SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
|
|
- Glenna Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SURVE KEGATAN DUNA USAHA B U S N E S S S U R V E Y TRWULAN - Kegiatan usaha triwulan - membaik karena naiknya permintaan... naiknya permintaan sesuai musimannya diprakirakan menjadi pendorong kegiatan usaha triwulan V- Metodologi Kegiatan usaha pada triwulan - mengalami ekspansi, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya Peningkatan kegiatan usaha tersebut diprakirakan masih akan berlanjut pada triwulan V- Kegiatan Usaha Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank ndonesia pada triwulan - terhadap sekitar perusahaan di seluruh ndonesia mengindikasikan terjadinya ekspansi kegiatan usaha, sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Hasil survei yang diukur dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada triwulan - tercatat sebesar 7,09% dibanding triwulan sebelumnya sebesar 6,41%. Penyebab kenaikan kegiatan usaha tersebut adalah meningkatnya permintaan, terutama permintaan dalam negeri. Dari sembilan sektor ekonomi yang disurvei, tercatat tujuh sektor yang mengalami peningkatan kegiatan usaha terutama terjadi pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sementara itu, dua sektor yang mengalami penurunan kegiatan usaha adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan dan sektor pertambangan dan penggalian. Membaiknya kegiatan usaha juga tercermin dari meningkatnya variabel-variabel seperti kapasitas produksi, volume permintaan/ pesanan pasar, penggunaan tenaga kerja, situasi bisnis, dan kondisi keuangan responden. Pada triwulan V- mendatang, para pengusaha masih tetap optimis dan memprakirakan peningkatan kegiatan usaha yang akan terjadi pada hampir seluruh sektor ekonomi, kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Hasil survei yang diukur dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) tercatat sebesar 8,98%. Peningkatan prakiraan kegiatan usaha tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan sehubungan dengan adanya perayaan hari besar keagamaan pada triwulan akhir. Apabila dilihat secara grafis (grafik 1), kegiatan usaha pada triwulan V- diprakirakan tetap akan ekspansif meskipun mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor utama yang menjadi pendorong peningkatan prakiraan kegiatan usaha pada triwulan V- adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Membaiknya prakiraan kegiatan usaha tersebut tercermin dari perkiraan variabel-variabel seperti meningkatnya ekspektasi volume permintaan/pesanan pasar, ekspektasi pengunaan tenaga kerja, serta situasi bisnis enam bulan yang akan datang. Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan terhadap sekitar perusahaan yang tersebar di seluruh wilayah ndonesia dan dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan atau pengisian kuesioner langsung oleh responden. Secara umum, metode pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode saldo bersih (net balance), yakni dengan menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban meningkat dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban menurun dan mengabaikan jawaban sama. Untuk mengukur kegiatan usaha, harga jual dan penggunaan tenaga kerja dilakukan dengan metode Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang diperoleh dari hasil perkalian saldo bersih sektor/subsektor yang bersangkutan dengan bobot sektor/subsektor yang bersangkutan sebagai penimbangnya. Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 1
2 % SBT 60,0 Grafik 1 Perkembangan Kegiatan Usaha 50,0 40,0 Realisasi Kegiatan Usaha Prakiraan Kegiatan Usaha 30,0 20,0 10,0 0,0-10,0-20,0-30,0-40, Harga Jual ndikasi penurunan harga jual masih berlanjut hingga triwulan -..pada triwulan V-, sebaliknya diprakirakan akan meningkat Harga jual pada tingkat produsen selama triwulan - masih mengindikasikan terjadinya penurunan seperti tercermin dari angka SBT sebesar -0,51%, sedikit lebih rendah dibandingkan penurunan harga pada triwulan sebelumnya (SBT -1,97%). Dari sembilan sektor usaha yang disurvei, terdapat tiga sektor yang mengalami penurunan harga adalah penurunan tingkat suku bunga pada sektor sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, penurunan harga pada sektor pertanian dan penurunan tarif pada sektor pengangkutan dan komunikasi. Penyebab terjadinya penurunan tingkat harga pada ketiga sektor tersebut adalah tingginya tingkat persaingan produk sejenis. Sementara dari enam sektor yang mengindikasikan kenaikan harga jual, kenaikan harga tertinggi terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian. Lima sektor lainnya yang masih mengalami peningkatan harga adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran; sektor industri pengolahan; sektor bangunan; sektor listrik, gas, dan air bersih; dan sektor jasa-jasa. Pada umumnya, kenaikan harga jual tersebut terutama disebabkan oleh naiknya harga pembelian bahan baku/penolong dan biaya operasional. Harga jual pada triwulan V- diprakirakan akan mengalami kenaikan yang cukup tinggi seperti dicerminkan oleh SBT sebesar 8,05%. Kenaikan harga tersebut diprakirakan akan terjadi pada tujuh sektor, dan pada umumnya penyebab meningkatnya permintaan adalah perayaan hari-hari besar keagamaan dan juga biaya produksi. Kenaikan harga yang tertinggi diprakirakan terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sementara itu, enam sektor lainnya yang masih mengalami peningkatan harga adalah sektor industri pengolahan, sektor pertanian, sektor jasa-jasa, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor listrik, gas, dan air bersih. Dua sektor yang diprakirakan akan mengalami penurunan harga adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (dalam hal ini adalah tingkat suku bunga) pada sektor pertambangan dan penggalian (dalam hal ini adalah penurunan harga jual produksi). Penurunan tingkat suku bunga tersebut diprakirakan disebabkan oleh menurunnya cost of funds. Adapun penyebab terjadinya penurunan harga jual produksi pada sektor pertambangan dan penggalian adalah tingginya tingkat persaingan produk sejenis. Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 2
3 ndikasi peningkatan penggunaan tenaga kerja terjadi pada triwulan -... diprakirakan akan berlanjut pada triwulan V- Kondisi keuangan responden masih dalam kondisi baik Penggunaan Tenaga Kerja Penggunaan tenaga kerja pada triwulan - mengindikasikan terjadinya peningkatan. Hal tersebut tercermin pada SBT sebesar 2,23%, setelah pada triwulan sebelumnya mengalami penurunan penggunaan jumlah tenaga kerjanya (SBT -1,06%). Dari sembilan sektor usaha yang disurvei, terdapat tujuh sektor yang mengalami peningkatan penggunaan tenaga kerja dan peningkatan terbesar dialami oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor lainnya yang juga masih mengindikasikan peningkatan penggunaan tenaga kerjanya adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor bangunan; sektor pertambangan dan penggalian; dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sebaliknya dua sektor lainnya masih mengindikasikan penurunan penggunaan tenaga kerja, terutama terjadi pada sektor industri pengolahan dan sektor pertanian. Penggunaan tenaga kerja pada triwulan V- diprakirakan akan kembali meningkat sebagaimana ditunjukkan oleh hasil SBT sebesar 4,52%. Terdapat enam sektor usaha memprakirakan akan terjadinya peningkatan penggunaan tenaga kerja yaitu sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; sektor perdagangan, hotel, dan restoran; sektor jasa-jasa, sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor bangunan. Sebaliknya tiga sektor lainnya masih mengindikasikan penurunan penggunaan tenaga kerja, terutama terjadi pada sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan. Kondisi Keuangan Menurut responden kondisi keuangan (likuiditas perusahaan) pada triwulan - dalam kondisi baik. Hal tersebut tercermin dari hasil survei yang mencatat saldo bersih (SB) 24,45%. Kondisi keuangan pada triwulan tersebut sedikit lebih baik dibandingkan dengan kondisi keuangan pada triwulan sebelumnya (SB 21,18%). Akses Kredit Responden masih kesulitan dalam Akses kredit ke bank Responden optimis akan situasi bisnis pada triwu lan berjalan dan pada enam bulan yang akan datang Pada triwulan -, responden menyatakan bahwa dalam memperoleh/akses kredit ke bank masih kesulitan. Hal tersebut terlihat dari angka saldo bersih sebesar -9,73%, yang berarti jumlah responden yang mengalami kesulitan dalam akses kredit ke bank berkurang apabila dibandingkan hasil survei triwulan sebelumnya (SB -17,92%). Beberapa penyebab sulitnya responden dalam akses kredit kepada bank adalah terlalu rumitnya persyaratan kredit dan masih tingginya suku bunga kredit serta kebijakan intern. Situasi Bisnis Persepsi dari para responden mengenai situasi bisnis/usaha pada triwulan - masih mengindikasikan optimisme. Hal tersebut tercermin dari hasil survei yang menunjukkan saldo bersih sebesar 20,53%. Optimisme indikasi situasi bisnis/usaha pada triwulan - jauh lebih baik dibandingkan dengan hasil triwulan sebelumnya (SB 14,43%). Sementara itu, responden menyatakan bahwa situasi bisnis/usaha untuk enam bulan yang akan datang masih menunjukkan kondisi lebih baik. Hal tersebut tercermin dari hasil survei yang menunjukkan saldo bersih sebesar 32,25%, sedikit lebih baik dibandingkan dengan hasil survei triwulan sebelumnya (SB 31,01%). Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 3
4 Prakiraan nflasi Laju inflasi pada tahun diprakirakan sebesar 8,02% Dengan melihat perkembangan harga-harga secara umum yang terjadi pada triwulan -, responden memprakirakan laju inflasi selama tahun secara rata-rata sederhana sebesar 8,02% dengan prakiraan responden terbanyak (modus) berada pada angka 10%. Rata-rata angka prakiraan tersebut lebih rendah dibandingkan hasil survei pada triwulan sebelumnya yakni sebesar 9%, sedangkan modus tetap berada pada angka 10%. Tabel 1 Perkembangan Kegiatan Usaha EKONOM Tw Tw Tw Tw V Tw Tw Tw Tw V Tw Tw Tw Tw V P e r t a n i a n -5,27-1,21 0,06 2,43-2,13 2,31 0,35-3,43-2,03-1,37-2,06 - Pertambangan 1,73 1,48 1,97-2,96-1,41-0,65 3,27-0,99-1,06 0,76-1,51 - ndustri Pengolahan -1,67 2,03-0,38-1,25-3,61 4,73-0,02-2,22-2,30 0,98 1,58 - Listrik, Gas dan Air Bersih ,51 0,91 0,64 B a n g u n a n -1,04 1,29 0,96 1,50-1,52 1,12 0,79 1,20-1,37 0,47 1,19 - Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,94 5,12 0,76 3,86-3,05-0,23 0,07 2,47-4,99-0,10 1,82 - Pengangkutan dan Komunikasi 0,41 1,04 1,72 3,43-0,35 0,91 1,15 0,42-2,78-0,54 0,20 - Keuangan, Persewaan dan Jasa Persh. 4,66 6,29 5,61 4,69 2,28 3,69 4,02 3,11 2,01 1,43 3,09 - J a s a - J a s a 0,76 1,71 1,66 0,40 0,44 0,29 0,88 0,55 3,46 3,87 2,14-2,52 17,75 12,36 12,10-9,35 12,17 10,51 1,11-8,55 6,41 7,09 - PRAKRAAN P e r t a n i a n -1,69 3,45 1,77 1,85 1,05 4,08 1,08 1,50 3,48 2,88 2,18 1,47 Pertambangan -0,80 2,59 2,22 1,97 2,22 1,41 3,89 0,00-1,97 2,48 1,53-7,12 ndustri Pengolahan 3,35 8,09 6,36 3,31 1,13 6,76 3,47 1,73 2,53 4,59 5,33 1,12 Listrik, Gas dan Air Bersih ,54 0,92 0,66 B a n g u n a n 1,46 2,66 1,76 0,32-1,16 2,09 1,91 1,40 0,19 1,76 2,04 0,74 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,12 5,91 7,26 6,04 3,41 4,00 4,67 5,94-0,06 2,32 2,91 4,23 Pengangkutan dan Komunikasi 1,60 1,91 3,13 2,63-0,28 1,76 2,00 2,49-0,42 0,00 0,46 2,49 Keuangan, Persewaan dan Jasa Persh. 5,54 6,24 6,29 5,34 4,54 5,31 5,66 3,87 4,52 3,95 2,97 3,45 J a s a - J a s a 1,85 1,80 1,35 0,53 1,04 1,64 1,47 0,44 1,24 1,81 0,75 1,94 13,43 32,65 30,14 21,99 11,95 27,05 24,15 17,37 9,51 20,33 19,09 8,98 Tabel 2 Perkembangan Harga Jual EKONOM Tw Tw Tw Tw V Tw Tw Tw Tw V Tw Tw Tw Tw V P e r t a n i a n -0,83 0,22 1,57 4,80 0,92 1,28 2,63 4,12-1,49-2,64-1,09 - Pertambangan -0,86 1,48 0,00-3,70 3,30 4,14 2,18 2,47 3,54 0,38 1,56 - ndustri Pengolahan 3,44 4,58 0,82 1,44 1,45-1,15 1,23 1,08 1,48-0,24 0,38 - Listrik, Gas dan Air Bersih ,88 0,86 0,29 - B a n g u n a n 1,16 2,23 2,57 2,89 2,37 2,28 2,20 1,30 0,68 0,86 0,30 - Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,64 8,42 2,77 5,07 4,21 1,44 0,96 1,87 1,27-0,57 0,80 - Pengangkutan dan Komunikasi 1,16 1,30 1,53 1,93 0,90 1,89 0,62 0,40-0,49-0,35-0,72 - Keuangan, Persewaan dan Jasa Persh. 1,83 2,69 1,72 1,33 0,53 0,54-1,21-0,41 0,00-0,99-2,26 - J a s a - J a s a 1,42 1,62 1,05 0,96 0,91 0,88 0,52 0,48 0,92 0,72 0,23-13,96 22,54 12,03 14,72 14,59 11,30 9,13 11,31 6,79-1,97-0,51 - PRAKRAAN P e r t a n i a n -1,47 1,96 1,76 2,87 2,48 4,15 3,27 5,43 2,61 1,34 1,57 2,08 Pertambangan -1,59 2,59 0,74 0,49 0,74 2,47 1,48 0,49 1,48 1,06-0,38-0,96 ndustri Pengolahan 3,83 5,05 5,64 1,07 3,45 2,90 2,61 0,48 4,22 3,73 1,44 2,26 Listrik, Gas dan Air Bersih ,86 0,44 0,29 B a n g u n a n 2,30 3,01 3,52 1,50 3,01 1,46 1,27 2,04 2,96 1,85 1,49 1,26 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,34 6,59 9,43 4,30 3,66 3,04 2,90 3,31 4,21 2,05 1,24 2,90 Pengangkutan dan Komunikasi 1,48 1,16 3,13 1,61 0,64 2,22 2,22 1,11 1,13 0,65 0,26 0,79 Keuangan, Persewaan dan Jasa Persh. 1,63 2,41 1,85 0,72 0,86-0,40-0,27-0,13 0,70 0,03-1,50-1,90 J a s a - J a s a 1,03 1,23 1,26 0,53 0,88 1,29 0,47 0,34 1,31 3,20 0,44 1,33 11,54 24,00 27,33 13,09 15,72 17,13 13,95 13,07 18,62 14,77 5,00 8,05 Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 4
5 Tabel 3 Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja EKONOM Tw Tw Tw Tw V Tw Tw Tw Tw V Tw Tw Tw Tw V P e r t a n i a n -0,68-1,30 0,05 0,89-0,88-0,75-0,05-1,60-1,79-1,01-0,45 - Pertambangan 0,86 0,00 0,00-1,48-1,88-1,30-2,18-1,97-1,41-0,38 0,11 - ndustri Pengolahan -0,80 0,44 0,13-0,27-0,44-0,13-1,54-2,01-1,37-0,76-1,34 - Listrik, Gas dan Air Bersih ,38 0,00 0,27 - B a n g u n a n -1,27-0,35 0,43 0,93-0,48-0,23 0,00 0,28-0,49 0,31 0,15 - Perdagangan, Hotel dan Restoran -0,50 1,01 1,70 1,12 0,62-0,78 0,06 0,54-1,30 0,20 0,54 - Pengangkutan dan Komunikasi 3,49 0,29 0,45 1,02-0,35 0,39 1,49 0,18-0,27-0,51 0,05 - Keuangan, Persewaan dan Jasa Persh. 1,83 1,93 1,36 1,49 0,89 0,62-0,15 1,10 0,83 1,05 1,74 - J a s a - J a s a 0,09 0,36 1,05 0,40 0,71 0,52 0,52 0,42 0,14 0,04 1,16-3,02 2,38 5,17 4,10-1,81-1,66-1,85-3,06-6,04-1,06 2,23 - PRAKRAAN P e r t a n i a n 0,60 0,71-0,18-0,15 1,47 0,35 1,96 0,96 1,12 0,47 0,62-0,19 Pertambangan 0,00 0,86-1,48 0,49-2,22-0,47-1,30-1,09-0,98 0,00 0,38-0,11 ndustri Pengolahan 0,30 1,33 1,18 0,95-0,71 0,56 0,76-1,15 0,07 0,91-0,46-0,10 Listrik, Gas dan Air Bersih ,41 0,45 0,60 B a n g u n a n 0,97 1,39 0,59 0,43 0,12 0,48 0,23 0,21-0,09 1,27 0,63 0,07 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,36 2,00 2,10 2,09 1,14 2,26 1,16 1,45 0,94 0,62 1,24 1,34 Pengangkutan dan Komunikasi 2,86 1,65 1,72 0,20 1,15 2,30 1,10 0,60 0,05 0,09 0,04 0,32 Keuangan, Persewaan dan Jasa Persh. 3,15 3,16 2,01 1,36-0,63 2,91 1,39 1,49 2,03 2,64 1,83 1,48 J a s a - J a s a 0,62 0,19 0,63 0,70 0,64 0,52 0,88 0,59 0,83 0,12 0,15 1,11 9,85 11,29 6,57 6,07 0,96 8,91 6,18 3,06 3,97 5,71 4,88 4,52 Tabel 4 ndikator Lainnya (Dalam Persentase Responden) KETERANGAN 2002 Tw Tw Tw Tw V Tw Tw Tw Situasi bisnis selama 3 bulan terakhir : Baik 29,01 31,16 31,90 32,24 28,21 28,09 30,75 Cukup 55,69 54,70 57,21 53,91 56,34 58,25 59,03 Buruk 15,30 14,14 10,90 13,85 15,45 13,66 10,22 Saldo Bersih (% Baik - % Buruk) 13,71 17,02 21,00 18,39 12,76 14,43 20,53 Ekspektasi situasi bisnis pada 6 bulan mendatang : Lebih Baik 46,39 43,89 36,37 36,97 35,24 34,88 36,74 Sama 50,25 53,22 59,29 55,13 58,68 61,25 58,77 Lebih Buruk 3,36 2,89 4,33 7,91 6,08 3,87 4,49 Saldo Bersih (% Lebih Baik - % Lebih Buruk) 43,03 41,00 32,04 29,06 29,17 31,01 32,25 Kondisi keuangan selama 3 bulan terakhir : Baik 33,27 31,32 32,37 32,91 31,10 31,25 33,01 Cukup 54,97 58,38 57,01 57,13 57,69 58,67 58,44 Buruk 11,76 10,30 10,62 9,96 11,21 10,07 8,56 Saldo Bersih (% Baik - % Buruk) 21,50 21,02 21,75 22,95 19,89 21,18 24,45 Akses kredit selama 3 bulan terakhir : Mudah 7,58 9,06 9,88 9,13 8,78 8,70 8,92 Normal 69,66 68,89 71,28 75,91 68,71 64,69 72,43 Sulit 22,75 22,05 18,84 14,96 22,51 26,62 18,65 Saldo Bersih (% Mudah - % Sulit) -15,17-12,99-8,97-5,83-13,72-17,92-9,73 Masalah dalam memperoleh kredit : Persyaratan kredit terlalu rumit 28,03 22,64 22,08 22,08 35,77 33,00 34,30 Suku bunga kredit tinggi 40,00 46,13 39,77 42,08 38,62 34,67 27,54 Kebijakan bank 16,62 17,91 18,71 23,33 17,07 23,33 26,57 Lainnya 15,35 13,32 19,44 12,50 8,54 9,00 11,59 Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 5
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Kegiatan usaha pada triwulan II-2003 mengalami ekspansi, demikian juga prakiraan pada triwulan III-2003 Namun sesuai dengan polanya,
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN IV-2003 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2003 mengalami ekspansi dengan tingkat yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya Peningkatan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
33 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN I-2004 Kegiatan usaha pada triwulan I-2004 mengalami kontraksi yang cukup signifikan, meskipun diperkirakan pada triwulan II akan kembali
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN I- Sesuai pola musimannya kegiatan usaha pada triwulan I- mengalami kontraksi Namun diprakirakan kembali mengalami ekspansi pada triwulan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2004 Kegiatan usaha pada triwulan II-2004 mengalami ekspansi yang cukup signifikan dan diperkirakan berlanjut pada triwulan berikutnya.
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN III- Kegiatan usaha pada triwulan III- mengalami ekspansi yang signifikan dan diperkirakan masih berlanjut pada triwulan berikutnya. Kegiatan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2004 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2004 ekspansif, didorong oleh daya serap pasar domestik Indikasi ekspansi, diperkirakan berlanjut pada triwulan I-2005 Kegiatan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2008 Sebagai dampak dari krisis keuangan global, kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
Triwulan I - 2015 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan I-2015 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2017 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 masih tumbuh, meski tidak setinggi triwulan III- 2017 sesuai
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV- Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan IV- masih tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y Triwulan I-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru mengalami peningkatan, namun mengalami perlambatan yang cukup besar Kondisi tersebut
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru diindikasikan mengalami peningkatan Kondisi tersebut diprakirakan akan berlanjut
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2016 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2016 tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sesuai
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN III-2017 Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan berlanjutnya ekspansi kegiatan usaha pada triwulan III-2017, meski tidak setinggi triwulan sebelumnya. Hal ini
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN IV-2003 - Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan peningkatan - Kondisi tersebut diprakirakan akan
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN III-2003 Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan kenaikan cukup tinggi Kenaikan tersebut diprakirakan
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN I-2004 Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan peningkatan meskipun sedikit melambat Kondisi tersebut
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Statistik
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data Data Kegiatan Dunia Usaha (Survei Kegiatan : Dunia Usaha/SKDU) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN III-2004 Permintaan Kredit dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan III-2004 secara indikatif memperlihatkan peningkatan Peningkatan
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN TRIWULAN I-2005 Permintaan kredit dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan I-2005 secara indikatif memperlihatkan peningkatan, namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2004 Permintaan (termasuk permintaan kredit baru & permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada) dan persetujuan pemberian kredit
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN IV-2004 Permintaan dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan IV- 2004 secara indikatif memperlihatkan peningkatan Peningkatan tersebut
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN * perkiraan
SURVEI PERBANKAN TRIWULAN IV-217 PERTUMBUHAN KREDIT TAHUN 218 DIPERKIRAKAN MENINGKAT Hasil Survei Perbankan mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada triwulan IV- 217 secara triwulanan (qtq) meningkat.
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan II-26 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan II-26 meningkat dibandingkan triwulan I-26 dan diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan III-26 Sebagian
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan I-6 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan I-6 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Untuk triwulan II- 6, permintaan maupun persetujuan kredit baru diperkirakan
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%
SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan IV-5 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan IV-5 menurun tajam, namun pada triwulan I-6 diperkirakan membaik Suku bunga dana dan kredit pada triwulan IV-5
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV
SURVEI PERBANKAN Triwulan IV-2006 Target pemberian kredit baru pada triwulan I-2007 dan tahun 2007 diperkirakan meningkat Hanya sekitar 37,5% responden yang realisasi kredit barunya di bawah target yang
Lebih terperinciKONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I
SURVEI PERBANKAN Triwulan I-007 Target pemberian kredit baru pada triwulan II-007 dan tahun 007 diperkirakan masih akan meningkat Hanya 4,0% responden yang menyatakan realisasi kredit baru dalam triwulan
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%
Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan
Lebih terperinciKONDISI TRIWULAN II-2007
SURVEI PERBANKAN Triwulan II-2007 Permintaan masyarakat terhadap kredit baru mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan angka neto tertimbang 92,8% Hanya sekitar 34,1% responden menyatakan bahwa realisasi
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I II III IV I
SURVEI PERBANKAN Triwulan I-2008 Permintaan terhadap kredit baru pada triwulan I-2008 mengalami peningkatan dengan angka neto tertimbang 70,4%, lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (86,8%) Sebanyak
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN
No.10/02/75/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 7,71 PERSEN Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo tahun yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
Lebih terperinciSURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00
SURVEI KONSUMEN Juli - 2010 Indeks 150.00 125.00 100.00 75.00 optimis pesimis 50.00 25.00 0.00 periode krisis ekonomi global 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 2007 2008 2009 2010 Indeks Keyakinan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.38/08/12/Th.VII, 6 Agustus 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN II-2012 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II-2012 secara triwulanan (q-to-q) mencapai
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.51/11/12/Th.VII, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III-2012 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan III-2012 secara triwulanan (q-to-q)
Lebih terperinciBoks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel
Gejolak krisis ekonomi global mulai dirasakan dampaknya di Kalimantan Selatan. Tentu saja sektor perbankan juga tidak luput dari pengaruh krisis ini. Dalam rangka mengidentifikasi pengaruh krisis ekonomi
Lebih terperinciGrafik 3. Pertumbuhan Per Jenis Kredit Konsumsi. Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis Kredit (%) 3.0. (%, yoy)
(%) 3.0 Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis 2.7 2.6 2.5 2.5 2.6 2.0 1.6 1.5 1.5 1.0 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2013 2014 Modal Kerja Investasi Konsumsi Sumber: Bank Indonesia (%, yoy) Grafik 3.
Lebih terperinciProduk Domestik Regional Bruto
Tabel 9.1 : PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2007 2010 (Rp. 000) 1. PERTANIAN 193.934.273 226.878.977 250.222.051 272176842 a. Tanaman bahan makanan 104.047.799 121.733.346 134.387.261
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciKREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN I 2008 TETAP EKSPANSIF
Suplemen 4 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN I 2008 TETAP EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Bangka Belitung pada triwulan I 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan kredit/pembiayaan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
No. 46 / VII / 16 Agustus 2004 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA INDONESIA TRIWULAN II TAHUN 2004 TUMBUH 0,86 PERSEN Indonesia pada triwulan II tahun 2004 meningkat sebesar 0,86 persen dibanding triwulan I
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011
No.43/08/33/Th.V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011 PDRB Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2011 meningkat sebesar 1,8 persen dibandingkan triwulan I tahun 2011 (q-to-q).
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN II I II III IV I II III IV I II III IV I II
SURVEI PERBANKAN Triwulan II-2008 Permintaan terhadap kredit baru pada triwulan II-2008 mengalami peningkatan dengan angka neto tertimbang 92,5%, lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu (70,4%) Hanya sekitar
Lebih terperinciSURVEI PENJUALAN ECERAN
SURVEI PENJUALAN ECERAN Januari Indeks riil penjualan eceran pada Januari dan ruari mengalami penurunan Harga dan suku bunga kredit diperkirakan relatif stabil Perkembangan Penjualan Eceran Indeks riil
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat
Lebih terperinciKREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF
Suplemen 3 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Bangka Belitung pada triwulan III 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014
No. 68/11/33/Th.VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014
No.51/08/33/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008
No.05/02/33/Th.III, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 PDRB Jawa Tengah triwulan IV/2008 menurun 3,7 persen dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q), dan bila dibandingkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 19/05/14/Th.XI, 10 Mei PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas y-on-y Triwulan I Tahun sebesar 5,93 persen Ekonomi Riau dengan migas pada triwulan I tahun mengalami kontraksi sebesar 1,19
Lebih terperinciKREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF
Suplemen 4 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Bangka Belitung pada triwulan II 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan kredit/pembiayaan
Lebih terperinciPemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul
Sumber: BPS Kabupaten Bantul. 5,93% 6,67% 18,53% 13,28% PDRB Tahun 2003 Kabupaten Bantul 8,16% 0,77% 25,15% 20,33% 1,18% 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik,
Lebih terperinciBPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN
BPS PROVINSI MALUKU No. 01/05/81/Th.XV, 05 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN PDRB Maluku pada triwulan IV tahun 2013 bertumbuh
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN JAWA TENGAH TRIWULAN I-2014
No.30/05/33/Th.VIII, 5 Mei 2014 INDEKS TENDENSI KONSUMEN JAWA TENGAH TRIWULAN I-2014 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan
Lebih terperinciNo. Jenis Kredit Rincian Kredit
1 No. Jenis Rincian Konsumsi c. Sektor Ekonomi* I-2015 II-2015 III-2015 IV-2015 Modal Kerja 9.4 63.7 59.2 42.8 Investasi 41.6 32.4 37.7 35.8 Konsumsi -4.3 75.4 28.9 45.7 KPR/KPA 13.3 55.7 9.0 36.6 Kendaraan
Lebih terperinciGrafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %)
Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %) 1 (Miliar Rp) Grafik 2. Realisasi Penyaluran Kredit Januari-November 2013 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 KPR/KPA KKB-Mobil KKB-Sepeda Motor KTA + Multiguna
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No.145/11/21/Th.IV, 10 November 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009 PDRB KEPRI TRIWULAN III TAHUN 2009 TUMBUH 1,90 PERSEN PDRB Kepri pada triwulan
Lebih terperinciNo. Jenis Kredit Rincian Kredit
1 No. Jenis Kredit Rincian Kredit a. I-2013 II-2013 III-2013 IV-2013 Kredit Modal Kerja 33.7 70.5 80.9 76.1 Kredit Investasi 53.5 82.0 58.5 45.7 Kredit Konsumsi 6.9 31.8 25.0 14.6 KPR/KPA 24.1 34.2 14.1-14.4
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
No. 27 / VIII / 16 Mei 2005 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PDB INDONESIA TRIWULAN I TAHUN 2005 TUMBUH 2,84 PERSEN PDB Indonesia pada triwulan I tahun 2005 meningkat sebesar 2,84 persen dibandingkan triwulan
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I - 1 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-1 meningkat baik secara triwulanan (,7%) maupun tahunan (,53%). Kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014
No. 28/05/72/Thn XVII, 05 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014 Perekonomian Sulawesi Tengah triwulan I-2014 mengalami kontraksi 4,57 persen jika dibandingkan dengan triwulan
Lebih terperinciSURVEI PENJUALAN ECERAN
Februari 2015 SURVEI PENJUALAN ECERAN Survei Penjualan Eceran mengindikasikan bahwa secara tahunan penjualan eceran pada Februari 2015 mengalami akselerasi. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil
Lebih terperinciDAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.
DAFTAR ISI Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Tahun 2013-2014 Triwulan I...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Tahun 2013-2014 Triwulan I...8
Lebih terperinci(%, SBT) (%, qtq)
(%, SBT) (%, qtq) 98.1 39.2 5 85.6 83.4 73.7 78.8 77.9 75 66.7 62.6 25 56.9 24.9 52.9 22.6 5 12.7-15. 31.3-4. -5.2 25 13.7-14.5-25 -18.3 * perkiraan -32.2-5 I II III IV I II III IV I II III IV* SBT Pertumbuhan
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No.24/05/33/Th.IV, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2010 PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2010 meningkat sebesar 6,5 persen dibandingkan triwulan
Lebih terperinciPERPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2001
No. 07/V/18 FEBRUARI 2002 PERPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2001 PDB INDONESIA TAHUN 2001 TUMBUH 3,32 PERSEN PDB Indonesia tahun 2001 secara riil meningkat sebesar 3,32 persen dibandingkan tahun 2000. Hampir
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan I-9 Secara tahunan (yoy) perekonomian Indonesia triwulan I-9 tumbuh 4,37%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,18%). Sementara secara triwulanan
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan V2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.21/05/12/Th.VII, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN I-2012 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan I-2012 secara triwulanan (q-to-q) mencapai
Lebih terperinciSURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI
SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Triwulan II 2017 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2017 Diperkirakan Membaik Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia periode triwulan II-2017 mengindikasikan
Lebih terperinciBADAN PUSAT SATISTIK PROPINSI KEPRI
BADAN PUSAT SATISTIK PROPINSI KEPRI No. 96/02/21/Th. IV / 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU PDRB KEPRI TAHUN 2008 TUMBUH 6,65 PERSEN PDRB Kepri pada tahun 2008 tumbuh sebesar 6,65 persen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil kerja pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah hal yang sangat diinginkan semua daerah maupun negara. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan gambaran dari hasil kerja pemerintah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.
DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan II Tahun 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan II Tahun 2014...6
Lebih terperinciTabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81
TABEL-TABEL POKOK Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 Tabel 1. Tabel-Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lamandau Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Lebih terperinciPerkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia
Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011
No. 06/02/62/Th. VI, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tahun 2011 (kumulatif tw I s/d IV) sebesar 6,74 persen.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.
DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan III Tahun 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan III Tahun 2014...6
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2003
No. 12/VII/16 Februari 2004 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2003 PDB INDONESIA TAHUN 2003 TUMBUH 4,10 PERSEN! PDB Indonesia selama tahun 2003 meningkat sebesar 4,10 persen dibandingkan tahun 2002.
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009
No. 09/02/15/Th. IV, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada tahun meningkat sebesar 6,4 persen dibanding tahun 2008. Peningkatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.
DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan IV Tahun 2012-2013...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Tahun 2012-2013...8 Kontribusi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen
No. 26/05/75/Th. VI, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen PDRB Gorontalo pada triwulan I tahun 2012 naik sebesar 3,84 persen dibandingkan triwulan
Lebih terperinciSumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian B u l e t i n ISSN : 1412-4343 PDB Sektor Pertanian Volume 12, Nomor 2, Juni 2013 Dari Redaksi Pembaca Yth., Kinerja perekonomian suatu sektor
Lebih terperinciSumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara. encapaian PDB sektor pertanian sempit (tanaman
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian B u l e t i n ISSN : 1412-4343 PDB Sektor Pertanian Volume 12, Nomor 1, Maret 2013 Dari Redaksi Pembaca Yth., Kinerja perekonomian suatu
Lebih terperinciBERITA RESMISTATISTIK
BERITA RESMISTATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 72/11/52/Th. VII, 6 November-2013 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT PADA TRIWULAN III-2013 PDRB Provinsi NTB pada triwulan III-2013 a. Dengan
Lebih terperinciLaporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2007 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV 2007 diperkirakan relatif sama dengan realisasi triwulan IV 2006. Kondisi ekonomi makro pada 2007 diperkirakan lebih baik
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN I-2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan peningkatan harga mengalami perlambatan Perkembangan Harga Properti Residensial
Lebih terperinciPerkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi
SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan III - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan IV-2005 dan keseluruhan diperkirakan memburuk, dengan tingkat inflasi dan pengangguran yang meningkat Responden optimis kondisi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III-2009
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06 /11/33/Th.III, 10 Nopember 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III-2009 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah pada triwulan III-2009 meningkat sebesar
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2014
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 34/05/21/Th. IX, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2014 A. PDRB PROVINSI KEPULAUAN RIAU MENURUT SEKTOR EKONOMI PDRB KEPRI
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
No. 52/ V / 15 Nopember 2002 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA INDONESIA TRIWULAN III TAHUN 2002 TUMBUH 2,39 PERSEN Indonesia pada triwulan III tahun 2002 meningkat sebesar 2,39 persen terhadap triwulan II
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 29 Perekonomian Indonesia di tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun 28. Mayoritas responden (48,1%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh
Lebih terperinciBank Indonesia Yogyakarta mendukung pembangunan ekonomi tanpa meninggalkan budaya adiluhung yang ada.
...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan ekonomi daerah, yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan hasil kajian yang akurat... Bank Indonesia Yogyakarta mendukung pembangunan
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan IV - 9 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-9 menunjukkan kenaikan, baik secara triwulanan (,69%) maupun tahunan (,31%). Kenaikan harga yang terjadi
Lebih terperinci