Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi"

Transkripsi

1 SA 0 Pihak Berelasi SA paket 00.indb //0 :: AM

2 STANDAR AUDIT 0 PIHAK BERELASI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten), atau (ii) Januari 0 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.) DAFTAR ISI Paragraf Pendahuluan... Ruang Lingkup... Sifat Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi... Tanggung Jawab Auditor... Tanggal Efektif... Tujuan... Definisi... Ketentuan Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait... Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Terkait dengan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi... Respons terhadap Risiko Kesalahan Penyajian Material Terkait dengan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi... 0 Pengevaluasian terhadap Akuntansi dan Pengungkapan tentang Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi yang Teridentifikasi... Representasi Tertulis... Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola... Dokumentasi... Materi Penerapan dan Penjelas Lain Tanggung Jawab Auditor... A A Definisi Pihak Berelasi... A A Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait... A A Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Terkait dengan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi... A A0 Respons terhadap Risiko Kesalahan Penyajian Material Terkait dengan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi... A A ii SA paket 00.indb //0 :: AM

3 Pihak Berelasi Pengevaluasian terhadap Akuntansi dan Pengungkapan tentang Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi yang Teridentifikasi... Representasi Tertulis... Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola... A A A A A0 Standar Audit ( SA ) 0, Pihak Berelasi harus dibaca bersamaan dengan SA 00, Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit. iii SA paket 00.indb //0 :: AM

4 iv SA paket 00.indb //0 :: AM

5 Pihak Berelasi Pendahuluan Ruang Lingkup. Standar Audit ( SA ) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor atas hubungan dan transaksi pihak berelasi dalam suatu audit atas laporan keuangan. Terutama, SA ini memperluas bagaimana SA, SA 0, dan SA 0 diterapkan dalam hubungannya dengan risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi. Sifat Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi. Banyak transaksi pihak berelasi merupakan hal yang normal dalam bisnis. Dalam kondisi seperti itu, transaksi tersebut kemungkinan tidak membawa risiko kesalahan penyajian material yang lebih tinggi dalam laporan keuangan daripada transaksi sama dengan pihak tidak-berelasi. Namun, sifat hubungan dan transaksi pihak berelasi, dalam beberapa kondisi, menimbulkan risiko kesalahan penyajian material yang lebih tinggi dalam laporan keuangan daripada transaksi dengan pihak tidak-berelasi. Sebagai contoh: Pihak-pihak berelasi dapat beroperasi melalui suatu hubungan dan struktur yang luas dan kompleks, dengan suatu peningkatan yang sejalan dalam kompleksitas transaksi pihak berelasi. Sistem informasi kemungkinan tidak efektif untuk mengidentifikasi atau meringkas transaksi dan saldo yang belum diselesaikan antara suatu entitas dengan pihak-pihak berelasinya. Transaksi pihak berelasi kemungkinan tidak dilaksanakan berdasarkan syarat dan kondisi pasar normal; sebagai contoh, beberapa transaksi pihak berelasi dilaksanakan tanpa pertimbangan pertukaran. SA, Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya. SA 0, Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai. SA 0, Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

6 0 0 0 Tanggung Jawab Auditor. Oleh karena pihak berelasi tidak independen satu dengan lainnya, banyak kerangka pelaporan keuangan yang menetapkan ketentuan akuntansi dan pengungkapan spesifik untuk hubungan, transaksi, dan saldo pihak berelasi untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan memahami sifat dan dampak aktual atau potensial terhadap laporan keuangan. Ketika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan ketentuan seperti itu, auditor bertanggung jawab untuk melaksanakan prosedur audit untuk mengidentifikasi, menilai, dan merespons risiko kesalahan penyajian material yang timbul dari kegagalan entitas untuk secara tepat mencatat atau mengungkapkan hubungan, transaksi, atau saldo pihak berelasi sesuai dengan ketentuan kerangka tersebut.. Bahkan jika kerangka pelaporan keuangan menetapkan minimal atau tanpa ketentuan pihak berelasi, auditor perlu memperoleh suatu pemahaman yang cukup tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas untuk dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan, sejauh ini dipengaruhi oleh hubungan dan transaksi tersebut: (Ref: Para. A) (a) Mencapai penyajian wajar (untuk kerangka penyajian wajar); atau (Ref: Para. A) (b) Tidak menyesatkan (untuk kerangka kepatuhan). (Ref: Para. A). Di samping itu, suatu pemahaman tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas adalah relevan untuk pengevaluasian auditor terhadap apakah terdapat satu atau lebih risiko kecurangan sebagaimana disyaratkan oleh SA 0, karena kecurangan dapat lebih mudah dilakukan melalui pihak berelasi.. Oleh karena keterbatasan inheren suatu audit, terdapat risiko yang tidak dapat dihindari bahwa beberapa kesalahan penyajian material laporan keuangan kemungkinan tidak dapat dideteksi, meskipun audit telah direncanakan dan dilaksanakan dengan SA 0, paragraf. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

7 Pihak Berelasi layak berdasarkan SA-SA. Dalam konteks pihak berelasi, dampak potensial keterbatasan inheren terhadap kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan penyajian material adalah lebih besar berdasarkan alasan berikut: Manajemen mungkin tidak menyadari adanya semua hubungan dan transaksi pihak berelasi, khususnya jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku tidak menetapkan ketentuan pihak berelasi. Hubungan pihak berelasi kemungkinan menyediakan peluang lebih besar untuk kolusi, penyembunyian, atau manipulasi oleh manajemen.. Perencanaan dan pelaksanaan audit dengan skeptisisme profesional diharuskan oleh SA 00 oleh karena itu terutama penting dalam konteks ini, jika terdapat hubungan dan transaksi pihak berelasi yang tidak diungkapkan. Ketentuan dalam SA ini dirancang untuk membantu auditor dalam mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi, dan dalam merancang prosedur audit untuk merespons risiko yang telah ditentukan tersebut. Tanggal Efektif. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten), atau (ii) Januari 0 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten. Tujuan. Tujuan auditor adalah: (a) Terlepas apakah kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan ketentuan pihak berelasi, memperoleh suatu pemahaman tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi untuk dapat: SA 00, Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit, paragraf A. SA 00, paragraf. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

8 0 0 0 Definisi (i) Mengidentifikasi faktor-faktor risiko kecurangan, jika ada, yang timbul dari hubungan dan transaksi pihak berelasi yang relevan dengan pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan; dan (ii) Menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah laporan keuangan, sejauh ini dipengaruhi oleh hubungan dan transaksi pihak berelasi tersebut: a. Mencapai penyajian wajar (untuk kerangka penyajian wajar); atau b. Tidak menyesatkan (untuk kerangka kepatuhan); dan (b) Di samping itu, jika kerangka pelaporan keuangan menetapkan ketentuan pihak berelasi, memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah hubungan dan transaksi pihak berelasi telah dengan tepat diidentifikasi, dipertanggungjawabkan, dan diungkapkan dalam laporan keuangan sesuai dengan kerangka tersebut.. Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna seperti di bawah ini: (a) Transaksi wajar (arm s length transaction): Suatu transaksi yang dilaksanakan berdasarkan ketentuan dan kondisi antara seorang pembeli yang bersedia dan seorang penjual yang bersedia yang tidak berhubungan dan yang bertindak secara independen satu dengan lainnya serta berusaha untuk mewujudkan kepentingan terbaik mereka masing-masing. (b) Pihak berelasi: Suatu pihak yang berupa: (Ref: Para. A A) (i) Suatu pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; atau (ii) Bilamana kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan minimal atau tidak ada ketentuan pihak berelasi: SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

9 Pihak Berelasi Ketentuan a. Seorang individu atau entitas lain yang memiliki pengendalian atau pengaruh signifikan, secara langsung atau tidak langsung melalui satu atau beberapa perantara, terhadap entitas pelapor; b. Entitas lain yang terhadapnya entitas pelapor memiliki pengendalian atau pengaruh signifikan, secara langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara; atau c. Entitas lain yang berada di bawah pengendalian bersama dengan entitas pelapor melalui pemilikan: i. Kepemilikan pengendalian bersama; ii. Pemilik yang merupakan anggota keluarga dekat; atau iii. Manajemen kunci bersama. Namun, entitas yang berada di bawah pengendalian bersama oleh negara (yaitu pusat, provinsi, atau kabupaten) tidak dipandang berelasi kecuali jika mereka melaksanakan transaksi signifikan atau berbagi sumber daya sedemikian luas satu dengan lainnya. Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait. Sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko dan aktivitas terkait yang SA dan SA 0 mengharuskan auditor untuk melaksanakannya selama audit, auditor harus melaksanakan prosedur audit dan aktivitas terkait yang ditetapkan dalam paragraf untuk memperoleh informasi relevan guna mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi. (Ref: Para. A) Pemahaman atas Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi Entitas. Pembahasan tim perikatan yang disyaratkan oleh SA dan SA 0 harus mencakup pertimbangan spesifik tentang SA, paragraf ; SA 0, paragraf. SA, paragraf ; SA 0, paragraf. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

10 0 0 0 kerentanan laporan keuangan terhadap kesalahan penyajian material karena kecurangan atau kesalahan yang dapat timbul dari hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas. (Ref: Para. A A). Audior harus meminta keterangan dari manajemen tentang: (a) Identitas pihak berelasi entitas, termasuk perubahan dari periode sebelumnya; (Ref: Para. A A) (b) Sifat hubungan antara entitas dan pihak berelasi tersebut; dan (c) Apakah entitas melakukan transaksi dengan pihak berelasi ini selama periode tersebut dan, jika demikian, jenis dan tujuan transaksi tersebut.. Auditor harus meminta keterangan dari manajemen dan pihak lain dalam entitas, dan melaksanakan prosedur penilaian risiko lainnya yang dipandang tepat, untuk memperoleh suatu pemahaman tentang pengendalian, jika ada, bahwa manajemen telah menetapkan untuk: (Ref: Para. A A0) (a) Mengidentifikasi, mencatat, dan mengungkapkan hubungan dan transaksi pihak berelasi sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; (b) Mengotorisasi dan menyetujui transaksi dan pengaturan signifikan dengan pihak berelasi; dan (Ref: Para. A) (c) Mengotorisasi dan menyetujui transaksi dan pengaturan signifikan di luar bisnis normal. Menjaga Kewaspadaan Terhadap Informasi Pihak Berelasi Pada Waktu Mereviu Catatan atau Dokumen. Selama audit, auditor harus tetap waspada, saat menginspeksi catatan atau dokumen, untuk pengaturan atau informasi lain yang dapat menunjukkan adanya hubungan atau transaksi pihak berelasi yang belum diidentifikasi dan diungkapkan sebelumnya oleh manajemen kepada auditor. (Ref: Para. A A) Khususnya, auditor harus menginspeksi indikasi berikut tentang keberadaan hubungan atau transaksi pihak berelasi yang belum diidentifikasi dan diungkapkan sebelumnya oleh manajemen kepada auditor: (a) Konfirmasi bank dan hukum yang diperoleh sebagai bagian prosedur auditor; SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

11 Pihak Berelasi (b) Risalah rapat pemegang saham dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola; dan (c) Catatan atau dokumen lain yang auditor memandang perlu sesuai dengan kondisi entitas.. Jika auditor mengidentifikasi transaksi signifikan di luar bisnis normal entitas ketika melaksanakan prosedur audit yang dituntut oleh paragraf atau melalui prosedur audit lain, auditor harus meminta keterangan dari manajemen tentang: (Ref: Para. A A) (a) Sifat transaksi tersebut; dan (Ref: Para. A) (b) Apakah melibatkan pihak berelasi. (Ref: Para. A) Berbagi Informasi Tentang Pihak Berelasi dengan Tim Perikatan. Auditor harus berbagi informasi relevan yang diperoleh tentang pihak berelasi entitas dengan anggota lain tim perikatan. (Ref: Para. A) Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Terkait dengan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi. Dalam memenuhi ketentuan SA untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material, auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi dan menentukan apakah di antara risiko tersebut merupakan risiko signifikan. Dalam membuat penentuan ini, auditor harus memperlakukan transaksi signifikan pihak berelasi di luar kegiatan normal bisnis entitas menimbulkan risiko signifikan.. Jika auditor mengidentifikasi faktor-faktor risiko kecurangan (termasuk kondisi yang berhubungan dengan adanya suatu pihak berelasi dengan pengaruh yang dominan) pada waktu melaksanakan proses penilaian risiko dan aktivitas yang berkaitan dalam hubungannya dengan pihak berelasi, auditor harus mempertimbangkan informasi tersebut pada waktu mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan berdasarkan SA 0. (Ref: Para. A, A A0) SA, paragraf. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

12 0 0 0 Respons terhadap Risiko Kesalahan Penyajian Material Terkait dengan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi 0. Sebagai bagian dari ketentuan SA 0 bahwa auditor merespons terhadap risiko yang telah dinilai, auditor merancang dan melaksanakan prosedur audit lanjutan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi. Prosedur audit ini harus mencakup prosedur yang disyaratkan oleh paragraf. (Ref: Para. A ) Pengidentikasian Pihak Berelasi yang Sebelumnya Tidak Teridentifikasi atau Tidak Diungkapkan atau Transaksi Pihak Berelasi yang Signifikan. Jika auditor mengidentifikasi pengaturan atau informasi yang menunjukkan adanya hubungan atau transaksi pihak berelasi yang oleh manajemen tidak diidentifikasi atau diungkapkan sebelumnya kepada auditor, auditor harus menentukan apakah kondisi yang mendasarinya menegaskan adanya hubungan atau transaksi tersebut.. Jika auditor mengidentifikasi pihak berelasi atau transaksi signifikan pihak yang memiliki hubungan istimewa yang tidak diidentifikasi atau diungkapkan sebelumnya oleh manajemen kepada auditor, auditor harus: (a) Segera mengomunikasikan informasi relevan tersebut kepada anggota lain tim perikatan; (Ref: Para. A) (b) Jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan ketentuan pihak berelasi: (i) SA 0, paragraf -. Meminta kepada manajemen untuk mengidentifikasi semua transaksi dengan pihak berelasi yang baru diidentifikasi tersebut untuk dievaluasi lebih lanjut oleh auditor; dan (ii) Meminta keterangan tentang mengapa pengendalian entitas terhadap transaksi pihak berelasi gagal untuk memungkinkan pengidentifikasian atau pengungkapan hubungan atau transaksi pihak berelasi; SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

13 Pihak Berelasi (c) Melaksanakan prosedur audit substantif yang tepat terhadap pihak berelasi yang baru diidentifikasi tersebut atau transaksi pihak berelasi yang signifikan; (Ref: Para. A) (d) Mempertimbangkan kembali risiko bahwa pihak berelasi atau transaksi pihak berelasi signifikan lainnya kemungkinan ada yang tidak diidentifikasi atau diungkapkan sebelumnya oleh manajemen kepada auditor, dan melaksanakan prosedur audit tambahan yang diperlukan; dan (e) Jika tidak adanya pengungkapan tersebut tampak disengaja oleh manajemen (dan oleh karena itu merupakan indikasi suatu risiko kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kecurangan), mengevaluasi implikasinya terhadap audit. (Ref: Para. A) Transaksi Pihak Berelasi Signifikan Di Luar Kegiatan Normal Bisnis Entitas yang Teridentifikasi. Untuk transaksi pihak berelasi signifikan di luar kegiatan normal bisnis entitas yang teridentifikasi, auditor harus: (a) Menginspeksi kontrak atau perjanjian yang melandasi, jika ada, dan mengevaluasi apakah: (i) Alasan bisnis (atau tidak ada alasan) transaksi tersebut menunjukkan bahwa mereka melakukan pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan atau untuk menyembunyikan penyalahgunaan aset; (Ref: Para. A A) (ii) Ketentuan transaksi adalah konsisten dengan penjelasan manajemen; dan (iii) Transaksi tersebut telah dipertanggungjawabkan secara semestinya dan diungkapkan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan (b) Memperoleh bukti audit bahwa transaksi tersebut telah diotorisasi dan disetujui dengan tepat. (Ref: Para. A0 A) Asersi bahwa Transaksi Pihak Berelasi Dilaksanakan atas Ketentuan yang Sama dengan Transaksi Wajar. Jika manajemen telah membuat suatu asersi dalam laporan keuangan bahwa suatu transaksi pihak berelasi dilaksanakan SA 0, paragraf (c). SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

14 0 0 0 dengan ketentuan yang sama dengan ketentuan yang berlaku dalam transaksi yang wajar, auditor harus memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang asersi tersebut. (Ref: Para. A A) Pengevaluasian terhadap Akuntansi dan Pengungkapan tentang Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi yang Teridentifikasi. Dalam merumuskan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan SA 00, auditor harus mengevaluasi: (Ref: Para. A) (a) Apakah hubungan dan transaksi pihak berelasi yang teridentifikasi telah dicatat dan diungkapkan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan (Ref: Para. A) (b) Apakah dampak hubungan dan transaksi pihak berelasi: (i) Mencegah laporan keuangan dari pencapaian penyajian wajar (untuk kerangka penyajian wajar); atau (ii) Menyebabkan laporan keuangan menyesatkan (untuk kerangka kepatuhan). Representasi Tertulis. Jika kerangka pelaporan keuangan menetapkan ketentuan pihak berelasi, auditor harus memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola bahwa: (Ref: Para. A-A) (a) Mereka telah mengungkapkan kepada auditor identitas pihak berelasi entitas dan semua hubungan dan transaksi pihak berelasi tersebut, yang mereka ketahui; dan (b) Mereka telah mencatat dan mengungkapkan hubungan dan transaksi tersebut secara tepat sesuai dengan ketentuan kerangka yang berlaku. SA 00, Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan, paragraf -. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

15 Pihak Berelasi Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola. Kecuali semua yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam pengelolaan entitas, auditor harus mengomunikasikan hal-hal signifikan yang timbul selama audit yang berkaitan dengan pihak berelasi entitas kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. (Ref: Para. A0). Dokumentasi. Auditor harus mencantumkan dalam dokumentasi auditnya nama pihak berelasi yang teridentifikasi dan sifat hubungan pihak berelasi tersebut. *** Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Tanggung Jawab Auditor Kerangka Pelaporan Keuangan yang Menetapkan Ketentuan Minimal Pihak Berelasi (Ref: Para. ) A. Suatu kerangka pelaporan kuangan yang berlaku yang menetapkan ketentuan minimal pihak berelasi adalah kerangka yang mendefinsikan makna pihak berelasi namun memiliki ruang lingkup yang sebenarnya lebih sempit daripada definisi yang ditetapkan dalam paragraf (b)(ii) SA ini, sehingga ketentuan dalam kerangka tersebut untuk mengungkapkan hubungan dan transaksi pihak berelasi akan berlaku untuk hubungan dan transaksi pihak berelasi secara substansial lebih sedikit. Kerangka Penyajian Wajar (Ref: Para. (a)) A. Dalam konteks kerangka pelaporan wajar, hubungan dan transaksi pihak berelasi dapat menyebabkan laporan keuangan gagal mencapai penyajian wajar jika, sebagai contoh, realitas ekonomi hubungan dan transaksi tersebut tidak secara tepat SA 0, Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola, paragraf. SA 0, Dokumentasi Audit, paragraf -, dan paragraf A. SA 00, paragraf (a), mendefinisikan makna kerangka penyajian wajar dan kepatuhan. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

16 0 0 0 tercermin dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, penyajian wajar kemungkinan tidak dicapai jika penjualan suatu properti oleh entitas kepada pemegang saham pengendali pada suatu harga di atas atau di bawah nilai pasar wajar telah dicatat sebagai suatu transaksi yang memengaruhi laba atau rugi bagi entitas ketika hal itu merupakan suatu kontribusi atau pengembalian modal atau pembayaran suatu dividen. Kerangka Kepatuhan (Ref: Para. (b)) A. Dalam konteks suatu kerangka kepatuhan, apakah hubungan dan transaksi pihak berelasi menyebabkan laporan keuangan menyesatkan sebagaimana dibahas dalam SA 00 tergantung pada kondisi tertentu perikatan. Sebagai contoh, bahkan jika tidak adanya pengungkapan transaksi pihak berelasi dalam laporan keuangan adalah mematuhi kerangka tersebut dan peraturan perundang-undangan, laporan keuangan dapat menyesatkan jika entitas tersebut memperoleh bagian sangat besar pendapatannya dari transaksi dengan pihak berelasi, dan bahwa kenyataan tersebut tidak diungkapkan. Namun, ini akan merupakan hal sangat jarang bagi auditor untuk mempertimbangkan laporan keuangan yang disusun dan disajikan sesuai dengan suatu kerangka kepatuhan menjadi menyesatkan jika berdasarkan SA auditor menentukan bahwa kerangka tersebut adalah dapat diterima. Definisi Pihak Berelasi (Ref: Para. (b)) A. Banyak kerangka pelaporan keuangan membahas konsep pengendalian dan pengaruh signifikan. Meskipun kerangkakerangka tersebut dapat membahas konsep ini dengan menggunakan istilah berbeda, kerangka-kerangka tersebut umumnya menjelaskan bahwa: (a) Pengendalian adalah kekuasaan untuk menentukan kebijakan operasi dan keuangan suatu entitas sedemikian rupa untuk memperoleh manfaat dari aktivitas tersebut; dan (b) Pengaruh signifikan (yang dapat diperoleh melalui kepemilikan saham, statuta, atau perjanjian) adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan SA, Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit, paragraf (a). SA 00, paragraf A. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

17 Pihak Berelasi kebijakan operasi dan keuangan suatu entitas, namun tidak mengendalikan kebijakan tersebut. A. Keberadaan hubungan berikut dapat menunjukkan adanya pengendalian atau pengaruh signifikan: (a) Memiliki ekuitas langsung atau tidak langsung atau kepentingan keuangan lain dalam entitas. (b) Entitas memiliki secara langsung atau tidak langsung ekuitas atau kepentingan keuangan lain dalam entitas lain. (c) Menjadi bagian yang bertanggung jawab atas tata kelola atau manajemen kunci (yaitu anggota manajemen yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, mengarahkan, dan mengendalikan aktivitas entitas tersebut). (d) Merupakan anggota keluarga dekat individu yang disebut dalam subparagraf (c). (e) Memiliki suatu hubungan bisnis signifikan dengan individu yang disebutkan dalam subparagraf (c). Pihak Berelasi dengan Pengaruh Dominan A. Pihak berelasi, karena kemampuannya untuk melakukan pengendalian atau pengaruh signifikan, mungkin dalam suatu posisi untuk melakukan pengaruh dominan terhadap entitas atau manajemen entitas tersebut. Pertimbangan atas perilaku tersebut adalah relevan pada waktu mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan, sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam paragraf A A0. Entitas Bertujuan Khusus sebagai Pihak Berelasi A. Dalam beberapa kondisi, suatu entitas bertujuan khusus dapat merupakan suatu pihak berelasi entitas karena entitas tersebut pada kenyataannya mengendalikan entitas bertujuan khusus tersebut, bahkan jika entitas tersebut memiliki dalam jumlah kecil atau sama sekali tidak memiliki ekuitas entitas bertujuan khusus tersebut. SA, paragraf A-A, menyediakan panduan tentang sifat suatu entitas bertujuan khusus. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

18 0 0 0 Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait Risiko Kesalahan Penyajian Material yang Berkaitan dengan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi (Ref: Para. ) Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik A. Tanggung jawab auditor sektor publik tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi dapat dipengaruhi oleh mandat audit, atau oleh kewajiban atas entitas sektor publik yang timbul dari peraturan perundang-undangan atau otoritas lainnya. Sebagai konsekuensinya, tanggung jawab auditor sektor publik kemungkinkan tidak dibatasi pada risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi, namun dapat juga mencakup suatu tanggung jawab yang lebih luas ke risiko ketidakpatuhan dengan peraturan perundang-undangan dan otoritas lain yang mengatur institusi sektor publik yang menetapkan ketentuan spesifik dalam melaksanakan bisnis dengan pihak berelasi. Di samping itu, auditor sektor publik kemungkinan perlu memperhatikan ketentuan pelaporan keuangan sektor publik untuk hubungan dan transaksi pihak berelasi yang kemungkinan berbeda dari yang berlaku di sektor swasta. Pemahaman atas Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi Entitas Diskusi di Antara Tim Perikatan (Ref: Para. ) A. Hal-hal yang dapat dituju dalam pembahasan di antara tim perikatan mencakup: Sifat dan luas hubungan dan transaksi entitas dengan pihak berelasi (sebagai contoh, mengunakan catatan auditor tentang pihak berelasi yang teridentifikasi yang dimutakhirkan setelah setiap audit). Suatu penekanan atas pentingnya bagi auditor untuk mempertahankan skeptisisme profesional selama audit tentang potensi kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi. Kondisi atau kondisi entitas yang mungkin mengindikasikan adanya hubungan dan transaksi pihak berelasi yang belum diidentifikasi atau diungkapkan oleh manajemen kepada auditor (sebagai contoh, suatu struktur organisasi yang kompleks, penggunaan entitas bertujuan khusus untuk transaksi tidak tercatat dalam laporan keuangan (off-balance sheet transaction), atau sistem informasi yang tidak memadai). SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

19 Pihak Berelasi Catatan atau dokumen yang mungkin menunjukkan adanya hubungan dan transaksi pihak berelasi. Pentingnya bahwa manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola berkaitan dengan identifikasi, ketepatan akuntansi tentang, dan pengungkapan hubungan dan transaksi pihak berelasi (jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan peryaratan pihak berelasi), dan risiko terkait dengan manajemen mengabaikan pengendalian yang relevan. A. Di samping itu, pembahasan dalam konteks kecurangan dapat mencakup pertimbangan spesifik tentang bagaimana pihak berelasi dapat terlibat dalam kecurangan. Sebagai contoh: Bagaimana entitas bertujuan khusus dikendalikan oleh manajemen untuk digunakan dalam memudahkan manajemen laba. Bagaimana transaksi antara entitas dan seorang rekan bisnis yang dikenal dapat diatur untuk memfasilitasi penyalahgunaan aset entitas. Identitas Pihak Berelasi Entitas (Ref: Para. (a)) A. Jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan ketentuan pihak berelasi, informasi tentang identitas pihak berelasi kemungkinan tersedia dengan segera bagi manajemen karena sistem informasi akan perlu mencatat, memproses, dan meringkas hubungan dan transaksi pihak berelasi untuk memampukan entitas memenuhi ketentuan akuntansi dan pengungkapan kerangka tersebut. Oleh karena itu, manajemen kemungkinan memiliki suatu daftar komprehensif pihak berelasi dan perubahannya dari periode ke periode. Untuk perikatan yang berulang, permintaan keterangan dapat menyediakan suatu basis untuk membandingkan informasi yang disediakan oleh manajemen dengan catatan auditor yang berkaitan dengan pihak berelasi yang diidentifikasi dalam audit sebelumnya. A. Namun, jika kerangka tidak menetapkan ketentuan pihak berelasi, entitas kemungkinan tidak memiliki sistem informasi semacam itu. Dalam kondisi seperti itu, mungkin manajemen tidak menyadari tentang keberadaan semua pihak berelasi. Meskipun demikian, ketentuan untuk meminta keterangan SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

20 0 0 0 yang disebutkan oleh paragraf tetap berlaku karena manajemen kemungkinan menyadari adanya pihak-pihak yang memenuhi definisi pihak berelasi yang ditetapkan dalam SA ini. Namun dalam kasus ini, permintaan keterangan auditor tentang identitas pihak berelasi entitas kemungkinan besar merupakan bagian prosedur dalam membentuk penilaian risiko auditor dan aktivitas yang terkait yang dilaksanakan berdasarkan SA untuk memperoleh informasi tentang: Struktur kepemilikan dan tata kelola entitas; Jenis investasi yang dilakukan atau direncanakan akan dilakukan oleh entitas; dan struktur entitas dan struktur pendanaannya dibangun. Dalam kasus tertentu tentang hubungan pengendalian bersama, karena manajemen kemungkinan besar menyadari hubungan tersebut jika mereka memiliki signifikansi ekonomi bagi entitas, permintaan keterangan auditor kemungkinan lebih efektif jika difokuskan pada apakah pihak-pihak yang melakukan transaksi signifikan dengan entitas, atau berbagi sumber daya secara signifikan, merupakan pihak berelasi. A. Dalam konteks audit suatu grup, SA 00 mengharuskan tim perikatan grup untuk menyediakan setiap auditor komponen dengan daftar pihak berelasi yang disusun oleh manajemen grup dan pihak berelasi lainnya yang diketahui oleh tim perikatan grup. Jika entitas merupakan suatu komponen dalam suatu grup, informasi ini menyediakan suatu basis yang bermanfaat bagi permintaan keterangan auditor dari manajemen tentang identitas pihak berelasi entitas. A. Auditor dapat juga memperoleh beberapa informasi tentang identitas pihak berelasi entitas melalui permintaan keterangan dari manajemen selama proses penerimaan atau keberlanjutan perikatan. Pengendalian Entitas terhadap Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi (Ref: Para. ) A. Personel lain dalam entitas adalah individu yang mungkin dianggap memiliki pengetahuan tentang hubungan dan SA 00, Pertimbangan Khusus - Audit atas Laporan Keuangan Grup (Termasuk Pekerjaan Auditor Komponen), paragraf 0(e). SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

21 Pihak Berelasi transaksi pihak berelasi entitas, dan pengendalian entitas terhadap hubungan dan transaksi tersebut. Personel tersebut dapat mencakup, sepanjang mereka bukan bagian dari manajemen: Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola; Personel yang menduduki suatu posisi untuk memulai, mengolah, atau mencatat baik transaksi signifikan maupun transaksi di luar kegiatan bisnis normal entitas, serta pihak yang mengawasi atau memantau personel tersebut; Auditor internal; Penasihat hukum internal; dan Direktur etika, atau individu yang setara. A. Audit yang dilaksanakan dengan anggapan bahwa manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola telah menyadari dan memahami bahwa mereka bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, termasuk jika relevan penyajian wajar, serta atas pengendalian internal yang bersangkutan yang menurut manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. 0 Dengan demikian dalam hal kerangka pelaporan keuangan menetapkan ketentuan mengenai pihak berelasi, penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen, dengan pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara pengendalian yang memadai atas hubungan dan transaksi pihak berelasi sedemikian rupa sehingga hubungan dan transaksi tersebut dapat diidentifikasi, dicatat dan diungkapkan dengan tepat sesuai dengan kerangka tersebut. Dalam peranannya sebagai pengawas, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola memantau bagaimana manajemen mempertanggungjawabkan pengendalian tersebut. Terlepas dari adanya ketentuan pihak berelasi dalam kerangka pelaporan keuangan, pihak yang bertanggung jawab 0 SA 00, paragraf A. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

22 0 0 0 atas tata kelola, dalam peranannya sebagai pengawas, dapat memperoleh informasi dari manajemen untuk memungkinkan mereka memahami sifat dan alasan bisnis tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas. A. Dalam memenuhi ketentuan SA untuk memperoleh suatu pemahaman tentang lingkungan pengendalian, auditor dapat mempertimbangkan fitur lingkungan pengendalian yang relevan untuk memitigasi risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi, seperti: Kode etik internal, yang telah dikomunikasikan dengan tepat kepada personel entitas dan berlaku, mengatur kondisi di mana entitas dapat melakukan transaksi pihak berelasi secara spesifik. Kebijakan dan prosedur tentang pengungkapan yang terbuka dan tepat waktu mengenai kepentingan yang dimiliki oleh manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam transaksi pihak berelasi. Pengaturan tanggung jawab dalam entitas untuk mengidentifikasi, mencatat, meringkas, dan mengungkapkan transaksi pihak berelasi. Pengungkapan dan pembahasan tepat waktu antara manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang transaksi signifikan pihak berelasi di luar kegiatan bisnis normal entitas, termasuk apakah pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola telah mengkritisi dengan tepat alasan bisnis transaksi tersebut (misalnya, dengan mencari advis dari konsultan profesional eksternal). Panduan yang jelas untuk mendapatkan persetujuan atas transaksi pihak berelasi yang mungkin atau benar-benar melibatkan benturan kepentingan, misalnya persetujuan tersebut diberikan oleh suatu subkomite pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola yang terdiri dari individu yang independen dari manajemen. Reviu secara periodik oleh auditor internal, jika relevan. Tindakan proaktif yang dilakukan oleh manajemen untuk menyelesaikan isu pengungkapan pihak berelasi, seperti SA, paragraf. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

23 Pihak Berelasi dengan mencari advis dari auditor atau penasihat hukum eksternal. Adanya kebijakan dan prosedur pengaduan pelanggaran (whistle-blowing), jika relevan. A. Pengendalian terhadap hubungan dan transaksi pihak berelasi dalam beberapa entitas mungkin defisien atau tidak ada karena beberapa alasan, seperti: Pentingnya untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan hubungan dan transaksi pihak berelasi dipandang rendah oleh manajemen. Kurangnya pengawasan layak oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Suatu pengabaian yang disengaja terhadap suatu pengendalian karena pengungkapan pihak berelasi dapat membuka informasi yang dipandang sensitif oleh manajemen, sebagai contoh, adanya transaksi yang melibatkan anggota keluarga manajemen. Kurangnya pemahaman manajemen tentang ketentuan pihak berelasi dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Tidak adanya ketentuan pengungkapan berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Jika pengendalian seperti itu tidak efektif atau tidak ada, auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi. Ketika ini terjadi, berdasarkan SA 0, auditor akan mempertimbangkan implikasinya terhadap audit, termasuk opini dalam laporan auditor. A. Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan sering kali karena pengabaian pengendalian oleh manajemen yang dalam kondisi lain beroperasi secara efektif. Risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen lebih tinggi jika manajemen memiliki hubungan yang melibatkan pengendalian atau pengaruh signifikan dengan pihak yang melakukan transaksi dengan entitas karena hubungan ini dapat memberikan insentif dan peluang lebih besar bagi SA 0, Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen. SA 0, paragraf dan A. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

24 0 0 0 manajemen untuk melakukan kecurangan. Sebagai contoh, kepentingan keuangan manajemen dalam pihak berelasi dapat memberikan insentif bagi manajemen untuk pengabaian pengendalian oleh manajemen dengan (a) mengarahkan entitas, yang bertentangan dengan kepentingan bisnisnya, untuk menyelesaikan transaksi yang memberikan manfaat bagi pihak-pihak berelasi, atau (b) bersekongkol dengan pihak-pihak berelasi tersebut atau mengendalikan kegiatan mereka. Contoh tentang kecurangan mungkin mencakup: Menciptakan ketentuan fiktif transaksi dengan pihak berelasi yang dirancang untuk memberikan gambaran yang salah atas alasan bisnis transaksi tersebut. Secara curang mengorganisasi transfer aset dari atau kepada manajemen atau kepada pihak lain pada jumlah yang secara signifikan di atas atau di bawah nilai pasar. Melakukan transaksi yang kompleks dengan pihak berelasi, seperti entitas bertujuan khusus, yang strukturnya dibangun untuk menyesatkan posisi keuangan atau hasil usaha keuangan entitas. Pertimbangan Spesifik bagi Entitas yang Lebih Kecil A0. Aktivitas pengendalian dalam entitas yang relatif kecil kemungkinan kurang formal dan entitas yang relatif kecil kemungkinan tidak memiliki proses yang didokumentasikan berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi. Seorang pengelola-pemilik dapat memitigasi risiko yang timbul dari transaksi pihak berelasi, atau berpotensi meningkatkan risiko transaksi pihak berelasi melalui keterlibatan langsung dalam semua aspek utama transaksi tersebut. Untuk entitas seperti ini, auditor dapat memperoleh suatu pemahaman tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi, dan pengendalian yang mungkin ada atas hubungan dan transaksi pihak berelasi tersebut, melalui permintaan keterangan dari manajemen yang dikombinasikan dengan prosedur lain, seperti observasi terhadap aktivitas pengawasan dan reviu yang dilakukan oleh manajemen, dan inspeksi atas dokumentasi relevan yang tersedia. Otorisasi dan pengesahan untuk transaksi dan pengaturan signifikan (Ref: Para. (b)) A. Otorisasi mencakup pemberian izin oleh suatu pihak atau beberapa pihak yang memiliki wewenang tepat (baik oleh SA 0.0 SA paket 00.indb 0 //0 :: AM

25 Pihak Berelasi manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, atau pemegang saham entitas) di suatu entitas untuk melakukan transaksi spesifik sesuai dengan kriteria yang ditentukan sebelumnya, baik yang membutuhkan pertimbangan atau tidak. Pengesahan mencakup penerimaan oleh pihak-pihak tersebut di atas berkaitan dengan transaksi yang dilakukan oleh entitas setelah memenuhi kriteria yang menjadi basis pemberian otorisasi. Contoh pengendalian yang entitas mungkin telah tetapkan untuk mengotorisasi dan mengesahkan transaksi dan pengaturan signifikan dengan pihak berelasi atau transaksi dan pengaturan signifikan di luar kegiatan bisnis normal mencakup: Pemantauan pengendalian untuk mengidentifikasi transaksi dan pengaturan tersebut sebelum dilakukan otorisasi dan pengesahan. Pengesahan ketentuan dan kondisi transaksi dan pengaturan tersebut oleh manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola atau, jika relevan, pemegang saham. Menjaga Kewaspadaan atas Informasi Pihak Berelasi Pada Waktu Menelaah Catatan atau Dokumen Catatan atau Dokumen yang Dapat Diinspeksi oleh Auditor (Ref: Para. ) A. Selama audit, auditor dapat menginspeksi catatan atau dokumen yang mungkin memberikan informasi tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi sebagai contoh: Konfirmasi dari pihak ketiga yang diperoleh oleh auditor (sebagai tambahan konfirmasi hukum dan bank). Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan entitas. Informasi yang diberikan oleh entitas kepada otoritas pengatur. Daftar pemegang saham untuk mengidentifikasi pemegang saham utama entitas. Pernyataan benturan kepentingan dari manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Catatan atas investasi entitas dan investasi dana pensiun. Kontrak dan perjanjian dengan manajemen kunci atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

26 0 0 0 Kontrak dan perjanjian signifikan yang tidak berkaitan dengan kegiatan bisnis utama entitas. Faktur dan korespondensi spesifik dari penasihat profesional entitas. Kebijakan asuransi jiwa yang dibeli entitas. Kontrak signifikan yang dinegosiasikan kembali oleh entitas selama periode laporan keuangan yang diaudit. Laporan auditor internal. Dokumen yang diserahkan oleh entitas kepada badan pengatur sekuritas (sebagai contoh, prospektus). Pengaturan yang Mungkin Menunjukkan Adanya Hubungan atau Transaksi Pihak Berelasi yang Sebelumnya Tidak Teridentifikasi atau Tidak Diungkapkan (Ref: Para. ) A. Suatu pengaturan yang melibatkan suatu perjanjian formal atau tidak formal antara entitas dan satu atau lebih entitas lain untuk tujuan seperti: Pembentukan suatu hubungan bisnis melalui entitas atau struktur yang tepat. Tata cara pelaksanaan transaksi tertentu berdasarkan ketentuan dan kondisi spesifik. Aturan mengenai penyediaan jasa atau dukungan keuangan. Contoh pengaturan yang dapat menunjukkan adanya hubungan atau transaksi pihak berelasi yang tidak diidentifikasi atau diungkapkan sebelumnya oleh manajemen kepada auditor mencakup: Partisipasi dalam persekutuan tidak terbatas (unincorporated partnership) dengan pihak lain. Perjanjian untuk menyediakan jasa kepada pihak tertentu di bawah ketentuan dan kondisi di luar kegiatan bisnis normal entitas. Hubungan antara penjamin dan pihak yang dijamin. Identifikasi Transaksi Signifikan Di Luar Kegiatan Bisnis Normal (Ref: Para. ) A. Pemerolehan informasi lebih lanjut tentang transaksi signifikan di luar kegiatan bisnis normal entitas memungkinkan auditor untuk mengevaluasi apakah terdapat faktor-faktor risiko kecurangan, jika ada, dan, untuk mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material jika kerangka pelaporan SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

27 Pihak Berelasi keuangan yang berlaku menetapkan ketentuan pihak berelasi. A. Contoh transaksi di luar kegiatan bisnis normal entitas dapat mencakup: Transaksi ekuitas yang kompleks, seperti restrukturisasi korporat atau akuisi. Transaksi dengan entitas luar negeri yang berada dalam yurisdiksi undang-undang korporasi yang lemah. Sewa tempat usaha atau penyediaan jasa manajemen oleh suatu entitas ke pihak lain tanpa adanya kompensasi. Transaksi penjualan dengan diskon atau retur yang luar biasa besar. Transaksi dengan pengaturan rumit, sebagai contoh, penjualan dengan komitmen untuk membeli kembali. Transaksi berdasarkan kontrak yang ketentuannya di ubah sebelum masa kontrak berakhir. Pemahaman atas Sifat Transaksi Signifikan di Luar Kegiatan Bisnis Normal (Ref: Para. (a)) A. Permintaan keterangan tentang sifat transaksi signifikan di luar kegiatan bisnis normal entitas melibatkan pemerolehan suatu pemahaman atas alasan bisnis transaksi tersebut, dan syarat dan kondisi yang mendasari dilakukannya transaksi tersebut oleh entitas. Permintaan Keterangan untuk Mengetahui Adanya Keterlibatan Pihak Berelasi (Ref: Para. (b)) A. Keterlibatan pihak berelasi dalam suatu transaksi signifikan di luar kegiatan bisnis normal entitas dapat terjadi tidak hanya melalui keterlibatan langsung sebagai pihak yang memengaruhi transaksi, namun dapat juga secara tidak langsung memengaruhi transaksi tersebut sebagai perantara. Pengaruh tersebut dapat mengindikasikan adanya suatu faktor risiko kecurangan. Berbagi Informasi Pihak Berelasi dengan Tim Perikatan (Ref: Para. ) A. Informasi pihak berelasi yang relevan yang dapat dibagi di antara anggota tim perikatan mencakup, sebagai contoh: Identitas pihak berelasi entitas. Sifat transaksi dan hubungan pihak berelasi. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

28 0 0 0 Hubungan atau transaksi pihak berelasi yang kompleks atau signifikan yang mungkin mengharuskan pertimbangan audit khusus, terutama transaksi di mana manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat secara finansial. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Terkait dengan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi Faktor-faktor Risiko Kecurangan yang Berkaitan dengan Suatu Pihak Berelasi yang memiliki Pengaruh Dominan (Ref: Para. ) A. Dominasi manajemen oleh suatu individu atau kelompok kecil tanpa adanya pengendalian yang berkaitan dengan dominasi tersebut merupakan suatu faktor risiko kecurangan. Indikator pengaruh dominan dilaksanakan oleh pihak berelasi mencakup: Pihak berelasi telah menolak (veto) keputusan bisnis signifikan yang diambil oleh manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Transaksi signifikan diserahkan kepada pihak berelasi untuk pengesahan final. Hanya terdapat sedikit atau tidak ada perdebatan antara manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola sehubungan dengan usulan bisnis yang diajukan oleh pihak berelasi. Transaksi yang melibatkan pihak berelasi (atau seorang anggota keluarga dekat pihak berelasi) jarang ditelaah dan disahkan secara independen. Pengaruh dominan dapat juga terjadi dalam beberapa kasus jika pihak berelasi mempunyai peran besar pada saat pendirian entitas dan peran tersebut terus berlanjut dalam pengelolaan entitas. A0. Dalam kondisi adanya faktor risiko lain, adanya pihak berelasi dengan pengaruh dominan dapat menunjukkan risiko kesalahan penyajian material yang signifikan karena kecurangan. Sebagai contoh: Suatu perputaran manajemen senior atau penasihat profesional yang luar biasa tinggi dapat mencerminkan SA 0, Lampiran. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

29 Pihak Berelasi praktik bisnis curang atau tidak etis untuk memenuhi tujuan pihak berelasi. Penggunaan perantara bisnis yang tidak memiliki justifikasi bisnis yang jelas untuk transaksi signifikan dapat mengindikasikan kemungkinan adanya kepentingan pihak berelasi dalam transaksi tersebut melalui pengendalian perantara tersebut untuk tujuan kecurangan. Bukti partisipasi atau mencampuri terlalu berlebihan dalam pemilihan kebijakan akuntansi atau penentuan estimasi signifikan dapat mengindikasikan kemungkinan adanya kecurangan dalam pelaporan keuangan. Respons terhadap Risiko Kesalahan Penyajian Material Terkait dengan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi (Ref: Para. 0) A. Sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut yang dapat dipilih oleh auditor untuk merespons risiko kesalahan penyajian material yang telah ditetapkan berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi tergantung pada sifat risiko tersebut dan kondisi entitas yang bersangkutan. A. Contoh prosedur audit substantif yang kemungkinan dilaksanakan oleh auditor pada waktu auditor menentukan suatu risiko signifikan bahwa manajemen tidak mencatat atau mengungkapkan secara semestinya transaksi signifikan pihak berelasi sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (apakah karena kecurangan atau kekeliruan) mencakup: Mengonfirmasi atau membahas aspek spesifik transaksi tersebut melalui perantara seperti bank, kantor penasehat hukum, penjamin, atau agen, jika praktis dan tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan atau aturan etika. Mengonfirmasi tujuan, ketentuan spesifik, atau jumlah transaksi dengan pihak berelasi (prosedur audit ini mungkin kurang efektif jika auditor mempertimbangkan SA 0 memberikan panduan lebih lanjut tentang pertimbangan atas sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut. SA 0 menetapkan ketentuan dan memberikan panduan tentang respons yang tepat terhadap risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan yang telah ditetapkan. SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

30 0 0 0 kemungkinan entitas memengaruhi pihak berelasi dalam memberikan respons kepada auditor). Jika relevan, membaca laporan keuangan atau informasi keuangan lain pihak berelasi yang relevan, untuk bukti perlakuan akuntansi transaksi tersebut dalam catatan akuntansi pihak berelasi, jika tersedia. A. Sebagai tambahan terhadap ketentuan umum SA 0, jika auditor telah menentukan suatu risiko signifikan kesalahan penyajian material karena kecurangan sebagai akibat adanya pihak berelasi dengan pengaruh dominan, auditor dapat melaksanakan prosedur audit berikut ini untuk memperoleh suatu pemahaman tentang hubungan bisnis pihak berelasi yang telah dibangun secara langsung atau tidak langsung dengan entitas dan untuk menentukan perlunya prosedur audit substantif lebih lanjut yang tepat: Meminta keterangan dan melakukan pembahasan dengan manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Meminta keterangan tentang pihak berelasi. Melakukan inspeksi atas kontrak signifikan dengan pihak berelasi. Melakukan riset latar belakang yang tepat, seperti melalui Internet atau database informasi bisnis eksternal yang spesifik. Mereviu laporan pengaduan (whistle-blowing reports) karyawan jika tersedia. A. Tergantung pada hasil prosedur penilaian risiko auditor, auditor dapat mempertimbangkan untuk memperoleh bukti audit tanpa pengujian terhadap pengendalian entitas atas hubungan dan transaksi pihak berelasi. Namun, dalam beberapa kondisi, auditor mungkin tidak dapat memperoleh bukti yang cukup dan tepat dari prosedur audit substantif saja dalam kaitannya dengan risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi. Sebagai contoh, jika transaksi antargrup antara entitas dan komponennya banyak sekali dan jumlah signifikan informasi atas transaksi antargrup ini dimulai, dicatat, diproses, atau dilaporkan secara elektronik dalam suatu sistem yang terintegrasi, auditor dapat menentukan bahwa tidaklah mungkin untuk merancang prosedur audit substansif yang SA 0. SA paket 00.indb //0 :: AM

Standar audit Sa 550. pihak Berelasi

Standar audit Sa 550. pihak Berelasi Standar audit Sa 550 pihak Berelasi p er us it at at ud ek ep rp ek ed er ep eh up ep et rr ek ob ed om at ad ep rp ek ed er ep eh u i i Standar Audit Standar audit 550 pihak BErElaSi (Berlaku efektif

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis SA 0 Representasi Tertulis SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 REPRESENTASI TERTULIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i)

Lebih terperinci

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA 0 Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 RESPONS AUDITOR TERHADAP RISIKO YANG TELAH DINILAI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA 0 Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 BUKTI AUDIT PERTIMBANGAN SPESIFIK ATAS UNSUR PILIHAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk

Lebih terperinci

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA 0 Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA paket 00.indb // 0:: AM STANDAR AUDIT 0 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI

Lebih terperinci

Standar Audit SA 560. Peristiwa Kemudian

Standar Audit SA 560. Peristiwa Kemudian SA 0 Peristiwa Kemudian SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 PERISTIWA KEMUDIAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari

Lebih terperinci

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SPR 00 Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 00 PERIKATAN UNTUK REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA 0 Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN AUDIT 0 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA 0 Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGEVALUASIAN ATAS KESALAHAN PENYAJIAN YANG DIIDENTIFIKASI SELAMA AUDIT (Berlaku efektif

Lebih terperinci

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar audit Sa 500. Bukti audit Standar audit Sa 500 Bukti audit SA paket 500.indb 1 Standar Audit Standar audit 500 BuKti audit (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari

Lebih terperinci

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA 00 Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 PERTIMBANGAN KHUSUS AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG

Lebih terperinci

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN SA Seksi 317 UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Sumber: PSA No. 31 PENDAHULUAN 01 Seksi mengatur sifat dan lingkup pertimbangan yang harus dilakukan oleh auditor independen dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal SA 0 Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau

Lebih terperinci

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit SA 0 Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 MATERIALITAS DALAM TAHAP PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

Standar Audit SA 315. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya

Standar Audit SA 315. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya SA Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT PENGINDENTIFIKASIAN DAN PENILAIAN RISIKO KESALAHAN PENYAJIAN MATERIAL MELALUI PEMAHAMAN

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No. SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

STANDAR PERIKATAN AUDIT

STANDAR PERIKATAN AUDIT EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT ( SPA ) 300 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci

Standar Audit (SA) 720. Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan

Standar Audit (SA) 720. Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan (SA) 0 Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN

Lebih terperinci

SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 02 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK

Lebih terperinci

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Standar Audit SA 530. Sampling Audit SA 0 Sampling Audit SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 SAMPLING AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N Atestasi Kepatuhan SAT Seksi 500 ATESTASI KEPATUHAN S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan bagi perikatan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis SA 0 Prosedur Analitis SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PROSEDUR ANALITIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT SA Seksi 325 KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT Sumber: PSA No. 35 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan untuk mengidentifikasi dan melaporkan

Lebih terperinci

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI Laporan praktisi tentang prosedur yang disepakati yang berkaitan dengan asersi manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu atau tentang efektivitas

Lebih terperinci

2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit )

2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit ) 2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit ) Standar Audit ini mengatur tanggung jawab keseluruhan auditor independen ketika melaksanakan

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing dan Atestasi Oleh : Robert Renovan (NIM. 2015250974) Yoga Pradana (NIM. 2015250975)

Lebih terperinci

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI EXPOSURE DRAFT STANDAR PENGENDALIAN MUTU STANDAR PERIKATAN JASA 0 PERIKATAN KOMPILASI PENGENDALIAN MUTU BAGI KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Exposure Draft

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 319 PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber : PSA No. 69 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang pertimbangan auditor atas pengendalian intern klien

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

Standar Pengendalian Mutu SPM 1

Standar Pengendalian Mutu SPM 1 Standar Pengendalian Mutu SPM Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans (Audit, Reviu, dan Perikatan Asurans Lainnya) dan Perikatan Selain Asurans SPM.indd //0 :0:

Lebih terperinci

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI Semarang, 15 Desember 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait,

Lebih terperinci

PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A

PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa SA Se k si 3 3 4 PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A Sumber: PSA No. 34 PEN DAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan

Lebih terperinci

Konfirmasi Eksternal (ISA 505)

Konfirmasi Eksternal (ISA 505) Konfirmasi Eksternal (ISA 505) Standar Perikatan Audit ( SPA ) ini berhubungan dengan penggunaan prosedur konfirmasi eksternal oleh auditor untuk memperoleh bukti audit. Tujuan auditor adalah untuk mendesain

Lebih terperinci

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sa Seksi 337 PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sumber : PSA No. 74 01 seksi ini memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan oleh auditor

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN SA Seksi 360 KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN Sumber : PSA No. 68 PENDAHULUAN 01 Beberapa pernyataan standar auditing telah memberikan panduan tentang hubungan antara auditor dengan manajemen. Seksi ini menguraikan,

Lebih terperinci

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Audit atas Estimasi Akuntansi SA Seksi 342 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Sumber: PSA No. 37 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti audit kompeten

Lebih terperinci

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 07 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011,

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011, Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011, Guidelines for auditing management systems. Standar ISO

Lebih terperinci

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis. SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi

Lebih terperinci

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PERTANYAAN DAN JAWABAN 01 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Penerapan Berbasis I Secara Proposional Sesuai Ukuran Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DISUSUN SESUAI DENGAN SUATU BASAIS AKUNTANSI KOMPREHENSIF SELAIN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN DISUSUN SESUAI DENGAN SUATU BASAIS AKUNTANSI KOMPREHENSIF SELAIN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA SA Seksi 623 LAPORAN KHUSUS Sumber: PSA No. 41 PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan dalam hubungannya dengan: a. Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis akuntansi

Lebih terperinci

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL SA Seksi 323 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL Sumber: PSA No. 56 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk Komite Audit PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ( Perusahaan ) dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

?},i h,- PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHTIN 2016 TENTANG

?},i h,- PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHTIN 2016 TENTANG PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHTIN 2016 TENTANG STANDAR AUDIT BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DI LEMBAGA KEMAHASISWAAN

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Minggu ke-6 MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Program Studi Akuntansi STIE PELITA NUSANTARA KONSEP MATERIALITAS Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang

Lebih terperinci

PEMAHAMAN ATAS BISNIS KLIEN

PEMAHAMAN ATAS BISNIS KLIEN SA Seksi 318 PEMAHAMAN ATAS BISNIS KLIEN Sumber: PSA 67 PENDAHULUAN 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk menetapkan standar dan untuk memberikan panduan tentang apa yang dimaksud dengan pengetahuan tentang

Lebih terperinci

STANdAR PENGENDALIAN MUTU 1 PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS

STANdAR PENGENDALIAN MUTU 1 PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS STANdAR PENGENDALIAN MUTU PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Tanggapan tertulis atas exposure draft paling lambat diterima pada Agustus 0. Dewan Standar Profesi

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA SA Seksi 341 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA Sumber: PSA No. 30 Lihat SA Seksi 9341 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan

Lebih terperinci

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi a. Sifat Siklus Akuntansi Sifat siklus akuntansi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan surat

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/07 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA Penilaian Sendiri (Self Assessment) atas Penerapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

K A P IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK. Standar Auditing. Per 1 Januari 2001

K A P IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK. Standar Auditing. Per 1 Januari 2001 K A P IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK Standar Auditing Per 1 Januari 2001 Daftar Isi Ringkas Standar Auditing DAFTAR ISI RINGKAS STANDAR AUDITING Halaman Daftar Isi Ringkas Standar

Lebih terperinci

Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis

Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis Tanggal Mulai Berlaku: 2/28/08 Menggantikan: 10/26/04 Disetujui Oleh: Dewan Direksi TUJUAN PEDOMAN Memastikan bahwa praktik bisnis Perusahaan Mine Safety Appliances ("MSA")

Lebih terperinci

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07 SA Seksi 332 AUDITING INVESTASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN TERHADAP KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mengaudit investasi dalam efek, yaitu efek utang dan efek ekuitas,

Lebih terperinci

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN Sumber: PSA No. 29 Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan berkaitan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018 LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/08 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA - - Penilaian Sendiri (Self Assessment) atas

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT A. PT Duta Intidaya, Tbk (Perseroan) sebagai suatu perseroan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mematuhi hukum dan peraturan

Lebih terperinci

KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING

KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING Oleh: Nina Dayu Lutfiyanti 115020305111007 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 Pertanyaan Diskusi

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh No.8, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Lembaga Penjamin. Tata Kelola Perusahaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6015) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN ATAS KECURANGAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN PENDAHULUAN. Sumber: PSA No. 70

PERTIMBANGAN ATAS KECURANGAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN PENDAHULUAN. Sumber: PSA No. 70 SA Seksi 316 PERTIMBANGAN ATAS KECURANGAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 70 PENDAHULUAN 01 SA Seksi 110 (PSA No. 01) Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen, menyatakan bahwa Auditor

Lebih terperinci

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI TANYA DAN JAWAB TJ 01 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS PERNYATAAN DAN PRINSIP KEBIJAKAN Sesuai dengan Undang-undang Intelijen Keuangan dan Anti Pencucian Uang 2002 (FIAMLA 2002), Undang-undang Pencegahan Korupsi 2002

Lebih terperinci

OUTLINE. 1. Pendahuluan. 2. Kode Etik Akuntan Profesional

OUTLINE. 1. Pendahuluan. 2. Kode Etik Akuntan Profesional 2 OUTLINE 1. Pendahuluan 2. Kode Etik Akuntan Profesional 3 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pemuktahiran Kode Etik IAI Kode Etik IAI 1998 Keputusan Menteri Keuangan No. 263/KMK.01/2014 tentang Penetapan IAI

Lebih terperinci

Pertanyaan dan Jawaban BAB 6 1. Apakah manfaat yang didapat diperoleh dari perencanaan audit? Jawab : Maanfaat perencanaan audit adalah Membantu

Pertanyaan dan Jawaban BAB 6 1. Apakah manfaat yang didapat diperoleh dari perencanaan audit? Jawab : Maanfaat perencanaan audit adalah Membantu Pertanyaan dan Jawaban BAB 6 1. Apakah manfaat yang didapat diperoleh dari perencanaan audit? Jawab : Maanfaat perencanaan audit adalah Membantu auditor unuk mencurahkan perhatian yang tepat terhadap area

Lebih terperinci

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN

STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN Bukti Audit yang Cukup dan Tepat Kecukupan bukti audit adalah ukuran kuantitas bukti audit. Kuatntitas

Lebih terperinci