Pricily Annuuru Manajemen Industri Magister Manajemen Teknologi ITS
|
|
- Susanti Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penerapan Metode Lean Six Sigma dan Theory of Inventive Problem Solving untuk mengurangi waste dan perbaikan kualitas di PT ECCO Indonesia Pricily Annuuru Manajemen Industri Magister Manajemen Teknologi ITS
2 LATAR BELAKANG Sistem produksi PT. Ecco Indonesia yang sekarang telah mampu memenuhi kebutuhan pelanggan. Namun dari sisi efisiensi khususnya untuk kebutuhan bahan baku yang digunakan, perusahaan masih harus berjuang keras untuk meningkatkan efisiensi yang dimiliki. Tingkat kehilangan bahan baku berupa kulit dan Polyurethane (PU sole) dalam proses produksi (waste production) sangat tinggi. Adanya waste production yang tinggi berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan. Semakin banyak terjadi waste production maka semakin besar material tambahan yang dibutuhkan, semakin banyak resource yang terbuang sebagai second (2 nd ) quality product. Untuk itu diperlukan perbaikan kualitas dengan penerapan lean six sigma dan Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ). Penerapan kedua metode tersebut dapat menghasilkan penurunan dengan mengeliminasi cacat (defect), dan mengoptimalkan sebuah proses, sehingga terjadi penurunan inventory, peningkatan efisiensi dan penurunan biaya yang pada akhirnya akan meningkatkan level kepuasaan pelanggan, pangsa pasar yang lebih tinggi, reputasi lebih baik, dan profit yang lebih besar. Tempat Penelitian : PT. Ecco Indonesia Candi, Sidoarjo Lama Penelitian : Mei s.d Desember 2011
3 PENDAHULUAN Pokok permasalahan yang akan dibahas adalah perlu adanya pengurangan waste production dalam perusahaan sehingga dapat meningkatan efisiensi proses dan memperbaiki kualitas produk. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Mengidentifikasi jenis waste dan bagian proses mana yang berpengaruh secara terhadap masalah kualitas tersebut. 2. Mengetahui level sigma perusahaan dengan mengurangi waste production dalam perusahaan sehingga dapat memperbaiki efisiensi kinerja proses. 3. Menghasilkan solusi potensial untuk meningkatkan kualitas produk sepatu yang diproduksi PT. ECCO Indonesia.
4 TINJAUAN PUSTAKA Lean adalah perampingan atau efisiensi suatu proses. Lean thinking adalah melakukan perbaikan kecepatan proses dan mengurangi biaya dengan menghilangkan waste (pemborosan) baik dalam tubuh perusahaan atau antar perusahaan. Terdapat 5 prinsip dasar dalam Lean, yang diungkapkan sebagai berikut: 1. Value 2. Value Stream 3. Flow 4. Pull 5. Continuously improve Untuk menentukan waste, dapat mendefinisikan aktivitas produksi kedalam 3 jenis yaitu: 1. Value adding activity 2. Non-value adding activity 3. Necessary non value adding activity Value stream adalah semua kegiatan (value added atau non value added) yang dibutuhkan untuk membuat produk melalui aliran proses produksi utama. Gambar 2.1 delapan waste
5 TINJAUAN PUSTAKA VALSAT merupakan sebuah pendekatan yang digunakan dengan melakukan pembobotan waste, kemudian dari pembobotan tersebut dilakukan pemilihan terhadap tool dengan menggunakan matrik. Berikut merupakan 7 tools dalam VALSAT: 1. Process Activity Mapping 2. Supply-chain respond matrix 3. Production variety Funnel 4. Quality Filter Mapping 5. Demand amplification mapping 6. Decision point analysis 7. Physical structure mapping Kata Sigma diambil dari sebuah huruf dalam alphabet Yunani σ, dan digunakan dalam ilmu statistik sebagai sebuah ukuran variasi. Sigma merupakan ukuran kemampuan proses untuk menghasilkan produk yang sempurna tanpa cacat. Nilai sigma mengidentifikasikan seberapa sering kecacatan dapat terjadi. LSL USL SPESIFICATION RANGE 0 ppm 3,4 ppm ppm 3,4 ppm 1,5σ -3σ +3σ -6σ +6σ µ Gambar 2.4 Kurva proses six sigma
6 TINJAUAN PUSTAKA Tabel 2.4 Perbandingan Lean dan six sigma
7 TINJAUAN PUSTAKA TRIZ adalah problem-solving method berdasar-kan kreatifitas, logika, dan data, yang menghasil-kan solusi terhadap permasalahan yang ada. TRIZ merupakan akronim dalam bahasa Rusia dari Teoriya Resheniya Izobreatatelskikh Zadatch, dalam bahasa Inggris dikenal sebagai The Theory of Inventive Problem Solving. Prosedur penggunaan TRIZ terdiri dari 5 tahapan yaitu 1) Identifikasi masalah. 2) Formulasikan permasalahan. 3) Cari atribut contradiction dan buat matrix yang akan dikembangkan dengan TRIZ melalui 39 engineering Principles. 4) Temukan pemecahan masalah yang ada dengan melihat 40 Inventive Principles. 5) Aplikasikan pemecahan masalah TRIZ yang masih bersifat umum ke dalam pemecahan yang lebih bersifat spesifik. Hubungan TRIZ dan Lean: TRIZ dan lean membutuhkan proses pemetaan kondisi sistem sebelum melakukan tindakan selanjutnya. Mencapai kondisi ideal merupakan tujuan akhir dari lean dan TRIZ. Konsep TRIZ dan lean adalah mengoptimalisasi sumber daya yang tersedia dalam sistem.
8 METODOLOGI Perumusan masalah dan Tujuan Penelitian PENELITIAN Survey Lapangan Studi Pustaka Untuk lebih jelasnya, metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1. Pengumpulan Data Pengolahan data: - Tahap Define: 1. Value Stream Mapping 2. Diagram SIPOC 3. Brain storming & Penyebaran Kuisoner - Tahap Measure: 1. CTQ= Jumlah produk defect per total output dalam satuan % 2. Perhitungan terhadap kapabilitas proses 3. Kinerja six sigma Analisa dan Intepretasi data: - Tahap Analyze: 1. Menentukan waste terbesar dan tools yang digunakan dengan tools VALSAT, 2. Membuat proses visual dengan pareto, 3. FMEAP, dan 4. Diagram sebab-akibat (RCA). - Tahap Improve: 1. Membuat Future state value stream mapping dan implementasi TRIZ - Tahap control: 1. Implementasi dari solusi perbaikan yang didapat 2. Memonitor keadaan proses agar tetap terkendali. Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1 Metodologi penelitian
9 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ECCO adalah sebuah perusahaan keluarga yang didirikan pada tahun 1963 di Bredebro, Denmark, oleh Karl Toosbuy. Bisnis utamanya adalah di desain, manufaktur, dan distribusi sepatu dan tas berbahan kulit sapi asli serta aksesori seperti produk-produk membersih material kulit. PT. Ecco Indonesia merupakan group perusahaan ECCO yang terletak di Candi, Sidoarjo sejak Maret Adapun secara singkat adalah sebagai berikut ECCO memiliki 6 unit produksi yang tersebar di berbagai negara seperti, Indonesia, Portugal, China, Thailand, dan Slovakia. Unit-unit produksi tersebut memproduksi dan mendistribusikan upper dan sepatu jadi. Upper adalah bagian atas sepatu (tanpa sole). Sepatu terdiri dari beberapa part yaitu upper dan sole. Bagian upper terdiri kulit, material (seperti tali, benang, eyelet, dll), komponen dalam sepatu (seperti foam, stiffener, toe puff, dll), dan bagian sole merupakan material Polyurathane. Produksi sepatu di bagi menjadi 3 bagian utama, upper production, injection dan finishing. Produk sepatu yang dibahas pada penelitian ini adalah varian group BIOM (gambar 4.2). Gambar 4.3. Injection machine Gambar 4.2. Varian sepatu group BIOM.
10 DATA PERMASALAHAN Data mengenai rasio kehilangan bahan baku diambil dari data produksi perusahaan. Jenis Defect yang terjadi terdapat pada tabel 4.1. Jumlah produk defect % Rasio Kehilangan bahan baku 100% Jumlah Finished Good x Data produksi yang diperoleh dari bulan Mei November 2011 dan bulan desember 2011 dapat dilihat pada lampiran 1. Gambar 4.4 Data Pengamatan Bagian Proses Produksi penyumbang terbesar Defect Periode Pengamatan Mei November 2011 Gambar 4.5 Data Pengamatan Penyebab Defect pada proses Injection Periode Pengamatan Mei November 2011 CUTTING 10% STITCHING 12% 2.85% 20.65% INJECTION 78% 2.50% Lain-lain 2nd Injection PU Outflow Over roughing 74%
11 DEFINE Current State value stream mapping Value stream mapping merupakan peta yang akan menggambarkan proses produksi perusahaan beserta segala hal yang terkait didalamnya. Terdapat 2 macam alur dalam mapping tersebut, yaitu alur informasi dan alur material untuk produksi. Pada lampiran 2 terdapat gambar current state value stream yang merupakan kondisi awal perusahaan. Perhitungan Value Stream Mapping Diagram SIPOC (Supplier-Input-Process-Output-Customer) Tujuan dari penerapan diagram SIPOC ini adalah untuk memberikan gambaran bagaimana langkahlangkah kerja suatu proses dan membantu menerangkan bahwa proses sebelumnya akan membawa dampak pada proses sesudahnya. Gambaran lebih detail mengenai proses kunci dan pelanggannya dapat dilihat dalam tabel 4.2 (Diagram SIPOC). Penyebaran Kuisoner Setelah mendapatkan current state VSM, pada tahap ini dilakukan penyebaran kuisoner pada week 24 bulan Juni 2011 untuk menentukan prioritas waste terbesar yang terjadi di value stream. Kuisoner ini merupakan hasil brainstorming dengan pihak manajemen PTEI, sehingga ditetapkan 7 waste sebagai dasar pemilihan.
12 MEASURE Uji Stabilitas Data Hasil dari uji stabilitas data dapat dilihat pada gambar 4.6. Dari grafik terlihat bahwa Individual Chart memiliki garis pusat (x-bar) sebesar 1.479% dengan batas atas (UCL) sebesar 3.129% dan batas bawah (LCL) sebesar 0.171%. Sedangkan pada moving-range chart memiliki garis pusat sebesar 0.620% dengan UCL 2.027% dan LCL 0. Keseluruhan data sampel berada dalam rentang kendali sehingga dapat disimpulkan kalau data berada dalam kondisi stabil. Hal ini berarti variasi proses yang akan terjadi disebabkan oleh penyebab variasi umum, dimana sumber variasi merupakan bagian yang melekat dalam proses. Uji Normalitas Data Hasil grafik statistik deskriptif menyatakan nilai P-value dari data adalah P= atau P>0.05 (pada nilai confidence level sebesar 0.05). Hal itu berarti bahwa data terdistribusi normal. Perhitungan Kapabilitas Proses Hasil analisis dari uji stabilitas data menunjukkan bahwa proses berada dalam kondisi stabil pada batas UCL sebesar 3.129% dan LCL sebesar 0.171%. Nilai UCL dan LCL inilah yang akan digunakan pada penghitungan kapabilitas proses. Sedangkan nilai yang dijadikan target dari proses adalah 3% yang merupakan target defect (kehilangan bahan baku) yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Nilai ini diambil dari target produksi First time through FTT yang ditargetkan mencapai 97% untuk tiap proses produksi. Indeks kapabilitas yang lain adalah C pk. Dari gambar 4.9 dapat dilihat kalau nilai C pk dari proses ini adalah sebesar Berdasarkan kriteria indeks kapabilitas yang standar, nilai ini tidak mampu memenuhi kriteria standar proses yang baik (C pk minimum 1). Pengukuran Kinerja Sigma DPMO (Defect per Million Opportunity) menunjukkan peluang proses mengalami kegagalan dalam tiap satu juta kesempatan. Hasil perhitungan DPMO menunjukkan kalau dalam satu juta kesempatan proses akan memberikan peluang kegagalan sebesar 6200 proses. Hasil konversi nilai DPMO ke dalam peringkat sigma menghasilkan nilai sigma sebesar Peringkat sigma ini menempatkan perusahaan pada level industry average dengan jumlah biaya kualitas yang besar.
13 ANALYZE Hasil Identifikasi waste workshop Kuisoner yang disebarkan berisi beberapa pertanyaan yang disusun untuk mengetahui bobot waste dengan mempertimbangkan faktor intensitas terjadinya waste tersebut. Pilihan jawaban disusun dengan sistem ranking, yang mana bobot tertinggi adalah 5 (1 jam sekali), 4 (1 shift sekali), 3 (1 hari sekali), 2 (1 minggu sekali), 1 (6 bulan sekali), dan 0 (sama sekali tidak pernah terjadi). Hasil waste workshop pada week 24 di bulan Juni 2011 dapat dilihat pada tabel 5.1. Pemilihan tools dengan VALSAT Bobot yang diperoleh dari hasil waste workshop dikalikan dengan korelasi antara tools dengan waste sehingga diperoleh skor untuk setiap tools yang ada pada VALSAT. Nilai skor terbesar menentukan tools apa yang akan digunakan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 5.2 dan tabel 5.3. Dalam penelitian ini hanya menggunakan 1 tool yang tertinggi saja, yaitu Process Activity Mapping karena untuk menyelesaikan masalah defect akan digunakan tools Lean Six sigma yaitu FMEAP yang dibahas pada sub bab berikutnya. A N A L I S A D A N P E M B A H A S A N
14 ANALYZE Process Activity Mapping (PAM) Process Activity Mapping merupakan tool yang mencatat seluruh aktifitas dari suatu proses dan berusaha untuk mengurangi aktifitas yang kurang penting, menyederhanakan sehingga dapat mengurangi waste. Terdapat 5 penggolongan dalam pencatatan aktifitas yang terjadi yaitu, Operasi, transportasi, inspeksi, storage, dan delay. Dari hasil PAM diperoleh jumlah aktifitas untuk setiap pengelompokkan aktifitas dengan prosentase masing-masing seperti tabel 5.4. Analisis Pareto FMEAP (Failure Mode and Effect Analysis Process) Selain melakukan analisa pareto, kontribusi tiap proses terhadap jumlah defect yang terjadi perlu juga dilakukan analisa terhadap penyebab potensial dan efektivitas deteksi pencegahan potensial yang telah ada. Analisis mengenai hal ini disajikan dalam bentuk tabel FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) pada tabel 5.5. RCA (Root cause analysis) dan Cause-effect Diagram Identifikasi penyebab waste dengan analisis root cause detailnya ditunjukkan pada tabel 5.6. Pada analisa FMEAP diketahui penyebab utama defect adalah Over roughing dan 2nd injection, keduanya berasal dari proses injection. Berdasarkan hasil FMEAP, manajemen menginginkan peneliti untuk memfokuskan diri terhadap 2 masalah utama tersebut. Untuk menentukan faktor penyebab defect dilakukan brainstorming dengan menggunakan cause-effect diagram seperti pada gambar 5.3 dan 5.4.
15 IMPROVE Alternatif perbaikan untuk mengatasi masalah yang ada seperti terlihat pada Tabel 5.7 Tabel 5.8 Implementasi pengurangan waste Usulan perbaikan diatas tidak semua dapat dilakukan, tabel 5.8 merupakan perbaikan yang dapat langsung diimplementasikan sebagai upaya mengurangi waste yang terjadi. Keuntungan penerapan pull system adalah stock material menjadi standar sehingga tidak terjadi over production, space yang ada dapat dimanfaatkan untuk hal lain, mengurangi waiting, transportation, dan motion. Implementasi perbaikan Future State value stream mapping
16 IMPROVE Theory of inventive problem solving Seperti yang telah diketahui identifikasi masalah, yaitu mengurangi jumlah produk defect sebagai upaya perbaikan kualitas. Formulasi masalah untuk Over roughing dan 2 nd Injection adalah sebagai berikut: Penerapan metode TRIZ untuk menyelesaikan masalah pada faktor mesin, yaitu setting program laser dan mechanic robot tidak diupdate. Hal yang ingin diperbaiki adalah keakuratan setting laser (parameter accuracy of manufacturing - 29) dan mechanic robot agar selalu sesuai dengan spesifikasi, sedangkan faktor yang memperburuk keadaan adalah temperatur mesin mudah menjadi panas (parameter temperature 17). Faktor tersebut akan dimasukkan pada matrix contradiction pada tabel 5.11 Tabel 5.11 Matrix Contradiction Metode TRIZ juga digunakan untuk menemukan solusi pada permasalah faktor material, yaitu viscosity tidak sesuai dengan spesifikasi dan faktor mesin yaitu, temperature mould rendah. Untuk kekentalan material PU dan color yang tidak sesuai, hal yang ingin diperbaiki adalah material tersebut dapat tercampur dengan baik (parameter amount of substance 26). Sedangkan parameter yang memburuk hal ini adalah pencampuran material bila tidak sesuai maka akan mengakibatkan masalah kualitas sol sepatu (parameter harmful side effects 31). Pada permasalahan temperature mould rendah, parameter yang ingin diperbaiki adalah suhu dari mould sebelum sepatu diinject (parameter temperature 17), sedangkan parameter yang dapat berpengaruh buruk pada hal ini adalah kualitas sol pada sepatu tidak dapat terbentuk sempurna (parameter harmful side effects -31).
17 IMPROVE Penjabaran detail solusi TRIZ Solusi Setting program laser dan mechanic robot tidak diupdate Terdapat dua solusi yaitu periodic action (19) dan copying (26) Solusi kedua dinilai tidak relevan karena produk sepatu yang dibuat tidak 100% akurat, dan selalu terdapat variasi dalam proses lasting. Sedangkan yang dimaksud periodic action adalah penggunaan prinsip pengulangan gerakan (bunyi, cahaya, listrik) secara kontinu. Saat ini telah diimplementasikan penggunaan alarm dan lampu sebagai signal bila program roughing tidak diganti ketika terjadi penggantian size atau mould. Hal ini dinilai efektif karena secara visual dan pendengaran dapat langsung terdeteksi. Solusi Viscosity tidak sesuai spesifikasi Terdapat 4 solusi yaitu, o local quality (3), o physical or chemical properties (35), o composite materials (40), dan o inert environment (39) Penjelasan mengenai detail 40 inventive principles dapat dilihat pada lampiran 9. Dari keempat solusi tersebut inert environment (39) merupakan solusi terbaik. Inert environment adalah memperlambat / mencegah proses tertentu dengan mengisolasinya dalam lingkungan tertutup atau penambahan zat tertentu. PU material dan PU color dapat diberi tambahan diluents, yang merupakan zat kimia bersifat solvent based.
18 IMPROVE Solusi Temperatur Mould rendah Pada pernyataan di atas diketahui ada 4 solusi, yaitu Blessing in disguise (harm to benefit) (22), Physical or chemical properties (parameter changes) (35), Separation or extraction (2), dan Intermediary (24) Prinsip 22 tidak dapat diterapkan karena untuk mendapat kualitas sole yang sesuai dibutuhkan mould dengan suhu minimum 55ºC. Saat ini proses yang dilakukan adalah pemanasan mould di mesin injection selama 20 menit, hal ini memakan banyak waktu. Untuk itu solusi perbaikan untuk permasalahan diatas adalah menggabungkan ketiga solusi lainnya menjadi satu kesatuan. Prinsip 35 menyatakan perubahan parameter seperti fase benda (cair ke padat, dsb), kekentalan atau konsentrasi, dan perubahan suhu. Mould sebelum dipasang pada mesin harus dipanaskan hingga suhu 55ºC terlebih dahulu, dan ini dilakukan diarea yang preparation mould terpisah dari mesin injection (prinsip 2 - Memisahkan part yang bermasalah keluar dari sistem). Penanganan mould dengan suhu 55ºC harus menggunakan trolley khusus (prinsip 24) dan prosedur kerja yang sesuai disertai dengan Alat pelindung diri yang wajib dikenakan operator ketika memindahkan mould dari preparation mould ke mesin injection.
19 CONTROL Fase kontrol atau tahap pengendalian adalah tahap yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memonitor hasil-hasil dari tahap sebelumnya. Pada tahapan ini yang dilakukan adalah perhitungan value added ratio (VAR) dan kinerja sigma setelah perbaikan. Value added ratio Kinerja Sigma % 1.06% % % 0.60% 0.40% 0.58% % % Sebelum perbaikan Setelah perbaikan 1 0 Sebelum perbaikan Setelah perbaikan
20 Kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis yang telah dilakukan adalah 1. Dari waste workshop diketahui waste terbesar yang terjadi pada group BIOM adalah Defect, Unnecessary Inventories, Inapropriate process, Waiting, over production, transportation, dan Motion. 2. Level sigma kinerja produksi PT. Ecco Indonesia terhadap kriteria bahan baku pada group sepatu BIOM yang dicapai adalah 4 sigma. Level sigma perusahaan juga meningkat setelah penerapan perbaikan yaitu 6 sigma. 3. Value added ratio sebelum perbaikan sebesar 0.575% sedangkan setelah penerapan perbaikan nilai VAR meningkat sebesar 1.06%. 4. Penerapan perbaikan dengan metode TRIZ untuk mengatasi masalah kualitas yaitu over roughing dan 2 nd injection antara lain: a. Implementasikan penggunaan alarm dan lampu sebagai signal bila program roughing tidak diganti ketika terjadi penggantian size atau mould. Hal ini dinilai efektif karena secara visual dan pendengaran dapat langsung terdeteksi. b. Inert environment adalah memperlambat / mencegah proses tertentu dengan mengisolasinya dalam lingkungan tertutup atau penambahan zat tertentu. PU material dan PU color dapat diberi tambahan diluents, yang merupakan zat kimia bersifat solvent based. Solusi ini hasil brainstorming dengan ahli kimia. Setelah diterapkan hasil warna sole lebih rata dan bagus c. Mould sebelum dipasang pada mesin harus dipanaskan hingga suhu 55ºC terlebih dahulu, dan ini dilakukan diarea yang preparation mould terpisah dari mesin injection (prinsip 2 - Memisahkan part yang bermasalah keluar dari sistem). Penanganan mould dengan suhu 55ºC harus menggunakan trolley khusus dan prosedur kerja yang sesuai disertai dengan Alat pelindung diri yang wajib dikenakan operator ketika memindahkan mould dari preparation mould ke mesin injection. K E S I M P U L A N
21 Masukan kepada perusahaan tentang usaha mengurangi waste dan peningkatan kualitas sebagai berikut : a) Sangat penting untuk memperhatikan kelanjutan pengkuran kinerja proses, untuk itu disarankan agar departemen Lean dapat membantu tim produksi. b) Pengembangan SDM dengan pelatihan kualitas sangat diperlukan, karena masalah yang terjadi kebanyakan disebabkan oleh ketidakpahaman operator atau supervisor dalam mengatasi masalah yang ada. S A R A Bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengambil topik yang sama, disarankan agar berupaya untuk menghitung keuntungan finansial perusahaan terhadap perbaikan yang telah diimplememtasikan. N
22 DAFTAR PUSTAKA Brue, Greg dan Rod Howes (2006). The McGraw-Hill 36-Hours Cource Six Sigma. McGraw-Hill, New York. Bligh, Amanda (2006). The Overlap between TRIZ and Lean. IME 552: Lean Manufacturing Systems. University Of Rhode Island. Domb, A Methodology for creativity, California, 1997 Domb, E (1997). The 39 features of Alsthullers contradiction matrix. TRIZ journal 1997/11. Hines, Peter & Rich, Nick (1997). The seven value stream mapping tools. Lean Enteprises research center, Cardiff Bussines School, Cardiff, UK. International Journal of Operation and Production Management, Vol. 1, No. 1, pp Hines, Peter & Rich, Nick (2001). The seven value stream mapping tools. Manufacturing operation and supply chain management: The Lean Approach, eds. Taylor, D & Brunt, D., Thompson Learning, London. Jogger, Memory (2007). The lean enterprises. nwlean.net/toolscd/vsm/4%20steps%20to%20vsm.pdf Jugulum, Rajesh dan Samuel, Philip (2008). Design for lean six sigma. John Wiley & Sons, Inc, New Jersey. Montgomery, Douglas C. (2005). Introduction To Statistical Quality Control. John Wiley & Sons Inc, New York. Pyzdek, Thomas (2001). The Six Sigma revolution Juli Womack, James P. & Jones, Daniel T. (2003). Lean Thinking: Banish waste and create wealth in your corporation. Pearson Edition. TERIMA KASIH
PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA DAN THEORY OF INVENTIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENGURANGI WASTE DAN PERBAIKAN KUALITAS DI PT.
PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA DAN THEORY OF INVENTIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENGURANGI WASTE DAN PERBAIKAN KUALITAS DI PT. ECCO INDONESIA *) Pricily Annuuru dan **) Suparno Program Pascasarjana Magister
Lebih terperinciMohammad Khusnu Milad
SYSTEMIC Vol. 1, No. 2, Desember 2015, 12-16 PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA DAN THEORY OF INVENTIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENGURANGI WASTE DAN PERBAIKAN KUALITAS DI PT. UNGGUL MAKMUR SEJAHTERA (PT.UMS)
Lebih terperinciSIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V)
SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V) Rika Ajeng Priskandana, I Nyoman Pujawan Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA
Lebih terperinciABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan
BAB V ANALISA HASIL Pada bab ini akan dijabarkan hasil analisa dari pengolahan data yang telah dilakukan untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pengembangan rekomendasi perbaikan pada sistem dan
Lebih terperinciAPLIKASI METODE LEAN SIX SIGMA
APLIKASI METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MEMINIMALKAN WASTE DAN MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK DENGAN PARAMETER PENGUKURAN COST SAVING OF IMPLEMENTATION (Studi Kasus di PT. ECCO Indonesia) M. Riza Saifuddin,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero)
IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) Ratnaningtyas, Moses Laksono Singgih Magister Managemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN EVALUASI
BAB V ANALISA DAN EVALUASI Setelah melakukan pengumpulan dan pengolahan data maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-data yang diperoleh dari, Instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya serta melakukan
Lebih terperinciPermasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.
PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah
Lebih terperinciPERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT
PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT Rian Adhi Saputra 1*), Moses L. Singgih 2) Bidang Keahlian Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan
Lebih terperinciAPLIKASI PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KUE MALKIST DI PT.X
APLIKASI PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KUE MALKIST DI PT.X Oleh: Lilla Ayu Dyawara Pembimbing: 1. Prof.Ir.Suparno,MSIE,PhD Penguji: 1. Prof.Ir.Moses L.Singgih,Msc,Ph.D 2. Dr.Ir.Bambang
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK... xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar
Lebih terperinciPENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA
PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA Titi Jayati 0800775012 ABSTRAK Operational excellent didasari oleh banyak perusahaan sebagai salah satu cara
Lebih terperinciIMPLEMENTASI LEAN PRODUCTION SYSTEM UNTUK MENGELIMINASI WASTE PADA PRODUKSI FILLING CABINET 4D DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING
NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI LEAN PRODUCTION SYSTEM UNTUK MENGELIMINASI WASTE PADA PRODUKSI FILLING CABINET 4D DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING (Studi kasus : Divisi Work Fitting PT ATMI Solo) Diajukan
Lebih terperinciPERBAIKAN SISTEM PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT
TESIS PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT Oleh : RIAN ADHI SAPUTRA 9109201408 Latar Belakang PT. PMT industri perakitan peralatan rumah tangga Pemberlakuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN
Lebih terperinciSejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici
Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative
Lebih terperinciUsulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas
Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan
Lebih terperinciAPLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK
APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK Krisna Ardi Wibawa, I Nyoman Pujawan Program Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12 A Surabaya E-mail: WibawaCTI@yahoo.com
Lebih terperinciB A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1
B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak
Lebih terperinciKAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA
KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA Minto waluyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Berdasarkan diagram alir pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan mulai
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.
PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE) DAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZ TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1
Lebih terperinciMulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu rangkaian kerangka pemecahan masalah yang dibuat secara sistematis dalam pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar teori yang akan dijadikan sebagai acuan, prosedur dan langkah-langkah dalam melakukan penelitian, sehingga permasalahan yang diangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)
Lebih terperinciGambar I.1 Part utama Penyusun meter air
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Gaspersz (2011, p.92), Lean Six sigma merupakan suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI
IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI DISUSUN OLEH : WAHYU EKO NURCAHYO 0632010198 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-530
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-530 Penerapan Metode Lean Gainsharing Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Kinerja Karyawan Dengan Meningkatkan Produktivitas Maria Ulfa dan Moses
Lebih terperinciDamper DB2B24SSC, diantaranya adalah:
BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase
Lebih terperinciAlternatif kebijakan membuat SOP baru di bagian gravity dan sortir untuk standar refraksi serta set up mesin gravity secara berkala.
Alternatif kebijakan membuat SOP baru di bagian gravity dan sortir untuk standar refraksi serta set up mesin gravity secara berkala. Adapun alternatif tersebut memiliki kelebihan antara lain : Mempercepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1990, Lean Production System yang lahir dari Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. Dimana tujuan dari sebuah
Lebih terperinciPerbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo. Michael Hartanto.
Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo Michael Hartanto Teknik Industri, Universitas Surabaya Raya Kalirungkut, Surabaya 60293
Lebih terperinciMETODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data
Lebih terperinciOleh : Anindya Gita Puspita ( ) Pembimbing: Drs. Haryono, M.SE
Oleh : Anindya Gita Puspita (1307 100 064) Pembimbing: Drs. Haryono, M.SE Jurusan Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 AGENDA SEMINAR
Lebih terperinciPROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING
Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 45-50 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENERAPAN LEAN SIX SIGMA CONCEPT UNTUK PERBAIKAN LINI PRODUKSI
PENERAPAN LEAN SIX SIGMA CONCEPT UNTUK PERBAIKAN LINI PRODUKSI H HARISUPRIYANTO Industrial Engineering Department Faculty of Industrial Technology Sepuluh Nopember Institute of Technology Kampus ITS Sukolilo,
Lebih terperinciAPLIKASI PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KUE MALKIST DI PT. X
APLIKASI PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KUE MALKIST DI PT. X Lilla Ayudyaswara 1) dan Suparno 2) Bidang Keahlian Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut
Lebih terperinciPENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE
PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE Shanty Kusuma Dewi 1*,Tatok Dwi Sartono 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT.
Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN 2337-4349 PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT. SUPRALITA MANDIRI Annisa Kesy Garside 1*, Faraningrum Restiana 2 1,2 Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan ditarik mengenai kesimpulan dan saran dari hasil pengolahan data yang terdapat pada bab sebelumnya. Kesimpulan akan menjawab tentang tujuan dari penelitian
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI
ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI Oleh : BOBBY ALEXANDER NPM 0732010020 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Umum Lean Lean pertama kali diperkenalkan oleh Toyota dan dikenal dengan Toyota Production System (Howell, 1999; Liker, 2004). Sistem Produksi Toyota
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase
Lebih terperinciOPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS
OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS Yosua Caesar Fernando 1 dan Sunday Noya 2 Abstract: Meminimalkan pemborosan dalam proses produksi adalah salah satu tujuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI BENANG KARET DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DI PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING
PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING Moses L. Singgih dan Andrie Sandi Pramono Jurusan Teknik Industri ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya email: moses@ie.its.ac.id;future_sandi@yahoo.com
Lebih terperinciPenerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh Zubdatu Zahrati Dosen Pembimbing : Dra.
Penerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur Oleh Zubdatu Zahrati 32 05 004 Dosen Pembimbing : Dra. Lucia Aridinanti Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan
Lebih terperinciPENERAPAN LEAN THINKING GUNA MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT X SIDOARJO SKRIPSI
PENERAPAN LEAN THINKING GUNA MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT X SIDOARJO SKRIPSI Oleh : R. ARDIAN PRADHANA 0732010009 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR
BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Kualitas Keistimewaan atau keunggulan suatu produk dapat diukur melalui tingkat kepuasan pelanggan. Salah satunya dapat dilihat dari sisi
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PROSES PRODUKSI UNTUK MEREDUKSI NON VALUE ADDING ACTIVITY
IDENTIFIKASI PROSES PRODUKSI UNTUK MEREDUKSI NON VALUE ADDING ACTIVITY DAN DEFECT PADA PRODUK SEPATU DENGAN METODE LEAN SIX SIGMA DI PT.CITRA HARAPAN SEMESTA KRIAN SKRIPSI Oleh : RAKHMAT WIRA YUDHA NPM.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENERAPAN METODE LEAN SIGMA UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA QUALITY, COST DAN DELIVERY PRODUK SUNVISOR ASSY DI PT. APM ARMADA AUTOPARTS
TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE LEAN SIGMA UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA QUALITY, COST DAN DELIVERY PRODUK SUNVISOR ASSY DI PT. APM ARMADA AUTOPARTS Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Tahapan Penelitian 3.1.1 Identifikasi Dan Perumusan Masalah Langkah ini merupakan langkah awal untuk melakukan penelitian dengan melakukan observasi ke unit
Lebih terperinciPENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim)
PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim) Moses L. Singgih dan M.Vina Permata Laboratorium Sistem
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI
BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu
48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah
Lebih terperinciPENERAPAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI PADA PT. REMAJA PRIMA ENGINEERING (RPE)
PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI PADA PT. REMAJA PRIMA ENGINEERING (RPE) Santi Nihayatur Rahmah, Moses L. Singgih MMT ITS, Surabaya Santy_nr@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciAnalisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking
1 Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking Hans Roberto Widiasmoro, dan Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, penjelasan mengenai permasalahan yang diangkat yaitu berupa perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah, dan sistematika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI DI PT VARIA USAHA BETON DENGAN MENERAPKAN LEAN MANUFACTURING
PENINGKATAN EFISIENSI DI PT VARIA USAHA BETON DENGAN MENERAPKAN LEAN MANUFACTURING Vika Ririyani 1)*) dan Moses Laksono Singgih 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 berikut:
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan
Lebih terperinciMINIMASI WASTE DEFECT DI PT EKSONINDO MULTI PRODUCT INDUSTRY DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA
MINIMASI WASTE DEFECT DI PT EKSONINDO MULTI PRODUCT INDUSTRY DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA 1 Benny Yanuarsih, 2 Sri Widaningrum, 3 Muhammad Iqbal 123 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lean Thinking Pada dasarnya konsep lean adalah konsep perampingan atau efisiensi. Konsep ini dapat diterapkan pada perusahaan manufaktur maupun jasa, karena pada dasarnya konsep
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan landasan agar proses penelitian berjalan secara sistematis, terstruktur, dan terarah. Metodologi penelitian merupakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DATA
BAB III PENGUMPULAN DATA 3. FASE PENDEFINISIAN 3.. Sekilas tentang Perusahaan PT Batman Kencana merupakan perusahaan manufaktur nasional yang bergerak di bidang produksi balon dan permen. Jenis produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. ASJ merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri sandal, berlokasi di kota Bandung, Jawa Barat. CV. ASJ memproduksi sandal pria dari
Lebih terperinciAnalisis Waiting Time dalam Proses Perakitan MV Switchgear dengan Lean Production
Performa (2012) Vol. 11, No. 1: 37-44 Analisis Waiting Time dalam Proses Perakitan MV Switchgear dengan Lean Production R. Pitaloka Naganingrum,1), Lobes Herdiman 2) 1) Alumni Teknik Industri UNS 2) Staf
Lebih terperinciANALISA WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN THINKING
ANALISA WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN THINKING Dwi Wahyu.W dan Nisa Masruroh Prodi Teknik Industri FTI-UPNV Jatim ABSTRAKSI PT. Tunas Baru Lampung merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak
Lebih terperinciImplementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan
Petunjuk Sitasi: Eddy, & Aswin, E. (2017). Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C27-32). Malang: Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DIVISI TRUCKING PT. JPEK
PENERAPAN LEAN THNKNG UNTUK MENNGKATKAN KNERJA DVS TRUCKNG PT. JPEK Taqwanur, Suparno Manajemen ndustri, Magister Manajemen Teknologi TS Surabaya Email: kang.taqwanur@yahoo.com ABSTRAK Divisi Transportasi
Lebih terperincideduktif. Kajian induktif adalah kajian pustaka yang bermakna untuk menjaga
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Langkah-langkah penelitian perlu disusun secara baik untuk mempermudah penyusunan laporan penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian dapat dipresentasikan seperti
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul IMPLEMENTASI KONSEP LEAN THINKING
Lebih terperinciOleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK
ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUK KAWAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE, CONTROL DENGAN METODE TAGUCHI DI PT. UNIVERSAL METAL WORK SIDOARJO Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri
Lebih terperinci