II No Aspek yang diamati Skala Partisipasi A B C D Kemampuan Guru Membuka Pelajaran 1 Memeriksa kemampuan siswa 2 Memberi motivasi awal 3 Memberikan apresiasi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan) 4 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran 5 Kejelasan artikulasi 6 Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa 7 Mobilitas posisi mengajar 105

123 Penguasaan Bahan Belajar (materi pelajaran) 8 Bahan belajar disajikan sesuai langkahlangkah yang direncanakan di RPP yakni dengan menerapkan metode eksperimen 9 Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi) 10 Kejelasan dalam memberikan contoh Kegiatan Belajar Mengajar (proses pembelajaran) 11 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan 12 Memilih keterampilan mengatur siswa saat penerapan metode eksperimen 13 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen 14 Melaksanakan proeses pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen 106

124 15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar 16 Menggunakan media secara efektif dan efisien 17 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Evaluasi Pembelajaran 18 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan 19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran 20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan 21 Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan 22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran 107

125 Tindak Lanjut (Follow Up) 23 Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok 24 Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan dipelajari berikutnya Jumlah Skor Total 78 Kategori Baik 108

126 LAMPIRAN VIII LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Pokok Bahasan : MI Tegalwaton Kec. Tengaran : IPA : V/I : Organ tubuh manusia : Gangguan pada Organ Pernafasan Manusia. Hari/Tanggal : Rabu, 3 Agustus 2016 No Nama Siswa Aspek Pengamatan Juml A B C D E F G H ah 1 Fajar Fitriyanto Ghaulam Ahmad Rosyd Ahmad Al Mawadah Berlian Devia Dwi Mindarsih Edo Kusuma Erna Yulianti Elgan Jundullah Frida Nabila Khamid Musthofa

127 12 Susilo Robert K Salsa Ayu Ghulam Bagus Vina Vauza Zdirwaul silma Zaidan Rafi Fikri Hidayati Habib Zawawi M. Ridwan Faisal Jumlah Presentasi 85,5 Kualifikasi Sangat baik 1. Aspek pengamatan Kode Kategori aktivitas Indikator A Visual Activities Kelancaran dalam mengemukakan ide atau pendapat. B Oral Activities Kelancaran siswa dalam menjawab pentanyaan. C Listening Activities Mendengarkan penjelasan guru. D Writing Activities Keaktifan siswa dalam menulis materi. E Drawing Actifities Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas. F Motor Actifities Kemampuan siswa menghimpun hasil diskusi, bekerjasama dengan anggota kelompoknya. G Mental Actifities Kekondusifan dan perhatian siswa dalam pembelajaran dengan metode eksperimen. H Emosional Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran 110

128 Activities dengan metode eksperimen. 2. Keterangan penelitian Skor Kriteria Penilaian 4 Aktivitas belajar siswa sangat baik 3 Aktivitas belajar siswa baik 2 Aktivitas belajar siswa cukup baik 1 Aktivitas belajar siswa kurang baik 3. Kriteria penilaian Tingkat keberhasilan (%) Arti % Sangat Baik (SB) % Baik (B) % Cukup (C) 0 54 % Kurang (K) 111

129 112

130 LAMPIRAN IX Gambar IX.1 saat guru menjelaskan langkah-langkah eksperimen. Gambar IX.2 siswa eksperimen membuat alat peraga. 113

131 Gambar IX.3 siswa melakukan eksperimen proses pernafasan. Gambar IX.4 siswa melakukan eksperimen gangguan pernafasan. 114

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses. Proses tersebut dapat menimbulkan tingkah laku yang baru atau perubahan tingkah laku yang sudah ada (Dimyati,

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 1. Bagian paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida adalah... Alveolus

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar menurut beberapa ahli antara lain menurut Rukmana & Suryana (2006:10) menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea 1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan

Lebih terperinci

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan

Lebih terperinci

SILABUS. Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Alokasi

SILABUS. Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Alokasi LAMPIRAN 34 34 SILABUS Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 2 Way Kepayang Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : V/II Standar Kompetensi : 2 Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Pernapasan manusia meliputi proses inspirasi dan ekspirasi Inspirasi : pemasukan udara luar ke dalam tubuh melalui alat pernapasan Ekspirasi :pengeluaran udara pernapasan

Lebih terperinci

Lampiran : 1 77

Lampiran : 1 77 76 76 Lampiran : 1 77 Lampiran : 2 78 Lampiran : 3 79 Lampiran : 4 80 81 Lampiran : 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Nama Sekolah : SDN Mangunsari 03 Mata Pelajaran : Ilmu Pendidikan Alam

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 1. Pasang yang tepat antara alat ekskresi dan zat yang dikeluarkan adalah... Hati menghasilkan hormon Paru-paru mengeluarkan uap air

Lebih terperinci

mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Bab 4 Sumber: www.brighamandwomans.org Sistem Pernapasan pada Manusia Hasil yang harus kamu capai: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: mendeskripsikan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 1. Perhatikan gambar berikut! Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio9-18-01.png Bagian yang ditunjukkan

Lebih terperinci

O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi

O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi ALAT PERNAFASAN PADA MANUSIA Oleh : Maulana Hudan Daromi, S.Pd Reaksi kimia pernafasan O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi Energi berfungsi untuk memberikan kekuatan manusia dalam beraktifitas Alat

Lebih terperinci

SURAT IJIN PENELITIAN. NIP : Pangkat/Gol. Ruang : Pembina, IV/a

SURAT IJIN PENELITIAN. NIP : Pangkat/Gol. Ruang : Pembina, IV/a 45 Lampiran 1 PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA UPTD KECAMATAN TULIS SEKOLAH DASAR NEGERI SEMBOJO Alamat: Desa Sembojo kec. Tulis Batang 51261 SURAT IJIN PENELITIAN Yang

Lebih terperinci

Sistem Pernafasan Manusia

Sistem Pernafasan Manusia Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus

Lebih terperinci

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan Bab 4 Sistem Pernapasan Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan Hidung merupakan salah satu alat pernapasan. Melalui hidung, udara dapat keluar atau masuk ke dalam tubuh.

Lebih terperinci

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA - - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp4nafas Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori BAB II KAJIAN TEORITIS 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses yang berkaitan dengan kependidikan, yang pada dasarnya belajar merupakan proses menuju perubahan yang lebih baik.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMAN 1 SUMBER Mata Pelajaran : BIOLOGI Kelas / Semester : XI/2 Topik : SISTEM RESPIRASI Sub Topik : SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA Pertemuan Ke

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Apersepsi Kegiatan Siswa menarik napas kemudian menghembuskan napas Pertanyaan Melalui kegiatan bernapas yang telah kamu lakukan, dapatkah kamu memprediksikan organ apa

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem pernapasan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST No Tujuan Pembelajaran 1 1. Menjelaskan pengertian sistem. 2. Menuliskan organ-organ 3. Menjelaskan fungsi organorgan yang terlibat dalam sistem Ranah Kognitif Deskripsi

Lebih terperinci

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2 Sistem Respirasi Manusia Sistem Respirasi Manusia Isilah bernapas, seringkali diarikan dengan respirasi, walaupun secara hariah sebenarnya kedua isilah tersebut berbeda. Pernapasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XI / Semester 2 Sub Materi Pokok : Sistem Pernapasan Alokasi Waktu : 2 x 10

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada : KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Organ Pernapasan Manusia 1. Alat pernapasan manusia Bernapas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara. Udara mengandung berbagai komponen gas,salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka

BAB II Kajian Pustaka BAB II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, pembahasan landasan teori dalam penelitian ini berisi tinjauan pustaka yang merupakan variabel dari penelitian ini. Kajian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH MIN II KONAWE SELATAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH MIN II KONAWE SELATAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH MIN II KONAWE SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Madrasah

Lebih terperinci

Kamu dapat mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sistem Pernapasan. artinya

Kamu dapat mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sistem Pernapasan. artinya Bab V SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Peta Konsep Sistem Pernapasan artinya Proses perolehan

Lebih terperinci

Peta Konsep. Kata Kunci. respirasi udara pernapasan pernapasan dada udara cadangan pernapasan perut udara residu. 68 IPA SMP/MTs Kelas VIII.

Peta Konsep. Kata Kunci. respirasi udara pernapasan pernapasan dada udara cadangan pernapasan perut udara residu. 68 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Peta Konsep Alat-alat pernapasan Hidung Pernapasan Manusia Mekanisme pernapasan Volume pernapasan Trakea Pangkal tenggorok Paru Udara pernapasan Udara komplementer Udara cadangan Pernapasan dada Pernapasan

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER RPP KOMIK SISTEM PERNAFASAN KELAS XI

UJIAN TENGAH SEMESTER RPP KOMIK SISTEM PERNAFASAN KELAS XI UJIAN TENGAH SEMESTER RPP KOMIK SISTEM PERNAFASAN KELAS XI Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri Mata Kuliah : Inovasi Pembelajaran Biologi Dosen Pengampu : Ipin Arifin, M.Pd Disusun oleh: Nurul Syiam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai hasil pengalaman. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai hasil pengalaman. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah perubahan tingkah laku yang bersifat permanen sebagai hasil pengalaman. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai, yaitu perubahan yang menjadi semakin baik setelah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PERNAFASAN PADA MANUSIA MELALUI METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V MI MA ARIF PULUTAN SALATIGA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PERNAFASAN PADA MANUSIA MELALUI METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V MI MA ARIF PULUTAN SALATIGA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PERNAFASAN PADA MANUSIA MELALUI METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V MI MA ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk membantu seseorang mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup,

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Umum Di Susun oleh : Rukayah NPM : 3061424062 Dosen Pengasuh : Taufik Rahman, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAAN NASIONAL

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER Sularmi 40 Abstrak. Pendidikan jasmani merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Materi Piutang mata pelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Limboto. Oleh Nama : Risnawati Lahiya,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN READING GUIDE DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN SISWA KELAS VII A SEMESTER II SMP NEGERI 3 KARTASURA TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

SKRIPSI Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

SKRIPSI Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI METODE SMALL GROUP DISCUSSION PADA PESERTA DIDIK KELAS V MI BUSTANUL ULUM MORODEMAK SKRIPSI Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar siswa, salah satu

Lebih terperinci

TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA)

TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA) TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA) DISUSUN OLEH: 1. Diki Nanda Pratama 2. M. Rizky Wahyudi 3. Maulana Fadhli 4. M. Zazili 5. Randhika Wiweka KELAS : XI IPA. 3 GURU PEMBIMBING : Karimah S.Pd SMA

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Mardasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Mardasah Ibtidaiyah. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SUMBER DAYA ALAM DAN TEKNOLOGI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DI KELAS IV MI NU

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN SISWA SDN 1 LAU DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN SISWA SDN 1 LAU DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN SISWA SDN 1 LAU DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh VERA ADI PRASETYANA NIM 200831207 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION) PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 5 SD NEGERI SURUH 02 KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA Di SD Belajar adalah terjadinya perubahan pada diri orang belajar karena pengalaman (Darsono, dkk, 2000:4). Pembelajaran adalah suatu kegiatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

BAB VII SISTEM PERNAPASAN BAB VII SISTEM PERNAPASAN PERNAPASAN / RESPIRASI PROSES PERTUKARAN GAS OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA DALAM TUBUH ORGANISME FUNGSI Mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian mengenai teori-teori menurut pendapat dari beberapa ahli yang digunakan untuk mengembangkan dan mendukung penelitian ini. Pembahasan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI Oleh: Yuliana Retnaningsih 09144100067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori

Bab II Landasan Teori Bab II Landasan Teori 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

(PDEODE) DI KELAS VB SD NEGERI SUDIMARA

(PDEODE) DI KELAS VB SD NEGERI SUDIMARA i PENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF STRATEGI PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVE DISCUSS EXPLAIN (PDEODE) DI KELAS VB SD

Lebih terperinci

Pendidikan Fisika IPA TERPADU Pengikatan O2 dan Pelepasan CO2 pada Paru-paru

Pendidikan Fisika IPA TERPADU Pengikatan O2 dan Pelepasan CO2 pada Paru-paru i Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-nya kami dapat menyusun buku ajar IPA Terpadu tema Pengikatan O2 dan Pelepasan untuk siswa SMP/MTs kelas VIII sebagai pemenuhan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAUMAN LOR 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MINIATUR HEWAN PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA KELAS IV SEMESTER I SDN 3 PALAR, TRUCUK, KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Hasil belajar Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa bila siswa tuntas dalam belajar, terampil melakukan suatu tugas, dan memiliki apresiasi yang baik terhadap

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 1. Berikut ini penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberuolosis adalah... TBC Bronkitis Kunci Jawaban : A TBC

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI PLUPUH I TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh : ARIKA YULIA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat IPA IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT KELAS V SDN MUNCAR 02 SUSUKAN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tanggung Jawab a. Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Make a Match 2.1.1 Pengertian Model pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran sebagai hasil penurunan teori psikologi pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i. HALAMA JUDUL... ii. HALAMAN PERSETUJUAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN... iv. HALAMAN MOTTO... v

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i. HALAMA JUDUL... ii. HALAMAN PERSETUJUAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN... iv. HALAMAN MOTTO... v DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMA JUDUL... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling Rini, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar 2.1.1. Pengertian Aktivitas Belajar Sanjaya (2009: 130) mengungkapkan bahwa aktifitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktifitas fisik akan tetapi juga meliputi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS 4 SD N 1 SUMBUNG CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA

PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas VII A SMP NURIS Jember Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Materi Tindakan Ekonomi Berdasarkan Motif Dan Prinsip Ekonomi Tahun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI SISWA KELAS IV SD NEGERI I MLOPOHARJO WURYANTORO WONOGIRI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI SISWA KELAS IV SD NEGERI I MLOPOHARJO WURYANTORO WONOGIRI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI SISWA KELAS IV SD NEGERI I MLOPOHARJO WURYANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Teknik Pembelajaran Teknik pembelajaran diartikan dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN METODE EKSPERIMEN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI HUBUNGAN SUMBER DAYA ALAM DENGAN LINGKUNGAN, TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh : PURWANTO K

Skripsi. Oleh : PURWANTO K UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS INTEGRAL MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK II MELALUI PEMBELAJARAN MODEL KONSTRUKTIVISME MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN ANGKATAN

Lebih terperinci

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil 46 2. Kerjasama a. Pengertian Kerjasama Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson ( 2014, h. 164) kerjasama adalah pengelompokan yang terjadi di antara makhlukmakhluk hidup yang kita kenal. Kerja sama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas yang biasa disingkat dengan PTK adalah action research yang dilakukan di kelas (Classroom Action

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh BUDI SANTOSO NIM.

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh BUDI SANTOSO NIM. DISKUSI KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG BAGI SISWA KELAS V SDN GRINGSING 01 KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG SEMESTER II TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR i UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan September November

METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan September November 18 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan September November 2010 di kelas VIIIF semester ganjil SMP Negeri 1 Padangratu Tahun Pelajaran 2010/2011.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan inti dalam suatu proses pendidikan. Tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk terjadinya tingkah laku dalam diri

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI POKOK FATKHU MAKKAH DENGAN METODE INQUIRY PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MUNAWAROH TEMBELANG TAHUN AJARAN 2010/2011 PENELITIAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Dewi Indrajati

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Dewi Indrajati UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG BUMI DAN ALAM SEMESTA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BAGI SISWA KELAS 5 DI SD NEGERI JOGOSURAN 68 KECAMATAN PASARKLIWON

Lebih terperinci

PENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 1 CILONGOK SKRIPSI

PENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 1 CILONGOK SKRIPSI PENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 1 CILONGOK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci