BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan PT.Berdikari Citra Sejahtera adalah perusahaan trasnportir BBM yang telah dizinkan berdiri sebagai agen dan transportir BBM solar industri oleh PT. Pertamina dan PT. Patraniaga selaku anak perusahaan pertamina. PT.Berdikari Citra sejahtera telah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dalam melayani pendistribusian BBM solar industri kepada konsumen di sektor industri. Dan sekarang telah menambah unit usaha perusahaan yaitu agen pendistribusian dan stasiun pengisisan gas elpiji 3 kg ( SPPBE) yang dikelola oleh anak perusahaan PT.Berdikari Citra Sejahtera yaitu PT. Persada Utama Jaya, PT. Cahaya Indah Jaya dan PT. Wicaraka Utama Jaya. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan dalam menghadapi era globalisasi maka PT.Berdikari Citra Sejahtera bertekat untuk lebih memaksimalkan usaha ini demi memenuhi kebutuhan konsumen dengan dukungan sumber daya manusia yang memiliki loyalitas tinggi dan semangat demi kemajuan bersama, dan demi kemajuan bersama, dan demi kepuasan dan keberhasilan para konsumen PT. Berdikari Citra Sejahtera Alur Kerja Perusahaan Alur kerja pada PT. Berdikari Citra Sejahtera yaitu penjualan terbagi atas dua yaitu : penjualan untuk pasar industri dan penjualan untuk pasar spbu, untuk penjualan di pasar industri PT. Berdikari Citra Sejahtera memasarkan minyak solar ( high diesel diesel ), minyak bakar ( marine fuel oil ), dan minyak diesel ( Marine Diesel Fuel ). Sedangkan untuk pasar spbu memasarkan produk bahan bakar minyak seperti : premium, pertamax, pertamax plus, dan bio solar yang diperjualbelikan di spbu milik PT. Berdikari Citra Sejahtera. Penjualan PT. Berdikari Citra Sejahtera kini lebih terfokus kepada pasar industri yang dimana menghasilkan margin penjualan yang lebih tinggi dan memiliki permintaan yang sama tingginya dengan penjualan bahan bakar minyak di spbu PT. Berdikari Citra Sejahtera. Adapula jumlah pelanggan pembelian minyak untuk industri adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Pelanggan pembeli minyak pasar industri

2 44 ABAKUS KENCANA BLUE BIRD PUSAKA ADIWIJAYA BLUE BIRD TAXI AKA BRIDGESTONE APEXCINDO (MBL Baru) BRIDGESTONE APEXCINDO (Mbl lama) BUMI PARAHYANGAN BASF CENTRAL NAGA BIG BIRD HSD CIPTA KEMAS ABADI HSD BIG BIRD PUSAKA CIPTA KEMAS ABADI PRW CIPTAKEMAS CAKUNG INDOFOOD CIKAMPEK MDF DINAS PERTAMBANGAN INDONESIA TRC ELBEKA IRON BIRD FEDERAL IZUMI KM.TITIAN NUSANTARA FEDERAL IZUMI KOTOBUKIYO INDO CLASSIC FILAMINDO LEMINDO GAJAH TUNGGAL LINTAS BUANA GOO INDONESIA LUHUR SATRIA HAGIHARA WIHARTA MEGALOPOLIS HAMASA HUTAMA METIN BOX HILON INDONESIA MITRA ABADI NUSA HADI SANYO NUSA TOYOTETSU SEIWA NUSA TOYOTETSU(PREMIUM) SGWICUS MFO PASADENA SIERAD PRODUCE PION QUARRY SIERAD PRODUCE CIKEMBAR PROTECHMA INDONESIA (HSD) SIERAD PRODUCE MFO PROTECHMA INDONESIA (HSD) SIERAD PRODUCE MFO PUSAKA NURI SINAR SINO 105 R.S HONORIS TARAINA PLASTIC RAJABUSANA TERANG KITA MDF ROYAL PUSPITA TOCHU RSUD. PASAR REBO TRITEGUH SADANG PERMAI YAMAHA SANDIMAS GAPURA MORANTE Sumber : PT.Berdikari Citra Sejahtera Namun dengan adanya peraturan dari pertamina yang mengenai aturan kendaraan yang berlaku maksimal adalah 10 tahun maka dari total 36 unit menjadi 6 unit pada tahun Dengan adanya keterbatasan ini permintaan dari industri menjadi sulit terpenuhi dan

3 45 PT. Berdikari Citra Sejahtera mempunyai 3 pilihan terhadap permintaan yaitu : mengalihkan ke pesaing, menolak permintaan, atau melakukan peminjaman kendaraan operasional. Maka dari itu persoalan dari armada transportasi ini menjadi fokus permasalahan utama di PT. Berdikari Citra Sejahtera dalam meningkatkan pendapatan dan kinerja operasional perusahaan untuk masa kini dan masa mendatang. 4.2 Aspek Lingkungan Industri Analisis five force porter Kondisi lingkungan usaha PT. Berdikari Citra Sejahtera yang dianalisa berdasarkan kekuatan five force Porter sebagai berikut : 1. Ancaman Pendatang Baru( threat of new entrant ) Datangnya pendatang baru, akan menimbulkan suatu ancaman bagi setiap pemilik usaha lama yang telah menjalankan kegiatan usahanya yang cukup lama telah dikuasai atau sedang berusaha untuk menguasai pasar tersebut. Datangnya pendatang baru membawa masuk kapasitas baru keinginan untuk menjadi bagian didalam persaingan adapula indikator ancaman pendatang baru adalah sebagai berikut : Adanya izin yang diberikan oleh pertamina bagi badan usaha yang ingin menjadi transportir tunggal pertamina Adanya ketentuan dari PERMEN no. 32 tahun 2013 mengenai izin mendirikan usaha terkait kegiatan sumber daya energy Diperbolehkannya menjadi badan usaha transportir dengan penyalur selain dari pertamina namun kegiatanya harus diperjelas sesuai ketentuan permen no.32 tahun Kesimpulan : Ancaman pendatang baru KUAT dengan adanya peraturan yang memperbolehkan badan usaha untuk membangun usaha transportir 2. Kekuatan tawar-menawar pemasok ( Bargaining Power of Supplier ) Pemasok utama didalam kegiatan operasional PT. Berdikari Citra Sejahtera adalah PT. Pertamina dan PT. Patraniaga yang bertugas dalam memberikan pasokan bbm non industri seperti: premium, pertamax, bio solar, dan pertamax plus. Dan pasokan bbm untuk industri yaitu: minyak solar ( high diesel diesel ), Selain dari pemasok utama PT. Pertamina dan PT. Patraniaga ada perusahaan lainnya ada pula indikator kekuatan tawar-menawar pemasok adalah sebagai berikut :

4 46 Adanya perusahaan minyak lain seperti Petronas, Total, dan BP sebagai penyalur bbm solar industri Adanya pola pikir konsumen industri yang menyatakan bahwa bbm solar industri lebih baik membeli dari pertamina Kurangnya minat konsumen selain dari pertamina Kesimpulan : Kekuatan tawar-menawar pemasok LEMAH dengan adanya perubahan pola pikir dan pengetahuan mengenai solar industri dari pertamina lebih unggul daripada yang lain. 3. Kekuatan tawar-menawar pembeli (Bargaining power of buyers ) Adanya perusahaan yang melakukan kegiatan jual-beli suatu produk tentu harus adanya sebuah pelanggan atau pembeli, pembeli adalah faktor penting dan krusial didalam suatu perusahaan jumlah pembeli yang banyak atau sedikit menentukan keberadaan perusahaan tersebut dan adanya jumlah pembeli yang membeli kembali dan tidak kembali menentukan kualitas suatu perusahaan tersebut. Saat ini PT. Berdikari Citra Sejahtera mempunyai jumlah pembeli seperti berikut: Tabel 4.2 Daftar pembeli utama tahun PT. BCS 1. Indocement 1. Indofood Bukit Indah 2. Bridgestone Bekasi 2. Salim Ivomas Pratama-Priok 3. Bridgestone Karawang 3. Salim Ivomas Pratama-Pluit 4. Indofood Cikupa 4. Kotobukiya Classic 5. Indofood Cikopo 5. RSUD Ps.Rebo 6. Indofood Cakung 6. RSUD Depok Sumber : PT.Berdikari Citra Sejahtera 2014 Adapula indikator kekuatan tawar-menawar pembeli adalah sebagai berikut Terdapat banyak industri yang berdomisili disekitar DETABEK yang menjadi target pasar dari PT.Berdikari Citra Sejahtera Terdapat Pertumbuhan industri yang berada di kawasan DETABEK dengan skala pertumbuhan sebesar 8% Daerah lokasi industri dengan lokasi transportir dikategorikan tidak terlalu jauh dan masih di wilayah shipping order.

5 47 Kesimpulan : kekuatan tawar-menawar pembeli KUAT dikarenakan factor pertumbuhan dan lokasi yang sangat membantu kegiatan jual-beli bbm solar industri. 4. Tekanan dari produk pengganti ( Threat of Substitute Product ) Ancaman terhadap produk pegganti akan dihadapkan kepada PT. Pertamina dan PT. Patraniaga selaku pemasok utama didalam kegiatan penyaluran bahan bakar minyak kepada PT. Berdikari Citra Sejahtera. PT. Berdikari Citra Sejahtera akan berorientasi pada kegiatan transportir bahan bakar minyak dan ketika adanya produk pengganti maka PT. Berdikari Citra Sejahtera akan membuka sektor baru dalam kegiatan operasional transportir bahan bakar minyak. Adapula indikator ancaman dari produk pegganti adalah sebagai berikut : Mesin-mesin berat cenderung memakai solar industri Semua jenis solar industri sama namun banyak perbedaan kualiatas antara milik pertamina dengan perusahaan lain Jenis bahan bakar selain solar industri tergolong sedikit permintaannya dikarenakan pabrik atau industri lebih memakai mesin yang mengkonsumsi solar industri. Kesimpulan : Ancaman dari produk pengganti LEMAH dikarenakan belum adanya pengganti solar industri sebagai konsumsi utama mesin bergolongan berat dan menengah. 5. Tingkat persaingan diantara para pesaing yang ada ( Rivalry Among Existing Competitors) Ancaman utama terhadap perusahaan adalah perusahaan pesaing yang melakukan kegiatan yang menghasilkan jasa yang sama dengan perusahaan tersebut. Untuk dapat bertahan dan memenangi persaingan jasa transportir bahan bakar minyak harus menetapkan adanya sebuah strategi yaitu: mengembangkan ide pemasaran yang aktual dan bernilai strategis tinggi dan penetapan nilai margin yang akan didapatkan oleh PT. Berdikari Citra Sejahtera sebagai dasar untuk mendapatkan kepuasan pelanggan. Adapula indikator tingkat persaingan diantara persaingan yang ada adalah sebagai berikut : Adanya perusahaan pesaing yang volume penjualannya melebihi kapasitas yang dimiliki PT.Berdikari citra sejahtera Adanya perusahaan pesaing yang volume penjualannya menyamai kapasitas yang dimiliki PT.berdikari Citra sejahtera

6 48 Terdapat persaingan metode service excellent dengan kompetitor yang telah berkecimpung lebih lama. Kesimpulan : Tingkat persaingan diantara pesaing yang ada KUAT dikarenakan terdapat perusahaan yang kapasitas penjualanya melebihi PT.Berdikari citra sejahtera dan metode service excellent yang diterapkan oleh perusahaan pesaing. The Five Forces That Shape Industry Competition Gambar 4.1 Lima Kekuatan porter 4.3 Analisa Aspek Hukum PT. Berdikari Citra Sejahtera telah memiliki izin resmi dari PT. Pertamina dan PT. Patraniaga sebagai pihak yang melakukan kegiatan transportir bahan bakar minyak yang dipasok oleh PT. Pertamina dan PT. Patraniaga. Dan berikut adalah kelengkapan mengenai perizinan usaha milik PT. Berdikari Citra Sejahtera: 1. Akta Perubahan Perusahaan 2. SIUP (Ijin Usaha Perdagangan) 3. SITU (Ijin Tempat Usaha) 4. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) 5. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 6. KADIN

7 Analisa Aspek Ekonomi dan Sosial Setiap segala bidang usaha/bisnis akan memberikan dampak positif dan negatif bagi berbagai pihak maupun pengusahan itu sendiri, pemerintah ataupun masyarakat luas. Secara garis besar dampak dari aspek ekonomi dan operasional dengan adanya peningkatan jumlah fasilitas transportir yaitu penambahan jumlah armada transportasi pada PT. Berdikari Citra Sejahtera yaitu : 1. Membuka kesempatan kerja kepada supir truk hino baru pada PT.Berdikari Citra Sejahtera 2. Meningkatkan penjualan PT. Hino Motor sales Indonesia sebagai mitra penyalur kendaraan operasional PT. Berdikari Citra Sejahtera 3. Adanya penambahan beban biaya dari laporan keuangan PT.Berdikari Citra Sejahtera. Sedangkan dampak sosial yang ditimbulkan dengan adanya penambahan pada PT. Berdikari Citra Sejahtera yaitu: 1. Adanya lowongan pekerjaan untuk daerah sekitar bintaro sebagai supir untuk truk penyalur bahan bakar minyak baru. 4.5 Analisa Aspek Pasar dan Aspek Pemasaran Analisa Aspek Pasar Aspek pasar dan pemasaran untuk mengetahui berapa besar peluang pasar dan prospek pasar yang ada, serta meramalkan permintaan konsumen. Analisa ini ditunjukan untuk melihat potensi pasar, laju permintaan dan menentukan target penjualan. Berikut ini merupakan analisa-analisa yang berhubungan dengan aspek pasar Proyeksi Penjualan Untuk menentukan proyeksi penjualan bahan bakar minyak di PT. Berdikari Citra Sejahtera akan mengambil data dari perusahaan dan akan diolah dengan metode peramalan Forecasting menggunakan metode simple liniear. Oleh karena itu data yang didapat dari PT.Berdikari Citra Sejahtera adalah data tahun 2010 sampai 2013, untuk memproyeksikan 10 tahun kedepan. Perhitungan akan dilakukan pada perhitungan per tahun. Data yang diperoleh dari sumber utama oleh PT. Berdikari Citra Sejahtera. Berikut adalah metode Simple liniear regression( Time series ):

8 50 Tabel 4.3 Perumusan mencari kuantitas penjualan dalam liter tahun Total liter Perubahan % Jumlah truk Rata-rata pengiriman ,106, , ,123,300 1, , ,300 40, , ,071,600 35, ,600 Rata rata perubahan 25,8 % Keterangan : Selama tahun beroperasi 12 mobil, ditahun menjadi 6 truk dikarenakan 6 truk yang lainnya sudah habis 10 tahun masa berlaku izin operasi. Proyeksi Penjualan periode 10 tahun. Untuk dapat melakukan proyeksi 10 tahun kedepan harus dicari terlebih dahulu estimasi kuantitas penjualan (liter) di tahun 1 berikut uraiannya: Tabel 4.4 uraian estimasi kuantitas penjualan (liter) tahun 1 SKENARIO KUANTITAS (LITER) PERUBAHAN (%) PESIMIS 92,000 1,48% OPTIMIS 178,600 40,8% MODERAT 124,083 25,8% Keterangan : Kuantitas pesimis diambil dari rata-rata terendah dari rata-rata pengiriman truk yang dibulatkan yang terdapat di tahun 2010 tabel 4.2 sebesar 92,000 liter. Kuantitas optimis diambil dari rata-rata tertinggi dari rata-rata pengiriman truk yang dibulatkan yang terdapat di tahun 2013 tabel 4.2 sebesar 178,600 liter.

9 51 Kuantitas moderat diambil dari rata-rata dari rata-rata pengiriman truk yang dibulatkan yang terdapat di tahun 2010 sampai 2014 tabel 4.2 didapat angka sebesar 124,083 liter Tabel 4.5 Proyeksi penjualan skenario pesimis Tahun Kuantitas liter Jumlah truk Jumlah kuantitas penjualan (liter) 1 92, , , , , ,091, , , , ,118, , ,284, , ,474, , ,692, , ,137, , ,593,065 Tabel 4.6 Proyeksi penjualan skenario optimis Tahun Kuantitas Jumlah truk Jumlah kuantitas liter penjualan (liter) 1 178, ,786, , ,378, , ,520, , ,052, , ,998, ,268, ,877, ,876, ,138, ,777, ,445, ,111, ,556, ,084, ,423,340

10 52 Tabel 4.7 Proyeksi penjualan skenario moderat Tahun Kuantitas liter Jumlah truk Jumlah kuantitas penjualan (liter) 1 124, ,240, , ,395, , ,744, , ,696, , ,120, , ,650, , ,313, , ,141, , ,697, , ,622, Analisa Aspek Pemasaran 1. Marketing Mix (bauran pemasaran) Konsep bauran pemasaran adalah bagian utama dari aspek pemasaran yang menjelaskan tentang strategi dan kondisi kekuatan pemasaran suatu perusahaan, adapun kelompok dari bauran pemasaran antara lain : 1. Product (Produk) PT.berdikari Citra Sejahtera memberikan jaminan kualitas produk yang digaransikan dan dijamin oleh pertamina sebagai pemasok utama dan satusatunya di PT. Berdikari Citra Sejahtera adapula untuk kalangan industri jenis produk yang sangat diunggulkan adalah 1. high speed diesel 2. marine fuel oil 3. marine diesel fuel Yang tekanan oktan dari minyak tersebut mampu membuat mesin diesel industri awet dan tahan lama.

11 53 Serta logo dan moto utama dari PT. Berdikari Citra Sejahtera adalah Service excellent yang mengartikan bahwa ketika kita menjual kita bukan hanya sekeder memberikan produk yang dijual tapi juga pengetahuan mengenai produk yang dijual serta tata cara pemesanan dan pengisian minyak sesuai dengan SOP yang berlaku, dan berikut adalah tabel perbandingan 3 produk inti yang dijual PT. Berdikari Citra Sejahtera dengan para kompetitor yang lainnya. Tabel 4.8 Perbandingan 3 perusahaan ternama transportir tunggal. perusahaan High speed Sumber dari diesel pertamina PT.BCS PT.Mandiri jaya perkasa PT. Patra buana Putra PT. Trimegah sarana mandiri PT. Jalinan Group Sumber : PT.Berdikari Citra Sejahtera. 2. Price ( Harga )

12 54 pada dasarnya PT.Berdikari citra sejahtera menerapkan strategi dasar penetapan harga yaitu Status Quo Pricing yaitu penetapan harga berdasarkan harga jual yang ditetapkan pesaing dan menggunakan metode penetapan harga berdasarkan biaya yaitu Cost Plus Pricing with Mark up yaitu penetapan harga yang dimana biaya pembelian dari produsen ditambah dengan sejumlah keuntungan yang diinginkan oleh PT.Berdikari Citra Sejahtera yang dimana perusahaan menetapkan margin laba sebesar Rp 550/liter dari harga jual sebesar Rp Berikut adalah tabel perbandingan mengenai harga yang ditetapkan oleh PT.Berdikari Citra Sejahtera dengan pesaing lain. Tabel 4.9 Perbandingan Harga dengan pesain lain. perusahaan High speed Sumber dari diesel pertamina PT.BCS PT.Mandiri jaya perkasa PT. Patra buana Putra PT. Trimegah sarana mandiri PT. Jalinan Group Sumber : PT.Berdikari Citra Sejahtera * per bulan mei Place ( lokasi )

13 55 PT.Berdikari citra sejahtera pada umumnya tidak akan melakukan perubahan secara menyeluruh terhadap pola tempat armada transportasi di tempatkan, namun akan ada beberapa penambahan luas area atau pengurangan luas area tempat armada transportasi berada berdasarkan instruksi penambahan armada transportasi yang disetujui oleh GM dan Manajer Operasional dari perusahaan. 4. Promotion ( promosi ) Promosi merupakan kegiatan bauran pemasaran yang terakhir. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan ketiga kegiatan bauran pemasaran baik produk, harga, dan lokasi. Dalam kegiatan ini setiap perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk atau jasa baik langsung maupun tidak langsung. Tanpa adanya promosi pelanggan akan kesusahan dalam mengenali produk dan jasa yang kita tawarkan. Maka dari itu PT.Berdikari Citra Sejahtera melakukan sarana promosi sebagai berikut : 1. Publisitas ( Publicity ) PT. Berdikari Citra Sejahtera melakukan kegiatan publisitas dengan membuat rancangan website yang memberikan informasi mengenai produk dan jasa transportir serta metode service excellent 2. Penjualan pribadi ( Personal Selling ) PT.Berdikari Citra Sejahtera mempunyai tim marketing utama yang dimana tugas dan kewajiban tim marketing ini adalah meyakinkan calon pembeli dengan metode marketing yang telah mereka kuasai. Adapula tehnik dasar yang mereka gunakan adalah presentation dan memberikan sample jenis produk bahan bakar minyak. 4.7 Analisa Aspek Operasional Analisa terhadap aspek teknis ini meliputi proses operasi dan rekruitmen calon supir truk tangki pengangkut bahan bakar minyak pada PT.Berdikari Citra Sejahtera.

14 Layout tempat armada transportasi Gambar 4.2 Layout tempat armada transportasi PT.BCS Keterangan : 1. P1~P6 : tempat parkir kendaraan transportir PT.BCS 2. TIS : tempat istirahat supir dan absensi elektronik 4. RE : Ruang Engineering sebagai ruang maintenance kendaraan serta pemantauan fisik kendaraan yang masuk dan keluar 5. PS : Pos satpam yang siaga 24 jam yang terbagi atas 2 shift (12 jam) Proses Rekruitmen PT.Berdikari Citra Sejahtera melakukan tahap-tahap seleksi ketat didalam menyaring tenaga kerja baru terutama untuk kegiatan operasional transportir demi menjaga metode Service Excellent dan amanah sebagai transportir tunggal patraniaga. Berikut proses rekruitment yang dijalankan : 1. Melakukan penyaringan calon-calon driver berdasarkan persyaratan yang telah diumumkan antara lain : Pengemudi harus memiliki SIM B II yang masih berlaku Pengemudi harus mempunyai syarat untuk masuk ke depot Surat keterangan sehat dari rumah sakit Memahami peraturan lalu lintas secara dasar

15 57 Memahami dan mampu memenuhi persyaratan dari perusahaan. 2. Bagi calon supir yang memenuhi syarat akan di latih oleh PT. Berdikari Citra Sejahtera dengan proses sebagai berikut: Menentukan posisi supir untuk membawa hino dengan ukuran 16L dan 32L Memberikan pembelajaran mengenai SOP dalam melakukan delivery order ke tempat pembeli Memberikan pelatihan dalam mengatasi situasi keadaan darurat seperti truk tangki meledak atau adanya kebocoran tanki. 4.8 Analisa Aspek manajemen dan Organisasi Aspek yang dianalisa kali ini adalah aspek manajemen dan organisasi pembahasan akan terfokus kepada kegiatan operasional dan organisasi yang meliputi jenis pekerjaan, dan persyaratan jabatan serta jumlah gaji karyawan Jenis pekerjaan dan Persyaratan Jenis pekerjaan yang dibutuhkan adalah bagian operasional transportir yaitu supir. Persyaratan supir a. Memiliki SIM B II yang masih berlaku dan validitas sim tersebut diakui b. Memiliki pengalaman membawa truk besar berukuran 8L, 16L, dan 32L c. Sehat jasmani dan rohani d. Mampu mengatasi tekanan didalam perjalanan e. Laki-laki maksimal berumur 30 tahun. f. Disiplin dan memahami SOP dari PT.BCS dan Patraniaga Jumlah dan Biaya gaji Penetapan jumlah supir bersifat sementara selama keputusan dari GM belum ditetapkan dan nilai gaji bersifat tetap sesuai dengan data yang telah ditetapkan oleh PT.Berdikari Citra Sejahtera. Table 4.10 Daftar gaji untuk supir pt. berdikari citra sejahtera NO Jabatan Jumlah Gaji Perbulan (Rp) Gaji Pertahun (Rp) 1 Supir 16 & 32 KL 2 7,800,000 93,600,000

16 58 Sumber : PT.Berdikari citra sejahtera ( diolah ) Tabel 4.11 daftar gaji untuk satpam di PT.Berdikari Citra Sejahtera NO Jabatan Jumlah Gaji Perbulan (Rp) Gaji Pertahun (Rp) 1 Satpam pos truk Sumber : PT.Berdikari Citra Sejahtera (diolah) 4.9 Analisa Aspek AMDAL Analisis amdal merupakan salah satu bagian dari aspek studi kelayakan bisnis/ investasi, untuk melakukan suat kegiatan usaha atau bisnis atau proyek, studi mengenai AMDAL merupakan salah-satu syarat kelayakan usaha tersebut. PT. Berdikari Citra Sejahtera sebagai salah satu perusahaa yang bergerak sebagai transportir bahan bakar minyak tentu memiliki beberapa poin mengenai dampak dalam menjalankan kegiatan usaha ini berikut poin-poin yang terkait dengan analisa AMDAL : 1. Terhadap tanah dan kehutanan PT. Berdikari Citra Sejahtera telah merancang permukaan tanah yang dipakai sebagai tempat park lane truk hino terpisah dengan tanah yang dimiliki oleh masyarakat sekitar sehingga bila terjadi kebocoran sisa minyak tidak akan menyebar ke daerah masyarakat sekitar. 2. Terhadap Air PT.Berdikari Citra Sejahtera tidak membuat lokasi SPBU dan tempat parkir truk hino yang berkontak dengan perairan atau tanah dengan kandungan air mineral yang dikelola oleh pemerintah setempat sehingga tidak akan adanya pencemaran melalui air 3. Terhadap Udara PT. Berdikari Citra Sejahtera melakukan pembuatan lokasi SPBU dan tempat truk tangki hino yang jauh dari pemukiman masyarakat setempat dan melakukan pemeriksaan bahan bakar minyak dari patraniaga di ruangan tertutup yang dimana untuk membatasi terjadinya pencemaran jika melakukan pemeriksaan di ruangan terbuka. 4. Terhadap Masyarakat PT.Berdikari Citra Sejahtera mengantisipasi jika terjadinya suatu gejala konflik sosial yang terjadi akibat pembuatan SPBU dan lokasi tempat parkir

17 59 truk hino dengan cara bermusyawarah dan dengan bantuan mediasi oleh pemerintah daerah setempat ketika terjadi konflik atau perubahan suata budaya dan perilaku yang ditimbulkan oleh PT.berdikari Citra Sejahtera Aspek Keuangan. Untuk melengkapi analisa kelayakan investasi PT. Berdikari Citra Sejahtera dalam menambahkan jumlah armada transportasi yaitu dengan melakukan analisa terhadap aspek keuangan Kebutuhan modal kerja Kebutuhan modal kerja adalah bagian dari aspek keuangan untuk menentukan biaya-biaya yang memiliki kaitannya dengan kegiatan operasional secara langsung maupun tidak langsung. Berikut rinciannya : Kebutuhan operasional o Bahan bakar minyak solar o Biaya supir transportir o Biaya jalan tol o Biaya lainnya Kebutuhan non operasional o Biaya gaji satpam o Biaya kebersihan lingkungan o Biaya pemeliharaan o Biaya asuransi o Biaya sewa website tracker gps Kebutuhan investasi Kebutuhan investasi adalah kebutuhan yang sifat pemakaiannya lebih dari 1 tahun dan pengeluara biaya kebutuhan ini sebagai harta perusahaan, berikut rinciannya: Pembelian truk dan tangki o Pembelian head unit FL-260 o Pembelian head unit FL-235 o Pembelian tangki 16KL o Pembelian tangki 32KL Pembelian izin kendaraan operasional selama 10 tahun

18 60 Perlengkapan o Pembelian toolbox kendaraan o Pembelian measure tools kendaraan o Pembelian GPS garmin Analisa biaya penyusutan Biaya-biaya yang termasuk dalam kategori penyusutan adalah barang-barang yang termasuk dalam kategori harta berwujud golongan 1 sampai 3 berikut perinciannya : Tabel 4.12 Rincian penyusutan harta golongan 1 sampai 3 Keterangan Jumlah Harga (Rp) Residu Umur ekonomis Penyusutan Hino FL ,570,000, ,000, ,000,000 Hino FL ,086,000, ,000, ,600,000 Tangki 16KL 2 160,000,000 40,000, ,000,000 Tangki 32KL 2 230,000,000 65,000, ,000,000 GPS Garmin 4 10,000,000 1,800, ,000 Jumlah penyusutan 204,740, Jumlah Ketersediaan modal bisnis Dengan data yang ada dilampiran maka jumlah ketersediaan modal bisnis untuk penambahan armada transportasi di PT.Berdikari Citra sejahtera adalah sebagai berikut : Tabel 4.13 Jumlah ketersediaan dana investasi No Keterangan Total biaya (rp) 1 Kebutuhan investasi 3,133,000,000 2 Kebutuhan modal kerja 514,000,000 Total dana yang harus 3,647,000,000 disediakan 1. Modal Sendiri 5,850,000,000 Total modal yang tersisa 2,203,000,000

19 61 Sumber : PT.Berdikari Citra Sejahtera (diolah) Sumber dana Dana investasi yang dilakukan untuk melakukan penambahan jumlah armada transportasi pada PT.Berdikari Citra Sejahtera berasal dari pemilik perusahaan. Dengan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh PT.Berdikari Citra Sejahtera sebanyak 9.5% Biaya pajak yang dikenakan Nilai pajak yang dibebankan setiap tahunnya ditetapkan berdasarkan asumsi dari acuan buku referensi karangan Dr kasmir dan Jakfar sebesar 20% Proyeksi BEP Proyeksi BEP skenario pesimis Proyeksi BEP atau break even point digunakan sebagai gambaran dimana perusahaan mencapai titik pengembalian modal yang dikeluarkan pada periode tertentu.dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Berikut adalah uraian mengenai biaya fixed cost, variable cost, dan harga: Tabel 4.14 uraian elemen BEP Total Fixed Cost 1. Biaya Gaji supir Rp. 134,000, Biaya Pemeliharaan 3. Biaya lain-lain Variable cost Harga Rp. 11,995/liter Rp. 12,545/liter Berikut perhitungan bep dengan skenario pesimis

20 62 Untuk mengetahui berapa jumlah order yang harus dipenuhi agar bep maka hasil bep dalam jumlah liter dibagi dengan liter atau dengan 8 KL yang dimana sebagai armada yang beroperasi di PT.Berdikari citra sejahtera: Tabel 4.15 estimasi bep dengan proyeksi pesimis Keterangan Jumlah order Tahun Minimun order 12 1 Maksimum order BEP BEP terjadi di tahun ke 10 Tabel 4.16 estimasi bep dengan proyeksi moderat Keterangan Jumlah order Tahun Minimun order 15 1 Maksimum order 47 6 BEP BEP terjadi di tahun ke 6 dan memiliki profit selama 4 tahun. Tabel 4.17 estimasi bep dengan proyeksi optimis Keterangan Jumlah order Tahun Minimun order 22 1 Maksimum order 72 2 BEP BEP terjadi di tahun ke 2 dan meiliki profit selama 8 tahun

21 63 Keterangan : Penetapan minimum dan maksimum order dengan melihat proyeksi pejualan skenario pesimis, moderat, dan optimis yang terdapat di lampiran dengan membagi setiap jumlah penjualan (liter) per tahun dengan pembilang 8KL atau liter untuk mendapatkan jumlah order per tahun Proyeksi Cash flow Cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada diperusahaam dalam suatu periode tertentu. Cash flow menggambarkan berapa uang yang masuk ( cash in ) ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan berapa uang yang keluar ( cash out ) serta jenis biaya yang dikeluarkan Proyeksi Operational Cash flow (OCF) Operational Cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi usaha, seperti penghasilan yang diterima dan pengeluaran yang dikeluarkan pada suatu periode sesuai dengan cash flow yang telah terlampir maka kita dapat mencari OCF dengan rumus sebagai berikut : OCF = EAT + Penyusutan Dengan demikian maka besarnya aliran kas operasional bersih adalah sebagai berikut :

22 64 Tabel 4.18 Perhitungan nilai OCF skenario pesimis Tahun EAT (Rp) Penyusutan OCF ( Rp ) (Rp) 1 (109,700,000) 238,300, ,600,300 2 (107,106,540) 238,300, ,193,760 3 (56,688,165) 238,300, ,612,135 4 (120,269,993) 238,300, ,030,307 5 (69,681,792) 238,300, ,618,508 6 (10,458,229) 238,300, ,842, ,748, ,300, ,049, ,491, ,300, ,791,626 9 (120,687,078) 238,300, ,613, ,585, ,300, ,886,238 Tabel 4.19 Perhitungan nilai OCF skenario optimis Tahun EAT Penyusutan OCF 1 271,340, ,740, ,080, ,392, ,740, ,132, ,012,345, ,740,000 1,217,085, ,234,292, ,740,000 1,439,032, ,077,398, ,740,000 2,282,138, ,330,617, ,740,000 3,535,357, ,191,122, ,740,000 5,395,862, ,950,744, ,740,000 8,155,484, ,423,505, ,740,000 8,628,245, ,747,906, ,740,000 12,952,646,938

23 65 Tabel 4.20 Perhitungan nilai OCF skenario moderat Tahun EAT Penyusutan OCF 1 31,465, ,740, ,205, ,861, ,740, ,601, ,934, ,740, ,674, ,456, ,740, ,196, ,204, ,740, ,944, ,850, ,740, ,590, ,191, ,740,000 1,072,931, ,217,229, ,740,000 1,421,969, ,005,831, ,740,000 1,210,571, ,395,515, ,740,000 1,600,255, Metode penilaian Pada penilaian investasi ini akan dinilai dengan metode Payback period (PP), Net present value (NPV), Profitability index (PI), dan internal rate of return (IRR), berikut adalah perincian perhitungannya: Setiap metode akan melakukan perhitungan untuk 3 skenario yaitu pesimis, moderat dan optimis berikut adalah uraiannya : Penilaian Investasi Metode Pesimis 1) Payback period skenario pesimis Metode ini merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan berikut : Tabel 4.21 Payback Period skenario pesimis

24 66 Tahun PV kas bersih PV kumulatif (3,647,000,000) 1 116,909,363 3,530,090, ,424,595 3,421,666, ,447,885 3,285,218, ,616,287 3,204,601, ,698,827 3,099,903, ,610,909 2,971,292, ,433,175 2,818,858, ,242,581 2,642,616, ,879,487 2,641,736, ,004,669 2,525,732,222 Dengan pengurangan jumlah kas bersih yang melebihi sepuluh tahun maka Payback period semua arus kas keluar tidak dapat ditutup/ dikembalikan oleh arus kas masuk selama 10 tahun yang diproyeksikan. 2) NPV skenario pesimis NPV merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi salama umur investasi, dimana tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan sebesar 10% dengan perhitungan sebagai berikut: Tabel 4.22 NPV skenario pesimis

25 67 Tahun OCF (Rp) DF (DR 10%) PV Kas bersih (Rp) (3,647,000,000) 1 128,600, ,909, ,193, ,424, ,612, ,447, ,030, ,616, ,618, ,698, ,842, ,610, ,049, ,433, ,791, ,242, ,613, ,879, ,886, ,004,669 NPV = TOTAL PV kas bersih Nilai investasi = Rp.1,170,267,778 Rp.3,647,000,000 = (Rp.2,476,732,222) Dengan hasil perhitungan NPV diatas maka dalam waktu 10 tahun proyeksi selisih arus kas masuk dengan arus kas keluar sebesar Rp. (2,476,732,222) dengan kriteria NPV negative 3) IRR skenario pesimis Metode ini menghitung tingkat pengembalian hasil intern atau tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang, apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga relevan ( tingkat keuntungan yang diharapkan ) maka investasi dikatakan menguntungkan dan sebaliknya jika lebih kecil dikatakan merugikan. Tabel 4.23 IRR DF -5% skenario optimis Tahun OCF(Rp) DF PV kas

26 68 % bersih(rp) (3,647,000,000) -5% 1 128,600, ,368, ,193, ,367, ,612, ,823, ,030, ,910, ,618, ,915, ,842, ,950, ,049, ,366, ,791, ,460, ,613, ,613, ,886, ,534, TOTAL PV KAS BERSIH (797,689,655) Tabel 4.24 IRR DF -4% skenario optimis Tahun Ocf(rp) Df % Pv kas bersih(rp)

27 69 (3,647,000,000) -4% 1 127,314, ,958, ,206, ,354, ,611, ,272, ,030, ,966, ,618, ,799, ,842, ,076, ,049, ,302, ,791, ,699, ,613, ,830, ,886, ,574, TOTAL PV KAS BERSIH (987,165,806) Perhitungan IRR : Dengan hasil diatas maka dapat disimpulkan bawah nilai irr lebih kecil dari jumlah tingkat pengembalian yang diharapkan sebesar 10% 4) PI Skenario pesimis Perhitungan Profitability Index merupakan perhitungan perbandingan antara jumlah aliran kas bersih yang akan datang dengan nilai investasi sekarang. Perhitungan Profitability Index untuk analisa pengadaan armada transportasi sebagai berikut:

28 70 Profitability Index yang diperoleh dari perhitungan ini adalah 0,9499 yang dimana angka yang didapat lebih kecil dari 1 yang menyatakan bahwa setiap Rp.1 yang keluar maka akan masuk Rp. 0,81 maka dikatakan tidak layak Penilaian Investasi Metode Moderat 1) Payback period skenario Moderat Metode ini merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan berikut : Tabel 4.25 Payback Period skenario moderat Tahun PV kas bersih PV kumulatif (3,647,000,000) 1 245,216, (3,401,783,434) 2 270,366, (3,131,416,774) 3 352,535, (2,778,880,853) 4 297,621, (2,481,259,063) 5 378,441, (2,102,817,528) 6 467,972, (1,634,845,172) 7 567,740, (1,067,104,479) 8 677,548, (389,555,485) 9 527,511, ,835, Dengan melihat dari perhitungan payback period diatas maka dapat dilihat bahwa Payback Period adalah 8 tahun 5 bulan dari 10 tahun yang di proyeksikan.

29 71 2) NPV skenario moderat NPV merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi salama umur investasi, dimana tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan sebesar 10% dengan perhitungan sebagai berikut: Tabel 4.26 NPV skenario moderat Tahun OCF (Rp) DF (DR PV Kas bersih (Rp) 10%) (3,647,000,000) 1 269,765, ,216, ,161, ,366, ,234, ,535, ,756, ,621, ,504, ,441, ,150, ,972, ,106,491, ,740, ,455,529, ,548, ,244,131, ,511, ,633,815, ,835, NPV = TOTAL PV kas bersih Nilai investasi = Rp.4,414,792,000 Rp.3,647,000,000 = Rp.767,792,181 Dengan hasil perhitungan NPV diatas maka dalam waktu 10 tahun proyeksi selisih arus kas masuk dengan arus kas keluar sebesar Rp. 767,792,181dengan kriteria NPV positif 3) IRR skenario moderat

30 72 Metode ini menghitung tingkat pengembalian hasil intern atau tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang, apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga relevan ( tingkat keuntungan yang diharapkan ) maka investasi dikatakan menguntungkan dan sebaliknya jika lebih kecil dikatakan merugikan. Tabel 4.27 IRR DF 13% skenario moderat tahun OCF(Rp) DF % PV kas bersih(rp) (3,647,000,000) 13% 1 269,765, ,472, ,161, ,167, ,234, ,179, ,756, ,118, ,504, ,351, ,150, ,992, ,106,491, ,258, ,455,529, ,279, ,244,131, ,051, ,633,815, ,341, TOTAL PV KAS BERSIH 3,726,213,678 Tabel 4.28 IRR DF 14% skenario moderat tahun OCF(Rp) DF % PV kas bersih(rp) (3,647,000,000) 14%

31 ,765, ,584, ,161, ,587, ,234, ,264, ,756, ,967, ,504, ,332, ,150, ,263, ,106,491, ,490, ,455,529, ,890, ,244,131, ,389, ,633,815, ,496, TOTAL PV KAS BERSIH 3,542,266, Perhitungan IRR : Berdasarkan perhitungan diatas diketahui nilai IRR sebesar 14,3 % dan selisih dengan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan sebesar 10% menjadi 4,3% maka ketika inflasi sebesar 4.3% perusahaan masih bias balik modal. 4) PI Skenario moderat Perhitungan Profitability Index merupakan perhitungan perbandingan antara jumlah aliran kas bersih yang akan datang dengan nilai investasi sekarang. Perhitungan Profitability Index untuk analisa pengadaan armada transportasi sebagai berikut:

32 74 Profitability Index yang diperoleh dari perhitungan ini adalah 1,21 yang dimana angka yang didapat lebih besar dari 1 yang menyatakan bahwa setiap Rp.1 yang keluar maka akan masuk Rp.1, Penilaian Investasi Metode Optimis 1) Payback period skenario optimis Metode ini merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan berikut : Tabel 4.29 Payback Period skenario optimis Tahun PV kas bersih PV kumulatif (3,647,000,000) 1 463,262, (3,183,737,240) 2 627,810, (2,555,926,962) 3 939,609, (1,616,316,987) 4 1,005,780, (610,536,346) 5 1,437,817, ,014,297, ,785,836, ,811,999, ,672,605, ,006,182,774.47

33 75 Dengan melihat dari perhitungan payback period diatas maka dapat dilihat bahwa Payback Period adalah 4 tahun 5 bulan dari 10 tahun yang di proyeksikan. 2) NPV skenario optimis NPV merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi salama umur investasi, dimana tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan sebesar 10% dengan perhitungan sebagai berikut Tabel 4.30 NPV skenario optimis Tahun OCF (Rp) DF (DR 10%) PV Kas bersih (Rp) (3,647,000,000) 1 509,640, ,262, ,692, ,810, ,250,645, ,609, ,472,592, ,005,780, ,315,698, ,437,817, ,568,917, ,014,297, ,429,422, ,785,836, ,189,044, ,811,999, ,661,805, ,672,605, ,986,206, ,006,182, NPV = TOTAL PV kas bersih Nilai investasi = 21,765,203,108 3,647,000,000 = 18,118,203,108 Dengan hasil perhitungan NPV diatas maka dalam waktu 10 tahun proyeksi selisih arus kas masuk dengan arus kas keluar sebesar Rp. 18,118,203,108 dengan kriteria NPV positif

34 76 3) IRR skenario optimis Metode ini menghitung tingkat pengembalian hasil intern atau tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang, apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga relevan ( tingkat keuntungan yang diharapkan ) maka investasi dikatakan menguntungkan dan sebaliknya jika lebih kecil dikatakan merugikan. Tabel 4.31 IRR DF 44% skenario optimis tahun OCF(Rp) DF % PV kas bersih(rp) (3,647,000,000) 44% 1 269,765, ,916, ,161, ,364, ,234, ,838, ,756, ,477, ,504, ,998, ,150, ,277, ,106,491, ,879, ,455,529, ,928, ,244,131, ,346, ,633,815, ,732, TOTAL PV KAS BERSIH 3,785,760, Tabel 4.32 IRR DF 45% skenario optimis tahun OCF(Rp) DF % PV kas bersih(rp)

35 77 (3,647,000,000) 45% 1 269,765, ,475, ,161, ,328, ,234, ,232, ,756, ,127, ,504, ,278, ,150, ,997, ,106,491, ,881, ,455,529, ,072, ,244,131, ,700, ,633,815, ,083, TOTAL PV KAS BERSIH 3,645,179, Perhitungan IRR : Berdasarkan perhitungan diatas diketahui nilai IRR sebesar 45 % dan selisih dengan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan sebesar 10% menjadi 35% maka ketika inflasi sebesar 35% perusahaan masih bisa balik modal. 4) PI Skenario optimis Perhitungan Profitability Index merupakan perhitungan perbandingan antara jumlah aliran kas bersih yang akan datang dengan nilai investasi sekarang.

36 78 Perhitungan Profitability Index untuk analisa pengadaan armada transportasi sebagai berikut: Profitability Index yang diperoleh dari perhitungan ini adalah 1,21 yang dimana angka yang didapat lebih besar dari 1 yang menyatakan bahwa setiap Rp.1 yang keluar maka akan masuk Rp.5, Implikasi Penelitian Berdasarkan analisis pada faktor-faktor meliputi faktor hukum, faktor pemasaran dan pasar, faktor lingkungan industri, faktor manajemen dan sdm, faktor operasional, faktor ekonomi dan social, dan faktor analisis dampak lingkungan hidup ( AMDAL) dinyatakan bahwa investasi pengadaan armada transportasi PT.Berdikari Citra Sejahtera layak. Jika dilihat dari analisis faktor keuangan, investasi pengadaaan armada transportasi PT.Berdikari Citra Sejahtera layak dijalankan dengan menggunakan asumsi skenario moderat dan optimis berikut penrinciannya : Tabel 4.34 Implikasi Penelitian. Skenario NPV (Rp) IRR PI PP Keputusan Pesimis (2,476,732,222) (8) % 0.81 > 10 tahun Tidak layak Moderat 767,792,181 14% tahun 6 Layak bulan Optimis 18,118,203,108 45% tahun 5 bulan Layak

37 79

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI TERHADAP PENAMBAHAN ARMADA TRANSPORTASI PADA PT.BERDIKARI CITRA SEJAHTERA TENGKU RIZKI SYAHPUTRA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI TERHADAP PENAMBAHAN ARMADA TRANSPORTASI PADA PT.BERDIKARI CITRA SEJAHTERA TENGKU RIZKI SYAHPUTRA 1 ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI TERHADAP PENAMBAHAN ARMADA TRANSPORTASI PADA PT.BERDIKARI CITRA SEJAHTERA TENGKU RIZKI SYAHPUTRA Bina Nusantara University, Jl. Kelapa Hibrida II, Pondok kelapa, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat diukur dari sebuah persentase peningkatan sektor industri yang terus tumbuh dari tahun terdahulu, negara akan mendapatkan profitibilitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Wilayah: Menentukan dua wilayah

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. yang akan didirikan oleh PT. Pertama Adhi Karya atau ANTARTIKA MANAGEMENT ini adalah

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. yang akan didirikan oleh PT. Pertama Adhi Karya atau ANTARTIKA MANAGEMENT ini adalah BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha di pabrik baru yang akan didirikan oleh PT. Pertama Adhi Karya atau

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan analisis Capital Budgeting dan analisis sensitivitas pada perusahaan Dian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan investasi pembangunan Cold Storage pada PT. Anugrah Mina Nusantara adalah

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1Metode Penilaian Investasi Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan bisnis PT. Mitra Computa Asia dalam pendistribusian produk

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Wawancara. 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten?

Lampiran 1. Hasil Wawancara. 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten? Lampiran 1 Hasil Wawancara 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten? Toko Elektronik Cahaya Banten didirikan di Serang, Banten sejak 1996. Dengan seiring berjalannya waktu dan berkembangnya serta

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Selama ini PT. ANINDO PUTERA PERKASA menyewa alat angkut truk kecil engkel, truk trailer, dan truk tronton

Lebih terperinci

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Bab VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Agenda furniture membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: Tabel 6.1 Kebutuhan Dana no Komponen Investasi Jumlah Total 1 Aktiva Tetap A. Mobil Pick Up 112.000.000

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA

USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA ANALISIS KELAYAKAN KELANGSUNGAN Nama NPM : 23209891 Jurusan USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA Pembimbing : Chrisilla Yunisia de Fretes : Akuntansi : Istichanah, SE., MMSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PADA PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO BANGUNAN SINAR MULIA 2. Rendy Niechual

STUDI KELAYAKAN USAHA PADA PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO BANGUNAN SINAR MULIA 2. Rendy Niechual STUDI KELAYAKAN USAHA PADA PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO BANGUNAN SINAR MULIA 2 Rendy Niechual 15210743 Latar Belakang Masalah Seiring dengan lajunya perekonomian di Indonesia tentunya dipengaruhi oleh berbagai

Lebih terperinci

STARTUP BUSINESS : PENANGKARAN IKAN PATIN DAN SUPPLIER IKAN MASPERUSAHAAN BAGUS JAYA *) Arum Sari, Meidhita Meutia Dewi, Rudy Aryanto ABSTRAK

STARTUP BUSINESS : PENANGKARAN IKAN PATIN DAN SUPPLIER IKAN MASPERUSAHAAN BAGUS JAYA *) Arum Sari, Meidhita Meutia Dewi, Rudy Aryanto ABSTRAK STARTUP BUSINESS : PENANGKARAN IKAN PATIN DAN SUPPLIER IKAN MASPERUSAHAAN BAGUS JAYA *) Arum Sari, Meidhita Meutia Dewi, Rudy Aryanto ABSTRAK Bagus Jaya adalahbisnis yang bergerak di bidang penangkaran

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE.

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE. Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA 15212337 STEVIANUS, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan Bisnis Strategi Pemasaran Studi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 39 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian pada skripsi ini yaitu tujuan studi/penelitian adalah studi deskriptif. Lingkungan/setting adalah lingkungan natural yaitu PT Patent Process,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan investasi dalam membeli mesin produksi baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

MODUL II. ANALISIS RESIKO MENJALANKAN USAHA

MODUL II. ANALISIS RESIKO MENJALANKAN USAHA MODUL II. ANALISIS RESIKO MENJALANKAN USAHA MATERI PEMBELAJARAN : 1. Melakukan analisa data dengan menggunakan pendekatan statistika seperti peluang, regresi dan korelasi 2. Menyusun strategi sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri perikanan merupakan kegiatan terorganisir yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan serta lingkungannya, mulai dari pra

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 44 BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN Dalam penilaian kelayakan rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian ini digunakan beberapa aspek-aspek yang relevan dikaji untuk menentukan suatu rencana

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT DAGANG JAYA JAKARTA

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT DAGANG JAYA JAKARTA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT DAGANG JAYA JAKARTA Santi Nurjanah PT Dagang Jaya Jakarta Jln. Seni Budaya Raya, No.10, Jelambar Baru, Jakarta Barat 11460 potter_251289@yahoo.com ABSTRACT The

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan bisnis PT. Dagang Jaya dalam pendistribusian dikatakan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN MESIN CETAK OFFSET SEPARASI PADA PERCETAKAN PT PATENT PROCESS

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN MESIN CETAK OFFSET SEPARASI PADA PERCETAKAN PT PATENT PROCESS ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN MESIN CETAK OFFSET SEPARASI PADA PERCETAKAN PT PATENT PROCESS Gideon Hansen - 0600659515 ABSTRAK Penulisan skripsi ini membahas mengenai rencana pengadaan mesin cetak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, penilaian kelayakan investasi. Proyeksi 3 tahun. 6.1 Kebutuhan

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Investasi Usaha Toko Mebel Sinar Terang di Proyek Bekasi

Studi Kelayakan Investasi Usaha Toko Mebel Sinar Terang di Proyek Bekasi Studi Kelayakan Investasi Usaha Toko Mebel Sinar Terang di Proyek Bekasi Nama : Ratu Gingga Mentari NPM : 15210675 Kelas : 3EA18 Fakultas : Ekonomi Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen Sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

DAFTARISI. BAB I Pendahuluan Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metode Penelitian...

DAFTARISI. BAB I Pendahuluan Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metode Penelitian... DAFTARISI Halaman Judul........................................................................... i Halaman pengesahan pembimbing....ii Halaman Pengesahan penguji.........................................................

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI Nama : Aji Tri Sambodo NPM : 10210466 Kelas : 3EA18 Pendahuluan Penilaian investasi / studi kelayakan sangat diperlukan oleh orang atau badan yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Menurut Surakhmad, (1994:140-143), metode deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA NECIS LAUNDRY LATAR BELAKANG Saat ini perubahan ekonomi mempengaruhi gerak laju kegiatan kegiatan perekonomian yang berlangsung. Persaingan yang ketat, perkembangan ilmu

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. tantangan kebutuhan bahan bangunan dikawasan Tapanuli. Tahapan yang

BAB V RENCANA AKSI. tantangan kebutuhan bahan bangunan dikawasan Tapanuli. Tahapan yang BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan Usaha CV. Mitra Andalan Sentosa Model bisnis distributor bahan bangunan CV. Mitra Andalan Sentosa di Kawasan Tapanuli diharapkan akan menjadi satu contoh jenis usaha yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA Nama : Rani Eva Dewi NPM : 16212024 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Nenik Diah Hartanti, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan memegang peranan cukup strategis dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto Nasional (PDB) Indonesia. Sektor

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB V. Kesimpulan Dan Saran BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didaerah Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Penulis juga meneliti sejak Bulan Februari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didaerah Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Penulis juga meneliti sejak Bulan Februari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam Penelitian ini penulis akan meneliti kelayakan pembukaan kantor cabang PT Trust Line Marine dalam bidang Keagenan kapal dan perluasan bisnisnya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir diperlukan agar penyusunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA PENYEWAAN SOUND SYSTEM ECHO PRODUCTIONS DI RAWA LUMBU BEKASI

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA PENYEWAAN SOUND SYSTEM ECHO PRODUCTIONS DI RAWA LUMBU BEKASI ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA PENYEWAAN SOUND SYSTEM ECHO PRODUCTIONS DI RAWA LUMBU BEKASI Nama : Felika Tabita NPM : 13213396 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Riskayanto

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SKIES CAFE DAN BILLIARD DI REVO TOWN BEKASI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SKIES CAFE DAN BILLIARD DI REVO TOWN BEKASI ANALISIS KELAYAKAN USAHA SKIES CAFE DAN BILLIARD DI REVO TOWN BEKASI Nama : Fadhli Zulhazmi Npm : 13213041 Kelas : 3EA26 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Edy Nursanta, SE., MM.. Pendahuluan

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO ELEKTRONIK CAHAYA BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO ELEKTRONIK CAHAYA BANTEN ANALISIS KELAYAKAN PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO ELEKTRONIK CAHAYA BANTEN Bantarto Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Bantarto_08@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG Nama : Afrian Herdiansyah NPM : 10203034 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Septi Mariani, TR. SE. MM FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

SILABUS MATA KULIAH STUDI KELAYAKAN BISNIS A. IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi : Ekonomi Akuntansi Mata Kuliah Kode Bobot Kelas Semester Prasyarat Deskripsi singkat Standar Kompetensi : Studi Kelayakan Bisnis : AK304 : 3 (tiga) sks : AK-4 :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam semua aspek kehidupan manusia, air bersih merupakan kebutuhan yang sangat hakiki karena sel-sel dalam tubuh manusia terdiri dari 68% kadar air. Bagi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan pengolahan data dan analisis terhadap data-data tersebut. 4.1. Biaya

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN Mengelola keuangan suatu usaha bukan hanya dilakukan oleh usaha yang besar saja, tetapi usaha kecil dan menengah juga harus melakukan pengelolaan keuangan dengan baik dan benar. Karena

Lebih terperinci

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

Bab 5. Kesimpulan dan Saran Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan 1. Setelah diketahui rata-rata jumlah penduduk Nasional periode 2010-2018 sebanyak 251,739,392 jiwa, laju pertumbuhan penduduk nasional pertahun minimum sebesar

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya dan ditunjang dengan penelitian yang telah dilakukan pada PT.Delta

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6. 76 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Penjelasan Umum Bagian ini menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba-rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL Nama : Marlina Fitri Annisa Npm : 15213303 Kelas : 4EA33 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Christera Kuswahyu Indira,

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Spa adalah salah satu alternatif pilihan masyarakat Bandung untuk melepaskan lelah. Melihat hal ini, pengusaha Delta Spa di Jakarta berminat mengembangkan usaha spa pria di Bandung, karena belum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya permintaan masyarakat akan bahan pangan memang tidak akan pernah menurun. Hal ini memang sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow yang dikutip

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PADA PANCONG BALAP 3. Nama : Indra Ferdian Saputra NPM : Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE.

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PADA PANCONG BALAP 3. Nama : Indra Ferdian Saputra NPM : Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE. ANALISIS KELAYAKAN USAHA PADA PANCONG BALAP 3 Nama : Indra Ferdian Saputra NPM : 24213385 Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE., MMSI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dampak perkembangan zaman dalam

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL NAMA : DIAN RUSMITA NPM : 12209223 JURUSAN : MANAJEMEN JENJANG : S1 PEMBIMBING : EDY NURSANTA, SE., MM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

Nama : Ananda Chania Pratama NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM

Nama : Ananda Chania Pratama NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM Nama : Ananda Chania Pratama NPM : 10214988 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM Penulisan Ilmiah Studi Kelayakan Bisnis Daur Ulang Plastik CV Majestic Buana Group Mustika Jaya Bekasi

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA Nama : Alif Ammar Nugraha NPM : 10212632 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Budi Sulistyo, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci