BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Teori Umum Definisi anggaran (budget) Menurut M.Nafarin ( 2000, p9 ) anggaran ( budget ) adalah suatu rencana keuangan periodik yang di susun berdasarkan program program yang telah di sahkan. Anggaran ( budget ) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan, jadi anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen. Menurut hongren ( 2000 ) anggaran adalah ekspersi kuantitatif dari rencana tindakan yang di usulkan oleh manajemen untuk jangka waktu masa yang akan datang dan merupakan bantuan untuk koordinasi dan pelaksanaan rencana. Menurut welsh, Hilton, Gordon ( 2000 ) anggaran adalah suatu pendekatan dan formal untuk menjalankan tahapan penting dan fungsi perencanaan dan pengendalian manajemen Pertimbangan penyusunan anggaran (budget ) Menurut M.nafarin ( 2000, p9 ) Dalam penyusunan anggaran perlu di pertimbangkan, berikut ini factor factor yang menjadi pertimbangan : a. Anggaran harus di buat serealitas mungkin 5

2 6 b. Anggaran yang di buat harus mencerminkan keadilan c. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yag akurat dan tepat waktu. d. Untuk memotivasi manajer pelaksanaan di perlukan partisipasi top management Kegagalan penyusunan anggaran M.nafarin ( 2000, p9 ) Hal hal kegagalan dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut : a. Pembuatan anggaran tidak cakap, tidak mampu berpikir ke depan, tidak memiliki wawasan yang luas b. Kekuasaan membuat anggaran tidak tegas c. Pelaksanaan tidak cakap d. Dana tidak cukup Manajemen Operasional Manajemen operasional terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan operasional. Manajemen memiliki dua kata, yaitu manajemen sebagai posisi dan manajemen sebagai proses. Menurut Render dan Heizer, manajemen sebagai posisi memiliki makna sebagai seseorang atau kelompok orang yang bertanggung jawab untuk melakukan pengkajian, penganalisisan, perumusan keputusan, dan menjadi

3 7 inisiatif awal dari suatu tindakan yang menguntungkan perusahaan. Selanjutnya menurut Render dan Heizer (2005) yang kemudian diterjemahkan operasi atau operasional merupakan suatu proses atau tindakan tertentu yang menjadi unsure dari sejumlah kegiatan untuk mencapai target atau tujuan organisasi (operations jamak dari operation) menunjukkan semua kegiatan atau proses yang diperlukan. Dengan memadukan kedua istilah tersebut, manajemen operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan, dan pengendalian aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan proses pengolahan masukan (input) menjadi output yang memberikan manfaat yang lebih besar Manajemen Proyek Menurut Schwable (2004, p8), manajemen proyek merupakan aplikasi dari pengetahuan, pengalaman/ketrampilan, alat, dan teknik untuk aktivitas suatu proyek dengan maksud memenuhi kebutuhan dan harapan para stakeholder dari sebuah proyek. Stakeholder adalah sekelompok orang yang terlibat dalam atau terpengaruh akan aktivitas-aktivitas proyek dan hasil proyek. Para stakeholder tersebut mempunyai kebutuhan dan harapan yang berbeda-beda dari sebuah proyek. Para stakeholder yang dimaksud dapat meliputi project sponsor, project team, support staff, customers, users, suppliers, dan bahkan opponents dari sebuah proyek. Menurut Soeharto (1999, p17), manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu. Fungsi manajemen proyek menurut pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

4 8 Merencanakan Suatu proses mengidentifikasikan suatu tujuan, membangun strategi untuk mencapai tujuan itu dan membangun rencana yang terintegrasi dan terkoordinasi. Mengorganisasikan Suatu proses menentukan tugas yang harus diselesaikan siapa yang harus melakukannya, bagaimana membagi tugas, siapa yang harus melapor kepada siapa dan dimana keputusan itu harus dibuat. Memimpin Suatu proses mengarahkan dan mempengaruhi sumber daya manusia dalam organisasi agar dapat bekerja dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang telah digariskan. Mengendalikan Suatu proses dalam menuntun, memantau, mengkaji, dan bila perlu melakukan koreksi agar hasil sesuai dengan yang telah dilakukan Manajemen Biaya Proyek Manajemen biaya proyek mencakup proses-proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek diselesaikan dalam anggaran yang disetujui. memberikan ikhtisar proses proses utama sebagai berikut:

5 9 a. Perencanaan Sumber Daya - menentukan sumber daya apa (orang, peralatan, bahan) dan berapa jumlah masing-masing yang harus digunakan untuk melakukan kegiatan proyek. b. Pengestimasian Biaya - mengembangkan perkiraan (estimasi) biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan proyek. c. Penganggaran Biaya - mengalokasikan keseluruhan estimasi biaya untuk aktivitas kerja individu. d. Pengendalian Biaya - mengendalikan perubahan anggaran proyek. Proses ini berinteraksi dengan satu sama lain dan dengan proses-proses dalam bidang pengetahuan lain juga. Berdasarkan pada kebutuhan proyek setiap proses mungkin melibatkan upaya dari satu atau lebih individu atau kelompok individu. Setiap proses umumnya terjadi setidaknya sekali dalam setiap tahap proyek. Meskipun proses proses di sini disajikan sebagai unsur-unsur diskrit dengan antar muka yang terdefinisi, dalam prakteknya mereka tumpang tindih dan berinteraksi dalam cara yang tidak rinci di sini. Manajemen biaya proyek ini utamanya dikaitkan dengan biaya sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan proyek. Namun, manajemen biaya proyek juga harus mempertimbangkan dampak keputusan proyek mengenai biaya penggunaan produk proyek. Sebagai contoh, membatasi jumlah resensi desain dapat mengurangi biaya proyek terhadap pengeluaran untuk meningkatkan biaya operasional pelanggan.

6 Kegiatan proyek versus kegiatan opersional Banyak perbedaan antara kegiatan proyek dengan kegiatan operasional (rutin) Perbedaan yang mendasar adalah kegiatan operasi didasarkan pada suatu konsep mendayagunakan sistem yang telah ada, apakah berbentuk pabrik, gedung atau fasilitas yang lain, secara terus menerus dan berulang-ulang sedangkan kegiatan proyek bermaksud mewujudkan atau membangun sistem yang belum ada. Dengan demikian, urutannya adalah sistem (fasilitas atau produk) dibangun atau diujudkan lebih dahulu melalui proyek, baru kemudian dioperasikan sebagai kegiatan rutin. Kegiatan operasional misalnya kegiatan memproduksi semen di pabrik semen atau merakit mobil di bengkel, dimana kegiatan proyeknya adalah membangun pabrik semen dan bengkel otomotif. Proyek vs Operasional Kegiatan proyek a.bercorak dinamis, nonrutin Kegiatan opersional a.berulang-ulang, rutin b.siklus proyek relatif pendek b.berlangsung dalam jangka panjang c. Intensitas kegiatan di dalam periode siklus proyek turun naik (berubah) d. Kegiatan harus diselesaikan berdasarkan anggaran, jadwal dan mutu yang telah ditentukan. e. Terdiri dari bermacam-macam kegiatan yang memerlukan berbagai disiplin ilmu f. Keperluan sumber daya berubah, baik macam maupun volumenya c. Intensitas kegiatan relatif sama d. Batasan anggaran dan jadwal tidak setajam pada proyek. e. Macam kegiatan tidak terlalu banyak dan tenaga ahli tidak perlu terlalu banyak f. Macam dan volume keperluan sumber daya relatif konstan Tabel 2.1 proyek vs opersional

7 Statistical Process Control (SPC) Pengertian Statistical process control Statistical process control merupakan sebuah teknik statistik yang digunakan secara luas untuk memastikan bahwa proses memenuhi standar. Dengan kata lain, Statistical process control merupakan sebuah proses yang digunakan untuk mengawasi standar, membuat pengukuran dan mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau jasa sedang diproduksi. (Render dan Heizer, 2005, p286). Menurut Gerald Smith (2003, p1) Statistical process control merupakan kumpulan dari metode-metode produksi dan konsep manajemen yang dapat digunakan untuk mendapatkan efisiensi, produktifitas dan kualitas untuk memproduksi produk yang kompetitif dengan tingkat yang maksimum, dimana Statistical process control melibatkan penggunaan signal-signal statistik untuk meningkatkan performa dan untuk memelihara pengendalian dari produksi pada tingkat kualitas yang lebih tinggi. Pengertian lain dari Statistical process control menurut pendapat Vincent Gasperz(1998, p1 ) ialah suatu terminologi yang mulai digunakan sejak tahun an untuk menjabarkan penggunaan teknik-teknik statistikal dalam memantau dan meningkatkan performansi proses menghasilkan produk yang berkualitas Tujuan Statistical process control (SPC) Statistical process control (SPC) mempunyai beberapa tujuan utama (Gerald Smith, 2003, p4), antara lain :

8 12 1. Meminimalisasi biaya produksi 2. Memperoleh konsistensi terhadap produk dan jasa yang memenuhi spesifikasi produk dan keinginan konsumen 3. Menciptakan peluang-peluang untuk semua anggota dari organisasi untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas 4. Membantu karyawan bagian manajemen dan produksi dalam membuat keputusan yang ekonomis mengenai tindakan yang dapat mempengaruhi proses. Statistik (Statistical process control) mengandung dua penggunaan umum, yaitu : 1. Untuk mengawasi pelaksanaan kerja sebagai operasi-operasi individual selama pekerjaan sedang berlangsung. 2. Untuk memutuskan apakah diterima atau ditolak sejumlah produk yang telah diproduksi. Dalam penerapan Statistical process control, terdapat beberapa elemen yang mempengaruhi kesuksesan program ini : 1. Kepemimpinan manajemen. 2. Pendekatan tim. 3. Pendidikan bagi karyawan di semua level. 4. Penekanan pada peningkatan yang berkelanjutan. 5. Mekanisme untuk pengenalan sukses dan mengkomunikasikannya kepada seluruh lini organisasi.

9 Variasi Proses Produksi Penting untuk mengetahui bagaimana suatu proses itu bervariasi dalam menghasilkan ouput sehingga dapat diambil tindakan perbaikan terhadap proses itu secara tepat. Variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem produksi atau operasional sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas output yang dihasilkan. (Gasperz, 2003, p3). Ada dua variasi yang mempengaruhi proses produksi, yaitu variasi alami dan variasi khusus. 1. Variasi Alami Variasi yang alami mempengaruhi hampir setiap proses produksi dan pasti selalu ada. Variasi alami adalah sumber-sumber variasi dalam proses yang secara statistik berada dalam batas kendali. Variasi alami merupakan sistem yang menimbulkan sebab-sebab yang tetap. Walaupun nilai-nilai setiap produk berbeda, namun sebagai suatu kelompok individual produk akan membentuk pola yang bisa disebut sebagai distribusi. Bilamana kelompok tersebut berdistribusi normal, maka dapat ditentukan karakter mereka dengan melihat dua parameter, yaitu : Mean µ (ukuran kecenderungan terpusat dalam hal ini, adalah nilai rata ratanya) Deviasi Standar (variasi, terdapat nilai yang kecil dan nilai yang lebih besar) Selama distribusi (presisi output) tetap berada dalam batas-batas yang ditoleransi, maka proses disebut terkendali, dan variasi yang terendah diabaikan. 2. Variasi Khusus Variasi yang timbul akibat gangguan pada sebuah proses dapat dilacak penyebabnya. Faktor-faktor sepeti peralatan mesin, peralatan yang distel salah, karyawan yang

10 14 lelah atau tidak terlatih, atau sekelompok bahan baku yang baru, dapat menjadi sumber-sumber terjadinya variasi yang dapat dihilangkan (assignable variations) Pengukuran Performansi Pengukuran performansi kulitas dapat dilakukan pada tiga tingkat, yaitu : 1. Pengukuran pada tingkat proses Mengukur setiap langkah atau aktivitas dalam proses dan karakteristik input yang diserahkan oleh pemasok yang mengendalikan karakteristik output yang diinginkan. Tujuan pengukuran pada tingkat ini adalah mengidentifikasi perilaku yang mengatur setiap langkah dalam proses, dan menggunakan ukuran-ukuran untuk mengendalikan operasi serta memperkirakan output yang akan dihasilkan sebelum output diproduksi atau diserahkan kepada pelanggan. 2. Pengukuran pada tingkat output, mengukur karakteristik output yang dihasilkan dibandingkan dengan spesifikasi karakteristik yang diinginkan pelanggan. 3. Pengukuran pada tingkat outcome, yaitu mengukur bagaimana baiknya suatu produk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, jadi mengukur tingkat kepusaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk yang diserahkan. Pelanggan pada tingkat outcome merupakan tingkat tertinggi dalam pengukuran performansi kualitas Alat Ukur Statistical Process Control (SPC) Ada ukur untuk SPC antara lain : alat atau teknik yang membantu usaha SPC yakni :

11 15 1. Control Chart Control Chart Peta kontrol pertama kali di perkenalkan oleh Dr Walter Andrew Shewhart dari Bell Telephine Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1942, di maksudkan untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan variasi yang di sebabkan oleh penyebab khusus (special-cause variation) dari variasi yang disebabkan oleh penyebab umum (common-cause variation). Pada dasarnya semua proses menampilkan variasi penyebab khusus dari proses itu, sehingga variasi yang melekat pada proses hanya di sebabkan oleh variasi penyebab umum. Peta kontrol merupakan alat ampuh dalam mengendalikan proses asalkan penggunannya di pahami dengan benar. Pada dasarnya peta kontrol digunakan untuk : 1. Menentukan apakah suatu proses berada dalam pengendalian statistikal. Dengan demikian peta kontrol di pergunakan untuk mencapai suatu keadaan terkendali secara statistikal, dimana semua nilai rata rata dan range dari sub-sub kelompok (subgroup) contoh berada dalam batas-batas pengendali (control limits), oleh karena itu variasi penyebab khusus menjadi tidak ada lagi dalam proses. 2. Memantau terus menerus sepanjang waktu agar proses tetap stabil secara statistikal dan hanya mengandung variasi penyebab umum. 3. Menentukan kemampuan proses (process capability). Setelah proses berada dalam pengendalian statistikal, batas-batas dari variasi proses dapat di tentukan. Pada dasarnya peta kontrol memiliki :

12 16 1. Garis tengah ( Central Line ), yang biasa dinotasikan dengan CL. 2. Sepasang batas kontrol ( Control Limit ), dimana satu batas kontrol ditempatkan diatas garis tengah yang dikenal sebagai batas kontrol atas ( Upper Control Limit ), biasa di notasikan dengan UCL dan yang satu lagi ditempatkan dibawah garis tengah yang dikenal sebagau batas kontrol bawah ( Lower Control Limit ), biasa dinotasikan dengan LCL. 3. Tebaran nilai-nilai karakteristik kualitas yang menggambarkan keadaan dari proses. Jika semua nilai-nilai yang ditebarkan ( diplot ) pada peta tersebut berada didalam batas-batas kontrol tanpa memperlihatkan kecenderungan tertentu, maka proses yang berlangsung di anggap sebagai berada dalam keadaan terkontrol atau terkendali secara statistik atau dikatakan berada didalam pengendalian statistical. Namun jika nilai-nilai yang ditebarkan pada peta tersebut jauh atau berada diluar batas-batas kontrol atau memperlihatkan kecenderungan tertentu atau memiliki bentuk yang aneh, maka proses yang berlangsung dianggap sebagai berada dalam keadaan diluar kontrol ( tidak terkontrol ) atau tidak berada dalam pengendalian statistikal sehingga perlu diambil tindakan korektif untuk memperbaiki proses yang ada. Dalam metode ini terdapat dua (2) jenis variasi yaitu variasi yang tak terelakkan yang timbul dalam kondisi normal dan variasi yang disebabkan oleh suatu masalah (abnormal). Control Chart berguna untuk menganallisa proses dengan tujuan memperbaikinya secara terus menerus.

13 17 Tiga macam control chart : a. Control chart Shewart Peta ini disebut juga peta untuk variable atau peta untuk x dan R ( mean dan range) dan peta untuk x dan σ ( mean dan deviasi standard ) b. Peta control Peta untuk variabel atau perbandingan antara banyaknya produk yang cacat dengan seluruh produksi, disebut peta-p (P-Chart) c. Peta control Peta untuk jumlah cacat per unit, disebut peta-c (C-Chart) Peta Kendali ( P-Chart ) Peta kendali p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian (penyimpangan atau sering disebut cacat) dari item-item dalam kelompok yang sering diinspeksi. Dengan demikian peta kendali p digunakan untuk mengendalikan proporsi dari item-item yang tidak memenuhi syarat spesifikasi kualitas atau proporsidari produk yang cacat yang dihasilkan dalam suatu proses. Jadi peta pengendalian ini digunakan untuk mengetahui apakah cacat produk yang dihasilkan masih dalam batas yang disyaratkan. (Gaspersz, 2003, p92). Rumus menurut Ariani (2004, p133) : Pi= n x

14 18 Dimana : Pi : proporsi kesalahan dalam setiap sampel X : banyaknya produk yang salah dalam setiap sampel N : banyaknya sampel yang diambil dalam inspeksi adalah : Garis pusat (central line) peta pengendali proporsi kesalahan ini g p atau CL = i = 1 g pi g = i = 1 n. g xi Dimana : p atau CL : garis pusat peta pengendali proporsi kesalahan pi : proporsi kesalahan setiap sampel atau sub kelompok dalam setiap observasi n : banyaknya sampel yang diambil dari setiap kali observasi g : banyaknya observasi yang dilakukan sedangkan batas pengendali atas (UCL) dan batas pengendali bawah (LCL) untuk peta pengendali proporsi kesalahan tersebut adalah : UCL = p + 3 p ( 1- p) n

15 19 LCL = p 3 p ( 1- p) n UCL CL LCL Gambar 2.1 Diagram Kontrol Shewhart Sumber : Nasution Nur. (2004). Manajemen Mutu Terpadu, Ghalia Indonesia Garis sentral menuliskan nilai baku yang menjadi dasar perhitungan terjadinya penyimpangan hasil-hasil pengamatan untuk tiap sempel. UCL atau batas kontrol atas adalah garis yang menunjukkan penyimpangan paling tinggi dari nilai baku. LCL atau batas kontrol bawah adalah batas penyimpangan yang paling rendah. Nilai tiap sampel berdasarkan statistik dihitung dan kemudian digambarkan dengan titik dan dihubungkan dengan garis untuk dianalisis. Apabila titik berada dalam daerah yang dibatasi oleh UCL dan LCL, maka proses produksi berada dalam kontrol, sehingga penyimpangan dalam kualitas masih dapat ditolelir. Sebaliknya, bila titik-titik berada di luar batas UCL dan LCL, maka produksi berada di luar kontrol. Dalam keadaan demikian, perusahaan harus mencari hal-hal yang menyebabkan banyaknya barang yang kualitasnya menyimpang dari kualitas standar, kemudian dibetulkan agar produksi kembali dalam kontrol.

16 Korelasi korelasi pearson yang juga merupakan korelasi bivariate. Perhitungan ini mensyaratkan bahwa populasi asal sampel mempunyai dua varian (X dan Y) dan berdistribusi normal. Korelasi adalah asosiasi (hubungan) antara variabel variabel yang diminati, apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara variabel variabel dalam populasi asal sampel, jika ada hubungan, seberapa kuat hubungan antar variabel tersebut. Keeratan hubungan itu dinyatakan dengan nama koefisien korelasi atau bisa disebut korelasi saja. Analisis korelasi yang mencakup dua variabel X dan Y disebut analisis korelasi bivariate. Sedangkan korelasi yang mencakup lebih dari dua variabel dengan melakukan kontrol terhadap satu atau lebih variabel tambahan (variabel kontrol) disebut analisis korelasi partial (modul praktikum lab. statistik manajemen universitas Bina Nusantara, 2006:40). Korelasi belum menentukan dengan pasti suatu variabel itu merupakan variabel independent / variabel yang mempengaruhi dan variabel dependent / variabel yang dipengaruhi seperti dalam analisis regresi. Korelasi digunakan untuk mengetahui erat tidaknya hubungan antar variabel. Apabila ternyata hasil analisis menunjukan hubungan yang cukup erat, maka analisis dilanjutkan ke analisis regresi sebagai alat meramalkan (forecasting) yang sangat berguna untuk perencanaan. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara variabel, dapat di lihat dengan cara membandingkan sig (2-tailed) pada tabel correlations dengan alpha yang digunakan. Karena 2-tailed maka sig dan alpha harus dibagi 2 terlebih dahulu. Jika hasil bagi sig (2-tailed) lebih kecil dari hasil bagi alpha maka terdapat hubungan antar variabel tersebut, sebaliknya dengan ketentuan lebih besar sama dengan ( ).

17 21 Kuncoro & Ridwan (2007:61-62), Korelasi Pearson Product Moment (PPM) digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Rumus yang digunakan Korelasi PPM (sederhana) : Rxy = n( xy) ( x). (.y) [n. x² ( x)²]. [n. y² ( y)²] Keterangan: Rxy = koefisien korelasi X = skor item X Y = skor item Y N = banyaknya sampel dalam penelitian = sigma / jumlah Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 r +1). Nilai koefisien korelasi (r) tersebut dapat diartikan sebagai berikut: - Jika nilai r mendekati 1, maka memiliki hubungan antar variabel yang sangat kuat dan positif. - Jika nilai r mendekati -1, maka memiliki hubungan antar variabel yang sangat kuat dan negatif.

18 22 - Jika r mendekati 0, maka hubungan antar variabel yang sangat lemah bahkan tidak mempunyai hubungan antar variabel yang diteliti. Menurut Ety Rochaety (2007:121), korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika korelasi menghasilkan angka positif (+) maka. hubungan kedua variabel searah. Artinya jika variabel bebas besar (independent variable) maka variabel terikat juga besar (dependent variable). Jika korelasi menghasilkan angka negatif (-) maka hubungan kedua variabel berlawanan arah. Artinya jika variabel bebas besar (independent variable) maka variabel terikat kecil (dependent variable). Berdasarkan pendapat Ridwan & Kuncoro (2007:62), arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel nilai interprestasi r sebagai berikut : Tabel 2.2 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80-1,000 Sangat kuat 0,60-0,799 Kuat 0,40-0,599 Cukup kuat 0,20-0,399 Rendah 0,00-0,199 Sangat rendah Sumber: Ridwan & Kuncoro (2005:136

19 Penelitian terdahulu Fahira F (2005) dalam penelitian nya berjudul IDENTIFIKASI PENYEBAB OVERRUN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG hasil penelitian nya menunjukkan bahwa faktor-faktor yang paling mempengaruhi terjadinya overrun pembengkakan) biaya pada proyek konstruksi gedung di Makassar adalah adanya kenaikan harga material, harga/sewa peralatan yang tinggi, kerusakan material, terjadi fluktuasi upah tenaga kerja, pengendalian biaya yang buruk di lapangan, ketidak tepatan estimasi biaya, dan adanya kebijaksanaan keuangan yang baru dari pemerintah. Park, Wonyoung Kang, Tai-Kyung Baek, Seung-Ho Lee, Yoo-Sub (2012) dalam penelitian nya yang berjudul Analysis of Construction Cost Fluctuation Trends and Features on Apartment Housing hasil penelitian nya implikasi dapat diperoleh sebagai berikut: Pertama, harga perumahan konstruksi selama 5 tahun terakhir menunjukkan tren fluktuasi harga yang sama dan meningkat sebagai harga produsen, tetapi ada beberapa perbedaan dalam fluktuasi harga periode-spesifik rinci. Ini berarti bahwa karena harga produsen sensitif terhadap fluktuasi harga material yang tinggi-tertimbang sedangkan indeks harga konstruksi perumahan dipengaruhi complexly oleh biaya tenaga kerja serta fluktuasi harga material, fluktuasi biaya tenaga kerja memiliki pengaruh besar pada bahwa harga perumahan. Kedua, menurut analisis rinci tentang pengaruh fluktuasi indeks dalam fluktuasi harga proyek perumahan, ditemukan bahwa fluktuasi biaya tenaga kerja memberikan kontribusi untuk itu dari perumahan indeks biaya konstruksi dengan lebih dari 65%. Biaya tenaga kerja telah terus meningkat pada rata-rata tahunan sekitar 5,4% selama 5 tahun terakhir dan sekitar 10 jenis pekerjaan, termasuk pekerja umum, framing tukang kayu, insinyur garis internal dan rebar insinyur dari jenis

20 24 tenaga kerja, memberikan kontribusi terhadap fluktuasi indeks biaya tenaga kerja, sehingga diantisipasi bahwa pasokan yang stabil dan sistem manajemen permintaan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan biaya. Ketiga, terlihat bahwa biaya bahan berkontribusi pada fluktuasi indeks total sekitar 30%, dan terutama fluktuasi harga beberapa item, termasuk rebar dengan biaya konstruksi perumahan yang tinggi-tertimbang dan mereka bergantung pada impor dari barang material, hasil fluktuasi harga, sehingga diperlukan untuk menempatkan upaya untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi harga sementara terus mengamati fluktuasi harga sumber daya internasional baku.

21 Kerangka pemikiran PT. Cipta utama Data sekunder Data penelitian Analisis perkembangan dan fluktuasi SPC Hasil Kesimpulan dan Saran Gambar 2.2 kerangka pemikiran

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistical Process Control (SPC) Statistical Process Control (SPC) merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendali, penganalisis, pengelola,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil alamin, Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta ala. Karena atas izin-nya, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat sebagai tugas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi 2.1.1 Pengertian Riset Operasi Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process 70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian pada proses produksinya.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar tetap survive. Ada berbagai berbagai cara untuk mewujudkannya, di mana salah

Lebih terperinci

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada PT. Prima Jaya A.M.

Lebih terperinci

Pengendalian dan Evaluasi Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Ir. Helmy Darjanto, MT ABSTRAK

Pengendalian dan Evaluasi Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Ir. Helmy Darjanto, MT ABSTRAK NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus 2004 105 Pengendalian dan Evaluasi Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Ir. Helmy Darjanto, MT ABSTRAK Hingga saat ini dalam evaluasi kualitas beton

Lebih terperinci

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2007, p.11) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usahanya setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk memperoleh laba

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu istilah relatif dan tergantung pada situasi. Kualitas pun tidak hanya tercipta dalam bentuk suatu produk tapi bisa juga dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistical Process Control (SPC) adalah suatu alat kendali proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Statistical Process Control (SPC) adalah suatu alat kendali proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistical Process Control (SPC) adalah suatu alat kendali proses yang menggunakan statistik. Metode yang sering digunakan untuk mengetahui sumber variasi dari prosesa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK 5 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : hbp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline Kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Kualitas Keistimewaan atau keunggulan suatu produk dapat diukur melalui tingkat kepuasan pelanggan. Salah satunya dapat dilihat dari sisi

Lebih terperinci

GRAFIKPENGENDALI VARIABEL

GRAFIKPENGENDALI VARIABEL GRAFIKPENGENDALI VARIABEL Grafik pengendali pertamakali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew Shewhart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924 dengan maksud untuk mengurangi variasi.

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kualitas Statistik

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kualitas Statistik BAB I PENDAHULUAN Kualitas dan manajemen kualitas telah mengalami evolusi menjadi yang TQM (Total Quality Management), filosofi TQM berisi dua komponen yang saling berhubungan, yaitu sistem manajemen dansistem

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas 2.1.1 Definisi Kualitas Sebagian orang berpendapat bahwa kualitas yang baik adalah barang yang lebih kuat, barang yang lebih awet, dan sebagainya, ataupun yang lebih umum

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari 3 bagian. Pada bagian pertama diberikan tinjauan pustaka dari penelitian sebelumnya. Pada bagian kedua diberikan teori penunjang untuk mencapai tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif-asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212 III Control chart for variables Pengendalian Kualitas TIN-212 Common dan Assignable causes of variation Variabilitas dapat dibagi ke dalam dua kategori: 1. Common causes of variation. Variasi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Mutu Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini merupakan Basic Researh karena hasil dari penelitian ini berfungsi sebagai pengembangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan, sasaran oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kualitas Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau Holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas (Quality) Dalam konteks pembahasan tentang pengendalian proses statistikal, terminologi kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam baik di pasar domestik maupun pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan salah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian kualitas merupakan taktik dan strategi perusahaan global dengan produk perusahaan lain. Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam memilih

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Penelitian akan dilakukan di PT Berkat Camarindo Lestari yang belokasi

BAB III. Metodologi Penelitian. Penelitian akan dilakukan di PT Berkat Camarindo Lestari yang belokasi BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Gambaran Umum 3.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan di PT Berkat Camarindo Lestari yang belokasi di Kav Polri Blok E 1265 A, Jelambar Jakarta Barat.

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 21 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kaizen Kaizen merupakan istilah bahasa Jepang terhadap konsep continuous incremental improvement. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik. Menurut Tjiptono dan Diana

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

(performance quality), standard mutu keamanan (safety quality), standar mutu

(performance quality), standard mutu keamanan (safety quality), standar mutu 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK Disusun Oleh : Nama : Asep Suryadi NPM : 201210215039 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018 PETA KENDALI ATRIBUT 9 Pengendalian Kualitas Semester Genap 2017/2018 2 Outline Peta Kendali Variabel 3 PETA KENDALI (CONTROL CHART) Metode Statistik untuk menggambarkan adanya variasi atau penyimpangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perusahaan tersebut melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Development Product Development adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari menangkap keinginan dari pasar dan diakhiri dengan memproduksi, dan menjual produk. Tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data hasil pengecekan kualitas dalam bentuk bihun jagung pada periode bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data hasil pengecekan kualitas dalam bentuk bihun jagung pada periode bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu, obyek psikologis merupakan obyek yang bisa diraba maupun obyek abstrak (Rasyid,1993:

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ketatnya persaingan dalam usaha textil akhir-akhir ini membuat banyak perusahaan textil bekerja keras untuk bertahan dalam persaingan. Faktor kualitas menjadi point yang paling diperhatikan agar

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas)

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) DENNY HARIANTO NIM : 1401026015123456798900- KELAS : XXXIII - D MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASIONAL MAGISTER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman pada saat ini semakin berat. Seiring dengan bertambahnya usaha

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman pada saat ini semakin berat. Seiring dengan bertambahnya usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang dihadapi perusahaan dalam dunia usaha, bisnis, dan jasa pengiriman pada saat ini semakin berat. Seiring dengan bertambahnya usaha usaha bisnis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang harus dicapai dengan beberapa spesifikasi tertentu, memiliki awal dan akhir, dengan keterbatasan sumber

Lebih terperinci

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA Laboratorium OSI & K FT.UNTIRTA Praktikum Pengendalian Kualitas 2014 Page 1 MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA A. Tujuan Praktikum Berikut ini adalah tujuan praktikum modul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas atau mutu adalah karakteristik dari suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu manajer dalam menghadapi masalah pengambilan keputusan dan kegiatan yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN STATISTICAL PROCESS CONTROL LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Disusun oleh: Bekti Wulan Sari 11/318052/PN/12374 LABORATORIUM TEKNOLOGI IKAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK Pendahuluan Kualitas / Mutu : Ukuran tingkat kesesuaian barang/ jasa dg standar/spesifikasi yang telah ditentukan/ ditetapkan. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen, Produksi dan Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi dalam suatu perusahaan industri merupakan kegiatan yang sangat penting. Apabila suatu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN Variabel yang akan dianalisis terdiri dari satu variabel terikat dan dua variabel bebas. Variabel terikat dalam melakukan analisis ini adalah mutu pelayanan publik (Y), sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu kerangka yang memuat langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pada bagian ini akan dijelaskan secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan. Perusahaan yang beroperasi tanpa memperhatikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk 228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Kualitas Kualitas adalah sesuatu yang terus menerus dicari oleh manusia. Manusia mencari pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dirinya, begitu pula

Lebih terperinci