BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)
|
|
- Yohanes Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) D alam Bab sebelumnya telah dibahas upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan penyelesaikan permasalahan dengan Belanda melalui perjanjian-perjanjian yang disepakati kedua belah pihak. Perjanjian yang telah dilaksanakan antara lain perjanjian Linggarjati, Perjanjian Renvile, dan Perjanjian Roem-Royen akan tetapi pada pelaksanaannya perjanjianperjanjian tersebut selalu dilanggar oleh pihak Belanda. Pada Bab ini akan dibahas usaha diplomasi Indonesia sebagai kelanjutan Perjanjian Roem-Royen dalam mendapatkan pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan dari Belanda melalui Konferensi Meja Bundar yang dilaksanakan di Den Haaq. Berikut merupakan tujuan instruksional khusus (TIK) pada Ban 13 ini TIK Setelah mempelajari Bab 12 ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan latar belakang dilaksanakannya Konferensi Meja Bundar 2. Mendeskripsikan pelaksaanan Konferensi Meja Bundar 3. Mendeskripsikan kesepakatan Indonesia dan Belanda dalam naskah persetujuan hasil Konferensi Meja Bundar 4. Menganalisis dampak positif dan negatif Konferensi Meja Bundar bagi kemerdekaan Indonesia Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 antara perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg), yang mewakili berbagai negara yang diciptakan Belanda di kepulauan Indonesia. Sebelum konferensi ini, berlangsung tiga pertemuan tingkat tinggi antara Belanda dan Indonesia, yaitu Perjanjian Linggarjati (1947), Perjanjian Renville (1948), dan Perjanjian Roem-Royen (1949). Konferensi ini berakhir dengan kesediaan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat. 327 S N I 5
2 Gambar. Suasana Konferensi Meja Bundar Indonesia, BFO, dan Belanda di Den Haag. Sumber: foto repro 40 Tahun Indonesia Merdeka 1. Latar Belakang Konferensi Meja Bundar Sesuai dengan isi perjanjian Roem-Roijen, bahwa Republik Indonesia akan diikut sertakan dalam Konferensi Meja Bundar, dan bentuk pemerintahan yang akan diakui oleh Belanda adalah pemerintahan yang berbentuk Serikat. Akan tetapi sebelum diadakan KMB, terlebih dahulu diadakan konferensi Antar- Indonesia, yaitu konferensi antara Republik Indonesia dengan BFO untuk membahas pembentukan pemerintahan peralihan sebelum terbentuknya Negara Indonesia Serikat dalam Konferensi Meja Bundar, Konferensi ini juga dimaksudkan untuk menyambut KMB. Perang gerilya oleh TNI dan rakyat yang sangat meningkat setelah Agresi Militer Belanda II telah menyadarkan pemimpin-pemimpin BFO bahwa bagaimanapun Belanda tidak dapat lagi berkuasa di Indonesia Pada tanggal Juli 1949 di Yogyakarta di adakan Konferensi Inter Indonesia di Yogyakarta dan pada tanggal 31 Juli sampai 2 Agustus 1949 di Jakarta diadakan Konfernsi inter Indonesia kedua antara wakil-wakil Republik Indonesia dan pemimpin-pemimpin BFO. Dalam konferensi itu hampir 328 S N I 5
3 seluruhnya membicarakan mengenai pembentukan negara Republik Indonesia Serikat. Gambar. Suasana Konferensi Inter-Indonesia pertama di Yogyakarta pada tanggal 19 sampai dengan 22 Juli Sumber. Repro foto 30 Tahun Indonesia Merdeka Konferensi Antar-Indonesia berlangsung pada tanggal Juli Konferensi ini memperlihatkan, bahwa politik devide at impera yang ingin diterapkan kembali oleh Belanda mengalami kegagalan. Konferensi Antar- Indonesia yang diselenggarakan di Yogyakarta itu dihasilkan persetujuan mengenai bentuk dan hal-hal yang bertalian dengan bentuk ketatanegaraan Indonesia Serikat dan pembagian hak negara bagian RIS atau daerah-daerah otonom (Notosusanto, 1984). Gambar. Konfernsi Inter Indonesia kedua di Jakarta pada tanggal 23 Juli sampai 2 Agustus Sumber. Repro foto 30 Tahun Indonesia Merdeka 329 S N I 5
4 Setelah konferensi Antar Indonesia, maka diangkatlah delegasi yang akan mewakili Indonesia dalam KMB. Adapun susunanya sebagaimana ditulis oleh Slametmuljana: Pada tanggal 4 Agustus 1949 telah diangkat delegasi Republik Indonesia untuk menuju KMB yang terdiri dari: Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof. Dr. Supomo, Dr. J. Leimena, Mr. Ali Sastroamidjojo, Ir. Djuanda, Dr. Sukiman, Mr. Sujono Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo, Kolonel TB. Simatupang dan Mr.Sumardi, delegasi dari Belanda dipimpin oleh Mr. Van Marseveen. Sedangkan delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak. Sementara itu delegasi UNCI (Komisi Keamanan PBB) dipimpin oleh H. M. Cohran. (1969:301). Drs. Moh. Hatta (Ketua Delegasi Indonesia) Anggota-anggota Moh.Roem Dr. Supoma Dr.J.Leimena Mr. Ali Sastroamidjojo Ir. Djuanda Dr.Sukiman 330 S N I 5
5 Mr. Sujono Hadinoto Dr. Sumitro Djojohadikusumo Mr. Abdul Karim P Kolonel TB. Simatupang Mr.Sumardi Mr. Van Marseveen Sultan Hamid II (Delegasi Belanda) (Delegasi BFO) Sumber: ( 2. Pelaksanaan Konferensi Meja Bundar Konferensi Meja Bundar berlangsung dari tanggal 23 Agu sampai tanggal 2 November 1949 di Den Haag. Konferensi Meja Bu dasarnya merupakan konferensi segitiga antara delegasi Belanda Indonesia, dan delegasi BFO dibawah pengawasan PBB. 331
6 Konferensi Meja Bundar menghasilkan naskah-naskah persetujuan lengkap yang mengatur hubungan antara RI, BFO, dan Belanda, yang pada pokoknya terbagi atas dua bagian. Yaitu induk perjanjian dan anak perjanjian. Adapun hasil yang yang dicapai dalam Konferensi Meja Bundar antara lain adalah sebagai berikut: 1. Pengakuan (penyerahan) kedaulatan yang lengkap dan tanpa syarat selambatlambatnya pada tanggal 30 Desember 1949 oleh Belanda kepada Negara Indonesia Serikat. 2. Negara Indonesia Serikat dan Belanda bersama-sama membentuk suatu Uni yang dikepalai oleh raja Belanda untuk mengurus kepentingan bersama. Akan tetapi ada dua hal yang kurang menguntungkan Indonesia dari hasil yang dicapai dalam KMB tersebut, yaitu masalah hutang Indonesia dan masalah Irian Barat. Kedua masalah tersebut akhirnya dapat diselesaikan melaui keputusan-keputusan seperti : Belanda tetap mempertahankan kedaulatan atas Irian Barat sampai ada perundingan-perundingan lebih lanjut mengenai status wilayah itu. Dan RIS memikul tanggung jawab atas hutang Hindia Belanda, sebesar 4,3 milyar gulden (Hanifah, 1978) Hasil yang telah dicapai dalam KMB oleh kedua delegasi, kemudian dibawa pulang ke negara masing-masing untuk mendapatkan pengesahan dari parlemen. Dalam sidang KNIP tanggal 15 Desember 1949 diterima dan sekaligus mendapat pengesahan. Hasil KMB merupakan dasar bagi pengakuan kadaulatan pada tanggal 27 Desember Tanggal 27 Desember 1949, diadakanlah upacara penyerahan (pengakuan) kedaulatan atas RIS dalam suatu upacara protokol yang diadakan di Den Haag. Pengakuan kedaulatan dilangsungkan pula di Jakarta, di Den Haag dilakukan penyerahan kedaulatan dari perdana menteri Dress kepada Perdana Menteri Moh. Hatta dan di Jakarta dari tangan Lovink kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX, masing-masing mewakili kerajaan Belanda dan Republik Indonesia Serikat. Dengan demikian maka RIS menjadi negara yang berdaulat, karena telah mendapat pengakuan de facto dan de jure dari dunia Internasional. 332 S N I 5
7 3. Dampak Hasil Konferensi Meja Bundar Terhadap Indonesia Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup menggembirakan bagi bangsa Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada bangsaa Indonesia, sehingga dampak positif pun diperoleh Indonesia. Berikut merupakan dampak dari Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia: Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai, Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat, bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus Selain dampak positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif, yaitu belum diakuinya Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Sehingga Indonesia masih berusaha untuk memperoleh pengakuann bahwa Irian Barat merupakan bagian dari NKRI. Sidang pembukaan KMB yang diselenggarakan di Ridderzaal, Den pada tanggal 23 Agustus 1949 pukul (waktu Eropa). Kursi khusus disebelah kiri adalah kursi ketua sidang, Perdana Mentri Dress. Disebelah kirinya (melingkar sesuai putaran jarum jam) adalah para delegasi dari Belanda, UNCI, BFO, dan RI (membelakangi lensa). Diantara tempat duduk masing-masing g delegasi terdapat jarak yang digunakan sebagai jalan keluar masuk dalam kelompok masing-masing. Sumber: K.M.L Tobing Perjuangan Politik Bangsa Indonesia KMP. Jakarta: Haji Masagung. Hal S N I 5
8 J.H. Maarseveen, Sultan Hamid II dan Mohammad Hatta menandatangani Perjanjian Meja Bundar, 2 November Sumber: Sekretariat Negara Indonesia Merdeka. Jakarta: PT. Citra Lamtoro Gung Persada. Hal S N I 5
9 Kesimpulan Sebagai tindak lanjut dari hasil perundingan sebelumnya antara Indonesia dengan Belanda, pada tanggal 23 Agustus 1949 dilaksanakanlah Konferensi Meja Bundar di Den Haag, negeri Belanda. Adapun tujuan dari Konferensi ini adalah ingin segera membentuk Negara Indonesia Serikat (RIS) seperti yang direncanakan sebelumnya. Konferensi ini dihadiri oleh delegasi Indonesia, Belanda, BFO, dan UNCI. Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup menggembirakan bagi bangsa Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada bangsa Indonesia, sehingga dampak positif pun diperoleh Indonesia. Dampak dari Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia adalah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, sehingga konflik dengan Belanda dapat diakhiri 335 S N I 5
10 Glosarium BFO : Bijeenkomst voor Federaal Overleg, forum kerjasama federal antara negara-negara bagian dan daerah kecuali Indonesia yang disponsori oleh Negara Indonesia Timur de Facto : pengakuan yang diberikan oleh suatu negara kepada negara lain yang telah memenuhi unsur-unsur negara, seperti ada pemimpin, rakyat dan wilayahnya. de Jure : Ungkapan yang berarti "berdasarkan (atau menurut) hukum", yang dibedakan dengan de facto, yang berarti "pada kenyataannya (fakta)". 336 S N I 5
11 Latihan 1 1. Buatlah laporan singkat tentang pelaksanaan Konferensi Meja Bundar. 2. Diskusikanlah hasil laporan tersebut. 3. Lakukanlah analisis tentang hasil yang dicapai dari KMB. 4. Bagaimana pendapat anda tentang perubahan bentuk negara Indonesia dari Republik Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat pada KMB 5. Kemukakanlah dampak yang ditimbulkan KMB terhadap Indonesia. Latihan 2 1. Delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) dipimpin oleh... a. Drs. Moh. Hatta b. Sultan Hamid II c. Sultan Syahrir d. Amir Syarifuddin e. Abdul kadir Wijoyoatmojo 2. Berikut ini adalah salah satu hasil dari KMB adalah... a. Pengakuan kedaulatan Belanda terhadap Indonesia sebagai negara merdeka dengan nama RI. b. Penarikan pasukan Belanda dari wilayah RI c. Kedaulatan RI terdiri atas Sumatra, Jawa dan Madura d. Penghentian perang gerilya oleh TNI e. Belanda berdaulat atas RI sebelum terbentuk RIS 3. Diplomasi yang pernah dihasilkan antara RI dan Belanda adalah perjanjianperjanjian-perjanjian sebagai berikut: 1. Perjanjian Linggarjati 2. Perjanjian Renville 3. Perjanjian antar Indonesia 4. Konferensi Meja Bundar Masalah Irian Barat timbul dari perjanjian... a. 1 c. 3 e. 5 b. 2 d Delegasi BFO dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) diwakili oleh S N I 5
12 a. Drs. Moh. Hatta b. William Dress c. Sultan Hamid II d. Sutan Syahrir e. Amir Syarifuddin 5. Tempat dilaksanakannya KMB adalah... a. Indonesia d. Australia b. Den Haag, Belanda e. Amerika Serikat c. Inggris 6. Sebelum KMB dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan Konferensi Antar Indonesia antara... a. Indonesia dengan Belanda b. Indonesia dengan BFO c. Belanda dengan BFO d. Belanda dengan Inggris e. Indonesia dengan Jepang 7. Persoalan yang menjadi perdebatan sengit antara Indonesia dengan Belanda pada KMB adalah... a. Masalah hutang Belanda dan masalah Irian Barat b. Masalah wilayah Indonesia c. Masalah peperangan antara Indonesia dengan Belanda d. Masalah kedaulatan negara Indonesia e. Masalah Indonesia dengan BFO 8. Delegasi UNCI dalam KMB adalah... a. Drs. Moh. Hatta b. William Dress c. Sultan Hamid II d. Sutan Syahrir e. H. M. Cohran 9. Delegasi-delegasi yang menghadiri KMB adalah... a. Indonesia, Belanda, BFO, dan UNCI 338 S N I 5
13 b. Indonesia, Belanda dan Inggris c. Indonesia, Belanda dan Amerika Serikat d. Indonesia, Belanda dan Australia e. Belanda, Australia dan UNCI 10. Konferensi Meja Bundar dilaksanakan pada tanggal... a. 22 Agustus 1948 b. 23 Agustus 1949 c. 24 Agustus 1946 d. 23 Agustus 1945 e. 10 Desember 1948 TAMBAHAN SOAL 1. Mengapa pada Konferensi Meja Bundar masalah Irian Barat belum terselesaikan. a. Belanda ingin menguasai Irian Barat b. Irian Barat adalah wilayah yang sangat kaya c. karena pada saat itu Belanda sedang mengadakan eksplorasi/ penelitian sumber daya alam di Irian. d. Irian Barat adalah wilayah yang aman 2. Bagaimanakah dampak KMB bagi Belanda. a. Belanda harus mengakui kedaulatan Indonesia b. Belanda harus meninggalkan Indonesia c. Belanda menguasai Indonesia secara penuh. d. Belanda akan menguasai Irian Barat 3. Apakah tanggapan Belanda di depan sidang PBB tentang masalah irian barat? a. Bahwa Irian Barat adalah wilayah kekuasaan Belanda b. Belanda akan melepaskan Irian Barat setahun setelah pengakuan kedaulatan c. Belanda meyakinkan siding PBB bawah masalah Irian Barat adalah masalah Bilateral antara Indonesia dengan Belanda. d. Belanda tidak akan melepaskan Irian Barat 339 S N I 5
14 4. Taktik pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan irian barat secara diplomasi adalah... a. melalui konferensi tingkat menteri dan forum PBB b. melalui perjuangan fisik c. membentuk organisasi orang-orang irian Barat d. melalui dewan adat Irian Barat 5. Hal-hal apakah yang sangat merugikan bangsa Indonesia dalam KMB adalah... a. Tertundanya penyelesaian masalah Irian Barat b. Hutang Belanda pada 1942 sampai disepakatinya RIS akan ditangung RIS c. Indonesia menjadi negara bagian RIS di mana menjadi bawahan dari pemerintahan Belanda. d. Adanya pengakuan kedaulatan bagi Indonesia 6. Tujuan diadakannya penentuan pendapat rakyat irian barat adalah... a. untuk menentukan status daerah bagian barat pulau Papua b. untuk membebaskan Irian Barat dari Belanda c. agar Irian Barat menjadi wilayah Indonesia. d. agar Irian Barat dapat berdiri sendiri. 340 S N I 5
15 Daftar Pustaka Hanifah, Abu Renungan Perjuangan Bangsa Dulu dan Sekarang. Jakarta:Idayu Press. Tobing, K.M.L Perjuangan Politik Bangsa Indonesia KMP. Jakarta: Haji Masagung. Nugroho Notosusanto Sejarah Nasional Indonesia. Jilid VI: Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia ( ). Jakarta: Balai Pustaka. Slametmuljana Nasionalisme sebagai Modal Perjuangan Bangsa Indonesia Jilid II. Djakarta: Balai Pustaka Sekretariat Negara Republik Indonesia Indonesia Merdeka. Jakarta: PT. Citra Lamtoro Gung Persada S N I 5
16 BAGAN MATERI Usaha Diplomasi Indonesia Konferensi Meja Bundar (KMB) Konferensi Inter Indonesia Indonesia, BFO, dan Belanda Penyerahan Kedaulatan RIS 342 S N I 5
SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.
SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9 1. Soekarno dan Mohammad Hatta disebut tokoh Dwi tunggal Tri Tunggal Catur Tunggal Panca Tunggal Jika menyebut
Lebih terperinciMateri Sejarah Kelas XII IPS
2. Perjanjian Roem Royen Perjanjian Roem-Royen merupakan perundingan yang membuka jalan ke arah terlaksananya.konferensi Meja Bundar yang menjadi cikal bakal terwujudnya Negara Kesatuan Repulik Indonesia
Lebih terperinciDenhaag - Belanda 23 Agustus - 2 Nopember 1949
Konferensi Meja Bundar Denhaag - Belanda 23 Agustus - 2 Nopember KMB ="Konferensi Meja Bundar" Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )
REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) Disusun Oleh : Rizma Alifatin (14144600176) Kurnia Widyastanti (14144600189) Riana Asti F (14144600213) M. Nurul Saeful (14144600201) Sejarah Singkat RIS Pada tanggal
Lebih terperinciTUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )
TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) DOSEN PEMBIMBING : ARI WIBOWO,M.Pd Disusun Oleh : Rizma Alifatin (176) Kurnia Widyastanti (189) Riana Asti F (213) M. Nurul Saeful (201) Kelas : A5-14
Lebih terperinciBAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN
BAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN Pada Bab sebelumnya telah dibahas mengenai Serangan Umum 1 Maret yang dilaksanakan oleh TNI sebagai pembuktian masih adanya kekuatan Militer Indonesia kepada pihak Belanda.
Lebih terperinciPERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN
PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A
Lebih terperinciBAB XIV PENGAKUAN KEDAULATAN INDONESIA OLEH BELANDA
BAB XIV PENGAKUAN KEDAULATAN INDONESIA OLEH BELANDA Pada Bab terakhir ini akan dibahas mengenai pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda yang merupakan hasil Konferensi Meja Bundar yang dilaksanakan
Lebih terperinciB A B III KEADAAN AWAL MERDEKA
B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa
Lebih terperinciPANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik
Lebih terperinciPERISTIWA SETELAH PROKLAMASI
PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI Setelah Belanda mundur dan meninggalkan Indonesia, ada beberapa hal yang terjadi: Belanda menyingkir ke Australia. Belanda membentuk dua buah organisasi Sekutu, yaitu AFNEI
Lebih terperinciBAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi
BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi Perundingan yang dilakukan pemimpin Republik Indonesia bertujuan untuk menciptakan
Lebih terperinciKata pengantar. Daftar Isi. Halaman Judul...(i) Kata pengantar... (ii) Daftar Isi... (iii) BAB I
Makalah Sejarah Kata pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah berikan rahmat dan karunianya pada kami hingga kami sukses merampungkan makalah ini yang alhamdulillah pas pada
Lebih terperinciPERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )
PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda
Lebih terperinci1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi.
1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia adalah lembaga (tinggi) negara yang baru yang sederajat dan sama tinggi kedudukannya dengan Mahkamah Agung
Lebih terperinciSEJARAH PERKEMBANGAN UUD
SEJARAH PERKEMBANGAN UUD [18 Agustus 1945 dan Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959] Dr. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga 2017 Pokok Bahasan
Lebih terperinciPR IPS. Nama : Akbar Ananda (02) Kelas : 6A
Nama : Akbar Ananda (02) Kelas : 6A PR IPS 11. Sebutkan 10 macam rumah adat beserta provinsinya! Jawab: 1) Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD). Rumah Adat : Rumah Krong Bade 2) Provinsi Sumatera Utara
Lebih terperinciLAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1
L A M P I R A N 79 LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1 80 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Nama sekolah : SD N Blotongan 01 Mata pelajaran Kelas/semester
Lebih terperinciBAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Page1 BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA I. Perjuangan Bersenjata Setelah Perang Pasifik, Indonesia ditangani oleh Pasukan Sekutu yang bernama Allied Forces
Lebih terperinciPROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI
www.bimbinganalumniui.com 1. Setelah kabinet Amir Syarifuddin jatuh, atas persetujuan presiden KNIP memilih Hatta sebagai Perdana Menteri. Jatuhnya Amir Syarifuddin membuat kelompok kiri kehilangan basis
Lebih terperinciMASA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT
MASA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT Nama Kelompok 1. Anisa Khafida (14144600207) 2. Rahardhika Adhi Negara (14144600182) 3. Zafitria Syahadatin (14144600195) a) Strategi perjuangan bangsa Indonesia secara
Lebih terperinciBAB 3 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN. Kata Kunci
BAB 3 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN AN INDONESIA Tujuan Pembelajaran Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang perjuangan rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Setelah mempelajari
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya
Lebih terperinciPERJUANGAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh MAYA AZMI SUNDARI NIM
PERJUANGAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh MAYA AZMI SUNDARI NIM 080210302030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciKONFERENSI INTER-INDONESIA TAHUN 1949: WUJUD KONSENSUS NASIONAL ANTARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN BIJEENKOMST VOOR FEDERAAL OVERLEG
KONFERENSI INTER-INDONESIA TAHUN 1949: WUJUD KONSENSUS NASIONAL ANTARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN BIJEENKOMST VOOR FEDERAAL OVERLEG Widhi Setyo Putro Arsip Nasional Republik Indonesia Jl. Ampera Raya Cilandak
Lebih terperinciLATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit )
Langkah untuk mendapatkan kunci jawaban dan pembahasan download di Latihan Soal CPNS Sejarah (Perjuangan Bangsa Kode D) ferryandriyanto, S. Pd. 1. Kekecewaan Kahar Muzakar karena keinginannya menggabungkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas
PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas jajahan masih di bawah kekuasaan Kerajaan Belanda. Setelah
Lebih terperinciLampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
LAMPIRAN 70 71 Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 72 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : SD Negeri Salatiga 02 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester
Lebih terperinciSistem Pemerintahan Negara Indonesia semenjak 1945
Sistem Pemerintahan Negara Indonesia semenjak 1945 Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme
Lebih terperinciSMP. 1. Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara 2. Susunan ketatanegaraan suatu negara 3. Pembagian & pembatasan tugas ketatanegaraan
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) KONSTITUSI YANG PERNAH BERLAKU A. Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia Konstitusi (Constitution) diartikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini
BAB V KESIMPULAN Periode 1946-1949 merupakan periode perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya dari kekuasaan penjajah Belanda. Pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan oleh Belanda
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1. Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya konfik antara Indonesia dengan Belanda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan Indonesia mendapat gangguan dari pihak Belanda. Hal ini terbukti dengan adanya pasukan Belanda yang ikut membonceng pasukan sekutu. Belanda ingin menjajah
Lebih terperinciSEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM KTSP 2006 & K-13
Kurikulum 2006/2013 Kelas XII Sejarah PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI BERBAGAI DAERAH II SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM KTSP 2006 & K-13 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Menganalisis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan
Lebih terperinciPERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI
PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciSEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA
SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SUMBER PENELITIAN SEJARAH DOKUMEN / ARSIP BENDA / PRASASTI PELAKU SEJARAH SISTEM PRA KEMERDEKAAN PENJAJAHAN
Lebih terperinciSD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 1. PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI WiLAYAH INDONESIALatihan Soal 1.1
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 1. PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI WiLAYAH INDONESIALatihan Soal 1.1 1. Provinsi pertama di Indonesia terbentuk berdasarkan hasil sidang... BPUPKI MPR PPKI DPR
Lebih terperinciUlangan Formatif Keempat
Ulangan Formatif Keempat Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan SEMESTER DUA Kelas : VI ( Enam ) 1. Berilah tanda silang (x) pada huruf jawaban yang paling benar! 1. Indonesia menjadi pelopor gerakan
Lebih terperinciBAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN
BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN A. Latar Belakang Terjadinya Agresi Militer Belanda I Pada tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Republik Indonesia telah diproklamirkan. Perseteruan antara pihak
Lebih terperinciDari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.
Nama kelompok : Achmad Rafli Achmad Tegar Alfian Pratama Lulu Fajar F Nurul Vita C Kelas : XII TP2 1. Perhatikan penyataan-pernyataan berikut. 1. Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maya Nurhasni, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyerahnya Jepang terhadap Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 telah menandai akhir Perang Dunia II. Dalam situasi demikian, tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno
Lebih terperinciKeywords: Role Mohamad Roem, In Negotiations Roem-Royen
ROEM MOHAMAD ROLE IN INDONESIA DIPLOMACY 1924 UP TO 1968 Compiled by: Nove Irovani Marbun 1, Ridwan Melay 2, Tugiman 3 History Education program Teachers Training and Education Faculty - Riau University
Lebih terperinciEbook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:
SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda
Lebih terperinciBAB VII PERJANJIAN LINGGARJATI DAN RENVILLE
BAB VII PERJANJIAN LINGGARJATI DAN RENVILLE Bab ini akan membahas mengenai upaya penyelesaian konflik Indonesia dan Belanda melalui perjanjian Linggarjati dan perjanjian Renville, kedua perjanjian tersebut
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun
BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)
Lebih terperinciPERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI ( ) RINGKASAN SKRIPSI
PERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI (1946-1949) RINGKASAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciTES FORMATIF SEBELUM UJI VALIDITAS (PRETEST) : SD Mangunsari 05 Salatiga. Hari/Tanggal : Kamis, 31 Maret Nama/No :
LAMPIRAN 88 89 TES FORMATIF SEBELUM UJI VALIDITAS (PRETEST) Nama Sekolah Kelas/Semester Mata pelajaran : SD Mangunsari 05 Salatiga : VI/2 : Ilmu Pengetahuan Sosial Hari/Tanggal : Kamis, 31 Maret 2016 Waktu
Lebih terperinciHUBUNGAN INDONESIA BELANDA PASCA KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) TAHUN
HUBUNGAN INDONESIA BELANDA PASCA KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) TAHUN 1949-1962 SKRIPSI Oleh Abdul Adim NIM 090210302063 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jauh Sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, kerajaan-kerajaan lokal di Nusantara sudah melakukan hubungan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jauh Sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, kerajaan-kerajaan lokal di Nusantara sudah melakukan hubungan diplomasi antar satu kerajaan dengan kerajaan lainnya
Lebih terperinciMODUL KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA MATERI : KEHIDUPAN POLITIK MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA
MODUL KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA MATERI : KEHIDUPAN POLITIK MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA Fredy Hermanto, S. Pd., M.Pd. PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil Perjanjian Komisi Meja Bundar antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1949 masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia
Lebih terperinciKEMBALI MENGULANG DALAM RANGKA MENGULITI MITOS RI HASIL BUATAN SOEKARNO DENGAN KELOMPOK UNITARIS RI-NYA Ahmad Sudirman Stockholm - SWEDIA.
Stockholm, 17 Agustus 2007 Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalamu'alaikum wr wbr. KEMBALI MENGULANG DALAM RANGKA MENGULITI MITOS RI HASIL BUATAN SOEKARNO DENGAN KELOMPOK UNITARIS RI-NYA Ahmad Sudirman Stockholm
Lebih terperinciBAB III PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA PETA KONSEP KATA KUNCI
BAB III PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia PETA KONSEP MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
Lebih terperinciPERUNDINGAN ROEM-ROIJEN DALAM PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1949
PERUNDINGAN ROEM-ROIJEN DALAM PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1949 U. Runalan Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP-UNIGAL artefak@unigal.ac.id ABSTRAK Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi Pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya setelah hampir 350 tahun hidup sebagai negara
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN
62 LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN 63 64 LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN PENELITIAN 65 66 LAMPIRAN 3 SURAT KETERANGAN UJI INSTRUMEN 67 68 LAMPIRAN 4 RPP SIKLUS 1 RPP SIKLUS 2 69 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu di Eropa dan menyerahnya Jepang kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk
Lebih terperinciHISTORY OF THE REPUBLIC OF INDONESIA STATES (RIS) TO RETURN TO THE UNITARY STATE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA (NKRI)
1 HISTORY OF THE REPUBLIC OF INDONESIA STATES (RIS) TO RETURN TO THE UNITARY STATE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA (NKRI) 1949-1950 Slamet Kabul Budiarto*, Drs. Ridwan Melay, M.Hum**, Asril, M.Pd*** Slametkabul_budiarto@yahoo.com,
Lebih terperinciULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL SMP NEGERI 37 SEMARANG TAHUN PELAJARAN
ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL SMP NEGERI 37 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015-2016 MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS : IX HARI/TANGGAL : WAKTU : PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah lebih dahulu nama,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas V masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Data Awal Hasil Belajar IPS Siswa Data awal yang diperoleh peneliti melalui observasi siswa dan wawancara dengan guru kelas, diketahui
Lebih terperinciBab 6. Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 6 Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Akhirnya, kalian telah sampai pada materi pembelajaran bab terakhir di kelas IX. Tentunya pengalaman belajar kalian sudah semakin lengkap setelah mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan
Lebih terperinciPerang Paderi Bonjol (Sumatera barat) Tuanku Imam Bonjol (Peto Syarif/Mohammad Shahab)
RANGKUMAN SEJARAH NASIONAL TEST TKD CPNS Perjuangan Rakyat Indonesia Melawan Penjajahan Belanda Perang perjuangan Periode Lokasi Tokoh Perang Rakyat Maluku 1817 Saparua dan pulau-pulau Pattimura (Thomas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : XII/1 Standar : 1. Menganalisis Perjuangan sejak Proklamasi hingga Lahirnya 1.1. Menganalisis
Lebih terperinciSOAL CPNS SEJARAH.
SOAL CPNS SEJARAH Petunjuk! Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Salah satu akibat yang dapat dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai akibat penyebaran agama Islam, yaitu a. Pelestarian kesenian
Lebih terperinciBAB II STRATEGI GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN HASIL BELAJAR KELAS V
BAB II STRATEGI GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN HASIL BELAJAR KELAS V A. Kajian Pustaka Penelitian tentang strategi Group Investigation (GI) telah dilakukan sebelumnya oleh Yunita Haffidianti (073511036),
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. SIMPULAN Salah satu keputusan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan di Den Haag pada tanggal 23 Agustus sampai 2 September 1949 adalah kedudukan Irian Barat
Lebih terperinciMATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 5 OLEH: TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA 9 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang. Kemudian dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Zyunbi Iinkai)
Lebih terperinciPRESIDEN SYAFRUDDIN PRAWIRANEGARA. Oleh: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH.
Ketua PDRI Syafruddin Prawiranegara PRESIDEN SYAFRUDDIN PRAWIRANEGARA Oleh: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. Syafruddin Prawiranegara tercatat menjadi Ketua PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Belanda bermaksud mengembalikan kekuasaanya. Upaya ini ditunjukan melalui jalur diplomasi di Perserikatan
Lebih terperinciBAB III PROSES JALANNYA DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. keberadaan Republik Indonesia. Keinginan Belanda bercokol di Indonesia
BAB III PROSES JALANNYA DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA A. Proses Jalannya Diplomasi Berbagai pertempuran lokal yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia merupakan sebuah wujud perlawanan
Lebih terperinciPERAN SRI SUSUHUNAN PAKUBUWONO XII DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA ( ) TUGAS AKHIR SKRIPSI
PERAN SRI SUSUHUNAN PAKUBUWONO XII DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA (1945-1949) TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciSoal soal Sejarah perbedaan pendapat golongan tua dan muda tentang proklamasi aman dari ancaman Pemerintah Jepang
Soal soal Sejarah 1. Sebab terjadinya Peristiwa Rengasdengklok adalah.... a. pertentangan Soekarno dan M. Hatta b. pertentangan Soekarno dengan Jepang c. Jepang menghalangi proklamasi d. Rengasdengklok
Lebih terperinci3. Rangkuman Materi IPS Kelas IX Bab 3 Semester 1 (Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI) USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
3. Rangkuman Materi IPS Kelas IX Bab 3 Semester 1 (Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI) USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA A. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konflik antara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperincie. Senat diharuskan ada, sedangkan DPR akan terdiri dari gabungan DPR RIS dan Badan Pekerja KNIP;
UUDS 1950 A. Sejarah Lahirnya Undang-Undang Sementara 1950 (UUDS) Negara Republik Indonesia Serikat yang berdiri pada 27 Desember 1949 dengan adanya Konferensi Meja Bundar, tidak dapat bertahan lama di
Lebih terperinciBAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA
BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Pembentukan BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) Pembentukan PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai) Peristiwa Rengasdengklok Perumusan Teks
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. faktor yang mempengaruhi didirikannya Bank Indonesia. Faktor yang paling
137 BAB V KESIMPULAN Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam bab sebelumnya. Terdapat beberapa hal yang penulis
Lebih terperinciPERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI ( ) SKRIPSI
PERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI (1946-1949) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciSemua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini
SEJARAH INDONESIA; dari Proklamasi sampai Orde Reformasi, oleh Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd.; Dr. I Ketut Margi, M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp:
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam
BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam peneltian ini peneliti dapat melihat bahwa, Menteri Luar Negeri Ali Alatas melihat Timor Timur sebagai bagian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non
23 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskrisi Teori 1. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Kreativitas menurut Suryobroto (2009: 191) adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 1)
LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 1) I. Satuan Pendidikan : SDN Lempuyangan I Yogyakarta Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : V (lima) / II (dua) Pertemuan ke- :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.
Lebih terperinciPERANAN SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX DALAM MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN RI PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA KEDUA ( ) SKRIPSI
PERANAN SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX DALAM MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN RI PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA KEDUA (1948-1949) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciPERANAN MOHAMAD ROEM DALAM POLITIK NASIONAL INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh. Shintanin Navis NIM
1 PERANAN MOHAMAD ROEM DALAM POLITIK NASIONAL INDONESIA TAHUN 1945-1949 SKRIPSI Oleh Shintanin Navis NIM 090210302094 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi
Lebih terperinciTranskrip wawancara dengan kepala sekolah SMA N 1 Teladan Yogyakarta
90 Lampiran 3. Transkrip wawancara Transkrip wawancara dengan kepala sekolah SMA N 1 Teladan Yogyakarta Identitas Informan Nama : Rudy Prakanta, S.Pd., M.Eng. Jenis Kelamin : laki-laki Pekerjaan : Kepala
Lebih terperinciPASANG SURUT PERAN POLITIK MASYUMI DALAM PEMERINTAHAN ( ) Insan Fahmi Siregar. Abstract PENDAHULUAN
PASANG SURUT PERAN POLITIK MASYUMI DALAM PEMERINTAHAN (1945-1960) Insan Fahmi Siregar Abstract liberal democracy era, Masyumi members had seats in parliament and the party supplied prime ministers Key
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA)
Lebih terperinciNugroho Notosusasnto, Norma-Norma dalam Penulisan Sejarah, Jakarta: Departemen Pertahanan dan Keamanan, 1971, hlm. 17.
Pendahuluan Sejarah hubungan sipil-militer di Indonesia telah mengalami pasang surut dalam beberapa periode dimulai sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, selama revolusi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/MA. : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : XII/1 Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak
Lebih terperinciDINAMIKA BADAN PERMUSYAWARATA FEDERAL (BFO) MENUJU KEDAULATAN INDONESIA
DINAMIKA BADAN PERMUSYAWARATA FEDERAL (BFO) MENUJU KEDAULATAN INDONESIA Rizqie Novita Sari Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya E-Mail: nrizqie@yahoo.co.id Sugiharti
Lebih terperinciH. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI
PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI Pasal 2 (3) dari Piagam PBB Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa
Lebih terperinciBAB III KABINET HATTA I MENGHADAPI KONDISI DALAM NEGERI DAN DUNIA INTERNASIONAL. Pada tanggal 16 Februari 1948, Perdana Menteri Mohammad Hatta
BAB III KABINET HATTA I MENGHADAPI KONDISI DALAM NEGERI DAN DUNIA INTERNASIONAL A. Program Kerja Kabinet Hatta I Pada tanggal 16 Februari 1948, Perdana Menteri Mohammad Hatta berpidato di muka sidang Badan
Lebih terperinci