LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIN) 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIN) 2016"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIN) 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN

2 TIM LAKIN 2016 LAKIN ini disusun oleh: Penanggung Jawab Ketua : Muhammad Dimyati : Prakoso Anggota: 1. Endang Taryono (Setditjen) 2. Pancara Sutanto (Setditjen) 3. Syarip Hidayat (Setditjen) 4. Ermalina (Dit.KI) 5. Dadi Alamsyah (Dit.KI) 6. Suwitno (Dit.KI) 7. Marhaindro Waluyo (Dit. PTI) 8. Juhartono (Dit. PTI) 9. Sjaeful Irwan (DSRP) 10. Syafarudin (DSRP) 11. Mustangimah (DRPM) 12. Desmelita (DRPM) 13. Kurnia Aliyanti (DRPM) 14. Enny Lestariningsih (DSRP) 15. Entin Laelasari (Dit. KI) 16. Ratna Farianingsih (Dit. PTI) 17. Rahmat Fajri (DSRP) 18. Muhammad Athar Ismail (DSRP) 19. Richie Marciano (Setditjen) ii

3 KATA PENGANTAR Dengan berakhirnya tahun anggaran 2016, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah melakukan serangkaian evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 guna mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Evaluasi tersebut juga merupakan bentuk pertanggungjawaban dan bagian dari akuntabilitas Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi kepada masyarakat, serta sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIN meliputi seluruh penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi yang ditunjang oleh anggaran DIPA 2016 yang berasal dari 2 (dua) fungsi Layanan Umum dan fungsi Pendidikan. Laporan ini dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dan Penanggung jawab Kegiatan (PPK), selama tahun anggaran 2016 sesuai dengan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan. Kepada seluruh pimpinan dan staf Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan yang terlibat dalam penyusunan laporan ini, disampaikan ucapan terima kasih sehingga laporan dapat diterbitkan sesuai dengan rencana. Kami menyadari bahwa laporan ini masih sangat makro, sehingga memerlukan tambahan analisis yang lebih tajam. Walaupun demikian, kami berharap laporan dapat memberikan perspektif baru dalam membangun industri dan perekonomian nasional berbasis iptek oleh para pemangku kebijakan, pelaku iptek, dan industri nasional. Kami mengharapkan masukan dan koreksi dari berbagai pihak untuk meningkatkan serta perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Semoga laporan Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Tahun 2016 ini dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi serta acuan dalam menyusun Laporan Kinerja Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan rencana pelaksanaan program di masa datang. Jakarta,. Januari 2017 Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan ttd Muhammad Dimyati NIP iii

4 RINGKASAN EKSEKUTIF Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Tahun 2016, yang merupakan gambaran tentang capaian kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Tahun 2016, dengan mengacu pada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan tahun Dalam rencana kinerja Tahun 2016 Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan telah menetapkan 4 (empat) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang diambil dari Indikator Kinerja Sasaran (IKS) dengan alasan penetapan masing-masing IKU sebagaimana diuraikan dalam Tabel berikut: Tabel 1 Indikator Kinerja Utama Dirjen Risbang Tahun 2016 No. Indikator Kinerja Utama Alasan 1. Jumlah publikasi internasional 2. Jumlah HKI yang didaftarkan 3. Jumlah prototipe R&D TRL s.d 6 4. Jumlah prototipe industri TRL 7 Mengukur kinerja produktivitas riset iptek dan pendidikan tinggi dalam pengembangan ilmu pengetahuan secara internasional. Mengukur kualitas hasil riset iptek dan pendidikan tinggi untuk meningkatkan perolehan perlindungan HKI dengan menggali secara maksimum potensi HKI yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian, pengembangan dan pengabdian kepada masyarakat. Mengukur tingkat kesiapan teknologi hasil riset iptek yang telah teruji pada simulasi di lingkungan operasional. Mengukur tingkat kesiapan teknologi hasil riset iptek yang telah didemonstrasikan dan diuji coba di lapangan. Dari hasil analisis capaian indikator kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan selama tahun 2016 terdapat beberapa realisasi pencapaian indikator yang berhasil mencapai kinerja seperti yang telah ditargetkan pada awal tahun, bahkan melebihi. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan sebagai berikut: iv

5 Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen Penguatan Risbang Sasaran Strategis Meningkatnya produktivitas kekayaan intelektual. Indikator Kinerja Jumlah HKI yang didaftarkan Target Realisasi 2015 Tahun 2016 Target Realisasi % % Jumlah publikasi internasional % Meningkatnya produktivitas riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat Meningkatnya kesiapan teknologi laik industri Jumlah prototipe R&D (TRL s.d 6) Jumlah prototipe industri (TRL 7) % % Jika dianalisis lebih mendalam kinerja yang telah dicapai memberikan manfaat terhadap beberapa aspek. Jumlah paten terdaftar dari Indikator Kinerja Utama (IKU) ini telah mendorong peningkatan jumlah paten terdaftar secara Nasional dan meningkatkan kemampuan sumber daya peneliti Indonesia. Konsorsium telah menjadi wahana untuk mendorong terjadinya koordinasi dan sinergi antar pelaku litbang (industri, akademisi dan lembaga litbang). Selain itu juga menjadi wahana terjadinya pergeseran dari technology push ke market driven. Jumlah artikel publikasi internasional dari IKU ini telah mendorong peningkatan jumlah publikasi ilmiah secara nasional dan internasional yang dilakukan oleh peneliti dari Indonesia. Jumlah prototipe R&D TRL s.d 6, dikembangkan bagi riset yang membutuhkan demonstrasi dari prototipe sistem nyata dalam suatu lingkungan operasional, seperti misalnya dalam suatu pesawat terbang, kendaraan atau ruang angkasa. Jumlah prototipe R&D TRL s.d 7 ditujukan untuk meningkatkan relevansi dan produktivitas litbang untuk memenuhi kebutuhan teknologi di industri. Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan ditahun-tahun mendatang akan berupaya terus meningkatkan kinerja dalam melaksanakan peran dan tanggung jawab yang diembannya melalui pelaksanaan langkah-langkah yang lebih kongkrit dalam Pengembangan Iptek Nasional, sehingga target Renstra Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangandapat dicapai. Langkah-langkah yang ditempuh Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan di tahun-tahun mendatang diantaranya: 1. Meningkatkan kinerja perumusan kebijakan dan instrumen kebijakan dengan melakukan uji publik dan sosialisasi Rencana Induk Riset Nasional (RIRN); 2. Meningkatkan kinerja serta efektifitas koordinasi pelaksanaan kebijakan dan instrumen kebijakan melalui sinkronisasi dan advokasi substansi regulasi iptek ke regulasi sektor; v

6 3. Meningkatkan kinerja evaluasi pelaksanaan kebijakan dan instrumen kebijakan; 4. Melakukan pembenahan perencanaan anggaran dan program yang didukung data akurat, sehingga pemanfaatannya lebih mengena pada sasaran sehingga optimal, efektif dan efisien dapat dicapai; 5. Meningkatkan koordinasi internal dan eksternal, khususnya peningkatan koordinasi dalam pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan APBN; 6. Mengembangkan kebijakan manajemen teknologi untuk mendorong peningkatan tingkat kesiapterapan teknologi (TKT) teknologi level prototipe hasil litbang menjadi prototipe industri; 7. Melakukan sinkronisasi kegiatan dan program bersama dalam bidang fokus (Energi, Material Maju, Kesehatan & Obat, Pangan & Pertanian, Kemaritiman, Hankam, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kebencanaan dan Sosial Humariora); 8. Mengembangkan kerjasama fasilitasi kepada inventor masyarakat melalui pendampingan program Corporate Social Responsibility (CSR), serta mengembangkan sistem pelaporan berbasis web melalui sistem informasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (simlitabmas) Demikian capaian kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan tahun 2016, yang merupakan gambaran hasil evaluasi terhadap Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan tahun vi

7 DAFTAR ISI TIM LAKIN ii KATA PENGANTAR... iii RINGKASAN EKSEKUTIF... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Sumber Daya Manusia (SDM)... 3 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Penetapan Kinerja (PK) Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Pengendalian Kinerja Pengukuran Kinerja Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Analisis Capaian Kinerja Realisasi Anggaran BAB IV PENUTUP LAMPIRAN vii

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Organisasi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan... 2 Gambar 3 1 Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Income) Gambar 3 2 Grafik Publikasi Internasional Negara Asean Gambar 3 3 Data Publikasi Internasional Terindeks di Scopusper 30 Desember Gambar 3 4 Target dan capaian Renstra Gambar 3 5 Perkembangan Paten Domestik Terdaftar Gambar 3 6 Drafting Paten (Surabaya) dan Sosialisasi Insentif Raih (Makassar) Gambar 3 7 Pelatihan TOT (Surabaya) Gambar 3 8 Jumlah Prototipe Industri TRL 7 ( ) Gambar 3 9 Kurva S pembiayaan riset dan pengembangan Gambar 3 10 Konverter Kit2 Tak karburator ke EFI Gambar 3 11 Koverter Kit4 Tak Karburator ke EFI viii

9 DAFTAR TABEL Tabel 1 Indikator Kinerja Utama Dirjen Risbang Tahun iv Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen Penguatan Risbang... v Tabel 1.1 Komposisi Sumber Daya Manusia Tahun Tabel 2.1 Matriks Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Tabel 2.2. Matriks Kegiatan, Sasaran Kegiatan (Output), dan Indikator Kinerja (IKK) kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Tabel 2.3 Indikator Kinerja Sasaran (IKS) Tabel 2.4 Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tabel 2.5 Ikhtisar Program dan Kegiatan Tahun 2016 Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Tabel 2.6 Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Tahun Tabel 2.7. Penetapan Indikator Kinerja Utama Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun Tabel 3.2. Jumlah Publikasi Internasional Tabel 3.3. Publikasi Internasional Negara Asean Tabel 3.4. Program/Kegiatan Dalam Rangka Publikasi Internasional Tabel 3.5. IKU HKI yang Didaftarkan Tabel 3.6. Jumlah Kumulatif Indikator Kinerja Jumlah HKI yang didaftarkan Tabel 3.7. Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TRL, Technology Readiness Level) Tabel 3.8 Capaian Indikator Kinerja Jumlah Prototipe R&D (TRL sd 6) Tabel 3.9. Capaian Kegiatan InSINas (Data ) Tabel 3.10 Capaian Hasil Penelitian Perguruan Tinggi (Data 2016) Tabel 3.11 Jumlah Prototipe Laik Industri (TRL 7) Tabel 3.12 Hasil Capaian Jumlah Prototipe Laik Industri TRL Tabel 3.13 Realisasi Daya Serap (Fungsi Pendidikan) Tabel 3.14 Realisasi Daya Serap (Fungsi Layanan Umum) ix

10 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Maksud dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan adalah sebagai pertanggung jawaban kepada masyarakat mengenai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya, pelaksanaan kebijakan dan program yang telah dilakukan sepanjang tahun 2016, sebagaimana yang diwajibkan dalam Undang-Undang Nomor 28 pasal 3 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Bersih dan Bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN), Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi PemerintahPeraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun Selain itu Laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan dapat digunakan sebagai sarana evaluasi untuk menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan pada tahun mendatang, dengan tujuan untuk mengukur kinerja dan pencapaian sasaran kegiatan pada Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Tahun Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi No. 15 tahun 2016, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, pada Pasal 339 menyebutkan, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan riset dan pengembangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan riset dan pengembangan; 2. Perumusan dan koordinasi kebijakan serta fasilitasi pengelolaan aset kekayaan intelektual; 3. Penyiapan pemberian ijin tertulis kegiatan penelitian dan pengembangan oleh perguruan tinggi asing, lembaga penelitian dan pengembangan asing, badan usaha asing, dan orang asing di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; 4. Penyiapan pemberian ijin tertulis kegiatan penelitian dan pengembangan terapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berisiko tinggi dan berbahaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penguatan riset dan pengembangan; 1

11 6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan; dan 7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. 1.3 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan terdiri dari satu jabatan struktural eselon I, lima jabatan struktural eselon II, Sembilan belas jabatan struktural eselon III, dan empat puluh jabatan struktural eselon IV. Struktur organisasi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan ditunjukkan pada Gambar 1.1 Gambar 1 1 Organisasi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 2

12 1.4 Sumber Daya Manusia (SDM) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan didukung oleh SDM sebanyak 164 pegawai, dengan komposisi pendidikan sebagaimana Tabel 1.1. Tabel 1.1 Komposisi Sumber Daya Manusia Tahun Sistematika Penyajian Laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan tahun 2016 disusun dengan kerangka sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari Latar belakang, Tugas dan Fungsi, Struktur Organisasi, Sumber Daya Manusia, Anggaran dari Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan 3

13 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Bab ini berisi Rencana pembangunan jangka menengah nasional , Rencana strategis, arah kebijakan dan strategis, dan penetapan kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Bab III menjabarkan tentang pengukuran kinerja, perbaikan sistem akuntabilitas kinerja dan analisis capaian indikator kinerja utama. Analisis capaian kinerja utama berisi hasil kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing Direktorat. BAB IV PENUTUP Bagian penutup berisi kesimpulan dari laporan 4

14 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Di dalam RPJMN persoalan peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan tinggi menjadi fokus penting. Pendidikan tinggi berperan penting dalam upaya mencapai kemajuan, meningkatkan daya saing, dan membangun keunggulan bangsa, melalui pengembangan ilmu pengetahuan, penemuan ilmiah, dan inovasi teknologi. Pendidikan tinggi mempunyai kaitan erat dengan kemajuan ekonomi karena dapat melahirkan SDM berkualitas yang memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi. Untuk itu, layanan pendidikan tinggi yang berkualitas harus dapat diakses oleh seluruh penduduk usia produktif, agar mereka mampu menjadi kekuatan penggerak pertumbuhan ekonomi. Perguruan Tinggi Indonesia juga belum mampu berkompetisi dengan Perguruan Tinggi negara lain bahkan masih tertinggal dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara sekalipun. Sejumlah lembaga internasional secara berkala melakukan survei untuk menyusun peringkat universitas terbaik dunia dan menempatkan universitas-universitas Indonesia, bahkan yang berstatus paling baik di Indonesia sekalipun berada pada posisi yang masih rendah. Pembangunan iptek pada RPJMN diarahkan terutama untuk mendukung agenda prioritas Nawa Cita ke-6, yaitu "Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing di Pasar Internasional". Agenda ini diuraikan menjadi 10 sub-agenda prioritas yang salah satu di antaranya adalah "Meningkatkan Kapasitas Inovasi dan Teknologi". Dalam penyusunan Prioritas Riset Nasional digunakan pendekatan top-down dan botom-up dengan memeriksa dokumen negara yang relevan dalam proses pembangunan dan mempertimbangkan aspek riset di dalamnya, yakni (1) RPJPN , (2) RPJMN , (3) Buku Putih Iptek, (4) ARN , (5) Riset iptek sektoral dan akademik, (6) RIPIN , (7) Nawa Cita, dan (8) Dokumen-dokumen rencana dan capaian lembaga penelitian dan pengembangan. Dengan mengacu pada dokumen-dokumen ini, dilakukan pemilihan tema/topik riset yang didapatkan secara topdown maupun yang bersifat botom-up, kemudian dijabarkan justifikasi dan target yang 5

15 diklasifikan dalam 10 Bidang Fokus. Bidang Fokus ini sesuai dengan 7 fokus di Agenda Riset Nasional ditambah dengan 3 fokus baru sebagai berikut: 1. Pangan Mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian dalam rangka mendukung terwujudnya kemandirian pangan, meliputi: perluasan lahan produksi, pengembangan bibit unggul khususnya untuk lahan suboptimal, peningkatan produktivitas dan pengurangan kehilangan hasil panen, pengembangan teknologi perikanan, pengembangan teknologi industri pangan skala kecil, dan peningkatan kualitas gizi dan keanekaragaman pangan guna mencapai kondisi swasembada dan ketahanan pangan yang berkelanjutan. 2. Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan Mengembangkan teknologi energi yang meliputi teknologi eksplorasi, eksploitasi, dan produksi energi untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan energi nasional dan konservasi energi sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional yang bersumber pada panas bumi, angin, surya, nuklir, energi hidro, energi laut, fuell cell, biofuel, biomassa dan biogas, batubara, hidrogen, dan coal bed methane. Pengembangan teknologi energi ini juga dumaksudkan memberikan dukungan teknologi bagi pengembangan industri energi skala kecil dan upaya pemberdayaan masyarakat. 3. Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi Mengembangkan teknologi dan manajemen transportasi nasional untuk mendukung klaster industri transportasi dan memecahkan persoalan transportasi nasional. Pengembangan teknologi dan manajemen transportasi tersebut difokuskan pada teknologi sarana dan prasarana transportasi, teknologi dan manajemen transportasi perkotaan, teknologi dan manajemen transportasi barang / logistik, dan teknologi dan manajemen transportasi antar / multimoda yang hemat energi dan ramah lingkungan, serta teknologi dan manajemen untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan transportasi. 4. Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengurangi kesenjangan informasi, mengurangi pembajakan Hak Kekayaan Intelektual, dan mengurangi belanja teknologi impor, yang meliputi: telekomunikasi berbasis IP, penyiaran multimedia berbasis digital, aplikasi perangkat lunak berbasis open 6

16 source, telekomunikasi murah untuk desa terpencil, teknologi digital untuk industri kreatif, dan infrastruktur informasi. 5. Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan Mengembangkan teknologi untuk memperoleh kemandirian industri pertahanan dan keamanan nasional dalam menghasilkan produk sarana pertahanan dan perbekalan untuk mendukung operasi taktis dan strategis kelas ringan, sedang, menengah, dan kelas berat untuk mengurangi belanja teknologi impor. Produk yang dimaksud meliputi peralatan pendukung daya gempur, peralatan pendukung daya gerak, peralatan pendukung Komando; Kendal; Komunikasi; Komputer; Informasi; Pengamatan dan Pengintaian (K4IPP), peralatan pendukung sarana pertahanan, peralatan pendukung Polri, dan perlengkapan khusus. Peningkatan kualitas dan tingkat teknologi industri pertahanan, dapat dilakukan melalui joint production dengan industri militer negara-negara lain serta bentuk kerjasama yang lain. 6. Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat Mengembangkan Iptek kesehatan dan obat khususnya obat alami untuk mendukung klaster industri kesehatan dan industri farmasi nasional, yang meliputi: Iptek untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan teknologi sarana kesehatan dan obat. Disamping itu, mencari teknologi terkini untuk memerangi penyakitpenyakit menular seperti H5N1, H1N1 dan virus-virus berbahaya lainnya. Hal ini penting karena virus-virus tersebut akan terus bermutasi dan mengancam kehidupan umat manusia. 7. Material Maju Melakukan riset dan pengembangan di bidang teknologi material maju guna mendukung pembangunan industri di dalam negeri yang sangat bermanfaat antara lain dalam: (i) meningkatkan nilai tambah dan daya saing sumberdaya alam Indonesia, (ii) mengurangi ketergantungan produk impor, (iii) meningkatkan kandungan lokal, (iv) membuka lapangan kerja, dan (v) meningkatkan pemasukan pajak. Bahan material maju yang diharapkan dapat dikuasai pembuatannya oleh industri dalam negeri antara lain adalah material maju logam tanah jarang, material untuk energy storage (baterai), material fungsional dan material nano, material katalis, dan bahan baku untuk industri besi dan baja. Riset material maju ditujukan untuk menguasai material strategis pendukung produk-produk teknologi, yang antara lain 7

17 difokuskan pada: (i) tanah jarang, (ii) bahan magnet permanen, (iii) material baterai padat, dan (iv) material berbasis silikon. 8. Kemaritiman Melakukan riset dan pengembangan dibidang teknologi kemaritman untuk mendukung: (i) pengembangan infrastruktur kemaritiman, dengan tema dan topik riset komunikasi navigasi, security, supervisi, dan kontrol (radar, sonar, sistem sistem manajemen pelayaran), (ii) pengembangan industri perkapalan dan kepelabuhan, dengan topik riset pengembangan armada kapal kecil dan peningkatan sistem dan teknologi kepelabuhan, dan (iii) pemanfaatan dan pengamanan sumberdaya kemaritiman, dengan topik riset kelestarian sumber daya laut, kualitas hasil laut hasil panen dan diversifikasi produk hasil laut. 9. Bidang Manajemen Penanggulangan Kebencanaan Melakukan riset dan pengembangan dibidang teknologi untuk mengantisipasi perubahan iklim dan penanggulagan kebencanaan dengan tema/topik riset : (1) Teknologi dan Manajemen Bencana Geologi: (a) Mitigasi pengurangan resiko bencana, (b) Pengcegahan dan kesiapsiagaan, (c) Tanggapan darurat, (d) Rehabilitasi dan rekonstruksi, (e) Regulasi dan budaya sadar bencana; (2) Teknologi dan Manajemen Bencana Hidrometeorologi: (a) Mitigasi pengurangan resiko bencana, (b) Pencegahan dan kesiapsiagaan, (c) Tanggapan darurat, (d) Rehabilitasi dan rekonstruksi, (e) Regulasi dan budaya sadar bencana; (3) Teknologi dan Manajemen Bencana Kebakaran Lahan dan Hutan: (a) Mitigasi pengurangan resiko bencana, (b) Pencegahan dan kesiapsiagaan, (c) Tanggapan darurat, (d) Rehabilitasi dan rekonstruksi, (e) Regulasi dan budaya sadar bencana; (4) Teknologi dan Manajemen Lingkungan : (a) Kajian pemetaan kesehatan lingkungan, (b) Rehabilitasi ekosistem, (c) Eksplorasi ramah lingkungan, (d) Regulasi dan budaya. 10. Sosial Humaniora - Seni Budaya - Pendidikan Melakukan riset dan pengembangan di bidang sosial humaniora- seni budayapendidikan untuk membangun jati diri bangsa dengan tema/topik riset : (1) Kajian Pembangunan Sosial Budaya: (a) Kearifan lokal, (b) Indigenous studies, (c) Global village; (2) Kajian Sustainable Mobility: (a) Urban planning & transportation; (3) Kajian Penguatan Modal Sosial : (a) Reforma agrarian, (b)pengentasan kemiskinan dan kemandirian pangan, (c) Rekayasa sosial dan pengembangan 8

18 pedesaan; (3) Kajian Ekonomi dan Sumber Daya Manusia: (a) Kewirausahaan, koperasi, dan UMKM, (b) Pendidikan berkarakter dan berdaya saing, (c) Senibudaya pendukung pariwisata. 2.2 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan a. Visi Guna menyelenggarakan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan, maka Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan menetapkan visi sebagai berikut: Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan iptek untuk daya saing bangsa b. Misi Dari visi tersebut di atas kemudian dijabarkan dalam bentuk misi, yaitu: 1. Menghasilkan kebijakan riset dan pengembangan iptek yang relevan antara penghasil dan pengguna; dan 2. Meningkatkan produktivitas riset dan pengembangan iptek untuk meningkatkan daya saing. c. Tujuan Dalam Rencana Strategis Tahun , Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan telah menetapkan beberapa tujuan yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan tersebut didasarkan pada identifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan dan tujuan yang ingin dicapai secara kelembagaan. Tujuan-tujuan yang ditetapkan adalah: 1. Meningkatnya relevansi kebijakan riset dan pengembangan iptek; dan 2. Meningkatnya produktivitas riset dan pengembangan Iptek. d. Program dan Sasaran Pada periode , telah ditetapkan program Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan adalah Penguatan Riset dan Pengembangan. Untuk mengukur pencapaian kinerja di lingkup Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, ditetapkan sejumlah sasaran strategis yang menggambarkan kondisi 9

19 yang harus dicapai pada tahun 2019, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2.1 Sasaran strategis Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan untuk tiap tujuan tersebut di atas adalah: 1. Meningkatnya dukungan manajemen untuk program riset dan pengembangan iptek; 2. Meningkatnya relevansi kebijakan riset dan pengembangan iptek; 3. Meningkatnya produktivitas riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat; 4. Meningkatnya kesiapan teknologi laik industri; 5. Meningkatnya produktivitas kekayaan intelektual; 6. Meningkatnya litbang iptek unggulan di bidang kesehatan dan obat; 10

20 Tabel 2.1 Matriks Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan VISI MISI TUJUAN Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan iptek untuk daya saing bangsa 1. Menghasilkan kebijakan riset dan pengembangan iptek yang relevan antara penghasil dan pengguna 1) Meningkat nya relevansi kebijakan riset dan pengembangan iptek INDIKATOR KINERJA TUJUAN (IKT) 1. Jumlah Kebijakan untuk peningkatan relevansi kebijakan riset dan pengembangan Iptek SASARAN STRATEGIS (SS) 1. Meningkatnya dukungan manajemen untuk program riset dan pengembangan iptek INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS (IKSS) / INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) Jumlah layanan dukungan program penguatan riset dan pengembangan TARGET IKS Meningkatkan produktivitas riset dan pengembangan iptek untuk meningkatkan daya saing 2. Meningkatnya produktivitas riset dan pengembangan iptek 2) Jumlah publikasi internasional; jumlah paten yang didaftarkan; jumlah prototipe R&D (TRL s.d 6); jumlah prototipe laik industri (TRL 7) 2. Meningkatnya relevansi kebijkakan riset dan pengembamban gan iptek 3. Meningkatnya produktivitas riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat 4. Meningkatnya kesiapan teknologi laik industri Jumlah Kebijakan riset dan pengembangan iptek Jumlah prototipe R&D: TRL s.s Jumlah prototipe laik Industri TRL Meningkatnya produktivitas kekayaan intelektual Jumlah HKI yang di daftarkan

21 VISI MISI TUJUAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN (IKT) SASARAN STRATEGIS (SS) INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS (IKSS) / INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) Jumlah publikasi internasional TARGET IKS Meningkatnya Litbang Iptek unggulan di bidang kesehatan dan obat Hasil penelitian unggulan bidang kesehatan dan obat Untuk mencapai Sasaran Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan sebagaimana tertuang pada Tabel 2.1, ditetapkan Kegiatan, Sasaran Kegiatan (Output), dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) sebagai mana pada Tabel 2.2. berikut Tabel 2.2. Matriks Kegiatan, Sasaran Kegiatan (Output), dan Indikator Kinerja (IKK) kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal VISI MISI TUJUAN Meningkatnya relevansi dan produktivitas riet dan pengembanga n iptek untuk daya saing bangsa 1. Menghasilka n kebijakan riset dan pengembang an iptek yang relevan antara penghasil 1) Meningkat nya relevansi kebijakan riset dan pengemban gan iptek INDIKATOR KINERJA TUJUAN (IKT) 1. Jumlah Kebijakan untuk peningkat an relevansi kebijakan riset dan Penguatan Riset dan Pengembangan SASARAN STRATEGIS (SS) 1. Meningkat nya dukungan manajeme n untuk program riset dan pengemba INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS (IKSS) / INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) Jumlah layanan dukungan program penguatan riset dan pengemban gan SASARAN KEGIATAN Perencanaan program anggaran dan evaluasi Akuntansi dan pelaporan keuangan INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Jumlah dokumen Perencanaan Program Jumlah dokumen laporan keuangan TARGET IKK

22 VISI MISI TUJUAN dan pengguna INDIKATOR KINERJA TUJUAN (IKT) pengemba ngan Iptek SASARAN STRATEGIS (SS) ngan iptek 2. Meningkat nya relevansi kebijkakan riset dan pengemba mbangan iptek INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS (IKSS) / INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) Jumlah Kebijakan riset dan pengemban gan iptek SASARAN KEGIATAN Hukum, humas dan kerjasama Layanan Pengelolaan aset BMN Layanan Kepegawaian Layanan Perkantoran Layanan tata usaha pimpinan Rekomendasi kebijakan sistem riset dan pengembang an iptek Technology Foresight Jakstranas Iptek INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Jumlah dokumen hukum, humas dan kerjasama Jumlah Layanan pengelolaan aset BMN Jumlah Layanan Kepegawaian Operasional Layanan Perkantoran Jumlah tata usaha pimpinan Jumlah rekomendasi kebijakan sistem riset dan pengembang an iptek Jumlah Technology Foresight Jumlah rekomendasi Jakstranas Iptek/ Rencana Induk Riset TARGET IKK

23 VISI MISI TUJUAN 2. Meningkatkan produktivitas riset dan pengembanga n iptek untuk meningkatkan daya saing 2. Meningkatnya produktivitas riset dan pengembanga n iptek INDIKATOR KINERJA TUJUAN (IKT) 2) Jumlah publikasi internasion al; jumlah paten yang didaftarka n; jumlah prototipe R&D (TRL s.d 6); jumlah prototipe laik industri (TRL 7) SASARAN STRATEGIS (SS) 3. Meningkatnya produktivitas riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS (IKSS) / INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) Jumlah prototipe R&D: TRL s.s 6 SASARAN KEGIATAN Rekomendasi Kebijakan Agenda Riset Nasional Layanan tata Usaha Pimpinan Paket hasil penelitian Prototipe teknologi untuk masyarakat Hasil penelitian dosen di perguruan tinggi Hasil penelitian kerjasama litbang Perguruan Tinggi Indistri dan Lembaga Litbang Hasil pengabdian dosen kepada masyarakat INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Jumlah rekomendasi Agenda Riset Nasional Layanan tata usaha pimpinan Jumlah paket hasil penelitian Jumlah prototipe teknologi untuk masyarakat Jumlah Hasil penelitian dosen di perguruan tinggi Jumlah penelitian kerjasama Litbang Perguruan Tinggi Indistri dan Lembaga Litbang Jumlah hasil pengabdian dosen kepada masyarakat TARGET IKK

24 VISI MISI TUJUAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN (IKT) SASARAN STRATEGIS (SS) 4. Meningkatnya kesiapan teknologi laik industri 5. Meningkatnya produktivitas kekayaan intelektual INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS (IKSS) / INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) Jumlah prototipe laik Industri TRL 7 Jumlah HKI yang di daftarkan SASARAN KEGIATAN Layanan tata usaha pimpinan Prototipe hasil pengembang an teknologi di industri Layanan Tata usaha pimpinan Sentra HKI yang dibina dan diperkuat Raih HKI untuk didanai dan didaftarkan Aplikasi ijin penelitian yang diproses Teknologi yang divaluasi INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Jumlah layanan tata usaha pimpinan Jumlah Prototipe hasil pengembang an teknologi di industri Jumlah Layanan Tata usaha pimpinan Jumlah Sentra HKI yang dibina da diperkuat Jumlah Raih HKI untuk didanai dan didaftarkan Jumlah aplikasi penelitian yang diproses Jumlah teknologi yang divaluasi ijin TARGET IKK

25 VISI MISI TUJUAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN (IKT) SASARAN STRATEGIS (SS) 6. Meningkatnya Litbang Iptek unggulan di bidang kesehatan dan obat INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS (IKSS) / INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) Jumlah publikasi internasional Hasil penelitian unggulan bidang kesehatan dan obat SASARAN KEGIATAN HKI yang didaftarkan dari hasil litbang Perguruan Tinggi Karya ilmiah Perguruan Tinggi yang difasilitasi untuk dipublikasikan Paket hasil penelitian di bidang kesehatan dan obat Layanan Perkantoran Sarana dan Prasarana pusat genomik Indonesia INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Jumlah HKI yang didaftarkan dari hasil litbang Perguruan Tinggi Jumlah Karya ilmiah Perguruan Tinggi yang difasilitasi untuk dipublikasika n Jumlah paket hasil penelitian di bidang kesehatan dan obat Jumlah layanan perkantoran Jumlah sarana dan prasarana pusat genomik Indonesia TARGET IKK

26 Dengan mengacu kepada Rencana Strategis tersebut di atas telah disusun 26 (dua puluh enam) Indikator Kinerja Sasaran (IKS) seperti yang diuraikan pada matriks Rencana Strategis yang ditunjukkan pada Tabel 2.2 Tabel 2.3 Indikator Kinerja Sasaran (IKS) (Layanan Pendidikan) NO PROGRAM/KEGIATAN TARGET SASARAN PENANGGUNG JAWAB Dokumen Perencanaan ProgramAnggaran dan Evaluasi Dokumen Pelaporan Keuangan dan 4 Dokumen 4 Dokumen Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Akuntansi (Sesditjen) 3. Hukum Humas dan Kerjasama 14 Dokumen 4. Layanan Pengelolaan Aset BMN 2 Dokumen 5. Layanan Kepegawaian 12 bulan layanan 6. Layanan Perkantoran 12 bulan layanan 7. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 199 Unit Hasil Penelitian Dosen di Perguruan Tinggi (BOPTN) Hasil Pengabdian Dosen Kepada Judul Dosen Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Masyarakat HKI yang Didaftarkan dari Hasil Litbang Perguruan Tinggi Karya Ilmiah Perguruan Tinggi yang Difasilitasi Untuk Dipublikasikan 250 Judul Judul Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual (DPKI) (Layanan Umum) NO PROGRAM/KEGIATAN TARGET SASARAN PENANGGUNG JAWAB 1 Rekomendasi Kebijakan Sistem Riset 2 Rekomendasi Direktorat Sistem Riset dan Pengembangan (DSRP) 2 Technology Foresight 2 Rekomendasi 3 Jakstranas Iptek 1 Rekomendasi 4 Rekomendasi Kebijakan Agenda Riset Nasional 1 Rekomendasi 5 Pelayanan tata Usaha Pimpinan 12 Bulan layanan 6 Paket Hasil Penelitian 250 Paket DRPM 7 Prototipe Teknologi Untuk Masyarakat 34 Prototipe 8 Layanan tata Usaha Pimpinan 1 Bulan layanan 9 Prototipe Hasil Pengembangan Teknologi di 15 Prototipe DPTI Industri 10 Layanan Tata Usaha Pimpinan 12 Bulan Layanan 11 Sentra HKI yang Dibina dan Diperkuat 20 Sentra KI DPKI 12 Raih HKI untuk Didanai dan Didaftarkan 20 Raih KI 13 Aplikasi Ijin Penelitian yang Diproses 6 Aplikasi 14 Teknologi yang Divaluasi 15 Teknologi 15 Layanan Tata Usaha Pimpinan 12 Bulan layanan 17

27 Rumusan IKS yang telah ditetapkan diharapkan dapat memberikan gambaran kepada berbagai pihak yang berkepentingan untuk melihat hasil-hasil yang telah dan akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan kedepan. Agar selalu dapat selaras dengan IKU Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, maka berdasarkan kepada IKS telah dilakukan penyesuaian IKU Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan seperti yang diuraikan pada (Tabel 2.2). Tabel 2.4 Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) 2016 No Indikator Kinerja Utama Alasan 1. Jumlah Publikasi Internasional 2. Jumlah Hki yang didaftarkan 3. Jumlah Prototipe R&D TRL s,d, 6 4. Jumlah prototipe Industri TRL 7 Mengukur kinerja produktivitas riset iptek dan pendidikantinggi dalam pengembangan ilmu pengetahuan secara internasional Mengukur kualitas hasil riset iptek dan pendidikan tinggi untuk meningkatkan perolehan perlindungan HKI dengan menggali secara maksimum potensi HKIyang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian, pengembangan, dan pengabdian masyarakat Mengukur tingkat kesiapan teknologi hasil riset iptek yang telah teruji pada simulasi lingkungan operasional Mengukur tingkat kesiapan teknologi hasil riset iptek yang telah didemonstrasikan dan diuji coba di lapangan 2.3 Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan a. Arah Kebijakan Arah kebijakan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan adalah membangun sistem riset dan pengembangan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, antara perguruan tinggi, lembaga litbang dan industri pengguna atau masyarakat, yang disinergikan dalam kebijakan tunggal hasil konsensus seluruh pemangku kepentingan. Dalam pelaksanaannya, kebijakan tersebut harus menitikberatkan pada prinsip-prinsip efisiensi dan efektivitas serta berujung pada peningkatan relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan iptek. Keberhasilan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, salah satunya harus dapat dilihat dari efektivitas pelaksanaan kebijakan strategis nasional iptek yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional sebagai efek dari infrastruktur iptek. 18

28 Untuk merealisasikan hal tersebut, Direktorat Jenderal Penguatan Riset danpengembangan menumbuhkembangkan motivasi, memberikan stimulasi dan fasilitasi, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek, melalui: 1. Dukungan manajemen dan layanan program penguatan riset dan pengembangan iptek; 2. Penguatan sistem riset dan pengembangan; 3. Peningkatan produktivitas riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat; 4. Peningkatan produktivitas teknologi laik industri; dan 5. Peningkatan produktivitas kekayaan intelektual. b. Strategi kebijakan Dengan memperhatikan visi, misi, serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka disusun strategi kebijakan sebagai berikut: 1. Menciptakan sistem riset dan pengembangan yang handal dan terintegrasi; 2. Memfasilitasi pelaksanaan riset dasar dan terapan serta pengabdian kepada masyarakat; 3. Memfasilitasi pelaksanaan pengembangan teknologi laik industri; 4. Melaksanakan pengelolaan kekayaan intelektual agar dapat didayagunakan; dan 5. Melaksanakan manajemen dukungan dan layanan program penguatan riset dan pengembangan. c. Program dan Kegiatan Sebagai langkah nyata dalam menjalankan program yang telah ditetapkan, maka Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan telah melaksanakan 26 (dua puluh enam) kegiatan yang dilaksanakan oleh lima direktorat dan sekretariat direktorat jenderal yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan. Kegiatan tersebut merupakan aspek operasional dari suatu rencana strategis yang diarahkan untuk memenuhi sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Pada tahun anggaran 2016, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan dapat dilihat pada Tabel

29 Tabel 2.5 Ikhtisar Program dan Kegiatan Tahun 2016 Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan (Fungsi Pendidikan) Program Kegiatan Target Penanggung Jawab Pengembangan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dokumen Perencanaan Program Anggaran dan Evaluasi Dokumen Pelaporan Keuangan dan Akuntansi Hukum, Humas, dan Kerjasama Layanan Pengelolaan Aset BMN Layanan Kepegawaian Layanan Perkantoran Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Hasil Penelitian Dosen di Perguruan Tinggi (BOPTN) Hasil Pengabdian Dosen Kepada Masyarakat HKI yang Didaftarkan dari Hasil Litbang Perguruan Tinggi Karya Ilmiah Perguruan Tinggi yang Difasilitasi Untuk Dipublikasikan 4 Dokumen 4 Dokumen 14 Dokumen 2 Dokumen 12 bulan layanan 12 bulan layanan 199 Unit Judul Dosen 250 Judul Judul Sesditjen DRPM DPKI (Fungsi Layanan Umum) Program Kegiatan Target Penanggung Jawab Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Penguatan Sistem Inovasi Nasional Rekomendasi Kebijakan Sistem Riset Technology Foresight Jakstranas Iptek Rekomendasi Kebijakan Agenda Riset Nasional Pelayanan tata Usaha Pimpinan Paket Hasil Penelitian Prototipe Teknologi Untuk Masyarakat 2 Rekomendasi 2 Rekomendasi 1 Rekomendasi 1 Rekomendasi 12 Bulan layanan 250 Paket 34 Prototipe DSRP DRPM 20

30 Program Kegiatan Target Penanggung Jawab Layanan tata Usaha Pimpinan Prototipe Hasil Pengembangan Teknologi di Industri Layanan Tata Usaha Pimpinan Sentra HKI yang Dibina dan Diperkuat Raih HKI untuk Didanai dan Didaftarkan Aplikasi Ijin Penelitian yang Diproses Teknologi yang Divaluasi Layanan Tata Usaha Pimpinan Paket Hasil Penelitian di Bidang Kesehatan dan Obat Sarana dan Prasanan Pusat Genomik di Indonesia Layanan Perkantoran 12 Bulan layanan 15 Prototipe 12 Bulan Layanan 20 Sentra KI 20 Raih KI 6 Aplikasi 15 Teknologi 12 Bulan layanan 15 paket penelitian 1 sarpras pusat genomik 12 Bulan Layanan DPTI DPKI LBM Eijkman 21

31 2.4 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2016 Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk: meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanat dengan pemberi amanat; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian penghargaan atau sanksi. Tabel 2.6 Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Tahun 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja 1. Meningkatnya dukungan manajemen untuk program riset dan pengembangan iptek 2. Meningkatnya Relevansi kebijakan riset dan pengembangan iptek 3. Meningkatnya Produktivitas riset Pendidikan Tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat 4. Meningkatnya Kesiapan Teknologi laik Industri 5. Meningkatnya produktivitas Kekayaan Intelektual 6. Meningkatnya litbang iptek unggulan di bidang kesehatan dan obat Jumlah layanan dukungan program penguatan riset dan pengembangan Jumlah Kebijakan riset dan pengembangan iptek Jumlah prototipe R&D: TRL s.s 6 Jumlah prototipe laik Industri TRL 7 Jumlah HKI yang di daftarkan Jumlah publikasi internasional Hasil penelitian unggulan bidang kesehatan dan obat 12 bulan layanan 5 kebijakan 632 prototipe 15 prototipe HKI publikasi 15 hasil penelitian Dari 7 (tujuh) Indikator Kinerja Sasaran tersebut pada table 2.6 telah ditentukan 4 (empat) Indikator Kinerja Utama sebagaimana yang disajikan pada table

32 Tabel 2.7. Penetapan Indikator Kinerja Utama Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Utama Target Meningkatnya produktivitas kekayaan intelektual. Meningkatnya produktivitas riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat Meningkatnya kesiapan teknologi laik industry Jumlah HKI yang didaftarkan Jumlah publikasi internasional Jumlah Prototipe R&D (TRL s.d. 6) Jumlah Prototipe Industri (TRL 7) HKI publikasi 632 prototipe 15 prototipe 23

33 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Pengendalian Kinerja Dalam rangka efisiensi, efektivitas, dan penajaman hasil-hasil kerja Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, manajemen program berupa: perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pelaporan kegiatan disempurnakan menjadi manajemen kinerja (hasil kerja) berupa: perencanaan kinerja, pelaksanaan kinerja, pengukuran kinerja, pengendalian kinerja dan pelaporan kinerja sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.1. Penyempurnaan ini dilakukan, agar kerja Ditjen Risbang berubah dari pendekatan/cara pandang yang berorientasi proses/kegiatan (process oriented) menuju manajemen kinerja yang berorientasi hasil/kinerja (output/outcome oriented). Untuk itu, hal-hal yang berkaitan dengan hasil kerja seperti tujuan, sasaran, target, capaian, indikator kinerja utama (IKU) menjadi titik-tolak manajemen, yang dirumuskan secara seksama, jelas dan akurat serta ditetapkan. Dalam hal pengendalian kinerja, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan terus melakukan perbaikan. Dari Penetapan Kinerja 2016 yang telah ditandatangani, telah dibuat penjabaran lebih lanjut ke dalam suatu rencana aksi yang lebih detail dan dimanfaatkan sebagai instrumen untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan kinerja secara periodik. Gambar 3 1 Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Income) 24

34 3.2 Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja akan menunjukkan seberapa besar kinerja manajerial yang dicapai, seberapa bagus kinerja finansial organisasi, dan kinerja lainnya yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Dengan membandingkan antara realisasi dan rencana, maka dapat dilihat jumlah persentase pencapaian pada masing-masing indikator kinerja utama. Dengan diketahui capaian kinerja, maka dapat dianalisis faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan, yang selanjutnya dapat dipetakan kekurangan dan kelemahan realisasi dan rencana kegiatan, kemudian ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. 3.3 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Dalam upaya mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan terus melaksanakan berbagai upaya perbaikan, dengan tujuan untuk mendorong terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance) dan berorientasi kepada hasil (result oriented government). Telah dilakukan berbagai agenda akuntabilitas kinerja di semua komponen yang merupakan bagian integral dari sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP), meliputi aspek: perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerja. a. Perencanaan Kinerja 1) Menetapkan Renstra Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan. Pada dokumen Renstra tersebut tercantum Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program, beserta target-target indikator kinerja sasaran strategis (IKS), indikator kinerja program (IKP) dan indikator kinerja kegiatan (IKK). 2) Dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja, sehubungan dengan telah ditetapkanya Permenristekdikti No. 15 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, maka telah dilakukan revisi terhadap dokumen perencanaan yaitu Perjanjian Kinerja (PK) 2016, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

35 b. Pengukuran Kinerja Pada dokumen Renstra Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan tercantum indikator kinerja sasaran meliputi Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), Indikator Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan mengupayakan pengukuran atas targettarget yang direncanakan dengan menetapkan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) dan Indikator Kinerja Program (IKP) yang berorientasi hasil (outcome) dan diformalkan dalam Keputusan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan. c. Pelaporan Kinerja. Penyajian informasi capaian kinerja dalam Laporan Kinerja secara terus menerus diperbaiki dan ditingkatkan antara lain melalui Capaian Kinerja dari unit kerja eselon II dengan IKU yang terukur. Dalam Laporan LAKIP ini juga terus ditingkatkan kualitasnya dengan menggambarkan pembandingan capaian kinerja yang memadai, tidak hanya antara realisasi kinerja dengan target, tetapi pembandingan dengan tahun 2019 (akhir periode Renstra) maupun kontribusinya terhadap pencapaian nasional dan pembandingan dengan Internasional, serta dampak yang ditimbulkan dari capaian kinerja IKU. d. Evaluasi Kinerja Dalam laporan evaluasi kinerja telah dikembangkan dan diimplementasikan dalam Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV), dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam sistem monitoring dan evaluasi di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sistem ini dikembangkan secara online, dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja program, realisasi capaian fisik dan anggaran unit kerja dan satuan kerja mandiri. Hal ini dilakukan untuk memberikan keyakinan yang memadai dan sebagai bahan masukan kebijakan bagi pimpinan atas pelaksanaan program dan kegiatan dilapangan juga untuk bahan evaluasi yang dapat diketahui baik ketercapaian program dan kegiatan maupun dapat mengetahui kendala dalam pelaksanaan program dan kegiatan. 26

36 3.4 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) IKU ditetapkan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sesuai dengan Permenristekdikti No. 13 Tahun Hal penting yang mendasari ditetapkannya IKU untuk periode 5 tahun mendatang yaitu peningkatan mutu pendidikan tinggi dan hilirisasi hasil-hasil riset/penelitian. Upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi riset dan pengembangan menjadi kian penting dalam rangka menjawab berbagai tantangan besar. Tantangan paling nyata adalah globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Hal ini menuntut lembaga perguruan tinggi, lembaga litbang dan industri untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas. Peningkatan mutu riset dan pengembangan juga merupakan urgensi yang mendesak untuk ditingkatkan. Pendidikan tinggi dan dunia kerja bukan hanya untuk menyiapkan lulusan yang siap kerja karena memiliki keterampilan atau keahlian yang dibutuhkan dunia industri. Pendidikan tinggi mesti juga melatih lulusan untuk mampu mandiri menjadi wirausaha yang membuka lapangan kerja bagi dirinya maupun orang lain. Pendidikandan dunia kerja jadi fokus yang penting saat ini. Di sisi lain bahwa hasil riset harus dikomersialisasikan dan dihilirisasikan, tidak hanya berhenti di riset saja, tidak cukup menjadi prototype, namun harus bermanfaat bagi masyarakat. Untuk meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian di masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan melakukan sinergi dengan kementerian lain, lembaga litbang dan dunia usaha mengembangkan konsorsium riset. Sehubungan dengan hal tersebut berikut ini adalah Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan capaian kinerjanya. 27

37 Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 Sasaran Kegiatan Meningkatnya Produktivitas Kekayaan Intelektual Meningkatkan Produktivitas Riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat Meningkatnya kesiapan teknologi laik industri Indikator Kinerja Jumlah HKI yang didaftarkan Jumlah publikasi internasional Jumlah Prototipe R&D (TRL s.d 6) Jumlah prototipe industri (TRL 7) Target Realisasi 2015 Tahun Target Realisasi % % % % % 3.5 Analisis Capaian Kinerja A. Analisis Capaian Indikator Kinerja Utama Sebagaimana telah ditetapkan pada BAB II, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan mempunyai 4 IKU yaitu: jumlah HKI yang didaftarkan, jumlah publikasi internasional, jumlah prototipe R&D (TRL s.d 6), dan Jumlah prototipe industri (TRL 7). Capaian kinerja Sasaran Strategis seperti terlihat pada tabel 3.1 diatas menunjukkan capaian IKU Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Tahun 2016, bahwa secara umum target berhasil dipenuhi, bahkan terdapat capaian yang melebihi target yang telah ditentukan. Secara lebih detil capaian indikator kinerja utama dijelaskan dalam analisis capaian kinerja sebagai berikut: Produktivitas penelitian dan pengembangan dinilai oleh tiga indikator yaitu paten, publikasi ilmiah dan prototype R&D dan prototipe industri. Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi terus mendorong peningkatan perolehan HKI, diantaranya melalui instrumen kebijakan Insentif Riset SINas, disamping riset-riset dasar dan terapan untuk meningkatkan academic excellence juga mendorong lebih banyak lagi pelaksanaan riset melalui pola konsorsium yang melibatkan lembaga litbang, pemerintah dan dunia usaha/industri sehingga menghasilkan prototipe yang dapat diadopsi oleh industri. Disamping itu juga memfasilitas peningkatan perolehan HKI domestik, dengan memberikan insentif berupa insentif inventor yang ingin mendaftarkan paten, dan fasilitasi pembentukan dan penguatan sentra HKI. 28

38 Oleh karena itu Sasaran Strategis Meningkatnya Produktivitas Kekayaan Intelektual, Meningkatnya Produktivitas Riset Pendidikan Tinggi, Litbang dan Pengabdian Masyarakat, Meningkatnya Relevansi dan Produktivitas Riset dan Pengembangan merupakan upaya yang harus dilakukan dengan menetapkan indikator kinerja yang harus ditingkatkan yaitu: 1. Jumlah HKI yang didaftarkan 2. Jumlah publikasi internasional 3. Jumlah prototipe R&D (TRL s.d 6) 4. Jumlah prototipe industri (TRL 7). Penjelasan masing-masing Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Jumlah Publikasi Internasional Salah satu ukuran produktivitas hasil Iptek adalah publikasi baik dalam publikasi nasional maupun internasional yang bereputasi. Jumlah publikasi internasional merupakan IKU pertama Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan. IKU ini mengukur kinerja produktivitas riset iptek dan Pendidikan tinggi dalam pengembangan ilmu pengetahuan secara internasional. Capaian IKU ini pada tahun 2016 disajikan pada Tabel 3.2 Tabel 3.2. Jumlah Publikasi Internasional Sasaran Kegiatan Meningkatnya Produktivitas Kekayaan Intelektual Indikator Kinerja Jumlah publikasi internasional Target (Nominal) Realisasi 2015 Tahun 2016 Target Realisasi % Realisasi dari Target % Realisasi dari Target Renstra Kenaikan dari capaian % 50.4% 48% Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2016 tingkat capaian indikator ini telah mencapai target yang ditetapkan bahkan telah melebihi target capaian. Dari target yang ditetapkan sebesar Publikasi Internasional, terealisasi sebesar Publikasi Internasional dengan persentase capaian kinerja sebesar 153%. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 dengan capaian 6.470, maka capaian tahun 2016 mengalami peningkatan yang sangat signifikan sebesar 48%. Walaupun capaian kinerja tahun 2016 melebihi target, namun jika dibandingkan dengan negara-negara Asean, khususnya dengan Thailand masih cukup jauh ketinggalan, terlebih jika dibandingkan dengan Malaysia, Singapura. Tetapi untuk Vietnam dan 29

39 Filipina jumlah publikasi internasional Indonesia masih di atas dua negara terakhir (lihat table 3.3.). Tabel 3.3. Publikasi Internasional Negara Asean Negara Malaysia Singapore Thailand Indonesia Vietnam Phillipines Sumber : Scopus Gambar 3 2 Grafik Publikasi Internasional Negara Asean Dalam rencana strategis , target di akhir periode perencanaan jangka menengah untuk Publikasi Internasional adalah , sampai dengan tahun 2016 capaian jumlah Publikasi Internasionaladalah atau 79,20%. Sehingga dalam kurun 3 (tiga) tahun waktu sampai dengan tahun 2019, harus dapat meningkatkan jumlah Publikasi Internasional sebanyak atau dalam pertahun harus menghasilkan kurang lebih 838 Publikasi Internasional. 30

40 Dari grafik 3.2. terlihat bahwa jumlah Malaysia dan Thailand dalam tiga tahun terakhir memiliki kecenderungan turun, Singapura cenderung stagnan, sedangkan Indonesia terus menaik, bahkan di tahun 2016 ini angka kenaikan cukup signifikan yaitu di sekitar 2500 publikasi (lihat grafik publikasi negara-negara asean ). Gambar 3 3 Data Publikasi Internasional Terindeks di Scopusper 30 Desember 2016 Secara signifikan terlihat bahwa hampir setiap tahun, kinerja perguruan tinggi baik negeri maupun swasta meningkat dalam hal produktifitas publikasi baik di Jurnal Internasional maupun nasional yang terakreditasi. Posisi Indonesia di Scientific Journal Ranking (SJR) pada posisi 61dengan H-Indek sebesar 112. H-Indek ini merupakan indeks komposit dari 5 indikator: (1) jumlah dokumen atau publikasi dari tahun , (2) jumlah publikasi yang layak dikutip (citabel doucument), (3) jumlah kutipan (citation), (4) jumlah kutipan sendiri (selfcitations) dan (5) jumlah kutipan per dokumen (citation per doucuments). Diantara negara-negara ASEAN, posisi Indonesia hanya lebih baik dari Vietnam dan Filipina, seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Sementara upaya membangun perguruan tinggi yang mengarah kepada universitas riset masih sulit dilakukan karena beberapa kendala, yaitu : (1) banyak perguruan tinggi lebih berorientasi pada penyelenggaraan program akademik dan program studi yang laku di pasaran (diploma dan kelas ekstensi) yang menjadi sumber pendapatan terbesar perguruan tinggi, (2) ketiadaan fokus pengembangan institusi untuk menjadi pusat unggulan sebagai wujud mission diferentiation dan (3) beban mengajar para dosen yang 31

41 sangat tinggi serta kurang tersedia waktu dan dana untuk melakukan penelitian/riset. Hal ini berdampak pada terbatasnya publikasi di jurnal ilmiah nasional maupun jurnal internasional. Untuk meningkatkan kinerja publikasi ilmiah di jurnal internasional, maka diupayakan dosen/peneliti melakukan penelitian yang lebih fokus pada permasalahan kebutuhan strategis baik bersifat penelitian lokal, nasional maupun internasional dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di perguruan, kemudahan penggunaan fasilitas laboratorium perguruan tinggi, pemberian regulasi kebijakan yang mengarah pada kemudahan akses penelitian, dan regulasi tentang manajemen administrasi penggunaan keuangan riset/penelitian dan sistem reward yang sangat memadai. Untuk mendukung keberhasilan pencapaian target realisasi tahun 2016 telah dilaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas program Karya Ilmiah yang dipublikasikan menjadi Jurnal Internasional (penyusunan pedoman, sosialisasi dan pelatihan, klinik penulisan artikel ilmiah, perningkatan kapasitas lembaga pengelola jurnal, pengiriman dosen untuk mengikuti Seminar Internasional atau secara langsung membantu pembiayaan langganan jurnal internasional yang dapat diakses secara mudah dan gratis oleh dosen peneliti di perguruan tinggi). Secara rinci kegiatan dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.4. Program/Kegiatan Dalam Rangka Publikasi Internasional 2016 Usulan No Program Proposal Target Realisasi % 1 Hibah Penulisan Buku Ajar/Teks 457 Judul 50 Judul 50 Judul 100% 2 Insentif Penulisan Buku (Buku Judul 50 Judul 50 Judul 100% Terbit) 3 Bantuan Seminar Luar Negeri 987 Judul 165 Judul 168 Judul 102% 4 Direktori Profil Publikasi - 1 Direktori 1 Direktori 100% Internasional Perguruan Tinggi 5 Pelatihan Penulisan Artikel - 8 wilayah 8 wilayah 100% Jurnal Ilmiah Nasional 6 Insentif Artikel Pada Jurnal Judul 100 Judul 97 Judul 97% 32

42 No Program Usulan Proposal Target Realisasi % Internasional 7 Pelatihan Penulisan Artikel di Jurnal Bereputasi Internasional 8 Bantuan Konferensi Ilmiah Internasional - 5 wilayah 5 wilayah 100% 114 PT 15 PT 17 PT 113% Dari kegiatan pemberian hibah, insentif, bantuan, langganan e-journal, sosialisasi, monitoring dan pelatihan/workshop penyusunan hasil penelitian, Pengabdian pada Masyarakat (PPM) serta kegiatan-kegiatan dalam rangka publikasi internasional sebagaimana tersebut di atas, sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang dipublikasikan baik pada jurnal nasional dan internasional yang terakreditasi baik untuk dosen itu sendiri maupun perguruan tinggi sebagai capaian kinerja penelitian/ppm tersebut. Beberapa kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian IKU jumlah publikasi internasional, diantaranya: a. Kurang berkembangnya budaya menulisdi perguruan tinggi, dan/atau rendahnya kemauan dan kemampuan menulis hasil-hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat dalam jurnal bermutu. b. Sempitnya sirkulasi persebaran jurnal terkait oleh tiras yang sedikit, serta disebabkan oleh penggunaan bahasa yang tak terbacakan secara luas. c. Motivasi melakukan penelitian belum diimbangi dengan tanggung jawab moral sebagai peneliti untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitiannya yang sangat berguna bagi masyarakat luas baik untuk kepentingan praktis maupun pengembangan teoritis. d. Kurangnya mutu tata kelola jurnal secara elektronik mengakibatkan para penulis dan pengelola jurnal belum terbiasa dengan pengelolaan jurnal secara elektronik. Melihat hambatan dan permasalahan tersebut di atas, beberapa langkah antisipasi yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang adalah sebagai berikut: 33

43 a. Perlunya sosialisasi, pelatihan penulisan, klinik penulisan dan insentif/hibah bagi dosen/peneliti guna memotifasi menulis artikel ilmiah bermutu; b. Dilakukannya Akreditasi Jurnal Nasional secara elektronik, sehingga mampu meningkatkan jumlah dan memperluas sirkulasi persebaran jurnal nasional, serta meningkatkan jumlah jurnal internasional; c. Perlu adanya kebijakan yang mendukung peningkatan publikasi ilmiah, seperti kewajiban menerbitkan artikel bagi calon lulusan pascasarjana. d. Melakukan pelatihan penerapan aplikasi jurnal elektronik, memberikan keterampilan dalam mengelola jurnal secara elektronik dan melakukan pendampingan tata kelola jurnal secara elektronik disertai dengan pemberian bantuan tata kelola jurnal yang diperuntukkan pada pengembangan jurnal. e. Melanggan akses e-jurnal yang berkualitas dan mensosialisasikan program tersebut berikut cara penggunaannya yang efektif. Salah satu faktor untuk meningkatkan Publikasi Internasional, adalah terfasilitasi dan tersedianya wadah untuk menampung publikasi ilmiah berupa lembaga Jurnal Ilmiah di dalam negeri. Hal ini sangat membantu dalam rangka proses pembelajaran menuju Publikasi Internasional. Sebagai dukungan dalam mencapai jumlah publikasi baik nasional dan internasional, saat ini telah beroperasi sistem akreditasi jurnal ilmiah menggunakan sepenuhnya metode on-line (daring), yaitu Sistem ARJUNA, akronim untuk Akreditas Jurnal Nasional. Saat ini sudah ada 969 e-jurnal ilmiah yang telah mendaftarkan diri ke dalam Arjuna. Faktor yang mendukung peningkatan jumlah publikasi internasional diantaranya adanya: a. Kebijakan yang memihak pada pertumbuhan publikasi Internasional yaitu : Surat Edaran Dirjen Dikti No. 152 tahun 2012 dimana setiap Sarjana (S1), Magister (S2) dan Doktor (S3) untuk dapat lulus harus mempublikasikan tugas akhirnya di jurnal nasional, nasional terakreditasi dan Internasional. b. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 17 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka kreditnya c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 78 Tahun 2013 tentang pemberian tunjangan profesi dan Tunjangan kehormatan bagi Dosen yang menduduki Jabatan Akademik Profesor 34

44 d. Kebijakan-kebijakan yang telah disebut diatas, beserta instrument pendukung kebijakan yang dimiliki Kemenristekdikti diantaranya insentif, membuat jumlah publikasi internasional bisa diprediksi pertumbuhannya, berdasarkan sumber potensi publikasi yaitu dosen dan peneliti. Berdasarkan prediksi ini, di tahun 2019 Indonesia bisa mengungguli Malaysia. 2. Jumlah HKI Yang Didaftarkan Kekayaan intelektual adalah kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia yang dapat berupa karya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Karya ini dihasilkan atas kemampuan intelektual melalui pemikiran, daya cipta dan rasa yang memerlukan curahan tenaga, waktu dan biaya untuk memperoleh produk baru dengan landasan kegiatan penelitian atau yang sejenis. Kekayaan intelektual ini perlu ditindaklanjuti pengamanannya melalui suatu sistem perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Penetapan Jumlah HKI yang didaftarkan sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU) bertujuan untuk meningkatkan perolehan perlindungan HKI dengan menggali secara maksimum potensi HKI yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang sedang berjalan maupun yang sudah selesai yang dilakukan oleh dosen/peneliti. Program perolehan dan pendaftaran HKI dibatasi untuk perolehan paten dan paten sederhana. Sedangkan yang berupa Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu. Sangat disadari sepenuhnya bahwa proses peraihan Paten di Kementerian Hukum dan HAM RI memerlukan waktu cukup lama sejak sebuah pendaftaran invensi/penemuan dosen/peneliti pada lembaga tersebut. Hal ini sudah merupakan Granted, yang memang menjadi kebanggaan bagi si penemu/dosen/peneliti dan aset bagi keberhasilan perguruan tinggi/lembaga litbang dalam rangka pengembangan keilmuan. Jumlah HKI yang didaftarkan merupakan Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan yang mengukur kualitas hasil riset iptek dan pendidikan tinggi untuk meningkatkan perolehan perlindungan HKI dengan menggali secara maksimum potensi HKI yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian, pengembangan, dan pengabdian masyarakat. Adapun perolehan HKI yang didaftarkan dapat dilihat pada Tabel

45 Tabel 3.5. IKU HKI yang Didaftarkan Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target (Kumulatif) Realisasi 2015 Tahun 2016 Target Realisasi % Realisasi dari Target % Realisasi dari Target Renstra Kenaikan dari capaian 2015 Meningkatnya Produktivitas Kekayaan Intelektual Jumlah HKI yang didaftarkan % 133% 70% Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2016 tingkat capaian indikator ini melebihi target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar berhasil terealisasi sebesar dengan persentase capaian kinerja sebesar 183%. Hal ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dalam Rencana Strategis , target di akhir periode perencanaan jangka menengah untuk Jumlah HKI yang didaftarkan sebesar HKI, capaian pada tahun 2015 sebesar HKI sedangkan tahun 2016 jumlah HKI yang didaftarkan sudah mencapai atau dengan persentase capaian kinerja 183% terhadap target Renstra Capaian tersebut seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 3.6. Jumlah Kumulatif Indikator Kinerja Jumlah HKI yang didaftarkan Indikator Kinerja Target Jumlah HKI yang didaftarkan Tahun/Jumlah

46 Gambar 3.4 Target dan capaian Renstra Sumber : Kemenkumham Gambar 3.5 Perkembangan Paten Domestik Terdaftar Sumber : Kemenkumham Pada tahun 2016 target kinerja Jumlah HKI yang didaftarkan terpenuhi, namun apabila melihat data tabel di atas, Indonesia masih tertinggal cukup jauh Malaysia, Filipina dan 37

47 Thailand, Indonesia masih diatas Vietnam. Sehubungan itu Indonesia masih terus selalu berupaya untuk secara terus menerus mengupayakan lebih keras lagi melakukan suatu terobosan baik fasilitas dana, maupun fasilitasi kebijakan dan termasuk meningkatkan sumberdaya hasil Riset yang mengarah pada permintaan Paten. Gambar 3 6 Drafting Paten (Surabaya) dan Sosialisasi Insentif Raih (Makassar) Gambar 3 7 Pelatihan TOT (Surabaya) Meningkatnya capaian kinerja ini diantaranya terkait adanya Undang-Undang No. 13 Tahun 2016 tentang Paten, yang berisi solusi pengaturan mengenai beberapa substansi penting, antara lain: a. Pemanfaatan dengan sistem elektronik KekayaanIntelektualuntukpeningkatan layanan dan manajemen Kekayaan Intelektual nasional. b. Imbalan bagi peneliti Pegawai Negeri Sipil yang merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara untuk meningkatkan jumlah Paten dalam negeri, dan sekaligus mendorong semangat para peneliti yang berstatus Pegawai Negeri Sipil. c. Dimungkinkannya kepemilikan Paten oleh Instansi pemerintah dan Inventor, kecuali diperjanjikan lain, akan memberikan semangat baru bagi peneliti untuk terus mempatenkan hasil karyanya walau sudah berusia menjelang purna tugas. d. Penyempurnaan ketentuan terkait invensi baru dan langkah inventif untuk publikasi di Perguruan Tinggi atau lembaga ilmiah nasional. 38

48 e. Hak Atas Paten dapat beralih/dialihkan dan bahkan dapat dijadikan objek jaminan fidusia. f. Menambah kewenangan Komisi Banding untuk memeriksa permohonan koreksi atas deskripsi, klaim, atau gambar setelah Permohonan diberi paten dan penghapusan Paten yang sudah diberi. g. Pengangkatan dan pemberhentian ahli oleh Menteri sebagai Pemeriksa.Ketentuan ini merupakan terobosan untuk menjawab tantangan perkembangan teknologi yang sangat pesat, dimana diperlukan para professional pemeriksa yang memiliki tingkat kemampuan advance di bidang teknologi mutakhir dan juga untuk pemberdayaan ilmuwan dan ahli di bidang teknologi yang tersebar di perguruan tinggi dan litbang Pemerintah untuk berkiprah dalam pembangunan sistem paten nasional. Pengaturan mengenai force majeur dalam pemeriksaan administratif dan substantif Permohonan serta Pengaturan ekspor dan impor terkait Lisensi-wajib. h. Keharusan pengungkapan dengan jelas dan benar asal sumber daya genetik dan/atau pengetahuan tradisional dalam deskripsi paten. Ketentuan ini sejalan dengan Nagoya Protokol yang dimaksudkan dalam rangka Access Benefic Sharing sebagai upaya melindungi Sumber Daya Genetik Pengetahuan Tradisional (SDGPT). Perubahan mekanisme pembayaran biaya tahunan paten dari setelah Pemegang Paten memanfaatkan hak ekskulsifnya menjadi sebelum Pemegang Paten memanfaatkan hak eksklusifnya. i. Pengaturan Paten sederhana, yang memberikan kemudahan dan keberpihakan kepada para Peneliti dan Pengusaha lokal, utamanya UKM (Usaha Kecil dan Menengah) untuk mempatenkan hasil-hasil karyanya, akan mendorong semangat para pengusaha kecil dan menengah untuk bekerja sama dengan para peneliti dan sekaligus akan mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan ekonomi kreatif. j. Percepatan/Pengurangan waktu penyelesaian pemeriksaan substantif. k. Pengecualian pembayaran biaya tahunan Paten bagi Perguruan Tinggi dan Litbang Pemerintah. Namun demikian secara umum masih ada beberapa permasalahan dan kendala yang perlu mendapatkan perhatian, diantaranya: a. Jumlah peneliti/perekayasa, dosen dan mahasiswa melakukan penelitian yang memiliki paten potensial tidak optimal. Pemahaman Hak Kekayaan Intelektual di lembaga litbang, perguruan tinggi dan industri, khususnya peneliti/perekayasa, 39

49 dosen dan mahasiswa masih kurang. Peneliti/perekayasa, dosen hanya sekadar melakukan penelitian semata, tetapi tidak mempunyai tujuan bahwa setiap penelitian harus menjadi sebuah invensi yang akan didaftarkan sebagai Paten atau Paten Sederhana, karena apabila suatu penelitian tidak ditujukan untuk menjadi invensi, maka hasil penelitian tersebut hanya akan menjadi pengisi jurnal ilmiah atau proceeding. b. Pusat HKI di lembaga litbang dan Perguruan Tinggi masih belum sepenuhnya mendapat dukungan dari pemimpin. c. Perlu adanya usaha untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang belum dimiliki oleh pengelola sentra HKI melalui training sehingga tidak terjadi kemandekan bahkan kemunduran kemampuan pengelola sentra HKI. d. Terbatasnya jumlah peneliti/perekayasa, dosen dan mahasiswa yang melakukan penelitian yang berpotensi paten. e. Pemahaman terhadap Hak Kekayaan Intelektual dikalangan lembaga litbang dan perguruan tinggi masih lemah. f. Kekhawatiran para pemilik paten (Granted Paten) khususnya dikalangan lembaga litbang dan perguruan tinggi dalam hal pembiayaan pemeliharaan paten yang dikenakan setiap tahun, terlebih paten tersebut belum dapat dikomersialisasikan. Walaupun sejak November 2016 telah dilakukan penurunan tarif. Melihat hambatan dan permasalahan tersebut di atas, beberapa langkah antisipasi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Pelatihan, klinik penulisan artikel ilmiah, Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kreatifitas peneliti/perekayasa, dosen dan mahasiswa yang berpotensi paten yang di dalamnya memberikan pemahaman yang lebih untuk lembaga litbang dan universitas, khususnya, peneliti/perekayasa, dosen, mahasiswa dan peneliti, tentang pentingnya Hak Kekayaan Intelektual. Mendorong peneliti dari lembaga litbang dan perguruan tinggi untuk terus melakukan penelitian yang berpotensi paten. b. Memberikan insentif dan pendanaan dalam rangka mendorong motivasi bagi peneliti maupun peningkatan kapasitas lembaga melalui berbagai program. 40

50 c. Mendorong pertemuan antara penemu dan pengusaha serta industri sebagai pengguna karya penelitian yang telah diberikan paten untuk memberikan lebih banyak kesempatan kepada pemilik paten untuk dapat dikomersialkan. d. Memberikan pemahaman kepada lembaga litbang/perguruan tinggi khususnya peneliti/perekayasa, dosen dan mahasiswa akan arti pentingnya Hak Kekayaan Intelektual. 3. Jumlah Prototipe R&D TRL s.d 6 Tingkat Kesiapanterapan Teknologi (TKT) atau TRL (Technology Readiness Level) merupakan hasil dari rekayasa riset dan/atau penelitian untuk dapat disiapkan menjadi suatu bentuk teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (pemerintah, masyarakat dan dunia industri). Terdapat 9 (sembilan) tingkat kesiapterapan teknologi yaitu dari tingkat 1 sampai dengan tingkat 9. Sedangkan untuk tingkat TRL s.d 6 gambarannya adalah riset/penelitian dan pengembangan secara aktif dimulai. Hal ini dapat menyangkut studi analitis dan studi laboratorium untuk memvalidasi secara fisik atas prediksi analitis tentang elemenelemen terpisah dari teknologi. Untuk memperjelas uraian dan gambaran tingkat kesiapan teknologi atau TRL, diperlihatkan dalamtabel dibawah ini : Tabel 3.7. Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TRL, Technology Readiness Level) 9 8 TRL Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) melalui pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan/ aplikasi sebenarnya Penjelasan Aplikasi (penerapan) teknologi secara nyata dalam bentuk akhirnya dan di bawah kondisi yang dimaksudkan (direncanakan) sebagaimana dalam pengujian dan evaluasi operasional. Pada umumnya, ini merupakan bagian/aspek terakhir dari upaya perbaikan/penyesuaian (bug fixing) dalam pengembangan sistem yang sebenarnya. Contoh-contohnya termasuk misalnya pemanfaatan sistem dalam kondisi misi operasional. Teknologi telah terbukti bekerja/berfungsi dalam bentuk akhirnya dan dalam kondisi sebagaimana yang diharapkan. Pada umumnya, TKT ini mencerminkan akhir dari pengembangan sistem yang sebenarnya. Contohnya termasuk misalnya uji pengembangan dan evaluasi dari sistem dalam sistem persenjataan sebagaimana dirancang dalam rangka memastikan pemenuhan persyaratan spesifikasi desainnya. 41

51 TRL Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan/aplikasi sebenarnya Demonstrasi model atau prototipe sistem/subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan Validasi kode, komponen dan/atau breadboardvalidation dalam suatu lingkungan simulasi Validasi kode, komponen dan/atau breadboardvalidation dalam lingkungan laboratorium Pembuktian konsep (proof-of-concept) fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental Formulasi konsep dan/atau aplikasi teknologi Penjelasan Prototipe mendekati atau sejalan dengan rencana sistem operasionalnya. Keadaan ini mencerminkan langkah perkembangan dari TKT/TRL 6, membutuhkan demonstrasi dari prototipe sistem nyata dalam suatu lingkungan operasional, seperti misalnya dalam suatu peswat terbang, kendaraan atau ruang angkasa. Contohcontohnya termasuk misalnya pengujian prototipe dalam pesawat uji coba (test bed aircraft). Riset/penelitian dan pengembangan secara aktif dimulai. Hal ini dapat menyangkut studi analitis dan studi laboratorium untuk memvalidasi secara fisik atas prediksi analitis tentang elemen-elemen terpisah dari teknologi. Contoh-contohnya misalnya komponen-komponen yang belum terintegrasi ataupun mewakili. Keandalan teknologi yang telah terintegrasi (breadboard technology) meningkat secara signifikan. Komponenkomponen teknologi yang mendasar diintegrasikan dengan elemen-elemen pendukung yang cukup realistis sehingga teknologi yang bersangkutan dapat diuji dalam suatu lingkungan tiruan/simulasi. Contoh-contohnya misalnya integrasi komponen di laboratorium yang telah memiliki keandalan tinggi ('high fidelity'). Komponen-kompoenen teknologi yang mendasar diintegrasikan untuk memastikan agar bagian-bagian tersebut secara bersama dapat bekerja/berfungsi.keadaan ini masih memiliki keandalan yang relatif rendah dibanding dengan sistem akhirnya. Contoh-contohnya misalnya integrasi piranti/perangkat keras tertentu (sifatnya ad hoc) di laboratorium. Riset/penelitian dan pengembangan secara aktif dimulai. Hal ini dapat menyangkut studi analitis dan studi laboratorium untuk memvalidasi secara fisik atas prediksi analitis tentang elemen-elemen terpisah dari teknologi. Contoh-contohnya misalnya komponen-komponen yang belum terintegrasi ataupun mewakili. Invensi dimulai. Saat prinsip-prinsip dasar diamati, maka aplikasi praktisnya dapat digali/dikembangkan. Aplikasinya masih bersifat spekulatif dan tidak ada bukti ataupun analisis yang rinci yang mendukung asumsi yang digunakan. Contoh-contohnya masih terbatas pada studi makalah. 42

52 1 TRL Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan Sumber : Graettinger, et al., (2002) Penjelasan Tingkat terendah dari kesiapan teknologi. Riset ilmiah dimulai untuk diterjemahkan kedalam riset terapan dan pengembangan. Contoh-contohnya misalnya berupa studi makalah menyangkut sifat-sifat dasar suatu teknologi (technology's basic properties). Sebuah inovasi atau hasil temuan baru atau invention dari hasil karya peneliti belum dapat dikatakan teknologi apabila hasil temuan tersebut belum mengandung unsurunsur kesiapan yang benar-benar dapat diterapkan, dan mempunyai nilai keunggulan, baik teknologi baru atau pembaharuan. Amanat yang ditargetkan dalam tahun 2016 jumlah prototipe TRL s.d 6, sebesar 632 prototipe, berhasil terealisasi sebesar 791 prototipe (terdiri dari 666 prototipe BOPTN penelitian dan dari Insinas sebesar 125 prototipe) dengan persentase capaian kinerja sebesar 125%. Tabel 3.8 Capaian Indikator Kinerja Jumlah Prototipe R&D (TRL sd 6) Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target (Nominal) Realisasi 2015 Tahun 2016 Target Realisasi % Realisasi dari Target % Realisasi dari Target Renstra Kenaikan dari capaian 2015 Meningkatkan Produktivitas Riset pendidikan tinggi, litbang dan pengabdian masyarakat Jumlah prototipe R&D (TRL sd 6) % 66% -50% Ketercapaian target jumlah prototipe R&D (TRL s.d 6) didukung oleh kegiatan pengembangan prototipe riset Hankam dan Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (Insentif Riset SINas) yang merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dikembangkan dengan mempertimbangkan perlunya optimalisasi sumberdaya litbang, meningkatkan sinergi Lemlitbang dengan industri, memperkuat kapasitas Iptek di Lemlitbang dan industri. Insentif Riset SINas berupa skema bantuan pendanaan riset ini dimaksudkan untuk mengatasi persoalan-persoalan utama terkait upaya penguatan 43

53 Sistem Inovasi Nasional (SINas) terutama upaya untuk mendorong terjadinya sinergi antar lembaga riset, meningkatkan produktivitas penelitian dan pengembangan, dan mendorong pendayagunaan sumberdaya Litbang nasional. Penyelenggaraan Insentif Riset SINas telah dimulai sejak Tahun Anggaran 2012 dan tetap dilanjutkan secara berkesinambungan dengan topik-topik kegiatan riset selaras dengan prioritas pembangunan nasional Iptek.Aktivitas insentif riset SINas diutamakan pada tujuh bidang prioritas (bidang fokus) Iptek yang sudah dituangkan dalam dokumen resmi yang diacu (RPJPN, RPJMN, Jakstranas Iptek, ARN), yaitu: (1) teknologi ketahanan pangan, (2) teknologi energi, (3) teknologi transportasi, (4) teknologi informasi dan komunikasi, (5) teknologi pertahanan dan keamanan, (6) teknologi kesehatan dan obat, (7) teknologi material maju. Kegiatan penelitian dosen yang menghasilkan prototipe R&D (TRL s.d 6) mendapat dukungan sumberdana dari 2 (dua) fungsi yaitu fungsi pendidikan dan fungsi layanan umum. Sumberdana fungsi pendidikan diwujudkan dalam kegiatan penelitian BOPTN, sedangkan dari fungsi layanan umum berasal dari dana rupiah murni. Kegiatan peningkatan jumlah prototipe R&D (TRL s.d 6) dalam program insentif sistem inovasi nasional di Indonesia, terdapat beberapa kegiatan untuk mendukung capaian yang lainnya sebagaimana tersebut pada tabel dibawah ini untuk capaian kinerja program kegiatan InSINas tahun 2016, sebagai berikut : Tabel 3.9. Capaian Kegiatan InSINas (Data ) No. Program/Kegiatan Prototipe Laboratorium Publikasi Jurnal Internasional Publikasi Jurnal Nasional Terakreditasi Paten Terdaftar Sedangkan program/kegiatan yang bersumber dari fungsi Pendidikan (BOPTN Penelitian) dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 44

54 Tabel 3.10 Capaian Hasil Penelitian Perguruan Tinggi (Data 2016) Tahun Design Hak Kekayaan Intelektual Prototipe Teknologi Tepat Guna Grand Total Grand Total Gambaran tersebut merupakan rekapitulasi hasil laporan kinerja penelitian yang disampaikan perguruan tinggi pada laman simlitabmas.dikti.go.id. Laporan ini disampaikan oleh dosen/peneliti yang telah mendapatkan hibah penelitian dari berbagai skema penelitian yang didapat oleh dosen/peneliti. Dari keempat hasil penelitian terlihat bentuk teknologi tepat guna (TRL 5) mengungguli dari keempatnya, yang kedua adalah Hak Kekayaan Intelektual, ketiga adalah prototipe (atau dapat dikatakan TRL 6) dan terakhir dalam bentuk design (sederhana, TRL 4). Sebagaimana diketahui bahwa kelompok perguruan tinggi di Indonesia hampir sebagian besar diamanatkan atau diberikan tugas untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang bersifat dasar, dan pengembangan kurikulum nasional dan lokal, bahan untuk penulisan buku ajar. Sedangkan bagi sebagian kecil perguruan tinggi besar (khususnya PTN BH) diarahkan untuk lebih meningkatkan hasil penelitian yang bersifat terapan, menciptakan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk dunia industri sebagaimana diamanat pada tipe TRL 6 termasuk sampai dengan TRL s.d 7. Adapun kendala dalam mencapai target diantaranya adalah terbatasnya sumberdana pendukung untuk penciptaan Jumlah Prototipe R&D s.d TRL 6, proses penelitian khususnya menyangkut pelaksanaan proses penggunaan dana yang cukup rumit (dana penelitian masih bersumber mata anggaran dari jenis Belanja Barang), dosen peneliti yang kurang disiplin atau tidak tepat waktu, tidak taat pada pedoman TRL s.d 6 dan merasa belum pentingnya sebuah hasil penelitian untuk diarahkan TRL s.d 6 di mata dosen yang bersangkutan. Sedangkan solusi yang dapat memberikan dampak positif untuk kinerja Jumlah Prototipe R&D s.d TRL 6 diantaranya adalah melaksanakan kegiatan sosialisasi secara 45

55 terus-menerus baik melalui lembaga LPPM/LPM maupun kepada dosen/peneliti yang bersangkutan dengan berbagai media, baik elektronik (simlitabmas) atau surat edaran tentang kebijakan riset/penelitian dan menyusun berbagai pedoman pemahaman tentang standar R&D TRL s.d 6, Pelatihan dan workshop hasil-hasil program hibah yang mengarah pada Prototipe R&D TRL s.d 6, dan penyempurnaan pedoman Skema-skema Hibah Penelitian/Riset. 4. Jumlah Prototipe Industri TRL 7 IKU Jumlah Prototipe Industri TRL 7 dimulai sejak tahun 2014 sebanyak 3 unit. Kemudian pada tahun 2015 IKU Jumlah Prototipe Industri sebanyak 4 unit. Pada tahun 2016, dari target IKU yang ditetapkan sebesar 15 prototipe berhasil terealisasi sebesar 45 prototipe, melebihi target, dengan persentase capaian kinerja sebesar 300%. Gambar 3.8 Jumlah Prototipe Industri TRL 7 ( ) Dalam rencana strategis , target di akhir periode perencanaan jangka menengah untuk Jumlah Prototipe Industri (TRL 7) sebesar 30 Prototipe, sampai dengan tahun 2016 Jumlah Prototipe Industri (TRL 7) telah melampaui target Renstra dengan capaian kinerja 150%. 46

56 Tabel 3.11 Jumlah Prototipe Laik Industri (TRL 7) Tahun 2016 Sasaran Kegiatan Meningkatnya kesiapan teknologi laik industri Indikator Kinerja Jumlah Prototipe Laik Industri (TRL 7) Target (Nominal) Realisasi 2015 Target Realisasi % Realisasi dari Target % Realisasi dari Target Renstra Kenaikan dari capaian % 150% 1025% Gambaran tentang capaian kinerja 45 (empat puluh lima) prototipe yang telah dihasilkan dapat dilihat tabel bidang fokus, judul, dan mitra kerja yang ikut dalam konsorsium riset. Tabel 3.12 Hasil Capaian Jumlah Prototipe Laik Industri TRL 7 No. BIDANG JUDUL INDUSTRI PT LPNK 1 ENERGI Uji terap lanjutan konverter kit generasi kedua pada mesin 4 tak, 2 tak dan mesin diesel di sektor maritim dan pertanian. PT. TPG 2 ENERGI Industrialisasi generator PT. PINDAD sinkron 300 KVA 1500RPM 400V 50 HZ menjadi marine generator untuk mendukung kebutuhan energi listrik di perkapalan. (ada kebijakan dari Dit. PTI bahwa industry yang sudah bisa dilakukan sendiri tidak perlu bekerjasama dengan PT atau instansi lain) mandiri 3 ENERGI Pengembangan hermetic PT. IPK turbin untuk penerapan di geothermal binary cycle technology. 4 ENERGI Pengembangan Teknologi PT. ABS Industri Pembangkit Biogas Dari Sampah Organik Melalui Pembuatan Prototipe Skala Industri dan Uji Penerapan Lapangan di Kabupaten Sumbawa. 5 ENERGI Disain, Manufaktur Dan Uji PT. INTI LIPI MABES TNI BPPT BPPT 47

57 No. BIDANG JUDUL INDUSTRI PT LPNK Kelaikan Manipulator Hot Cell. 6 ENERGI Pemasangan Dan Uji Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) - Twin Turbine Kapasitas 10 KW. 7 HANKAM Pengembangan teknologi naval LPI radar generasi keempat sebagai teknologi radar maritim DN 8 HANKAM Pengembangan sistem kontrol integrasi kendaraan tempur berbasis can bus. 9 HANKAM Pengembangan Sistem Kendali Roket Berbasis Penjejak Sinar Infra Merah. 10 HANKAM Pengembangan Sistem Akuisisi Dan Pengolahan Data Radar. 11 HANKAM Pengembangan Kendaraan Taktis Water Cannon. 12 KESEHATAN & OBAT 13 KESEHATAN & OBAT 14 KESEHATAN & OBAT 15 MMBB (Material Maju & Bahan Baku) Pengembangan produk kit diagnostik multigen secara non invasif berbasis kertas membrane hibridisasi sebagai alat penentu obat dan prediksi kekambuhan pasien kanker paru. Peningkatan Tingkat Keamanan dan Validitas Prototipe Breast ECVT Screener (BES) Untuk Industri Alat Kesehatan. Pengembangan Produksi Bahan Baku Obat Berbasis Biosimilar Recombinant Human Erythropoetin. Pembuatan pilot plan bahan aktif baterai lithium berbasis pospat. 16 MMBB Produksi xanthan gum skala pilot dan industri berbasis bahan baku lokal untuk material lumpur pengeboran(drilling mud) minyak, gas, dan geothermal. 17 MMBB Pengembangan Teknologi Biodegradable Explosive. dengan PT. INUKI PT. TRI PT. PINDAD PT. KINARYA PT. LEN PT. ASTANITA PT. KALBE FARMA PT. Ctech Edwar Lab PT. BIOFARMA PT. PETRO JORDAN PT. Madani Alam Lestari (MAL) PT. DAHANA UN AHMAD DAHLAN ITB UI ITS BPPT & KKP MABES TNI BPPT LAPAN BPPT P2SMTP-LIPI LIPI LIPI, BATAN BPPT BTP-BPPT 48

58 No. BIDANG JUDUL INDUSTRI PT LPNK 18 MMBB Pembuatan Pilot Plan Titanium Dioksida Dan Lithium Titanat. 19 MMBB Pengembangan Prototipe Alat Pengerasan Permukaan Skala Industri Untuk Aplikasi Pada Roda Gigi Menggunakan Teknologi Arc-Plasma. 20 MMBB Produksi Formula Green Inhibitor Lignosulonate Sebagai Penghambat Pertumbuhan Kerak Dan Lumut Pada Peralatan Proses Industri. 21 MMBB Peningkatan Kualitas Kampas Rem Komposit Pendukung Kebutuhan Industri Komponen Otomotif Dalam Negeri Dari Bahan Dasar Mineral Olahan. 22 PANGAN Program pengembangan industri generator ozon untuk penyimpanan produk pertanian. 23 PANGAN Green juku Dx-445 unmanned mini submarine for deep sea observation. 24 PANGAN Pengembangan Proses Produksi Tepung Fercaf Secara Semi Kontinu Pada Skala Pilot. 25 PANGAN Pengembangan Prototipe Laik Industri Enkapsulasi pupuk hayati agrimeth. 26 PANGAN Peningkatan Skala Produksi Tanaman Kentang Menggunakan Teknologi Jaringan in vitro dan ex vitro. 27 PANGAN Rekayasa Teknologi Produksi Pupuk Hayati Zat Pemacu Pertumbuhan Tanaman dan Aplikasinya di Industri Untuk Mendukung Ketahanan Pangan. 28 TIK Sistem Single Sam of Multiple Card Aman Untuk Pembaca Kartu Pintar. PT. PETRO JORDAN PT. ALCORINDO PT. APEKA INDUSTRIAL SERVINDO PT. RemKomIndo PT. DIP TEK PT. NHI PT. Swasembada Pangan Lokal PT. AGRO INDO MANDIRI Asosiasi Petani Hortikultura PT. Pupuk Iskandar Muda PT. INTI UNILA UNS UNDIP ITB UNTELKOM LIPI BATAN Balitbangtan BPPT BPPT 49

59 No. BIDANG JUDUL INDUSTRI PT LPNK 29 TIK Penerapan Teknologi Radar FM-CW Dan AIS Untuk Navigasi Kapal Nelayan Sampai Wilayah Perbatasan Laut ZEE. 30 TIK Pengembangan Protokol CMS Dan KMS Smart Card Indonesia. 31 TIK Pengembangan CNC Milling Machine Tools Dengan Teknologi High Speed Machining Dan Robot Loading Unloading Benda Kerja Untuk Pembuatan Intra Ocular Lens. 32 TIK Secure And Ready Forensic Communication Network. 33 TIK Inovasi Teknologi Sistem Telemetri Real Time Untuk Pengelolaan Efisiensi Waduk Multi Fungsi Dan Pengukuran Parameter Perubahan Iklim. 34 TIK Pengembangan Smart System Platform 35 TIK Program pengembangan teknologi keamanan forensik dan pemantauan jaringan (NF&MS) perangkat sistem monitoring dan foreksik jaringan. 36 TIK Pengembangan KWH meter elektronik online untuk sistem on grade 1 phasa. 37 TIK Pengembangan dan implementasi sistem self service untuk mendukung digital banking. 38 TRANSPORTASI Pengembangan teknologi industri engine rusnas untuk kendaraan angkutan pedesaan. 39 TRANSPORTASI Pengembangan sistem propulsi mesin jamak-hibrida untuk kereta api. 40 TRANSPORTASI Aplikasi Teknologi Industri Konstruksi Jaring Laba-Laba (Jalla Precast System) Untuk Konstruksi Perkerasan Jalan Raya. PT. RTI PT. XIRKA PT. DAUN BIRU ENGINEERING PT. INTI BANGUN SEJAHTERA PT. ILUKON HIJAU GEMILANG UI & ITB ITB LIPI BPPT BPPT PT. ITB INDISMART PT. ALESTRA NST Mabes TNI PT. SMC Codesign PT. MICROMATIC PT. SGJ PT. INKA PT. Katama Inovasi Global Poltek N Bandung ITB UGM BPPT Kemen PUPR 50

60 No. BIDANG JUDUL INDUSTRI PT LPNK 41 TRANSPORTASI Pengembangan Sistem Evaluator Axle Counter Di Perkeretaapian. 42 TRANSPORTASI Efek Slipstream Propeller Terhadap Karakteristik Aerodinamika Pesawat Udara R80 (Prediksi & Pengujian). 43 TRANSPORTASI Platform Nasional Becak Motor Untuk Peningkatan Keselamatan Berkendaran Di Jalan Raya. 44 TRANSPORTASI Pengembangan Sistem Pengukuran Regangan Dan Tegangan Berbasis Korelasi Citra Dijital. 45 TRANSPORTASI Pengembangan Prototipe Laik Industri Bus Kampus Dengan TTKDN Tinggi Untuk Mendukung Program Green Campus Di Indonesia. PT. LEN ITB PT. RAI, Jak BPPT Aerospace, PT. Surya Winarwan PT. VIAR UI BPPT & POLRI PT. Aero Terra Indonesia PT. INKA, CV. INTEK UNSINDO Sebagaimana diketahui meskipun anggaran untuk penelitian semakin tahun semakin besar, namun anggaran penelitian sebelum 2016 belum mampu mendanai penelitian sampai ke hilir, yaitu penelitian yang mampu mendatangkan manfaat ekonomi secara langsung pada masyarakat luas. Oleh karena itu, hilirisasi penelitian yang telah dihasilkan oleh perguruan tinggi, LPNK, LPK, dan industri merupakan permasalahan yang harus dipecahkan bersama dengan seluruh pemangku kepentingan, baik dari kalangan akademisi, pemerintah dan badan usaha (Academician, Business, Government ABG). Tantangan yang dihadapi dalam menjalankan program pengembangan teknologi industri TRL 7 adalah bagaimana prototipe laik industri benar-benar bisa didorong ke hilir/komersial. Menurut Mainsfield dkk (1981), untuk mencapai kesuksesan komersialisasi hasil R&D dalam proses inovasi (Research Based Innovation) maka ada 3 tahapan yang harus dilalui yaitu tahap invensi (fase dimana temuan baru akan dikembangkan), tahap inovasi (antara lain pengenalan produk baru ke pasar) serta tahap difusi (penyebaran produk baru ke pasar). Tingkat keberhasilan suatu riset dan pengembangan dari tahap invensi sampai menjadi suatu inovasi hanya sebesar 22%. Sisanya yang 78% mengalami kegagalan diakibatkan karena ketidaklaikan teknis dan potensi keekonomian. Kemudian keberhasilan suatu tahap inovasi sampai menjadi komersial dan berhasil masuk pasar hanya sebesar 40% ITB UNS LIPI 51

61 dari jumlah inovasi. Artinya, inovasi yang bisa sukses sampai masuk pasar hanya sekitar 8,8% saja. Kurva-S dari dukungan pembiayaan riset dan pengembangan dan pemanfaataannya harus dilaksanakan sampai tuntas seperti gambar di bawah ini. Gambar 3.9 Kurva S pembiayaan riset dan pengembangan Oleh karena itu, segala upaya untuk melahirkan suatu produk inovasi dioptimalkan sesuai kaidah seleksi alam (competition). Semakin banyak upaya riset dan pengembangan yang berpotensi semakin besar kuantitas keberhasilan menuju hilirisasi/komersial.tahapan penyelenggaraan program pengembangan teknologi industri senantiasa dilaksanakan dengan penuh perhatian, ketelitian serta konsentrasi agar dapat melahirkan prototipe laik industri. Sebagai contoh prototype laik industri yaitu, Uji Terap Produk Konverter KIT Mesin 2-Tak (Gambar 3.10), Mesin 4-Tak (Gambar 3.11), dan Mesin Diesel di Kapal Nelayan untuk Mendukung Program Maritim Nasional. Peralatan konversi yang sering disebut dengan produk Konverter Kit adalah suatu Alat Penyesuai yang merupakan peralatan aksesoris atau manufactures after sales yang dipasangkan pada mesin sehingga mesin dapat menggunakan bahan bakar 52

62 yang berbeda dari bahan bakar yang sudah ditetapkan oleh produsen mesin.mitra kerjasamanya yaitu PT. Tritunggal Perkasa Global dan Pusat Inovasi LIPI. Tujuan dari kegiatan tersebut yaitu mengganti BBM dengan BBG atau energy lainnya untuk: a) Kelangkaan BBM/Impor BBM b) Harga BBM yang semakin tinggi c) Efisiensi pemakaian bahan bakar d) Energi alternative (renewable energy) Uji terap tahap awaltahun 2016 telah dilaksanakan dibeberapa lokasi seperti Ancol, Tegal, Jepara, dan Brebes. Capaian kegiatan tahun 2016 yang sudah dapat dikonversi dan di ujiterap yaitu pada: 1). Mesin 4 tak berbahan bakar bensin; 2). Mesin 2 tak berbahan bakar bensin; 3). Mesin 4 tak berbahan bakar solar; Gambar 3.10 Konverter Kit 2-Tak karburator ke EFI Gambar 3.11 Konverter Kit 4-Tak Karburator ke EFI 53

TIM LAKIP. Lakip ini disusun oleh: Penanggung Jawab : Muhammad Dimyati. Anggota:

TIM LAKIP. Lakip ini disusun oleh: Penanggung Jawab : Muhammad Dimyati. Anggota: i TIM LAKIP Lakip ini disusun oleh: Penanggung Jawab : Muhammad Dimyati Ketua : Prakoso Anggota: 1. Endang Taryono 2. Pancara Sutanto 3. Syarip Hidayat 4. Ermalina 5. Dadi Alamsyah 6. Suwitno 7. Marhaindro

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIN) DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIN) DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIN) DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2017 TIM LAKIN 2017 LAKIN ini disusun oleh: Penanggung

Lebih terperinci

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan REVISI I TAHUN 2016 i

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan REVISI I TAHUN 2016 i REVISI I TAHUN 2016 i REVISI I TAHUN 2016 Dokumen Renstra 2015-2019 Ditjen Penguatan Risbang ini dilakukan revisi dalam rangka melakukan efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran. TIM PENYUSUN LAKIN

Lebih terperinci

REVISI II TAHUN 2017

REVISI II TAHUN 2017 REVISI II TAHUN 2017 i REVISI II TAHUN 2017 Dokumen Renstra 2015-2019 Ditjen Penguatan Risbang dilakukan revisi pada Matriks Rencana Strategis, Matriks Kegiatan, Sasaran Kegiatan (output), dan Indikator

Lebih terperinci

Kinerja. Area Perubahan : 1. Capaian

Kinerja. Area Perubahan : 1. Capaian Area Perubahan : 1. Capaian yang dilakukan Universitas Syiah Kuala merupakan suatu sistem manajemen strategis, prosesnya membentuk suatu siklus yang dimulai dari proses penetapan visi, misi, tujuan, dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PROGRAM KEGIATAN VALUASI & FASILITASI HKI

PROGRAM KEGIATAN VALUASI & FASILITASI HKI PROGRAM KEGIATAN VALUASI & FASILITASI HKI dalam rangka : Workshop HKI: Pengembangan dan Peningkatan Kekayaan Intelektual di kalangan Dosen di Perguruan Tinggi di Banjarmasin Sabtu, 17Nopember 2017 Kementerian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan. Muhammad Dimyati NIP

KATA PENGANTAR. Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan. Muhammad Dimyati NIP i KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan (Risbang) periode 2015-2019, Kementerian Riset, Teknologi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 29 Februari 2016 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA 2015 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan kinerja ini disusun sebagai wujud dan tekad Sekretariat Jenderal

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN rencana kinerja tahunan (rkt) sekretariat ditjen.perkebunan tahun 2015 1 rencana

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 29 Juli 2016 ROADMAP RB 2015-2019

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg No.1138, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Penetapan IKU. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 70 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENELITIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN

RENCANA INDUK PENELITIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN RENCANA INDUK PENELITIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2016-2020 Tim Penyusun Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Diponegoro Rencana Induk Penelitian Memberikan arah prioritas

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai upaya mewujudkan suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, maka

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah merupakan laporan yang disusun untuk menyajikan informasi capaian kinerja unit organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA (PK) Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

PENETAPAN KINERJA (PK) Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Unit Organisasi Eselon I: Deputi Relevansi dan Produktivitas Iptek Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya Relevansi dan Jumlah paten terdaftar Produktivitas Litbang Iptek Bagi Jumlah publikasi

Lebih terperinci

MOSAIK REFORMASI RISBANG/LITBANG NASIONAL

MOSAIK REFORMASI RISBANG/LITBANG NASIONAL Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 42 tahun 2016 Tentang Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapterapan Teknologi (Technology Readiness Level) - Hilirisasi Hasil Riset dan

Lebih terperinci

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Direktorat Penanganan Pelanggaran (Dit. PP) berpedoman pada dokumen perencanaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KLASTER PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

STRATEGI PENINGKATAN KLASTER PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STRATEGI PENINGKATAN KLASTER PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Ocky Karna Radjasa Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan KEMENRISTEK DIKTI

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian merupakan institusi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dengan visi Menjadi Pusat

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Misi SKPD Lingkungan yang baik sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Ketersediaan sumber daya alam secara kuantitas

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA INDUK RISET NASIONAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA INDUK RISET NASIONAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA INDUK RISET NASIONAL TAHUN 2017-2045 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN

RENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA RENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN Tim RIRN Jakarta, 11 Maret 2016 1 1 Latar Belakang Penyusunan Evaluasi Menko PMK menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KATA PENGANTAR Sebagai salah satu unit Eselon

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN p PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, Maret 2015 KATA PENGANTAR Dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA 2016 Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LKJ DITJEN IDP 2016 2016 LKJ DITJEN IDP KATA PENGANTAR Menjadi penjuru penguatan citra positif Indonesia

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : 7 TAHUN 2015 TANGGAL : 18 SEPTEMBER 2015 KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Sekretariat Kementerian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Perjanjian Kinerja merupakan salah satu tahapan dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci