MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN/KLASTER KAB.BANGKALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN/KLASTER KAB.BANGKALAN"

Transkripsi

1

2 1 Pendahuluan

3 Dalam pelaksanaan percepatan Latar Belakang pengembangan wilayah Suramadu, BPWS menyusun Rencana Induk Percepatan Pengembangan Wilayah Suramadu yang memuat visi misi, kebijakan dan strategi serta program percepatan pengembangan wilayah Suramadu. Dalam Rencana Induk juga telah diidentifikasi klaster/kawasan serta sektor unggulan sebagai pusat-pusat pertumbuhan pada masingmasing kabupaten yang terintegrasi dengan rencana pengembangan infrastruktur wilayah Pulau Madura. tersebut memiliki potensi sektor-sektor unggulan di antaranya sektor pertanian, industri kecil-menengah, perkebunan, pariwisata, perdagangan dan jasa, pertambangan dan migas, serta kelautan dan perikanan. Untuk mendorong pengembangan ekonomi lokal, kawasan-kawasan tersebut perlu didukung dengan infrastruktur dan SDM dalam rangka percepatan pengembangan wilayah Suramadu. Pada tahap awal perlu disusun konsep pengembangan kawasan dan kajian terhadap kebutuhan pengembangan infrastruktur dan SDM. Pengembangan infrastruktur kawasan ini harus saling menguatkan dan sinergis dengan infrastruktur regional. Oleh karena itu, BP-BPWS melakukan Penyusunan Masterplan Klaster/Kawasan di Kabupaten Bangkalan yang memuat konsep pengembangan dan penataan kawasan untuk dapat menjadi acuan atau pedoman pada tahap pelaksanaan pembangunan infrastruktur lokal dan SDM dalam rangka mendukung perkembangan ekonomi lokal. Pada Tahun 14 ini, BPWS perlu menyusun masterplan untuk ketiga kawasan selanjutnya (kawasan III, IV, dan VI). Berdasarkan Rencana Induk, klaster/kawasan potensial berkembang Pulau Madura teridentifikasi sebanyak 22 klaster/kawasan yang tersebar di Kota Surabaya dan di masing-masing Kabupaten di Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasandan Sumenep), dimana kawasan-kawasan I-2

4 Maksud, Tujuan, & Sasaran A. Maksud Maksud dari kegiatan penyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan/Klaster Kabupaten Bangkalan adalah menyusun strategi dan arahan pengembangan klaster/kawasan yang terletak di Kabupaten Bangkalan untuk mengoptimalkan pengembangan dan pembangunan sektor-sektor unggulan yang terletak di masing-masing klaster. B. Tujuan Tuujuan dari kegiatan penyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan/Klaster Kabupaten Bangkalan adalah untuk mengembangkan klaster/kawasan di Kabupaten Bangkalan dan sektor unggulannya dengan mempertimbangkan peningkatan kualitas SDM, infrastruktur, sosialekonomi, serta kualitas lingkungan dan warisan budaya lokal yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi kawasan C. Sasaran Sasaran yang ingoin dicapai dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut: Terpilihnya tipologi dan deliniasi pusat-pusat pertumbuhan di masing-masing klaster/kawasan di Kabupaten Bangkalan; Tersusunnya konsep, strategi, dan rencana pengembangan 3 (tiga) klaster/kawasan di Kabupaten Bangkalan; Tersusunnya rencana kebutuhan infrastruktur dan SDM pengembangan klaster/kawasan di Kabupaten Bangkalan; Tersusunnya indikasi program pengembangan klaster/kawasan di Kabupaten Bangkalan. D. Keluaran yang Diharapkan Keluaran yang diharapkan dari kegiatan penyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan/Klaster Kabupaten Bangkalan adalah sebagai berikut: Tipologi dan delineasi kawasan perencanaan (inti dan penunjang); Rencana pengembangan klaster/kawasan yang antara lain memuat zonasi kawasan dan kebutuhan infrastruktur dan SDM; Sistem konektivitas antar komoditas (linkage system). Indikasi program dan potensi pembiayaan pengembangan kawasan. I-3

5 Ruang Lingkup Runag lingkup pembahasan dalam kegiatam ini meliputi: Kajian kebijakan tata ruang nasional, provinsi, Kabupaten Bangkalan dan rencana induk percepatan pengembangan wilayah Suramadu; Kajian kebijakan pengembangan klaster/kawasan ditingkat nasional, provinsi,dan kabupaten; Kajian studi terdahulu yang telah disusun terkait penyusunan rencana rinci kawasan di Pulau Madura; Kajian-kajian terdahulu pengembangan klaster/kawasan yang sejenis dengan wilayah studi (best practice). Penentuan sektor dan komoditas unggulan di masing-masing klaster/kawasan Kabupaten Bangkalan; Penentuan tipologi dan deliniasi pusat-pusat pertumbuhan dimasing-masing klaster/kawasan di Kabupaten Bangkalan; Mengidentifikasi kondisi eksisting pusat-pusat pertumbuhan terpilih di Kabupaten Bangkalan; Identifikasi dan analisis isu strategis, potensi dan permasalahan pengembangan klaster/kawasan unggulan di Kabupaten Bangkalan; Analisis pemanfaatan ruang, konektivitas inletoutlet, urban-rural linkage, ekonomi, kebutuhan SDM, infrastruktur, dan sarana pendukung pengembangan klaster/kawasan; Merumuskan konsep dan strategi pengembangan klaster/kawasan; Merumuskan rencana pengembangan klaster/kawasan; Merumuskan indikasi program dan pembiayaan klaster/kawasan; Diskusi dan pembahasan secara terfokus melalui penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD)/Workshop/Diskusi Teknis dengan stakeholders di Kabupaten Bangkalan dalam proses penyusunan masterplan. I-4

6 Kerangka Pikir Penyusunan I-5

7 Sistematika Pembahasan BAB IV ISU STRATEGIS Bab IV menjabarkan isu strategis, potensi dan permasalahan klaster. BAB I PENDAHULUAN BAB V KONSEP DAN STRATEGI Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum, ruang lingkup pekerjaan dan sistematika pembahasan laporan. BAB II PENENTUAN SEKTOR DAN KOMODITAS UNGGULAN Bab II menjabarkan penentuan variabel sektor dan komoditas dalam pengembangan kawasan/klaster kabupaten Sumenep. Bab V menjabarkan konsep dan strategi pengembangan kawasan, sektor dan komoditas dan kebutuhan ruang kawasan BAB VI RENCANA PENGEMBANGAN Bab VI menjelaskan rencana fungsi dan zonasi, pengembangan infrastruktur, SDM, sarana pendukung dan kelembagaan. BAB III TIPOLOGI DAN DELINIASI KLASTER Bab III menjabarkan tipologi kawasan dan deliniasi kawasan inti dan penunjang pengembangan kawasan/klaster Kabupaten Sumenep. I-6

8 2 Penentuan Sektor & Komoditas II-1

9 data, dapat diketahui bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada wilayah Kabupaten Bangkalan mengalami peningkatan atau penambahan nilai produk dalam kurun waktu tahun Variabel ekonomi yang menjadi penentu sektor unggulan daerah Kabupaten Bangkalan. Penentuan Sektor Unggulan Penentuan variabel yang dilakukan digunakan untuk menentukan sektor dan komoditas unggulan dengan menyimpulkan dari kajian teori yang ada, Berdasarkan Nilai Produksi Tiap Sektor Ekonomi PDRB Kab.Bangkalan Tahun 13 (Juta rupiah) II-2

10 Tabel Analisa LQ Sektor Ekonomi Potensial di Kabupaten Bangkalan Tahun SEKTOR EKONOMI TAHUN 09 TAHUN 10 TAHUN 11 TAHUN 12 TAHUN 13 Pertanian 2,28 2,33 2,34 2,32 2,40 Pertambangan & Penggalian 0,71 0,67 0,69 0,73 0,77 Industri Pengolahan 0,15 0,15 0,16 0,16 0,16 Listrik, Gas & Air Bersih 0,57 0,56 0,57 0,58 0,58 Bangunan 1,96 2,00 2,12 2,30 2,24 Perdag. Hotel & Restoran 0,86 0,86 0,86 0,87 0,88 Pengangkutan & Komunikasi 1,03 1,00 0,95 0,93 0,89 Keu. Persewaan & Jasa Perusahaan 0,87 0,84 0,83 0,83 0,81 Jasa-jasa 1,54 1,56 1,59 1,63 1,63 Sumber: Hasil Analisa, 14 Berdasar pada perhitungan analisis LQ (Location Quotient) menunjukan kemampuan Kabupaten Bangkalan dapat melakukan kegiatan eksport hasil pertanian ke daerah-daerah lainnya, Dengan kemampuan tersebut dapat dipastikan tetap menjamin ketersediaan hasil pertanian di Kabupaten Bangkalan. Sektor Pertanian adalah sektor unggulan yang akan dikembangakan di Kawasan/Klaster IV II-3

11 Keterangan: Si = S = Jumlah produksi komoditas x di Kecamatan Jumlah produksi komoditas x di Kabupaten Bangkalan Ni = Jumlah produksi seluruh komoditas di Kecamatan N = Jumlah produksi seluruh komoditas di Kabupaten Bangkalan Penentuan Komoditas Unggulan Analisa penentuan komoditas unggulan didasarkan pada hasil perhitungan analisis Location Quotient (LQ) yang menunjukkan potensi suatu wilayah/kawasan terkait dengan kondisi dan potensi kekayaan yang terdapat pada wilayah/kawasan tersebut. Analisis LQ ini juga berguna untuk melihat spesialisasi kegiatan produksi suatu wilayah/kawasan. Perhitungan LQ untuk komoditas unggulan pada Kawasan/Klaster Potensial Berkembang di Kabupaten Bangkalan ini dilakukan terhadap komoditas yang dihasilkan pada sektor pertanian. Sebagaimana yang telah di tentukan pada sektor unggulan, sektor pertanian yang memiliki kemampuan eksport harus dilakukan analisis lagi terhadap sub sektor pertanian yang dapt dikembangkan. Komoditas sub sektor pertanian yang dianalisa dalam hal ini meliputi komoditas tanaman palawija, tanaman perkebunan, tanaman buah, peternakan hewan besar serta peternakan unggas pada 8 (delapan) kecamatan yang ada di kawasan/klaster potensial berkembang Kabupaten Bangkalan. LQ = Si N S N 1 S N i 1 S N II-4

12 Nilai LQ MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN/KLASTER KAB.BANGKALAN 7 LQ Tanaman Pangan Konang Galis Tanah Merah Socah Bangkalan Burneh Geger Kokop Padi 0,79 0,47 1,08 1,11 1,52 1,31 0,85 0,81 Jagung 1,28 1,41 1,16 0,86 0,21 0,57 0,41 0,83 Ubi Kayu 0,24 1,7 0 0,68 0,5 0,42 3,74 2,81 Ubi Jalar 0,25 3,06 0 0,03 1,87 3,55 0,21 6,5 Kacang Hijau 0,3 4,63 2,56 0,46 0 1,03 2,17 0,7 Kedelai 1,62 5,36 0, ,07 0 Kacang Tanah 2,68 0,88 1,19 1,61 0,3 0,35 1,87 0,14 II-5

13 Nilai LQ MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN/KLASTER KAB.BANGKALAN LQ Buah-buahan 0 Konang Galis Tanah Merah Socah Bangkalan Burneh Geger Kokop Alpukat 0 0 0,16 1,51 1,96 0 1,7 0 Belimbing 1,23 0,39 2,82 0,3 4,31 0,89 0,15 2,69 Durian 0 3,54 2,12 0,63 0 4,07 0,4 2,08 Jambu Biji 0,76 0,39 0,48 0,23 0,1 0,94 0,27 1,53 Jambu Air 0 0,1 0,25 0,04 0,22 6,32 0 1,3 Jeruk Kepruk 0 0,1 3,35 0,75 0,06 1,39 2,17 0 Jeruk Besar 0 5,73 1,59 0 0,5 0 0,72 0 Mangga 0,34 0,51 0,77 0,64 1,92 0,89 1,2 2,39 Nangka 0,82 1,26 1,54 1,38 0,02 0 0,14 0,12 Pisang 2,78 1,01 0,31 0,15 0,28 0,53 1,25 0,43 Nanas 0 3,95 1,06 1,52 0 3, Pepaya 5,89 3,29 0,12 0,31 0,7 2,62 0,09 0,94 Rambutan 0 1,08 2,58 2,17 0,11 1,17 1,61 0 Salak 0 0,29 0,01 3,94 4,56 0 0,1 0 Sawo 0 0,51 0,44 1,59 0,58 0 0,05 1,27 Sirsak 0 0,16 4,05 0, ,17 2,71 Sukun 0 0,63 0 2,36 0, Melinjo 0 0,04 0,04 0,88 3,02 11,02 1,35 0 II-6

14 Nilai LQ MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN/KLASTER KAB.BANGKALAN 30 LQ Ternak Konang Galis Tanah Merah Socah Bangkalan Burneh Geger Kokop Kuda 0,37 0,44 1,24 8,69 0 3,89 0,53 0 Sapi 1,21 1,16 0,95 0,96 0,58 0,62 1,16 1,29 Sapi Perah ,1 0 0 Kerbau ,84 0 0,15 0 Kambing 0,52 0,64 1,18 1,11 1,77 1,77 0,65 0,3 Domba 0,15 0,31 0,16 0 2,53 5,29 0 0,95 Ayam Buras 1,06 1,1 1,05 1 0,91 1,01 0,91 1,05 Ayam Pedaging , Ayam Petelur 0 0 0,62 0 1,89 0, Itik 0,88 0,45 0,84 1,24 0,73 1,49 1,95 0,36 Mentok 0,5 0,18 0,51 1,62 1,25 0,91 3,06 1,4 II-7

15 II-8

16 3 Bab 1 Pendahuluan Tipologi & Deliniasi Kawasan. III-1

17 Penentuan Tipologi Klaster Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa perlu adanya sinkronisasi kebijakan baik yang berasal dari program sektoral, dukungan politik dan keuangan daerah. Sumber-sumber yang diperlukan dalam analisa kesesuaian kebijakan ini berupa RTRWN, RTRW Provinsi Jawa Timur, RTRW Kabupaten Bangkalan, dan Rencana Induk Percepatan (RIP) Wilayah Suramadu. Keberadaan kebijakan memiliki peran penting dan prioritas karena kebijakan menentukan terlaksananya kegiatan pembangunan. ruang wilayah kabupaten yakni pengembangan sektor industri pengolahan dan pelabuhan (transportasi). Kawasan III, terdapat kesesuaian sektor potensial berdasarkan kebijakan secara nasional, regional hingga lokal yakni pengembangan sektor pertanian dan peternakan, yang meliputi: - Sektor pertanian holtikultura di Kecamatan Galis, - Sektor peternakan di Kecamatan Bangkalan dan Tanah Merah. Kawasan VI, terdapat kesesuaian sektor potensial berdasarkan kebijakan secara nasional, regional hingga lokal yaitu pengembangan sektor perkebunan yang meliputi wilayah Kecamatan Geger, Kokop dan Konang. Analisa Kebijakan Pembangunan Daerah Analisa Kesesuaian Sektoral Analisa sektoral dilakukan dengan melakukan tabulasi komparasi sektor mana yang diunggulkan berdasarkan masing-masing produk rencana. Kesimpulan dari analisa ini sebagai berikut: Kawasan III, terdapat kesesuaian sektor potensial yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebijakan perencanaan dan penataan III-2

18 Analisa Sosial Politik Kondisi sosial politik di Kabupaten Bangkalan mendukung pengembangan sektor potensial pada seluruh kawasan/klaster yang terdapat pada wilayah Kabupaten Bangkalan, meskipun dalam pelaksanaan pembangunan tetap mempertimbangkan aspek fisik dan non fisik serta kesiapan kelembagaan terkait. Namun kondisi sosial politik yang mendukung sepenuhnya untuk kebijakan pembangunan sektoral di Kabupaten Bangkalan saat ini bersifat lokal dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bangkalan, tidak merujuk pada kecamatan tertentu. Analisa Keuangan Daerah Pendapatan daerah Kabupaten Bangkalan pada Tahun Anggaran 12 ditargetkan sebesar Rp ,09,- sedangkan realisasinya sebesar Rp ,- atau 100,44% dari target yang ditetapkan. Berdasar pada hasil perhitungan tersebut dan parameter yang telah ditentukan, maka aspek kondisi keuangan untuk mendukung pengembangan kawasan/klaster diberikan nilai 3. Hal ini berlaku sama untuk semua kawasan/klaster yang terdapat di wilayah Kabupaten Bangkalan. Analisa Infrastruktur Tidak terdapat kesesuaian pengembangan infrastruktur yang akan dilaksanakan di Kawasan III berdasar kebijakan yang ada. Terdapat kesesuaian pengembangan infrastruktur berdasar pada kebijakan yang terdiri dari infrastruktur skala nasional hingga lokal di Kawasan III adalah berupa: - Rencana pengembangan Jalan Nasional sebagai Jalur Arteri Primer (Kamal Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kalianget). - Rencana pengembangan Jalan Strategis Nasional (Bangkalan Tanjung Bulupandan Ketapang Sotabar Sumenep). - Pemantapan fungsi Terminal Kota Bangkalan. - Rencana pengembangan jalur kereta api di Pulau Madura yang menghubungkan Bangkalan Kamal Sampang Pamekasan Sumenep. III-3

19 Tidak terdapat kesesuaian pengembangan infrastruktur yang akan dilaksanakan di Kawasan VI berdasar kebijakan yang ada. Analisa Ekonomi Masing-masing kawasan/klaster potensial di Kabupaten Bangkalan tersebut mempunyai komoditas potensial yang bisa dijadikan unggulan, dimana komoditasnya tersebar dalam berbagai sektor terutama pada subsektor pertanian dan peternakan. KECAMATAN KERAGAMAN KOMODITAS Socah 7 Galis 7 Tanah Merah 8 Bangkalan 5 Burneh 7 Konang 3 Geger 5 Kokop 7 Analisa SDM Karakteristik penduduk pada masing-masing kawasan/klaster potensial di Kabupaten Bangkalan sebagai berikut: Kawasan III, memiliki jumlah penduduk jiwa dengan jumlah penduduk yang berada pada rentang usia produktif sebesar jiwa. Kawasan III, memiliki jumlah penduduk jiwa dengan jumlah penduduk yang berada pada rentang usia produktif sebesar jiwa. Kawasan VI, memiliki jumlah penduduk jiwa dengan jumlah penduduk yang berada pada rentang usia produktif sebesar jiwa. Berdasar pada data, diketahui bahwa sebaran penduduk paling tinggi berada di wilayah Kecamatan Bangkalan dan Galis begitu pula dengan jumlah penduduk usia produktif-nya. Kemudian hasil proporsi penduduk usia produktif menunjukkan bahwa Kecamatan Bangkalan memiliki nilai yang paling tinggi sebesar 85,46% pada tahun 13 sedangkan Kecamatan Kokop menjadi wilayah dengan proporsi penduduk usia produktif paling rendah yang sebesar 74,86%. III-4

20 Analisa Penentuan Kawasan Potensial Penentuan Kawasan Potensial ini dilakukan berdasar pada beberapa variabel dan kriteria yang meliputi: 1. Variabel Kebijakan, kriteria yang digunakan yaitu: Kesesuaian kebijakan Dukungan pemerintah/politik Keuangan Daerah 2. Variabel Ekonomi, kriteria yang digunakan yaitu: Sektor unggulan Kontribusi PDRB Keragaman komoditas 3. Variabel infrastruktur, kriteria yang digunakan yaitu: Aksesibilitas Ketersediaan sarana prasarana 4. Variabel SDM, kriteria yang digunakan yaitu: Jumlah penduduk Tingkat produktiiiitas Partisipasi pendidikan Indeks Penentuan Kawasan Potensial KAWASAN/KLASTER KEBIJAKAN INFRAST. EKONOMI SDM TOTAL KLASIFIKASI KAWASAN/KLASTER III KEC. SOCAH KAWASAN INTI KAWASAN/KLASTER III KEC. GALIS KAW. PENDUKUNG KEC. TANAH MERAH KAW. PENDUKUNG KEC. BANGKALAN KAWASAN INTI KEC. BURNEH KAW. PENDUKUNG KAWASAN/KLASTER VI KEC. GEGER KAWASAN INTI KEC. KOKOP KAW. PENDUKUNG KEC. KONANG KAW. PENDUKUNG III-5

21 Ketersediaan sumber daya manusia (jumlah penduduk) Kapasitas produksi komoditas potensial (pertanian & peternakan) Keberadaan pasar Penentuan Deliniasi Kawasan Deliniasi dilakukan dengan mempertimbangkan Berdasar pada hasil analisa dapat diketahui bahwa pusat pertumbuhan yang terdapat pada Kawasan/Klaster III berada di Desa Bancaran, Sabiyan dan Gebang (Kecamatan Bangkalan). Sementara itu, pusat pertumbuhan yang diperoleh berdasar hasil perhitungan pada Kawasan/Klaster VI meliputi Desa Campor, Kampak dan Kombangan (Kecamatan Geger). Gambaran umum dari pusat pertumbuhan yang ada di Klaster III dan Klaster VI Kabupaten Bangkalan ini diuraikan lebih detail pada sub bab selanjutnya. beberapa aspek atau variabel yang dapat menentukan sebuah desa/kelurahan dapat dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan kawasan, dalam hal ini kawasan agropolitan atau kawasan bertema pengembangan sektor pertanian makro. Aspek atau variabel yang digunakan sebagai parameter penilaian ini lebih bersifat teknis dan merujuk pada tema pengembangan sektor pertanian (agropolitan), yang meliputi: Ketersediaan lahan pertanian (sawah dan lahan pertanian kering/tegalan & ladan) Ketersediaan infrastruktur pendukung (jaringan jalan) Keberadaan unit-unit pengolahan eksisting (industri kecil, menengah & home industry) III-6

22 Klaster III (Socah, Galis) III-7

23 4 Isu Strategis, Potensi, dan Permasalahan. IV-1

24 Isu-isu Strategis Klaster III Potensi Klaster III Potensi yang terdapat di kawasan/klaster III adalah sebagai berikut: Home Industry Emping Melinjo di Desa Jaddih. Home Industry Krupuk di Desa Dakiring. Home Industry Petis di Desa Socah. Batu Bata di Desa Sanggra Agung. Hutan mangrove Isu-isu strategis kawasan/klaster III adalah sebagai berikut: 1. Industry dan pergudangan. 2. Objek wisata pemandiaan Jokotole 3. Ekosistem pesisir 4. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terintegrasi (KAPEKSI). IV-2

25 Permasalahan Klaster III Permasalahan yang terdapat di kawasan/klaster III adalah sebagai berikut: 1. Rusaknya Jalan penghubng di Kawasan Inti yang menhubungkan daerah industry ke kawasan lain di Kab.Bangkalan 2. Kurangnya fasilitas penunjang kawasan industry. 3. Sulitnya akses air bersih saat musim kemarau. 4. Sulitnya pembebasan lahan untuk pembangunan palabuhan. 5. Kurangnya fasilitas penunjang pasar Kec.Socah. 6. Tidak ada angkutan pedesaan. 7. Belum adanya sistem drainase 8. Kurangnya lampu penerangan jalan. 9. Pembebasan lahan untuk pembangunan pelabuhan masih terkendala karena harga yang di tawarkan masih tidak sesuai sehingga menghambat pembangunan pelabuhan di Kecamatan Socah yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan industri yang akan dikembangkan di Kecamatan Socah. 10. Pembangunan yang terjadi di Kecamatan Socah terbilang lambat terlihat dari jalan dan fasilitas umum dan sosial yang masih belum merata. Walaupun ada pembangunan pelabuhan tetapi tetap tidak mendorong pembangunan fasilitas di Kecamatan Socah. IV-3

26 Klaster IV (Bangkalan, Burneh, Tanah Merah, III-4

27 5 Konsep Pengembangan. V-1

28 Konsep & Strategi Pengembangan Kawasan/klaster IV diarahkan sebagai kawasan agropolitan. Pusat kawasan agropolitan di kawasan/klaster IV diarahkan di Kecamatan Bangkalan, yakni di Kelurahan Bancaran, Desa Sabiyan, dan Desa Gebang. Konsep Pengembangan Klaster III KONSEP ARAHAN LOKASI Mempercepat pertumbuhan industri Memberikan kemudahan bagi kegiatan industry Mendorong kegiatan industry untuk berlokasi di kawasan industry Menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang bersinergi Mendorong home industry dan manufacturing local berkembang dengan baik. Insentif dan disinsentif Desa dakiring Desa pernajuh Desa petaonan Desa junganyar V-2

29 V-3

30 Konsep Fungsi dan Zonasi Pemanfaatan Ruang V-4

31 Klaster IV (Bangkalan, Burneh, Tanah Merah, III-5

32 6 Rencana Pengembangan Kawasan VVVI-1

33 Rencana Pengembangan Klaster III Rencana Fungsi Kawasan Industri Fungsi Kawasan pada kawasan III ditentukan dari hasil analisa penilaian berdasarkan kondisi fisik, aktivitas ekonomi, struktur wilayah, kondisi infrastruktur, dan SDM. Sehingga fungsi kawasan terdiri dari: inti, transisi dan penunjang. Tujuan yang ingin dicapai dalam pengaturan fungsi kawasan adalah untuk : 1. Meningkatkan tingkat pelayanan prasarana dan sarana pada penduduk sesuai dengan kebutuhannya 2. Memberikan kemudahan penduduk dalam melakukan hubungan antar pusat kegiatan. 3. Mendorong pertumbuhan bagi kawasankawasan yang diprioritaskan berkembang. Rencana fungsi kawasan yang ditetapkan di Kawasan IV, sebagai berikut: 1. Kawasan Inti : Desa Junganyar, Desa Purnajuh, Desa Dakiring dan Desa Petaonan. 2. Kawasan Pendukung : Desa Keleyan, Desa Buluh, Desa Jaddih, Desa Sanggra Agung, Desa Parseh. VVVI-2

34 7 Indikasi Program. VII-1

35 Uraian indikasi program pada tiap kawasan/klaster di Kabupaten Bangkalan dapat digambarkan pada tabel berikut. Indikasi Program Klaster III Indikasi program ini merupakan upaya tindak lanjut atau implementasi dari konsep dan rencana pengembangan tiap kawasan/klaster yang dapat dijadikan pedoman untuk pelaksanaan pembangunan fisik dan non fisik secara bertahap selama periode perencanaan. Program program pembangunan yang direncanakan dalam mendukung pengembangan kawasan/klaster di Kabupaten Bangkalan ini difokuskan pada beberapa aspek, meliputi: a. Pengembangan kawasan secara umum; b. Pembangunan atau pengembangan infrastruktur penunjang; c. Pembangunan atau pengembangan sarana penunjang; d. Peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM). VII-2

36 Tabel Indikasi Program Pembangunan Kawasan/Klaster III PROGRAM PENGEMB. KAWASAN INDUSTRI Penetapan batasan kawasan industri Socah Sosialisasi pengembangan kaw. industri Socah Pembebasan lahan untuk kaw. industri Socah Relokasi permukiman penduduk di sekitar kaw. industri Socah PENGEMB. SARANA PENUNJANG Peningkatan kapasitas dan perluasan kaw. Pelabuhan Socah. LOKASI Dakiring Petaonan Pernajuh Junganyar Dakiring Petaonan Pernajuh Junganyar PERIODE (TAHUN) SUMBER PENDANAAN APBD Kabupaten APBD Kabupaten Dakiring APBD Kabupaten Bappeda INSTANSI Bappeda Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang BPWS Bappeda Dinas PU Petaonan APBD Provinsi Dinas PU Pernajuh APBN BPWS Junganyar Dakiring APBD Kabupaten Bappeda Petaonan APBD Provinsi Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Pernajuh APBN BPWS Junganyar Pelabuhan Socah APBD Kabupaten APBD Provinsi APBN BPWS Bappeda Dinas PU Dinas Perhubungan Badan Pengelola Pelabuhan Klaster IV (Bangkalan, Burneh, Tanah Merah, VII-3

37 PROGRAM LOKASI PERIODE (TAHUN) SUMBER PENDANAAN APBD Kabupaten Bappeda INSTANSI Peningkatan fasilitas penunjang pelabuhan (parkir, gudang penyimpanan/storehouse, dll.) Pengembangan blok-blok kaw. industri Pelabuhan Socah Kaw. Industri Socah APBD Provinsi APBN APBD Kabupaten APBD Provinsi APBN Investasi Dinas PU Dinas Perhubungan Badan Pengelola Pelabuhan Bappeda Dinas PU BPWS Swasta Pembangunan fasilitas penunjang kaw. Industri Kaw. Industri Socah APBD Kabupaten APBD Provinsi Investasi Bappeda Dinas PU PENGEMB. PRASARANA KAWASAN Pembangunan jaringan jalan baru akses penghubung Pemeliharaan dan peningkatan kapasitas jaringan jalan permukiman sekitar kaw. industri Perbaikan jaringan jalan eksisting Pembangunan jaringan perpipaan air bersih baru Penyediaan sumur artesis Pembangunan jaringan listrik baru Kaw. Industri Socah Kaw. Industri Socah Kaw. Industri Socah Kaw. Industri Socah Kaw. Industri Socah Kaw. Industri APBD Kabupaten APBD Kabupaten APBD Kabupaten APBD Kabupaten APBD Kabupaten Dinas PU Bina Marga & Pengairan Dinas PU Bina Marga & Pengairan Dinas PU Bina Marga & Pengairan PDAM Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang PLN Klaster IV (Bangkalan, Burneh, Tanah Merah, VII-4

38 PROGRAM LOKASI Socah PERIODE (TAHUN) SUMBER PENDANAAN INSTANSI Pembangunan jaringan perpipaan gas industri Pembangunan jaringan telepon kabel & internet baru Pembangunan jaringan drainase baru Pengembangan fasilitas IPAL & IPLT baru PENGEMBANGAN SDM Pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK) kompetensi industri Pemberian bantuan usaha masyarakat sekitar kaw. Industri Socah Kaw. Industri Socah Kaw. Industri Socah Kaw. Industri Socah Kaw. Industri Socah Kec. Socah Dakiring Petaonan Pernajuh APBD Provinsi APBD Kabupaten APBD Kabupaten APBD Kabupaten APBD Kabupaten Dinas Pertambang. & Energi PT. Telkom Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Dinas Sosnaker & Trans. Balai Latihan Kerja Dinas Koperasi & UMKM Bapemmas Swasta Junganyar PENEMBANGAN KAWASAN PENUNJANG Desa Socah Pemeliharaan dan Peningkatan perkerasan jalan Desa Buluh Desa Keleyan Desa Bilaporah APBD Kabupaten Dinas PU Bina Marga Klaster IV (Bangkalan, Burneh, Tanah Merah, VII-5

39 PROGRAM LOKASI Desa Socah PERIODE (TAHUN) SUMBER PENDANAAN INSTANSI Pembangunan jaringan drainase baru Desa Buluh Desa Keleyan Desa Bilaporah Desa Socah APBD Kabupaten Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Penambahan Lampu Penerangan Jalan Desa Buluh Desa Keleyan Desa Bilaporah Desa Socah PLN Dinas PU Binamarga Pembangunan jaringan perpipaan gas di desa penunjang Pembangunan jaringan perpipaan air bersih baru Penyediaan sumur artesis Desa Buluh Desa Keleyan Desa Bilaporah Kaw. Penunjang Klaster III Kaw. Penunjang Klaster III APBD Provinsi APBD Kabupaten APBD Kabupaten Dinas Pertambang. & Energi PDAM Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Klaster IV (Bangkalan, Burneh, Tanah Merah, VII-6

MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN/KLASTER KAB.BANGKALAN

MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN/KLASTER KAB.BANGKALAN 1 Pendahuluan Dalam pelaksanaan percepatan Latar Belakang pengembangan wilayah Suramadu, BPWS menyusun Rencana Induk Percepatan Pengembangan Wilayah Suramadu yang memuat visi misi, kebijakan dan strategi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

DAFTAR ISI. Kata Pengantar.. DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar.. Daftar Isi. Daftat Tabel. Daftar Gambar i-ii iii iv-vi vii-vii BAB I PENDAHULUAN 1 I.1. Latar Belakang. 1 I.2. Dasar Hukum...... 4 I.3. Tujuan..... 5 I.4. Manfaat......

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

9.1. Analisis LQ Sektor Jembrana Terhadap Sektor Propinsi Bali

9.1. Analisis LQ Sektor Jembrana Terhadap Sektor Propinsi Bali 9.1. Analisis LQ Sektor Jembrana Terhadap Sektor Propinsi Bali A nalisis LQ menunjukkan potensi dari tempat terkait dengan kondisi kekayaan yang ada di wilayah tersebut. LQ berguna untuk melihat spesialisasi

Lebih terperinci

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui

Lebih terperinci

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : 1 Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : Sri Windarti H.0305039 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam lokasi kawasan komoditas unggulan nasional pada komoditas padi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam lokasi kawasan komoditas unggulan nasional pada komoditas padi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan produksi pertanian komoditas unggulan di Kabupaten Bekasi, pembangunan pertanian berskala ekonomi harus dilakukan melalui perencanaan wilayah

Lebih terperinci

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR 7.1 Komoditas Unggulan di Kecamatan Pamijahan Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) terhadap komoditas pertanian di Kabupaten Bogor yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Selain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur menempati posisi tertinggi

Lebih terperinci

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab. LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR : 3 TAHUN 2012 TANGGAL : 11 SEPTEMBER 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2011-2031 I. RENCANA STRUKTUR RUANG No Rencana

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 2 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Perekonomian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 2 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 2.1 Tujuan Penataan Ruang Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Dengan mempertimbangkan visi

Lebih terperinci

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan Ratiza Rizkian Azwartika, dan Sardjito Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan masalah Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini berisi penjelasan mengenai hasil analisis yang dilihat posisinya berdasarkan teori dan perencanaan yang ada. Penelitian ini dibahas berdasarkan perkembangan wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

Gambaran Umum Kondisi Daerah

Gambaran Umum Kondisi Daerah Gambaran Umum Kondisi Daerah Daya Saing Kabupaten Bangkalan Daya Saing Kabupaten Bangkalan merupakan kemampuan perekonomian Kabupaten Bangkalan dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,

Lebih terperinci

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN

BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN 4.1 Analisis Sektor Unggulan di Kabupaten Banyuasin Sektor ekonomi unggulan (basis) merupakan sektor yang memiliki peranan dalam suatu perekonomian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA GEOGRAFIS KABUPATEN BANGKA PKL Sungailiat PKW PKNp PKWp PKW PKW Struktur Perekonomian Kabupaten Bangka tanpa Timah Tahun 2009-2013 Sektor 2009 (%)

Lebih terperinci

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM REPOSISI KAPET 2014 KELEMBAGAAN DIPERKUAT, PROGRAM IMPLEMENTATIF, KONSISTEN DALAM PENATAAN RUANG MEMPERKUAT MP3EI KORIDOR IV SULAWESI LEGALITAS, KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR PU DALAM MEMPERCEPAT PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah beserta dengan perangkat kelengkapannya sejak penerbitan

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI PULAU MADURA BERDASARKAN SEKTOR PERTANIAN SEBELUM DAN SETELAH BERDIRI JEMBATAN SURAMADU

PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI PULAU MADURA BERDASARKAN SEKTOR PERTANIAN SEBELUM DAN SETELAH BERDIRI JEMBATAN SURAMADU SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI PULAU MADURA BERDASARKAN SEKTOR PERTANIAN SEBELUM DAN SETELAH BERDIRI JEMBATAN SURAMADU Oleh : Aizeh Mauludina (1310 105 01) Dosen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH DI KOTA BANJAR ABSTRAK

ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH DI KOTA BANJAR ABSTRAK ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH DI KOTA BANJAR Oleh: Riska Novitasari 1, Dedi Herdiansah S 2, Cecep Pardani 3 1,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan perencanaan yang akurat dari pemerintah. Upaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi. Peran penting sektor pertanian tersebut sudah tergambar dalam fakta empiris yang

Lebih terperinci

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi 1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi 1. Penyempurnaan Database Struktur Database Existing SIPD A. Data Umum 1. Demografi 2. Geografi 3. Pemerintahan B. Sosial Budaya 1. Kesehatan 2. Pendidikan,

Lebih terperinci

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN I II PENDAHULUAN PENDAHULUAN Pembangunan dapat diartikan berbeda-beda oleh setiap orang tergantung dari sudut pandang apa yang digunakan oleh orang tersebut. Perbedaan cara pandang mengenai proses pembangunan

Lebih terperinci

Pengembangan Wilayah Berbasis Agroindustri di Kabupaten Sumenep

Pengembangan Wilayah Berbasis Agroindustri di Kabupaten Sumenep Pengembangan Wilayah Berbasis Agroindustri di Kabupaten Sumenep Oleh : Maulina Oktavia 3608100060 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-168 Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan Ratiza Rizkian Azwartika dan

Lebih terperinci

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lamandau Tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Lamandau telah

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2031 I. UMUM 1. Faktor yang melatarbelakangi disusunnya Rencana Tata Ruang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Misi Misi pengembangan Produk Unggulan Daerah Kab.

Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Misi Misi pengembangan Produk Unggulan Daerah Kab. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten 6.1. VISI DAN MISI 6.1.1 Visi Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Kab. Melalui Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Product 6.1.2.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN LAMPIRAN IV INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN 2010-2030 NO. PROGRAM KEGIATAN LOKASI BESARAN (Rp) A. Perwujudan Struktur Ruang 1 Rencana Pusat - Pembangunan dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16 KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

S. Andy Cahyono dan Purwanto

S. Andy Cahyono dan Purwanto S. Andy Cahyono dan Purwanto Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jl. Jend A. Yani-Pabelan, Kartasura. PO BOX 295 Surakarta 57102 Telp/Fax: (0271) 716709; 716959 Email:

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka. nasional, serta koefisien gini mengecil.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka. nasional, serta koefisien gini mengecil. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi suatu daerah pada hakekatnya merupakan rangkaian kegiatan integral dari pembangunan ekonomi nasional yang dilaksanakan terarah dan terus

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2011-2031 I. UMUM Proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah yang dimanfaatkan sebagian besar penduduk dengan mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA BIMA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KOTA BIMA TAHUN 2016

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Tamiang

Profil Kabupaten Aceh Tamiang Profil Kabupaten Aceh Tamiang Ibukota : Karang Baru Batas Daerah : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur, Kota langsa dan Selat Malaka Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Langkat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut. 1. Berdasarkan Tipologi Klassen periode 1984-2012, maka ada 8 (delapan) daerah yang termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1.1 Kelembagaan Agro Ekonomi Kelembagaan agro ekonomi yang dimaksud adalah lembaga-lembaga yang berfungsi sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola setiap sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

8.1. Keuangan Daerah APBD

8.1. Keuangan Daerah APBD S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PASAMAN

IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PASAMAN 1 IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PASAMAN Benny Oksatriandhi 1, Eko Budi Santoso 2 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN 2005-2014 Sri Hidayah 1) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Uniersitas Siliwangi SriHidayah93@yahoo.com Unang 2) Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan 109⁰29 109⁰45 50 Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah

Lebih terperinci

KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA

KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA SEPA : Vol. 9 No. 2 Februari 2013 : 201-208 ISSN : 1829-9946 KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA WIWIT RAHAYU Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Indonesia sedang melakukan pembangunan wilayah yang bertujuan menyejahterakan rakyat atau menjadi lebih baik dari sebelumnya. Indonesia terdiri dari pulau-pulau

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2031 I. UMUM Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Administratif Kabupaten Indramayu, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yang membentang sepanjang pesisir pantai utara P.Jawa,

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN 164 BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN Adanya keterbatasan dalam pembangunan baik keterbatasan sumber daya maupun dana merupakan alasan pentingnya dalam penentuan sektor

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar belakang Rumusan Masalah... 6

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar belakang Rumusan Masalah... 6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iv vii viii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang... 1 1.2.

Lebih terperinci