BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa sistem sangat berperan penting dalam pembuatan sebuah sistem berbasis komputer guna terwujudnya sebuah sistem yang sesuai dengan yang dirancang. Analisa bertujuan agar kita dapat memahami sistem yang akan kita rancang. Dengan melakukan analisa kita dapat mengetahui perbandingan sistem sedang berjalan dengan sistem yang akan kita buat. Sedangkan tahap perancangan merupakan tahap pembuatan sistem berdasarkan analisa yang telah kita lakukan sebelumnya. Dengan perancangan sistem ini diharapakan nantinya dapat lebih dimengerti oleh pengguna sistem. 4.1 Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Penyeleksian calon anggota PASKIBRAKA Pekanbaru merupakan serangkaian proses untuk menyeleksi calon anggota PASKIBRAKA Kota Pekanbaru untuk disaring menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka(PASKIBRAKA) Kota Pekanbaru yang akan melaksanakan tugas mengibarkan bendera pusaka dalam rangka memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia untuk Tingkat Kabupaten/Kota pada setiap tanggal 17 agustus. Dalam proses perekrutannya dilakukan dengan sistem seleksi langsung oleh panitia penyeleksi yang telah ditunjuk untuk melakukan penyeleksian. Proses seleksi yang ketat dan bertahap menjadi sarana yang diterapkan demi memperoleh individu dari pasukan dengan kualitas yang memenuhi standar. Dari seleksi tersebut, digunakan beberapa kriteria yang menjadi dasar penilaian dalam pemilihan anggota PASKIBRAKA. Calon peserta merupakan seluruh siswa/siswi SMA/SMK sederajat yang ada di Kota Pekanbaru yang terdiri 17 SMA/MA Negeri dan 9 SMK Negeri ditambah beberapa SMA/MA/SMK swasta lainnya yang berdomisili di Kota Pekanbaru. Dengan banyaknya jumlah calon peserta, diperlukan banyak waktu dalam proses pengambilan keputusannya. Selain itu, penilaian tidak hanya dengan

2 memberikan nilai skor dalam bentuk angka(kuantitatif) tetapi juga dalam bentuk narasi(kualitatif) seperti baik, sangat baik, buruk, sangat buruk dan lain sebagainya. Untuk itu, perlu dibuat suatu sistem pendukung keputusan dengan pendekatan Logika Fuzzy yang merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dalam bidang komputasi(dalam hal ini menggunakan metode FMADM WP), sehingga nantinya dapat mengoptimalkan pekerjaan dan waktu dalam proses pengambilan keputusan. 4.2 Analisa Sistem Baru Sistem yang akan dibangun pada penelitian ini adalah suatu Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Anggota PASKIBRAKA Pekanbaru dengan Metode Fuzzy Multi Attribute Decision Making(FMADM) menggunakan Weighted Product (WP). Sistem akan menerima input (data masukan) yaitu data pengguna, data calon peserta, data bobot kriteria, dan data penilaian. Kemudian akan diproses dengan menerapkan perhitungan FMADM menggunakan WP dan menghasilkan output (data keluaran) berupa laporan hasil perangkingan calon peserta. Dalam sistem yang akan dibangun ini, yang bertindak sebagai pengguna adalah Administrator. Administrator bertugas untuk mengolah data master baik menambah, mengubah atau menhapus data pengguna, data calon peserta, data bobot kriteria dan data penilaian yang pada akhirnya nanti akan dibuat dalam bentuk laporan hasil perangkingan. Sistem pendukung keputusan yang akan dibuat ini, terdiri dari tiga tahapan analisa yaitu subsistem manajemen data, subsistem manajemen model, dan subsistem manajemen dialog Subsistem Manajemen Data Pada tahap ini, dilakukan analisa kebutuhan data yang digunakan untuk mebangun sistem pendukung keputusan sesuai dengan yang telah direncanakan. Data-data yang diperoleh(bedasarkan Surat Keputusan DISPORA Kota Pekanbaru No : 427/C55/PMD.1/DISPORA/2014) untuk pembuatan sistem adalah sebagai berikut: IV-2

3 1. Pengguna Menjelaskan tentang data pengguna yang memiliki hak akses terhadap sistem. 2. Calon Peserta Menjelaskan tentang data calon peserta yang mengikuti seleksi anggota PASKIBRAKA Pekanbaru. 3. Kriteria Menjelaskan tentang data pilihan kriteria yang telah ditentukan beserta nilai bobot dari masing-masing kriteria. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Parade, akan menyeleksi peserta berdasarkan atas bentuk fisik/postur tubuh a. Tidak ada masalah estetika b. Kesan Umum tidak ditemukan kelainan yang menonjol c. Tinggi badan sesuai ketentuan: - Putra minimal 170cm, maksimal 180 cm - Putri minimal 165cm, maksimal 175cm d. Berat badan tidak kurang atau tidak lebih 5 Kg dari berat badan ideal e. Ekstremitas - Kaki bentuk O (maksimal 5cm) - Kaki bentuk X (maksimal 5cm) - Platefoot partial 2. Jasmani, Menyeleksi peserta berdasarkan kekuatan fisik a. Postur atau bentuk tubuh normal b. Batas minimal kesamaptaan jasmani : - Lari 12 menit (minimal 2400m) - Sit-up dalam 30 detik minimal 20 (putra) dan 15 (putri) - Push-up dalam 30 detik minimal 20 (putra) dan 15 (putri) - Back-up dalam 30 detik minimal 20 (putra) dan 15 (putri) - Shuttle run (15m) IV-3

4 3. PBB(Peraturan Baris Berbaris) a. Sikap sempurna b. Hormat c. Jalan di tempat d. Sikap istirahat e. Langkah biasa f. Langkah tegap g. Meluruskan h. Melangkah i. Balik kanan j. Suara/aba-aba 4. Wawancara Bentuk materi ini akan menyeleksi peserta berdasarkan kemampuan mental identitas dan ideology dari individu peserta. Target yang diharapkan adalah siswa-siswi yang memiliki mental yang positif. Motivasi, dedikasi. Intelektualisasi dan kepribadian yang tinggi. 5. Pengetahuan Umum Bentuk seleksi yang diberikan adalah pengerjaan soal-soal pilihan ganda. 6. Kesenian 4. Penilaian Menyeleksi peserta berdasarkan jiwa seni yang dimiliki individu. Menjelaskan tentang data penilaian calon peserta anggota PASKIBRAKA Pekanbaru. 5. Hasil Menjelaskan tentang data hasil perankingan calon peserta anggota PASKIBRAKA Pekanbaru.. Dari penjelasan data-data kebutuhan sistem di atas, dapat digambarkan rancangan sistem ke dalam suatu Entity Relationship Diagram (ERD) seperti gambar 4.1 berikut ini. IV-4

5 bobot_kriteria nilai_pu nilai_kesenian pbb_9 pbb_10 pbb_7 pbb_8 pbb_5 pbb_6 diberi 1 Peserta pbb_3 pbb_1 jasmani_5 jasmani_3 jasmani_1 parde_6 pbb_4 pbb_2 jasmani_6 jasmani_4 jasmani_2 parde_7 # id_peserta nama alamat tgl_lahir tempat_lahir asal_sekolah jenis_kelamin telepon parde_4 parde_5 parde_2 parde_3 parde_1 Nilai_wawnacara 1 # id_penilaian Penilaian ##id_peserta 1 parade wawancara jasmani pbb 1 Pengetahuan_umum kesenian 1 menggunakan diurutkan n menghasilkan kriteria # id_kriteria nama_kriteria bobot_kriteria user # id_pengguna password username 1 # id_hasil ##id_peserta 1 Hasil ##id_penilaian hasil Gambar 4.1 Entity Relationship Diagram (ERD) Tabel 4.1 Keterangan ERD No Nama Deskripsi Atribut Primary Key 1 pengguna Menyimpan data pengguna - id_pengguna - username - password - level id_pengguna IV-5

6 2 peserta Menyimpan data pesera 3 kriteria Menyimpan data kriteria 4 penilaian Menyimpan data penilaian - id_peserta - nama - alamat - tgl_lahir - tempat_lahir - asal_sekolah - jenis_kelamin - telepon - - id_riteria - nama_kriteria - bobot_kriteria - id_penilaian - id_peserta - parade - jasmani - pbb - wawancara - pengetahuan_umum - kesenian - nilai_wawancara - nilai_pengetahuan_umum - nilai_kesenian - parade_1 - parade_2 - parade_3 - parade_4 - parade_5 - parade_6 - parade_7 - jasmani_1 - jasmani_2 - jasmani_3 - jasmani_4 - jasmani_5 - jasmani_6 - pbb_1 - pbb_2 - pbb_3 id_peserta Id_riteria Id_penilaian IV-6

7 5 hasil Menyimpan daftar hasil perankingan - pbb_4 - pbb_5 - pbb_6 - pbb_7 - pbb_8 - pbb_9 - pbb_10 - bobot_kriteria - id_hasil - id_penilaian - id_peserta - hasil Id_hasil Subsistem Manajemen Model Subsistem manajemen model merupakan tahap dimana proses perhitungan penggunaan metode dalam suatu sistem pendukung keputusan. Untuk kasus dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FMADM) menggunakan Weighted Product (WP). Metode Weighted Product (WP) menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan. Proses ini sama halnya dengan proses normalisasi. Subsistem manajemen model akan menganalisis perhitungan pemilihan anggota PASKIBRAKA Pekanbaru dengan metode Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FMADM) menggunakan Weighted Product (WP). Data-data yang diperoleh untuk dimasukkan dalam sistem ini merupakan data yang didapat dari hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan proses seleksi Nilai Bobot Penentuan nilai bobot untuk setiap kriteria pada sistem yang akan dibangun ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak DISPORA Pekanbaru. Dimana nilai dari setiap bobot dapat dilihat pada table berikut : IV-7

8 Tabel 4.2 Persentase Nilai Bobot Kriteria Presentase Parade 20% PBB 20% Jasmani 20% Wawancara 15% Pengetahuan Umum 15% Kesenian 10% Berangkat hal tersebut, maka dapat disusun bobot nilai fuzzy untuk setiap kriteria, nilai bobot ini akan dibagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu : kecil, sedang dan besar. Tabel 4.3 Nilai fuzzy Bobot Kriteria Nilai numerik Bilangan Fuzzy Bobot 10% Kecil (K) 0,1 15% Sedang (S) 0,5 20% Besar (B) 0,9 Variabel tersebut dapat dibuat ke dalam bentuk sebuah grafik representasi kurva bahu yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Kecil 1 Sedang Besar µ (w) 0,1 0,5 0,9 W Gambar 4.2 Grafik Kurva Bahu Keanggotaan Nilai Bobot IV-8

9 Berdasarkan nilai fuzzy dan crisp tersebut, maka dapat ditentukan nilai bobot masing-masing kriteria yang digambarkan pada table berikut ini Tabel 4.4 Nilai Bobot Kriteria Kriteria Nilai Parade 0,9 PBB 0,9 Jasmani 0,9 Wawancara 0.5 Pengetahuan Umum 0.5 Kesenian 0, Nilai Kriteria Sama halnya dengan nilai bobot, nilai kriteria untuk masingmasing alternatif calon anggota PASKIBRAKA Pekanbaru juga akan diolah ke bentuk fuzzy.. Nilai atau domain yang diberikan memiliki kesesuaian dengan jenis atribut masing-masing. Untuk semua kriteria yang tidak memiliki subkriteria dalam proses ini, diberikan perlakuan yang sama dalam menentukan konversi nilai ke fuzzy. Berikut adalah tabel yang menunjukkan hubungan antara nilai tersebut: Tabel 4.5 Nilai fuzzy kriteria untuk setiap alternatif Nilai Angka Bilangan Fuzzy Bobot 0 20 Rendah Sekali (RS) 0, Rendah (R) 0, Sedang (S) 0, Tinggi (T) 0, Tinggi Sekali (TS) 1 IV-9

10 Selanjutnya variabel tersebut dapat dibuat ke dalam bentuk sebuah grafik representasi kurva bahu yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 4.3 Grafik Kurva Bahu Keanggotaan Nilai Kriteria Keterangan gambar: RS = Rendah Sekali R = Rendah S = Sedang T = Tinggi TS = Tinggi Sekali Penilaian dari setiap kriteria yang tidak memiliki sub kriteria yaitu Wawancara, Pengetahuan Umum, dan Kesenian menggunakan perhitungan yang terdapat pada Tabel 4.5. Khusus untuk PBB, meskipun tidak memiliki subkriteria, tetap menggunakan perhitungan yang terdapat pada Tabel 4.5 berdasarkan Grafik pada Gambar 4.3. Sedangkan untuk kriteria yang memiliki sub kriteria yaitu Parade dan Jasmani perhitungannya dapat dibuat ke dalam bentuk sebuah grafik representasi kurva bahu yang dapat dilihat pada gambar berikut ini. IV-10

11 Gambar 4.4 Grafik Kurva Bahu Nilai Kriteria Untuk Parade dan Jasmani Keterangan gambar: RS = Rendah Sekali R = Rendah S = Sedang T = Tinggi TS = Tinggi Sekali Berdasarkan Grafik Kurva Bahu di atas, dapat dibuat bobot atribut untuk masing-masing subkriteria dari Parade dan Jasmani yang akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Parade a. Tidak ada masalah estetika Tabel 4.6 Tidak ada masalah estetika No Nama Atribut Bobot Atribut 1 Ada masalah estetika 0 2 Sedikit ada masalah 0.25 estetika Tidak ada masalah estetika 1 IV-11

12 b. Kesan Umum tidak ditemukan kelainan yang menonjol Tabel 4.7 Kesan Umum No Nama Atribut Bobot Atribut 1 ditemukan kelainan yang 0 menonjol 2 Sedikit ditemukan kelainan yang menonjol Tidak ditemukan kelainan yang menonjol 1 c. Tinggi badan sesuai ketentuan Tabel 4.8 Tinggi Badan No Nama Atribut Bobot Atribut 1 < 170cm / >180cm (putra) 0 < 165cm / >175cm (putri) 2 Sedikit < 170cm / >180cm (putra), Sedikit < 165cm / >175cm (putri) < 170cm / >180cm (putra) < 165cm / >175cm (putri) 1 d. Berat badan tidak kurang atau tidak lebih 5 Kg dari berat badan ideal Tabel 4.9 Berat Badan No Nama Atribut Bobot Atribut 1 Lebih/kurang 5 Kg dari 0 berat badan ideal 2 Sedikit Lebih/kurang 5 Kg dari berat badan ideal IV-12

13 3 Tidak Lebih/ tidak kurang 5 Kg dari berat badan ideal 1 e. Ekstremitas Kaki Tabel 4.10 Ekstremitas Kaki No Nama Atribut Bobot Atribut 1 Kaki bentuk O/X 0 (maksimal 5cm) 2 Kaki bentuk O/X (kurang dari 5cm) Kaki tidak berbentuk O/X 1 f. Platefoot partial Tabel 4.11 Platefoot partial No Nama Atribut Bobot Atribut 1 Platefoot partial 0 2 Sedikit Platefoot partial Tidak Platefoot partial 1 2. Jasmani a. Postur atau bentuk tubuh normal Tabel 4.12 Postur atau bentuk tubuh No Nama Atribut Bobot Atribut 1 Postur atau bentuk tubuh 0 Tidak normal 2 Postur atau bentuk tubuh sedikit tidak normal IV-13

14 3 Postur atau bentuk tubuh normal b. Lari 12 menit (minimal 2400m) Tabel 4.13 Lari 12 menit No Nama Atribut Bobot Atribut 1 Lari 2400m < 10 menit 0 2 Lari 2400m > 10 menit dan < 12 menit Lari 2400m >= 12 menit 1 c. Sit-up Tabel 4.14 Sit-up No Nama Atribut Bobot Atribut 1 Sit-up dalam 30 detik < 17 kali (putra) 0 Sit-up dalam 30 detik < 13 kali (putri) 2 Sit-up dalam 30 detik > 17 kali dan < 20 kali (putra) Sit-up dalam 30 detik < 13 kali dan < kali (putri) 3 Sit-up dalam 30 detik >= 20 kali (putra) Sit-up dalam 30 detik >= 15 kali (putri) 1 d. Push-up Tabel 4.15 Push-up No Nama Atribut Bobot Atribut 1 Push-up dalam 30 detik < 17 kali (putra) Push-up dalam 30 detik < 13 kali (putri) 0 IV-14

15 2 Push-up dalam 30 detik > 17 kali dan < 20 kali (putra) Push-up dalam 30 detik < 13 kali dan < 15 kali (putri) 3 Push-up dalam 30 detik >= 20 kali (putra) Push-up dalam 30 detik >= 15 kali (putri) e. Back-up Tabel 4.16 Back-up No Nama Atribut Bobot Atribut 1 Back-up dalam 30 detik < 17 kali (putra) 0 Back-up dalam 30 detik < 13 kali (putri) 2 Back-up dalam 30 detik > 17 kali dan < 20 kali (putra) Back-up dalam 30 detik < 13 kali dan < kali (putri) 3 Back-up dalam 30 detik >= 20 kali (putra) Back-up dalam 30 detik >= 15 kali (putri) 1 f. Shuttle run Tabel 4.17 Shuttle Run No Nama Atribut Bobot Atribut 1 Shuttle run < 10m 0 2 Shuttle run 10m 15m Shuttle run > 15m 1 IV-15

16 Setelah proses tadi dilalui, maka akan didapatkan nilai bobot dari tiap kriteria sesuai alternatifnya masing-masing. Lalu dengan nilai bobot itulah proses bisa dilakukan dengan sistem aplikasi ini Penyelesaian Kasus Alternatif Berikut merupakan contoh perhitungan dengan metode Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FMADM) menggunakan Weighted Product (WP). Setelah perhitungan subkriteria makan didapatlah hasil dari setiap kriteria sebagai berikut. Tabel 4.18 Nilai Alternatif dan Bobot Kriteria Alternatif Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 A1 1 0,92 0, A , A3 1 0,92 0, A , A , Bobot Preferensi (W) 0,9 0,9 0,9 0,5 0,5 0,1 Tabel 4.19 Nilai fuzzy dan crisp Alternatif dan Bobot Kriteria Alternatif Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 A ,85 0,75 0,75 1 A ,90 0,75 0,75 0,75 A ,85 0,75 0,75 1 A ,88 1 0,75 0,75 A ,85 0, Bobot Preferensi (W) 0,9 0,9 0,9 0,5 0,5 0,1 IV-16

17 Penyelesaian kasus alternatif dengan FMADM menggunakan WP dapat dijelaskan sebagai berikut ini : 1. Menentukan nilai bobot hasil dari setiap nilai kepentingan kriteria berdasarkan persamaan (2.6) = = = = = =,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, = 0,2369 = 0,2369 = 0,2369 = 0,1316 = 0,1316 = 0, Menentukan nilai vektor S dari setiap alternatif, dengan mengalikan seluruh atribut bagi sebuah alternatif dengan bobot sebagai pangkat positif untuk atribut manfaat dan bobot berfungsi sebagai pangkat negatif pada atribut biaya. Rumus yang digunakan adalah rumus (2.7). = 1, 1, 0,85, 0,75. 0, = 0,8920 = 1, 1, 0,90. 0,75. 0,75. 0,75. = 0,8974 = 1, 1, 0,85, 0,75. 0, = 0,8920 = 1, 1, 0,88, 1. 0,75,. 0,75. = 0,9270 = 1, 1, 0,85, 0, = 0,9265 IV-17

18 3. Menentukan nilai vektor V I yang digunakan untuk perengkingan berdasarkan persamaan (2.8). = 0,8920 0, , , , ,9265 = = 0,8974 0, , , , ,9265 = = 0,8920 0, , , , ,9265 = = 0,9270 0, , , , ,9265 = = 0,9265 0, , , , ,9265 = Maka diperoleh perangkingan sebagai berikut: 1. V 4 atau Alternatif 4 2. V 5 atau Alternatif 5 3. V 2 atau Alternatif 2 4. V 1 atau Alternatif 1 5. V 3 atau Alternatif Subsistem Manajemen Dialog Analisa pada subsistem dialog digambarkan dengan Data Flow Diagram (DFD), yang pada akhirnya akan mengacu dalam perancangan struktur menu dan tampilan menu (user interface) yang user friendly. Analisa ini akan berpengaruh IV-18

19 untuk perancangan struktur dan tampilan menu berikutnya sehingga dalam menganalisa subsistem dialog haruslah mudah untuk dipahami oleh user yang akan menggunakannya. Sistem dialog ini diimplementasikan melalui gaya dialog, antara lain: a. Dialog tanya jawab, misalnya pada data pengguna yaitu tambah pengguna? b. Dialog perintah, misalnya pada data pengguna yaitu perintah tambah, ubah, dan hapus. c. Dialog menu, misalnya menu utama, menu pengguna, dan menu calon peserta. d. Dialog masukan dan keluaran, misalnya form tambah, ubah, dan hapus data pengguna. Analisa fungsional sistem terdiri dari diagram konteks dan Data Flow Diagram (DFD). Data flow diagram atau dapat juga disingkat DFD, digunakan untuk mendeskripsikan proses dan aliran data sistem serta menjelaskan bagaimana fungsi-fungsi didalam sistem secara logika akan bekerja.. Admin Dt_Pengguna Dt_Peserta Dt_BobotKriteria Dt_Penilaian Info_Pengguna Info_Peserta Info_BobotKriteria Info_Penilaian Laporan SPK Pemilihan Anggota PASKIBRAKA Pekanbaru Gambar 4.5 Diagram Kontek Sistem ini memiliki sebuah entitas yaitu Administrator. Entitas yang dimaksud pada DFD adalah yang memberikan sumber data ke sistem atau menerima info data dari sistem. Entitas mewakili lingkungan luar dari sistem, tetapi mempunyai pengaruh terhadap sistem yang sedang dikembangkan. IV-19

20 Tabel 4.20 Proses Diagram Kontek No Entitas Proses 1 Administrator - Melakukan login dengan data pengguna. - Menambah, mengubah, dan menghapus data pengguna. - Menambah, mengubah, dan menghapus data peserta. - Mengubah data bobot kriteria. - Menambah dan menghapus data penilaian. - Mendapatkan info pengguna. - Mendapatkan info peserta. - Mendapatkan info bobot kriteria. - Mendapatkan info penilaian. - Mendapatkan hasil laporan Berikut ini merupakan gambar 4.5 DFD level 1 dari sistem. Gambar 4.6 DFD Level 1 IV-20

21 Tabel 4.21 Proses DFD Level 1 No Nama Deskripsi 1 Login Proses pengguna yang mempunyai hak akses masuk ke dalam sistem. 2 Pengelolaan Data Proses pengelolaan data master, meliputi data pengguna, peserta, dan bobot kriteria 3 Pengelolaan Nilai dengan Metode WP Proses penilaian calon peserta PASKIBRAKA Pekanbaru 4 Cetak Laporan Proses cetak hasil laporan Tabel 4.22 Aliran Data DFD Level 1 No Nama Deskripsi 1 Dt_Pengguna Data yang meliputi pengelolaan data pengguna. 2 Dt_Peserta Data yang meliputi pengelolaan data calon peserta PASKIBRAKA Pekanbaru. 3 Dt_Kriteria Data yang meliputi pengelolaan data kriteria beserta bobotnya. 4 Dt_Nilai Data yang meliputi pengolahan data penilaian. 5 Hasil Data yang meliputi pengolahan daftar hasil perankingan. 6 Info_ Pengguna Informasi data pengguna 7 Info_Peserta Informasi data calon peserta PASKIBRAKA Pekanbaru. 8 Info_Kriteria Informasi data kriteria. Beserta bobotnya 9 Info_Nilai Informasi nilai calon peserta PASKIBRAKA Pekanbaru. 10 Info_Hasil Informasi daftar hasil perankingan. 11 Laporan Informasi data laporan. DFD selanjutnya dapat dilihat pada lampiran A. IV-21

22 4.3 Perancangan Sistem Sistem yang akan dibangun ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu subsistem data, subsistem model, dan subsistem dialog Perancangan Subsistem Data Perancangan subsistem data adalah tahap perancangan database atau datadata yang terlibat dalam sistem dan terhubung dengan suatu relasi data ( Entity Relationship Data) untuk membuat detail data yang akan dipersiapkan pada tahap implementasi. Tabel 4.23 Kamus Data Pengguna Nama : tbl_pengguna Deskripsi : Berisi Data-data Pengguna Primary Key : id_pengguna Daftar field Nama Field Type dan Length Deskripsi Null Default id_pengguna * Varchar (10) Id pengguna Not null - Username Varchar (50) Nama pengguna Not null - Password Varchar (100) Password pengguna Not null - Table 4.24 Kamus Data Calon Peserta Nama : tbl_peserta Deskripsi : Berisi Data Calon Peserta Primary Key : id_peserta Daftar field Nama Field Type dan Length Deskripsi Null Default id_peserta * Varchar (10) Id Peserta Not null - nama Varchar (50) Nama peserta Not null - Alamat Varchar (50) Alamat peserta Not null - Tgl_ahir date Tanggal lahir Not null - peserta IV-22

23 Tempat_lahir Varchar (50) Tempat lahir Not null - peserta Asal_sekolah Varchar (50) Asal sekolah Not null - peserta Jenis_kelamin Varchar (10) Jenis kelamin Not null - peserta Telepon Varchar (13) Telepon peserta - Varchar (20) peserta - Table 4.25 Kamus Data Kriteria Nama : tbl_kriteria Deskripsi : Berisi Data Kriteria dan Bobotnya Primary Key : Id_ Kriteria Daftar field Nama Field Type dan Length Deskripsi Null Default id_kriteria * Varchar (10) Id kriteria Not null - nama_kriteria Varchar (50) Nama kriteria Not null - bobot_kriteria Double(10,2) Bobot kriteria Not null - Table 4.26 Kamus Data Penilaian Nama : tbl_penilaian Deskripsi : Berisi Data-data Penilaian Primary Key : id_penilaian Daftar field Nama Field Type dan Length Deskripsi Null Default id_ penilaian * Int (10) Id kriteria Not null - id_peserta Varchar (50) Id peserta Not null - parade Double(10,0) Parade Not null - jasmani Double(10,0) Jasmani Not null - pbb Double(10,0) Pbb Not null - IV-23

24 wawancara Double(10,0) Wawancara Not null - pengetahuan_umu Double(10,0) Pengetahuan Not null - m umum kesenian Double(10,0) kesenian Not null - nilai_wawancara Double(10,0) Nilai crisp dari Not null - wawancara Nilai_pengetahuan_ Double(10,0) Nilai crisp dari Not null - umum pengetahuan umum Nilai_kesenian Double(10,0) Nilai crisp dari kesenian Not null - parade_1 Double(10,0) Tidak ada Not null - masalah estetika parade_2 Double(10,0) Kesan Umum tidak ditemukan kelainan yang menonjol Not null - parade_3 Double(10,0) Tinggi badan Not null - sesuai ketentuan parade_4 Double(10,0) Berat badan Not null - tidak kurang atau tidak lebih 5 Kg dari berat badan ideal parade_5 Double(10,0) Kaki bentuk O (maksimal 5cm) Not null - IV-24

25 parade_6 Double(10,0) Kaki bentuk X (maksimal 5cm) parade_7 Double(10,0) Platefoot partial jasmani_1 Double(10,0) Postur atau bentuk tubuh normal jasmani_2 Double(10,0) Lari 12 menit (minimal 2400m) jasmani_3 Double(10,0) Sit-up dalam 30 detik minimal 20 (putra) dan 15 (putri) jasmani_4 Double(10,0) Push-up dalam 30 detik minimal 20 (putra) dan 15 (putri) jasmani_5 Double(10,0) Back-up dalam 30 detik minimal 20 (putra) dan 15 (putri) jasmani_6 Double(10,0) Shuttle run (15m) pbb_1 Double(10,0) Sikap sempurna Not null - Not null - Not null - Not null - Not null - Not null - Not null - Not null - Not null - IV-25

26 pbb_2 Double(10,0) Hormat Not null - pbb_3 Double(10,0) Jalan di tempat Not null - pbb_4 Double(10,0) Sikap istirahat Not null - pbb_5 Double(10,0) Langkah biasa Not null - pbb_6 Double(10,0) Langkah tegap Not null - pbb_7 Double(10,0) Meluruskan Not null - pbb_8 Double(10,0) Melangkah Not null - pbb_9 Double(10,0) Balik kanan Not null - pbb_10 Double(10,0) Suara/aba-aba Not null - Table 4.27 Kamus Data Hasil Nama : tbl_hasil Deskripsi : Berisi Data-data Hasil Perangkingan Primary Key : id_hasil Daftar field Nama Field Type dan Length Deskripsi Null Default id_hasil * Int (10) Id hasil Not null - id_peserta Int (10) Id peserta Not null - id_penilaian Varchar (10) Id penilaian Not null - hasil Double(20,7) hasil Not null Perancangan Subsistem Model Perancangan subsistem model ini terdiri dari perancangan dalam bentuk flowchart sistem. Flowchart sistem mendeskripsikan proses aliran sistem yang terjadi dimulai dari awal menggunakan sistem hingga selesai. Pada gambar 4.6 dapat digambarkan flowchart sistem yang dibangun. IV-26

27 Gambar 4.7 Flowchart Sistem Perancangan Subsistem Dialog Merancang subsistem dialog berupa tampilan menu sistem yang user friendly sehingga user paham dalam menggunakan atau memilih menu-menu pilihan yang terdapat pada sistem. IV-27

28 Struktur Menu Tujuan perancangan struktur menu adalah untuk membuat panduan pada tahap implementasi mengenai rancangan dari aplikasi yang akan dibangun. Struktur menu sistem pendukung keputusan pemilihan calon anggota PASKIBRAKA yang akan digunakan oleh Administrator. Struktur menu otoritas Administrator dapat dilihat pada gambar 4.7 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Anggota PASKIBRAKA Pekanbaru dengan Metode (FMADM) menggunakan (WP). Beranda Pengguna Peserta Bobot Kriteria Penilaian Perhitungan Logout Tambah, Ubah, Hapus Data Pengguna Tambah, Ubah, Hapus Data Penserta Ubah Bobot Kriteria Tambah, Ubah, Hapus Data Penilaian Cetak Laporan Gambar 4.8 Struktur Menu Otoritas Administrator Perancangan Antar Muka Sistem (User Interface) Perancangan antar muka sistem bertujuan untuk menggambarkan sistem yang akan dibuat. Berikut ini adalah perancangan antar muka pada sistem pendukung keputusan pemilihan anggota PASKIBRAKA Pekanbaru dengan metode Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FMADM) menggunakan Weighted Product (WP). 1. Rancangan Menu Home Menu tampilan awal aplikasi ini berisi form yang menjelaskan tentang tampilan awal dari sistem pendukung keputusan pemilihan anggota PASKIBRAKA Pekanbaru dengan metode Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FMADM) menggunakan Weighted Product (WP)., sekaligus menu login untuk masuk ke menu utama Administrator. Menu tampilan awal dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut ini: IV-28

29 Gambar 4.9 Rancangan Menu Tampilan Awal Aplikasi 2. Rancangan Menu Utama Administrator Menu utama Administrator terdiri dari menu pengguna, calon peserta, bobot kriteria, penilaian, dan perhitungan. Menu utama Administrator dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut ini: IV-29

30 Gambar 4.10 Rancangan Menu Utama Administrator Rancangan menu lanjutan dapat dilihat di Lampiran B. IV-30

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis memegang peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Dalam tahap pembuatan sistem pendukung keputusan rekomendasi pemilihan hotel, terlebih dahulu di lakukan analisa. Tahap analisa memiliki peran penting dalam proses pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa merupakan sebuah langkah atau proses untuk mendapatkan pemahaman dengan mengidentifikasi dan menjabarkan suatu permasalahan yang ada dan menentukan kebutuhankebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada pembuatan sebuah sistem berbasis komputer, analisa memegang peran yang sangat penting dalam membuat rincian sistem. Analisa perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisa Sistem Analisa merupakan tahap pemahaman terhadap suatu persoalan sebelum mengambil suatu tindakan atau keputusan. Membangun sebuah sistem perlu melalui tahap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis merupakan peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bupati/Walikota), Provinsi (Kantor Gubernur), dan Nasional (Istana Negara). Pengibar Bendera Pusaka dengan baik (Reza, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Bupati/Walikota), Provinsi (Kantor Gubernur), dan Nasional (Istana Negara). Pengibar Bendera Pusaka dengan baik (Reza, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah (Reza, 2014) Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau yang lebih sering dikenal dengan PASKIBRAKA, merupakan suatu pasukan yang bertugas dalam mengibarkan duplikat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu tata cara atau prosedur yang ilmiah dalam pengumpulan data untuk kemudian diproses menjadi informasi yang lebih akurat dan sistematis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa merupakan suatu proses pengidentifikasian suatu masalah dari datadata yang terkumpul untuk mendapatkan variabel-variabel signifikan yang berguna pada pembuatan sistem.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab metodologi penelitian ini berisi tahapan-tahapan yang akan dilakukan selama pelaksanaan penelitian tugas akhir ini berlangsung dengan menyajikan diagram alur dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam perhitungan premi asuransi akan nasabah pada PT. Asuransi Harta Aman Pratama masih bersifat semi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1 Uraian Hasil Metode Gabungan AHP dan TOPSIS Dalam penyelesaian permasalahan dengan metode AHP dan TOPSIS ada beberapa langkah-langkah pemecahannya, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1. Analisa Sistem Analisa merupakan tahap pemahaman terhadap suatu persoalan sebelum mengambil suatu tindakan atau keputusan. Ini merupakan tahap yang paling penting karena

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. yang terjadi sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. yang terjadi sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. 50 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah merupakan tahap pertama dalam tahapan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Deskripsi Masalah Pada tahapan ini permasalahan yang terjadi pada Posyandu Mawar ini adalah pemberian makanan tambahan pemulihan untuk balita kurang gizi usia 6 59 bulan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis memegang peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Masalah Analisa masalah bertujuan untuk mengklarifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pembelian sepeda motor bekas yang sedang berjalan pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah merupakan tahap pertama dalam tahapan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Prosedur Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan pengembangan prosedur dan proses yang sedang berjalan untuk menghasilkan suatu sistem yang baru, atau memperbaharui

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Analisis sistem adalah tahapan yang memiliki tujuan untuk mempelajari prosedur yang sedang berjalan saat ini dan kebutuhan pengguna dari aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Proses yang sedang berjalan dalam perekrutan calon karyawan pada PT. Anugerah Bersama Lestari masih bersifat semi komputerisasi. Dimana petugas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pada saat penulis melakukan penelitian pada Kantor Pemerintahan Provinsi Sumatra Utara Badan Ketahanan Pangan. Penulis mengamati ada beberapa kelemahan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Prosedur penelitian

Gambar 3.1 Prosedur penelitian Gambar 3.1 Prosedur penelitian 3.2.1 Studi Pustaka Penelitian diawali dengan melakukan studi pustaka untuk mendapatkan pemahaman komprehensif tentang implementasi metode AHP dan TOPSIS dalam sistem pendukung

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk merancang dan membuat Sistem Informasi Jurnal Penerimaan Siswa Baru jenjang Sekolah Menengah Atas di Kabupaten X untuk menggantikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Hampir setiap tahunnya SAMSAT Wilayah Medan Selatan Medan melakukan penerimaan pegawai baru untuk dipekerjakan didalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Masalah Penyeleksian siswa baru dari suatu lembaga pendidikan sangat mempengaruhi banyak aspek penentu keberhasilan belajar dari lembaga pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI UPTD SMA NEGERI 1 GONDANG

IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI UPTD SMA NEGERI 1 GONDANG IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI UPTD SMA NEGERI 1 GONDANG Intan Nur Farida 1), Eka Mustikasari 2) 1), 2) Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Kinerja Dosen Menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau yang lebih sering dikenal dengan PASKIBRAKA, merupakan suatu pasukan yang bertugas dalam mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis merupakan suatu tahap untuk memperoleh kesimpulan persoalan

BAB III PEMBAHASAN. Analisis merupakan suatu tahap untuk memperoleh kesimpulan persoalan BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisis Analisis merupakan suatu tahap untuk memperoleh kesimpulan persoalan dan gambaran kebutuhan bagi pembuatan sistem yang diamati, dalam hal ini adalah sistem inventori barang.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Proses Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE F-MADM WEIGHTED PRODUCT DALAM SELEKSI PENERIMAAN CALON TARUNA (SIPENCATAR) DI POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG

PENERAPAN METODE F-MADM WEIGHTED PRODUCT DALAM SELEKSI PENERIMAAN CALON TARUNA (SIPENCATAR) DI POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG PENERAPAN METODE F-MADM WEIGHTED PRODUCT DALAM SELEKSI PENERIMAAN CALON TARUNA (SIPENCATAR) DI POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG Fenty Tristanti Julfia-NIM:A11.2009.05138 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan sekumpulan rangkaian tahapan kegiatan atau prosedur yang digunakan oleh pelaksana penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 27 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan dalam saat ini adalah sebagai berikut : III.1.1. Input Adapun yang menjadi analisa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatanhambatan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatanhambatan 48 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang untuk ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian 1. Studi Literatur Mencari informasi atau referensi teori yang relevan baik mengenai sistem rekomendasi maupun metode TOPSIS sebagai sumber untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Sistem pendukung keputusan penentuan gaji karyawan baru ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Studio. Net

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, dalam melakukan seleksi penerimaan petugas Sensus Ekonomi pada kantor Badan Statistik Aceh Tamiang masih dilakukan dengan tidak terbuka.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM. tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke dalam sistem atau

PERANCANGAN SISTEM. tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke dalam sistem atau IV. PERANCANGAN SISTEM 4. Diagram Konteks (Context Diagram) Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah adalah salah satu cara agar suatu penelitian tidak menyimpang jauh dari tujuan semula. Dalam analisis masalah ini dilakukan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan akan dimulai setelah tahap analisis terhadap sistem selesai dilakukan. Perancangan dapat didenifisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Sistem yang sedang berjalan pada saat ini dalam proses seleksi penerimaan team leader di PT. KAO Indonesia masih secara semikomputerisasi, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem merupakan tahap yang bertujuan untuk memahami sistem, mengetahui kekurangan sistem, dan menentukan kebutuhan dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Setelah penulis melaksanakan penelitian di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, dan seperti yang telah diuraikan penulis pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. 1. Admin memberikan blanko nilai kepada guru atau wali kelas. menginputkan data-data nilai siswa tersebut ke database.

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. 1. Admin memberikan blanko nilai kepada guru atau wali kelas. menginputkan data-data nilai siswa tersebut ke database. BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Proses 4.1.1 Prosedur Usulan Pendataan Nilai Siswa Pada prosedur usulan mengenai pendataan nilai siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang, maka

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 58 BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah yang dijelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Disini penulis akan memaparkan proses penyeleksian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses pemilihan karyawan berprestasi pada CV. Cyber Computindo saat ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi dari segi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penentuan Kualitas Buah Apel Menggunakan Metode SAW Pada Swalayan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. harus menyerahkan data kompetensi siswa kepada pihak staff PSG untuk

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. harus menyerahkan data kompetensi siswa kepada pihak staff PSG untuk BAB IV PERANCANGAN SISTEM Aplikasi yang dibangun adalah Aplikasi Penjadwalan Pendidikan Sistem Ganda berbasis web di SMK Negeri 1 Cerme. Aplikasi pengolahan data ini diharapkan mampu memberikan kemudahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Bandar Klippa masih mengalami kesulitan dalam memilih kualitas produksi buah kelapa sawit yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa memegang peranan penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisa merupakan langkah pemahaman permasalahan yang akan di pecahkan sebalum mengambil tindakan atau

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Sistem yang berjalan saat ini dalam proses penentuan kelayakan penerima kredit usaha rakyat (KUR) pada PT. Mandiri Aek Kanopan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Arsitektur Sistem Kebutuhan Perangkat Lunak Tabel 4.1

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Arsitektur Sistem Kebutuhan Perangkat Lunak Tabel 4.1 BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Arsitektur Sistem Perancangan sistem untuk aplikasi pencarian resep masakan ini menggunakan UML. Unified Modelling Language(UML) adalah himpunan struktur dan teknik untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia CV. Roby Construction memberikan promosi jabatan untuk karyawannya. Penilaian kompetensi pegawai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di Medan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA KURANG MAMPU SMK HARAPAN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA KURANG MAMPU SMK HARAPAN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ISSN : 2338-408 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA KURANG MAMPU SMK HARAPAN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Asdin Wahyu Pamungkas (asdinw@gmail.com) Didik Nugroho (masdidik@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. yang tidak sesuai minat, bakat dan kemampuan, merupakan pekerjaan yang sangat

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. yang tidak sesuai minat, bakat dan kemampuan, merupakan pekerjaan yang sangat BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Salah memilih perguruan tinggi punya dampak yang signifikan terhadap kehidupan anak di masa mendatang. Problem psikologis mempelajari sesuatu yang

Lebih terperinci

SISTEM PENILAIAN DOSEN TELADAN MENGGUNAKAN METODE SAW ( SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

SISTEM PENILAIAN DOSEN TELADAN MENGGUNAKAN METODE SAW ( SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI SISTEM PENILAIAN DOSEN TELADAN MENGGUNAKAN METODE SAW ( SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Fatkur Rohman 1), Ahmad Bagus Setiawan 2) 1), 2) Teknik Informatika Universitas Nusantara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1. Analisa Sistem Analisa merupakan tahap pemahaman terhadap suatu persoalan sebelum mengambil suatu tindakan atau keputusan. Ini merupakan tahap yang paling penting karena

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan tahap lanjutan dari analisis sistem, dimana pada perancangan sistem digambarkan rancangan sistem yang akan dibangun sebelum

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Aplikasi Aplikasi ini akan dikemas dan dirancang dengan menggunakan design dimana admin dapat memasukkan data-data yang terkait dengan aplikasi tersebut.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah merupakan tahap pertama dalam tahapan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dan mengevaluasi segala permasalahan, kesempatan, dan hambatan yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dan mengevaluasi segala permasalahan, kesempatan, dan hambatan yang 17 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem pendukung keputusan seleksi siswa penerima beasiswa dengan metode AHP berbasis web (Studi Kasus SMK Multi Karya Medan).

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 50 BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Sistem Perancangan Sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulisan dan penyusunan dalam laporan ini, metode tersebut adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. penulisan dan penyusunan dalam laporan ini, metode tersebut adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Terdapat beberapa metode yang umum digunakan untuk mempermudah penulisan dan penyusunan dalam laporan ini, metode tersebut adalah : 1. Observasi (Observation)

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem pendukung keputusan pembelian buku bacaan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1 Analisa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Kantor Kecamatan di Kota Medan masih menggunakan daftar tabel

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product Indah Kumala Sari 1, Yohana Dewi Lulu W 2, Kartina Diah K 3 1,2 Jurusan Sistem Informasi,.3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Jurnal Informasi Volume VII No.1 / Februari / 2015

Jurnal Informasi Volume VII No.1 / Februari / 2015 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA KOPERTIS DI FAKULTAS TEKNIK UNSUR CIANJUR MENGGUNAKAN FUZZY MADM DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Ai Musrifah Ela Sopiyillah ABSTRAK Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Sistem pendukung keputusan pemilihan bibit kelinci ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual studio. Net dalam

Lebih terperinci

Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi**

Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi** PENERAPAN TOPSIS FUZZY MADM DALAM MEMBANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN BEASISWA Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi** STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 1.1. Analisis Kebutuhan Sistem Analisis adalah tahap awal dalam membuat sistem baru. Langkah awal adalah melakukan wawancara dan pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Analisis yang berjalan pada sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pegawai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem penjualan pada para penjual barang elektronik hanya dilakukan dengan menunggu konsumen untuk datang menyinggahi tokonya, kemudian konsumen

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem informasi pengolahan petty cash yang berjalan saat ini di PT. Langkat Nusantara Kepong dapat memberikan hasil yang cukup akurat, namun dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Produk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Analisis sistem adalah tahapan yang memiliki tujuan untuk mempelajari prosedur yang sedang berjalan saat ini dan kebutuhan pengguna dari aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dirancangan berdasarkan kebutuhan pengguna. Dengan kata lain terjadi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. fungsional dan persiapan untuk perancangan implementasi, menggambarkan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. fungsional dan persiapan untuk perancangan implementasi, menggambarkan BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk perancangan implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Pada bagian analisis sistem yang berjalan setelah melakukan observasi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Pada bagian analisis sistem yang berjalan setelah melakukan observasi BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Pada bagian analisis sistem yang berjalan setelah melakukan observasi dan wawancara secara langsung di SMA Al Falah tentang jadwal

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Analisis Proses Berbelanja Pada Minimarket Proses berbelanja merupakan langkah-langkah yang terjadi pada minimarket dalam melakukan kegiatan jual beli, dimana pihak

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pengelolaan data proses pemilihan buku pelajaran pada sekolah SMA Yayasan Perguruan Swasta Budi Agung Medan dilakukan dengan musyawarah antara para

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis lokasi kantor telkom di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu : secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 1. Tahap Analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Sistem pendukung keputusan seleksi pemain utama ini adalah manajer/pelatih tidak memperhatikan kriteria penilaian dan bobot kriteria dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. yang stabil dan mudah dikembangkan di masa mendatang. Perancangan yang

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. yang stabil dan mudah dikembangkan di masa mendatang. Perancangan yang BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Flowmap Usulan Penilaian Karyawan Proses perancangan diperlukan untuk menghasilkan suatu rancangan sistem yang baik, karena dengan adanya rancangan yang tepat akan menghasilkan

Lebih terperinci