KONDISI TRIWULAN II-2007
|
|
- Herman Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SURVEI PERBANKAN Triwulan II-2007 Permintaan masyarakat terhadap kredit baru mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan angka neto tertimbang 92,8% Hanya sekitar 34,1% responden menyatakan bahwa realisasi kredit barunya di bawah target yang telah ditetapkan Pemberian kredit investasi meningkat, diindikasikan dengan angka neto tertimbang sebesar 71,3 Suku bunga kredit (rupiah) baik jenis modal kerja dan investasi pada triwulan II-2007 menunjukkan penurunan, sementara suku bunga kredit konsumsi secara rata-rata masih menunjukkan sedikit peningkatan. KONDISI TRIWULAN II-2007 Permintaan Kredit Baru Permintaan kredit baru pada triwulan II-2007 meningkat Secara umum permintaan masyarakat terhadap kredit baru pada triwulan II-2007 mengalami peningkatan yang diindikasikan angka neto tertimbang sebesar 92.8% (grafik 1). Meningkatnya kebutuhan pembiayaan dan penurunan suku bunga kredit merupakan faktor utama yang mendorong meningkatnya permintaan kredit baru. Peningkatan ini terutama pada jenis kredit modal kerja sementara secara sektoral terjadi pada sektor lainnya, sektor jasa dunia usaha dan sektor perdagangan. Sebagian besar permintaan kredit konsumsi berupa Credit Card dan kredit kepemilikan rumah. Dari seluruh aplikasi permohonan kredit yang diterima, sekitar 13,0% tidak disetujui oleh bank, meningkat dibandingkan triwulan lalu (11,5%). Sementara itu, mayoritas permohonan kredit baru yang disetujui merupakan kelompok nasabah baru (% Angka Grafik 1 Permintaan Kredit Baru I II III IV I II III IV I II Seluruh Bank Bank Besar Bank Menengah Bank Kecil Metodologi Survei Perbankan dilaksanakan secara triwulanan terhadap bank-bank umum yang berkantor pusat di Jakarta. Pengiriman dan pengumpulan kuesioner dilakukan dengan menggunakan surat, faksimili dan . Metode pengolahan data dengan menggunakan metode saldo bersih tertimbang (net balance weighted), yakni jawaban responden dikalikan dengan bobot kreditnya (total 100%), selanjutnya dihitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban meningkat dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban menurun atau disebut dengan istilah angka neto tertimbang (sebelumnya menggunakan istilah angka neto ) Tim Statistik Sektor Riil 1
2 Tabel 1 Prioritas Permintaan Kredit Baru Triwulan II-2007 No. Jenis Kredit Rincian Kredit Prioritas Tw I-2007 Prioritas Tw II-2007 a. Menurut Penggunaan Kredit Modal Kerja 1 1 Kredit Investasi 2 3 Kredit Konsumsi 3 2 b. Kredit Konsumsi Kartu Kredit - 1 Perumahan (KPR) 1 2 Kendaraan Bermotor 2 3 Multiguna 3 - c. Sektor Ekonomi Lainnya - 1 Jasa Dunia Usaha 3 2 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1 3 Pertanian, Perburuan dan Sarana Pertanian 2 - d. Golongan Kredit Kredit Menengah (> Rp 500 juta s.d. Rp 5 miliar) 1 1 Kredit Besar (di atas Rp 5 miliar) 3 2 Kredit Kecil (> Rp 50 juta s.d. Rp 500 juta) 2 3 e. Orientasi Penggunaan Kredit Non Ekspor 1 1 Kredit Ekspor 2 2 Keterangan : 1=prioritas pertama; 2=prioritas kedua; 3=prioritas ketiga Realisasi Kredit Baru Hanya 34,1% responden yang mengalami deviasi dalam target pemberian kredit baru Dari target pemberian kredit yang telah ditetapkan dalam triwulan II-2007, sekitar 34,1% responden menyatakan bahwa realisasi kredit barunya di bawah target yang telah ditetapkan (dengan deviasi di atas 5%). Kondisi perekonomian yang belum membaik serta tingginya resiko usaha nasabah menjadi penyebab utama tidak tercapainya target tersebut. Sementara berdasarkan jenis penggunaan, deviasi tertinggi pada kredit modal kerja, yaitu sebesar 40,0% (tabel 2) Tabel 2 Realisasi Kredit Baru Triwulan II-2007 di Bawah Target yang Ditetapkan No. Jenis Kredit Rincian Kredit Tw I-2007 (% resp.) Tw II-2007 a. Menurut Penggunaan Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi b. Kredit Konsumsi Properti/perumahan Kendaraan bermotor c. Sektor Ekonomi Industri Pengolahan Perdagangan, Hotel dan Restoran Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Pertanian, Perburuan dan Sarana Pertanian d. Golongan Kredit Kredit Kecil (>Rp.50 s.d 500 juta) Kredit Menengah (> Rp 500 juta s.d. Rp 5 miliar) e Orientasi Penggunaan Kredit Non Ekspor Kredit Ekspor Dalam triwulan II-2007, terdapat beberapa sektor ekonomi yang dihindari oleh perbankan didalam menyalurkan kreditnya dan masih relatif masih sama dengan triwulan sebelumnya, yaitu :? sektor industri pengolahan, terutama industri tekstil/garment karena responden berpendapat bahwa kebijakan pemerintah belum mendukung perkembangan industri tekstil. Selain itu, industri pengolahan plywood dan produk dari kayu, guna menghindari resiko illegal logging;? sektor bangunan (property khususnya mall) karena over supply sehingga beresiko cukup tinggi; Tim Statistik Sektor Riil 2
3 Pemberian Kredit Investasi Sebagian besar responden menyatakan bahwa pemberian kredit investasi pada triwulan II-2007 mengalami peningkatan, diindikasikan dengan angka neto tertimbang sebesar 71,3%. Suku Bunga Dana dan Kredit Suku bunga dana maupun suku bunga kredit rupiah pada triwulan II-2007 menunjukkan penurunan. Suku bunga dana (cost of funds) pada triwulan II-2007 sebesar 7,14%, menurun dibandingkan triwulan I-2007 sebesar 7,79% (tabel 5). Seperti halnya penurunan suku bunga dana, rata-rata suku bunga kredit rupiah (modal kerja dan investasi) pada triwulan II-2007 juga mengalami penurunan. Sedangkan rata-rata suku bunga kredit konsumsi menunjukkan peningkatan (tabel 6). PERKIRAAN TRIWULAN III Target Pemberian Kredit Baru Target pemberian kredit baru pada triwulan III-2007 diperkirakan meningkat Mayoritas responden memperkirakan bahwa target pemberian kredit baru pada triwulan III-2007 masih akan meningkat, yang ditunjukkan dengan angka neto tertimbang 63,0% (grafik 2). Peningkatan rasio kecukupan modal bank dan likuiditas perbankan merupakan alasan internal dari peningkatan target pemberian kredit baru pada triwulan III Sementara itu, kebijakan Bank Indonesia dalam mendorong penurunan suku bunga serta tingkat persaingan dari bank lain merupakan alasan eksternal yang mendorong peningkatan pemberian kredit baru tersebut. (%) Grafik 2 Target Pemberian Kredit Baru I II III IV I II III IV I II III (perkiraan) Semua Bank Bank Besar Bank Menengah Bank Kecil Prioritas utama penyaluran kredit pada triwulan III-2007 diperkirakan berupa kredit modal kerja, sementara secara sektoral diperkirakan masih dominan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa dunia usaha (tabel 3). Tim Statistik Sektor Riil 3
4 No Jenis Kredit Rincian Kredit Tabel 3 Prioritas Target Pemberian Kredit Baru Prioritas Triwulanan Prioritas Tahun 2007 II-2007 III-2007 Hsl Survei I-07 Hsl Survei II-07 a. Menurut Penggunaan Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi b. Kredit Konsumsi Perumahan (KPR) Kendaraan Bermotor Kredit Multiguna c. Sektor Ekonomi Perdagangan, Hotel dan Restoran Industri Pengolahan Jasa-jasa Dunia Usaha Lainnya: Kredit Konsumsi, KPR, dll d. Golongan Kredit Kredit Besar (diatas Rp.5 miliar) Kredit Menengah (> Rp 500 juta s.d. Rp 5 miliar) Kredit Kecil (Rp.50 s.d 500 juta) e. Orientasi Penggunaan Kredit Non Ekspor Kredit Ekspor Keterangan : 1=prioritas pertama; 2=prioritas kedua; 3=prioritas ketiga Sementara itu, pemberian kredit investasi baru pada triwulan III-2007 diperkirakan masih akan mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan angka neto tertimbang 89,6%. Menurut responden, sektor properti, industri tekstil, industri pengolahan plywood dan produk dari kayu masih akan menjadi sektor yang dihindari oleh perbankan dalam menyalurkan kreditnya. Sumber dan Penggunaan Dana Dana pihak ketiga diperkirakan akan meningkat, diindikasikan dengan angka neto tertimbang 88,1%. Sebagaimana kondisi pada triwulan sebelumnya, mayoritas responden memperkirakan bahwa penghimpunan dana pihak ketiga pada triwulan III-2007 akan mengalami peningkatan, diindikasikan dengan angka neto tertimbang 88,1%. Masih cukup menariknya tingkat suku bunga serta pemberian insentif di luar suku bunga, merupakan faktor utama yang diperkirakan akan mendorong penghimpunan dana tersebut. Sementara itu, mayoritas responden (69,6% responden) berpendapat bahwa penempatan dana dalam bentuk SBI masih akan menjadi prioritas utama seandainya terjai kelebihan likuiditas. Selain SBI, obligasi pemerintah dan fasilitas pendanaan antar bank menjadi prioritas berikutnya bagi perbankan dalam menempatkan kelebihan dananya. Tabel 4 Prioritas Penempatan Dana Bank No. Instrumen Prioritas Triwulanan Prioritas Tahun 2007 II-2007 III-2007 Hsl Survei I-07 Hsl Survei II-07 1 SBI Antar Bank Instrumen Moneter Lainnya (FASBI) Obligasi Pemerintah Surat Berharga lainnya Aktiva dalam Valas Penyertaan Keterangan : 1=prioritas pertama; 2=prioritas kedua; 3=prioritas ketiga Tim Statistik Sektor Riil 4
5 Suku Bunga Dana dan Kredit Suku bunga dana dan kredit menunjukkan penurunan Sejalan dengan penurunan suku bunga SBI, suku bunga dana maupun suku bunga kredit juga menunjukkan penurunan dan diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan III Suku bunga dana rupiah diperkirakan rata-rata sebesar 6,92%, sedangkan rata-rata terendah suku bunga kredit rupiah adalah kredit modal kerja, yaitu sebesar 13,89%. Tabel 5 Perkembangan Rata-rata Suku Bunga Dana (Rupiah dan Valas) SUKU BUNGA DANA Tw I-2007 Tw II-2007 Perkiraan Tw III-2006 Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran 1. Cost of funds 7.79% 5.79% % 7.14% 5.44% % 6.92% 5.28% % 2. Cost of Loanable funds 9.75% 7.00% % 9.27% 6.78% % 9.10% 6.61% % 1. Cost of funds 3.55% 2.14% % 3.63% 2.23% % 3.59% 2.14% % 2. Cost of Loanable funds 4.34% 2.63% % 4.55% 2.81% % 4.55% 2.81% % Tabel 6 Perkembangan Rata-rata Suku Bunga Kredit (Rupiah dan Valas) JENIS KREDIT Tw I-2007 Tw II-2007 Perkiraan Tw III-2006 Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran 1. Kredit Modal Kerja 14.54% 11.76% % 14.21% 11.59% % 13.89% 11.48% % 2. Kredit Investasi 14.98% 12.37% % 14.42% 12.03% % 14.03% 11.85% % 3. Kredit Konsumsi 15.92% 10.14% % 16.99% 9.53% % 16.49% 9.30% % 1. Kredit Modal Kerja 7.58% 5.81% % 7.71% 6.06% % 7.72% 5.97% % 2. Kredit Investasi 8.13% 6.50% % 7.96% 6.35% % 7.84% 6.36% % 3. Kredit Konsumsi 7.67% 5.34% % 6.95% 4.77% % 6.88% 4.98% % PERKIRAAN TAHUN 2007 Target Pemberian Kredit Baru Target pemberian kredit baru pada tahun 2007 akan meningkat, diindikasikan dengan angka neto tertimbang 92,3%. Mayoritas responden memperkirakan bahwa target pemberian kredit baru pada tahun 2007 akan meningkat, ditunjukkan dengan angka neto tertimbang 92,3%. Membaiknya rasio kecukupan modal bank serta masih tingginya likuiditas bank merupakan alasan internal utama yang akan mendorong peningkatan penyaluran kredit. Sementara itu, arah kebijakan BI dalam menetapkan tingkat suku bunga SBI dan persaingan usaha antar bank yang semakin kompetitif, merupakan alasan eksternal utama yang mendorong peningkatan tersebut. Mayoritas responden memperkirakan bahwa pemberian kredit investasi pada tahun 2007 akan mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan angka neto tertimbang 93,0%. Sementara itu, properti dan industri tekstil/garment masih menjadi sektor ekonomi yang paling banyak dihindari oleh perbankan dalam penyaluran kreditnya di tahun Tim Statistik Sektor Riil 5
6 Sumber dan Penempatan Dana Dana pihak ketiga akan meningkat pada tahun 2007 SBI menjadi pilihan utama dalam penempatan dana pada saat bank over likuiditas Sumber pendanaan yang berasal dari pihak ketiga pada tahun 2007 diperkirakan akan meningkat dengan angka neto tertimbang sebesar 97,6%. Suku bunga yang masih menarik, serta adanya insentif di luar suku bunga diperkirakan faktor utama meningkatnya dana pihak ketiga. Mayoritas responden (70,7% responden) memilih SBI sebagai pilihan utama seandainya terjadi over likuiditas dalam tahun 2007, diikuti dengan obligasi pemerintah dan instrumen moneter lainnya (FASBI). Suku Bunga Dana dan Kredit Suku bunga dana dan kredit tahun 2007 diperkirakan menurun Untuk suku bunga Rupiah, pada tahun 2007 diperkirakan akan terus mengalami penurunan, sementara suku bunga valas selama tahun 2007 diperkirakan masih akan relatif stabil. Tabel 7 Perkembangan Suku Bunga Dana Tahun 2007 (Rupiah dan Valas) Perkiraan Suku Bunga Dana tahun 2007 SUKU BUNGA DANA Hasil Survei Tw I-2007 Hasil Survei Tw II-2007 Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran 1. Cost of funds 7.35% 5.42% % 6.81% 5.21% % 2. Cost of Loanable funds 9.32% 6.43% % 9.12% 6.58% % 1. Cost of funds 3.50% 2.08% % 3.53% 2.02% % 2. Cost of Loanable funds 4.27% 2.60% % 4.51% 2.75% % Tabel 8 Perkembangan Suku Kredit Tahun 2007 (Rupiah dan Valas) PERKIRAAN TAHUN 2007 JENIS KREDIT Hasil Survei Tw I-2007 Hasil Survei Tw II-2007 Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran 1. Kredit Modal Kerja 13.91% 11.22% % 13.57% 11.34% % 2. Kredit Investasi 14.35% 11.76% % 13.77% 11.68% % 3. Kredit Konsumsi 15.21% 9.58% % 16.26% 9.10% % 1. Kredit Modal Kerja 7.52% 5.67% % 7.70% 5.94% % 2. Kredit Investasi 7.93% 6.19% % 7.86% 6.39% % 3. Kredit Konsumsi 7.64% 5.34% % 6.82% 4.88% % Tim Statistik Sektor Riil 6
KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I
SURVEI PERBANKAN Triwulan I-007 Target pemberian kredit baru pada triwulan II-007 dan tahun 007 diperkirakan masih akan meningkat Hanya 4,0% responden yang menyatakan realisasi kredit baru dalam triwulan
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV
SURVEI PERBANKAN Triwulan IV-2006 Target pemberian kredit baru pada triwulan I-2007 dan tahun 2007 diperkirakan meningkat Hanya sekitar 37,5% responden yang realisasi kredit barunya di bawah target yang
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I II III IV I
SURVEI PERBANKAN Triwulan I-2008 Permintaan terhadap kredit baru pada triwulan I-2008 mengalami peningkatan dengan angka neto tertimbang 70,4%, lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (86,8%) Sebanyak
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN II I II III IV I II III IV I II III IV I II
SURVEI PERBANKAN Triwulan II-2008 Permintaan terhadap kredit baru pada triwulan II-2008 mengalami peningkatan dengan angka neto tertimbang 92,5%, lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu (70,4%) Hanya sekitar
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan IV-5 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan IV-5 menurun tajam, namun pada triwulan I-6 diperkirakan membaik Suku bunga dana dan kredit pada triwulan IV-5
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan II-26 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan II-26 meningkat dibandingkan triwulan I-26 dan diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan III-26 Sebagian
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan I-6 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan I-6 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Untuk triwulan II- 6, permintaan maupun persetujuan kredit baru diperkirakan
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN IV-2004 Permintaan dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan IV- 2004 secara indikatif memperlihatkan peningkatan Peningkatan tersebut
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN III-2004 Permintaan Kredit dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan III-2004 secara indikatif memperlihatkan peningkatan Peningkatan
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN TRIWULAN I-2005 Permintaan kredit dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan I-2005 secara indikatif memperlihatkan peningkatan, namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2004 Permintaan (termasuk permintaan kredit baru & permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada) dan persetujuan pemberian kredit
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru diindikasikan mengalami peningkatan Kondisi tersebut diprakirakan akan berlanjut
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN I-2004 Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan peningkatan meskipun sedikit melambat Kondisi tersebut
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN IV-2003 - Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan peningkatan - Kondisi tersebut diprakirakan akan
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y Triwulan I-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru mengalami peningkatan, namun mengalami perlambatan yang cukup besar Kondisi tersebut
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN III-2003 Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan kenaikan cukup tinggi Kenaikan tersebut diprakirakan
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%
SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%
Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN * perkiraan
SURVEI PERBANKAN TRIWULAN IV-217 PERTUMBUHAN KREDIT TAHUN 218 DIPERKIRAKAN MENINGKAT Hasil Survei Perbankan mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada triwulan IV- 217 secara triwulanan (qtq) meningkat.
Lebih terperinciGrafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %)
Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %) 1 (Miliar Rp) Grafik 2. Realisasi Penyaluran Kredit Januari-November 2013 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 KPR/KPA KKB-Mobil KKB-Sepeda Motor KTA + Multiguna
Lebih terperinciGrafik 3. Pertumbuhan Per Jenis Kredit Konsumsi. Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis Kredit (%) 3.0. (%, yoy)
(%) 3.0 Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis 2.7 2.6 2.5 2.5 2.6 2.0 1.6 1.5 1.5 1.0 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2013 2014 Modal Kerja Investasi Konsumsi Sumber: Bank Indonesia (%, yoy) Grafik 3.
Lebih terperinciNo. Jenis Kredit Rincian Kredit
1 No. Jenis Rincian Konsumsi c. Sektor Ekonomi* I-2015 II-2015 III-2015 IV-2015 Modal Kerja 9.4 63.7 59.2 42.8 Investasi 41.6 32.4 37.7 35.8 Konsumsi -4.3 75.4 28.9 45.7 KPR/KPA 13.3 55.7 9.0 36.6 Kendaraan
Lebih terperinciNo. Jenis Kredit Rincian Kredit
1 No. Jenis Kredit Rincian Kredit a. I-2013 II-2013 III-2013 IV-2013 Kredit Modal Kerja 33.7 70.5 80.9 76.1 Kredit Investasi 53.5 82.0 58.5 45.7 Kredit Konsumsi 6.9 31.8 25.0 14.6 KPR/KPA 24.1 34.2 14.1-14.4
Lebih terperinci(%, SBT) (%, qtq)
(%, SBT) (%, qtq) 98.1 39.2 5 85.6 83.4 73.7 78.8 77.9 75 66.7 62.6 25 56.9 24.9 52.9 22.6 5 12.7-15. 31.3-4. -5.2 25 13.7-14.5-25 -18.3 * perkiraan -32.2-5 I II III IV I II III IV I II III IV* SBT Pertumbuhan
Lebih terperinci(%, SBT) (%, qtq)
(%, SBT) (%, qtq) 99.3 0 87.9 39.2 75.3 84.0 73.7 78.8 85.6 84.8 35 56.9 24.9 52.9 60 17.2.1 66.7 12.7 62.6 5 31.3 21.7-4.0-5.2 - -9.0 13.7-15.9-15.0-14.5-25 -18.3-35.8 0 - I II III IV I II III IV I II
Lebih terperinciKREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF
Suplemen 4 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Bangka Belitung pada triwulan II 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan kredit/pembiayaan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
Triwulan I - 2015 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan I-2015 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2004 Kegiatan usaha pada triwulan II-2004 mengalami ekspansi yang cukup signifikan dan diperkirakan berlanjut pada triwulan berikutnya.
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Kegiatan usaha pada triwulan II-2003 mengalami ekspansi, demikian juga prakiraan pada triwulan III-2003 Namun sesuai dengan polanya,
Lebih terperinciKREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF
Suplemen 3 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Bangka Belitung pada triwulan III 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV- Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan IV- masih tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2016 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2016 tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sesuai
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2008 Sebagai dampak dari krisis keuangan global, kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN III-2017 Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan berlanjutnya ekspansi kegiatan usaha pada triwulan III-2017, meski tidak setinggi triwulan sebelumnya. Hal ini
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2017 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 masih tumbuh, meski tidak setinggi triwulan III- 2017 sesuai
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVE KEGATAN DUNA USAHA B U S N E S S S U R V E Y TRWULAN - Kegiatan usaha triwulan - membaik karena naiknya permintaan... naiknya permintaan sesuai musimannya diprakirakan menjadi pendorong kegiatan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN IV-2003 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2003 mengalami ekspansi dengan tingkat yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya Peningkatan
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan IV - 9 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-9 menunjukkan kenaikan, baik secara triwulanan (,69%) maupun tahunan (,31%). Kenaikan harga yang terjadi
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN I- Sesuai pola musimannya kegiatan usaha pada triwulan I- mengalami kontraksi Namun diprakirakan kembali mengalami ekspansi pada triwulan
Lebih terperinciKREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN I 2008 TETAP EKSPANSIF
Suplemen 4 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN I 2008 TETAP EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Bangka Belitung pada triwulan I 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan kredit/pembiayaan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN III- Kegiatan usaha pada triwulan III- mengalami ekspansi yang signifikan dan diperkirakan masih berlanjut pada triwulan berikutnya. Kegiatan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
33 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN I-2004 Kegiatan usaha pada triwulan I-2004 mengalami kontraksi yang cukup signifikan, meskipun diperkirakan pada triwulan II akan kembali
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Statistik
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data Data Kegiatan Dunia Usaha (Survei Kegiatan : Dunia Usaha/SKDU) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat
Lebih terperinciBoks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel
Gejolak krisis ekonomi global mulai dirasakan dampaknya di Kalimantan Selatan. Tentu saja sektor perbankan juga tidak luput dari pengaruh krisis ini. Dalam rangka mengidentifikasi pengaruh krisis ekonomi
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I - 1 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-1 meningkat baik secara triwulanan (,7%) maupun tahunan (,53%). Kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I 8 Baik secara triwulanan maupun tahunan, harga Properti Residensial Triwulan I-8 mengalami kenaikan. Kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada Triwulan
Lebih terperinciHASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank
BOKS 2 HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI DAN PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2007 Pada tahun 2007, Kantor Bank Indonesia Bengkulu melakukan dua survei yaitu Survei Kredit Konsumsi dan Survei Survei Kredit
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2007 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV 2007 diperkirakan relatif sama dengan realisasi triwulan IV 2006. Kondisi ekonomi makro pada 2007 diperkirakan lebih baik
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan II - 21 Harga dan Volume Penjualan Properti Residensial pada triwulan II-21 mengalami kenaikan. Indeks Harga Properti Residensial masih menunjukkan kenaikan,
Lebih terperinciKREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN SUMSEL TRIWULAN I 2008 TETAP EKSPANSIF
Suplemen 4 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN SUMSEL TRIWULAN I 2008 TETAP EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Palembang pada triwulan I 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan kredit/pembiayaan
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Agustus 2015 Likuiditas perekonomian terakselerasi didukung pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan. Posisi uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2004 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2004 ekspansif, didorong oleh daya serap pasar domestik Indikasi ekspansi, diperkirakan berlanjut pada triwulan I-2005 Kegiatan
Lebih terperinci% yoy. Jan*
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Pertumbuhan Uang Beredar (M2) uari meningkat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.174,2 T, atau tumbuh 14,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai institusi yang memberikan jasa keuangan bagi seluruh pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan salah satu pelaku utama dari perekonomian negara karena berperan sebagai institusi yang memberikan jasa keuangan bagi seluruh pelaku ekonomi tidak hanya
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,
Lebih terperinciKINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007
KINERJA PERBANKAN (per ) R e f A. Sumber Dana Bank A.1. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber utama dana perbankan. Hingga total sumber dana bank umum mencapai Rp1.746,80 triliun atau naik 10,89% dibandingkan
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2010 Aktivitas perekonomian pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2010. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada uari tumbuh 7,7% (yoy). Angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan III-2005 diperkirakan membaik Kondisi ekonomi makro Indonesia 2005 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2004 Responden optimis
Lebih terperinciBI Rate KMK KK KI. Tahun BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak Juli 2005, Bank Indonesia menerapkan BI Rate sebagai salah satu instrumen utama dalam menerapkan kebijakan moneter. Instrumen ini juga menjadi acuan utama oleh
Lebih terperincimeningkat % (yoy) Feb'15
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun
Lebih terperinciBoks 2 SURVEI INDIKATOR PERBANKAN RIAU TAHUN I. Latar Belakang
Boks 2 SURVEI INDIKATOR PERBANKAN RIAU TAHUN 2009 I. Latar Belakang Terjadinya gangguan di sektor riil tentunya akan menimbulkan gangguan bagi stabilitas sistem keuangan daerah. Salah satu sektor keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk
Lebih terperinciabungan, baik dalam rupiah giro valuta
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa tember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) tumbuh 12,7 pada tember. Pertumbuhan M2 tersebut melambat dibandingkan dengan bulan
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciPerkembangan Uang Beredar (M2)
Perkembangan Uang Beredar (M2) wa ember Uang Beredar (M2) pada ember tumbuh 12,7, stabil dibanding pertumbuhan ember (12,7%;yoy). M1 tumbuh 5,4 melambat dibanding ember (8,6%;yoy), namun Uang Kuasi tumbuh
Lebih terperinciINDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH
Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan hal penting yang disiapkan untuk menghadapi masa yang akan datang. Investasi merupakan suatu kegiatan menabung dalam berbagai bentuk untuk menjaga
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai
Lebih terperinciIV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia
IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan berinvestasi seorang investor dihadapkan pada dua hal yaitu return (imbal hasil) dan risiko. Dalam
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Desember 2016 Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Desember 2016. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.003,3
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh 8,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,2%
Lebih terperinci-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 3 Huruf a Perhitungan pemenuhan GWM Primer secara harian dilakukan berdasarkan posisi s
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Bank Umum Konvensional. GWM. Rupiah. Valuta. Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 87) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas
Lebih terperinciKOMPOSISI KEPEMILIKAN ASSET DAN DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KEPEMILIKAN ASSET : Hasil Survei
Komposisi Kepemilikan Asset dan Dampak Kebijakan Moneter Terhadap Kepemilikan Asset : Hasil Survei 13 KOMPOSISI KEPEMILIKAN ASSET DAN DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KEPEMILIKAN ASSET : Hasil Survei
Lebih terperinciAnalisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan
Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan ober Uang Beredar dalam arti luas (M2) yang terdiri dari uang kartal dan dana masyarakat di perbankan, pada
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau
Lebih terperinciSURVEI TENDENSI BISNIS
RAHASIA SURVEI TENDENSI BISNIS Triwulan II- 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Jl. Penghulu Mustapa No. 43, Bandung 40124 Telp. (022) 7272595, (022) 7272596, Faximile : 7213572, email :bps3200@bps.go.id
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA April 2015 Tim Riset SPMD Overview The Fed siap menaikan suku bunga acuan kapan saja yang berpotensi menarik dana tiba-tiba (sudden reversal) dari emerging market termasuk
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003
1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2003, Bank Indonesia Sampai dengan triwulan III-2003, kondisi perekonomian Indonesia masih mengindikasikan
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Bank Umum. Valuta Asing. Rupiah. Wajib Minimum. Giro Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 174) PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan akhir yaitu stablilitas perekonomian nasional sebagaimana diatur sebagai tugas pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai perantara keuangan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini aktivitas manusia yang berhubungan dengan menabung sangatlah penting, adanya tabungan masyarakat maka dana tersebut tidaklah hilang, tetapi dipinjam atau dipakai
Lebih terperinciLaporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan
Lebih terperinciPerkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi
SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan III - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan IV-2005 dan keseluruhan diperkirakan memburuk, dengan tingkat inflasi dan pengangguran yang meningkat Responden optimis kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seorang investor bersedia menanamkan dananya di suatu investasi jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang investor bersedia menanamkan dananya di suatu investasi jika investasi itu dianggap menguntungkan. Salah satu pilihan investasi yang menguntungkan yaitu perdagangan
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)
Lebih terperinciSURVEI TENDENSI BISNIS
RAHASIA SURVEI TENDENSI BISNIS Sektor Persewaan dan Real Estate Triwulan II- 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Jl. Penghulu Mustapa No. 43, Bandung 40124 Telp. (022) 7272595, (022) 7272596,
Lebih terperinciPotensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1
Boks I Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1 Gambaran Umum Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi risiko yang meningkat seiring masih berlangsungnya krisis
Lebih terperinci