TERJEMAHAN PEMBUATAN BUDGET UNTUK MASA DEPAN:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TERJEMAHAN PEMBUATAN BUDGET UNTUK MASA DEPAN:"

Transkripsi

1 TERJEMAHAN PEMBUATAN BUDGET UNTUK MASA DEPAN: Alat Perencanaan Fiskal Sebagai Petunjuk Jalan Ke Masa Depan Elizabeth C. McNichol, Vincent Palacios, Nicholas Johnson (Pebruari 2014) RINGKASAN EKSEKUTIF Ketika pembuat kebijakan negara bagian membuat sebuah budget, mereka harus berpikir tentang masa depan, bukan hanya masa sekarang. Budget negara bagian adalah dokumen paling penting yang dibuat sebuah pemerintah negara bagian di setiap tahunnya, dan sering dicermati oleh publik. Dokumen tersebut bisa berfungsi sebagai sebuah rencana finansial dan juga sebuah dokumen kebijakan tepatnya, sebuah deskripsi yang berisi beberapa kebijakan yang ingin dijalankan negara bagian di masa depan. Keputusan pengeluaran, keputusan pajak dan keputusan kebijakan lain yang ada di dalam budget memiliki konsekuensi terhadap keamanan fiskal dan ekonomi sebuah negara bagian bahkan setelah habis tahun budgetnya. Meski begitu, seringkali, pembuat kebijakan menfokuskan diri ke efek cepat dari keputusan kebijakan dan gagal mempertimbangkan konsekuensi jangka-panjangnya. Banyak negara bagian gagal membuat rencana pengeluaran multi-tahun, gagal menciptakan rainy day fund yang baik, dan/atau gagal menjalankan best practice untuk meramalkan pendapatan dan menciptakan komitmen terhadap pengeluaran, kewajiban pensiun dan sebagainya. Ini adalah beberapa metode untuk meningkatkan perencanaan jangka-panjang, meski masih jarang digunakan. Laporan ini membahas sepuluh alat penting yang bisa membantu negara bagian dalam membagankan jalur fiskalnya secara akurat dan membuat koreksi bila dibutuhkan. Laporan juga berisi hasil survey atas 50 negara bagian dan District of Columbia untuk menggambarkan kadar dari 1

2 penggunaan alat di negara bagian. Ditemukan dari survey bahwa kadar penggunaan alat tersebut beragam. Contoh, Connecticut, Maryland dan Tennessee menggunakan alat dalam jumlah terbesar di dalam proses budgetnya. New Jersey, Oklahoma dan South Dakota menggunakan alat dalam jumlah terkecil. Sejumlah negara bagian mulai menggunakan pendekatan lebih kuat terhadap perencanaan budget jangka-panjangnya. Krisis fiskal yang terjadi di beberapa tahun menimbulkan skeptikisme terhadap kemampuan negara bagian dalam mendanai layanan publiknya seperti pendidikan, perawatan kesehatan, dan infrastruktur. Great Recession resesi paling serius di tujuh dekade menciptakan lubang di budget negara bagian dan sampai sekarang belum bisa tertutup rapat. Pendapatan pajak negara bagian masih lebih rendah dari yang mereka dapat lima tahun lalu (setelah disesuaikan inflasi). Bahkan, biaya perawatan kesehatan naik lebih cepat daripada inflasi umum, dan jumlah siswa, orang jompo, dan penduduk negara bagian yang membutuhkan layanan mengalami pertumbuhan pesat. Perubahan demografi seperti populasi orang jompo malah memberikan tekanan ke budget negara bagian, sedangkan jalur masa depan dari biaya perawatan kesehatan, salahsatu porsi terbesar di budget negara bagian, masih belum jelas. Pemerintah federal, yang menyumbang seperempat pendapatan negara bagian dan lokal, malah berniat melakukan pemangkasan pengeluaran (berdasarkan 2011 Budget Control Act dan lewat sekuestrasi) dan ini membuat negara bagian semakin terperosok. Apapun masalah fiskalnya, layanan yang didanai negara bagian adalah penting bagi ekonomi bangsa dan harus bertahan lama sampai di masa depan. Pembuat kebijakan di negara bagian harus berpikir keras tentang masa depan saat mereka membuat budget, karena keputusan tersebut akan memberikan implikasi besar ke beberapa tahun selanjutnya. Mereka harus bertanya: Apakah pekerja masa depan di negara bagian sudah cocok dengan pekerjaan di masa depan? Apakah infrastruktur bisa memenuhi kebutuhan ini? Apakah 2

3 sistem pajak sudah diperbarui untuk ekonomi abad 21? Bagaimana pilihan budget kita sekarang bisa mempengaruhi kemampuan kita dalam memberikan penduduk sebuah kualitas hidup yang tinggi untuk beberapa dekade mendatang? Pembuatan peta jalan tentang implikasi budget negara bagian dengan metodologi non-partisan mungkin bisa mengurangi ketidakpastian, dan membantu negara bagian meredam kejutan yang mungkin muncul. Untuk membuat budget secara bijak untuk masa depan, maka setiap negara bagian membutuhkan: Sebuah peta untuk masa depan: Budget dan dokumen penyertanya harus berisi peta jalan yang detail tentang dampak cepat dan dampak masa depan budget terhadap kesehatan fiskal negara bagian. Estimasi profesional dan kredibel: Pengawasan standar dan cukup dibutuhkan untuk menjamin bahwa analisis dampak budget adalah sudah profesional, kerdibel dan dibuat tanpa pengaruh politik. Cara berjalan di atas jalur: Beberapa mekanisme harus dibuat untuk memicu perubahan yang dibutuhkan selama tahun budget, sebelum kerusakan memburuk. Itu semua adalah goal yang bisa dicapai. Setiap negara bagian setidaknya harus meraih goal tersebut. Sejumlah pakar budget pemerintah bahkan sepakat bahwa goal tersebut memang dibutuhkan. Tapi, belum ada negara bagian yang bisa mendekati goal tersebut. Berikut akan dijelaskan sepuluh alat yang bisa digunakan negara bagian untuk perencanaan fiskalnya. Memetakan Dampak Masa Depan Dari Budget : Alat 1-3 Ada sepuluh alat yang diidentifikasi di laporan ini. Pemahaman tentang alat tersebut didapat dari survey laporan dan konsultasi dengan pakar analisis budget negara bagian. Langkah pertama untuk perencanaan budget jangkapanjang adalah bahwa budget harus berisi deskripsi tentang pilihan sekarang 3

4 yang bagaimana yang bisa mempengaruhi kesehatan fiskal negara bagian di masa depan. Selama proses pembuatan budget, sebuah negara bagian perlu memiliki fokus jangka-panjang dan ini dilakukan dengan membuat proyeksi pendapatan dan pengeluaran setidaknya sampai lima tahun ke depan dalam rencana tahunan atau dua-tahunannya. Ramalan tersebut bisa berguna bila dapat menjelaskan trend. Contoh, ramalan bisa memberikan pertanyaan: Apakah biaya pelunasan hutang menjadi naik karena pinjaman juga naik? atau Apakah desain pajak sales menunjukkan pertumbuhan pendapatan? Membuat proyeksi secara rutin akan membuat gubernur dan legislatur berpikir tentang implikasi usulan budgetnya sampai ke tahun-tahun di luar tahun budget. Peramalan juga menciptakan debat yang nantinya melibatkan publik dan pengamat luar. Negara bagian perlu memiliki nota fiskal dalam waktu yang tepat dan mudah diakses karena nota tersebut sering mempengaruhi pajak atau pengeluaran. Nota fiskal memberikan estimasi tentang berapa yang dihemat atau berapa yang dikeluarkan untuk setidaknya lima tahun mendatang. Negara bagian bisa membuat rencana masa depan dengan menyusun baseline layanan lancar, atau proyeksi tentang biaya kelanjutan pemberian layanan dalam kuantitas dan kualitas yang sama seperti periode budget sekarang. Informasi tentang ini membantu publik dan analis luar agar dengan mudah menentukan perubahan kebijakan dan level dana program yang bagaimana yang bisa mempengaruhi layanan publik. Ini juga menciptakan debat seputar trade-off yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan budget. Memastikan Bahwa Proyeksi Adalah Profesional Dan Kredibel : Alat 4-6 Perencanaan jangka-panjang saja tidak cukup. Rencana harus didasarkan pada informasi profesional dan kredibel agar tidak mudah diabaikan. Contoh, negara bagian bisa mengurangi nuansa politik di sebuah bagian penting dari proses pembuatan budget dengan menciptakan ramalan pendapatan 4

5 konsensus, yaitu sebuah kesepakatan antar cabang eksekutif dan dewan legislatur tentang sebuah ramalan pendapatan untuk beberapa tahun mendatang. Cara lain untuk memastikan agar rencana fiskal mendapat perhatian serius adalah dengan menciptakan kantor fiskal legislatif profesional yang non-partisan untuk memeriksa informasi yang dibuat cabang eksekutif. Biaya pensiun sering disebut sebagai sebuah pertimbangan penting dalam budget negara bagian, dan satu kunci untuk mengurangi (atau mencegah) akumulasi kewajiban pensiun baru adalah negara bagian menentukan level kontribusi yang dibutuhkan untuk dana pensiun negara bagian dan membuat kontribusi yang rutin. Karena rumit, maka dibutuhkan review rutin oleh otoritas independen terhadap proses penentuan level kontribusi pensiun dan juga terhadap asumsi yang mendasarinya. Cara Berjalan Di Atas Jalur : Alat 7-10 Proses budget tidak lalu selesai ketika legislatur menggunakan budgetnya. Beberapa elemen dasar dari sebuah ramalan budget, seperti inflasi, kondisi ekonomi, atau tatanan populasi negara bagian, tidak bisa diketahui dengan pasti. Bahkan dengan metode terbaik sekali pun, beberapa asumsi terbukti tidak benar. Sebuah negara bagian harus mampu mengelola pendapatan dan pengeluarannya di sepanjang tahun untuk menindaklanjuti ketidakpastian. Contoh, ketika pendapatan berkurang sampai di bawah proyeksi pengeluaran di pertengahan tahun budget karena ekonomi buruk, maka rainy day fund harus dikucurkan untuk mengurangi perlunya pemangkasan layanan dan kenaikan pajak yang sering berimbas buruk. Aturan tabungan formal mendorong negara bagian untuk membuat tabungan sedemikian rupa agar tabungan sulit dicabut tapi ini sering mengundang komentar pengamat luar. Ketika terjadi resesi, negara bagian harus mengawasi semua bentuk pengeluarannya. Satu alat penting untuk ini adalah pengawasan atas 5

6 berbagai pengeluaran pajak (kredit pajak, deduksi, dan eksemsi yang mengurangi pendapatan negara bagian), dan ini berfungsi layaknya pengeluaran berdasarkan aturan pajak. Ini membuat negara bagian bisa memilih antara pengeluaran pajak yang paling penting dan yang paling tidak penting. Contoh, negara bagian bisa secara rutin menerbitkan laporan pengeluaran pajak yang berisi setiap rehat pajak dan biayanya. Negara bagian bisa membuat sunset provision agar rehat pajak bisa habis di jumlah tahun tertentu kecuali pembuat kebijakan mau memberikan perpanjangan. Negara bagian juga membutuhkan alat untuk mengurus komitmen pendanaan jangka-panjang. Alat yang dimaksud meliputi kewajiban bayar pensiun bagi pegawai negara bagian yang pensiun dan kewajiban melunasi obligasi yang diterbitkan untuk mendanai pembangunan sekolah, jalan, jembatan dan infrastruktur lainnya. Karena sifat tetap dan jangka-panjang dari kewajiban ini, maka negara bagian perlu melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan apakah negara bagian telah memenuhi kewajiban ini, dan ini bisa dilakukan dengan menciptakan aturan bijak tentang pendanaan pensiun dan level hutang. Contoh, negara bagian harus melakukan pembayaran penuh setiap tahun untuk memastikan bahwa lembaga dana perwalian pensiun mampu menutup biaya masa depan atau bisa menutupnya dengan cepat jika tidak mampu melakukan pembayaran penuh. Untuk memastikan bahwa kewajiban bayar hutang masih terjangkau, negara bagian harus menciptakan panduan tentang level hutang yang tepat berdasarkan ukuran ekonomi negara bagian. Selain itu, negara bagian harus mengawasi saldo budget antara pendapatan dan pengeluaran di sepanjang tahun. Tidak ada negara bagian yang mampu memprediksi semua gejolak ekonomi atau tekanan budget, dan bisa mendesain sebuah budget untuk mengatasi itu semua. Laporan rutin tentang status pendapatan dan pengeluaran selama wacana tahun fiskal, yang menggabungkan estimasi pendapatan dengan proyeksi pengeluaran, 6

7 akan menguatkan pemahaman tentang masalah fiskal khususnya saat harus melakukan koreksi. Sejumlah Pakar Sudah Sepakat Tentang Perlunya Perencanaan Budget Beragam pakar independen termasuk profesional pembuat budget, lembaga penilai obligasi, dan peneliti akademis sejak lama menyadari pentingnya meramalkan potensi dampak keputusan pajak dan pengeluaran negara bagian untuk jangka-panjang. Contoh, delapan asosiasi besar yang mewakili pejabat terpilih, manajer profesional, dan profesional keuangan, menciptakan sebuah komisi yang disebut National Advisory Council on State and Local Government Budgeting di tahun Nomor satu dari praktek budget yang direkomendasikan adalah Sebuah proses budget yang baik adalah yang berisi perspektif jangka-panjang. Saat berpidato di depan Kongres tahun 2002, Kepala dari General Accounting Office menyatakan informasi tentang dampak jangka-panjang dari keputusan sebagai yang pertama dari empat prinsip yang mendasari proses budget. Selain itu, kriteria yang digunakan Moody s dan Standard & Poor s, yang merupakan lembaga penilai obligasi berskala besar, dalam menentukan kesehatan fiskal pemerintah selalu menekankan pentingnya perencanaan jangka-panjang. Organisasi seperti National Association of Budget Officers, beragam institusi akademis dan kelompok lain yang mempelajari pembuatan budget publik, semuanya sepakat bahwa perencanaan masa depan adalah penting. Mereka juga mengemukakan beberapa mekanisme yang bisa digunakan negara bagian untuk menjalankan perencanaan ini. Alat pembuatan budget yang sering disebut adalah: ramalan multi-tahun pendapatan dan pengeluaran dasar, dan juga ramalan tentang dampak dari perubahan kebijakan pajak dan pengeluaran; proses konsensus untuk estimasi pendapatan; rainy day fund; informasi tentang biaya eksempsi pajak dan kredit; laporan status budget reguler; dan pengawasan level hutang dan biaya pensiun. Selain itu, beberapa 7

8 profesional budget merekomendasikan penggunaan baseline layanan lancar, kantor fiskal legislatif independen, dan aturan sunset (tanggal ekspirasi) untuk pengeluaran pajak. Sepuluh alat yang ada dalam daftar alat yang direkomendasikan di laporan ini didapatkan dari literatur. CBPP (Center on Budget and Policy Priorities) juga meminta bantuan pakar budget negara bagian dari Rockefeller Institute of Government, the Council of State Governments, the National Association of State Budget Officers, dan the Urban Institute, untuk mereview daftar alat yang dikemukakan. Sepuluh Alat Pembuatan Budget Untuk Masa Depan Berikut adalah sepuluh mekanisme yang bisa digunakan negara bagian untuk melakukan perencanaan jangka-panjang. Apakah Budget Memberikan Peta Untuk Masa Depan? Ramalan pendapatan dan pengeluaran multi-tahun : proyeksi tentang pendapatan dan pengeluaran dari layanan lancar untuk setidaknya lima tahun ke depan. Proyeksi ini adalah bagian reguler dari budget, dan harus dibuat detail dan semudah mungkin. Nota fiskal dengan proyeksi multi-tahun : sebuah panduan untuk membuat nota fiskal yang mengestimasi simpanan, biaya, atau perubahan pendapatan untuk tahun sekarang dan setidaknya untuk lima tahun ke depan. Estimasi harus dibuat semudah mungkin. Baseline layanan lancar : proyeksi berapa banyak biaya yang ditanggung negara bagian di periode budget mendatang bila memberikan ke penduduk layanan dalam kuantitas dan kualitas yang sama seperti periode budget sekarang, setelah mempertimbangkan faktor-faktor seperti inflasi, ekspektasi perubahan jumlah orang yang menggunakan layanan, 8

9 perubahan pada aturan tapi belum dijalankan, dan penyesuaian berbasisformula. Apakah Proyeksi Sudah Profesional dan Kredibel? Ramalan pendapatan konsensus independen : sebuah mekanisme formal untuk menciptakan konsensus antar eksekutif dan legislatif tentang sebuah ramalan pendapatan. Lembaga fiskal legislatif independen : sebuah lembaga non-partisan yang menganalisa budget dan program lain yang mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran. Review independen terhadap asumsi dan metode pensiun : review reguler oleh otoritas independen terhadap metode yang digunakan untuk menentukan dana pensiun masa depan. Review ini harus diterbitkan dan mudah diakses publik. Apakah Ada Cara-Cara Untuk Berjalan Di Atas Jalur? Rainy day fund yang baik : sebuah dana cadangan yang digunakan untuk beberapa situasi dimana pendapatan negara bagian menjadi turun atau belanja menjadi naik tidak terduga. Dana ini tidak boleh tidak cukup (di bawah 15 persen budget negara bagian) dan harus dikelola oleh aturan yang mendorong penabungan di masa-masa baik dan memberikan pemberitahuan jika tabungan dihilangkan. Pengawasan atas pengeluaran pajak : tanggal tenggat untuk pengeluaran pajak setelah beberapa tahun diawasi rutin untuk mengontrol biaya dan efektivitasnya, dan biasanya dicantumkan di laporan pengeluaran pajak yang juga berisi biaya rehat pajak. 9

10 Review terhadap pendanaan pensiun dan level hutang : standar yang direkomendasikan untuk pendanaan pensiun dan juga sebagai panduan untuk jumlah hutang yang ditanggung negara bagian. Laporan status budget : laporan rutin oleh otoritas fiskal profesional tentang update proyeksi pendapatan dan pengeluaran agar bisa memastikan bahwa budget berada di jalurnya. Menilai Negara Bagian Laporan ini menilai negara bagian berdasarkan seberapa baik kemampuan mereka dalam mengimplementasikan alat yang dideskripsikan di atas. Kita mengevaluasi penggunaan setiap alat oleh setiap negara bagian, dan diberi skor dengan skala sederhana, yaitu 0 jika negara bagian tidak menggunakan alat sama sekali, ½ jika negara bagian menggunakan alat tapi masih butuh perbaikan, dan 1 jika alat sudah ada, berdesain baik, dan bisa diakses publik. Terakhir, kita menjumlah skor setiap alat untuk mendapat skor keseluruhan dari setiap negara bagian berdasarkan skala satu sampai sepuluh. Perencanaan yang jelas bukanlah bersifat partisan atau praktek regional. Contoh, New York (prototipe negara bagian utara yang liberal) dan Louisiana (negara bagian selatan dengan kecondongan konservatif) memiliki kemampuan lebih baik dalam perencanaan ke depan, sedangkan Alabama dan Massachusetts masih butuh perbaikan. Contoh di atas menunjukkan bahwa kemampuan melihat ke depan tidak lalu menentukan diterimanya program pajak atau pengeluaran tertentu. Ini hanya menggambarkan perlunya sebuah negara bagian untuk melihat dan merencanakan efek masa depan dari kebijakan yang diusulkan, apakah itu kebijakan pemberian bantuan ke siswa miskin atau penghapusan pajak penghasilan di sebuah negara bagian. 10

11 I. MANFAAT PEMBUATAN BUDGET UNTUK MASA DEPAN Pembuatan budget untuk masa depan memberikan banyak keuntungan bagi sebuah negara bagian dan penduduknya. Perencanaan jangka-panjang dapat memberikan beberapa manfaat seperti: Memberikan horison waktu yang lebih realistik. Perencanaan jangka-panjang membantu pembuat kebijakan negara bagian dan penduduknya untuk mempertimbangkan akibat masa depan dari pilihan budget dan pajak yang dibuat setiap tahunnya. Siklus budget standar satutahun atau dua-tahun bisa menciptakan sebuah horison. Fokus jangka-panjang memudahkan keberlanjutan usaha yang mungkin dibutuhkan oleh usaha yang perlu waktu lama untuk meraih keuntungan. Meningkatkan stabilitas. Perencanaan fiskal yang baik akan memperkuat inisiatif negara bagian dengan memberikan pendanaan terprediksi bagi program tertentu. Sulit mengimplementasikan program secara efektif jika pendanaan beragam signifikan dan tidak terprediksi dari tahun ke tahun. Contoh, sebuah negara bagian bisa menambah pendanaan pra-taman kanak-kanak dalam setahun ketika pendapatan sedang naik, tapi distrik sekolah bisa ragu merekrut dan melatih staff yang dibutuhkan jika mereka yakin bahwa dana negara bagian tidak akan berlanjut di tahun mendatang. Pegawai terbaik pasti menolak bekerja di usaha baru jika program usaha tersebut dihapus karena biayanya tidak jelas dan belum direncanakan. Mendorong penentuan prioritas. Perencanaan budget jangka-panjang mempermudah tipe perencanaan lain yang dibuat oleh tokoh masyarakat, pegawai publik, dan lainnya. Contoh, perencanaan bisa bertanya tentang nasib pekerja negara bagian nantinya; atau bisa mengevaluasi kondisi jalan, jembatan, dan gedung sekolah di negara bagian; dan/atau memeriksa trend demografik. Dengan informasi yang ada, pembuat kebijakan bisa memutuskan apakah memperluas atau menskala ulang investasi tertentu dalam pendidikan tinggi, perawatan kesehatan, infrastruktur dan area lain. 11

12 Mengurangi ketidakpastian publik. Perencanaan budget jangkapanjang bisa mengurangi ketidakpastian individu dan bisnis seputar layanan apa yang akan mereka terima dan pajak apa yang mereka bayar. Pandangan lebih jelas tentang masa depan dari pajak dan layanan bisa memperbaiki iklim bisnis di negara bagian, dan juga memperbaiki sikap terhadap pemerintah. Kalangan bisnis sering menegaskan bahwa mereka butuh kepastian lebih tentang level pajak masa depan agar mereka bisa melakukan perencanaan. Bila kelemahan tidak segera ditindaklanjuti maka ini menimbulkan kekecewaan terhadap pemerintah, dan melemahkan dukungan bagi pendidikan, perawatan kesehatan, dan investasi lain yang menyokong pertumbuhan ekonomi negara bagian. Ketika sebuah negara bagian menaikkan pajak untuk melanjutkan program tertentu atau ketika pajak tetap konstan tapi layanan memburuk, maka publik menyimpulkan bahwa pemerintah sudah bobrok. Membantu mengkoreksi jalur. Membuat rencana dan mempertimbangkan indikator yang menandakan kapan budget keluar jalur, akan membantu pembuat kebijakan dalam membuat koreksi yang nantinya mencegah munculnya masalah lebih besar, bahkan ketika masalah tersebut berasal dari kekuatan ekonomi yang di luar kontrol pembuat kebijakan. Contoh, provisi yang mendorong pemberian rainy day fund di masa-masa baik akan melemahkan perlunya kenaikan pajak yang tidak terduga atau pemangkasan pengeluaran ketika ekonomi sedang lambat. Melihat ke depan juga membantu sebuah negara bagian untuk menghindari solusi yang hanya memperburuk masalah masa depan. Tidak membayar pensiun atau hanya mengandalkan hutang besar mungkin bisa meringankan tekanan budget jangka-pendek tapi memberikan kerusakan jangka-panjang yang besar ke budget negara bagian. Negara bagian jarang menggunakan cara 12

13 ini ketika mereka sedang disorot dan ketika implikasi tindakannya akan dibicarakan di publik. Tentu saja, perencanaan ke depan dengan mengestimasi biaya jangkapanjang dari sebuah program atau rehat pajak, dan/atau biaya dari gedung yang didanai, bukannya menggeser perlunya mengevaluasi efektivitas inisiatif di setiap tahun di proses budget, tapi malah memperkuat evaluasi tersebut. II. PETA UNTUK MASA DEPAN Ada tiga alat kunci yang menciptakan peta jalan tentang dampak cepat dan masa depan dari budget terhadap kesehatan fiskal negara bagian. Tiga alat tersebut adalah ramalan budget multi-tahun, nota fiskal multi-tahun, dan baseline layanan lancar. Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut. Alat #1: Ramalan Pendapatan dan Pengeluaran Multi-Tahun Perencanaan jangka-panjang diawali dengan mengestimasi jalur masa depan dari dua sisi budget, yaitu pendapatan dan pengeluaran. Ketika sebuah negara bagian menggunakan sebuah budget, analis akan membuatkan proyeksi untuk pendapatan dan pengeluaran di tahun budget (atau dua proyeksi untuk dua budget, dalam kasus negara bagian yang menggunakan budget dua-tahun), dan kadang untuk beberapa tahun mendatang. Estimasi satu tahun atau dua tahun memang memudahkan negara bagian untuk menggunakan budget seimbang dekat-termin sesuai yang diminta hukum, tapi ini menyulitkan perencanaan jangka-panjang. Proyeksi multi-tahun harus dibuat bukan hanya untuk budget total, tapi juga area program atau departemen, dan juga untuk setiap program. Data agregat atau ringkasan bisa digunakan karena ini menunjukkan trend gambaran besar, meski kadang menutupi perubahan besar dalam program atau area tertentu. 13

14 Proyeksi ini adalah bagian reguler dari budget, dan harus dibuat detail dan mudah diakses sehingga publik dan pihak lain bisa menimbang-nimbang usulan. Fitur Dari Ramalan Pendapatan Dan Pengeluaran Multi-Tahun Negara bagian membuat proyeksi pendapatan atau pengeluaran untuk setidaknya satu tahun di luar skedul budget berikutnya. Proyeksi pendapatan dibedakan berdasarkan sumber pendapatan. Ramalan pengeluaran negara bagian didetailkan setidaknya sampai level lembaga atau fungsi. Grade keseluruhan dari alat ini adalah 0 jika negara bagian tidak memproyeksikan pendapatan atau pengeluaran sampai di luar skedul budget berikutnya, ½ jika negara bagian memproyeksikan pendapatan dan pengeluaran tanpa pembedaan detail atau hanya memproyeksikan salahsatu tapi dengan pembedaan detail, dan 1 jika negara bagian memproyeksikan pendapatan dan pengeluaran dengan pembedaan detail setidaknya di salahsatu. Mengapa Alat Ini Penting Angka di dalam budget bisa berubah setiap waktu akibat inflasi, pertumbuhan populasi, perubahan penghasilan dan faktor lain. Fakta bahwa aliran pendapatan sebuah negara bagian sudah cukup untuk mendanai program dan kebijakan di satu periode tidak menjamin bahwa ini cukup di waktu selanjutnya. Proyeksi budget multi-tahun bisa memberikan tanda peringatan awal tentang budget tidak seimbang atau sebaliknya, peringatan awal tentang surplus budget. Ini juga memberikan sinyal tentang bagaimana perubahan 14

15 pola pengeluaran negara bagian, dan ini memberikan peluang bagi koreksi jalur. Informasi akurat tentang biaya jangka-pendek dan jangka-panjang dari usulan pajak dan usulan pengeluaran bisa mengurangi perlunya pemangkasan pengeluaran atau kenaikan pajak di luar rencana, khususnya ketika program atau pajak yang sudah dipangkas malah tidak terjangkau. Pembuat kebijakan atau staff teknis di kantor budget atau di kantor analis fiskal legislatif kadang ragu untuk memberikan proyeksi jangkapanjang. Herannya, mereka juga berpendapat bahwa estimasi jangka-pendek pun sering terbukti tidak akurat dan bahwa meramal kondisi ekonomi lima tahun ke depan adalah proses yang lebih sulit. Meski ini benar, estimasi terbaik adalah lebih baik daripada tidak sama sekali. Estimasi, contohnya, bahwa tahun kelima akan terjadi penurunan 10 persen, bisa memberikan pemahaman lebih baik bagi pembuat kebijakan tentang dampak masa depan dari kebijakan yang dibuat sekarang dibanding tidak membuat estimasi sama sekali. Praktek Sekitar 24 negara bagian membuat proyeksi pendapatan sampai di luar skedul budget berikutnya, dan 19 negara bagian membedakannya berdasarkan sumber pendapatan. Situasi terlihat buruk untuk estimasi pengeluaran. Hanya 18 negara bagian yang memproyeksikan pengeluaran sampai di luar skedul budget berikutnya, dan hanya 13 negara bagian yang mendetailkan di level lembaga atau fungsi budget (pendidikan, perawatan kesehatan, dsb). Selain itu, beberapa estimasi pengeluaran menunjukkan biaya penuh dari keberlanjutan program di level sama setelah menghitung perubahan biaya dan muatan kerja. Untuk informasi lebih jelas tentang proyeksi pengeluaran negara bagian, lihat diskusi baseline layanan lancar. 15

16 Contoh Minnesota secara rutin membuat laporan finansial yang meproyeksi pendapatan dan pengeluaran, dan mengestimasi surplus atau defisit budget. Proyeksi ini memudahkan negara bagian dalam menggunakan sebuah budget yang mempertimbangkan efek budget di tahun mendatang. Contoh, di bulan Nopember 2012, sebuah perbaikan ekonomi menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dari harapan di budget dua-tahun Minnesota untuk tahun fiskal Situasi ini, yang juga disertai pengeluaran yang lebih rendah daripada proyeksi di beberapa area, bisa diartikan sebagai bahwa negara bagian mengakhiri siklus budget dengan saldo positif. Meski begitu, proyeksi juga menunjukkan bahwa Minnesota menghadapi defisit budget untuk siklus budget dua-tahun selanjutnya. Selain itu, Minnesota sebelumnya telah mengimbangkan budgetnya dengan perubahan pendanaan sekolah sebuah ukuran satu-waktu yang gagal dijalankan ketika ada pendapatan dan ini menyisakan lubang besar di budget berikutnya. Pembuat kebijakan lebih suka memperluas dana pendidikan untuk memperbaiki pendidikan K-12 dan membuat biaya perguruan tinggi lebih terjangkau. Proyeksi multi-tahun memberikan informasi bagi pembuatan budget Minnesota di tahun Daripada menggunakan surplus sementara untuk mendanai kenaikan biaya pendidikan, yang mungkin tidak berkelanjutan, Minnesota lebih memilih kenaikan pajak di dalam budget, untuk memastikan bahwa pendanaan pendidikan dibayarkan secara berkelanjutan. Kenaikan pajak dianggap cukup besar untuk mengurangi ukuran defisit di masa depan. Alat #2: Nota Fiskal dengan Proyeksi Multi-Tahun Beberapa negara bagian membuat satu skedul budget, tapi banyak skedul lain yang diajukan selama sessi legislatif berisi usulan perubahan kebijakan pajak 16

17 atau pengeluaran yang mungkin menguras atau menghemat uang negara bagian. Jika negara bagian tidak hati-hati, perubahan tersebut bisa merusak saldo budget. Beberapa negara bagian membuat nota fiskal berkualitas tinggi estimasi negara bagian tentang penghematan atau biaya yang terjadi bila usulan legislasi diloloskan untuk skedul budget dengan dampak signifikan. Nota fiskal harus konsisten, cermat, detail dan bisa diakses. Untuk tujuan perencanaan fiskal, nota fiskal harus memberikan estimasi akurat tentang dampak fiskal setidaknya untuk lima tahun mendatang. Fitur Dari Nota Fiskal Yang Berisi Dampak Jangka-Panjang Negara bagian harus rutin menerbitkan estimasi biaya dari usulan pendapatan dan pengeluaran untuk skedul lebih dari setahun. Untuk usulan yang diterima, negara bagian harus menerbitkan estimasi biaya dari setiap tahun sampai usulan dinyatakan efektif berlaku. Idealnya, negara bagian harus rutin menerbitkan estimasi potensi kenaikan biaya atau pendapatan dari inisiatif baru untuk setidaknya di lima tahun mendatang. Grade keseluruhan dari alat ini adalah 0 jika negara bagian tidak membuat nota fiskal atau jika membuat nota tapi hanya berisi informasi hemat atau boros selama satu tahun, ½ jika negara bagian membuat nota fiskal dengan proyeksi lebih dari setahun dan/atau proyeksi multi-tahun untuk usulan yang diterima, dan 1 jika negara bagian selalu membuat nota fiskal dengan proyeksi setidaknya untuk lima tahun. Mengapa Alat Ini Penting Dengan memperbaiki nota fiskal dan memasukkan proyeksi biayanya, negara 17

18 bagian bisa membantu legislatur dalam mengenali penghematan atau penggunaan pendapatan negara bagian di masa depan, dan memudahkan legislatur untuk mengalokasikan sumberdaya budget dengan lebih baik. Tanpa sertifikasi atau pemastian resmi apakah penghematan atau biaya usulan perubahan program atau pajak adalah permanen atau tidak, maka pembuat hukum dan publik tidak bisa mengevaluasi dampak keseluruhannya. Fakta menunjukkan bahwa pembuat kebijakan rutin mendesain adanya perubahan di program pengeluaran atau aturan pajak sehingga mereka mengantisipasi dampak budget ringan di tahun awal atau dua tahunan tapi mendapat dampak lebih besar di waktu selanjutnya. Ini membuat pembuat kebijakan bisa memangkas inisiatif menjadi sekadar tuntutan budgetseimbang setahun atau dua tahunan, dan memberikan masalah cara menyeimbangkan budget di masa depan ke tangan pembuat kebijakan selanjutnya. Di lain pihak, beberapa reformasi yang menghasilkan penghematan besar di jangka-panjang, seperti perubahan dalam praktek kebijakan pendidikan atau praktek peradilan pidana, sering membutuhkan biaya muka yang ringan. Jika negara bagian mempertimbangkan biaya muka tapi tidak mempedulikan penghematan di masa depan, maka negara bagian tidak mendapat keuntungan jangka-panjang. Negara bagian yang menghapus dampak jangka-panjang beresiko membuat kebijakan yang memiliki biaya masa depan tinggi, yang nantinya malah menguras porsi lain dari budget. Praktek Seringkali, estimasi negara bagian atas penghematan atau biaya di usulan legislasi tidak memiliki atau kurang memiliki informasi yang dibutuhkan untuk menciptakan pembuatan keputusan jangka-panjang yang baik. Contoh, di dalam studi terbaru dari Center on Budget and Policy Priorities tentang legislasi peradilan pidana negara bagian, sekitar 15 persen nota fiskal tidak 18

19 memberikan estimasi dampak budget atau hanya mengindikasikan bahwa dampak adalah positif atau negatif. Ketika membuat estimasi, banyak negara bagian gagal memeriksa dampak fiskal usulannya sampai di luar skedul budget berikutnya, meski itu setahun atau dua tahun. Hanya sepuluh negara bagian yang rutin membuat nota fiskal yang berisi proyeksi biaya dan pendapatan untuk setidaknya lima tahun mendatang. Contoh Nota fiskal membantu pembuat kebijakan dalam menggunakan pandangan jangka-panjang dan juga menjadi alat penting dalam reformasi efektif-biaya meski dengan biaya muka tertentu. Contoh, di tahun 2007, Texas mengalami pertambahan populasi narapidana, sehingga estimasi dari Legislative Budget Board yang non-partisan berisi setidaknya biaya 2 milyar dolar untuk pendirian penjara baru di tahun Sebagai respon, legislatur membuat rencana reformasi yang, dalam dua tahun pertama setelah disahkan, membutuhkan 241 juta dolar untuk menjalankan program penanganan dan alternatif selain penjara untuk pelanggaran masa percobaan dan pelanggaran bebas bersyarat. Dengan mengurangi kebutuhan hunian penjara di lima tahun mendatang, maka paket reformasi tersebut membuat negara bagian bisa menghindari 2 milyar dolar untuk penjara baru. Proyeksi biaya lima-tahun yang dibuat Legislative Budget Board membantu legislatur untuk secara akurat menilai penghematan dari rencana. Estimasi multi-tahun dibutuhkan untuk memeriksa keterjangkauan potongan pajak. Contoh, di tahun 2012, Gubernur Mary Fallin dari Oklahoma mengusulkan penghapusan pajak penghasilan negara bagian. Meski begitu, pendukungnya berpendapat bahwa ini memberikan efek kecil terhadap kemampuan negara bagian dalam mendanai program pendidikan, perawatan kesehatan, dan program lain, dan memunculkan biaya di tahun pertama. Seperti yang terlihat di nota fiskalnya, biayanya naik pesat dari 131 juta dolar 19

20 di tahun pertama menjadi 330 juta dolar di tahun berikutnya. Usulan lain di tahun 2012, yaitu menghapus pajak penghasilan pada skedul yang lebih cepat, malah membutuhkan biaya lebih dari 1 milyar dolar setahun, menurut estimasi dari Oklahoma Tax Commission. Proyeksi ini terbukti tidak bisa menggambarkan dampak potongan pajak terhadap layanan negara bagian. Akhirnya, kedua skedul atau proyeksi di atas dibatalkan. Contoh lainnya adalah dari District of Columbia, dimana legislatur memperlihatkan bahwa usulan potongan pajak dan ekspansi program ditindaklanjuti dengan memastikan dulu bahwa usulan tersebut tidak akan merusak saldo budget selama empat tahun mendatang. Ini memperkuat disiplin budget dan mengurangi perlunya potongan pajak dan ekspansi program lebih jauh. Alat #3: Baseline Layanan Lancar Pembuat kebijakan yang berniat merubah program pengeluaran harus tahu berapa biaya yang ditanggung bila program tidak dirubah. Pemahaman tentang dampak penuh dari perubahan kebijakan adalah elemen lain dari perencanaan ke depan. Ketika gubernur dan badan legislatif mengurus usulan budget, mereka selalu mempertimbangkan perubahan kebijakan, yang nantinya mungkin mempengaruhi eligibilitas layanan negara bagian, formula pendanaan sekolah dan pemerintah lokal, perubahan level staff, dan sebagainya. Upaya membandingkan potensi dampak fiskal dari perubahan tersebut dengan praktek yang dijalankan negara bagian bisa jadi sulit tanpa memahami baseline layanan lancar. Baseline layanan lancar (kadang disebut budget layanan lancar ) adalah sebuah pemeriksaan realita dalam proses budget. Ini berisi indikasi tentang apa yang dibelanjakan negara bagian untuk satu program tertentu, seperti perawatan kesehatan untuk anak, pengurangan pajak properti untuk 20

21 warga negara senior, atau bantuan pembangunan ekonomi bagi bisnis, agar nantinya bisa menjalankan program tersebut secara lancar, setelah mempertimbangkan faktor-faktor seperti: Inflasi dan perubahan lain dalam biaya per orang dari pelaksanaan program dan layanan. Inflasi umum tidak selalu menjadi ukuran yang tepat untuk perubahan biaya. Dalam program kesehatan, misalnya, pertumbuhan biaya medis malah menjadi ukuran yang lebih tepat. Ekspektasi perubahan jumlah orang yang menggunakan layanan dan keuntungan karena pertumbuhan populasi atau faktor lain. Adanya perubahan pada aturan tapi belum dijalankan, penyesuaian basis-formula (formula pendanaan sekolah yang sebagian didasarkan pada pertumbuhan populasi) dan faktor lain yang membutuhkan perubahan aturan. Sebuah baseline layanan lancar tidak mempertimbangkan dampak dari usulan perubahan kebijakan, seperti perubahan dalam formula pendanaan sekolah atau eligibilitas Medicaid. Pendekatan ini membantu pembuat kebijakan dan publik dalam membandingkan baseline dengan usulan atau penetapan jatah budget untuk melihat apakah budget mencerminkan pemangkasan atau kenaikan pengeluaran. Negara bagian harus membuat deskripsi jelas dan lengkap tentang asumsi yang digunakan untuk mengestimasi baseline layanan lancar sehingga analis bisa memutuskan apakah baseline tegas sudah cukup untuk mempertahankan program di level yang sekarang. Contoh, pengeluaran dalam basis layanan lancar mungkin rendah karena adanya pemangkasan pengeluaran dan resesi, atau bisa jadi tinggi karena ada respon bencana. Selain itu, mungkin ada beberapa provisi aturan seperti batas pertumbuhan pengeluaran bantuan sekolah yang diterapkan di New York yang mengurangi jumlah yang dibutuhkan untuk menjaga layanan lancar. Informasi 21

22 detail tentang asumsi yang digunakan akan mempermudah pengamat luar dalam memutuskan apakah kondisi yang ada membutuhkan penyesuaian. Fitur Dari Baseline Layanan Lancar Negara bagian memiliki baseline layanan lancar dalam berbagai bentuk, dan minimal, membandingkan permintaan budget dengan proyeksi layanan lancar di beberapa tahun fiskal mendatang: Negara bagian membuat proyeksi baseline layanan lancar sampai di luar skedul budget yang sekarang. Negara bagian menerbitkan proyeksi layanan lancar sebagai bagian dari proses budget reguler dalam rekomendasi gubernur, budget yang ditetapkan, atau keduanya. Asumsi seperti inflasi dan proyeksi persoalan harus didefinisikan dengan jelas, dan baseline layanan lancar mudah ditemukan dan bisa diakses dalam dokumen budget publik. Grade keseluruhan dari alat ini adalah 0 jika negara bagian tidak membuat baseline layanan lancar di level tertentu untuk satu tahun, ½ jika negara bagian membuat baseline yang memenuhi kurang dari separuh kriteria di atas, dan 1 jika negara bagian membuat baseline yang memenuhi separuh atau lebih kriteria di atas. Mengapa Alat Ini Penting Sebuah baseline layanan lancar bisa memperbaiki pembuatan budget dan perencanaan yang dilakukan negara bagian dalam beberapa cara: Memberikan penilaian jujur atas kesehatan fiskal keseluruhan negara bagian bila dibandingkan dengan tahun yang berjalan. Sebelum ada debat tentang rencana pengeluaran di tahun fiskal mendatang, pembuat kebijakan harus tahu situasi fiskal dasar dari negara bagian. Apakah 22

23 negara bagian memiliki sumberdaya yang cukup untuk memperluas atau menjaga layanan di level berjalan, atau haruskah memangkas program atau menaikkan pendapatan guna menyeimbangkan budgetnya? Negara bagian pastinya tahu bagaimana wujud sisi pendapatan dari budget berdasarkan ramalan pendapatan baseline-nya. Tapi, pendapatan saja bisa memberikan gambaran menyesatkan tentang posisi budget sebuah negara bagian. Ketika pendapatan tumbuh kuat, seperti di akhir 1990-an, sebuah baseline layanan lancar bisa memberikan gambaran jelas tentang berapa banyak pendapatan surplus yang didapat setelah negara bagian memenuhi kebutuhan pengeluarannya di level berjalan. Selama kemerosotan ekonomi, seperti yang terjadi di beberapa tahun terakhir, sebuah baseline layanan lancar bisa memberikan evaluasi jujur tentang ukuran penurunan budget. Ini bisa menjadi peringatan dini bagi kemunculan masalah di masa depan, baik untuk budget keseluruhan atau untuk program tertentu. Membantu legislatur dan publik dalam memahami konsekuensi dari usulan budget untuk sebuah layanan atau program tertentu. Jika budget gubernur berisi tambahan dolar kenaikan untuk Medicaid, maka tambahan dolar tersebut mungkin dibutuhkan untuk melestarikan program tersebut saat biaya medis sedang tinggi atau saat terjadi wabah. Tanpa baseline, publik sulit menilai apakah usulan kenaikan telah merepresentasikan ekspansi program. Tapi jika budget mengusulkan adanya pengeluaran untuk layanan tertentu yang lebih tinggi dibanding jumlah baseline layanan lancar, maka masyarakat dan individu memperkirakan akan menerima level layanan yang lebih tinggi. Memberikan cara netral dan konsisten dalam mengevaluasi perubahan kebijakan di berbagai lembaga dan fungsi. Sulit memahami berapa banyak layanan yang bisa diberikan di level pendanaan yang diusulkan. Di beberapa negara bagian, cara informasi budget diberikan 23

24 bisa berbeda di setiap program. Beberapa lembaga malah tidak menerbitkan informasi tentang berapa banyak pengeluaran yang dibutuhkan untuk melanjutkan kebijakan yang ada. Memperbaiki efisiensi pemerintah. Sebuah pemeriksaan rutin dan menyeluruh terhadap biaya dan persoalan setiap program bisa membantu pembuat kebijakan dan publik dalam mengidentifikasi ketidakefisiensian dan program yang tidak lagi dibutuhkan. Ini juga membantu menyesuaikan ukuran program, sekaligus menghindari pendanaan yang berlebih atau kurang. Membantu implementasi kontrol budget secara sensitif seperti PAYGO. Pembuatan baseline layanan lancar secara rutin adalah sebuah langkah penting menuju implementasi PAYGO (pay-as-you-go) sebuah kondisi bahwa biaya dari usulan kenaikan pengeluaran atau pengurangan pendapatan akan ditutup penuh lewat pemangkasan pengeluaran atau kenaikan pendapatan yang dijadwalkan untuk beberapa tahun tertentu. Praktek Baseline layanan lancar adalah bagian penting dari proses budget federal selama tiga dekade. Ini menjadi basis umum dari scoring (yaitu menentukan biaya atau penghematan) yang didapat dari merubah program yang ada. Sebuah baseline yang disetujui adalah sebuah elemen penting dari debat terbaru seputar defisit federal di masa depan. Kadar persoalan dan dampak usulan pemangkasan pengeluaran atau kenaikan pendapatan sulit diketahui tanpa membuat proyeksi layanan lancar. Sekitar 18 negara bagian rutin membuat beberapa bentuk baseline layanan lancar, meski kadar komprehensivitasnya beragam dan tiga di antaranya membutuhkan perbaikan. 24

25 Contoh Usulan budget oleh gubernur Connecticut berisi sebuah estimasi biaya kelanjutan program di level hukum yang berlaku. Kasusnya adalah usulan gubernur tentang perubahan pendanaan bagi Department of Public Health untuk tahun fiskal Di tahun 2011, praktek baseline layanan lancar di Connecticut berhasil membantu pembuat kebijakan karena mereka kemudian berpikir bahwa gubernur sepertinya mengusulkan sebuah pemangkasan besar di budget Department. Yang seharusnya pemangkasan 5 juta dolar malah menjadi pemangkasan 10 juta dolar ketika dibandingkan biaya aktual untuk melanjutkan program yang sedang berjalan. Ini mendorong legislatur untuk mencermati budget lebih dalam, dan kemudian mereka menyadari bahwa selain usulan pemangkasan tersebut, gubernur juga mengusulkan mengurangi atau memangkas pendanaan untuk program AIDS dan penanganan racun timah pada anak-anak. Di dalam budget yang dibuat, legislatur mencoret beberapa pemangkasan tersebut. III. PROYEKSI YANG PROFESIONAL DAN KREDIBEL Perencanaan yang baik membutuhkan informasi yang akurat dan layak dipercaya tentang ekspektasi pendapatan dan pengeluaran. Beberapa negara bagian memperbaiki kadar informasi tersebut dengan mengestimasi pendapatan masa depan lewat konsensus, dengan memastikan bahwa legislatur punya akses ke analisis fiskal yang profesional dan independen, dan dengan melakukan review rutin terhadap metode yang digunakan untuk menentukan biaya pensiun masa depan. Alat #4: Ramalan Pendapatan Konsensus Independen Pembuat kebijakan sering melakukan debat konstruktif tentang kebijakan masa depan dan kadang, mereka juga membicarakan ramalan pendapatan 25

26 siapa yang dianggap benar. Ramalan pendapatan konsensus sebuah kesepakatan antara cabang eksekutif dan legislatif tentang ramalan pendapatan di tahun mendatang membuat debat difokuskan ke isu kebijakan substantif dalam kerangka budget umum. Proyeksi pendapatan lebih bersifat teknis, yang didasarkan pada ramalan ekonomi terbaik. Negara bagian memiliki beberapa tipe model ramalan, tapi ada perbedaan dalam kontrol ramalan, yaitu apakah oleh kantor budget gubernur atau oleh kantor fiskal legislatif. Perbedaan juga muncul karena setiap cabang bisa memiliki model sendiri. Jika mereka memiliki model sendiri, maka duel ramalan bisa terjadi dan menjadi titik debat dalam proses politik. Leader politik sering tergoda untuk merubah ramalan untuk mengakomodasi agenda fiskal yang lebih baik. Negara bagian bisa mengurangi godaan tersebut dengan menggunakan proses ramalan konsensus, dimana wakil dari cabang eksekutif dan legislatif biasanya dibantu oleh testimoni dan advis dari ekonom dan advisor luar harus sepakat soal ramalan ekonomi dan pendapatan. Beberapa negara bagian lain (seperti Minnesota) meminta dewan ekonom untuk membuat ramalan. Proses pendapatan konsensus terbaik adalah yang kuat yang memang diminta hukum atau dibuat untuk setidaknya 10 tahun dan dibuat secara rutin. Pembuat budget di kalangan legislatif dan eksekutif perlu menggunakan estimasi ini, dan prosesnya harus transparan, yang mana hasil pertemuan kelompok pembuat ramalan harus dipublikasikan dan daftar metode dan asumsi bisa diketahui dengan mudah. Fitur Dari Proses Estimasi Pendapatan Konsensus Negara bagian membuat proyeksi pendapatan lewat kelompok peramalan yang anggotanya mewakili cabang eksekutif dan legislatif. Ramalan menjadi ramalan resmi untuk budget. 26

27 Ramalan konsensus diharuskan oleh undang-undang. Kelompok peramalan juga berisi pakar luar, seperti ekonom dari universitas atau sektor privat. Grade keseluruhan dari alat ini adalah 0 jika negara bagian tidak membuat ramalan pendapatan konsensus, ½ jika negara bagian membuat ramalan yang memenuhi kurang dari separuh kriteria di atas, dan 1 jika negara bagian membuat ramalan yang memenuhi separuh atau lebih kriteria di atas. Mengapa Alat Ini Penting Meski tidak ada bukti statistik bahwa ramalan pendapatan konsensus adalah lebih akurat daripada ramalan yang dibuat satu cabang pemerintah, ada alasan kuat untuk berpendapat bahwa proses peramalan kualitas-tinggi yang transparan dan memadukan berbagai perspektif pakar ekonomi adalah lebih baik daripada menyelesaikan perselisihan tentang pendapatan masa depan lewat proses politik. Ramalan konsensus membuang beberapa kadar politik dari debat budget, dan menciptakan diskusi yang lebih terbuka dan lebih fokus ke program yang didanai. Selain itu, lembaga penilai obligasi berskala besar (seperti Fitch, Moody s dan Standard & Poor s) melaporkan bahwa ramalan yang baik adalah salahsatu karakteristik yang dimiliki negara bagian yang punya rating obligasi tinggi. Contoh, Moody s menyebut ramalan pendapatan konsensus sebagai salahsatu dari lima Financial Best Practices. Negara bagian menerima skor lebih tinggi untuk ramalan ini yang menjadi bagian dari hitungan rating negara bagian jika semakin sering menjalankan praktek tersebut. Rating obligasi yang rendah akan menaikkan biaya peminjaman sebuah negara bagian. 27

28 Praktek Sekitar 28 negara bagian menggunakan beberapa bentuk proses konsensus dalam mengestimasi pendapatan, tapi spesifikasinya bisa beragam. Beberapa negara bagian yang membuat ramalan tersebut berhasil memenuhi sebagian besar kriteria proses estimasi pendapatan konsensus. Sementara itu, negara bagian lainnya masih butuh perbaikan. Contoh Connecticut adalah salahsatu negara bagian yang terbilang baru dalam menggunakan proses estimasi pendapatan konsensus. Negara bagian Connecticut baru bertindak di tahun 2009, tepat setahun setelah negosiasi budget mengalami kebuntuan sampai beberapa minggu, dan gubernur dan legislatur masih berdebat soal estimasi pendapatan siapa yang terbaik untuk tahun mendatang. Proses estimasi pendapatan konsensus mengakhiri debat partisan ini dan membantu proses budget untuk maju ke depan. Aturan mengharuskan kantor budget gubernur dan kantor fiskal legislatur untuk bersepakat soal estimasi pendapatan konsensus di tahun budget berjalan, dan di tiga tahun selanjutnya per tanggal 10 Nopember. Jika gagal bersepakat, comptroller akan membuat estimasi di tanggal 20 Nopember yang mempertimbangkan estimasi legislatur dan gubernur. Legislatur dan gubernur harus sepakat soal update estimasi pendapatan pada tanggal 15 Januari dan 30 April, dengan comptroller diberi kuasa untuk merilis sebuah estimasi jika keduanya gagal bersepakat. Di setiap tahun sejak aturan ini diberlakukan, legislatur dan gubernur selalu menjalin konsensus sebelum deadline tanggal 10 Nopember, dan perubahan signifikan dalam update estimasi dijadikan patokan penyesuaian di pertengahan-tahun. Alat #5: Lembaga Fiskal Legislatif Independen Penciptaan lembaga fiskal legislatif non-partisan membantu memastikan 28

29 bahwa rencana budget sudah dibilang wajar, dan legislatur dan publik diuntungkan dengan merasakan layanan analisis profesional terhadap persoalan pajak dan pengeluaran. Di banyak negara bagian, gubernur mengusulkan budget negara bagian dan legislatur mereview dan melakukan modifikasi. Legislatur mungkin mempertimbangkan draft lain yang mempengaruhi pajak dan pengeluaran sebelum menjadikan draft sebagai hukum. Ini membantu mereka dalam melakukan pengawasan ukuran fiskal penting dan membantu organisasi publik dan pemerintah untuk ikut dalam pembuatan kebijakan. Untuk memenuhi fungsi pengawasannya, legislatur setiap negara bagian menerima bantuan dari staff profesional yang juga menganalisa ukuran yang mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran di negara bagian. Staff ini bisa bekerja untuk legislatur individu, komite atau sebuah lembaga terpisah. Tapi, tidak semua negara bagian memiliki sebuah lembaga atau beberapa lembaga legislatif yang ditugaskan untuk analisis fiskal. Beberapa negara bagian memiliki satu lembaga fiskal non-partisan yang melayani legislatur, sedangkan lainnya memiliki satu lembaga untuk satu entitas. Meski ada banyak lembaga fiskal efektif dengan konfigurasi berbeda, hasil penelitian, pengalaman dan common sense menunjukkan bahwa pengurangan potensi pengaruh politik selalu membuat hasil analisis menjadi lebih baik. Sebuah negara bagian bisa meraih ini dengan menggunakan lembaga non-partisan. Selain itu, satu lembaga bersama yang berisi staff dari House dan Senate bisa diciptakan untuk mengurangi potensi perselisihan teknis antara House dan Senate, sehingga debat bisa difokuskan ke perbedaan kebijakan substantif. Beberapa lembaga memiliki kemampuan untuk memberikan analisis karena sebagian staffnya adalah pegawai karir (bukan diangkat) dan karena itu, tetap bekerja di lembaga tersebut meski partai yang mengontrol legislatur sudah berubah. 29

GERAKAN REFORMASI BUDGET DI NEGARA BAGIAN Willifam F. Willoughby

GERAKAN REFORMASI BUDGET DI NEGARA BAGIAN Willifam F. Willoughby GERAKAN REFORMASI BUDGET DI NEGARA BAGIAN Willifam F. Willoughby Pendahuluan: Asal Gerakan Dari sekian gerakan reformasi politik, kita perlu tahu sebab munculnya gerakan tersebut atau memastikan tanggal

Lebih terperinci

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya Menyelesaikan Desentralisasi Pesan Pokok Pemerintah daerah (Pemda) di Indonesia kurang memiliki pengalaman teknis untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja (performance) menurut Amin widjaja Tunggal (2010:521) diartikan sebagai dari suatu entitas selama periode tertentu sebagai bagian dari

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan

Lebih terperinci

Kieso, Intermediate Accounting, edisi 12 BAB 4 Laporan Laba Rugi dan Informasi-informasi yang Berhubungan Jawaban Pertanyaan

Kieso, Intermediate Accounting, edisi 12 BAB 4 Laporan Laba Rugi dan Informasi-informasi yang Berhubungan Jawaban Pertanyaan Kieso, Intermediate Accounting, edisi 12 BAB 4 Laporan Laba Rugi dan Informasi-informasi yang Berhubungan Jawaban Pertanyaan 1. Laporan laba rugi penting karena memberikan investor dan kreditor dengan

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan otonomi daerah pada tahun Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan otonomi daerah pada tahun Undang-Undang Nomor 32 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan mendasar paradigma pengelolaan keuangan daerah terjadi sejak diterapkan otonomi daerah pada tahun 2001. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang

Lebih terperinci

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK The New Climate Economy Report RINGKASAN EKSEKUTIF Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim didirikan untuk menguji kemungkinan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (Studi pada DPPKAD

Lebih terperinci

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK 63 BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK A. Konsep Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Menurut Freedman dalam anggaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan negara

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F 0102058 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara memerlukan

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum Pengelolaan Pendapatan Daerah Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara bahwa Keuangan Daerah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

DESKRIPSI JABATAN. Dewan Legislatif Oregon BAGIAN 1. INFORMASI JABATAN. Tanggal Efektif September 2007

DESKRIPSI JABATAN. Dewan Legislatif Oregon BAGIAN 1. INFORMASI JABATAN. Tanggal Efektif September 2007 Dewan Legislatif Oregon DESKRIPSI JABATAN BAGIAN 1. INFORMASI JABATAN Tanggal Efektif September 2007 Tingkat Klasifikasi Nomor Klasifikasi CALA-4, (ini merupakan level keempat dari klasifikasi empat seri)

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Pajak. Pengampunan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5899) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016

Lebih terperinci

Memahami Krisis Yunani. Oleh: Nicholas Cachanosky

Memahami Krisis Yunani. Oleh: Nicholas Cachanosky Memahami Krisis Yunani Oleh: Nicholas Cachanosky Pada saat saya menulis baris ini; sudah hampir pasti bahwa Yunani akan gagal membayar hutangnya hari ini, 30 Juni. Apa yang menuntun kepada situasi malapetaka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pemerintah Daerah Dan Fungsi Pemerintah Daerah 1. Pengertian Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 18 ayat (5), pengertian pemerintahan daerah adalah sebagai

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Draft 10042014 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN

2013, No BAB I PENDAHULUAN 2013, No.233 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN ARSIP ELEKTRONIK BAB I PENDAHULUAN A. Umum Kemajuan

Lebih terperinci

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE Arison Nainggolan Dosen Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi Universitas Methodist Indonesia arison86_nainggolan@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : BUPATI SUMENEP

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia mulai dilaksanakan sejak berlakunya Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari amanah yang diemban pemerintah dan menjadi faktor utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari amanah yang diemban pemerintah dan menjadi faktor utama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah yang tercermin dalam anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu wujud dari amanah

Lebih terperinci

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang No.361, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Transaksi. Bursa. Penjamin. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5635) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Ikhtisar Layanan Keterangan Layanan ini ("Keterangan Layanan") ditujukan untuk Anda, yakni pelanggan ("Anda" atau "Pelanggan") dan pihak Dell yang

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -----------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan yang terlepas dari kekuasaan eksekutif, yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (selanjutnya

Lebih terperinci

Buku Panduan Perlindungan Prosedural Pendidikan Khusus New Hampshire

Buku Panduan Perlindungan Prosedural Pendidikan Khusus New Hampshire Buku Panduan Perlindungan Prosedural Pendidikan Khusus New Hampshire Buku Panduan ini didasarkan pada Undang-Undang Pendidikan Penyandang Disabilitas tahun 2004 dan Peraturan NH tentang Pendidikan untuk

Lebih terperinci

AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2)

AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2) AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2) Ada sembilan langkah dalam AFP SMART yang terbagi kedalam tiga fase atau tahapan sebagai berikut: Langkah 1. Buat sasaran yang SMART Langkah 4. Tinjau

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah menerbitkan paket peraturan perundang undangan bidang pengelolaan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah mengharuskan untuk diterapkannya kebijakan otonomi daerah. Meskipun dalam UUD 1945 disebutkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PETIKAN q. PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi

Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi SA 0 Pihak Berelasi SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 PIHAK BERELASI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 599 TAHUN : 2002 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era gobalisasi ini, keadaan perekonomian di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini mendorong perekonomian nasional dan internasional semakin

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i)

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 19 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KULON PROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TATA KELOLA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

TATA KELOLA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TATA KELOLA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN sindonews.com I. PENDAHULUAN Akhir tahun 2017, dunia kesehatan dikejutkan dengan berita defisit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan Hasil Kajian Penyusunan Model Perencanaan Lintas Wilayah dan Lintas Sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan Hasil Kajian Penyusunan Model Perencanaan Lintas Wilayah dan Lintas Sektor B A B BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bangsa Indonesia menghadapi situasi yang selalu berubah dengan cepat, tidak terduga dan saling terkait satu sama lainnya. Perubahan yang terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian tersendiri bagi sebuah organisasi sektor publik. Pendekatan-pendekatan

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian tersendiri bagi sebuah organisasi sektor publik. Pendekatan-pendekatan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran Proses penganggaran adalah sebuah proses penting yang sering kali menjadi perhatian tersendiri bagi sebuah organisasi sektor publik. Pendekatan-pendekatan penyusunan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

Kegagalan masyarakat Indonesia dalam mengendalikan pengeluarannya diperburuk dengan kesalahan keuangan yang berulang

Kegagalan masyarakat Indonesia dalam mengendalikan pengeluarannya diperburuk dengan kesalahan keuangan yang berulang Untuk didistribusikan pada 4 Februari 2016 Kegagalan masyarakat Indonesia dalam mengendalikan pengeluarannya diperburuk dengan kesalahan keuangan yang berulang Lebih dari separuh investor (53%) menghabiskan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2009 Ekonomi. Lembaga. Pembiayaan. Ekspor. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4957) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia telah bergulir selama lebih dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia telah bergulir selama lebih dari satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang terjadi di Indonesia telah bergulir selama lebih dari satu dekade dan hal itu menandakan pula bahwa pelaksanaan otonomi dalam penyelenggaraan pemerintah

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI A. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 13 Mei 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 13 Mei 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 13 Mei 2015 Topik #1 Manajemen Guru Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019 secara eksplisit menyebutkan

Lebih terperinci

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Departemen Keuangan RI Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Panitia Antar Departemen Penyusunan Rancangan Undang-undang Akuntan Publik Gedung A Lantai 7 Jl. Dr. Wahidin No.1 Jakarta 10710 Telepon:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap dunia usaha dan

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap dunia usaha dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan Indonesia selama dekade terakhir mengalami perkembangan yang pesat dan penuh gejolak. Kebijaksanaan pemerintah pada bulan Oktober 1988 yang

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Bp/ Ibu/ Sdr dimohon untuk mengisi data demografi pada kotak di samping pertanyaan atau memberikan tanda ( ) pada tempat yang telah disediakan : Nama Responden : Nama KAP : Jenis Kelamin

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF

DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF tribunnews.com Rencana pemerintah untuk membeli obligasi i yang dikeluarkan International Monetary Fund (IMF) ii seharga US$1 miliar ditentang Komisi XI DPR. Komisi

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak Penghasilan (PPh) mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BAGIAN HUKUM DAN ORGANISASI SEKRETARIAT

Lebih terperinci

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi a. Sifat Siklus Akuntansi Sifat siklus akuntansi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan surat

Lebih terperinci

M E N C A R I B E N T U K STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH 1 Oleh Drs. Syarifuddin, M.Soc.Sc., Ak.

M E N C A R I B E N T U K STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH 1 Oleh Drs. Syarifuddin, M.Soc.Sc., Ak. M E N C A R I B E N T U K STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH 1 Oleh Drs. Syarifuddin, M.Soc.Sc., Ak. Pendahuluan Dalam waktu yang sangat singkat, akuntansi sektor publik telah menjadi topik yang utama

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 5.1. Prospek Keuangan Daerah Tinjauan terhadap kondisi keuangan daerah akan dilakukan, baik dari aspek pendapatan, aspek belanja maupun aspek pembiayaan. Selanjutnya,

Lebih terperinci

Komentar Global Witness untuk konsultasi publik mengenai Rancangan Undang- Undang (RUU) Dana Minyak Timor Leste.

Komentar Global Witness untuk konsultasi publik mengenai Rancangan Undang- Undang (RUU) Dana Minyak Timor Leste. Global Witness Komentar Global Witness untuk konsultasi publik mengenai Rancangan Undang- Undang (RUU) Dana Minyak Timor Leste. Global Witness menyambut baik komitmen yang ditunjukkan oleh Timor Leste

Lebih terperinci

Highlights May Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 1,250 20,000. kabupaten. provinsi di wilayah timur Indonesia

Highlights May Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 1,250 20,000. kabupaten. provinsi di wilayah timur Indonesia Highlights May 2017 Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 93 kabupaten 4 provinsi di wilayah timur Indonesia Jawa Timur Populasi: 38.8 juta Responden: 6,873 Wilcah: 447 desa Selatan

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk I. LANDASAN HUKUM 1. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

Lebih terperinci

PENJELASAN TENTANG ANGGARAN

PENJELASAN TENTANG ANGGARAN BAB 9 PENJELASAN TENTANG ANGGARAN Semua bisnis harus mempersiapkan anggaran. Anggaran membantu pemilik bisnis dan manajer untuk merencanakan ke depan, dan kemudian, melakukan pengendalian dengan membandingkan

Lebih terperinci

perimbangan, pajak dan retribusi daerah, pinjaman daerah, serta pengelolaan keuangan daerah.

perimbangan, pajak dan retribusi daerah, pinjaman daerah, serta pengelolaan keuangan daerah. Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia Penerapan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia Salah satu bentuk penerapan teknik akuntansi sektor publik adalah di organisasi BUMN. Di tahun 1959 pemerintahan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/ TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALANG REASURANSI, DAN PERUSAHAAN PENILAI KERUGIAN ASURANSI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Hal ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Hal ini berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era otonomi daerah telah diberikan kewenangan lebih besar pada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Hal ini berarti idealnya pelaksanaan

Lebih terperinci

STANDAR PERIKATAN AUDIT

STANDAR PERIKATAN AUDIT EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT ( SPA ) 300 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci