KONDISI UMUM WILAYAH
|
|
- Widya Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Gografi Provinsi Maluku terletak di bagian Timur Indonesia, secara administratif terbagi atas 9 Kabupaten, 2 Kota, 73 Kecamatan, 873 Desa, 33 Kelurahan. Luas wilayah provinsi Maluku secara keseluruhan adalah km 2 yang terdiri dari luas lautan km 2 dan luas daratan km 2 atau dengan kata lain 90 % wilayah Provinsi Maluku adalah lautan. Sehingga Provinsi ini merupakan Provinsi Kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 599 buah pulau besar dan kecil. Berdasarkan letak astronomis Provinsi Maluku terletak antara 2 o 30 9 o Lintang Selatan dan 124 o 136 o Bujur Timur, dengan batasan wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Laut Seram - Sebelah Selatan : Lautan Indonesia dan Laut Arafura - Sebelah Barat : Pulau Sulawesi/Laut Sulawesi - Sebelah Timur : Pulau Irian/Provinsi Papua Gambar 4.1. Peta Provinsi Maluku 20
2 Tabel 4.1.Jumlah Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Provinsi Maluku No Kabupaten/Kota Ibukota Jumlah Kecamatan Desa Kelurahan 1 Maluku Tenggara Barat Saumlaki Maluku Barat Daya Wonreli Maluku Tenggara Langgur Maluku Tengah Masohi Buru Namlea Buru Selatan Namrole Kep. Aru Dobo Seram Bagian Barat Piru Seram Bagian Timur Bula Ambon Ambon Tual Tual Jumlah Sumber: Maluku Dalam Angka Tahun Penduduk dan Tenaga Kerja Jumlah dan Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk Provinsi Maluku terus meningkat mulai dari tahun 2000 sampai pada saat tahun Pada tahun 2000 jumlah penduduk Provinsi Maluku mencapai jiwa, naik pada tahun 2007 mencapai jiwa dan pada tahun 2008 naik menjadi jiwa. Laju pertumbuhan penduduk di provinsi ini meningkat dari tahun 2000 sampai 2008 sebesar 3,95 %, dengan penyebaran penduduk yang tidak merata, dimana Kabupaten Maluku Tengah penyebaran penduduknya mencapai 25,62% sementara Kabupaten Buru Selatan hanya mencapai 3,23 %. Jumlah penduduk di Provinsi Maluku yang berjumlah 1,4 juta jiwa lebih ini mendiami wilayah seluas km 2, dengan kepadatan penduduk pada tahun 2008 sekitar 27 orang per km 2. Secara umum masih dikatakan sebagai daerah yang jarang penduduknya, namun untuk Kota Ambon angka kepadatan tertinggi yaitu mencapai 746 orang tiap km 2 dan kepadatan terendah ada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat yaitu 9 orang tiap km 2. 21
3 Tabel4.2. Jumlah dan Penyebaran Penduduk di Provinsi Maluku Tahun 2008 No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Penyebaran Penduduk Kepadatan Penduduk 1 Maluku Tenggara Barat ,5 9 2 Maluku Barat Daya , Maluku Tenggara , Maluku Tengah , Buru , Buru Selatan , Kep. Aru , Seram Bagian Barat , Seram Bagian Timur , Ambon , Tual , Jumlah Sumber: Maluku Dalam Angka Tahun Tenaga Kerja Salah satu ukuran yang sering digunakan untuk mengetahui keadaan ekonomi penduduk adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).Ukuran ini biasanya digunakan untuk mengetahui persediaan tenaga kerja.tpak di Provinsi Maluku pada tahun 2008 sebesar 62,82 %. Tabel 4.3. Jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 1 Maluku Tenggara Barat ,64 2 Maluku Barat Daya *) 3 Maluku Tenggara ,55 4 Maluku Tengah ,51 5 Buru ,85 6 Buru Selatan **) 7 Kep. Aru ,62 8 Seram Bagian Barat ,89 9 Seram Bagian Timur ,76 10 Ambon ,83 11 Tual ***) Sumber: Maluku Dalam Angka Tahun 2009 Catatan : *) : Termasuk dalam Kabupaten Maluku Tenggara Barat **) : Termasuk dalam Kabupaten Buru ***): Termasuk dalam Kabupaten Maluku Tenggara 22
4 4.3 Sarana dan prasarana Transportasi Laut Sebagai wilayah kepulauan, perjalanan orang melalui laut di Propinsi Maluku sangatlah dominan. Untuk menjangkau seluruh masyarakat Maluku yang tersebar pada pulau pulau kecil maupun besar terdapat 8 (delapan) lintasan penyeberangan yang dilayani oleh 8 (delapan) kapal milik PT. ASDP dan 1 (satu) kapal milik swasta, sedangkan untuk transportasi laut dilayani oleh 6 (enam) unit kapal PT. PELNI yang menyinggahi 6 (enam) pelabuhan laut serta 8 (delapan) lintasan pelayanan kapal perintis yang dilayani oleh 8 (delapan) kapal perintis, seperti terlihat pada tabel berikut ini: Tabel4.4. Lintasan Penyeberangan Armada Penyeberangan Tahun 2008 Kota/Kabupaten Lintasan Kapal Ambon Maluku Tengah Maluku Tengah Poka - Galala Tulehu Haruku Saparua - Wailey Hunimua Nalahiya - Amahai KMP. Gabus KMP. Mujair KMP. Cendrawasih KMP. Terubuk KMP. Kerapu II KMP. Danau Rana Pulau Buru Namlea Ambalau - Wamsisi KMP. Layur Maluku Tengah Seram Bagian Barat Hunimua - Waipirit KMP. Samandar Ambon Pulau Buru Galala - Namlea KMP. Danau Rana Maluku Tenggara Kepulauan Aru Tual Dobo - Benjina KMP. Kormomolin Maluku Tenggara Maluku Tenggara Barat Tual Larat Saumlaki - Tepa Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, 2009 KMP. Kormomolin 23
5 Tabel4.5. Jaringan Pelayanan Kapal PELNI, Tahun 2008 No. Nama Kapal PELNI Trayek 1. KM. Lambelu Bitung Ternate Namlea Ambon Bau-bau - Makassar 2. KM. Ciremai Makassar Bau-bau Ambon Banda Tual Fak-fak 3. KM. Bukit Siguntang Makassar Bau-bau Ambon Banda Tual Fak-fak 4. KM. Dorolonda Makassar Ambon Fak-fak - Sorong 5. KM. Kalimutu 6. KM. Pangrango Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, 2009 Makassar Bau-bau Wanci - Ambon Saumlaki Tual Dobo - Timika Ambon Namlea Kobisadar Bula Geser Tual Larat Saumlaki Tepa Leti Kisar Kupang KM. Ciremai KM. Bukit Siguntang KM. Kalimutu KM. Pangrango Gambar 4.2. Jaringan Pelayanan Kapal PT. PELNI 24
6 Tabel 4.6. Jaringan Trayek Angkutan Laut Perintis Maluku, Tahun 2008 Pangkalan Kode Trayek Armada Jaringan Trayek Lama/ VOY (hari) R - 23 KM. Cantika Pratama 02 Ambon - Geser 19 Ambon Tual Saumlaki R - 24 KM. Manusela Ambon - Piru 21 R - 25 KM. Maloli Ambon - Tual 24 R - 26 KM. Banda Neira Ambon - Amahai 25 R - 27 KM. Alken Permata Tual - Elat 29 R - 28 KM. Abdi Sejahtera Tual - Elat 26 R - 29 KM. Terun Narnitu Saumlaki - Ambon 25 R - 30 KM. Tanimbar Permai Saumlaki - Tepa 21 Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, 2009 Ke Sorong Ke Kalabahi, Surabaya Ke Makassar, Biringkasi Ke Kalabahi, Surabaya Ke Upisera, Kupang Ke Kupang 2 ADPEL 17 Satker 11 Kanpel 30 Pelabuhan Singgah Belum ada Dermaga Pangkalan Ambon Pangkalan Tual R - 23 R - 27 R - 24 R - 28 R - 25 R - 26 Pangkalan Saumlaki R - 29 R
7 Gambar 4.3. Jaringan Kapal Perintis 4.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Potensi ekonomi yang menjadi motor penggerak pembangunan suatu wilayah dapat diukur dari kontribusi masing masing sector terhadap nilai riil Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari hal ini juga dapat dilihat struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Sektor sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukan dominasi perekonomian suatu daerah. Perkembangan PDRB Provinsi Maluku atas dasar harga konstan dari tahun adalah seperti pada Tabel 4.7 di bawah ini. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun terjadi pertumbuhan ekonomi yang negatif sebagai akibat dari terjadinya konflik sosial.namun sejak tahun terjadi pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan dengan rata rata pertumbuhan sebesar 4,17%. Pada tahun 2006 terjadi penurunan pertumbuhan hingga 0,38% yang meningkat lagi pada tahun 2007 sebesar 7,86%. Tabel 4.7. PDRB Propinsi Maluku Atas Dasar Harga Konstan 2000(Juta Rupiah) Sektor Pertanian 1.011,75 999, , , , , , ,10 2. Pertambangan & Penggalian 21,82 23,61 24,38 25,26 26,02 26,95 27,84 25,26 3. Industri Pengolahan 149,73 139,16 139,47 142,17 147,07 152,39 153,89 163,54 4. Listrik dan air minum 24,23 17,30 14,65 15,95 17,19 18,25 19,46 20,59 5. Bangunan 31,53 33,49 35,38 37,37 39,37 41,65 39,93 42,23 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 634,92 655,22 683,18 719,66 757,10 802,38 776,75 830,28 7. Pengangkutan & Komunikasi 231,53 210,84 226,10 257,27 288,27 318,85 350,77 376,98 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 143,76 149,88 158,51 168,61 174,65 181,48 115,21 201,98 9. Jasa - jasa 520,00 538,88 556,33 574,74 594,06 620,56 652,10 687,63 PDRB 2.769, , , , , , , ,58 Sumber: Maluku Dalam Angka Tahun
8 Di lihat dari Tabel 4.7 maka sektor usaha yang paling banyak memberikan kontribusi terhadap PDRB, adalah sektor pertanian dengan rata rata kontribusi per tahun mencapai 34,8%, dilanjutkan dengan sector usaha perdagangan, hotel dan restoran dengan rata rata sebesar 23,9% per-tahun. Penyumbang terbesar selanjutnya adalah sektor jasa jasa dengan kontribusi sebesar 19,3%. MALUKU TENGGARA BARAT 4.5 Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Maluku yang baru didirikan satu dasawarsa lalu (1999) berdasarkan Undang- Undang nomor 06 tahun 2000 tentang Perubahan Undang-Undang nomor 46 tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru, dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Dalam usianya yang relatif singkat, Kabupaten MTB mengalami pemekaran lagi setelah diterbitkannya Undang-Undang nomor 31 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) Kondisi Geografis Letak geografis wilayah merupakan suatu potensi yang cukup strategis untuk mendukung interaksi wilayah Maluku Tenggara Barat dengan wilayah luar, baik dalam skala regional, nasional maupun internasional, terutama jika didukung dengan adanya fasilitas transportasi darat,laut dan udara. Kabupaten Maluku Tenggara Barat secara astronomi terletak antara 6º - 8º30, LS dan125º45-133º B.T. dengan batas - batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Laut Banda - Sebelah Selatan : Laut Timor dan Lautan Arafura - Sebelah Barat : Gugus Pulau Babar Sermata, Kabupaten Maluku Barat Daya - Sebelah Timur : Laut Arafura 27
9 4.5.2 Wilayah Administrasi Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat meliputi kawasan Kepulauan Tanimbar (Gambar 4.4) dan terdiri atas 9 kecamatan, 71 desa, dan 1 kelurahan. Luas Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah Km 2, yang terdiri dari luas daratan ,92 Km 2 dan luas lautan ,28 Km 2, dengan jumlah pulau sebanyak 85 (delapan puluh lima) pulau dan yang berpenghuni sebanyak 57 (lima puluh tujuh) pulau. Kabupaten MTB berbatasan langsung dengan: Sebelah Utara : Laut Banda Sebelah Selatan : Laut Timor dan Negara Australia Sebelah Barat : Gugus Pulau Babar Sermata (Kab. Maluku Barat Daya) Sebelah Timur : Laut Arafura Tabel 4.8. Jumlah Kecamatan, Desa, Anak Desa dan Kelurahan No Kecamatan Ibukota Desa Induk Jumlah Anak Desa Kelurahan 1 Tanimbar Selatan Saumlaki Wertamrian Lorulun Wermaktian Seira Selaru Adaut Tanimbar Utara Larat Yaru Romean Wuarlabobar Wunlah Nirunmas Tutukembong Kormomolin Alusi Kelaan Jumlah Sumber: Maluku Tenggara Barat dalam Angka, BPS, Berdasarkan letak geografis dan karakteristik wilayah, Kabupaten Maluku Tenggara Barat dikategorikan sebagai Kawasan Perbatasan, Kawasan Pulau-Pulau Terluar dan Kawasan Tertinggal. 28
10 Gambar 4.4. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Maluku Tenggara Barat Topografi dan Hidrologi Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan wilayah yang 29amper29r datar (0-3%), 29amper/berombak (3-8%), bergelombang (8-15%) agak curam (15-30%), curam (30-50%) dan sangat curam (>50%).Topografi/bentuk wilayah merupakan salah satu amper penentu dalam penilaian kesesuaian terhadap usaha pertanian.topografi wilayah terkait dengan 29amper29amper lereng dan ketinggian tempat dari muka laut.kelas lereng 8-30% (bergelombang sampai berbukit), tidak sesuai untuk tanaman pangan/semusim dan peternakan, hanya sesuai untuk tanaman tahunan. Jenis tanah yang terdapat pada Gugus Pulau Tanimbar adalah Regosol (Psamments), amperr (Fluvents), Gleisol (Aquents/aquepts), Kambisol (Tropepts), Latisol (Lithic Ortents), Rensina (Rendeoll), Brunizem (Udalfts) dan Podsolik (Udults) Di Utara Pulau Yamdena terdapat sederet pulau pulau kecil. Kedua deretan pulau tersebut terpisah oleh selat yang dangkal dengan kedalaman tidak lebih dari 20 29
11 (dua puluh ) meter, sehingga apabila terjadi pasang surut, terbentuk daratan kering yang luasnya 30amp mencapai setengah 30amper30re dari tepi pantai Yamdena. Yamdena Utara umumnya datar dengan ketinggian kurang dari 50 (lima puluh) meter, sedang daerah perbukitan di bagian selatan tingginya melebihi 200 (dua ratus) meter. Secara keseluruhan morfologi di daerah ini dapat dibedakan menjadi tiga satuan morfologi, yaitu perbukitan, dataran rendah dan teras. Di daerah perbukitan seperti yang terdapat di Pulau Labobar puncak tertinggi mencapai lebih dari 300 (tiga ratus) meter di atas muka laut. Di pulau pulau lainnya, ketinggian kurang dari itu.umumnya berlereng terjal, sungainya pendek pendek dan berpola aliran memancar. Di Pulau Yamdena Tenggara terdapat perbukitan bergelombang dengan ketinggian mencapai 260 (dua ratus enam puluh) meter, pola aliran di sini 30amper sejajar dengan pantainya terjal. Dataran rendah terdapat di sepanjang sungai Ranormoye.Undak batu gamping terdapat disejumlah pulau kecil seperti Pulau Selaru, Larat dan Vordata. Undak tersebut dibatasi lereng terjal, tetapi puncaknya 30amper datar dengan puncak tertinggi 104 (seratus empat) meter. Gua, liang, langgah dan sungai bawah tanah adalah bentuk yang sangat lazim. Sungai sungai besar dan berair sepanjang tahun yang terdapat di Pulau Yamdena adalah Sungai Ranarmoje, Bungat dan Mitak. Selain air permukaan yang diperoleh dan beberapa sungai, kemungkinan air tanahpun dapat diperoleh dari daerahdaerah yang secara geologi batuannya dapat bertindak sebagai lapisan pembawa dan penyimpan air. Berdasarkan peta geologi, Pulau Tanimbar sebagian besar tersusun oleh batuan berumur tersier yang berupa batuan sedimen dan batuan melange yang umumnya kompak serta bersifat relatif rendah hingga kedap air, kecuali pada retakanretakan batuan. Air tanah pada batuan ini biasanya dijumpai pada lembah lembah dengan pelapukan yang cukup tebal ataupun pada retakan retakan batuan. Dengan adanya patahan patahan yang berkembang pada batuan tersier ini, maka diharapkan dapat ditemukan mata air pada zona zona patahan tersebut. Pada daerah yang tersusun oleh batu gamping Kuarter, yang biasanya batu gamping ini bersifat relatif mudah meresapkan dan melarutkan air, sehingga diharapkan pada batuan ini dapat menjadi daerah akumulasi air tanah. Batu gamping 30
12 kuarter ini tersebar cukup luas di pantai barat dan utara Pulau Yamdena, Pulau Selaru, Pulau Larat dan pulau pulau kecil di sekitar Pulau Yamdena. Selain endapan batu gamping, yang dapat diharapkan sebagai tempat akumulasinya air tanah adalah endapan aluvium, terdiri dari rombakan batuan berukuran kerikil, pasir, lempung, diendapkan sepanjang sungai di dekat pantai. Terdapat di bagian barat Pulau Yamdena dan membentuk dataran rendah Klimatologi Kabupaten Maluku Tenggara Barat mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Iklim wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat sangat dipengaruhi oleh sirkulasi angin musim yang bergerak dan ke arah ekuator. Selama periode januari Maret, angin pasat timur laut dari lautan Pasifik dan Asia yang lembab dan panas bertiup secara dominan dan konvergen menuju ekuator dan akan berubah arah menjadi barat laut atau angin baratan (westerly wind) menuju bagian selatan ekuator, diantaranya akan melewati laut Banda yang cukup luas. Dalam perjalanannya, angin tersebut banyak mengandung uap air yang akan tercurah sebagai hujan di wilayah Maluku Tenggara Barat. Selama periode ini umumnya curah hujan cukup tinggi terutama pada bulan Desember, januari, januaridan Maret. Secara klimatologis, pola iklim di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah pola ekuatorial yang dicirikan oleh bentuk pola hujan yang bersifat bimodal (dua puncak hujan) yaitu pada bulan Desember/januari dan April/Mei. 4.6 Kependudukan dan Sumberdaya Manusia Penduduk Perkembangan jumlah penduduk Maluku Tenggara Barat dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan pada tahun 2001 jumlah penduduk sebesar jiwa, tahun 2002 sebesar jiwa, tahun 2003 sebesar jiwa dan pada tahun 2004 sebesar jiwa serta tahun 2005 sebesar jiwa dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,80 %, Kenaikan pertumbuhan penduduk ini disamping karena tingkat kelahiran, juga disebabkan oleh migrasi penduduk dari daerah lain. 31
13 Tabel 4.9. Jumlah dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun No Tahun Jumlah Penduduk Tingkat Pertumbuhan , , , , , , ,80 Sumber : Sensus Penduduk dan Registrasi Penduduk 2005 Tabel 4.9 berikut ini menyajikan jumlah penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat setelah terjadi pemekaran wilayah. Juga memperlihatkan secara total di Kabupaten Maluku Tenggara Barat tidak ada perbedan secara signifikan jumlah antara penduduk laki-laki dan perempuan. Tetapi bila dilihat menurut kecamatan, maka nampak ada perbedaan jumlah antara penduduk laki laki dan perempuan. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Maluku Tenggara Barat sebelum pemekaran wilayah menunjukan kecendrungan menurun, yaitu 1,16% pada tahun 2005 menjadi 0,80% pada tahun 2006 dan Tabel Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Tahun 2007 NO KECAMATAN L P JUMLAH SEX RATIO 1 Tanimbar Selatan ,81 2 Wertamnan ,27 3 Wermaktian ,54 4 Selaru ,90 5 Tanimbar Utara ,84 6 Yaru ,71 7 Wuarlabobar ,81 8 Nirunmas ,35 9 Kormomolin ,83 Jumlah Sumber: Maluku Tenggara Dalam Angka 2009 Jumlah penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat pada tahun 2008 adalah jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 50,668 orang (49,15 persen) dan 32
14 perempuan sebanyak 52,420 orang (50,85 persen). Secara umum, laju pertumbuhan penduduk MTB rata-rata berkisar antara 0,8-1,2 persen per tahun. Isu kependudukan bila dikaitkan dengan masalah kesejahteraan penduduk, maka tidak dapat dibatasi hanya pada jumlah semata. Namun yang perlu mendapat perhatian, bagaimana sejumlah penduduk yang ada, memiliki persebaran yang mendekati merata. Atau dengan kata lain, jangan sampai terjadi pemusatan penduduk pada suatu wilayah saja. Karena hal tersebut akan mempengaruhi kemampuan penduduk yang ada untuk mendukung pelaksanaan pembangunan di wilayahnya. Namun dengan kondisi wilayah yang berupa kepulauan dengan persebaran penduduk yang tidak merata menjadi tantangan tersendiri dari Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat untuk menata persebaran penduduknya. Persebaran penduduk di Kecamatan Tanimbar Selatan lebih tinggi dibandingkan Kecamatan lain. Hal ini merupakan konsekuensi dari keberadaan Kota Saumlaki sebagai ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat sehingga menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian, sehingga wajar saja jika dijadikan daerah tujuan berbagai lapisan masyarakat baik dari Kabupaten Maluku Tenggara Barat sendiri maupun dari luar kabupaten. Bila dibandingkan dengan kabupaten lain di Propinsi Maluku, maka kepadatan penduduk di Kabupaten Maluku Tenggara Barat tergolong rendah. Walaupun demikian perlu disikapi lebih awal agar tidak terjadi pemusatan penduduk pada suatu wilayah saja sehingga persebaran penduduk dapat mendekati keseimbangan untuk masing masing wilayah Ketenagakerjaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah tenaga kerja yang dinyatakan dalam persentase. TPAK biasanya dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, budaya, demografi serta keadaan daerah. 33
15 TPAK di Kabupaten Maluku Tenggara Barat mengalami peningkatan dari 53,76 persen pada tahun 2006 menjadi 67,52 persen pada tahun Ini berarti keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi untuk menunjang kebutuhan hidup terus mengalami peningkatan. Walau demikian, masih terdapat kesenjangan antara TPAK laki-laki dengan perempuan. Data TPAK di MTB menunjukkan, TPAK lakilaki jauh lebih tinggi, yakni sebesar 80,82 persen jika dibandingkan perempuan yang hanya sebesar 54,16 persen Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPK) adalah perbandingan jumlah pencari kerja terhadap jumlah angkatan kerja. Data tahun 2007 menunjukkan bahwa TPK Kabupaten MTB adalah sebesar 9,27 persen. Kendatipun data TPK MTB tahun 2008 belum tersedia, namun secara umum dapat diprediksikan angka TPK MTB tahun 2008 cenderung mengalami penurunan. Hal ini sangat beralasan mengingat progress pembangunan Kabupaten MTB terus mengalamii peningkatan dari tahun ke tahun Lapangan Pekerjaan Proporsi pekerjaan menurut lapangan usaha merupakan salah satu indikator untuk menilai potensi sektor-sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja. Selain itu, data menyangkut proporsi lapangan pekerjaan penduduk juga berguna untuk memahami struktur perekonomian suatu Daerah/Wilayah. Sektor-sektor perekonomian yang biasa digunakan sebagai tolak ukur adalah sektor pertanian (A), Industri (M) dan Jasa-jasa (S). Secara umum, sektor pertanian merupakan sector yang paling banyak memberikan sumbangan dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten MTB, yakni sebesar 88,79 persen; diikuti sektor jasa sebesar 10,90 persen, dan sektor industri sebesar 0,31 persen (lihat tabel 2) Tabel 4.11.Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007* 34
16 Lapangan Usaha Pertanian 72,86 81,16 88,79 Industri (Pertambangan, Industri, Listrik, Gas & Air, Bangunan) Jasa-jasa (Perdagangan, Angkutan, Keuangan, Jasa Kemasyarakatan) - 1,7 0,31 27,14 19,42 10,9 Sumber: BPS, Indikator Kesejahteraan Rakyat MTB, 2007(Data masih mencakup wilayah Kabupaten MBD) Status dan Jenis Pekerjaan Pengelompokan status pekerjaan sangat berguna untuk menganalisa sifat pekerjaan pada sektor dan jenis pekerjaan tertentu. Pada umumnya, tenaga kerja keluarga, pengusaha tanpa buruh dan pengusaha dengan bantuan pekerja keluarga atau pekerja tidak dibayar lebih menonjol pada sektor dan jenis pekerjaan yang bersifat tradisional atau sektor informal. Sedangkan pada sektor yang relatif modern (termasuk sektor formal) terdapat lebih banyak buruh/karyawan dan pengusaha dengan buruh tetap. Jenis pekerjaan sebagian besar penduduk MTB adalah di sektor informal yakni sebesar 91,64 persen, sedangkan sisanya sebesar 8,36 persen bekerja di sektor formal. Tentang status pekerjaan penduduk MTB, data dalam tabel 3 menunjukkan bahwa penduduk dengan status pekerjaan berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap menempati urutan teratas, yakni sebesar 37,44 persen. Setelah itu, diikuti oleh penduduk yang bekerja sebagai pekerja tak dibayar, yakni sebesar 36,99 persen. Sebaliknya mereka yang berstatus sebagai buruh/karyawan hanya mencapai 7,90 persen. Tabel 4.12.Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut StatusPekerjaan dan Jenis Kelamin Tahun 2007* 35
17 Status Pekerjaan Utama L P L+P Berusaha Sendiri 23,63 3,96 16,07 Berusaha dibantu Buruh Tidak Tetap 53,04 12,39 37,44 Berusaha dibantu Buruh Tetap 0,73-0,46 Buruh/Karyawan 9,16 5,89 7,90 Pekerja Bebas 1,85-1,14 Pekerja Tidak Dibayar 11,61 77,76 36,99 Sumber: BPS, Indikator Kesejahteraan Rakyat MTB 2007* Data masih mencakup wilayah Kabupaten MBD 4.7 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kondisi tahun 2008 menunjukkan bahwa seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, dengan pertumbuhan tertinggi adalah di Sektor Pertanian yang memberikan kontribusi sebesar 51,7%, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memberikan kontribusi sebesar 26,5% dan Sektor Jasa yang memberikan kontribusi sebesar 5,72 %. Hal ini disebabkan meningkatnya permintaan barang dan jasa, meningkatnya hunian kamar hotel dan naiknya permintaan jasa rumah makan. Selanjutnya sektor Pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi sebesar 1,7 persen, sektor ini dinilai belum bisa berkembang dengan baik di kabupaten ini. Tabel PDRB Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Juta Rupiah) Tahun PDRB atas dasar Harga Berlaku PDRB atas dasar Harga Konstan Sumber: Maluku Tenggara Barat Dalam Angka 2009 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita Kabupaten MTB, baik berdasarkan Harga Berlaku maupun Harga Konstan terus mengalami kenaikan. PDRB Perkapita Kabupaten MTB tahun 2007 berdasarkan Harga Berlaku tahun 2007 adalah 36
18 sebesar Rp , sedang PDRB perkapita berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 adalah sebesar Rp Tabel 4.14.Pendapatan Perkapita Tahun (Rupiah) Tahun PDRB Per Kapita (Harga Berlaku) PDRB Per Kapita (Harga Konstan Tahun 2000) Sumber :BPS, PDRB Maluku TenggaraBarat, 2007 (diolah), data masih mencakup wilayah Kabupaten MBD. Tabel Potensi Komoditas Unggulan Per Kecamatan No. Kecamatan Sub Sektor Komoditas Unggulan 1 Tanimbar 1 Kehutanan 1 Torem Selatan 2 Jati 2 Perkebunan 1 Kelapa 3 Perikanan 1 Rumput Laut 4 Pariwisata 1 Wisata Sejarah,alam,agrowisata 5 Peternakan 1 Sapi 6 Pertanian 1 Sayur-sayuran No. Kecamatan Sub Sektor Komoditas Unggulan 7 Industri 1 Industri Kelapa Terpadu 2 Wertamrian 1 Pertanian 1 Padi Gogo 2 Pisang 3 Kacang Hijau 2 Pariwisata 1 Wisata Sejarah,alam,agrowisata 3 Peternakan 1 Kerbau, Sapi 4 Perkebunan 1 Kelapa 5 Industri 1 Kerajinan 3 Wermaktian 1 Perikanan 1 Ikan 2 Rumput Laut 2 Peternakan 1 Sapi 3 Perkebunan 1 Kakao dan Kopi 4 Pertanian 1 Jeruk dan Padi Gogo 5 Industri 1 Industri Pengolahan Pangan 4 Selaru 1 Pertanian 1 Padi Gogo 2 Bawang Merah 3 Umbi-umbian 37
19 2 Perikanan 1 Rumput Laut 3 Perkebunan 1 Kelapa 4 Peternakan 1 Sapi dan Babi 5 Tanimbar Utara 1 Pertanian 1 Padi Gogo 2 Umbi-umbian 3 Kacang-kacangan 2 Perikanan 1 Rumpu Laut 2 Ikan 3 Perkebunan 1 Kelapa 4 Peternakan 1 Sapi 6 Yaru 1 Pertanian 1 Jeruk 2 Pisang 2 Perkebunan 1 Kelapa 3 Perikanan 1 Ikan 2 Industri Pengolahan Ikan 7 Wuarlabobar 1 Perikanan 1 Ikan 2 Rumput Laut 2 Perkebunan 1 Kepala 3 Industri 1 Pengeringan Ikan 4 Pertanian 1 Padi Gogo dan Umbi-umbian 8 Nirunmas 1 Perkebunan 1 Kelapa 2 Jambu Mete 2 Pertanian 1 Umbi-umbian dan Padi Gogo 9 Kormomolin 1 Pertanian 1 Umbi-umbian 2 Bawang Merah 2 Perkebunan 1 Kelapa dan pala Sumber: Maluku Tenggara Barat Dalam Angka Sarana dan Prasarana Wilayah Perhubungan Di Pulau Yamdena yakni pulau terbesar di Kabupaten Maluku Tenggara Barat telah dibangun jalan beraspal yang dikenal dengan nama trans-yamdena. Pembangunan jalan ini baru mencapai 40 persen dari total keseluruhannya. Walau demikian, pembangunan jalan ini telah cukup membantu mobilitas manusia, barang dan jasa baik intra maupun antar daerah. Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan PertambanganKabupaten MTB, panjang jalan kabupaten saat ini adalah 584,966 km, terdiri dari jalan tanah sepanjang 176,087 km, jalan lapen sepanjang 159,196 km, jalan telford sepanjang 88,955 km dan jalan hotmix sepanjang 52, 4 km. Sedangkan jumlah jembatan yang direncanakan sebanyak 35 jembatan yang terdiri dari 22 jembatan sudah terbangun dan 13 jembatan belum dibangun. 38
20 Kebutuhan transportasi udara, Kabupaten MTB memiliki 2 (dua) bandar udara perintis yaitu Bandar Udara Olilit dan Bandar Udara Larat. Di samping itu, saat ini sedang dibangun bandar udara baru Saumlaki yang lebih modern, yang berlokasi di Desa Lorulung, Kecamatan Wertamrian, dengan panjang dan lebar runway sebesar 1200m x30m. Untuk transportasi laut dilakukan melalui pelayaran Perintis, Pelni dan pelayaran antarpulau serta dari desa ke desa melalui armada milik masyarakat.tercatat kabupaten ini dilalui oleh 5 (lima) unit kapal perintis, 2 (dua) unit kapal PELNI, 2 (dua) unit kapal subsidi pemerintah daerah serta 1 (satu) unit kapal penyeberangan. Sedangkan untuk menangani masalah aksesibilitas, Kabupaten Maluku Tenggara Barat juga memiliki satu buah terminal type C, satu buah dermaga type C berlokasi di Kecamatan Larat dan satu buah dermaga Klas IV yang berlokasi di Kota Saumlaki dan juga memiliki satu buah dermaga feri yang sudah beroperasional dan yang sedang dibangun sebanyak dua buah dermaga feri Listrik Kebutuhan listrik di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dipenuhi olehpt. PLN (Persero) Wilayah IX Cabang Tual. Kapasitas yang tersedia terutama di kota Saumlaki belum dapat memenuhi kebutuhan energi listrik baik untuk rumah tangga, umum, maupun industri; sehingga seringkali terjadi pemadaman secara bergilir. Di wilayah lainnya kondisi pemadaman seringkali terjadi disebabkan terlambatnya pasokan bahan bakar minyak (BBM) maupun juga kerusakan mesin Air Bersih Berdasarkan data tahun 2007, persentase rumah tangga menurut sumber air minum adalah sebagai berikut: ledeng (1,52 persen), pompa (0,52 persen), sumur terlindung dan tidak terlindung (61,27 persen), dan mata air terlindung/tidak terlindung (36,64persen) Telekomunikasi 39
21 Pembangunan sarana dan prasarana telekomunikasi di Kabupaten MTB tercermin dari pemilikkan telepon manual dan otomatis yang hanya berjumlah SST. Untuk kelancaran komunikasi di wilayah yang belum terjangkau, pemerintah atapun juga masyarakat mengadakan stasiun-stasiun radio telepon untuk memudahkan komunikasi terutama ke Ibukota Kabupaten. 4.9 Konsep Tata Ruang Propinsi Maluku Konsep Laut Pulau Propinsi Maluku yang merupakan kawasan yang terletak di Wilayah Timur Indonesia terdiri dari pulau pulau besar dan kecil sehingga Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi Maluku lebih mengutamakan unsur kepulauan. Hal ini diperlihatkan pada Konsep Laut Pulau yang merupakan kombinasi antara dasar perencanaan wilayah dan pembagian gugus pulau atas dasar kesamaan sifat dan perilaku kepulauan yang selanjutnya menghasilkan konsep kota pertumbuhan yang berupa perencanaan kawasan dan meliputi: 1. Kawasan Laut Seram; termasuk di dalamnya Sorong dan Fak-Fak dengan kota kota pertumbuhan Ambon, Namlea, Wahai, Gebe, Sorong dan Bula; 2. Kawasan Laut Banda; termasuk di dalamnya Kupang dengan kota kota pertumbuhan Tual, Saumlaki, Tepa, Wonreli dan Ilwaki; 3. Kawasan Laut Arafura; termasuk di dalamnya Timika dan Merauke dengan kota kota pertumbuhan Ambon, Tual, Saumlaki dan Dobo Konsep Gugus Pulau Keterkaitan wilayah Provinsi Maluku secara internal diwujudkan dalam pola interaksi antar pusat pusat pertumbuhan dan permukiman di wilayah yang memiliki hirarki/jenjang sehingga membentuk pola jaringan transportasi wilayah secara regional. Dalam pola interaksi tersebut ditunjukan oleh arah orientasi pelayanan dari tiap orde yaitu dari pusat pelayanan orde rendah kepada orde yang lebih tinggi. Berdasarkan pertimbangan potensi sumberdaya alam, kondisi wilayah kepulauan, akses antar pulau, kesenjangan ekonomi antar pusat pertumbuhan dengan 40
22 daerah belakangnya, fungsi utama kota kota sebagai simpul jasa dan kondisi sosial budaya maka untuk mewujudkan struktur tata ruang Provinsi Maluku secara internal, wilayah Maluku dibagi atas 12 gugus pulau. Adapun pengelompokan gugus pulau tersebut adalah sebagai berikut: 1) Gugus Pulau I : Pulau Buru dengan Pusat Pelayanan di Kota Namlea; 2) Gugus Pulau II : Seram Barat dengan Pusat Pelayanan di Kota Honipopu; 3) Gugus Pulau III : Seram Utara dengan Pusat Pelayanan di Kota Wahai; 4) Gugus Pulau IV : Seram Timur dengan Pusat Pelayanan di Kota Bula; 5) Gugus Pulai V : Seram Selatan dengan Pusat Pelayanan di Kota Masohi; 6) Gugus Pulau VI : Kepulauan Banda dengan Pusat Pelayanan di Kota Bandaneira; 7) Gugus Pulau VII : Ambon dan PP Lease dengan Pusat Pelayanan di Kota Ambon; 8) Gugus Pulau VIII : Kepulauan Kei dengan Pusat Pelayanan di Kota Tual; 9) Gugus Pulau IX : Kepulauan Aru dengan Pusat Pelayanan di Kota Dobo; 10) Gugus Pulau X : Kepulauan Tanimbar dengan Pusat Pelayanan di Kota Saumlaki; 11) Gugus Pulau XI : Kepulauan Babar dengan Pusat Pelayanan di Kota Tepa; 12) Gugus Pulau XII : Kepulauan terselatan dengan Pusat Pelayanan di Kota Serwaru. 41
23 Gambar 4.5. Peta Gugus Pulau Dalam RTRW Provinsi Maluku Kebijakan pengembangan Provinsi Maluku dalam kaitanya dengan wilayah eksternal diprioritaskan pada : 1) Pembukaan pintu pintu keluar yang lebih besar; 2) Pertumbuhan pada pusat pusat yang sudah ada dan pusat pusat baru yang memiliki potensi pengembangan tinggi yang didukung oleh keberadaan daerah belakangnya; 3) Pengembangan sistem interaksi oleh pintu pintu keluar ke pusat pusat pertumbuhan di wilayah lain; 4) Pengembangan wilayah perbatasan. 42
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan transportasi sangat diperlukan dalam pembangunan suatu negara ataupun daerah. Dikatakan bahwa transportasi sebagai urat nadi pembangunan kehidupan politik,
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Pada bab IV ini Penulis akan menyajikan Gambaran Umum Obyek/Subyek yang meliputi kondisi Geografis, kondisi ekonomi, kondisi ketenagakerjaan, kondisi penanaman modal
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117
Lebih terperinciBab 2 gambaran umum wilayah
Bab 2 gambaran umum wilayah 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Geografis Secara Astronomis Kabupaten Maluku Tenggara Barat terletak pada 6 0 35 24-8 0 24 36 Lintang Selatan dan 130 0 37 47
Lebih terperinciKONSEP PEMERATAAN AKSES LAYANAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT
KONSEP PEMERATAAN AKSES LAYANAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT OLEH : GIOVANNY TEFTUTUL Permasalahan Penelitian Tidak meratanya akses layanan
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH STUDI
16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU
48 IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU 4.1 Geografi dan Pemerintahan 4.1.1 Geografi Secara geografi Kabupaten Kepulauan Aru mempunyai letak dan batas wilayah, luas wilayah, topografi, geologi dan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak
IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45
Lebih terperinci2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN menjadikan kota Saumlaki semakin berkembang dengan pesat.
16 BAB I PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Kota Saumlaki, terletak di Propinsi Maluku, Indonesia. Saumlaki dahulu adalah kota kecamatan dalam wilayah Kabupeten Maluku Tenggara, yang kemudian melalui pemekaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi
Lebih terperinciNepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12
BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan
Lebih terperinciKONDISI UMUM BANJARMASIN
KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis
Lebih terperinci5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi
Lebih terperinciIV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah
Lebih terperinciBAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011
BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011 7.1. Kondisi Wilayah Maluku Saat Ini Perkembangan terakhir pertumbuhan ekonomi di wilayah Maluku menunjukkan tren meningkat dan berada di atas pertumbuhan
Lebih terperinciIV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur
Lebih terperinci28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec
BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar
BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006
KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan
Lebih terperinciV KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan
Lebih terperinciPENGADILAN TINGGI AGAMA AMBON Jln. Kebun Cengkeh Batu Merah Atas (0911) Fax (0911)
[ PENGADILAN TINGGI AGAMA AMBON Jln. Kebun Cengkeh Batu Merah Atas (0911) 341171 Fax (0911) 355296 AMBON 97128 web : www.pta-ambon.go.id e-mail : surat@pta-ambon.go.id PETA WILAYAH YURIDIKSI PENGADILAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Lebih terperinciBAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH
29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA
31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan
Lebih terperinciBAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis
BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang
IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE
IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah
5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Lebih terperinciI-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK
34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan
Lebih terperinci4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4
Lebih terperinciSTRATEGIOPERASIONALISASIPERWUJUDANKAWASANANDALAN DI KEPULAUAN MALUKU
STRATEGIOPERASIONALISASIPERWUJUDANKAWASANANDALAN DI KEPULAUAN MALUKU 1. Kawasan Andalan Seram Pertanian Kehutanan Perkebunan Perikanan Pariwisata a. mengembangkan Kawasan Andalan Seramuntuk kegiatan pertanian,
Lebih terperinciBAB II KONDISI WILAYAH STUDI
II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR
20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Lokasi dan Luas Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5 o 15 sampai dengan 6
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Geografi Kabupaten Bone Bolango secara geografis memiliki batas batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Bolaang Mongondow
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Geografis Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten di pesisir timur Propinsi Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 174 km dari Kota Makassar. Mempunyai garis
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...
Lebih terperinciExecutive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN
Executive Summary 2013 Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN Pengenalan Kota Pematangsiantar Kota
Lebih terperinciKEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG
KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru
V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
BPS KABUPATEN SIMALUNGUN No. 01/08/1209/Th. XII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun tahun 2012 sebesar 6,06 persen mengalami percepatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain
56 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di
IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan
41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 2.1 Geografis dan Administratif Sebagai salah satu wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kendal memiliki karakteristik daerah yang cukup
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN Bab sebelumnya telah memaparkan konsep pembangunan wilayah berkelanjutan dan indikator-indikatornya sebagai landasan teoritis sekaligus instrumen dalam
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon
KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas
IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
33 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Pulau Paling utara,
Lebih terperinci