V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH"

Transkripsi

1 V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH 5.1. Alokasi Program Raksa Desa di Kabupaten Karawang Program Raksa Desa diluncurkan pertama kali oleh Pemerintah Propinsi Jawa Barat pada tahun Sampai Tahun 2006 jumlah desa yang telah mendapatkan Program Raksa Desa berjumlah 202 desa dari 297 desa yang ada di Kabupaten Karawang. Pembagian jumlah lokasi yang diterima oleh pemerintah kabupaten melalui mekanisme sistem kuota akibat kebijakan anggaran dan komitmen pemerintah daerah setempat. Adapun jumlah alokasi desa tiap kecamatan yang telah mendapatkan Program Raksa Desa sebagai berikut : No Tabel 8. Daftar Alokasi Program Raksa Desa Tiap Kecamatan Nama Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Desa Rakdes No Nama Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Desa Rakdes 1. Karawang Barat Jayakerta Karawang Timur Kutawaluya Telukjambe Barat Cilamaya Kulon Telukjambe Timur Cilamaya Wetan Pangkalan Cikampek Tegalwaru Tirtamulya Klari Jatisari Ciampel Banyusari Rengasdengklok Kotabaru Batujaya Purwasari Pakisjaya Telagasari Tirtajaya Rawamerta Cibuaya Lemahabang Pedes Tempuran Cilebar Majalaya 7 7 Jumlah Sumber : BPMS Kabupaten Karawang, 2006 Dari tabel 7, terdapat 5 kecamatan belum mendapatkan Program Raksa Desa, hal ini karena 4 kecamatan merupakan kecamatan PPK yang masih berjalan dan 1 kecamatan merupakan kecamatan kota sebagai pusat pemerintahan, dimana

2 semua desanya sudah berstatus kelurahan yang bukan sasaran Program Raksa Desa. Sedangkan jumlah alokasi per kecamatan disesuaikan dengan prioritas dan kuota yang ditetapkan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Sedangkan jumlah bantuan yang diberikan untuk menunjang daya beli masyarakat pada bidang ekonomi dan fisik sebesar Rp.100 juta per desa, selanjutnya bidang kesehatan dan pendidikan besarannya disesuaikan dengan pengajuan target atau prediksi sasaran pada desa lokasi Raksa Desa yang diajukan ke Propinsi menurut mekanisme tertentu SATLAK Program Raksa Desa Kabupaten Karawang Untuk menunjang pelaksanaan pengelolaan Program Raksa Desa maka dibentuk Satuan Pelaksana (SATLAK) pada setiap tingkatan pemerintahan. Dalam hal ini SATLAK Program Raksa Desa tingkat Kabupaten Karawang mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan pembinaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program, dengan susunan personalia sebagai berikut : I. Penanggung Jawab : Bupati Karawang II. Pengarah/Ketua Anggota : Sekretaris Daerah Kab. Karawang :1. Asisten Tata Praja Setda Karawang 2. Asisten Administrasi Pembangunan Setda Kabupaten Karawang 3. Kepala Bapeda Kab. Karawang 57

3 Ketua : Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Sosial Kab Karawang. III. Sekretaris IV. Wakil Sekretaris : Kabid PMD pada BPMS Kab Karawang. : Kabag Pemerintahan Setda Kab.Karawang. V. Sekretariat : Kasubid PDD/K pada BPMS Karawang. VI. Bidang bidang a. Pendidikan : Kepala Dinas Pendidikan Kab Karawang. b. Kesehatan : Kepala Dinas Kesehatan Kab Karawang. c. Ekonomi : Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Karawang. d. Fisik : 1. Kepala Dinas Binamarga Karawang. 2. Kepala Dinas Ciptakarya Karawang. 3.Kabag Pengendalian Program Setda Kabupaten Karawang. Berdasarkan susunan personalia Satlak kabupaten, keanggotaannya terdiri atas gabungan dinas atau instansi yang tercermin dalam masing-masing bidang sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diemban, hal ini menunjukkan Program Raksa Desa merupakan program terpadu yang membutuhkan upaya atau strategi untuk mensinergikan program tersebut agar tercapai tujuan yang diharapkan. Untuk mengetahui hasil angket terhadap pelaksanaan sinergitas Program Raksa Desa dari dinas atau instansi yang tergabung dalam Satlak kabupaten dapat dilihat sebagai berikut : 58

4 Tabel 9. Jawaban Angket tentang pelaksanaan sinegritas Program Raksa Desa Dari Dinas atau Instansi yang tergabung dalam Satlak kabupaten No Pernyataan Jumlah Nilai Yang Diperoleh Jumlah Nilai Yang ditetapkan Prosentase 1 Komitmen dan perhatian dari setiap Kepala dinas/instansi yg tergabung dlm satlak Program raksa Desa dlm menunjang pelaksanaan Program raksa Desa melalui peningkatan peran dan ,33% fungsi selaku pelaksana Program Rakdes sudah optimal 2 Keterpaduan (sinegritas) Program dari dinas/instansi dlm menunjang Program rakdes mulai dari tahap perencanaan, % pelaksanaan dan evaluasi sudah memadai 3 Dinas/instansi yang tergabung dalam satlak Rakdes selalu menyampaikan laporan/koordinasi masalah Rakdes setiap bulan sehingga setiap anggota ,67% satlak mengetahui perkembangan Program Raksa Desa 4 Dinas/instansi yang tergabung dalam satlak selalu mengadakan Rapat koordinasi khusus menyangkut masalah ,33% Program Raksa Desa setiap bulan sekali Jumlah ,33 % Sumber : Hasil penelitian angket, 2006 Dari hasil penelitian angket di atas, menunjukkan bahwa komitmen dan perhatian kepala dinas atau instansi yang tergabung dalam Satlak Program Raksa Desa dalam menunjang pelaksanaan program Rakdes melalui peningkatan peran dan fungsi selaku pelaksana program, diperoleh prosentase sebesar 68,33 persen. Hal ini memberikan pengertian bahwa prosentase ini apabila diinterprestasikan dalam interval dari sugiyono menunjukkan hasil setuju atau positif. Selanjutnya keterpaduan atau sinergitas program dari dinas atau instansi dalam menunjang program Rakdes mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, diperoleh prosentase sebesar 52 persen. Hal ini mengandung pengertian 59

5 apabila prosentase ini diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan netral atau ragu. Dinas atau instansi yang tergabung dalam Satlak Program Raksa Desa selalu menyampaikan laporan atau koordinasi masalah Rakdes setiap bulan sehingga setiap anggota Satlak mengetahui perkembangan Program Raksa Desa, diperoleh prosentase sebesar 54,67 persen yang menunjukan netral atau ragu bahwa setiap anggota Satlak mengetahui perkembangan Program Raksa Desa. Kemudian diperoleh prosentase 49,33 persen yang berarti netral atau ragu terhadap pernyataan dinas atau instansi yang tergabung dalam Satlak Rakdes selalu mengadakan rapat koordinasi khusus menyangkut Program Raksa Desa. Namun demikian kegiatan rapat koordinasi pada Tahun 2006 telah dilakukan sebanyak 3 kali walaupun setiap kali rapat tidak sepenuhnya dihadiri oleh anggota satlak sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 10. Kegiatan Rapat Satlak Program Raksa Desa Tingkat Kabupaten No Dinas/Instansi Bulan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des 1 BPMS v v v 2 Bapeda v v v 3 Dinas Pendidikan v 4 Dinas Kesehatan v v 5 Dins Koperasi v v 6 Dinas Binamarga v 7 Bag Pemerintahan v v 8 Bag Dalprog v v 9 Dinas Ciptakarya v Sumber : BPMS Kab. Karawang, 2006 Secara keseluruhan pelaksanaan sinergitas program Raksa Desa dari Satlak Kabupaten memperoleh prosentase sebesar 55,33 persen, hal ini apabila diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan jawaban netral atau 60

6 ragu. Dengan demikian beberapa faktor yang merupakan indikator penunjang perlu perhatian untuk perbaikan agar memperoleh hasil yang lebih oftimal Dukungan Dinas atau Instansi Dalam Menunjang Program Raksa Desa Program Raksa Desa merupakan program terpadu karena melibatkan berbagai dinas atau instansi yang tergabung dalam Satlak kabupaten. Untuk mengetahui hasil angket tentang dukungan dinas atau instansi terkait dalam menunjang Program Raksa Desa diuraikan sebagaimana tabel berikut : N o Tabel 11. Jawaban Angket Tentang Dukungan Dinas atau Instansi Terkait Dalam Menunjang Program Raksa Desa Pernyataan Jumlah Nilai Yang Diperoleh Jumlah Nilai Yang ditetapkan Prosentase 1 Dinas/instansi yang tergabung dalam satlak Rakdes memberikan dukungan program dan anggaran terhadap desa lokasi Program Raksa ,67% Desa dalam upaya menunjang keberhasilan Program Rakdes 2 Dinas/instansi yang tergabung dlm satlak Rakdes secara khusus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Program rakdes guna mencapai ,67% keberhasilan program dan menghindari penyelewengan Jumlah ,67% Sumber : Hasil penelitian angket, 2006 Dari hasil penelitian angket di atas, menunjukkan bahwa dinas atau instansi yang tergabung dalam Satlak Program Raksa Desa memberikan dukungan program dan anggaran terhadap desa lokasi Program Raksa Desa dalam upaya menunjang keberhasilan program, diperoleh prosentase sebesar 66,67. Hal ini mengandung pengertian apabila prosentase tersebut 61

7 diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan jawaban setuju. Adapun dukungan dinas atau instansi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 12. Dukungan Program dan Anggaran Dinas atau Instansi (Satlak Raksa Desa) Tahun 2006 No Dinas/Instansi Program Jml Anggaran 1 Bag Pemerintahan Pemb Kec Program dan Desa 18,54 M berupa : - Dana Bantuan Desa 2 Bag Dalprog Monitoring dan pengendalian 450 Jt Pemb Daerah Bapeda BPMS Dinas Kesehatan Dinas Pendidikan Dinas Koperasi Dinas Perindustrian Dinas Ciptakarya Dinas Binamarga Jumlah Program peningkatan perencanaan pemb daerah Program pengkajian dan evaluasi dan evaluasi kebijakan PPK IPM Program Pemberdayaan Masyarakat Program Pembangunan Desa dlm TMMD dan Satata Sariksa PPK Program Peningkatan Kesehatan Dasar & Rujukan Program Perbaikan gizi keluarga berupa : PMTAS & Balita Program rehabilitasi gedung SD /MI Program Pendidikan Luar sekolah Program pendidikan dasar & pra sekolah Program Pengemb sistim pendukung UKM Program pengawasan dan pembinaan usaha kecil Program/Pemb prasarana pemukiman : Pemb Jalan setapak, Jaling & Draniase Penyirtuan Jalan Desa Sumber : Buku APBD Kab. Karawang Tahun Jt 615 Jt 15 M 140 Jt 400 Jt 6,750 M 4,389 M 1,140 M 4,224 M 1,2 M 800 Jt 1,855 M 150 Jt 2 M 10 M 67,803 M Sasaran Peningkatan infra- Struktur dan kelembagaan desa Peningkatan efektifitas & Pengendalian Program Pemb Peningkatan skala prioritas perencanaan pemb Peningkatan efektivitas & tinjut program Peningkatan indikator IPM Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa Peningkatan infrastruktur & Pemukiman Desa Peningkatan Infrastruktur, Ekonomi & Kapasitas Masy Desa Peningkatan kesehatan dasar masyarakat Peningkatan Gizi Balita dan aanak usia sekolah Peningkataninfrastruktur SD/MI Peningkatan penanganan anak putus sekolah Peningkatan Pendidikan anak usia dini Peningkatan pelayanan & dukungan terhadap usaha kecil Peningkatan pembinaan usaha kecil Peningkatan prasarana desa Peningkatan prasarana jalan desa 62

8 Dari tabel di atas, setiap dinas atau instansi yang tergabung dalam Satlak Program Raksa Desa Kabupaten Karawang memberikan dukungan program dan anggaran terhadap desa lokasi program raksa desa, hal ini menunjukkan komitmen dan perhatian dalam menunjang keberhasilan program tersebut. Disamping itu sejalan dengan hasil wawancara dengan kepala dinas atau instansi terkait menyatakan bahwa dinas atau instansi berupaya untuk mendukung Program Raksa Desa berupa program dan anggaran serta pembinaan terhadap desa lokasi program raksa desa. Adapun anggaran yang dialokasikan bersumber dari APBN, APBD Propinsi, dan APBD Kabupaten Karawang, walaupun prioritas diarahkan pada desa lokasi program raksa desa namun pada pelaksanaannya masih terjadii kendala dalam upaya mensinergikan program-program tersebut. Hal ini terjadi akibat perbedaan data sasaran, keterlambatan program ataupun koordinasi yang belum oftimal. Selanjutnya dinas atau instansi yang tergabung dalam Satlak Program Raksa Desa secara khusus melakukan pembinaan dan monitoring terhadap pelaksanaan Program Raksa Desa guna mencapai keberhasilan program dan menghindari penyimpangan, diperoleh prosentase sebesar 74,67 persen. Hal ini mengandung pengertian apabila prosentase tersebut diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan jawaban setuju. Adapun kegiatan dinas atau instansi yang tergabung dalam Satlak Program Raksa Desa kabupaten Karawang dalam rangka menunjang keberhasilan program raksa desa terdiri atas kegiatan sosialisasi, pembinaan dan monitoring sebagai tahapan program, walaupun pada pelaksanaannya 63

9 kegiatan tersebut ada yang dilakukan secara bersama atau terpadu, namun ada pula yang secara khusus dari masing-masing dinas atau instansi (bidang) pada kurun bulan yang telah ditentukan. Tabel 13. Kegiatan Pembinaan dan Monitoring dari Satlak Kabupaten Karawang No Kegiatan Bulan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des 1 Sosialisai 2 Pembinaan 3 Monitoring Sumber : BPMS Kab. Karawang, 2006 Secara umum prosentase yang diperoleh dari dukungan dinas atau instansi dalam menunjang Program Raksa Desa sebesar 70,67 persen. Hal ini mengandung pengertian apabila prosentase tersebut diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukan jawaban setuju. Dalam arti dukungan dinas atau instansi dalam menunjang program raksa desa sudah cukup baik, walaupun masih perlu peningkatan agar lebih oftimal Pelaksanan Program Raksa Desa Pelaksanaan Program Raksa Desa di Kabupaten Karawang Sesuai dengan tujuan dan susunan bidang dalam Satlak Program Raksa Desa kabupaten serta muatan dari Program Raksa Desa yang mencerminkan indikator dari IPM, walaupun tidak secara detail dan komprehensif akan membahas masalah IPM, namun hanya bersifat gambaran secara umum terhadap lingkup bidang dalam Program Raksa Desa yaitu : 64

10 A. Bidang Pendidikan Bidang pendidikan diarahkan untuk menurunkan angka droup out dan buta aksara melalui penyaluran dana subsidi biaya penyelenggaraan pendidikan yang diarahkan untuk kegiatan belajar mengajar dan beasiswa bagi siswa SD, SLTP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) baik negeri maupun swasta. Program tersebut diarahkan dalam rangka mencapai desa cerdas khususnya di lokasi desa Raksa Desa dengan memperhatikan mekanisme tugas pembantuan. Program ini dikenal pula dengan sebutan KBBS atau Bantuan Gubernur untuk Siswa (BAGUS). Gambar 9. Komposisi Angka Buta Huruf di Kabupaten Karawang 27% 55% 18% Usia 15 th -44 th Usia th th Usia > 55 th Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Karawang, 2006 Gambar 7 memperlihatkan bahwa total angka buta huruf di Kabupaten Karawang sebesar jiwa atau 8,32 persen dari total penduduk usia 15 tahun ke atas. Dari angka buta aksara tersebut sebagian besar terdapat pada penduduk kelompok usia > 55 tahun ke atas, yaitu sekitar 55 persen atau sebesar jiwa. Sedangkan 27 persen atau sebesar jiwa terdapat pada kelompok usia tahun dan 18 persen atau sebesar jiwa terdapat pada kelompok usia tahun. 65

11 Adapun mekanisme penyaluran dana bidang pendidikan disalurkan kepada rekening Dinas Pendiikan Kabupaten atas usulan pengajuan yang disampaikan kepada Dinas Pendidikan Propinsi yang selanjutnya ditransfer kepada masing-masing sekolah penerima bantuan. Adapun realisasi bantuan Program Raksa Desa bidang pendidikan diwujudkan dengan kegiatan sebagai berikut : 1) Dana bantuan Operasional penyelenggaraan pendidikan SD, MI, SLTP, MTs, realisasi anggaran Rp ,00. Terealisasinya dana bantuan operasional, 872 SD/MI. 82 SLTP/MTs, dan terealisasi bantuan beasiswa bagi siswa kurang mampu sebanyak siswa SD/MI dan siswa SLTP/MTs untuk Tahun 2004/2005 2) Terealisasinya dana bantuan murid bagi siswa kurang mampu sebanyak Siswa SD Siswa SLTP serta Program Beasiswa terencana Putus Sekolah pada SD/MI, SLTP/MTs, terealisasi dana bantuan murid bagi siswa kurang mampu sebanyak Siswa SD, Siswa SLTP untuk Tahun 2005/2006 3) Bantuan operasional penyelenggaraan pendidikan bagi sekolah SLTP dan MTs negeri dan swasta dengan realisasi anggaran Rp ,00 serta bantuan Beasiswa bagi siswa terancam drop out (DO) sebanyak siswa dan 53 Sekolah untuk Tahun 2006/

12 Indek Pendidikan Indek pendidikan di Kabupaten Karawang menunjukan adanya peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari capaian indikator pada bidang pendidikan antara lain Rata-rata lama sekolah (RLS), Angka Melek Huruf (AMH). Pada tahun 2001 nilai angka rata-rata lama sekolah tercatat sebesar 5,70 tahun sedangkan pada tahun 2005 tercatat sebesar 6,85 tahun. Hal ini berarti, rata-rata lama pendidikan masyarakat Kabupaten Karawang bertambah dari 5,70 tahun menjadi 6,85 tahun. Sedangkan berdasarkan indikator AMH, tingkat melek huruf juga mengalami peningkatan dari 87,65 persen menjadi 88,40 persen. Perkembangan indikator bidang pendidikan di Kabupaten Karawang dapat dilihat pada perkembangan sebagai berikut : 1. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Gambar 10. APK DAN APM SD/MI, SLTP/MTs, DAN SMA/MA/SMK DI KABUPATEN KARAWANG SD/MI SLTP/MTs SMA/MA/SMK APK APM Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Karawang,2006 Gambar di atas menunjukan terjadi peningkatan baik APK maupun APM dari pendidikan SD sampai SLTA. 67

13 2. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Gambar 11. Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Karawang Tahun , , , , , ,000 50, ,419 79, ,031 36,585 0 SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Jumlah Penduduk Jumlah Siswa Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Karawang,2006 Tingkat partisipasi sekolah dapat diketahui melalui dua indikator utama yaitu Angka Partisipasi kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Dari gambara di atas terjadi peningkatan capaian kedua indikator tersebut baik dari jenjang pendidikan SD, SLTP maupun SLTA walaupun kenaikannya tidak terlalu besar. 3. Fasilitas Pendidikan Gambar 12. Perkembangan Jumlah Prasarana Pendidikan Sudah Tahun , , , , ,000 50, SD SMP SMA Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Karawang,

14 Untuk fasilitas pendidikan di tingkat SLTP jumlah bangunan SLTP yang ada di Kabupaten Karawang pada tahun 2004 mencapai 56 unit SLTP Negeri dan 32 SLTP Swasta. Hal ini menunjukan kenaikan jumlah dibanding tahun-tahun sebelumnya yang berjumlah 53 Unit SLTP Negeri dan 26 SLTP swasta di tahun 2001, 55 unit SLTP Negeri dan 27 SLTP Swasta di tahun 2002, dan 56 unit SLTP Negeri dan 30 SLTP Swasta di tahun Untuk fasilitas pendidikan di tingkat SLTA pun seiring dengan tumbuhnya lembaga pedidikan yang dikelola oleh sektor swasta, maka jumlah sarana bangunan SLTA mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2001 berjumlah 57 unit, tahun unit, tahun 2003 turun menjadi 66 unit, dan tahun 2004 naik kembali menjadi 69 unit. 4. Jumlah Guru Untuk tenaga pengajar yang ada di Kabupaten Karawang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat pada data jumlah Guru SD/MI yang tercatat mulai tahun 2001 yaitu sebanyak orang, tahun 2002 bertambah menjadi orang, tahun 2003 ada orang dan pada tahun 2004 tercatat orang. Untuk tenaga pengajar SLTP juga mengalami kenaikan yang positif, walaupun tidak sebesar guru SD. Tahun 2001 julah guru SLTP yang ada di Kabupaten Karawang tercatat orang, bertambah 69

15 menjadi orang pada tahun 2002, tahun 2003 tercatat berjumlah orang dan tahun 2004 berjumlah orang. Tahun 2001 jumlah guru SMU/SMK di Kabupaten Karawang tercatat orang, tahun 2002 ada orang, tahun 2003 ada orang dan tahun 2004 berjumlah orang. Selanjutnya berdasarkan tabel 20, hasil penelitian angket terhadap kelompok sasaran penerima bantuan menunjukkan bahwa program raksa desa dapat membantu meningkatkan penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu, diperoleh prosentase sebesar 74,67 persen, hal ini apabila diinterprestasikan pada interval Sugiyono menunjukkan jawaban setuju. B. Bidang Kesehatan Program Raksa Desa bidang Kesehatan diarahkan untuk membantu masyarakat kurang mampu dengan bantuan biaya pelayanan penanggulangan ibu hamil resiko tinggi dan komplikasi kebidanan serta penanganan bayi baru lahir di desa lokasi Program Raksa Desa. Adapun mekanisme penyalurannya disalurkan ke rekening Dinas Kesehatan kabupaten atas usulan pengajuan proposal yang disampaikan ke Dinas Kesehatan Propinsi, kemudian disalurkan kepada masyarakat kurang mampu penerima bantuan dengan bukti atau ketentuan yang telah ditentukan. 70

16 Adapun realisasi bantuan Raksa Desa bidang kesehatan dapat diuraikan sebagai berikut : Tabel 14. Realisasi Raksa Desa Bidang Kesehatan No Tahun Alokasi Jml Kasus % Penyerapan , ,47% , ,86% , ,83% Jumlah , ,72% Untuk memberikan gambaran kasus penanganan bayi baru lahir di Kabupaten Karawang sebagaimana uraian pada gambar berikut : Gambar 13. Kasus Penanganan Bayi Baru Lahir di Kabupaten Karawang tahun 2004 Kasus Rawat Jalan di Puskesmas Umur 0-28 hari, Tahun 2004 Kasus Rawat Inap di Rumah Sakit Umur 0-28 hari, Tahun % 8% 5% 29% 10% 6% 3% 2% 43% 11% 15% Penyakit infeksi saluran Pernafasan Atas Akut tidak spesifik Diare dan Gastroenteritis Nasofaringtis Akuta (Common Cold) Influenza Demam yang tidak diketahui sebabnya Gangguan lain pada kulit dan jaringan sub kutan Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 21% 13% 23% Febris Diare & Gastroenteritis Dehidrasi Sedang Icterik Infeksi Intra Perito Infeksi Saluran Pe Pharingitis Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Karawang,2006 Penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak yang diderita bayi 0 28 hari (29 persen), karena pada usia tersebut daya tahan tubuh anak masih rentan, sehingga mudah terserang penyakit. Sedangkan jenis penanganan bidang kesehatan yang ditangani oleh dana Program Raksa Desa dapat dilakukan di puskesmas, klinik dan rumah sakit. Adapun jenis penanganan kasus dapat diuraikan pada tabel berikut : 71

17 Tabel 15. Kasus Yang Ditangani Dana Program Raksa Desa Tahun 2005 NAMA KASUS TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV JML JAN FEB MR APRIL MEI JUNI JULI AGTS SEPT OKT NOP DES KASUS Abortus Iminens Abortus Incomplitus Abortus Insipiens Anemia Post Pprtum 1 1 Bayi Baru lahir CPD Eklampsi GED 1 1 Gravida Serotonius Hemoragic Ante Partum IUFD KET Kista Ovarium KPD Hemoragic Post Partum Letak Lintang Letak Sungsang Missed Abortus Mola Hidatidosa Partus Lama PEB PER PK I Lama PK II Lama Placenta Previa Retensio Placenta Retensio Urine (Post SC) J U M L A H 525 Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Karawang,2006 Indikator pertama derajat kesehatan adalah kematian. Data tentang kematian di Kabupaten Karawang masih sulit ditentukan. Data yang ada masih bersifat facility base pemerintah seperti dari Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah serta Rumah Sakit swasta, jumlah kematian 72

18 dan penyebabnya. Jumlah kematian ibu dan bayi di Kabupaten Karawang sebagai berikut : No Tabel 16. Jumlah Kematian Ibu dan Bayi Di Kabupaten Karawang Tahun Kelompok Kematian Jumlah Kematian Bayi Kematian Ibu Bersalin Sumber : SP3 Puskesmas tahun Penyebab kematian utama pada bayi dan balita di RSUD adalah BBLR dan asphixia berat. Di Puskesmas, penyebab kematian bayi adalah Tetanus Neonatorum, BBLR, Infeksi dan lain-lain. Sehingga penyebab kematian pada bayi adalah BBLR hal ini terlihat data yang sama baik di puskesmas maupun di RSUD. Jumlah kematian karena penyebab lain-lain adalah kelainan kongenital, diare dan ispa. Selama periode 5 tahun terakhir jumlah kematian ibu yang dilaporkan Puskesmas mengalami fluktuatif yaitu 20 kematian di tahun 1999, 9 kematian di tahun 2000, 12 kematian di tahun 2001, 14 kematian di tahun 2002 dan 23 kematian di tahun 2003 serta 33 kematian di tahun Kematian ini di disebabkan antara lain oleh pendarahan, preeklamsia, eklampsi, infeksi, abortus dan lain-lain. Indikator ketiga derajat kesehatan adalah angka harapan hidup. Angka ini mencerminkan lamanya bayi yang baru dilahirkan diharapkan hidup. Tinggi rendahnya angka harapan hidup menggambarkan taraf kesejahteraan hidup suatu negara. Dengan melihat angka umur harapan 73

19 hidup waktu lahir dan angka kematian bayi maka dapat ditentukan indeks mutu hidup (IMH) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu daerah. Angka harapan hidup waktu lahir di Kabupaten Karawang selama periode tahun terlihat terus membaik. Dari 61,9 di tahun 1999 menjadi 66,12 di tahun Indikator terakhir derajat kesehatan adalah gizi buruk dan kecamatan bebas rawan gizi. Untuk mengetahui status gizi balita yang ada di wilayah Kabupaten Karawang, maka setiap tahun dilakukan Bulan Penimbangan Balita (BPB). Hasil BPB tahun 1999 sampai dengan tahun 2004 menunjukkan bahwa status gizi buruk balita sebesar 0,40 persen - 1,48 persen di tahun Berbeda dengan hasil survey Gizi Buruk yang dilakukan oleh propinsi Jawa Barat di tahun 2004, angkanya lebih tinggi yaitu 4 persen. Cakupan pelayanan ibu hamil (K1) tahun 2004 sebesar persen, K4 sebesar persen dan persalinan oleh tenaga kesehatan 72,49 persen Sebaliknya Persalinan oleh Dukun terjadi penurunan dibanding menjadi 9,33 persen, walaupun bila dilihat dari kualitas belum menggembirakan namun keadaan ini sudah menunjukan bahwa minat masyarakat terhadap tenaga kesehatan sudah mulai meningkat. Dalam pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan diarahkan pada kebijakan operasional pembangunan kesehatan kearah akselerasi pencapaian IPM 80 pada tahun Arah kebijakan bidang kesehatan melalui kegiatan dengan sasaran meningkatkan pelayanan kesehatan dasar, 74

20 peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat melalui aktivitas yang dilakukan oleh Puskesmas dan Posyandu serta peningkatan kinerja pelaku kesehatan. Perkembangan sarana kesehatan secara keseluruhan meliputi Rumah Sakit (Pemerintah dan Swasta) 7 unit, Puskesmas 43 unit, Puskesmas Pembantu 74 unit, Puskesmas Keliling 32 unit, Balai Pengobatan (mata dan umum) 139 unit, Posyandu unit, Apotek 87 unit dan Rumah Bersalin 18 unit. Rasio jumlah sarana pelayanan kesehatan dasar (puskesmas) terhadap jumlah penduduk pada saat ini masih lebih dari 1 per penduduk, artinya satu puskesmas melayani lebih dari penduduk. Hal ini menunjukan masih perlunya dilakukan penambahan terhadap sarana dan prasarana kesehatan khususnya Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar. Perkembangan jumlah tenaga medis dan paramedis dari tahun ke tahun mengalami naik turun. Hal ini dapat dilihat dari data pada tahun 2001 mencapai orang yang terdiri dari Tenaga Medis sebanyak 292 diantaranya Dokter Spesialis 30 orang, Dokter Umum 84 orang, Dokter Gigi 47 orang. Sedangkan Tenaga Paramedis sebanyak orang meliputi Perawat 517 orang, Sanitarian 46 orang, Perawat Gigi 29 orang dan Bidan 419 orang. Walaupun secara kunantitas menurun, hingga tahun 2004 mencapai 976 orang meliputi tenaga medis sebanyak 253 orang meliputi Dokter Spesialis 53 orang, Dokter Umum 71 orang, Dokter Gigi 29 orang. Tenaga 75

21 Paramedis sebanyak 723 orang meliputi Perawat 366 orang, Sanitarian 21 orang, Perawat Gigi 24 orang dan Bidan 312 orang. Berdasarkan tabel 20, hasil penelitian angket terhadap kelompok sasaran penerima bantuan menunjukkan bahwa program raksa desa dapat membantu dalam penanganan ibu bersalin resiko tinggi dan penanganan bayi baru lahir, memperoleh prosentase sebesar 75 persen, hal ini apabila diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan jawaban setuju. Indek Kesehatan Angka harapan hidup masyarakat Kabupaten Karawang pada tahun 2004 tercatat sebesar 66,12 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat Kabupaten Karawang berumur 66 tahun. Kondisi ini lebih baik jika dibandingkan kondisi pada tahun 2003 yang mencapai 65,77 tahun. C. Bidang Ekonomi dan Fisik Bidang ekonomi dan fisik diarahkan untuk menumbuhkan kegiatan ekonomi masyarakat, pada dasarnya merupakan dana bergulir dengan pengertian dana bantuan tersebut diberikan kepada masyarakat untuk dikelola secara berkesinambungan sebagai dana abadi yang akan digulirkan menurut mekanisme yang disepakati oleh masyarakat setempat. Di lain pihak dana bantuan fisik ditujukan untuk pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang diarahkan pada pembangunan infrastruktur yang diharapkan dapat menunjang terhadap perekonomian 76

22 masyarakat, aksebilitas masyarakat terhadap pelayanan dasar kesehatan, pendidikan dan sumberdaya ekonomi. Adapun mekanisme penyaluran dana bantuan ekonomi dan fisik disalurkan dari Pemerintah Propinsi Jawa Barat ditransfer langsung ke rekening Satlak desa (Pemerintah Desa) atas usulan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat kabupaten ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Propinsi dengan sistem penilaian dan kebijakan kuota. Selanjutnya dari Satlak desa disalurkan kepada kelompok masyarakat untuk disampaikan kepada masyarakat penerima, sedangkan dana fisik digunakan untuk pembangunan infrastruktur desa. Secara keseluruhan dana bantuan tersebut disalurkan sesuai dengan proposal kegiatan yang sebelumnya telah dibuat melalui mekanisme musyawarah desa dan telah diverifikasi oleh tingkat kabupaten. Besarnya bantuan bidang ekonomi dan fisik sebesar Rp.100 juta atau desa, dengan proporsi Rp.60 juta untuk bantuan ekonomi dan Rp.40 juta untuk bantuan pembangunan infrastruktur desa. Sampai Tahun 2006, jumlah dana bantuan bidang ekonomi dan fisik mencapai Rp.20,2 Milyar, secara keseluruhan telah terserap 100 persen. Adapun realisasi dana tersebut telah terserap pada sekitar 808 pokmas utama selain pokmas perguliran dan terwujud pembangunan prasarana fisik sekitar 746 proyek yang tersebar di 202 desa lokasi Program Raksa Desa. Adapun jenis infrastruktur desa yang dibangun sebagaimana contoh pada tabel berikut : 77

23 Tabel 17. Daftar Rekapitulasi Usulan Infrastruktur Fisik Desa Lokasi Raksa Desa Tahun 2006 No Jenis Proyek Fisik Jumlah Keterangan 1 Penyirtuan jalan 56 unit Telah diselesaikan 2 Pengerasan / pengaspalan jalan 14 unit 3 Pembangunan jembatan 12 unit 4 Pembangunan saluran irigasi 16 unit 5 Pembangunan Spal 9 unit 6 Pembangunan pompa air bersih 5 unit Jumlah 112 unit Sumber: BPMS Kabupaten Karawang, 2006 Dari tabel di atas terlihat beberapa proyek prasarana fisk yang telah diselesaikan oleh pemerintah dan masyarakat desa, rata-rata tiap desa membuat 3-4 proyek pembangunan fisik. Indeks Daya Beli Untuk memberikan gambaran terhadap indeks daya beli masyarakat di Kabupaten Karawang dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 14. Perkembangan Indeks Daya Beli PPP Target PPP Capaian Sumber : BPS Kab. Karawang, 2006 Gambar di atas, memperlihatkan perkembangan target dan capaian PPP tahun Secara umum dapat dikatakan bahwa angka PPP selama periode tersebut selalu berada di atas target yang direncanakan. Selama 5 (lima) tahun, terdapat kenaikan rata-rata tingkat pertumbuhan per tahunnya (annual growth rate) capaian PPP sebesar 1,20 78

24 persen. Angka-angka tersebut lebih tinggi dari target PPP tahun yang direncanakan naik dengan annual growth rate PPP sebesar 0,40 persen. Akan tetapi kondisi perekonomian masyarakat lokasi Raksa Desa umumnya relatif masih kurang karena masih cukup tingginya angka kemiskinan, sehingga diperlukan upaya-upaya peningkatan pendapatan yang sekaligus mengoptimalkan potensi yang dapat menjadi unggulan ditunjang dengan prasarana yang lebih baik. Berdasarkan tabel 20, hasil penelitian angket terhadap kelompok sasaran penerima bantuan menunjukan bahwa program raksa desa membantu menyediakan bantuan modal ekonomi bagi masyarakat miskin sehingga menambah kesempatan berusaha disamping membantu pembangunan prasarana fisik di desa, memperoleh prosentase sebesar 83,75 persen, hal ini apabila diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan jawaban sangat setuju Pelaksanaan Program Raksa Desa di Tingkat Satlak Kecamatan Pelaksanaan Program Raksa Desa di tingkat kecamatan merupakan refleksi dari pelaksanaan program di tingkat desa dalam wilayah kecamatan yang bersangkutan, dilain pihak menjadi bagian yang menggambarkan pelaksanaan dalam lingkup kabupaten. Namun dalam pembahasan penelitian ini tidak akan menggambarkan secara konkrit keterkaitan dalam bentuk data penunjang dari level pemerintahan yang berkaitan dengan Program Raksa Desa, hal ini karena keterbatasan waktu dan tenaga serta wawasan. 79

25 Pembahasan ini lebih diarahkan pada uraian tentang persepsi/tanggapan dari Satlak kecamatan terhadap pelaksanaan Program Raksa Desa. Untuk mengetahui hasil angket tentang Pelaksanaan Program Raksa Desa tingkat kecamatan, diuraikan pada tabel berikut : Tabel 18. Jawaban Angket tentang Pelaksanaan Program Raksa Desa Tingkat Satlak Kecamatan No Pernyataan Jumlah Nilai Yang Diperoleh Jumlah Nilai Yang ditetapkan Prosentase 1 Kegiatan pengarahan/sosialisasiyang diberikan dapat menambah wawasan dan pengertian tentang maksud dan tujuan Rakdes sehingga meningkatkan kesadaran dan pemahaman thd hakekat program tersebut ,43% 2 Untuk menunjang keberhasilan Program Raksa Desa perlu dilakukan Rapat Koordinasi mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi mulai dari tingkat kecamatan dan kabupaten setiap sebulan sekali ,86% 3 Bagi desa yg belum mendapatkan bantuan Rakdes, penambahan dan mutu infrastruktur, desa selain yang didapat dari bantuan pemerintah pusat atau APBD dirasa belum optimal ,86% 4 Bagi desa yang belum mendapatkan bantuan Rakdes ketersediaan bantuan modal usaha ekonomi produktif bagi ,29% masyarakat miskin dirasa belum memadai 5 Bagi desa yang mendapat bantuan Rakdes, pelayanan bidang kesehatan dalam penanganan ibu bersalin resiko tinggi dan anak baru lahir bagi keluarga miskin sudah cukup memadai ,14% 6 Program rakdes dapat meningkatkan kuantitasdan kualitas infrastruktur desa, seperti jalan lingkungan jembatan dan irigasi ,43% 7 Program Rakdes membantu menyediakan bantuan modal usaha ekonomi produktif bagi masyarakat miskin sehingga menambah kesempatan berusaha dalam upaya peningkatan taraf hidupnya % 8 Dalam penerimaan dana bantuan ,29% 80

26 modal usaha ekonomi produktif bagi masyarakat miskin diberikan sesuai dengan yang diusulkan atau dicatat 9 Program Rakdes membantu meningkatkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat miskin dalam meminimalisir angka drop out ,29 10 Untuk meningkatkan keterpaduan Program rakdes usulan semestinya dimantapkan dalam perencanaan melalui forum musrenbang dan realisasi anggaran harus tepat waktu awal tahun anggaran ,43% 11 Untuk menjamin keutuhan dana bantuan dan menghindari penyimpangan perlu meningkatkan pengawasan dari aparatur terkait serta ,57% melibatkan pengawasan dari masyarakat 12 Program rakdes dapat menunjang peningkatan taraf hidup masyarakat miskin dan partisifasi gotong royong ,86% masyarakat Jumlah ,29% Sumber : Hasil penelitian angket, 2006 Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa kegiatan pengarahan atau sosialisasi program raksa desa yang diberikan dapat menambah wawasan dan pengertian tentang maksud dan tujuan serta hakekat program tersebut, memperoleh prosentase sebesar 91,43 persen, apabila diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan jawaban sangat setuju. Dalam hal ini kegitan sosialisasi dan pelatihan program raksa desa diberikan kepada semua tingkatan satlak. Pelatihan tersebut diselenggarakan baik di tingkat propinsi maupun kabupaten. Selanjutnya untuk menunjang keberhasilan program raksa desa perlu dilakukan rapat koordinasi mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten setiap sebulan sekali. Hal ini mendapat respon dengan memperoleh prosentase jawaban sebesar 81

27 82,86 persen, apabila diinterprestasikan dalaam interval Sugiyono menunjukkan jawaban sangat setuju. Untuk membandingkan persepsi antara desa-desa yang telah dan belum mendapatkan program raksa desa, diajukan beberapa pernyataan berikut, bagi desa yang belum mendapat bantuan raksa desa, penambahan dan mutu infrastruktur desa selain yang didapat dari bantuan pemerintah pusat atau APBD dirasa belum oftimal, memperoleh prosentase jawaban 82,86 persen. Selanjutnya bagi desa yang belum mendapatkan raksa desa, ketersediaan bantuan modal ekonomi produktif dirasa belum memadai, mendpat prosentase jawaban sebesar 74,29 persen. Apabila diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menyatakan sangat setuju dan setuju. Bagi desa yang mendapat program raksa desa, pelayanan bidang kesehatan dalam penanganan ibu bersalin resiko tinggi dan anak baru lahir dirasa cukup memadai, mendapat respon jawaban sebesar 77,14 persen, pabila diinterprestasikan menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Selanjutnya program raksa desa dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur desa, seperti jalan lingkungan, jembatan dan saluran irigasi direspon dengan jawaban sebesar 91,43 persen yang berarti sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Disamping itu program raksadesa membantu menyediakan bantuan usaha ekonomi produktif bagi masyarakat miskin sehingga menambah kesempatan berusaha dalam peningkatan taraf hidupnya, direspon dengan jawaban sebesar 100 persen yang berarti sangat setuju dengan pernyataan tersebut. 82

28 Dalam penerimaan modal usaha ekonomi produktif bagi masyarakat miskin diberikan sesuai dengan yang diusulkan atau dicatat, memperoleh prosentase sebesar 74,29 persen. Hal ini apabila diinterprestsikan dalam interval Sugiyono menunjukkan setuju. Kemudian untuk menjamin keutuhan dana bantuan dan menghindari penyimpangan perlu meningkatkan pengawasan dari aparat terkait dan melibatkan pengawasan dari masyarakat, mendapat respon jawaban sebesar 88,57 persen, yang berarti responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Program raksa desa membantu meningkatkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat miskin dalam meminimalisir angka droup out, direspon dengan jawaban sebesar 62,29 persen yang berarti setuju. Disamping itu program raksa desa dapat menunjang peningkatan taraf hidup dan partisipasi gotong royong masyarakat mendapat respon jawaban sebesar 82,86 persen yang berarti menunjukkan sangat setuju. Untuk meningkatkan keterpaduan program, usulan semestinya dimantapkan dalam perencanan melalui forum musrenbang dan realisasi anggaran harus tepat waktu pada awal tahun anggaran mendapat respon jawaban sebesar 91,43 persen, jika diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan jawaban sangat setuju. Secara umum pelaksanaan program raksa desa ditanggapi oleh satlak kecamatan selaku responden memperoleh rata-rata prosentase sebesar 83,29 persen yang menunjukkan jawaban sangat setuju. 83

29 Pelaksanaan Program Raksa Desa di Tingkat Satlak Desa Desa lokasi Program Raksa Desa merupakan sasaran program yang mencerminkan pelaksanaan dari program tersebut, pada bagian pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program ditinjau dari persepsi atau tanggapan Satlak desa yang menjadi responden dari penelitian ini. Untuk mengetahui hasil angket tentang pelaksanaan program Raksa Desa tingkat desa diuraikan pada tabel berikut : Tabel 19. Jawaban Angket Tentang Pelaksanaan Raksa Desa Tingkat Satlak Desa No Pernyataan 1 Kegiatan pengarahan/sosialisasi yang diberikan dapat menambah wawasan dan pengertian tentang maksud dan tujuan Rakdes sehingga meningkatkan kesadaran dan pemahaman thd hakekat program tersebut 2 Untuk menunjang keberhasilan Program Raksa Desa perlu dilakukan Rapat Koordinasi mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi mulai dari tingkat kecamatan dan kabupaten setiap sebulan sekali 3 Bagi desa yg belum mendapatkan bantuan Rakdes, penambahan dan multi infrastruktur, desa selain yang didapat dari bantuan pemerintah pusat atau APBD dirasa belum optimal 4 Bagi desa yang belum mendapatkan bantuan Rakdes ketersediaan bantuan modal usaha ekonomi produktif bagi masyarakat miskin dirasa belum memadai 5 Bagi desa yang mendapat bantuan Rakdes, pelayanan bidang kesehatan dalam penanganan ibu bersalin resiko tinggi dan anak baru lahir bagi keluarga miskin sudah memadai 6 Program rakdes dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur desa, seperti jalan lingkungan jembatan dan Jumlah Nilai Jumlah Nilai Yang Diperoleh Yang ditetapkan Prosentase ,37% ,35% ,30% ,37% ,98% ,42% 84

30 irigasi 7 Program Rakdes membantu menyediakan bantuan modal usaha dalam upaya peningkatan taraf hidupnya ekonomi produktif bagi masyarakat miskin sehingga menambah kesempatan berusaha ,96% 8 Dalam penerimaan dana bantuan modal usaha ekonomi produktif bagai masayarakat miskin ,44% diberikan sesuai dengan yang diusulkan atau dicatat 9 Program Rakdes membantu meningkatkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat miskin dalam meminimalisir angka droup out ,53% 10 Untuk meningkatkan keterpaduan Program rakdes usulan semestinya dimantapkan dalam perencanaan melalui forum musrenbang dan ,32% realisasi anggaran harus tepat waktu awal tahun anggaran 11 Untuk menjamin keutuhan dana bantuan dan menghindari aparatur terkait serta melibatkan pengawasan dari masyarakat penyelewengan perlu meningkatkan pengawasan dari ,75% 12 Program rakdes dapat menunjang peningkatan taraf hidup masyarakat miskin dan partisifasi ,21% gotong royong masyarakat Jumlah ,67% Sumber : Hasil penelitian angket, 2006 Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi atau pengarahan program raksa desa yang diberikan dapat menambah wawasan dan pengertian tentang maksud dan tujuan serta hakekat program tersebut, memperoleh respon jawaban sebesar 87,37 persen. Hal ini apabila diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan jawaban sangat setuju. Dengan pengertian kegiatan sosialisasi atau pengarahan dan pelatihan secara signifikan memberikan pengertian dan pemahaman kepada satlak desa sehingga mereka mengerti tentang program tersebut. Kegiatan pelatihan 85

31 memang merupakan bagian dari tahapan program yang diberikan kepada setiap tingkatan satlak termasuk pendamping program. Untuk menunjang keberhasilan program perlu dilakukan rapat koordinasi mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari tigkat kecamatan dan kabupaten setiap sebulan sekali, memperoleh prosentase sebesar 80,35 persen, menunjukkan jawaban sangat setuju. Selanjutnya guna membandingkan persepsi antara desa-desa yang telah dan belum mendapatkan program raksa desa, diajukan beberapa pernyataan berikut, bagi desa yang belum mendapat bantuan raksa desa, penambahan dan mutu infrastruktur desa selain yang didapat dari bantuan pemerintah pusat atau APBD dirasa belum oftimal, memperoleh prosentase jawaban 79,30 persen, hal ini jika diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan setuju. Sedangkan bagi desa yang belum mendapatkan raksa desa, ketersediaan bantuan modal ekonomi produktif dirasa belum memadai, mendapat prosentase jawaban sebesar 87,37 persen. Menunjukkan jawaban sangat setuju. Bagi desa yang mendapat program raksa desa, pelayanan bidang kesehatan dalam penanganan ibu bersalin resiko tinggi dan anak baru lahir dirasa cukup memadai, mendapat respon jawaban sebesar 72,98 persen, apabila diinterprestasikan menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Selanjutnya program raksa desa dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur desa, seperti jalan lingkungan, jembatan dan saluran 86

32 irigasi direspon dengan jawaban sebesar 88,42 persen yang berarti sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Disamping itu program raksa desa membantu menyediakan bantuan usaha ekonomi produktif bagi masyarakat miskin sehingga menambah kesempatan berusaha dalam peningkatan taraf hidupnya, direspon dengan jawaban sebesar 85,96 persen yang berarti sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Dalam penerimaan modal usaha ekonomi produktif bagi masyarakat miskin diberikan sesuai dengan yang diusulkan atau dicatat, memperoleh prosentase sebesar 75,44 persen. Hal ini apabila diinterprestsikan dalam interval Sugiyono menunjukkan setuju. Kemudian untuk menjamin keutuhan dana bantuan dan menghindari penyimpangan perlu meningkatkan pengawasan dari aparat terkait dan melibatkan pengawasan dari masyarakat, mendapat respon jawaban sebesar 81,75 persen, yang berarti responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Program raksa desa membantu meningkatkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat miskin dalam meminimalisir angka droup out, direspon dengan jawaban sebesar 70,54 persen yang berarti setuju. Disamping itu program raksa desa dapat menunjang peningkatan taraf hidup dan partisipasi gotong royong masyarakat mendapat respon jawaban sebesar 84,21 persen yang berarti menunjukkan sangat setuju. Untuk meningkatkan keterpaduan program, usulan semestinya dimantapkan dalam perencanan melalui forum musrenbang dan realisasi anggaran harus tepat waktu pada awal tahun anggaran mendapat respon 87

33 jawaban sebesar 86,32 persen, jika diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan jawaban sangat setuju. Secara umum pelaksanaan program raksa desa ditanggapi oleh satlak desa selaku responden memperoleh rata-rata prosentase jawaban sebesar 81,67 persen. Hal ini menunjukkan jawaban sangat setuju Pelaksanaan Program Raksa Desa menurut Persepsi Kelompok Masyarakat Penerima Bantuan. Kelompok masyarakat penerima bantuan merupakan sasaran dari Program Raksa Desa yang perlu mendapatkan perhatian dan bantuan yang berada di desa lokasi raksa desa agar mampu hidup berkembang dan meningkatkan taraf kehidupannya serta berhak menerima pelayanan yang disediakan oleh pemerintah. Adapun kriteria yang harus dipenuhi diantaranya adalah termasuk kategori masyarakat keluarga pra sejahtera yang memiliki kemauan dan kemampuan berusaha atau mempunyai usaha kecil baik individu maupun kelompok, baik yang berstatus pemula atau sudah lama namun membutuhkan tambahan modal usaha. Disamping itu calon penerima bantuan merupakan warga setempat dan bertempat tinggal di desa yang bersangkutan serta diusulkan oleh Pemerintah desa sebagai bagian sasaran program yang dimasukkan dalam proposal kegiatan. Sampai saat ini jumlah kelompok masyarakat yang telah diusulkan dan mendapat bantuan program raksa desa berjumlah 808 pokmas selama bergulirnya program raksa desa, dengan jumlah masing-masing kelompok 88

34 bervariasi antara orang anggota. Disamping pokmas perguliran yang jumlahnya relatif belum terinventarisir semua. Untuk mengetahui hasil angket tentang pelaksanaan program raksa desa menurut persepsi ketua kelompok penerima bantuan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 20. Jawaban Angket Tentang Pelaksanaan Program Raksa Desa menurut Persepsi Kelompok Masyarakat Penerima Bantuan No Pernyataan Jumlah Nilai Yang Diperoleh Jumlah Nilai Yang ditetapkan Prosentase 1 Program Raksa Desa membantu menyediakan modal usaha ekonomi bagi masyarakat miskin sehingga menambah kesempatan berusaha disamping itu membantu pembangunan prasarana fisik di desa ,75% 2 Program Raksa Desa membantu meningkatan pelayanan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu ,37% 3 Program Raksa Desa dapat membantu meningkatkan pelayanan kesehatan dalam penanganan ibu bersalin resiko tinggi dan % penanganan bayi baru lahir bagi masyarakat miskin. 4 Dalam penerimaan dana bantuan modal usaha ekonomi produktif bagi masyarakat miskin diberikan sesuai dengan yang diusulkan/dicatat ,12% 5 Untuk menjamin keutuhan dana bantuan dan menghindari penyelewengan terhadap pelaksanaan Program Rakdes perlu meningkatkan pengawasan dari aparat terkait serta melibatkan pengawasan dari masyarakat ,62% 6 Dalam menindaklanjuti paska Program Raksa Desa perlu dibentuk lembaga ekonomi kecil yang berkekuatan hukum ,50% seperti BUMDES guna kesinambungan program bantuan. Jumlah ,39 % Sumber : Hasil penelitian angket, 2006 Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa program raksa desa membantu menyediakan modal usaha ekonomi bagi masyarakat miskin sehingga 89

35 menambah kesempatan berusaha, disamping itu membantu pembangunan prasarana fisik di desa, memperoleh prosentase jawaban sebesar 83,75 persen. Hal ini apabila diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan jawaban sangat setuju. Selanjutnya program raksa desa membantu meningkatkan pelayanan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu, mendapatkan respon jawaban sebesar 74,37 persen, hal ni menunjukkan jawaban setuju. Disamping itu program raksa desa dapat membantu meningkatkan pelayanan kesehatan dalam penanganan ibu bersalin resiko tinggi dan penanganan bayi baru lahir bagi masyarakat miskin, memperoleh prosentase jawaban sebesar 75 persen. Apabila diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan jawaban setuju. Dalam penerimaan dana bantuan modal usaha ekonom produktif bagi masyarakat miskin diberikan sesuai dengan yang diusulkan atau dicatat, mendapatkan respon jawaban sebesar 68,12 persen. Hal ini apabila diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan jawaban setuju. Untuk menjamin keutuhan dana bantuan dan menghindari penyelewengan pelaksanaan program raksa desa perlu meningkatkan pengawasaan dari aparat terkait dan melibatkan pengawasan dari masyarakat, mendapatkan respon jawaban sebesar 80,62 persen. Hal ini menunjukkan sikap atau jawaban sangat setuju. Berkaitan dengan pelaksanan program raksa desa, dalam rangka menindaklanjuti program raksa desa perlu dibentuk lembaga ekonomi kecil yang berkekuatan hukum seperti BUMDES guna kesinambungan program 90

36 bantuan, mendapatkan respon jawaban sebesar 82,50 persen. Hal ini menunjukan jawaban sangat setuju. Secara umum pelaksanaan program raksa desa menurut persepsi kelompok penerima bantuan, memperoleh rata-rata prosentase jawaban sebesar 77,39 persen. Hal ini apabila diinterprestasikan dalam interval Sugiyono menunjukkan jawaban setuju Exit Strategy Program Raksa Desa Dalam mengatasi permasalahan pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat melalui Program Raksa Desa tidak dapat dilakukan secara partial atau sektoral tetapi harus integrated approach. Dalam kajian ini sekilas diuraikan secara singkat exit strategy Program Raksa Desa, hal ini guna memberikan gambaran seperlunya dengan tidak menguraikan secara komprehensif mengingat keterbatasan waktu dan pembatasan masalah. Adapun prinsip dasar yang diajukan untuk exit strategy adalah : a. Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat dalam Program Raksa Desa harus menjadi komitmen semua pihak dan menjadi landasan normatif bagi pelaku program. b. Upaya pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat dalam Raksa Desa harus dipandang sebagai konsekwensi logis dari tanggung jawab bersama bukan hanya Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Selain itu upaya perbaikan penghidupan masyarakat miskin sebagai sasaran program terus dilakukan. c. Sistem pengelolaan program yang dilakukan Satlak Raksa Desa jangan sampai kontra produktif bagi pelaksanaan pencapaian tujuan Program 91

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pembangunan merupakan suatu proses untuk melakukan perubahan yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Pembangunan juga bermakna pembebasan dari

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 31 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 31 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD)

Lebih terperinci

STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG UNTUK MENSINERGIKAN PROGRAM RAKSA DESA ABAS SUDRAJAT

STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG UNTUK MENSINERGIKAN PROGRAM RAKSA DESA ABAS SUDRAJAT STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG UNTUK MENSINERGIKAN PROGRAM RAKSA DESA ABAS SUDRAJAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kabupaten Karawang merupakan bagian dari wilayah pantai utara Pulau Jawa, dalam hal ini kabupaten yang termasuk dalam wilayah tersebut yaitu Kabupaten

Lebih terperinci

VI. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL. Pelaksanaan Kegiatan Keaksaraan Fungsional merupakan Gambaran

VI. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL. Pelaksanaan Kegiatan Keaksaraan Fungsional merupakan Gambaran VI. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL 6.1. Faktor Pendukung Kegiatan Keaksaraan Pelaksanaan Kegiatan Keaksaraan Fungsional merupakan Gambaran bahwa Pemerintah Kabupaten karawang

Lebih terperinci

PROFILE DINAS CIPTA KARYA

PROFILE DINAS CIPTA KARYA PROFILE DINAS CIPTA KARYA A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI Dinas Cipta Karya adalah pelaksanaan Bidang Pekerjaan Umum Khususnya bidang Keciptakaryaan yang diberikan kewenangan dan kepercayaan untuk menjadikan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 40 2011 SERI. A PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 40 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD)

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 50 2011 SERI. A PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 50 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD)

Lebih terperinci

V. GAMBARAN SINGKAT PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI BIDANG PENDIDIKAN KHUSUSNYA KEGIATAN KEAKSARAAN

V. GAMBARAN SINGKAT PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI BIDANG PENDIDIKAN KHUSUSNYA KEGIATAN KEAKSARAAN V. GAMBARAN SINGKAT PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI BIDANG PENDIDIKAN KHUSUSNYA KEGIATAN KEAKSARAAN 5.1. Kronologis Program Pendanaan Kompetisi Bidang Pendidikan di Kabupaten Karawang Berkaitan dengan upaya

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PELAYANAN KEBINAMARGAAN DAN PENGAIRAN PADA DINAS

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Karawang yang sejahtera, tertib, aman dan bersih yang menjadi

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Karawang yang sejahtera, tertib, aman dan bersih yang menjadi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan Kabupaten Karawang hakekatnya adalah ingin mewujudkan Kabupaten Karawang yang sejahtera, tertib, aman dan bersih yang menjadi landasan dalam proses pencapaian

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 24 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 24 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 24 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN SEKOLAH DASAR PADA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 26 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 26 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 26 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PADA DINAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 16 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 16 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 16 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KECIPTAKARYAAN PADA DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN

Lebih terperinci

PROFIL KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

PROFIL KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH PROFIL KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH GAMBARAN UMUM ORGANISASI Keberadaaan UPT Perpustakaan Umum sebelum diberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, bahwa

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG TATA HUBUNGAN KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG TATA HUBUNGAN KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG TATA HUBUNGAN KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB VI. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 91 BAB VI. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6.1. Strategi Perancangan Kebijakan Umum APBD Kebijakan umum APBD merupakan gambaran umum mengenai kebijakan pembangunan yang akan dijalankan dengan menggunakan APBD

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA 1 Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kebumen Tahun 2014 BAB IV PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kebumen Tahun 2014 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Pencapaian kinerja pada Pemerintah Kabupaten Kebumen secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari 306 indikator yang telah ditetapkan di atas terdapat 82 indikator yang belum mencapai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi hak

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada 4.1. Profil Wilayah BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 49 29 Lintang Selatan dan 6 0 50 44

Lebih terperinci

BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015

BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015 BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015 1. Letak Geografis : antara 1110 16 s/d 1110 338 Bujur Timur dan 60 528 s/d 70 248 Lintang Selatan 1. Letak Geografis : antara 1110 16 s/d 1110 338 Bujur Timur dan 60

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka IPM. Penggunaan APBD

BAB III. METODOLOGI. masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka IPM. Penggunaan APBD 22 BAB III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Peningkatan APBD idealnya dapat menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka IPM. Penggunaan APBD untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak azazi setiap warga negara sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk Yang Mengurus KTP, KK, dan Akta Kelahiran Kabupaten Sintang Tahun

Jumlah Penduduk Yang Mengurus KTP, KK, dan Akta Kelahiran Kabupaten Sintang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Per-Kecamatan di Kabupaten Sintang Tahun... Jumlah Penduduk Yang Mengurus KTP, KK, dan Akta Kelahiran Kabupaten Sintang Tahun 2010... Jumlah Kebutuhan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 memperlihatkan angka transisi atau angka melanjutkan ke SMP/sederajat dan ke SMA/sederajat dalam kurun waktu 7 tahun terakhir. Sebagaimana angka

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Pada misi IV yaitu Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal terdapat 11

Lebih terperinci

Kesejahteraan Masyarakat dan Kemiskinan

Kesejahteraan Masyarakat dan Kemiskinan Kesejahteraan Masyarakat dan Kemiskinan Tidak ada satu pun masyarakat yang tidak ingin sejahtera. Tidak ada satupun masyarakat yang ingin miskin. Tentu kesejahteraan dan kemakmuran menjadi prioritas masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 6 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 6 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 6 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARAWANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, bahwa

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Thn Percepatan Pembangunan Tahun Anggaran 2007 sumber dana APBD dan APBN

Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Thn Percepatan Pembangunan Tahun Anggaran 2007 sumber dana APBD dan APBN Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Thn 2006 Percepatan Pembangunan Tahun Anggaran 2007 sumber dana APBD dan APBN GAMBARAN UMUM KAB. KOTAWARINGIN BARAT a. U m u m - Luas Wilayah : 1.075.900 Ha. - Jlh Penduduk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

EVALUASI PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI MELALUI KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KARAWANG

EVALUASI PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI MELALUI KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KARAWANG EVALUASI PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI MELALUI KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KARAWANG ASEP AANG RAHMATULLAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANYUWANGI

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/61/KEP/429.011/2016 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANYUWANGI Menimbang Mengingat BUPATI

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PENANGGULANGAN KEMISKINAN I N A N T A INOVASI KETAHANAN KOMUNITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN TANA TORAJA Penanggulangan Kemiskinan APA ITU adalah kebijakan dan program pemerintah pusat serta pemerintah daerah yang dilakukan

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang Mengingat : a. bahwa kesehatan merupakan hak asasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 8 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komitmen Indonesia untuk mencapai MDG s (Millennium Development Goals) mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 168 TAHUN : 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 168 TAHUN : 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 168 TAHUN : 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Provinsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV METOLOGI PENELITIAN

BAB IV METOLOGI PENELITIAN BAB IV METOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional berupa penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, dimana data diambil

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2014

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2014 Sebagai ringkasan dari Laporan Kinerja Intansi Pemerintah Kabupaten Sukabumi Tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa secara

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PERUBAHAN (RKPD-P) KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAJUAN PERMINTAAN DAN PEMANFAATAN BIAYA YANG BERSUMBER DARI DANA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

Visi & Misi Dinas Kesehatan Karawang

Visi & Misi Dinas Kesehatan Karawang Visi & Misi Dinas Kesehatan Karawang VISI Terwujudnya Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat MISI 1. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2. Meningkatkan Kualitas Kesehatan Lingkungan 3. Meningkatkan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD 5.1. Evaluasi APBD Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kota Solok diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya berasal

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DANA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 2. URUSAN KESEHATAN Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

BAB III PROFIL SOSIAL BUDAYA

BAB III PROFIL SOSIAL BUDAYA BAB III PROFIL SOSIAL BUDAYA 3.1. Demografi Penduduk Kabupaten Sumba Barat pada Tahun 2014 berjumlah 119.907 jiwa, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 21.883. Jumlah penduduk tersebut jika diklasifikasikan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

PROFILE DINAS SOSIAL DAN PENANGGULANGAN BENCANA

PROFILE DINAS SOSIAL DAN PENANGGULANGAN BENCANA 1 PROFILE DINAS SOSIAL DAN PENANGGULANGAN BENCANA GAMBARAN UMUM Keberadaan Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Karawang, semula hanya merupakan bidang tugas dan fungsi pada Badan Pemberdayaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG PEMERINTAH KOTA PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PENDAPATAN DAERAH PERTUMBUHAN EKONOMI Tahun 2004 = 7,69 % Tahun 2005 = 4,57 % PDRB (harga konstan 2000)(dalam juta rupiah) Realisasi Tahun 2004 = 4.554.824 Realisasi

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 70 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 70 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN OLEH DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PENGGUNAAN KARTU SEHAT DAN PINTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB VII P E N U T U P

BAB VII P E N U T U P BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Lebih terperinci

FORMULIR KUISIONER PENILAIAN KABUPATEN/KOTA PEDULI HAM

FORMULIR KUISIONER PENILAIAN KABUPATEN/KOTA PEDULI HAM FORMULIR KUISIONER PENILAIAN KABUPATEN/KOTA PEDULI HAM LAPORAN HAK ATAS KESEHATAN 1 Produk Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengenai penyelenggaraan/ Layanan Kesehatan : Tidak 2 Alokasi Anggaran

Lebih terperinci

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN UPAYA KESEHATAN

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN UPAYA KESEHATAN QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN UPAYA KESEHATAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR PROVINSI NANGGROE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan merupakan rangkaian kegiatan dari programprogram

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan merupakan rangkaian kegiatan dari programprogram I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan merupakan rangkaian kegiatan dari programprogram di segala bidang secara menyeluruh, terarah, terpadu, dan berlangsung secara terus menerus dalam

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN I. PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan, terbukti dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor: 3 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbagai upaya telah dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode tahun 1974-1988,

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PROFILE BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KARAWANG

PROFILE BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KARAWANG PROFILE BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KARAWANG VISI DAN MISI Visi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten adalah PetaniNelayan Sejahtera

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU Menimbang : a. bahwa Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan sumber pembiayaan

Lebih terperinci

PROFIL PROVINSI JAWA BARAT

PROFIL PROVINSI JAWA BARAT IV. PROFIL PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci