BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Metode Crossword Puzzle a. Pengertian Metode Salah satu faktor yang menyebabkan keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan keadaan dan kebutuhan siswa. Kata metode sendiri berasal dari bahasa latin methodo yang berarti jalan. Menurut Yamin dan Maisah (2009:148), metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Serupa dengan pendapat diatas, Hidayati (2008:7-21) mengungkapkan, Metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Hamruni (2012: 12) berpendapat bahwa metode adalah cara yang dipergunakan guru dalam menyampaikan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan dipergunakan guru dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang berlangsung. Menurut Huda (2013: 111) metode dimaknai sebagai cara kerja yang teratur dan sistematis dalam melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah dan teratur. Metode membantu dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan dalam suatu kegiatan, sehingga hasil suatu kegiatan akan lebih baik dengan penerapan suatu metode dibandingkan tanpa diterapkannya suatu metode. Suyono dan Hariyono (2015:19) mengungkapkan, Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkahlangkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. 7

2 8 Sedangkan menurut Suranto (2015:131) metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda yang digunakan atau diterapkan pada kondisi yang berbeda untuk mencapai hasil yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran dapat di terapkan pada kondisi yang berbeda di setiap pelajaran sehingga suatu metode tidak terikat pada satu pelajaran saja. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien yang meliputi langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran dan cara penilaian. b. Pengertian Crossword Puzzle Serna dan Azor (2011) mengemukakan bahwa The crossword puzzle is well-known game that can be easily implemented in the classroom. Yang berarti crossword puzzle adalah permainan yang terkenal dapat dengan mudah diterapkan di dalam kelas. Menurut Rahmawati (2013: 236), Crossword puzzle is a kind of games which is the activity filling in the blank form with letters forming words which is readable horizontally and vertically from the numbered clues related to the question provide. Yang berarti crossword puzzle adalah salah satu jenis permainan dengan kegiatan berupa mengisi bagian kolom yang kosong dengan huruf hingga membentuk kata yang dapat dibaca secara horisontal dan vertikal dari petuntuk di setiap nomor terkait pertanyaan yang diberikan. Wahyuningsih dalam Njoroge, Ndung u dan Gathigia (2013) berpendapat bahwa Crossword puzzle is a game in which words, guessed from their definition, are fitted into a diagram of white and black squares. Yang berarti crossword puzzle adalah permainan menebak kata dari suatu pernyataan yang kemudian di masukkan ke diagram kotak berwarna putih dan hitam. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa crossword puzzle adalah permainan kata yang terdiri atas pertanyaan dan susunan

3 9 huruf yang harus diisikan ke dalam kotak yang memiliki nomor baik secara horisontal maupun vertikal. Contoh dari crossword puzzle dapat dilihat pada gambar 2.1. Gambar 2. 1Crossword Puzzle Sumber : Johnny Clem Civil War Trust c. Pengertian Metode Crossword Puzzle Metode sebagai cara yang digunakan untuk membantu mencapai suatu tujuan diyakini perlu digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dengan penggunaan metode yang tepat, maka pembelajaran akan mencapai keberhasilan yang lebih baik jika dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran yang tanpa menerapkan metode pembelajaran. Pada masa ini banyak metode pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dan dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan siswa, salah satunya metode Crossword Puzzle. Menurut Sari, Shaifuddin dan Sriyanto (2013), Metode pembelajaran Crossword Puzzle adalah sebuah cara teratur yang digunakan dalam pembelajaran oleh guru untuk menjadikan mengajar menjadi efektif, dengan menggunakan atau memanfaatkan permainan kata yang telah menjadi permainan asah otak pokok di Amerika sejak awal tahun 1900-an, yang

4 10 terdiri atas susunan kata-kata yang harus diisi kedalam kotak bernomor dan disusun secara mendatar maupun disusun secara menurun. Nuriyah, Suyanto dan Chamdani (2013) berpendapat bahwa metode permainan crossword puzzle merupakan suatu permainan mengisi ruang kosong dalam kotak putih dengan huruf-huruf berdasarkan petunjuk yang diberikan sehingga membentuk suatu kata baik secara mendatar maupun menurun. Suprijono (2015) telah mengelompokkan metode PAIKEM menjadi 3 kelompok yaitu 1) metode pembelajaran kooperatif, 2) metode pendukung pengembangan pembelajaran kooperatif dan 3) metode pembelajaran aktif. Dari ke-3 kelompok metode pembelajaran diatas, metode pembelajara crossword puzzle termasuk dalam metode pembelajaran aktif. Menurut Zaini, Munthe dan Aryani (2008: xiv), pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif dimana siswa secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Njoroge, Ndung u dan Gathigia (2013) menyatakan bahwa Puzzle solving is a much more active type of learning, and will engage students with the material more than passive types of review techniques do. Yang berarti memecahkan teka-teki adalah salah satu tipe belajar yang jauh lebih aktif dan akan memberikan pemahaman materi yang lebih pada siswa dari pada belajar tipe pasif dengan teknik mengulang. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran crossword puzzle adalah metode pembelajaran aktif yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan permainan kata yang mengharuskan siswa menjawab pertanyaan maupun pernyataan dalam kotak bernomor baik secara mendatar maupun menurun.

5 11 d. Kelebihan Metode Crossword Puzzle Crossword puzzle sebagai salah satu metode pembelajaran memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah Ratnawati, Bindarti dan Rofiq (2013) berpendapat bahwa Crossword puzzle could be used to sustain students interest and make students feel relax. Yang berarti bahwa teka-teki silang dapat digunakan untuk membangkitkan minat siswa dan membuat siswa merasa santai. Sejalan dengan pendapat diatas, Crossman & Crossman (Davis, Shepherd dan Zwiefelhofer, 2009) menjelaskan Puzzle are often perceived as being a recreational activity,therefore making them more enjoyable and less threatening than traditional taeaching techniques. Yang berarti tekateki sering dirasa sebagai aktivitas yang menghibur, sehingga menjadikan mereka lebih menyenangkan dan sedikit gangguan dibandingkan cara pembelajaran tradisional. Duri dan Basuni (2013:200) mengemukakan, By using crossword puzzle the students will remember easily the material which just they learnt by counting the square. Yang berarti dengan menggunakan teka-teki silang siswa akan mudah mengingat materi yang hanya mereka pelajari dari mengisi kolom sesuai jawaban yang tepat. e. Kelemahan Metode Crossword Puzzle Selain kelebihan, suatu metode pembelajaran juga memiliki kelemahan. Begitu pula dengan metode Crossword Puzzle yang memiliki beberapa kelemahan apabila diterapkan dalam proses pembelajaran. Njoroge, Ndung u dan Gathigia (2013) mengemukakan kelemahan crossword puzzle bahwa, Crossword puzzles require a lot of time to prepare. Yang berarti bahwa teka-teki silang memerlukan banyak waktu untuk persiapannya. Selain itu menurut Harimurti (2011:11), kelemahan dari metode crossword puzzle diantaranya adalah siswa dituntut untuk berkonsentrasi secara matang, banyak memakan waktu saat mengerjakan serta terdapat siswa yang mendapat kesulitan dalam menyusun huruf menjadi sebuah kata.

6 12 f. Lagkah-Langkah Metode Crossword Puzzle Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metode crossword puzzle menurut Silberman (2009: 256), yaitu : 1) menjelaskan beberapa istilah atau nama-nama penting yang terkait dengan mata pelajaran yang telah diajarkan, 2) menyusun sebuah teka-teki silang sederhana, 3) menyusun kata-kata pemandu pengisian teka-teki silang seperti definisi singkat, kategori yang cocok dengan unsur yang ada, contoh dan lawan kata. 4) membagikan teka-teki kepada siswa baik secara perseorangan maupun kelompok dan 5) memberikan batas waktu pengerjaan. Variasi dari metode crossword puzzle menurut Zaini (2008:71), yaitu: 1) menuliskan kata-kata kunci, terminologi atau nama-nama yang berhubungan dengan materi yang diberikan, 2) membuat kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang telah dipilih, 3) membuat pertanyaanpertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang telah dibuat atau juga dapat membuat pernyataan-pernyataan yang mengarah pada kata-kata yang telah dibuat, 4) membagikan teka-teki kepada siswa, dapat secara individu maupun kelompok, 5) membatasi waktu mengerjakan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan metode Crossword Puzzle antara lain: 1) menyusun pertanyaan maupun pernyataan sesuai dengan materi; 2) menyusun teka-teki silang sederhana; 3) menuliskan kata-kata kunci; 4) membagikan teka-teki silang pada siswa untuk dikerjakan baik secara individu maupun kelompok; 5) membatasi waktu pengerjaan. 2. Hakikat Pemahaman Konsep Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia a. Pengertian Pemahaman Pada proses pembelajaran, sebelum siswa menerapkan suatu materi maka siswa harus memiliki pemahaman yang baik terhadap materi yang telah diterimanya. Pemahaman merupakan bagian dari aspek kemampuan kognitif yang harus dimiliki siswa. Berkaitan dengan pemahaman, Sanjaya

7 13 (2007: 68) menjelaskan Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap individu. Winkel (2009: 274) berpendapat bahwa, Pemahaman merupakan kemampuan yang dimiliki individu digunakan untuk menangkap maksud, arti dan tujuan dari materi yang dipelajari. Benjamin Bloom (Sagala, 2014: 157) mengemukakan enam tingkatan domain kognitif, yaitu: pengetahuan/ingatan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan/aplikasi (application), analisis (analysis), Sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Pemahaman sebagai tingkat kedua domain kognitif mengacu pada kemampuan mengerti, memahami serta memaknai arti bahan atau materi yang dipelajari. Sagala (2014: 157) membedakan pemahaman menjadi tiga kategori yaitu: Pertama penerjemahan (translation) misalnya dari lambang ke arti; kedua penafsiran (interpretation); dan ketiga ekstrapolasi (ekstrapolation) yaitu menyimpulkan dari sesuatu yang telah diketahui. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, pemahaman adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk mengerti dan memahami sesuatu yang telah dipelajari. Kemampuan ini peenting untuk dimiliki oleh setiap individu, karena apabila kemampuan ini masih kurang maka maksud yang diharapkan tidak akan dipahami oleh individu. b. Pengertian Konsep Pemahaman terhadap suatu konsep dapat membantu individu dalam memahami materi selanjutnya dan konsep biasanya terkandung dalam pengertian pada materi yang diajarkan. Suyono dan Hariyanto (2015: 138) berpendapat bahwa Konsep merupakan simbol hasil pemikiran, diperoleh dari hasil membuat penafsiran terhadap fakta, prinsip, prosedur atau fenomena alam dan hubungan antar berbagai fakta. Menurut Winkel (2009:113), konsep atau pengertian merupakan kesatuan arti yang mewakili sejumlah objek dengan ciri yang sama dan dapat diwakili oleh suatu kata sebagai lambang bahasa.

8 14 Selanjutnya Sagala (2014: 71), mengungkapkan pengertian konsep sebagai berikut : Konsep merupakan pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan. Hamruni (2012: 18), berpendapat bahwa pembentukan konsep (pengertian) didasarkan atas pemahaman terhadap stimulus dan objek belajar yang memiliki ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan absatraksi terhadap segala objek yang dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu (klasifikasi). Schuncke (Samlawi, 2001: 12) mengemukakan beberapa karakteristik atau ciri umum konsep, yaitu: Pertama, merupakan suatu abstraksi, dimana konsep merupakan gagasan atau gambaran mental yang kita kembangkan tentang benda, peristiwa, atau kegiatan; kedua mencerminkan pengelompokan/klasifikasi benda (kegiatan, peristiwa, ataupun gagasan) yang mempunyai karakteristik atau kualitas tertentu yang umum; ketiga bersifat pribadi, latar belakang dan pengalaman pribadi berbeda antar satu orang dengan orang yang lain; keempat dipelajari melalui pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung; dan kelima tidak terbatas pada kata-kata sebagai label terhadap konsep. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah hasil pemikiran seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu yang telah dipelajari sehingga menghasilkan produk pengetahuan. c. Pengertian Pemahaman Konsep Pemahaman terhadap suatu hal dapat membantu dalam proses pembelajaran. Karena dengan pemahaman yang baik maka siswa dapat menerima maksud dan tujuan pembelajaran yang telah diberikan kepadanya. Sedangkan pemahaman terhadap suatu konsep dapat membantu siswa dalam

9 15 proses pembelajaran selanjutnya, karena konsep merupakan dasar dalam siswa mempelajari sesuatu. Heruman (2008: 3) berpendapat bahwa pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian, yaitu 1) merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan, 2) pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya. Menurut Girad dan Wong, State that conceptual understanding requires both knowledge of and the abilityto use scientific concepts to develope mental models about the way the word operates in accordance with a current scientific theor, yang berarti pemahaman konsep membutuhkan baik pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan konsep-konsep ilmiah untuk mengembangkan model-model mental tentang cara dunia menjalankan pada kesesuaian dengan teori ilmiah yang telah ada (Saleh, 2011: 249). Sejalan dengan pendapat diatas, Trianto (2014) menyatakan bahwa pemahaman konsep sangat mempengaruhi sikap, keputusan dan cara-cara siswa dalam menyelesaikan masalah saat kegiatan belajar mengajar. Sehingga supaya kegiatan pembelajaran menjadi bermakna guru harus mampu menanamkan konsep dalam diri siswa bukan hanya sekedar meyampaikan wawasan yang dimilikinya kepada siswa. Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah proses pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang memerlukan pengetahuan dan kemampuan yang baik serta mempengaruhi sikap, keputusan dan cara-cara siswa dalam menyelesaikan masalah saat kegiatan belajar mengajar. d. Pemahaman Konsep Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Pemahaman terhadap konsep perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarena

10 16 dengan dengan memahami konsep perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia siswa dapat lebih menghargai kemerdekaan yang telah diperoleh dari perjuangan para pahlawan. Dalam mempertahankan kemerdekaan berbagai upaya perjuangan dilakukan oleh para pejuang. Menurut Poerwadarminta (2011: 495), perjuangan diartikan sebagai perkelahian untuk merebut sesuatu. Perjuangan juga berkaitan dengan peperangan. Perjuangan biasanya dilakukan atas dasar keinginan merebut atau menjaga sesuatu yang dimiliki. Perjuangan dapat dilakukan oleh setiap orang, namun tujuan perjuangan setiap orang tidak selalu sama. Begitu pula perjuangan bangsa Indonesia yang berbeda dari masa ke masa. Poerwadarminta (2011: 1179) berpendapat bahwa mempertahankan terdiri atas tiga pengertian yaitu 1) mengusahakan sesuatu supaya tetap atau tidak berubah, 2) memegang teguh atau tidak mau melepaskan sesuatu dan 3) menjaga atau membela, melindungi supaya selamat. Poerwadarminta (2011: 764) juga mengemukakan kemerdekaan sebagai kebebasan. Kemerdekaan dipandang sebagai suatu keadaan dimana seseorang dapat berdiri sendiri. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia merupakan perjuangan bersama seluruh rakyat Indonesia yang dilakukan secara fisik, pikiran dan karya demi diwujudkannya kehidupan berbangsa dan bernegara yang bebas dari campur tangan negara lain (Anwar, 2015). Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahawa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia merupakan suatu usaha menjaga atau mempertahankan hak untuk hidup bebas dari campurtangan negara lain. Sedangkan pemahaman konsep perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah proses pembelajaran yang membutuhkan kemampuan siswa untuk memahami maksud dan tujuan usaha yang dilakukan para pahlawan dalam mempertahankan hak untuk hidup merdeka, lepas dari dari penjajahan. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia negara Indonesia dimulai setelah

11 17 diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia. Perjuangan ini dilakukan dalam bentuk perjuangan fisik yaitu dengan peperangan melawan Belanda dan perjuagan secara diplomatik dengan mengadakan perundinganperundingan. e. Pembelajaran IPS di SD 1) Pengertian Pembelajaran IPS Pendidikan yang diberikan pada siswa saat ini meliputi berbagai aspek dan ilmu pengetahuan, salah satunya IPS. Pembelajaran IPS telah diterima sejak siswa duduk di bangku sekolah dasar sebagai pedoman siswa dalam bertindak dan bersosialisasi dengan individu lain baik di keluarga, sekolah maupun masyarakat. Wahab (2009: 1.3) mengemukakan bahawa secara sederhana IPS diartikan sebagai studi mengenai manusia yang dipelajari oleh anak didik khususnya siswa di tingkat sekolah dasar dan menengah. Menurut Sidiharjo, IPS adalah hasil kombinasi atau hasil perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi dan politik (Hidayati, dkk. 2008:1-7). Sejalan dengan pendapat diatas, Trianto (2015:171) mengemukakan bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial sehingga mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari berbagai aspek dan cabang ilmu sosial. Faenkel (Susanto, 2013:142) berpendapat bahwa Pendidikan IPS dapat membantu para siswa menjadi lebih mampu mengetahui tentang diri mereka dan dunia dimana mereka hidup. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan pembelajaran yang memadukan konsep-konsep dari ilmu sosial yang disusun dari pendekatan sosial dan psikologis dengan tujuan mendidik dan mengembangkan kemampuan siswa sesuai bakat dan minatnya.

12 18 2) Tujuan IPS Dalam setiap mata pelajaran pastilah memiliki tujuan yang ingin dicapai tak terkecuali dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Tujuan utama dari IPS adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, mempunyai sikap mental yang positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil dalam menghadapi masalah baik yang menimpa diri sendiri maupun masyarakat (Trianto, 2015:176). Hamalik (Hidayati, dkk. 2008: 1-24) menjelaskan tujuan pendidikan IPS sebagai berikut : a) Pengetahuan dan Pemahaman Tujuan pendidikan IPS untuk mentrasmisikan pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta serta mengembangkan rasa kontinuitas, stabilitas, memberikan informasi kepada siswa. b) Sikap Hidup Belajar Tujuan IPS mengembangkan sikap belajar yang baik. Sikap belajar tersebt diarahkan pada pengembangan motivasi untuk mengetahui, minat belajar, kemampuan merumuskan masalah, dan pemecahan hipotesis. c) Nilai-Nilai Sosial dan Sikap Berdasarkan nilai-nilai sosial yang diajarkan dalam IPS akan mengembangkan sikap-sikap sosial siswa. d) Keterampilan Dasar IPS Siswa mempelajari keterampilan dan alat-alat studi sosial, seperti mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan. IPS memperkenalkan kepada siswa bahwa manusia dalam hidup bersama dituntut rasa tanggung jawab sosial.

13 19 Menurut Solihatin dan Raharjo (2012:15), Tujuan pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal siswa kemampuan dasar untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. 3) Karakteristik Pembelajaran IPS di SD Hidayati, dkk (2008:1-26) menjelaskan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampainnya sebagai berikut : a) Materi IPS Terdapat lima macam sumber materi IPS, yaitu: Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negaradan dunia dengan berbagai permasalahannya. Kegiatan manusia, misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, trasportasi. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga b) Strategi Penyampaian Pengajaran IPS Strategi penyampaian pembelajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada tradisi, yaitu materi yang dirancang secara urut: anak, keluarga, masyarakat, kota, region, negara dan dunia.

14 20 4) Ruang Lingkup IPS di SD Permendiknas no. 24 tahun 2006 tentang kurikulum IPS SD menjelaskan bahwa ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspekaspek berikut : a) Manusia, tempat dan lingkungan. b) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. c) Sistem sosial dan budaya. d) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Selanjutnya dapat dijabarkan lebih rinci berdasarkan Permendikans no. 24 tahun 2006 tentang kurikulum IPS SD, bahwa ruang lingkup IPS di SD adalah sebagai berikut : a) Kelas I berupa pemahaman identitas diri dan keluarga, sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga serta mendiskripsikan lingkungan rumah. b) Kelas II berupa pemahaman peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis serta memahami kedudukan dan peran anggota keluargadalam lingkungan keluarga dan lingkungan tetangga. c) Kelas III berupa pemahaman lingkungan dan pelaksanaan kerjasama di sekitar rumahdan sekolah, serta pemahaman jenis pekerjaan dan penggunaan uang. d) Kelas IV berupa pemahaman sejarah, kenampakan alam dan keberagaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi, serta pengenalan sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologidi lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. e) Kelas V yaitu menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia. Selain itu kelas V juga mempelajari peranan tokoh perjuangan dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

15 21 f) Kelas VI berupa pemahaman perkembangan wilayah Indonesia, kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negaradi Asia Tenggara, serta benua-benua. Selain itu kelas VI juga memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya serta memahami peranan bangsa Indonesia di era global. Variabel terikat yang akan diterapkan pada penelitian ini, yaitu pemahaman konsep perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Variabel ini termasuk dalam ruang lingkup IPS kelas V dengan Standar Kompetensi: 2. Menghargai peranan tokoh perjuangan dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar yang digunakan adalah 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. 5) Materi Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Perjuangan bangsa Indonesia dalam usaha untuk hidup merdeka tidak hanya berhenti dengan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Setelah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia masiha harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapai dari para pasukan Sekutu dan Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia. Berikut ini peristiwa-peristiwa setelah kemerdekaan Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan : a) Kedatangan dan Misi Sekutu Pasukan Sekutu, Komando Asia Tenggara (South East Asia Command) di bawah pimpinan Laksamana Lord Louis Mountbatten ditugaskan utnuk menduduki wilayah Indonesia dan melucuti senjata tentara Jepang. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Mountbatten membentuk komando khusus Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison, dengan tugas : Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang

16 22 Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil Menghimpun keterangan tentang dan menuntut penjahat perang Kedatangan Sekutu semula disambut dengan sikap terbuka oleh pihak Indonesia. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa Sekutu datang membawa orang NICA yang hendak menegakkan kembali kekuasaan kolonial Hindia-Belanda, sikap Indonesia berubah menjadi curiga dan kemudian bermusuhan. b) Pertempuran Surabaya Pada 25 Oktober 1945 Brigade 49/Devisi India ke 23 tentara Sekutu (AFNEI) dibawah pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby mendarat di Surabaya. Pemerintah dan rakyat semula menyambut kedatangan Sekutu dengan tangan terbuka, tetapi pihak Sekutu mengabaikan uluran tangan tersebut dan menyerbu penjara Republik pada 27 Oktober 1945 untuk membebaskan perwiraperwira Sekutu dan pegawai RAPWI (Relief of Allied Prisoners of War and Internees). Pada tanggal 28 Oktober 1945 rakyat Indonesia menyerang pos-pos Sekutu di Surabaya, namun segera pemimpin Indonesia memerintahkan penghentian tembak-menembak. Dalam salah satu insiden yang belum terungkap secara jelas Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby ditemukan mati. Tanpa perundingan, pemimpin tentara Sekutu di Surabaya pada 9 November 1945 mengeluarkan ultimatum untuk memberikan laporan dan menyerahkan senjata serta menyerahkan diri hingga pukul pada tanggal 10 November Ultimatum tersebut kemudian memicu pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November Sekutu mengerahkan satu divisi infantri yang berjumlah antara 10 sampai 15 ribu orang dengan dibantu meriam-meriam kapal

17 23 penjelajah Sussex dan beberapa kapal perusak serta pesawat Mosquito dan Thunderbolt Angkatan Udara Inggris (RAF). Pertempuran yang tidak seimbang tersebut berlangsung hingga awal Desember. c) Pertempuran Ambarawa Kedatangan Sekutu pertama kali di kota Semarang pada 20 Oktober 1945 dibawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel dengan tujuan mengurus tawanan perang dan tentara Jepang di Jawa Tengah. Pihak Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik Indonesia. Insiden bersenjata mulai timbul di Magelang dan meluas menjadi pertempuran ketika Sekutu dan NICA membebaskan secara sepihak para interniran Belanda di Magelang dan Ambarawa. Setelah diadakan perundingan antara Presiden Soekarno dan Jenderal Bethel, tentarasekutu secara diam-diam meninggalkan Malang dan mundur ke Ambarawa pada tanggal 21 November Gerakan mundur tentara Sekutu tersebut dikejar oleh Resimen Kedu Tengah dan diserang oleh pasukan Angkatan Muda. Untuk mempertahankan diri, Sekutu mencoba menduduki dua desa di daerah Ambarawa yang menyebabkan gugurnya Letnan Kolonel Isdiman dalam pertempuran dalam usaha membebaskan kedua desa tersebut. Dengan gugurnya Letnan Kolonel Isdiman, Kolonel Soedirman, Panglima Devisi Banyumas turun langsung ke pertempuran Ambarawa. Pada 23 November 1945 berlangsung tembak-menembak dengan pasukan Sekutu yang dibantu oleh tawanan Jepang dengan tank yang menyebabkan pasukan Indonesia mundur ke Bedono. Pada 12 Desember 1945 pasukan Indonesia melancarkan serangan serentak. Setelah pertempuran yang berlangsung selama empat hari pasukan Indonesia berhasil menghalau tentara Inggris dari Ambarawa dan mundur ke Semarang. d) Pertempuran Medan Area

18 24 Pasukan Sekutu yang dibonsengi oleh serdadu Belanda dan NICA di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di Medan pada 9 Oktober Pertempuran pertama terjadi pada 13 Oktober 1945 antara para pemuda dan pasukan Belanda. Pertempuran tersebut kemudian menjalar ke seluruh kota Medan. Karena sering terjadi insiden, pada 18 Oktober 1945 Sekutu mengeluarkan maklumat yang melarang rakyat membawa senjata dan semua senjata yang ada harus diserahkan pada Sekutu. Pada tanggal 10 Desember 1945 Sekutu melancarkan serangan besarbesaran ke seluruh daerah Medan. Pertempuran ini memakan banyak korban dari kedua pihak. Selain di Medan, juga terjadi pertempuranpertempuran antara pejuang setempat dengan Jepang, Sekutu dan Belanda antara lain di Padang, Bukittinggi dan Aceh. e) Presiden dan Wakil Presiden Pindah ke Yogya Menjelang akhir tahun 1945 keamanan kota Jakarta semakin memburuk. Mendaratnya pasukan marinir Belanda di Tanjung Priok pada 30 Desember 1945 menambah gentingnya keadaan. Mengingat situasi yang demikian, Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal 4 Januari 1946 pindah ke Yogyakarta dan kemudian ibu kota Republik Indonesia turut pindah ke Yogya. f) Bandung Lautan Api Sekutu memasuki kota Bandung pada bulan Oktober 1945, ketika para pemuda dan pejuang di kota Bandung sedang melaksanakan pemindahan kekuasaan dan merebut senjata serta peralatan dari tangan tentara Jepang. Tentara Sekutu menuntut supaya senjata-senjata yang diperoleh dari hasil pelucutan tentara Jepang berada di tangan para pemuda diserahkan kepada Sekutu. Pada tanggal 21 November 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama untuk mengosongkan kota Bandung bagian utara selambatlambatnya pada 29 November Ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh para pejuang Republik Indonesia sehingga sering

19 25 terjadiinsiden dengan pasukan Sekutu. Untuk kedua kalinya pada 23 Maret 1946 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum agar TRI mengosongkan seluruh kota Bandung. Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta memerintahkan TRI mengosongkan kota Bandung tetapi sementara itu Markas TRI di Yogya menginteruksikan agar tidak mengosongkan kota Bandung. Akhirnya, TRI di Bandung mematuhi perintah dari Jakarta, namun sebelum meninggalkan kota Bandung pejuang Republik Indonesia melancarkan serangan ke arah kedudukan-kedudukan Sekutu dan membumihanguskan kota Bandung bagian selatan. g) Perundingan Indonesia-Belanda Pada 20 September 1946 Indonesia, Sekutu dan Belanda mengadakan perundingan gencatan senjata. Perundingan ini berlangsung hingga tanggal 30 September 1946 tetapi tidak mencapai hasil. Pada tanggal 7 Oktober 1946 Lord Killearn berhasil membawa wakil Indonesia dan Belanda ke meja perundingan yang berlangsung di kediaman Konsul Jenderal Inggris di Jakarta. Perundingan itu disetujui untuk membicarakan gencatan senjata lebih lanjut, Indonesia diwakili oleh Menteri Sutan Sjahrir dan Belanda diwakili oleh suatu komisi umum yang diketuai oleh Prof. Schermerhorn. Perundingan gencatan senjata tersebut akhirnya menghasilkan persetujuan sebagai berikut : Gencatan senjata diadakan atas dasar kedudukan militer pada waktu itu dan atas dasar kekuatan Sekutu serta Indonesia. Dibentuk sebuah Komisi Bersama Gencatan Senjata untuk masalah-masalah teknis pelaksanaan gencatan senjata. Dibidang pilitik, delegasi Pemerintah Indonesia dan komisi umum Belanda hanya sepakat untuk menyelenggarakan perundingan politik secepat mungkin. h) Perjanjian Linggarjati

20 26 Sebagai kelanjutan perundingan sebelumnya, sejak tanggal 10 November 1946 di Linggarjati diadakan perundingan antara Pemereintah Indonesia dan komisi umum Belanda dengan dipimpin oleh Lord Killearn. Pada tanggal 15 November 1946, diperoleh persetujuan dari kedua belah pihak yang berisi : Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda harus sudah meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari Republik Indonesia dan Belanda akan bekerjasama dalam bentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. i) Pertempuran Margarana Pada tanggal 2 dan 3 Maret 1946 Belanda mendaratkan kurang lebih 2000 tentara di Bali, disertai tokoh-tokoh Bali yang pro Belanda. Letnan I Gusti Ngurah Rai yang baru kembali dari Yogaya untuk berkonsultasi dengan Markas Tinggi TRI mengenia pembinaan Resimen Sunda Kecil dan cara-cara menghadapi Belanda, menemukan kesatuan-kesatuan resimennya telah terpencar. Perkembangan situasi politik di pusat pemerintahan Republik Indonesia semakin memburuk akibat perundingan Linggarjati, yang menyebabkan Bali tidak diakui sebagai bagian dari Republik Indonesia. Sementara itu Belanda gencar mengusahakan berdirinya negara boneka di wilayah Indonesia timur dan mengajak Letnan Kolonel Ngurah Rai untuk bekerjasama, namun ajakan tersebut ditolak mentah-mentah. Pada tanggal 18 November 1946 setelah mengumpulkan cukup kekuatan, Ngurah Rai mulai menyerang Belanda di Tabanan dan berhasil membuat satu datasemen polisi

21 27 lengkap dengan senjatanya menyerah. Pada 29 November 1946 pasukan Ngurah Rai dapat dikalahkan dalam perang puputan di Margarana. Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai gugur bersama anak buahnya, dengan gugurnya Ngurah Rai ini telah mempermudah usaha Belanda membentuk Negara Indonesia Timur. j) Peristiwa Westerling di Makasar Pada bulan Desember 1946 Belanda mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Kapten Raymond Westerling ke Sulawesi Selatan. Sejak kedatangan pada tanggal 7 Desember hingga 25 Desember 1946, pasukan Westerling secara membabi buta telah membunuh ribuan rakyat dengan maksud membersihkan Sulawesi Selatan dari pejuang-pejuang Republik Indonesia dan mematikan perlawanan terhadap pembentukan Negara Indonesia Timur. Selain pembunuhan masal yang dilakukan Belanda, Belanda yang datang membonseng tentara Autralia juga memulai usaha memecah belah dan usaha Belanda berhasil mempengaruhi beberapa tokoh daerah. Menyadari bahwa taktik Belanda membahayakan, tampillah pemuda-pemuda pelajar seperti A. Rivai, Paersi dan Wolter Mongonsidi, Mongonsidi selaku pemimpin Angkatan Muda Pelajar mengajukan usul ke PPNI untuk mengadakan perlawanan dengan kekerasan. Mereka kemudian melakukan penyerangan dan merebut tempat-tempat strategis di kota Makasar. Tentara Australia pada mulanya tidak ikut campur tangan tetapi karena hasutan NICA, akhirnya mereka menyerbu markas pemuda di Jongaya. Para pemuda kemudian mengalihkan perjuangannya ke luar kota dan gerakan untuk menduduki kota Makasar dilancarkan pada 26 Dessember 1945, tetapi mengalami kegagalan. k) Pertempuran di Palembang Pasukan Sekutu dan NICA mendarat di Palembang pada 12 Oktober 1945 dipimpin oleh Letnan Kolonel Carmichael. Pemerintah Republik Indonesia di Palembang menentukan bahwa

22 28 pasukan Sekutu hanya diizinkan mendiami daerah Talang Semut, tetapi kemudian mereka memperluas daerahnya ke tempat-tempat lain. Insiden dengan pemuda setempat meletus ketika Sekutu menggeledah rumah-rumah penduduk untuk mencari senjata. Pada bulan Oktober 1946 pasukan Sekutu meninggalkan kota Palembang dan menyerahkan kedudukan-kedudukannya pada Belanda. Ketika Belanda menuntut supaya kota Palembangdikosongkan dan pemudapemuda menolak tuntutan tersebut, pertempuran meletus. Untuk mengulur waktu guna mendatangkan bantuan, Belanda mengajukan dilaksanakan perundingan. Ketika perundingan berjalan pada 1 Januari 1947 pertempuran meletus kembali. Setelah pertempuran berlangsung lima hari lima malam, seperlima kota Palembang hancur serta banyak korban berjatuhan di kedua belah pihak. Pada tanggal 6 Januari 1947, dicapai persetujuan hencatan senjata antara Belanda dan pimpinan Pemerintah Republik Indonesia kota Palembang. Berdasarkan persetujuan gencatan senjata tersebut pasukan Indonesia mengundurkan diri dari kota Palembang sejauh 20 kilometer. l) Pertempuran Laut di Teluk Cirebon Dalam usaha meningkatkan kewaspadaan dan keterampilan pasukan, di Cirebon TKR mengadakan latihan gabungan yang terdiri dari Angkatan Darat dan Armada Pangkalan III Cirebon dari tanggal 1 sampai 5 Januari Pada hari terakhir latihan kapal-kapal Angkatan Laut menuju ke utara dalam formasi beriringan dan berpapasan dengan kapal perang Belanda yang kemudian memberikan isyarat untuk berhenti. Isyarat yang berbentu perintah itu tidak diindahkan dan kapal perang Belanda mulai melakukan penembakan. Karena serangan tersebut, RI Gajah Mada memutar halauan menghadapi lawan dan pertempuran tidak dapat dielakkan lagi. Dalam pertempuran tersebut RI Gajah Mada berkali-kali

23 29 mendapat tembakan dan akhirnya tenggelam, Letnan Samadikun, Komandan RI Gajah Mada gugur bersama dengan kapalnya. m) Penandatanganan Persetujuan Linggarjati Setelah melalui perdebatan sengit di dalam masyarakat dan dalam lingkungan KNIP akhirnya pada tanggal 25 Maret 1947 persetujuan Linggarjati ditandatangani di Istana Rijswijk yang sekarang disebut istana Merdeka, Jakarta. Begitu persetujuan ditandatangani (sebelumnya telah diterima Tweede Kamer Belanda dan KNIP), segera timbul masalah perbedaan penafsiran terhadap ketentuan-ketentuan yang ada. Dari kententuan Pasal 15, Belanda menolak penafsiran Republik Indonesia bahwa sesuai dengan pengakuan de facto, Republik Indonesia dapat mengadakan hubungan dan menetapkan perwakilan di luar negeri. Pasal 3 oleh Belanda ditafsirkan bahwa daerah-daerah yang dikuasainya dapat berdiri sendiri, apabila menginginkannya dan Belanda menolak tuntutan Republik Indonesia atas Irian Barat dengan alasan penduduk Irian Barat ingin berdiri sendiri. Beberapa hari setelah penandatanganan persetujuan Linggarjati, Pemerintah Inggris mengumumkan pengakuannya secara de facto terhadap Republik Indonesia. Kurang dari sebulan pengakuan Inggris, Pemerintah Amerika Serikat menyampaikan pula pengakuan de facto terhadap Republik Indonesia yang meliputi daerah Sumatra, Jawa dan Madura. n) Agresi Militer Belanda I Pada tanggal 27 Mei 1947 Belanda mengirim nota yang merupakan ultimatum dan harus dijawab pemerintah Republik Indonesia dalam waktu 14 hari. Pokok-pokok nota itu adalah : Membentuk pemerintah ad interim bersama Mengeluarkan uang bersama dan mendirikan lembaga devisi bersama

24 30 Republik Indonesia harus mengirimkan beras untuk rakyat di daerah-daerah yang diduduki Belanda Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk daerah-daerah Republik yang memerlukan bantuan Belanda (gendarmerie bersama) Menyelenggarakan penilikan bersama atas impor dan ekspor Pemerintah Republik Indonesia menolak tuntutan Belanda sehingga pada 21 Juli 1947 Belanda melancarkan serangan serentak terhadap daerah-daerah Republik Indonesia. Serangan militer ini dikenal dengan Agresi Militer Belanda Pertama. o) Komisi Tiga Negara Dewan keamanan PBB membentuk Komisi Jasa Baik yang dikenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN) untuk menghentikan tembak-menembak dan mencari penyelesaian sengketa antara Republik Indonesia dan Belanda secara damai. Kabinet Republik dalam sidangnya pada 6 September memutuskan meminta Australia menjadi anggota KTN, sementara Belanda memilih Belgia dan kedua negara yang telah dipilih tersebut memilih Amerika Serikat sebagai anggota ketiga. Pada tanggal 27 Oktober KTN tiba di Jakarta untuk memulai pekerjaannya. p) Perundingan Renville KTN memberikan usulan untuk mengadakan perundingan guna menyelesaikan sengaketa antara Republik Indonesia dan Belannda. Perundingan ini dilaksanakan pada 8 Desember 1947 di atas kapal Renville yang berlabuh di teluk Jakarta dengan wakil dari Indonesia Mr. Amor Syarifudin dan Belanda R. Abdulkadir Widjojoatmojo. Setelah diadakan serangkaian pendekatan, perundingan akhirnya menerima saran-saran KTN yang pokokpokoknya adalah : Segera dikeluarkan perintah penghentian tembak-menembak di sepanjang Garis van Mook

25 31 Penghentian tembak-menembak segera diikuti dengan perjanjian peletakan senjata dan pembentukan daerah-daerah kantong militer (demiliterized zones) Perundingan-perundingan dilanjutkan samapai akhirnya tercapai suatu persetujuan yang dikenal dengan Perjanjian Renville. q) Perundingan Kliurang Selama perundingan Renville berlangsung, delegasi Republik Indonesia selalu berkonsultasi dengan Pemerintah Pusat di Yogyakarta terutama mengenai masalah daerah kekuasaan Republik Indonesia. Untuk membicarakan masalah yang menyangkut daerah kekuasaan Republik Indonesia pada 13 Januari 1948 di Kaliurang diadakan perundingan antara KTN dan Republik Indonesia. r) Penandatanganan Perundingan Renville Meski telah mencapai persetujuan dia atas kapal Renville, tembak-menembak belum juga berhenti sementara KTN praktis tidak berdaya. Pada 9 Januari 1948 Belanda menyampaikan ultimatum kepada Republik Indonesia untuk segera mengosongkan sejumlah daerah yang luas dan menarik TNI dari daerah-daerah grilya ke Yogyakarta. Dalam suasana demikian perjanjian Renville akhirnya ditandatangani pada 17 Januari 1948, disusul dengan intruksi penghentian tembak-menembak pada 19 Januari Perjanjian Renville terdiri atas 10 pasal persetujuan gencatan senjata, 12 pasal prinsip politik dan 6 pasal prinsip tambahan dari KTN. Perjanjian Renville ini menempatkan Republik Indonesia pada kedudukan yang sulit dimana wilayah Republik Indonesia menjadi semakin sempit, dikurung oleh daerah pendudukan Belanda. Kesulitan itu ditambah dengan blokade ekonomi yang dilakukan Belanda secara ketat. s) Agresi Militer Belanda II Pertikaian yang terjadi di kalangan Republik Indonesia sebagai akibat perjanjian Renville, kegoncangan di kalangan TNI sebungan

26 32 dengan adanya rekonstruksi dan rasionalisasi serta penumpasan pemberontakan PKI yang menelan daya upaya dan kekuatan Republik Indonesia, memberikan kesempatan baik bagi Belanda untuk lebih menekan Republik Indonesia. Dalam siatuasi demikian pada 13 Desember Bung Hatta meminta kembali KTN menyelenggarakan perundingan dengan Belanda, bahkan dengan syarat kesediaan Republik Indonesia mengakui kedaulatan Belanda selama masa peralihan. Uluran tangan tersebut dijawab Belanda bahwa perundingan tidak akan diadakan lagi apabila tidak didasarkan tuntutan-tuntutan yang diajukan Belanda. Pada tanggal 18 Desember 1948 pukul Belanda melalui Dr. Beel memberitahuaan bahwa Belanda tidak lagi mengakui dan terikat pada persetujuan Renville. Delegasi Republik Indonesia tidak dapat menyampaikan berita tersebut ke Yogyakarta karena hubungan telepon telah diputus. Pada 19 Desember 1948 pukul ppagi agresi militer Belanda kedua dilancarkan dengan serangan udara yang langsung ditujukan ke ibu kota Republik Indonesia, Yogyakarta. Lapangan terbang Maguwo dapat dikuasai Belanda dan selanjutnya seluruh kota Yogyakarta. Presiden, Wakil Presiden dan beberapa penjabat tinggi lainnya ditawan Belanda. Presiden Soekarno diterbangkan ke Prapat dan Wakil Presiden Hatta ke Bangka. Presiden Soekarno kemudian di pindahkan ke Bangka. Dalam sidang kabinet yang sempat diadakan pada hari itu juga telah diambil keputusan untuk memberikan mandat pada Menteri Kemakmuran Mr. Syarifuddin Prawiranegara yang sedang berada di Sumatra untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). t) Serangan Umum Yogyakarta Kurang lebih setelah satu bulan Agresi Militer Belanda dilancarkan pada bulan Desember 1948, TNI telah selesai dengan konsolidasinya dan memulai serangan terhadap garis-garis

27 33 komunikasi Belanda. Serangan tersebut menyebabkan Belanda terpaksa membentuk pos-pos di sepanjang jalan jalan besar yang menghubungkan kota-kota yang telah diduduki dan mengakibatkan kekuatan Belanda terpencar pada ribuan pos kecil di seluruh daerah Republik yang merupakan suatu medan grilya yang luas. Setelah pasukan-pasukan tersebar di luar kota-kota yang didudukinya, TNI mulai menyerang kota itu sendiri. Puncak serangan terhadap kota Yogyakarta terjadi pada 1 Maret 1949 dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Serangan tersebut dilakukan dengan perencanaan dan persiapan yang matang dan atas persetujuan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada malam hari pasukan telah merayapmendekati kota dan dalam jumlah kecil mulai disusupkan ke dalam kota. Pagi hari pada tanggal 1 Maret 1949 kurang lebih pukul serangan umum dilancarkan dari segi penjuru kota, dan selama enam jam kota Yogyakarta dikuasai oleh TNI. Berita serangan ini disiarkan ke luar melalui pemancar radio dari Wonosari. Ketika Belanda melakukan serangan balasan, sasaran utama mereka adalah penghancuran pemancar radio tersebut. Tepat pada waktu pasukan TNI mengundurkan diri yang semula ditentukan pada pukul siang, bala bantuan Belanda tiba dengan kendaraan lapis baja serta pesawat terbang yang kemudian secara terus menerus menghantam daerah sepanjang jalan pengunduran. Serangan umum tersebut berhasi mencapai tujuannya, yaitu : Ke dalam Mendukung perjuangan yang dilaksanakan secara diplomatik Meninggikan moral rakyat serta TNI yang sedang bergrilya Ke luar Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan yang mampu mengadakan ofensif

28 34 Mematahkan moral pasukan Belanda u) Persetujuan Roem-Royen Sejalan dengan perlawanan grilya di Jawa dan Sumatra yang semakin meluas usaha-usaha di bidang diplomasi terus berjalan. Pada tanggal 17 April 1949 diadakan perundingan pendahuluan di Jakarta yang diketua Merle Cochran wakil Amerika Serikat dalam UNCI. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh Roem dan Belanda diketuai Dr. Van Royen. Setelah melalui perundingan yang berlarut-larut, akhirnya pada 7 Mei 1949 tercapai persetujuan yang kemudian dikenal dengan nama Roem-Royen Statement. Isi persetujuan tersebut adalah sebagai berikut : Delegasi Indonesia menyetakan kesediaan Pemerintah Republik Indonesia untuk : Mengeluarkan perintah kepada pengikut Republik yang bbersenjata untuk menghentikan perang grilya Bekerjasama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag dengan maksud untuk mempercepat penyerahan kedaulatan yang sungguh dan lengkap kepada Negara Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat Peryataan Belanda pada pokoknya berisi : Menyetujui kembalinya Pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta Menjamin penghentian gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik Tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di daerah yang di kuasai oleh Republik Indonesia sebelum 19 Desember 1949 dan tidak akan meluasakn negara atau daerah dengan merugikan Republik

29 35 Menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat Berusaha dengan sesungguh-sungguhnya supaya KMB segera diadakan sesudah Pemerintah Republik kembali ke Yogyakarta Hasil perundingan Roem-Royen ini mendapat reaksi keras dari berbagai pihak di Indonesia terutama pihak TNI dan PDRI. Selagi perundingan berlangsung, Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia Jenderal Soedirman pada tanggal 1 Mei 1949 mengeluarkan amanat kepada komandan-komandan kesatuan dan memperingatkan agar tidak turut memikirkan perundingan karena hanya akan merugikan pertahanan dan perjuangan. Amanat Panglima Besar Soedirman tersebut kemudian disusul dengan maklumat-maklumat Markas Besar Komando Djawa (MBKD) agar tetap waspada meskipun ada perundingan-perundingan yang menghasilkan persetujuan. Selama dan setelah perundingan berlangsung perlawanan grilya tetap berjalan di daerah-daerah. v) Presiden dan Wakil Presiden Kembali ke Yogyakarta Setelah diperoleh kesepakatan mengenai pokok-pokok pelaksanaan gencatan senjata dan kembalinya pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta pada 22 Juni 1949 dimulailah persiapan penarikan tentara Belanda di bawah pengawasan UNCI. Penarikan tentara Belanda dari Yogyakarta dimulai pada 24 samapi 29 Juni Setelah kota Yogyakarta sepenuhnya dikosongkan dari tentara Belanda, pada 29 Juni 1949 TNI mulai memasuki kota. Pada 6 Juni 1949 Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta kembali ke Yogyakarta, disusul dengan kembalinya Panglima Besar Soedirman pada 10 Juli 1949 setelah bergrilya selama hampir 7 bulan. Pada 13 Juli 1949 Mr. Syarifuddin Prawiranegara menyerahkan mandatnya dengan resmi kepada Wakil Presiden Mohammad Hatta dalam suatu pertemuan antara pemimpin PDRI dan pemimpin Republik yang dulu ditawan di Bangka.

30 36 w) Konferensi Meja Bundar Pada tanggal 4 Agustus 1949 ditetapkan delegasi Republik Indonesia dalam KMB dan pada 23 Agustus 1949 Konferensi Meja Bundar dibuka di Den Haag Belanda. Masalah yang sulit dipecahkan dalam konferensi itu adalah sebagai berikut : Uni Indonesia-Belanda menginginkan agar sifatnya hanya kerja sama yang bebas tanpa adanya organisasi permanen, sedangkan Belanda menginginkan kerja sama yang luas dengan organisasi permanen yang luas pula. Soal hutang, Indonesia hanya mengakui hutang-hutang Hindia Belanda sampai menyerahnya Belanda kepada Jepang. Sebaliknya, Belanda berpendapat bahwa Indonesia harus mengambil alih semua kekayaan maupun hutang Hindia Belanda sampai saat itu, termasuk biaya perang kolonial terhadap Indonesia. Setelah diadakan perundingan yang berlarut-larut pada 2 November 1949 tercapailah persetujuan KMB dengan hasil utamanya Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pada akhir bulan Desember Terdapat pula persetujuan pokok mengenai masalah keuangan, ekonomi, budaya dan lain-lain serta mengenai Irian Barat penyelesaiannya ditunda selama satu tahun. x) Penandatanganan Piagam Konstitusi Republik Indonesia Serikat Wakil-wakil Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah negara dan daerah yang menjadi bagian RIS serta Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari masing-masing negara/daerah bagian tersebut pada 14 Desember 1949 berkumpul di Jalam Pegangsaan Timur 56, Jakarta untuk mengadakan permudyawarahan federal. Pertemuan itu membicarakan dan kemudian menyetujui naskah Undang-Undang Dasar Sementara yang sebelumnya telah disetujui oleh delegasi

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI Setelah Belanda mundur dan meninggalkan Indonesia, ada beberapa hal yang terjadi: Belanda menyingkir ke Australia. Belanda membentuk dua buah organisasi Sekutu, yaitu AFNEI

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( ) PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA Page1 BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA I. Perjuangan Bersenjata Setelah Perang Pasifik, Indonesia ditangani oleh Pasukan Sekutu yang bernama Allied Forces

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( ) TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) DOSEN PEMBIMBING : ARI WIBOWO,M.Pd Disusun Oleh : Rizma Alifatin (176) Kurnia Widyastanti (189) Riana Asti F (213) M. Nurul Saeful (201) Kelas : A5-14

Lebih terperinci

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Purwanto, S.Pd.SD SD Negeri 3 Slogohimo Multimedia Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Kelas V B Skip >> SK/KD TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu di Eropa dan menyerahnya Jepang kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( ) REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) Disusun Oleh : Rizma Alifatin (14144600176) Kurnia Widyastanti (14144600189) Riana Asti F (14144600213) M. Nurul Saeful (14144600201) Sejarah Singkat RIS Pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan

Lebih terperinci

SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM KTSP 2006 & K-13

SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM KTSP 2006 & K-13 Kurikulum 2006/2013 Kelas XII Sejarah PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI BERBAGAI DAERAH II SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM KTSP 2006 & K-13 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN. Kata Kunci

BAB 3 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN. Kata Kunci BAB 3 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN AN INDONESIA Tujuan Pembelajaran Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang perjuangan rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Setelah mempelajari

Lebih terperinci

3. Rangkuman Materi IPS Kelas IX Bab 3 Semester 1 (Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI) USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

3. Rangkuman Materi IPS Kelas IX Bab 3 Semester 1 (Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI) USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA 3. Rangkuman Materi IPS Kelas IX Bab 3 Semester 1 (Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI) USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA A. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konflik antara

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perang Medan Area merupakan suatu peristiwa dimana perjuangan rakyat Medan melawan sekutu yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia memproklamasikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia dapatkan merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang yang diwarnai dengan bentuk perjuangan rakyat Indonesia. Perjuangan

Lebih terperinci

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) D alam Bab sebelumnya telah dibahas upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan penyelesaikan permasalahan dengan Belanda melalui perjanjian-perjanjian yang disepakati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka

Lebih terperinci

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah. Nama kelompok : Achmad Rafli Achmad Tegar Alfian Pratama Lulu Fajar F Nurul Vita C Kelas : XII TP2 1. Perhatikan penyataan-pernyataan berikut. 1. Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( ) 58 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka, dapat disimpulkan bahwa Proses Perjuangan Lettu CPM Suratno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Panggungrejo

Lebih terperinci

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio. Tugas IPS. Drama : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat

Lebih terperinci

Materi Sejarah Kelas XII IPS

Materi Sejarah Kelas XII IPS 2. Perjanjian Roem Royen Perjanjian Roem-Royen merupakan perundingan yang membuka jalan ke arah terlaksananya.konferensi Meja Bundar yang menjadi cikal bakal terwujudnya Negara Kesatuan Repulik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda. 2 Perjuangan dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia terus dilakukan. Pada tanggal 17 Januari 1948 perjanjian Renville akhirnya di tandatangani disusul dengan instruksi penghentian tembak menembak

Lebih terperinci

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) LAMPIRAN 70 71 Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 72 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : SD Negeri Salatiga 02 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maya Nurhasni, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maya Nurhasni, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyerahnya Jepang terhadap Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 telah menandai akhir Perang Dunia II. Dalam situasi demikian, tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 1) LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 1) I. Satuan Pendidikan : SDN Lempuyangan I Yogyakarta Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : V (lima) / II (dua) Pertemuan ke- :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa mengenal lelah. Terlebih-lebih mereka mengalami penderitaan yang amat sangat dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN

BAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN BAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN Pada Bab sebelumnya telah dibahas mengenai Serangan Umum 1 Maret yang dilaksanakan oleh TNI sebagai pembuktian masih adanya kekuatan Militer Indonesia kepada pihak Belanda.

Lebih terperinci

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal. SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9 1. Soekarno dan Mohammad Hatta disebut tokoh Dwi tunggal Tri Tunggal Catur Tunggal Panca Tunggal Jika menyebut

Lebih terperinci

BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN

BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN A. Latar Belakang Terjadinya Agresi Militer Belanda I Pada tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Republik Indonesia telah diproklamirkan. Perseteruan antara pihak

Lebih terperinci

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 BANDUNG LAUTAN API PETA KONSEP BANDUNG LAUTAN API LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 PENGOSONGAN BANDUNG Peristiwa Bandung Lautan

Lebih terperinci

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai 2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Walaupun Indonesia sudah merdeka, Jepang belum mengakui kemerdekaan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

BAB III PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA PETA KONSEP KATA KUNCI

BAB III PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA PETA KONSEP KATA KUNCI BAB III PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia PETA KONSEP MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

Lebih terperinci

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto: Yusuf Budianto 0906636075 BAB 7-BAB 12 Adanya rencana pembuangan para tahanan Indonesia ke Tanah Merah membuat reputasi Belanda memburuk. Hal ini juga menimbulkan protes keras dari orang Indonesia, apalagi

Lebih terperinci

Kata pengantar. Daftar Isi. Halaman Judul...(i) Kata pengantar... (ii) Daftar Isi... (iii) BAB I

Kata pengantar. Daftar Isi. Halaman Judul...(i) Kata pengantar... (ii) Daftar Isi... (iii) BAB I Makalah Sejarah Kata pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah berikan rahmat dan karunianya pada kami hingga kami sukses merampungkan makalah ini yang alhamdulillah pas pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1. Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya konfik antara Indonesia dengan Belanda

PENDAHULUAN. 1. Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya konfik antara Indonesia dengan Belanda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan Indonesia mendapat gangguan dari pihak Belanda. Hal ini terbukti dengan adanya pasukan Belanda yang ikut membonceng pasukan sekutu. Belanda ingin menjajah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum pembelajaran adalah suatu prilaku individu yang dilakukan secara sadar atau sengaja untuk mencapai perubahan tingkah laku dan bertambahnya pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah sekian lama berada dalam belenggu penjajahan, tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Proklamasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dari segala sesuatu yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas V masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas V masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Data Awal Hasil Belajar IPS Siswa Data awal yang diperoleh peneliti melalui observasi siswa dan wawancara dengan guru kelas, diketahui

Lebih terperinci

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA PASCA KEMERDEKAAN Tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang untuk pertama kalinya dengan keputusan: Mengesahkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi Perundingan yang dilakukan pemimpin Republik Indonesia bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Soal Evaluasi Nama Sekolah : Hari, tanggal : Mata Pelajaran : Nama : Kelas : No.absen : Nilai: Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling

Lebih terperinci

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi.

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi. 1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia adalah lembaga (tinggi) negara yang baru yang sederajat dan sama tinggi kedudukannya dengan Mahkamah Agung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1 L A M P I R A N 79 LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1 80 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Nama sekolah : SD N Blotongan 01 Mata pelajaran Kelas/semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.398, 2016 KEMHAN. Pasukan. Misi Perdamaian Dunia. Pengiriman. Kebijakan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGIRIMAN

Lebih terperinci

TES FORMATIF SEBELUM UJI VALIDITAS (PRETEST) : SD Mangunsari 05 Salatiga. Hari/Tanggal : Kamis, 31 Maret Nama/No :

TES FORMATIF SEBELUM UJI VALIDITAS (PRETEST) : SD Mangunsari 05 Salatiga. Hari/Tanggal : Kamis, 31 Maret Nama/No : LAMPIRAN 88 89 TES FORMATIF SEBELUM UJI VALIDITAS (PRETEST) Nama Sekolah Kelas/Semester Mata pelajaran : SD Mangunsari 05 Salatiga : VI/2 : Ilmu Pengetahuan Sosial Hari/Tanggal : Kamis, 31 Maret 2016 Waktu

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit)

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit) Langkah untuk mendapatkan kunci jawaban dan pembahasan download di Latihan Soal CPNS Sejarah (Perjuangan Bangsa Kode E) Ferry Andriyanto, S. Pd. 1. Preanger Stelsel mewajibkan rakyat Indonesia untuk menanam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non

BAB II KAJIAN PUSTAKA. maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non 23 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskrisi Teori 1. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Kreativitas menurut Suryobroto (2009: 191) adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

PR IPS. Nama : Akbar Ananda (02) Kelas : 6A

PR IPS. Nama : Akbar Ananda (02) Kelas : 6A Nama : Akbar Ananda (02) Kelas : 6A PR IPS 11. Sebutkan 10 macam rumah adat beserta provinsinya! Jawab: 1) Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD). Rumah Adat : Rumah Krong Bade 2) Provinsi Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan

Lebih terperinci

Denhaag - Belanda 23 Agustus - 2 Nopember 1949

Denhaag - Belanda 23 Agustus - 2 Nopember 1949 Konferensi Meja Bundar Denhaag - Belanda 23 Agustus - 2 Nopember KMB ="Konferensi Meja Bundar" Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Proses Perjuangan Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam ruang dan waktu atau perkembangan yang mengandung serangkaian

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Kelompok Eksperimen. Sekolah : SD Negeri Dukuh 02. Kelas/ Semestar:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Kelompok Eksperimen. Sekolah : SD Negeri Dukuh 02. Kelas/ Semestar: 49 Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I Kelompok Eksperimen Sekolah : SD Negeri Dukuh 02 Mata Pelajaran : Kelas/ Semestar: Alokasi Waktu : Ilmu Pengetahuan Sosial V

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Setelah kabinet Amir Syarifuddin jatuh, atas persetujuan presiden KNIP memilih Hatta sebagai Perdana Menteri. Jatuhnya Amir Syarifuddin membuat kelompok kiri kehilangan basis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan yang gigih dan tidak mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 usaha-usaha perjuangan

Lebih terperinci

UKBM SEJARAH 3.5/4.5/1/5-1

UKBM SEJARAH 3.5/4.5/1/5-1 UKBM SEJARAH 3.5/4.5/1/5-1 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG UNIT KEGIATAN BELAJAR SEJ - 3.5/4.5/1/5-1 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Sejarah

Lebih terperinci

PASUKAN IMAM *) Oleh: Ir. Sunardi, MT. **)

PASUKAN IMAM *) Oleh: Ir. Sunardi, MT. **) PASUKAN IMAM *) Oleh: Ir. Sunardi, MT. **) Pembuka Hari Jum at Legi, tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diproklamirkan kemerdekaanya oleh Soekarno dan Moh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima dengan tangan terbuka oleh rakyat Indonesia yang memang sudah sangat merindukan kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN UUD

SEJARAH PERKEMBANGAN UUD SEJARAH PERKEMBANGAN UUD [18 Agustus 1945 dan Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959] Dr. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga 2017 Pokok Bahasan

Lebih terperinci

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu 11 Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu runtutan peristiwa yang didalamnya terdapat bagian- bagian tertentu yang saling berhubungan dalam suatu perubahan. Pengambilalihan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil perbaikan pelasanaan tindakan kelas melalui

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil perbaikan pelasanaan tindakan kelas melalui BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil perbaikan pelasanaan tindakan kelas melalui model pembelajaran Group Investigation (GI) pada mata pelajaran IPS kelas V A SD Kasihan Bantul

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada tanggal 10 Agustus 1945 draft penyerahan tanpa syarat Jepang kepada

I. PENDAHULUAN. Pada tanggal 10 Agustus 1945 draft penyerahan tanpa syarat Jepang kepada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 10 Agustus 1945 draft penyerahan tanpa syarat Jepang kepada Sekutu disusun dan direkam, selain mencantumkan penyerahan tanpa syarat Jepang terhadap Sekutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras

Lebih terperinci

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Pembentukan BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) Pembentukan PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai) Peristiwa Rengasdengklok Perumusan Teks

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK KISI-KISI UKG 2015 SEJARAH Indikator Pencapaian b c d e 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, 1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek

Lebih terperinci

MODUL KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA

MODUL KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA MODUL KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA MATERI : MAKNA PROKLAMASI DAN KEHIDUPAN SOSIAL MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA Fredy Hermanto, S. Pd., M.Pd. PPG DALAM JABATAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha perjuangan pembelaan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dipikul oleh rakyat Indonesia dengan mengangkat dan siasat perang untuk mempertahankan hak

Lebih terperinci

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Berikut ini adalah daerah pertama di yang diduduki oleh tentara Jepang... a. Aceh, Lampung, Bali b. Morotai, Biak, Ambon c. Tarakan, Pontianak, Samarinda d. Bandung, Sukabumi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang

Lebih terperinci