SURAT PERNYATAAN. Bogor, Januari Martha Prasetyani

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURAT PERNYATAAN. Bogor, Januari Martha Prasetyani"

Transkripsi

1 ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI PERUSAHAAN PELATIHAN MATHMAGIC, STUDI KASUS PADA LEMBAGA PELATIHAN MATEMATIKA YAYASAN RUMAH AKAL DI BUKIT CIMANGGU, BOGOR MARTHA PRASETYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa Tugas Akhir yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Perusahaan Pelatihan Mathmagic, Studi Kasus pada Lembaga Pelatihan Matematika Yayasan Rumah Akal di Bukit Cimanggu, Bogor merupakan hasil karya saya sendiri di bawah arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain serta belum pernah dipublikasikan. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah dicantumkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Tugas Akhir ini. Bogor, Januari 2010 Martha Prasetyani

3 ABSTRACT MARTHA PRASETYANI. The Feasibility Analysis and Development Strategy of Mathematic Training Institution (Case Study at Yayasan Rumah Akal, Bukit Cimanggu, Bogor). Supervised by AIDA VITAYALA S. HUBEIS as Committee Chairman, and SOEWARNO T. SOEKARTO as member. Mathematic training institutions grow rapidly in Indonesia. Yayasan Rumah Akal is one of them that expands its branches through franchise system. The purposes of this study are : (1) to analyse the financial feasibility of Yayasan Rumah Akal and its franchisee ; (2) to determine the appropriate strategy for Yayasan Rumah Akal in the future. Analitycal methode used in this study is : (1) investment analysis criteria (IRR, NPV, PBP and Break Even Analysis; (2) marketing mix aspects analysis; (3) SWOT analysis and External and Internal Matrics Evaluation. Currently Yayasan Rumah Akal is enable to yield aproximately 23,33% profit margin. Eventually the company has the opportunity to increase the profit margin up to 39.64% through management strengthening. From investment criteria analysis point of view, showes Yayasan Rumah Akal is feasible, with NPV positive Rp ; IRR 21.98% and PBP 1249 days (3 years 5 months). The franchisee also feasible with NPV positive Rp , IRR 52.13%, PBP 1360 days (3 years 9 months), and Break Even Point at 18 number of students in one single project. The figure of internal factor of 2,98 (medium), and the external matrix of 3,47 (high) indicate that this business lies in quadrant II of the Internal External Matrix, mean the appropriate strategy to develop the company will be growth and expand through horizontal integration. SWOT graphics, shows the appropriate strategy for Yayasan Rumah Akal will be support aggressive expansion. Keywords : development strategy, feasibility, mathematic training

4 RINGKASAN MARTHA PRASETYANI. Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Perusahaan Pelatihan Mathmagic, Studi Kasus pada Lembaga Pelatihan Matematika Yayasan Rumah Akal di Bukit Cimanggu Bogor. Di bawah bimbingan AIDA VITAYALA S. HUBEIS sebagai ketua dan SOEWARNO T. SOEKARTO sebagai anggota. Lembaga pelatihan matematika merupakan salah satu bentuk bisnis UKM yang dapat berkembang dengan baik di Indonesia. Yayasan Rumah Akal merupakan salah satu lembaga pelatihan lokal yang mengembangkan jaringannya melalui sistem franchise. Tujuan dari kajian ini adalah : (1) menganalisis kelayakan finansial usaha Yayasan Rumah Akal maupun franchisenya; (2) menganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi untuk menentukan strategi pengambangan ke depan. Metode analisis yang digunakan adalah (1) metode analisis kelayakan investasi yang mencakup analisa NPV, IRR, PBB dan BEP; (2) menganalisis aspek-aspek dalam bauran pemasaran, dan (3) metode analisis SWOT dan Evaluasi Matriks Eksternal dan Internal. Berdasarkan tujuan kajian dan hasil pembahasannya, diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan kelayakan financial serta seluruh aspek dalam bauran pemasaran yang menjadi pelengkap analisis SWOT yang membahas aspek eksternal dan internal perusahaan, sehingga diperoleh kesimpulan mengenai kelayakan usaha, permasalahan yang dihadapi serta rekomendasi strategis untuk pengembangan usaha. Dari sisi finansial dapat diperoleh kesimpulan bahwa : 1) Yayasan Rumah Akal belum optimal dalam dari sisi profit marjin (17.09%) dan berpotensi memperoleh profit margin sampai dengan persen apabila penagihan royalty fee dilakukan dengan baik. Dari kriteria tiga investasi yang digunakan, yaitu NPV, IRR dan PBP, semuanya menunjukkan bahwa usaha ini layak secara finansial (NPV = Rp , IRR = 21,98% dan PBP : 1249 hari); 2) Dari perhitungan indikator kelayakan investasi, usaha franchise Mathmagic di tiga lokasi kursus layak secara finansial dan mencapai BEP apabila jumlah murid sudah mencapai antara 32 sampai 48 murid tergantung besarnya biaya investasi yang dikeluarkan. Keberhasilan usaha sangat tergantung kepada lokasi kursus yang dipilih, semakin strategis, ramai dan banyak dilalui kendaraan umum, serta mudah dicapai, prospek penambahan murid semakin besar; 3) Permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan manajemen, dimana tenaga manajemen sangat terbatas sehingga menyebabkan : belum optimalnya pengelolaan dan pemantauan franchisee, belum optimalnya strategi pengembangan jaringan atau bisnis melalui pola franchise, lemahnya pencatatan keuangan, yang penting dijadikan dasar pengambilan kebijakan. Dari pembahasan aspek-aspek bauran pemasaran diperoleh beberapa kesimpulan, berikut : a) Mathmagic adalah produk yang kualitasnya baik dan lengkap serta mampu memenuhi kebutuhan konsumennya; b) Lokasi tempat kursus mempengaruhi perkembangan usaha, semakin ramai dan mudah dicapai oleh kendaraan umum, perkembangannya akan lebih baik; c) Strategi penepatan harga yang diterapkan sudah tepat, yaitu harga tengah antara harga lembaga kursus sejenis yang paling tinggi dan paling rendah, dan memberikan range kepada

5 franchisee sesuai kemampuan penduduk di sekitarnya; d) Promosi yang dilakukan masih terbatas karena pengembangan jaringan belum menjadi prioritas utama; e) Kualitas SDM pengajar yang ada saat ini cukup baik, dipengaruhi oleh metode rekrutmen dan pelatihan yang menekankan pada proses learning by doing selama satu bulan yang cukup efektif. Berdasarkan hasil analisa SWOT dan Eksternal-Internal Matriks, maka strategi yang harus diambil adalah : a) Strategi agresif yang mencerminkan bahwa situasi yang dihadapi sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif; b) Growth atau konsentrasi melalui integrasi horisontal. Strategi pertumbuhan melalui intergrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara mendirikan cabang-cabang di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk serta jasa Kata kunci : kelayakan, pelatihan matematika, strategi pengembangan

6 @ Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh Karya Tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya Tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

7 ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI PERUSAHAAN PELATIHAN MATHMAGIC, STUDI KASUS PADA LEMBAGA PELATIHAN MATEMATIKA YAYASAN RUMAH AKAL DI BUKIT CIMANGGU, BOGOR MARTHA PRASETYANI Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

8 Judul Tugas Akhir Nama : Analisis Kelayakan Usaha Dan Strategi Perusahaan Studi Kasus Pada Lembaga Pelatihan Matematika Yayasan Rumah Akal : Martha Prasetyani NIM : F Disetujui Komisi Pembimbing, Prof. Dr. Hj. Aida Vitayala S. Hubeis Ketua Prof.Dr. H. Soewarno T. Soekarto, M.Sc Anggota Diketahui Ketua Program Studi Industri Kecil Menengah Dekan Sekolah Pascasarjana Prof.Dr.Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Prof.Dr.Ir. H. Khairil A. Notodiputro, MS Tanggal Ujian : Tanggal Lulus :

9 PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan, karena berkat dan pertolongan-nya Tugas Akhir dengan judul Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Perusahaan Pelatihan Mathmagic, Studi Kasus pada Lembaga Pelatihan Matematika Yayasan Rumah Akal di Bukit Cimanggu, Bogor dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa mulai dari mengikuti perkuliahan sampai dengan penyelesaian Tugas Akhir, yaitu : 1. Prof.Dr. Aida Vitayala S. Hubeis selaku Ketua Komisi Pembimbing yang dengan sabar membimbing, mengkoreksi dan memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan Tugas Akhir ini. 2. Prof.Dr. Soewarno T. Soekarto, M.Sc, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang secara cermat mengoreksi dan memberikan saran penyempurnaan Tugas Akhir ini. 3. Prof.Dr.Ir. W. H. Limbong, MS selaku Penguji Luar Komisi Pembimbing atas masukannya untuk perbaikan tugas akhir ini. 4. Ir. Bekti Hermawan, pemilik Yayasan Rumah Akal yang telah memberi ijin melakukan kajian di perusahaannya. 5. Teman-teman Angkatan 8, Vera dan Haer di Program Studi MPI yang banyak membantu dan memberikan semangat. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan, oleh karenanya kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan penulisan ini. Akhir kata penulis menyampaikan banyak terima kasih dan semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua. Jakarta, Januari 2010 Penulis,

10 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 28 Juni 1966 dari ayah Triyoga Pribadi dan Sri Winarni. Pendidikan Sarjana ditempuh di Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, lulus tahun Penulis masuk Sekolah Pascasarjana IPB pada Program Studi Industri Kecil Menengah pada bulan September tahun 2008 (Angkatan 8). Penulis pernah bekerja sebagai Marketing Representative di PT. Multipolar Corporation sejak tahun 1990 sampai dengan tahun Selanjutnya penulis bekerja di PT. Bank Negara Indonesia Persero (Tbk.) sejak tahun 1993 sampai dengan saat ini. Sebagai Tugas Akhir di Sekolah Pascasarjana IPB, penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Perusahaan Pelatihan Mathmagic, Studi Kasus pada Lembaga Pelatihan Matematika Yayasan Rumah Akal di Bukit Cimanggu, Bogor dibawah bimbingan Prof.Dr. Hj. Aida Vitayala S. Hubeis dan Prof.Dr. H. Soewarno T. Soekarto, M.Sc.

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. B. Perumusah Masalah. C. Tujuan Kajian... D. Manfaat Penulisan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Waralaba.. B. Analisa Laporan Keuangan.. C. Bauran Pemasaran... D. Strategi Perusahaan.. E. Analisa SWOT F. Analisa Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal G. Hak Kekayaan Intelektual... III. METODOLOGI KAJIAN. A. Lokasi dan Waktu Kajian B. Pengumpulan Data.. C. Metode Analisis Data.. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Perkembangan Perusahaan. B. Organisasi Perusahaan dan Manajemen... C. Produk. D. Penilaian Kelayakan Usaha. E. Place (Lokasi)... F. Price (Harga)... G. Promotion (Promosi)... H. Penyelenggaraan Pelatihan pada Rumah Akal dan Pesaing... I. Analisis SWOT... J. Strategi Perusahaan... V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA..... LAMPIRAN... Halaman xi xii xiii

12 DAFTAR TABEL Halaman 1. Matriks SWOT Jenis produk yang dimiliki Rumah Akal Jenis Program Pendidikan yang Difranchisekan Perhitungan penerimaan, Biaya dan Laba Rugi Yayasan Rumah Akal Neraca Yayasan Rumah AkalTanggal 31 September Perbedaan Lokasi Kursus dan Perkembangan Usaha Perhitungan Penerimaan,Biaya dan Laba Rugi TamanYasmin Perhitungan penerimaan,biaya dan Laba Rugi Bukti Cimanggu Perhitungan Penerimaan, Biaya dan LabaRugi Indraprasta Perhitungan Break Even Analysis Franchisee Perbandingan NPV, IRR dan PBP Perbandingan Biaya Kursus Perbandingan biaya Franchisee Perbandingan Persyaratan Pengajar Perbandingan Pola Pelatihan dan Assesment Perhitungan Perkiraan Potensi Anak Mengikuti Kursus Perhitungan Jumlah Pengangguran Terbuka Nasional Perbandingan Tingkat Upah Rata-rata Perbulan Perbandingan dengan Pesaing EFE dan IFE Mathmagic School Strategi Perusahaan Berdasarkan Analisis SWOT... 80

13 DAFTAR GAMBAR 1. Kerangka Rasio Keuangan (Courties) Bauran Pemasaran Analisis SWOT Matriks IE Komponen-komponen Analisi Data Model Interaktif Miles dan Huberman (Chourman, 2001) Ruang resepsionis Mathmagic School Ruang Kelas Mathmagic School Tampak depan Rumah Akal di Bukit Cimanggu Villa, Bogor Peserta Kursus Menurut Pendidikan TerhadapTingkat Pendidikan Hasil survey kemajuan setelah mengikuti Mathmagic Hasil Survey kepada orangtua murid mengenai sumber informasi Mathmagic 12. Hasil Analisa SWOT... Halaman

14 DAFTAR LAMPIRAN 1. Pengumpulan Data untuk Menilai Aspek-Aspek dalam Marketing Mix 2. Pengumpulan Data untuk Aspek Manajemen. 3. Kuesioner untuk Orangtua Peserta Pelatihan Kuesioner untuk Anak-Anak Peserta Pelatihan Panduan Wawancara kepada Staff Pengajar/Fasilitator Komparasi Faktor Internal dan Eksternal Kebutuhan Biaya Operasional Yayasan Rumah Akal Perhitungan Rugi/Laba Yayasan Rumah Akal selama Lima Tahun Aliran Kas dengan asumsi kenaikan biaya 10% Perhitungan NPV Yayasan Rumah Akal Perhitungan IRR Yayasan Rumah Akal Perhitungan PBP Yayasan Rumah Akal Kebutuhan Biaya Operasional Taman Yasmin Perhitungan Rugi/Laba Franchisee selama 10 tahun Aliran Kas Franchisee Taman Yasmin Perhitungan BEP Taman Yasmin Perhitungan NPV Taman Yasmin Perhitungan IRR Taman Yasmin Perhitungan PBP Taman Yasmin Kebutuhan Biaya Operasional Bukit Cimanggu Perhitungan Rugi/Laba Franchisee selama 10 tahun Aliran Kas Bukit Cimanggu Perhitungan BEP Bukit Cimanggu Perhitungan NPV Bukit Cimangggu Perhitungan IRR Bukit Cimanggu Perhitungan PBP Bukit Cimanggu Kebutuhan Biaya Operasional Indraprasta Perhitungan Rugi/Laba Franchisee selama 10 tahun... Halaman

15 29. Aliran Kas Indraprasta Perhitungan BEP Indraprasta Perhitungan NPV Indraprasta Perhitungan IRR Indraprasta Perhitungan PBP Indraprasta

16 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Salah satu permasalahan UKM adalah keterbatasan modal usaha serta keterbatasan dalam memenuhi persyaratan perbankan untuk memperoleh pinjaman modal usaha. Sistem Waralaba merupakan salah satu alternatif pembiayaan untuk pengembangan usaha. Sebagai pemilik waralaba, yang penting dimiliki adalah keunikan atau ciri khas usaha atau penemuan yang diminati oleh konsumen, sehingga tingkat permintaannya cukup tinggi. Jenis peluang usaha waralaba yang ada saat ini sangat beragam, mulai dari usaha rumah makan, jasa, pendidikan dan lain-lain. Salah satu bentuk bisnis waralaba yang cukup berkembang adalah kursus atau pendidikan non formal Matematika. Lembaga-lembaga pelatihan matematika internasional tumbuh cukup banyak di Indonesia, diantaranya adalah: Sempoa atau Mental Arithmethic yang diadaptasi dari metode berhitung kuno menggunakan alat hitung dari Cina; Kumon yang dikembangkan oleh Toru Kumon, guru matematika SMU di Jepang pada tahun 1954; metode I love Mathematics (I-Maths) yang dikembangkan sejak 15 tahun lalu oleh Lin Qui Rong, peraih lima penghargaan matematika dari Taiwan; dan Sakamoto, metode belajar matematika dengan soal cerita yang dikembangkan oleh Hideo Sakamoto dari Jepang. Di Indonesia sendiri ada metode Jarimatika yang dikembangkan oleh Septi Peni Wulandari pada tahun Metode berhitung dengan jari ini menggabungkan metode aritmetika dari sempoa dan kerajinan latihan soal dari Kumon. Kemudian pada tahun 2003 muncul metode matematika Mathmagic yang turut meramaikan sejumlah metode belajar matematika yang saat ini ada di Indonesia. Pelajaran Matematika dalam pendidikan formal di sekolah pada umumnya bersifat masal dan tidak disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-masing anak yang berbeda-beda. Untuk dapat menguasai pelajaran matematika, anakanak harus banyak berlatih di rumah. Pihak sekolah berharap pihak orangtua

17 2 murid yang melatih anak-anak di rumah. Namun di banyak kota besar banyak orangtua, yang baik suami maupun istri bekerja karena berbagai alasan seperti: pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan untuk diakui, terutama bagi para orangtua yang berpendidikan tinggi. Dalam kondisi demikian banyak orangtua yang tidak memiliki cukup waktu untuk mendampingi anak-anaknya belajar. Disamping itu adapula orangtua yang memiliki waktu untuk mendampingi anak-anaknya belajar namun belum dapat menguasai pelajaran anak-anak saat ini karena adanya kesenjangan metode matematika yang dulu dipelajari oleh mereka dengan metode saat ini yang dipelajari di sekolah anak-anaknya. Untuk itulah lembaga pendidikan pelatihan matematika dibutuhkan. Lembaga-lembaga pelatihan matematika nonformal diharapkan dapat membantu anak-anak mengerti matematika secara kontekstual maupun sebagai pelajaran dasar yang penting dikuasai. Lembaga-lembaga pelatihan ini diharapkan dapat membantu anak-anak secara lebih personal dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-masing anak. Metode yang digunakan juga menarik dan bervariasi sehingga anak-anak dapat menikmati proses belajar matematika yang pada akhirnya dapat mengubah sikap mereka terhadap matematika, dari takut dan tidak suka menjadi tidak takut dan suka belajar matematika. Metode Mathmagic yang dikembangkan dan dikelola oleh Yayasan Rumah Akal dipilih sebagai obyek kajian ini karena merupakan salah satu bentuk metode yang dikembangkan oleh orang Indonesia dan telah mendapatkan penghargaan sebagai penulis buku dan pengembang software Matematika Ajaib pertama dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi bekerjasama dengan Museum Rekor- Dunia Indonesia (MURI) yang diberikan pada acara Penghargaan MURI Bidang IPTEK tanggal 30 April 2008 yang lalu. Hal lain yang menarik adalah usaha ini dapat berkembang sehingga saat ini telah memiliki 32 cabang di seluruh Indonesia, hal tersebut mengindikasikan bahwa usaha ini cukup diminati oleh masyarakat. B. Perumusan Masalah Metode Mathmagic sebagai produk yang dikembangkan Yayasan Rumah Akal ini perlu dibuktikan kebenarannya di dalam membantu anak-anak untuk

18 3 dapat mengerti matematika dan bahkan menjadi suka belajar matematika. Perlu diketahui juga apakah metode belajar dan mengajar yang dilakukan membuat anak-anak dapat menikmati prosesnya yang dilakukan secara kreatif, variatif dan menyenangkan. Hal-hal tersebut di atas penting untuk diketahui karena berkaitan dengan kelangsungan usaha di waktu yang akan datang, mengingat usia usahanya yang masih muda sehingga perlu dibuktikan apakah metodenya dapat bertahan di waktu-waktu mendatang. Selanjutnya, juga perlu diketahui kemampuan manajemen dalam mengelola usaha serta mengidentifikasi aspek usaha yang mana yang masih perlu ditingkatkan. Perhitungan kelayakan usaha perlu dihitung untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan atau pewaralaba, demikian pula kelayakan usaha terwaralaba atau franchiseenya. Banyaknya lembaga kursus serupa yang tumbuh di berbagai kota di Indonesia juga perlu dianalisis dalam rangka melihat posisi usaha di dalam peta persaingan. Keunggulan dan kelemahan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang dihadapi perlu diuraikan untuk dapat mengetahui strategi bisnis yang diambil saat ini apakah sudah tepat, dan kalau belum, strategi apakah yang paling tepat. Untuk membatasi dan mengarahkan kajian ini perlu dilakukan perumusan masalah kajian, sebagai berikut 1. Apakah metode Mathmagic yang dikembangkan oleh Yayasan Rumah Akal merupakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehingga dapat bertahan menghadapi persaingan? 2. Apakah usaha Yayasan Rumah Akal telah mencapai kelayakan usaha yang baik, demikian pula dengan franchiseenya? Pada skala usaha berapa franchisee layak menjalankan usahanya? 3. Dengan mempertimbangkan faktor eksternal (peluang dan ancaman) serta faktor internal (kekuatan dan kelemahan) perusahaan, strategi apakah yang paling tepat bagi Yayasan Rumah Akal untuk mengembangkan usahanya?

19 4 C. Tujuan Kajian Tujuan kajian ini secara umum untuk melihat efektivitas pengelolaan Yayasan Rumah Akal, kelayakan usaha serta prospek pengembangan usahanya. Dan secara khusus tujuan dari penulisan ini adalah untuk melakukan hal berikut. 1. Menganalisis kelayakan finansial usaha Yayasan Rumah Akal maupun pembeli waralaba atau franchisee. 2. Menganalisis seluruh aspek bauran pemasaran sebagai faktor penting dalam meningkatkan daya tarik produk dan jasa perusahaan. 3. Melakukan analisis SWOT dan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal untuk menentukan strategi perusahaan ke depan. D. Manfaat Penulisan Kajian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi kepada Yayasan Rumah Akal dan franchisee-nya untuk menilai kelayakan usahanya serta strategi yang tepat untuk prospek pengembangan ke depan. Kajian ini juga diharapkan dapat memberikan referensi bagi kajian lanjutan atau sejenisnya.

20 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Waralaba Waralaba adalah pengikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki oleh pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan dan atau penjualan barang dan atau jasa. Hal itu tertuang dalam Pasal 1 butir (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.16 Tahun 1997 tanggal 18 Juni 1997 tentang Waralaba (PP Waralaba). Definisi lain mengenai waralaba adalah suatu sistem distribusi dimana pemilik bisnis yang semi mandiri (terwaralaba atau franchisee) membayar iuran dan royalty kepada induk perusahaan pewaralaba untuk mendapatkan hak menggunakan nama dagang induk perusahaan, menjual barang atau jasanya, serta untuk menggunakan format dan sistem bisnisnya (Zimmerer and Scarborough 2008). Ada tiga tipe dasar waralaba: waralaba nama dagang, waralaba distribusi produk, dan waralaba murni (Zimmerer and Scarborough 2008): Waralaba nama dagang meliputi suatu merek, dimana terwaralaba membeli hak untuk memakai nama dari pewaralaba tanpa pembatasan bahwa ia hanya mendistribusikan produk-produk tertentu dengan nama pewaralaba tersebut; waralaba distribusi produk artinya pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba untuk menjual produk-produk tertentu dengan nama merek dan merek dagang pewaralaba melalui jaringan yang selektif dan terbatas. Dua metode ini mengijinkan terwaralaba menggunakan beberapa identitas induk perusahaan (Zimmerer and Scarborough 2008). Waralaba murni dikenal juga sebagai waralaba komprehensif atau waralaba format bisnis yang meliputi pemberian format bisnis lengkap kepada terwaralaba termasuk ijin menggunakan nama dagang, produk atau jasa, metode pengoperasian, rencana pemasaran, proses pengendalian kualitas, sistem komunikasi dua arah, dan layanan-layanan lain yang diperlukan. Singkatnya

21 6 terwaralaba membeli hak untuk sepenuhnya menggunakan semua elemen operasi bisnis terpadu (Zimmerer and Scarborough, 2008). Keuntungan dari membeli waralaba adalah mendapatkan peluang memiliki bisnis dengan relatif cepat karena menggunakan produk dan nama dagang yang sudah terkenal. Suatu waralaba biasanya mencapai titik impas lebih cepat daripada bisnis mandiri, kebanyakan waralaba belum mencapai titik impas dalam waktu 6 sampai 18 bulan. Terwaralaba juga memanfaatkan pengalaman pewaralaba, yang pada kenyataannya pengalaman itulah yang dibeli oleh terwaralaba dari pewaralaba, karena banyak wirausahawan yang masuk dalam bisnis mandiri banyak membuat kesalahan (Zimmerer and Scarborough, 2008). B. Analisis Laporan Keuangan Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata, yaitu: Analisis dan Laporan Keuangan: Analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil; Laporan Keuangan adalah Neraca, Laba Rugi dan Arus Kas (dana). Kalau digabungkan, Analisis Laporan Keuangan adalah: Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat (Harahap, 1998). 1. Rasio Keuangan Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya sehingga kita dapat menilai hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkan dengan rasio lainnya sehingga dapat memberikan penilaian (Harahap, 1998).

22 7 Salah seorang penulis yaitu Courties dalam Harahap (1998) memberikan kerangka rasio keuangan secara kategorik sebagai berikut : Profitabilitas Return on Investment Profit Margin Capital Turn over Rasio Keuangan Managerial Performance Credit Policy Inventory Administration Aset Equity Structure Solvency Cash Flow J. Panjang J. Pendek Gambar 1. Kerangka Rasio Keuangan (Courties) Courties dalam Harahap (1998) melihat tiga aspek penting dalam menganalisa laporan keuangan, yaitu sebagai berikut a. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang digambarkan oleh Return On Investment (ROI). Dan ROI ini digambarkan lebih rinci lagi oleh Rasio Profit Margin dan Capital Turn Over. b. Management Performance adalah rasio yang menilai prestasi manajemen. Ia melihat dari sisi kebijakan kredit, persediaan, administrasi, dan struktur harta dan modal. c. Solvency adalah kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya. Solvency ini digambarkan oleh arus kas baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio rentabilitas atau profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumberdaya yang ada. Beberapa rasio rentabilitas yang dapat digunakan adalah:

23 8 a. Margin Laba (Profit Margin) Margin Laba (Profit Margin) : Pendapatan Bersih Penjualan Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan mendapatkan laba cukup baik. b. Return on Aset Return on Aset : Laba Bersih Total Aktiva Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. c. Laba Bersih dibandingkan Jumlah Karyawan Sebagai perusahaan jasa dimana asset utama perusahaan adalah karyawan, maka sangat relevan untuk mengukur kemampuan karyawan menghasilkan laba bagi perusahaan. Rasio Laba Bersih terhadap Jumlah Karyawan : Laba Bersih Jumlah Karyawan 2. Analisis Pulang Pokok (Break Even Analysis) Analisis Pulang Pokok (Break Even Analysis) adalah metode yang sangat bermanfaat untuk studi kasus, karena dapat mengetahui keterkaitan antara biaya tetap (fixed cost), biaya variable (variable cost) dan tingkat pendapatan (revenue) pada berbagai tingkat operasional. Kurva break even yang menunjukkan keterkaitan antara jumlah unit yang dihasilkan dan volume yang terjual (pada sumbu X), dan antara pendapatan dari penjualan dan biaya

24 9 (pada sumbu Y), sehingga diagram ini mampu menunjukkan laba atau kerugian pada berbagai tingkat keluaran (output) (Rangkuti 2006). Melalui metode ini kita dapat mengetahui pemilihan strategi yang tepat untuk berbagai model produksi yang akan digunakan, caranya dengan menggunakan perbandingan berbagai alternatif metode produksi. Menurut Rangkuti (2006) Analisis break even dapat menunjukkan hal-hal berikut: a. Potensi laba untuk produk atau jasa yang akan dibuat. b. Apakah volume penjualan yang diprediksi sesuai dengan break even yang telah dihitung atau tidak. c. Besarnya jumlah biaya variabel per unit yang mendekati break even, berdasarkan peramalan penjualan dan penetapan harga. d. Besarnya jumlah biaya tetap yang mendekati break even. e. Apakah tingkat harga yang telah ditetapkan mempengaruhi nilai break even atau tidak. Analisis break even menggunakan asumsi bahwa semua biaya yang berkaitan dengan proses produksi setiap jenis produk atau jasa yang dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu biaya variabel dan biaya tetap (Rangkuti 2006). Biaya variabel adalah semua biaya yang sifatnya berubah-ubah, tergantung pada jumlah unit yang dihasilkan, misalnya biaya overhead. Sementara biaya tetap adalah biaya yang relatif konstan dan sedikit sekali dipengaruhi oleh banyaknya luaran yang dihasilkan. Biaya ini meliputi biaya investasi mesin, depresiasi, bunga dan pajak serta asuransi. Perbedaan antara harga dan biaya variabel masing-masing unit produk yang dihasilkan disebut dengan unit profit margin (p-c). Perhitungan volume penjualan dapat dihitung dengan cara: a. R = revenue (pendapatan) VC = total variabel cost (biaya variabel) FC = total fixed cost (biaya tetap) AVC = average variabel cost

25 10 Z = profit (laba) P = harga per unit U = jumlah unit pada titik break even b. R = FC + VC + Z Karena Z = 0 (pada titik break even) Maka R = FC + VC (pada titik break even) c. Untuk mengetahui titik break even (BEP) P x U = FC + VC x U atau U = FC / (P AVC) 3. Analisis Kelayakan Investasi Untuk mengetahui kelayakan investasi suatu usaha dari aspek finansial, lazim digunakan metode penilaian seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR) dan Pay Back Period (PBP). NPV, menurut Subagyo (2007), adalah metode analisis keuangan yang memperhatikan adanya perubahan nilai uang karena faktor waktu; proyeksi arus kas dapat dinilai sekarang (periode awal investasi) melalui pemotongan dengan faktor pengurang yang dikaitkan dengan biaya modal (persentase bunga). Caranya dengan menghitung nilai sekarang (present value atau PV) dari proceeds (laba setelah pajak + penyusutan) yang diharapkan atas dasar discount rate tertentu. Apabila jumlah PV dari keseluruhan proceeds yang diharapkan Iebih besar dari investasinya atau menghasilkan NPV positif, maka usul investasi tersebut dapat diterima, demikian pula sebaliknya. IRR rnerupakan metode penilaian dengan menggunakan perluasan metode NPV, dimana tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV of capital outlays) atau pada i posisi NPV sama dengan nol akan diperoleh tingkat (rate) persentase tertentu. IRR ini dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek, serta setiap keuntungan bersih ditanamkan kembali dalam tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat

26 11 keuntungan yang sama yang diberi bunga selama sisa umur proyek (Soeharto 1995). PBP adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dan dapat dilakukan dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto. Dengan demikian, PBP dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan, agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya (Kuswandi 2005). C. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran adalah variable pemasaran (marketing mix) yang terkendali dan harus dikelola untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga kepuasan pelanggan dan tujuan organisasi tercapai (Hasan Ali 2008). Unsur-unsur utama dalam strategi pemasaran adalah empat P yaitu product (produk), place (tempat/metode distribusi), price (harga) dan promotion (promosi). Empat faktor ini saling memperkuat dan jika terkoordinasi dengan baik akan meningkatkan daya tarik penjualan suatu produk dan jasa (Zimmerer dan Scarborough 2008). C.1. Produk Produk merupakan elemen yang sangat penting dalam pemasaran. Produk atau jasa yang harus memuaskan kebutuhan konsumen. Produk berjalan melalui berbagai tingkat pertumbuhan. Daur hidup produk menunjukkan tahap-tahap pertumbuhan yang menentukan keputusan untuk melanjutkan suatu produk, kapan perlu dilakukan produk lanjutan, dan kapan perlu melakukan perubahan produk (Zimmerer dan Scarborough 2008).

27 12 Produk Harga Distribusi Promosi Target Pasar Gambar 2. Bauran Pemasaran (Zimmerer dan Scarborough 2008) a. Tahap Perkenalan Dalam tahap perkenalan pemasar memperkenalkan produk kepada calon pelanggan. Tingkat penerimaan yang tinggi jarang terjadi pada tahap ini. Umumnya produk baru harus mendobrak pasar dan bersaing dengan produk yang sudah ada di pasar. Iklan dan promosi membantu produk baru menjadi cepat dikenal. Biaya pemasaran pada tahap ini sangat tinggi. b. Tahap Pertumbuhan dan Penerimaan Setelah melalui tahap perkenalan, produk memasuki tahap pertumbuhan dan penerimaan. Pada tahap ini pelanggan mulai membeli produk, penjualan mulai naik, laba mulai diperoleh. Jika dalam tahap ini gagal diterima pelanggan, maka produk dapat hilang dari pasar. Apabila sukses margin laba dan penjualan akan terus meningkat. c. Tahap Kedewasaan dan Persaingan Dalam tahap kedewasaan dan persaingan, penjualan terus meningkat, tetapi laba memuncak dan kemudian menurun ketika pesaing memasuki pasar. Umumnya perusahaan akan menurunkan harga jual agar dapat bersaing dan dapat mempertahankan pangsa pasar. Penjualan memuncak pada tahap kejenuhan pasar dari daur hidup produk, yang merupakan peringatan bagi para pemasar bahwa inilah saatnya untuk memperkenalkan produk generasi berikutnya.

28 13 d. Tahap Penurunan Produk Tahap terakhir dari daur hidup produk adalah tahap penurunan produk. Pada tahap ini penjualan menurun terus secara drastis. Tidak ada perusahaan yang selalu dapat mempertahankan posisi penjualan tanpa pembaruan produk. Rentang waktu masing-masing tahap dalam daur hidup produk bergantung pada jenisnya. Penelitian yang dilakukan oleh MIT mengemukakan bahwa daur hidup produk umumnya berlangsung antara 10 sampai 14 tahun, tetapi panjangnya daur hidup tersebut nampaknya semakin menciut (Zimmerer dan Scarborough, 2008). C.2. Place (Tempat atau Metode Distribusi) Tempat atau metode distribusi menjadi semakin penting karena pelanggan semakin mengharapkan layanan dan kenyamanan yang semakin memuaskan. Tren ini merupakan kekuatan yang mendorong pertumbuhan cepat jaringan internet sebagai alat pemasaran dan belanja. Segala kegiatan yang meliputi pergerakan barang sampai ke tempat pelanggan membeli menghasilkan manfaat tempat (place utility) (Zimmerer dan Scarborough, 2008). C.3. Price (Harga) Produk atau Jasa Harga produk atau jasa adalah faktor kunci dalam keputusan membeli. Harga mempengaruhi penjualan dan laba. Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008) harga yang benar tergantung pada tiga faktor, yaitu : a. struktur biaya perusahaan, b. penilaian mengenai pasar, dan c. citra perusahaan yang ingin dibentuk dalam pikiran pelanggan. Bagi beberapa perusahaan faktor di luar harga bisa lebih efektif daripada perang harga. Persaingan non harga, seperti penawaran coba gratis, bebas ongkos pengiriman, perpanjangan waktu garansi, dan jaminan uang kembali, bertujuan untuk mengurangi perhatian terhadap harga barang dan menekankan

29 14 pada sifat tahan lama, kualitas, reputasi, dan lain-lain (Zimmerer dan Scarborough, 2008). C.4. Promosi Promosi menyangkut baik periklanan maupun penjualan secara pribadi. Tujuannya adalah menginformasikan dan membujuk pelanggan. Iklan, mengkomunikasikan manfaat barang dan jasa kepada calon pelanggan melalui media massa. Penjualan secara pribadi melibatkan seni membujuk dalam penjualan dengan dasar tatap muka. Program promosi adalah usaha untuk membentuk persepsi pelanggan terhadap produk atau jasa. Pemasaran bukanlah pertempuran antarproduk, melainkan pertempuran antarpersepsi (Zimmerer dan Scarborough, 2008). D. Strategi Perusahaan Perencanaan strategis merupakan proses perencanaan jangka panjang dengan tujuan menyusun strategi perusahaan yang sesuai dengan misi, sasaran serta kebijakan perusahaan. Untuk menyusun strategi di tingkat korporat perlu diketahui terlebih dahulu keunggulan bersaing yang dimiliki atau yang akan diciptakan. Penciptaan keunggulan bersaing tersebut mengacu pada pemain baru yang masuk ke dalam industri, kekuatan daya beli konsumen, kekuatan pemasok serta produk substitusi sejenis yang dapat dianggap sebagai pesaing (Rangkuti, 2006). Strategi korporat merupakan landasan penyusunan strategi di tingkat unit bisnis dan strategi fungsional dimana secara keseluruhan merupakan satu kesatuan strategi yang saling mendukung dan terkait dalam menghasilkan sinergi bagi perusahaan. Setiap perusahaan harus memiliki kompetensi inti untuk memperoleh posisi di pasar dan pengaruh pasar. Menurut Rangkuti (2006), untuk memiliki kompetensi inti perusahaan harus memiliki tiga kriteria berikut, a. Nilai bagi pelanggan (customer perceived value), yaitu ketrampilan yang memungkinkan suatu perusahaan memberikan manfaat yang fundamental

30 15 kepada pelanggan, sehingga pelanggan bersedia membayar lebih mahal atau lebih murah dibandingkan produk/jasa perusahaan lain. b. Diferensiasi bersaing (competitor differentiation), yaitu kemampuan untuk berkembang dari segi daya saing. Jadi ada perbedaan antara kompetensi yang diperlukan dan kompetensi pembeda. Tidak layak suatu kompetensi inti jika mudah ditiru pesaing. c. Dapat diperluas (extendability), dimana kompetensi inti dapat diperluas sesuai keinginan konsumen di masa yang akan datang, sehingga tidak menjadi usang. Kegiatan yang penting dalam menganalisa strategi perusahaan adalah memahami seluruh informasi, melakukan analisis situasi dan memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan. Hubungan sebab akibat dari semua informasi yang tersedia harus diketahui sebelum melakukan analisis lebih mendalam. Menurut Rangkuti (2008), petunjuk untuk memasahami masalah yang ada adalah sebagai berikut 1. Mengetahui tujuan perusahaan a) Ke arah mana perusahaana akan dibawa (visi perusahaan)? b) Faktor-faktor kunci apa yang harus diperhatikan? c) Kapan tujuan tersebut harus dicapai? 2. Deskripsi mengenai bisnis a) Bagaimana posisi produk yang dihasilkan? b) Bagaimana posisi harga? c) Bagaimana keahlian manajemen yang dimiliki? d) Bagaimana kondisi persaingan yang ada? e) Siapa pemain yang paling kuat di industri ini? 3. Deskripsi Organisasi a) Bagaimana struktur organisasi yang dimiliki? b) Bagaimana perencanaan, pengendalian, dan sistem yang dimiliki?

31 16 c) Bagaimana keahlian sumber daya manusia? d) Bagaimana dengan gaya manajemen? 4. Evaluasi secara keseluruhan a) Bagaimana peluang yang ada? b) Bagaimana dengan kekuatan yang dimiliki? c) Bagaimana dengan masalah yang dihadapi? d) Bagaimana kelemahan yang ada? 5. Alternatif kunci a) Bagaimana caranya menggunakan seluruh kekuatan untuk merebut peluang dan mengatasi ancaman? b) Bagaimana mengatasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman? c) Bagaimana prioritas ditentukan? 6. Memilih alternatif a) Alternatif apa yang terbaik? b) Alternatif apa yang dapat memperbaiki situasi? c) Alternatif apa yang dapat meningkatkan kegiatan operasional? d) Perubahan apa yang bersifat kritis? e) Sumber daya apa yang bersifat kritis? f) Bagaimana dengan penjadwalan kritis? Dengan menjawab semua pertanyaan di atas, perusahaan dapat memahami segala sesuatu yang akan dianalisis secara menyeluruh, termasuk kondisi lingkungan eksternal serta kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan.

32 17 E. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesess) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini (Rangkuti 2006). Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Dua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strength dan Weaknesess serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats (Rangkuti 2006). 3. Mendukung strategi turn around Berbagai Peluang 1. Mendukung strategi agresif Kelemahan Internal Kekuatan Internal 4. Mendukung strategi defensif Berbagai Ancaman 2. Mendukung strategi diversifikasi Gambar 3. Analisis SWOT (Rangkuti 2006)

33 18 Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4 : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk mendapatkan peluang jangka panjang dengan strategi diversifikasi (produk/jasa). : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi memiliki kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan adalah meminimalkan permasalahan internal sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. : Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, karena perusahaan menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. F. Analisis Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal Selanjutnya data yang diperoleh diklasifikasikan secara kualitatif menurut analisis lingkungan internal dan eksternal dengan menggunakan matriks evaluasi faktor eksternal (EFE) dan mariks evaluasi faktor internal (IFE). Matriks tersebut diperlukan untuk mempermudah menyusun strategi perusahaan terkait dengan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dihadapi. Untuk mengevaluasi peluang dan ancaman dapat digunakan matriks EFE dan IFE, sedangkan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan menggunakan matriks Evaluasi Faktor Internal atau Internal Factor Evaluation (IFE). Tahapan dalam penyusunan matriks EFE dan IFE adalah sebagai berikut. 1. Menuliskan daftar peluang dan ancaman pada kolom pertama.

34 19 2. Memberi bobot dengan selang 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting) pada kolom kedua. Total bobot yang diberikan harus sama dengan satu. 3. Memberi rating atau peringkat 1-4 pada kolom ketiga yang menyatakan tingkat respon perusahaan terhadap setiap faktor. Rating 4 = respon yang superior, 3 = respon di atas rataan, 2 = respon rataan, 1 = respon di bawah rataan. Rating 1-4 ditentukan dengan membandingkan fakta dengan kinerja ideal yang diharapkan. Namun demikian, upaya ini merupakan penilaian subyektif. 4. Mengalikan bobot dengan peringkat untuk mendapatkan skor terbobot. 5. Skor yang diperoleh dijumlahkan untuk mendapatkan total skor terbobot. Total skor terbobot nilainya antara 1-4. Nilai 1 pada matriks EFE menunjukkan perusahaan mampu memanfaatkan peluang untuk menghindari ancaman dan nilai 4 menunjukkan perusahaan telah sangat baik memanfaatkan peluang untuk menghadapi ancaman. Sedangkan nilai 2,5 menggambarkan bahwa perusahaan mampu merespon situasi eksternal secara rataan untuk matriks EFE (Rangkuti 2006). Total nilai 1 pada matriks IFE menunjukkan kondisi perusahaan yang sangat buruk dan nilai 4 mengindikasikan perusahaan pada kondisi sangat baik. Sedang nilai 2,5 menunjukkan situasi internal pada tingkat rataan (Rangkuti 2006). Matriks Internal-Eksternal (IE) mengindikasikan 9 sel strategi (Gambar 4). 1. Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy) Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset, profit, atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya sehingga dapat meingkatkan profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha meningkatkan pangsa pasar. Dengan demikian perusahaan yang belum

35 20 mencapai titik critical mass (mendapatkan profit dari large scale production) akan mengalami kekalahan, kecuali jika perusahaan ini dapat memfokuskan diri pada pasar tertentu yang menguntungkan. 2. Strategi Pertumbuhan melalui Konsentrasi dan Diversifikasi Ada dua strategi pertumbuhan pada tingkat korporat, yaitu konsentrasi pada satu industri atau diversifikasi ke industri lain. Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan yang memiliki kinerja yang baik cenderung mengadakan konsentrasi, sedang perusahaan yang relatif kurang memiliki kinerja yang baik cenderung mengadakan diversifikasi agar dapat meningkatkan kinerjanya. Jika perusahaan memiliki strategi konsentrasi, dia dapat tumbuh melalui integrasi horizontal maupun vertikal, baik secara internal melalui sumberdayanya sendiri atau secara eksternal dengan menggunakan sumberdaya dari luar. Jika perusahaan memilih strategi diversifikasi, dia dapat tumbuh melalui konsentrasi atau diversifikasi, baik secara internal melalui pengembangan produk baru maupun eksternal melalui akuisisi. Contoh strategi pertumbuhan adalah sel 1,2,5, 7 dan Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal (sel 1) Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau dengan cara forward integration (mengambil alih fungsi distribusi). Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat (high market share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi. Intergrasi vertikal dapat dilakukan dengan menggunakan sumber daya internal maupun eksternal. Keuntungan integrasi vertikal ini adalah turunnya biaya serta meningkatnya koordinasi dan kontrol. 4. Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal (sel 2 dan 5) Strategi pertumbuhan melalui intergrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk serta jasa. Jika perusahaan berada dalam industri yang sangat atraktif (sel 2), tujuannya adalah untuk meningkatkan

36 21 penjualan dan profit, dengan cara memanfaatkan keuntungan economics of scale baik di produksi maupun pemasaran. Sementara jika perusahaan berada dalam moderate attractive industry, strategi yang diterapkan adalah konsolidasi (sel 5). Tujuannya relatif lebih defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Perusahaan yang berada di sel ini dapat memperluas pasar, fasilitas produksi, dan teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal melalui akuisisi atau joint ventures dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. 5. Diversifikasi Konsentris (sel 7) Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki kondisi competitive position sangat kuat tetapi nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Perusahaan berusaha memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk baru secara efisien karena perusahaannya sudah memiliki kemampuan manufaktur dan pemasaran yang baik. Prinsipnya adalah untuk menciptakan sinergi dengan harapan bahwa dua bisnis secara bersama-sama dapat menciptakan lebih banyak profit daripada melakukannya sendiri-sendiri. 6. Diversifikasi Konglomerat (sel 8) Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi competitive position yang tidak begitu kuat (average) dan nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Dua faktor tersebut memaksa perusahaan melakukan usaha ke dalam perusahaan lain. Tetapi pada saat perusahaan tersebut mencapai tahap matang, perusahaan yang hanya memiliki competitive position rata-rata cenderung akan menurun kinerjanya. Untuk itu strategi diversifikasi konglomerat sangat diperlukan. Tekanan strategi ini lebih pada sinergi finansial daripada product market sinergy (seperti yang terdapat pada strategi diversifikasi konsentris).

37 22 KEKUATAN INTERNAL BISNIS Kuat Rataan Lemah Tinggi GROWTH GROWTH RENTRECHMENT 3.0 Konsentrasi melalui integrasi vertikal Konsentrasi melalui integrasi horizontal Turnaround DAYA TARI K INDUSTRI Menengah 2.0 STABILITY Hati-hati GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal STABILITY Tidak ada perubahan profit strategi RENTRECHMENT Captive Company atau Divestment Rendah 1.0 GROWTH Diversifikasi Konsentrik GROWTH Diversifikasi Konglomerat RENTRECHMENT Bangkrut atau Likuidasi Gambar 4. Matriks IE (Rangkuti, 2006) G. Hak Kekayaan Intelektual Menurut Purba 2 (2009), Hak kekayaan intelektual (HKI atau HaKI) adalah konsep yang mengatur penghargaan atas karya orang lain, yang berguna bagi masyarakat banyak. HKI atau HaKI merupakan titik awal dari pengembangan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan invensi, kreasi, desain dan lainlain bentuk karya intelektual. Hak kekayaan intelektual bersifat privat dan hanya akan bermakna jika diwujudkan dalam bentuk produk di pasaran, digunakan 2 Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI, pada pidato yang disampaikan pada acara Orientasi Kepailitan bagi para Hakim Agung yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Mahkamah Agung RI pada tanggal 29 Januari 2009

38 23 dalam siklus permintaan dan penawaran, dan karena itu memainkan suatu peranan dalam bidang ekonomi. Menurut Purba (2009), apresiasi terhadap konsep intelektual merupakan kunci penyelenggaraan sistem HaKI di Indonesia. Berdasarkan keputusan Presiden No. 189/1998 penyelenggaraan sistem HaKI dipercayakan kepada Departemen Kehakiman dan HAM c.q. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Secara umum Hak Kekayaan Intelektual dapat terbagi dalam dua kategori yaitu: Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Sedangkan Hak Kekayaan Industri meliputi: Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang dan Varietas Tanaman. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 pasal 1 ayat 1, Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi ijin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku. Sedang pada ayat yang ke 8 disebutkan bahwa Program Komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi-instruksi tersebut. Pada Undang-Undang tersebut di atas Bagian Keempat, pasal 12 ayat 1.a, ciptaan yang dilindungi dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra mencakup: buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain. Sedang pada pasal 30 dijelaskan bahwa Hak Cipta atas program komputer berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali diumumkan.

39 24 III. METODOLOGI KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian mengenai kelayakan usaha dan strategi perusahaan dilaksanakan di tiga lokasi pelatihan Mathmagic yang dikelola oleh Yayasan Rumah Akal dan berlokasi di kotamadya Bogor. Dua lokasi berada di perumahan, yaitu di Perumahan Taman Yasmin dan Perumahan Bukit Cimanggu, sedang satu lokasi lainnya berada di Jl. Yudistira, Indraprasta, Bogor. Waktu yang akan digunakan untuk penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu mulai awal April hingga September B. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung mengenai manajemen perusahaan, aspek keuangan, perkembangan usaha, struktur pelatihan dan organisasi perusahaan. Selain itu, pengumpulan data primer dilakukan dengan membuat membuat kuesioner dan melakukan wawancara kepada pemilik usaha Yayasan Rumah Akal, pengurus usaha, franchisee, staff pengajar, murid dan orangtua murid. Untuk melengkapi analisis posisi perusahaan terhadap pesaing juga dilakukan wawancara melalui telepon kepada dua lembaga sejenis, yaitu Jarimatika dan Kumon. Kumon dipilih karena merupakan lembaga pelatihan kelas internasional yang telah lama beroperasi di Indonesia dan memiliki jaringan yang cukup luas serta melayani segmen kelas menengah keatas. Kemudian Jarimatika dipilih karena merupakan sesama lembaga pelatihan matematika lokal yang dikembangkan oleh orang Indonesia juga, dan telah memiliki banyak sekali cabang serta melayani segmen market kelas menengah ke bawah. Teknik pengambilan data primer dilakukan dengan beberapa metode, yaitu : 1. Penggunaan metode cluster sampling dengan memilih tiga lokasi kursus dari tigapuluh dua lokasi kursus yang ada dengan pertimbangan jarak yang mudah

40 25 dijangkau, dan telah memenuhi standar pengajaran yang disyaratkan Rumah Akal, serta mewakili tiga jenis pemilihan lokasi kursus, yaitu di dalam kompleks perumahan, di ruko yang terletak di jalan utama dalam kompleks perumahan dan di ruko yang terletak di pinggir jalan raya umum. 2. Penggunaan metode simple random sampling kepada orangtua murid dan murid Mathmagic dengan jumlah data sampling sebanyak 30 persen dari seluruh jumlah murid dan orangtua murid di masing-masing tempat kursus, melalui kuesioner, dimana total responden yang diambil adalah 60 responden orangtua murid dan 60 responden murid. 3. Pengambilan data dari total populasi yang ada untuk tiga lembaga kursus dari para pengajar Mathmagic dan pemilik usaha Mathmagic dengan cara wawancara dan kuesioner, dimana total responden adalah 6 orang pengajar dan satu orang pemilik serta dua orang franchisee. Data sekunder dilakukan dengan cara melakukan studi pustaka dari berbagai sumber yang tersedia. Data yang dikumpulkan baik data eksternal maupun internal, dikumpulkan berdasarkan aspek-aspek marketing mix yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Sedang data yang dikumpulkan untuk melakukan analisis posisi perusahaan terhadap pesaing serta strategi pertumbuhan perusahaan dengan Analisis SWOT dan Analisis Matriks Eksternal dan Internal dapat dilihat pada Lampiran 2. Pengambilan data sekunder juga dilakukan melalui internet dari dua jenis lembaga pelatihan sejenis, yaitu Jarimatika dan Kumon untuk membandingkan beberapa aspek manajemen. Pengumpulan Data untuk Analisis Keuangan dan kelayakan usaha dilakukan dengan mencatat dan mengolah catatan data-data keuangan Yayasan Rumah Akal dan franchiseenya yang tersedia serta melakukan wawancara karena pendapatan dan pengeluaran belum seluruhnya dicatat oleh perusahaan. C. Metode Analisis Data Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola, tema atau kategori. Tanpa mengkategorikan atau mengklasifikasikan data, maka data tersebut akan tidak bermakna. Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada hasil

41 26 analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi Gambar 5. Komponen-komponen Analisi Data Model Interaktif Miles dan Huberman (Iman, 2002) Analisis data dilakukan dengan menggunakan konsep yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yaitu analisis yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Imam, 2002). Tiga kegiatan analisis data di atas menggunakan model interaktif, seperti terlihat pada Gambar 5. Berdasarkan langkah analisis data dengan menggunakan model interaktif di atas, maka dapat dijelaskan kegiatannya sebagai berikut a. Reduksi Data, yaitu proses pemilahan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari pengumpulan data di lapangan. Reduksi data berlangsung selama proses pengumpulan data berlangsung dan berlanjut terus sampai dengan akhir penyusunan laporan lengkap. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data dilakukan dengan pengkodean data atau koding, dengan maksud berikut

42 27 1) Frekuensi kemunculan butir-butir temuan sehingga perlu diketahui sebagai bantuan untuk membangun kategori data. 2) Pemberian kode pada temuan untuk mengelompokkan dalam kategorikategori yang mempermudah melakukan perbandingan. 3) Perbandingan temuan dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep teoritis. b. Penyajian data mencakup matriks atau tabel, flowchart, peta konsep, diagram dan berbagai bentuk representasi visual lainnya. Penyajian data ini memiliki tiga fungsi, yaitu menyederhanakan data, menyimpulkan interpretasi, dan menyajikan data secara menyeluruh. Dengan melihat penyajian data yang baik akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan mengambil tindaklanjut yang diperlukan. c. Kesimpulan dan verifikasi, adalah upaya untuk mencari makna terhadap data yang dikumpulkan, dengan mencari pola, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul dan sebagainya. Dalam proses penarikan kesimpulan; kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan berubah apabila didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Pengumpulan data internal perusahaan dilakukan menggunakan aspek-aspek yang terdapat dalam Marketing Mix yang telah dikembangkan dari 4 P menjadi 6 P, yaitu aspek : Product, Pricing, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence. Data internal maupun eksternal yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan analisa SWOT, yaitu analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Tabel 1), yang merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasi berbagai faktor internal dan eksternal yang dimiliki dan dihadapi oleh pemilik usaha untuk merumuskan berbagai alternatif strategi yang sesuai.

43 28 Tabel 1. Matriks SWOT Internal Strenghts (S) Weakness (W) Eksternal Opportunities (O) Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal Strategi (S-O) Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal Strategi (W-O) Tentukan 5-10 faktor peluang dan ancaman Threats (T) Faktor ancaman eksternal Sumber : Rangkuti, 2006 Ciptakan strategi yang menggunakankekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi (S-T) Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi (W-T) Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Untuk mengevaluasi peluang dan ancaman dapat digunakan matriks EFE, sedangkan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan menggunakan matrks IFE. Berdasarkan Matriks EFE dan IFE diharapkan dapat mengindikasikan strategi yang harus dilakukan perusahaan dari 9 sel strategi yang ada pada Matriks EFE dan IFE. Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk melalukan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut 1. Mengumpulkan atau menyusun laporan keuangan perusahaan selama tiga tahun terakhir yang terdiri dari a) Neraca, yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu. b) Laporan Rugi/Laba, yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.

44 29 c) Laporan Arus Kas, yang menggambarkan sumber dan penggunaan kas dalam suatu periode. 2. Melakukan Analisis Rasio Keuangan, yang pada kajian ini dibatasi pada rasio rentabilitas atau profitabilitas dengan menggunakan rumurs berikut a. Margin Laba (Profit Margin) Margin Laba (Profit Margin) : Pendapatan Bersih Penjualan b. Return on Aset Return on Aset : Laba Bersih Total Aktiva c. Laba Bersih dibandingkan Jumlah Karyawan Sebagai perusahaan jasa dimana asset utama perusahaan adalah karyawan, maka sangat relevan untuk mengukur kemampuan karyawan menghasilkan laba bagi perusahaan. Rasio Laba Bersih terhadap Jumlah Karyawan = Laba Bersih Jumlah Karyawan 3. Melakukan Analisis Pulang Pokok (Break Even Analysis) untuk mengetahui pada laba yang diperoleh pada beberapa tingkat skala usaha untuk kepentingan ukuran pembukaan tempat kursus. a. R = revenue (pendapatan) VC = total variabel cost (total biaya variabel) FC = total fixed cost (total biaya tetap) AVC = average variabel cost (biaya variabel rata-rata) Z = profit (laba) P = harga per unit

45 30 U = jumlah unit pada titik break even b. R = FC + VC + Z Karena Z = 0 (pada titik break even) Maka R = FC + VC (pada titik break even) c. Untuk mengetahui titik break even (BEP) P x U = FC + VC x U atau U = FC / (P AVC) 4. Melakukan analisis kelayakan investasi usaha Rumah Akal dan franchiseenya dari aspek finansial dengan menggunakan metode penilaian: Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR) dan Pay Back Period (PBP). i. PBP dihitung dengan rumus : Total investasi PBP = x 1 tahun Laba Setelah Pajak + Penyusutan ii. NPV dihitung dengan rumus berikut : NPV= n At t ( k ) t= 1 1+ Keterangan: n = periode/tahun terakhir aliran kas/cash flow. At = aliran kas pada periode t k = tingkat keuntungan yang diharapkan atau discount rate yang digunakan iii. IRR dihitung dengan rumus berikut : NPV 1 IRR = i l (i 2 -i 1 ) (NPV 1 - NPV 2 )

46 31 Keterangan. lrr = Nilai Internal Rate of Return. NPV 1 = Net Present Value pertama. NPV 2 = Net Present Value kedua. i 1 i 2 = Tingkat suku bunga/discount rate pertama. = Tingkat suku bunga/discount rate kedua.

47 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Perkembangan Perusahaan Yayasan Rumah Akal bergerak di bidang pelatihan matematika yang memberikan pelatihan dengan metode yang diciptakan sendiri oleh pemilik yayasan dan diberikan nama Mathmagic. Metode Mathmagic sebenarnya sudah diperkenalkan sejak Oktober 2003 yang penyebarannya dilakukan melalui internet dan dikemas dalam bentuk Print e-book. Merek dagang (Trade Mark) Mathmagic School telah terdaftar di Dirjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. Agenda J dan Pendaftaran Hak Cipta Metode Matemagica-Magicmatika No. C Disamping itu Yayasan Rumah Akal mendapatkan dua penghargaan MURI pada tahun 2008 dari Menteri Riset dan Teknologi dan Menteri Kebudayaan dengan kategori penemu dan pengembang metode belajar matematika paling mudah di Indonesia. Menanggapi permintaan masyarakat untuk melakukan proses belajar tatap muka, maka didirikanlah Mathmagic School pada bulan April 2004, dan saat ini telah berdiri 32 buah cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, dimana dua cabang dimiliki sendiri sebagai model dan tempat pelatihan bagi para franchisee. Saat ini perkembangan cabang dibatasi terkait dengan kesiapan Yayasan untuk menjaga standarisasi metode pengajaran yang harus diyakini mampu mewujudkan visi dan misi serta tujuan keberadaan Mathmagic School. Tujuan keberadaan Mathmagic School adalah berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas dan kecerdasan anak bangsa melalui cara berpikir yang kreatif, sederhana, cepat dan tepat serta menyenangkan dalam pemecahan soal berhitung dan matematika. Disebabkan adanya keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha serta sulitnya mendapatkan bantuan permodalan dari perbankan, Yayasan Rumah Akal mengembangkan usahanya dengan pola waralaba dengan persyaratan permodalan yang relatif ringan dibandingkan usaha waralaba sejenis. Yayasan Rumah Akal

48 33 menawarkan tiga jenis kemitraan yang dimulai dengan modal awal sebesar Rp. 5 juta; Rp. 10 juta dan Rp. 20 juta. Dalam perkembangannya, pemilik Yayasan mengamati bahwa franchisee yang berhasil adalah mereka yang sebelumnya sudah menggeluti bisnis pendidikan dan menghayati peranan pendidik. Franchisee yang memiliki usaha di bidang lain dan kurang menghayati bisnis pendidikan biasanya lebih fokus pada bisnisnya semula. Mempertimbangkan hal tersebut, pembukaan cabang berikutnya disyaratkan bahwa franchisee memiliki idealisme dan visi yang sama dengan Yayasan Rumah Akal. B. Organisasi Perusahaan dan Manajemen Organisasi Yayasan masih sederhana, dipimpin langsung oleh pemiliknya, Bapak Ir. Bekti Hermawan dibantu oleh lima orang pegawai dengan pembagian tugas sebagai berikut : a) Pemimpin/Pemilik Yayasan Rumah Akal dengan tingkat pendidikan Pasca Sarjana.. b) Satu Operasional Manager dengan tingkat pendidikan D3 yang menangani persiapan pembukaan cabang serta memantau perkembangan cabang-cabang. c) Satu orang pegawai dengan tingkat pendidikan D3 yang menangani keuangan dan administrasi merangkap sebagai pengajar. d) Tiga orang pegawai dengan pendidikan D3 yang menangani tugas-tugas operasional di lapangan yang juga merangkap sebagai pengajar. Sedang susunan organisasi untuk franchisee Mathmagic School minimal terdiri dari tiga orang, yaitu : a) Satu orang manajer cabang yang biasanya adalah pemilik usaha (franchisee). b) Satu orang pengajar tetap dengan tingkat pendidikan minimal D3. c) Satu orang pengajar paruh waktu tingkat pendidikan D3. Syarat pengajar Mathmagic School adalah: a) Memiliki pendidikan minimal D3 hingga Sarjana dari berbagai disiplin ilmu.

49 34 b) Mengerti dan menyukai matematika. c) Menyukai dunia pendidikan. d) Mampu berkomunikasi dua arah dengan siswa. e) Lulus tes Tim dari Yayasan Rumah Akal. Hubungan Yayasan Rumah Akal dan para franchiseenya yang diatur dalam Perjanjian kerja sama, mencakup persyaratan, hak dan kewajiban masingmasing pihak. 1. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh franchisse adalah sebagai berikut a) Memiliki visi dan misi dalam pengembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan Mathmagic School. b) Memiliki komitmen yang teguh untuk mengembangkan cabang secara berkesinambungan. c) Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan didasarkan rasa saling percaya. d) Memiliki kemampuan yang memadai dalam mengelola cabang untuk menjalankan standar pengelolaan yang telah ditetapkan e) Memiliki kemampuan pendanaan yang memadai 2. Hak dan kewajiban dari franchisee adalah sebagai berikut : 1) Hak : a) Menggunakan identitas Mathmagic School dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. b) Menentukan sendiri besarnya investasi yang diperlukan untuk membuka cabang. c) Menentukan lokasi dengan persetujuan dari Yayasan Rumah Akal. d) Mengelola secara langsung baik operasional pendidikan dan keuangan. e) Menentukan sendiri karyawan dan pengajar sesuai kualifikasi yang telah ditetapkan.

50 35 f) Mendapatkan program pelatihan bagi karyawan dan pengajar. g) Mendapatkan dukungan manajemen dan teknis dari Yayasan Rumah Akal. h) Mendapatkan prasarana pendidikan dan latihan berupa : master modul metode Mathmagic, teknik pengajaran Mathmagic, kurikulum dan silabus, software administrasi, standar pengelolaan cabang, buku panduan kerja cabang. i) Mendapatkan seluruh keuntungan setelah membayar kewajiban kepada Yayasan Rumah Akal berupa Franchise Fee (License Fee) dan Royalti 10 persen dari biaya SPP persiswa. j) Mendapatkan fasilitas promosi dan pemasaran melalui internet. 2) Kewajiban : a) Melaksanakan operasi pendidikan dan latihan sesuai standar pengelolaan dan buku panduan kerja Mathmagic School. b) Menjaga kerahasiaan seluruh produk usaha jasa pendidikan Mathmagic School kepada pihak lain. c) Menyiapkan seluruh sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses pendidikan dan latihan. d) Membayar uang Franchise Fee dan Royalti Fee setiap bulannya. Franchise fee adalah semacam license fee untuk menggunakan nama dagang, produk atau jasa, metode pengoperasian, rencana pemasaran, proses pengendalian kualitas, serta menerima jasa pendampingan/pembinaan manajeme dari pihak pemegang lisensi (pewaralaba). Sedang Royalti fee yang ditetapkan 10 persen adalah prosentase dari penerimaan biaya kursus bulanan siswa yang harus disetorkan kepada Yayasan Rumah Akal. e) Melaksanakan administrasi dan pelaporan keuangan serta menyerahkan informasi penerimaan kotor setiap bulan.

51 36 3. Hak dan kewajiban dari Yayasan Rumah Akal adalah sebagai berikut : 1) Hak : a) Menerima Franchise Fee untuk masa kontrak yang telah ditentukan b) Menerima Royalti fee sebesar 10 persen dari biaya yang dikenakan kepada setiap siswa c) Menerima laporan informasi penerimaan kotor dari mitra cabang d) Melakukan pengawasan operasional dan keuangan terhadap kinerja penyelenggaraan pendidikan dan latihan e) Melakukan peninjauan ulang terhadap kelangsungan kerjasama mitra cabang dengan Yayasan Rumah Akal 2) Kewajiban : a) Membantu franchisee dalam proses persiapan pembukaan cabang seperti seleksi lokasi dan rencana tata letak ruangan b) Memberikan dukungan operasional kepada franchisee, berupa: (1) membantu menyeleksi pengajar dan karyawan serta mengadakan pelatihan; (2) memberikan materi pendidikan seperti : master modul, kurikulum, silabus; (3) memberikan bimbingan operasional dan manajemen c) Mengevaluasi kinerja franchisee agar dapat mempertahankan standar kinerja dan tingkat keuntungan yang diperoleh d) Mempromosikan dan mengiklankan kantor cabang milik franchisee Dalam pelaksanaannya, perjanjian hak dan kewajiban di atas belum dapat dipenuhi seluruhnya, terutama dalam hal pemantauan dan pengarahan teknis operasional maupun manajemen dari pihak Yayasan Rumah Akal. Pemilik usaha lebih banyak meluangkan waktu untuk mengembangkan produk dan penulisan buku daripada pengembangan dan pembinaan jaringannya. Disatu sisi penulisan dan penerbitan buku merupakan cara yang baik untuk memperkuat brand image, meskipun pengaruhnya tidak sekuat apabila dilakukan promosi above the line melalui media yang mampu menjangkau secara nasional. Namun disisi lain hal

52 37 tersebut menyebabkan perhatian terhadap pengembangan bisnis melalui sistem waralaba tidak ditangani dengan optimal. Keterbatasan jumlah tenaga manajemen juga menyebabkan pemantauan dan pembinaan franchisee kurang optimal. Pemilik usaha sendiri pada saat ini sedang mencari investor untuk mengalihkan manajemen Mathmagic School, sehingga bisa lebih fokus pada pengembangan produk lainnya. C. Product (Produk) Mathmagic adalah berbagai metode kreatif untuk memecahkan persoalan matematika. Berbeda dengan lembaga pelatihan matematika lainnya yang memiliki program yang tidak dikaitkan dengan kurikulum di sekolah formal, kurikulum program Mathmagic disusun berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 dari Departemen Pendidikan Nasional, sehingga modulmodulnya dapat diterapkan pada buku textbook matematika di sekolah formal. Dengan tetap mengacu kurikulum di atas, Mathmagic adalah metode-metode penyelesaian soal matematika secara cepat, sederhana, kreatif dan menyenangkan. Strategi penyusunan kurikulum didasarkan pada tujuan membantu murid-murid memahami dan memecahkan persoalan matematika di sekolah, sehingga hasil akhirnya adalah perbaikan nilai matematika di sekolah. Disamping itu kurikulum Mathmagic juga disusun berdasarkan National Council of Teacher of Mathematics dari Amerika Serikat untuk mempelajari matematika nalar dan realistik untuk berkompetisi dalam Olimpiade Matematika tingkat Sekolah Dasar. Untuk mempermudah proses belajar dan meningkatkan daya tarik murid, digunakan berbagai alat peraga dan alat permainan yang saat ini masing-masing jumlahnya mencapai 50 alat peraga dan 20 alat permainan. Salah satu contoh alat permainannya adalah kotak perkalian dibawah ini: Perkalian : 34 x 21 = x3=6, 2x4= x3=3, 1x4=

53 38 Sampai dengan saat ini Rumah Akal memiliki tujuh produk matematika, dimana dua produk telah dipasarkan melalui sistem franchise, yaitu Mathmagic dan Matematika Akhlaq; dua produk hanya dipasarkan di tempat pelatihan pusat milik Yayasan Rumah Akal, yaitu Filsafat Matematika dan Math Experiment; satu produk ditujukan untuk aktivitas sosial, yaitu Think Quest; dan dua produk terakhir masih dalam tahap konsep, yaitu Matematika Realistis dan Money Magic. Penjelasan mengenai tujuh produk tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jenis produk yang Dimiliki Rumah Akal Produk Keterangan Status/Konsumen Mathmagic Metode belajar matematika secara sederhana, cepat dan akurat. Telah difranchisekan, untuk kelas TK B, 1 SD sd. 3 SMP Matematika Akhlaq Matematika Realistis Filsafat Matematika Think Quest Math Experient Money Magic Metode belajar matematika budi pekerti yang dilandaskan pada Al Qur an. Metode matematika kreatif dari Belanda, dikembangkan ITB bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional, dikembangkan dalam bentuk pilot project di beberapa sekolah untuk diterapkan secara nasional. Menelusuri rahasia suatu konsep matematika, baru diterapkan pusat. Bimbingan untuk sekolah-sekolah negeri membuat website pendidikan dalam rangka persiapan mengikuti perlombaan internasional yang setiap tahun diadakan Oracle. Belajar matematika melalui pendekatan penerapan eksperimen sains, hanya diadakan pada saat liburan sekolah selama 6 kali pertemuan pendidikan pengelolaan keuangan yang dikaitkan dengan Matematika Telah difranchisekan, untuk kelas 1 sd 6 SD Tahap pengembangan/ konsep, untuk kelas 1 sd 6 SD. Strategi antisipasi kurikulum baru. Dipasarkan di kantor pusat saja, untuk kelas 1 sd 6 SD Kegiatan sosial dan strategi soasialisasi Rumah Akal ke sekolah-sekolah secara luas Dipasarkan di kantor pusat saja, untuk kelas 1 SD sd 3 SMP Tahap konsep Sumber : wawancana Pemilik Yayasan Rumah Akal

54 39 Dari dua produk yang telah difranchisekan, yaitu Mathmagic dan Matematika Akhlaq, ditawarkan dengan pendekatan tiga program pendidikan yang dapat dipilih oleh calon franchisee sesuai dengan kebutuhan di wilayah di mana cabang Rumah Akal akan dibuka. Tiga program tersebut adalah: (1) Program Pendidikan Mathmagis School (MS); (2) Program Pendidikan Simple Aritmatica (SIAR); (3) Program Pendidikan Akhlaq. Penjelasan mengenai ketiga program tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Dari 30 franchisee yang telah membuka cabang, 29 franchisee memilih tipe A: Program Pendidikan Mathmagic School, karena lebih lengkap dibandingkan program lainnya, dan hanya satu franchisee yang memilih Program Pendidikan Matematika Akhlaq dan tidak ada satupun yang memilih program SIAR. Dalam kajian ini produk yang dianalisis dibatasi pada produk Mathmagic, yang merupakan produk utama yang paling banyak konsumennya. Mathmagic adalah metode matematika yang kurikulumnya mencakup pelajaran matematika untuk tingkat Taman Kanak-Kanak Besar (TK B), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP). Tabel 3. Jenis Program Pendidikan yang Difranchisekan Nama Program Pendidikan Program Pendidikan Program Mathmagis School Simple Aritmatica Pendidikan Akhlaq (MS) (SIAR) Tujuan meningkatkan nilai Menguasai aritmatika menguasai akademis sekolah bilangan tak terbatas aritmatika serta menguasai selama tiga bulan berdasarkan matematika ALQURAN Target Untuk TK B, SD Untuk TK-B, SD, SMP Untuk TK-B, SD, Konsumen dan SMP. SMP Franchise Fee Rp. 20 juta Rp. 10 juta Rp. 5 juta Masa Kontrak 10 tahun 10 tahun Selamanya Jumlah franchise Sumber : wawancana Pemilik Yayasan Rumah Akal

55 40 Program pendidikan Mathmagic didasarkan pada tingkat kelas sekolah formal yang dibagi dalam beberapa modul yang diberi nama Mathmagic Module (MM). Setiap modul dilaksanakan dalam waktu 3 atau 4 bulan. Klasifikasi dari modul pelatihan Mathmagic adalah sebagai berikut: 1) Program Tingkat TK B a) Pengenalan konsep jumlah. b) Pengenalan lambang bilangan dengan metode Mathmagic. c) Pengenalan operasi hitung penjumlahan Mathmagic. d) Pengenalan operasi hitung pengurangan Mathmagic. 2) Program Tingkat SD a) Fokus Aritmatika (Kabataku Mathmagic atau MM1) adalah program pendalaman aritmatika dan bimbingan belajar sekolah dasar. b) Fokus Matematika (MM2, MM3, MM4, MM5, MM6), adalah program akselerasi matematika sekolah dasar. 3) Program Tingkat SLTP a) Fokus Aritmatika (Kabataku Mathmagic). b) Fokus Matematika (MM7, MM8, MM9) adalah program akselerasi matematika tingkat SLTP. Metode belajar yang diterapkan di Mathmagic adalah dengan memberikan soal-soal secara personal untuk berlatih dan mengajarkan teknik penyelesaiannya secara personal pula. Untuk itu dalam satu kelas tidak boleh terlalu banyak siswa, maksimal lima anak dalam satu kelas. Siswa juga diijinkan untuk membawa soalsoal dari sekolah yang tidak dapat diselesaikan karena kurikulum Mathmagic disesuaikan dengan kurikulum sekolah formal. Proses pelajar dilengkapi dengan beberapa alat peraga dan permainan sehingga dapat mempermudah proses perhitungan seperti kartu Rabdologia untuk berhitung perkalian dan pembagian. Berdasarkan siklus produk, Mathmagic seharusnya sudah melewati tahap perkenalan dan berada pada tahap pertumbuhan dan penerimaan. Namun demikian proses tahap perkenalan belum terlaksana secara efektif, karena pada

56 41 masa perkenalan yang diperlukan adalah promosi secara besar-besaran dan membutuhkan biaya promosi yang besar. Promosi above the line yang diperlukan untuk memperkuat brand image belum dilaksanakan dengan efektif karena pertimbangan biaya maupun manajemen yang tidak fokus pada pengembangan jaringan. Promosi yang efektif dan pengembangan jaringan merupakan faktor penting yang terkait kuat dengan usaha untuk memperkuat brand image. D. Penilaian Kelayakan Usaha D.1. Kelayakan Usaha Yayasan Rumah Akal Pengelolaan administrasi keuangan Rumah Akal belum berjalan baik. Pencatatan masih dilakukan sebagian, yaitu penerimaan dan pengeluaran di dua tempat kursus yaitu di Cimanggu dan Taman Yasmin. Penerimaan dari usaha lain-lain, seperti royalti fee, franchisee fee, dan penjualan paket Mathmagic belum dikonsolidasikan kedalam laporan keuangan. Sedang seluruh beban pengeluaran dimasukkan ke dalam laporan keuangan kursus. Khusus untuk pengelolaan royalti fee sebesar 10 persen dari uang kursus bulanan para franchisee belum dikelola dengan baik. Beberapa franchisee tidak disiplin membayar setiap bulannya dengan alasan sepi, namun kenyataan di lapangan belum diperiksa secara langsung. Jumlah murid di setiap lokasi kursus juga sulit dipantau karena jauh dari kantor pusat dan tersebar di seluruh Indonesia serta tidak adanya tenaga yang melakukan pemantauan tersebut. Dari 30 franchisee saja apabila jumlah murid hanya mencapai 30 orang, minimal penerimaan royalti fee bisa mencapai sekitar Rp. 15 juta perbulan, namun saat ini rata-rata penerimaan hanya mencapai Rp. 7 juta perbulan. Struktur permodalan Yayasan Rumah Akal berasal dari modal sendiri dan franchise fee dari para franchisee, tanpa bantuan modal dari Bank. Modal awal Yayasan untuk mendirikan usaha ini sebesar Rp. 161 juta, yang sebagian besar adalah tanah dan bangunan yang dijadikan kantor dan ruangan kelas sebesar Rp. 150 juta. Dalam menganalisa laporan keuangan, dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu penerimaan dari usaha franchise dan penerimaan dari kursus matematika (Mathmagic School). Penerimaan Yayasan Rumah Akal dari usaha franchise

57 42 adalah: franchise fee, royalti fee dan pembelian paket Mathmagic.. Untuk franchise fee, setiap franchisee membayar Rp. 20 juta untuk 10 tahun masa kontrak. Saat ini rata-rata pertahun setiap bulannya ada satu tambahan franchisee. Royalti fee besarnya 10 persen dari pembayaran kursus siswa perbulan. Sedang dari pembelian paket Mathmagic untuk peserta kursus ratarata perbulan diperoleh sebesar Rp. 1,5 juta. Penerimaan Yayasan Rumah Akal rata-rata dari usaha franchisenya adalah sebesar Rp.23,5 juta perbulan. Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terbesar adalah gaji Pemimpin Yayasan dan Manajer Operasional sebesar Rp. 14,5 juta perbulan. Sedang biaya tetap lainnya adalah biaya listrik, telepon dan internet serta biaya perjalanan (transportasi) dan promosi rata-rata perbulan sebesar Rp. 1,8 juta. Biaya variabel terdiri dari pengadaan paket Mathmagic sebesar Rp. 940 ribu perbulan. Total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 17,3 juta. Laba perusahaan sebelum pajak dan biaya penyusutan perbulan adalah sebesar Rp. 6,2 juta, sedang laba bersih setelah biaya penyusutan dan pajak perbulan adalah sebesar Rp. 3,8 juta. Perhitungan penerimaan, biaya dan laba rugi Yayasan Rumah Akal dapat dilihat pada rincian pada Tabel 4. Tabel 4. Perhitungan Penerimaan, Biaya dan Laba Rugi Yayasan Rumah Akal No. Uraian Jumlah Perbulan (Rp.) Prosentase (%) 1. Penerimaan ,00 2. Biaya operasional ,55 3. Laba operasional (1-2) ,45 4. Penyusutan ,12 5. Laba sebelum bunga dan pajak (3-4) ,33 6. Bunga kredit - 0,00 7. Laba sebelum pajak (5-6) ,33 8. Pajak ,00 9. Laba setelah pajak (7-8) , Proceeds (9+4) ,45 Sumber : Laporan Keuangan Yayasan Rumah Akal dan Wawancara

58 43 a. Analisis Profit Margin Perolehan tingkat laba bersih sebelum dipotong pajak adalah sebesar 23,33 persen belum optimal karena bisa ditingkatkan lebih baik lagi apabila pengelolaan tagihan royalti fee dapat dilakukan dengan baik. Diasumsikan apabila dengan penambahan satu orang pegawai dengan gaji Rp. 1 juta perbulan dan tagihan bisa dilakukan dengan baik, maka perusahaan mampu menghasilkan laba sampai dengan 39,64 persen, atau apabila sebelumnya laba operasional perbulan sebesar Rp. 6,2 juta, dengan perbaikan manajemen dapat diperoleh laba sebesar Rp.13,2 juta. Tabel. 5. Neraca Yayasan Rumah Akal Tanggal 31 September 2009 Uraian Jumlah (Rp.) AKTIVA Aktiva lancar: - Kas dan bank Piutang lancar Persediaan Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap: - Tanah dan bangunan Total Aktiva Tetap TOTAL AKTIVA PASIVA Hutang dan Modal: - Hutang Lancar - - Modal Laba ditahan TOTAL PASIVA Sumber : Laporan Keuangan Yayasan Rumah Akal dan Wawancara b. Analisis Return on Asset Dari total aktiva yang dimiliki sebesar Rp perusahaan mampu memperoleh laba bersih setelah pajak sebesar Rp sehingga Ratio Laba terhadap total aset adalah sebesar 20,84 persen yang menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan nilai aktiva yang dimiliki dimana semakin besar semakin baik. Pada saat ini dengan jumlah karyawan sebanyak lima orang ditambah dengan pemilik menjadi enam orang, maka rasio laba bersih dibandingkan

59 44 jumlah karyawan adalah sebesar Rp ,- perorang bulan. Namun dengan menambah satu orang karyawan yang khusus menangani pemantauan penagihan royalti fee dari para franchisee dan asumsi tagihan bisa dikelola lebih baik, maka setiap karyawan rata-rata dapat menghasilkan laba sebesar Rp perbulan bagi perusahaan. c. Analis Kelayakan Investasi Dasar untuk menilai kelayakan suatu proyek investasi digunakan kriteria yang lazim dalam mengevaluasi layak dan tidak layaknya suatu proyek yang dijalankan dengan menggunakan NPV, IRR dan PBP. Untuk menghitung kelayakan investasi tersebut dilakukan perhitungan proyeksi penerimaan, biaya dan laba rugi selama lima tahun. Asumsi yang digunakan dalam proyeksi tersebut adalah setiap tahunnya terdapat peningkatan penerimaan sebesar 10 persen dan peningkatan biaya operasional sebesar 10 persen pertahun. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7. Disamping itu dilakukan skenario perhitungan proyeksi apabila ditambahkan satu orang tenaga pengelolaan franchisee sehingga proses penagihan bisa lebih optimal dengan asumsi setiap cabang memiliki 30 orang murid. Perhitungan skenario kedua tersebut dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9. 1) NPV Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan discount factor 16 persen (Lampiran 10) diketahui bahwa Yayasan Rumah Akal dapat menghasilkan NPV positif Rp Berarti usaha Yayasan Rumah Akal layak diteruskan karena jumlah proceeds selama lima tahun kedepan dikurangi biaya investasi yang dikeluarkan dan di-presentvalue-kan dengan discount factor 16 persen nilainya positif Rp ) IRR Berdasarkan perhitungan IRR (Lampiran 11) diperoleh IRR Yayasan Rumah Akal sebesar 21,98 persen yang lebih besar dari tingkat bunga pinjaman Bank komersial saat ini yaitu sebesar 14,5 persen. Berarti usaha ini layak diteruskan karena rate pada saat NPV = 0 adalah sebesar 21,98 persen, yang lebih besar dari tingkat bunga pinjaman bank sebesar 14,5 persen

60 45 sehingga masih ada spread sebesar 7,48 persen. Dan bila dibandingkan dengan bunga deposito bank komersial sebesar 9 persen pertahun, maka nilai IRR 21,98 persen masih jauh diatas bunga deposito sehingga modal yang dimiliki akan lebih menguntungkan apabila ditanamkan pada usaha ini daripada disimpankan dalam bentuk deposito di bank. 3) PBP Berdasarkan perhitungan (Lampiran 12), PBP usaha Yayasan Rumah Akal adalah 1249 hari ( 3 tahun 5 bulan). Berarti investasi sebesar Rp. 161 juta yang telah dikeluarkan mencapai titik impas setelah 1249 hari, lebih singkat dibandingkan dengan umur ekonomis dari jenis investasi terbesar yang dikeluarkan yaitu bangunan yang umur ekonomisnya mencapai 10 tahun. Dari seluruh kriteria investasi di atas menunjukkan hasil bahwa usaha ini layak diteruskan meskipun masih belum optimal, karena dengan jumlah franchisee yang ada dan manajemen yang baik dapat dihasilkan struktur penerimaan yang lebih baik. D.2. Kelayakan Usaha Lokasi Kursus Perhitungan kelayakan usaha dilakukan dengan mengacu penerimaan dan biaya yang dikeluarkan dari tiga lokasi kursus, yaitu Taman Yasmin, Bukit Cimanggu dan Indraprasta. Mesing-masing lokasi yang dikaji saat ini memiliki 47 murid, 52 murid dan 152 murid dan telah berjalan selama tiga dan empat tahun. Ketiga tempat kursus tersebut memiliki perbedaan dalam hal biaya investasi yang dikeluarkan terkait dengan biaya sewa gedung yang digunakan serta perkembangan usaha yang telah berjalan. Prediksi perkembangan ke depan berbeda-beda karena faktor lokasi dan keterbatasan ruangan. Setiap ruang kelas apabila dimanfaatkan secara maksimal, dapat digunakan untuk mendidik limapuluh orang anak, dimana setiap hari dalam satu minggu diadakan lima sesi kursus, dan jumlah murid setiap kelas adalah lima orang anak. Perbedaan dari ketiga tempat kursus tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini. Lokasi kursus di Perumahan Taman Yasmin berada di kompleks

61 46 ruko di pinggir jalan utama perumahan memiliki potensi berkembang cukup baik karena developer perumahan masih agresif membangun. Namun tenpat kursus ini memiliki keterbatasan ruangan yaitu hanya dua kelas, sehingga setelah mencapai 100 anak tidak dapat berkembang lagi, kecuali dilakukan investasi perluasan ruangan. Tabel 6. Perbedaan Lokasi Kursus dan Perkembangan Usaha Jumlah murid saat ini Lokasi Jumlah (orang) Gedung Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 guru Pertumbuhan rata-rata Kapasitas kelas maksimal Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5 Tahun ke-6 Tahun ke-7 Taman Yasmin Bukit Cimanggu Indraprasta Kompleks Ruko di jalan utama Perumahan Di dalam perumahan Di pinggir jalan Raya Sewa Rp. 9 juta/tahun Sewa Rp. 7,5 juta/bulan Sewa Rp. 12 juta/tahun Perkembangan jumlah murid (historical) : % 2% 76% Prediksi perkembangan jumlah murid

62 47 Lokasi kursus di Perumahan Bukit Cimanggu berada di dalam kompleks perumahan yang sudah mapan dimana developer perumahannya tidak lagi melakukan pengembangan perumahan sehingga diprediksi perkembangan kursus di lokasi ini akan cenderung stagnan, dan hal tersebut sudah dapat dilihat dimana selama empat tahun berdiri, perkembangan rata-rata jumlah murid hanya dua persen. Untuk lokasi kursus di Indraprasta berada di perumahan Indraprasta bagian terluar, terletak di pinggir jalan raya, mudah diakses kendaraan umum. Perkembangan jumlah murid selama tiga tahun berjalan sangat pesat, sehingga dapat diprediksi masih bisa berkembang baik ke depan, namun karena keterbatasan jumlah ruangan, maka setelah mencapai jumlah 200 anak, tidak dapat bertambah lagi, kecuali dilakukan investasi perluasan ruangan. Sumber penerimaan Franchisee adalah dari biaya kursus setiap siswa setiap bulannya Rp perbulan. Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari: gaji manajer/pemilik, gaji guru, biaya sewa gedung, biaya listrik dan komunikasi, biaya promosi serta biaya penyusutan. Sedang biaya variable terdiri dari royalti fee, peralatan pendidikan dan alat tulis menulis. Biaya tetap terbesar adalah gaji manajer atau pengelola usaha sebesar Rp. 1,5 juta perbulan dan gaji pengajar sebesar Rp. 1 juta perorang perbulan. Untuk Bukit Cimanggu dan Taman Yasmin dikelola oleh satu orang Manajer, sehingga biaya yang dibebankan ke masing-masing lokasi dibagi dua. Biaya sewa gedung berbeda untuk setiap lokasi, dimana Taman Yasmin Rp. 9 juta pertahun, Bukit Cimanggu Rp. 7,5 juta pertahun dan Indraprasta Rp. 12 juta pertahun. Biaya listrik dan komunikasi sebesar Rp perbulan untuk Taman Yasmin dan Bukit Cimanggu sedang Indraprasta lebih besar karena ruangan dan murid lebih banyak yaitu sebesar Rp perbulan. Biaya variabel terdiri dari biaya royalti fee sebesar 10 persen dari biaya kursus peranak, biaya pengadaan paket Mathmagic Rp per anak pertahun dan biaya alat tulis sebesar Rp peranak pertahun.

63 48 Tabel 7. Perhitungan Penerimaan, Biaya dan Laba Rugi Taman Yasmin Periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 September 2009 Uraian Jumlah (Rp.) Prosentase (%) Penerimaan 74,025, Biaya operasional 47,808, Laba operasional 26,216, Penyusutan 13,500, Laba sebelum bunga dan pajak 12,716, Bunga kredit - - Laba sebelum pajak 12,716, Pajak 3,670, Laba setelah pajak 9,045, Proceeds 22,545, Sumber : Laporan Keuangan Taman Yasmin dan Wawancara Tabel 8. Perhitungan Penerimaan, Biaya dan Laba Rugi Bukit Cimanggu Periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 September 2009 Uraian Jumlah (Rp.) Prosentase (%) Penerimaan 81,900, Biaya operasional 53,940, Laba operasional 27,960, Penyusutan 12,375, Laba sebelum bunga dan pajak 15,585, Bunga kredit - - Laba sebelum pajak 15,585, Pajak 3,914, Laba setelah pajak 11,670, Proceeds 24,045, Sumber : Laporan Keuangan Bukit Cimanggu dan Wawancara

64 49 Tabel 9. Perhitungan Penerimaan, Biaya dan Laba Rugi Indraprasta Periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 September 2009 Uraian Jumlah (Rp.) Prosentase (%) Penerimaan 239,400, Biaya operasional 103,440, Laba operasional 135,960, Penyusutan 15,750, Laba sebelum bunga dan pajak 120,210, Bunga kredit - - Laba sebelum pajak 120,210, Pajak 19,034, Laba setelah pajak 101,175, Proceeds 116,925, Sumber : Laporan Keuangan Indraprasta dan Wawancara Dari ketiga tempat kursus diatas, terlihat bahwa ketiganya memiliki profit marjin cukup baik, dan yang menghasilkan profit marjin terbesar adalah Mathmagic yang berlokasi di Indraprasta (laba bersih setelah pajak sebesar 42,26 persen), karena jumlah muridnya paling banyak. Pemilihan lokasi menjadi faktor utama yang menentukan perkembangan usaha ke depan, semakin strategis lokasinya semakin besar potensi pengembangan usaha ke depan. Lokasi kursus di Taman Yasmin masih memiliki potensi perkembangan usaha ke depan namun tidak sepesat Indraprasta, dengan pertumbuhan ratarata pertahun sebesar 25 persen selama ini, didukung dengan masih berkembangnya perumahan Taman Yasmin serta lokasi tempat kursus yang berada di jalan utama kompleks yang juga menjadi jalur lalu lintas kendaraan umum cukup mendukung perkembangan ke depan. Laba bersih setelah pajak yang dicapai pada tahun yang ketiga hanya persen namun dengan mempertimbangkan potensi perkembangan ke depan dengan bertambahnya jumlah murid, maka usaha ini masih memiliki prospek yang cukup baik.

65 50 Lokasi kursus di Bukit Cimanggu diperkirakan tidak berkembang lagi karena terletak di perumahan lama yang saat ini tidak lagi berkembang secara agresif. Laba bersih seteleh pajak yang diperoleh pada tahun 2009 adalah sebesar persen, lebih baik dari Taman Yasmin, namun prediksi ke depan terkait dengan perkembangan jumlah murid, maka Taman Yasmin akan mendapatkan laba bersih yang lebih baik. a. Analisis Pulang Pokok Perhitungan Analisis Pulang Pokok terdapat tiga skenario dari tiga lokasi kursus karena biaya variabel dan biaya tetap berbeda-beda sehingga titik impas dari ketiga lokasi tersebut juga berbeda-beda. Bukit Cimanggu mencapai titik impas ketika jumlah muridnya mencapai 32 anak, Taman Yasmin 38 Anak dan Indraprasta 48 anak. Perbedaan tersebut disebabkan berbedanya biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan di masingmasing lokasi. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 10. Perhitungan Break Even Analysis Franchisee Taman Yasmin Bukit Cimanggu Indraprasta Penerimaan (biaya kursus peranak perbulan) Pengeluaran : Biaya Variabel : Royalti Fee Peralatan pendidika Alat tulis menulis Jumlah Biaya Variabel Biaya Tetap : Penyusutan Gaji guru*) Gaji manajer/pemilik Listrik dan telepon Sewa gedung Jumlah Biaya Tetap Perhitungan Titik Impas : Biaya Tetap (FC) Biaya Variabel (AVC) Biaya kursus (P) P-AVC BEP 37,39 31,87 47,59

66 51 b. Analis Kelayakan Investasi Dasar untuk menilai kelayakan suatu proyek investasi digunakan kriteria yang lazim dalam mengevaluasi layak dan tidak layaknya suatu proyek yang dijalankan dengan menggunakan NPV, IRR dan PBP (Tabel 11). Dari ketiga lokasi kursus diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut : Tabel 11. Perbandingan NPV, IRR dan PBP NPV IRR PBP Taman Yasmin Rp ,29% 3,98 Tahun Bukit Cimanggu Rp ,83% 2,16 Tahun Indraprasta Rp ,06% 1,61 Tahun 1) NPV Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan discount factor 16 persen (lampiran 17, 24 dan 31) diketahui bahwa ketiga lokasi kursus dapat menghasilkan NPV positif. Hal ini mengindikasikan bahwa usaha franchise Mathmagic layak dilaksanakan. Dari ketiga lokasi diatas yang terbesar adalah Indraprasta, karena jumlah murid yang paling banyak serta prospek pengembangan ke depan paling baik, yang disebabkan faktor lokasi yang paling strategis. 2) IRR Berdasarkan perhitungan IRR diperoleh IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga bank komersial 14.5% (lampiran 18, 25, 32), dimana IRR yang terbesar adalah Indraprasta (55,06%) diikuti Bukit Cimanggu (47,83%) sedang Taman Yasmin yang terkecil (38,39%). 3) PBP Berdasarkan perhitungan, PBP ketiga lokasi cukup baik, dimana Indraprasta yang paling singkat, yaitu 1,61 tahun diikuti oleh Bukit Cimanggu (2,16 tahun) dan yang paling lama adalah Taman Yasmin (3,98

67 52 tahun). Perhitungan PBP ketiga lokasi tersebut dapat dilihat pada lampiran 31, 32, 33. Apabila dibandingkan dengan umur ekonomis proyek maka investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu yang lebih pendek dari jangka waktu umur ekonomis proyek investasi, yaitu 10 tahun. Dari ketiga indikator kelayakan investasi diatas (NPV, IRR dan PBP) dapat disimpulkan bahwa usaha franchise Mathmagic layak dikembangkan. Dan apabila dibandingkan dari ketiga lokasi diatas, maka pengembangan usaha yang paling menguntungkan adalah Indraprasta, meskipun investasi awal yang dikeluarkan lebih besar karena menyewa lokasi yang lebih strategis, namun perkembangan jumlah murid yang diperoleh juga jauh lebih besar sehingga pengembalian investasi yang dilakukan lebih besar dibandingkan kedua lokasi yang lainnya. E. Place (Tempat) Lokasi yang dipersyaratkan untuk membuka tempat kursus adalah strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Ada dua jenis lokasi yang saat ini dianggap strategis, yaitu di daerah perumahan untuk mendekati konsumen dan di daerah pertokoan yang ramai dilewati kendaraan umum. Dalam perkembangannya lokasi yang kedua memiliki potensi untuk berkembang lebih besar, sedang lokasi pertama terbatas pada penduduk yang bermukim di perumahan tersebut. Pada saat ini Mathmagic School tersebar kota di 12 kota di Indonesia, yaitu di Bogor, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Lampung, Palembang, Makasar, Malang, Kalimantan, Papua, Purwokerto, dan Jambi. Khusus untuk cabang di Papua merupakan proyek sosial dimana kurikulum Mathmagic digunakan di tujuh puluh sekolah formal, yang tidak mungkin dilakukan di wilayah lain di Indonesia yang mengacu pada kurikulum nasional. Dari tigapuluh franchisee, terdapat 8 franchisee yang berkembang pesat, 13 franchisee yang berkembang cukup baik sedang sisanya menyatakan perkembangan siswa di bawah standar, namun kebenarannya sulit dipastikan.

68 53 Sedang persyaratan fisik tempat usaha adalah luas bangunan minimal 50 m2, dimana 25 m2 dipergunakan untuk ruang kelas dan 15 m2 untuk ruang sekretariat, dan harus dibuat nyaman untuk kelancaran proses belajar mengajar. Adapun persyaratan fasilitas tempat usaha yang harus dipenuhi franchisee adalah: a) Tersedia AC (kecuali ruangan kelas sudah memiliki sirkulasi udara yang baik). b) Terdapat minimal dua line telepon, dimana satu line digunakan untuk internet. c) Tersedia satu buah modem. d) Tersedia kursi siswa lima unit per kelas. e) Tersedia meja fasilitator. f) Tersedia satu buah whiteboard per kelas. g) Tersedia lemari arsip siswa. h) Tersedia filling cabinet untuk kegiatan small office. Gambar 6. Ruangan resepsionis Mathmagic School

69 54 F. Price (Harga) Gambar 7. Ruang Kelas Mathmagic School Strategi penetapan harga dilakukan oleh perusahaan dengan mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu daya beli masyarakat, harga pesaing dan biaya serta keuntungan yang diperoleh. Strategi penetapan harga dengan membandingkan harga pesaing adalah mengambil harga ditengahtengah, antara harga tertinggi (Kumon) dan harga terrendah Biaya Kursus per bulan (Jarimatika dan Sempoa). Pada Tabel 12 dapat dilihat perbandingan harga antara biaya kursus lembaga pelatihan Kumon, Jarimatika dan Mathmagic, dimana Mathmagic menentukan range harga tergantung kemampuan penduduk disekitar lokasi kursus antara Rp sampai dengan Rp Penentuan harga ini cukup bersaing dibandingkan dengan lembaga kursus lainnya dan fleksibel tergantung kemampuan penduduk di sekitar lokasi kursus. Tabel 12. Perbandingan Biaya Kursus Lembaga Kursus Biaya Pendaftaran (Rp.) Biaya Kursus perbulan*) (Rp.) Luar Luar Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek Kumon Jarimatika Mathmagic *) Kisaran biaya kursus perbulan, franchisee bebas menentukan selama dalam batas range Sumber :

70 55 Dari sisi biaya franchise fee, Jarimatika menetapkan harga awal terrendah, yaitu Rp. 12,5 juta untuk masa kontrak lima tahun, apabila dikalikan dua untuk menyamakan masa kontrak Mathmagic yaitu sepuluh tahun maka total franchise fee Jarimatika menjadi Rp. 25 juta. Mathmagic menetapkan franchise fee sebesar Rp. 20 juta untuk masa kontrak sepuluh tahun. Sementara Kumon menetapkan franchise fee antara Rp juta. Franchisee fee Kumon paling tinggi, namun hanya dikenakan sekali selama usaha masih berjalan. Mengingat usia Kumon yang sudah jauh lebih lama sehingga sudah memiliki data historis yang cukup mengenai para franchisee, ternyata masa kontrak tidak dianggap penting. Tabel 13. Perbandingan Biaya Franchisee Lembaga Franchisee Masa Biaya Royalti Fee Kursus Fee Kontrak Training/orientasi Kumon*) +/- Rp. 30 Selama gratis 5% juta usaha berjalan Jarimatika**) Rp. 12,5 juta 5 tahun Rp /orang /paket Tahun ke 1 : 40% Tahun ke 2 : 30% Tahun ke 3 : 20% Tahun ke 4 : 10% Tahun ke 5 : Bebas Mathmagic Rp. 20 juta 10 tahun Termasuk Franchisee fee 10% Sumber : *) http// **)wawancara pertelepon kepada manajemen Kumon (PT. KIE Indonesia) G. Promotion (Promosi) Inti dari kegiatan promosi adalah kegiatan komunikasi untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, mengingatkan sasaran konsumen agar bersedia menerima, membeli dan loyal kepada produk yang ditawarkan. Tujuan utama dari pemilik Rumah Akal dalam melakukan promosi adalah memperkenalkan kepada masyarakat luas cara berpikir kreatif dan sistematis, sederhana, cepat dan tepat dalam memecahkan soal matematika serta sesuai dengan standar pengajaran yang telah ditentukan oleh Pemerintah (Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004).Namun sampai dengan saat ini cara promosi yang banyak dilakukan adalah promosi below the line, yang langsung

71 56 ditujukan kepada target konsumen tertentu dan jarang sekali atau bahkan hampir tidak pernah menggunakan sarana promosi above the line yang memang biayanya sangat tinggi melalui media-media yang bisa langsung menjangkau masyarakat luas, seperti televisi dan koran. Kegiatan-kegiatan promosi yang selama ini telah dilakukan adalah: 1. menerbitkan buku elektronik yang dapat dicetak sendiri oleh pembaca, 2. menerbitkan buku cetak dengan judul : Mathmagic untuk 8 th melalui penerbit PT Kawan Pustaka, 3. talkshow mathmagic yang diprakarsai oleh PT Gramedia Pustaka Utama, 4. menyelenggarakan seminar-seminar ke sekolah-sekolah di berbagai daerah, dan 5. mathmagic roadshow ke sekolah-sekolah kurang mampu. Gambar 8. Tampak depan Rumah Akal di Bukit Cimanggu Villa, Bogor Sampai saat ini kurang lebih dua ratus sekolah telah dikunjungi untuk memperkenalkan metode Mathmagic. Kegiatan promosi lainnya adalah kegiatan-kegiatan yang terkait dengan tujuan memperluas jaringan atau cabang-cabang Mathmagic School melalui sistem waralaba, serta kegiatan promosi yang terkait dengan tujuan menarik minat murid-murid untuk mendapatkan pengajaran Mathmagic. Kegiatan promosi yang terkait dengan usaha memperluas jaringan atau cabang melalui pola waralaba adalah melakukan penawaran melalu internet dengan membuka website dengan alamat Sedang kegiatan promosi yang terkait dengan

72 57 upaya untuk menjaring murid Mathmagic School, dilakukan beberapa kegiatan, yaitu: 1. spanduk yang disediakan dari pusat untuk dipasang di lokasi kursus, 2. merek dan papan nama Mathmagic School di depan tempat usaha, 3. penyebaran brosur-brosur H. Penyelenggaraan Pelatihan pada Rumah Akal dan Pesaing H. 1. Aspek Sumber Daya Manusia Kualiatas sumberdaya manusia, dalam hal ini adalah staff pengajar memegang kunci penting dalam bisnis lembaga kursus matematika. Standar yang ditetapkan untuk tenaga fasilitator adalah sebagai berikut a) Minimal pendidikan D3 hingga Sarjana S1. b) Mengerti dan menyukai matematika. c) Menyukai dunia pendidikan dasar dan menengah. d) Mampu berkomunikasi dua arah. e) Lulus test yang diselenggarakan oleh Mathmagic School. Tabel 14. Perbandingan Persyaratan Pengajar Lembaga Kursus Pendidikan Formal minimal Usia (tahun) Lain-lain Kumon D a) Wanita b) Pemilik adalah pembimbing utama dan pengelola usaha Jarimatika D c) Pemilik dan pengajar boleh orang yang berbeda Mathmagic D3 Tidak dibatasi d) Pemilik dan fasilitator boleh orang yang berbeda Sumber : Pada tabel 14 diatas dapat dilihat perbandingan persyaratan pengajar Kumon, Jarimatika, dan Mathmagic. Hal yang paling membedakan lembaga kursus Kumon dengan lembaga lainnya yang sudah berkembang di 45 negara dengan jumlah murid 4,13 juta murid adalah persyaratan bahwa pemilik usaha (franchisee) adalah pengelola dan

73 58 pengajar utama, dan harus wanita. Hal tersebut dipersyaratkan untuk beberapa pertimbangan berikut a) untuk kepentingan menjaga kualitas dan standar pendidikan, diharapkan bahwa pemilik usaha adalah mereka yang perduli dan senang dengan dunia pendidikan, jadi motif utamanya bukanlah pertimbangan financial semata-mata, b) wanita diharapkan lebih tekun dalam menjalankan usaha pendidikan (tidak mudah berganti-ganti usaha), dan c) wanita lebih tertarik pada dunia pendidikan dibandingkan pria. Persyaratan tingkat pendidikan formal minimal D3 yang diminta oleh Mathmagic dimaksudkan untuk menjaga kualitas pendidikan dan standar tersebut sama dengan standar pendidikan yang ditetapkan oleh Kumon disamping kurikulum yang harus dikuasai pengajar adalah sampai dengan tingkat SLTP untuk Mathmagic dan SLTA untuk Kumon. Jarimatika memberikan persyaratan lebih ringan yaitu cukup D1 karena kurikulum yang diajarkan sangat terbatas, hanya berhitung sederhana dengan menggunakan jari. Kualifikasi ini merupakan persyaratan administrasi pertama yang harus dipenuhi disamping faktor-faktor lain yang dinilai selama pelatihan pengajar berlangsung. Kualifikasi ini terkait dengan dua hal, yaitu kualitas dan tingkat gaji yang harus dibayarkan, yang merupakan biaya terbesar yang harus dikeluarkan franchisee. H.2. Pola Pelatihan dan Asessment Pengajar Di Mathmagic, proses pelatihan juga berfungsi untuk melakukan asessment terhadap kualitas pengajar yang merupakan faktor kunci untuk mendapatkan tenaga pengajar yang tepat. Perbandingan pola pelatihan dari ketiga lembaga kursus matematika Kumon, Jarimatika dan Mathmagic dapat dilihat pada Tabel 16. Mathmagic menekankan proses learning by doing serta pengamatan praktek di kelas untuk menilai kemampuan pengajar. Dari sisi proses memang lebih lama dan lebih sulit dibandingkan pelatihan klasikal serta tidak mungkin dilakukan secara masal, namun hasilnya akan lebih

74 59 baik. Dari sisi jangka waktu pelaksanaan, dan perbandingan pada Tabel 15 dapat dilihat keperdulian Mathmagic dalam mengadakan pelatihan dan asessment untuk menjaga kualitas pengajar lebih baik dibandingkan dengan lembaga kursus lokal Jarimatika. Tabel 15. Perbandingan Pola Pelatihan dan Asessment Lembaga Kursus Pola Pelatihan dan Asessment Kumon Tahapan pelatihan dan asessment di Kumon: Mengikuti masa orientasi selama 3-5 bulan Mengikuti proses seleksi Setelah lulus, Tim Kumon akan mengunjungi lokasi untuk menilai kelayakan tempat kursus (pengajar adalah franchisee) Jarimatika Klasikal berdasarkan paket yang diambil: 1. Paket dasar : 4 hari 2. Paket 2 : 2 hari 3. Paket 3 : 2 hari 4. Paket 4 : 2 hari Setiap paket ada ujian tertulis yang harus dilalui Mathmagic Pelatihan dan learning by doing (magang) selama satu bulan Kelulusan didasarkan pengamatan langsung pada saat magang Sumber : Bagi Mathmagic proses pelatihan pengajar atau fasilitator merupakan suatu bagian dari proses pendirian suatu cabang dan sudah termasuk fasilitas dalam franchisee fee. Hal ini berbeda dengan Jarimatika, dimana proses pelatihan merupakan kegiatan bisnis yang mendatangkan penghasilan tambahan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan kualitas SDM terkait dengan kualitas pendidikan yang menjadi faktor kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan adalah sebagai berikut a. Pemilik usaha haruslah orang yang perduli pada dunia pendidikan, sehingga mendukung seluruh proses dan infrastruktur yang diperlukan untuk membuat sebuah lembaga kursus pendidikan dapat berkembang. Untuk mengetahui tingkat keperdulian tersebut biasanya diketahui melalui proses wawancara saat mengajukan proposal menjadi franchisee.

75 60 b. Pengajar selain memiliki tingkat pendidikan formal yang memadai juga memiliki keperdulian terhadap murid dan bersedia memecahkan persoalan yang dihadapi murid untuk mencari solusinya. Untuk bisa menilai hal tersebut tidaklah cukup proses pelatihan di kelas dan lulus ujian tertulis. Proses pengamatan pada saat learning by doing atau magang dapat memberikan penilaian yang lebih komprehensif. Dalam hal ini, Mathmagic telah menjaga kualitas pengajar melalui proses pelatihan dan asessment yang baik. I. Analisis SWOT I.1. Peluang a. Potensi Pengembangan Pasar Segmen market yang menjadi potensi pasar terbesar dari Mathmagic School adalah anak-anak SD. Berdasarkan data pada Tabel 16, jumlah anak yang bersekolah di Sekolah Dasar pada tahun 2007 secara nasional adalah 97,60 persen, sedang jumlah usia penduduk dengan kelompok usia 5 sampai 14 tahun sekitar 42 juta anak. Apabila diasumsikan jumlah anak yang mampu mengikuti kursus tambahan informal sebesar 10 persen, maka potensi pasar yang dapat digarap adalah anak. Tabel 16. Perhitungan Perkiraan Potensi Anak Mengikuti Kursus Tingkat Partisipasi Sekolah Nasional*) Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2007**) Perkiraan Jumlah Anak Sekolah SD dan SMP SD 97.60% 5-9 Tahun 22,109, ,579, SMP 83.49% Tahun 21,852, ,244, Jumlah 39,823, Asumsi jumlah anak sekolah yang mampu mengikuti kursus 10% 398,235 *) Sumber : Survei sosial dan ekonomi nasional, BPS, 2007, diolah Menurut hasil survai Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2008,

76 61 jumlah peserta kursus adalah orang, sedang jumlah peserta kursus ditingkat Sekolah Dasar sebesar persen atau sebesar anak. Data yang tersedia adalah peserta seluruh jenis kursus, sehingga peserta kursus matematika atau sejenisnya lebih kecil lagi. Potensi jumlah anak yang mampu mengikuti kursus sebesar anak sedang yang telah mengikuti berbagai kursus berjumlah anak, berarti hanya sebagian saja yang mengikuti kursus matematika. Dengan demikian masih terdapat selisih yang cukup besar belum lagi ditambahkan dengan jumlah anak yang berpindah dari kursus matematika lain. Sehingga potensi pasar yang dapat digarap cukup besar. Gambar 9. Peserta Kursus Menurut Pendidikan terhadap Tingkat Pendidikan Sumber : Survai Direktorat Pembinaan Lembaga dan Kursus, Depdiknas 2008 b. Ketersediaan Tenaga Kerja Ketersediaan tenaga kerja sebagai tenaga pengajar yang besar memberikan keuntungan dalam hal kesempatan memilih tenaga kerja yang sesuai. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada bulan Agustus 2007 mencapai 9,11 persen, atau sebanyak juta, jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2007 mencapai 99,93 juta orang, dan jumlah angkatan kerja pada Agustus 2007 tercatat sebanyak 109,94 juta orang. ( 2008). Berdasarkan perhitungan pada Tabel 17,

SURAT PERNYATAAN. Bogor, Januari Martha Prasetyani

SURAT PERNYATAAN. Bogor, Januari Martha Prasetyani ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI PERUSAHAAN PELATIHAN MATHMAGIC, STUDI KASUS PADA LEMBAGA PELATIHAN MATEMATIKA YAYASAN RUMAH AKAL DI BUKIT CIMANGGU, BOGOR MARTHA PRASETYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN. Bogor, Januari Martha Prasetyani

SURAT PERNYATAAN. Bogor, Januari Martha Prasetyani ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI PERUSAHAAN PELATIHAN MATHMAGIC, STUDI KASUS PADA LEMBAGA PELATIHAN MATEMATIKA YAYASAN RUMAH AKAL DI BUKIT CIMANGGU, BOGOR MARTHA PRASETYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu tindakan pembelanjaan atau penggunaan dana pada saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan dana di masa datang yang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Gunawan, A.W., S.S. Achmadi dan L. Arianti Pedoman Penyajian Karya Ilmiah. Bogor : IPB Press.

DAFTAR PUSTAKA. Gunawan, A.W., S.S. Achmadi dan L. Arianti Pedoman Penyajian Karya Ilmiah. Bogor : IPB Press. 84 DAFTAR PUSTAKA Gunawan, A.W., S.S. Achmadi dan L. Arianti. 2007. Pedoman Penyajian Karya Ilmiah. Bogor : IPB Press. Harahap, S.S. 1998. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada,

Lebih terperinci

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 26 III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Lokasi, Waktu dan Pembiayaan 1. Lokasi Kajian Kajian tugas akhir ini dengan studi kasus pada kelompok Bunga Air Aqua Plantindo yang berlokasi di Ciawi Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

Koppontren. Pengembangan Rami

Koppontren. Pengembangan Rami 14 III. METODE KAJIAN 1 Diagram Alir Kajian Kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan bahan baku alami (back to nature) dan kebutuhan serat alam selain kapas untuk bahan baku tekstil semakin dirasakan. Rami

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Waktu dan Tempat

METODE MAGANG. Waktu dan Tempat METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2009 yang bertempat di Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Unit Usaha Marihat, Sumatera Utara. Metode

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Penelitian ini akan membahas mengenai analisis strategi pengembangan bisnis pada Soerabi Pa is Bandung. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN MELALUI PROGRAM REPLIKA SKIM MODAL KERJA

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN MELALUI PROGRAM REPLIKA SKIM MODAL KERJA KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN MELALUI PROGRAM REPLIKA SKIM MODAL KERJA (Studi Kasus Kelompok Tani Ikan Mekar Jaya di Lido, Bogor) RINI ANDRIYANI SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha.

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akhir akhir ini, adanya persaingan dalam dunia bisnis sudah merupakan hal yang tidak baru lagi, melainkan persaingan yang semakin keras dan berat. Hal ini

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Studi kelayakan yang juga sering disebut dengan feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak

Lebih terperinci

Nofianty ABSTRAK

Nofianty ABSTRAK Nofianty - 0600670101 ABSTRAK PT. Surya Toto adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang saniter atau alat perlengkapan mandi. Tujuan penulisan dari skripsi ini adalah mengidentifikasikan masalah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang di gunakan Table 3. 1 Metode yang di gunakan Tujuan Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif Wawancara Individu Cross section

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang menurut

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang menurut BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang menurut Sugiyono (2001) sebagai prosedur pemecahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Penjelasan mengenai definisi operasional dan variabel pengukuran perlu dibuat untuk menghindari kekeliruan dalam pembahasan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data akan dilakukan disebuah industri pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi yang berlokasi di Jl. Wader Blok G.II No. 25 RT/RW 010/012

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik pupuk organik PT Agrindo Surya Graha yang berlokasi di jalan PLTP Angkrong, Kampung Sunda Wenang, RT 25/ Rw 11,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa:

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa: BAB III METODOLOGI III.1 Tehnik Pengumpulan Data III.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penyusunan GFP ini dibagi 2, yaitu :! Data Primer Merupakan data internal yang didapat dari PT. QCC.

Lebih terperinci

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE)

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE) Bab 5 Analisis Dari hasil pengolahan data pada bab IV, selanjutnya dilakukan analisis dan pembahasan yang berkaitan dengan upaya menentukan strategi pemasaran perusahaan, yang meliputi langkah-langkah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejak pertengahan tahun 1997, Indonesia mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang Rupiah terhadap mata uang asing,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diri pada produk dan pasar yang dimilikinya sekarang. Peluang yang menarik bagi perusahaan tertentu adalah peluang yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. diri pada produk dan pasar yang dimilikinya sekarang. Peluang yang menarik bagi perusahaan tertentu adalah peluang yang dapat BAB II LANDASAN TEORI I. Peluang Pasar Setiap perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk mengenal peluang peluang pasar baru. Tidak ada perusahaan yang selamanya dapat menggantungkan diri pada produk dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN

PENGELOLAAN KEUANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN SUMBER DANA YANG TERBAIK RENCANA KEUANGAN, PEMBELANJAAN PENGGUNAAN DANA YANG TERBAIK Pemilihan sumber dana SUMBER DANA KEBAIKAN KELEMAHAN Dari dalam Dapat digunakan sewaktu-waktu Tidak

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang memasuki persaingan dalam dunia bisnis mempunyai satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN Business Plan adalah dokumen yang berisi narasi mengenai hal yang ingin dicapai sebuah perusahaan dan cara mencapainya. Secara umum, terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Menurut Moh. Nazir(2005, hlm. 44) suatu penelitian yang dilakukan secara berurutan

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Suhartini Teknik

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H24077027 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

CONTOH PERHITUNGAN. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan dan survey) Untuk tahun ke-1 sebesar 45 %. (Sumber PT. Dharmapala Usaha Sukses)

CONTOH PERHITUNGAN. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan dan survey) Untuk tahun ke-1 sebesar 45 %. (Sumber PT. Dharmapala Usaha Sukses) 115 CONTOH PERHITUNGAN PRODUKSI UNTUK TAHUN KE-1 Kapasitas Terpasang Gula Rafinasi KPT yang digunakan untuk PT. Dharmapala Usaha Sukses sebesar 500.000 ton/tahun. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS MELATI WIBOWO SEKAR TUGAS AKHIR

RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS MELATI WIBOWO SEKAR TUGAS AKHIR RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS MELATI WIBOWO SEKAR TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 ELLY LISTYA WIBOWO NIM. 1121001011 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan MK MANAJEMEN BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 4 Manajemen Keuangan Tujuan Memahami mengenai manajemen keuangan, manfaat nilai waktu uang dan dapat membuat analisis laporan keuangan Manajemen Keuangan adalah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. BMT Berkah dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented

BAB V PEMBAHASAN. BMT Berkah dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented 91 BAB V PEMBAHASAN A. Strategi Bersaing Bisnis Dengan Menggunakan Analisa SWOT Pada BMT Berkah Trenggalek BMT Berkah Trenggalek pada penilaian peneliti berada pada posisi kuadran I yaitu dengan menerapkan

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ STUDI KELAYAKAN BISNIS Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ PENDAHULUAN Arti Studi Kelayakan Bisnis??? Peranan Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Bisnis memerlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Metode Du Pont System pada PT Intraco Penta Tbk Medan bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci